Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan salah satu agent of change (pusat perubahan) dan
juga merupakan aset bangsa yang diharapkan menjadi elemen terdepan dalam proses
perubahan masyarakat. Dalam era perubahan dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang pesat sehingga membutuhkan peningkatan indeks
pembangunan manusia (IPM) yang dinamis dan berkesinambungan untuk
mengimbangi dampak positif dan negatif yang merubah karakter dan gaya hidup
masyarakat yang dapat mengikis nilai nasionalisme bangsa.
Oleh karena itu, dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan salah satu
wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan
Pengembangan serta Pengabdian masyarakat) dengan pemberian pengalaman belajar
dan bekerja kepada para mahasiswa tentang penerapan dan pengembangan ilmu dan
tehnologi di luar kampus sebagai cerminan keikutsertaan lembaga perguruan tinggi
dalam pembangunan masyarakat secara proaktif dan nyata sesuai visi dan misi yang
terkandung dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
KKN merupakan wujud nyata bukti pengabdian mahasiswa kepada
masyarakat untuk mengamalkan ilmunya serta mengaplikasikan ilmu mereka dalam
kehidupan sehari-hari demi kesejahteraan umat manusia dengan pendekatan lintas
keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu yang merupakan salah satu
komponen kegiatan akademik dan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam
hal ini mahasiswa belajar mengaitkan antara dunia kademik-teoritik dengan dunia
empirik-praktis bagi pemecahan permasalahan masyarakat agar masyarakat mampu
memberdayakan dirinya untuk menolong diri mereka sendiri (to help people to help
themselves).
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso sebagai
Perguruan Tinggi yang memiliki concern dalam bidang ilmu agama Islam dan
kemasyarakatan yang juga mempunyai kewajiban untuk mengamalkan Tri Dharma
Perguruan Tinggi tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab terhadap
pembangunan. Oleh karena itu, STAI At-Taqwa Bondowoso di tuntut dapat
menempatkan agama sebagai penggerak dan pendorong kegiatan masyarakat yang
sedang membangun serta menjadikan agama sebagai landasan moral dan etika

1
pembangunan. Dalam konteks pemikiraan demikian itulah, maka Kuliah Kerja Nyata
(KKN) sebagai salah satu bentuk Dharma ketiga diharapkan menjadi trademark
lembaga yang bercirikan keterpaduan antara peran-peran sosial keagamaan dengan
berbagai aspek kehidupan di masyarakat yang diharapkan akan dapat menjawab
tantangan pembangunan dalam kaitannya dengan kebutuhan kini dan mendatang.
Dengan dilaksanakannya Dharma pengabdian kepada masyarakat di samping kedua
Dharma yang lain diharapkan selalu ada interrelasi antara perguruan tinggi dari
masyarakat sekitarnya.
Secara organisatoris P3M sebagai wadah bagi sivitas akademika dalam
menyalurkan pemikiran, penelitian dan karya ilmiah yang dapat digunakan untuk
menunjang kegiatan akademika dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat,
Melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso yang memiliki peran penting dalam pengabdian
dan pemberdayaan masyarakat untuk menunjang akselerasi pembangunan bangsa
diberbagai bidang. Secara berkelanjutan mengadakan kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada
sinergitas tersebut.
Sesuai dengan SK Ketua Nomor STAI.091/PP.00.09/002/I/2013 tentang beban
16 SK untuk dosen tetap yang salah satu pembagiannya yaitu 2 SKS dalam bentuk
pengabdian pada masyarakat. Sedangakn bagi mahasiswa merupakan salah satu
rangkaian kegiatan akademik yang dirancang, di monitor dan dievaluasi. Pengabdian
kepada masyarakat ini diwujudkan dalam bentuk pengembangan pos pemberdayaan
keluarga (POSDAYA) Berbasis “Masjid”.
Masjid Merupakan tempat yang sangat strategis bagi masyarakat. Masjid
diharapkan mampu memberikan kesejahteraan kepada warga masyarakat atau
jamaahnya baik kesejahteraan lahir maupun kesejahteraan batin. Peran fungsi masjid
tidak hanya terbatas dalam bidang pelayanan peribadatan saja, akan tetapi
dikembangkan pula ke arah pemenuhan kebutuhan masyarakat lainnya seperti bidang
pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan juga lingkungan. Masjid berfungsi sebagai pusat
empowering (pemberdayaan) berbagai aspek kehidupan masyarakat Sebagaimana
telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupannya.
Menurut Nazaruddin Umar, Rasulullah tidak hanya menjadikan masjid
sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah khusus, namun dijadikan sebagai sarana
melakukan pemberdayaan umat seperti tempat untuk pembinaan dan penyebaran

2
agama Islam, sebagai tempat untuk mengobati orang sakit, tempat untuk
mendamaikan orang-orang yang bertikai, untuk mengatur strategi perang dan tempat
untuk menyampaikan pengumuman penting.
Pada perkembangannya, masjid lebih berfokus semata-mata sebagai
penyelenggara ritual keagamaan. Padahal masjid memiliki posisi sentral dalam
menggerakkan masyarakat dalam isu isu yang terkait dengan pembangunan bangsa.
Oleh karena itulah, perspektif pengembangan Posdaya berbasis masjid tidak
lain adalah memperkuat kembali peran fungsi masjid seperti era kejayaan Islam
zaman Khulafaur Rasyidin yakni sebagai penopang perubahan sosial dan kembali
menempatkan nya dalam percepatan pencapaian indikator tujuan pembangunan
milenium atau Milenium Development Goal (MDGs) yakni delapan sasaran yang
telah disetujui untuk diupayakan agar tercapai pada tahun 2018 oleh seluruh anggota
PBB yang berjumlah 191 negara. Delapan sasaran tersebut adalah :
1. Menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan yang parah.
2. Pencapaian pendidikan dasar secara universal.
3. Mengembangkan kesejahteraan gender memberdayakan perempuan.
4. Mengurangi tingkat kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan anak.
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dll.
7. Menjamin berlanjutnya pembangunan lingkungan.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Berdasarkan Instruksi Presiden RI nomor 3 tahun 2010 tentang program
pembangunan yang berkeadilan yakni, pembangunan Nasional diarahkan pada 3
konsentrasi yang meliputi ; pertama, pro rakyat dalam bentuk penanggulangan
kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro dan kecil;
keadilan untuk semua meliputi keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan
hukum serta kelompok miskin yang termarjinal; ketiga, pencapaian tujuan milenium
dengan delapan sasaran MDGS, terutama pengentasan kemiskinan. Bagaimanapun
indikator MDGS berkorelasi dengan indeks pembangunan manusia, maka masjid
sebagai lembaga sosial terlibat dalam penyelenggaraan aktivitas sosial
kemasyarakatan. Dengan demikian maka segala persoalan masyarakat akan
dikembalikan dan diselesaikan oleh masjid. Masjid menjadi institusi yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat luas, tidak hanya terbatas komunitas muslim saja, juga
mampu memberikan kemanfaatan terhadap semua lapisan masyarakat tanpa kecuali

3
termasuk kepada keluarga yang non muslim. Hal ini tidaklah berlebihan karena Islam
adalah rahmatan lil 'alamin atau memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap
segenap penghuni jagat raya ini.
2. Tujuan
KKN adalah kegiatan belajar dan kerja lapangan yang merupakan pengintegrasian
dari unsur pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
melalui pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral. Adapun tujuan KKN
berdasarkan buku panduan program sarjana (S1) adalah sebagai berikut :
1. Melatih kemampuan mahasiswa untuk menerapkan teori dan informasi ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh di bangku kuliah pada masyarakat.
2. Mengembangkan pemikiran dan wawasan mahasiswa dalam memahami dan
memecahkan masalah yang berkembang di masyarakat secara interdisipliner
dan lintas sektoral.
3. Menumbuhkan dan mematangkan jiwa pengabdian masyarakat dan
bertanggung jawab terhadap proses pembangunan dan masa depan bangsa,
negara, dan agama.
4. Meningkatkan komunikasi timbal balik antara STAI At-Taqwa Bondowoso
dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat sehingga Agama
dapat lebih berperan dalam berperan dalam pembangunan sesuai dengan
masalah yang berkembang di masyarakat.
3. Kegunaan
1. Bagi Mahasiswa
a. Melatih mahasiswa untuk mengerti dan menghayati :
1) Cara berfikir dan berkerja dalam interdisipliner ilmu secara sektoral,
keagamaan (Islam) dan lintas sektoral di segala jenis Pengabdian.
2) Kegunaan hasil pendidikan bagi pembangunan pada umumnya dan
daerah pedesaan pada khususnya.
3) Kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat.
4) Masalah pembangunan daerah pedesaan.
b. Mendewasakan cara berpikir mahasiswa untuk melaksanakan penelaahan dan
pemecahan masalah dalam masyarakat secara praktis dan ilmiah.
c. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program-
program pembangunan.

4
d. Memberikan pembinaan kepada mahasiswa untuk menjadi inovator,
dinamisator dan motivator serta problem solver.
e. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa sebagai kader
pembangunan yang sekaligus diharapkan dapat membentuk sikap rasa cinta
serta bertanggung jawab terhadap kemajuan masyarakat pedesaan khususnya
dan bangsa pada umumnya.
2. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh pengertian serta penghayatan arti pembangunan yang sedang
dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia beserta masyarakat.
b. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk merencanakan dan
melaksanakan pembangunan.
c. Memperoleh peningkatan cara berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan
program pembangunan.
d. Memperoleh hal-hal baru yang diperlukan untuk pembangunan bagi
masyarakat.
e. Terbentuknya kader-kader baru yang akan menjadi penerus pembangunan.
f. Memperoleh motivasi agama Islam dalam rangka melaksanakan kehidupan
beragama yang baik rukun dan tentram di dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang Dasar
1945.
3. Bagi STAI At-Taqwa Bondowoso
a. Merupakan salah satu wadah pengamalan Tri Dharma perguruan tinggi
dalam bentuk pengabdian pada masyarakat sesuai dengan fungsi STAI At-
Taqwa Bondowoso sebagai Perguruan Tinggi.
b. Mendapatkan umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa STAI At-
Taqwa Bondowoso dengan masyarakat, sehingga STAI At-Taqwa
Bondowoso akan lebih mantap dalam fungsinya sebagai pusat penelitian,
pengembangan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan Agama Islam.
c. Memperoleh umpan balik untuk memantapkan kurikulum dan pengkajian
masalah-masalah mutakhir yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan
kebutuhan secara komprehensif.
d. Adanya peningkatan kerjasama antara STAI At-Taqwa Bondowoso dengan
pemerintah daerah, perguruan tinggi lainnya, instansi-instansi dan tokoh
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai