SUSUNAN REDAKSI
1. Pelindung: Dr. Anita Dewi Prahastuti Sujoso, S.KM., M.Sc.
2. Penasehat: Mury Ririanty, S.KM., M. Kes.
3. Pimpinan Umum: Puspita Ayu Antari
4. Pimpinan Redaksi: Dea Agnar Pradita
5. Redaktur Pelaksana: Niken Ayu Pramesthi
6. Layouter: Niken dan Elen
7. Naskah: Rifka, Hilda, Farah, dan Mia
Selama masa pandemi, sebagian besar masyarakat menggunakan
media sosial sebagai media komunikasi dan sumber informasi. Akan
tetapi, penggunaan media sosial yang berlebihan berpotensi untuk
menimbulkan gangguan kesehatan mental berupa Social Media
Fatigue atau kelelahan media sosial. Kelelahan saat menggunakan
media sosial ditandai dengan kecenderungan menarik diri dari media
sosial, memiliki perasaan cemas saat membaca sebuah informasi
dengan sumber yang tidak jelas dan mengalami kelelahan saat
berinteraksi secara online. Salah satu variabel yang diduga
memengaruhi social media fatigue adalah kelebihan informasi yang
melebihi kapasitas individu dalam memproses informasi. Intensitas
kelebihan informasi, dapat membebani kondisi psikologi individu,
sehingga berujung pada social media fatigue.
Contoh nyata dari Kak Afif yang telah dilakukan untuk mencegah
Fenomena Social Media Fatigue dengan Promosi Kesehatan Berbasis
Literasi Digital diantaranya yaitu memiliki akun sosial media yang
khusus digunakan untuk melakukan edukasi kepada masyarakat
seperti memberikan konten tentang kesehatan serta poster/gambar
yang mengandung pesan-pesan kesehatan. Selain itu Kak Afif juga
mengajak mahasiswa dalam membuat konten edukasi dengan
menerapkan tugas perkuliahan dengan memanfaatkan sosial media,
sehingga mahasiswa yang diajar dapat lebih belajar mengemas
informasi secara informatif dan menarik untuk dibagikan.
Selalu ingat bahwa, Kita tidak bisa mengendalikan orang lain,
yang perlu kita kendalikan adalah diri kita sendiri dan sebelum
merubah orang lain kita harus berkaca pada diri sendiri terlebih dahulu.
Mungkin kita sering merasa terganggu ketika ingin menikmati media
sosial dan mendapati konten yang tidak sesuai dengan keinginan kita,
tapi kita harus ingat bahwa kita tidak bisa mengendalikan mereka.
Jadi, yang harus dikendalikan adalah konten yang kita keluarkan
harus lebih bermanfaat sehingga orang lain tidak merasakan
kejenuhan dan terganggu dengan konten yang kita bagikan.
Yuk berkontribusi dalam mencegah terjadinya fenomena Social
Media Fatigue dengan menciptakan konten edukatif yang positif dan
berikan nilai-nilai positif kepada orang-orang yang mengikuti kita.
Sosial media adalah jembatan berbasis internet yang
menghubugkan creator dan audience. Sosial media sangat penting
karena semua promisi dapat dilakukan melalui sosial media. Efek
positif sosial media dapat menjandi motivasi maupun inspirasi bagi
masyarakat luas. Selain itu sosial media dapat menjadi sebuah wadah
bisnis modal agensi untuk membantu perusahaan, UMKM, korporat,
pemerintah dalam konsultasi promosi produk dengan pra project. Efek
negatif bukan bosan dengan sosial media tetapi dengan
pekerjaannya.
Naik turunnya semangat itu hal biasa, kita tidak selalu perlu
semangat untuk menjalankan tugas kita yang dierlukan
adalah konnsistensi. Berkarir itu seperti makan ketoprak
dimana ketika makan kita bisa dengan krupuk (semangat),
kita bisa makan dengan dengan krupuk maupun tidak,
hanya saja dengan krupuk jadi lebih enak. Cara belajar
konsisten dengan menerima rasa pahit, akui kesalahan
atau masalah yang ada, dan jangan lihat kanan kiri
(membandigkan dengan kesuksesan orang lain).
Amira Aisyah_Universitas Jember_ Kapan pertama kali dan
kenapa kakak mendapatkan ide prject?