Anda di halaman 1dari 17

1 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

Efektifitas Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Kampoeng Iwak Dengan


Konsep Kewirausahaan Sosial Islam di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan

A. Latar Belakang
Kabupaten Lamongan merupakan wilayah regional di Jawa Timur yang memiliki perairan
luas. Menurut Data dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Lamongan Tahun 2011
menunjukan bahwa Kabupaten Lamongan memiliki Sungai sepanjang 885,5 km, rawa seluas
6.877 ha, dan Waduk seluas 2,389 ha. Pada tahun 2013 Kabupaten Lamongan memproduksi ikan
konsumsi tambak sejumlah 33.988.694 Kg.1 Dari berbagai jenis biota hasil perairan tersebut telah
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein dan turut untuk mensejahterakan
masyarakat. Namun perlu diketahui bahwa sumber daya perikanan masih belum bisa
dimanfaatkan secara optimal. Dengan banyaknya hasil perikanan rakyat kabupaten Lamongan
ini, mengakibatkan terjadinya overload ikan di Pasar ikan. Disisi lain peternak ikan di Lamongan
masih tergolong belum sejahtera dari segi ekonomi. Tidak hanya itu, permasalahan masyarakat
kurang mampu masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah di Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan badan pusat statistik kabupaten lamongan jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Lamongan sebanyak 166.820 atau 13,86% dari total penduduk kabupaten Lamongan. 2
Diperlukan upaya agar angka kemiskinan di Kabupaten Lamongan dapat menurun.
Salah satu upaya yang pernah dilakukan oleh masyarakat di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan adalah pengembangan Kampoeng Iwak. Kampoeng Iwak adalah sebuah
konsep inovasi berbasis kewirausahaan sosial dengan melibatkan komunitas-komunatis yang ada
di Desa Dlanggu. Komunitas yang terlibat dalam program ini adalah paguyupan ikan air tawar,
paguyupan pengasap serta ibu-ibu PKK Desa Dlanggu. Namun kegiatan ini terhenti dan tidak
berjalan dikarenakan kurangnya tenaga produksi di kampoeng iwak.
Social entrepreneurship merupakan gabungan dari dua kata, terdiri dari kata social dan
entrepreneurship yang diambil dari bahasa Perancis. Social memiliki pengertian sebagai sesuatu
yang bersifat kemasyarakatan sedangkan entrepreneurship memiliki pengertian sebagai
kewirausahaan yang dilakukan dengan pemanfaatan sumber daya. Dari pengertian tersebut dapat

1
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, “Produksi (Kg) Ikan Konsumsi Sawah Tambak 2009-2013,” Dinas
Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Lamongan, (Lamongan, 2022), 1.
2
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, “Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin di
Kabupaten Lamongan, 2013–2021,” BPS – Survei Sosial Ekonomi Nasional, (Lamongan, 2022), 1.
2 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

diambil definisi sederhana dari social entrepreneurship yaitu kegiatan pemanfaatan sumber daya
secara optimal untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dengan dilandasi adanya sikap
memperhatikan terhadap kondisi sosial lingkungan.3
Berdasarkan kondisi ekonomi saat ini, kegiatan wirausaha sosial sangat penting untuk
mengurangi masalah sosial terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Di antara langkah-
langkah awal yang direkomendasikan oleh pemerintah Indonesia adalah upaya kolaborasi antara
lembaga-lembaga berpotensi tinggi dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta. Lembaga-
lembaga ini perlu mengadopsi konsep kewirausahaan sosial ke dalam dunia kewirausahaan
terutama di bidang penelitian secara keseluruhan untuk membantu pengusaha mengembangkan
berbagai produk dan layanan dengan harga dan kualitas rendah.4
Agama Islam sebagai agama yang memiliki jumlah penganut terbesar di Indonesia memiliki
peran penting dalam aspek kehidupan manusia. Islam telah mengatur berbagai polemik
kehidupan sejak jaman rasulullah hingga saat ini. Adanya pegangan kitab suci Al-Qur’an dan
Hadits yang menjadi rujukan pedoman hidup umat Islam telah memuat segala aturan perkara di
dunia sampai akhirat. Termasuk kegiatan ekonomi dan sosial yang tidak bisa lepas dari
kehidupan umat manusia. Sebagai masyarakat muslim sudah sepatutnya selalu mengedepankan
nilai-nilai Islam dalam menjalankan segala aspek kehidupan termasuk dalam kegiatan
kewirausahaan, demi terciptanya kegiatan kewirausahaan yang sesuai dengan prinsip syariat
Islam. Dengan kata lain segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang muslim hendaklah
dilakukan sesuai dengan perintah-Nya dan dilandasi dengan adanya niat untuk mencari ridho
Allah Swt.5
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Oleh karena itu, bisnis di
bidang pangan tak akan lekang hingga akhir zaman. Banyak orang yang telahmembuktikan
bahwa bisnis pangan sangat menjajikan di Indonesia. Mulai dari warung makan tradisional
hingga outlet fast food. Adanya perkembangan gaya hidup masyarakat saat ini turut
mempengaruhi cara pandang mereka terhadap suatu produk pangan. Pangan tidak lagi sekedar
memenuhi kebutuhan pokok saja, lebih dari itu pangan juga berfungsi sebagai pemenuhan gizi

3
Muhammad Isnan Nurfaqih; Rizqi Anfanni Fahmi, “Social Entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial) dalam
Perspektif Ekonomi Islam,” Working Paper Keuangan Publik Islam, No. 8 Seri 1, (2018), 2.
4
Sigit Indrawijay; Nurida Isnaeni, “Model Kewirausahaan Sosial Islam Pada Komunitas Pengusahamuslim Di Kota
Jambi,” Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan (Mankeu), Vol. 9, No. 03, (Desember, 2020), 215.
5
Muhammad Isnan Nurfaqih; Rizqi Anfanni Fahmi, “Social Entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial) dalam
Perspektif Ekonomi Islam,” Working Paper Keuangan Publik Islam, No. 8 Seri 1, (2018), 2.
3 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

tubuh dan gengsi. Namun, makanan di sekitar kita cenderung hanya memenuhi gengsi tanpa
memperhatikan kandungan gizi produk.
Melihat adanya permasalahan di atas maka diperlukan inovasi dan upaya yang bisa menjadi
solusi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan bisnis berkonsep
kewirausahaan sosial islam di Kampoeng Iwak. Dengan hal ini semua permasalahan di atas
diharapkan bisa teratasi. Pemanfaatan hasil tambak masyarakat Lamongan menjadi makanan
kekinian yang bergizi merupakan trobosan agar kesejahteraan ekonomi masyarakat Lamongan
meningkat. Adanya pilihan makanan kekinian yang bergizi di sekitar masyarakat diharapkan
dapat memberikan asupan gizi namun tidak mengenyampingkan kebutuhan gengsi mereka.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah


Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan di latar belakang di atas maka identifikasi dan
batasan masalah adalah sebagai beriikut :
1. Identifikasi Masalah :
a. Hasil Perikanan yang belum dioptimalkan secara maksimal di Desa Dlanggu
b. Overload ikan di Pasar Ikan Lamongan
c. Banyaknya jumlah penduduk miskin di Lamongan
d. Kurangnya inovasi di bidang pengolahan produk ikan di Desa Dlanggu
e. Faktor penghambat dalam pengembangan kampoeng iwak di Desa Dlanggu
2. Batasan Masalah
a. Hasil perikanan di Desa Dlanggu kurang dioptimalkan
b. Masalah kemiskinan di Kabuoaten yang masih tinggi
c. Faktor penghambat bagi pemerintah desa dalam pengembangan kampoeng iwak

C. Kajian Teori
1. Social Entrepreneurship
Social entrepreneurship merupakan gabungan dari dua kata, terdiri dari kata social dan
entrepreneurship yang diambil dari bahasa Perancis. Social memiliki pengertian sebagai
sesuatu yang bersifat kemasyarakatan sedangkan entrepreneurship memiliki pengertian
sebagai kewirausahaan yang dilakukan dengan pemanfaatan sumber daya. Dari pengertian
tersebut dapat diambil definisi sederhana dari social entrepreneurship yaitu kegiatan
4 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

pemanfaatan sumber daya secara optimal untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dengan
dilandasi adanya sikap memperhatikan terhadap kondisi sosial lingkungan. 6
2. Kewirausahaan Sosial Islam
Dalam ilmu ekonomi Islam, menurut Al-Kaaf kegiatan kewirausahaan atau muamalah
dibagi kedalam dua definisi: 1. Muamalah Maddiyah, yaitu kegiatan mu‟amalah yang
dilakukan oleh pelaku usaha yang berkaitan dengan adanya materi dan harta. Hal inilah
yang dinamakan ekonomi dalam Islam. 2. Muamalah Al-Adabiyyah, yatu proses
mu‟amalah yang berkaitan dengan adanya hubungan kepada norma dan moral, serta
tatanan budaya atas dasar rasa kemanusiaan dalam suatu lingkungan. Hal itu yang
dinamakan dengan sosial dalam Islam. Berdasarkan pengertian tersebut, adanya ekonomi
dan sosial memang tidak dapat dipisahkan antara kedunya. Kegiatan dalam
perekonomian pasti akan berdampak kepada kondisi lingkungan disekitarnya.7
Dalam praktik nya, kegiatan kewiraushaan berawal dari adanya kepentingan untuk dapat
menyeimbangkan antara ekonomi dan sosial dalam bentuk berbisnis dan
pertanggungjawaban atas bisnis tersebut. Penerapan ini sesuai dengan apa yang diajarkan
oleh rasulullah pada saat pertama kali beliau hijrah ke kota Madinah, beliau disana
berusaha untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan yang makmur dan tehindar dari
krisis. Rasulullah selalu melakukan kegiatan perekonomian dengan dilandasi adanya
sikap keadilan dan sukarela demi terciptanya pemerataan rakyat. Segala hal dalam aspek
kehidupan harus memiliki tujuan untuk menciptakan kemashlahatan dalam ikatan
ukhuwah islamiyah. Social entrepreneurship merupakan sesuatu hal yang dibutuhkan
dalam pemecahan masalah sosial dan ekonomi. Karena social entrepreneurship sendiri
merupakan bentuk dan pelaksanaanya sesuai dengan perilaku kebajikan-kebajikan yang
diperintahkan dalam Islam, seperti halnya kebajikan untuk membantu orang lain yang
membutuhkan dengan memberikannya bantuan namun tidak berupaya untuk mengambil
kesempatan dalam kesempitan, dengan tidak mengambil keuntungan sama sekali dalam
bantuan tersebut(Ikhlas).8
3. Pemberdayaan Masyarakat

6
Muhammad Isnan Nurfaqih; Rizqi Anfanni Fahmi, “Social Entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial) dalam
Perspektif Ekonomi Islam,” Working Paper Keuangan Publik Islam, No. 8 Seri 1, (2018), 2.
7
Sigit Indrawijay dan Nurida Isnaeni, “Model Kewirausahaan Sosial Islam Pada Komunitas Pengusaha Muslim Di
Kota Jambi,” Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan (Mankeu), Vol. 9, No. 03, (Desember 2020), 219.
8
Ibid, 220.
5 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang merangkum nilai-


nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat
peoplecentered, participatory, empowerment and sustainable. Lebih jauh Chamber
menjelaskan bahwa konsep pembangunan dengan model pemberdayaan masyarakat tidak
hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic need) masyarakat tetapi lebih
sebagai upaya mencari alternative pertumbuhan ekonomi lokal. Pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sebagai strategi alternative dalam pembangunan telah
berkembang dalam berbagai literatur dan pemikiran walaupun dalam kenyataannya
belum secara maksimal dalam implementasinya. Pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat merupakan hal banyak dibicarakan masyarakat karena terkait dengan
kemajuan dan perubahan bangsa ini kedepan apalagi apabila dikaitkan dengan skill
masyarakat yang masih kurang akan sangat menghambat pertumbuhan ekonomi itu
sendiri.9

D. Kajian Pustaka
Untuk menghindari dan meminimalisir kesalahfahaman serta untuk memperjelas masalah
yang diangkat, maka diperlukanlah kajian pustaka. Kajian pustaka adalah deskripsi
ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan mengenai
permasalahan yang akan diteliti, sehingga kajian atau penelitian yang akan diteliti ini
jelas tidak mengandung unsur pengulangan atau duplikasi. Dalam penelitian ini tidak
lepas dari penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi atau kajian dalam
melakukan penelitian ini, diantaranya adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Indrawijay dan Nurida Isnaeni dalam
penelitiannya yang berjudul “Model Kewirausahaan Sosial Islam Pada Komunitas
Pengusaha Muslim Di Kota Jambi.” Jenis penelitian yang digunakan adalah
Sequential Exploratory research, Metode analisis menggunakan rentang skor dengan
menggunakan Microsoft Excell 2017, dan SWOT analisis. Hasil dari penelitian ini
menjadi suatu model yang dapat diterapkan untuk penguatan kapasitas komunitas
pengusaha muslim di Kota Jambi. Model kewirausahaan sosial islam akan menjadi
salah satu panduan bagi pengusaha muslim di Kota Jambi untuk dapat semakin

9
Munawar Noor, “Pemberdayaan Masyarakat,” Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, (Juli, 2011), 88.
6 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

berkembang. Model ini bertujuan mengakomodir pengembangan pengusaha muslim


yang tergabung dalam komunitas di Kota Jambi. Analisis data menunjukkan adanya
keinginan kuat pengusaha musim untuk dapat bersatu dalam suatu wadah organisasi.
Sosialisasi dengan mengimplementasikan model Kewirausahaan sosial islam akan
dapat memperkuat pengusaha muslim untuk turut bergabung dalam komunitas
pengusaha muslim khususnya di Kota Jambi. Perbedaan dari penelitian ini adalah
tempat penerapan kewirausahaan sosial islamnya, sedangkan persamaan dari
penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pengembangan kewirausahaan
sosial islam.10
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Isnan Nurfaqih dan Rizqi Anfanni Fahmi
dalam penelitiannya yang berjudul “Social Entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial)
dalam Perspektif Ekonomi Islam.” Sebagai bangsa yang mayoritas masyarakat nya
merupakan umat beragama Islam dan dengan melihat kepada pertumbuhan
kewirausahaan sosial yang sudah mulai meluas, maka ekonomi Islam hadir dengan
membawa pandangan mengenai informasi tentang keterkaitan antara social
entrepreneurship dengan nilai-nilai syariat Islam. Kegiatan social entrepreneurship
jika dilihat dari program pelaksanaanya memiliki peran yang hampir sama dengan
tujuan dari ekonomi Islam sendiri dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan
kesejahteraan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode literatur review, yaitu
dengan mengumpulkan beberapa konsep yang disusun dari variabel-variabel
penelitian yang kemudian digabungkan menjadi suatu kajian ilmu baru. Selain itu,
tujuan pembuatan penelitian ini adalah untuk sedikit menambah referensi kajian
Social Entrepreneurship dalam perspektif Ekonomi Islam.11 Penelitian yang dilakukan
oleh Muhammad Isnan Nurfaqih dan Rizqi Anfanni Fahmi memiliki perbedaan
dengan penelitian ini, mereka membahas kewirausahaan sosial dalam perspektif
ekonomi islam, sedangkan penelitian ini membahas tentang pemberdayaan
masyarakat dengan konsep kewirausahaan sosial islam.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Isnan Nurfaqih dan Rizqi Anfanni Fahmi
dalam penelitiannya yang berjudul “Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendekatan
10
Sigit Indrawijay dan Nurida Isnaeni, “Model Kewirausahaan Sosial Islam Pada Komunitas Pengusaha Muslim Di
Kota Jambi,” Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan (Mankeu), Vol. 9, No. 03, (Desember 2020).
11
Muhammad Isnan Nurfaqih; Rizqi Anfanni Fahmi, “Social Entrepreneurship (Kewirausahaan Sosial) dalam
Perspektif Ekonomi Islam,” Working Paper Keuangan Publik Islam, No. 8 Seri 1, (2018).
7 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

Kewirausahaan Sosial.” Kewirausahaan sosial merupakan gagasan perubahan sosial


yang berlandasakan pada pendekatan kewirausahaan. Fenomena kewirausahaan sosial
telah tumbuh dengan cepat seiring dengan upaya penyelesaian berbagai masalah
sosial, seperti perbaikan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan peran kewirausahaan sosial dalam membangun
ekonomi masyarakat yang berimplikasi pada pengurangan kemiskinan dengan
berfokus pada social business. Entitas social business yang menjadi studi kasus
adalah Bina Swadaya dan Mitra Bali. Analisis kualitatif digunakan dalam penelitian
ini. Dari penelitian ini, kewirausahaan sosial menjalankan peran yang nyata dan
penting dalam meyelesaikan masalah sosial. Penciptaan nilai sosial dan inovasi
merupakan instrumen utama dalam kewirausahaan sosial. Bina Swadaya dan Mitra
Bali telah berperan dalam mendorong perbaikan ekonomi masyarakat sebagai upaya
untuk mengurangi kemiskinan. Tujuan sosial dengan dampak keberdayaan
masyarakat menjadi nilai penting dalam praktik kewirausahaan sosial. 12 Perbedaan
dari penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Isnan Nurfaqih dan Rizqi Anfanni
Fahm dengan penelitan ini adalah fokus pembahasannya dimana penelitian
sebelumnya fokus di kewirausahaan sosial saja sedangkan penelitian ini menyajikan
pembahasan kewirausahaan sosial islam. Sehingga dalam penelitian ini
kewirausahaan tidak hanya dilihat dari sisi sosial dan ekonomi saja namun juga
dilihat dari sisi Islam.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Krisdarefa Karim dalam penelitiannya yang berjudul
“Implementasi Social Entrepreneurship Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang,”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Penerapan social entrepreneurship
pada program kerja kegiatan, (2) Dampak sosial dari penerapan social
entrepreneurship. Social entrepreneurship menjadi fenomena sangat menarik karena
perbedaannya dengan kewirausahaan tradisional yang hanya fokus terhadap
keuntungan materi dan kepuasan pelanggan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data yang
digunakan meliputi observasi, dokumentasi, wawancara dan kuesioner. Data
12
Nur Firdaus, “Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendekatan Kewirausahaan Sosial,” Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan, Vol 22, No. 1, (2014).
8 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

dianalisis menggunakan analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung


terus menerus sampai tuntas, serta deskriptif persentase. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa: 1)Penerapan konsep social entrepreneurship dapat terwujud
karena adanya sosok wirausaha HIPMI-PT UNNES, dan pemilihan program kerja
kegiatan yang mengandung nilai-nilai sosial. 2) Dampak adanya penerapan social
entrepreneurship adalah peningkatan motivasi mahasiswa untuk menjadi social
entrepreneurship meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Tingkat
kecenderungan motivasi social entrepreneurship UKM HIPMI-PT UNNES termasuk
dalam kategori tinggi, peningkatan sumber daya mahasiswa dan peningkatan kegiatan
ekonomi mahasiswa di UKM HIPMIPT UNNES.13 Perbedaan dari penelitian ini
adalah tempat penerapan kewirausahaan sosial nya. Penelitian ini juga menyajikan
konsep kewirausahaan sosial islam sedangkan, penelitian sebelumnya hanya
menyajikan kewirausahaan sosial saja.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Uswatun Chasanah dalam penelitiannya yang
berjudul “Implementasi Social Entrepreneurship Dalam Pemberdayaan Masyarakat
(Studi Kasus Pada Pt. Rumah Mocaf Indonesia.“ Social entrepreneurship menjadi
sesuatu yang menarik dalam dunia bisnis karena tidak hanya berorientasi pada
keuntungan materi saja, melainkan juga memberikan dampak positif dalam kehidupan
masyarakat. PT. Rumah Mocaf Indonesia adalah perusahaan berasaskan social
entrepreneurship yang berawal dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam
mengolah singkong menjadi tepung mocaf (modified cassava flour) yang kemudian
dipadukan dengan aktivitas bisnis. Implementasi social entrepreneurship yang sesuai
berperan penting dalam terwujudnya sebuah tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan implementasi social entrepreneurship dalam pemberdayaan
masyarakat oleh PT. Rumah Mocaf Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan dengan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Validitas data mengunakan teknik triangulasi dan dianalisis melalui proses reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi social entrepreneurship dalam pemberdayaan masyarakat oleh PT.
Krisdarefa Karim, “Implementasi Social Entrepreneurship Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Pengusaha
13

Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang,” (Skripsi – Universitas Negeri Semarang, 2020)
9 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

Rumah Mocaf Indonesia dimulai dari penentuan misi sosial dan mengidentifikasi
peluang dengan berprinsip pada demokratisasi ekonomi. Aktivitas yang dilakukan
yaitu dengan sistem klaster, pendampingan petani dan pengrajin mitra, sistem
penjadwalan tanam dan panen, bantuan permodalan mitra, dan pemasaran tepung
mocaf. Manfaat yang diperoleh masyarakat adalah membuka lapangan pekerjaan,
peningkatan pendapatan, bertambahnya pengetahuan,dan petani memiliki komitmen
serta antusiasme lebih baik. Faktor pendukung berupa sumber daya alam yang
memadai, orang-orang yang kompeten, dan hubungan baik dengan berbagai pihak.
Faktor penghambat berupa permodalan yang cukup besar, cuaca, alat produksi yang
manual, serta biaya pemasaran yang tinggi.14 Perbedaan dari penelitian yang
dilakukan oleh Umi Uswatun Chasanah dengan penelitan ini adalah fokus
pembahasannya dimana penelitian sebelumnya fokus di kewirausahaan sosial saja
sedangkan penelitian ini menyajikan pembahasan kewirausahaan sosial islam.
Sehingga dalam penelitian ini kewirausahaan tidak hanya dilihat dari sisi sosial dan
ekonomi saja namun juga dilihat dari sisi Islam.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu Wulandari dalam penelitiannya yang
berjudul “Penerapan Islamic Social Entrepreneurship Bagi Penyandang Disabilitas Di
Tiara Handicraft Surabaya.“ Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang
menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Dimana
data yang sudah terkumpul dianalisa secara deskriptif kualitatif guna menjawab
pertanyaan yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pemberdayaan
disabilitas di Tiara Handicraft Surabaya telah menerapkan Islamic social
entrepreneurship. Kegiatan di Tiara Handicraft sesuai dengan karakteristik sebuah
social entrepreneurship yang dilihat dalam perspektif Islam yaitu social mission,
empowerment, ethical business prinsiples, reinvestment for social mission, dan
sustainability. Tiara Handicraft memiliki misi sosial untuk mengurangi pengangguran
disabilitas. Untuk mewujudkan misi sosialnya, Tiara Handicraft melakukan
pemberdayaan yang dilakukan dengan memberikan keterampilan dan ilmu yang juga
di imbangi dengan pemberian motivasi dan ajakan untuk shalat berjama’ah secara
rutin. Dalam praktek bisnisnya, Tiara Handicraft juga menerapkan etika bisnis yang
14
Umi Uswatun Chasanah, “Implementasi Social Entrepreneurship Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus
Pada Pt. Rumah Mocaf Indonesia.“ (Skripsi – UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2021).
10 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

sesuai dengan ajaran Islam. Hasil dari kegiatan bisnis tersebut digunakan kembali
untuk membantu memenuhi kebutuhan para penyandnag disabilitas. Sebagaimana
Islam mengajarkan untuk menyisihkan sebagian harta untuk kepentingan orang yang
tidak mampu.15 Perbedaan dari penelitian ini adalah tempat penerapan kewirausahaan
sosial islamnya. Penelitian ini juga memiliki tempat dan target yang berbeda dengan
penelitian oleh Rahayu Wulandari. Penelitian Rahayu Wulan target penerapannya
bagi Penyandang Disabilitas Di Tiara Handicraft Surabaya, sedangkan penelitian ini
memiliki target masyarakat miskin di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan.
7. Penelitian oleh Afifah Kusuma Dara dalam skripsi yang berjudul “Analisis Prinsip
Ekonomi Islam Terhadap Pemberdayaan Tenaga Kerja Difabel (Studi Kasus pada
Anggrek Karya Cacat Berkreasi di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo,
Kabupaten Pasuruan)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan
difabel dan penerapan prinsip ekonomi Islam terhadap pemberdayaan difabel di
Anggrek Karya Cacat Berkreasi. Hasil dari penelitian ini adalah pemberdayaan
tenaga kerja difabel menggunakan tiga asas pemberdayaan yaitu asas mikro, asaa
mezzo, dan asas makro. Dan prinsip ekonomi Islam dalam dimensi Illahiyah dan
Insaniah telah tercermin pada cara atau proses pemberdayaan difabel.16 Persamaan
dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pemberdayaan, namun
tempat dan target nya memeiliki perbedaan. Penelitian Afifah Kusuma Dara
melakukan penelitian terhadap Anggrek Karya Cacat Berkreasi di Desa Wonokerto,
Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, sedangkan penelitian ini memiliki target
masyarakat miskin di Desa Dlanggu Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliska dalam skripsi yang berjudul “Model
Kewirausahaan Sosial di Lembaga Agriculture Entrepreneur Clinics (AEC)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep, implementasi, dan hasil
kewirausahaan sosial di lembaga Agriculture Entrepreneur Clinics (AEC). Hasil
penelitian tersebut menyatakan konsep kewirausahaan sosial di AEC dilakukan

15
Rahayu Wulandari, “Penerapan Islamic Social Entrepreneurship Bagi Penyandang Disabilitas Di Tiara Handicraft
Surabaya,” (Skripsi – UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2019).
16
Afifah Kusuma Dara, “ Analisis Prinsip Ekonomi Islam terhadap Pemberdayaan Tenaga Kerja Difabel (Studi
Kasus pada Anggrek Karya Cacat Berkreasi di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan)”
( Skripsi – UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015).
11 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

dengan cara kerjasama yang saling menguntungkan antara AEC dan petani
binaannya. Implementasinya yaitu dengan membagikan hasil yag ditemukan lembaga,
memberikan pelatihan metode penanaman yang terbaru dan melakukan
pendampingan. Sedangkan hasil yang didapat oleh AEC yaitu adanya produk beras
yang dijual oleh lembaga, banyaknya jejaring sosial dengan masyarakat serta lembaga
dapat memenuhi kebutuhannya.17 Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh
Yuliska dengan penelitan ini adalah fokus pembahasannya dimana penelitian
sebelumnya fokus di kewirausahaan sosial saja sedangkan penelitian ini menyajikan
pembahasan kewirausahaan sosial islam. Sehingga dalam penelitian ini
kewirausahaan tidak hanya dilihat dari sisi sosial dan ekonomi saja namun juga
dilihat dari sisi Islam.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Inês Fernandes Thomaz dan Margarida Catalão-Lopes
dalam penelitiannya yang berjudul “Improving the Mentoring Process for Social
Entrepreneurship in Portugal: A Qualitative Study.“ Kewirausahaan sosial bertujuan
untuk menemukan solusi inovatif dan mandiri untuk masalah sosial. Proses
pendampingan adalah komponen penting, namun relatif kurang ditangani, dari
kewirausahaan sosial. Penelitian ini menganalisis perspektif yang berbeda terhadap
pendampingan aktor utama dalam ekosistem kewirausahaan sosial di Portugal,
memanfaatkan wawancara dan kelompok fokus dan analisis data kualitatif. Tantangan
utama yang dihadapi diidentifikasi dan didiskusikan. Rekomendasi untuk
meningkatkan proses pendampingan kepada wirausahawan sosial baru ditarik.
Temuan studi bernilai bagi semua entitas yang terlibat dalam ekosistem.18 Perbedaan
dari penelitian yang dilakukan oleh Inês Fernandes Thomaz dan Margarida Catalão-
Lopes dengan penelitan ini adalah fokus pembahasannya dimana penelitian
sebelumnya fokus di kewirausahaan sosial saja sedangkan penelitian ini menyajikan
pembahasan kewirausahaan sosial islam. Sehingga dalam penelitian ini
kewirausahaan tidak hanya dilihat dari sisi sosial dan ekonomi saja namun juga
dilihat dari sisi Islam.

17
Yuliska, “ Model Kewirausahaan Sosial di Lembaga Agriculture Entrepreneur Clinins (AEC)”, (Skripsi –
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017).
18
Inês Fernandes Thomaz dan Margarida Catalão-Lopes. “Improving the Mentoring Process for Social
Entrepreneurship in Portugal: A Qualitative Study,“ Journal of Social Entrepreneurship, Volume 10, No. 3, (2019).
12 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

10. Penelitian yang dilakukan oleh Bogdan Prokopovych dan Ina Ganguli dalam
penelitiannya yang berjudul “Social Artrepreneurship and Collectives: Lessons for
Social Entrepreneurs from the Wanderers Art Movement in Imperial Russia.” Kami
menggunakan organisasi seniman hibrida di Kekaisaran Rusia untuk memeriksa
pengalaman 'pengusaha sosial' seniman yang mengejar tujuan sosial dan komersial.
Dengan menggunakan teori organisasi kontemporer, kami berpendapat bahwa fitur
utama dari organisasi ini membantu dalam menghubungkan sarana dan tujuan serta
menyeimbangkan hibriditas melalui proses pengorganisasian parsial. Penelitian ini
berkontribusi pada literatur yang berkembang tentang bagaimana organisasi
menghadapi tantangan hibriditas dengan menjelajahi perspektif sarana-tujuan di
tingkat organisasi. Ini menyoroti penggunaan pengorganisasian parsial untuk
menyeimbangkan tujuan sosial dan komersial.19 Perbedaan dari penelitian yang
dilakukan oleh Bogdan Prokopovych dan Ina Ganguli dengan penelitan ini adalah
fokus pembahasannya dimana penelitian sebelumnya fokus di kewirausahaan sosial
saja sedangkan penelitian ini menyajikan pembahasan kewirausahaan sosial islam.
Sehingga dalam penelitian ini kewirausahaan tidak hanya dilihat dari sisi sosial dan
ekonomi saja namun juga dilihat dari sisi Islam.
E. Tujuan
Untuk mendiskripsikan efektifitas pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
kampoeng iwak dengn konsep kewirausahaan sosial di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan
F. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis, hasi dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam
pengembangan ilmu kewirausahaan sosial islam khususnya dalam bidang
pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan hasil perikanan.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang
kewirausahaan sosial islam dalam pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan
hasil perikanan.

19
Bogdan Prokopovych dan Ina Ganguli, “Social Artrepreneurship and Collectives: Lessons for Social
Entrepreneurs from the Wanderers Art Movement in Imperial Russia,” Journal of Social Entrepreneurship, Volume
13, No. 3, (2022).
13 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

G. Definisi Operasional
a. Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang berarti berhasil atau sesuatu
yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiyah populer mendefenisikan
efektivitas sebagai ketepatan kegunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Menurut
Gibson, “Efektivitas adalah pencampaian tujuan dan sasaran yang telah disepakati
untuk mencapai tujuan usaha bersama. Tingkat tujuan dan sasaran itu menunjukkan
tingkat efektivitas. Tercapainya tujuan dan sasaran itu akan ditentukan oleh tingkat
pengorbanan yang telah dikeluarkan.”20
Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang
telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau
hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan
tujuan tidak tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak
efektif. Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak,
sebagaimana Duncan yang dikutip Richard M. Steers dalam bukunya “Efektivitas
Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:21
1) Pencapaian Tujuan
Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai
suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin,
diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya
maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari
beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkrit.
2) Integrasi
Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk
mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan
berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.
3) Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian
tenaga kerja.
20
Gibson JL JM Invancevich; JH Donnelly, “Organisasi, terjemahan Agus Dharma”, (Jakarta: Erlangga,2001), 120.
21
M Richard Steers, “Efektivitas Organisasi,” (Jakarta: Erlangga 1985), 53.
14 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

b. Pengembangan Kampoeng Iwak


Istilah “pemberdayaan masyarakat” sebagai terjemah dari kata “empowerment” mulai
ramai digunakan dalam bahasa sehari-hari di Indonesia bersama-sama deengan istilah
“pengentasan kemiskinan” sejak digulirkan Program Inpres No. 5/1993 yang
kemudian lebih dikenal sebagai Inpres Desa Tertinggal (IDT). Sejak saat itu, istilah
pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan merupakan “saudara kembar” yang selalu
menjadi topik dan kata-kunci dari upaya pembangunan. Pemberdayaan yang di
istilahkan dengan kata “empowerment” adalah sebuah upaya untuk membangun
kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi itu menjadi tindakan nyata.22
Menurut Sumodiningrat Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemerintah
untuk mendorong akselerasi penurunan angka kemiskinan yang berbasis partisipasi
yang diharapkan dapat menciptakan proses penguatan sosial yang dapat mengantar
masyarakat miskin menuju masyarakat yang madani, sejahtera, berkeadilan serta
berlandaskan iman dan takwa.23
Berdasarkan teori diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi yang
dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat menunjukkan jati mereka, harkat dan
martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara
mandiri baik dibidang ekonomi sosial, agama dan budaya.
Kampoeng Iwak adalah satu bentuk program peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat melalui pengembangan produk olahan ikan. Komunitas yang ada di desa
berperan penting dalam pengembangan ini. Ada beberapa komunitas yang terlibat
seperti komunitas peternak ikan dan pengasap ikan sebagai divisi penyedia bahan
baku di Kampoeng Iwak, PR muslimat NU Desa Dlanggu sebagai divisi produksi,
dan PR IPNU IPPNU Desa Dlanggu sebagai divisi pemasaran. Nanti profit yang
diperoleh Kampoeng Iwak ini akan dikembaikan lagi kepada masyarakat berupa
pengembangan beberapa program sosial di Desa Dlanggu. Untuk mendukung
tercapainya tujuan program maka dalam pelaksanaanya harus sejalan dengan prinsip

22
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik,”
(Bandung: Alfabeta, 2019), 25.
23
Sumodiningrat, “Pemberdayaan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,” (Jakarta: Bina Rena Parawira 1997), 12.
15 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

dasar pengembangan Kampoeng Iwak yaitu transparan, memihak kepada masyarakat,


akuntabilitas, termasuk dalam hal usulan, pemilihan pengelola, sistem pengelolaan
serta pendistribusian.
c. Konsep Kewirausahaan Sosial Islam
Social entrepreneurship atau kewirausahaan sosial adalah pemanfaatan perilaku
kewirausahaan yang lebih berorientasi pada pencapaian tujuan sosial yang tidak
mengutamakan perolehan laba, atau laba yang diperoleh dimanfaatkan untuk
kepentingan sosial.24 Islamic social entrepreneurship merupakan social
entrepreneurship yang dibahas dalam perspektif Islam.
H. Metode Penelitian
1. Data yang Dikumpulkan
a. Data tentang profil Kampoeng Iwak.
b. Data tentang kegiatan bisnis di Kampoeng Iwak.
c. Data tentang kegiatan pemberdayaan di Kampoeng Iwak.
2. Sumber Data
Penelitian ini memperoleh data dari dua sumber yaitu:
a. Sumber primer, yaitu sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan. Dalam
penelitian ini sumber data primer adalah beberapa pihak yang terlibat langsung di
dalam Kampoeng Iwak. Beberapa pihak yang menjadi narasumber dalam
penelitian ini adalah seorang founder Kampoeng Iwak, Pemerintah Desa, Anggota
Komuitas Peternak Ikan, Anggota Komunitas Pengasap Ikan, dan dua orang dari
divisi di Kampoeng Iwak.
b. Sumber sekunder, Sumber data sekunder ini diambil dari berbagai literatur yang
ada seperti buku-buku, jurnal, internet dan kepustakaan lain yang berhubungan
dengan pembahasan dalam penelitian ini. berasal dari teori tentang kewirausahaan
sosial
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik berikut:
a. Wawancara, merupakan pengumpulan data yang disusun berdasarkan daftar
pertanyaan guna menjawab permasalahan. Wawancara dilakukan dengan

24
Hardi Utomo, “Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Sosial,” Jurnal Among Makarti, Vol. 7, No. 14, (2014), 2.
16 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

beberapa pihak yaitu; seorang founder Kampoeng Iwak, Pemerintah Desa,


Anggota Komuitas Peternak Ikan, Anggota Komunitas Pengasap Ikan, dan dua
orang dari divisi di Kampoeng Iwak. Dengan melakukan wawancara, peneliti
akan memperoleh data secara langsung dari orang-orang yang berkaitan dengan
Kampoeng Iwak. Untuk mengoptimalkan proses ini, wawancara dilakukan
dengan menggunakan recorder yang kemudian hasil wawancara akan ditranslasi.
b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan menelusuri data historis.
Mengumpulkan data dengan cara dokumentasi dapat dilakukan dengan cara
melihat dokumen, jurnal, maupun laporan yang berhubungan dengan pembahasan
dalam penelitian. Peneliti melihat dokumen, jurnal, maupun laporan yang
berhubungan dengan Islamic social entrepreneurship dan Kampoeng Iwak Desa
Dlanggu.
4. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti setelah berhasil menghimpun
data dari lapangan adalah:
a. Editing, yaitu pemeriksaan data yang telah diperoleh dengan melihat
kelengkapan, kejelasan dan kesesuaian.25 Proses editing yang dilakukan disini
adalah dengan memilah data yang didapatkan dari proses wawancara. Data yang
didapatkan akan dipilah dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Sehingga
dalam editing akan dilakukan pemisahan data yang digunakan untuk penelitian
dan data yang tidak dibutuhkan. Selain itu dalam proses ini juga data harus
dipastikan lengkap dan jelas sehingga tidak menyulitkan proses penelitian.
b. Organizing, adalah proses penyusunan kembali data yang telah diedit menurut
keperluan penelitian.26 Dalam proses ini peneliti mengelompokkan data sesuai
dengan kebutuhan analisis dan akan disusun sehingga mempermudah proses
analisis data yang akan dilakukan selanjutnya.
c. Analizing yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian
untuk memperoleh kesimpulan unuk menjawab rumusan masalah.27 Analisis
dilakukan dengan menyesuaikan data yang sudah disusun dengan teori yang

25
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D,” (Bandung : Alfa Beta, 2008), 243.
26
Ibid, 245.
27
Ibid, 246.
17 | Faid Muhammad Al Kafa 08010420011 ES 5A

digunakan. Data dari Kampoeng Iwak yang sudah disusun akan dianalisis dengan
menggunakan teori efektivitas sehingga nanti akan didapatkan jawaban dari
rumusan masalah yang sudah ditetapkan.
5. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis kualitatif.
Yaitu dengan cara membaca data yang sudah dikumpulkan kemudian
membandingkan dan menganalisis sesuai dengan teori yang digunakan sehingga
dapat menghasilkan kesimpulan yang sesuai. Hasil analisisnya adalah berupa
deskripsi yang bersifat akurat sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan.
Data yang dikumpulkan dengan proses wawancara, maupun dokumentasi untuk
penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teori efektivitas. Dengan analisis
yang dilakukan diperoleh hasil penelitian yang dapat menjawab rumusan masalah
mengenai efektivitas pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kampoeng
iwak dengan konsep kewirausahaan sosial islam di Desa Dlanggu Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan.

Anda mungkin juga menyukai