Anda di halaman 1dari 16

DELAPAN JALUR PEMERATAAN

(Rr. Hening Tasya D. / 31)


DELAPAN JALUR PEMERATAAN
Delapan jalur pemerataan adalah suatu langkah kegiatan
pemerintah untuk memeratakan pembangunan yang hasilnya
mengarah kepada terwujudnya keadilan sosial. Delapan jalur
pemerataan di munculkan pertama kali oleh Presiden Soeharto
pada pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 1979, sebagai
pedoman untuk melaksanakan pembangunan nasional dalam
Repelita III, dan sebagai penegasan atas Trilogi pembangunan
yang memberi penekanan pada segi pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya yang mengarah kepada terwujudnya keadilan
sosial. Pada awal pemunculannya, penekanan pemerataan itu
tampaknya merupakan jawaban atas berkembangnya pendapat
di kalangan masyarakat mengenai cara nempercepat tercapainya
kesejahteraan masyarakat atau rakyat banyak.
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
banyak, khususnya pangan, sandang, dan perumahan.
Dalam rangka memeratakan kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan
dan sandang, diusahakan terjaminnya persediaan bahan pokok secara merata
dan dalam jumlah yang mencukupi dengan harga yang terjangkau oleh rakyat
banyak. Langkah-langkah yang diambil adalah peningkatan daya beli rakyat
dan intensifikasi serta ekstensifikasi pertanian. Khusus untuk masalah
sandang, telah dilakukan usaha-usaha meningkatkan produksi tekstil.
Intensifikasi akan dilakukan melalui peningkatan produktivitas per hektar
tanah dengan cara penggunaan pupuk, bibit unggul, pemberantasan hama,
dan penyuluhan. Ekstensifikasi dilakukan dengan memperluas areal tanah
pertanian, baik untuk tanaman padi maupun palawija, yang pada umumnya
dilakukan di luar Jawa.
Sebagai hasil intensifikasi dan ekstensifikasi ini, pada tahun 1984 Indonesia
berhasil menjadi negara berswasembada pangan, bahkan berhasil pula
mengubah diri dari pengimpor beras terbesar di dunia menjadi pengekspor
beras, meskipun masih dalam skala kecil. Sebagai tanda keberhasilan ini, pada
tanggal 14 November 1985, Presiden Soeharto mendapat penghargaan dari
Organisasi Pangan Sedunia.
Dalam
. bidang perumahan, telah diusahakan pembangunan perumahan
dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat, baik oleh pemerintah
maupun swasta, yang pembayarannya dilakukan melalui angsuran. Di
samping itu, dilakukan pula usaha untuk meningkatkan produksi
bahan-bahan bangunan murah secara massal dari bahan-bahan dalam
negeri, yang sekaligus juga dapat dipergunakan untuk memperluas
kesempatan kerja dan pengembangan teknologi yang menunjangnya.
Dalam kaitan ini pula telah dilakukan usaha memperbaiki lingkungan,
kampung, dan pedesaan.

Masalah perumahan terasa sangat mendesak untuk diatasi, karena


pertambahan penduduk yang mengakibatkan naiknya kepadatan
penduduk dan urbanisasi masih sulit diatasi. Selain telah membantu
mengatasi kesulitan perumahan, terutama di kota-kota besar,
pembangunan perumahan rakyat ini telah menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan, seperti hilangnya tanah-tanah subur yang
semestinya dipertahankan karena berkaitan dengan kelangsungan
hidup manusia sebagai penyimpan air dan menjaga kehidupan tumbuh-
tumbuhan sebagai penyedia oksigen.
Contoh yang jelas sekali tampak di Jakarta dan sekitarnya, yang
hampir tidak mempunyai tanah kosong; tanah pertanian yang
subur, termasuk kolam ikan, telah hilang diganti bangunan
rumah. Masalah lainnya adalah masalah sosial, seperti
kebersihan, pendidikan, dan hubungan antarwarga.
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
dan pelayanan kesehatan.
Majunya suatu negara antara lain juga diukur dengan semakin
tingginya kualitas pendidikan dan banyaknya warga negara yang
berpendidikan atau memperoleh pendidikan. Usaha pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan dilakukan melalui peningkatan
jumlah sekolah. Presiden telah mengeluarkan Inpres pembangunan
sekolah dasar untuk menampung anak-anak usia sekolah dasar. Selain
itu, telah pula dikeluarkan peraturan wajib belajar untuk anak usia
sekolah, beasiswa untuk anak yang tidak mampu seperti beasiswa
Supersemar, serta Program Kejar di luar sekolah dengan memberi
pengetahuan dasar, cara berpikir dan keterampilan. Program Kejar
juga dikaitkan dengan program pemberantasan buta huruf gaya baru
di desa-desa, yaitu pemberantasan buta aksara Latin dan angka, buta
bahasa Indonesia dan buta pengetahuan dasar.
Pemerintah juga menyelenggarakan pendidikan atau penataran
Pancasila. Dalam pidato kenegaraannya, Presiden juga memberi penjelasan
tentang Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang kenyataannya
memang merupakan bagian kebudayaan nasional, yang pembinaannya
mengarah kepada pembinaan budi luhur. Untuk memantapkan dan
menyempurnakan kebijaksanaan dan sistem pendidikan dan kebudayaan
nasional, pemerintah membentuk sebuah komisi untuk mengumpulkan bahan
serta menyampaikan saran pertimbangan kepada pemerintah mengenai
masalah pendidikan dan kebudayaan yang disebut Komisi Pembaharuan
Pendidikan Nasional.
Usaha pemerintah di bidang kesehatan pada dasarnya dilaksanakan
untuk meningkatkan dan memupuk kemampuan tenaga kerja bagi keperluan
mental generasi mendatang. Dengan demikian, pembangunan kesehatan itu
merupakan salah satu kegiatan utama yang mendukung keseluruhan usaha
pembangunan. Bersamaan dengan itu, setiap tingkat kemajuan pembangunan
akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk mendorong
perbaikan kesehatan rakyat pada umumnya. Pemerataan kesehatan ditujukan
terutama kepada rakyat desa dan penduduk yang berpenghasilan rendah.
Usaha pemerataan kesehatan ini dilakukan antara lain melalui
penyediaan dan peningkatan gizi penduduk, lingkungan bersih, dan
persediaan air bersih. Di samping itu diusahakan tercapainya
kemudahan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
memerlukannya. Untuk ini, di setiap kabupaten atau kota madia akan
didirikan rumah sakit umum, puskesmas kecamatan, dan puskesmas
pembantu di desa, beserta pengadaan obat-obatan dengan harga yang
terjangkau masyarakat.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
Dalam rangka pemerataan pembagian pendapatan, terutama
diusahakan mempertinggi penghasilan kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah, seperti nelayan, pengrajin, petani penggarap
yang tidak mempunyai tanah, buruh tani, dan pemilik tanah kecil.
Pemerintah berusaha mengarahkan segala kebijaksanaan ekonomi dan
pembangunan agar golongan yang berpenghasilan rendah terangkat
hidupnya. Pemerataan pembagian pendapatan pada dasarnya berkaitan
erat dengan pemerataan kesempatan kerja. Oleh sebab itu, penyediaan
lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja sangat dibutuhkan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
Untuk melaksanakan pemerataan kesempatan kerja,
kebijaksanaan umum di bidang keuangan, perpajakan, teknologi, dan
kebijaksanaan sektoral seperti industri dan pertanian, diarahkan agar
mendorong pertumbuhan ekonomi yang mampu menyerap lebih
banyak tenaga kerja. Di samping itu, program-program khusus untuk
memperluas kesempatan kerja akan ditingkatkan, antara lain melalui
proyek padat karya. Mengingat semakin tingginya angkatan kerja
dewasa ini, masalah kesempatan kerja merupakan suatu masalah yang
berat dan rawan, sebab bila tidak diatasi dapat menimbulkan gejolak
sosial yang dapat pula mengganggu keamanan dan ketertiban
nasional.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
Pemerataan pendapatan harus pula tercermin dalam
pengembangan Uunia usaha. Oleh sebab itu program peningkatan
kesempatan berusaha bagi pengusaha kecil dan golongan ekonomi
lemah adalah jawaban yang tepat, dalam arti tidak pula mengilangkan
kesempatan berusaha bagi golongan ekonomi kuat. Modal asing diberi
pula kesempatan dalam usaha-usaha pembangunan yang belum dapat
digarap pengusaha nasional, tanpa harus menghilangkan peran
pengusaha nasional, yaitu dengan membentuk usaha patungan. Di
samping itu, peranan koperasi juga ditingkatkan, antara lain dengan
memberi bimbingan dan bantuan kepada lembaga-lembaga koperasi
maupun pengusaha kecil.

 
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan.

Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan,


khususnya bagi generasi muda dan wanita, ditempuh antara lain
dengan: mengembangkan kelompok kerja produktif; meningkatkan
pendidikan dan keterampilan wanita, terutama di daerah pedesaan,
melalui pendidikan informal dan pendidikan keterampilan, termasuk
pendidikan kewiraswastaan; memperbanyak kegiatan produktif,
terutama bagi wanita yang ekonominya lemah. Dengan demikian
kaum wanita akan bertambah pula kemampuannya memperoleh
penghasilan. Untuk inilah perlu dibina kader pembangunan, termasuk
kader wanita. Dalam rangka ini, pemerintah mendirikan BLK (Balai
Latihan Kerja). Masalah yang diperlukan juga adalah bagaimana
menciptakan mekanisme agar kaum wanita juga dapat semakin
berperan serta dalam penentuan kebijaksanaan.
 
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.

Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air


diusahakan antara lain dengan mengutamakan pembangunan daerah terbelakang,
dan daerah yang padat penduduknya. Pembangunan industri, misalnya, tidak hanya
berpusat di Jawa, khususnya Jakarta dan sekitarnya, melainkan tersebar pula di
daerah lain. Usaha-usaha ini telah lama dilaksanakan pemerintah, misalnya dengan
– pembangunan pabrik semen Indarung di Sumatra Barat, pabrik semen di Tonasa,
Sulawesi Selatan, pabrik semen di Kupang, NTT, pabrik pupuk Sriwijaya di
Palembang, pabrik pupuk dan LNG di Aceh, pengolahan aluminium Asahan di
Sumatra Utara, pabrik pupuk di Bontang, Kalimantan Timur.
Pemusatan pemukiman dan pembangunan di Jawa dapat menimbulkan akibat
yang tidak diharapkan. Para ahli ekonomi dan kependudukan Indonesia pernah
meramalkan bahwa kelak Pulau Jawa akan menjadi satu kota besar dan tenggelam
ke laut. Namun penyebaran pembangunan ini tidak terlepas dari kesulitan, seperti
transportasi, pengadaan-tenaga kerja yang terampil, dan pemasaran. Untuk inilah
digiatkan transmigrasi, sebagai suatu cara mengurangi kepadatan penduduk di
suatu daerah dan menambah sumber daya manusia {tenaga kerja) di daerah lain
yang memerlukannya.
Melihat perbedaan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah, maka jenis
dan tempat proyek pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan daerah. Pembangunan terkait erat dengan dana. Oleh sebab itu
diperlukan pengaturan sumber-sumber keuangan baru untuk semakin
membangkitkan pembangunan daerah, termasuk penyempurnaan penyaluran
berbagai dana bantuan pembangunan. Karena pembangunan desa merupakan
arah tujuan pembangunan nasional, diperlukan keterpaduan antara departemen
yang bersangkutan, sehingga kebijaksanaan tumpang tindih yang dapat
mengakibatkan pemborosan atau pengeluaran yang tidak perlu dapat
dihindari. Dalam rangka ini pula akan dikembangkan kota-kota sedang dan
kecil, agar dapat menjadi pengumpul dan penyalur hasil pertanian dan
kebutuhan pokok lainnya, sekaligus dapat mengurangi urbanisasi ke kota-kota
besar.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Jalur ini tidak hanya menekankan pada terpenuhinya pemerataan
keadilan hokum, akan tetapi keadilan dalam bidang-bidang lain seperti
keadilan dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, pendidikan,
dan pemerintahan. Semua warga Negara berhak memperoleh keadilan
dalam semua bidang kehidupan tanpa membeda-bedakan suku,
bangsa, ras, dan antar golongan.
Pada akhirnya pemerataan gagal dilakukan, yang terjadi malah
hanya segelintir orang atau sekelompok orang yang menikmati
pembangunan yang dilakukan. Kelemahan program kerja yang
dilakukan di Indonesia adalah penerapannya, secara teoritis bagus
pada prakteknya hangus

Anda mungkin juga menyukai