Anda di halaman 1dari 4

MENTAL HEALTH DI ERA SOSIAL MEDIA

MENGURAI DAMPAK NEGATIF DAN SOLUSI


Oleh
Ni Luh Rina Septiani
Jurusan Pendidikan Dasar FIP Undiksha

Dalam era digital yang semakin maju seperti sekarang ini, media sosial telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Perkembangan teknologi yang
pesat telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi satu sama
lain, baik dalam lingkup personal maupun sosial. Namun, seiring dengan
perkembangan ini, muncul pula pertanyaan mengenai dampaknya terhadap
dinamika interaksi sosial dan kesehatan mental. Media sosial, seperti Facebook,
Instagram, dan Twitter, telah mengubah cara kita berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang lain. Kini, kita bisa dengan mudah terhubung dengan teman-teman,
keluarga, dan orang-orang di seluruh dunia hanya dengan beberapa klik. Namun, di
balik kemudahan ini, terdapat perubahan yang signifikan dalam cara kita
berinteraksi secara langsung. Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah
penurunan kualitas interaksi sosial secara offline. Ketergantungan kita pada media
sosial dapat mengurangi waktu yang kita habiskan untuk bertemu dan berinteraksi
secara langsung dengan orang lain. Kita seringkali lebih memilih untuk terhubung
secara virtual, daripada menghadiri acara atau pertemuan secara fisik. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan dalam kemampuan kita untuk membentuk hubungan yang
kuat dan bermakna dengan orang lain. Selain itu, penggunaan media sosial juga
dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental kita. Di dunia maya, kita
seringkali terpapar dengan gambar-gambar dan cerita yang terlihat sempurna dan
bahagia dari kehidupan orang lain. Hal ini dapat membuat kita merasa tidak puas
dengan kehidupan kita sendiri dan menyebabkan rasa rendah diri atau kecemasan.
Selain itu, tekanan untuk terus memperoleh "likes" dan pengakuan dari orang lain
di media sosial juga dapat mempengaruhi kesehatan mental kita secara negatif.
Pengaruh negatif media sosial terhadap kesehatan mental telah menjadi
topik yang hangat dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa dampak
negatif media sosial terhadap kesehatan mental. Pertama, salah satu dampak negatif
media sosial adalah meningkatnya risiko gangguan mental seperti depresi dan
kecemasan. Pengguna media sosial sering merasa terjebak dalam perbandingan
sosial dan kebutuhan untuk selalu tampil sempurna di hadapan orang lain. Hal ini
dapat menyebabkan perasaan rendah diri, tidak puas dengan diri sendiri, dan
akhirnya memicu gangguan mental. Selain itu, media sosial juga dapat memicu
perasaan kesepian dan isolasi sosial. Meskipun media sosial dirancang untuk
menghubungkan orang-orang, namun seringkali kita merasa lebih terhubung secara
virtual daripada secara nyata. Ketergantungan pada media sosial dapat mengurangi
interaksi sosial yang sehat dan mengarah pada perasaan kesepian dan isolasi.
Selanjutnya, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu tidur dan
istirahat yang cukup. Banyak orang yang menjadi kecanduan media sosial dan
menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggulir berita feed mereka,

1
menyebabkan gangguan tidur dan kurangnya istirahat yang berkualitas. Kurang
tidur dan kurang istirahat dapat berdampak negatif pada kesehatan mental,
termasuk peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Selain itu, media sosial juga
dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Menyaksikan berbagai konten yang
tidak selalu positif di media sosial, seperti konflik, perundungan, atau berita negatif,
dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkelanjutan. Terpapar terus-
menerus dengan konten negatif ini dapat merusak kesehatan mental kita.
Kesehatan mental seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di era
media sosial. Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi kesehatan mental
seseorang di era media sosial, yaitu Perbandingan Sosial, Cyberbullying,
Penggunaan yang Berlebihan, Kurangnya interaksi langsung, Kehilangan privasi.
Faktor-faktor ini mungkin mempengaruhi kesehatan mental seseorang di era media
sosial, namun setiap individu dapat meresponsnya dengan cara yang berbeda.
Penting untuk menjaga keseimbangan dalam penggunaan media sosial dan
mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan mental yang baik.
Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, Adapun beberapa solusi dan
upaya pemulihan yang bisa di lakukan, yang pertama tetapkan batasan waktu harian
untuk menggunakan media sosial. Hindari penggunaan yang berlebihan dan
luangkan waktu untuk kegiatan lain yang bermanfaat, kedua periksa dan atur
pengaturan privasi di akun media sosial Anda. Batasi akses orang lain terhadap
informasi pribadi anda, ketiga pilihlah akun yang memberikan konten positif dan
inspiratif untuk diikuti. Hindari mengikuti akun yang memicu perasaan negatif atau
tidak sehat, keempat jika mengalami cyberbullying, segera laporkan dan blokir
pengguna yang melakukan tindakan tersebut. Jangan terlibat dalam balas dendam
atau membalas komentar negatif, kelima fokus pada interaksi sosial di dunia nyata.
Terlibat dalam kegiatan sosial, seperti bergabung dengan klub atau organisasi,
untuk memperluas jaringan sosial anda, keenam jangan membandingkan diri Anda
dengan orang lain di media sosial. Ingatlah bahwa apa yang ditampilkan di media
sosial hanyalah potongan kecil dari kehidupan seseorang dan tidak mencerminkan
realitas secara keseluruhan, ketujuh jika Anda merasa terbebani oleh penggunaan
media sosial, cari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan
mental. Bicarakan perasaan anda dan cari bantuan jika diperlukan. Dengan
mengimplementasikan solusi dan upaya pemulihan ini, diharapkan dapat
membantu menjaga kesehatan mental di era sosial media. Setiap individu memiliki
pengalaman yang berbeda, jadi penting untuk mencari pendekatan yang sesuai
dengan kebutuhan dan situasi anda sendiri.
Penggunaan media sosial memang memiliki dampak negatif terhadap
kesehatan mental, terutama pada remaja. Beberapa inisiatif telah dilakukan untuk
mengatasi masalah ini. Adapun contoh inisiatif yang berhasil menangani masalah
kesehatan mental akibat penggunaan media sosial ini adalah Pendidikan dan
Kesadaran. Beberapa organisasi dan lembaga telah melakukan kampanye
pendidikan dan kesadaran tentang penggunaan yang sehat dan bertanggung jawab
terhadap media sosial. Mereka menyediakan informasi tentang risiko dan dampak
negatif penggunaan media sosial yang berlebihan, serta memberikan saran tentang

