Cream cheese merupakan produk keju koagulasi asam segar yang lembut, dan diasamkan dengan
kultur starter asam laktat yang bersifat mesofilik, yaitu Lactococcus dan Leuconostoc (Phadungath, 2005).
Pengasaman dilakukan dengan penambahan kultur khusus dapat menghasilkan citra rasa, body,
tekstur, daya tahan yang baik terhadap hasil produk nantinya. Kultur starter bakteri probiotik yang
terenkapsulasi mampu untuk melindungi sel sel probiotik dari kerusakan yang diakibatkan oleh proses
pengolahan, pengaplikasian pada produk makanan, proses penyimpanan, dan pH yang garam empedu yang
dihasilkan oleh saluran pencernaan, serta keuntungan dari bakteri probiotik terenkapsulasi adalah dapat
tahan lama (Sumanti, Indirta dan Een, 2016).
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Cream cheese adalah keju yang lembut, segar, dan terkoagulasi asam yang dihasilkan dari campuran
susu dan krim yang terstandardisasi, homogen, dan dipasteurisasi (Ebrahimpour, Yu and Young, 2021).
No Kandungan Persyaratan
a. Kadar Air (%) ≤ 55
b. Kadar Lemak (%) ≥ 33
c. pH 4,4-4,9
d. Garam (%) ≤ 1,4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Syarat yang harus di miliki oleh bakteri probiotik adalah mampu menghasilkan
substansi antimikroba sehingga mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen enteric.
Stabilitas emulsi
cheese
Stabilitas emulsi adalah kapasitas dari droplet droplet emulsi untuk tetap
terdispersi tanpa adanya pemisahan. Stabilitas emulsi yang kurang baik akan
menghasilkan fisik produk olahan yang kurang menarik seperti munculnya
masalah ringing (pembentukan cincin pada permukaan minuman), pemisahan,
kekeruhan yang zat emulsi tidak stabil diakibatkan konsentrasi zat penstabil yang
kurang tepat sehingga memerlukan proses optimasi kembali yang bertujuan untuk
memperoleh bahan pengemulsi yang optimal berdasarkan stabilitas emulsi yang
baik (Hutapea, Lavlinesia dan Wulansari, 2018)
BAB II
Mutu Cream TINJAUAN PUSTAKA
Aktivitas emulsi
cheese
Emulsi merupakan suatu dispersi atau suspense cairan dalam cairan lain,
yang molekul molekulnya tidak saling melarutkan. Aktifitas emulsi protein
merupakan kemampuan protein untuk membentuk yang menstabilkan emulsi
yang terbentuk. Besarnya kapasitas emulsi bergantung terhadap jumlah asam
amino yang bersifat hidrofibik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indeks Emulsi
Mutu Cream
cheese
Turbiditas
Mutu Cream
Cream Ceese Pemberian garam pada curd mengakibatkan penurunan kadar air sehingga
stabilitas emulsi yang terbentuk semakin baik (Mardiyanto dan Sundarwati,
2015).
Dilakukan Uji Stabilitas emulsi,
aktifitas emulsi, indeks emulsi, Aktivitas emulsi tergantung dari luas antar permukaan globula minyak
turbiditas dengan terjadinya distabilisasi protein yang dapat menunjukan indeks
emulsi (Estiasi dan Ahmadi, 2012).
Kenampakan emulsi tetap memiliki transparan, tidak terbentuk endapan yang memiliki indeks
turbiditas kurang dari 1% dengan mengukur turbiditasnya menggunakan turbidimeter (Charlena,
Mas’ud, Syahreza, Purwadayu, 2009).
BAB III
MATERI DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan
penelitian
Brawijaya . Uji stabilitas emulsi, aktifitas emulsi, indeks emulsi dan
waktu
turbiditas akan dilaksanakan pengujian di Laboratorium Kimia dan
Biokimia Bahan Pangan Hasil Pertanian
Universitas Brawijaya Malang
Materi Penelitian
Materi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah cream cheese yang terbuat dari
susu pasteurisasi dan ditambahkan kultur starter Lactococcus lactis, Lactobacillus helveticus,
terenkapsulasi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu sapi segar yang diperoleh dari
KUD Junrejo Malang dan Lactococcus lactis terenkapsulasi.
Bahan yang digunakan untuk analisis adalah :
• buffer peptone water 0,1%, MRSA, buffer 4 dan buffer 7, penolpthalein (PP) 1%, NaOH
0,1 N dan aquades.
P0 = Crem cheese menggunakan kultur starter Lactococcus lactis, Lactobacillus helveticus, tanpa
terenkapsulasi.
P1 = Cream cheese menggunakan kultur starter Lactococcus lactis, Lactobacillus helveticus,
sebanyak 1%.
P2 = Cream cheese menggunakan kultur starter Lactococcus lactis, Lactobacillus helveticus,
sebanyak 2%.
P3 = Cream cheese menggunakan kultur starter Lactococcus lactis, Lactobacillus helveticus,
sebanyak 3%.
P4 = Cream cheese menggunakan kultur starter Lactococcus lactis, Lactobacillus helveticus,
sebanyak 4%.
VARIABEL PENELITIAN
Uji stabilitas emulsi, dengan uji viskositas menurut Guna, dkk (2020).
Uji aktifitas emulsi, dengan metode kontak menurut Jati, dkk (2012).
Uji Indeks emulsi, dengan metode E-24 menurut Suryanti, dkk (2014).
Uji Turbiditas emulsi, dengan pengukuran absorbansi menurut Yuwanti, dkk
(2012).
PROSEDUR PENELITIAN
Susu segar
Dipasteurisasi susu pada suhu 75℃ selama 30 menit Penggunaan starter tanpa perlakuan enkapsulasi P0
dan dan starter terenkapsulasi
P1 (1%)
Diturunkan suhunya sampai suhu 40℃ sebagai suhu inkubasi
P2 (2%)
P3 (3%)
Diinkubasi suhu 40℃ selama 20 jam P4 (4%)
Dipanaskan hasil fermentasi suhu
40 -70℃
Disaring bagian curd yang merupakan cream cheese
Cream cheese
Pengujian :
Stabilitas emulsi, aktifitas emulsi, indeks emulsi dan
turbiditas
THANK YOU