Anda di halaman 1dari 13

ISLAMIC SOCIAL ENTREPRENEURSHIP DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH DI BANK SAMPAH RUKUN JAYA JAMBANGAN SURABAYA

Rodiyaturrohmah
UIN Sunan Ampel Surabaya
rodiyaturrohmah@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini membahas tentang Implementasi Islamic Social Entrepreneurship dalam
pengelolaan sampah di Bank Sampah Rukun Jaya Jambangan Surabaya. Penelitian ini
menggunakan teknik kualitatif dengan metode etnografi ekonomi. Dalam menganalisis data
dilakukan secara deskriptif disesuaikan dengan data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
teori Islamic Social Entrepreneurship. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pemberdayaan
masyarakat melalui pengelolaan sampah di Bank Sampah Rukun Jaya, Jambangan Surabaya
telah menerapkan Islamic Social Entrepreneurship karena dalam implementasinya, pemberdayaan
masyarakat melalui pengelolaan sampah pada bank sampah telah menerapkan prinsip-prinsip
yakni, Social Mission (misi social), Empowerment (pemberdayaan), Ethical Business Principles (prinsip
etika bisnis), Reinvestement for Social Mission (perguliran misi social), dan Sustainibility
(keberlanjutan) yang dilihat dari perspektif islam. Sehingga memiliki tujuan guna tercapainya
kemaslahatan (maslahah).
Kata kunci: Islamic Social Entrepreneurship, Pengelolaan Sampah, Bank Sampah.

Pendahuluan
Permasalahan sosial di Indonesia semakin kompleks dan dinamis dari tahun
ke tahun. Bagi setiap kota besar, termasuk setiap daerah, masalah sampah
merupakan salah satu aspek yang cukup pelik. Persoalan sampah di Surabaya
telah menjadi salah satu masalah utama yang harus diselesaikan. Dengan
keterbatasan tempat pembuangan akhir sampah, pemerintah kota Surabaya terus
menerus mencari cara untuk melakukan pengurangan sampah. Saat ini telah
dilakukan dengan beberapa upaya, antara lain berupa pemanfaatan kembali
sampah masyarakat menjadi kompos untuk tanaman di taman kota, sebagai bahan
pembangkit listrik, dan sebagian lagi di reproduksi yakni di daur ulang menjadi
suatu produk yang bernilai ekonomis (Noer dan Hakim, 2016).
Dewasa ini peran bank sampah menjadi penting dengan munculnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2012). Telah sesuai dengan Pasal 19
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tersebut, menjadi pengolahan yang
bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengelolaan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, PP tersebut
mengatur tentang kewajiban produsen atau masyarakat untuk menyelenggarakan
kegiatan pengurangan sampah, yaitu pembatasan timbulan sampah, pendauran
ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Ketiga kegiatan tersebut
merupakan perwujudan dari prinsip pengelolaan sampah yang berwawasan
http://jurnallppm.uinsby.ac.id/index.php/IJER
Rodiyarurrahmah

lingkungan yang disebut 3R (reduce, reuse, recycle). Dengan adanya bank


sampah, maka produsen dapat melakukan kerjasama dengan bank sampah yang
ada agar dapat mengolah sampah dari produk yang di hasilkannya.
Social entrepreneurship mampu menjadi solusi, karena selain bersifat
sustainable pada perekonomian, social entrepreneurship mampu memberikan
solusi efektif dan taktis terhadap permasalahan perekonomian Indonesia. Salah
satunya dalam lingkungan hidup yakni pengelolaan sampah (Putri, 2017). Melihat
kesamaan kegiatan kewirausahaan sosial dengan tujuan sistem ekonomi Islam,
maka akan menarik untuk membahas kewirausahaan sosial dari perspektif Islam.
Seperti adanya Bank sampah Rukun Jaya merupakan salah satu lembaga yang di
dirikan melalui swadaya masyarakat sekitar yang berlokasi di Jl. Jambangan
Sawah Surabaya, Lembaga tersebut merupakan salah satu bentuk sebuah wadah
social entrepreneurship yang telah berhasil dalam menjalankan misi sosialnya,
yaitu memberdayakan nasabah serta masyarakat sekitar melalui program
pengelolaan sampah. Karena orientasi keuntungannya dari aktifitas social
entrepreneurship tersebut yakni dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Disinilah, alasan mengapa melalui social entrepreneurship mampu menjadi solusi
efektif terhadap permasalahan sosial ekonomi, salah satunya dalam lingkungan
hidup yakni pengelolaan sampah.
Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan kajian
tentang kewirausahaan social islam yaitu melihat kewirausahaan social dari
perspektif islam. Dengan mengacu pada gagasan tersebut maka dilakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui Implementasi Islamic Social
Entrepreneurship dalam pengelolaan sampah di Bank Sampah Rukun Jaya,
Jambangan Surabaya.

Kajian Teori
1. Islamic Social Entrepreneurship
Islamic social entrepreneurship atau social entrepreneurship yang
dilihat dari perspektif islam, dan kriteria social entrepreneurship jika dilihat
dari sisi islam. Islamic social entrepreneurship merupakan kewirusahaan
sosial yang sumber utamanya harus merujuk kepada pedoman agama islam
yakni al–Qur’an dan Hadits, serta untuk mengikuti tujuan-tujuan dalam
syariah (al-maqashid al-syariah). Dalam islam al-maqashid al-syariah
memiliki tujuan guna tercapainya kemaslahatan (maslahah). Berikut kriteria
social entrepreneurship dilihat dari sisi islam :
a. Social Mission/Impact
Sebuah social entrepreneurship harus mengemban misi sosial berupa
masalah sosial yang ingin diselesaikan. Misi sosial kewirausahaan sosial
merupakan salah satu bentuk upaya membantu orang lain dalam masalah
sosial. Ini sesuai dengan ajaran Islam. Beginilah cara Islam menumbuhkan
2
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Islamic Social Entrepreneurship dalam PengelolaanSampah
Di Bank Sampah Rukun Jaya Jambangan Surabaya

rasa tanggung jawab sosial setiap Muslim dan mendorong untuk benar-
benar berpartisipasi dalam kegiatan yang membantu sesama (Sofia, 2015).
Hal ini selaras dengan apa yang telah diajarkan dalam agama islam. Islam
telah menganjurkan kepada orang-orang beriman untuk saling tolong-
menolong dan melindungi saudaranya yang lain. Sebagaimana firman Allah
Swt dalam surat at-Taubah ayat 71 :
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki atau perempuan, sebagian mereka
adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan rasul-
Nya.Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Ayat diatas menyerukan bahwa sesungguhnya orang-orang yang
beriman dianjurkan untuk saling tolong-menolong dan saling melindungi
satu sama lain. Begitulah islam menumbuhkan kesadaran akan tanggung
jawab social dalam jiwa pada setiap muslim dan mendorong untuk turut
berpartisipasi nyata dalam membantu saudara yang lain. Dengan begitu
diharapkan semua indivisu dalam masyarakat akan saling menopang dan
saling bersinergi untuk menciptakan kebahagiaan bersama-sama.
b. Empowerment
Kekuatan pemberdayaan dalam pandangan Islam, menurut Quraish
Shihab yang dikutip oleh Nur Alhidayatillah, merupakan konsep
pembangunan yang harus komprehensif. Ajaran tersebut bertujuan untuk
dapat mengembangkan seluruh umat manusia baik materil maupun
spiritual. Karena bila kedua aspek ini terwujud, manusia akan menjadi
unggul (Alhidayatillah, 2019). Sebagimana firman Allah Swt dalam surat al-
Hasyr ayat 7:
“Apa saja harta rampasan (fay’) yang diberikan Allah kepada rasul-Nya
yang berasal dari penduduk kota-kota, maka adalah untuk Allah, rasul,
kerabat rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan, supaya harta itu supaya harta itu jangan
hanya beredar di antar orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya”
Agar harta tidak berputar pada satu golongan saja, maka islam
menganjurkan adanya keadilan social dan ekonomi di antara umatnya.
Tegaknya keadilan social dan ekonomi dapat terwujud dengan upaya untuk
mengurangi kesenjangan yang ada di masyarakat. Hal inilah yang dapat
dilakukan oleh sebuah social entrepreneurship dengan kegiatan
pemberdayaan di dalamnya. Pemberdayaan yang dilakukan oleh social

3
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Rodiyarurrahmah

entrepreneurship dapat membuat masyarakat menjadi lebih mampu dalam


berbagai aspek. Sehingga hal ini pun secara tidak langsung dapat
mengurangi kesenjangan social yang ada di masyarakat.
c. Ethical Business Principles
Salah satu standar yang harus dimiliki social entrepreneurship adalah
prinsip bisnis yang beretika. Etika bisnis dalam islam merupakan norma-
norma etika yang berbasiskan al-Qur’an dan Hadits yang harus dijadikan
acuan oleh siapapun dalam aktivitas bisnisnya. Etika bisnis islam juga
diartikan sebagai akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai
islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada ke
khawatiran, sebab sudah yakin sebagai sesuatu yang baik dan benar
(Alhidayatillah, 2019).
Salah satu sumber rujukan etika dalam bisnis adalah etika yang
bersumber dari Rasulullah Saw. Etika bisnis yang sesuai dengan Rasulillah
Saw adalah seperti jujur dalam berbisnis, tolong menolong atau membri
manfaat kepada orang lain, halal dan memiliki nilai ekonomis, serta bisnis
yang diakukan dengan suka rela tanpa ada paksaan. Kegiatan yang didasari
antara suka dan rela tanpa ada paksaan juga telah dijelaskan sebagaimana
firman Allah Swt dalam al-Qur’an pada surat an-Nisa ayat 29 :
“Hai orang-rang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada
hambanya”
d. Reinvestement for Social Mission
Komitmen untuk menginvestasikan kembali laba yang di dapatkan
untuk misi sosial adalah kriteria yang membuat social entrepreneurship
berbeda dengan kegiatan bisnis pada umumnya. Konsep untuk menyisihkan
sebagian harta guna membantu orang lain sebenarnya juga sesuai dengan
apa yang diajarkan dalam agama islam. Islam menjamin bahwa semua
umat Islam memiliki akses terhadap kebutuhan dasar dengan mewajibkan
yang kaya untuk membantu yang miskin dan yang miskin memenuhi
kebutuhannya (Chaudhry, 2017).
Walaupun dalah islam adanya perbedaan sosial dan ekonomi diakui
adanya, namun hal ini tidaklah dibenarkan jika menyebabkan terjadinya
ketimpangan sosial yang sangat jauh. Islam menghendaki kesejahteraan
bagi para pemeluknya, oleh karena itu islam menginginkan adanya
distribusi kekayaan yang adil, melalui infaq, sedekah, zakat dan bantuan
lainnya dengan tujuan agar harta tidak berputar dalam satu kelompok saja,
melainkan juga untuk masyarakat secara luas yang lebih membutuhkan

4
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Islamic Social Entrepreneurship dalam PengelolaanSampah
Di Bank Sampah Rukun Jaya Jambangan Surabaya

(Rivai dan Buchari, 2013). Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat al-
Ma’arij ayat 24-25 :
“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi
orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak meminta”
Investasi pada misi sosial dapat menjadi wujud dari sedekah yang
dapat dilakukan oleh seorang muslim guna membantu saudara yang sedang
dalam kesusahan. Bahkan dalam kegiatan social entrepreneurship sedekah
ters ebut akan menjadi sangat berguna karena dapat digunakan dalam
kegiatan pemberdayaan yang memiliki orientasi jangka panjang.
e. Sustainibility
Keberlanjutan dalam kegiatan social entrepreneurship adalah
keberlanjutan dari aspek internal yang berupa organisasi dan finansial,
adapun dari aspek eksternal yang berupa lingkungan dan sosial.
Keberlanjutan organisasi yaitu organisasi yang harus tetap terus berdiri dan
berjalan, sehingga social entrepreneurship perlu memiliki perencanaan
sumber daya manusia.Sedangkan untuk keberlanjutan finansial, social
entrepreneurship harus mampu mengoptimalkan pemanfaatan laba
maupun donasi agar dapat memberikan dampak sosial yang lebih luas lagi.
Baik dari aspek internal maupun eksternal itu sendiri kegiatan social
entrepreneurship dapat terus berlanjut. Tak terkecuali menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup atau sumber daya alam (Nurfaqih dan
Fahmi, 2018).
Seorang muslim yang memahami bahwa dirinya adalah seorang
khalifah tidak akan berbuat sesuatu yang dapat menciptakan kerusakan.
Sebaliknya dia akan berupaya untuk melakukan berbagai hal yang
bermanfaat dan tidak merugikan orang lain maupun lingkungan.
Sebagaimana firman Allah Swt di dalam al-Qur’an surat ar-Ruum ayat 41:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah Swt merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa perintah Allah Swt sebagai khalifah
di bumi, tentu seorang manusia harus bisa mengupayakan suatu hal yang
bisa bermanfaat bagi orang lain. Maka sudah seharusnya manusia sebagai
sumberdaya utama dalam kegiatan social entrepreneurship dapat
mengusahakan keberlanjutan social entrepreneurship agar semakin banyak
manfaat yang bisa diberikan kepada orang lain. Sehingga tidak
menimbulkan kemudharatan (kerusakan, kerugian, bahaya).

5
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Rodiyarurrahmah

2. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Melalui Konsep 3R


Menurut Prianto, pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan
sistem penanganan sampah yang direncanakan, disusun, dioperasikan,
dikelola dan dimiliki oleh masyarakat. Tujuannya untuk mengurangi sampah
sejak dari sumbernya, mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan
kesehatan dan memberikan manfaat kepada masyarakat serta kemandirian
masyarakat melalui pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Masyarakat
sebagai salah satu produsen utama, memiliki tanggungjawab besar dalam
pengelolaan sampah (RA Prianto, 2011). Partisipasi masyarakat dalam
program pengelolaan sampah dapat mengurangi permasalahan lingkungan
serta mendapatkan keuntungan ekonomis. Bentuk partisipasi masyarakat di
dalam suatu organisasi pengelolaan sampah diantaranya:
a. Keikut sertaan dalam sosialisasi bank sampah kepada masyarakat,
b. Keikut sertaan dalam mengumpulkan, memilah dan menabung sampah,
c. Keikut sertaan dalam pelatihan pengelolaan sampah.
Pada umumnya konsep-konsep yang diterapkan dalam pengolahan
sampah meliputi konsep 3R yaitu (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,
2012) :
a. Reduce (Mengurangi)
Konsep ini mengupayakan agar sampah tidak sampai terbentuk
dengan menerapkan upaya cegah, minimalisasi barang atau material yang
kita pergunakan. Pengurangan dilakukan tidak hanya berupa jumlah saja,
akan tetap juga mencegah penggunaan barang-barang yang mengandung
bahan kimia berbahaya dan tidak mudah teruraikan.
b. Reuse (Menggunakan Kembali)
Konsep ini menerapkan untuk memilih barang-barang yang bisa di
pakai kembali. Hindari pemakaian yang diposable (sekali pakai, buang).
Memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan
pemanfaatan kembali barang secara langsung
c. Recycle (Mendaur Ulang)
Dalam konsep ini menggunakan barang-barang yang tidak berguna
untuk di daur ulang kembali dengan memanfaatkan sampah menjadikan
suatu produk yang memiliki nilai ekonomis. Mengolah barang yang tidak
terpakai menjadi barang baru dengan suatu inovasi. Upaya ini
memerlukan campur tangan produsen dalam praktiknya. Namun,
beberapa sampah dapat di daur ulang secara langsung oleh masyarakat
seperti pengomposan, pembuatan kerajinan tangan merupakan contoh
hasil produknya.
Konsep pengelolaan sampah 3R membuka pandangan dan wawasan
bagi masyarakat dalam mengelola sampah. Sampah tidak lagi di pandang
sebagai barang tidak berguna, akan tetapi melalui konsep 3R, sampah

6
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Islamic Social Entrepreneurship dalam PengelolaanSampah
Di Bank Sampah Rukun Jaya Jambangan Surabaya

dapat dijadikan sesuatu yang bernilai tambah. Oleh karena itu,


keterlibatan masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan daur ulang
sangat diperlukan, baik sebagai produsen, maupun sebagai anggota
masyarakat penghasil sampah (Oswari, Suryanto dan Susilowati, 2006).
Sampah akan memiliki nilai ekonomis apabila berada dalam jumlah
mencukupi untuk diproses lebih lanjut sebagai barang-barang ekonomis,
baik sebagai bahan baku (daur ulang) maupun sebagai komoditas bisnis.
Apabila masyarakat selaku penghasil sampah melakukan peran serta
dalam pengelolaan sampah dengan menerapkan konsep 3R, maka
menampung dan memasarkan sampah tersebut perlu suatu wadah.
Disinilah dapat dilihat pentingnya peran Bank Sampah sebagai sarana
bagi masyarakat untuk menabung dan meningkatkan sosio-ekonomi,
sekaligus memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Bank Sampah Rukun Jaya telah
menerapkan Islamic Social Entrepreneurship. Kegiatan di Bank Sampah Rukun
Jaya sesuai dengan karakteristik sebuah social entrepreneurship yang dilihat
dalam perspektif islam yaitu social mission (misi social), empowerment
(perberdayaan), ethical business prinsiples (prinsip bisnis sesuai etika),
reinvestement for social mission (menginvestasikan kembali guna misi social),
dan sustainability (keberlanjutan). Untuk lebih jelasnya penulis menjabarkan
sebagai berikut :
a. Social Mission/Impact
Bank Sampah Rukun Jaya merupakan suatu lembaga bisnis yang
berorientasi pada masyarakat yang mendukung upaya pengelolaan sampah dan
kepedulian lingkungan. Bank Sampah Rukun Jaya mengupayakan dan
mengajak masyarakat menjadi peduli terhadap sampah dengan cara
menggunakan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) yang artinya mampu
mengurangi sesuatu yang menimbulkan sampah, penggunaan kembali sampah
yang layak pakai dan memanfaatkan sampah sebagai produk baru. Dengan ini
Bank Sampah Rukun Jaya dapat membantu mengurangi permasalahan social
yang ada.
Keberadaan wirausaha sosial ini memotivasi masyarakat untuk saling
membantu di masyarakat. Misi sosial dari kewirausahaan sosial merupakan
salah satu bentuk upaya membantu orang lain dalam masalah sosial. Ini sesuai
dengan ajaran Islam. Islam telah mengajarkan kepada orang-orang beriman
untuk saling tolong-menolong dan melindungi saudaranya yang lain.
Misi sosial yang dimiliki bank sampah Rukun Jaya yaitu untuk
memberdayakan masyarakat dan lingkungan. Sesuai dengan misi bank sampah
yakni membangun kesadaran masyarakat tentang kepedulian lingkungan
7
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Rodiyarurrahmah

dengan menjaga kebersihan lingkungan, menyadarkan masyarakat untuk


memilih dan memilah sampah sesuai jenisnya, menciptakan kreatifitas daur
ulang sampah yang memiliki nilai guna bagi masyarakat, menabung sampah
untuk kebersamaan serta menjadikan warganya semakin guyup dan rukun.
Akan tetapi terdapat sedikit kendala dari 1-2 nasabah yang dirasa masih
belum bijak menerapkan pemilahan secara baik sesuai jenis sampah, terkadang
sampah yang tidak layak untuk ditabung ke bank sampah dan sampah sisa-sisa
dapur masih ikut tercampur pada saat nasabah akan menyetor sampah yang
akan ditabung ke Bank Sampah Rukun jaya.
Dari misi sosial yang djalankannya, Bank Sampah Rukun Jaya
mengupayakan sosialisasi secara bertahap kepada nasabah guna memberi
pengetahuan lebih, agar nasabah lebih bijak memilah sampah sesuai jenisnya
secara mandiri sejak dari rumah jika ingin disetorkan ke bank sampah. Selain
itu mengajarkan berbagai keterampilan melalui pelatihan-pelatihan kepada
nasabah dan masyarakat oleh pengurus bank sampah beserta kader-kader
lingkungan untuk mendaur ulang sampah anorganik menjadi produk-produk
kerajinan dan membuat pupuk kompos dari sampah organik.
Selain itu terdapat pula simpanan suka rela yang bertujuan untuk
menyisihkan sebagian dana untuk kepentingan sosial. Digunakan untuk
tambahan perputaran keuangan jika nasabah ingin melakukan pinjaman.
Apa yang telah diajarkan oleh Bank Sampah Rukun Jaya memberikan
dampak positif bagi nasabah dan masyarakat sekitar menjadi lebih bijak dan
mandiri. Saat ini sampah tidak hanya terbuang sia-sia melainkan masyarakat
lebih bijak dalam mengelola sampah. Hal tersebut berdampak mengurangi
timbunan sampah di TPA. Selain itu Bank Sampah juga memberikan dampak
positif terhadap pandangan masyarakat selama ini sampah dianggap sebagai
suatu hal yang kotor dan tidak berguna. Tetapi setelah di proses dan dilakukan
pengelolaan dengan bijak sampah di sulap menjadi sesuatu yang bermanfaat
dan bernilai guna tinggi.
Apa yang telah dilakukan oleh Bank Sampah Rukun Jaya dalam usahanya
untuk memberdayakan masyarakat telah sesuai dengan ajaran Islam yang
mengajak umatnya untuk saling membantu dan saling tolong-menolong antara
saudara sesamanya tanpa membedakan kondisi sosial, memberikan
pengetahuan serta keterampilan lebih dan menjaga lingkungan guna
kelestarian.
b. Empowerment
Adapun kebermanfaatan dari praktek bank sampah adalah timbulnya
kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah karena dengan adanya bank
sampah ini maka masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, akan
tetapi menabungnya di bank sampah. Sehingga volume sampah dapat
berkurang. Selain itu nasabah juga mendapatkan pendapatan dari sampah yang

8
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Islamic Social Entrepreneurship dalam PengelolaanSampah
Di Bank Sampah Rukun Jaya Jambangan Surabaya

ditabung tersebut, dan secara tidak langsung maka bahaya atau bencana yang
timbul oleh sampah juga dapat berkurang.
Bank Sampah Rukun Jaya memberikan kesempatan untuk nasabah serta
masyarakat untuk belajar berbagai hal melalui bank sampah. Diantaranya
mengelola sampah dengan bijak secara mandiri. Baik itu belajar untuk mendaur
ulang sampah menjadi produk kerajinan, membuat pupuk kompos, sehingga
kelestarian lingkungan dapat terjaga. Dengan hal tersebut masyarakat menjadi
terampil.
Hal ini dilakukan karena memang Bank Sampah Rukun Jaya
menginginkan masyarakat agar mandiri jika suatu saat nanti ada yang ingin
mengembangkan kemampuannya menjadi suatu usaha bisnis. Setelah belajar
dan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di Bank Sampah Rukun Jaya,
nasabah mengalami perubahan dalam berbagai aspek di kehidupannya. Salah
satunya yaitu aspek ekonomi, social dan lingkungan, nasabah mempunyai
pendapatan sekitar 2.5% dari pendapatan keluarga yang di dapatkan dari hasil
tabungan sampah, dari hal kecil tersebut terbilang cukup untuk dijadikan
tambahan-tambahan untuk kebutuhan mereka. Masyarakat lebih mandiri dan
bijak dalam mengelola sampah sehingga terciptanya lingkungan yang bersih
dan sehat. Inilah salah satu dampak yang di rasakan dari usaha pemberdayaan
yang dilakukan. Masyarakat menjadi berdaya secara ekonomi, keterampilan
dan social pun juga meningkat.
Bank sampah Rukun Jaya juga aktif untuk melakukan sosialisasi dan
memotivasi masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak kehilangan
semangatnya untuk terus menabung dan melakukan kegiatan-kegiatan bank
sampah lainnya, tidak terkecuali juga untuk terus menjaga lingkungan. Sering
kali juga bank sampah mengadakan kumpul ibu-ibu bersama nasabah dan
kader-kader lingkungan untuk melakukan pengajian rutin yang pelaksanaanya
tidak menentu terkadang 2-3 minggu sekali.
Pemberdayaan yang dilakukan di Bank Sampah Rukun Jaya telah sesuai
dengan pemberdayaan dalam perspektif Islam, yaitu dengan membangun
manusia seutuhnya dari segi ekonomi, spiritual, sosial dan kelestarian
lingkungan.
c. Ethical Business Principles
Dalam menjalankan suatu bisnis tidak serta merata berasal dari
kesuksesan satu orang saja. Begitu pula dengan bisnis Bank Sampah Rukun
Jaya, bank sampah ini menjalankan kerjasama dengan baik. Kerjasama juga
diartikan dengan tolong menolog atau gotong royong. Dilakukan dengan baik
antara nasabah, pengepul dan pihak-pihak yang lain. Dalam hal ini kerjasama
bisa berupa dari kemauan masyarakat untuk mengumpulkan sampah mereka
untuk ditabung.

9
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Rodiyarurrahmah

Selain itu kerjasama dijalin dengan pengepul, karena tanpa adanya


pengepul yang membeli sampah warga maka bank sampah ini tidak akan
berjalan. Dengan adanya kerjasama yang baik maka Bank Sampah Rukun Jaya
mampu menyediakan sampah dan menjualnya. Hal tersebut dilakukan tanpa
adanya pemaksaan dari pihak-pihak terkait dan melakukannya dengan suka
rela.
Untuk itu, dalam kegiatan bisnis yang dijalankannya Bank Sampah Rukun
Jaya juga menerapkan etika dalam berbisnis agar bisnis yang dijalankan dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat.
Walaupun produk yang di produksi berbahan baku dari sampah yang
notabennya kotor, tetapi setelah melalui berbagai proses sehingga menjadikan
produk tersebut bersih, halal dan bahkan mempunyai nilai ekonomis serta
dapat bermanfaat bagi masyarakat. Bank Sampah Rukun Jaya juga menghargai
komitmen para nasabah dengan memberikan reward jika nasabah tersebut rajin
menabung sampah, dan sampah yang di setorkan merupakan sampah yang nilai
jualnya tinggi. Selain itu juga nasabah yang aktif mengikuti pelatihan daur
ulang.
Jika dilihat dari etika bisnis dalam Islam, ada pun yang dilakukan oleh
Bank Sampah Rukun Jaya juga telah sesuai. Etika bisnis dalam Islam yang
bersumber dari Rasulullah Saw yaitu seperti bersifat transparan dan jujur
dalam berbisnis, menolong dan memberi manfaat kepada masyarakat serta
lingkungan, produk-produk yang di kelola adalah barang yang halal, dan bisnis
yang dilakukan secra suka rela tanpa ada paksaan antara beberapa pihak.
Menjalankan suatu bisnis untuk kemaslahatan bersama. Sehingga misi Bank
Sampah Rukun Jaya telah terterapkan yakni “dari masyarakat untuk
masyarakat”.
Bersifat transparan dan jujur ditunjukan oleh Bank sampah Rukun Jaya
dengan memberikan informasi terkait dengan aktivitas pengelolaan. Salah
satunya yakni informasi mengenai keuangan yang terbuka dan jujur kepada
seluruh nasabah berdasarkan data yang ada. Dalam hal menolong atau
memberi manfaat kepada masyarakat serta lingkungan.
Produk yang dihasilkan dan dijual oleh Bank Sampah Rukun Jaya juga
bukanlah produk yang melanggar syariat Islam. Semua kegiatan-kegiatan
operasional dalam Bank Sampah Rukun Jaya baik untuk menjual produk
maupun dalam kegiatan operasionalnya semua dilakukan dengan kerjasama
antara pihak-pihak trkait yang dilakukan dengan suka rela dan tanpa adanya
unsur paksaan.
d. Reinvestement for Social Mission
Komitmen untuk menginvestasikan kembali laba yang di dapatkan untuk
misi social, pada Bank Sampah Rukun Jaya menyisihkan sebagian pendapatan
dari simpanan suka rela yang digunakan untuk misi social yakni

10
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Islamic Social Entrepreneurship dalam PengelolaanSampah
Di Bank Sampah Rukun Jaya Jambangan Surabaya

menyedekahkan kepada yayasan panti asuhan. Selain itu pada saat sebelum
hari raya tiba, ketika bank sampah membagikan paket lebaran kepada nasabah.
Bank Sampah Rukun Jaya juga menyisihkan sebagian paket lebaran tersebut
untuk diberikan kepada warga yang berstatus janda kurang mampu.
Selain itu laba yang di dapat dari pengembalian simpan pinjam oleh
nasabah yang 7% nya akan kembali lagi ke nasabah. Perputaran dana bank
sampah sebagian juga di peruntukkan untuk membantu nasabah yang sedang
membutuhkan dana tambahan, Dengan membantu permasalahan keuangan
nasabah dan menyedekahkan sebagian laba pendapatan bagi yayasan panti
asuhan dan janda, hal ini merupakan salah satu usaha untuk menjalankan misi
sosial Bank Sampah Rukun Jaya.
Hal ini dapat di wujudkan dengan pemberian harta bagi masyarakat
kurang mampu melalui infaq, sedekah dan zakat dan bantuan lainnya dengan
tujuan agar harta tidak berputar dalam satu kelompok saja, melainkan juga
untuk masyarakat secara luas yang lebih membutuhkan.
Apa yang dilakukan oleh Bank Sampah Rukun Jaya ini telah sesuai dengan
ajaran Islam yaitu untuk menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang
lain dan sesamanya yang sedang membutuhkan. Islam menghendaki
kesejahteraan di antara umatnya sehingga Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk saling berbagi kepada yang membutuhkan baik dalam bentuk zakat,
infak, maupun sedekah. Bahkan dalam kegiatan social entrepreneurship
sedekah tersebut akan menjadi sangat berguna, karena dapat digunakan untuk
kepentingan pemberdayaan nasabah serta masyarakat yang memiliki orientasi
jangka panjang.
e. Sustainibility
Keberlanjutan pada Bank Sampah Rukun Jaya dapat dilihat dari aspek
internal yang berupa organisasi dan financial, adapun dari aspek eksternal yang
berupa lingkungan dan social. Keberlanjutan organisasi yakni organisasi yang
harus tetap berdiri dan berjalan, dibuktikan dengan Bank sampah yang
terbentuk mulai dari tahun 2012 dapat berlanjut hingga saat ini. Untuk
keberlanjutan sumber daya manusia Bank Sampah Rukun Jaya telah memiliki
penerus untuk meneruskan operasional bank sampah, yakni dengan
mengenalkan pada anak-anak menganai kegiatan yang ada di bank sampah
dengan harapan agar bank sampah memiliki generasi penerus sehingga dapat
terus berlanjut.
Dengan mengajarkan dan memberi pengetahuan kepada anak-anak sejak
dini sehingga Bank Sampah Rukun Jaya untuk selanjutnya telah memiliki
penerus sumber daya yang bisa mengelolanya. Sedangkan untuk keberlanjutan
financial Bank Sampah Rukun Jaya secara mandiri melalui kegiatan
operasional bisnisnya dapat membiayai misi sosialnya yang di dapat dari

11
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Rodiyarurrahmah

pemanfaatan laba dari simpan pinjam dan simpanan suka rela tanpa harus
mengharapkan donasi.
Akan tetapi ada beberapa kendala yang kurang mendukung dalam
keberlanjutan financial. Dalam hal ini adanya beberapa nasabah yang
meminjam dana pada saat pengembalian pinjaman dengan kurang teratur yang
bisa mengakibatkan siklus perputaran keuangan akan stag atau terganggu.
Kendala lainnya yakni belum memiliki mitra untuk bekerjasama dalam
memasarkan produk daur ulang kerajinan dari sampah. Sehingga pemasaran
produk dirasa masih belum maksimal.
Dari aspek eksternal yang berupa lingkungan dan social, pengurus Bank
Sampah Rukun Jaya mengajak kader-kader lingkungan setempat dan tidak
jarang pula tokoh masyarakat untuk gencar melakukan sosialisasi dan
mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup atau sumber daya alam.
Sebagaimana kegiatan yang dilakukan Bank Sampah Rukun Jaya yakni
dengan mendaur ulang sampah anorganik yang dijadikan produk kerajinan
daur ulang. Dan sampah organic yang dimanfaatkan untuk membuat pupuk
kompos. Sehingga dengan adanya kegiatan tersebut dapat mengurangi
tingginya timbulan sampah di lingkungan masyarakat.
Dari aspek internal bank sampah Rukun Jaya telah mempunyai generasi
penerus guna keberlanjutan misi organisasinya, akan tetapi untuk aspek
financial keberlanjutan dirasa masih belum maksimal. Tetapi dari pihak bank
sampah sendiri mengupayakan untuk mencari solusi dari kendala-kendala yang
ada guna terciptanya keseimbangan. Sedangkan dari aspek eksternal bank
sampah Rukun Jaya telah mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup atau sumber daya alam.
Hal ini pun telah sesuai dengan apa yang diharapkan dalam ajaran Islam,
mengusahakan keberlanjutan social entrepreneurship agar semakin banyak
manfaat yang bisa diberikan kepada orang lain. Sehingga tidak menimbulkan
kemudharatan (kerusakan dan kerugian) serta keseimbangan terhadap sistem
kehidupan dan ekosistem tetap terjaga dan berjalan dengan normal.

Penutup
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kegiatan pemberdayaan melalui pengelolaan sampah di Bank Sampah Rukun
Jaya, Jambangan Surabaya telah menerapkan Islamic Social
Entrepreneurship dan sesuai dengan karakteristik sebuah social
entrepreneurship yang dilihat dalam perspektif islam yaitu social mission
(misi social), empowerment (perberdayaan), ethical business prinsiples
(prinsip bisnis sesuai etika), reinvestement for social mission
(menginvestasikan kembali guna misi social), dan sustainability
(keberlanjutan).
12
Indonesian Journal for Enterpreneur Review
Islamic Social Entrepreneurship dalam PengelolaanSampah
Di Bank Sampah Rukun Jaya Jambangan Surabaya

2. Untuk mewujudkan misi sosialnya. Pemberdayaan yang dilakukan oleh bank


sampah Rukun Jaya dapat membuat masyarakat menjadi lebih mampu dalam
berbagai segi aspek. Secara tidak langsung hal tersebut dapat mengurangi
kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Selain pengetahuan dan
keterampilan, bank sampah Rukun Jaya juga memperkuat sisi spiritual
masyarakat.
3. Dalam praktek bisnisnya, Bank Sampah Rukun Jaya juga menerapkan etika
bisnis yang sesuai dengan ajaran islam. Seperti jujur dalam berbisnis, dapat
memberi manfaat bagi sesamanya, bersifat transparan dalam memberikan
informasi, dan suka rela tidak ada unsur paksaan di dalamnya. Hasil dari
pendapatan bank sampah Rukun Jaya digunakan kembali untuk kepentingan
bersama.

Daftar Pustaka
Chaudhry, Muhammad Syarif. 2016. Sisitem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar,
Jakarta: Kencana.
Sofia, Irma Pramita, 2015. Model Kewirausahaan Sosial (Sosial
Entrepreneurship) Sebagai Gagasan Inovasi Sosial Bagi Pembangunan
Perekonomian, Jurnal Universitas Pembangunan Jaya, Vol. 2, No. 1.
Nurfaqih, Muhammad Isnan dan Rizqi Afanni Fahmi. 2018. Social
Entrepreneurship (Kewirausahaan Social) dalam Perspektif Ekonomi
Islam, Working Paper Keuangan Republik Islam, No. 8, Seri 1.
Noer, Bustanul Arifin dan Muhammad Saiful Hakim. 2016. ISSN: 2541-3400, e-
ISSN: 2541-2850. Jurnal Corference On Management and Behavioral
Studies, Universitas Tarumanegara Jakarta. Vol. 2, No. 3.
Oswari T, Suryanto DA, Susilowati D. 2006. Potensi Nilai Ekonomis Pengelolaan
Sampah di Kota Depok, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 11, No. 2.
Putri, Indah Indiyarti. 2017. Reduksi Kemiskinan Melalui Sociopreneurship,
Islamic Review: Jurnal Riset dan Kajian Keislaman, Vol. 6, No. 1.
Rivai, Veitzhal dan Andi Buchari. 2013. Islamic Economics: Ekonomi Syariah
Bukan Opsi, Tetapi Solusi, Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2012. Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle
Melalui Bank Sampah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012. Tentang
Pengeloaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.

13
Indonesian Journal for Enterpreneur Review

Anda mungkin juga menyukai