Anda di halaman 1dari 15

USAHA KRIPIK SINGKONG DENGAN MESIN MODERN DALAM

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN PENGUSAHA SAMPAI


TERBENTUKNYA AKAD DALAM MU’AMALAH DI DESA BAGELEN
KECAMATAN GEDONG TATAAN

Oleh: Baiti Nur Jannah/ Hukum Ekonomsi Syariah

NPM: 1702090072 (Artikel KPM DR Periode 1. 2021)

DPL: Wellfarina Hamer, M.Pd

ABSTRAK

“BudiEvi” adalah industri kecil yang memproduksi kripik singkong. Produksi


kripiknya masih menggunakan cara konvensional. Kelompok usaha BudiEvi juga
mempunyai permasalahan yang sama, yaitu berkaitan dengan effisiensi dan
produktifitas dimana permasalahan ini disebabkan oleh alat pemotong/pengiris
singkong masih konvensional dengan kapasitas kecil. Kemudian Sumber daya
manusia (SDM) dengan latar belakang pendidikan yang masih rendah. Salah satu
tujuan kegiatan ini adalah menghasilkan mesin pengiris/pemotong singkong.
Solusi yang ditawarkan pada program ini adalah mengganti peralatan atau cara
konvensional dengan mesin pemotong/pengiris singkong. Diharapkan juga
masyarakat dapat mengembangkan industri usahanya dalam meningkatkan
perekonomian kretif dengan menggunakan teknologi yang berkembang sesuai
zaman juga dapat mengembangkan usahanya namun tetap memperhatikan nilai-
nilai dalam islam serta memperhatikan etika dalam berbisnis menurut syariat
islam. Seperti akan berlangsungnya kegiatan bermu’amalah didalamnya yaitu
terjadinya akad jual beli antara pelanggan dengan penguhasa keripik singkong.
Untuk menjalankan mu’amalah jual beli terdapat prinsip-prinsip yang harus
dilaksanakan sebagaimana nilai yang ada didalam al-qur’an dan sunah seperti
tidak adanya riba.

Kata Kunci : Kripik Singkong, Konvensional, Pemotong, Effisiensi, Produktifitas,


KPM Desa Bagelen.
PENDAHULUAN

Desa bagelen adalah salah satu desa yang berada diwilayah kecamatan
gedong tataan, kabupaten pesawaran, Desa ini terbagi atas 4 pendukuhan. Desa ini
didirikan oleh transmigran asal Bagelen, Purworejo, yang tiba didaerah ini pada
tahun 1900-an. yang memiliki populasi rendah dan dianggap potensial bagi usaha
pertanian. Laporan Heyting yang dibuat pada tahun 1903 tersebut menyarankan
kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membagun desa-desa baru di luar pulau
Jawa, dengan jumlah penduduk rata-rata 500 KK setiap desa, disertai bantuan
ekonomi secukupnya agar desa-desa tersebut dapat berkembang dan memiliki
daya tarik bagi para pendatangnya. Program ini kemudian diberi nama kolonisasi
yang merupakan konsep awal transmigrsi. Transmigrasi merupakan perpindahan,
dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat penduduknya ke daerah
yang jarang penduduknya dalam batas negara dalam rangka kebijaksanaan
nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang.1

Pada tahun 1905 program kolonisasi mulai dijalankan, ditandai dengan


pemberangkatan 155 KK dari kabupaten Karanganyar, Kebumen dan Purworejo
(saat itu masuk Keresidenan Kedu, Jawa Tengah) menuju Gedong tataan, kira-kira
25 Km sebelah barat Tanjung Karang, Lampung. Desa baru yang ditempati para
transmigran itu diberi nama Bagelen, sebuah nama dari salah satu desa di
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, desa awal dari sebagian transmigran
tersebut. Salah satu motif pemberian nama desa yang disamakan dengan nama
desa asalnya dimaksudkan agar para transmigran betah dan bertahan di tempat
yang baru dan merasa seperti tinggal di desa asalnya. Daerah Gedongtataan dipilih
karena letaknya tidak jauh dari pelabuhan,tanahnya datar, banyak sumber air
sehingga baik untuk pembukaan sawah baru.2 Salah satu tujuan dilaksanaknnya
program transmigrasi adalah untuk membangkitkan potensi ekonomi yang luas di
luar pulau Jawa, sehingga setelah potensi ekonomi telah tumbuh dan berkembang
diharapkan suatu daerah dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, sehingga
mampu membangun daerahnya dan dapat meningkatkan taraf hidup
1
H.J.Hereen, “Transmigrasi di Indonesia” (Jakarta: Gramedia,1979)
2
M. Amral Sjamsu, “Kolonisasi Ketransmigrasi” (Jakarta: Djambatan, 1905-1955)
masyarakatnya. Pembangunan yang tepat membutuhkan analisis yang tepat. Oleh
karena itu dalam perencanaan pembangunan daerah diperlukan metode serta
analisis yang sesuai dengan kepentingan daerah. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah adalah faktor sumberdaya alam
serta pemanfaatannya, penduduk dalam arti kepadatan serta migrasinya, peran
kota-kota besar atas daerahnya, dan campur tangan pemerintah. 3 Perkembangan
suatu daerah, ditunjukan dari kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Kemajuan-
kemajuan tersebut dapat diukur dari kemajuan di bidang ekonomi, pendidikan,
seruang sosial di dalam kehidupan bermasyarakat di daerah. Perkembangan fisik
suatu daerah dapat dilihat dari tersedianya sarana dan prasarana yang dimiliki
daerah itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan pembangunan yang
berkesinambungan dari tahun ke tahun untuk mewujudkan Bagelen menjadi desa
yang lebih baik. Kehidupan masyarakat transmigrasi di desa bagelen mengalami
perkembangan kearah yang lebih baik dari waktu ke waktu. Usaha penghidupan
yang utama bagi masyarakat bagelen adalah bertani. Meskipun belum bisa
menjadi pusat pertumbuhan ekonomi namun hasil panen yang diperoleh
masyarakat sudah dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat bagelen
mengalami perubahan-perubahan baik menyangkut kehidupan masyarakatnya
maupun perubahan desa kearah pembangunan. Perkembangan masyarakat salah
satunya dapat dilihat dari meningkatnya jumlah masyarakat yang mengenyam
pendidikan, sedangkan perkembangan desa dapat kita lihat dari pembangunan
sarana pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Perkembangan masyarakat bagelen
juga bisa dilihat dari usaha perekonomiannya seperti dengan membuat industri
kecil keripik singkong yang hingga pada saat ini sudah menggunakan teknologi
modern seperti mesin pengrajang singkongnya.

Dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, industri kecil memiliki


peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan berbagai kemampuan yang
dimilikinya. Kemampuan tersebut antara lain mencakup jumlah keberadaannya di
semua sektor ekonomi. Islam mengatur kehidupan perekonomian dengan apa
yang dimiliki dengan tujuan ketelitian cara berfikir yang terdiri dari nilai moral
3
N.Daldjoeni, A.Suyitno, “Pedesaan, Lingkungan, dan Pembangunan”, alumni Bandung
Islam dan nilai-nilai ilmu ekonomi atau nilai-nilai sejarah yang berhubungan
dengan masalah-masalah siasat perekonomian maupun berhubungan dengan nilai-
nilai sejarah masyarakat manusia. Dibidang ekonomi, produksi di pandang
sebagai suatu hal yang penting. Al-Qur’an dan Sunnah Nabi menekankan arti
pentingnya kegiatan ekonomi ini sebagai usaha untuk memperoleh karunia Allah.
Peningkatan ekonomi Peningkatan masyarakat adalah cara atau usaha yang
dilakukanoleh masyarakat dalam mengatur perekonomian rumah tangga untuk
menjadi lebih baik dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Seperti
halnya yang disampaikan oleh Irzan Arzhary mengemukakan tentang manfaat
yang diberikan oleh industri kecil sebagai berikut:

1. Terpenuhi kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan sandang, pangan dan


papan.
2. Terciptanya lapangan kerja baru, semakin banyak industri yang dibangun
maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri pada
karya.
3. Dapat meningkatkan pendapatan perkapita.
4. Dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional dibidang ekonomi
terutama sektor industri. Seperti halnya dalam berwirausaha, berhasilnya
suatu usaha akan berdampak pada perekonomian masyarakat, telah banyak
orang yang mencapai kesejahteraan dengan berwirausaha. Secara umum
dampak positif dari adanya sebuah usaha rumahan.
5. Menyerap Tenaga Kerja Adanya industri dapat meningkatkan
pembangunan perekonomian, sedangkan dampak dari pembangunan ini
semakin luasnya kesempatan kerja yang bersifat produktif untuk
masyarakat, yang nantinya akan berdampak menambah pendapatan nyata
bagi masyarakat. Banyaknya masyarakat yang tidak dapat pekerjaan kini
menjadi masalah tetapi dengan adanya pendirian industri membuat
pengangguran semakin berkurang.
6. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat dapat memproduksi dan menjual
produknya sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka. Pendapatan
yang mereka dapatkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi
mereka.
7. Terbentuknya usaha di sektor non formal sektor industri kecil yang
dikelola dengan sistem manajemen yang baik akan membentuk suatu
industri dalam sektor nonformal. Selain itu dampak adanya industri rumah
tangga menurut Undang-undang No.5 Tahun 1984 tentang perindustrian
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,bahan baku, bahan
setengah jadi dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya.
8. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan
merata.
9. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap
10. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya
teknologi yang cepat guna.
11. Meningkatkan keikut sertaan masyarakat dan kemampuan golongan
ekonomi lemah, agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri.
12. Memperluas dan meratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
serta meningkatkan peranan koperasi industri
13. Meningkatkan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi
14. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang
pembangunan daerah.
15. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam
rangka memperoleh ketahanan nasional.4

Awal mula adanya usaha home industry “BudiEvi” ini pada tahun 2019
oleh Bapak Budi dan Ibu Evi selaku suami-istri pemilik usaha tersebut. Berdirinya
home industry kripik singkong di desa Bagelen berawal dari hasil pembelian
singkong pilihan di daerah Lampung Timur, perkebunan milik sendiri dan
masyarakat yang begitu banyak. Tenaga kerjanya berasal dari pemilik usahanya

4
Siska, “Dampak Industry Batu Bara Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Didesa Jembayan
Kertanegara”, E-Jurnal Administrasi Negara No. 01 Vol. 02, 2013
sendiri. Tenaga kerja merupakan faktor penentu dalam faktor produksi suatu
usaha.

