Anda di halaman 1dari 25

JUDUL KARYA TULIS:

PENGARUH JEJARING SOSIAL TERHADAP PERILAKU BELAJAR


PESERTA DIDIK SMP DAAR EL SALAM

PENULIS
NAMA

: IQBAL FAHRI

NRM

: 20147270254

KELAS

: IB MIPA EKSTENSI A

KARYA TULIS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS


PADA MATA KULIAH TEORI, PROSES, KONTEKS SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA


SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2014/2015
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia,
khususnya

perkembangan

mempermudah

akses

menghubungkan

internet

informasi

setiap

orang

dan

sebagai

sarana

komunikasi

diberbagai

belahan

yang
dunia,

sangatlah pesat. Biaya untuk mengaksesnya pun semakin


murah,

provider

internet

semakin

gencar

bersaing

dalam

menawarkan tarif yang lebih murah untuk para pelanggannya.


Akses wi-fi (wireless fidelity) sangat mudah didapat bila kita
berkunjung ke pusat-pusat keramaian, bahkan di lingkungan
sekolah dengan gratis. Warung-warung internet (warnet) pun
semakin marak dengan biaya akses yang bisa dikatakan murah.
Pesatnya

perkembangan

teknologi

informasi

dan

komunikasi atau yang dikenal dengan istilah Information and


Communication Technology (ICT), telah merambah berbagai
bidang

kehidupan

tidak

terkecuali

bidang

pendidikan

dan

pengajaran. Di sisi lain dengan adanya ICT proses transfer


informasi dapat dilakukan kapan saja tanpa terikat ruang dan
waktu. Jenis serta komposisi media social online di dunia virtual
sangat beragam, antara lain jejaring sosial (Facebook, Friendster,
Linkedln, BBM, line, wechat dan sebagainya), microblogging
platform (Twitter, Plurk, Koprol, Facebook, dan lain-lain), jejaring
berbagi foto serta video (Flickr, Instagram, Youtube, path dan
sebagainya), Podcast, Chat rooms, Message board, Forum,
Mailing list, serta masih banyak lainnya.

Oleh karena itu pasti terdapat dampak negatif dan positif


jejaring sosial. Dan dampak negatif dari situs jejaring sosial,
pengaruhnya mulai dirasakan dalam dunia pendidikan. Dampak
terburuk dalam dunia pendidikan yang mungkin dihasilkan dari
situs jejaring sosial adalah mulai menurunnya motivasi dan
prestasi belajar peserta didik sehingga bukannya tidak mungkin
akan berpengaruh terhadap perilaku belajar peserta didik.
Motivasi adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh
siswa demi mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Jika
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran telah
menurun, bagaimana prestasi belajar yang baik dapat dicapai?
Bukan tidak mungkin bahwa sesuatu yang bertujuan baik pada
awalnya mempunyai sisi keburukan pada akhirnya.
Seperti yang kita bahas saat ini bahwa situs jejaring sosial
merebak

di

mana-mana,

bahkan

setiap

saat

kita

selalu

membicarakannya. Banyak masalah yang ditimbulkan jejaring


sosial di kehidupa nyata, terlebih dampak nyatanya pada dunia
pendidikan. Motivasi belajar peserta didik kini menurun, prestasi
belajarnyapun menurun, dan minat siswa untuk mengikuti
pelajaran juga mulai mengalami penurunan. [1]
Pengguna internet pun semakin meluas, tidak hanya
kalangan atas yang bisa menggunakannya, kini seluruh lapisan
masyarakat bisa mengaksesnya, seiring semakin mudahnya
mengakses internet melalui laptop, bahkan perangkat telepon
genggam.
Dengan demikian jejaring sosial ini selain memberikan
banyak dampak positif dan juga negatif bagi penggunanya,
khususnya yang akan dibahas disini Pengaruh jejaring sosial
terhadap perilaku belajar peserta didik.

2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah-masalah sebagai berikut:
a. Jejaring sosial dapat membawa pengaruh positif dan
negatif bagi pengunanya.
b. Seberapa besar pengaruh jejaring sosial terhadap prestasi
belajar peserta didik?

c. Bagaimana pola perilaku peserta didik dalam pemanfaatan


situs jejaring sosial?
3. Ruang Lingkup
Karena luasnya cakupan masalah pada penelitian ini, maka
dilakukan pembatasan. Ruang lingkup dalam penelitian ini
dibatasi hanya dilakukan terhadap peserta didik pada tingkat
menengah pertama (SMP) Daar el Salam.
Penelitian ini digunakan untuk:
a) Mengetahui implikasi dampak jejaring sosial terhadap prestasi
belajar,
b) Serta bagaimana pola perilaku belajar peserta didik dalam
pemanfaatan situs jejaring sosial
4. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun hasil dari
penelitian ini diharapkan berguna untuk:
a. Untuk mengetahui pengaruh jejaring sosial terhadap minat
belajar dan implikasinya terhadap prestasi belajar peserta
didik tingkat menengah pertama (SMP) Daar el Salam.
b. Untuk mengetahui bagimanakah perilaku/akhlaq siswa
terhadap penggunaan jejaring sosial pada

kehidupan

sehari-hari.
c. Informasi

bagi

peranannya

guru

untuk

dalam

rangka

memotivasi

belajar

meningkatkan
siswa

guna

mencapai prestasi yang baik.


d. Bahan

referensi

bagi

peneliti

selanjutnya

dalam

mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pendidikan


nasional dan tentang pemanfaatan teknologi informasi.

e. Dapat memberikan pandangan kepada peserta didik untuk


memanfaatkan tekhnologi global connection (internet)
dengan sebaik mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN

1. LANDASAN TEORI
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari
elemen-elemen
menunjukan

individual

jalan

atau

dimana

organisasi.

mereka

Jejaring

berhubungan

ini

karena

kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari


sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor
J.A. Barnes di tahun 1954.
Jejaring sosial sebenarnya bentuk baru komunitas di
Internet yang saling terhubung dengan cepat. Ini berbeda
dengan jejaring soSial lima tahun yang lalu yang mungkin lebih
dikenal sebagai forum diskusi , chat, messenger atau milis
dimana

pola

komunikasinya

terbatas

hanya

dalam

forum

tersebut saja. Disebut jejaring karena kemampuannya untuk


saling terhubung dengan cepat antara satu domain komunitas
dengan komunitas lainnya. Misalnya, kalau kita gunakan tools
status di Plurk.com, maka status kita dapat didistribusikan ke
facebook, tumblr, twitter, multiply. Bahkan ada yang seolah-olah
menjadi

konsolidator

semua

domain

komunitas

sehingga

fungsinya lebih praktis. [2]


Awalnya, kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari
keinginan untuk

menghubungkan orang-orang dari

seluruh

belahan dunia. Sixdegrees.com tercatat sebagai situs jejaring


sosial pertama yang muncul di internet pada tahun 1997 diikuti

oleh lunarstorm, live journal, Cyworld dan Ryze.com yang


berfungsi untuk menyebarkan informasi secara searah. Namun
semuanya

tak

sesuai

harapan

sampai

akhirnya

muncul

Friendster pada tahun 2002. Pada awalnya, Friendster dibuat


sebagai situs perjodohan di dunia maya dan dikhususkan bagi
anak muda untuk saling berkenalan mencari teman dengan
sesama anggota Friendster yang lain.
Setelah kehadiran Friendster, muncul lagi beberapa situs
jejaring sosial dengan ciri khas masing-masing seperti Flickr
untuk berbagi foto, YouTube untuk berbagi video, MySpace yang
kebanyakan diisi untuk mempromosikan band-band baru sampai
Facebook

yang

sangat

populer

sampai

kini.

Kemunculan

Facebook pada tahun 2006 lalu dapat menggeser dominasi


Friendster dan MySpace, karena memiliki tampilan yang lebih
modern.
Pada tahun 2009, kembali muncul sebuah situs jejaring
sosial

bernama

Twitter

dengan

fitur

yang

berbeda

dan

berlangsung satu arah. Twitter mengaplikasikan sistem yang


diberi nama follow-unfollow, dimana kita dapat mengetahui
update kegiatan terbaru dari teman yang kita follow saja. Twitter
kini mulai mengejar popularitas Facebook karena tampilannya
yang sederhana. [3]
Karena jejaring social seperti facebook dan twitter sangat
populer sekarang ini. Perkembangan teknologi dapat membuat
berkomunikasi secara terbuka dan tidak terbatas apapun itu
dengan menggunakan teknologi jejaring sosial kita sudah dapat
berkomunikasi dengan teman kita atau kenalan baru. Di balik
sesuatu hal pasti terdapat akibatnya baik dampak positif maupun
dampak negatif.

