Anda di halaman 1dari 18

PERAN KELOMPOK TANI PADI TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA


SEUNEUBOK PIDIE KECAMATAN TANAH JAMBO AYEH
KABUPATEN ACEH UTARA

Proposal

OLEH :

INTAN SUWARNI
NIM : 210250051

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam
tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat,
dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “ Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Produksi Padi
Sawah di Desa Seuneubok Pidie Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten
Aceh Utara.
Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memproleh gerlar sarjana pada fakutas ilmu social dan ilmu politik
Universitas Malikussaleh.
Penulis menyadari bawah dalam menyelesaikan pendidikan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bibingan dari berbagai pihak baik sesama perkuliahan
meupun dalam penyusunan proposal, sehingan sangat berat bahkan terasa
mustahil untuk dapat menyelesaikan proposal ini, tampa bantuan dari semua
pihak.

Lhokseumawe, 20 Oktober 2023


Penulis

Intan Suwarni
NIM. 210250051

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Fokus Penelitian ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4


2.1 Peranan Kelompok Tani ........................................................................... 4
2.2 Fungsi Kelompok Tani ............................................................................. 5
2.3 Hambatan Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Produksi .......... 6
2.4 Kemampuan dan ciri-ciri kelompok tani .................................................. 8

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 10


3.1 Lokasi penelitian .................................................................................... 10
3.2 Pendekatan penelitian ............................................................................. 10
3.3 Informan penelitian ................................................................................ 11
3.4 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 11
3.5 Teknik pengumpulan Data ..................................................................... 12
3.6 Teknik Analisi Data ................................................................................ 13

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pertanian memiliki arti penting dalam pembangunan perekonomian bangsa
Indonesia. Pemerintah telah menetapkan pertanian sebagai prioritas utama
pembangunan dimasa mendatang. Pembangunan pertanian yang dikelola dengan
baik dan bijak akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus pemerataan
ekonomi secara berkelanjutan, mengatasi kemiskinan dan pengangguran, yang
pada akhirnya mensejahterakan masyarakat Indonesia secara keseluruhan
(Budiarta, dkk., 2017).
Permasalahan yang sering dihadapi petani dari segi produksi biasanya
berupa kegagalan panen dan dari tingkat harga biasanya berupa harga penjualan
hasil tani yang sangat rendah. Oleh karena itu petani tidak bisa memenuhi
kekurangan biaya produksi pertanian dan biaya kebutuhan hidup karena adanya
kerugian. Masalah masalah mendasar lain yang ditemukan adalah sulitnya akses
terhadap sumber kapital, informasi, dan teknologi. Organisasi petani masih
diharapkan sebagai komponen pokok dalam pembangunan pertanian, namun
kondisinya saat ini belum memuaskan (Suhaeti dkk, 2014).
Organisasi petani yang dimaksud dalam penelitian ipemerintah bersama
petani dalam rangka membangun upaya kemandiriannya dengan membentuk
kelompok-kelompok tani di pedesaan. .Kelompok tani menghendaki terwujudnya
pertanian yang baik, usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera
dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota dibina agar berpandangan
sama, berminat yang sama dan atas dasar kekeluargaan (Nainggolan dkk, 2014)
ini adalah kelompok tani. Hal ini salah satu usaha pemerintah bersama petani
dalam rangka membangun upaya kemandiriannya dengan membentuk kelompok-
kelompok tani di pedesaan. .Kelompok tani menghendaki terwujudnya pertanian
yang baik, usaha tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam
perkembangan kehidupannya. Para anggota dibina agar berpandangan sama,
berminat yang sama dan atas dasar kekeluargaan (Nainggolan dkk, 2014).

1
2

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan
dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan
untuk mencapai tujuan bersama (Nainggola dkk, 2014).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor.
67/Permentan/SM.050/12/2016 , dalam Rinaldi dkk. (2015), kelompok tani
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a)Saling mengenal, akrab, dan saling percaya
diantara sesama anggota; (b)Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama
dalam berusaha tani; (c)Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman,
hamparan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan
dan ekologi; (d)Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota
berdasarkan kesepakatan bersama.
Peran kelompok tani yang mengacu pada Permentan tersebut adalah : (a)
Kelas belajar, kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya
guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam berusahatani; (b) Wahana
kerjasama, kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama
diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan
pihak lain; (c) Unit produksi, sebagai unit produksi, kelompok tani diarahkan
untuk memiliki kemampuan mengambil keputusan dalam menentukan
pengembangan produksi yang menguntungkan (Tarigan dkk., 2017).
Kondisi perekonomian petani di Desa Seuneubok Pidie Kecamatan Tanah
Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara pada saat ini mengalami krisis dalam bidang
pendapatan, karena pada saat ini masyarakat khususnya petani padi sawah tidak
mendapatkan hasil yang memuaskan dari hasil pertanian mereka. Hal tersebut
disinyalir akibat busuknya tanaman dan menurunya harga padi . Meski demikian
petani tidak pernah merasa lelah dan patah semangat dalam melakukan kegiatan
pertaniannya, dimana para petani mengambil kegiatan lain agar bisa mencukupi
kebutuhan keluarganya dengan cara menanam tanaman hortikultura lainnya. Hal
ini dilakukan petani dengan harapan dapat memperbaiki keadaan ekonomi petani
yang semakin merosot.
3

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peranan kelompok tani dalam peningkatan produksi padi
sawah di Desa Seuneubok Pidie Kecamatan Tanah Jambo Aye
Kabupaten Aceh Utara ?
2. Apa saja hambatan kelompok tani dalam peningkatan produksi padi
sawah di Desa Seuneubok Pidie Kecamatan Tanah Jambo
AyeKabupaten Aceh Utara ?
1.3 Fokus Penelitian
Adapun fokus dalam penelitian ini adalah: peran kelompok tani terhadap
pendekatan produksi padi sawah di Desa Seuneubok Pidie Kecamatan Tanah
Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara
1.4 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peran kelompok tani dalam peningkatan produksi padi
sawah di Desa Seuneubok Pidie Kabupaten Tanah Jambo Aye Kabupaten
Aceh Utara.
2. Untuk mengentahui hambatan kelompok tani di Desa Seuneubok Pidie
Kabupaten Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Praktis
Di harapkan dengan adanya hasil penelitian tentang hubungan peren
kelompok tani dengan produktifitas usaha tani padi sawah yang di lakukan pada
kelompok tani di Desa Seuneubok Pidie Kabupaten Tanah Jambo Aye Kabupaten
Aceh Utara.
2. Teoritis
Di harapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan ilmu penggetahuaan
yang bermafaat bagi pengembangan ilmu.
Diharapakan dapat memperkarya kepustakaan menggenai hubungan peran
kelompok tani dengan produktifitas usahatani sawah padi di suatu daerah tertentu,
dan dapat terjadi pembandingan dengan daerah lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan Kelompok Tani


Peranan kelompok adalah gambaran tentang kegiatan-kegiatan kelompok
tani yang dikelola berdasarkan persetujuan anggotanya, sehingga mampu
mengubah atau membentuk wawasan, pengertian, pemikiran minat, tekad dan
kemampuan perilaku berinovasi menjadikan system pertanian yang maju.
Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan di
bentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumber daya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan
untuk mencapai tujuan bersama (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2002).
Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang
berfungsi sebagai media penyuluhan. Kelompok tani sebagai media penyuluhan
bertujuan untuk mencapai petani tangguh yang memiliki keterampilan dalam
menerapkan inovasi, mampu mempeorleh tingkat pendapatan guna meningkatkan
kualitas hidup sejajar dengan profesi yang lain, memiliki kekuatan mandiri dalam
menghadapi pihak-pihak lain dalam dunia usaha sebagai salah satu komponen
untuk membangun pertanian maju, efisiensi dan tangguh sebagaimana dimaksud
dalam GBHN tahun 1993. Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang atau
petani, yang terdiri atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani taruna atau
pemuda tani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas
dasar keseraian dan
kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang
kontak lain (Mardikanto, 1993).
Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang langsung
mengorganisis para petani dalam mengembangkan usaha taninya. Kelompok tani
merupakan organisasi yang dapat dikatakan fungsi dan ada secara nyata.
Disamping berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan
anggotanya, beberapa kelompok tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti
gotong royong, usaha simpan pinjam dan urusan kerja untuk kegiatan usaha tani.
Kerjasama didalam suatu kelompok dapat diselenggarakan dan diwujudkan serta

4
5

memberikan hasil sesuai dngan harapan kita, orang-orang ingin bekerja sama dan
mengimpun dirinya dalm wadah organisasi yang dikenal dengan kelompok tani.
Soekamto (1990) mengatakan kelompok terbentuk karena adanya
pertemuan yang berlangsung secara berulang kali yang didasari oleh adanya
kepentingan dan pengalaman yang sama. Lebih lanjut Kartasaputra (1994)
mengemukakan bahwa kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran, jadi tidak
secara paksa. Kelompok ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usaha
tani yang optimal, dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan
hidupnya. Para anggota terbina agar berpandangan sama, berminat yang sama,
berkegiatan atas dasar kekeluragaan, karena itu koperasi selalu memandang
kelompok tani sebagai cikal bakal terbentuknya KUD yang tangguh.
Menurut Soedijanto (1996), agar kelompok tani dapat berkembang secara
dinamis, maka harus dikembangkan jenis-jenis kemampuan kelompok tani yang
terdiri dari (1) fungsi kelompok dalam mentebarluaskan informasi kepada
anggota, (2) fungsi kelompok dalam pengadaan fasilitas dan sarana produksi, (3)
fungsi kelompok tani dalam merencanakan kegiatn kelompok, (4) fungsi
kelompok dalam mengarahkan anggota melaksanakan dan menaati perjanjian, dan
(5) fungsi kelompok dalam penerapan teknologi panca usaha kepada para anggota.
Dalam melaksanakan fungsi kelompok tani tersebut tidak terlepas dari peranan
anggota kelompok yang berada dalam wadah kelompok tersebut. Dengan kata lain
bahwa berhasil tidaknya fungsi yang diemban kelompok sangat tergantung pada
keikutsertaan para petani dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut.

2.2 Fungsi Kelompok Tani


Menurut Kartosapoetra (1994), kelompok tani terbentuk atas dasar
kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki
terwujudnya pertanian yang baik, usaha tani dan keluarga tani yang sejaterah
dalam perkembangan kehidupannya. Para anggota terbina agar berpandangan
sama, berminat yang sama dan atas dasar kekeluargaan.
Dari uraian diatas, dapatlah dikatakan bahwa kelompok tani berfungsi
sebagai wadah terpeliharanya dan berkembangnya pengertian, pengetahuan dan
keterampilan serta gotong royong berusaha tani para anggotanya.
6

Fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


1. Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian
secara bersama.
2. Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para
anggotanya.
3. Mengusahakan kegiatan pemberantasan atau pengendalian hama dan
penyakit secara terpadu.
4. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana
yang menunjang usaha taninya.
5. Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan demontrasi
cara bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang dilakukan
bersama penyuluh.
6. Mengadakan hasil pengolahan secara bersama agar terwujudnya kualitas
yang baik beragam dan mengusahakan secara bersama agar terwujudnya
harga yang seragam.
Fungsi penyuluh pertanian dengan kontak tani dalam kelompok tani
adalah sebagai berikut :
1. Penyuluh pertanian berfungsi sebagai pengarah, pembimbing dan
penasehat serta member materi guna kegiatan kelompok.
2. Kelompok tani berfungsi sebagai motor penggerak kelompok tersebut
dengan mengembangkan pengaruhnya.
Selanjutnya dijelaskan bahwa perlunya penyuluhan sehingga dapat
memperbesar kemampuan dan peranan kelompok tani dalam berbagai hal,
yaitu menyangkut perbaikan usaha tani serta tingkat kesejahteraan.
Kemampuan setiap petani pada kelompok biasanya ada perbedaan baik
keterampilan, pengetahuan maupun permodalan. Olah karena itu atas
perbedaan karakteristik petani, maka perlu adanya kerjasama dalam kelompok
tani.

2.3 Hambatan Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Produksi


a) Kecilnya skala usaha tani
7

Di Indonesia, masih sangat kecil sekali usaha tani, sehingga


menyebabkan kurangnya efesien produksi. Hal-hal yang harus
ditempuh untuk mengatasi hal tersebut yaitu melalui pendekatan
kerjasama kelompok.
b) Langkahnya permodalan untuk pembiayaan usaha tani
Kemampuan petani untuk membiayai usahataninya sangat terbatas
sehingga produktivitas yang dicapai masih dibawah produktivitas
potensial. Mengingat keterbatasan petani dalam permodalan tersebut
dan rendahnya aksebilitas terhadap sumber permodalan formal maka
dilakukan pengembangan dan mempertahankan beberapa penyerapan
input produksi biaya rendah (low cost production) yang sudah berjalan
ditingkat petani.
c) Masalah Transformasi dan Informasi
Pelayanan publik bagi adaptasi transformasi dan informasi
terutama untuk petani pada kenyataannya sering menunjukkan suasana
yang mencemaskan. Di 20 satu pihak memang terdapat kenaikan
produksi, tetapi di lain pihak tidak dapat dihindarkan akan terjadinya
pencemaran lingkungan, yaitu terlemparnya tenaga kerja ke luar sektor
pertanian yang tidak tertampung dan tanpa keahlian dan ketrampilan
lain. Dapat juga terjadi ledakan hama tanaman karena terganggunya
keseimbangan lingkungan dan sebagainya akibat dari kurangnya
informasi mengenai hal tersebut.
d) Belum mantapnya sistem dan pelayanan
penyuluhan Peran penyuluh pertanian dalam pembangunan
masyarakat pertanian sangatlah diperlukan. Dalam arti bahwa peran
penyuluh pertanian tersebut bersifat „back to basic‟, yaitu penyuluh
pertanian yang mempunyai peran sebagai konsultan pemandu,
fasilitator dan mediator bagi petani. Dalam perspektif jangka panjang
para penyuluh pertanian tidak lagi merupakan aparatur pemerintah,
akan tetapi menjadi milik petani dan lembaganya. Untuk itu maka
secara gradual dibutuhkan pengembangan peran dan posisi penyuluh
pertanian yang antara lain mencakup diantaranya penyedia jasa
8

