ABSTRAK
Desa bagelen adalah salah satu desa yang berada diwilayah kecamatan
gedong tataan, kabupaten pesawaran, Desa ini terbagi atas 4 pendukuhan. Desa ini
didirikan oleh transmigran asal Bagelen, Purworejo, yang tiba didaerah ini pada
tahun 1900-an. yang memiliki populasi rendah dan dianggap potensial bagi usaha
pertanian. Laporan Heyting yang dibuat pada tahun 1903 tersebut menyarankan
kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membagun desa-desa baru di luar pulau
Jawa, dengan jumlah penduduk rata-rata 500 KK setiap desa, disertai bantuan
ekonomi secukupnya agar desa-desa tersebut dapat berkembang dan memiliki
daya tarik bagi para pendatangnya. Program ini kemudian diberi nama kolonisasi
yang merupakan konsep awal transmigrsi. Transmigrasi merupakan perpindahan,
dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat penduduknya ke daerah
yang jarang penduduknya dalam batas negara dalam rangka kebijaksanaan
nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang.1
Awal mula adanya usaha home industry “BudiEvi” ini pada tahun 2019
oleh Bapak Budi dan Ibu Evi selaku suami-istri pemilik usaha tersebut. Berdirinya
home industry kripik singkong di desa Bagelen berawal dari hasil pembelian
singkong pilihan di daerah Lampung Timur, perkebunan milik sendiri dan
masyarakat yang begitu banyak. Tenaga kerjanya berasal dari pemilik usahanya
4
Siska, “Dampak Industry Batu Bara Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Didesa Jembayan
Kertanegara”, E-Jurnal Administrasi Negara No. 01 Vol. 02, 2013
sendiri. Tenaga kerja merupakan faktor penentu dalam faktor produksi suatu
usaha.
5
Husniati, Rencana pemulangan dan integrasi unit usaha (Sosioinforma,2010)
dioperasikan dengan hasil yang lebih banyak dan lebih baik dibanding dengan
penggunaan alat atau cara konvensional. Meningkatkan ketrampilan tenaga
kerja dari pengusaha kripik singkong dalam mengoperasikan peralatan mesin
pemotong singkong semi otomatis dalam rangka mengembangkan kuantitas
dan kualitas, sehingga meningkatkan pendapatan. Pemberian pengetahuan
tentang manajemen, keselamatan kerja dan pengendalian kualitas produk
dalam kaitannya dengan penerapan mesin pemotong singkong ini.
D. Variasi olahan singkong menjadi kripik singkong
singkong yang dihasilkan. Hal ini dapat dimaklumi karena masih mengiris
dengan cara konvensional, demikian juga pengemasannya masih manual
direkatkan dengan lilin, maka dibutuhkan mesin pemotong singkong
semiotomatis dan alat pengemas yang lebih moderen dan praktis. Proses
Pembuatan Kripik Singkong merupakan proses yang tersusun dari beberapa
tahapan proses dari persiapan pengupasan singkong mentah, pemotongan dan
pencampuran dengan bumbu-bumbu penyedap rasa sampai proses
penggorengan dan akhirnya bisa dinikmati.
Ternyata dalam tahapan-tahapan proses tersebut, pada proses pengupasan
dan pemotongan serta pengemasan membutuhkan waktu yang relatif lama
karena membutuhkan ketelitian terutama pada proses pemotongan agar
mendapatkan irisan yang tipis dan relative sama. Proses ini masih dikerjakan
secara manual itupun tenaga harus sudah terlatih kalau belum terlatih bisa
lebih dari itu. Untuk skala 10 kg bahan baku dimana 1 kg rata-rata terdiri 5
buah (gelontongan), satu buah gelontongan diperlukan waktu
pemotongan/pengirisan kurang lebih 12 menit perorang, sehingga untuk 10 kg
tersebut membutuhkan waktu sekitar 600 menit atau 10 jam. Kalau proses
pemotongan/pengirisan dilakukan oleh empat 4 orang anggota (merangkap
pekerjaan yang lain) sehingga waktu dibutuhkan pada proses ini adalah 10/4 =
2.5 jam, hal ini sangat tidak effisien.
Pembuatan keripik singkong sangat sederhana dan tidak dibutuhkan
keahlian khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam memilih singkong dan teknik
pembuatannya. Apabila menggunakan bahan singkong yang berkualitas baik
dan juga teknik pembuatan yang baik, maka akan menghasilkan keripik
singkong yang enak dan renyah. Singkong yang baik untuk keripik adalah
singkong yang masih muda yang berumur sekitar 3 bulan,tidak memiliki
banyak serat, dan diolah ketika singkong masih dalam keadaan segar.