2
cara mengelola waktu dan interaksi online dengan bijak. Lalu selanjutnya ada
Program Pembatasan, beberapa sekolah dan institusi telah menerapkan program
pembatasan penggunaan media sosial di lingkungan mereka. Program ini bertujuan
untuk mengurangi paparan remaja terhadap media sosial yang berlebihan dan
mendorong mereka untuk lebih fokus pada kegiatan sosial dan akademik yang
sehat. Dukungan Psikologis, banyak lembaga kesehatan mental dan organisasi non-
profit telah menyediakan dukungan psikologis bagi individu yang mengalami
masalah kesehatan mental akibat penggunaan media sosial. Mereka menawarkan
konseling, terapi, dan dukungan emosional untuk membantu individu mengatasi
stres, kecemasan, dan depresi yang mungkin timbul akibat penggunaan media sosial
yang tidak sehat. Kampanye kesadaran remaja telah diluncurkan untuk
mengedukasi mereka tentang dampak negatif penggunaan media sosial yang
berlebihan. Kampanye ini menggunakan pendekatan yang relevan dan menarik bagi
remaja, seperti video pendek, poster, dan ceramah interaktif, untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang pentingnya menjaga kesehatan mental saat
menggunakan media sosial. Kolaborasi platform media sosial untuk
mengimplementasikan fitur dan kebijakan yang mendukung kesehatan mental
pengguna. Misalnya, platform media sosial dapat menyediakan fitur pengingat
waktu penggunaan, filter konten yang berpotensi merugikan, dan sumber daya
dukungan kesehatan mental yang mudah diakses.
Salah satu strategi khusus yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan mental melalui penggunaan media sosial yang bertanggung jawab adalah
mengembangkan kampanye "Detox Digital" yang mengedukasi tentang kebutuhan
akan istirahat dari media sosial secara teratur. Ini dapat melibatkan, challenge
offline time yang mengajak individu untuk mengambil tantangan untuk
menghabiskan waktu tanpa media sosial selama periode tertentu, workshops dan
seminar. Menyelenggarakan workshop atau seminar secara daring atau tatap muka
untuk memberikan keterampilan mengelola stres, memperbaiki kesehatan mental,
dan mengurangi penggunaan yang berlebihan di media sosial dan mengadakan
kampanye positif di media sosial seperti menggalakkan penggunaan positif media
sosial dengan mendorong konten yang mendukung kesehatan mental, seperti tips
kesehatan mental, dukungan komunitas, dan inspirasi positif.
Dari uraian di atas penggunaan media sosial telah menjadi bagian tak
terpisahkan dari kehidupan modern, namun dampaknya terhadap kesehatan mental
tidak dapat diabaikan. Secara konsisten, penggunaan yang berlebihan telah terbukti
menyebabkan masalah psikologis yang serius. Paparan terhadap konten yang tidak
sehat, tekanan untuk memenuhi standar yang tidak realistis, dan interaksi yang
dapat memicu cyberbullying menjadi pemicu utama dalam menurunkan kesehatan
mental. Dalam banyak kasus, media sosial yang seharusnya menjadi alat untuk
terhubung secara sosial, malah menciptakan perasaan kesepian dan isolasi. Dengan
demikian, sementara media sosial menawarkan keuntungan sosial yang signifikan,
pemahaman akan dampak negatifnya pada kesehatan mental menjadi sangat
penting untuk menangani penggunaan yang bertanggung jawab dan memastikan
lingkungan daring yang lebih sehat bagi semua pengguna.

3
Link Forum Diskusi Sistematika Pola dan Gaya Esai Kelompok 13 :
https://drive.google.com/drive/folders/1LvsooZRMJ3y8hULtKahYZG3dap0nckv.

Anda mungkin juga menyukai