Anda di halaman 1dari 11

Contoh dan Jenis – jenis Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

A. Contoh-contoh Pemberdayaan Masyarakat Secara Umum

1. Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Ekonomi


Program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi termasuk kedalam
program yang bertujuan untuk membuat masyarakat mandiri dan sejahtera.
Berikut ini merupakan bentuk program pemberdayaan masyaraat dalam bidang
ekonomi :
- Pemberdayaan UMKM
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM ini tergantung dari
potensi yang ada di daerah tersebut. Sebagai contoh : di Kota Cirebon dikenal
dengan produk-produk batik, maka warga setempat bisa mengoptimalkan hal
tersebut untuk kesejahteraan bersama.
- BUMDes
BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
desa melalui penyertaan modal langsung yang berasal dari kekayaan desa. Di
Jawa Barat contohnya, BUMDes ini bisa disinkronasikan dengan desa digital.
Dimana potensi BUMDes bisa dilihat dari akun desa digital juga tersebut
kemudian. Selanjutnya, produk-produk BUMDes tersebut dibagi menjadi tiga
zona, yakni Zona Merah bagi desa yang tidak memiliki perusahaan (BUMDes),
Zona Kuning untuk desa yang sedang memproses ataupun mengembangkan
BUMDes-nya, serta Zona Hijau bagi desa yang telah memiliki BUMDes dan
sudah beroperasi. Dari zona inilah pemerintah daerah maupun pusat pun bekerja,
terutama dalam hal pemberian modal pada masing-masing daerah tersebut. Selain
dua hal di atas terdapat pula pelatihan workshop, pemberian modal, bantuan alat
produksi, peningkatan saran dan prasarana, dan lain sebagainya. Tujuan yang
ingin dicapai yaitu dengan adanya pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi
ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
2. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Pertanian
Bidang pertanian yang sangat potensial tentunya menjadi perhatian pemerintah
agar bisa berkembang lebih baik lagi. Oleh karena itu, pemerintah pun
berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk membuat program pemberdayaan
masyarakat desa berkaitan dengan pertanian. Berikut ini bentuk program
pemberdayaan masyarakat bidang pertanian :
- Pelatihan dan Pembinaan untuk para Petani
Pelatihan dan pembinaan yang diberikan kepada petani diberikan seiring dengan
berkembangnya teknologi dan zaman agar dapat berkembang dengan baik.
Sebagai contoh, dahulu ketika membajak sawah pasti menggunakan tenaga sapi
atau kerbau . Namun, seiring dengan berkurangnya populasi hewan-hewan
tersebut dan juga berkembangnya teknologi munculnya alat bernama traktor yang
lebih memudahkan manusia untuk membajak sawah. Oleh karena itu,
pengoperasian alat tersebut tentunya harus dibantu oleh ahlinya agar para petani
desa paham serta bisa menggunakannya dengan optimal.
- Pengetahuan Tentang Pengairan Sawah
Kegiatan pemberdayaan ini dapat berupa memberikan pengetahuan tentang
pengairan sawah dengan cara lain ataupun mencari solusi dari hal tersebut.
- Pendistribusian Hasil Pertanian ke Pasar atau Koperasi
Pada hal pendistribusian hasil pertanian ke Pasar atau koperasi petani juga harus
diberikan pengetahuan tentang menentukan harga penjualan dan modal serta cara
mengelola keuangan apabila ada pmasukan yang masuk.
3. Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
Program pemberdayaan dalam bidang kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas hidup dan peduli akan kesehatannya. Berikut ini contoh program
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan :
- Promosi dan Penyuluhan Program Kesehatan
Pentingnya penyuluhan agar gaya hidup masyarakat bisa berubah dan memiliki
pengetahuan yang mumpuni tentang hal tersebut khususnya kesehatan.
4. Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah program terpenting yang harus bisa dirasakan oleh masyarakat
desa maupun kota. Hampir sama dengan kesehatan, Pendidikan di belum bisa
dilakukan secara optimal karena masih banyak yang belum tersentuh Pendidikan
dengan baik. Berikut ini adalah contoh dari bentuk program pemberdayaan
masyarakat di bidang pendidikan :
- Pendirian “Kampung Inggris”
“Kampung Inggris” di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pada dasarnya kampung ini
adalah desa seperti pada umumnya dan pada awal terbentuknya, tidak mengenal
sama sekali Bahasa Inggris yang berkembang disana.
Nama Kampung Inggris dipelopori oleh Mr Kalen, Ia adalah pendiri sekaligus
pionir tempat kursus di Kampung Inggris. Mr. Kalen melakukan pemberdayaan
masyarakat di desa, dengan cara mengedukasi waragnya untuk memberikan
pendidikan gratis.