A. Asal Usul Singkong


Asal usul singkong kian hari kian banyak di kembangkan di seluruh
nusantara di karenakan tehnik budidaya singkong di anggap paling mudah dan
juga singkong merupakan salah satu umbi yang sangat mudah di aplikasikan
ke berbagai olahan makanan. Selain umbinya yang sangat bermanfaat ternyata
ada khasiat kulit singkong yang sangat berguna untuk kesehatan bahkan bisa
juga kulit singkong ini di jadikan makanan untuk cemilan kita dengan rasa
yang sangat lezat. Dengan adanya khasiat kulit singkong dan umbi yang bisa
di manfaatkan ke berbagai olahan makanan inilah maka singkong sangat di
galakakkan, Bukan hanya sngkong biasa yang banyak di tanaam oleh petani
melainkan kini tehnik budidaya singkong sudah mengalami kemajuan dengan
di temukannya bibit singkong unggul atau yang biasa di sebut dengan nama
singkong gajah atau singkong mukibat yang ukuran umbi singkongnya bisa
mencapai 50kg per pohon dengan kata lain bisa 10 kali lipat dari hasil
singkong biasa .
B. Kriteria singkong yang baik untuk bahan makanan
Singkong lebih dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu. Secara
keseluruhan tumbuhan ini telah dimanfaatkan, baik daun maupun akarnya.
Bagian akar disebut juga umbi, dengan dagingnya berwarna putih atau
kekuning-kuningan bila dalam keadaan segar. Umbi singkong tidak tahan
disimpan lama tanpa perlakuan khusus setelah dipanen kurang lebih selama
dua hari. Pada saat itu, singkong telah mengandung racun yang ditandai oleh
perubahan warna daging buahnya menjadi biru gelap. Racun itu adalah asam
sianida. Ada beberapa jenis singkong yang dikembangkan di Indonesia. Jenis
atau varietas singkong digolongkan berdasarkan kadar asam sianida yang
dikandungnya. Ada jenis singkong manis dan singkong pahit. Singkong manis
dapat digunakan langsung karena mempunyai kadar asam sianida relatif
rendah. Yakni kadarnya di bawah 40 mg asam sianida per kilogram (kg) umbi
yang masih segar. Kadar sianida di bawah 40 mg dapat hilang ketika singkong
dibilas air atau dimasak sampai matang, sehingga tetap menjadikan umbi
singkong tidak dapat dikonsumsi secara langsung dalam keadaan mentah.
Untuk kelompok singkong manis, diantaranya gading, adira I, mangi, betawi,
metega, randu ranting, dan kaliki. Jenis singkong pahit mempunyai kadar
asam sianida di atas 50 mg/kg umbi segar. Umumnya digunakan untuk
keperluan industri, seperti industri tapioka. Golongan singkong pahit adalah
basiorao, adira IV, muara, tapikuru, bogor, adira II, dan SPP. Berdasarkan
penelitian beberapa ahli, dikatakan bahwa semakin tinggi kadar asam sianida
dalam umbi, maka rasanya akan semakin pahit. Beberapa cara telah diterapkan
untuk mengurangi senyawa racun itu, seperti perebusan, pemanasan,
pengukusan, pencucian, dan pengeringan. Cara pencucian tergolong efektif
untuk mengurangi racun sianida karena asam sianida mudah terlepas ke
dalam air rendaman. Sementara cara pengeringan dapat menguapkan senyawa
beracun tersebut.5
Hal terpenting untuk diperhatikan dalam menghidangkan aneka macam
makanan dari bahan singkong yang aman dari racun ini adalah memilih umbi
singkong dari jenis singkong manis dan melakukan proses pencucian seperti
yang dianjurkan. Kadar asam sianida yang rendah di bawah 40 mg/kg umbi
segar relatif aman, tidak membahayakan kesehatan, dan berasa manis. Karena
itu, apabila mengkonsumsi umbi singkong dan beberapa jenis umbi - umbi
lain yang mengandung sianida, sebaiknya memilih jenis umbi yang memiliki
kadar asam sianida rendah dan masih dalam keadaan segar serta
memperhatikan cara pengolahan untuk menghilangkan racunnya.
C. Manfaat Singkong Menjadi Kripik
Singkong memiliki banyak manfaat dan khasiatnya bagi kesehatan
manfaat singkong juga dikenal sebagai umbi yang memiliki khasiat
antioksidan, antikanker, antitumor, dan dapat meningkatkan nafsu makan.tak
hanya itu singkong juga mampu menyembuhkan beragam penyakit.Sedangkan
harapan penulis dalam artikel ini yaitu: Menghasilkan mesin
pengiris/pemotong singkong, sebanyak dua unit dengan kinerja alat dapat

5
Husniati, Rencana pemulangan dan integrasi unit usaha (Sosioinforma,2010)
dioperasikan dengan hasil yang lebih banyak dan lebih baik dibanding dengan
penggunaan alat atau cara konvensional. Meningkatkan ketrampilan tenaga
kerja dari pengusaha kripik singkong dalam mengoperasikan peralatan mesin
pemotong singkong semi otomatis dalam rangka mengembangkan kuantitas
dan kualitas, sehingga meningkatkan pendapatan. Pemberian pengetahuan
tentang manajemen, keselamatan kerja dan pengendalian kualitas produk
dalam kaitannya dengan penerapan mesin pemotong singkong ini.
D. Variasi olahan singkong menjadi kripik singkong
singkong yang dihasilkan. Hal ini dapat dimaklumi karena masih mengiris
dengan cara konvensional, demikian juga pengemasannya masih manual
direkatkan dengan lilin, maka dibutuhkan mesin pemotong singkong
semiotomatis dan alat pengemas yang lebih moderen dan praktis. Proses
Pembuatan Kripik Singkong merupakan proses yang tersusun dari beberapa
tahapan proses dari persiapan pengupasan singkong mentah, pemotongan dan
pencampuran dengan bumbu-bumbu penyedap rasa sampai proses
penggorengan dan akhirnya bisa dinikmati.
Ternyata dalam tahapan-tahapan proses tersebut, pada proses pengupasan
dan pemotongan serta pengemasan membutuhkan waktu yang relatif lama
karena membutuhkan ketelitian terutama pada proses pemotongan agar
mendapatkan irisan yang tipis dan relative sama. Proses ini masih dikerjakan
secara manual itupun tenaga harus sudah terlatih kalau belum terlatih bisa
lebih dari itu. Untuk skala 10 kg bahan baku dimana 1 kg rata-rata terdiri 5
buah (gelontongan), satu buah gelontongan diperlukan waktu
pemotongan/pengirisan kurang lebih 12 menit perorang, sehingga untuk 10 kg
tersebut membutuhkan waktu sekitar 600 menit atau 10 jam. Kalau proses
pemotongan/pengirisan dilakukan oleh empat 4 orang anggota (merangkap
pekerjaan yang lain) sehingga waktu dibutuhkan pada proses ini adalah 10/4 =
2.5 jam, hal ini sangat tidak effisien.
Pembuatan keripik singkong sangat sederhana dan tidak dibutuhkan
keahlian khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam memilih singkong dan teknik
pembuatannya. Apabila menggunakan bahan singkong yang berkualitas baik
dan juga teknik pembuatan yang baik, maka akan menghasilkan keripik
singkong yang enak dan renyah. Singkong yang baik untuk keripik adalah
singkong yang masih muda yang berumur sekitar 3 bulan,tidak memiliki
banyak serat, dan diolah ketika singkong masih dalam keadaan segar.
E. Penerapan Mesin Pengiris Singkong Pada Industri Kecil Kripik Singkong
Dalam program ini dirancang dan dimanufaktur mesin pemotong kripik
semi otomatis yang digerakkan dengan motor listrik selanjutnya
ditransmisikan melalui belt yang dikaitkan pada pulley, pada poros pulley
tersebut dipasang roda yang dilengkapi dua mata potong yang berfungsi
sebagai pemotong. Untuk sistem pemotongannya menggunakan sistem
putaran roda (rotasi), sehingga satu putaran roda bisa memotong dua kali
sedangkan kecepatan putar roda 60 cpm (60 kali putaran per menit), padahal
satu potong (rata-rata 20 cm = 200 mm) dipotong kecil-kecil per 2 mm
sehingga penr potong terdapat 200/2 =100 potong kripik mentah. Dengan
menggunakan alat potong ini satu gelontongan dapat diselesaikan hanya
dengan waktu 100/(60x2) = 0.82 menit atau 0.82 x 60 detik = 49.2 detik
dibulatkan 50 detik saja, maka untuk 50 gelontongan dapat diselesaikan
dengan waktu lebih kurang 50 x 50 detik = 2500 detik = 2500/60 = 41.67
menit dibulatkan = 42 menit (belum ditambah waktu penyetingan) bila
ditambah dengan waktu penyetingan total waktu yang dibutuhkan sekitar satu
jam . Sehingga dapat diperoleh peningkatan kapasitas produksi dan effisiensi
waktu mencapai 10 kalinya. Pengoperasian alat potong ini cukup dikerjakan
oleh satu orang saja, sehingga bisa menghemat tenaga yang dari awalnya
untuk proses potong empat orang menjadi satu orang sedangkan tenaga yang
tidak terpakai dapat diperbantukan dibagian penggorengan dan pemasaran.
Setelah alat/mesin selesai, kegiatan yang melibatkan mitra adalah peragaan
alat dan penyerahan alat/mesin. Kegiatan ini direncanakan mengundang tokoh
masyarakat setempat dan aparat pemerintahan desa. Kegiatan lanjutan yang
menjadi kewajiban kami adalah melakukan pemantauan terhadap
pemamfaatan mesin dengan memperhatikan keselamatan kerja, penerapan
manajemen yang lebih baik. Kegiatan ini direncanakan tiga sampai dengan
empat kali. Jika usaha produksi keripik anda sedang berada pada prospek yang
menjanjikan, ada baiknya anda menyediakan dana lebih untuk mencoba
beralih menggunakan alat-alat yang lebih modern, sehingga mampu
memenuhi target produksi yang diharapkan.
Beberapa pengusaha kecil telah menggunakan alat modern untuk
memproduksi keripik mereka. Mereka mengenalnya dengan nama
mesin Vacuum Frying. Mesin Penggorengan Vakum (Hampa) adalah mesin
yang diciptakan untuk mampu memproduksi keripik (chips) dan gorengan
lainnya dengan jumlah yang banyak. Biasanya pada skala rumah tangga
hingga pabrik, kapasitas mesinnya 2 sampai 50 kg. Dengan sistem vakum
(hampa), mesin yang merupakan teknologi baru tepat guna di Indonesia ini
dipakai untuk mengolah aneka keripik buah dan sayur, juga umbi-umbian.
Dengan mesin ini, anda mampu membuat keripik dari bahan mangga, melon,
nanas, nangka, pepaya, salak, jamur, bayam, dan sebagainya.6

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan dilakukan di Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten


Pesawaran, kegiatan dilakukan oleh mahasiswa peserta KPM DR yang berasal
dari putra-putri daerah. Sasaran utama dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat
adalah semua anggota masyarakat khususnya pemilik industry kecil di Desa
Bagelen. Kegiatan dilaksanakan selama beberapa hari di desa Bagelen Adapun
metode kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berbasis PAR
(ParticipatoryActionResarch). PAR adalah suatu metode baru yang diterapkan,
dimana mahasiswa berperan serta, saling memahami, menganalisa dan melakukan
tindakan bersama-sama dengan masyarakat. PAR (ParticipatoryActionResearch)
Pada dasarnya merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak
pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji tindakan yang sedang
berlangsung (di mana pengamalan mereka sendiri sebagai persoalan) dalam

6
IG. A.K.Suriadi, “Penerapan Mesin Pengiris singkong Pada Industri Kecil Keripik Singkong”,
Jurnal UDAYANA MENGABDI, Vol. 15 No. 02, Mei 2016
rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik.7 Untuk itu,
mereka harus melakukan nilai-nilai ekonomi islam yang harus diperhatikan dalam
berwirausaha.

Yang mendasari dilakukannya PAR adalah kebutuhan kita untuk


mendapatkan perubahan yang diinginkan. Sebagai upaya memecahkan
permasalahan yang ada yaitu dilakukan kegiatan pengabdian sebagaimana berikut:

1. Memberikan pemahaman agama kepada masyarakat agar senantiasa


memiliki kesadaran untuk menjalankan usaha menurut syariat islam.
2. Membantu masyarakat dalam memproduksi usaha
3. Masyarakat dapat mengembangkat unit usaha ekonomi kreatif dari
industry kecil rumahan
4. Membantu dalam penerapan teknologi modern dalam mesin pengrajang
singkong
Waktu Pembuatan: Pembuatan keripik singkong ini dilaksanakan
di rumah ibu Evi dan Bapak Budi pada tanggal 4 Februari 2021pada pukul
06.30 sampai 11.30 WIB.

7
Wellfarina Hamer, “Menyiapkan Sumber Daya Manusia Unggul Melalui Penanaman Nilai-Nilai
Religious Pada Kegiatan Keagamaan Didesa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh”
(DEDIKASI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol.2 No.1, Januari-Juni 2020)
Gambar 1. Proses persiapan singkong pilihan yang akan diproduksi dan
pengupasan singkong-singkong pilihan.

Gambar 2. Proses pengirisan singkong menggunakan mesin dan proses


penggorengan
Gambar 3. Singkong yang sudah siap akan dihantarkan kepelanggan, dan
disinilah terjadinya proses transaksi jual beli yang harus sesuai dalam Hukum
Ekonomi Syariah atau dalam kegiatan ber mu’amalah

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Kegiatan pengabdian dari rumah yang dilakukan oleh putra daerah ini
mengajarkan bagaimana pentingnya menanamkan nilai-nilai syariat islam dalam
meningkatkan perekonomian usaha sebagai upaya mempersiapkan SDM unggu
untuk Indonesia maju. Kegiatan mahasiswa ini memberi bantuan keringanan
pekerjaan pada pemilik usaha yang ada didalam masyarakat. serta masyarakat
juga pemilik usaha akan mengetahui pentingnya nilai-nilai syariat islam yang
perlu diperhatikan dalam menjalankan usahanya untuk meningkatkan
perekonomian.masyarakat juga harus memperhatikan bagaimana akad dalam
bermu’amalah yang dilakukannya sesuai dengan syariat islam. Dengan begitu
masyarakat desa Bagelen memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan siap bersaing
dalam peningkatan perekonomian Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah (KPM DR) yang


telah terprogramkan dapat berjalan sesuai dengan program yang telah kami
rencanakan meskipun terdapat beberapa hal yang menjadi hambatan dalam
melaksanakannya. Berdasarkan pengalaman dan kondisi lapagan yang saya
peroleh selama kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah (KPM DR),
dapat saya simpulkan sebagai berikut:

1. Warga masyarakat desa Bagelen yang mempunyai industry usaha salah


satunya adalah keripik singkong sudah menggunakan mesin modern
agar dapat mempermudah proses produksi. Dalam proses pembuatan
keripik, ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu pemilihan,
pencucian, pemotongan, penggorengan, dan pengemasan.Saat
pembuatan keripik singkong yang harus diutamakan yaitu kebersihan
dan kita harus teliti saat membuatnya, saat memotong singkong harus
berhati-hati begitu pula saat kita menggorengnya,bisa lebih perparyasi
lagi rasa dari keripik singkong tersebut selain manis,asin,dan pedas.
2. Adanya kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah (KPM
DR) kami dapat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat seperti
beradabtasi dalam kehidupan masyarakat, belajar bagaimana memulai
industry usaha kecil dalam meningkatkan ekonomi kreatif, juga
memberikan kontribusi kepada masyarakat sesuai dengan keilmuan
yang dimiliki.
Saran
Merujuk pada hasil yang diperoleh, maka dapat disarankan beberapa hal
berikut ini:
1. Kepada masyarakat Desa Bagelen dapat mengembangkan industry
usahanya dalam meningkatkan perekonomian kretif dengan menggunakan
teknologi yang berkembang sesuai zaman.
2. Diharapkan kepada masyarakat Desa Bagelen dapat mengembangkan
usahanya namun tetap memperhatikan nilai-nilai dalam islam serta
memperhatikan etika dalam berbisnis menurut syariat islam

DAFTAR PUSTAKA

H.J.Hereen, “Transmigrasi di Indonesia”,Jakarta: Gramedia,1979


M. Amral Sjamsu, “Kolonisasi Ketransmigrasi”, Jakarta: Djambatan, 1905-1955
N.Daldjoeni, A.Suyitno, “Pedesaan, Lingkungan, dan Pembangunan”, alumni
Bandung
Siska, “Dampak Industry Batu Bara Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
Didesa Jembayan Kertanegara”, E-Jurnal Administrasi Negara No. 01
Vol. 02, 2013
Husniati, Rencana pemulangan dan integrasi unit usaha, Sosioinforma,2010
IG. A.K.Suriadi, “Penerapan Mesin Pengiris singkong Pada Industri Kecil
Keripik Singkong”, Jurnal UDAYANA MENGABDI, Vol. 15 No. 02, Mei
2016
Wellfarina Hamer, “Menyiapkan Sumber Daya Manusia Unggul Melalui
Penanaman Nilai-Nilai Religious Pada Kegiatan Keagamaan Didesa
Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh”, DEDIKASI: Jurnal
Pengabdian Masyarakat Vol.2 No.1, Januari-Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai