Anda di halaman 1dari 10

PRA-PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

Re-Inovasi Produk Pangan Abon Lele Sebagai Upaya Meningkatkan Produktifitas


Serta Taraf Ekonomi Masyarakat Desa Cibeusi Kabupaten Sumedang

Disusun oleh:
Ihsan Maulana D.
Adimas Reggy M.
Ashila Fatima
Fitri Indrianti
Gheya Fauziyah

(240210140020 2014)
(240210140066 2014)
(240210140093 2014)
(240210130041 2013)
(240210130054 2013)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016

A. JUDUL
Judul dari program yang kami ajukan Re-Inovasi Produk Pangan Abon Lele
Sebagai Upaya Meningkatkan Produktifitas Serta Taraf Ekonomi Masyarakat Desa
Cibeusi Kabupaten Sumedang.
B. LATAR BELAKANG
Sumedang merupakan sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Ibukotanya adalah kecamatan Sumedang Utara. Kabupaten Sumedang berada sekitar
45 km Timur Laut Kota Bandung. Kabupaten Sumedang terdiri atas 26 kecamatan, yang
dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kabupaten ini berbatasan langsung
dengan wilayah Kabupaten Indramayu di Utara, Kabupaten Majalengka di Timur,
Kabupaten Garut di Selatan, Kabupaten Bandung di Barat Daya, serta Kabupaten
Subang di Barat
Jatinangor merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten
Sumedang. Di kecamatan ini, terdapat empat universitas yang cukup terkemuka di
Indonesia, mulai dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Institut Manajemen
Koperasi Indonesia (IKOPIN), Universitas Padjadjaran kampus Jatinangor (UNPAD),
dan Institut Teknologi Bandung kampus Jatinangor (ITB). Adanya keempat perguruan
tinggi ini otomatis mendongkrak pembangunan di Jatinangor, mulai dari banyaknya
rumah kost, tempat perbelanjaan, hingga hotel-hotel.
Desa Cibeusi adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Jatinangor. Desa
ini memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang kurang melimpah, hal ini dikarenakan
telah terjadi banyak pengalihan lahan yang tadinya lahan perkebunan dan pertanian
menjadi wilayah komersil seperti pertokoan, rumah kost-kostan, tempat perbelanjaan,
hingga hotel-hotel. Namun, hal tersebut tidak menghilangkan potensi sumber daya
manusia (SDM) yang berada di wilayah tersebut. Melalui berbagai perubahan tersebut,
muncul berbagai potensi baru yang dapat dikembangkan diwilayah jatinagor, khususnya
di desa Cibeusi.
Walaupun sebagian besar wilayah desa Cibeusi telah berubah dari wilayah
perkebunan serta pertanian menjadi wilayah pertokoan dan lainnya, masih terdapat
beberapa kelompok petani yang memilih untuk bertahan. Salah satu kempok petani
yang bertahan adalah kelompok petani ikan lele. Namun, petani ikan lele di wilayah ini
memililiki beberapa masalah, diantanya mereka kesulitan menjual ikan lele yang
memiliki bobot di atas 1 kg. Tapi, masalah tersebut teratasi dengan munculnya produk
abon lele. Abon lele membutuhkan bahan baku ikan lele yang memiliki ukuran besar,
hal ini dikarenakan ikan lele dengan ukuran besar memiliki daging dan serat yang cocok
untuk digunakan dalam pembuatan abon lele. Abon lele merupakan produk pangan yang
dikembangkan oleh salah satu UKM yang bergerak dibawah naungan PKMB linuhung
yang mana berlokasi di desa Cibeusi.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Linuhung adalah lembaga yang
berperan dalam menggerakan potensi sumber daya manusia di wilayah tersebut.
Lembaga PKBM Linuhung sendiri merupakan lembaga berbadan hukum dimana
memiliki SK Nomor 421.9/363/Disdik/2007. PKBM Linuhung didirikan dengan tujuan
sebagai media belajar bagi masyarakat serta sebagai alat untuk meningkatkan
produktifitas serta kreatifitas warga lokal diwilayah Jatinangor. PKBM Linuhung ini
telah berdiri sejak tahun 2006, dan telah memiliki beberapa unit kelompok masyarakat
(UKM) yang bergerak dalam berbagai kegiatan produksi kerajinan serta pangan.

Namun, karena beberapa kendala seperti permasalahan mesin produksi dan


pemasaran, produksi abon lele yang dikembangkan oleh UKM dibawah PKBM
Linuhung terpaksa dihentikan. Tapi, produk abon lele sangatlah potensial dan layak
dihidupkan kembali, hal ini didasarkan dari antusisme warga desa Cibeusi dalam
menciptakan produk-produk yang dapat dijadikan ciri khas wilayah tersebut. Selain itu,
warga desa Cibeusi memiliki harapan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang
mampu meningkatkan produktifitas dan taraf ekonomi warga mereka. Ketersediaan
bahan baku ikan lele yang melimpah serta tahapan produksi yang sederhana juga
menjadi keuntungan tersendiri dalam membangkitkan produksi abon lele.
Namun, untuk menghidupkan kembali produk abon lele, terlebih dahulu
permasalah yang sebelumnya menjadi kendala harus diatasi. Maka dari itu, kami
sebagai tim peneliti akan membantu pengembangan produk abon lele desa Cibeusi
meliputi permodalan, pengembangan produk, sertifikasi, pengembangan kemasan, serta
jaringan pemasaran melalui Program Hibah Bina Desa ini, sehingga nantinya
diharapakan masyarakat di desa Cibeusi akan mengalami peningkatan produktifitas
kerja serta peningkatan taraf ekonomi.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat kita ketahui bahwa mayarakat desa
Cibeusi, kecamatan Jatinangor merupakan kelompok warga yang memiliki potensi
(SDM) untuk memproduksi berbagai produk khususnya abon lele yang dapat dijadikan
ciri khas serta sebagai sumber pendapatan aktif di daerah tersebut. Hal di atas didukung
oleh tersedianya bahan baku ikan lele (SDA) yang melimpah.
Namun, terdapat beberapa kendala dan permasalahan yang menghambat
kegiatan produksi masyarakat desa Cibeusi, diantarnya masalah permodalan, alat
produksi, sertifikasi, pengembangan produk dan kemasan, daya saing, serta sistem
pemasaran. Permasalahan tersebut sangat mempengaruhi efektifitas warga desa Cibeusi
dalam melakukan kegiatan produksi. Warga menjadi kurang bersemangat dikarenakan
sering terjadi kerugian secara finansial yang disebabkan oleh permasalahan di atas.
Melalui Program Hibah Bina Desa ini, maka diharapkan masalah-masalah
tersebut dapat diatasi, sehingga nantinya desa Cibeusi dapat menjadi desa yang yang
maju, dimana potensi masyarakatnya dapat diberdayakan secara maksimal dan pada
akhirnya dapat meningkatkan taraf ekonomi di wilayah tersebut.
D. TUJUAN
1. Memberdayakan masyarakat desa Cibeusi sehingga diharapkan dapat
meningkatkan produktifitas dan taraf ekonomi masyarakat didaerah tersebut.
2. Mengolah ikan lele menjadi produk abon lele yang berkualitas, bersertifikasi,
memiliki kemasan yang baik serta berdaya saing tinggi.
3. Menjadikan produk abon lele yang dapat dijual secara luas, mulai dari pasar
tadisional hingga pasar modern.
E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
1. Masyarakat desa Cibeusi mengetahui cara memproduksi abon lele yang
berkualitas dan memiliki daya saing tinggi serta dapat memasarkan produk abon
lele secara luas, mulai dari pasar tadisional hingga pasar modern.
2. Produktifitas serta taraf ekonomi masyarakat desa Cibeusi mengalami
peningkatan.