Hingga pada ahkhirnya keberadaan kampung inggris tersebut menjadi tempat


kunjungan masyarakat yang ada di seluruh Nusatara untuk belajar di Pare. Baik
masyarakat yang ingin mencari pekerjaan, ingin melanjutkan pendidikan, dan lain
sebaginya.

5. Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Agama

Program pemberdayaan masyarakat dalam bidang agama pun patut untuk


diperhitungkan. Sebagai contoh yaitu program pemerintah jawa barat, dimana
mereka mencanangkan satu desa satu hafidz.Dimana hafudz tersebut bisa
diberikan beasiswa mengenyam Pendidikan di luar negeri. Tentunya program ini
menjadi angin segar bagi para hafidz di desa dan juga memotivasi anak-anak
untuk bisa menjadi seorang hafidz.

6. Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Pariwisata


Salah satu contoh dari program pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata
yaitu pemberdayaan masyarakat di Kampung Warna Warni di Kota Malang, Jawa
Timur. Kampung tersebut menjadi begitu terkenal karena memiliki ciri khas
sebagai tempat paling indah untuk berselfie.
Hal yang mendasari kegiatan pemberdayaan masyarakat di kampong tersebut
adalah pada awalnya lingkungan desa dalam kondisi kumuh. Pemerintah daerah
dengan giat bekerjsama dengan Cat untuk menciptakan kondisi dan indah,
sebagimana dengan membingkai rumah-rumah tersebut. Hingga pada akhirnya,
kini kampung warna warni menjadi salah satu kampung yang paling dinilai
berhasil dari pengembangan keratifitas warga, untuk memperoleh tambahan
penghasilan dengan megembangan ide, seperti berjualan, souvenir, dan lain
sebaginya.
B. Jenis-jenis Pemberdayaan Masyarakat Secara Umum

1. Pemberdayaan Ekonomi

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan


oleh masyarakat yang secara swadaya dalam mengelolah sumberdaya apapun
yang bisa  dikuasainya, dan ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan
keluarganya.

2. Pemberdayaan Politik

Pemberdayaan politik berkaitan dengan semua hal yang kita lakukan untuk
mengatur diri kita sendiri dan membuat keputusan. Secara umum dikatakan bahwa
mendukung orang untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijakan dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sangat penting untuk pengembangan
kebijakan yang mencerminkan kebutuhan dan kepentingan orang miskin.
Mempromosikan partisipasi politik adalah cara penting untuk meningkatkan
akuntabilitas dan daya tanggap negara, dan memberdayakan orang miskin. Hal Ini
dapat mencakup serangkaian pendekatan, termasuk memperkuat kewarganegaraan
yang demokratis, mempromosikan keterlibatan antara negara dan masyarakat
sipil, mempromosikan akses ke informasi, dan memperkuat asosiasi warga.

3. Pemberdayaan Budaya

Pemberdayaan budaya berkaitan dengan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari


seperti makanan, bahasa, pakaian, kepercayaan spiritual, dan ide. Pemberdayaan
budaya yaitu mengetahui sejarah dan latar belakang serta bangga pada diri sendiri,
karena “Orang yang tidak mengetahui asal sejarah dan budaya masa lalu seperti
pohon tanpa akar”- marcus Garvey.

