Anda di halaman 1dari 220

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Masyarakat sebagai salah satu bagian terpenting


dalam proses pembangunan suatu negeri, memang tak
dapat dinafikan keberadaannya. Masyarakat pula lah,
yang berpengaruh dalam proses internalisasi nilai-nilai
dan norma-norma yang terdapat pada lingkungan
masyarakat itu sendiri. Selanjutnya, proses internalisasi
nilai-nilai tersebut akan terserap ke dalam individu-
individu yang bergesekan dengannya, sehingga
terwujudlah tatanan sosial yang mampu menaungi
kehidupan negeri sebagaimana nilai yang terdapat dalam
masyarakat itu sendiri. Meski demikian, persoalan yang
kemudian muncul adalah pada kondisi masyarakat
sendiri, khususnya di Indonesia yang sangat beragam,
hingga menghasilkan berbagai nilai yang bukan tidak
mungkin berbeda satu sama lain.

Selain nilai, konflik turut menjadi hal krusial yang tak


mungkin dihindari terlebih lagi dalam perwujudan
integrasi sosial masyarakat. Berdasarkan pandangan
Peter L. Bergher sendiri, konflik dan konsensus sendiri
ialah ibarat dua keping sisi mata uang yang tidak bisa
terpisahkan dalam upaya perwujudan integrasi sosial

1
(Setiadi 2011: 388)1. Integrasi sendiri berdasarkan
pengertian Maurice Duverger dilihat sebagai suatu
bangunan yang bersifat interdependensi (saling
ketergantungan) yang lebih rapat antara bagian-bagian
dari organisme hidup atau antara anggota-anggota dalam
masyarakat (Setiadi 2011: 574)2.

Keberadaan masyarakat yang senantiasa berproses


secara terus menerus dalam mewujudkan integrasi sosial
tentu saja tidak bisa tanpa adanya suatu asosiasi maupun
institusi yang mewadahinya. Ketika masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lainnya disatukan maka
diperlukan adanya institusi sebagai wadah yang lebih
besar yang mampu mengakomodir terwujudnya integrasi
sosial tersebut. Tak terkecuali keberadaan pembangunan
negeri yang senantiasa menjadi hal utama dalam
perwujudan negara yang maju.

Pembangunan, sebagai istilah yang sudah tak asing


terdengar di era globalisasi, kian menguatkan bagaimana
posisinya dalam proses mewujudkan kemajuan pada
suatu negeri. Meski demikian bukanlah cara yang mudah
untuk mewujudkannya secara merata, adil, serta

1 Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi,


Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori,
Aplikasi dan Pemecahannya. Hlm 388).

2 Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi,


Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori,
Aplikasi dan Pemecahannya. Hlm 574.

2
menyeluruh. Pembangunan sendiri kerap kali diidentikkan
dengan proses pembangunan secara fisik suatu Negara.
Padahal sejatinya, aspek pembangunan sendiri meliputi
proses pembangunan baik secara fisik maupun non fisik.
Sebagaimana pembangunan berbagai fasilitas umum
hingga infrastruktur yang jika tidak berjalan beriringan
bersama pembangunan sistem pendidikan di masyarakat,
maka hanya akan menghasilkan ketimpangan
penggunaan fasilitas-fasilitas tersebut, maupun penyalah
gunaan terhadapnya. Sehingga, sangat penting sekali
proses pendidikan yang tidak hanya sekadar member
pengajaran, melainkan benar-benar melakukan aktivitas
mendidik sebagai upaya pencerdasan umat.

Pendidikan sendiri menjadi salah satu aspek


terpenting dalam upaya pembangunan suatu negeri.
Pendidikan juga menjadi upaya utama yang seharusnya
dilakukan oleh setiap bangsa, dalam upaya memajukan
taraf berpikir rakyatnya. Ini pula lah yang menjadi alasan
pemerintah Jepang dalam membangun kembali diri
mereka dari keterpurukan pasca pengeboman kota
Hiroshima dan Nagasaki. Hal-hal fisik seperti jumlah
sumber daya manusia yang selamat atau tersisa dari
peristiwa tersebut justru bukan menjadi hal pertama yang
dipertanyakan, melainkan berapa banyak jumlah guru
atau tenaga pendidik yang masih hidup dan bertahan.

Jika mau belajar dari bagaimana proses kemajuan


yang dialami Jepang sebagai Negara yang kini benar-

3
benar menunjukkan kiprahnya dalam dunia internasional,
kian menekankan bahwa pendidikan dari Negara
terhadap rakyatnya merupakan aspek terpenting, sebab
tak ada artinya memiliki jumlah sumber daya manusia
yang melimpah ruah, tetapi secara pola pikir lemah.

Namun demikian, meski saat ini Jepang sedang


bertengger dalam percaturan dunia internasional, kondisi
manusianya yang seringkali menemukan beragam
inovasi-inovasi teknologi terbaru, ternyata tak berimbang
dengan kondisi mental maupun kejiwaan yang kuat. Hal
ini terjadi bukan tidak mungkin, dikarenakan pola
pendidikan yang mengedepankan nilai materialistik,
sehingga masyarakat tidak diberi asupan jiwa yang cukup
untuk menyeimbangkan keduanya. Meskipun, cukup
banyak masyarakat Jepang yang tetap bertahan dengan
nilai-nilai tradisional, dengan agama-agama yang
merupakan bentuk budaya itu sendiri, tetapi tak sedikit
pula dari mereka yang mudah memutuskan melakukan
aktivitas bunuh diri, baik itu karena terpaksa maupun
sukarela.

Inilah yang kemudian membedakan bagaimana


masyarakat yang tetap menggunakan pemahaman
mengenai Islam dalam menjalani dan mendorong
pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.
Ketika Islam dijadikan sebagai suatu pola kepemimpinan
berpikir maka tak ayal, maka kemajuan peradaban

4
bahkan terwujudnya integrasi sosial yang dicita-citakan
mampu tercapai.

Di Indonesia sendiri, sebagai negeri dengan jumlah


sumber daya manusia yang tak sedikit, sungguh amat
disayangkan apabila tidak terkelola dengan baik. Kondisi
ini pula lah, yang kian hari kian mengkhawatirkan,
dimana sudah sangat sering pemberitaan-pemberitaan
mengenai permasalahan remaja di masyarakat, seperti
pergaulan bebas, narkoba, hingga pelanggaran-
pelanggaran norma-norma meskipun tak sedikit dari
mereka yang bisa dikatakan cukup berpendidikan. Hal ini
menunjukkan, bagaimana sebenarnya kondisi masyarakat
patologis sebagaimana yang diungkapkan oleh Durkheim
mengenai masyarakat (Ritzer 2008:94-95)3.

Masyarakat yang bersifat patologis, dalam segi


penampakannya secara fisik terlihat baik-baik saja, akan
tetapi kondisi di dalam masyarakat itu sendiri sejatinya
sedang sakit (Ritzer 2008:94-95). Sehingga, inilah yang
mendorong kami untuk membantu mewujudkan kembali
pembangunan masyarakat yang tidak hanya terbatas
pada segi fisik melainkan juga psikis, dengan cara adil
dan makmur serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam,
maka kami mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang tergabung dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja

3 Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2009. Teori Sosiologi:


Dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori
Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Hlm 94-95

5
Nyata (KKN) merasa perlu melaksanakan sejumlah
kegiatan yang bisa memberikan sumbangsih sosial
terhadap masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang tidak hanya


aktif secara teoritis, kami mengangkat sebuah tema
besar yang menjadi acuan kami dalam mengabdi
terhadap masyarakat desa, yakni Bersama Mahasiswa
Desa Berdaya, Indonesia Berjaya. Hal ini dilakukan
bukanlah tanpa alasan, mengingat kondisi Desa Babakan
Madang sendiri yang masih bisa dikatakan jauh dari
kondisi desa yang berdaya. Selain itu, rendahnya
integrasi yang terjadi antara mahasiswa dan masyarakat
di era yang serba mudah ini pulalah yang mendorong
semangat kami untuk membuktikan bahwa mahasiswa
dan masyarakat merupakan pilar-pilar yang mampu
mewujudkan kejayaan Indonesia.

B. Kondisi Umum Desa Babakan Madang,


Kabupaten Kota Bogor

Desa Babakan Madang merupakan salah satu desa


yang terletak di Kabupaten Kota Bogor. Desa ini memiliki
penduduk kurang lebih sekitar 9.165 jiwa yang mayoritas
memeluk agama Islam serta terbagi ke dalam 6 RW dan
21 RT. Di wilayah yang tak jauh posisinya dari sirkuit
Sentul ini, juga terdapat pabrik pengolahan batu kali.

6
Ketika tiba di Babakan Madang, maka yang tergambar
adalah kondisinya yang kurang lebih sama dengan kondisi
di kota maupun pinggiran kota Jakarta. Sehingga untuk
produk khas sendiri kami belum menemukan selain
budaya ngliwet, dan makan bersama-sama ketika ada
acara, rapat, atau pun sekadar kumpul-kumpul warga.
Budaya ngliwet ini pun tetap terpelihara meski di komplek
perumahan sekalipun. Jika di Malimping ngliwet dilakukan
di atas daun pisang dan makan beramai-ramai, di
perumahan Griya Alam Sentul ngliwet dilakukan dengan
cara yang lebih modern, yakni dengan dimasak
menggunakan magic com dan disuguhkan dengan piring
masing-masing.

Beberapa sarana dan prasarana pendidikan yang


terdapat di Desa Babakan Madang adalah bangunan
pendidikan seperti 1 Kelompok Bermain, 3 PAUD, 1 TK, 4
SD Negeri, 1 SD Swasta, 2 SMP Swasta, 1 SMA Negeri, 1
Swasta, serta 1 perpustakaan desa. Sementara sarana
dan prasarana keagamaan diantaranya, terdapat 8
masjid, 15 mushola, 12 majelis talim, serta 8 pondok
pesantren. Dalam bidang kesehatan, desa ini memiliki 1
puskesmas, 2 apotek, 1 klinik dan juga 11 posyandu yang
tersebar di wilayah desa Babakan Madang.

C. Permasalahan

Pada pelaksanaan kegiatan KKN kami menggunakan


pendekatan problem solvingdengan berdasarkan hasil

7
survey dan pengamatan selama sebulan, diantaranya
sebagai berikut :

1. Bidang Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan.
Ada beberapa dusun yang tingkat pendidikan
warganya masih terbilang rendah seperti di dusun
Madang dan Cicadas, hal ini terutama dikarenakan
faktor ekonomi sehingga mereka tidak dapat
menyekolahkan anaknya atau melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tak
sedikit, warga desa yang ketika telah lulus sekolah
menengah pertama (SMP) atau sekolah menengah
atas (SMA), akan berorientasi dalam hal mendapat
pekerjaan di pabrik-pabrik terdekat maupun di
perusahaan penggalian batu kali, sebagai buruh.
Selanjutnya hal ini pun berpengaruh pada sektor
pertanian, yang memang sebelumnya cukup
menjanjikan untuk dijadikan sebagai sumber
penghidupan masyarakat. Akhirnya, dampak
terbesar adalah perekonomian masyarakat di
beberapa tempat tersebut menjadi tidak stabil,
dikarenakan pendapatan masyarakat yang bisa
dikatakan rendah, sementara tuntutan pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat semakin tinggi. Selain
itu, kendala bahasa asing, seperti bahasa Inggris
juga masih menjadi salah satu kendala utama
masyarakat di sini dalam bersaing di dunia
persaingan kerja.

8
Tingkat sumber daya manusia yang berbeda di
masing-masing dusun.
Hal ini mempengaruhi tingkat pembangunan
masing-masing wilayah tersebut. Di beberapa dusun
seperti Cicadas, Malimping dan Madang yang masih
rendah tingkat SDMnya maka tingkat
perekonomiannya pun lebih tertinggal dari wilayah
lainnya. Selain itu adanya perumahan victoria yang
notabenenya merupakan perumahan elit, sehingga
menyebabkan adanya ketimpangan sosial yang
cukup nyata terlihat.

2. Bidang Ekonomi-Pembangunan
Hal ini diperparah dengan kondisi tanah yang
memang cadas (berbatu), sehingga cenderung
berpotensi terjadi kekeringan, terlebih lagi ketika
musim kemarau tiba. Sementara fakta demikian
ternyata tidak hanya ditemui di dusun Cicadas saja,
tetapi juga di dusun Malimping dan Babakan Madang.
Tentu saja sulitnya akses air sebagai kebutuhan
utama manusia dalam pemenuhan kehidupannya
menjadi salah satu penghambat aktivitas masyarakat.
Jika untuk mendapatkan air saja sangat sulit, apalagi
untuk menjangkau air bersih.
Masih adanya dusun yang belum tersentuh
pembangunan sarana MCK umum (Mandi,
Cuci, Kakus) khususnya di dusun Malimping
dan Babakan Madang.
Hal ini dikarenakan permasalahan lokasi atau lahan
yang digunakan, seringkali lokasi yang digunakan

9
sebagai tempat MCK umum terbentur masalah
kepemilikan tanahnya yang diklaim sebagai tanah
milik pribadi sehingga kemudian MCK tersebut
kemudian diklaim menjadi milik pribadi. Selain itu
ada juga beberapa sarana MCK yang tidak
mendapatkan perawatan yang baik dari warga atau
karena tidak adanya air sehingga pada akhirnya
sarana tersebut rusak dan tidak dapat digunakan
lagi

3. Masalah Sosial
Gaya hidup yang konsumtif.
Letak desa tersebut yang tak begitu jauh dari
perkotaan, cukup menjadi alasan mengapa gaya
hidup masyarakat perkotaan yang konsumtif mulai
diikuti, sehingga ditemukan hampir adanya
kesamaan gaya hidup antara masyarakat yang
berada di desa Babakan Madang maupun yang ada
di perkotaan. Gaya hidup ini bisa menjadi baik dan
bisa pula menjadi buruk. Sementara realitas yang
ada tercermin dari perilaku remaja yang perlahan
mulai kehilangan minat untuk memajukan desanya,
serta gaya hidup modern dengan berbagai fasilitas
yang saat ini telah merambah desa ini. Sehingga,
hampir terdapat kesamaan problematika yang ada
di masyarakat desa Babakan Madang dan juga
masyarakat perkotaan, meskipun tak bisa lantas
digeneralisirkan demikian.

10
Kurangnya kepekaan terhadap kebersihan
lingkungan
Pola hidup konsumtif ternyata menjalar pada kurang
pekanya masyarakat akan kebersihan lingkungan.
Sebagai contoh, di Dusun Cicadas, kurang sadarnya
masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan sangat terlihat dari perilaku membuang
sampah ke sungai. Meskipun demikian. Sebenarnya
hal tersebut dikarenakan oleh dinas kebersihan
pemerintah daerah atau kabupaten tidak
menjangkau desa Babakan Madang sehingga
masyarakat kebingungan untuk membuang sampah.
Meskipun sudah diadakan sarana tong sampah
namun karena tempat pembuangan akhirnya tidak
ada maka masyarakat kembali lagi membuang
sampah ke sungai.

D. Kompetensi Anggota Kelompok dalam KKN-


PpMM

Peserta Kuliah Kerja Nyata Kelompok Al-Mustanir


terdiri dari enam fakultas yang berbeda, yaitu Fakultas
Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, dan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik dengan beranggotakan 13 orang.
Berikut secara detail kompetensi anggota KKN Al-Mustanir
:

11
1. Febri, sebagai ketua kelompok KKN Al-Mustanir.
Mahasiwa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Febri memiliki
kompetensi akademik pada bidang Pendidikan
Keagamaan terutama Tilawah Quran.

2. Tri Wahyudi, sebagai Pubdekdok di kelompok KKN


Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Yudi memiliki
kompetensi akademik pada bidang mengajar bahasa
inggris dan memiliki keahlian dalam desain grafis.

3. Sandika Madya Akbar, sebagai divisi perlengkapan


kelompok KKN Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Sandika memiliki kompetensi akademik
pada bidang mengajar bahasa inggris.

4. Fahrul Firdaus, sebagai pubdekdok kelompok KKN


Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi. Fahrul memiliki
kompetensi akademik pada bidang programming dan
desai grafis. Selain itu ia juga berkompeten pada jenis
seni musik marawis.

5. Datin Annaba, sebagai divisi konsumsi kelompok


KKN Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Teknik Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi. Naba memiliki
kompetensi akademik pada bidang mengajar bahasa

12
Inggris, programming dan desain grafis. Selain itu ia
juga berkompeten pada paduan suara.

6. Ade Lia Permatasari, sebagai divisi kosumsi


kelompok KKN Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Teknik
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi. Adel memiliki
kompetensi akademik pada bidang mengajar bahasa
Inggris, programming dan desain grafis.

7. Rudini, sebagai divisi humas kelompok KKN Al-


Mustanir. Mahasiwa Jurusan Tafsir Hadits Fakultas
Ushuluddin. Rudini memiliki kompetensi akademik
pada bidang Bahasa Arab terutama ilmu dakwah dan
hadits. Selain itu ia juga berkompeten pada public
speaking dan keolahragaan.

8. Rahman Jamil, sebagai divisi perlengkapan


kelompok KKN Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Tafsir
Hadits Fakultas Ushuluddin. Rahman memiliki
kompetensi akademik pada bidang Pendidikan Bahasa
Inggris. Selain itu ia juga berkompeten pada seni
kaligrafi.

9. Rani Yuly Syafitri, sebagai divisi Acara kelompok


KKN Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Rani memiliki kompetensi akademik pada bidang ilmu
sosial dan ekonomi.

10. Ayu Fitri Nursofya, sebagai sekretaris kelompok


KKN Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Sosiologi Fakultas

13
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ayu memiliki kompetensi
akademik pada bidang Pendidikan.

11. M. Ridhoi, sebagai wakil ketua di kelompok KKN


Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Ilmu Politik di Fakultas
Imu Sosial dan Ilmu Politik. Ridhoi memiliki
kompetensi akademik pada bidang Pendidikan Bahasa
khususnya bahasa arab dan bahasa inggris.

12. Hikmatul Bilqis, sebagai divisi konsumsi kelompok


KKN Al-Mustanir. Mahasiwa Jurusan Sejarah
Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora.
Hikmah memiliki kompetensi akademik pada bidang
Pendidikan Keagamaan. Selain itu ia juga
berkompeten pada jenis keterampilan seperti, kreasi
kain flannel.
13. Fitriana, sebagai bendahara kelompok KKN Al-
Mustanir. Mahasiwa Jurusan Sejarah Kebudayaan
Islam Fakultas Adab dan Humaniora.. Fitri memiliki
kompetensi akademik pada bidang Pendidikan
khususnya mengajar.
E. Fokus atau Prioritas Program

Berdasarkan sub bab C Permasalahan terdapat 6


(enam) Bidang Permasalahan: 1) Pendidikan, 2) Ekonomi,
dan 3) Sosial di Desa Babakan ini sedangkan kompetensi
kelompok anggota KKN hanya bisa melakukan
pengabdian pada tiga bidang saja, yaitu: 1) Bidang
Pendidikan, 2) Bidang Keagamaan, 3) Bidang ekonomi.

14
Adapun rincian prioritas program dari kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Kelompok Al- Mustanir antara lain:

Bidang Prioritas Program &


Permasalahan Kegiatan
Bidang Pembinaan dan
Pendidikan Pengembangan Pendidikan
Membantu kegiatan
Pengajaran SD di beberapa
sekolah setempat
Kegiatan bimbingan belajar
di luar jam sekolah
Kegiatan penyuluhan-
penyuluhan dan seminar
Kegiatan pelatihan desain
grafis
Kegiatan English Club.

Bidang Pembinaan Keislaman dan


Keagamaan Pembentukan Karakter
Kegiatan pengajaran
TPA/TPQ
Kegiatan pengajian rutin
dengan kultum selepas
bada maghrib.
Pengajaran Tahsin dan
tajwid yang dilakukan rutin
di mushala Al-Qalam.
Kegiatan pengadaan taman
baca mushola
Penyaluran Al-Quran, Juz
Amma, dan buku-buku

15
bacaan ke perpustakaan
desa Babakan Madang.
Bidang Sosial Memberikan kontribusi
dalam kegitan gotong
royong yang diadakan oleh
masyarakat setempat
Membantu masyarakat
dalam kegiatan sosial
masyarakat yang diadakan
Tabel 1.1: Bidang Permasalahan, Fokus dan Prioritas Kegiatan

F. Sasaran dan Target

Berdasarkan fokus atau prioritas program, hal yang


akan menjadi sasaran dan target yang akan dilaksanakan
selama masa KKN-PpMM, yaitu:

No Kegiatan Sasaran Target


1 Kultum Warga 10 orang warga
bergilir yang masyarakat mengetahui
dilakukan Blok B Griya keberadaan
setiap selepas alam sentul mahasiswa UIN
(bada) Syarif
maghrib. Hidayatullah
Jakarta
2 Pengajaran Remaja 5 orang remaja
Tahsin dan Mushola Al- dapat
tajwid Qalam, Blok B mengetahui
Griya Alam pengertian

16
Sentul. tahsin dan
tajwid
3 Pelatihan Siswa siswi Sebanyak 10
Tilawatil Al- SMAN 01 siswa
Quran Babakan mengenal
(Qiraat- Madang. tilawatil Quran
Mujawad).
4 Training Siswa siswi Sebanyak 20
Motivasi dan SDN 03 anak / siswa
Pembentukan Babakan SDN 03
karakter Madang Babakan
Madang
termotivasi
untuk
melanjutkan ke
jenjang
pendidikan
SMP

5 Ikut serta SDN 01 Masyarakat


mengajar ke Babakan dusun
beberapa Madang, MD Malimping
sekolah di Hidayatul mengetahui
wilayah Mutaalimin, keberadaan
Babakan MD mahasiswa
Madang Hidayatushoh yang sedang
eh dan PAUD KKN
Hidayatushoh
eh.

17
6 Bimbingan Siswa-siswi Memudahkan
belajar di luar sekolah pendekatan
jam sekolah binaan, terhadap
setiap bada remaja-remaji warga
maghrib. di Blok B sekurang-
Griya Alam kurangnya
Sentul. sekitar 10 anak

7 Pengajaran Siswa-siswi 5 anak / siswa


bahasa Arab SMA N 01 berani
dan Inggris Babakan melakukan
Madang dan perkenalan diri
anak-anak menggunakan
yang ada di bahasa Inggris
Blok B Griya
Alam Sentul.
8 Pentas Seni Anak-anak Mewadahi 20
Remaja dan Remaja anak yang
Kreatif Blok B Griya ingin
Alam Sentul menyalurkan
kemampuanny
a dalam bidang
seni

18
9 Seminar Siswa-siswi 5 anak
Kewirausahaa SMA N 01 termotivasi
n Babakan untuk
Madang melanjutkan
sekolah dan
mengenalkan
apa itu
wirausaha
10 Pelatihan 30 Santriwati 10 anak
kerajinan MD mampu
membuat Hidayatushoh membuat bross
bross dengan eh sendiri dengan
kain perca memanfaatkan
barang bekas,
sehingga
mampu
melatih
keproduktifan
sejak dini

11 Pelatihan 20 Siswa-siswi 4 siswa


desain grafis SMA N 01 mengenal apa
Babakan itu photoshop
Madang
12 Penyuluhan 40 Siswa-siswi 15 siswa
Pemanfaatan SMA N 01 mengenal apa
internet Babakan itu internet,
positif Madang manfaat serta

19
dampak
negatifnya.
13 Gotong Warga Dusun Penampungan
royong Malimping RT air warga
bersama 03 dusun
warga Malimping RT
membangun 03 bertambah
Sarana
Penampungan
air
14 Pengadaan Mushola Al- 10 anak
taman baca Qalam termotivasi
untuk
membaca
daripada
bermain ketika
ceramah
(bulan)
Ramadhan
sedang
berlangsung
15 Pengadaan Pertigaan Pendatang dari
petunjuk pasar luar Babakan
(plang Babakan Madang dapat
penunjuk) Madang, jalan mengetahui
arah jalan veteran, jalan mencari lokasi
lingkar sesuai plang
Babakan yang dipasang
Madang, oleh

20
pertigaan mahasiswa
jalan KKN tersebut
perumahan
Griya Alam
Sentul, dan
Jalan Puncak
2.
16 Penyaluran Masjid, Menyumbang
wakaf Al- Mushola, dan Al-Quran dan
Quran dan Juz majelis talim Juz Amma ke
amma di wilayah Masjid,
dusun Mushola, dan
Cicadas, majelis talim
terutama di di wilayah
wilayah dusun Cicadas,
Cicadas, terutama di
Malimping wilayah
dan juga Cicadas,
Banceuy. Malimping dan
juga Banceuy
17 Lomba tujuh Warga blok B Warga
belasan Griya Alam mengetahui
Sentul keberadaan
mahasiswa
KKN

18 Nonton Warga blok B 20 Kepala


bareng film Griya Alam Keluarga turut
perjuangan Sentul mengikuti

21
acara nonton
bareng
Tabel 1.2: Sasaran dan Target

G. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan

Sub bab ini dibagi ke dalam 3 bagian, pertama: Pra


KKN-PpMM, kedua: Implementasi Program di Lokasi KKN
dan ketiga: Laporan dan Evaluasi Program.
a. Pra-KKN-PpMM 2015 (Mei-Juli 2015)
N Uraian Kegiatan Waktu
o
1 Pembentukan Kelompok Mei 2015
2 Penyusunan Proposal Juni Juli
2015
3 Pembekalan
4 Survey Juni 2015
5 Pelepasan 31 Juli 2015
Tabel 1.3: Kegiatan pra-KKN
b. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (30 Juli-30
Agustus 2015)
N Uraian Kegiatan Waktu
o
1 Pembukaan di Lokasi KKN 3 Agustus
2015
2 Pengenalan Lokasi dan 2 Agustus
Masyarakat 2015
3 Implementasi Program 7 Agustus
1 Sept 2015
4 Penutupan 1
September
2015
5 Kunjungan Dosen 30 Agustus
Pembimbing 2015
Tabel 1.4: Waktu pelaksanaan program di lokasi KKN

22
c. Laporan dan Evaluasi Program (September-
Desember 2015)

N Uraian Kegiatan Waktu


o
1 Penyusunan Buku Laporan Hasil 1 Sept- 15
KKN-PpMM Desember
2015
2 Penyelesaian dan 1 Sept-10
Penggunggahan Film Des 2015
Dokumenter
3 Pengesahan dan Penerbitan
Buku Laporan
4 Pengiriman Buku Laporan Hasil
KKN-PpMM
Tabel 1.5: Waktu pelaksanaan penyusunan laporan KKN dan
evaluasi program

H. Pendanaan dan Sumbangan


a. Pendanaan
N Uraian Asal Dana Jumlah
o
1 Kontribusi mahasiswa Rp.
anggota kelompok @900.000 11.700.000
2 Dana penyetoran Program Rp.
Pengabdian Masyarakat oleh 6.000.000
Dosen (PpMD 2015)
Total Rp.17.700.0
00
Tabel 1.6: Pendaan

b. Sumbangan

23
No Uraian Asal Dana Jumlah
1 Wakaf Al Quran 140 eks
Mushaf
2 Juz Amma 200 eks Juz
Amma
Tabel 1.7: Sumbangan

24
BAB II

METODE PELAKSANAAN PROGRAM


A. Metode Intervensi Sosial
Metode intervensi sosial dapat diartikan sebagai suatu
cara atau strategi dalam memberikan bantuan kepada
masyarakat, dimana masyarakat tersebut terdiri dari
elemen individu, kelompok serta komunitas. Cara
tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan seseorang melalui upaya mengembalikan
fungsi sosialnya kembali. Hal ini dikarenakan setiap
masyarakat harus mampu berperan sesuai dengan status
yang dimilikinya di dalam masyarakat. Selain itu status
tersebut hendaknya harus diakui oleh lingkungan serta
tidak melewati batasan-batasan yang ada.
Adapun studi pustaka maupun metode intervensi
sosial ini dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen
terkait. Namun dengan keterbatasan pengetahuan kami,
maka kami pun mencoba mencari tahu hal tersebut di
lapangan, melalui berbagai sosialisasi yang kami lakukan
dengan masyarakat yang ada di sana, baik itu melalui
tokoh masyarakat, pejabat setempat, hingga warga pada
umumnya. Melalui hal tersebutlah sedikit demi sedikit
permasalahan yang dihadapi desa dapat kami ketahui,
yakni adalah masalah kekurangan air, kondisi jalanan
yang rusak, pemukiman yang kurang bersih dan terawat,
sampai kurang sadarnya warga akan pentingnya
kesehatan dan pendidikan.
Berdasarkan sedikit paparan yang telah disampaikan
di atas, maka melalui metode intervensi sosial ini kami

25
sadari kelompok KKN kami belum mampu menyelesaikan
berbagai problematika yang terdapat di desa Babakan
Madang ini, akan tetapi setidaknya kelompok kami
mampu mempelajari pandangan masyarakat sehingga
mampu menyamakan persepsi dalam melihat suatu
masalah untuk dicari solusinya bersama. Hal ini terbukti
tatkala kami menggunakan metode ini tanpa memikirkan
bagaimana persepsi dari masyarakat yang hendak kami
bantu, yakni masyarakat yang tinggal di sekitar Dusun
Malimping. Ketika kami memandang bahwasanya dusun
tersebut memerlukan penampungan air dalam upaya
mengatasi kekurangan air, maka ternyata tak semua
warga memandang hal tersebut sebagai suatu masalah
disaat kami memandangnya sebagai sebuah masalah.
Sehingga, kami menemukan sebuah formula baru
bagaimana agar metode intervensi sosial ini bekerja
dengan baik, adalah dengan memandang tidak hanya
melalui satu kaca mata yakni kaca mata kami selaku
mahasiswa yang ingin membantu, melainkan juga harus
melihat dari kaca mata masyarakat yang nantinya akan
dibantu. Pendapat ini tentu saja tidak kami temukan
sendiri, melainkan melalui berbagai saran serta kritik
yang memang kami dapatkan dari salah satu tokoh
masyarakat, Pak Dede, selaku ketua RW 06, yang juga
sudah seperti orang tua kami sendiri.
Dengan demikian metode intervensi sosial ini sangat
dekat dengan upaya yang hendak diprioritaskan PpMM
saat ini, dimana bukan lagi pelayanan masyarakat yang

26
dijadikan sebagai tujuan utama, melainkan
pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan
masyrakat sendiri memiliki arti dimana ia merupakan
upaya dalam meningkatkan kemampuan maupun
kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki, baik dari segi sumber daya manusia (SDM)
maupun sumber daya alam (SDA) yang tersedia di
lingkungan agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat.
Berdasarkan program kerja yang telah dicanangkan
kelompok KKN kami sebelumnya, maka kegiatan yang
kami lakukan terbagi ke dalam enam macam program
kegiatan. Berikut macam intervensi sosial kegiatan KKN
yang kami lakukan di Desa Babakan Madang, yaitu:
1. Motivasi

Mendorong dan memotivasi masyarakat di Desa


Babakan Madang menjadi salah satu aspek penting yang
memang harus selalu diikutsertakan dalam program-
program yang telah kami realisasikan. Hal ini dikarenakan
betapa pentingnya peran masyarakat dalam menjalankan
fungsinya masing-masing dalam berbagai komunitas
dimana mereka berada. Hal ini sebagaimana yang kami
temui dalam masyarakat yang tinggal di wilayah
Perumahan Griya Alam Sentul, dimana meskipun kondisi
lingkungan merupakan komplek perumahan modern,
akan tetapi bisa dikatakan ikatan maupun hubungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional tak bisa
dilewatkan dari masyarakat ini. Tak hanya itu, kondisi

27
yang demikian ternyata semakin membuat masyarakat
tersebut kian termotivasi terlebih semejak kedatangan
kelompok kami yang memang menjadi warga disana
selama kurang lebih satu bulan.

Memotivasi masyarakat, terutama anak-anak dan


remaja juga senantiasa kami lakukan tatkala memberikan
bimbingan belajar tambahan di luar kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Begitu pula saat hendak
menyelenggarakan acara pentas seni, anak-anak, remaja,
hingga ibu-ibu begitu antusias untuk meramaikan acara.
Sehingga lewat moment ini kami semakin mudah untuk
bersosialisasi dan memahami bagaimana karakteristik
masyarakat dimana kami tinggal.

2. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan


Kemampuan

Peningkatan kesadaran masyarakat dan khususnya


pelatihan kemampuan dapat dicapai melalui sosialisasi
yang kami lakukan di sela-sela membantu kegiatan
belajar. Kegiatan belajar mengajar pun sejatinya bukan
menjadi tujuan utama kami dalam melaksanakan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), hal ini dikarenakan
mengajar menjadi salah satu batu loncatan yang kami
tempuh dalam rangka mensosialisasikan program-
program pelatihan kemampuan dan keterampilan dalam
membuat bross dari kain perca dan cermin hias dengan
kain flanel. Melalui kegiatan belajar mengajar ini pula

28
sedikit banyak kami mengetahui bagaimana pengetahuan
lokal sebagian masyarakat di wilayah Malimping,
khususnya wilayah Madang Kaum dimana masih terdapat
pemahaman bahwasanya menempuh pendidikan di
sekolah-sekolah formal hukumnya adalah haram.
Sehingga memang, meski dapat dikatakan masyarakat di
sini tergolong desa yang sudah cukup maju, tetapi tetap
kami tidak bisa menggeneralisirnya begitu saja. Selain itu
pula, dalam kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di RW
06, terlihat bagaimana antusias dan kesadaran ibu-ibu
akan pentingnya kesehatan. Namun, dikarenakan kader
yang dimiliki belum bertambah maka sebenarnya warga
masih membutuhkan beberapa pelatihan untuk semakin
memperlancar kegiatan Posyandu tersebut.

3. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan

Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya


masyarakat tentu perlu diimbangi dengan peningkatan
kemampuan para anggotanya dalam membangun dan
mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial
di sekitarnya. Jaringan ini pada akhirnya akan menjadi
aspek yang sangat vital dalam menyediakan dan
mengembangkan berbagai akses pencapaian terhadap
sumber dan kesepatan bagi peningkatan keberdayaan
masyarakat. Dalam bidang pembangunan fisik, kami
membantu warga dalam proses pembangunan

29
penampungan air, jalan lingkar serta pengadaan plang
penunjuk jalan yang tersebar di lima titik di desa Babakan
Madang. Selain itu, pengadaan taman baca yang
bertempat di mushola Al-Qalam juga menjadi salah satu
kegiatan yang telah kami realisasikan dengan harapan
dapat memotivasi serta membangun masyarakat di
wilayah sekitar mushola Al-Qalam dalam menimba ilmu
serta meramaikan rumah Allah.

B. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat


Pendekatan yang digunakan dalam melihat berbagai
permasalahan yang ada di desa Babakan Madang, demi
mencapai fokus pada sasaran dan target kelompok kami
adalah pendekatan problem solving. Problem Solving
sendiri merupakan proses dimana seseorang menerima
tantangan dan usaha untuk menyelesaikannya sampai
mendapatkan penyelesaiannya (Nurhayati 2014) 4.
Permasalahan akan dilihat dari bagaimana kondisi yang
ada di desa Babakan Madang yang telah diamati
sebelumnya melalui beberapa kali survey serta satu
minggu pertama saat tinggal di desa Babakan Madang.
Meski pendekatan yang digunakan merupakan
pendekatan problem solving, namun bukan berarti
mahasiswa dalam hal ini memiliki kapasitas untuk benar-
benar menyelesaikan berbagai masalah yang ada.
Melainkan pendekatan ini merupakan pendekatan yang
digunakan oleh kelompok KKN Al Mustanir untuk melihat

4 Nurhayati. 2014. Problem Solving. Makassar: UNM

30
serta menganalisis problematika masyarakat desa
Babakan Madang.

31
32
BAB III
KONDISI WILAYAH DESA BABAKAN MADANG
A. Sejarah Singkat Desa Babakan Madang
1. Asal Usul Desa
Desa Babakan Madang terbentuk berdasarkan asal
usul wilayah dimana pada jaman duhulu terkenal akan
kesuburan tanahnya, hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya penduduk yang bercocok tanam dan menetap
di wilayah Babakan Madang. Secara etimologis, Babakan
Madang terdiri dari dua kata yaitu Babakan dan madang,
dalam bahasa sunda Babakan adalah Kampung tempat
orang mendirikan bangunan rumah tinggal untuk
menetap sedangkan madang adalah nama sebuah pohon
yang diyakini mempunyai khasiat untuk mengobati
segala macam jenis penyakit seperti panas, demam dan
lainnya.
Terdapat beberapa perbedaan penafsiran arti
madang, ada beberapa tokoh masyarakat menafsirkan
bahwa madang berasal dari bahasa arab yaitu Madan
yang artinya Harta terpendam.Namun bila dilihat dari
daerah-daerah sekitarnya kata madang lebih mendekati
kepada nama pohon, hal ini bisa diambil contoh daerah
yang bernama Babakan jengkol, babakan haur (Bambu),
babakan pari (mangga) dan lain sebagainya.

Sebelum tahun 1985 Desa Babakanmadang


mencakup wilayah Desa Sumurbatu yang berbatasan
dengan Desa karang tengah dan desa Bojongkoneng.
Namun pada tahun 1985 terjadi Pemekaran desa yaitu

33
Desa Babakanmadang sebagai Induk dan Desa
Sumurbatu sebagai pemekaran.

2. Sejarah Kepemimpinan

Adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah


menjabat di desa Babakan Madang adalah sebagai
berikut :

34
N PERIODE KETERANG
NAMA
O JABATAN AN
SEBELUM
1 SARDAN
KEMERDEKAAN
2 HASIM JAMAN JEPANG
JAMAN
3 SAMSURI
BELANDA
JAMAN
4 ISMAT
KEMERDEKAAN
JAMAN
5 FARTAING 1952-1953 GEROMBOL
AN
SETELAH
AHMAD
6 1960 KEMERDEKA
AFET
N
PJS
7 JAJA 1971 1972 KECAMATAN
CITEUREP
8 IDIN IJUDIN 1972 1982
H. KANAK
9 1982 1983
SOHEH
H. KANAK PEMEKARAN
10 1984 1992
SOHEH DESA 1985
INDA PJS
11 1992
HAERUSLAN
H. KANAK
12 1992 2002
SOHEH
Hj, R.O
13 2002 2007
SUKAESIH
H. YUSUF PJS
14 2007
ISKANDAR
R.H EFI
15 HAVIS 2007 2013
NASRULLOH
HERI PJS
16 2013
KUSHAERI
Ir. DENI 2013
17
NUGRAHA SEKARANG
35
Tabel 3.1: Sejarah Kepemimpinan desa Babakan Madang

3. Letak Geografis
a. Letak Wilayah
Desa Babakan Madang adalah salah satu Desa yang
ada di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor
yang mempunyai Luas Wilayah 238.375 Ha. Desa
Babakan Madang merupakan ibukota Kecamatan
dikarenakan kantor Kecamatan dan kantor Kepolisian
(Polsek) berada di wilayah Desa Babakan Madang begitu
pula dengan adanya Pasar yang menjadi pusat
pembelanjaan dari Desa-desa lainnya. Adapun batas
batas Administratif Desa Babakan Madang sebagai
berikut :

Sebelah Utara: Desa Hambalang Kecamatan Citeureup.


Sebelah Timur : Desa Sumur Batu Kecamatan
Babakanmadang
Sebelah Selatan : Desa Cijayanti Kecamatan
Babakanmadang
Sebelah Barat : Desa Citaringgul dan Desa
Kadumanggu

KETERANGAN :
POSKO KKN
36
KANTOR DESA
LOKASI-LOKASI
PENGABDIAN
Gambar 3.1: Peta Desa Babakan Madang

Dilihat dari Topografi dan Kontur Tanah, Desa Babakan


Madang Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor
secara umum berupa Dataran Rendah yang berada pada
ketinggian 350 - 600 M diatas Permukaan Laut dengan
Suhu Rata Rata berkisar 33 Derajat Celsius.

b. Luas Wilayah
Desa Babakan Madang merupakan Desa yang
bertipologi daratan dengan luas wilayah 238.375 Ha,
yang terdiri dari :

1) Sawah : 10 Ha
2) Tanah Bukan Sawah
Pekarangan : 10 Ha
Tegal/ Kebun : 210,375 Ha
Lainnya : 8 Ha

Sawah Pekarangan Tegal perkebunan Hutan

lainnya

Grafik 3.1: Luas wilayah dalam grafik

c. Sumber Daya Alam

37
- Perumahan
- Pertanian
- Peternakan

d. Orbitasi
Orbitasi dan Jarak Tempuh dari Ibu Kota Kecamatan 1
Km dengan Waktu Tempuh 15 Menit dan dari Ibu Kota
Kabupaten 30 Km dengan Waktu Tempuh 60 Menit.

Desa Babakanmadang di apit dan dilalui oleh dua


buah sungai sedang yaitu Sungai / Kali Citaringgul di
sebelah barat dan Sungai/kali Cikeuruh/cibongas
Citeureup di sebelah Utara dimana pada musim hujan
berdampak terjadinya banjir.

4. Struktur Penduduk
d. Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan Pemutahiran data pada bulan Januari
2014 Desa Babanb kan Madang, mempunyai Jumlah
Penduduk 9.137 Jiwa, terdiri dari 4.511 jiwa Laki-laki
dan 4.626 jiwa Perempuan yang tersebar di setiap Rw
dengan princian seebagaimana tabel berikut :

Jumlah Penduduk KK
Nama
Laki Perempu
RW Jumlah
laki an
RW.
1,420 1,215 2,635 602
01
RW.
625 955 1,580 466
02
RW.03 633 564 1,197 442
RW.04 879 812 1,691 473
RW.05 489 596 1,085 330
RW.06 465 484 949 135
Total 4.550 4.616
38 9.137 2.449
Tabel 3.2: Keadaan penduduk menurut jenis kelamin

3.000

2.500

2.000

1.500

1000

500

0
RW.01 RW.02 RW.03 RW.04 RW.05 RW.06
Grafik 3.2: Grafik jumlah penduduk tiap RW
Tabel
NO USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLA 3.3:
H Jumlah
1 0-1 Tahun 187 216 403 penduduk
menurut
2 1-5 Tahun 430 438 868 umur

3 5-6 Tahun 443 447 890

4 7-12 570
3.000 600 1170
Tahun
2.500
5 13-15 2.000
611 620 1231
Tahun 1.500
1.000
6 16-21 687 688 1375
Tahun 500
0 0-1 1-5 5-6 7-12 13-15 16-21 22-45 46-59
7 22-45 870 887 1757
Tahun

8 46-59 521 530 1051


Tahun

9 >60 Tahun 192 200 392

Jumlah 4511 4626 9137

39
Grafik 3.3: Grafik kelompok umur
e. Keadaan Penduduk Menurut Agama

Penduduk Desa Babakan Madang, mayoritas (90%)


memeluk agama Islam kecuali sebagian kecil (40 Kepala
Keluarga) etnis cina di sekitar Kelenteng Cen It Thien Kun
yang menganut agama konghucu dan sisanya memeluk
agama kristen.

f. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Berdasarkan wawancara dengan kepala urusan


kesejahteraan mayasyarakat desa Babakan Madang,
mayoritas penduduk desa Babakan Madang bekerja
sebagai wiraswasta khususnya yang memanfaatkan
kekayaan alam desa seperti tambang batu dan pasir,
kemudian petani garapan, pedagang dan sebagian lagi
sebagai PNS, khususnya yang berada di kawasan elit
perumahan Victoria.

40
N Pekerjaan Jumlah
o
1 PNS 87 Orang
2 Pegawai Swasta 945 Orang
3 Wiraswasta 1.025 Orang
4 Pedagang 953 Orang
5 Tani 893 Orang
6 Pensiunan 64 Orang
Tabel 3.4: Jumlah pekerja di wilayah desa Babakan Madang

g. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Sudah sewajarnya apabila faktor ekonomi, mata


pencaharian, mempengaruhi bagaimana tingkat
pendidikan atau juga berlaku sebaliknya faktor tingkat
pendidikan akan mempengaruhi bagaimana
kesejahteraan, kondisi ekonomi dan pola pikir
masyarakat.
Kondisi masyarakat desa Babakan Madang memang
sebagian besarnya adalah masyarakat awam yang tidak
tertalalu fokus terhadap pendidikan, masyarakat lebih
mementingkan untuk memikirkan bagaimana agar
mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal tersebut
memang sudah menjadi kebiasaan sejak dahulu.
Meskipun demikian hal tersebut sudah mulai terkikis dan
masyarakat mulai mementingkan pendidikan.
Pada sebagian Masyarakat yang sudah maju taraf
berpikirnya seperti di Perumaham Victoria (RW 5) dan
Perumahan Griya Alam Sentul (RW 6) tingkat pendidikan
juga lebih tinggi dibanding RW-RW lainnya. Jelasanya
kondisi tersebut diuraikan dalam tabel dan grafik di
bawah ini

41
PENDIDIKAN JUMLAH
Sarjana 469
Diploma 485
SLTA/Sederajat 1587
SLTP/Sederajat 1449
Tamat SD/Sederajat 2734
Blm Tamat SD 2412
TOTAL 9137
Tabel 3.5: Tingkat pendidikan masyarakat desa Babakan
Madang

3.000

2.500

2.000

1.500 RW1 RW 2 RW 3 RW4 RW5 RW6

1.000

500

0 Grafik 3.4: Tingkat Pendidikan per-RW


Sarjana D3 SLTP SLTA SD TDK tmt SD
5. Sarana dan Prasarana

a. Sarana Pendidikan
Berdasarkan data mutakhir dari kantor desa untuk
sarana pedidikan terdapat 1 buah taman bermain, 3 PAUD,
1 TK, 4 SD Negeri, 1 SD Swasta, 2 SLTP Swasta, 1 SMA
Negeri, 1 SMA Swasta dan 1 Perpustakaan Desa.

b. Sarana Kesehatan
Berdasarkan data mutakhir dari kantor desa
mengenanai sarana kesehatan, terdapat 1 buah

42
puskesmas, 2 apotek, 1 klinik dan 11 Posyandu. Adapun
tenaga kesehatan dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
N Uraian Jumlah
o
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 1
3 Bidan Desa 1
4 Perawat 1
5 Sanitarian 1
6 TPG 1
7 Dokter Praktek 2
8 Bidan Praktek 3
Jumlah 12
Tabel 3.6: Sarana kesehatan di desa Babakan Madang

c. Sarana Ekonomi
Sarana dan prasarana perekonomian masyarakat
Desa Babakanmadang Kecamatan Babakanmadang terdiri
dari :
- Bank : 3 Buah
- Koperasi : 3 Buah
- Pasar Tradisional : 1 Buah
- Bumdes : 1 Buah
- Industri Rumah Tangga : 3 Buah
- Warung Sembako : 268 Buah
- Pegadaian : 1 Buah
- UMKM : 4 Buah
- Mini Market : 5 Buah

d. Sarana Keamanan dan Ketertiban


dapun sarana prasarana keamana dan ketertiban
desa Babakan Madang terdiri daro 1 buah Pos Keamanan
Desa, 9 Poskamling, 33 orang anggota Linmas, dan 10
FKPM.
e. Sarana Prasarana Pemerintah Desa
N Jenis Sarana Prasarana Jumlah
o

43
1 Kantor Kepala Desa 1
2 Aula Serbaguna 1
3 Ruang Pelayanan 1
4 Sekretariat BPD 1
5 Sekretariat LPM 1
6 Sekretariat TP.PKK Desa 1
7 Mobil Siaga Desa 1
8 Kendaraan Roda Dua 3
9 Bumdes 1
Tabel 3.7: Sarana Prasarana Pemerintah Desa

f. Sarana Prasarana Keagamaan


No Jenis Sarana Prasarana Jumlah
1 Masjid Raya 1
2 Masjid Jami 8
3 Mushola 8
4 Majelis Talim 12
5 Pondok Pesantren 8
Tabel 3.8: Sarana Prasarana Keagamaan

g. Sarana Infrastruktur
Sarana Infrastruktur yang berupa jalan antara lain :
jalan desa yang merupakan akses menuju pasar dan
tempat kerja belum semua diaspal dan keadaanya
banyak yang rusak. Jalan Gang untuk tiap Rw belum
semua di beton. Adapun perinciannya dapat dilihat dari
tabel berikut :
N Sarana Infrastruktur Panjang/Jum
o lah
1 Jalan Kabupaten 3 Km
2 Jalan Desa Beton 350 M
3 Jalan Desa/Tenah 1.030 M
4 Jalan Lingkungan 8 Km
5 Jembatan Beton 3 Unit
6 Jembatan Bambu/Kayu 1 Unit
7 MCK Umum 3 Unit
Tabel 3.9: Sarana Infrastruktur

44
h. Sarana Irigasi
Sarana irigasi yang ada di desa Babakan Madang
masih mengandalkan musim, jika musim kemarau irigasi
kering.
i. Sarana Telekomunikasi dan informasi
Dengan banyaknya telekomunikasi yang ada seperti
telpon, telepon genggam (HP), akses internet membuat
komunikasi semakin lancar dan mudah selain itu hampir
semua keluarga telah memiliki televisi, radio, komputer
yang menjadikan pengetahuan mengikuti perkembangan
jaman semakin cepat, untuk saat ini Desa Babakan
Madang memiliki media email :
Desa.Babakanmadang@gmail.com serta No Pelayanan
(021)87953568.

45
BAB IV

DESKRIPSI DAN HASIL PELAYANAN DAN


PEMBERDAYAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Di dalam bab sebelumnya telah dipaparkan beberapa


program kerja yang telah kami rencanaka. Ada sebanyak
enam paket program yang telah kami rencanakan,

46
diantaranya program pembinaan keislaman dan
pembentukkan karakter, pembinaan dan pengembangan
pendidikan, pemberdayaan keterampilan dan
pengembangan ekonomi masyarakat, pengembangan
sains dan teknologi, pengadaan sarana-prasarana umum
dan bakti sosial, serta pelayanan umum dan penyuluhan
kesehatan. Secara keseluruhan kegiatan KKN Kelompok
Al-Mustanir berjalan dengan sangat baik. Namun terdapat
beberapa kegiatan yang telah kami rancang tetapi tidak
dapat kami laksanakan. Hal ini dikarenakan dari kondisi
masyarakat yang kurang mendukung proses
pengadaannya. Meski demikian, dapat dikatakan hal
tersebut tidak mengganggu proses berjalannya program-
program lainnya yang tetap dapat kami laksanakan
dengan lancar.

Program-program kerja yang hendak kami laksanakan


di desa Babakan Madang terbagi ke dalam dua kategori,
yakni kegiatan yang sifatnya pelayanan dan juga
pemberdayaan. Namun untuk sebelum merumuskan apa
saja program yang selanjutnya akan dilaksanakan
kemudian, maka diperlukan adanya analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats) agar
dapat ditentukan secara terencana dan matang program-
program yang akan kami laksanakan di desa Babakan
Madang. Sebagaimana yang telah sedikit diulas pada
bagian awal pendahuluan, kami membagi kegiatan kami

47
ke dalam enam paket (bidang) kegiatan yang akan diulas
dalam tabel analisis SWOT sebagai berikut.

MATRIK SWOT 01. BIDANG KEAGAMAAN


(KEISLAMAN)
Internal STRENGTH (s) WEAKNESS (w)
1. Masyarakat 1. Tidak semua
yang masyarakat
mayoritas bersikap
beragama terbuka
Islam dan terhadap
cukup kedatangan
terbuka mahasiswa,
terhadap ataupun orang
kedatangan asing
mahasiswa, 2. Masih ada
terlebih lagi sebagian kecil
mahasiswa masyarakat
UIN yang
2. Toleransi memegang
masyarakat adat yang
yang cukup cukup kuat,
tinggi sehingga tidak
3. Masyarakat mudah
yang menerima hal-
beragam hal baru
Eksternal (dari sekalipun hal
berbagai tersebut
daerah merupakan
karena kebenaran
banyak 3. Pengaruh tokoh
pendatang), masyarakat
sehingga yang begitu
menjadi disegani yang
cukup mendorong
terbuka masyarakatnya

48
karena tidak untuk
terikat mengikuti apa
dengan saja yang
paham menjadi
primordial intruksinya
yang terlalu untuk tidak
kuat terbuka
4. Rasa gotong terhadap
royong yang mahasiswa
dimiliki 4. Pola pikir
masyarakat masyarakat
5. Banyaknya yang
majelis talim, menganggap
baik bahwa agama
pengajian hanyalah cukup
ibu-ibu, pada shalat,
bapak-bapak, ngaji (baca tulis
maupun Al-Quran),
anak-anak puasa dan
(TPQ) zakat saja.
6. Akses tempat 5. Meski tidak
ibadah susah
(masjid/mush menemukan
ola) yang tempat ibadah
mudah (masjid dan
dijangkau mushala),
tetapi kondisi
jalan yang
rusak dan
akses angkutan
umum yang
cukup lama
menjadi salah
satu penyebab
malasnya
orang-orang

49
untuk bergerak
6. Ketidaktersedia
annya air
karena sedang
masa
kekeringan
yang cukup
berkepanjanga
n

OPPORTUNIT STRATEGY STRATEGY (WO)


IES (o) (SO)
1. Kedatangan 1. Menjaga 1. Tidak
mahasiswa setiap sikap melakukan
KKN disana dan segala pendekatan
menjadi tindak-tanduk secara agresif
salah satu di mana pun hingga
pemacu dan kapan menggurui
bergerakny saja, masyarakat
a termasuk setempat
masyarakat ketika 2. Menjaga sikap
, karena mengadakan baik di dalam
mind set rapat rutin maupun di luar
masyarakat kelompok. lingkungan
yang 2. Bersosialisasi tempat tinggal
menaruh dengan 3. Mengikuti
rasa hormat masyarakat kegiatan-
terhadap sekitar kegiatan yang
mahasiswa tempat ada, dan
2. Terbukanya tinggal menggunakan
para tokoh dengan fasilitas yang
masyarakat berbagai telah diberikan
yang cara, seperti demi
selanjutnya mengikuti kelancaran
memudahk kegiatan- kegiatan
an kami kegiatan 4. Menjunjung
dalam yang terjaganya

50
melakukan diadakan pergaulan
sosialisasi pihak RT antara laki-laki
maupun setempat, dan perempuan
pendekatan maupun yang ada di
terhadap menawarkan dalam
masyarakat diri untuk kelompok KKN
3. Kedekatan membantu Al-Mustanir
beberapa dalam 5. Tidak
anggota pelaksanaan memaksakan
KKN (ketua kegiatan kehendak
dan humas) tertentu maupun
dengan 3. Menerima pendapat.
aparat desa setiap 6. Sering
setempat masukan, melakukan
4. Almamater saran, dan sosialisasi,
Islam yang kritik yang diskusi, atau
dibawa, diberikan bahkan sekedar
menjadikan masyarakat silahturahmi
masyarakat terhadap untuk
/tokoh kelompok mempermudah
masyarakat kami, baik itu masuknya
seperti atas nama program-
ustad/ustad kelompok program terkait
zah maupun keislam ke
memberi individu beberapa
kepercayaa 4. Tidak institusi
n berupa melakukan maupun
bantuan pendekatan pengajian
beberapa secara setempat
kendaraan agresif,
bermotor melainkan
secara
perlahan dan
konsisten
THREATHS STRATEGY STRATEGY (WT)
(T) (ST)

51
1. Pola pikir 1. Mengikuti 1. Melakukan
sebagian aturan yang pendekatan
kecil ada, dengan terutama
masyarakat tetap terhadap anak-
yang melakukan anak yang ada
kurang aktivitas di wilayah desa
peduli sosialisasi tersebut, demi
terhadap hingga membangun
keagamaan diskusi, demi kepercayaan
anak- menjaga tali masyarakat
anaknya silahturahmi 2. Menjalankan
2. Faktor dan dan mengikuti
lingkungan membangun agenda
yang kepercayaan maupun
sangat di kegiatan yang
cepat dan masyarakat diadakan oleh
mudah 2. Menerima pihak RT
dipengaruhi segala setempat
berbagai masukan, 3. Memenuhi
hal-hal saran hingga permintaan
negatif kritik untuk
yang terhadap membantu
berasal kelompok mengajar di
dari, baik KKN Al- TPQ di wilayah
itu internet, Mustanir tempat tinggal,
televisi dan 3. Mencoba serta
berbagai menciptakan permintaan
media kegiatan bagi bantuan tak
lainnya anak-anak terduga lainnya
3. Adat yang yang mampu jika terjangkau
sudah menanamkan oleh
mengakar keIslaman mahasiswa
kuat yang dengan tidak 4. Tidak
membentuk meninggalka menyalahkan
masyarakat n teknologi adat yang
menutup sebagai sudah ada dan

52
masuknya sarana mengakarkuat
informasi 4. Mengikuti atau bahkan
baru setiap menggurui
terkaiat kegiatan dalam
keislaman keagamaan menyampaikan
dan yang ada, materi kultum
pendidikan baik itu
karakter berupa
Islam ke pengajian
wilayahnya maupun
4. Kondisi proses belajar
jalan yang mengajar
terjal dan yang ada di
berlubang wilayah desa
5. Sedikit setempat
anggota
kelompok
perempuan
yang bisa
mengendar
ai
kendaraan
sehingga
mengurangi
efisiensi
waktu
perjalanan
Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka
kelompok kami menyusun program-program
sebagai berikut.
a. Program Kultum bergilir rutin setiap bada Maghrib
di Mushala Al-Qalam
b. Pengajaran tahsin dan tilawah di Mushala Al-
Qalam
c. Pelatihan Tilawatil Al-Quran (Qiraat-Mujawad)
yang dilaksanakan di SMA N 01 Babakan Madang
d. raining Motivasi dan Pembentukan karakter yang

53
dilaksanakan di SD N 03 Babakan Madang
Tabel 4.1: Matrik SWOT Bidang Keagamaan

MATRIK SWOT 02. BIDANG PENDIDIKAN


Internal STRENGTH (s) WEAKNESS (w)
1. Kepercayaan 1. Sebagian kecil
yang masyarakat
diberikan yang masih
masyarakat memegang
desa Babakan suatu paham
Madang yang telah
terhadap bertahan
kedatangan secara turun-
dan temurun, yakni
keterlibatan menolak
mahasiswa keberadaan
dalam sekolah/institus
kegiatan i pendidikan
belajar- formal
mengajar 2. Sebagian kecil
2. Sebagian masyarakat
besar yang tertutup
masyarakat terhadap
yang terbuka perubahan
terhadap hal- maupun
hal baru kedatangan
3. Keberadaan mahasiswa KKN
beberapa 3. Kondisi jalan
institusi yang rusak
pendidikan (berlubang)
yang cukup 4. Jumlah alat
terjangkau transportasi
publik yang
Eksternal
masih jarang,
sehingga kerap
kali
memperlambat

54
aktivitas atau
perjalanan
menuju ke
sekolah-
sekolah
5. Kendala
ekonomi
(biaya), yang
menyebabkan
tak sedikit
warga yang
beranggapan
tidak perlu
bersekolah

OPPORTUNIT STRATEGY STRATEGY (WO)


IES (o) (SO)
1. Kepercayaa 1. Melakukan 1. Menjaga
n dari berbagai kepercayaan
berbagai pendekatan masyarakat
pihak yang terhadap yang sudah
ada di beberapa percaya
beberapa pihak dari dengan
institusi beberapa kedatangan
pendidikan institusi kami
baik formal pendidikan (almamater
maupun formal UIN)
non formal (sekolah) 2. Mengadakan
kepada yang menjadi kegiatan
mahasiswa. fokus kerja berbasis
Sehingga kelompok pendidikan
memudahk KKN kami yang
an proses 2. Mencari info menunjang
berjalannya sebanyak- kreativitas
program banyaknya anak-anak di
kerja yang mengenai wilayah

55
hendak kondisi Malimping
dilaksanaka sekolah, 3. Senantiasa
n di bidang terutama mengikuti
pendidikan sekolah yang berbagai
2. Kendala masih agenda dan
ekonomi mengalami kegiatan yang
yang kekurangan diselenggaraka
sebelumnya pengajar n, guna
menjadi 3. Membantu mempererat
salah satu kegiatan silahturahim,
alasan belajar dan mampu
penghamba mengajar dan mendapat
t tidak juga kegiatan kepercayaan
sekolahnya bimbingan para tokoh
anak-anak, belajar di luar setempat.
menjadi sekolah
peluang 4. Mengikuti
bagi kami, kegiatan
dalam pengajian
pengadaan rutin di
program wilayah
bimbingan dusun
belajar di Malimping
luar sekolah untuk
3. Banyaknya membangun
anak-anak kepercayaan
yang masyarakat
senang dan juga
mendatangi mensosialisas
mahasiswa ikan program-
KKN, program
sehingga kelompok
memudahk KKN
an kami
dalam
mensosialis

56
asikan
berbagai
program
terkait
pendidikan
kepada
para orang
tua (warga)
4. Kondisi
kelompok
KKN, yang
bertempat
tinggal di
salah satu
ketua RW di
wilayah
desa
Babakan
Madang,
yakni RW
06, menjadi
penunjang
kami dalam
mendapat
informasi
seputar
warga
sekitar,
karakteristi
k
masyarakat
dan juga
adat dan
kebiasaan
yang ada.
Hal ini juga

57
turut
membantu
dalam
membangu
n
kepercayaa
n
masyarakat
terhadap
keberadaan
kami
selama
sebulan
semakin
kuat
THREATS (T) STRATEGY STRATEGY (WT)
(ST)
1. Kondisi 1. Berusaha 1. Membangun
sebagian membaur rasa percaya
kecil anak- dengan siapa diri anak-anak
anak yang saja, yang ada di
memiliki terutama dusun
gap satu anak-anak Malimping
sama lain 2. Menciptakan 2. Memberikan
2. Sebagian suasana motivasi-
kecil orang kegiatan motivasi
tua yang bimbingan selama
belum belajar di luar melakukan
percaya sekolah sosialisasi
terhadap semenarik maupun
keberadaan mungkin kegiatan
mahasiswa belajar
mengajar di
luar sekolah
3. Selalu
berkoordinasi

58
dalam berbagai
kegiatan yang
berkaitan
dengan
masyarakat,
dan
menyampaikan
secara apa
adanya
problem-
problem yang
dihadapi
anggota
kelompok KKN
(terutama
terbuka
terhadap
tokoh-tokoh
masyarakat
dan juga aparat
desa setempat)
Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka
kelompok kami menyusun program-program
sebagai berikut.
a. Ikut serta mengajar ke beberapa sekolah di
wilayah Babakan Madang, diantaranya SD N 01
Babakan Madang, MD Hidayatul Mutaalimin, MD
Hidayatushoheh
b. Bimbingan belajar di luar sekolah setiap bada
magrib
c. Pelatihan bahasa Inggris
d. Pentas Seni Remaja Kreatif
Tabel 4.2: Matrik SWOT Bidang Pendidikan

MATRIK SWOT 03 DI BIDANG PENGEMBANGAN


EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

59
Internal STRENGTH (s) WEAKNESS
(w)
1. Kemauan 1. Adanya
gotong royong tingkat
sebagian besar individualis
masyarakat di sebagian
yang cukup kecil
tinggi masyarakat,
2. Tingkat akibat
pendidikan banyaknya
yang berbeda- pendatang
beda yang dan
membuat masyarakat
masyarakat yang
saling merupakan
melengkapi masyarakat
peran sosialnya urban
masing-masing 2. Kendala
3. Keterbukaan ekonomi,
masyarakat tidak sedikit
terhadap masyarakat
mahasiswa yang
KKN bekerja
serabutan
3. Rendahnya
tingkat
pendidikan
yang
dienyam
sebagian
besar
masyarakat
di wilayah
Malimping
4. Bergantung
Eksternal
nya
masyarakat
60
pada sektor
industri
5. Rendahnya
perhatian
masyarakat
terhadap
pentingnya
pendidikan
bagi anak-
anak

OPPORTUNITI STRATEGY (SO) STRATEGY


ES (o) (WO)
1. Banyak anak- 1. Rutin dalam 1. Melakukan
anak yang mengikuti pendekatan
senang kegiatan yang dengan
bermain ada di tidak terlalu
bersama masyarakat, agresif
mahasiswa seperti sehingga
KKN, hal ini pengajian dsb cenderung
dimanfaatka 2. Melakukan menggurui
n untuk pendekatan masyarakat
membangun dengan tidak 2. Berusaha
kepercayaan terlalu agresif belajar
di dan terlebih
masyarakat menjelaskan dahulu
2. Kedekatan secara jelas visi bagaimana
dengan anak- misi kegiatan karakter
anak dan KKN kami masyarakat
remaja, 3. Senantiasa di awal
memudahkan memberikan kedatangan
kami dalam bantuan, yakni di wilayah
menjalankan semisal KKN
program- kurangnya 3. Membangun
program tenaga kepercayaa
pengembang pengajar pada n
an kreativitas sekolah dimana masyarakat

61
remaja kami dengan
3. Akses antara mengadakan mengikuti
tempat program kerja kegiatan
tinggal dan berbasis yang ada di
dusun pengembangan masyarakat,
Malimping kreativitas seperti
terjangkau, demi pengajian
baik mewujudkan rutin dan
menggunaka pemberdayaan sebagainya
n kendaraan ekonomi 4. Membuat
roda dua masyarakat program
maupun 4. Sesekali yang
dengan jalan menginap di menarik
kaki rumah bagi remaja
4. Kepercayaan penduduk di setempat,
yang wilayah yang masih
diberikan Malimping berorientasi
pihak sekolah (Karena selepas
yang menjadi kelompok KKN lulus
fokus kerja kami tinggal di langsung
kami luar wilayah bekerja di
Malimping pabrik,
yang menjadi dengan
fokus kerja kegiatan
kami yang yang
utama) memancing
daya
kreativitas
namun
dengan
biaya yang
terjangkau
THREATS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY
(WT)
1. Tidak semua 1. Tetap menjalan 1. Tetap
masyarakat kegiatan yang menjalan

62
mau telah kegiatan
menerima direncanakan yang telah
masukan setelah direncanaka
maupun melakukan n setelah
program pemilihan melakukan
yang dibawa sasaran dan pemilihan
mahasiswa, target dengan sasaran dan
yakni dengan tepat target
memilih tidak 2. Membagi dengan
mengikutinya peserta ke tepat
2. Keterbatasan dalam 2. Mengikuti
bahan yang kelompok- kegiatan
dibawa ke kelompok yang ada di
tempat KKN, untuk wilayah
dengan dikerjakan sasaran dan
jumlah secara target
peserta yang bersama-sama program
jauh lebih 3. Membagi tugas pengemban
banyak sebagian gan
daripada kelompok KKN kreativitas
bahan yang untuk tetap remaja
telah menjalankan dengan
disediakan agenda yang tujuan
3. Waktu yang ada di wilayah memudahka
harus dibagi tempat tinggal, n
sebaik dan juga yang mensosialis
mungkin, ada di wilayah asikan
sebab Malimping tujuan
seringkali 4. Senantiasa program,
bertabrakan meminta serta
dengan pendapat dan memasukka
agenda yang masukan dari n beberapa
ada di tokoh pemahaman
wilayah masyarakat terkait
tempat setempat pentingnya
tinggal sebelum pendidikan

63
mengeksekusi 3. Menjadikan
program yang tokoh-tokoh
hendak setempat
dijalankan sebagai
acuan tanpa
maksud
menggurui
dsb

Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka


kelompok kami menyusun program-program
sebagai berikut.
a. Seminar Kewirausahaan yang dilaksanakan pada
8 Agustus 2015 di SMA N 01 Babakan Madang
b. Pelatihan membuat kerajinan tangan bross
berbahan dasar kain perca
c. Pelatihan membuat cermin hias menggunakan
kain flannel
Tabel 4.3: Matrik SWOT Bidang Pengembangan Ekonomi dan
Pemberdayaan Masyarakat

MATRIK SWOT 04 BIDANG SAINS DAN


TEKNOLOGI
Internal STRENGTH (s) WEAKNESS
(w)
1. Fasilitas yang 1. Tidak
ada di sekolah banyak
yang menjadi siswa yang
fokus kerja ikut secara
Eksternal kami cukup konsisten
memadai 2. Waktu yang
2. Adanya kurang
kemauan dari mendukung
siswa-siswa di , sering
sekolah yang berbentroka
menjadi fokus n dengan
kerja kegiatan jam
kami pelajaran

64
3. Pihak sekolah atau
yang banyak
memberikan yang lebih
dukungan serta memilih
kepercayaan untuk
dalam pulang ke
melaksanakan rumah
program
maupun
menggunakan
fasilitas yang
telah
disediakan
pihak sekolah

OPPORTUNITI STRATEGY (SO) STRATEGY


ES (o) (WO)
1. Kepercayaan 1. Mensosialisasik 1. Membuat
yang an program- kegiatan
diberikan program yang
dari pihak melalui diselenggar
sekolah berbagai acara akan
dalam yang diadakan semenarik
mengadakan maupun melalui mungkin
program- pendekatan 2. Memfasilita
program dan secara personal si beberapa
juga fasilitas terhadap siswa siswa yang
yang telah dari sekolah tidak
disediakan yang menjadi memiliki
2. Bantuan fokus kerja fasilitas
kendaraan kami seperti
yang 2. Mengajak komputer
dipinjamkan siswa-siswa laptop
dari yang tinggal di dengan
beberapa wilayah dimana laptop dari
tokoh kami tinggal kelompok

65
masyarakat untuk ikut KKN kami
di wilayah bersama dalam 3. Mencari
tempat program bahan
tinggal yang bimbingan latihan
memudahka belajar di luar yang sesuai
n kami jam sekolah dengan
selama 3. Memafaatkan minat dan
menjalankan dan ketertarikan
berbagai menggunakan siswa-siswa
program di kendaraan 4. Mengadaka
sekolah bermotor yang n acara
tempat fokus dipercayakan yang dapat
kerja KKN untuk kami mendorong
3. Beberapa gunakan berkemban
siswa yang dengan sebaik- gnya
dekat baiknya pengetahua
dengan kami, n mengenai
sehingga teknologi
senantiasa informasi
memberikan secara baik
bantuan dan benar
maupun melalui
informasi seminar
terkait atau
kegiatan- penyuluhan
kegiatan
yang ada di
sekolah
dimana kami
menjalankan
program
kerja KKN

THREATHS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY


(WT)

66
1. Semakin 1. Terus menjaga 1. Terus
sedikitnya kegiatan menjaga
peserta / pelatihan yang kegiatan
siswa yang hendak pelatihan
mengikuti dilaksanakan yang
kegiatan tetap hendak
dikarenakan berlangsung dilaksanaka
berbagai meski hanya n agar
alasan, dihadiri sedikit tetap
seperti peserta/siswa berlangsun
bentrok 2. Meminjamkan g meski
dengan jam fasilitas laptop hanya
pelajaran/ kepada peserta dihadiri
ekstra sedikit
kurikuler/jam peserta/sis
pulang wa
sekolah 2. Meminjamk
2. Kurangnya an fasilitas
komputer/lap berupa
top yang laptop
dibutuhkan kepada
dalam peserta
mengekseku
si program
yang hendak
dilaksanakan
3. Padatnya
kegiatan
sebagian
besar siswa-
siswa di
sekolah yang
menjadi
fokus kerja
kami, karena
bertepatan

67
dengan hari
Sabtu (Hari
libur/Hari
dimana
hanya diisi
dengan
kegiatan
ekstrakurikul
er)

Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka


kelompok kami menyusun program-program
sebagai berikut.
a. Pelatihan desain grafis
b. Penyuluhan Internet Positif
Tabel 4.4: Matrik SWOT Bidang Sains dan Teknologi

MATRIK SWOT 05 DI BIDANG SOSIAL:


PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA UMUM
Internal STRENGTH (s) WEAKNESS
(w)
1. Dukungan dari 1. Sulitnya
pihak kepala mengukur
desa atas seberapa
Eksternal program yang tepat
kami usung sasaran dan
2. Jarak dusun target
Malimping yang pembangun
menjadi an fisik
sasaran tersebut
program kerja yang
pembangunan disebabkan
fisik yang berbagai
cukup hal, seperti
terjangkau dari berbedanya
wilayah tempat orientasi

68
tinggal kami antara
pihak warga
desa
dengan
kelompok
KKN
2. Kendala
ekonomi
(biaya)
pembangun
an fisik
yang
diperlukan
dalam
jumlah yang
cukup besar

OPPORTUNITI STRATEGY (SO) STRATEGY


ES (o) (WO)
1. Kepercayaan 1. Melakukan 1. Senantiasa
yang pendekatan melakukan
didapatkan terhadap tokoh- pendekatan
kelompok tooh terhadap
KKN dari masyarakat para tokoh
beberapa yang menjadi masyarakat
tokoh target dan setempat,
masyarakat sasaran terutama
setempat, program masyarakat
seperti ustad pembangunan itu sendiri,
dsb. fisik yang sebagai
Sehingga hendak kami pihak yang
memudahka laksanakan lebih
n kami dalam 2. Meminta saran, mengetahui
menjelaskan kritik serta bagaimana
program- masukan dari kondisi
program para tokoh lingkungan

69
kepada setempat tempat
masyarakat terkait tinggalnya
2. Kondisi desa program- serta
yang sedang program yang urgenitas
mengalami hendak pembangun
masa dilaksanakan an yang
kekeringan 3. Melakukan hendak
selama koordinasi dilaksanaka
beberapa secara n
bulan. terintegrasi 2. Meminta
antara warga saran, kritik
masyarakat, serta
tokoh serta masukan
dosen dari para
pembimbing tokoh
terkait masyarakat
urgenitas setempat
pembangunan terkait
fisik yang program-
hendak program
dilaksanakan yang
hendak
dilaksanaka
n terutama
yang
berkaitan
dengan
pembangun
an fisik
3. Mencari
berbagai
informasi
yang dapat
menunjang
berjalannya
program

70
pembangun
an fisik dan
juga
bantuan
yang
hendak
diberikan
mahasiswa
KKN
THREATHS (T) STRATEGY (ST) STRATEGY
(WT)
1. Perbedaan 1. Tidak 1. Tidak
pandangan memaksakan memaksaka
antara kehendak atas n kehendak
mahasiswa program kerja atas
dan juga yang telah program
masyarakat dicanangkan kerja yang
setempat mahasiswa telah
dalam dengan dicanangka
melihat pandangan n
suatu yang ada di mahasiswa
masalah, masyarakat dengan
atau dengan 2. Tetap mengikuti pandangan
kata lain dan yang ada di
ketika menghormati masyarakat
mahasiswa segala 2. Tetap
melihat keputusan yang mengikuti
suatu kondisi telah dan
yang ada di dimusyawarahk menghorma
masyarakat an bersama, ti segala
merupakan terkait ketidak keputusan
masalah sesuaian yang telah
yang harus program yang dimusyawar
diselesaikan, hendak ahkan
justru warga dilaksanakan bersama,
setempat 3. Senantiasa terkait

71
berpandanga meminta kritik, ketidak
n sebaliknya. masukan serta sesuaian
Sehingga, saran sebelum program
program mengeksekusi yang
yang sudah program yang hendak
direncanakan hendak dilaksanaka
tidak dilaksanakan n
mungkin 3. Senantiasa
untuk meminta
dipaksakan kritik,
dieksekusi masukan
2. Kondisi serta saran
masyarakat sebelum
yang lebih mengeksek
melihat usi program
pentingnya yang
pemberian hendak
bantuan dilaksanaka
berupa n
layanan,
ketimbang
pemberdaya
an maupun
pembanguna
n yang
sejatinya
bisa
memberikan
manfaat di
masa depan
3. Waktu
pelaksanaan
KKN yang
hanya sekitar
30 hari yang
sangat sulit

72
untuk benar-
benar bisa
menentukan
ketepatan
sasaran
pembanguna
n fisik yang
hendak
dilaksanakan
Berdasarkan Matrik SWOT di atas, maka
kelompok kami menyusun program-program
sebagai berikut.
a. Gotong royong bersama warga membangun
Sarana Penampungan air di wilayah Malimping
b. Gotong royong bersama warga membangun jalan
lingkar Babakan Madang
c. Pengadaan perpustakaan atau taman bacaan di
Mushola Al-Qalam
d. Pengadaan plang (arah penunjuk jalan)
Tabel 4.5: Matrik SWOT Bidang Pengadaan Sarana dan
Prasarana Umum

B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada


Masyarakat

1. Kultum Bergilir

Bidang Keagamaan
Program Pembinaan keislaman dan
pendidikan karakter
Nomor 01
Kegiatan
Nama Kegiatan Kultum rutin bergilir
Tempat, Mushola Al-Qalam, 7 - 28
tanggal Agustus 2015
Lama 5-10 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Fahrul, Febri, Ridhoi, Sandika,

73
Rahman, Rudini
Tujuan Berpartisipasi dalam kegiatan di
Griya Alam Sentul selama kurang
lebih satu bulan.
Sasaran Warga Blok B, RT 02 Griya Alam
Sentul
Target 10 Warga Blok B, RT 02 Griya
Alam Sentul mengetahui
keberadaan mahasiswa KKN
Deskripsi Keterbatasan kegiatan di Mushola
kegiatan yang ada di wilayah Blok B Griya
Alam Sentul, menjadi tantangan
tersendiri bagi kami mahasiswa
UIN Jakarta, dimana kami datang
di sini dengan membawa satu
identitas yang sangat jelas dan
kuat, ISLAM. Oleh karena itu,
ketika melihat kondisi demikian,
sesuai dengan perencanaan
kegiatan yang memang telah
kami rancang sebelumnya, kami
eksekusi di mushola Al-Qalam ini.
Setiap bada maghrib tepatnya,
kami, anggota KKN laki-laki
secara bergilir mengisi kultum di
sana.

Hasil Sebanyak 40 orang warga Blok B


RT 02 Griya Alam Sentul
mengetahui keberadaan

74
mahasiswa KKN
Keberlanjutan Dikarenakan program ini hanya
program dilakukan oleh mahasiswa hanya
selama KKN berjalan, jadi
kegiatan ini tidak mengalami
keberlanjutan oleh masyarakat.
Tabel 4.6: Bentuk dan hasil kegiatan kultum bergilir

2. Kegiatan Belajar Mengajar di TPA Al-Qalam

Bidang Keagamaan
Program Pembinaan Keislaman dan
Pendidikan Karakter
Nomor Kegiatan 02
Nama Kegiatan Kegiatan belajar mengajar di
TPA Al-Qalam
Tempat, tanggal Mushola Al-Qalam, 6 28
Agustus 2015
Lama 60 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Hikmah, Fitriana, Ayu, Naba,
Adel, Rudini, Febri.
Tujuan Membantu kegiatan belajar
mengajar di TPA Al-Qalam
Sasaran Anak-anak dan remaja di
wilayah blok B RT 02 Griya Alam
Sentul
Target 10 anak bisa membaca huruf
hijayyah, dan remaja
menambah hafalan QS. Asy-
Syams
Deskripsi Sebagaimana yang telah
kegiatan disinggung di atas, kami

75
mendapat kepercayaan atau
lebih tepatnya amanah untuk
mengajar anak-anak yang
mengaji di TPA Al-Qalam.
Kegiatan tersebut dilaksanakan
setiap hari Senin hingga Jumat,
pukul 16.00. Setiap Senin
sampai dengan Rabu, materi
yang diberikan adalah
pengajaran tahsin, tajwid,
maupun hafalan surat-surat
serta melanjutkan bacaan Al-
Quran maupun Iqra masing-
masing. Sementara untuk hari
Kamis serta Jumat materi yang
disampaikan adalah terkait
materi-materi Islam, yang
bentuk kemasan
penyampaiannya diserahkan
kepada kami, baik berupa
penyampaian seperti cerita,
nyanyian, yel-yel tepuk,
maupun games.

Hasil 10 anak dapat membaca huruf


hijayyah dengan baik dan benar,
5 remaja putri hafal QS. Asy-
Syams ayat 1-10

76
Keberlanjutan Program ini hanya berjalan
program selama mahasiswa KKN
sehingga kini program tersebut
tidak ada keberlanjutannya.
Tabel 4.7: Bentuk dan hasil kegiatan berlajar mengajar di TPA
Al-Qalam

3. Pelatihan Tilawatil Al-Quran (Qiraat-Mujawad)

Bidang Keagamaan
Program Pembinaan Keislaman dan
Pendidikan Karakter
Nomor 03
Kegiatan
Nama Kegiatan Pelatihan Tilawatil Al-Quran
(Qiraat-Mujawad)
Tempat, SMA N 01 Babakan Madang, 14,
tanggal 21, dan 28 Agustus 2015
Lama 60 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Febri, Fahrul
Tujuan Mengenalkan apa itu tilawatil
Quran
Sasaran Siswa SMA N 01 Babakan Madang
Target 10 siswa mengenal apa itu
tilawatil Quran

77
aktif, sungguh amat sayang jika
tidak diisi dengan kegiatan yang
mampu memicu keluarnya
potensi-potensi siswa-siswi SMA
N 01 Babakan Madang dalam
kemampuan tilawatil Al-Quran.
Terlebih lagi, dengan waktu yang
lebih longgar, dimana mereka
tidak mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara penuh di
sekolah, sehingga mereka dapat
mengikuti program yang
memang kami canangkan bagi
siswa SMA tersebut.
Hasil 2 siswa bisa membaca teknik
dasar tilawatil Quran
Keberlanjutan Program ini tidak ada
program keberlanjutan dikarenakan
kendala lokasi dan tidak adanya
SDM yang meneruskannya.
Tabel 4.8: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelatihan Tilawatil Al-
Quran

78
Gambar 4.1: Kegiatan Pelatihan tilawatil Al-
4. Training Motivasi
Quran

Gambar 4.2: Training Motivasi

Bidang Keagamaan
Program Penanaman Keislaman dan
pendidikan karakter
Nomor 04
Kegiatan
Nama Kegiatan Training motivasi
Tempat, SDN 03 Babakan Madang, 14
tanggal Agustus 2015
Lama 60 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Semua anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Memberikan motivasi
melanjutkan sekolah ke jenjang
berikutnya
Sasaran Siswa SDN 03 Babakan Madang
Target 20 anak termotivasi melanjutkan

79
ke jenjang sekolah berikutnya.
Deskripsi Acara yang dilaksanakan sekitar
kegiatan satu minggu setelah seminar
kewirausahaan ini, bisa dibilang
berhasil pula meraih kesuksesan
acara. Kegiatan yang
diperuntukkan bagi siswa kelas
IV, V, dan VI saja ini begitu
diminati oleh mereka. Hal itu
terlihat dari bagaimana
semangat mereka tatkala
pembicara menyampaikan
materi. Melalui kegiatan
semacam ini, diharapkan dapat
memotivasi siswa-siswi SD N 03
Babakan Madang dalam
menambah semangat belajar dan
berbakti kepada orang tua, kapan
dan dimana saja. Sehingga
mendorong mereka untuk tidak
hanya berprestasi di dunia, tetapi
juga mampu meraih prestasi
akhirat nanti. Saking
antusiasnya, bahkan tak sedikit
anak-anak yang berdiri di depan
pintu dan mengintip-ngintip
lewat jendela untuk menyaksikan
acara tersebut.

80
melanjutkan sekolah menengah
pertama (SMP)
Keberlanjutan Program ini termasuk program
program yang sifatnya acara sehingga
belum ada keberlanjutan dari
program ini
Tabel 4.9: Bentuk dan hasil kegiatan Training Motivasi

5. Kegiatan Belajar Mengajar di beberapa Sekolah


di Babakan Madang

Gambar 4.3: Kegiatan Belajar Mengajar di SD N 01 Babakan


Madang

Gambar 4.4: Kegiatan Belajar Mengajar di Madrasah Diniyah


Mutaalimin
Bidang Pendidikan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Nomor 05
Kegiatan
Nama Kegiatan Membantu kegiatan belajar
mengajar di beberapa sekolah di

81
Desa Babakan Madang
Tempat, Babakan Madang, 5-27 Agustus
tanggal 2015
Lama Satu bulan
pelaksanaan
Tim pelaksana Ridhoi, Sandika, Rudini, Hikmah,
Fitriana, Ayu, Rahman, Tri
wahyudi
Tujuan Membantu KBM di beberapa
sekolah yang masih kekurangan
tenaga pengajar
Sasaran SDN 01 Babakan Madang, MD
Hidayatul Mutaalimin, MD
Hidayatushoheh
Target Masyarakat dusun Malimping
mengetahui keberadaan
mahasiswa yang sedang KKN
Deskripsi Kegiatan belajar mengajar ini
kegiatan dilakukan dalam rangka
membantu beberapa sekolah
yang memang sedang dalam
kondisi membutuhkan bantuan
pengajar. Beberapa sekolah
diantaranya masih berada dalam
kondisi yang bisa dikatakan
kurang layak sebagai tempat
untuk menimba ilmu. Namun
demikian semangat yang
senantiasa ditunjukkan oleh
siswa-siswi senantiasa menjadi

82
penyemangat diri dalam mencari
ilmu, meski kondisi fisik maupun
fasilitas yang kurang memadai.
Hasil Tim KKN mengetahui MD
Hidayatushoheh dan MD
Hidayatul Mutaalimin lah yang
dalam kondisi ini paling
membutuhkan bantuan pengajar
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan tidak adanya
anggota yang melanjutkan
kegiatan tersebut disana.
Tabel 4.10: Bentuk dan hasil kegiatan belajar mengajar di
beberapa sekolah dasar Babakan Madang
6. Bimbingan Belajar di luar jam sekolah

Gambar 4.5: Kegiatan Bimbingan Belajar bada maghrib di


Blok B Griya Alam Sentul

Gambar 4.6: Kegiatan Bimbingan Belajar bada maghrib di


Blok B Griya Alam Sentul di basecamp anggota
perempuan

83
dang Pendidikan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Nomor 06
Kegiatan
Nama Kegiatan Bimbingan Belajar di luar jam
sekolah
Tempat, Babakan Madang, 11-26 Agustus
tanggal 2015
Lama Satu bulan
pelaksanaan
Tim pelaksana Naba, Adel, Fitriana, Rudini,
Rahman, Sandika, Ridhoi
Tujuan Membantu anak-anak di wilayah
Griya alam sentul blok b RT 02,
serta pendekatan terhadap
warga
Sasaran Anak-anak yang tinggal di
wilayah Blok B RT 02 Griya Alam
Sentul
Target Warga Babakan Madang
mengetahui keberadaan
mahasiswa KKN UIN Jkt

84
ajarkan, akan tetapi tak jarang di
luar waktu tersebut, ketika ada
waktu maka anak-anak tak segan
untuk datang ke tempat tinggal
kami untuk menanyakan
beberapa kesulitan pelajaran yang
mereka hadapi.

Hasil Tim KKN mengetahui MD


Hidayatushoheh dan MD
Hidayatul Mutaalimin lah yang
dalam kondisi ini paling
membutuhkan bantuan pengajar,
10 orang warga dusun Malimping
mengetahui keberadaan
ahasiswa KKN Uin Jkt
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan tidak adanya
anggota yang melanjutkan
kegiatan tersebut disana.
Tabel 4.11: Bentuk dan hasil kegiatan bimbingan belajar di
luar jam sekolah

7. Pengajaran dan Pelatihan Bahasa Inggris

Gambar 4.7: Kegiatan pelatihan Bahasa Inggris


85
Bidang Pendidikan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Nomor 07
Kegiatan
Nama Kegiatan Pengajaran dan Pelatihan Bahasa
Inggris
Tempat, SMA N 01 Babakan Madang, 13,
tanggal 20, 27 Agustus 2015
Lama 90 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Naba, Adel, Rahman, Ayu
Tujuan Mengenalkan bahasa Inggris
dalam perkenalan diri
Sasaran Siswa-siswi SMA N 01 Babakan
Madang
Target 5 siswa berani mengenalkan diri
menggunakan bahasa Inggris
Deskripsi Kegiatan ini dilaksanakan selama
kegiatan seminggu sekali setiap hari
Kamis, pukul 15.00. Dalam
pelaksanaan kegiatan ini, kami
menggunakan beberapa metode
belajar yang berbeda-beda.
Diantaranya adalah dengan
meminta mereka mengenalkan
diri masing-masing dengan
menggunakan bahasa Inggirs,
serta mengadakan acara
menonton film bersama

86
kemudian setelah itu mereka
menceritakan kembali film
tersebut. Satu hal yang membuat
berbeda adalah, mereka
menonton film berbahasa Inggris
subtitle bahasa Inggris.
Melalui kegiatan seperti ini,
diharapkan siswa-siswi mampu
menangkap bagaimana
penggunaan bahasa Inggris
dalam kehidupan sehari-hari, dan
hal tersebut dapat dilihat dari
bagaimana mereka dapat
menceritakan kembali cerita film
yang telah disaksikan serta
kemudian menyampaikan nilai
moral apa yang terdapat di
dalam film tersebut. Film yang
kami saksikan ketika itu adalah
Big Hiro 6
Hasil Sebanyak 10 anak berani
berbicara menggunakan bahasa
Inggris dalam melakukan
perkenalan diri
Keberlanjutan Program ini masih berlanjut
program dikarenakan English Club
merupakan program sekolah
yang sebelumnya sudah berjalan.
Tabel 4.12: Bentuk dan hasil kegiatan pelatihan Bahasa
Inggris

87
8. Pentas Seni Remaja Kreatif

Bidang Pendidikan
Program Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan
Nomor 08
Kegiatan
Nama Kegiatan Pentas Seni Remaja Kreatif
Tempat, Perumahan Griya Alam Sentul
tanggal Blok B, RT 02, 29 Agustus 2015
Lama 120 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
dan warga setempat
Tujuan Mengisi acara yang diadakan
oleh warga setempat
Sasaran Anak-anak yang tinggal di
wilayah Blok B RT 02, Griya Alam
Sentul
Target Mewadahi 20 anak yang akan
menampilkan kemampuannya
dalam bidang seni
Deskripsi Acara ini dilaksanakan pada 29
kegiatan Agustus 2015 pukul 20.00 tepat.
Pada mulanya acara ini
merupakan hasil kelanjutan dari
serangkaian acara 17 Agustus
dimana malam pentas ini
merupakan malam pembagian
hadiah bagi para pemenang
lomba-lomba sebelumnya. Dalam

88
kesempatan ini, tim Al-Mustanir
mendapat suatu kehormatan
karena dipercaya untuk
mengelola acara tersebut dari
awal hingga akhir, dan tentu saja
dengan dukungan penuh warga
yang senantiasa memfasilitasi
kami semua dalam beraktivitas.
Terdapat berbagai macam
penampilan yang ditampilkan
dalam acara tersebut. Dimulai
dari ceramah yang disampaikan
oleh saudari Futri Asty, warga
terlihat khidmat mendengarkan
materi yang disampaikan secara
ringan namun tetap dapat
menggugah para pendengar di
atas terkait dengan bahasan
kematian. Setelah penampilan
hasil didikan Rahman Jamil ini
selesai, kemudian dilanjutkan
dengan penampilan menyanyi
pertama yang dibawakan oleh
salah satu anggota KKN Al-
Mustanir, Sandika, serta
dilanjutkan dengan berbagai
rangkaian acara seperti,
pembacaan puisi yang

89
dibawakan oleh Rudini dan juga
ketiga anak didiknya yang telah
dilatih, Kristin, Kristina, dan juga
Sekar.
Hasil Sebanyak 30 anak berani tampil
di panggung
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan merupakan acara
tahunan di lingkungan warga
setempat, dikarenakan harus
kembalinya kami ke wilayah asal
masing-masing setelah KKN
Tabel 4.13: Bentuk dan hasil kegiatan Pentas Seni Remaja
Kreatif

Gambar 4.8: Penampilan musikalisasi puisi

Gambar 4.9: Penampilan drama (kiri), penampilan tim


qasidah (kanan)

90
Gambar 4.10: Suasana ketika acara pentas seni
berlangsung (kiri) dan juga penutupan dari kepala desa
Babakan Madang (kanan)

9. Seminar Kewirausahaan

Bidang Ekonomi
Program Pengembangan Keterampilan dan
Pemberdayaan Ekonomi
Nomor 09
Kegiatan
Nama Kegiatan Seminar Kewirausahaan
Tempat, SMA N 01 Babakan Madang, 8
tanggal Agustus 2015
Lama 120 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
dan warga setempat
Tujuan Mengenalkan apa itu wirausaha
Sasaran Siswa-siswi SMA N 01 Babakan
Madang
Target 5 anak termotivasi untuk
melanjutkan kuliah, dan
mengenal apa itu wirausaha

91
Sebagaimana yang menjadi
pembahasan sebelumnya, yakni
dalam hal permasalahan, dimana
salah satunya adalah gaya hidup
masyarakat yang konsumtif serta
tingkat pendidikan yang rendah,
menjadi dorongan kami dalam
menyelenggarakan seminar yang
cukup banyak memberikan
motivasi kepada para
pesertanya.
Hasil Sebanyak 2 anak yakin akan
melanjutkan sekolah ke jenjang
kuliah dan mengerti apa itu
wirausaha
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan bersifat eventual
Tabel 4.14: Bentuk dan hasil kegiatan Seminar
Kewirausahaan

Gambar 4.11: Kegiatan Seminar Kewirausahaan


(Kiri), Serah terima hadiah buku kepada peserta

10. Pelatihan Desain Grafis

92
Bidang Sains dan Teknologi
Program Pengembangan Sains dan
Teknologi
Nomor 10
Kegiatan
Nama Kegiatan Pelatihan Desain Grafis
Tempat, SMA N 01 Babakan Madang, 14,
tanggal 21, 28 Agustus 2015
Lama 60 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Fahrul, Tri Wahyudi, Naba, dan
Adel
Tujuan Mengenalkan photoshop
Sasaran 20 siswa SMA N 01 Babakan
Madang
Target 5 siswa mampu mengenal apa itu
photoshop
Deskripsi Penggunaan photoshop dalam
kegiatan kehidupan sehari-hari akan
menjadi sangat bermanfaat
tatkala umat manusia mampu
menggunakan dan
mengaplikasikannya untuk
kemaslahatan manusia. Hal inilah
yang menjadi alasan,
terselenggaranya program ini,
disamping hal ini merupakan
salah satu program individu yang
diusung beberapa anggota KKN
Al-Mustanir.
Seiring dengan perkembangan

93
zaman yang serba cepat dan
juga canggih, penggunaan
photoshop kini telah menjadi hal
yang cukup vital dalam
membantu kehidupan manusia.
Namun, tak jarang perilaku nakal
manusia di era modern menjadi
tantangan tersendiri dalam
upaya mewujudkan tujuan
kemaslahatan tersebut.
Oleh karena itulah, pelaksanaan
kegitan ini tetap diiringi dengan
penyampaian penggunaan dan
pengaplikasiannya yang baik dan
benar. Sehingga generasi di masa
depan akan menjadi generasi
yang berkemajuan dan juga
bermoral positif
Hasil 3 anak mengenal apa itu
photoshop
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan tidak adanya pihak
yang melanjutkan di sana
Tabel 4.15: Bentuk dan hasil kegiatan pelatihan design grafis

94
Gambar

11.
11.
11.
11.
11.
11.
11.
11.
Penyuluhan Pemanfaatan Internet
Gambar 4.13: Suasana Positifdesain grafis di SMA N 01
pelatihan
Babakan Madang

Bidang Sains dan Teknologi


Program Pengembangan Sains dan
Teknologi
Nomor 11
Kegiatan
Nama Kegiatan Penyuluhan Pemanfaatan
internet positif
Tempat, SMA N 01 Babakan Madang, 22
tanggal Agustus 2015
Lama 120 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Mengenalkan apa itu internet
sehat/positif
Sasaran 40 siswa SMA N 01 Babakan
Madang
Target 15 siswa SMA N 01 Babakan

95
Madang mengenal internet
sehat/positif
Deskripsi Sebagai kelanjutan dari
kegiatan pemanfaatan teknologi oleh
remaja yang tak sedikit
mengundang atau memicu hal-
hal negatif, maka seminar
internet positif ini menjadi salah
satu acara yang cukup penting
untuk diselenggarakan. Dengan
sasaran siswa dan siswi SMA N
01 yang merupakan remaja yang
sedang berada dalam masa yang
aktif dan tak lepas dari
penggunaan internet maka acara
ini menjadi acara pas untuk
diselenggarakan.
Internet yang kerap kali
memberikan dampak buruk
terhadap kehidupan anak muda,
seperti berbagai kasus kejahatan
penculikan, pemerkosaan,
penipuan, menjadi alasan yang
cukup kuat betapa pentingnya
melakukan penyuluhan dalam
penggunaan internet secara
positif.
Hasil 10 siswa mengenal internet
sehat/positif

96
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan tidak adanya pihak
yang melanjutkan di sana
Tabel 4.16: Bentuk dan hasil kegiatan Penyuluhan Internet
Positif

Gambar
12. Gotong 4.14: Penyuluhan
royong bersama Internet
warga Positif
membangun
Sarana Penampungan air di wilayah Malimping.

Bidang Sosial
Program Pengadaan Sarana-Prasarana
Umum dan Bakti Sosial
Nomor 12
Kegiatan
Nama Kegiatan Gotong royong membangun
penampungan air
Tempat, Dusun Malimping, 17-29 Agustus
tanggal 2015
Lama 2 minggu
pelaksanaan
Tim pelaksana Febri, Sandika, Ridhoi, Rahman,
Tri Wahyudi, Rudini, Fahrul
Tujuan Menambah satu penampungan
air
Sasaran Dusun Malimping RT 03
Target Penampungan air warga dusun
Malimping RT 03 bertambah satu
Deskripsi Problem kekeringan yang juga

97
kegiatan disebabkan tidak turunnya hujan
dalam waktu yang cukup lama
menjadi salah satu kesulitan
yang dialami warga setempat.
Begitu pula di dusun Malimping,
yang mana untuk mampu
mencapai akses air bersih cukup
mengalami kesulitan. Sementara
datangnya hujan tak bisa
diprediksi dengan mudah,
mengingat hujan yang hanya
turun dengan deras saat pertama
kali kami datang dan selanjutnya
hujan sangat jarang turun. Jika
pun hujan turun, maka curahnya
tidak terlalu deras dan dalam
jangka waktu yang singkat.
Oleh karena itulah, gotong
royong bersama waraga ini
dilaksanakan, terlebih lagi
dengan tujuan untuk
memudahkan warga dalam
mengakses air bersih. Problem
yang kerap kali ditemukan adalah
ketidaktersediaan sarana
penampungan untuk
menampung air bersih tersebut,
sehingga inilah salah satu sarana

98
yang dibutuhkan oleh warga desa
Malimping saat ini.
Hasil Dusun Malimping RT 03 memiliki
tambahan penampungan air
untuk cadangan air warga
selama kekeringan.
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dalam
program bentuk pembangunan, namun
masyarakat merasakan
keberlanjutannya dalam hal
fungsi penampungan itu sendiri

Tabel 4.17: Gotong Royong Membangun Penampungan Air

Gambar 4.15: Proses kerja bakti di wilayah Malimping


13. Gotong royong bersama warga membangun
(Kiri), Pasca pemasangan Toren (Kanan)
jalan lingkar Babakan Madang.
Bidang Sosial
Program Pengadaan Sarana-Prasarana
Umum dan Bakti Sosial
Nomor 13
Kegiatan
Nama Kegiatan Gotong royong membangun jalan
lingkar Babakan Madang
Tempat, Dusun Malimping, 17-30 Agustus
tanggal 2015
Lama 2 minggu

99
pelaksanaan
Tim pelaksana Febri, Sandika, Ridhoi, Rahman,
Tri Wahyudi, Rudini, Fahrul
Tujuan Membantu pembangunan jalan
lingkar bersama warga
Sasaran Babakan Madang (Jalur lingkar
luar)
Target Jalan lingkar Babakan Madang
dapat digunakan oleh warga
Deskripsi Roda perekonomian, kehidupan
kegiatan sosial, bahkan hingga politik tak
bisa dilepaskan dari betapa
pentingnya keberadaan sarana
jalan umum yang memadai.
Sehingga untuk inilah pihak desa
mengadakan pembangunan jalan
lingkar Babakan Madang dimana
selanjutnya sarana ini akan
memudahkan berbagai aktivitas
masyarakat, baik masyarakat
Babakan Madang itu sendiri
maupun masyarakat di luar
Babakan Madang.
Sehingga, selama proses
pembangunannya kami
berinisiatif membantu proses
pembangunan jalan tersebut,
serta menyumbangkan sepuluh
buah bis beton yang sebelumnya
akan digunakan untuk proses

100
pembuatan sumur di Malimping
yang kemudian dialihkan menjadi
pembangunan penampungan air
Hasil Jalan lingkar jadi dan dapat
digunakan masyarakat untuk
akses berkegiatan
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program karena tidak ada yang
melanjutkan, serta program ini
merupakan bentuk partisipasi
mahasiswa selama KKN di desa
Babakan Madang
Tabel 4.18: Bentuk dan hasil kegiatan Gotong Royong
Membangun Jalan Lingkar

Gambar 4.16: Proses pembangunan jalan lingkar ditemai


dengan kehadiran kepala desa Babakan Madang, Abah

14. Pengadaan perpustakaan atau taman bacaan


di Mushola Al-Qalam
Bidang Sosial
Program Pengadaan Sarana-Prasarana
Umum dan Bakti Sosial

101
Nomor 14
Kegiatan
Nama Kegiatan Pengadaan Taman Baca
Tempat, Mushola Al-Qalam, 29 Agustus
tanggal 1 September 2015
Lama 4 hari
pelaksanaan
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Mewujudkan adanya taman baca
di Mushola Al-Qalam
Sasaran Mushola Al-Qalam
Target 10 anak termotivasi untuk
membaca daripada bermain
ketika ceramah sehari-hari
maupun (bulan) Ramadhan
sedang berlangsung
Deskripsi Pengadaan taman baca yang
kegiatan merupakan salah satu program
unggulan yang telah
dicanangkan kelompok KKN Al-
Mustanir. Saat sedang melakukan
koordinasi terkait time line
program, bersama salah satu
warga Griya Alam Sentul, yakni
Kak Sulthan, beliau
mengutarakan cita-citanya untuk
membangun sebuah
perpustakaan / taman baca yang
dapat dimanfaatkan oleh anak-
anak yang sering

102
bermain/berlarian saat sedang
ada ceramah, terutama di bulan
Ramadhan.
Oleh karena kesamaan itulah,
akhirnya program ini kami
tempatkan sasarannya adalah di
Mushola Al-Qalam, dengan
harapan apa yang dicita-citakan
Kak Sulthan dapat terwujud.
Hasil 10 anak semangat membaca
dikarenakan kebanyakan buku
yang disumbangkan merupakan
buku yang ringan namun tetap
mengandung ilmu keislaman.
Keberlanjutan Program ini berlanjut hingga saat
program ini, dimana taman baca tersebut
masih sering dikunjungi oleh
anak-anak
Tabel 4.19: Bentuk dan hasil kegiatan Pengadaan Taman Baca

Gambar 4.17: Almari dan beberapa buku-buku Taman Baca


Al-Qalam (Kiri) dan serah terima taman baca dari KKN Al-
Mustanir kepada ketua DKM Mushola Al-Qalam, Bapak Islah
(Kanan)
103
15. Pengadaan petunjuk (plang penunjuk) arah
jalan

Gambar 4.18: Beberapa plang penunjuk jalan yang telah


jadi (Kiri dan kanan) dan Proses pemasangan plang
Bidang Sosial
penunjuk jalan oleh Tim Al-Mustanir (Tengah)
Program Pengadaan Sarana-Prasarana
Umum dan Bakti Sosial
Nomor 15
Kegiatan
Nama Kegiatan Pengadaan Plang Penunjuk Jalan
Tempat, Desa Babakan Madang, 24-31
tanggal Agustus 2015
Lama 1 minggu
pelaksanaan
Tim pelaksana Fahrul, Febri, Rahman, Ridhoi,
Sandika, Tri Wahyudi, Rudini
Tujuan Membuat plang penunjuk jalan
untuk membntu memudahkan
warga
Sasaran Pertigaan pasar Babakan
Madang, jalan veteran, jalan
lingkar Babakan Madang,
pertigaan jalan perumahan Griya

104
Alam Sentul, dan Jalan Puncak 2.
Target Pendatang dari luar Babakan
Madang dapat mengetahui
mencari lokasi sesuai plang yang
dipasang oleh mahasiswa KKN
tersebut
Deskripsi Sulitnya menemukan tempat di
kegiatan wilayah Babakan Madang,
mungkin memang benar hal
itulah yang pertama kali terlintas
saat pertama kali melakukan
survey. Kesulitan ini bukan
berasal dari kondisi medan
maupun jalan yang sulit dilalui,
melainkan kurangnya arah
penunjuk jalan yang ada di
wilayah tersebut. Sehingga tak
jarang kita sama sekali tak tahu
saat itu sedang berada di wilayah
mana tentu saja ketika tidak
bertanya.
Hal inilah yang melatar belakangi
betapa pentingnya sarana
penunjuk jalan sebagai sarana
yang akan memudahkan
masyarakat. Tentu saja hal
tersebut akan lebih memudahkan
bagi para pendatang maupun
masyarakat yang berada di luar

105
Babakan Madang ketika
melakukan perjalanan kesana.
Sehingga atas dasar inilah
mengapa kelompok KKN Al-
Mustanir mengadakan program
pengadaan penunjuk jalan
tersebut.
Hasil Plang penunjuk jalan yang ada di
lima titik:
Pertigaan pasar Babakan
Madang, jalan veteran, jalan
lingkar Babakan Madang,
pertigaan jalan perumahan Griya
Alam Sentul, dan Jalan Puncak 2
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dalam
program bentuk pembangunan fisik,
melainkan masyarakat terutama
pendatang, merasakan manfaat
atas adanya plang penunjuk jalan
ini
Tabel 4.20: Bentuk dan hasil Pembuatan Plang Penunjuk Jalan
16. Penyaluran wakaf Al-Quran dan Juz amma

Gambar 4.19: Proses serah terima penyaluran wakaf Al-


Quran dari KKN Al-Mustanir
Bidang Sosial

106
Program Pengadaan Sarana-Prasarana
Umum dan Bakti Sosial
Nomor 16
Kegiatan
Nama Kegiatan Penyaluran wakaf Al-Quran dan
Juz amma
Tempat, Desa Babakan Madang, 23 24
tanggal Agustus 2015
Lama 1 hari
pelaksanaan
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Menyalurkan wakaf Al-Quran dan
Juz Amma ke warga dusun
Cicadas, Banceuy, dan MD
Hidayatushoheh
Sasaran Masjid, Mushola, dan majelis
talim di wilayah dusun Cicadas,
terutama di wilayah Cicadas,
Malimping dan juga Banceuy.
Target Menyumbang 140 eksemplar Al-
Quran dan 200 eksemplar Juz
Amma ke Masjid, Mushola, dan
majelis talim di wilayah dusun
Cicadas, terutama di wilayah
Cicadas, Malimping dan juga
Banceuy
Deskripsi Penyaluran wakaf Al-Quran
kegiatan merupakan salah satu program
unggulan yang kami rancang,
terlebih lagi saat melakukan
survey kedua kalinya, yakni
107
ketika kami berkunjung ke salah
satu pesantren yang terletak di
dusun Cicadas. Kondisi pesantren
yang bisa dikatakan tidak layak,
didukung dengan keberadaan
beberapa mushaf Al-Quran yang
sudah sangat lama dan berdebu.
Hal ini tentu menjadi salah satu
bentuk keprihatinan tersendiri,
mengingat pesantren yang
merupakan tempat dimana
keilmuan Islam seseorang dapat
ditempa dengan maksimal, harus
menerima situasi demikian
dikarenakan keterbatasan
fasilitas dan juga sarana.
Program ini tidak kami jalankan
dengan sendiri, melainkan
terdapat beberapa pihak yang
membantu kami dalam upaya
penyelenggaraannya,
diantaranya Badan Wakaf Al-
Quran dan juga Kementerian
Agama. Terdapat sedikitnya 200
eksemplar juz amma dan juga
140 eksemplar Al-Quran.
Semuanya kami peruntukkan
kepada beberapa penerima, yaitu

108
Masjid, Mushola, dan majelis
talim di wilayah dusun Cicadas,
terutama di wilayah Cicadas,
Malimping dan juga Banceuy
serta satu madrasah yakni
Madrasah Diniyah
Hidayatushoheh
Hasil 200 Juz Amma dan 140 Al-Quran
terdistribusikan ke target di atas
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut dalam
program bentuk pembangunan fisik,
melainkan masyarakat
merasakan manfaat atas
sumbangan ini.
Tabel 4.21: Bentuk dan hasil Penyaluran Wakaf Quran dan
Juz Amma

17. Peningkatan Kesadaran Berwarga Negara:


Lomba 17 Agustus
Bidang Sosial
Program Peningkatan kesadaran berwarga
negara
Nomor 17
Kegiatan
Nama Kegiatan Lomba 17 Agustusan
Tempat, Griya Alam Sentul, Blok B RT 02,
tanggal 15-16 Agustus 2015
Lama 2 hari
pelaksanaan
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
Tujuan Membantu mengelola
perlombaan yang diadakan di

109
perumahan Griya Alam Sentul,
Blok B, RT 02
Sasaran Warga blok B, RT 02 Griya Alam
Sentul
Target Warga mengetahui keberadaan
mahasiswa KKN
Deskripsi Dalam rangka memperingati 17
kegiatan Agustus 1945, sebagaimana
kebiasaan yang telah
berlangsung di berbagai
masyarakat yang ada di
Indonesia, lomba tujuh belasan
seakan menjadi ritual wajib yang
tak boleh terlewatkan. Hal ini
dilakukan bukan tanpa alasan,
mengingat agar anak-anak
sebagai generasi masa depan
mengetahui apa dan bagaimana
sebenarnya momentum tujuh
belasan itu sendiri.
Dalam kegiatan ini, tim KKN Al-
Mustanir mendapatkan amanah
sebagai panitia penyelenggara
kegiatan lomba, di bawah
pengawasan dan bimbingan
warga sekitar. Beberapa lomba
yang diadakan diantaranya
adalah balap karung, makan
kerupuk, balap kelereng,

110
memasukkan pensil ke dalam
botol, hingga tarik tambang serta
joged balon yang diperuntukkan
bagi anak-anak dan remaja.
Sedangkan bagi kalangan
dewasa dan orang tua, terdapat
diantaranya, lomba futsal bapak-
bapak dan ibu-ibu, tarik tambang
bapak-bapak dan ibu-ibu, serta
lomba joged balon bapak-bapak
dan ibu-ibu.
Warga sekitar, meski tinggal di
lingkungan perumahan yang
biasanya identik dengan
individualisme yang tinggi,
ternyata tidak terbukti dalam hal
ini. Ini dikarenakan antusiasme
warga yang begitu tinggi dalam
meramaikan acara tahunan yang
juga diperingati oleh sebagian
warga Indonesia.
Hasil Terlaksananya kegiatan lomba 17
Agustusan
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan acara ini merupakan
acara eventual tahunan
Tabel 4.22: Bentuk dan hasil kegiatan Lomba 17 Agustusan

18. Nonton bareng film perjuangan

111
Gambar 4.20: Kegiatan nonton bareng film perjuangan

Bidang Sosial
Program Peningkatan kesadaran berwarga
negara
Nomor 18
Kegiatan
Nama Kegiatan Nonton bareng film perjuangan
Tempat, Griya Alam Sentul, Blok B RT 02,
tanggal 15-16 Agustus 2015
Lama 120 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Seluruh anggota KKN Al-Mustanir
dan warga Griya Alam Sentul,
Blok B RT 02
Tujuan Agar warga dapat berkumpul dan
menjalin silahturahim
Sasaran Warga blok B, RT 02 Griya Alam
Sentul
Target 20 Kepala Keluarga turut
mengikuti acara nonton bareng

112
sedikitnya 40 sampai 50 warga,
sekitar pukul 20.00. Film yang
menggunakan Janur Kuning
sebagai judulnya, ditayangkan
menggunakan layar serta
dilaksanakan di lapangan voli
yang berada di lingkungan RT 02
RW 006, Griya Alam Sentul.
Tak hanya orang dewasa, anak-
anak pun turut serta meramaikan
kegiatan yang dinilai bermanfaat
dalam pengaplikasian nilai-nilai
perjuangan ini. Pemutaran film
sendiri selesai sekitar pukul
22.00 WIB. Meskipun perlahan-
lahan para penonton mulai
berkurang sedikit demi sedikit,
tetapi sebagaimana yang
diharapkan oleh ketua RW 06,
Bapak Dede, bahwa bagaimana
warga mau berkumpul bersama
dalam memperingati
kemerdekaan RI.
Hasil 20 Kepala keluarga ikut kegiatan
nonton bareng tersebut
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan acara ini merupakan
acara eventual tahunan
Tabel 4.23: Bentuk dan hasil kegiatan Nonton Bareng Film
Perjuangan

113
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada
Masyarakat

1. Pelatihan Kerajinan Membuat Bross dari Kain


Perca (kain bekas)

Bidang Ekonomi
Program Pengembangan Ekonomi dan
pembangunan
Nomor 1
Kegiatan
Nama Kegiatan Pelatihan kerajinan membuat
bross dengan kain perca
Tempat, Dusun Malimping, dekat MD
tanggal Hidayatushoheh, 10 Agustus
2015
Lama 90 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Hikmah, Fitriana, Ayu
Tujuan Melatih keterampilan membuat
bross
Sasaran 30 Siswi/santriwati dari MD
Hidayatushoheh
Target 10 anak mampu membuat bross
sendiri dengan memanfaatkan
barang/kain bekas

114
pasca ambruk tersebut. Dengan
menghadirkan 30 siswi yang
kami minta sebagai peserta
dalam pelatihan, antusiasme
mereka begitu tampak, dimana
ditunjukkan dengan keberadaan
siswi yang jumlahnya lebih dari
30 sebagaimana yang kami
targetkan. Ditambah lagi
kegiatan diadakan selepas
aktivitas kegiatan belajar
mengajar selesai, yakni sekitar
pukul 15.30, sehingga kami
begitu senang mengingat anak-
anak yang seharusnya sudah
letih karena sudah seharian
belajar di sekolah, tetapi begitu
bersemangat mengikuti kegiatan
ini
Hasil 5 anak bisa membuat bross dari
kain perca
Keberlanjutan Program ini berlanjut dalam
program bentuk kreativitas masing-
masing anak yang membentuk
Tabel 4.24: Bentukkelompok untuk membuatnya
dan hasil kegiatan membuat bross

115
Gambar 4.21: Pembuatan bross berbahan dasar kain bekas
(kain perca)
2. Pelatihan Kerajinan Membuat Cermin Hias
Berbahan dasar Kain Flanel

Bidang Ekonomi
Program Pengembangan keterampilan dan
pembangunan ekonomi
Nomor 2
Kegiatan
Nama Kegiatan Membuat cermin hias
menggunakan kain flanel
Tempat, Dusun Malimping, dekat MD
tanggal Hidayatushoheh, 26 Agustus
2015
Lama 90 menit
pelaksanaan
Tim pelaksana Hikmah, Fitriana
Tujuan Melatih keterampilan membuat
cermin hias
Sasaran 15 Siswi/santriwati dari MD
Hidayatushoheh
Target 5 anak mampu membuat cermin
hias

116
Deskripsi Sebagai keberlanjutan dari
kegiatan serangkaian kegiatan
sebelumnya, maka pelatihan
kerajinan berikutnya adalah
membuat cermin hias dari kain
flanel. Modal yang diperlukan
untuk membuat kerajinan ini
sangat terjangkau, sehingga jika
ditargetkan untuk menghasilkan
generasi yang produktif dan
mandiri sangat menjanjikan.
Mulanya kegiatan yang
dilakukan di kediaman Bu Fefi ini
adalah berlatih hafalan surat Asy-
Syams dengan metode gerakan.
Namun, setelah terdapat waktu
senggang setelah kegiatan
tersebut selesai dimulailah acara
membuat cermin hias tersebut.
Untuk cermin hias sendiri,
biasanya merupakan salah satu
produk yang sangat laris manis
jika digunakan sebagai souvenir
dalam acara pernikahan.
Sehingga, ketika anak-anak yang
sudah beranjak remaja di sana
mampu melakukan produksi
walau pun masih kecil-kecilan ini,

117
menjadikan mereka tidak hanya
mampu meningkatkan
kreativitas, melainkan juga
income.
Hasil 6 anak bisa membuat cermin hias
Keberlanjutan Program ini tidak berlanjut
program dikarenakan tidak adanya pihak
yang melanjutkan di sana
Tabel 4.25: Bentuk dan hasil kegiatan membuat cermin hias

Gambar 4.22: Kegiatan membuat cermin hias berbahan


dasar kain flanel
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil

Secara garis besar berbagai kegiatan dan program


kerja yang telah dilaksanakan oleh kelompok KKN Al-
Mustanir, tentu tidak terlepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhi baik atau buruknya kegiatan yang kami
laksanakan. Bukan hanya faktor internal, melainkan juga
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi berhasil tidaknya kegiatan kami
yang berasal dari dalam kelompok.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam


mewujudkan suatu bentuk kegiatan maupun program,
diantaranya adalah persiapan. Hal ini dikarenakan suatu

118
kegiatan harus memiliki perencanaan yang matang
terlebih dahulu sehingga dapat dihasilkan persiapan yang
matang. Selain itu menjadi hal yang penting bagi suatu
kelompok dalam mengenali kemampuan dan kekurangan
anggotanya masing-masing, sehingga dapat menentukan
bagaimana pembagian tugas ke depannya. Hal ini juga
akan mendorong kelompok, agar tetap berjalan
sebagaimana fungsinya dan perannya masing-masing
sehingga tercipta tim kerja yang kompak dan harmonis.