3. Terjalin kerjasama yang berkelanjutan antara UKM abon lele, lembaga PKBM
Linuhung, pemerintah setempat, dan Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri
Pangan Unpad.
F. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Mayarakat desa Cibeusi memiliki kemampuan dalam megolah produk abon lele
yang dapat bersaing dengan produk lainnya di pasaran.
2. Produktifitas serta taraf ekonomi warga desa Cibeusi mengalami peningkatan.
3. Hasil penelitian diterbitkan dalam Jurnal ber-ISSN.
4. Pemasangan poster pemasaran dari produk abon lele.
G. KEGUNAAN
1. Menciptakan produk abon lele yang dapat menjadi produk unggulan dan ciri
khas dari desa Cibeusi.
2. Meningkatkan produktifitas serta taraf ekonomi masyarakat desa Cibeusi
melalui pengolahan abon lele.
H. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Gambar 1. Lokasi desa Cibeusi, kecamatan Jatinangor, Sumedang.


Desa Cibeusi merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Jatinangor,
kabupaten Sumedang. Kondisi geografis wilayah di desa Cibeusi memiliki bentuk
wilayah datar sebesar 60% dan 40% perbukitan. Ditinjau dari sudut ketinggian desa
Cibeusi berada pada ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut. Rata-rata wilayah
desa Cibeusi telah mengalami transisi dari lahan perkebunan dan pertanian menjadi
wilayah yang dipenuhi oleh bangunan-bangunan seperti pertokoan dan rumah kostan.
Di daerah pingiran masih terdapat sedikit lahan kosong yang digunakan masyarakat
setempat untuk kegiatan pertanian. Secara demografis, pada tahun 2009 desa Cibeusi
memiliki jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.772 dengan jumlah penduduk
sebanyak 10.809 jiwa. Kelompok laki-laki sebanyak 5.569 jiwa dan kelompok
perempuan sebanyak 5.240 jiwa.

Pesatnya pembangunan di Jatinangor, khususnya di desa Cibeusi ternyata tidak


berbanding lurus dengan kehidupan masyarakat pribuminya. Masyarakat pribumi kalah
bersaing dengan pendatang dari luar daerah yang memiliki modal lebih besar. Saat ini,
banyak masyarakat pribumi yang diberdayakan oleh pengusaha-pengusaha pendatang
maupun oleh kampus-kampus yang berada di sekitarnya. Namun pekerjaan yang
diberikan biasanya hanyalah pekerjaan rendahan seperti penjaga kostan, cleaning
service, satpam kampus, tukang kebun dan lain-lain. Tidak sedikit juga dari masyarakat
pribumi yang memilih menjadi tukang ojek, penjual makanan keliling, dan bahkan
pengamen. Berikut adalah tabel yang memuat komposisi penduduk desa Cibeusi
menurut pekerjaan.

Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Cibeusi Menurut Pekerjaan.


I. METODE PELAKSANAAN
1. Identifikasi Masalah
Disekitar desa Cibeusi terdapat beberapa kelompok petani lele yang sering
kesulitan menjual ikan lele dengan ukuran yang besar atau memiliki berat di atas
1 kg. Hal tersebut dikarenakan ukuran ikan lele yang bernilai ekonomis tinggi
adalah ikan lele kecil dengan berat kurang dari 250 gram perekor. Namun, dalam
pengolahan abon lele, bahan baku yang dibutuhkan justru ikan lele dengan
ukuran besar. Ikan lele yang memiliki bobot di atas 1 kg memiliki daging serta
serat yang cocok untuk digunakan sebagai bahan baku pengolahan abon lele.
Maka dari itu, pihak petani lele maupun UKM abon lele akan saling
memberikan timbal balik yang menguntungkan.
2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan masyarakat dilakukan dengan cara temu wicara antara
tim peneliti dengan warga mengenai program pemberdayaan dan juga survei
lokasi desa agar komunikasi antara tim peniliti dan warga dapat terjalin. Dari
hasil temu wicara dan survei tersebut Analisis diketahui bahwa desa tersebut
memiliki permasalahan akan produktifitas dari SDA maupun SDM yang terdapat
diwilayah tersebut. Oleh karena itu dipilihlah program pemberdayaan
masyarakat dengan judul Re-Inovasi Produk Pangan Abon Lele Sebagai
Upaya Meningkatkan Produktifitas Serta Taraf Ekonomi Masyarakat Desa
Cibeusi Kabupaten Sumedang.

3. Penyusunan Program
Penyusunan program adalah tahapan yang dilakukan untuk merencanakan
langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka mensukseskan kegiatan. Susunan
program kami adalah sebagai berikut
a. Sosialisasi Program Hibah Bina Desa
b. Survei lokasi desa
c. Pengarahan teknis program
d. Pelaksanaan kegiatan
e. Pelatihan pengembangan MOM, SDM, SDA, promosi dan pemasaran
produk.
f. Monitoring
g. Evaluasi
h. Pembuatan laporan
4. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program adalah langkah kongkrit yang dilakukan untuk
menindaklanjuti program yang telah disusun.
a. Sosialisasi Program Hibah Bina Desa
Pada tahap ini, dilakukan sosialiasi dengan masyarakat desa Cibesi,
khususnya kelompok UKM sasaran terkait Program Hibah Bina Desa dengan
cara temu wicara agar didapatkan pola pemberdayaan masyarakat yang tepat.
b. Survei
Survei kondisi desa dan UKM binaan merupakan tahapan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui berbagai detail mengenai produksi abon lele.
Selain itu, dilaukan pula survei mengenai prospek pemasaran abon lele di
kawasan Jatingor.
c. Pengarahan teknis program
Pengarahan Teknis dilakukan oleh tim peneliti kepada kelompok UKM
binaan sebagai arahan sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan tidak terjadi
salah komunikasi antara tim peneliti dan warga.
d. Pelaksanaan kegiatan
Masyarakat binaan melakukan tahapan produksi abon lele.
e. Tahap pelatihan MOM,SDA, SDM, pemasaran dan promosi produk
Tahapan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan tambahan bagi
pelaku UKM pada desa binaan. Materi pelatihan yang diberikan berupa teknik
pengembangan managemen organisasi masyarakat (MOM), SDA, SDM, serta
cara mengembangkan produk dan sistem pemasaran.
f. Tahap Monitoring
Tahap monitoring dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Melihat perkembangan program yang telah dilaksanakan
2) Mengetahui permasalahan yang ada dalam pelaksanaan program
3) Mencari solusi terhadap masalah ada, sehingga program Desa Binaan
yang dilaksanakan berjalan dengan efektif dan berkelanjutan.
g. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan
program. Melalui proses evaluasi, kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan
program dapat diperbaiki menjadi lebih baik. Tahap ini dilakukan oleh Tim
Peneliti (mahasiswa dan dosen) bersama pihak panitia dari masyarakat.
h. Tahap Pembuatan Laporan