4. Pemberdayaan Sosial

Pemberdayaan sosial berkaitan dengan semua yang dilakukan orang ketika


mereka hidup, bekerja, dan bermain bersama. Pemberdayaan sosial dalam praktik
luas didasarkan pada prinsip-prinsip kerja sosial dan pengembangan masyarakat.
Pemberdayaan sosial biasanya dilaksanakan pada empat tingkat berikut;

1. Tingkat individu-di mana orang menghargai dirinya sendiri dan secara


aktif ingin berpartisipasi dalam kehidupan
2. Tingkat keluarga
3. Tingkat masyarakat
4. Kebijakan sosial tingkat yang berdampak pada tindakan tingkat lokal dan
nasional untuk mempromosikan kesetaraan sosial dari arti ketimpangan
sosial.
5. Pemberdayaan Nasional

Pemberdayaan nasional berasal dari suatu negara yang memiliki kekuatan untuk
membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
C. Jenis-jenis Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Gizi dan
Kesehatan
1.  Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini. Gerakan
posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional sejak tahun 1982. Saat
ini telah populer di lingkungan desa dan RW diseluruh Indonesia. Posyandu meliputi
lima program prioritas yaitu: KB, KIA, imunisasi, dan pennaggulangan diare yang
terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi.
Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung
bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali
seperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksi permasalahan gizi dan
kesehatan di berbagai daerah. Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi,
busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak
akan mudah dihindarkan jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.
Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi:
1.  Meja 1       : pendaftaran
2.  Meja 2       : penimbangan
3.  Meja 3       : pengisian kartu menuju sehat
4.  Meja 4       : penyuluhan kesehatan, pemberian oralit, vitamin A dan tablet besi
5. Meja 5      :   pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan serta pelayanan keluarga berencana.
Salah satu penyebab menurunnya jumlah posyandu adalah tidak sedikit jumlah
posyandu diberbagai daerah yang semula ada sudah tidak aktif lagi.
2.  Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta masyarakat
dalam  menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan dan kesehatan ibu serta
kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin desa antara lain melakukan
pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita),
memberikan  imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu
dan anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada kader dan mayarakat.
Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA, yaitu
kesenjangan geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan ekonomi, dan
kesenjangan sosial budaya. Keberadaan bidan di tiap desa diharapkan mampu
mengatasi kesenjangan geografis, sementara kontak setiap saat dengan penduduk
setempat diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes
dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi, sehingga tidak
menimbulkan kesenjangan sosial budaya, sementara tarif pemeriksaan ibu, anak, dan
melahirkan yang ditentukan dalam musyawarah LKMD diharapkan mamou
mengurangi kesenjangan ekonomi.
3.   Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
Pos obat desa (POD) merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam
pengobatan sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat
setempat (penyakit rakyat/penyakit endemik)
Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan dari UKBM
yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu dimana bentuk pelayanan
menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan berbagai program
kesehatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Beberapa
pengembangan POD antara lain :
a.    POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya
b.    POD yang diintegrasikan dengan dana sehat
c.    POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu
d.    POD yang dikaitkan dengan pokdes/polindes
e.    Pos Obat Pondok Pesantren (POP) yang dikembangkan di beberapa pondok
pesantren.
4.  Dana Sehat
Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota. Dalam
implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara lain sebagai
berikut :
a.    Dana sehat pola usaha kesehatan sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34 kabupaten
dan telah mencakup 12.366 sekolah.
b.    Dana sehat pola pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) dilaksanakan
pada 96 kabupaten.
c.    Dana sehat pola pondok pesantren, dilaksanakan pada 39 kabupaten/kota.
d.    Dana sehat pola koperasi unit desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23
kabupaten, terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
e.    Dana sehat yang dikembangkan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dilaksanakan pada 11 kabupaten/kota.
f.     Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan
kota dan lain-lain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota.
Seharusnya dana kesehatan merupakan bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan bagi
anggota masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti askes,
jamsostek, dan asuransi kesehatan swasta lainnya. Dana sehat berpotensi sebagai
wahana memandirikan masyarakat, yang pada gilirannya mampu melestarikan
kegiatan UKBM setempat. Oleh karena itu, dana sehat harus dikembangkan keseluruh
wilayah, kelompok sehingga semua penduduk terliput oleh dana sehat atau bentuk
JPKM lainnya.
5.    Lembaga Swadaya Masyarakat
Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun
sampai sekarang yang  tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya 105
organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat digolongkan menjadi
LSM yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara kain organisasi
profesi kesehatan, organisasi swadaya internasional.
Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut :
a.    Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua tingkatan.
b.    Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap organisasi
kemasyarakatan.
c.    Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada
organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan
kemampuan sendiri.
d.    Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan kesehatan.
e.    Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk berkiprah
dalam bidang kesehatan.
6.    Upaya Kesehatan Tradisional
Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah di halaman atau ladang yang
dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat. Dikaitkan dengan peran
serta masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidnag
peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat
tradisional. Fungsi utama dari TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat
dipergunakan antara lain untuk menjaga meningkatkan kesehatan dan mengobati
gejala (keluhan) dari beberapa penyakit yang ringan. Selain itu, TOGA juga berfungsi
ganda mengingat dapat dipergunakan untuk memperbaiki gizi masyarakat, upaya
pelestarian alam dan memperindah tanam dan pemandangan.
7.    Pos Gizi (Pos Timbangan)
Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat termasuk
kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan penurunan kecukupan gizi masyarakat yang
selanjutnya dapat menurunkan status gizi. Dengan sasaran kegiatan yakni bayi
berumur 6-11 bulan terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 12-23 bulan
terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 24-59 bulan terutama mereka dari
keluarga miskin, dan seluruh ibu hamil dan ibu nifas terutama yang menderita kurang
gizi.
Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila setelah diberikan
PMT anak masih menderita kekurangan energi protein (KEP) maka, makanan
tambahan terus dilanjutkan sampai anak pulih dan segera diperiksakan ke puskesmas
(dirujuk)
8.    Pos KB Desa (RW)
Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah berkembang secara
rasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk menjamin kelancaran program
berupa peningkatan jumlah akseptor baru dan akseptor aktif, ditingkat desa telah
dikembangkan Pos KB Desa (PKBD) yang biasanya dijalankan oleh kader KB atau
petugas KB ditingkat kecamatan.
9.       Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos Obat Desa
namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat disekitar
pesantren yang seperti diketahui cukup menjamur di lingkungan perkotaan maupun
pedesaan.
10.    Saka Bhakti Husada (SBH)
SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dna keterampilan dibidnag
kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota Gerakan Pramuka untuk
membaktikan dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya. Sasarannya adalah
peserta didik antara lain : Pramuka penegak, penggalang berusia 14-15 tahun dengan
syarat khusus memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota dewasa, yakni
Pamong Saka, Instruktur Saka serta Pemimpin Saka.
11.   Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)
Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang
diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang
sama dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain memberikan
pelayanan kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.
12. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)
Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan lingkungan
terutama dalam penggunaan air bersih serta pengelolaan sampah dan limbah rumah
tangga melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh
warga.
13. Karang Taruna Husada
Karang tarurna husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat RW yang
besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam menyalurkan aspirasi dan
kreasinya. Dimasyarakat karang taruna banyak perannya pada kegiatan-kegiatan
sosial yang mampu mendorong dinamika masyarakat dalam pembangunan lingkungan
dan masyarakatnya termasuk pula dalam pembangunan kesehatan. Pada pelaksanaan
kegiatan posyandu, gerakan kebersihan lingkungan, gotong-royong pembasmian
sarang nyamuk dan lain-lainnya potensi karang taruna ini snagat besar.
14. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan pemerintah terdepan yang memberikan
pelayanan langsung kepada masyarakat. Sejalan dengan upaya pemerataan pelayanan
kesehatan di wilayah terpencil dan sukar dijangkau telah dikembangkan pelayanan
puskesmas dna puskesmas pembantu dalam kaitan ini dipandang selaku tempat
rujukan bagi jenis pelayanan dibawahnya yakni berbagai jenis UKBM sebagaimana
tertera di atas (Notoadmojdo, 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Dosensosiologi.com.” 12 Contoh Pemberdayaan Masyarakat di Indonesia Lengkap”.

Diunduh melalui http://dosensosiologi.com/contoh-pemberdayaan-masyarakat-di-

indonesia-lengkap/#Contoh_Pemberdayaan_Masyarakat Pada Minggu, 22 Maret

2020.

Admin Desa.” 5 Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Revolusioner”.

Diunduh melalui https://www.folderdesa.com/pemberdayaan-masyarakat-desa/ Pada

Minggu, 22 Maret 2020

Abadi, Ellyani. 2014.” Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan”. Makalah.

Diunduh melalui http://ellyaniabadi.blogspot.com/2014/10/pemberdayaan-

masyarakat-di-bidang.html Pada Minggu, 22 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai