Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2016, Hal 38-45 Vol. 11, No.

1
ISSN : 1978 - 0303

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG SAGU PADA YOGHURT


TERHADAP SIFAT FISIK ES KRIM YOGHURT

The Addition of Sago Flour in Yoghurt Based on Physical Propeties of


Yoghurt Ice Cream

Ika Ayu Wijayanti1, Purwadi2, and Imam Thohari2


1)
Mahasiswa Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
2)
Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Diterima 13 Februari 2016; ditrima pasca revisi 15 Maret 2016


Layak diterbitkan 1 April 2016

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the best concentration of adding
sago flour in yoghurt based on viscosity, overrun, melting rate and total solid of yoghurt
ice cream. The experiment was designed by Completely Randomized Design (CRD) using
four treatments were 0 %, 2 %, 4 %, 6 % from volume of fresh milk and four replications.
The data were analyzed by using Analysis of Variance (ANOVA) and continued by
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Result of this research showed that
concentration of adding sago flour in yoghurt gave highly significant difference effect
(P<0.01) on viscosity, overrun, melting rate and total solid of yoghurt ice cream. It can
be concluded that the adding of sago flour 2% in yoghurt gave the best result with the
viscosity was 1750.75 cP, overrun was 25.14%, melting rate was 39.13 minutes/50 g,
total solid was 36.20% and gave the best quality of yoghurt ice cream.

Key words: Yoghurt, ice cream, sagu flour

PENDAHULUAN

Susu merupakan sumber protein nutrisi didalamnya. Chotimah (2009),


hewani yang dibutuhkan dalam yoghurt memiliki beberapa kelebihan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh dibanding susu segar sebagai bahan
serta dalam menjaga kesehatan. Susu sapi pangan, yaitu (1) karena selama fermentasi
merupakan bahan pangan hasil ternak yang kandungan gula susu turun, maka yoghurt
mempunyai nilai gizi yang tinggi seperti lebih mudah dicerna oleh mereka yang
protein, karbohidrat, lemak, mineral dan alergi gula susu dan bakteri hidup dalam
vitamin yang bermanfaat bagi manusia yogurt juga menyumbang enzim
serta mudah mengalami kerusakan laktasenya yang berfungsi untuk mencerna
(perishable food). gula susu, (2) yoghurt lebih awet
Sifat susu yang mudah rusak dibanding susu segar. Yoghurt dapat
memungkinkan bahan tersebut untuk disimpan lama karena asam laktat pada
diolah menjadi yoghurt agar dapat yogurt berfungsi seperti pengawet alami.
dikomsumsi dalam jangka waktu yang Es krim yoghurt merupakan
lebih lama tanpa mengurangi kandungan makanan beku dibuat dari produk susu

38
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2016, Hal 38-45 Vol. 11, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

yang telah difermentasi dengan bakteri mampu mempertahankan kualitas es krim


asam laktat sebagai bahan utama dengan yoghurt ditinjau dari viskositas, overrun,
penambahan komposisi Ice Cream Mix kecepatan meleleh dan total padatan es
(ICM) yaitu krim, penstabil, pengemulsi krim yoghurt.
dan pemanis sehingga dihasilkan produk
dengan tekstur lembut, aroma dan cita rasa MATERI DAN METODE
yang unik.
Kendala yang menjadi prioritas Materi yang digunakan dalam
dalam produk es krim yoghurt selain bahan penelitian ini adalah es krim yoghurt yang
baku, proses pengolahan maupun terbuat dari yoghurt denganbahan dasar
penyimpanan adalah penggunaan susu segar, starter yoghurt (Lactobacillus
stabilizeryang efisien dan efektif yang bulgaricus, Streptococcus thermophilus,
berguna untuk mempertahankan es krim dan Lactobacillus achidophilus), tepung
yoghurt agar tetap stabil. Hartayanie dan sagu, nondairy creamer, gula, pengemulsi
Adiseno (2006) menjelaskan bahwa dan garam. Peralatan yang digunakan
stabilizer berfungsi untuk menghasilkan untuk pembuatan es krim yoghurt adalah
tekstur dan body yang lembut, panci, kompor, termometer, toples kedap
mempertahankan es krim agar tidak mudah udara, handmixer, Ice Cream Maker, panci
meleleh, meningkatkan viskositas besar, timbangan, sendok, serbet, freezer
campuran serta menstabilkan campuran es dan cup es krim. Peralatan yang digunakan
krim. untuk analisis laboratorium antara lain
Penambahan stabilizer alami viskometer, timbangan analitik, gelas ukur,
berupa tepung sagu merupakan upaya wadah es krim, termometer, cawan petri,
untuk mempertahankan kualitas dari es stopwatch, oven 105oC, eksikator dan
krim yoghurt Jading, Tethool, Payung dan penjepit.
Gulton (2011) menjelaskan bahwa sagu Bahan yang digunakan untuk
merupakan komoditi tanaman pangan yang analisis uji viskositas, overrun, kecepatan
mengandung karbohidrat tinggi. Indonesia meleleh dan total padatan adalah es krim
memiliki areal tanaman sagu terbesar di yoghurt.
dunia yang tersebar di beberapa wilayah Metode yang digunakan dalam
yaitu Papua, Maluku, Riau, Sulawesi penelitian adalah percobaan laboratorium
Tengah dan kalimantan, sekitar 1.128 juta dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
hektar atau 51,3 % dari 2.291 juta hektar dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.
areal sagu dunia. Penggunaan tepung sagu Perlakuan terdiri dari:
sebagai bahan penstabil karena pati yang P0 = tanpa penambahan tepung sagu
terkandung pada sagu (kontrol)
Kandungan amilopektin yang P1 = penambahan tepung sagu sebanyak
tinggi pada sagu dapat berfungsi sebagai 2% dari volume susu segar
pengental dan penstabil yang mampu P2 = penambahan tepung sagu sebanyak
menghomogenkan bahan. Amilopektin 4% dari volume susu segar
apabila dipanaskan akan membentuk P3 = penambahan tepung sagu sebanyak
substansi yang transparan dengan 6% dari volume susu segar
viskositas tinggi dan berbentuk lapisan- Variabel pada penelitian meliputi:
lapisan seperti untaian tali, sedangkan 1. Viskositas.
amilosa memberikan kontribusi rasa yang 2. Overrun.
dihasilkanAndarwulan, Kusnandar dan 3. Kecepatan meleleh.
Herawati (2011). 4. Total padatan.
Penambahan tepung sagu yang
tepat sebagai bahan penstabil diharapkan

39
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2016, Hal 38-45 Vol. 11, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

HASIL DAN PEMBAHASAN krim sehingga mempertahankan kestabilan


Es krim yoghurt dibuat dengan cara gelembung udara.
menambahkan tepung sagu pada yoghurt Viskositas es krim yoghurt
dengan konsentrasi yang berbeda. Tepung mengalami peningkatan berbanding lurus
sagu mengandung komponen amilosa dan dengan penambahan konsentrasi tepung
amilopektin yang mengalami proses sagu karena semakin tingginya total
gelatinisasi sebagai stabilizer es krim padatan yang dihasilkan, es krim akan
yoghurt. Berdasarkan data hasil analisis semakin mengental. Viskositas es krim
ragam pada Tabel 1 menunjukkan bahwa yang terlalu tinggi kurang baik karena
penambahan tepung sagu pada yoghurt akan membutuhkan energi yang lebih
memberikan perbedaan yang sangat nyata besar untuk pengadukan sehingga
(p<0,01) terhadap viskositas, overrun, berpengaruh terhadap proses
kecepatan meleleh dan total padatan es pemerangkapan udara yang selanjutnya
krim yoghurt. akan mempengaruhi overrun es krim yang
diharapkan. Menurut Fatimah (2012),
Viskositas Es Krim Yoghurt besarnya viskositas dipengaruhi oleh
Hasil analisis ragam beberapa faktor seperti temperatur, gaya
menunjukkan bahwa tingkat penambahan tarik antar molekul dan jumlah molekul
tepung sagu pada yoghurt sebagai terlarut. Suhu mempengaruhi pergerakan
komponen pembuatan es krim yoghurt internal dalam sistem, semakin tinggi suhu
memberikan perbedaan yang sangat nyata larutan semakin rendah viskositasnya
(p<0,01) terhadap viskositas es krim karena pergerakan partikelnya lebih besar.
yoghurt. Tepung sagu yang berfungsi Pada penelitian ini, tepung sagu
sebagai bahan pengental menyebabkan dengan komponen utama amilosa dan
viskositas es krim yoghurt semakin amilopektin yang ditambahkan pada
meningkat karena bertambahnya bobot yoghurt dengan konsentrasi yang berbeda
molekul yang dihasilkan dari konsentrasi mengakibatkan peningkatan viskositas es
yang berbeda. Semakin banyak tepung krim karena disebabkan proses gelatinisasi
sagu yang ditambahkan, maka gaya oleh tepung sagu saat ditambahkan pada
gesekan antar molekul dalam es krim susu saat proses pembuatan yoghurt yang
yoghurt semakin sulit. Hal ini sesuai menjadikan tekstur es krim menjadi padat.
dengan pernyataan Widianto dan Yunianta Hal ini dibuktikan dengan hasil rata-rata
(2014) bahwa Kekentalan es krim P3 memberikan nilai viskositas paling
mempengaruhi mobilitas molekul air dan tinggi yaitu 3348,00 cP dibanding P2
ruang antar partikel di es krim menjadi (2251,50 cP), P1 (1750,75 cP) dan P0
semakin sempit atau lebar. Kecukupan (tanpa perlakuan: 1176,00 cP). Tepung
kandungan total padatan es krim berfungsi sagu akan mengalami gelatinisasi pada
untuk meningkatkan kekentalan adonan es suhu 72-76oC.

Tabel 1. Rata-rata Hasil Uji Viskositas, Overrun, Kecepatan Meleleh dan Total Padatan Es
Krim Yoghurt
Perlakuan Viskositas Overrun KecepatanMeleleh Total Padatan
(cP) (%) (menit/50 g) (%)
P0 1176,00 a ±10,10 25,67 c ±0,91 37,45 a ±0,98 35,84 a ±0,06
P1 1750,75 b ±15,88 25,14 c ±0,73 39,13 a ±1,00 36,20 b ±0,07
c b b
P2 2251,50 ±19,74 23,09 ±0,78 42,84 ±0,68 39,67 c ±0,05
d a c
P3 3348,00 ±14,31 20,14 ±0,49 48,28 ±1,27 41,36 d ±0,06
Keterangan: superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang
sangat nyata (p<0,01).

40
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2016, Hal 38-45 Vol. 11, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

Menurut penelitian Andarwulan, memberikan perbedaan yang sangat nyata


Kusnandar dan Herawati (2011), kandungan (p<0,01) terhadap overrun es krim yoghurt.
amilopektin yang tinggi pada sagu dapat Tepung sagu yang ditambahkan ke dalam
berfungsi sebagai pengental dan penstabil yoghurt dengan konsentrasi yang berbeda
yang mampu menghomogenkan bahan. akan memberikan hasil peningkatan volume
Amilopektin yang dipanaskan dalam air es krim yoghurt yang berbeda. Hal ini
akan membentuk lapisan yang transparan terbukti dari hasil rata-rata overrun dan
yaitu larutan dengan viskositas tinggi dan UJBD 1% pada Tabel 1.
berbentuk lapisan-lapisan seperti untaian Overrun es krim yoghurt dapat
tali, sedangkan amilosa memberikan diketahui melalui pengukuran volume es
kontribusi rasa yang dihasilkan. krim setelah dimixer (X) dan setelah
Winarno (2002), gelatinisasi terjadi dimasukkan ke dalam ice cream maker (Y).
karena pati berbentuk butiran yang mampu Formula bahan yang telah dicampurkan
menyerap air sehingga butiran pati akan dimixer selama 15 menit untuk
membengkak dan bersifat tidak kembali lagi menghasilkan tingkat pembuihan yang baik.
pada posisi semula. Pembengkakan pada Hasil rata-rata overrun es krim yoghurt pada
butiran pati terjadi bila energi kinetik Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
molekul-molekul air menjadi lebih kuat dari overrun es krim yoghurt tertinggi terletak
pada daya tarik-menarik antar molekul pati pada Perlakuan P0 yaitu sebesar 25,67%
di dalam air, sehingga air masuk ke dalam dengan tanpa penambahan tepung sagu,
butiran pati dan terjadi peningkatan sedangkan rata-rata overrun terendah pada
viskositas. perlakuan P3 sebesar 20,14% dengan
Hasil UJBD 1% pada Tabel 1 penambahan tepung sagu sebanyak 6% pada
menunjukkan bahwa viskositas es krim yoghurt yang ditambahkan ke dalam es krim
yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan P3 yoghurt. Perlakuan P1 dan P2 berada
memberikan perbedaan yang sangat nyata diantara rata-rata P0 dan P3 yang masing-
(p<0,01) dengan P2, P1 dan P0. Perlakuan masing sebesar 25,14% dan 23,09%. Nilai
pemberian tepung sagu sebanyak 6% dari overrun es krim yoghurt pada penelitian ini
volume susu segar memberikan pengaruh berkisar antara 20-25%. Overrun es krim
viskositas paling tinggi terhadap es krim yoghurt mengalami penurunan dari P0 ke
yoghurt dibanding pemberian 2%, 4% dan P3.
tanpa pemberian perlakuan (0%). Hasil Nilai overrun yang rendah diduga
penelitian ini lebih bagus daripada hasil karena viskositas es krim yoghurt yang
viskositas dari penelitian semakin tinggiyang dapat mengurangi udara
Wahyunny dkk. (2014) karena hasil rata-rata yang masuk seiring dengan penambahan
viskositas pada P0 sebesar 803,08 cP, P1 konsentrasi tepung sagu dalam yoghurt yang
sebesar 882,88 cP, P2 sebesar 1071,75 cP mengandung sumber bahan padatan berupa
dan P3 sebesar 1154,78 cP dengan amilosa dan amilopektin yang. Bahan
penambahan pati ubi jalar cilembu sebagai tersebut digunakan sebagai campuran
penstabilnya. adonan es krim yoghurt sehingga
mengakibatkan pengembangan volume es
Overrun Es Krim Yoghurt krim yoghurt menjadi terbatas. Hal ini
Hasil analisis ragam Tabel 1 sesuai dengan pernyataan Puspitasari dan
menunjukkan bahwa tingkat penambahan Rahayuni (2012) bahwa adonan yang
tepung sagu pada yoghurt sebagai semakin kental menyebabkan tegangan
komponen pembuatan es krim yoghurt permukaan menjadi lebih besar sehingga

41
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2016, Hal 38-45 Vol. 11, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

udara sulit menembus permukaan dan tepung sagu pada yoghurt sebagai
pengembangan es krim menjadi lebih komponen pembuatan es krim yoghurt
rendah. memberikan perbedaan yang sangat nyata
Hasil UJBD 1 % menunjukkan (P<0,01) terhadap kecepatan meleleh es
bahwa perlakuan pemberian tepung sagu krim yoghurt. Tingkat penambahan
sebanyak 2% dari volume susu segar dan konsentrasi tepung sagu menyebabkan es
tanpa pemberian perlakuan (0%) krim yoghurt memiliki kekentalan yang
memberikan pengaruh overrun paling tinggi tinggi yang dapat menghasilkan kecepatan
terhadap es krim yoghurt tepung sagu meleleh yang semakin lama pula. Pelelehan
dibanding pemberian 4% dan 6%.Perlakuan yang lambat tidak dikehendaki karena
P2 dan P3 memiliki perbedaan yang sangat mencerminkan adanya penstabil yang
nyata terhadap perlakuan P0 dan P1. berlebihan atau pengolahan adonan yang
Perbedaan yang sangat nyata ditandai kurang memadai. Hal ini sesuai dengan
dengan penurunan nilai overrun pada P1, P2 pernyataan Marshal (2003) bahwa bahan
dan P3 diakibatkan karena viskositas es krim penstabil mempunyai kemampuan menyerap
yoghurt semakin meningkat sehingga air sehingga meningkatkan ICM menjadi
kerapatan semakin tinggi dan ruang antar lebih kental dan produk es krim tidak mudah
partikel semakin sempit yang menyebabkan leleh.
udara susah masuk dalam adonan dan Rata-rata kecepatan meleleh es
adonan tidak dapat mengembang secara krim yoghurt yang terdapat pada Tabel 1
optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan menunjukkan penambahan tepung sagu
Oksilia (2012) bahwa peningkatan viskositas dengan konsentrasi yang berbeda
ICM dapat membatasi mobilitasi molekul air memberikan pengaruh waktu pelelehan es
karena ruang antar partikel di dalam ICM krim yoghurt yang lebih lama dengan
makin sempit yang menyebabkan nilai penambahan tepung sagu yang semakin
overrun semakin rendah. tinggi. Rata-rata perlakuan P0 menghasilkan
Nilai overrun berbanding terbalik kecepatan meleleh sebesar 37,45 menit/50 g
dengan nilai viskositas yaitu peningkatan dan semakin meningkat pada perlakuan P1
viskositas es krim yoghurt akan menurunkan sebesar 39,13 menit/50 g, P2 sebesar 42,84
overrun seiring dengan bertambahnya menit/50 g dan P3, yaitu mencapai 48,28
pemberian tepung sagu dalam yoghurt. Hal menit/50 g.
ini dibuktikan dengan rata-rata overrun yang Waktu pelelehan es krim yoghurt
rendah pada P3 (penambahan tepung sagu yang lama dapat menjadikan konsumen
sebanyak 6%) sebesar 20,14%. Hasil rata- kurang menyukai es krim yoghurt yang
rata overrun pada penelitian ini berada lambat meleleh. Hal ini sesuai dengan
diantara 20-40% yang sesuai dengan pernyataan Hartayanie dan Adiseno (2006)
pendapat Marshall dan Arbuckle (2000) bahwa stabilizer berfungsi untuk
bahwa overrun berada pada rata-rata 20- mempertahankan es krim agar tidak mudah
40%. Hasil uji overrun pada P1 sebesar melelehkarena adanya zat penstabil dalam
25,14% yang melebihi ketentuan overrun adonan yang akan mengikat molekul air
minimal sebesar 10-15% dari pernyataan bebas sehingga menghambat mobilitas
Goff (2002). molekul air dan juga membentuk struktur
rapat gel karena sifatnya sebagai
Kecepatan meleleh Es Krim Yoghurt hidrokoloid.
Hasil analisis ragam Tabel 1 Hasil UJBD 1% menunjukkan
menunjukkan bahwa tingkat penambahan bahwa perlakuan pemberian tepung sagu

42
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2016, Hal 38-45 Vol. 11, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

sebanyak 6% dari volume susu segar meningkat. Hal ini dikarenakan semakin
memberikan perbedaankecepatan meleleh tinggi konsentrasi penstabil, maka daya ikat
paling tinggi terhadap es krim yoghurt penstabil tersebut terhadap air juga akan
tepung sagu dibanding pemberian 2% dan meningkat sehingga air yang terikat akan
4% yang memiliki perbedaan yang sama semakin banyak.
serta tanpa pemberian perlakuan (0%). Hasil rata-rata total padatan pada
Perlakuan P3 memiliki perbedaan yang penelitian menunjukkan bahwa persentase
sangat nyata dibanding P2, P1 dan P0. P0 sebesar 35,84% (tanpa penambahan
Perbedaan yang sangat nyata ini ditandai tepung sagu), P1 sebesar 36,20%
dengan semakin lamanya kecepatan meleleh (penambahan tepung sagu sebanyak 2%), P2
dari P0 ke P3 seiring dengan pemberian sebesar 39,67% dengan penambahan tepung
konsentrasi tepung sagu yang semakin sagu sebanyak 4% dan P3 sebesar
meningkat. Nilai rata-rata kecepatan meleleh 41,36%dengan penambahan tepung sagu
pada P1 sebesar 39,13 menit/50 g melebihi sebanyak 6%. Total padatan merupakan
penelitian. Wahyunny dkk. (2014) , bahwa bahan organik setelah dikurangi kandungan
kisaran pelelehan es krim 26-37 menit/50 airnya. Penambahan konsentrasi tepung sagu
g.Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam yoghurt memberikan perbedaan
Champbell (2000) bahwa penambahan terhadap hasil rata-rata total padatan es krim
konsentrasi stabilizer yang tinggi dapat yoghurt karena tepung sagu merupakan
mengakibatkan pelelehan es krim yang karbohidrat yang menjadi salah satu
lambat. Kondisi penyimpanan juga dapat penyusun padatan dengan kadar karbohidrat
mempengaruhi waktu leleh selain sebesar 84,89%, selain itu molekulnya yang
konsentrasi stabilizer, emulsifier, komposisi sangat rapat menyebabkan udara tidak dapat
bahanserta kondisi pemrosesan. masuk sehingga es krim yoghurt yang
dihasilkan memiliki tingkat kepadatan yang
Total Padatan Es Krim Yoghurt tinggi.
Hasil analisis ragam Tabel Hasil UJBD 1% pada Tabel 1
1menunjukkan bahwa tingkat penambahan menunjukkan bahwa total padatan es krim
tepung sagu pada yoghurt sebagai yoghurt yang dihasilkan pada perlakuan P3
komponen pembuatan es krim yoghurt memberikan perbedaan yang sangat nyata
memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) dengan P2, P1 dan P0. Pemberian
(p<0,01) terhadap total padatan es krim tepung sagu sebanyak 6% dari volume susu
yoghurt. segar memberikan perbedaan total padatan
Berdasarkan hasil penelitian, paling tinggi terhadap es krim yoghurt
semakin banyak total padatan dalam es krim tepung sagu dibanding pemberian 4%, 2%
yoghurt maka jumlah air dalam adonan es dan tanpa pemberian perlakuan.
krim semakin sedikit dan mengurangi Semakin meningkatnya total
jumlah kristalisasi es karena sebagian besar padatan pada es krim yoghurt akan
total padatan dipengaruhi oleh bahan berbanding lurus dengan nilai viskositasnya
penstabil yang digunakan. Konsentrasi serta kecepatan melelehnya semakin lama.
tepung sagu yang digunakan semakin tinggi Es krim yoghurt selain dipengaruhi oleh
maka total padatan akan semakin meningkat penggunaan tepung sagu juga dipengaruhi
pula. Menurut penelitian Jannah, Thohari oleh komponen lain penyusun es krim
dan Purwadi (2013) diketahui bahwa yoghurt seperti plain yoghurt, creamer
semakin tinggi konsentrasi penstabil yang nabati, gula, bahan pengemulsi dan garam.
digunakan, total padatan akan semakin Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawira

43
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2016, Hal 38-45 Vol. 11, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

(2011) bahwa penambahan yoghurt dan sebesar 25,143%, kecepatan meleleh sebesar
bahan tambahan lain diantaranya pemanis, 39,13 menit/50 g dan total padatan 36,200%.
juga pengemulsi dan penstabil ke dalam
adonan es krim tentunya akan meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
total padatan.
Menurut Standar Nasional Andarwulan, N., F. Kusnandardan D.
Indonesia 01-0317-1995, es krim memiliki Herawati. 2011. Analisis Pangan.
nilai minimal total padatan sebesar 34 %. Dian Rakyat. Jakarta
Sedangkan menurut Marshall and Arbuckle Champbell, H. 2000. Ice Cream. Dairy
(2000) bahwa total padatan pada es krim Sciens and Technology on the
sebainya tidak lebih dari 40-42%. Hasil rata- Internet.www.foodsci.uoguelph.ca/
rata total padatan penelitian ini, P0 dengan dairyedu/icecream.html. [Diakses
total padatan sebesar 35,84% danP1 dengan pada tanggal 19 Oktober 2015].
total padatan sebesar 36,20% sudah bagus Chotimah, S. 2009. Peranan Streptococcus
karena melebihi standar minimum SNI Thermophillus dan Lactobacillus
sebesar 34% dan kurang dari total Bulgaricus dalam Proses
maksimum total padatan sebesar 40-42%. Pembuatan Yoghurt: Suatu
Review.Jurnal Ilmu Peternakan. 4
Perlakuan Terbaik (2): 47- 52.
Fatimah, F., J. Rorongdan S. Gugule, S.
Perlakuan terbaik pada penelitian ini 2012.Stabilitas dan Viskositas
berada pada perlakuan P1 dengan Produk Emulsi Virgin Coconut Oil-
penambahan tepung sagu sebesar 2% dari Madu. Jurnal teknologi dan Industri
volume susu segar pada yoghurt sebagai Pangan. 22(1):75-80.
salah satu komponen es krim yoghurt. Goff, H. D. 2002. Ice Cream. Dairy Sciens
Penambahan tepung sagu dengan and Teknology on the Internet.
konsentrasi 2% memberikan hasil rata-rata www.foodsci.uoguelph.ca/dairyedu
viskositas sebesar 1750,75 cP, overrun /icecream.html. [Diakses pada
sebesar 25,14%, kecepatan meleleh sebesar tanggal 8 Januari 2016].
39,13 menit/50 g dan total padatan Hartayanie, L. dan B. Adiseno. 2006.
36,20%.Hasil uji viskositas, total padatan, Karakteristik Fisik dan Evaluasi
overrun dan total padatan merupakan hasil Sensoris Es Krim Nabati dengan
yang saling mempengaruhi dan berkaitan Penggunaan Xanthan Gum, Sodium
erat. Viskositas yang terlalu kental, overrun Alginat dan Carboxy Methyl
yang sangat rendah, total padatan yang Cellulose (CMC) sebagai Zat
tinggi dan kecepatan meleleh yang Penstabil. Seminar Nasional
lama,kurang diminati konsumen sehingga PATPI–Yogyakarta.
nilai kesukaannya rendah. Jading, A., E. Tethool, P. Payung dan S.
Gulton. 2011. Karakteristik
KESIMPULAN
Fisikokimia Pati Sagu Hasil
Berdasarkan hasil penelitian dapat Pengeringan Secara Fluidasi
disimpulkan bahwa tingkat penambahan Menggunakan Alat Pengering
tepung sagu pada yoghurt sebanyak 2% dari Cross Flow Fluidized Bed
volume susu segar memberikan perlakuan Bertenaga Surya dan Biomassa.
terbaik terhadap es krim yoghurt dengan Reaktor. 13(3):155-164.
nilai viskositas sebesar 1750,75 cP, overrun

44
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2016, Hal 38-45 Vol. 11, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

Jannah, Y., I. Thohari dan Purwadi. 2013. Produksi dan Teknologi Peternakan
Penambahan Tepung Porang Fakultas Peternakan Institut
(Amorphophallus Oncophillus) Pertanian Bogor. Bogor.
pada Es Krim Yoghurt terhadap Puspitasari, R dan A. Rahayuni. 2012.
Total Plate Count, Tekstur, Rasa, Kandungan Serat, Lemak, Sifat
Aroma, Total Padatan, dan pH. Fisik dan Tingkat Penerimaan Es
Repository Fakultas Peternakan. Krim dengan Penambahan berbagai
Universitas Brawijaya. Jenis Bekatul Beras dan Ketan.
Marshall, R. T. dan W.S. Arbuckle. 2000. Journal of Nutrition Collage.
Ice Cream. 5th Edition. Aspen 1(1):301-311.
Publisher. New York. Wahyunny, H. I., I. Thohari dan L. E.
Oksilia, M. A. Syafutri dan E. Lidiasari. Radiati. 2014. Pengaruh Tingkat
2012. Karakteristik Es Krim Hasil Penggunaan Pati Ubi Jalar Cilembu
Modifikasi dengan Formulasi terhadap Kualitas Es Krim Yoghurt
Bubur Timun Suri (Cucumis melo Sinbiotik ditinjau dari Viskositas,
L.) dan Sari Kedelai. Jurnal Overrun, Kecepatan meleleh dan
Teknologi dan Industri Pangan. 1 Total Plate Count (TPC).
(1). 23. Repository Fakultas Peternakan
Prawira, I. G. Y. N. 2011. Pengaruh Universitas Brawijaya. Malang.
Penambahan Natasimin terhadap Winarno, F.G. 2002.Kimia Pangan dan Gizi.
Karakteristik Es Krim Yoghurt Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sinbiotik. Departemen Ilmu

45

Anda mungkin juga menyukai