1) Laporan Awal
Pembuatan laporan awal disesuaikan dengan hasil yang telah dicapai
selama melakukan pembinaan. Isi laporan memaparkan proses pelaksanaan
program dari awal sampai akhir.
2) Revisi Laporan
Revisi laporan dilakukan apabila terdapat perkembangan baru saat
program bina hibah desa berlangsung atau telah selesai terlaksana.
3) Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan
apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan agar dalam penyusunan
laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik dari laporan awal.
J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk untuk meralisasikan Program Hibah Bina
Desa ini adalah selama 6 bulan.
Kegiatan /
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
bulan
Sosialisasi
Survei
Pengarahan
Pelaksanaan
Pelatihan
Monitoring
Evaluasi
Laporan
Tabel 2. Time Line Waktu Pelaksanaan Program Hibah Bina Desa
K. KEMITRAAN
Kemitraan yang ingin kami bangun dalam Program Hibah Bina Desa ini adalah
dengan pihak-pihak berikut:
1. Masyarakat desa Cibeusi.
2. Petani ikan lele.
3. Lembaga PKBM linuhung.
4. Pemerintah desa Cibeusi.
5. Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pangan Unpad.
L. BIAYA
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam melancarkan Program Hibah
Bina Desa ini. Maka dari itu kami mengusulkan biaya total yang dibutuhkan untuk
melaksanakan program ini adalah sebesar Rp. 40.000.000,00 dengan rincian kasar
sebagai berikut:
No
Jenis Pengeluaran
Biaya yang diusulkan
.
1. Biaya Produksi/habis pakai
Rp. 25.200.000,00
2. Biaya Investasi
Rp. 10.848.000,00
3. Biaya Pengembangan
Rp. 6.850.000,00
4. Lain-lain
Rp. 5.150.000,00

Total

Rp. 48.048.000,00
LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Ketua dan Anggota


Ketua

: Ihsan Maulana D.

(240210140020 2014)

Anggota

: Adimas Reggy M.
Ashila Fatima
Gheya Fauziyah
Fitri Indrianti

(240210140066 2014)
(240210140093 2014)
(240210130054 2013)
(240210130041 2013)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Program


Keterangan
Jumlah
Harga Satuan
A. Biaya Produksi/Habis Pakai
(Rp)
Ikan Lele
25 Kg
20.000
Bawang Merah
5 Kg
40.000
Bawang Putih
3 Kg
40.000
Bawang Daun
3 Kg
18.000
Kelapa
5 Kg
5.000
Garam
1 Sak
1.000
Ketumbar
1 Kg
30.000
Penyedap Rasa
1 Kg
20.000
Minyak Goreng
20 Kg
25.000
Isi Gas
5 Tabung
20.000
*Total biaya dalam satu kali produksi
Total biaya 16 kali produksi
B. Biaya Investasi
Mesin Press Minyak
2
4.000.000
Blender
2
350.000
Ember
5
30.000
Kuali
2
170.000
Baskom
10
30.000
Penyaring
4
50.000
Pisau
5
25.000
Press Plastik
1
290.000
Sendok
2 Lusin
24.000
Spatula
3
25.000
Talenan
4
30.000
Tabung Gas
5
100.000

Jumlah Harga
(Rp)
500.000
200.000
120.000
54.000
25.000
30.000
30.000
20.000
500.000
100.000
1.575.000
25.200.000

Total
C. Biaya Oprasional Pengembangan Produk
Analisis awal sampel
2 Sampel
Persiapan
Sosialisasi
Transportasi
Pelatihan
4 kali
Akomodasi pelatihan
5 buah
200
Pembuatan kuisioner
lembar
Pembuatan laporan
5 buah
Pembuatan modul
100 buah
Publikasi
-

10.848.000

8.000.000
700.000
150.000
340.000
300.000
200.000
125.000
290.000
48.000
75.000
120.000
500.000

500.000
200.000
100.000
200.000
500.000
100.000

1.000.000
200.000
100.000
200.000
2.000.000
500.000

1.000

200.000

40.000
10.000
250.000

200.000
1.000.000
250.000

Promosi pemasaran
Monitoring
Dokumentasi
Evaluasi

500.000
250.000
200.000
250.000

500.000
250.000
200.000
250.000
6.850.000

16 kali

1.500.000
1.500.00
350.000
100.000

1.000.000
1.250.000
500.000
1.600.000

16 kali

50.000/hari

800.000

Total

A. Biaya lain-lain
Pengajuan P-IRT
Pengajuan label halal MUI
Desain kemasan
Trasnportasi Belanja
Biaya pendukung produksi
Listrik
Air

Total
Total Biaya Keseluruhan

5.150.000
48.048.000

Anda mungkin juga menyukai