E. Penerapan Mesin Pengiris Singkong Pada Industri Kecil Kripik Singkong
Dalam program ini dirancang dan dimanufaktur mesin pemotong kripik
semi otomatis yang digerakkan dengan motor listrik selanjutnya
ditransmisikan melalui belt yang dikaitkan pada pulley, pada poros pulley
tersebut dipasang roda yang dilengkapi dua mata potong yang berfungsi
sebagai pemotong. Untuk sistem pemotongannya menggunakan sistem
putaran roda (rotasi), sehingga satu putaran roda bisa memotong dua kali
sedangkan kecepatan putar roda 60 cpm (60 kali putaran per menit), padahal
satu potong (rata-rata 20 cm = 200 mm) dipotong kecil-kecil per 2 mm
sehingga penr potong terdapat 200/2 =100 potong kripik mentah. Dengan
menggunakan alat potong ini satu gelontongan dapat diselesaikan hanya
dengan waktu 100/(60x2) = 0.82 menit atau 0.82 x 60 detik = 49.2 detik
dibulatkan 50 detik saja, maka untuk 50 gelontongan dapat diselesaikan
dengan waktu lebih kurang 50 x 50 detik = 2500 detik = 2500/60 = 41.67
menit dibulatkan = 42 menit (belum ditambah waktu penyetingan) bila
ditambah dengan waktu penyetingan total waktu yang dibutuhkan sekitar satu
jam . Sehingga dapat diperoleh peningkatan kapasitas produksi dan effisiensi
waktu mencapai 10 kalinya. Pengoperasian alat potong ini cukup dikerjakan
oleh satu orang saja, sehingga bisa menghemat tenaga yang dari awalnya
untuk proses potong empat orang menjadi satu orang sedangkan tenaga yang
tidak terpakai dapat diperbantukan dibagian penggorengan dan pemasaran.
Setelah alat/mesin selesai, kegiatan yang melibatkan mitra adalah peragaan
alat dan penyerahan alat/mesin. Kegiatan ini direncanakan mengundang tokoh
masyarakat setempat dan aparat pemerintahan desa. Kegiatan lanjutan yang
menjadi kewajiban kami adalah melakukan pemantauan terhadap
pemamfaatan mesin dengan memperhatikan keselamatan kerja, penerapan
manajemen yang lebih baik. Kegiatan ini direncanakan tiga sampai dengan
empat kali. Jika usaha produksi keripik anda sedang berada pada prospek yang
menjanjikan, ada baiknya anda menyediakan dana lebih untuk mencoba
beralih menggunakan alat-alat yang lebih modern, sehingga mampu
memenuhi target produksi yang diharapkan.
Beberapa pengusaha kecil telah menggunakan alat modern untuk
memproduksi keripik mereka. Mereka mengenalnya dengan nama
mesin Vacuum Frying. Mesin Penggorengan Vakum (Hampa) adalah mesin
yang diciptakan untuk mampu memproduksi keripik (chips) dan gorengan
lainnya dengan jumlah yang banyak. Biasanya pada skala rumah tangga
hingga pabrik, kapasitas mesinnya 2 sampai 50 kg. Dengan sistem vakum
(hampa), mesin yang merupakan teknologi baru tepat guna di Indonesia ini
dipakai untuk mengolah aneka keripik buah dan sayur, juga umbi-umbian.
Dengan mesin ini, anda mampu membuat keripik dari bahan mangga, melon,
nanas, nangka, pepaya, salak, jamur, bayam, dan sebagainya.6
METODE PELAKSANAAN
6
IG. A.K.Suriadi, “Penerapan Mesin Pengiris singkong Pada Industri Kecil Keripik Singkong”,
Jurnal UDAYANA MENGABDI, Vol. 15 No. 02, Mei 2016
rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.7 Untuk itu,
mereka harus melakukan nilai-nilai ekonomi islam yang harus diperhatikan dalam
berwirausaha.
7
Wellfarina Hamer, “Menyiapkan Sumber Daya Manusia Unggul Melalui Penanaman Nilai-Nilai
Religious Pada Kegiatan Keagamaan Didesa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh”
(DEDIKASI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol.2 No.1, Januari-Juni 2020)
Gambar 1. Proses persiapan singkong pilihan yang akan diproduksi dan
pengupasan singkong-singkong pilihan.
Kegiatan pengabdian dari rumah yang dilakukan oleh putra daerah ini
mengajarkan bagaimana pentingnya menanamkan nilai-nilai syariat islam dalam
meningkatkan perekonomian usaha sebagai upaya mempersiapkan SDM unggu
untuk Indonesia maju. Kegiatan mahasiswa ini memberi bantuan keringanan
pekerjaan pada pemilik usaha yang ada didalam masyarakat. serta masyarakat
juga pemilik usaha akan mengetahui pentingnya nilai-nilai syariat islam yang
perlu diperhatikan dalam menjalankan usahanya untuk meningkatkan
perekonomian.masyarakat juga harus memperhatikan bagaimana akad dalam
bermu’amalah yang dilakukannya sesuai dengan syariat islam. Dengan begitu
masyarakat desa Bagelen memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan siap bersaing
dalam peningkatan perekonomian Indonesia.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA