RESUME WEBINAR
Di masa pandemi COVID-19 ini, hampir semua lini masyarakat dari berbagai strata
sosial mengalami kesulitan, terutama kesuliatan ekonomi. Selain mengancam kesehatan
masyarakat, pandemi ini juga mengancam keberlangsungan UMKM yang paling banyak
terkena dampaknya, dimana proses produksi dan distribusi terhenti, turunnya tingkat belanja
masyarakat, serta banyaknya karyawan dan buruh yang diberhentikan dari pekerjaannya.
Ditambah lagi dengan adanya RUU Cipta Kerja Omnibus Law yang sangat merugikan posisi
para pekerja.
Webinar kali ini akan membahas mengenai bagaimana partisipasi demokrasi dapat
melindungi, mendukung, dan memperbaiki permasalahan ekonomi dan kesehatan di masa
pandemi COVID-19 ini. Salah satu contoh UMKM yang terdampak adalah koperasi peternak
susu di Bogor. Penghasilan peternak susu tersebut yang awalnya bisa memproduksi sekitar 12
ton susu per hari, turun menjadi 8 ton susu per harinya. Hal ini disebabkan oleh adanya
pembatasan sosial di masa pandemi, yang mempengaruhi pasokan pangan.
Berdasarkan dengan apa yang dialami oleh peternak susu diatas, koperasi juga
berperan dalam transformasi ekonomi saat ini. Sebagai lembaga yang menjunjung tinggi
nilai-nilai dan hak-hak demokratis para anggota dan masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan yang berkeadilan, koperasi memiliki peran strategis untuk membantu atau
melakukan pemerataan terhadap keuntungan yang didapatkan dari aktivitas ekonomi. Oleh
sebab ini, koperasi menjadi salah satu lembaga yang dianggap kuat dalam menghadapi
dampak pandemi COVID-19 ini. Sayangnya, di Indonesia, koperasi belum menjadi pilihan
utama pengembangan ekonomi rakyat Dapat dilihat dari tingkat partisipasi penduduk
Indonesia yang menjadi anggota koperasi masih rendah dan hanya pada kisaran hanya
8,401% saja. Selain itu, fungsi koperasi terhadap perekonomian nasional juga terbilang
rendah 97% kepada PDB.
Akan lebih baik juga, koperasi didorong untuk mendukung pengembangan UMKM,
sehingga usaha UMKM bisa memperluas akses terhadap pasar dan juga teknologi. Selain itu,
koperasi diharapkan mampu menyerap tenaga kerja yang besar untuk UMKM yang tersebar
di Indonesia. Di tengah pandemi ini, koperasi sudah menyiapkan anggaran serta memberikan
alokasi terhadap produk UMKM. Sehingga, dengan bantuan koperasi, UMKM yang tersebar
di Indonesia bisa semakin berkembang.
Dampak pandemi COVID-19 ini tak hanya dirasakan oleh UMKM, tetapi juga oleh
para petani. Selain menyediakan makanan untuk diri sendiri dan keluarganya, para petani
juga harus menyediakan pangan untuk seluruh masyarakat di negara ini, serta menyediakan
bahan baku yang dibutuhkan UMKM. Dikarenakan adanya pandemi, akibatnya rantai
perdagangan dan suplai makanan menjadi terganggu. Terlebih lagi, minimnya kemampuan
akses alat-alat produksi juga merugikan para petani. Maka dari itu, pemerintah harus
mempermudah akses bagi para petani untuk memenuhi kebutuhannya, seperti akses terhadap
tanah, pemodalan, teknologi, dan informasi.
Jika mengambil contoh dari Organisasi Serikat Pekerja di Belanda, mereka memiliki
program yang terfokus ke dialog sosial, dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi para
pekerja dan pengusaha dalam dialog sosial. Mereka juga memiliki program yang terfokus
pada peningkatan hak-hak tenaga kerja, peningkatan posisi perempuan dalam perusahaan,
serta peningkatan posisi kaum muda guna meningkatkan kemampuannya. Tak hanya itu,
mereka juga melakukan perjanjian perundingan bersama beberapa perusahaan yang
membahas mengenai upah karyawan demi kesejahteraan atau keselamatan sosial pekerja di
sebuah perusahaan. Dengan begitu, stabilitas antar pekerja dan pengusaha dapat tercapai.
Dapat ditekankan lagi bahwa, dialog sosial itu penting untuk mencapai kesepakatan dan
kepercayaan antar pekerja dan pengusaha.
Selain itu, demokrasi partisipasi juga bisa menjadi salah satu cara untuk menghadapi
permasalahan ekonomi saat ini. Demokrasi yang ada saat ini harus terus dibangun supaya
dapat menciptakan ruang ruang yang menyambungkan antara pekerjaan darurat dengan
pekerjaan yang transformatif. Masyarakat harus belajar memahami dan menyikapi segala
ketimpangan-ketimpangan kronik yang ada di sekitar. Hal ini dilakukan agar masyarakat
dapat memanfaatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam melakukan transformasi, baik
dalam bidang ekonomi maupun kesehatan.
Selanjutnya, aktivis sosial dan para relawan juga memiliki peran besar dalam masa
pandemic COVID-19 ini. Masyarakat Indonesia dikenal memiliki solidaritas yang kuat, serta
adanya Civil Society di dunia digital yang bisa bergerak ditengah-tengah masa pembatasan
sosial akibat pandemic ini. Tingginya angka solidaritas sosial di Indonesia ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain adalah faktor eskternal dimana belakangan ini banyak terjadi
bencana alam dan bencana kemanusiaan lainnya di Indonesia, serta faktor internal dimana
masyarakat Indonesia memiliki budaya tolong menolong dan gotong royong.
Dewasa ini, masyarakat khususnya anak muda bisa berperan dalam aktivitas sosial..
Banyak sekali gerakan penggalangan dana bagi masyarakat, termasuk bagi anak-anak sekolah
yang kesulitan karena keterbatasan dana untuk membeli komputer, ponsel, maupun kuota
untuk belajar, dikarenakan saat ini kegiatan pembelajaran dilakukan secara online. Maka dari
itu kemunculan gerakan-gerakan dari generasi baru dapat memperkuat solidaritas antar
masyarakat Indonesia.