PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata "yoghurt" berasal dari bahasa Turki, yaitu "jugurt" yang berarti susu
asam. Itulah sebabnya sampai saat ini yoghurt sering juga disebut sebagai "susu
asam". Menurut Winarno (1980) yoghurt merupakan salah satu bentuk pengolahan
lanjutan dari susu yang dapat meningkatkan daya simpan susu dan juga
meningkatkan nilai gizi yang terkandung didalamnya. Yoghurt dibuat dengan
memeram susu yang diinokulasikan menggunakan bakteri asam laktat. Bakteri
asam laktat yang dapat digunakan sebagai starter untuk inokulasi yoghurt adalah
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
Penggunaan bakteri asam laktat sebagai starter yoghurt menyebabkan
yoghurt yang dihasilkan menjadi asam. Proses permentasi selain memberi efek
pengawetan juga merubah rasa susu menjadi asam juga merubah juga merubah
struktur dan cita rasa susu. Hal ini membuat produk permentasi lebih menarik,
mudah dicerna dan bergizi. Penambahan bahan lain seperti ekstrak buah, kacang,
dan flavor dapat dilakukan untuk menambah cita rasa yoghurt agar lebih menarik.
(Purnomo, 1993)
Untuk memperoleh yoghurt dengan kualitas yang baik diperlukan susu yang
berkualitas baik pula. Sus yang berkualitas baik ini berasal dari hewan yang sehat,
mempunyai bau susu yang normal, dan tidak terkontaminasi. Selain itu, kualitas
yoghurt yang baik juga turut ditentukan oleh kadar lemak dalam susu, jenis bakteri
yang diguankan dalam fermentasi, cara pembuatan, dan cara penyimpanan setelah
fermentasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang praktikum yang telah dibahas, rumusan masalah yang
coba dipecahkan antara lain :
1. Bagaimana prosedur atau cara pembuatan yoghurt ?
2. Bagaimana proses metabolisme Lactobacillus casei dalam pembuatan Yoghurt ?
3. Bagaimana karakter yoghurt yang dihasilkan ?
2. Untuk
mengetahui
mekanisme
metabolisme
Lactobacillus
casei
dalam
pembuatan Yoghurt
3. Untuk mengetahui karatkerisasi yoghurt yang dihaslkan
1.4
Manfaat Praktikum
Manfaat yang didapatkan dari praktikum pembuatan yoghurt adalah:
1. Dapat mengelola susu sapi murni menjadi bahan yang bermanfaat dalam produk
pangan dan meningkatkan nilai gizi yang terkandung di dalam susu.
2. Terampil dalam membuat yoghurt
BAB III
METODE PENELITIAN
lapisan kedua jernih yang berisi bakteri Lactobacillus casei dan lapisan ketiga yang
berwarna putih kental yang merupakan protein yang menggumpal dan yang menjadi
produk yogurt. Selanjutnya lapisan ketiga ini dipisahkan dari lapisan yang jernih
(lapisan kedua) dan lapisan yang berwarna putih kekuningan (lapisan pertama). Hasil
saringan dari protein dan lapisan lemaknya bisa diolah menjadi berbagai macam
bentuk minuman atau makanan sesuai dnegan selera, sedangkan cairannya dapat
digunakan sebagai stater Lactobacillus casei. Karena yoghurt ini bersifat sangat
masam maka bisa ditambahkan dengan larutan gula atau gula pasir sehingga
rasanya terasa lebih manis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Berdasarkan hasil praktikum mikrobiologi terapan terkait pembuatan Yoghurt,
maka didapatkan hasil berupa suatu produk yang dapat diolah sebagai minuman yang
menyehatkan bagi kesehatan tubuh. Pada yoghurt karakterisasi produk yang
diidentifikasi meliputi: warna lapisan yang terbentuk; jenis lapisan; ketebalan lapisan;
rasa dan tingkat viskositas seperti yang tertera pada masing-masing gambar berikut.
Gambar 5. Karakterisasi Yoghurt
1
2
Keterangan: (1) lapisan lemak berwarna kuning kental; (2) lapisan yang jernih
(3)lapisan protein yang menggumpal berwarna putih susu.
Karakterisasi:
Nama produk : Yoghurt
Bahan dasar : susu sapi
Rasa
: asam
Tingkat viskositas: lapisan pertama kental;
lapisan kedua kental
Jenis lapisan yang terbentuk: dua lapisan, antara lain:
Lapisan pertama berupa lemak dan berwarna kuning kental, ketebalan tipis
Lapisan kedua berupa protein yang menggumpal dan berwarna putih susu, ketebalan
tinggi.
PEMBUATAN YOGHURT
digunakan tidak 40oC melainkan suhu optimum yang disesuaikan dengan kondisi
bakteri Lactobacillus casei.sehingga bakteri tersebut dapat tumbuh dan
melakukan serangkaian aktivitas metabolismenya pada media susu. Susu yang
telah berubah menjadi yoghurt kemudian dilakukan identifikasi lapisan yang
terbentuk meliputi: warna lapisan yang terbentuk, jenis lapisan, ketebalan lapisan,
rasa dan tingkat viskositas.
Proses fermentasi yang terjadi pada susu sebagai media pertumbuhan dari
Lactobacilus casei melibatkan hasil reaksi biologi dan fisika yang terjadi pada
susu melalui serangkaian tahapan (Tamime dan Robinson, 1989). Laktosa yang
merupakan karbohidrat utama yang terkandung pada susu akan digunakan oleh
kultur starter sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya. Laktosa akan
dihidrolisis menjadi monomer-monomernya yaitu glukosa dan galaktosa dengan
produk akhir berupa asam piruvat. Selanjutnya asam piruvat akan diubah menjadi
asam laktat oleh enzim laktat dehidrogenase. Secara sederhana, reaksi
perubahan laktosa menjadi asam laktat adalah sebagai berikut (Tamime dan
Robinson, 1989):
Laktosa
C12H22O11
air
H2O
Asam laktat
4C3H6O3
Selain menghasilkan aroma yang khas dari yoghurt, asam laktat juga
berperan dalam pembentukan gel yoghurt. Menurut Tamime dan Robinson (1989)
asam laktat yang terbentuk menyebabkan pH susu menjadi turun dan
menyebabkan misela kasein menjadi tidak stabil oleh perubahan koloidal
kompleks kalsium-fosfat menjadi fraksi kalsium-fosfat yang larut. Penurunan pH
hingga 4,6 atau lebih rendah akan menyebabkan terjadinya penggumpalan
(koagulasi) misela kasein sehingga membentuk gel. Lapisan molekul protein
bagian dalam yang bersifat hidrofobik berbalik ke luar sehingga dihasilkan lapisan
pertama yang tingkat viskositasnya rendah (encer), sedangkan bagian luar yang
bersifat hidrofil terlipat ke dalam, pelipatan atau pembalikan sehingga dihasilkan
protein susu yang menggumpal pada lapisan kedua. Pelipatan atau pembalikan
ini terjadi khususnya ketika larutan protein telah mendesak pH isolistrik, dan
akhirnya
protein
akan
menggumpal
dan
mengendap
(Winarno,
1997).
kasein kompleks
Kalsium laktat
+
Kalsium fosfat
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1
Prosedur
pembuatan
Yoghurt
meliputi:
tahap
persiapan,
perebusan,
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, saran yang diberikan pada
praktikan berikutnya yaitu:
1
Proses inokulasi starter pada pembuatan Yoghurt sebaiknya pada kondisi suhu
yang benar-benar hangat agar bakteri yang diinokulasikan tidak mati dan dapat
tumbuh sesuai dengan suhu optimum pertumbuhan masing-masing bakteri.
Pada pembuatan Yoghurt untuk menutup alumunium foil dengan rapat agar tidak
terjadi kontaminasi bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno., F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. IPB
Purnomo, H. dan M. Padaga, 1993 Susu dan Produk Olahannya. Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya.
LAMPIRAN
No
.
Gambar
Keterangan
Susu sapi segar
sebanyak 1 liter
dimasukkan ke
1.
dalam panci.
Susu tersebut
dididihkan hingga
mencapai suhu
2.
90C selama 1
jam.
Ditimbang gula
sebanyak 100
gram dengan
3.
neraca ohauss.
Susu sambil
diaduk ketika
dididihkan hingga
4.
5.
erlenmeyer dan
diberi stater
bakteri L. Casei
dan ditutup rapat.