Beberapa efek positif yang dihasilkan oleh situs jejaring sosial


adalah:
a. Sebagai media penyebaran informasi: Informasi yang up to
date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring sosial.
Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita
telah bisa menikmati informasi tersebut.
b. Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan
sosial:

Mengasah

keterampilan

teknis

dan

sosial

merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi agar bisa


bertahan hidup dan berada dalam neraca persaingan diera
modern seperti sekarang ini.
c. Memperluas jaringan pertemanan: Dengan menggunakan
jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja,
bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari
berbagai penjuru dunia. Kelebihan ini bisa kita manfaatkan
untuk

menambah

wawasan,

bertukar

pikiran,

saling

mengenal budaya dan ciri khas daerah masing-masing.


Sedangkan pengaruh negatif yang ditimbulkan yaitu:
a. Kejahatan dunia maya (cyber crime):
Seiring

berkembangnya

teknologi,

berkembang

pula

kejahatan. Didunia internet, kejahatan dikenal dengan


nama cyber crime.
b. Melemahkan dan menurunkan sensitifitas :
Penurunan
menurunnya

sensitifitas

yang

tingkat

simpati

dimaksud
dan

disini

empati

adalah

seseorang

terhadap dunia nyata. Merenggangkan dan mengabaikan

sesuatu yang terjadi disekitarnya dan lebih memilih untuk


memperhatikan sesuatu yang terjadi didunia maya.
c. Berkurangnya Waktu Belajar Siswa/ Pengguna menjadi
kurang bersosialisasi:
Hal ini sudah jelas, karena dengan mengakses internet dan
membuka situs jejaring sosial siswa akan lupa waktu,
sehingga yang dikerjakannya hanyalah itu-itu saja.
d. Tingkat

kriminalitas

yang

meningkat,

seperti

kasus

penculikan, penipuan, pornografi, dan lain-lain. [4]


Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa
sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui
kegiatan belajar. Lantas, apa sesungguhnya belajar itu?
Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari
para ahli :
1. Moh. Surya (1997) : belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
2. Witherington (1952) : belajar merupakan perubahan
dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai polapola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
3. Crow & Crow dan (1958) : belajar adalah diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
4. Hilgard (1962) : belajar adalah proses dimana suatu
perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena
adanya respons terhadap sesuatu situasi
9

5. Di Vesta dan Thompson (1970) : belajar adalah


perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman.
6. Gage & Berliner : belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku yang yang muncul karena pengalaman
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci
dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya
(1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan
disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan
hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya
semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat,
dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi
pendidikan.

Dia

menyadari

bahwa

dia

sedang

berusaha

mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah


belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya
telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan
Psikologi Pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya

pengetahuan

atau

keterampilan

yang

dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan


dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga,
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu,
akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan
keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah
10

belajar Psikologi Pendidikan tentang Hakekat Belajar. Ketika dia


mengikuti

perkuliahan

Strategi

Belajar

Mengajar,

maka

pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang Hakekat


Belajar

akan

dilanjutkan

dan

dapat

dimanfaatkan

dalam

mengikuti perkuliahan Strategi Belajar Mengajar.


3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh :
seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka
pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan
dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan
perilaku

dirinya

sendiri

maupun

mempelajari

dan

mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia


menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan

perilaku

yang

terjadi

bersifat

normatif

dan

menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa


sebelum
bahwa

belajar
dalam

tentang

dalam

mempertimbangkan

Psikologi

Prose

Pendidikan

Belajar

Mengajar

perbedaan-perbedaan

menganggap
tidak

perlu

individual

atau

perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun


setelah

mengikuti

pembelajaran

Psikologi

Pendidikan,

dia

memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip prinsip


perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan
individu jika dia kelak menjadi guru.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan
aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin
memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan,
11

maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca


dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan
teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar
cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam
dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer,
maka

penguasaan

keterampilan

mengoperasikan

komputer

tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa


tersebut.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang
ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar
psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang
pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan
keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan
dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan
tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif
dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi
Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.


Perubahan

perilaku

belajar

bukan

hanya

sekedar

memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh


pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya,
mahasiswa

belajar

tentang

Teori-Teori

Belajar,

disamping
12

memperoleh informasi atau pengetahuan tentang Teori-Teori


Belajar, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang
guru

menguasai

memperoleh

Teori-Teori

keterampilan

Belajar.

dalam

Begitu

menerapkan

juga,

dia

Teori-Teori

Belajar.
Menurut
perubahan

Gagne
perilaku

(Abin
yang

Syamsuddin
merupakan

Makmun,

hasil

2003),

belajar

dapat

berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk
verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya
pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan
sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam
melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan
menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan
simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan
intelektual adalah kecakapan dalam membedakan
(discrimination), memahami konsep konkrit, konsep
abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat
dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan
pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya.
Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu
kemampuan mengendalikan ingatan dan cara cara
berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan
intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran,
sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada
proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan
individu untuk memilih macam tindakan yang akan
dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam

13

diri individu yang akan memberikan kecenderungan


vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa,
didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang
menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa
kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa
hasil belajar akan tampak dalam :
1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkalikali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau
struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan
penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang
meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu
memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi.
3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan
memberi arti rangsangan yang masuk melalui inderaindera secara obyektif sehingga peserta didik mampu
mencapai pengertian yang benar.
4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara
mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan
menggunakan daya ingat.
5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsipprinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan kritis seperti bagaimana (how) dan
mengapa (why).
6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk
bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan
keyakinan.
7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu.

14

9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan


perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang,
benci, was-was dan sebagainya.

2. METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode sebagai berikut:
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Daar el Salam.
a. Waktu penelitian: penelitian ini dilakukan mulai tanggal 27
s.d. 31 Oktober 2014.
b. Sumber data: Sumber data dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas IX A dan C.
Metode pengumpulan data
a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari referensi-referensi
yang berkenan yang berhubungan dengan topik, baik dari
penelitian yang dilakukan sebelumnya yang dijelajah dari
internet.

b. Pengumpulan data
Untuk memperoleh data penelitian yang baik, maka
metode

pengumpulan

mengumpulkan

data

data

secara

dilakukan

langsung

yaitu

dengan
dengan

memberikan kuisioner kepada peserta didik kelas IX A dan


C.
c. Penulis menyebarkan kuisioner kepada peserta didik kelas
IX A dan C. Kuisioner tersebut menggunakan 60 orang
responden sebagai sampel pengujian. Pertanyaan yang
diajukan meliputi lama mengakses internet dan manfaat
dari jejaring sosial, kemudahan mengakses internet, serta

15

pengaruh jejaring sosial tersebut terhadap perilaku belajar


peserta didik.
Penelitian yang sejenis
Penelitian sejenis pernah dilakukan yaitu:
a. Penelitian yang dilakukan oleh JRC European Commission,
dan Romina Cachia tentang Social Computing: Study on the
Use and Impact of Online Social Networking. The European
Commissions Joint Research Centre menjalankan skema
penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk membangun
kompetensi dalam bidang ilmiah strategis yang relevan.
Salah satu yang dipilih proyek pada IPTS. [5]
b. Penelitian yang dilakukan oleh saudara Bernike Purba,
program studi TI fakultas komputer dan Teknologi Informasi
Univ.Sumatera Utara. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh situs jejaring sosial terhadap perilaku manusia
dan kehidupan dalam bermasyarakat serta memberikan
informasi damak positif dan negative situs jejaring sosial.
[6]
c. Penelitian ini berjudul Twitter Dan Tingkat Keterbukaan Diri
(Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet
Terhadap

Tingkat

Keterbukaan

Diri

pada

Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera


Utara).

Penelitian

ini

bertujuan

sejauhmana hubungan antara

untuk

mengetahui

Twitter dengan tingkat

keterbukaan diri di kalangan mahasiswa FISIP USU, yang


ditulis oleh Budi Tarigan. [7]
d. Contoh skripsi pendidikan IPS, Friday, July 13, 2012 ,
(KODE : PEND-IPS-0038) : Skripsi Implikasi Situs Jejaring
Sosial Facebook Terhadap Prestasi Belajar Siswa [8]

16

3. HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian (penyebaran kuesioner) akan dibahas pada
subbab berikut ini.
a. Lama mengakses jejaring sosial dan Manfaat jejaring
sosial
Hal pertama yang akan diukur dalam penelitian ini adalah lama
mengakses jejaring sosial dan manfaat jejaring sosial. Faktor
pertama adalah kemudahan mengakses internet (i). Semakin
mudah mengakses internet (i), maka kemungkinan waktu untuk
bermain jejaring sosial (E) juga semakin mudah. Jika sulit
mengakses internet, maka waktu untuk mengakses jejaring
sosial akan semakin kecil.
Tabel 1. Hasil perhitungan Lama mengakses jejaring sosial dan
manfaat jejaring sosial.
NO

BUTIR PERTANYAAN

.
1.

Untuk

2.

jejaring sosial yang anda punya?


Apa kelebihan jejaring sosial yang

3.

anda punya?
Berapa
lama

anda

mengakses

4.

jejaring sosial?
Berapa
lama

anda

melakukan

apa

anda

aktifitas belajar?
Total
Keterangan:

memanfaatkan

50

30

10

10

10

10

40

10

45

90

65

63

21

1. A = Pertemanan, B = Aktivitas Belajar , C = Mengisi waktu


luang , D = lainnya
2. A = interaktif dilengkapi fitur chat, gambar, suara, dan video,
dan lokasi aktifitas; , B = dilengkapi dengan fitur chat,
gambar, suara, dan video , C =dilengkapi dengan fitur chat,

17

gambar dan suara, D = dilengkapi dengan fitur chat dan


gambar.
3. A = Sangat sering, B = Sering, C = Kadang-kadang, D =
Jarang
4. A = Sangat sering, B = Sering, C = Kadang-kadang, D =
Jarang
60
50
40
B

10

La
m

ak
se
s

20

Ke
gu
na
an

30

Kesimpulan di atas adalah peserta didik memanfaatkan jejaring


sosial yang mereka miliki yaitu sebagian besar menjawab untuk
melakukan aktivitas pertemanan, alasannya karena kemudahan
dalam menggunakan aplikasi jejaring sosial tersebut untuk
pertemanan. Sedangkan untuk lama mengakses jejaring sosial
sangat mempengaruhi aktivitas belajar mereka.
Tabel 2. Hasil perhitungan Kemudahan Dalam Mengakses
Internet
Kadan
NO
.

BUTIR PERTANYAAN

Tida

Jaran

g-

Serin

kadan

g
1.

Apakah anda sering


mengakses internet

49

18

2.

Apakah anda memiliki


kemudahan dalam

3.

54

50

40

10

mengakses internet di

45

dalam kelas?
Total

24

61

215

mengakses internet
Apakah anda
menggunakan handphone
(HP) untuk mengakses

4.

internet?
Apakah anda pergi ke
tempat yang menyediakan
hotspot (caf, resto, dsb)
dan/atau warung internet
(warnet) agar dapat

5.

mengakses internet?
Apakah anda sering

60
50
40
30
20
10
0

Tidak
Jarang
Kadang-Kadang
Sering

Dari jawaban di atas, didapati hasil bahwa peserta didik selalu


mengakses internet, dan memiliki kemudahan untuk mengakses

19

internet dikarenakan mereka menggunakan handphone yang


dapat mengaksesnya. Sehingga penggunaan handphone untuk
mengakses internet di dalam kelas juga semakin mudah.
Tabel 3. Hasil perhitungan Pengaruh Jejaring Sosial
Kadan
NO
.

BUTIR PERTANYAAN

Tida

Jaran

g-

Serin

kadan

g
1.

Apakah anda mempunyai

2.

account di jejaring sosial?


Apakah anda sering
mengakses jejaring sosial

3.

50

10

10

10

30

15

35

17

15

25

10

40

47

23

35

180

jejaring sosial?
Apakah anda sering
mengakses jejaring sosial

5.

tersebut?
Apakah anda sampai lupa
waktu saat mengakses

4.

10

tersebut di dalam kelas?


Apakah jejaring sosial
tersebut mempengaruhi
aktivitas belajar anda?
Total

20

20%
15%

31%
16%

18%

Account
medsos

Akses medsos

Lupa waktu

Akses di dalam
kelas

Pengaruh
aktivitas
belajar

Dari jawaban dapat diketahui bahwa sebagian besar atau di atas


95% responden mempunyai account di jejaring sosial dan
mereka sering mengakses jejaring sosial yang mereka miliki.
Tetapi hampir 55% responden menghabiskan waktu mereka
sampai lupa waktu dalam mengakses jejaring sosial.
Dari 60 responden rata-rata mereka pernah mengakses
jejaring sosial di dalam kelas sebesar 45%, namun kebanyakan
dari mereka jarang menggunakannya di dalam kelas. Sehingga
dapat ditarik

kesimpulan

bahwa

jejaring

sosial

berpotensi

mempengaruhi perilaku belajar. Sehingga dapat mempengaruhi


prestasi belajar mereka.

21

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan pengujian pada model yang telah dibangun


diatas, didapati kesimpulan sebagaimana berikut:
a. Kemudahan mengakses internet, mempengaruhi perilaku
peserta didik dalam mengakses internet di dalam kelas.
b. Dari

penelitian

yang

diuji,

jejaring

sosial

berpotensi

mempengaruhi perilaku belajar peserta didik karena mereka


sampai lupa waktu dalam mengakses jejaring sosial tersebut,
sehingga mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
c. Jejaring sosial merupakan faktor menurunnya perilaku belajar
serta prestasi belajar peserta didik.
2. Saran
Saran
dilakukan

yang
diatas

kesimpulannya

diberikan
terlihat

jejaring

adalah

hasil

sosial

pada

yang

di

pengujian
dapat

mempengaruhi

yang

ternyata

perilaku

dan

prestasi belajar peserta didik tingkat menengah pertama (SMP)


Daar el Salam. Ini merupakan hasil yang perlu dicermati serta
disikapi dengan mengedukasi peserta didik untuk memanfaatkan
akses internet untuk peningkatan prestasi belajarnya, jejaring
sosial

tidak

digunakan

hanya

untuk

untuk

pertemanan

menunjang

aktifitas

tetapi
belajar,

juga
yang

dapat
akan

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Karena jejaring


sosial banyak menawarkan fitur yang memungkinkan materi ajar
dipelajari dengan mudah.

22

23

DAFTAR PUSTAKA
[1] Andhika, I Made (2009). Dampak Game Berbasis Cloud
Computing

(GAME

FACEBOOK)

Terhadap

aktivitas

Belajar

Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia .


Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2
[2]

Ridwan.

Sejarah

Jejaring

Sosial

Halaman.

Tersedia:

http://www.ridwanforge.net/blog/jejaring-sosial-social-networking
[3] Wildbit. 200. Social Networks Research Report Halaman.
Tersedia: http://wildbit.com/wildbit-sn-report.pdf
[4] Ridho 2010. Dampak Negatif Situs Jejaring Sosial Terhadap
Motivasi Dan Prestasi Abdullah, Muhaimin. (07 August 2011).
Dampak Positif dan Negatif Jejaring Sosial. [Online]. 1 Halaman.
Tersedia:

http://media.kompasiana.com/new-

media/2011/08/07/dampak-positif-dan-negatif-jejaring-sosial/
Diakses 2 Februari 2013.
[5] JRC European Commission, 2008 Social Computing: Study on
the Use and Impact of Online Social Networking. Halaman.
Tersedia: http://ftp.jrc.es/EURdoc/JRC48650.pdf
[6] Bernike Purba 2013. Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Jejaring
Sosial Terhadap Perilaku Manusia. [Online]. Halaman. Tersedia:
http://bernikepurba.blogspot.com/2013/04/karya-tulis-ilmiahpengaruh-jejaring.html
[7] Budi Tarigan 2012. Twitter dan Tingkat Keterbukaan Diri
(Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap
Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara) [Online]. Halaman.
Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33351/7/Cover.p
df
[8] Susanti. (2012, 13 July). Implikasi Situs Jejaring Sosial
Facebook terhadap Prestasi Belajar Siswa". [Online]. Tersedia:

24

http://gudangmakalah.blogspot.com/2012/07/skripsi-implikasisitus-jejaring-sosial.html . Diakses tanggal 14 Desember 2012.


[9] Mulyaningsih, Ani. Rahma, Rosita [6 September 2012] Aturan
Penulisan Daftar Pustaka. [Online] 13 Halaman. Tersedia:
http://www.slideshare.net/aniiecutezz/penulisan-daftar-pustaka
[9]

25

Anda mungkin juga menyukai