Ketika persiapan dan identifikasi kemampuan anggota


telah matang dipersiapkan, maka faktor internal penentu
berikutnya adalah komunikasi dan kerukunan antar
anggota. Komunikasi sangat berperan penting dalam
mewujudkan bentuk kerja sama. Komunikasi yang
berjalan secara baik dengan intensitas yang cukup akan
kian menguatkan kerja sama sebuah anggota. Ketika
pengidentifikasian masing-masing anggota telah
diketahui, maka menjadi penting untuk kelompok
memahami watak dan karakter anggota yang tidak
mungkin tidak berbeda-beda. Dan hal tersebut
dilaksanakan oleh tim KKN Al-Mustanir, dengan
mengadakan beberapa kali pertemuan anggota sebelum
pelaksanaan kegiatan KKN ini dilaksanakan.

Kesamaan pemikiran menjadi faktor pendukung


tersendiri dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Hal tersebut harus dimiliki setiap kelompok sebagai
langkah dalam melaksanakan kegiatan yang melibatkan

119
masyarakat banyak. Disinilah pentingnya penyatuan
faktor-faktor internal tersebut, sehingga mampu
mewujudkan kerja sama kelompok yang berjalan
harmonis.

Selain faktor internal, faktor eksternal juga


merupakan hal tak kalah penting harus diperhatikan.
Berdasarkan pengalaman beberapa kelompok
sebelumnya, pengalaman kelompok kami juga turut
menjawab bagaimana faktor eksternal mampu
menghambat berjalannya kegiatan KKN ini sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwasanya terdapat
beberapa program yang tidak sesuai dengan rencana
awal.

Faktor eksternal tersebut seperti, kondisi warga di


wilayah Dusun Malimping yang sulit untuk dikumpulkan
dalam rangka penyuluhan kesehatan. Kurangnya
kesadaran akan pentingnya kesehatan, menjadi
penyebab warga kurang tertarik dan cenderung tidak
menginginkan kegiatan-kegiatan semacam ini, yang
sebelumnya sudah sering diadakan, baik dari pihak desa
maupun di luar pihak desa.

Namun, dengan kekurangan tersebut tidak menutup


kemungkinan bahwa banyak kelebihan-kelebihan yang
dimiliki desa ini, diantaranya kondisi warga yang cukup
ramah terhadap kami selaku pendatang, sehingga cukup
mudah untuk mendekati berbagai tokoh dan juga

120
masyarakat yang ada. Hal ini sangat membantu
kelompok kami dalam mndapatkan arahan-arahan untuk
pelaksanaan kegiatan yang lebih tepat sasaran. Selain
itu, kedekatan kami dengan beberapa tokoh agama dan
pendidik juga mendorong kami dalam melaksanakan
berbagai kegiatan yang berbasis pendidikan dan
keislaman.

BAB V

121
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai kegiatan


intrakurikuler yang diselenggarakan bagi mahasiswa
dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat desa
merupakan kegiatan yang baik jika dilaksanakan secara
keberlanjutan. Mengingat sebagaimana disinggung
sebelumnya di awal, bahwasanya pembangunan suatu
negara tidak akan bisa dilepaskan dari masyarakat desa
yang maju. Kota tidak akan terlahir dan menjadi komples
ketika desa dibiarkan begitu saja. Dalam hal ini, kegiatan
KKN bukan hanya menjadi sekadar penggugur kewajiban
yang harus ditempuh di jenjang perkuliahan, melainkan
menjadi sebuah amanah berat yang harus dapat
dipertanggung jawabkan dalam upaya perwujudan
perubahan sosial di masyarakat yang lebih baik,
sebagaimana beberapa permasalahan yang telah dibahas
sebelumnya yakni sebagai berikut:

1. Tingkat sumber daya manusia yang berbeda di


masing-masing dusun.
Tingkat sumber daya manusia yang berbeda-beda
menjadi bukti bahwasanya distribusi kesejahteraan di
desa ini belum berjalan secara merata. Hal ini kemudian
mempengaruhi tingkat pembangunan masing-masing
wilayah tersebut. Di beberapa dusun seperti Cicadas,
Malimping dan Madang yang masih rendah tingkat SDM-
nya maka tingkat perekonomiannya pun lebih tertinggal

122
dari wilayah lainnya. Selain itu adanya perumahan
victoria yang notabene merupakan perumahan elit,
sehingga menyebabkan adanya ketimpangan sosial yang
cukup nyata terlihat.
Selain itu kondisi kesenjangan yang demikian cukup
terlihat, juga bukan semata-mata bentuk kesalahan dari
pihak aparat desa, melainkan kurangnya kesadaran dan
kerja sama antara warga dan juga aparat desa menjadi
salah satu pendukung rendahnya SDM dan berbagai
aspek seperti ekonomi dan juga pendidikan.
2. Sulitnya akses air bersih (khususnya di dusun
Cicadas).

Sulitnya akses air bersih ini memang melanda


sebagian besar wilayah di Indonesia belakangan ini.
Untuk di wilayah Cicadas, kondisi tanah yang memang
cadas (berbatu) menjadi salah satu faktor mengapa air
sangat sulit diperoleh di wilayah dusun ini. Kondisi
demikian cenderung berpotensi terjadinya kekeringan,
terlebih lagi ketika musim kemarau tiba. Sementara fakta
demikian ternyata tidak hanya ditemui di dusun Cicadas
saja, tetapi juga di dusun Malimping dan Babakan
Madang. Tentu saja sulitnya akses air sebagai kebutuhan
utama manusia dalam pemenuhan kehidupannya menjadi
salah satu penghambat aktivitas masyarakat. Jika untuk
mendapatkan air saja sangat sulit, apalagi untuk
menjangkau air bersih. Oleh karena itu, dalam menyikapi
hal ini maka sangat diperlukan kerja sama terutama
terkait pihak pemerintah serta warga setempat.

123
Salah satunya adalah kegiatan yang dilaksanakan
oleh warga RT 02 Blok B Griya Alam Sentul yang
berinisiatif mengadakan air bagi warga dengan membeli
air menggunakan tanki untuk mengisi air di beberapa
rumah yang memiliki penampungan air. Langkah ini
memang tidaklah menyelesaikan permasalahan yang
ada, akan tetapi sebagai langkah penyelesaian
sementara tatkala persediaan air mulai mengering, maka
ini merupakan langkah nyata yang bagus untuk
dilaksanakan. Meski program ini belum berjalan betul
karena masih adanya beberapa kekurangan koordinasi
antara warga dan pihak RT, namun semoga selepas
kepergian kami program tersebut dapat berjalan.
Selain itu, kelompok KKN Al-Mustanir yang
mengadakan pembangunan penampungan air juga
menjadi bentuk jawaban atas permasalahan ini. Masih
sebagaimana yang telah disinggung di ats, langkah ini
tentu saja belum berhasil menyelesaikan masalah ini
begitu saja, tetapi setidaknya inilah upaya nyata yang
dilakukan warga bersama tim Al-Mustanir selama berada
di desa pengabdian.
Masalah air memang merupakan masalah krusial
yang tak bisa dianggap sepele. Air sebagai kebutuhan
pokok warga, menjadi penghambat segala aktivitas dan
kegiatan ketika keberadaannya mulai sulit dijangkau.
Faktor alam pun tidak bisa dilepaskan dari hal ini, meski
sebenarnya tidak sepenuhnya faktor alam menjadi
penyebabnya.

124
3. Masih adanya dusun yang belum tersentuh
pembangunan sarana MCK umum (Mandi, Cuci,
Kakus) khususnya di dusun Malimping dan
Babakan Madang.
Permasalahan MCK tentu saja merupakan hal yang tak
kalah pentingnya untuk diadakan. Terlebih lagi kondisi
masyarakat di wilayah dusun Cicadas, Malimping dan
Babakan Madang itu sendiri. Namun dikarenakan
permasalahan lokasi atau lahan yang digunakan,
seringkali lokasi yang digunakan sebagai tempat MCK
umum terbentur masalah kepemilikan tanahnya yang
diklaim sebagai tanah milik pribadi sehingga kemudian
MCK tersebut kemudian diklaim menjadi milik pribadi.
Selain itu ada juga beberapa sarana MCK yang tidak
mendapatkan perawatan yang baik dari warga atau
karena tidak adanya air sehingga pada akhirnya sarana
tersebut rusak dan tidak dapat digunakan lagi.

4. Rendahnya tingkat pendidikan.


Beberapa dusun yang tingkat pendidikan warganya
masih terbilang rendah adalah seperti di dusun Madang
dan Cicadas. Hal ini terutama disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti faktor ekonomi sehingga mereka tidak
dapat menyekolahkan anaknya atau melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tak sedikit,
warga desa yang ketika telah lulus sekolah menengah
pertama (SMP) atau sekolah menengah atas (SMA), akan
berorientasi untuk segera mendapat pekerjaan di pabrik-
pabrik terdekat maupun di perusahaan penggalian batu

125
kali, sebagai buruh. Selanjutnya hal ini pun berpengaruh
pada sektor pertanian, yang memang sebelumnya cukup
menjanjikan untuk dijadikan sebagai sumber
penghidupan masyarakat.
Akhirnya, dampak terbesar adalah perekonomian
masyarakat di beberapa tempat tersebut menjadi tidak
stabil, dikarenakan pendapatan masyarakat yang bisa
dikatakan rendah, sementara tuntutan pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat semakin tinggi. Selain itu,
kendala bahasa asing, seperti bahasa Inggris juga masih
menjadi salah satu kendala utama masyarakat di sini
dalam bersaing di dunia persaingan kerja.
5. Gaya hidup yang konsumtif.

Letak desa tersebut yang tak begitu jauh dari


perkotaan, cukup menjadi alasan mengapa gaya hidup
masyarakat perkotaan yang konsumtif mulai diikuti,
sehingga ditemukan hampir adanya kesamaan gaya
hidup antara masyarakat yang berada di desa Babakan
Madang maupun yang ada di perkotaan. Gaya hidup ini
bisa menjadi baik dan bisa pula menjadi buruk.
Sementara realitas yang ada tercermin dari perilaku
remaja yang perlahan mulai kehilangan minat untuk
memajukan desanya, serta gaya hidup modern dengan
berbagai fasilitas yang saat ini telah merambah desa ini.
Sehingga, hampir terdapat kesamaan problematika yang
ada di masyarakat desa Babakan Madang dan juga
masyarakat perkotaan, meskipun tak bisa lantas
digeneralisirkan demikian.

126
6. Kurangnya kepekaan terhadap kebersihan
lingkungan
Pola hidup konsumtif ternyata menjalar pada kurang
pekanya masyarakat akan kebersihan lingkungan.
Sebagai contoh, di Dusun Cicadas, kurang sadarnya
masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan sangat terlihat dari perilaku membuang
sampah ke sungai. Meskipun demikian. Sebenarnya hal
tersebut dikarenakan oleh dinas kebersihan pemerintah
daerah atau kabupaten tidak menjangkau desa Babakan
Madang sehingga masyarakat kebingungan untuk
membuang sampah. Meskipun sudah diadakan sarana
tong sampah namun karena tempat pembuangan
akhirnya tidak ada maka masyarakat kembali lagi
membuang sampah ke sungai.
B. Saran dan Rekomendasi
a. Perlu ditingkatkannya pemahaman masyarakat
terhadap keberadaan dan eksistensinya mahasiswa
KKN sebagai motivator atau penggerakn dan bukan
sebagai pemberi dana bagi suatu lokasi KKN.
b. Bagi masyarakat, hasil yang diperoleh baik fisik
maupun non-fisik hendaklah perlu dijaga dan terus
dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat
yang besar bagi masyarakat pada masa yang akan
datang. Selain itu juga perlu adanya peningkatan
gotong royong dan saling bekerjasama untuk kegiatan
kampung dan adanya pengaplikasian program-
program yang sudah dilaksanakan.

127
c. Untuk mahasiswa KKN yang akan datang diharapkan
memiliki kesadaran individu bahwa kegiatan KKN ini
adalah kegiatan kelompok, sehingga akan terjalin
kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan bersama.
d. Bagi PpMM UIN Jakarta, Pemerintah Daerah dan pihak-
pihak yang terkait, disarankan untuk bekerjasama
secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kegiatan
KKN untuk dapat meningkatkan mutu kehidupan
warga di lokasi-lokasi KKN.
e. Kepada Pemerintah Kabupaten Bogor, perlu adanya
pemberian pelatihan yang lebih sering dan
berkelanjtan mengenai masalah-masalah pendidikan
dan lingkungan, terlebih lagi jika diikuti dengan
pengawasan yang berkala dipastikan akan mendapat
smabutan yang positif dari warga.

128
EPILOG
A. Pesan Kesan Masyarakat Babakan Madang
1. Kepala Desa

Menurut Saya Syukur Alhamdulillah, bahwa teman-


teman dari UIN Jakarta Syarif Hidayatullah telah
melaksanakan kegiatan KKN kuliyah kerja nyata, selama
satu bulan penuh dengan dampak yang sangat positif
sekali di Masyarakat terutama dikampung Malimping.
Aspirasinya luar biasa alhamdulillah. Juga pemerintah
desa mengucapkan terima kasih yang telah banyak
menyumbang pikiran, tenaga dan lain sebagainya.
Sebagai contoh kerja nyata dari teman-teman UIN bahwa
dikampung Banceuy RT 03 telah dilaksanakan berbagai
rehabilitasi sumur, yang sumur itu sebenarnya sangat
dibutuhkan sampai kurang lebih 150 kepala keluarga.
Yang sekarang ketika saya survey kelapangan waduh
betul-betul bisa dinikmati. Intinya bahwa kesan yang ada
yang ada di Babakan Madang luar biasa, dan Saya
mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian juga
kepada pihak Universitas Saya mengucapkan terima
kasih. Mudah-mudahan kerja nyata dan kerja sama tidak
hanya untuk tahun ini, tapi untuk selama-lamanya.

Pesannya untuk mahasiswa jangan merasa puas atas


apa yang Anda hasilkan. Yang jelas untuk kami kesannya
tadi sungguh luar biasa, tapi yang namanya belajar
jangan merasa cukup disini. Terus ada ada peribahasa
mengatakan carilah ilmu walau sampai kenegeri Cina.

2. SDN 01 Babakan Madang

Saya atas nama perwakilan SDN 01 Babakan Madang.


Selama mahasiswa UIN yang program KKNnya di Desa
Babakan Madang, mungkin kami merasa terbantu dari

129
dalam segi hal. Kita semua sedang belajar ya sedang
belajar, mungkin dari segi ilmu yang didapatkan dari
kampus itu bisa tertuangkan di SD ini, atau keanak-anak
siswa yang belum didapatkan dari gurunya. Yang kedua
kami juga berterima kasih atas segela macam
bantuannya dalam memberikan materi, terutama yang
kami tuntut itu masalah keagamaan, mungkin yang dari
mana kampusnya lebih besar condongya keagamaan.

Pesan Saya kepada Mahasiswa yang KKN yang akan


datang mungkin bisa seperti ini. Adapun kekurangan atas
semua staff dan guru-guru SDN. Babakan Madang
perwakilan untuk memohon maaf apabila ada kekurangan
atau dari nilai, dari segi sikap dan segela kesalahan,
mohon harap segela dimaklumi. Untuk itu kamipun siap
menerima lagi apabila ada dari pihak mananpun yang
akan menyalurkan aspirasi bantuan, dan segela macam
untuk kemajuan peserta didik disini.

3. MD. Hidayatussoheh

Kesannya satu, alhamdulillah ya di Sekolah


Hidayatussoheh ada yang membantu, karena kan dari
pihak sekolah kekurangan guru, kebetulan ada
mahasiswa yang membantu mengajar disitu.
Alhamdulillah bisa berbagi ilmu dengan anak-anak lain,
dan Saya sebagai pengajar bisa mendapatkan ilmu juga.
Bersyukur sekali mungkin Allah sudah ngasih cara seperti
itu. Sekolah itu bisa didatangin sama Mahasiswa dan bisa
membantu kami disini. Harapannya alhamdulillah kalau
misalkan bisa datang lagi sangat bersyukur bisa
membantu Ibu Pepi disini, terus harapan Saya sekolah itu
bisa lebih maju lagi, karena itu kan ada di perkampungan.
Saya berharap kakak Mahasiwa bisa membantu untuk
memajukan sekolah itu.

Pesan saya untuk mahasiswa terus berjuang,


pokoknya jangan pernah mengeluh ya. Ilmunya terus
dibagikan jangan pernah pelit akan ilmu, karena kan
kalau ilmu dibagikan itu akan lebih bermanfaat. Pesannya
ya itu aja pokoknya terus berbagi ilmu.

130
4. Pak Entip

Kesan saya ya moga-moga adik-adik ini luluslah


ditugas disini, supaya ada hasilnya dari sini, segitu aja
dari Saya. Pesannya untuk mahasiswa supaya sehatlah,
supaya sehatlah, ya tugas-tugas di Jakartanya supaya
lancarlah, supaya lulus, maksudnya itu tujuan adik-adik
ini. Bermanfaat sekali saluran-saluran air sudah lancar,
kalau disini memang tidak ada mata air, kalau disana kan
sudah disalurkan kemasing-masing rumah-rumah kyai,
rumah-rumah warga itu pesan kesan dari Saya.

Terima kasih kepada adik-adik ini, supaya sukses. Al-


qurannya Saya sudah diajikan di musolla-musolla, yang
meninggal saya kirimin. Terima kasih banyak lo ya
Alqurannya, Juz ammanya sudah Saya bagikan ke Anak-
anak. Sudah itu aja pesan kesannya.

5. Ustad Acang

Ya Alhamdulillah sudah dibantu teman-teman semua


yaitu Alquran satu. Yang kedua memang keadaan
dikampung kita ya Alhamdulillah, cuman ini Saya kan
menderita sampai sekarang alhamdulillah gitu kan ada
bantuan Alqur,an gitu. Ama Saya dikasih lagi ama murid-
murid Saya, ama Pak Haji Burhan, ama Ustad Deden yang
dua dusnya itu. Yang satu dusnya itu dipakai ama Saya,
ada yang minta saudara buat pesantrenan dikasih ama
Saya itu sodakoh, jadi itu lebih memperpanjang sodaqoh.
Mudah-mudahan kita yang udah ngasih Alquran itu
semoga pahal ganjarannya dikasihkan ama yang maha
pengasih ya khususnya itu pokoknya semua diganti satu
persatu. Pokoknya Bapak mengucapkan terima kasih atas
bantuannya semoga tuhan memberi pahala yang berlipat
ganda. Pokoknya itunya pembelajaran suapaya
dipermudah, supaya biarpun misalnya barang sulit, tapi

131
mudah-mudahan dimudahkan ama Tuhan yang Maha
Kuasa cuma kata Saya.Pesan buat mahasiswa mudah-
mudahan kapan-kapan kita ketemu lagi cuman segitu
kata Bapak kurang lebihnya mohon maaf.

B. Pesan dan Kesan Mahasiswa KKN

1. Febri

Semenjak dimulainya persiapan program KKN, saya


mungkin bisa dibilang orang yang paling sibuk
dikelompok kami. Mulai dari mencari anggota, memimpin
rapat, survey lokasi, pembuatan proposal, berhubungan
dengan pihak desa dan kecamatan, sampai pada
penyusunan buku laporan dan pertanggungjawaban
semuanya harus dikoordinir dengan baik dan melakukan
pembagian tugas yang tepat. Hal ini wajar memang
karena saya diamahkan sebagai ketua kelompok.
Meskipun dengan segala kekurangannya, Alhamdulillah
program KKN kami selesaikan dengan sangat baik.

Ketika baru tiba di desa saya datang terlebih dahulu


untuk mengkondisikan lokasi. Namun kaget bukan
kepalang, setibanya disana pihak desa masih belum
menetapkan dimana tempat kami tinggal nanti
khususnya tempat untuk para akhwat. Jauh-jauh hari
sebelumnya kami telah membooking tempat di dusun
Malimping untuk basecamp ikhwan, sementara itu untuk
basecamp akhwat pihak desa menjanjikan akan
mencarikan tempat tidak jauh darisana. Lebih parah lagi
ketika kami akan memindahkan barang-barang ke rumah
yang direncanakan akan menjadi basecamp ikhwan
ternyata rumah tersebut masih dalam berantakan karena
akan direnovasi. Kami sudah mengetahui sebelumnya
bahwa rumah tersebut menerima bantuan dari
pemerintah desa untuk renovasi, namun demikian
program tersebut dijadwalkan selesai persis setelah
lebaran. Namun demikian pada kenyataannya ternyata
program tersebut belum diselesaikan. Tentunya hal ini
menambah pusing saya untuk memikirkan dimana
basecamp kami.

132
Di tengah kebuntuan tersebut datanglah kepala
desa bersama ajudannya. Beliau turun langsung
berkeliling mencarikan tempat untuk kami tinggal.
Akhirnya kami mendapatkan tempat di perumahan Griya
Alam Sentul. Dan mulai saat disanalah kami tinggal.
Untuk para akhwat, mereka tinggal di rumah Pak RW
dengan segala fasilitas dan kenyamanannya. Sedangkan
kami para ikhwan tinggal di kontrakan kosong tidak jauh
dari rumah pak RW. Melihat kondisi tersebut rupanya
sangat timpang para akhwat tinggal dengan fasilitas
sangat baik, sementara kami kami tinggal dikontrakan
kosong yang benar-benar kosong hanya menyisakan
mesin air saja dan letaknya dibelakang persih proyek
peternakan ayam. Yahhh tapi tak mengapa lah kami
memang harus mengalah dan memuliakan para wanita.
Hahaha...

Setelah secara resmi dibuka oleh kepala desa


program kerja kami satu demi satu mulai dilaksanakan.
Yahh namanya juga KKN pasti kebanyakan programnya
ngajar, udah biaya. Tapi berbeda dengan saya, justrus
saya lebih banyak melakukan konsolidasi, advokasi dan
lobi-lobi politik dengan pemerintah setempat. Bahkan
sempat ada permasalahan serius yang menyangkut
keberlangsungan kegiatan KKN di wilayah kecamatan
Babakan Madang. Pihak kecamatan mempermasalahkan
perizinan kegiatan karena tidak pemberitahuan secara
tertulis dari kampus ke pihak kecamatan.Akhirnya saya
kumpulkan para ketua kelompok di 9 desa yang ada di
Kecamatan Babakan Madang. Dalam pertemuan tersebut
disepakati terutama kami yang ada di pusat kecamatan
akan mewakali mahasiswa UIN menghadap ke Pak Camat.

Dengan segala upaya sampai harus pulang ke Ciputat


berkonsultasi dengan Pak Eva. Berbekal surat dari
Kesbangpol, permohonan maaf atas nama mahasiswa,
serta rincian program kami menghadap ke Camat.
Dengan diskusi yang panjang akhirnya Pak Camat tidak
lagi mempermasalahkan kegiatan KKN kami.
Alhamdulillah...

133
Permasalahan yang tidak kalah peliknya yaitu ketika
pelaksanaann proyek penampungan air. Bayangkan saja
material semua sudah masuk. H-1 menjelang
pelaksanaan proyek tiba-tiba ada warga yang menolak.
Bahkan permasalahan ini sampai dibawa ke kantor desa.
Akhirnya kami meminta kepala desa sebagai mediator
konflik horizontal warga ini. Usut demi usut ternyata
permasalahan keluarga dan kecemburuan sosial dari
salah satu warga kepada RTnya sendiri. Butuh 2 hari
lamanya untuk meredam permasalahan ini. Namun
akhirnya proyek yang kami canangkan ini dapat
terlaksana juga. Yahh seperti itu kira-kira kerjaan saya,
lobi-lobi serta mengatur proyek pengadaan sarana fisik.
Sudah seperti Kontraktor atau orang teknis sipil saja
hahaha..

Selain Proyek Penampungan air, masih banyak lagi


pengadaan lainnya seperti pengadaan plang jalan, proyek
jalan lingkar, pos kamling dan taman baca. Mulai dari
survey lokasi, survey material, menyusun Rencana
Anggaran Biaya, belanja material, menyedikan tukang,
komunikasi dengan masyarakat setempat, laporan dan
konsultasi langsung ke dosen pembimbing, sampai pada
pelaksanaan proyek saya laksananakan bersama asisten
proyek saya si Rahman Jamil. Yah kami cukup bersyukur
dospem kami orangnya asikk dan bersahabat, bagaimana
tidak, beliau bahkan sampai rela menemani kami
mengambul 170 Al-Quran dan 200 juz ama serta
mengurus proposal ke Kemenag dan Perpusnas.

Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan dari


kegitan KKN ini yang tidak akan saya dapatkan dari
aktivitas perkuliahan di kelas. Begitu juga banyak hal
baru dan perubahan signifikan. Jujur saja background
saya dari semi militer dengan karakter kaku dan keras.
Namun demikian disini saya justru harus menyesuaikan
dengan karakter anak-anak yang harus lemah lembut.
Alhasil justru terkadang saya lebih merasa nyaman
bersama anak-anak. Ada Faris, Kristin, Kristina dan

134
lainnya mereka sudah saya anggap seperti anak sendiri.
Hahaha ngrasa jadi bapak kali yeee,,, :D

Secara pribadi ingin mengucapakan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada seluruh anggota kelompok KKN
Al-Mustanir. Dengan segela kekurangan dan
kelemahannya kalian saya nilai telah bekerja maksimal
dan bisa dikatakan sukses. Disini yang ingin saya
tekankan adalah pentingnya ketaatan terhadap pimpinan.
Bukan bermaksud otoriter atau apa akan tetapi memang
saya paling tidak suka ketika sudah mengeluarkan
instruksi yang sudah disepakati bersama namun
kemudian tidak dilaksanankan atau bahkan dibantah.

Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila


saya terlalu keras tegas dan tidak bisa berkompromi atau
juga mungkin ketika saya bercanda, mungkin candaan
tersebut ada yang menyinggung perasaan kalian baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Dan terakhir kata-kata sakti yang merupakan


pembekalan dari Ustadz Sulthan, dua jam kami berempat
berbincang-bincang, saya, Fahrul, Sandika dan Rudini.
Motivasi yang sempat membelokkan prinsip kami masing-
masing. Nikah muda hahaha.... Jangan khawatir
mengenai rezki semuanya sudah diatur oleh Allah.
Bahkan rasulullah telah mengiyaratkan bahwa jutru rizki
kita akan ditambah ketika menikah. Haaaaaaa.... ?????
@#$%^&*. Okeehhh ustadz kami percaya, tapi mungkin
belum sanggup menerima tantangan antum untuk
menikah dalam waktu dekat ini.. hehehe

Detik-detik terakhir meninggalkan Babakan Madang


terasa cukup mengharukan bagi saya. Rasanya berat
sekali meninggalkan tempat ini. Mungkin karena sudah
nyaman dan betah disini. Saya sendiri bertekad suatu
saat akan kembali kesana dan menyapa kembali anak-
anakku :D

2. Sandika Madya Akbar

135
Selama aku melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja
Nyata di Desa Babakan Madang ini, banyak hal
mengesankan yang aku rasakan di desa ini. Hal-hal yang
mengesankan itu adalah begitu baiknya Masyarakat Desa
Babakan Madang menyambut kedatangan kami, baik
kepala desanya, sekretarisnya, Tokoh-Tokoh Agama dan
Masyarakatnya dan lain sebagainya. Kami benar-benar
melihat dengan mata kepala kami sendiri dan merasakan
betapa tingginya rasa hormat, kekeluargaan dan
kesetiakawanan para warga terutama Para Tokoh
Masyarakat pada kami. Hal ini terlihat salah satunya dari
keseriusan Pak Kepala Desa dan Pak Egi, Sekretaris Desa
Babakan Madang dalam mencarikan rumah tempat kami
akan tinggal.

Waktu itu, di hari pertama KKN, saya dan Ketua KKN


saya, Febri benar-benar panik dan sedih, karena
diberitahu Pak Egi bahwa kami tidak bisa tinggal di rumah
Pak Entip, Salah satu tokoh masyarakat di Dusun
Malimping (termasuk salah satu dusun di Desa Babakan
Madang) selama kami melaksanakan Kegiatan Kuliah
Kerja Nyata di Desa Babakan Madang. Hal ini dikarenakan
bangunan-bangunan rumahnya sedang direnovasi.
Padahal, ketika kami melakukan survei ke Desa Babakan
Madang, bersosialisasi dan bersilaturrahmi dengan Pak
Egi, Sekretaris Kantor Desa Babakan Madang, Pak Zaenal,
salah satu Staf Pegawai Kantor Desa Babakan Madang,
para pegawai Kantor Desa Babakan Madang lainnya dan
Pak Entip di Bulan Ramadhan, kami sudah dijadwalkan
Pak Egi dan Pak Zaenal untuk mengontrak tinggal di
Rumah Pak Entip bahkan Pak Entip sendiri sudah
mengijinkan kami untuk mengontrak tinggal di rumahnya.

Suasana rumah Pak Entip menurut kami sangat


mengesankan. Bagaimana tidak, suasana rumah beliau
terlihat begitu nyaman dan sejuk dengan hembusan
angin sepoi-sepoi. Di dalam halaman rumahnya, terdapat
banyak tumbuhan yang subur dan Pohon Jambu yang
buahnya sungguh lezat. Di rumahnya, terdapat sumur
yang di dalamnya terdapat genangan air yang cukup
besar. Seketika itu, mulai muncul kesan buruk kami
kepada pihak pemerintah desa yang kami pikir cukup

136
lambat dalam melaksanakan kegiatan renovasi di Rumah
Pak Entip karena Pihak Pemerintah Desa Babakan Madang
sebelumnya sudah memberitahu kami bahwa renovasi
Rumah Pak Entip akan tuntas di Bulan Ramadhan.

Alhasil pada saat itu juga, Pak Egi langsung berusaha


mencarikan tempat tinggal yang cocok bagi kami dengan
menghubungi pihak-pihak yang memiliki rumah
kontrakan. Setelah sekian lama Pak Egi menghubungi
para pemilik rumah kontrakan dan berdiskusi dengan
kami, akhirnya Pak Egi memberitahu kami bahwa di
Rumah Pak Dedi, Ketua RW 001/06, dan rumah kontrakan
salah satu pedagang di Perumahan Giya Alam Sentul Blok
B merupakan rumah-rumah yang bisa kami tempati.

Alhamdulillah, Pak RW dan pedagang pemilik sebuah


rumah kontrakan mengijinkan kami mengontrak tinggal di
rumah-rumah mereka. Hal lain yang membuatku terkesan
ketika melaksanakan KKN adalah ketika Pak Didin, Ketua
RT 001/06 Blok B dan Para Tokoh Masyarakat Perum.
Griya Alam yang sering melibatkan kami dalam
membantu mereka melaksanakan berbagai macam
kegiatan. Contohnya, di hari ke-2 KKN, ketika acara rapat
antara Pak Ketua RT dan para warganya, kami
diperkenalkan Pak RT ke semua warga Perumahan Griya
Alam Sentul Blok B.

Pada hari ketiga, kami diminta Pak RT dan Pak RW


untuk melaksanakan kerja bakti di Lapangan Bola Voli.
Kami diminta mencabut rumput-rumput, menggali tanah
dengan linggis, membawa alat-alat perlengkapan tenda
yang terletak di belakang Mushola Al-Qolam, membantu
dan mendirikan tenda. Kami benar-benar mengerahkan
tenaga fisik kami untuk membantu mereka kerja bakti
dalam merapihkan lapangan yang nantinya akan
digunakan dalam pelaksanaan Lomba-Lomba 17 Agustus.
Kami merasa sangat lelah karena kami belum sarapan
kala itu.

Setelah selesai kegiatan kerja bakti di Lapangan Voli,


kami langsung diajak para warga untuk bermain bola voli
dengan para warga. Hal ini sungguh mengesankan bagi
saya, karena ini untuk pertama kalinya saya bermain bola
137
voli di luar lingkungan sekolah saya dan tentu saja
membuat saya semakin senang dan akrab dengan para
warga di sana. Setelah selesai bermain bola voli, saya
diajak Pak RT dan Pak RW untuk makan bareng di rumah
Pak RW. Saya merasa sangat senang karena kami
disajikan makanan-makanan yang begitu lezat, termasuk
nasi liwet. Hal ini sungguh mengesankan, karena untuk
pertama kalinya saya makan nasi liwet.

Pada hari ke-9 dan hari ke-10, kami diminta Pak RT


untuk melakukan sosialisasi Lomba-Lomba 17 Agustus ke
para warga di Perumahan Griya Alam Sentul Blok B
dengan mendatangi rumah warga, memperkenalkan diri
sekaligus memberitahu warga bahwa pada tanggal 15-16
Agustus akan diadakan lomba-lomba menyambut Hari
Kemerdekaan Negara Indonesia, meminta sumbangan
dana, meminta para warga memasang bendera dan
umbul-umbul di depan rumahnya, dan memberitahukan
para warga bahwa pada tanggal 29 Agustus akan
diadakan malam pentas seni. Sungguh berkesan kegiatan
sosialisasi ini, karena kegiatan serupa tidak pernah saya
lakukan di tempat lain, baik di kampus maupun di
lingkungan sekitar rumah saya. Hal mengesankan lainnya
yang saya dapatkan selama Kegiatan KKN ini adalah saat
mengajar di sekolah dasar. Jujur saja, ini pertama kalinya
saya mengajar anak-anak sekolah dasar di sekolah.

Walaupun sebelumnya saya pernah mengajar ketika


saya masih menjadi santri, namun kegiatan mengajar di
desa ini memiliki atmosfer yang sungguh berbeda dengan
pesantren saya. Apalagi, anak-anak yang saya ajar adalah
anak-anak sekolah dasar kelas 4,5 dan 6 yang
pemikirannya dan perilakunya masih perlu dibimbing.
Jujur saja, saya memiliki kesan kurang baik ke mereka
karena mereka kurang menghormati dan menghargai
saya. Contohnya banyak siswa-siswi yang mengeluh,
marah dan protes serta menolak saya mengajarkan
mereka Pelajaran Mahfudzot di Madrasah Diniyah
Hidayatul Mutaallimin.

Banyak pula siswa-siswi yang saya anggap kurang


hormat ke saya. Misalnya Siswa-Siswa Kelas 6A SDN 01

138
Babakan Madang yang keluyuran masuk keluar kelas di
depan saya ketika saya mengajar Pelajaran Bahasa
Inggris di kelas, Siswa-Siswa Kelas 5A yang keluar kelas
ketika tidak ada guru di kelas, banyak diantara mereka
yang tidak mau maju menulis jawaban atas pertanyaan
saya atau menjawab langsung pertanyaan saya karena
malu, dan sebagainya. Di antara anak-anak yang saya
ajar bahkan menertawakan saya ketika saya mengajar
Alphabet dan jenis-jenis Tauhid di Madrasah Diniyah Ash-
Shoheh.

Namun, meskipun demikian, saya memaklumi sikap-


sikap beberapa anak yang saya anggap kurang sopan
karena memang mereka masih anak-anak yang belum
bisa sepenuhnya membedakan baik dan buruk. Dan
sebaliknya, banyak kesan baik yang saya dapatkan dari
mereka, yakni perhatian, semangat belajar dan
kebahagiaan mereka ketika saya mulai mengajar di kelas.
Banyak siswa-siswi didik saya yang sudah bisa berbicara
tentang percakapan sehari-hari dalam Bahasa Inggris
dengan baik dan benar. Ada juga siswa didik saya yang
saya ajarkan dalam kegiatan bimbingan belajar yang
sudah bisa memahami cara menulis waktu-waktu/jam-jam
dalam Bahasa Inggris Amerika dan British, menulis
kalimat-kalimat dalam Bahasa Inggris yang sesuai dengan
aturan Simple Present Tense, Simple Future Tense dan
sebagainya. Dan sejujurnya saya memiliki kesan dan
kedekatan yang paling mendalam ke siswa-siswi kelas
5B, karena di kelas ini, saya paling sering mengajar.

Di Perumahan Griya Alam, saya juga memiliki kesan


yang sangat baik kepada anak-anak Anggraini Putri, Futri
Asti, Faris, Bayu dan beberapa anak lainnya yang saya
pikir sangat semangat belajar Bahasa Inggris dengan
saya. Hal lain yang mengesankan bagi saya adalah ketika
teman-teman sekelompok kkn dengan saya tiba-tiba
menampilkan video saya yang waktu itu sedang Audisi X
Factor Indonesia di depan Siswa-Siswi SMAN 01 Babakan
Madang.

Secara praktis mereka langsung menatap saya yang


terlihat begitu malu, dan langsung memuji saya karena

139
penampilan saya saat audisi kemarin. Bahkan di antara
mereka ada yang langsung meminta saya mengirim lagu
saya ke hape mereka. Hal lain yang mengesankan bagi
saya adalah ketika Pak RW sering memberikan nasihat-
nasihat dan motivasi-motivasinya ke kami. Contohnya
adalah kata-kata motivasinya tentang permainan kata-
kata ke kami, pemikiran kami benar-benar dipengaruhi
sedemikian rupa untuk memahami permainan kata-kata
contohnya tentang memahami makna pintu gerbang
dalam Teks Pembukaan UUD 1945 yang bertuliskan Dan
perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang bersatu,
berdaulat, adil dan makmur, memahami makna
perkataan yang benar lebih baik dari perkataan yang
jujur, memahami makna kemerdekaan, dan sebagainya.

Hal ini sangat mengesankan bagi saya karena


perkataan-perkataan beliau sangat memacu semangat
saya untuk lebih rajin membaca dan meraih segala mimpi
saya di masa depan. Apalagi perkataan beliau tentang
memahami makna Kuliah Kerja Nyata yang semakin
memotivasi saya untuk lebih banyak mengabdi ke
masyarakat memberikan berbagai macam bantuan dan
pelayanan pada masyarakat, baik dalam bentuk materiil,
moriil, spiritual, dan intelektual yang membuat kehidupan
masyarakat lebih baik.

Nasihat dan motivasinya membuat saya tertarik


kembali untuk membangun karir di bidang politik untuk
mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat,
memberikan perubahan besar masyarakat yang
membuat masyarakat hidup lebih sejahtera, aman, adil
dan makmur. Sungguh motivasinya itu membuat saya
semakin semangat untuk mengubah pola pikir, orientasi
hidup dan kesejahteraan hidup masyarakat menjadi lebih
baik. Hal mengesankan lainnya yang saya dapatkan
selama melaksanakan KKN adalah nasihat dari Kak
Sulthan, salah satu pengurus Mushola Al-Qolam yang
memotivasi saya supaya segera menikah dan tidak
menunda-nudanya bahkan beliau menganjurkan kami

140
untuk lebih dahulu mementingkan pernikahan daripada
cepat-cepat meraih gelar sarjana.

Kak Sulthan berusaha mengubah pola pikir kami


bahwa segera menikah itu bukan malah membuat rezeki
kita semakin sedikit, tapi sebaliknya, semakin banyak.
Beliau berpesan bahwa pernikahan itu akan
mendatangkan banyak rezeki. Beliau membandingkan
antara urusan pernikahan dengan urusan meraih gelar
sarjana. Beliau mengatakan bahwa pernikahan adalah
urusan akhirat dan meraih gelar sarjana adalah urusan
dunia, maka beliau berpesan agar saya harus lebih
mendahulukan menikah yang merupakan urusan akhirat
daripada meraih gelar sarjana yang merupakan urusan
dunia.

Hal ini tentu saja memotivasi saya supaya lebih cepat


menikah. Hal lain yang mengesankan saya adalah
penampilan teman-teman sekelompok kkn dengan saya
dalam acara pentas seni. Saya tak menyangka Rudini,
teman sekelompok kkn saya sangat ahli berpuisi, Febri
yang sangat ahli memainkan Drama Menghilangkan
Kemusyrikan, Ridhoi yang bahkan sangat ahli melawak
dalam drama tersebut serta Anak-Anak Perumahan Griya
Alam Sentul Blok B yang ahli bermain drama dan
melawak.

Hal lain yang mengesankan bagi saya adalah bapak-


bapak termasuk Pak RW dan Pak RT yang berpakaian
pakaian ibu-ibu yang sedang hamil berjilbab dan bermain
sepak bola saat acara Lomba-Lomba HUT RI yang ke-70
khusus untuk bapak-bapak. Hal lainnya adalah suburnya
Desa Cicadas dan baiknya sistem pengairan di sana.
Bahkan Pak Saeful Ketua RT di Dusun Cicadas
mempersilahkan saya untuk minum air yang berada di
kamar mandi yang ternyata bisa langsung diminum tanpa
harus dimasak, karena airnya mengalir langsung dari
gunung. Hal lainnya adalah saat kami melakukan kerja
bakti di Jalan Lingkar dengan menggali tanah, membuat
saluran air, membuat penampungan air, dan membuat
jalan karena baru kali ini saya merasakan betapa sangat

141
beratnya pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan
para kuli bangunan itu.

3. Tri Wahyudi

Ketika tiba di lokasi kkn saya langsung mendengar


kabar buruk dari ketua kami. Katanya ketika sampai di
desa ternyata pihak desa masih belum menetapkan
dimana kami akan tinggal, khususnya untuk para lelaki.
Padahal jauh hari sebelumnya kami telah memesan
tempat di dusun Malimping untuk basecamp pria,
sementara untuk basecamp wanita pihak desa
menjanjikan akan mencarikan tempat tidak jauh dari
sana. Untung saja pak kepala desa langsung membantu
mengatasi permasalahan tersebut. akhirnya beliau
menempatkan kami di perumahan Griya Alam Sentul
yang letaknya tidak jauh dari dusun malimping. Untuk
para wanita, mereka ditempatkan di rumah Pak RW
dengan segala fasilitas dan kenyamanannya. Sedangkan
kami para pria tinggal di kontrakan kosong yang tidak
jauh dari situ. Sungguh sangat jauh perbedaan basecamp
antara pria dan wanita, bagaikan langit dan bumi saja.
Yah memang sudah hukum alam kalau para pria yang
harus mengalah. Haha

Setibanya di basecamp, kami di sambut dengan


aroma tidak sedap yang berasal dari peternakan ayam
yang letaknya tidak jauh dari situ. Kami juga harus
merasakan kesulitan mendapat air bersih. Sampai-sampai
untuk mandi saja saya kadang ke mushola. Memang
ternyata di kawasan kami air bersih menjadi barang
langka. Oleh karena itu kami mengagendakan program
penampungan air di salah satu dusun di Babakan
madang. Karna keterbatasan waktu dan biaya kami hanya
bisa memfokuskan program tersebut di satu tempat saja.

Setelah secara resmi dibuka oleh kepala desa


program kerja kami satu demi satu mulai dilaksanakan. Di
minggu pertama saya merasakan bagaimana susahnya
mengajar anak kelas 3 SD. Saya benar-benar kewalahan
menghadapi tingkah mereka. Memang pada dasarnya
saya tidak punya pengalaman dalam mengajar. Walaupun
saya tidak berniat menjadi seorang pengajar, hal tersebut
142
tetap menjadi pengalaman berharga dalam hidup saya.
Sebagai mahasiswa komunikasi saya harus bisa
beradaptasi dengan lawan bicara (komunikan) dari
berbagai usia dan latar belakang, termasuk anak SD.

Ditengah-tengah pelaksanaan program banyak


masalah silih berganti bermuculan. Seperti permaslahan
perizinan kegiatan karena tidak adanya pemberitahuan
secara tertulis dari kampus ke pihak kecamatan dan
permasalahan ketika pelaksanaann proyek penampungan
air karna adanya konflik horizontal antar warga.
Alhamdulillah berbagai permasalahan tersebut berhasil
kami lewati dan proyek penampungan air pun dapat
terealisasikan.

Keseharian saya di tempat KKN sangat berbeda


dengan keseharian saya di kosan. Biasanya saya hanya
makan 1-2 kali sehari namun di tempat KKN sampai 3 kali
sehari. Walaupun menunya kalau ga tempe ya tahu,
daging hanya sesekali saja. Setiap malam saya lewati
dengan rapat evaluasi serta perencanaan program yang
bisa berlangsung sampai tengah malam. Terkadang saya
sampai ketiduran karenanya. Apalagi kalo pak RW mulai
bermain kata-kata bisa sampai jam satu. Bermain catur
menjadi obat untuk menghilangkan kepenatan karna
padatnya kegiatan selain melihat kekonyolan Sandika
Madya Akbar.

Kesialan demi kesialan harus saya alami di KKN ini.


Dari nabrak motor orang sampai nabrak tembok hingga
membuat lengan dan kaki saya cidera. Padahal saat itu
saya akan tampil dalam drama di pentas seni. Saya
sangat berterimakasih kepada para warga yang dengan
sigap langsung menolong saya dan membantu merawat
cidera saya. Sampai-sampai warga mencarikan tukang
urut untuk saya. Untung saja motor tersebut tidak rusak
parah karna motor tersebut motor milik warga yang
dipinjamkan pada kami.

Banyak pengalaman berharga yang saya peroleh dari


KKN ini. saya belajar bagaimana hidup bermasyarakat
dan bekerjasama dengan warga maupun rekan sesama
KKN. Hal ini tidak saya peroleh dari belajar di bangku
143
kuliah yang biasanya. Saya juga belajar bagaimana
menarik hati anak-anak setempat agar mau ikut di
bimbel, mengajak warga untuk ikut berpartisipasi dalam
lomba 17an dan masih banyak lagi.

Saya sangat berterimakasih kepada saudara Febri


yang sudah mengajak saya dalam kelompok ini. Saya
juga berterimakasih kepada Sandika Madya Akbar yang
sering menghibur saya walau ga berniat menghibur dan
kadang ngeselin juga. Serta teman-teman pria yang lain
dan para wanita yang setiap harinya menyiapkan
makanan saya ucapkan terimakasih.

Hari terakhir meninggalkan Babakan Madang terasa


cukup mengharukan bagi saya. Rasanya berat sekali
meninggalkan tempat ini. Mungkin karena sudah nyaman
dan betah disini. Berat juga harus meninggalkan anak-
anak seperti Faris dan Gentar yang sudah cukup dekat
dengan saya. suatu saat kalau ada kesempatan saya
ingin kembali kesana.

4. Rani Yuly Syafisri

Awal saya tau KKN tetap diadakan, jujur tidak ada niat
dan persiapan untuk ikut program ini, hati terus bertanya-
tanya, perasaan dan pikiran juga rasanya kesal, tinggal
sebulan di kampung orang, hidup bersama masyarakat
dan teman-teman yang tidak saya kenal, butuh dana
yang banyak juga, waktu dan tenaga yang harus
dikorbankan, bagaimana kelanjutan hidup saya disana,
apa saya bisa jalaninnya. Berbagai pertanyaan yang
bergelayut dipikiran. Kenapa sih gak magang aja, ya
kalau mau kkn fakultas lain aja, fakultas ekonomi gak
usah batin saya kala itu, Karena menurut saya ilmu saya
lebih relevan dan terpakai untuk program magang,
praktiknya lebih sesuai dengan bidang ilmu yang dijalani,
capeknya gak sia-sia, ilmu kampus terpakai, dapat
sebagai bekal didunia kerja juga dapat menghasilkan
uang, kita bisa jadi orang bermanfaat tanpa harus ke
desa-desa, tanpa harus ikut hidup prihatin.

Ya itulah ungkapan-ungkapan egois dari diri saya,


saya tetap menjalani kkn, yah hanya sebagai penggugur

144
kewajiban, kewajiban akademik 4 sks itu. Salah satu
persiapan saya yang kacau ialah pencarian kelompok,
ketika liburan semeter teman-teman sudah sibuk dengan
kelompoknya, saya sendiri terhanyut dengan liburan
semester tanpa mikir kkn, alhasil saya tidak bisa
sekelompok dengan teman dekat saya sendiri, saya coba
menghubungi teman-teman untuk masuk kelompoknya
tetapi tetap tidak bisa, beberapa teman yang mencarikan
saya ke kelompok lain awalnya digantung akhirnya gak
diterima, disitu rasanya stress, gak bisa mikir pas kuliah
gara-gara belum dapat kelompok, sampai suatu hari
teman LDK saya mencarikan kelompok untuk saya, oh iya
saya ikut organisasi mahasiswa Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) di FEB, tapi kalau orang melihat
penampilan saya kebanyakan tidak percaya kalau saya
bagian dari organisasi Islam ,karna cara berpakaian dan
sikap yang belum islami, ya namanya juga lagi berproses,
dan saya gak begitu aktif, jarang ikut rapat (syuro),
tindakan saya jangan ditiru, contoh yang tidak baik hehe..

Kira-kira ada seminggu kerjaan saya pantengin hp,


yah anak LDK juga gpp deh mereka juga baik-baik, ada
chat masuk di WhatsApp sepertinya anak LDK , kaget pas
tau ternyata cowok si Febri yang sekarang menjabat jadi
ketua di kelompok ini , kenapa gak cewek sih yang
ngajak kelompokkan gerutu saya, saya masih tanya-
tanya aja ke dia seputar kelompoknya, masih ragu
gabung sekaligus ngeri juga sebenarnya haha, sambil
coba nyari kelompok lain juga, selama seharian gak ada
tanda-tanda dari kelompok lain, lusanya saya hubungin
febri buat gabung, tag kelompok dulu lah daripada
disamber orang gak bisa gabung, gak dapet kelompok
lagi, capek saya di gantung terus, akhirnya bisa buat
gabung. Dapet kelompok dulu yang penting, kalau ada
perubahan kebijakan yang pasti dari PPM saya pindah
kelompok jika memungkinkan.

Awal rapat perdana bertemu semua anggota rasanya


deg-degan udah saya cewek, sendiri dari fakultas, males
sebenernya, di telat-telatin deh dateng. Pas saya liat
orang agamis semua, udah ketebak sih sebenarnya
sebelum ketemuan, kesan pertama rapat saling

145
membelakangi laki-laki dan perempuan, walaupun
beberapa kali syuro di LDK seperti itu, saya masih belum
terbiasa aja sama keadaan yang begitu. Yang perempuan
gak begitu ramah, kaku, suasana rapat yang tegang juga
serius banget. Hati makin kacau rasanya mau pindah
kelompok.

Rapat-rapat berikutnya juga komunikasi via media


sosial saya paksakan tetap datang, disini hubungan mulai
mencair, khususnya temen perempuan mulai ramah,
membuka diri ke saya, bercanda laiknya orang yang
sudah lama kenal, mungkin benar ungkapan tak kenal
maka tak sayang karena belum begitu kenal, dan dekat
malah saya suudzon duluan. Sejak itu kita berkomunikasi
via medsos cukup sering, walaupun jarang bertemu, saya
merasakan semangat dari teman-teman dalam
menjalankan kkn, juga keseriuan mereka dalam
pembahasan proker, proposal, juga persiapan-persiapan
berkaitan kkn, saya akui salut sama gerak cepat,
semangat para anggota walaupun kelompok ini terus
diterpa masalah, dan keseriusan mereka supaya kkn ini
berjalan sukses.

Setelah turunnya kebijakan kelompok ideal dari PPM


juga disertai dengan perubahan sebenarnya saya sudah
ditawarkan dari 2 kelompok teman sejurusan untuk
gabung ke mereka bahkan nama saya mau didaftarkan
tapi setelah saya tau lokasi kkn mereka yang jauh
sekaligus bukan tempat yang saya inginkan dengan berat
hati saya menolaknya, saya sudah mengusulkan lokasi
babakan madang ke kelompok ini sebenarnya dengan
alasan jaraknya dekat dengan rumah, dan ada rencana
akan sering pulang, juga biar orang tua kalau memantau
gampang. Dengan langkah nekat saya tetap di KKN Al
Mustanir ini sendirian dari FEB. Saya sudah gak
memikirkan teman lagi bagi saya lokasi jadi hal yang
terpenting, untuk urusan jaga diri Insya Allah saya bisa
walau gak ada teman dekat.

Oh iya minggu-minggu menjelang keberangkatan


sebenarnya saya mau mengundurkan diri dan tidak ikut
dari kelompok kkn ini, masalah internal keluarga yang

146
rumit membuat hati berat untuk meninggalkan rumah,
tapi abang yang sedang kuliah di rantau tetap
meyakinkan diri ini untuk ikut kkn, dia ingin kuliah saya
gak berantakan, masalah keluarga dia yang pantau dan
tangani.

Hari-hari menjelang keberangkatan rasanya masih


berat, badan sama hati masih ingin dirumah, gak
kebayang mau ngapain disana. Hari pertama berangkat
menuju kantor desa babakan madang kami disambut
hujan lebat, juga mati listrik, kondisi disana gelap karena
minimnya lampu penerangan. Masih belum jelas tiggal
dimana, semua diluar dugaan. Sekitar setengah 9 an
kami tim putri diajak naik mobil Pak Lurah menuju rumah
Pak RW di Perumahan Griya Alam Sentul. Sesampai
dirumah Pak RW kami berunding untuk tempat tinggal,
kamipun menyetujui untuk rumahnya kami tinggali, saya
sudah mengiyakan banget, rumahnya bagus, sudah
lingkungan maju, fasilitasnya lebih dari cukup, beruntung
pak lurah mau menyumbangkan dana untuk menambah
kekurangan biayanya.setelah berunding kita dikasih
wejangan sama pak RW dan pak Lurah selama menjalani
KKN untuk jaga sikap, komunikasi, dan pandai-pandai
jaga diri. Rasanya bersyukur banget semuanya
dipermudah. Mungkin ini berkah sekelompok sama para
Ustad dan Ustadzah.

Agak aneh sebenarnya kalau kami KKN di tempat


yang sudah maju, tapi gak apa-apalah toh kita tetap
mengabdi di desa, kalaupun harus tetap menjalani
aktivitas di perumahan griya itu juga resiko karna kami
tinggal disini, sebenarnya perumahan griya menurut saya
bukan seperti perumahan yang notabennya sudah bagus
dan elite, jalan disana masih banyak yang rusak,
kebanyakan masih rumah yang biasa aja, dibanding
tempat tinggal saya yang masih perkampungan
perbedaannya cukup jauh, di tempat saya akses ke jalan
raya mudah, jalan sudah bagus, sudah banyak rumah-
rumah besar, orang suka mengira komplek padahal masih
perkampungan.

147
Selama KKN setiap hari kami harus rapat (Amazing
kan rapat setiap hari), kalau ada kategori kelompok
terserius kelompok Al Mustanir mungkin bisa masuk
kategori, kalau rapar serius banget , ada suasana tegang,
bahasa formal banget, gak seperti kelompok lain yang
pakai bahasa keseharian, masih ada bercanda, mungkin
kebanyakan bercanda. Seperti rapat perusahaan atau
bisa jadi rapat MPR nah kayak begitu suasananya.
Rapatnya serius, padahal pas pelaksanaan kegiatan
banyak santai.

Minggu pertama kkn belum begitu ada kegiatan kami


masih banyak melakukan sosialisasi ke sekolah, kantor
desa, dan masyarakat desa. Saya teringat ketika pertama
kali kami rapat di masjid saat itu sudah memasuki waktu
maghrib, tiba-tiba banyak anak-anak yang ke masjid,
menghampiri dan menyalami kami, disitu saya terharu
dan senang, karna hal itu merupakan pertama bagi saya,
dilingkungan saya susah mengajak warga salat jamaah di
masjid, masih bisa hitung kancing yang ke masjid.

Waktu pertama kali ngajar di tpa/tpq Al Qolam saya


kaget dengan banyaknya anak-anak yang harus dihadapi,
disitu kami gugup terlebih saya tidak ada pengalaman
mengajar sama sekali, juga saya dari kecil selalu sekolah
umum, baru di UIN ini aja kampus agama itupun fakultas
umum, kesulitan juga sebenarnya kalau harus mengajar
agama, karena agama saya sendiri aja lemah gimana
mau ngajarin anak orang. Melihat keceriaan anak-anak
rasanya senang banget apapun tingkah mereka lucu
sekali, disini saya jadi harus membaur dan memahami
anak-anak. Kebanyakan anak-anak sekolah yang kami
ajari senang dengan kehadiran kakak mahasiswa. Setiap
datang selalu mereka salim gak hanya sekali bisa berkali-
kali. Ketika di basecamp pun begitu mereka panggil-
panggil dari luar, padahal belum waktunya bimbel ,
bahkan hanya mau ngaka main saja.

Ada satu anak yang menarik perhatian saya namanya


Reihan kelas 3 sd, bagi saya dia lucu banget,
ngegemesin, gemuk, putih, kayak orang cina. Saya
sangat suka panggil-panggil dari kejauhan bahkan nyubit

148
dia, saking geregetannya. Segala tingkahnya lucu, udah
kayak punya adik, tinggalnya 2 rumah dari pak RW
kadang suka juga dia main ke rumah Pak RW ketika kami
rapat, dengan adanya Reihan rasaya saya jadi semangat
banget.

Saya sempat agak down juga di kkn ini, ketika rapat


saya gak bisa mengemukakan pendapat, suasana yang
serius, membuat saya malas berpendapat , takut salah,
takut gak didengerin. Mereka orang-orang yang hebat
ketika berbicara di forum dan di masyarakat. Kemampuan
agama dan bidang mereka masing-masing sangat bagus
dibanding saya masih jauh sekali. Saya merasa kkn di diri
saya gak tepat sasaran seharusnya saya bisa lebih
banyak melakukan sumbangsih untuk proker dan
pengetahuan ekonomi, kesalahan saya juga tidak
sekelompok sama anak-anak FEB supaya bisa maksimal
untuk proker ekonominya. Akhirnya saya coba fleksibel
jalanin proker, saya jalanin apa yang saya bisa kerjakan.

KKN bagi saya membuat saya membuka pikiran dan


mata hati untuk melihat dunia luar, melihat realitas yang
terjadi di masyarakat. Bahwa ilmu tidak hanya didapatkan
dibangku sekolah dan kampus, dari merekapun saya
banyak belajar. Melatih diri ini mengelola emosi, belajar
lebih dewasa, mandiri, bermasyarakat, kerja tim dan
banyak lainnya. Sangat senang rasanya menjadi bagian
dari kelompok ini, disini saya seperti menemukan
keluarga baru, teman yang sesungguhnya, mengajak
kepada ketaatan mengajak ke arah yang lebih positif,
masih ingat ketika kalian menarik saya karna susah
bangun subuh mungkin di setiap waktu solat, ketika saya
malas mengerjakan piket, malas mengajar, maafkan diri
ini yang sangat menyusahkan ya.

Di KKN ini juga jadi saya tau harus menjaga interaksi


antara laki-laki dan perempuan , juga belajar hidup
prihatin dan lebih bersabar, waktu piket masak yang ikut
belanja ke pasar turun ke dapur juga ,biasanya dirumah
ogah banget, jika dirumah makan sudah tercukupi, tapi
disini kia harus memakan dengan lauk yang lebih
sederhana karna harus menghemat uang kas, lebih

149
disiplin pas piket bersih-bersih. Harus Terasa banget
ternyata begini ya pekerjaan yang dilakukan ibu, itupun
baru sebagian kecil aja yang kita lakukan tapi udah capek
banget, hebat banget seorang ibu yang bisa menghandle
keperluan rumah tangga, jadi merasa bersalah sama ibu
yang berjuang antara karir dan keluarga.

Banyak pelajaran yang saya dapatkan di KKN ini, yang


sebelumnya saya keluhin dan membuat kesal, menjadi
kebalikannya kkn yang membuat hari-hari berwarna,
bersama warga, anak-anak, dan teman-teman disini.
Kebahagiaan gak melulu tentang tempat yang nyaman
dengan fasilitas yang berlimpah tetapi kebersamaan ini
jadi keindahan tersendiri. Saya belajar bersyukur, ketika
krisis air di bogor , sementara dirumah melimpah. Ketika
kita masih mudah dan nyaman menempuh pendidikan
sementara adik-adik disini, fasilitasnya masih kurang,
juga materi yang diajarkan masih tertinggal.

Terima kasih untuk Teman KKN Al-Mustanir untuk


waktu sebulannya, kerja keras, semangat, dan keikhlasan
mengabdi. Untuk tim akhwat bakal kangen banget
ngumpul bareng, cerita-cerita segala macem, bercanda,
makan bareng. Khusus untuk Ayu dan Hikmah terima
kasih banget sudah mau menerima saya yang masih
banyak kurangnya ini, selalu bersabar, dan membimbing
ke arah yang baik, makasih buat dukungannya, yang
selalu buat suasana ceria, maaf atas kejadian dan sikap
saya yang gak mengenakkan, padahal kalian sudah
pengertian banget, dalam hati gak ada maksud begitu,
kalian bukan hanya sahabat bagi saya tapi sudah seperti
keluarga sendiri, sayang banget sama kalian Tim Akhwat.

Akan kangen dengan semua momen pas kkn, ketika


kita berjuang membangun desa, menjalankan proker,
pengajuan proposal, sedih, bahagia, dan canda sampai
ada yang cinlok dan jadi korban cinlok, Kelompok Al
Mustanir ini atau suka disebut cemerlang mayoritas
aktivitis dan anak rantau jadi masing-masing punya
keunikan sifat dan bahasa, dari yang mudah dimengerti
sampai sulit dimengerti, dari yang normal sampai yang
absurd (haha maaf, bercanda ya :D), kelucuan dari segala

150
tingkah yang suka bikin susah berhenti ketawa, saling
kesel, bete, sampai pada hal yang mengharukan di hari
terakhir kita harus meninggalkan tempat ini, serius hari-
hari terakhir itu sedih banget, rasanya ada yang kosong
dan hilang.

Yah pada akhirnya waktu yang mempertemukan,


waktu juga yang memisahkan, memang berat
meninggalkan segala hal yang sudah dekat dan menyatu
dengan diri kita, tinggal disini memang menyenangkan
tapi bukan untuk kita berlama-lama menetap, selamat
berjuang di tempat masing-masing teman-teman,
semoga sukses dimanapun kalian berada, silaturahimnya
tetap terjaga ya, kalau ada waktu main-main lagi ke
Babakan Madang sama Griya :p.

Terakhir pesannya semoga Sumbangsih kami bagi


Desa Babakan Madang yang berupa pembangunan fisik
dan non fisik, dapat berguna bagi warga, saya harap Desa
Babakan Madang beberapa tahun ke depan menjadi
lokasi yang lebih maju, fasilitas dan infrastruktur bisa
lebih baik lagi, untuk adik-adik terus semangat dan lebih
giat belajarnya, saya harap semoga kelak suatu saat
kalian yang menjadi penerus bangsa dapat menjadi
generasi yang bermanfaat, sukses, dan dapat memajukan
negara ini, sekali lagi terima kasih untuk warga desa dan
griya dengan senang hati menyambut hangat dan
menerima keberadaan kami, terima kasih sudah
memfasilitasi selama kami melakukan kegiatan, Pak RW
yang mau menyediakan tempat tinggal bagi anggota
putri, Kakak Ustad Sulton yang mau meminjamkan
mototr-motornya untuk kami beraktivitas, dan semua
pihak yang tidak bisa disebut satu persatu. Terima Kasih
semuanya :D.

5. Rahman Jamil

Ada sebuah pepatah yang mengatakan tak kenal


maka tak sayang. Begitu kira-kira kondisi saya saat ini.
Oleh karena itu, saya ingin memperkenalkan diri terlebih
dahulu. Saya Rahman Jamil (sekarang menjabat sebagai
mahasiswa Tafsir Hadis semester VII UIN Syarif

151
Hidayatullah Jakarta), ciieee... menjabat? Kayak tikus
berdasi aja.. udah, jangan becanda mulu, buka kitab
talimul mutaallim dan Nidzam al-Ijtima, begitu pesan
Himatul Bilqis, hahahah... okey Hikmah dan kawan-
kawan. Sekarang serius!!!!

Lanjut!!!! Saya lahir dan tumbuh besar di Sumbawa


Barat, NTB. Di sumbawa saya mengenyam pendidikan
dari SD sampai MA (Madrasah Aliyah). Tahun 2011 tamat
Aliyah dan sempat tidak kuliah selama setahun, karena
kendala biaya mengingat saya anak ke-enam dari 7
bersaudara. Selama setahun itu, saya dan kakak saya;
Mansyur, berangkat ke Pare untuk menguasai bahasa
Inggris dengan biaya dari Kiyai Pimpinan Ponpes
Himmatul Ummah, KH. Syamsul Ismain. Alhamdulillah,
hasilnya memuaskan sesuai target selama 8 bulan.
Selanjutnya saya dan kakak saya; Mansyur kembali ke
Pondok untuk persiapan masuk UIN Jakarta sambil
mengisi waktu kosong dengan mengajar para santri
bahasa Inggris. Akhirnya, pengumuman kelulusan di UIN
menyatakan bahwa kami lulus beasiswa BLU sesuai
program studi yang saya inginkan yaitu di Fakultas
Ushuluddin jurusan Tafsir Hadis. Meskipun beasiswanya
bermasalah setiap semester bahkan sampai sekrang,
saya masih bisa menikmati atmosfer perkuliahan di
kampus UIN Jakarta seperti teman-teman yang lain.
Cukup perkenalannya!!! Udah bosan. Kita lanjut ke KKN.

Kelompok KKN Al Mustanir adalah destinasi terakhir


dari kelompok-kelompok KKN yang sebelumnya saya
masuki, meskipun awalnya saya tidak paham kenapa
teman-teman sepakat dengan nama tersebut untuk
kelompok KKN. Saya masih ingat pertama kali saya
bergabung di kelompok KKN ini pada rapat yang ke-8.
Saya tidak tahu harus ngomong apa, karena memang
dasarnya karakter saya pendiam dan pemalu, jadi saya
hanya terdiam dan mendengarkan diskusi teman-teman
kelompok. Hal yang terlintas di benak saya adalah
mungkinkah saya ikut KKN dengan kelompok ini? Karena
saya lihat anggotanya gak ada yang aktif dan muka
teman-teman sangat sinis. Rasanya saya tidak akan
tahan dan betah dengan kelompok ini selama sebulan

152
dan saya sempat berfikir untuk move on ke kelompok
lain, karena kebetulan ada teman lain yang menawarkan
kelompoknya, namun saya merasa ada suasana yang
berbeda yang membuat saya tetap bertahan di kelompok
ini, meskipun saya melihat persiapan kelompok ini
sangat kurang.

Hari demi hari saya lalui dengan rasa penasaran


tentang KKN yang saat itu belum jelas lokasinya.
Akhirnya, PPM memberikan pilihan desa-desa yang akan
menjadi objek KKN. Teman-teman kelompok KKN Al-
Mustanir memilih desa Babakan Madang, Bogor. Untuk
mengurangi rasa penasaran saya tentang lokasi KKN,
saya ikut survey 2 kali. Kesan yang saya dapat saat
pertama kali survey lokasi membuat saya ragu, apakah
Desa Babakan Madang cocok untuk dijadikan lokasi
KKN?, kelihatannya tempatnya sudah cukup maju, lokasi
yang cukup strategis yaitu dekat dengan akses jalan tol
dan terdapatnya perumahan yang menurut saya cukup
mewah. Namun semua berubah saat kami tiba di dusun
Cicadas. Cicadas adalah satu dari empat dusun yang
terdapat di Desa Babakan Madang setelah dusun Madang
Kaum, Banceuy, dan dusun Malimping. Cicadas berlokasi
di seberang sungai besar yang menjadi pembatas
dengan dusun lain. Di dusun Cicadas kami mendapati
masyarakat yang ternyata masih kesulitan mendapat air
bersih, lokasi sumber air yang cukup jauh dan kurang
layak untuk digunakan. Terlebih lagi, kami mendapati
sebuah pesantren tradisional yang cukup
memprihatinkan, ruangan yang kotor, sarana yang
kurang, dan lembaran mushaf Al Quran yang sudah
rusak memenuhi rak buku. Setelah kegiatan survey,
akhirnya pikiran saya berubah, ternyata Desa Babakan
Madang adalah lokasi yang cukup baik untuk dijadikan
lokasi KKN.

Tanggal 1 Agustus 2015, Akhirnya waktu yang saya


tunggu-tunggu untuk KKN telah tiba, berangkat ke lokasi
KKN dengan persiapan ala kadarnya. Hanya berbekal 1
koper yang berisi pakaian dan buku-buku bacaan.
Namun, 1 koper tersebut telah saya titipkan lewat teman
KKN yang baik hati, namanya Ayu, yang diantar oleh

153
pamannya menggunakan mobil. Namun sebelum ke
lokasi KKN, saya dan Rudini; rekan seperjuangan di
Ushuluddin, menyempatkan diri mengambil obat-obatan
di RS UIN Jakarta. Namun, kami sangat kecewa dengan
sumbangan obat-obatan yang diberikan oleh RS UIN
tersebut, karena tidak sesuai dengan ekspektasi kami
yang tujuan obat-obatan tersebut akan kami gunakan
untuk program pengobatan gratis, namun yang kami
dapatkan hanya sekantong kecil obat-obatan. Selain itu,
kami juga menyempatkan diri ke Perpusnas untuk
mengajukan proposal pengadaan taman baca, namun
lagi lagi kami kecewa, karena pihak Perpusnas tidak mau
menerima proposal dari mahasiswa KKN dengan alasan
pengalokasiannya tidak jelas. Pihak Perpusnas meminta
kami (Saya dan Rudini) menjadi advokator bagi desa
yang menjadi objek KKN, yaitu proposal yang seharusnya
diserahkan ke Perpusnas itu murni dari desa atau LSM
yang ada di desa tersebut, bukan dari mahasiswa. Tugas
kami hanya advokasi. Begitu kira-kira.

Sore hari, Saya dan Rudini berangkat ke lokasi KKN


yaitu Desa Babakan madang yang jarak tempuhnya kira-
kira 2 jam dari Ciputat. Ketika sampai di desa Babakan
Madang, saya sempat kaget dengan tempat tinggal kami
yang berada di lingkungan perumahan Griya Alam
Sentul. Padahal tempat fokus KKN kami terletak di dusun
Malimping dan Madang Kaum. Ternyata usut punya usut,
rumah yang terletak di dusun Malimping yang
sebelumnya kami booking untuk tempat tinggal
direnovasi dan kami harus mencari tempat tinggal yang
lain. Akhirnya pak Kades yang lebih akrab dipanggil Abah
mengarahkan teman-teman ke perumahan Griya Alam
Sentul. Saya mohon maaf kepada kawan-kawan, karena
saya tidak sempat ikut terlantar selama berjam-jam di
kantor desa. Hahaha... Tapi alhamdulillah, akktifitas KKN
kami berjalan lancar meskipun lokasi KKN dan tempat
tinggal/posko lumayan jauh.

Kalau kita berbicara kesan-kesan selama KKN,


mungkin lidah ini terasa keluh untuk berbicara, bibir ini
akan terasa lelah untuk berkata, bahkan terbatas kata
untuk bercerita. Intinya adalah banyak sekali kesan-

154
kesan dan pengalaman baru yang saya dapatkan di
masyarakat yang tidak pernah saya dapatkan di dunia
akademis. Saya sebagai mahasiswa Tafsir Hadis fakultas
Ushuluddin yang backgroundnya adalah agama tentu
memiliki kesulitan tersendiri ketika turun di masyarakat.

Okelah, kalau masalah agama saya siap. Mengajar


juga saya sudah terbiasa ketika hidup di pondok
pesantren. Tapi, problem di masyarakat bukan hanya
masalah keagamaan. Problem masyarakat sudah sangat
kompleks dan rumit, misalnya masalah ekonomi,
kesehatan dan kebersihan, infrastruktur, dan lain-lain.
Problem-problem tersebut tidak bisa kita abaikan begitu
saja, saya dan teman-teman harus mencari solusi dari
problem-problem yang ada di masyarakat tersebut.
Tentunya, selain dalam masalah agama, saya juga harus
banting stir mengurus hal-hal lain yang sebelumnya
sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan saya.

Ada 3 program fisik yang saya ikut andil di dalamnya,


yaitu program pengadaan penampungan air, pengadaan
plang jalan, dan pengadaan taman baca. Untuk
pengadaan penampungan air, saya berpartner dengan
Febri dan Yudi. Program Plang jalan saya berpartner
dengan Febri dan Yudi, sedangkan Pengadaan taman
baca, saya berpartner Fahrul dan Rudini. Program inilah
yang banyak menghabiskan tenaga dan waktu saya
dengan teman-teman, karena harus kerja, survey berkali-
kali, menyusun RAB, berkoordinasi dengan pihak-pihak
desa/RT, belanja material. Itu semua yang saya dan
teman-teman lakukan, selain mengajar bahasa Inggris di
SMA yang merupakan program individu saya, dan
alhamdulillah dalam menjalankan program mengajar
bahasa Inggris ini saya memiliki partner-partner
perempuan yang handal dan baik hati, yaitu: Ayu, Naba,
dan Adel.

Hal yang paling menyusahkan saya pada ketiga


program fisik tersebut adalah menghitung uang
anggaran belanja. Saya harus berhadapan dengan
tumpukan nota dan kwitansi yang sangat memuakkan
saya. Meskipun di MA dulu saya jurusan IPS, namun kalau

155
urusan uang saya sangat anti, ribet ngitungnya. Boro-
boro mau ngitung uang orang, uang sendiri aja gak
pernah dihitung. Bukan apa-apa, karena gak ada duit aja.
Hahahah..

Alhamdulillah, saya sangat bersyukur di KKN ini saya


memiliki teman-teman yang sangat baik hatinya, sopan
bicara, lembut perangainya. Ditambah dengan pak
Kades, pak RT, dan pak RW yang sangat welcome dan
bersahabat dengan kami. Banyak sekali teladan yang
bisa saya ambil dari pak Kades yang kerap dipanggil
Abah. Kata-kata Abah yang masih terngiang di telinga
saya Ingat! Ketika kalian menjadi pejabat, jangan
lupakan orang-orang desa, tombak suksesnya
pemerintahan adalah dari desa dan saya telah berjanji
di penutupan KKN, bahwa setelah masa studi berakhir
Insyaallah sampai tamat S-3, saya akan kembali dan
mengabdi di desa untuk selamanya. Abah, itulah janji
saya. Saya ingat kata-kata pak RW Jangan sembarangan
bermain kata-kata. Kalau pesan pak RT laki-laki tidak
boleh kalah dengan perempuan, laki-laki juga harus bisa
masak. Hahahh.. sebetulnya masih banyak hal yang
tersimpan di memori otak saya, hanya saya tidak bisa
diungkapkan semuanya di sini.

Di KKN ini saya memiliki rekan-rekan yang sangat


unik dan beragam. Saya ingin menyebutkan nama
mereka satu persatu. Ada Febri, Rudini, Yudi, Fahrul,
Sandika, Ridhoi, Ayu, Naba, Adel, Fitri, Hikmah, dan Rani.
Kawan-kawan!!! Saya tidak akan pernah
melupakan kalian, kalian telah berjasa dalam
hidup saya. Saya ingin mendeskripsikan kesan-kesan
saya terhadap kalian, saudaraku. Meskipun hanya
sebulan kita bersama tapi banyak sekali kesan yang
membekas di hati. Sejujurnya, karakter saya yang
sesungguhnya adalah pemalu, tertutup, jarang bergaul,
dan milih-milih teman. Hanya dengan kalianlah saya
menjadi orang gila dan bodoh. Boleh tanya pak Rudini
dan teman-teman Ushuluddin kalau gak percaya. Karena
saya yakin dan percaya bahwa teman-teman adalah
orang-orang baik.

156
-Febri

Sosok yang bisa saya katakan militan, kurang lebih


seperti Hitler. Hahah.. bcanda Feb. Tapi saya salut
dengan dia. Hampir setiap hari saya jalan dengan dia
mengusrus program fisik, bolak-balik ciputat hanya untuk
ketemu PPM dan dospem dan sebagainya. Saya salut
dengan semangatnya yang menggebu-gebu, berbicara
layaknya sang jendral. Begadang tiap malam, kadang
sampai jam 2 atau setengah tiga, bangun pagi-pagi
shalat subuh. Bisa dikatakan sosok teladan. Dia tidak
akan menikah sebelum revolusi menggema di seantero
jagat raya. Hahah.. lebay. Pesan saya untuk Febri,
tetaplah seperti itu, boleh militan, tapi jangan otoriter.
Kalau memang punya masalah, jangan dipendam
sendirian. Berbagilah dengan teman-teman. Karena
kadang saya merasa bingung ketika melihat Febri,
kadang-kadang diam sendiri seperti ada masalah atau
hal lain yang dipikirkan. Saya tidak tahu itu berkaitan
dengan KKN atau masalah pribadinya dia.

-Rudini

Orang yang sudah tidak asing lagi bagi saya. Saya


sudah 3 tahun bersama dia di Ushuluddin. Banyak sekali
keunikan dan pengalaman yang saya dapatkan dari
orang yang bernama Rudini ini. Bisa dikatakan dia adalah
orang yang nyentrik dengan ciri khas ketimuran yang
berpeci, semangatnya luar biasa, baik dalam beribadah,
karena saya tahu hobinya adalah adzan. Sampai saya
pernah bikin lelucon, kalau Bilal sendalnya sudah di
Surga, tapi kalau Rudini, pecinya sudah berada di surga
duluan heheh.. Kalau masalah belajar luar biasa sangat
rajin, cepat akrab dengan orang-orang tua , dan yang
saya salut sampai sekarang adalah dia masih tetap
survive di Jakarta tanpa kiriman dari orang tua. Luar
biasa mandiri,, cowok idaman. Cieee... Masih ingat
ketika rapat, ngomongnya kesana kemari, sampai adu
mulut dengan Febri, saya pun hampir terbawa suasana,
dan kadang debat sama Ayu, tapi gak nyambung.
Hahaha.. Sabar pakk..

157
-Fahrul

Saya tidak terlalu paham dengan karakter Fahrul.


Karena dia orangnya pendiam dan agak misterius. Tapi
saya salut dengan gerakannya yang underground. Haha..
Diam tapi mikir dan bertindak. Itu yang sangat saya
sukai. Banyak sekali hal-hal yang membuat saya tertarik
dengan Fahrul. Dia dengan perempuan saja jarang sekali
ngomong. Kecuali kalau ditanya baru ngomong. Mungkin
karena dia menjalankan strategi permainan COC nya.
Heheh.. kegiatannya ketika ada waktu kosong. Yang jelas,
Fahrul ini orang yang alim dan sangat menjaga muruah.
Di detik-detik terakhir saya bersama Fahrul mencari
buku-buku dan lemari buku untuk taman baca. Kita
keliling Bogor hanya untuk mencari lemari yang cocok
untuk buku-buku bacaan. Ternyata, lemarinya ada di toko
Furnitur dekat kantor desa Babakan Madang. Hahah.. tapi
gak apa-apa kata Fahrul Kalau kita gak nyari di tempat
lain, kita akan penasaran. Alhamdulillah, taman baca
berhasil berkat usaha dan bantuan Fahrul.

-Yudi

Orang ini juga pendiam. Hahah.. Mungkin karena dia


seorang Filsuf, jadi kebanyakan memikirkan teori ideanya
Plato. Saya suka karakternya Yudi, diam dan gak banyak
omong tapi ngena. Hahah.. Kalau diajak kemanapun dia
pasti mau, meskipun sedang tidur nyenyak. Itu yang
saya suka. Hehe.. Saya masih ingat ketika Yudi menabrak
tembok rumah warga. Saya sangat kanget. Saya lihat
Yudi sudah lemah tak berdaya. Langsung saya dan warga
menggotongnya ke rumah pak Edi. Apalagi diagnosa
dokter mengatakan pergelangan tangannya retak. Saya
makin khawatir. Saya buru-buru ngajak Fahrul nyari kasa
untuk mengikat tangannya Yudi. Luar biasa. Untung
dokter salah diagnosa, ternyala pergelangan tangannya
hanya terkilir. Untung aja kak Sulton yang punya motor
gak marah, tapi alhamdulillah kerusakan motornya bisa
kita ganti. Resikonya Saya dan Yudi harus nunggu motor
yang dibenerin di bengkel sampai berjam-jam.

-Sandika

158
Banyak panggilan untuk bocah yang satu ini. Kadang
makhluk astral ada yang manggil kampret satu.
Sandika adalah pengincar bidadari Babakan Madang
hahah... ngomongnya bidadari mulu. Cintanya gak
strukturalis, tapi superstrukturalis. Gkgkgk.. Ada satu hal
yang membuat sy kagum dengan Sandika. Semangat
mengajar yang luar biasa. Hampir setiap hari dia
mengajar ke sekolah-sekolah dan mengajar anak-anak
bimbel. Namun, kadang-kadang gak nyambung diajak
berbicara. Itu sudah biasa, teman-teman yang lain sudah
maklum San, santai aja. Satu kejadian lucu yang saya
dengar dari teman-teman, pagi-pagi dia pergi ke
Madrasah Assoheh, bawa sapu dan kain pel. Trus dia
ngpel lantai sendiri. hahah.. Sandika jadi tukang bersih-
bersih di sekolah.

-Ridhoi

Ridoi ini partner terbaiknya Sandika. Sampai-sampai


teman-teman menjulukinya sebagai kampret dua
hahaa.. santai Doi. Bisa dikatakan dimana ada Sandika,
disitu ada Ridhoi. Meskipun demikian saya juga tertarik
dengan gayanya yang menjadi moderator di setiap rapat
dan selalu mencairkan suasana dengan ketawanya yang
khas. Karakternya diam, positif thinking, dan bergerak.

-Ayu

Sosok sekretaris yang angker. Hahah.. Disitu kadang


saya merasa sedih. Saya kurang tahu tentang Ayu dan
teman-teman perempuan yang lain. Yang saya tahu, Ayu
itu cerdas, dan tidak mau dibebankan. Sejauh yang saya
kenal, dia itu MHTI, tapi gayanya agak-agak tomboy,
apalagi ketika bawa motor. Heheh.. peace Ayu. Ayu
adalah partner mengajar bahasa Inggris di SMA. Satu hal
yang saya suka dari Ayu adalah cepat tanggap.

-Naba

Susah menggambarkan, saya sempat aneh dengan


Naba yang usianya lebih muda dari anggota KKN yang
lain tapi dia sudah semester 8. Kalau dia berjalan dengan
anak SMP seperti masih sepantaran dengan anak-anak

159
SMP tersebut. Luar biasa... Naba sudah banyak
membantu di KKN ini. Naba juga partner sama saya
dalam program bahasa Inggris dan sosialisasi 17
Agustusan. Namun ada 1 program yang failed. Gak usah
disebutin di sini. Hahaha... geelliiii... kalau kata Naba.

-Adel

Wkwkwkwk... Bebek goreng. Kata-kata yang biasa di


percakapan dengan Adel. Adel itu unik, orangnya
terbuka, dan anak-anak banyak yang senang kepadanya.
Saya gak tahu kenapa anak-anak suka sama dia,
mungkin dia agak humoris. Adel juga partner saya
mengajar bahasa Inggris SMA serta sosialisasi17
Agustusan. Dia banyak membantu di KKN ini.

-Fitri

Sosok ibu bendahara yang pendiam dan suka


merenung di bawah pohon cermai. Saya gak tahu apa
yang sedang dipikirkan. Mungkin mikir uang kas yang
menipis atau memang karakternya pendiam. Tapi yang
jelas, Fitri punya kontribusi yang besar di KKN, saya
berterima kasih kepadanya. Namun, ketika teman-teman
minta uang kas, ia langsung memberikan tanpa tanya
panjang. Tetap semangat ibu bendahara.

-Hikmah

Jangan posting yang gak ada kaitannya dengan KKN,


buka lagi kitab Talim al-Mutaallim dan Nidzom al-
Ijtimai. Itulah kata-kata khas Hikmah yang sering saya
baca di WA. Heheh.. Saya mengerti, karena memang dia
adalah perempuan yang baik dan sholehah. Karakternya
pendiam. Hasil karyanya di KKN adalah kain flanel yang
ketika saya lihat di poto seperti kue beneran. Luar biasa
kreatif. Tingkatkan.

-Rani

Sosok pendiam. Tapi saya gak tau apakah dia orang


yang benar benar pendiam atau tidak. Sempat ketemu
dia di kampus UIN setelah KKN, saya lihat dia mengambil
jalan lain, seperti mau menghindar. Heheh... ya sudahlah,

160
mungkin dia benar-benar pemalu orangnya. Rani juga
sudah berjasa di KKN ini. Satu pesan saya, jangan lupa
nyapa kalau ketemu di jalan.

Mungkin itu gambaran saya tentang teman-teman.


Kalau tidak sesuai mohon maaf, karena kita bersama
cuma sebulan dan tentu banyak sekali hal yang tidak
saya ketahui dari teman-teman. Saya pribadi mohon
maaf yang sebesar-besarnya kepada teman-teman
apabila selama KKN ada kata-kata dan tingkah laku saya
yang kurang berkenan di hati teman-teman. Sekali lagi
saya RAHMAN JAMIL dari hati yang terdalam mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

6. Hikmatul Bilqis

Diawal saya merasa sangat teramat kecewa dengan


banyak hal dari mulai survey yang membuat saya
menarik kesimpulan bahwa rasa-rasanya tempat KKN
saya ini tidak bisa disebut sebagai desa hal ini karena
suasana perkotaan yang tertangkap dalam benak saya
saat itu, ditambah dengan penempatan tempat tinggal
yang tidak strategis karena jaraknya terbilang jauh jika
ditempuh dengan berjalan kaki dari lokasi tempat sasaran
desa KKN dan ternyata bukan hanya itu, yang tak kalah
kecewa adalah bahwa saya harus menempati tempat
tinggal di kawasan Perumahan Griya Alam Sentul bukan
apa, akan tetapi jauh sangat dari apa yang dibayangkan
bahwa menempati rumah warga desa dengan ala
kadarnya untuk benar-benar menyadari tentang rasa
bersyukur yang sering lupa adalah hal yang selalu diingat
sebelum KKN dimulai, belum lagi memikirkan beberapa
hal yang harus saya tinggalkan selama 1 bulan ini. Saya
memang bukanlah orang sibuk, tapi saya terjadwal dan
agenda KKN ini telah mengacaukan dan mengobrak-
ngabrik jadwal saya. Rasanya 1 bulan menjadi waktu
yang semakin melambat tiba-tiba kala itu.

Kehadiran kami mulai disosialisasikan dan saat itulah


kami mulai diajak terlibat dengan segudang aktivitas
masyarakat mulai dari acara Halal bi halal, 17 Agustus-
an, mengajar di Madrasah sampai pengajian anak-anak
bahkan pengajian ibu-ibu diagendakan dalam list aktivitas
161
selama 1 bulan. Menghadiri acara undangan walimahan
atau khitanan pun kerap menjadi momen terpenting yang
harus kami ikuti juga.

Persiapan pagi hari untuk mengajar dan bertemu anak


didik itu rasanya tak terbayang. Akhirnya saya dan Fitri
mengajar PAUD Hidayatusshoheh di Desa Malimping,
lebih tepatnya bukan mengajar akan tetapi membantu
mengajar Bu Fefi dan Bu Eneng di Kelas A dan B maka
kami berpencar untuk saling membantu keduanya.
Suasananya begitu ramai dipenuhi teriakan dan candaan
khas anak-anak usia 4-5 tahun yang akan belajar
berhitung dan mewarnai. Tidak ada yang namanya buku
paket disini, yang ada adalah guru yang menulis buku-
buku tulis mereka dengan jumlah sebanyak jumlah
mereka, jika pada sesi mewarnai maka sang gurulah yang
akan membuat gambar itu disetiap buku gambar siswa,
kemudian barulah siswa dapat mewarnai apa yang telah
digambar oleh sang guru. Ini karena para orangtua itu
keberatan apabila harus membeli buku ataupun
photocopy buku. Ah! Luar biasanya kau ibu, disaat
berbagai tunjangan menggoda beberapa guru perkotaan
dengan menelantarkan anak muridnya, kau hadir dengan
suara bahwa ada orang-orang yang bekerja keras dan
kerja ikhlas untuk anak didiknya.

Menjadi bagian masyarakat juga salah satu


pembelajaran. Nampak Bu Siti Hajar dengan wajah
berserinya, teringat kata-katanya yang menggelitik
Sebarkanlah senyum, jangan tebarkan manyun yang
menyambut kami di acara Walimatul Ursy anaknya, Mba
Uci. Beberapa lemparan senyum dari ibu- ibu ditambah
sapaan yang membuat kami nyaman berada disini, dihari
ini juga saya diberi amanah untuk membacakan ayat suci
Al-Quran dalam pembukaan, yah dengan suara yang pas-
pasan ini.

Mengajar di TPQ Al-Qolam adalah agenda rutin disore


hari karena pihak TPQ yang sudah secara resmi
menyerahkan langsung kepada kami selama 1 bulan ini.
Rasanya semangat berbagi tumbuh besar untuk terus
menghafal Quran. Saya mendapat bagian untuk mengajar

162
di kelas C dan TPQ maka program kelas kami adalah
menghafal QS. Ar-Rahman, surat tentang peringatan akan
kenikmatan-kenikmatan yang begitu banyak yang
terkadang lupa untuk disyukuri. Anak-anak itu merespon
dengan cepat rasa pesimisnya dalam menghafal QS. Ar-
Rahman. Dengan metode kinetik karena terjemahan ayat
saya realisasikan melalui gerakan. Saya merayu mereka
bahwa ini adalah hal yang mudah, walau pada akhirnya
terputus dan dialihkan kepada hafalan QS. Asy-Syams
dengan metode yang sama. Terlihat sekali semangat itu,
kami mulai dengan 2 ayat yang di ulang dan diulang lagi.
Karena suasana kelas di Mushola maka ini seperti angin
yang menyebar semangat ke kelas-kelas yang lain juga.

Lain halnya dengan antusiasme sangat nampak dari


sorotan para pelajar SMAN 01 Babakan Madang yang
hadir pada acara seminar kewirausahaan. Narasumber
dengan semangat yang luar biasa juga membagi materi
yang ringan dengan bahasa bersahabat. Membagi
pengalamannya selama menjalankan bisnisnya jelas
seperti bumbu yang menegaskan bahwa beliau
merasakan apa yang dirasakan kebanyak remaja yang
ingin memulai usahanya dan bahwa hanya dengan
memulai itulah yang terpenting, ibarat sebuah perjalanan
semua dilalui dengan melangkahkan kaki,kan?!
Terimakasih telah menginspirasi kak Andi Badren.
Ini program saya sedari awal berkreasi dengan kain
flanel. Saya bukanlah jiwa penuh kreativitas tapi ini
berawal dari hal yang menarik, lantas kemudian tertarik
dan membentuk plagiasi karya menciptakan barang
konsumtif sehingga menjadi produktif dan belajar bukan
hanya tentang hitungan matematika, bukan hanya
tentang peta buta ataupun sekelumit hal lainnya yang
selalu dihadapkan di sekolah, belajar berkreasi juga
bagian dari pembelajaran. Di Madrasah Ash-Shoheh kami
membuat kerajinan tangan yaitu bross dari kain perca
dan menghias cermin dengan kain flanel. Pemanfaatkan
kain perca yang bisa didapatkan dimana saja, bahkan
saat baju bekas mulai tak layak pakai ternyata bisa
dimanfaatkan menjadi barang konsumtif atau dalam
jangka panjang ini bisa dijadikan usaha kecil-kecilan

163
untuk souvenir pernikahan sederhana. Kagum saat
melihat keterampilan menjahit anak-anak itu dengan
jahitan rapi, hal ini bisa diandalkan apalagi kagum saat
bross itu pada momen lain disematkan di kerudung
mereka, rasanya punya ide untuk ngembangkan ini ke
usaha mandiri untuk jualan bross dari kain perca di UIN
saat ada acara wisuda

KKN selama 1 bulan ini tergambar dalam 3 pasang


kata, kata itu adalah air dan hujan, manusia dan inisiatif
serta cerdik dan shalihah.

Air dan Hujan. Hujan yang selalu meneteskan air


sehingga dikala orang-orang membutuhkan air mereka
lantas meminta hujan. Satu sisi belajar tentang
berharganya air, karena semua orang memerlukan air
dalam banyak hal dan satu sisi lagi belajar tentang
bersyukur atas hujan yang akan tetap turun untuk ia yang
membutuhkannya, untuk tanaman disawah maupun
diladang, tentang hujan yang tak jarang dimaki karena
membuat baju mereka basah dan jemuran yang tak
kunjung kering.

Manusia dan Insiatif. Tentang sebuah kata yang sering


disebut tapi sulit direalisasikan, menurut KBBI
pengertiannya adalah prakarsa sedangkan pengertian
prakarsa adalah upaya, tindakan mula-mula yang
dimunculkan oleh seseorang. Pelajaran berharga tentang
kata inisiatif sangat didapatkan dari Kelompok saya, ini
bukan berbicara siapa yang salah dan benar, entah yang
akhwat atau yang ikhwan terkadang saling menyalahkan
tentang siapa yang harus ber-inisiatif lebih awal dengan
kalimat, Ikhwan macam apa kalian, engga inisiatif
banget?! Ataupun sebaliknya Akhwat macam apa
kalian, engga peka banget?! Mungkin inisiatif
diciptakan dari kebiasaan dan berujung pada tindakan.

Cerdik dan Shalihah. Di Griya Termotivasi sekali


dengan Bu RW, yang sudah menginspirasi untuk menjadi
ibu yang serba bisa dan segala hal tentang kreativitas
memanfaatkan barang-barang bekasnya, untuk cerita
dan informasi tentang Dusun Malimping ada Bu Fefi yang

164
setiap harinya bersama anak-anak dari mulai PAUD,
Madrasah sampai Pengajian bada Maghribnya seperti tak
kenal lelah bersama anak-anak., dan di kelompok KKN ini
ada Ayu Fitri makasih yah ay, buat segala pelajaran yang
sadar tanpa sadar sudah diberikan untuk rekontruksi hati,
renovasi diri dan mungkin revolusi seorang pribadi.
Terpikir tentang setiap laki-laki yang mempunyai beban
karena ia harus menentukan syarat-syarat dan pemilihan
yang selektif untuk memilihkan calon ibu sekaligus
istrinya yang dikemudian hari untuk anaknya kelak, ah ini
hanya lintasan pikiran. Terimakasih untuk para calon istri
cerdik dan shalihah Rani, Ayu, Fitri, Adel dan Naba.

Ternyata oh ternyata, manfaat dari KKN ini luar biasa.


Ini seperti kombinasi yang saling melengkapi karena kami
tempat tinggal di suasana perkotaan tapi menelusuri
jejak-jejak pedesaan dalam waktu bersamaan. Ilmu,
petuah, nasehat hingga hikmah seperti nama saya,
banyak saya dapatkan dari dua kombinasi ini. Salah
satunya, Ketika mendengar informasi, cerna, cerna
dan cerna kemudian tanyakan, jangan hanya
mengambil hal dari satu pihak, jika bisa tanyakan pada
beberapa atau banyak pihak yang lain... Pak Edi,
sekretaris RT 02. Pelajaran pertama baru dimulai,
seringkali yang terjadi pada diri saya dan diri lainnya
terlalu percaya pada omongan pertama yang tak
mendasar dan hal seperti ini seringkali terjadi yang
kemudian berulang. Kata perpisahan yang saya catat
datang dari Pak Dede, Ketua RW 06, Implementasikan
ilmu anda untuk masyarakat bukan hanya disini saja
ditambah penyadaran tentang apa yang hendak
dilakukan saat lulus kuliah kelak, sedangkan dari Pak
Didin, RT 02, Bersatunya hati, mulut dan perbuatan
lakukan itu dimanapun. Ternyata Mahasiswa seperti
garam yang menyedapkan masyarakat dan mahasiswa
tidak ada apa-apanya jika hanya sibuk dengan dirinya
sendiri, tidak peduli terhadap lingkungannya karena
mahasiswa khususnya punya beban moril yang harus
ditunaikan pada kondisi saat ini.

Desa Babakan Madang yang terdiri dari empat dusun,


yakni Dusun Malimping, Dusun Cicadas, Dusun Banceuy

165
serta Dusun Babakan Madang itu sendiri. Dengan waktu
yang mulai melangkah, berjalan bahkan sampai akhirnya
berlari, kami isi dengan berbagai agenda agar kami
benar-benar dapat mengabdi kepada masyarakat tentu
bukan hanya kami saja yang merasa bahwa kami yang
telah mengabdi tapi kami berharap bahwa masyarakat
juga merasakan kehadiran pengabdian kami di desa
Babakan Madang ini. Terimakasih kepada seluruh anggota
KKN Al-Mustanir untuk kerja sama dan rapat rutin
hariannya, kalian semua mengispirasi saya.

Saya yakin orang yang punya cita-cita rendah tidak


mungkin masuk UIN Pak Sulthan, perwakilan Guru TPQ
Al-Qolam. Kata sambutan saat kedatangan kami di
Mushola TPQ Al-Qolam, ini kata yang paling menusuk hati
saya.

7. Fitriana

Sesuatu yang sama sekali tidak diinginkan dan


diharapkan akhirnya pun datang, namun harus tetap
dijalankan sebagai kewajiban dari tugas kuliah, yaitu KKN.
Mungkin karena saya masih menginginkan masuk
Fakultas Tarbiyah, di mana kegiatan wajibnya adalah
PPKT. Tapi kenyataannya saya adalah mahasiswi jurusan
Sejarah dan Kebudayaan Islam yang di dalam sks-nya
diwajibkan kegiatan KKN. Dari awal terbentuknya
kelompok hingga awal keberangkatan menuju desa, saya
merasa sangat tidak bersemangat. Kaki ini terasa berat
sekali meninggalkan rumah, mata pun berkaca-kaca
ketika pamit dengan kedua orang tua saat itu.

Ketika sampai di desa Babakan Madang, kami di


sambut oleh perangkat desa di Kantor Kelurahan. Yang
ada di dalam benak saya dan teman-teman bahwa kami
harus siap dengan tempat tinggal di desa yang serba apa
adanya. Namun setelah sampai di sana, ternyata rumah
warga yang akan menjadi tempat tinggal kami selama
KKN akan mengalami perbaikan pada bulan ini dan
berhubung waktu juga sudah agak larut malam, maka
Kepala Desa menyarankan agar kami tinggal di
Perumahan Gria Alam Sentul. Ya, tepatnya di rumah Bpk.
Dede yang merupakan ketua Rw.06/Rt.02. Ketika sampai
166
di sana, saya merasa kaget apakah benar seperti ini
nyamannya tempat tinggal kelompok KKN kami (khusus
Akhwat). Semua fasiliatas melebihi yang ada di rumah
sendiri. Pikiran pun bercampur khawatir, bagaimana
dengan proker kelompok yang terfokus di desa. Sambil
bergumam di dalam hati, apa iya besok tidak bisa
mencari tempat tinggal lain. Karena jika tinggal di desa
akan lebih banyak peluang bagi kami untuk bersosialisasi
dengan warga desa, dan kehidupan di desa pun akan
terasa sangat menjadi pelajaran hidup untuk kami.
Namun pada akhirnya kami sepakat untuk tinggal di
rumah itu.

Amat disayangkan, setelah beberapa hari berlalu


ternyata ada warga yang bernama Ibu Fefi Maghfiroh,
yang merupakan kepala sekolah sekaligus guru di PAUD
dan MD. Hidayatusshoheh, beliau bersedia untuk
menyediakan rumahnya bagi kelompok kami. Itulah
pelajaran yang pertama saya dapat di sana, bahwa
jangan pernah ada kata menyerah sebelum berusaha.

Namun di samping itu, menjadi hal yang luar biasa


bagi saya dapat bergabung dengan kelompok KKN Al-
Mustanir. Semangat dan usaha keras anggota kelompok
untuk mengabdi kepada masyarakat tidak pernah surut
hingga akhir KKN selesai.

Pertama kali memasuki desa, yang pada waktu itu


saya dan Hikmah ingin ke sekolah MD. Hidayatusshoheh.
Saya melalui jalanan yang sempit dan berkelak-kelok,
banyak bebatuan dan tebingan. Menjadi kekhawatiran
tersendiri yang ketika itu kami berkendaraan dengan
motor hingga akhirnya pun terjatuh. Hehehe lumayan
sakit, lutut sampai memar kurang lebih 1 minggu, kaos
kaki bolong pun baru sadar ketika sampai di kost-an. Kami
masih bersyukur itu hanya kecelakaan kecil. Motor Kak
Sulthon yang kami pakai pun hanya lecet-lecet sedikit di
bagian kirinya.

Ketika pertama kali mengajar dengan Hikmah di


PAUD dan MD. Hidayatusshoheh, saya merasakan
sambutan yang hangat dari guru dan murid-murid di
sana. Saya merasa bahagia dapat bertemu dan
167
berkumpul dengan mereka. Hikmah pun menjadi teman
setia mengajar selama 1 bulan KKN. Mungkin karena kami
sudah merasa bagain dari mereka, dan terasa amat
sayang jika waktu terlewatkan tanpa mereka, sehingga
akses jarak yang jauh dari kost-an ke sekolah tersebut
tidak lagi kami hiraukan, walaupun terkadang kami harus
berjalan kaki dan melewati jalan setapak untuk sampai ke
sana.

Meski dunia anak-anak tidak asing lagi bagi saya,


namun ketika menjadi guru bantu di PAUD, saya pun
mendapat ilmu baru terkait bagaimana menjadi guru
yang baik dengan jumlah anak murid yang melebihi
kapasitas untuk dipegang hanya dengan satu orang guru.

Yang menarik bagi saya adalah ketika pertama kali


mengajar di kelas 2. A, saya membawakan Siroh Nabi
Adam, kemudian berlanjut ke Nabi Yusuf dan Nabi Musa.
Saya merasa senang dengan antusias anak-anak yang
pada keesokan harinya meminta saya untuk bercerita
kembali tentang Siroh Nabi-nabi. Sampai salah satu dari
mereka bertanya Kakak dari jurusan apa sih kuliahnya?
Sepertinya kakak tahu tentang Siroh Nabi-Nabi, cara
membawakannya pun enak. Saya heran, padahal saya
tidak suka bercerita, takut pembawaannya tidak menarik
dan anak-anak merasa bosan. Tetapi setelah ditanya
seperti itu, keesokan harinya saya sangat bersemangat
untuk kembali bercerita sesuai dengan permintaan
mereka, yaitu tentang Nabi Isa. Karena saya hanya
sebagai pengganti teman saya mengajar di kelas itu.
Sedangkan saya tiap harinya mengajar di kelas 1. A,
sehingga saya tidak dapat bercerita lagi di kelas itu. Di
kelas 1. A pun saya tidak pernah bercerita terkait Siroh
Nabi-nabi, karena sesuai dengan rencana KKN, KBM lebih
banyak saya isi dengan materi hadits, surat-surat
pendek, dan doa sehari-hari.

Dalam hal lain, ketika ada agenda games dalam KBM


di TPA Al-Qalam, saya merasa sangat bingung akan
memberikan games apa. Karena saya tidak pernah
melakukan hal tersebut, sehingga menjadi pelajaran
tersendiri bagi saya bahwa anak-anak perlu sesekali

168
diberikan games agar mereka tidak bosan belajarnya.
Sebagai seorang guru tidak hanya cerdas dan pintar,
tetapi juga benar-benar harus kreatif.

Jamil yang menjadi salah satu pembimbing dalam


kegiatan bimbingan belajar Bahasa Inggris pun menjadi
fans berat anak-anak di SMAN 01 Babakanmadang. Niat
mereka belajar ternyata terselip keinginan untuk bertemu
dengan Jamil. Saya sedikit kecewa, ketika Jamil tidak
hadir ternyata siswa yang hadir pun sedikit. Naba dan
Adel pun menjadi fans berat anak-anak dalam kegiatan
bimbel matematika dan KBM di TPA Al-Qalam. Ketika
mereka datang, yang mereka tanyakan adalah Adel dan
Naba. Padahal banyak teman-teman KKN lain yang akan
mengajar mereka. Hehe bagaimana rasa kekecewaan
mereka ya ketika mereka harus diajarkan oleh kami tanpa
Adel dan Naba. Semangat mengajar saya pun sedikit
berkurang ketika melihat raut wajah mereka yang
sepertinya hanya ingin diajarkan oleh Naba dan Adel.
Tetapi setelah mereka diberikan pengertian dan
memasuki materi pelajaran, mereka dapat terbawa ke
dalam suasana belajar yang aktif dan penuh semangat
sehingga mereka mudah menerima ilmu yang diberikan.

Aktivitas yang membuat saya suntuk selama KKN


ini yaitu agenda rapat tiap malam dan hari sabtu-minggu
yang digunakan untuk melaksanakan proker. Terkadang
rapat berlangsung dari pukul 21.00-23.30. Rasanya KKN
ini ingin segera berakhir, sehingga saya dapat kembali
mengisi waktu malam dengan aktivitas saya sendiri. Saya
merasa iri dengan teman-teman dari kelompok KKN lain
yang memiliki waktu luang di hari libur, sekedar rihlah
ilmiah untuk refreshing otak dengan teman-teman satu
kelompoknya.

Di tempat KKN, saya dan teman-teman merasakan


bagaimana susahnya kekurangan air. Setelah
merasakannya sendiri, saya pun menyadari betapa
berharganya air untuk kehidupan ini. Sangat tidak
nyaman jika hidup tidak ada air. Saya dan teman-teman
yang lain tidak dapat mencuci baju karena airnya tidak
cukup, sampai mau mencuci beras pun terpaksa

169
menggunakan air isi ulang, dan untuk mandi pun
terkadang tidak ada airnya.

Dari seluruh teman-teman saya, nampaknya hanya


saya yang alergi telur. Terkadang teman akhwat yang
mendapat piket masak hanya memasak telur. Bawang
putih pun bertaburan di mana-mana bak hantu
gentayangan bagi saya. Saya merasa sedikit mual
dengan masakan yang banyak bawang putihnya. Di
samping itu, saya juga tidak suka dengan masakan
warteg. Saya merasa sangat kangen masakan ibu di
rumah. Oleh karena itu, di sana saya jarang makan dan
hanya roti manis yang biasa saya makan. Berat badan
pun menurun drastis ketika pulang.

Kegiatan kerajinan tangan yang menjadi program


individu saya dan Hikmah pun berjalan di sekolah MD.
Hidayatusshoheh dan rumah Ibu Fefi Maghfiroh. Pada
awalnya anak-anak merasa kesulitan bagaimana cara
menjahitnya dan cara membuat bagian rambut dari kain
flanel untuk hiasan kaca. Akan tetapi setelah beberapa
menit, mereka mampu mengikuti langkah demi langkah
hingga akhirnya mereka mampu membuat bros dari kain
perca, membuat berbagai macam hiasan bagian
rambutnya, lengkap dengan pita dan hiasan wajah
lainnya seperti kumis, hehehe.

Pertama kali menginap di rumah Ibu Fefi yang terletak


di desa, saya merasa senang sekali karena saya dapat
merasakan suasana desa dan tidur bareng dengan
beberapa anak-anak dari MD. Hidayatusshoheh yang
merupakan moment langka bagi saya. Udara paginya
yang sangat sejuk, dingin, terdapat hamparan tanaman
padi yang luas, membuat saya tak hentinya bersyukur
atas nikmat Allah dan mengagumi kekuasaan-Nya.
Namun Rani yang ketika itu sedang tidak enak badan,
tidak dapat tidur pada malam itu. Bagaimana tidak, kami
hanya tidur beralaskan karpet tanpa selimut dengan
udara yang lumayan dingin dan banyak nyamuk. Suasana
yang sama pun saya rasakan di rumah Pak Ntib.

Dalam kegiatan Posyandu di rumah Pak Dede, saya


pertama kali belajar mengisi KMS. Dari situ, saya menjadi
170
mengerti betapa kurangnya kesadaran ibu-ibu di sana
akan imunisasi anak-anaknya. Padahal usia balita adalah
tahap pertumbuhan dan perkembangan paling utama
bagi manusia. Lewat hal sekecil itu, saya belajar peduli
dengan kondisi warga sekitar. Saya pun jadi teringat
dengan bagaimana dengan kondisi di sekitar tempat saya
tinggal.

Meriahnya kegiatan lomba agustusan, mulai dari


anak-anak hingga bapak-bapak yang memakai baju
daster dan kerudung. Berbagai macam perlombaan mulai
dari lomba kelereng, makan kerupuk, balap karung,
memasukkan paku ke dalam botol, tarik tambang, jogged
balon, dan futsal pun diadakan. Anak-anak sangat antusis
dan gembira mengikuti jalannya perlombaan. Acara
lomba ini ditutup dengan malam pentas seni dan
pembagian hadiah pada 29 Agustus 2019, yang juga
sekaligus menjadi malam perpisahan kami dengan warga
Rt. 02/06.

Tak terasa1 bulan pun akan selesai. Hanya dalam


tinggal hitungan hari, saya dan teman-teman akan
meninggalkan tempat KKN. Sedih bercampur gembira
karena akan berpisah dan ingin bertemu dengan keluarga
di rumah tercinta. Tanggal 2 September menjadi hari
terakhir kami di sana. Tidak akan ada lagi salam sapa
dengan warga sekitar tiap harinya, selamat tinggal jalan
setapak, ibu dan bapak rw yang sudah seperti orang tua
kami di sana. Terutama untuk teman-teman yang sudah
seperti saudara sendiri bagi saya. Semangat untuk kejar
target wisuda tahun depan dan sukses selalu untuk
kalian. Semoga tali silaturrohim dintara kita dan warga
desa Babakanmadang tetap terjaga dengan baik. Amiin.

8. Fahrul Firdaus

KKN Al Mustanir, kelompok yang akhirnya menjadi


pilihan saya untuk melaksanakan kegiatan KKN, setelah
sebelumnya saya sudah memiliki kelompok yang terdiri
dari teman-teman dekat saya saat SMA. Saya memilih
keluar dari kelompok yang lama dengan tujuan ingin
mendapatkan kawan baru, dan akhirnya teman saya yang

171
bernama Febri mengajak saya untuk bergabung bersama
kelompok bentukannya.

Dari awal bergabung, saya sedikit ragu dengan


kelompok ini, karena banyak anggota yang keluar dan
masuk tanpa alasan yang jelas, sehingga sangat rentan
bubar. Tapi kawan-kawan tetap optimis kalau kelompok ini
pasti memenuhi syarat yang ditentukan oleh PPiM.
Namun di akhir persiapan KKN kelompok yang tadinya
berjumlah 14 orang, berkurang lagi menjadi 13 orang dan
sedikit membuat saya resah, apakah masih memenuhi
syarat???. Alhamdulillah meskipun dengan anggota 13
orang, kelompok KKN Al Mustanir tetap memenuhi syarat
dan bisa melaksanakan pengabdian kepada masyarakat
meskipun dengan anggota kelompok yang sangat sedikit
bila dibandingkan dengan kelompok lain.

Kesan yang saya dapat saat pertama kali survey


lokasi membuat saya ragu, apakah Desa Babakan
Madang cocok untuk dijadikan lokasi KKN?, kelihatannya
tempatnya sudah cukup maju, lokasi yang cukup strategis
yaitu dekat dengan akses jalan tol dan terdapatnya
perumahan yang menurut saya cukup mewah. Namun
semua berubah saat kami tiba di dusun Cicadas. Cicadas
adalah satu dari empat dusun yang terdapat di Desa
Babakan Madang setelah dusun Madang Kaum, Banceuy,
dan dusun Malimping. Cicadas berlokasi di seberang
sungai besar yang menjadi pembatas dengan dusun lain.
Di dusun Cicadas kami mendapati masyarakat yang
ternyata masih kesulitan mendapat air bersih, lokasi
sumber air yang cukup jauh dan kurang layak untuk
digunakan. Terlebih lagi, kami mendapati sebuah
pesantren tradisional yang cukup memprihatinkan,
ruangan yang kotor, sarana yang kurang, dan lembaran
mushaf Al Quran yang sudah rusak memenuhi rak buku.
Setelah kegiatan survey, akhirnya pikiran saya berubah,
ternyata Desa Babakan Madang adalah lokasi yang cukup
baik untuk dijadikan lokasi KKN.

1 Agustus 2015, berangkat dari rumah menyusul


teman-teman yang sebelumnya sudah berangkat sehari
yang lalu. Kurang lebih satu setengah jam, tibalah saya di

172
kantor Desa Babakan Madang dan disambut tumpukan
barang-barang dan tas perbekalan anggota KKN yang
diminta untuk segera dibawa ke lokasi yang menjadi
tempat menetap kami selama satu bulan. Namun
muncullah cobaan di hari pertama, ban motor saya bocor
karena kelebihan muatan, akhirnya saya dengan Febri
harus berjalan cukup jauh menuntun motor dan
membawa barang-barang yang sangat banyak.

Tibanya di lokasi tempat tinggal, saya merasa kecewa


karena harus tinggal di perumahan griya alam sentul
karena tempat yang seharusnya menjadi tempat kami
tinggal sedang direnovasi. Masalah tempat tinggal,
membuat banyak kekhawatiran dalam pikiran saya, yang
saya ketahui tentang masyarakat perumahan adalah
lingkungan yang kurang bersosialisasi, bahkan tak jarang
mereka tidak kenal tetangga yang tinggal satu blok
dengannya. Kemudian saya juga khawatir warga
perumahan menganggap kedatangan kami untuk
melakukan kegiatan KKN di wilayah perumahan, padahal
kami hanya menjadikan perumahan sebagai lokasi
tempat tinggal selama kegiatan KKN.

Tak sampai 24 jam, kekhawatiran saya hilang saat


malam hari kami semua diundang rapat bersama warga,
Di sana terlihat sekali kebersamaan dan interaksi yang
baik antar warga perumahan, di kesempatan itu pula
ketua RT menjelaskan kepada warga bahwa kami sedang
menjalankan KKN di Desa Babakan Madang dan fokus
kegiatan kami bukan di dalam perumahan, berkat
penjelasan itu Alhamdulillah kami mendapat sambutan
yang sangat baik dari warga perumahan griya alam
Sentul. Persepsi awal saya pun salah, ketika keesokan
harinya di hari Ahad, kami melakukan kerja bakti bersama
warga untuk membersihkan lapangan dan membangun
tenda untuk kegiatan 17-an, saya sangat senang ternyata
warga perumahan griya alam Sentul sangat mudah
bersosialisasi dan sangat ramah, kegiatan kerja bakti pun
diakhiri dengan makan nasi liwet bersama warga.

Malam harinya, saat kami sedang mengadakan rapat


di mushola, kami didatangi tokoh agama di perumahan,

173
warga griya memanggilnya kak sultan, meskipun usianya
tak semuda panggilannya. Di kesempatan itu kami
mendapat sedikit penjelasan kondisi yang ada di
lingkungan perumahan griya alam Sentul, dan
Alhamdulillah berkat perbincangan itu kami diberikan
pinjaman 2 unit sepeda motor yang bisa kami gunakan
dalam keseharian selama kegiatan KKN. Dan kami pun
mendapat pinjaman 1 motor lagi dari seorang warga yang
orang biasa memanggilnya Pak Nunu berkat kunjungan
saya dan Rudini bada sholat magrib ke rumahnya.

Awalnya kami sempat bingung, perencanaan yang


kami buat selama persiapan KKN sangat berfokus pada
dusun Cicadas, namun pada akhirnya kami diminta untuk
fokus di dua dusun saja yaitu dusun Malimping dan dusun
Madang Kaum. Akhirnya kami membuat perencanaan
ulang di lokasi KKN, mengatur jadwal baru dan ternyata
inilah pertama kalinya kelompok kami kumpul secara
keseluruhan.. Amazing!!

Di Minggu pertama, waktu saya banyak dihabiskan


bersama kawan baru saya, Pa Rudini. Pengalaman hidup
yang jauh lebih banyak dari saya memberikan
pengalaman dan pelajaran baru bagi saya tentang
bersosialisasi dan bergaul dengan orang. Ilmunya tentang
bergaul pun terbukti, dia mampu akrab dengan Pak
Kepala Desa dan Pak RW, di mana kesan pertama yang
saya dapat dari beliau adalah orang yang tidak mudah
bergaul karena penampilannya yang terlihat galak,
namun Rudini mampu mencairkan suasana dan bisa
akrab, saya kira itu karena pengalaman hidupnya yang
sangat banyak.

Saya dan Rudini menjadi partner dalam urusan


pengajuan proposal ke Kementrian Agama RI dan
Perpusnas, berkali-kali kami bolak-balik Jakarta Bogor
untuk mendapat bantuan Juz amma dan buku. Perjuangan
yang tidak mudah, mencari tempat print di daerah
Thamrin, berkilo-kilo meter kami jalan, akhirnya ketemu
juga tempat print untuk mencetak surat pengantar
proposal yang salah. Kurang lebih 4 jam kami di
Kementrian Agama RI, mendapat bantuan dari seorang

174
pegawai yang mempunyai anak yang baru saja masuk
UIN Jakarta, berkat bantuannya kami mendapat bantuan
buku sebanyak kurang lebih 30 eksemplar.

Desa Babakan Madang punya budaya yang unik, di


mana banyak sekali santri-santri yang beraktivitas
dengan berpakaian sarung, karena banyaknya pondok
pesantren yang ada di Desa Babakan Madang. Inilah yang
juga mengubah kebiasaan saya yang selama ini jarang
sekali menggunakan sarung bahan saat melaksanakan
sholat di masjid sekali pun, ada kalanya saya
menggunakan sarung hanya saat mendapat jadwal
mengisi ceramah di masjid. Kebiasaan ini pun berubah,
dalam keseharian di sana, saya sangat sering
menggunakan sarung, bahkan saat silaturahmi dan
kunjungan ke rumah tokoh masyarakat dan tokoh agama
saya tetap menggunakan sarung.

Selama satu bulan di Desa Babakan Madang bersama


anggota KKN Al Mustanir saya mendapatkan banyak
sekali kesan. Untuk pertama kalinya saya tinggal jauh
dari rumah, menetap di kampung orang, jadwal makan
yang sangat berbeda dengan di rumah dan kondisi
lingkungan yang sangat berbeda dengan di rumah. Tapi
berkat teman-teman baru saya, Febri, Rudini, Jamil, Yudi,
Sandika dan Ridoi, saya bisa beradaptasi karena mereka
terbiasa tinggal jauh dari rumah dan kampung halaman.

Febri, kawan seperjuangan saya di Gerakan


Mahasiswa Pembebasan, sifat dan kepribadiannya yang
seperti jenderal tetap terasa di lokasi KKN. Mungkin inilah
yang membuatnya dipilih menjadi ketua kelompok KKN Al
Mustanir. Lingkungan Desa Babakan Madang membuat
Singa Podium ini mengubah sedikit gaya bicaranya yang
berapi-api menjadi sedikit santai untuk menyesuaikan
lingkungan yang ada.

Rudini, kawan baru yang saya dapatkan selama KKN


memiliki kesan yang paling banyak. Daratan Flores
menjadikan kepribadian yang khas, tutur kata dan gaya
bicaranya sangat unik ditambah bumbu-bumbu puisi
didalamnya. Rul, saya pinjam ente punya motor ya,
susunan kalimat yang khas bagi orang yang berasal dari
175
timur Indonesia, dan setiap hari saya selalu
mendengarnya dari sahabat saya, Rudini.

Jamil, kawan yang sangat menarik, menarik perhatian


siswi SMA tentunya. Tidak menyangka kalau dia berasal
dari Sumbawa, NTB. Kemampuannya dalam berbahasa
Arab dan Inggris memberikan kesan yang paling
menonjol. Teringat saat mencari buku dan lemari untuk
pengadaan taman baca, berkelana sepanjang jalan raya
Bogor, dari arah Cibinong sampai ke arah Bogor Kota dan
tidak terasa bensin 30 ribu habis dalam satu hari, tetapi
ternyata lemari yang kami cari ada di toko Furniture yang
letaknya 1 kilo meter dari tempat kami tinggal, sangat
luar biasa.

Yudi, orang yang pendiam seperti saya, dan saya


mengira tidak akan ada kesan yang wah bersamanya.
Namun di akhir masa KKN, musibah terjadi, motor yang
Yudi kendarai menabrak tembok. Selesai sholat magrib,
saya dipanggil Jamil untuk bersama mencarikan kain kasa
dan obat untuk Yudi. Diagnosa dokter meleset, tulang
tangan Yudi yang katanya retak, ternyata hanya terkilir,
dan bisa diatasi oleh bapak tukang urut, teriakan
kesakitan Yudi saat diurut bukan memberikan kesan yang
mengerikan, tetapi memberi kesan unik, bahkan ibu RW
pun tertawa dibuatnya.

Di mana ada Sandika di situ ada Ridoi, dua insan


yang tak terpisahkan, ke mana-mana selalu bersama,
mengajar, makan, dan aktivitas lainnya mereka jalani
berdua. Selalu terdepan, kata yang pas untuk Sandika
yang hampir selalu terdepan saat makanan sudah siap.
Kata-kata yang sulit dimengerti oleh orang normal,
memberikan kesan tersendiri bagi saya yang saya dapat
dari sahabat saya Sandika dengan bahasanya
Sandikanisasi.

Rasanya kesan selama di Desa Babakan Madang


sangat banyak sehingga sulit untuk diungkapkan melalui
tulisan ini, yang pasti KKN di Desa Babakan Madang
selama satu bulan sangat berkesan untuk saya. Satu
pesan yang sangat saya ingat dari Bapak Kepala Desa,

176
yang kerap dipanggil Abah, Kalau sudah jadi orang
sukses, jangan kalian lupakan desa.

9. Datin Annaba

Seharusnya saya dan teman saya Adel, ikut KKN


tahun 2014 lalu. Bahkan kami sempat terdaftar di satu
kelompok yang akan melaksanakan KKN di bogor, tetapi
karena beberapa masalah yang mungkin terlalu panjang
jika saya jabarkan di sini, akhirnya kami tidak dapat
mengikuti KKN tahun lalu. Saya sempat merasa sedih dan
khawatir. Karena dengan tertundanya KKN maka tertunda
pula waktu kelulusan kami. Apalagi mendengar cerita
teman-teman seangkatan sehabis mereka pulang KKN.
Mendengar betapa menyenangkannya KKN dan
bagaimana KKN merubah diri atau pandangan mereka
terhadap sesuatu atau terhadap orang lain. Dan betapa
mereka ingin mengulang KKN kembali. Ada rasa
tertinggal dan malu karena tidak bisa ikut bercerita.

Meskipun hati sempat menyesal karena merasa, kok


bisa-bisanya gak jadi KKN di waktu yang seharusnya?
saat ini rasa sesal itupun hilang karena memang, ya,
Allah selalu memiliki rencana yang baik bagi hambanya.

Kalau saya tidak kkn tahun ini, saya gak akan ketemu
teman-teman yang super seperti Ayu, Hikmah, Fitri, dan
Rani. Ayu si wanita strong yang kadang terlalu
digantungin orang-orang (sabar ya, Yu wkwk), Hikmah
calon istri cerdik sholihah yang kayaknya sih udah siap
banget berumah tangga (tinggal nunggu calon). Fitri si
Ibu Bendahara yang setiap dimintain duit ekspresinya
selalu dikira gak ikhlas ngeluarin duit (padahal mah
emang wajah Fitri begitu, ya, Fit). Rani si super santai
yang insyaAllah juga calon istri cerdik sholihah (aamiin,
saya juga insyaAllah calon istri cerdik sholihah). Bertemu
manusia-manusia unik macam Ridoi dan Sandika, yang
walaupun suka gak nyambung diajak ngomong, tapi
paling bersemangat MENGABDI, MENGABDI, dan
MENGABDI. Bertemu dua ustadz yang selalu pake peci
atau kopiah ke mana-mana, Fahrul dan Rudini. Sampe
sekarang saya masih penasaran gimana tampang-
tampang mereka kalo gak pake peci atau kopiah. Yudi
177
yang selalu tanpa ekspresi. Rahman Jamil yang ngomong
apapun nadanya tetep datar. Dan bertemu si Pak Ketua,
Febri, yang luarnya keras, tapi kayaknya sebenernya
dalemnya sensitif, ya? (eh, enggak, becanda kok hehe).

Kalau saya tidak bergabung di kelompok KKN Al-


Mustanir mungkin saya gak akan pernah bener-bener
mencoba hal yang dari bertahun-tahun lalu dianjurkan
oleh orang tua saya: ngajar TPA. Saya selalu merasa
kalau saya tidak berbakat untuk mengajar. Makanya
setiap disuruh ngajar TPA di masjid deket rumah saya
selalu menolak. Dan setelah KKN ya emang saya gak
berbakat ngajar ha ha ha, tapi bukan berarti saya tidak
bisa. At least I have tried and I wouldnt mind to try it
again.

Dan kalau saya tidak bergabung di kelompok KKN Al-


mustanir ini, saya gak akan merasakan rasanya hampir
setiap hari dipanggil (atau lebih tepatnya diteriaki) Kak
Naba! Kak Naba! oleh anak-anak griya: Elza, Aurora,
Alifah, Intan, Fitri, Sekar, Kristin, Kristina, dan lain-lain.
Rasanya diidolakan oleh anak-anak, dibilang kembar
sama Adel karena kemana-mana bareng mulu dan karena
katanya sama-sama cantik (HAHAHA), dikasih surat,
sampai dikasih kenang-kenangan seperti gantungan
kunci, gelang, buku bercover Aikatsu, dan lain-lain. Saya
gak akan merasakan lagi betapa seru dan
menyenangkannya 17-an. Betapa asiknya bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar, akrab dengan tetangga
sekomplek, menonton ibu-ibu bermain voli, ngobrol
sampai lewat tengah malam dengan Pak RT, Pak RW, dan
Bu RW. Setelah lulus SD dan merantau ke Solo sampai
SMA kemudian kuliah di Jakarta (atau lebih tepatnya
Tangerang, ya) saya tidak pernah lagi merasakan hiruk-
pikuk perlombaan 17-an, bagaimana rasanya beramah-
tamah dengan tetangga sekitar rumah, bagaimana
rasanya memiliki hubungan sosial yang erat dengan
orang-orang di lingkungan tempat tinggal. Di KKN inilah
saya kembali merasakan hal-hal tersebut. Selain itu juga
banyak hal lain yang saya dapat dan pelajari. Apa yang
saya dapat setelah satu bulan capek hati dan badan
melakukan berbagai macam kegiatan bisa dibilang

178
sepadan. Yang paling banyak saya lakukan dan bikin
paling capek (tapi tetep seneng) sebenernya foto-fotoin
tiap kegiatan sih, ya berhubung saya sebagian besar
menjadi penanggung jawab dokumentasi, (yang
sebenarnya juga agak sedih, sih karena foto saya jadi
sedikit haha, tapi kemampuan fotografi saya nambah
kayaknya, ehem, kayaknya).

Ya walaupun ada temen-temen seangkatan yang


sambil bercanda bilang, Yaelah, Ba ini mah lu bukan KKN
beneran, mestinya KKN itu yang bener-bener di desa,
yang rumahnya di pedaleman banget, yang kalo mandi
mesti ke kali, atau yang rumahnya bener-bener di tengah
hutan, yang kalo mau beli apa-apa mesti jalan jauh dulu,
yang susah deh pokoknya hidupnya, itu baru namanya
KKN, but thats not always true, right? Walaupun
memang kami yang seharusnya tinggal di rumah di
samping sawah secara tidak sengaja karena beberapa
masalah akhirnya tinggal di komplek, KKN tetap KKN.
Program yang kami jalankan tetap sesuai kebutuhan
desa, capeknya sama, letihnya sama, senangnya sama,
sedihnya sama. Apa yang kami dapatpun dari
pengalaman KKN ini juga tidak jauh berbeda dengan
kelompok lain. Memang ada kesulitan karena fokus kami
jadi berbeda dengan tujuan awal, tetapi Alhamdulillah
akhirnya hal ini tidak menghalangi apa yang ingin kami
kontribusikan terhadap desa.

Sedih rasanya saat meninggalkan rumah Bu RW.


Apalagi melihat Bu RW yang menangis mengantarkan
kami pulang. Saat barang-barang ditaruh ke dalam mobil
dan saat saya menaiki mobl yang akan mengantar kami
pulang ke rumah masing-masing, saya masih tidak
percaya bahwa malamnya tidak tidur lagi di di rumah Bu
RW. Walaupun sebelum berangkat pulang saya telah
mengecek barang berkali-kali untuk memastikan
semuanya lengkap, tetap saja rasanya seperti ada yang
tertinggal. Sebelumnya saya pikir saya tidak akan sedih
setelah selesai KKN, tetapi akhirnya matapun berkaca-
kaca dan hati terasa hampa saat meninggalkan Babakan
Madang. Semoga suatu hari nanti saya bisa berkunjung

179
kembali ke sini dan bertemu kembali dengan orang-orang
di sini, aamiin.

Akhirnya saya ingin berterimakasih kepada Allah SWT


dan semua pihak yang telah terlibat dengan terwujudnya
kegiatan KKN ini: pihak PPM, Pak Agus Dosen Pembimbing
yang selalu mendukung kami, Bapak Kepala Desa
Babakan Madang yang selalu welcome dan membantu
banyak sekali hal pada kelompok kami, Bapak Egi Kaur
Kesra Desa Babakan Madang yang juga telah banyak
membantu, Pak RW dan Bu RW 002 Babakan Madang
yang sudah seperti orang tua kami selama di Babakan
Madang, Pak RW 006 Babakan Madang yang telah
mengajarkan kami banyak hal, teman-teman sekelompok
KKN Al-Mustanir, adik-adik di RT 002/006 Babakan
Madang, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.

10. Ade Lia Permatasari

Saya sebetulnya hampir saja melewatkan KKN lagi


tahun ini, setelah sebelumnya tahun lalu saya tidak jadi
mengikuti KKN di kampus dikarenakan berbagai kendala
yang mengakibatkan saya harus menunda KKN saya di
tahun berikutnya. Saya dan Naba, Kami berdua berniat
untuk melakukan KKN di kampus lebih tepatnya di Prodi
TI dimana tahun lalu kami diminta oleh Ketua Prodi pada
saat itu untuk KKN disana, namun berhubung Ketua Prodi
nya telah berganti, Kami pun harus merelakan untuk ikut
KKN regular bersama angkatan setahun di bawah kami.
Saya sempat khawatir karena ternyata mahasiswa-
mahasiwa lain sudah memiliki kelompok. Namun,
akhirnya kami mengenal ketua kelompok KKN Al-mustanir
dan berusaha menghubunginya lewat akun sosial media
twitter, setelah digantung berhari-hari akhirnya Kami pun
resmi bergabung dengan kelompok mereka. Sempat geli
rasanya ketika Saya dan Naba dipanggil Kakak oleh
beberapa anggota kelompok yang masih belum tahu
kalau umur Saya dan Naba masih sepantaran dengan
mereka, yah.. tapi itu hanya berlangsung beberapa menit
karena kami mengkonfirmasikan umur kami dan meminta

180
mereka untuk bersikap netral saja sebagaimana mereka
dengan teman-teman seangkatan lainnya.

Saya pertama kali bertemu anggota-anggota lain


pada rapat mingguan kelompok yang diadakan di
Perpustakaan Utama UIN lt.3. Kesan saya saat pertama
kali bertemu anggota-anggota kelompok yang lain adalah
Subhanalloh sholih dan sholihah sekali mereka
semua..kalem-kalem pula.. Saya yang biasa bringas dan
senang bercanda takjub melihat betapa formalnya rapat
tersebut. Namun kesan awal tak selalu sama dengan
kesan saat kami benar-benar melewati hari bersama-
sama. Ya, Saya tunda dahulu kesan-kesan saya mengenai
anggota kelompok kami. Saya lanjutkan dengan awal
perjalanan kami menuju tempat KKN yakni Desa Babakan
Madang, Bogor.

Jujur saja.. awalnya Saya tidak bersemangat untuk


menjalankan KKN ini.. Di benak Saya terfikir bahwa
sebulan ini akan berlalu begitu saja, tidak akan
meninggalkan bekas apa-apa. Saya yang terbiasa
mengurus keponakan dan kucing di rumah rasanya
enggan pergi lama-lama apalagi ke tempat yang lumayan
jauh jaraknya. Apalagi Meong belum lama habis
melahirkan dan anak-anak kucing Meong sedang lucu-
lucunya. Beban laporan PKL yang belum juga usai serta
Dospem skripsi yang sudah tak sabar ingin selalu
bertemu menjadi beban tersendiri lainnya. Namun
keharusan tetaplah sebuah kaharusan sehingga Saya pun
tetap bersiap untuk pertempuran sebulan ke depan. Dari
cerita teman-teman Saya yang sudah pernah KKN tahun
sebelumnya Saya diberitahu untuk tidak membawa baju
yang bagus-bagus, katanya sih takut dicuri saat dijemur.
Saya juga diminta hati-hati terhadap mahluk-mahluk
halus yang mungkin saya temui disana. Tak lupa disuruh
membawa peralatan tidur seperti bantal dan kain, mereka
begitu khawatir dan perhatian menjelang hari H
keberangkatan Saya KKN.

Pada tanggal 31 Juli 2015 pukul 16.00 WIB, Saya


bersama beberapa rekan-rekan KKN yang lain berangkat
menuju Desa Babakan Madang dengan tumpangan mobil

181
dari Orang Tua salah satu teman kami yaitu Rani, Karena
jalan yang padat dan macet perjalanan kami terasa lebih
lama daripada yang seharusnya. Waktu magrib pun tiba,
hujan turun dengan derasnya. Kami memutuskan untuk
sholat di masjid terdekat yaitu masjid Andalusia. Kami
sempat kebasahan karna derasnya hujan dan jarak yang
cukup jauh antara parkiran menuju ke pelataran masjid.

Disana kami sekaligus sholat Isya dan kembali


melanjutkan perjalanan. Karena keadaan jalan yang gelap
kami agak kebingungan mencari letak Kantor Kepala Desa
Babakan Madang, Kami sempat berputar-putar dan
bertanya kesana kemari mencari alamat, namun kami
malah diarahkan ke Kantor Kecamatan, sehingga kami
harus berputar dan bertanya kembali.

Pukul 20.00 WIB kami semua sampai di Kantor Kepala


Desa Babakan Madang disambut beberapa rekan-rekan
yang lain yang juga telah sampai disana. Kami
menumpang di rumah salah satu warga untuk duduk-
duduk menunggu kepastian mengenai tepat tinggal kami.

Namun Kami pun harus kecewa karena


pemberitahuan dadakan mengenai pengadaaan renovasi
yang akan dilakukan di rumah yang tadinya sudah
direncanakan menjadi tempat tinggal kami. Pak Lurah
kemudian membantu kami mencari tempat tinggal untuk
kami para perempuan yang kemudian disusul oleh
perwakilan laki-laki yang dicarikan tempat tinggal
terpisah. Dikarenakan hari sudah malam dan sulit lagi
mencari tempat tinggal, Kami pun menerima tawaran Pak
Lurah dan mendapatkan tempat tinggal di salah satu
rumah warga yang merupakan RW dari daerah tersebut.

Dan Waw.! Rezeki anak sholeh-sholehah memang!


tempat tinggal kami jauh dari bayangan-banyangan
suram yang sudah saya imajinasikan sebelumnya. Rumah
Pak Rw tersebut begitu nyaman, rasanya Saya menyesal
mempersiapkan alat tidur banyak-banyak karena berfikir
akan tidur beralaskan tanah yang dingin meski tetap saja
rumah sendiri waktu itu masih terbayang-bayang di hati.
Meski begitu program kami tetap berjalan di tempat yang
telah kami targetkan sebelumnya yakni Dusun Malimping.
182
Sehari terasa seminggu (karna kalo sehari terasa
sewindu kelamaan jadi diganti seminggu), kata-kata tadi
ternyata benar adanya. Hari pertama Kami masih
bertanya-tanya satu sama lain ini belom ada satu hari
ya?, ashar aja belom, huuhuu, mau pulang.. kurang
lebih itulah ocehan-ocehan Kami di hari-hari awal KKN.
Apalagi setelah hari ketiga karena hujan tak turun-turun
lagi persediaan air mulai mengurang bahkan sering habis.
Ya, daerah tersebut memang terkenal susah untuk
mendapatkan air, bahkan pada hari pertama kami disana,
warga dan pengurus Rt serta Rw mengadakan rapat
mengenai penanggulangan masalah air ini.

Begitu mulai dekat dengan Bu Rw dan warga serta


adik-adik yang ada di sekitar lingkungan tersebut hari
Saya terasa mulai berbeda, semuanya terasa mulai..
hmm menarik~

Sosok keponakan yang saya rindukan di rumah ada


dan mulai terisi dengan kehadiran Hafidz, anak Bu Rw
yang baru berumur 4 tahun. Cara bicaranya yang imut
yang sering memanggil Ka Adel.. Ka Adel~ Ka Adel
dimana~? selalu membuat saya tersenyum dalam hati.

Anak-anak TPA yang awalnya malu-malu di hari


pertemuan ketiga sudah tidak ada lagi yang tahu malu.
Kecerewetan mereka dan sorot wajah ceria mereka begitu
Kami datang ke TPA menjadi vitamin tersendiri untuk
keseharian Saya. Walaupun kadang mereka cenderung
hiperaktif dan selalu gelayutan disana sini (di tangan, di
kaki, di pinggang bahkan di leher) namun sosok kecil itu
begitu tulus berbahagia atas kedatangan kami yang saat
itu bertugas membagikan sedikit ilmu yang telah kami
dapatkan.

Tanpa terasa hari-hari kian silih berganti.. eh boong


deng, terasa! Terasa banget tiap Saya kebagian tugas
piket masak. Kebetulan Saya kebagian piket masak 3 kali
seminggu dan piket bersih-bersih 2 kali seminggu.
Sebenernya Saya pengen yang kebagian 2 kali aja
seminggu tapi yaa.. mau bagaimana lagi ya Saya terima
saja. Setiap piket masak Saya selalu merasa memiliki 7
orang anak, kenapa cuma 7? Karna anak laki-laki
183
kelompok Kami yang berjumlah tujuh orang lah yang
sering cerewet berkoar-koar minta makan di grup
whatsapp. Tidak lupa kadang request aneh mereka. Kami
para perempuan harus masak nasi minimal 3 kali sehari
karena makan mereka yang tidak sedikit. Tapi lucu juga
sih tiap mereka datang bergerombol seperti anak ayam
minta makan sama induknya. Pokoknya piket masak ini
adalah kegiatan yang paling cape, menguras pikiran dan
juga tenaga. Menguras pikiran karena harus selalu mikir
besok masak apa ya? Pada suka gak ya? Kenapa
menguras tenaga? Ga usah ditanya, nyiapin makanan
buat 13 orang ditambah cucian piring numpuk apalagi
kalau air lagi kering. Saya harus angkat ember ke tempat
cuci piring dan hemat-hemat sehemat-hematnya buat
nyuci tumpukan peralatan dapur. Lelah ade bang

Dan tau apa yang membuat kelompok Saya ini begitu


spesial? Bukan, bukan karena pake telor atau apapun,
tapi karena keunikan anggota-anggotanya dan ritual
wajib untuk rapat setiap malam. IYA SETIAP HARI!
Hahaha, dari 31 hari Kami disana, mungkin hanya sekitar
3 kali Kami pernah libur rapat. Rapat tiap malam itu
bahkan bisa berlangsung sampai jam 12 malam.
Untungnya Pak Rw dan Bu Rw begitu baik mengizinkan
Kami untuk lama-lama rapat di teras rumah mereka.
Keunikan-keunikan anggotanya menambah ke-khas-an
rapat kelompok Kami. Dari yang malu-malu duduk di
pintu, yang terus nunduk maen COC di HP dan laptop,
yang matanya udah ajep-ajep sampe ketiduran sambil
meringkuk, yang ga nyambung, yang gaya bicaranya
seolah ngenyein padahal ngga, yang serius sampe
terkesannya jadi galak, yang modus tapi sayang belum
berhasil, yang diem-diem sampe pas udah akhir-akhir
KKN baru mulai berani rame. Pokoknya macem-macem
deh.

Semakin terasa lagi beratnya hari-hari menjelang


acara HUT RI yang diselenggarakan oleh Rt 002/006
daerah tempat Saya tinggal. Berhubung lagi ketiban sial
dan kebagian jadi sekretaris, sedari hari-hari awal disana
Saya sudah harus urus proposal dan sering-sering ketemu
pengurus RT disana. Tapi gapapa sih Saya jadi lebih

184
banyak kenal dan dikenal sama warga disana, hehe..
tapi.. serius.. Saya dan Naba merasa acara 17-an Rt inilah
yang paling membuat Kami sibuk. Hampir semua hal
dibebankan kepada Kami, meski begitu ide-ide Kami yang
mereka minta untuk suarakan masih belum mendapat
tanggapan yang baik. Lho? Maksudnya? Begini.. Misal
mereka meminta saran dan ide untuk perlombaan nanti,
begitu Kami mengutarakan ide Kami mereka hanya
mengatakan oh ide itu bagus tapi nanti untuk tahun
depan saja. Alhasil begitu Kami melakukan sosialisasi
mengenai lomba-lomba kepada warga mereka protes
meminta perlombaan-perlombaan yang ada agar lebih
bervariatif dan lucu lagi. Dan lomba-lomba yang warga
sarankan sama dengan saran dari Kami waktu itu. Tapi..
ya sudahlah, saran itu sudah ditampung untuk tahun
depan. Acara 17-an Rt ini sungguh membuat Saya dan
Naba lelah, bagaimana tidak, dari bahan-bahan persiapan
lomba dll harus Kami berdua siapkan. Bahkan untuk
belanja hadiah lomba yang kurang lebih habis 2 jutaan
harus Kami pikirkan sendiri dan beli sendiri seluruhnya,
belum lagi laporan-laporan yang harus secepatnya
diselesaikan ditambah dibarengi dengan pengerjaan
program-program resmi KKN Kami. Tapi.. Saya belajar,
sebelumnya Saya paling malas jika Saya disuruh menjadi
Sekretaris atau Bendahara, karena saya tahu tugasnya
menumpuk. Also.. Im not that fond of socializing with
people in general, Saya agak kikuk sebenarnya
berhubungan dengan banyak orang, mungkin orang-
orang sekitar gak sadar tapi Saya juga punya sisi
introvert yang suka menahan Saya untuk all out di depan
banyak orang. Tapi Saya sadar, kalo ga memulai Saya ga
akan bisa. Saya benar-benar belajar, baik tentag teknis-
teknis pembuatan surat pemerintahan, juga tentang
bagaimana cara bermasyarakat yang baik. Main Voli
dengan Ibu-Ibu, hadir dan pertama kali mencoba
saritilawah di acara sukuran warga setempat, dan masih
banyak lagi.

Alhamdulillah, program kelompok maupun individu


juga berjalan lancar. Meski agak sedih waktu itu beberapa
rekan-rekan yang lain selain rekan-rekan Saintek memiliki
hambatan lain untuk datang tepat waktu ke acara

185
penyuluhan internet positif sehingga sebagian besar
persiapan acara harus dilakukan oleh beberapa orang
saja tapi Saya tetap senang dapat mensukseskan acara
tersebut.

Hari-hari akhir Saya mulai sedih dan stress. Sedih


karena tanpa terasa Kami sudah memasuki minggu
terkahir KKN dan stress karena kesulitan mengerjakan
pembuatan Web dan Balok SKDN Posyandu yang diminta
Bu Rw, ah, juga persiapan Pentas Seni malam puncak
tanggal 29 Agustus yang juga merupakan event
perpisahan Kami dengan warga setempat. Saya betul-
betul merasa sedih, Anak-anak kecil yang biasa Saya ajar
makin sering datang dan mengajak main bersama,
mereka meminta Saya untuk tetap tinggal selamanya
bersama mereka. Saya terharu, apalagi mereka juga
menuliskan surat dan juga memberikan kenangan-
kenangan berupa gelang, buku, dll. Mereka terus
membujuk supaya Saya pindah saja kesana, wajah-wajah
dan nada polos mereka sungguh membuat Saya merasa
semakin kehilangan.

Dan Saya ga nyangka Saya bakal ngerasain ini tapi


Saya benar-benar merasa kehilangan dan kangen sama
keunikan anggota-anggota kelompok ini. Dimana setiap
individu punya ciri khas masing-masing dan punya
moment tersendiri yang selalu membuat Saya inget
dengan mereka. Bahkan sampe Saya bisa niruin gaya
bicara mereka saking unik dan berbedanya mereka.

Ayu.. strong woman yang super baik dan selalu asik


jadi partner menggila, Hikmah.. umi cerdik nan sholihah
yang Kita ga akan pernah habis berbagi cerita horror dan
cerita-cerita semasa nyantri di Pondok masing-masing,
Fitri.. Bu Menteri Keuangan mungil yang ga akan selesai
kalo udah main goda-godaan atau cak-cakan sama dia,
yang selalu rindu pulang karna Kita emang ga pernah
pulang selama sebulan itu, haha, Rani Sholihah.. yang
selalu jadi teman tidur di ruang tengah dan partner
sempurna buat begadang, Naba.. Ah.. dia mah udah ga
usah dikasih kesan lagi, sudah terlalu lama Saya
bersamanya, haha.

186
Sandika, yang selalu ingin menyanyi dan kadang suka
ga nyambung kalo diajak ngomong, haha, tapi
semangatnya mengajar bocil-bocil bersama M.Ridhoi
sebagai asistennya sungguh luar biasa, Cara bicara
RidhoI yang sangat khas membuat Saya dan teman-
teman lain suka sekali menirukan beliau. Febri, ketua
kelompok Kami yang kadang suka ngilang sendiri (ngurus
pembangunan fisik biasanya) gaya bicaranya yang formal
dan baku saat rapat selalu jadi ciri khas, padahal kalo lagi
ngobrol santai biasa asik lho, Rahman Jamil yang wangi
parfumnya semerbak sampe ke langit ketujuh, wkwk,
yang suka ga jelas di grup dan punya cara bicara yang
super datar yang suka ditiruin Ayu, haha, tapi dia yang
paling berusaha membuat suasana kelompok nyaman,
kemudian Rudini yang merupakan tetua di kelompok kami
yang selalu murah senyum dan paling dicintai warga, ada
banyak cerita tentang Bapak yang satu ini tapi cukup jadi
rahasia umum, hihi, Fahrul lelaki yang tak pernah lepas
peci, dia dan COC mungkin sudah tidak dapat dipisahkan
lagi, kalo lagi ga ada kerjaan pasti dia lagi sibuk nunduk
maen COC, terakhir Tri Wahyudi awalnya dia super diem,
diem banget tapi lama-kelamaan mulai keliatan kocaknya
dan sempet bikin heboh dengan aksi nge track nya pas
magrib sebelum acara Pentas Seni.

Di saat Saya sudah merasa sangat dekat dengan


mereka semua sayangnya KKN ini harus berakhir, paling
sedih waktu berpisah sama Bu Rw yang bahkan sampe
nangis di hari keberangkatan Kami. Sebulan ini lelah pasti
lelah, tapi semuanya terbayarkan dengan senyuman dan
tali silaturrahmi yang telah Kami rajut disana. Rasa
bermanfaat bagi orang lain itu takan terungkapkan
dengan kata-kata KKN Cemerlang!

11. M. Ridoi

Saya dari awal memang punya prinsip tidak akan


milih-milih kelompok KKN, dalam artian siapapun yang
mengajak saya untuk menjadi bagian dari kelompok KKN
pasti saya iakan. Kebetulan orang yang pertama
mengajak Saya untuk menjadi kelompok KKN adalah
saudari Ayu Fitri Nursyofa (Sekretaris KKN Almustanir),

187
saya langsung mengiyakan. Rapat-rapat persiapan KKN
ini saya ikuti dengan sebaik-baiknya, dinamika dan ritme
dari perjalanan kelompok ini saya nikmati. Disaat yang
lain menjadi anggota yang sering pindah-pindah
kelompok, Saya bertekad untuk tetap bertahan dan
mempertahankan kelompok ini. Beberapa persyaratan
untuk memastikan kelompok tidak didiskualifikasi Saya
lengkapi.

Alhamdulillah, pada waktunya kelompok ini bisa


masuk dari daftar kelompok KKN Ppm 2015. Jadilah kita
berangkat KKN dan ditempatkan di Desa Babakan
Madang, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat.
Tempat sunggu luar biasa bagi Saya, meskipun dari segi
geografis tidak begitu tertinggal tapi memang banyak
yang harus dibenahi baik dari segi keagamaan,
pendidikan, ekonomi dan masih banyak lainnya. Dan
itulah yang menjadi agenda kelompok KKN Almustanir
selama satu bulan penuh disana, alhamdulillah sudah
banyak yang dilakukan disana, dari beberapa program
semuanya relatif berjalan dengan baik. Tercatat ada dua
program yang tidak terlaksana karena beberapa kendala
yang ada. Bisa dibilang kelompok ini sukses
melaksanakan pengabdiannya.

Sukanya menjadi bagian dari kelompok ini adalah


punya teman-teman baik-baik, sehingga virus baik ini
sedikit banyak memberikan efek dalam kehidupan saya.
Shalat lima sangat dijaga dalam keseharian kelompok ini.
Sholat berjamaah ini, sedikit banyak memberikan efek
produktifitas terhadap keseharian kami disana. Saya bisa
membayangkan bagaimana jadinya?, kalau teman-teman
KKN saya punya karakter yang tidak baik, tentunya akan
memberika dampak yang negatif juga terhadap
keberlangsungan KKN ini. Oleh karena itu saya sangat
bersyukur sekali menjadi bagian dari orang-orang yang
baik.

Di Desa Babakan Madang, Saya banyak mengamalkan


ilmu yang sudah saya dapatkan selama ini. Pengamalan
ilmu itu saya lakukan dengan cara bermasyarakat yang
baik, mendidik anak-anak, dan bekerja sama dengan

188
teman-taman dengan baik. Selain itu ada banyak
kegiatan yang bisa kerjakan disana, mulai dari bersih-
bersih tempat tinggal, bekerja bakti, memimpin sholat
berjamaah, berceramah, dan masih banyak lagi. Mudah-
mudahan apa yang saya lakukan disana menjadi amal
baik disisi Allah SWT amin.

Dukanya selama Saya tinggal disana adalah bau


kotoran ayam yang ada dekat kosan. Karena kosan saya
dekat proyek ayam. Jadi, kadang-kadang bau kotoran
ayam begitu menyengat. Meskipun begitu, karena ini
sebuah pengabdian saya mencoba bersabar dengan
situasi yang tidak bersahabat. Berusaha untuk menerima
realitas ini dengan sebaik-baiknya. Memang dalam
pandangan Saya apapun kondisinya harus selalu
memberikan yang terbaik, karena memang tidak ada
yang sempurna didunia ini, yang ada adalah bersabar
dengan ketidaksempurnaan, seraya selalu berusaha dan
berdoa agar semuanya bisa berjalan dengan lancar tanpa
hambatan.

Saya sangat senang sekali bisa menyelesaikan tugas


KKN ini dengan baik, tentu, ini semua ini telah
memotivasi saya untuk selalu memberikan yang terbaik
dalam setiap amanah yang diembankan kesaya. Agar
nama baik tetap terjaga dan menambah rasa percaya diri
dalam kehidupan sehari-hari.

12. Rudini
Awal saya sebelum masuk anngota KKN Al-Mustanir,
saya diajak bergabung oleh salah satu teman, sebut saja
namanya Febri, awal pertama kali kami kumpul di
perpustakaan umum, dan itu merupakan awal pertama
kali kami kumpul, kami mengawali pertemuan itu dengan
memperkenalkan nama, daerah asal, fakultas, agar
memperkuat tali persaudaraan diantara kami, sesudah
kami meperkenalkan nama masing-masing, lalu kami
membentuk tim KKN yaitu Ketua KKN, Sekretaris,
bendahara dan lain-lain.
Saya sendiri terpilih sebagai humas, dan memang
saya pribadi sangat senang sekali, dengan terpilihnya
saya sebagai humas, karena memang saya sejak kecil

189
terbiasa dengan hal-hal yang berhubungan dengan
masyarakat, keuntungan sebagai humas banyak sekali
disatu sisi kita tugas, disisi lain kita silaturrahim sehingga
asimilasi secara sosial semakin kuat. Jika sering komukasi
ataupun bertemu terus-menerus ini menimbulkan sisi
positif, diantaranya hubungan kekeluargaan semakin
erat, tugas kita pun berjalan lancar, itulah sekelumit
pengalaman saya. Kemudian membahas nama kelompok
KKN, sehingga pada hari itu terciptalah sebuah nama
kelompok KKN yaitu Al-Mustanir yang artinya cemerlang,
dengan inilah kami termotivasi untuk siap bekerja, demi
kemajuan, masyarakat, bangsa dan negara.
Lalu setelah itu kami membicarakan persiapan, kira-
kira apa saja yang perlu dipersiapankan di tempat KKN,
semuanya kelihatan masih bingung karena belum bisa
menentukan persiapan itu, dan timbulah pertanyaan
didalam hati apa itu KKN, bagaimana ketika sampai di
lapangan, apa yang harus dikerjakan dilapangan, dengan
hal-hal seperti ini, sehingga banyak sekali menimbulkan
sebuah usulan dari teman-teman agar sebelumnya
musyawarah terlebih dahulu mempersiapkan apa yang
mau dirapatkan, maklum saja, masih awal-awal rapat jadi
pada bingung, rapat selanjutnya tentu persiapan itu
sudah matang, kami memulai dengan langkah awal untuk
nanya-nanya ke kaka-kaka kelas yang sudah pernah
merasakn KKN, ketika mendengarkan curhatan dari kk
ternyata seru juga, karena permasalahan di lapangan
setiap kelompok KKN berbeda dan ini membuat saya
terkesan, bisa di katakan sungguh dahsyatnya KKN itu,
sebab membutuhkan persiapan yang benar-benar.
Setelah kami mendapatkan data dari kaka-kaka, di
minggu berikutnya mulai rapat kembali dan membahas
hal-hal apa saja yang dipersiapkan, eh setelah dikumpul-
kumpul data dari teman-teman ternyata masalahnya
banyak sekali, seakan-akan KKN itu merupakan akhir
daripada segala kehidupan, sungguh luar biasa. Awal
pertama kali kami bahas, tentang persiapan dilokasi,
kedua cara mendaftar ke Ppm, ketiga daerah mana yang
ingin kami KKN, dan ini tentu membutuhkan perencanaan
yang matang. Dalam berjalannya waktu, tibalah saatnya
kami harus menentukan pilihahan yang tepat, rapat demi

190
rapat akan menghasil sebuah kejelasan yang maksimal,
yaitu cara mendaftar ke Ppm dan bagaimana agar
mendapat lokasi KKN yang nyaman atau mendapatkan
tempat yang agak layak dihuni artinya bisa tidur nyaman.
Memang kita tau KKN itu, tinggalnya didaerah yang
sangat terpencil dan jauh dari perkotaan, namun tidak
bisa dipungkiri kita juga membutuhkan fasilitas yang
nyaman untuk kita tinggal, apalagi KKN itu sebulan.
Setelah membahas perencanaan itu kami mulai bergegas,
siap bergerak untuk menjalan apa yang telah di
musyawarakan, dan alhamdulillah berapa hari kemudian
kami mendapat informasi dari Ppm, kami mendapat lokasi
KKN di desa Babakan Madang, dan itu sesuai dengan
target kelompok kami, akan tetapi setelah itu banyak
sekali pikiran yang akan mempengaruhi jiwa semangat
kami khususnya saya pribadi, diantaranya dari segi ke
uangan terbatas, jumlah anggota KKN tidak sesuai
dengan permintaan Ppm.
Kami hanya berjumlah 14 orang dan akhirnya satu
orang nggak bisa ikut, karena beliau hamil tua, dan kami
merasa khawatir sekali dengan kekurangan yang ada,
namun kami tetap semangat walaupun dari segi
keuangan terbatas. Jumlah anggota KKN tidak mencapai
target, kami punya visi yang tinggi demi keberhasilan
kelompok KKN Al-Mustanir, meskipun memang kami
sadari/ wabil khusus saya pribadi, semua itu tidak bisa
dipungkiri, manusia hanya bisa merencanakan, Allahlah
yang menentukan. Akhirnya sampailah pada puncak
kegiatan KKN, subhanallah tak bisa dibanyangkan apa
yang dimusyawarahkan, ternyata berbeda dilapangan.
Permasalahan ini sejak awal pertama kali kami
melangkah ke desa.
Babakan madang, tepatnya kampung malimping,
sebut saja masalahnya itu menyangkut kossan yang kami
ingin netap, jadi ketika kelompok kami sudah dilokasi
rumah yang kami mau tinggal itu sedang direnovasi,
sehingga malam itu semua anggota bingung, mau tinggal
dimana, namun kami bersyukur sekali, Kades mempunyai
kebijaksanaan yang sangat luar biasa sekali. Beliau
mengambil keputusan, untuk mengantar anak-anak
kelompok KKN Al-Mustanir ke perumahan Griya Alam

191
sentul, malam itupun anak-anak kelompok KKN Al-
Mustanir dapat tidur dengan nyaman di Griya Alam.
Esok harinya kami mulai beraktivitas di Gria Alam,
walaupun fokus kerja kami di kampung malimping,
babakan Madang atau istilah warga disana dengan
sebutan Madang Kaum, akan tetapi Griya Alam itu
merupakan sebuah beban tanggung jawab kami, karena
kami tinggal di Griya Alam. Dengan demikian sesibuk
apapun aktivitas kami di Malimping dan Madang kaum,
kami tak mengabaikan aktivitas di Griya Alam. Hari-hari
kami penuh dengan hal-hal yang indah yang tak
terlupakan dalam hidup, masyarakatnya sangat antusias
menerima kami dengan senang hati, hubungan
kekeluargaan antara mahasiswa dengan masyarakat
sangat harmonis sekali, itulah membuat kami terkesan,
khususnya saya pribadi, banyak sekali kenangan yang
terlupakan.
Hampir setiap malam saya mendapat ilmu
kemasyarakatan dari Pak RW. Beliau mengajarkan
bagaimana bermasyarakat yang baik, bagaimana orang
bisa percaya dengan kita, bagaimana meyakinkan
masyarakat biar mereka yakin akan keberhasilan dalam
sebuah organisasi kemasyaratan, sungguh luar biasa,
dengan sikap yang ramah, bijak, anggun, membuat saya
terpesona dengan kepribadian beliau. Satu yang masih
terngiang dalam telinga adalah ajakan beliau yang setiap
kali ketemu sama saya, selalu dengan ungkapan main
kata artinya ingin menasihati saya dengan berdiskusi,
agar lebih kritis terhadap suatu masalah, kebetulan beliau
di satu sisi sebagai RW, di sisi lain beliau bagian dari
departemen sosial. Kisah ini sangat menarik bila di
unkapkan dengan hati yang paling dalam.
Jadi di Desa Babakan Madang, banyak sekali hal-hal
yang terindah yang lakukan didesa tersebut, disamping
kami memberi sumbangsih ilmu pengetahuan secara
akademisi ke ade-ade disana melainkan kami ilmu juga
mendapat ilmu kemasyarakatan. Luar biasa, pahit-manis
yang kami jalankan bersama selama satu bulan itu
alhamdulillah berjalan dengan lancar. Semoga apa yang
telah kami sumbangsihkan, mudah-mudahan bermafaat
bagi masyarakat di Desa Babakan madang. Pesan dari

192
saya, diharapkan kepada teman-teman mahasiswa yang
sudah berjuang satu bulan penuh mengabdi di
masyarakat, mudah-mudahan apa yang kita jalankan
bukan hanya sekedar kewajiban dari universitas akan
tetapi merupakan tanggung jawab kita semua.
KKN (kuliah kerja nyata) merupakan suatu pengabdian
kepada masyarakat secara riil atau nyata, dan itu
merupakan kesempatan mahasiswa untuk melatih dan
mengembangkan ilmunya dengan segala potensi yang
ada. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan baik
instasi terkait yaitu pihak akademisi, mahasiswa ataupun
pihak pemerintah.
1) Mahasiswa harus mampu membawa masyarakat
kearah kesadaran dengan menciptakan daya kreatif,
inovatif, berlian dan religius.
2) Pemerintah harus mampu untuk menjamin
kelansungan hidup dan kehidupan rakyatnya, baik
berupa pendidikan, sandang, pangan, papan
ataupun yang lainnya, sehingga nantinya akan
melahirkan sebuah bangsa yang aman, damai dan
sentosa, adil dan beradap.
Itulah sekelumit inspirasi pesan dan kesan dari saya,
semoga bermanfaat, barokallah fii rahma tillah. amin

13. Ayu Fitri Nursofya

Semenjak pertama kali kedatangan kami di desa, bagi


saya sebenarnya ada sesuatu yang rasanya agak kurang
beres - bahkan saat saya memulai survey pertama kali.
Ketidakberesan tersebut dipicu oleh penglihatan awal
saya bahwasanya desa ini sebenarnya tidak seperti desa
yang saya bayangkan. Jujur saja, dalam hati ada
kesenangan tersendiri, tapi walau begitu ya tetap saja, di
akhir saya bakal puyeng setengah mati untuk bikin
laporan. Bagaimana tidak? Desa Babakan Madang ini bisa
dikatakan sudah tergolong desa yang cukup maju,
mengingat posisinya yang tak jauh dari kota, dekat pasar,
pusat perbelanjaan swalayan, dan juga Sirkuit Sentul,
terus disini nanti mau ngapain? Batin saya.

193
Dengan segala perlengkapan yang telah kami bawa
untuk tinggal di desa ini selama satu bulan, kami disuguhi
dengan beberapa kebingungan di awal kedatangan, di
antaranya ketidakpastian tempat tinggal. Saya tiba pukul
18.00 WIB, disambut dengan hujan deras serta padamnya
listrik yang cukup berlangsung lama. Hingga kemudian,
listrik menyala, kami bersyukur karena setidaknya kami
tidak perlu lagi berjalan sambil meraba-raba. Namun,
masalah baru pun muncul kembali, yaitu ketika kami
hendak menuju ke rumah penduduk yang sebelumnya
sudah sepakat untuk kami tinggali, ternyata menjadi
salah satu rumah yang terkena program renovasi rumah
desa. Hal tersebut semakin diperparah dengan kondisi
dimana renovasi akan dilakukan pada keesokan harinya.
Ketua kami dan aparat desa pun putar otak mencari cara
bagaimana agar kami terutama perempuan bisa
mendapat tempat untuk bermalam malam ini. Malam
semakin larut, hingga tanpa terasa jam sudah
menunjukkan hampir pukul 22.00.

Akhirnya kepala desa Babakan Madang pun turun


tangan langsung mencarikan kami tempat tinggal di sini.
Setelah keliling-keliling dan mencari dimana kami bisa
menetap untuk sementara, akhirnya Pak Kades yang
akrab disapa dengan sapaan abah Deni ini pun
menjatuhkan pilihannya pada kediaman bapak RW 06,
yang terletak di Perumahan Griya Alam Sentul. Kami pun
berdiskusi mengenai tempat tinggal kami nantinya
tersebut, cukup alot dan panjang. Hal ini dikarenakan
rumah bapak RW tersebut berada pada posisi yang
sangat tidak tepat untuk dijadikan tempat tinggal
mahasiswa yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Awalnya saya sempat agak kekeuh berpendapat
bahwa, kami tetap ingin tinggal di lingkungan
perkampungan saja. Sementara tinggal di rumah pak RW
hanyalah sebagai batu loncatan semalam saja, sambil
menunggu mencari tempat tinggal di wilayah lain yang
posisinya berada di desa. Namun, kami mendapat
jawaban lain, Memang siapa yang mau nyariin? Udahlah
di sini aja, enak, kamarnya ada tiga, ada komputer,
printer, internet. Udahlah di sini aja.

194
Singkat cerita, tinggallah kami di sebuah perumahan,
yakni Griya Alam Sentul. Hari-hari awal jujur aja, belum
begitu ngeh dengan kondisi udara di sini. Sampai ketika
Hikmah, salah satu anggota KKN mengatakan, Udara di
sini pagi-pagi harusnya seger, tapi kok bau ayam ya.
Alhasil barulah saya tahu kalau ternyata perumahan in
terletak tepat bersebelahan dan berdempetan dengan
tempat peternakan ayam yang bisa dibilang cukup luas
setelah saya memasukinya. Pantas saja baunya wow
sekali tiap pagi. Kalau ingat tentang bau ayam, jadi inget
plesetan yang sering dilontarkan anak-anak sekolah yang
suka nanya kita tinggal dimana, dan ketika kami
mengatakan kami tinggal di griya, maka sinyal mereka
tentang ayam begitu kuat, Oh...Griya Ayam Sentul ya
kak..? Haha harus diapakan lagi, memang demikian
adanya.

Semenjak KKN, kami serasa mendadak punya fans.


Banyak sekali anak kecil yang sering mendatangi
kediaman kami, bisa dikatakan hampir setiap hari. Tak
hanya itu, yang remaja pun tak mau ketinggalan
mendatangi kita dengan alasan mau belajar, walaupun
ujung-ujungnya gak jadi belajar dan hanya ngobrol-
ngobrol. Ketika mengajar di TPA, banyak sekali anak yang
lucu-lucu. Memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri di
mata saya. Salah satunya Aulia, bocah berusia 8 tahun
yang ketika sedang membaca iqra pasti langsung
tersenyum tersipu malu, meski tak ada apa-apa.

Hal ini terus berulang bukan hanya ketika ia membaca


di hadapan saya, tetapi juga teman-teman akhwat yang
lainnya. Di samping itu pula, ada bocah lucu, yang dalam
pandangan saya dia adalah seorang Russel, bocah
pramuka yang bermain di film berjudul Up. Nama aslinya
adalah Rehan. RehanPK katanya, tapi sampai detik ini
saya belum tahu apa sebenarnya kepanjangan dari PK itu
sendiri. Rani, salah satu teman di anggota KKN kami,
adalah fans berat Rehan karena kegembulan dan
kelucuannya.

Hari-hari selama KKN, yang paling tidak terlupakan


apalagi kalau bukan rapat kelompok hampir dilakukan

195
setiap hari. Rasanya sampai bingung apa yang mau
dibahas. Tapi bagi saya ya, mungkin di sinilah keunikan
teman-teman KKN saya itu terlihat. Dan dari situ pulalah
kesolidan tim KKN kami semakin terbentuk. Rencana-
rencana program yang telah dipersiapkan sebelum KKN,
mendadak harus berganti haluan ketika melihat medan
yang tak memadai untuk mewujudkan program tersebut.
Alhasil, kita putar otak lagi untuk membahas program-
program tersebut.

Bagi saya, di dalam kelompok ini sangat banyak hal


yang bisa saya pelajari. Betapa irinya saya melihat
Hikmah, sebagai wanita yang cerdik dan solehah
julukan kami semasa KKN yang tak bosan-bosannya
mengingatkan kami dalam kebaikan. Kemudian Fitri, gadis
pendiam, yang ternyata ketika berbicara sering benar,
sedikit mengomel dan cerdas. Tapi terkadang hal itu aneh
bagi saya, karena ia pendiam mulanya. Untuk Naba, satu
kata, gamer. Dia gadis kreatif, yang tidak pernah
ketinggalan dengan yang namanya kecap apa pun
makanannya. Dan..Adel, selalu ceria, bisa diajak kerja
sama, dan diskusi dalam kondisi apa pun. Yang terakhir
adalah Rani, teman sekamar yang mulanya pendiam, tapi
ternyata banyak cerita yang mampu memberikan saya
sejuta pelajaran dan pengalaman dalam hidup.

Tak lupa, nasihat bu RW selaku ibu kami selama


tinggal disana yang tak pernah bisa dilupakan. Mungkin
nasihat yang paling bisa diingat adalah, nasihat dalam
bentuk sikap dan perilaku bu RW yang sehari-hari kami
lihat. Beliau tidak pernah lelah, meski puluhan pekerjaan
rumah menyita waktu setiap hari, namun begitu
profesinalnya beliau sebagai seorang ibu dan istri serta
figur masyarakat. Meski sedang sakit karena kelelahan,
beliau tetap profesional membimbing dan mengikuti
segala kegiatan di masyarakat, demi terwujudnya
ukhuwah.

KKN ini banyak mengajarkan pada saya, ternyata saya


cukup individualis dalam kehidupan bermasyarakat di
lingkungan rumah sebelumnya. Meski di kampus saya
aktif di beberapa organisasi, namun untuk sekedar

196
bergaul dengan masyarakat setempat hanya sebatas say
hello dan saling sapa. Sebelumnya, saya hanya melihat
permasalahan di masyarakat merupakan suatu hal yang
wajar, hingga bahkan saya lupa sebagai mahasiswa yang
tiap hari dijejali dengan berbagai teori-teori sosiologi tak
ada penanaman kesadaran yang dimunculkan dari ilmu
yang saya dapat itu. Sehingga, justru dari organisasi luar
kampus lah saya mampu belajar dan mempelajari gejala
dan akar permasalahan tersebut. Ditambah dengan
praktik KKN sebenarnya sangat kurang hanya sebulan
yang membuat saya belajar begitu pentingnya
bermasyarakat, sebagaimana yang dicontohkan
Rasulullah Saw. sebagai seorang problem solver yang
handal.

DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2009. Teori


Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan
Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. 2011. Pengantar


Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan
Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya.

Kelompok KKN Ambarawa. 2014. Merajut Asa di


Pematang Mekarjaya. Jakarta: PPM UIN Syarif
Hidayatullah.

Jurnal Online:

Nurhayati. 2014. Problem Solving. Makassar: UNM

http://www.academia.edu/9083884/Problem_Solving

Internet:

197
http://bogorkab.go.id/index.php/page/detail/79/kecamatan-
babakan-madang

198
SHORT BIO ANGGOTA KKN AL-MUSTANIR

1. Febri

Febri (21 tahun) adalah mahasiswa jurusan


Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Pendidikan
menengahnya ia habiskan di SMA Al-Muhajirin, Koja
Jakarta Utara. Semasa SMA ia pernah menjabat
sebagai ketua Rohis dan Ketua OSIS SMA Al-Muhajirin,
Komandan Paskibra SMA Al-Muhajirin dan Komandan
Peleton Saka Bhayangkara Polsek Metro Koja. Aktivitas
yang sedang ia geluti saat ini adalah kuliah, serta aktif
di organisasi intra dan ekstra kampus diantaranya :
Sebagai Sekjen LDK Syahid Komda USWAH, divisi
tilawah HIQMA, Redaktur Liberation Institut, Ketua
Gema Pembebasan Komisariat UIN Jakarta dan
Komandan Jenderal Korps Baret Jingga.

2. Rudini

199
Rudini lahir di Lengko Randang-Flores, 09 Januari
1989. Lulusan Sekolah Dasar Impres (SDI) Lengko
Randang, Kab. Manggarai Timur NTT tahun 2001;
pendidikan MTs sampai SMA di pondok pesantren
walisongo Flores-NTT, saat ini aktif di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta mahasiswa program studi strata
satu (S1) Jurusan Tafsir & Hadist (TH) Fakultas
Ushuluddin.
Pada tahun 2003 diberi amanat untuk menduduki
jabatan ketua forum komunikasi pemuda-pemudi
Islam (FKPPI) Lengko Randang-Flores; pengajar di
pondok-pesantren walisongo, Kab. Ende NTT 2011;
ketua pembimbing santri di pondok-pesantren
walisongo Ende, Kab. Ende NTT Tahun ajaran 2011;
wakil tata usaha di Pon-pes walisongo, Kab. Ende NTT
tahun ajaran 2011; anggota organisasi kesatuan aksi
mahasiswa muslim Indonesia (KAMMI) 2012, ketua
mahasiswa jurusan Tafsir & Hadis kelas D UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun ajaran 2012-2013, ketua
mahasiswa jurusan perbandingan agama kelas E UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2015-
sekarang, disamping itu menjabat
sebagai SEKBEN (Sekretaris &
Bendahara) di TPA Al-Husna
semanggi II sampai dengan
sekarang.
Memperoleh penghargaan: Juara I
perlombaan gerakan shalat se-Kec.
Sambi Rampas Pota, Kab.
Mangggarai Timur NTT tahun 2000,
Juara 1 ceramah se-TPA Nurul Falaq;
Lengko Randang-Flores NTT, tahun
2000, Juara 1 ceramah se-pondok pesantren
walisanga-Ende Flores tahun 2006, Lulusan terbaik ke-
II SD Impres, Lengko Randang-Flores NTT, 2001-2002.

3. Fahrul Firdaus

200
Fahrul Firdaus (21 Tahun) adalah mahasiswa jurusan
Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Di samping menjalani
kuliah, ia juga turut aktif dalam organisasi gerakan
mahasiswa pembebasan di kampus dan pergerakan
dakwah di lingkungan masyarakat. Tak hanya itu, ia
telah menjabat sebagai ketua remaja masjid Al
Amanah selama 2 periode.

4. Datin Annaba
Datin Annaba (20 Tahun) adalah
mahasiswi Fakultas Sains &
Teknologi jurusan Teknik
Informatika angkatan 2011.
Mahasiswi yang akrab disapa
Naba ini, lahir di Samarinda pada
24 Juni 1995, setelahnya ia
menetap di Bontang, kemudian menjalani 2 tahun
masa MTs dan 2 tahun masa SMA di Pondok Pesantren
Modern Islam Assalaam Surakarta, Solo. Naba sempat
menjabat sebagai bagian Art & Skill
OSIS saat MTs, dan bagian
Penerbitan, Bendahara Konsulat
Kumparan Persada (Perkumpulan
Santri PPMI Assalaam asal luar
Jawa), serta Bendahara Sub Konsulat
East Borneo (Perkumpulan Santri
PPMI Assalaam asal Kalimantan
Timur) saat SMA. Ia pun sempat
menjadi Sekretaris, bagian
Konsumsi, Kesehatan dan lainnya pada berbagai acara
yang diadakan mahasiswa/i TI. Saat ini (2015) Naba
sedang sibuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi)
untuk syarat kelulusan dari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

5. Ayu Fitri Nursofya


Ayu Fitri Nursofya (21 tahun) merupakan mahasiswi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Sosiologi.
Mahasiswi yang akrab dengan sapaan Ayufit ini, lahir

201
di Denpasar, 4 Januari 1994. Namun,
pada 2002 ia pindah di SDN Sendang
Mulyo 04 Semarang, pada saat usianya
8 tahun. Kemudian ia melanjutkan
pendidikannya di SMP N 9 Semarang,
hingga selesai di SMA N 2 Semarang.
Saat ini ia sedang sibuk dengan
penyelesaian proposal skripsi sebagai
syarat awal pengajuan skripsi. Selain
itu ia juga mengikuti beberapa
organisasi di antaranya, Himpunan Mahasiswa
Program Studi Sosiologi dan menjabat sebagai
sekretaris bagian Litbang, juga salah satu aktivis dari
Muslimah Hizbut Tahrir chapter Kampus Ciputat. Tak
hanya itu, gadis yang bercita-cita ingin menjadi
profesor ini juga sedang mengemban amanah
sebagai ketua Remaja Islam Masjid Al-
Jihad (RISMA) yang berada di wilayah
Bambu Apus Timur, Pamulang, Tangsel.

6. Sandika Madya Akbar


Mahasiswa yang akrab disapa Sandika
ini merupakan mahasiswa jurusan
komunikasi, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Ia lahir pada 20 Oktober 1993.
Semasa kuliah, ia dikenal aktif dalam organisasi LSO
KONTRAS (Komunitas Pecinta Musik). Selain itu, tak
sedikit prestasi yang pernah diraihnya, diantaranya
seperti, juara II lomba debat bahasa Inggris, dan juara
I lomba pidato bahasa Inggris dalam acara Language
Olimpiade di Pesantren Darul El-Qolam, serta juara III
Lomba Karya Ilmiah pada acara Condev Days 2014
di kampusnya.

7. Fitriana
Fitriana (22 tahun), merupakan mahasiswa jurusan
Sejarah dan dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab
dan HumanioraUniversitas Syrif Hidayatullah Jakarta.
Pendidikan menengahnya ia habiskan di MA Jamiyyah
Islamiyyah Tangerang. Saat ini, di luar kegiatannya

202
sebagai mahasiswa ia juga aktif mengajar di TPQ Al-
Abror. Sejak lulus sekolah menengah hingga akhir
tahun ajaran 2013/2014 ia juga pernah aktif mengajar
bimbel calistung dan privat mata pelajaran MIPA.

8. Rahman Jamil
Mahasiswa yang kerap
disapa Jamil (22 tahun)
adalah salah satu
mahasiswa dari jurusan
Tafsir Hadits Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Mahasiswa yang juga
merupakan salah satu pengurus KAMMI (Kesatuan
Mahasiswa Muslim Indonesia) bagian Kasrat (Kajian
Strategi) ini menghabiskan pendidikan menengahnya
pada MA Pesantren Himmatul Ummah di Sumbawa
Barat, NTB. Ia juga memiliki banyak pengalaman,
diantaranya ia pernah menjabat sebagai ketua OSIM
(Organisasi Santri Intra Madrasah) MA Himmatul
Ummah tahun 2009, Functionary of English
Department di Pondok Darul Falah, Pare, Kediri,
selama 5 bulan (2011-2012), tutor English Study Club
Program di Pondok Pesantren Himmatul Ummah
selama 6 bulan (2012). Tak cukup sampai disitu,
mahasiswa asli Sumbawa ini juga memiliki segudang
prestasi, seperti juara II Lomba Khat Al-Quran tingkat
SMA/SMK/MA se-Kabupaten Sumbawa Barat, juara I
Musabaqah Syarhil Quran tingkat kabupaten
Sumbawa Barat (2009 dan 2010),
juara II Musabaqah Khattil Quran
tingkat kabupaten Sumbawa Barat
(2011). Selain itu ia juga pernah
menjadi juara pertama Musabaqah
Khattil Quran tingkat kabupaten
Sumbawa Barat (2012) serta
menjadi the Best Speaker of
Weekly Meeting Program (2012).

9. Rani Yuly Syafisri

203
Gadis kelahiran Bogor, 11 Juli dua puluh satu tahun
lalu ini merupakan anak terakhir dari dua bersaudara.
Sempat menghabiskan masa kecil di asrama POLRI,
sampai akhirnya kini menetap di daerah Cimanggis. Ia
menempuh pendidikan sekolah di SDN Curug 2
Depok, SMPN 147 Jakarta, dan SMAN 106 Jakarta.
Selepas SMA ia memilih melanjutkan pendidikan
perguruan tingginya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selama sekolah, ia
pernah aktif mengikuti kegiatan KIR (Karya Ilmiah
Remaja), sempat menjadi bagian dari LDK (Lembaga
Dakwah Kampus) bagian keputrian, dan juga
mengikuti kegiatan di luar kampus, seperti menjadi
anggota Lingkar Pena Ciputat. Perempuan yang
memiliki hobi nonton film dan baca novel ini,
mempunyai mimpi besar untuk bisa berkarir di
Kementrian Keuangan atau Bank Indonesia,
melakukan traveling negara-negara Asia-Eropa juga
mengunjungi negara-negara Islam. Tak hanya itu ia
juga memiliki semangat kuat untuk bisa melanjutkan
pendidikan di luar negeri. Ia selalu percaya bahwa
usaha keras itu tak akan mengkhianati prosesnya.
Baginya, Jika orang-orang meremehkan mimpimu,
itu adalah tanda bahwa mimpimu itu layak
diperjuangkan. Saat ini, seperti mahasiswa akhir
pada umumnya ia disibukkan dengan kuliah dan
penyusunan proposal skripsi.

10. Hikmatul Bilqis


Pemilik nama Lengkap Hikmatul Bilqis ini merupakan
seorang mahasiswa jurusan
Sejarah Kebudayaan Islam,
Fakultas Adab dan Humaniora
dengan konsentrasi kajian
wilayah Timur Tengah. Gadis yang
akrab disapa Hikmah ini aktif
dalam kajian Siroh Nabawiyah
bersama Ustadz Budi Ashari dan
pihak Kuttab Al-Fatih dalam
Akademi Siroh. Di kampus ia dan

204
kawan-kawannya membentuk sebuah study club
yang bernama Jas Merah, dengan fokus pada kajian
Siroh Nabawiyah kronologis yang diadakan setiap
pekan. Tak hanya itu, sejak 2014 lalu, ia juga mulai
aktif menggerakkan remaja di lingkungannya dengan
membentuk komunitas remaja Catatan Siroh
Madrasatul Ula, yang merupakan cita-cita besar yang
hendak dicapainya dan saat ini sedang
dipersiapkannya. Ia yakin bahwa anaknya kelak
berhak dilahirkan dari seorang ibu ideologis yang
cerdas. Hikmah dapat ditemui di blog pribadinya
http://hikmatulbilqis.tumblr.com

11. M. Ridhoi
Ridoi Supantara begitulah nama pena
dari M.Ridoi, lahir pada tanggal 20
Februari 1990 di sebuah dusun
terpencil Dusun Timur Gunung, Desa
Gunung Sereng, Kecamatan Kwanyar,
Kabupaten Bangkalan, Madura. Putra
ke 10 dari 11 bersaudara. Ayahnya H.
Syafii Syaronii seorang guru agama,
ibunya ST. Fatima Azzahra Madani
seorang ibu rumah tangga, dari jalur Ayah dan Ibunya,
Ia masih punya pertalian nasab dengan Raden
Rahmatullah Surabaya, sebuah kombinasi keluarga
religius-tradisionalis. Doi begitulah panggilan
akrabnya, beliau memulai pendidikannya dengan
belajar agama ke Ayahnya sendiri mulai dari Al-
Quranulkarim hingga kitab-kitab klasik ulama
terdahulu seperti Al-Amsilatuttasrifiyah, Sarah
Muhtasar Jiddan, Al-Imriti, Al-Maksud, Alfiyah Ibnu
Malik dan lain sebagainya.
Barulah pada tahun 1996 Doi
mulai memasuki sekolah formal
agamanya di Lembaga Pendidikan
Islam At-Tadwin Timur Gunung,
Gunung Sereng, Kwanyar,
Bangkalan, Madura meluluskan TK
At-Tadwin tahun 1996-1998 dan MI
At-Tadwin tahun 1998-2003.

205
Berselang dua tahun kemudian Doi memasuki sekolah
formal umumnya di Sekolah Dasar Gunung Sereng 01
Gunung Sereng, Kwanyar, Bangkalan,
Madura,meluluskan SD Gunung Sereng 01 tahun
1998-2004. Setelah menyelesaikan berbagai studi di
kampung kelahirannya Ia melanjutkan studinya di
Pondok Pesantren Nurul Cholil Demangan, Barat,
Bangkalan, Madura, sebuah Pesantren yang diasuh
salah satu cicit ulama besar Syaichona Moh Cholil
Bangkalan KH. Zubair Muntashor. Di Pesantren inilah
Ia melanjutkan sekolah formal agamanya di madrasah
Asrorul Cholil meluluskan MTs Asrorul Cholil tahun
2004-2007 dan MA Asrorul Cholil tahun 2008-2011. Di
Pesantren itu juga ia melanjutkan sekolah formal
umumnya dii Yayasan Pendidikan Islam Asshafa Nurul
Cholil meluluskan MTs Nurul Cholil tahun 2005-2008
dan MA Nurul Cholil tahun 2009-2011. Setelah
menyelesaikan berbagai jenjang pendidikan di
kampung kelahirannya Doi melanjutkan
pendidikannya di Program Studi Ilmu Politik, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif hiadayatullah
Jakarta, sampai sekarang ia masih proses
penyelesaian studinya.

12. Tri Wahyudi

206
Tri Wahyudi (22 tahun) adalah mahasiswa Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Angkatan tahun 2012. Pendidikan menengahnya ia
habiskan di SMAN 8 Cirebon, Jawa Barat. Semasa
SMA ia aktif sebagai pengurus OSIS SMAN 8 Cirebon.
Di semester ke-2 kuliah, ia mulai aktif ikut
berorganisasi baik intra maupun
ekstra kampus, diantaranya
menjadi pengurus HMJ KPI di
bidang Kominfo (Komunikasi dan
Informasi) dan HMI Komisariat
Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikas Cabang Ciputat.
Aktifitas yang ia geluti saat ini
adalah kuliah serta mengikuti
forum-forum diskusi yang diadakan di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi.

13. Ade Lia Permatasari


Ade Lia Permata Sari, Lahir di Jakarta pada tanggal 6
Agustus 1994, 21 tahun. Saat ini merupakan
Mahasiswi tingkat akhir Fakultas Sains dan Teknologi
di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah
Jakarta. Mengemban pendidikan sekolah dasar di MI
Darul Ulum dan lulus di tahun 2006. Kemudian Ia
melanjutkan pendidikan sekolah menengah
pertamanya di Pondok Pesantren Persis Tarogong 76
Garut, Jawa Barat. Setelah lulus dari Pesantren
tersebut pada Tahun 2008, Ia
kembali ke Jakarta dan melanjutkan
Sekolah Menengah Atas di MAN 11
Jakarta dan lulus di tahun 2011
kemudian langsung melanjutkan
Pendidikan menempuh Strata 1
dengan jurusan Teknik Informatika
sampai sekarang di UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta.

Dosen Pembimbing

207
Drs. Agus Darmaji, M. Fils. adalah dosen Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gelar
Doktorandus diperoleh dari Fakultas Filsafat
Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1988,
sedangkan gelar Magister diperoleh dari Fakultas Ilmu
Budaya (FIB) Departemen Ilmu Filsafat Universitas
Indonesia (UI) pada tahun 1999, dan sekarang masih
menempuh program Doktor (S3) di Universitas
Indonesia. Menjadi Ketua Jurusan di Program Studi
Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah pada tahun 1996 2014. Pengampu
matakuliah Filsafat Barat, Filsafat India, Filsafat Cina,
Filsafat Ilmu, dan Civic Education.

208
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Suasana persiapan sebelum acara pembukaan


Persiapan konsumsi (kiri), persiapan tempat pembukaan
(kanan)

209
Dosen pembimbing, sekdes, dan kepala desa Babakan
Madang (kiri), Suasana acara Pembukaan KKN Al-Mustanir
2015 (kanan)

Dosen pembimbing KKN Al-Mustanir memberikan


sambutan dalam acara pembukaan (kiri), silahturahim
bersama rekan-rekan mahasiswa IPB (Institut Pertanian
Bogor) yang juga sedang melaksanakan kegiatan KKN

GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Suasana kegiatan English Club di SMAN 01 Babakan


Madang (kiri), salah satu siswa memperkenalkan diri
dengan menggunakan bahasa Inggris (kanan)

210
Salah satu anggota KKN Al-Mustanir menjelaskan
pembahasan yang akan dibahas dalam English Club (kiri),
suasana pertemuan awal kegiatan English Club (kanan)

Suasana kegiatan Seminar Kewirausahaan di bawah SMAN


01 Babakan Madang (kiri), serah terima hadiah kepada
salah satu peserta yang aktif bertanya (kanan)

GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Trainer sedang menyampaikan materi dalam


acaraMotivation Training di SDN 03 Babakan Madang

211
Trainer sedang menyampaikan materi dalam
acaraMotivation Training di SDN 03 Babakan Madang
(kiri), peserta motivation training bersemangat dalam
mengikuti acara tersebut (kanan)

Kegiatan Pelatihan Design Grafis yang dilaksanakan di


SMAN 01 Babakan Madang

GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Koordinasi dengan teman-teman aliansi KKN 2015 desa


Babakan Madang yang dilaksanakan di kediaman Ketua RW
212
06/ 02 (basecamp putri KKN Al-Mustanir)
Suasana kegiatan perlombaan 17 Agustus di wilayah Griya
Alam Sentul RT02/06

GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

213
Kegiatan halal bi halal RT 02/06 sekaligus perkenalan
kedatangan mahasiswa KKN Al-Mustanir kepada warga

Kegiatan belajar mengajar di TPA Al-Qalam Griya Alam

Kegiatan belajar mengajar di luar jam sekolah

GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

214
Kegiatan kerja bakti bersama warga dan juga kepala desa
Babakan Madang (Kiri atas & bawah) membangun jalan
lingkar Babakan Madang

Proses pembangunan penampungan air bersama warga


RT 03 Dusun Malimping, Babakan Madang

215
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Kegiatan belajarmengajar di MD Hidayatul Mutaalimin


Babakan Madang

Kegiatan belajarmengajar di SDN 01 Babakan Madang

Kegiatan belajarmengajar di PAUD Hidayatushoheh

Program menghafal Quran dengan metode gerakan, yang


dilaksanakan di dusun Malimping bersama siswi-siswi MD

216
GALERI KKN AL MUSTANIR 2015

Serah terima Al-Quran dan JuzAmma


Serah terima dengan warga :
Serah terima dengan bapak Entip (1), Serah terima dengan
bapak Enjang Bashar (2), serah terima dengan ust. (3),
serah terima dengan ibu Neng (MD Hidayatushoheh )(4),

Penampilan siswi-siswi MD Hidayatushoheh (kiri),


penampilan menyanyi dari anak-anak Griya Alam Sentul
(tengah), dan Penampilan drama anak-anak Griya Alam
Sentul bersama mahasiswa KKN Al-Mustanir 2015 dalam
acara pentas seni remaja kreatif

Penampilan qasidah dari anak-anak Griya Alam Sentul


RT02/06 (kiri), Suasana warga yang sedang menikmati
acara pentas seni (tengah), penutupan yang disampaikan
oleh kepala desa Babakan Madang (kanan)

217
LAMPIRAN-LAMPIRAN

218
LAMPIRAN-LAMPIRAN

219
LAMPIRAN-LAMPIRAN

220

Anda mungkin juga menyukai