Anda di halaman 1dari 13

KERESAHAN MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM

MENYELESAIKAN STUDI DI ERA COVID-19

Sultan Sakri
Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Makassar
e-mail: sultansakri1@gmail.com

ABSTRAK

Ditengah wabah virus covid-19 ini sangat berdampak terhadap perekonomian dan
pendidikn diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu dampak pandemi COVID-19
ialah terhadap pendidikan yang mengarah kepada penutupan luas sekolah, pondok
pesantren bahkan universitas. untuk memutus rantai penyebaran virus corona ini
pemerintah membuat berbagai kebijakan, diantaranya pembatasan social berskala besar
(PSBB), physical distancing dan social distancing sehingga segala aktifitas pembelajaran
dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan
dalam jaringan internet. wabah virus corona ini juga sangat berdapak terhadap
mahasiswa tingkat akhir yang dihadapkan berbagai macam hambatan dalam mengerjakan
tugas akhir. Covid-19 menimbulkan berbagai keresahan terhadap mahasiswa tingkat akhir
dalam menyelesaikan study. Bimbingan online, kesulitan mencari referensi, penelitian
online bahkan keresahan memikirkan perpanjangan semester adalah merupakan
keresahan utama yang dirasakan oleh mahasiwa tingkat akhir yang berada pada tahap
penyelesaian study. Berbagai upaya telah dilakukan mahasiswa untuk mengatasi
keresahan tersebut, mulai dari meminta subsidi kuota dan pengurangan UKT kepada pihak
kampus. Selain itu untuk mempermudah penulisan skripsi meminta bimbingan secara
langsung karena bimbingan secara online bukanlah hal mudah.
Kata Kunci: Keresahan, Mahasiswa, Covid 19
ABSTRACT
The virus in the midst of the co-19 epidemic greatly affected the economy and
education throughout the world, including Indonesia. One of the impacts of the COVID-19
pandemic for education is that it is associated with large schools, Islamic boarding schools
and even universities. To break the chain of transmission of this corona virus the
government makes various policies, regulates large-scale social policies (PSBB), physical
alignment and social alignment so that all learning activities are carried out boldly by
using various services provided for the internet. This corona virus outbreak is also very
important for final year students who are confronted with various kinds of final
assignments. Covid-19 caused various concerns about the final year students in completing
their studies. Online tutoring, difficulty in finding references, online research and even the
anxiety of spending a semester are the main concerns received by final-level students in
accordance with the completed studies. Various attempts were made by students to
overcome the unrest, starting to ask for quota subsidies, and asking UKT to the campus.
In addition to facilitate discussion, the thesis asks for direct guidance because online
guidance provides convenience.
Kata Kunci : Covid 19, unrest, collage student.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru
untuk dikembangkan dan diperoleh untuk menghadapi tantangan yang ada sesuai dengan
perkembangan zaman. Pendidikan hendaknya mengarah pada upaya pembentukan
manusia yang tanggap terhadap lingkungan dan peka terhadap perubahan zaman.
Disamping itu, pendidikan juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan potensi
siswa sebagai subjek pembelajaran. Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting
dalam mengupayakan peningkatan sumber daya manusia, yang mampu menjadi penerus
dan pelaksana pembangunan di segala bidang. Dalam Undang-Undang Republik indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara”

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk kelangsungan hidup


manusia sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan
dalam mencapai tujuan pendidikan secara umum. Pendidikan merupakan salah satu elemen
terpenting bagi kemajuan suatu negara (hasbullah. 2013). Oleh karena itu, pendidikan
menjadi kebutuhan mendasar bagi sebuah bangsa. Pendidikan yang ada sekarang harus
disesuaikan dengan perkembangan zaman, yaitu pendidikan tidak hanya mengutamakan
kecerdasan intelektual saja, namun kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional juga
menentukan bagi keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan (Angraeny & Awaru, 2018).
Namun dipenghujung tahun 2019 hingga saat ini wabah virus coron melanda dunia,
begitu pula Indonesia. Segala aktivis menjadi terganggu akibat adanya virus ini. Salah satu
dampak pandemi covid-19 ialah terhadap pendidikan di seluruh dunia, yang mengarah
kepada penutupan luas sekolah, madrasah dan juga universitas. UNESCO (United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization) pada 4 Maret 2020 menyarankan
penggunaan pembelajaran jarak jauh dan membuka platform pendidikan yang dapat
digunakan sekolah dan guru untuk menjangkau peserta didik dari jarak jauh dan membatasi
gangguan pendidikan (UNESCO, 2020). Sehubungan dengan perkembangan tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) turut mengambil kebijakan
sebagai panduan dalam menghadapi penyakit tersebut di tingkat satuan pendidikan
(Kemendikbud, 2020). Untuk memutus rantai penyebaran virus corona ini pemerintah
membuat berbagai kebijakan, pembatasan social berskala besar (PSBB), physical
distancing dan social distancing sehingga segala aktifitas pembelajaran atau perkuliahan
dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan dalam
jaringan internet. Dengan kuliah yang dilakukan secara daring menyebabkan banyak
keresahan bagi mahasiswa terutama mahasiswa yang tinggal di pedesaan yang minim akses
jaringan untuk mengikuti perkuliahan secara daring. Terlebih lagi mahasiswa tingkat akhir
yang dikejar deadline kelulusan namun tersendak adanya corona virus ini.
Mahasiswa menjalani masa kuliah selama 3 sampai 7 tahun, dan akan mengakhiri
masa kuliah dengan menyusun skripsi sebagai syarat kelulusan. Kesulitan-kesulitan
penyusunan tugas akhir mahasiswa tingkat akhir sering dirasakan sebagai suatu beban yang
sangat berat, hal itu dikarenakan sulitnya berinteraksi dengan dosen-dosen pembimbing
untuk mendapat arahan penulisan tugas akhir (A. O. Awaru & Syukur, 2019). Dengan
konsultasi yang dilakukan secara daring ini juga dapat menimbulkan rasa malas dan
kurangnya motivasi untuk mengerjakan tugas akhir. Pada kenyataannya, dengan
bimbingan online ini menimbulkan banyak kesulitan dalam mengerjakan tugas akhir.
Kesulitan yang dirasakan berupa konsultasi revisi-revisi yang dilakukan secara online,
kesulitan mendapatkan referensi, dan lamanya umpan balik dari dosen pembimbing ketika
konsultasi secara online.
Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menguraikan bagaimana bentuk
keresahan mahasiswa tingkat akhir ditengah wabah virus corona serta bagaimana
mengatasi keresahan mahasiswa tingkat akhir.

PEMBAHASAN
A. Bentuk keresahan mahasiswa tingkat akhir
Ilmiyah (2020) mengemukakan bahwa Covid-19 merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar
Coronavirus yang dapat menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus
biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle
East Respiratory Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). COVID-
19 sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada
tahun 2019.
Menurut Agus Purwanto, Dkk. (2020) Pandemi COVID-19 merupakan suatu krisis
kesehatan yang pertama dan terutama di dunia. Begitu Banyak negara menutup sekolah,
madrasah, perguruan tinggi dan universitas. Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) menjadi
gusar dengan adanya fakta tersebut. Organisasi Internasional yang bermarkas di New York,
AS, itu menangkap bahwa pendidikan menjadi salah satu sektor yang begitu terdampak
oleh virus corona. Parahnya lagi, hal itu terjadi dalam tempo yang cepat dan skala yang
luas.
Berdasarkan laporan ABC News 7 Maret 2020, penutupan sekolah terjadi di lebih
dari puluhan negara karena wabah COVID-19. Menurut data Organisasi Pendidikan,
Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), setidaknya ada 290,5 juta siswa di seluruh
dunia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah yang ditutup.
Penyebaran virus corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia ekonomi yang
mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia pendidikan.
Khusus di Indonesia sendiri pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana
terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini
dengan jumlah waktu 91 hari . Langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk
dapat menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan
gerakan Social Distancing. (Koesmawardhani. 2020). Konsep social distancing
menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi Covid-
19 seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, dan
tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain, menghindari pertemuan massal
Tetapi banyak masyarakat yang tidak menyikapi hal ini dengan baik, seperti contohnya
pemerintah sudah meliburkan para siswa dan mahasiswa untuk tidak berkuliah atau
bersekolah ataupun memberlakukan bekerja didalam rumah, namun kondisi ini malahan
dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk berlibur. (CNN Indonesia.2020).
Virus Corona juga telah mewabah di Indonesia sejak awal Maret hingga saat ini 28
juni 2020 terdapat 54.010 kasus positif terkonfimasi tersebar di 34 provinsi dan 415
kabupaten/kota (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, 2020).
Dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 telah mengubah berbagai aspek
kehidupan manusia terutama dalam aspek pendidikan. (Dani prabowo. 2020)
Kebijakan yang diambil oleh termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh
aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan
alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa
melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Saat ini di
Indonesia, beberapa kampus dan sekolah mulai menerapkan kebijakan kegiatan belajar
mengajar dari jarak jauh atau kuliah online. Semua orang lantas mengambil jarak demi
memutus rantai penularan COVID-19. Tempat-tempat ibadah kini mulai terlihat sepi,
agenda-agenda massa dihilangkan, karena SARS-CoV-2 pula istilah ‘Work From Home’
(WFH) jadi melejit. Belum cukup, sekolah dan kampus ikut didaringkan. Lengkap sudah,
virus corona juga memberikan dampak serius di sektor pendidikan, baik di Indonesia
maupun secara global. pemerintah mengumumkan Ujian Nasional (UN) di tahun ini resmi
ditiadakan. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga setingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA). Pemerintah telah meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk tahun 2020. (Adib
Rifqi Setiawan , 2020).
Menurut Wijono sutarto (2020) Korban akibat wabah covid-19, tidak hanya
pendidikan di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Stanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, tetapi juga
perguruan tinggi. Seluruh jenjang pendidikan dari sekolah dasar/ibtidaiyah sampai
perguruan tinggi (universitas) baik yang berada dibawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI maupun yang berada dibawah Kementerian Agama RI semuanya
memperoleh dampak negatif karena pelajar, siswa dan mahasiswa “dipaksa” belajar dari
rumah karena pembelajaran tatap muka ditiadakan untuk mencegah penularan covid-19.
Padahal tidak semua pelajar, siswa dan mahasiswa terbiasa belajar melalui Online. Apalagi
guru dan dosen masih banyak belum mahir mengajar dengan menggunakan teknologi
internet atau media sosial terutama di berbagai daerah. (Wijono sutarto. 2020).
Dengan adanya covid-19 ini, memaksa untuk mengharuskan elemen pendidikan
untuk mempertahankan pembelajaran secara online. hal ini mendesak untuk melakukan
inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang tersedia untuk mendukung proses
pembelajaran. bahkan Praktik yang biasanya bertatap muka kini mengharuskan pendidik
maupun peserta didik untuk berinteraksi dan melakukan transfer pengetahuan secara
online. Herliandry, L.D, dkk. (2020), Pembelajaran online menunjukkan bahwa internet
dan teknologi mampu merombak cara penyampaian pengetahuan (pembelajaran) dan
menjadi salah satu alternative pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.
Pembelajaran online dapat memanfaatkan platform berupa aplikasi, website, jejaring social
maupun learning management system (A. O. T. Awaru, 2016). Berbagai platform tersebut
dapat dimanfaatkan untuk mendukung transfer pengetahuan yang didukung berbagai
teknik diskusi dan lainnya.
Adapun kelebihan dalam melakukan pembelajaran online, salah satunya adalah
meningkatkan kadar interaksi antara mahasiswa dengan dosen atau tenaga pendidik,
dengan pembelajaran online ini, kuliah dapat dilakukan dimana dan kapan saja (time and
place flexibility), Menjangkau peserta didik (mahasiswa) dalam cakupan yang luas
(potential to reach a global audience), dan mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran, Dengan teknologi informasi ini dapat berperan sebagai
media yang menyediakan antara mahasiswa dan dosen, sumber belajar dan sarana untuk
meng-efesiensikan evaluasi pembelajaran. (Windhiyana, E. 2020). Adapun beberapa
kelemahan dari kuliah online menurut rusmono, yaitu : (1). Program ini memerlukan
jaringan dan koneksi internet yang stabil, terutama pada saat melakukan proses
pembelajaran online dan mengerjakan tes. (2) Sistem evaluasi dalam bentuk essay test tidak
fleksibel dalam pemeriksaan. (3) Dengan sistem evaluasi yang dilakukan secara online,
memungkinkan siswa/mahasiswa mengerjakan tes dengan bekerjasama. (Rusmono. 2018).
Pembelajaran online juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah
kendala layanan jaringan internet. Setelah kebijakan belajar dirumah diberlakukan,
kebanyakan mahasiswa memilih untuk pulang kampung. Tak sedikit mahasiswa yang
bertempat tinggal di pedesaan yang minim layanan internet. Mereka merasa kesulitan
untuk mengikuti pembelajaran secara online karena sinyal yang didapat lemah bahkan
terkadang tidak ada. Hal ini membuat banyak mahasiswa terkadang terlambat mendapatkan
informasi perkuliahan dan mengumpul tugas kuliah. Selain ketersediaan layanan internet,
tantangan lain yang harus dihadapi adalah kendala biaya. Mahasiswa harus mengeluarkan
biaya lebih untuk membeli kuota data internet. Menurut mahasiswa, pembelajaran yang
dilakukan secara online yang dilaksanakan dalam bentuk konferensi video menghabiskan
kuota yang sangat banyak.
Dampak dari covid 19 ini juga sangat terasa kepada mahasiswa yang berada di
tahap tingkat akhir. Mahasiswa merasa kebingungunan untuk mengerjakan tugas akhir
karena terhalang kebijakan pemerintah mengenai perkuliahan yang dilakukan secara
daring. Skripsi merupakan salah satu syarat kelulusan mahasiswa, namun ditengah-tengah
pendemi ini untuk mengerjakan tugas akhir ini merupakan beban yang sangat berat. Hal
ini menimbulkan keresahan bagi mahasiswa tingkat akhir. Berikut beberapa kesulitan dan
keresahan mahasiswa tingkat akhir ditengah pendemi ini :
1. Resah bimbingan secara online
Firman (2020), Demi tugas akhir yang baik, mahasiswa harus melakukan
bimbingan kepada dosen. Namun akibat adanya gerakan physical distancing,
mahasiswa terpaksa melakukan bimbingan dari rumah dengan mengndalkan internet
atau secara online. terkadang Bimbingan secara online ini merupakan salah satu
masalah bagi mahasiswa. dikarenakan koneksi internet yang buruk. Meskipun
terdengar mudah namun bimbingan secara online ini tidak dapat memenuhi rasa ingin
tahu mahasiswa terhadap skripsinya. Mahasiswa beranggapan bimbingan secara online
tidaklah cukup, mereka membutuhkan penjelasan langsung secara verbal dari dosen
pembimbing mengenai kekurangan dalam penulisan tugas akhir. Komunikasi melalui
aplikasi pesan instan yang disediakan oleh kelas-kelas virtual tidak mampu
memberikan penjelasan menyeluruh mengenai materi dan masukan-masukan dari
dosen pembimbing.
2. Sulitnya mencari referensi
Firman (2020) mengemukakan bahwa pada umumnya Mahasiswa tingkat akhir
membutuhkan banyak referensi berupa buku-buku,dll untuk mengerjakan tugas akhir.
Ditengah wabah pendemi ini memaksa mahasiswa hanya mengandalkan internet untuk
mengakses referensi-referensi. Meskipun teknologi sudah semakin maju, mahasiswa
tingkat akhir tetap saja butuh perpustakaan untuk mencari referensi yang relevan
dengan skripsinya. Seperti yang kitau ketahui bersama tidak semua buku yang
dibutuhkan mahasiswa dapat diakses melalui internet. Mahasiswa bisa saja membeli
buku dengan mudah, namun ditengah kondisi seperti ini perekonomian semakin
melemah sehingga tidak semua mahasiswa dapat membeli buku yang dibutuhkan.
3. Kendala Penelitian secara langsung
Untuk melakukan penelitian skripsi, tidak semua penelitian dapat dilakukan
secara online. Setiap mahasiswa memiliki pengerjaan skripsi dan penelitian yang
berbeda-beda. Tidak semua metode penelitian dan pengumpulan data dapat dilakukan
secara online. Khususnya mahasiswa yang berasal dari jurusan keguruan, mahasiswa
tingkat akhir jurusan keguruan perluh datang langsung ke sekolah untuk melakukan
pengamatan secra langsung untuk mendapatkan informasi terkait skripsinya. Salah satu
contoh penelitan yang dilakukan oleh Ariani Nursyam dengan judul “ upaya guru dalam
mengatasi kenakalan siswa di SMAS Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
selayar”. Penelitian ini tidak bisa dilakukan secara online dikarenakan perlunya
observasi secara langsung di sekolah guna mendapat informasi terkait upaya guru
mengatasi kenakalan siswa.

4. Resah memikirkan deadline kelulusan (perpanjangan semester)


Dengan ketidakpastian akan berakhirnya pendemi ini membuat mahasiswa
tingkat akhir merasa was-was. Disamping sulitnya menyelesaikan tugas akhir karena
adanya pendemi ini, mahasiswa dihantui perpanjangan semester untuk menyelesaikan
study. Apabila tidak mampu menyelesaikan kuliah tepat waktu otomatis mengambil
semester tambahan. Biaya yang harus dikeluarkan menjadi keresahan lain bagi para
mahasiswa, yang dimana perekonomian selama pendemi ini semakin menurun.
B. Solusi mengatasi keresahan mahasiswa dalam penyelesaian study
1. Meminta subsidi kuota internet kepada pihak kampus
Wabah covid-19 membawa dampak yang signivikan terhadap masyarakat
Indonesia. Tidak hanya sector kesehatan dan ekonomi. Pendidikan juga ikut merasakan
terkena dampaknya. Seperti yang terjadi di lingkup kampus, khususnya kalangan
mahasiswa itu sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran alternative yang dilaksanakan
pada masa darurat covid-19 adalah pembelajaran secara online. pembelajaran yang
dilakukan secara online dilaksanakan dalam bentuk konferensi video menghabiskan
kuota yang sangat banyak. Tak dapat dipungkiri bahwa problem mendasar mahasiswa
yaitu perihal kuota akses internet. Peran pihak kampus menjadi salah satu harapan
untuk menyelesaikan masalah yang dialami mahasiswa. Salah satu solusi alternative
yang diberikan pihak kampus untuk membantu mahasiswa dalam menjalankan kuliah
online adalah memberikan subsidi kuota atau pengurangan pmbayaran SPP bagi
seluruh mahasiswa. Dengan adanya subsidi kuota dari pihak kampus bisa sangat
membantu mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan. Terlebih lagi mahasiswa tingkat
akhir sangat terbantu dengan adanya subsidi kuota internet untuk modal bimbingan dan
mencari referensi melalui layanan internet.
2. Meminta bimbingan secara langsung (offline)
Ditengah ganasnya pendemi ini, tugas akhir bagi mahasiswa tingkat akhir
menjadi menegangkan karena harus tetap berjalan meski dilakukan secara daring.
mahasiswa semester akhir dipaksa untuk bimbingan secara online. Seperti yang kita
ketahui bahwa bimbingan secara online bukanlah yang mudah, mahasiswa tingkat
akhir merasa sulit karena tidak dapat berkonsultasi secara langsung atau tatap muka.
Mahasiswa berharap adanya keringanan dengan bimbingan secara langsung karena
mahasiswa merasa tidak leluasa dalam bimbingan online. Koneksi jaringan yang tidak
stabil dan keterbatasan bahasa tulis membuat mahasiswa kurang puas dengan
bimbingan dari rumah.
3. Penelitian secara online
Perkembangan internet sudah membawa banyak perubahan di dalam penelitian.
Akses internet telah memberikan kemudahan bagi para peneliti untuk dapat meneliti
secara online untuk mengatasi kendala dalam penelitian secara langsung selama covid-
19 ini. Setiawan (2011) berpendapat bahwa Pemanfaatan penelitian secara online telah
semakin mudah dilakukan dengan adanya software survei online bersifat open source
yang mudah dipelajari dan digunakan serta dapat dipakai secara gratis.
4. Meminta keringanan atau pembebasan SPP atau UKT
Hingga saat ini corona virus masi saja menjadi ujian berat bagi seluruh elemen
masyarakat, terutama mahasiswa yang sudah berada pada tingkat akhir atau tahap
penyusunan skripsi. Segala urusan penyelesaian study sangatlah terganggu selama
maraknya pendemi covid 19 ini. Bukan hanya beban penyelesaian tugas akhir, tetapi
juga beban pikiran mengenai biaya perkuliahan apabila berlanjut hingga semester
depan. Selama pendemi ini, semua ekonomi makin melemah, segala fasilitas dan
layanan kampus tidak lagi dirasakan oleh mahasiswa. selain itu, terkhusus mahasaiswa
tingkat akhir sudah tidak menjalankan perkuliahan pada seperti semester awal sehingga
sangat miris apabila harus membayar UKT secara full.. Hal ini merupakan salah satu
alasan buat para mahasiswa untuk meminta keringanan bahkan pembebasan UKT
semester selanjutnya.
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan dari uraian diatas, yaitu:
1. Sejumlah mahasiswa merasa kesulitan mengerjakan tugas akhir karena pendemi
covid-19 yang mendera Indonesia sejak maret 2020. Mahasiswa kebingungan
menyelesaikan tugas akhir karena terhalang kebijakan physical distancing.
Berbagai masalah dihadapi mahasiswa tingkat akhir dalam penyelesaian study
selama pendemi ini, yaitu : a) Resah bimbingan online; b)Sulitnya mencari
referensi, c) Kendala penelitian secara langsung; d) Resah memikirkan
perpanjangan semester.
2. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa solusi, yaitu : Meminta subsidi kuota
internet kepada pihak kampong; Meminta bimbingan secara langsung (offline)
Penelitian secara online; Meminta keringanan atau pembebasan SPP atau UKT

DAFTAR PUSTAKA
Adib Rifqi Setiawan , 2020. Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran Jarak
Jauh Topik Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19). Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020.

Agus Purwanto, Dkk. 2020, journal of education pshycology and conseling. Volume 2
Nomor 1 (2020) ISSN Online : 2716-4446

Angraeny, N., & Awaru, A. O. T. (2018). Upaya Guru Sosiologi Dalam Mengatasi
Hambatan Penerapan Model-Model Pembelajaran Di Sma Negeri Kabupaten
Polewali Mandar. Jurnal Sosialisasi, 74–78.
Awaru, A. O., & Syukur, M. (2019). Dialectics of Student Conflict in Makassar State
University. International Conference on Social Science 2019 (ICSS 2019). Atlantis
Press.
Awaru, A. O. T. (2016). Merokok Dalam Perspektif Pelajar. Literacy Institute.
Banggur, M. D. V., Situmorang, R. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended
Learning pada Mata Pelajaran Etimologi Multimedia. JTP - Jurnal Teknologi
Pendidikan, 20(2), 152–165.
CNN Indonesia. Maret 2020. Mengenal Social Distancing sebagai Cara Mencegah Corona.
CNN Indonesia. Diunduh dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20200314102823-255-483358/mengenal-social-distancing-sebagai-cara-
mencegah-corona

Dani Prabowo, dkk. (2020, juni 27) UPDATE: Bertambah 1.198, Kasus Covid-19 di
Indonesia Kini Ada 54.010. compas.com. diunduh dari
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/28/15424161/update-bertambah-1198-
kasus-covid-19-di-indonesia-kini-ada-54010?page=all

Firman, & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19.


Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2),81–89.

Herliandry, L.D, dkk. 2020. Pembelajaran pada masa pendemi. Jurnal teknologi
pendidikan. Vol 22 No 1, April 2020

Hasbullah. 2013. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm.4
Ilmiyah, S. 2020. Menjawab Tantangan Virus Corona. Dikutip pada juni 28, 2020, dari
YouTube alobatnic: https://youtu.be/SPdc4WT8BCg.

Koesmawardhani, N. W. (2020, Maret 17). Pemerintah Tetapkan Masa Darurat Bencana


Corona hingga 29 Mei 2020. Detiknews. Diunduh dari
https://news.detik.com/berita/d-4942327/pemerintah-tetapkan-masa-darurat-
bencana-corona-hingga-29-mei-2020

UNESCO. (2020, Maret 4). 290 million students out of school due to COVID-19: UNESCO
releases first global numbers and mobilizes response. Dipetik juni 28, 2020, dari
UNESCO: https://en.unesco.org/news/290million-students-out-school-due-covid-
19unesco-releases-first-global-numbers-andmobilizes.

UNESCO. (2020, Maret 4). 290 million students out of school due to COVID-19: UNESCO
releases first global numbers and mobilizes response. Dipetik juni 28, 2020, dari
UNESCO: https://en.unesco.org/news/290million-students-out-school-due-covid-
19unesco-releases-first-global-numbers-andmobilizes.

Wijono sutarto. 2020. Optimisme Dengan Problem Focused Coping Pada Mahasiswa Yang
Sedang Mengerjakan Tugas Akhir. Jurnal edukatif : jurnal imu pendidikan. Vol. 2
No. 1 April 2020 Halaman 15-22

Windhiyana, E. 2020. Dampak covid-19 terhadap kegiatan pembelajaran online di sebuah


perguruan tinggi Kristen di indonesia. Jurnal Perspektif Ilmu Pendidikan, 34(1), 1
- 8.
Setiawan. 2011. Survey online : panduan praktis bagi praktisi dan akademisi. Jakarta: PT
Elex Media komputindo.

Anda mungkin juga menyukai