pendidikan (konsultan) termasuk di dalamnya konsultan agribisnis,


mediator pedesaan, pemberdaya dan pembela petani, petugas
profesional dan mempunyai keahlian spesifik.
e) Lemahnya tingkat teknologi
Produktifitas tenaga kerja yang relatif rendah (productive and
remmunerative employment) merupakan akibat keterbatasan teknologi,
keterampilan untuk pengelolaan sumberdaya yang effisien. Sebaiknya
dalam pengembangan komoditas usahatani diperlukan perbaikan
dibidang teknologi. Seperti contoh teknologi budidaya, teknologi
penyiapan sarana produksi terutama pupuk dan obat-obatan serta
pemacuan kegiatan diversifikasi usaha yang tentunya didukung dengan
ketersediaan modal.
2.4 Kemampuan dan ciri-ciri kelompok tani
Berdasarkan tingkat kemampuan kelompok tani, dikenal empat kelas
kemampuan kelompok tani dengan ciri-ciri untuk setiap kelompok (Dinas
Pertanian Pangana, 2002) adalah sebagai berikut:
1. Kelompok pertama :

a. Kontak tani masih belum aktif


b. Taraf pembentukan kelompok masih awal
c. Pimpinan formal
d. Kegiatan kelompok bersifat informative

2. Kelompok kedua :

a. Kelompok ini menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terbatas.


b. Kegiatan kelompok dalam perencanaan
c. Pimpinan formal aktif
d. Kontak tani mampu memimpin gerakan kerjasama kelompok tani

3. Kelompok ketiga :

a. Kelompok tani menyelenggarakan kegiatan kerjasama usaha


b. Pimpinan formal kurang menonjol
9

c. Kontak ini dan kelompok tani bertindak sebagai pimpinan kerjasama


usaha tani.
d. Berlatih mengembangkan program sendiri

4. Kelompok empat :

a. Hubungan melembaga dengan koperasi / KUD


b. Perencanaan program tahunan untuk meningkatkan produktivitas dan
pendapatan.
c. Program usaha tani terpadu d. Program diusahakan dengan usaha
koperasi/KUD
d. Pemupukan modal dan pemilikan atau penggunaan benda modal.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi penelitian


Penelitian dalam memproleh data mengenai kelompok tani di lakukan
peneliti di kelompok tani padi di di Desa Seuneubok Pidie Kecamatan Tanah
Jambo aye Kabupaten Aceh Utara . penelitian di lakukan bertahap- tahap , dalam
waktu penelitian di lakukan penelitian melakukan metodelogi di lakukan secara
sengaja, karena kelompok tadi padi satu-satunya kelompok tani di Desa
Seuneubok Pidie yang memproduksih benih padi.
3.2 Pendekatan penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang berkesinambungan
sehinggan tahap pengumpulan data, pegolahan tada yang di analisis data yang di
lakukan bersamaan selama proses penelitian. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motifasi, tindakan dan lain-lain
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan Bahasa ,pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah ( Moleong,
2011)

Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti suatu kelompok manusia,


suatu objek, kondisi, sistem pemikiran atau peristiwa pada masa sekarang.
Kualitatif deskriptif digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun
melalui data yang diperoleh dilapangan/tempat penelitian.

Penulis memilih pendekatan kualitatif yaitu karena pendekatan kualitatif


dilakukan pada kondisi yang alamiah atau tertuju langsung pada sumber data
sehingga akan mendapatkan informasi yang mendalam dan data yang lebih valid
sesuai dengan latar belakang dan kondisi
lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menguatkan solidaritas sosial masyarakat
Aceh utara dalam melakukan peren kelompok tani sawah.

10
11

3.3 Informan penelitian


Informan adalah orang yang di anggap mengetahui dengan baik terhadap
masalah yang di teliti dan bersedia untuk memberikan informasi pada peneliti.
Informan yaitu orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi
mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperang sebangai narasumber
selama proses penelitian (ardianto, 2011). Dalam penelitian kualitatif, dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Informan Kunci
Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara
menyeluruh tentang permasalah yang di angkat oleh peneliti. Informan
kunci sebaiknya orang yang bersedia berbagai konsep dan pengetahuan
dengan penelitian, dan sering dijadikan tempat bertanyak oleh peneliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi informan kecuali adalah tokoh
masyarakat di Desa Seuneubok Pidie , Kecamatan Tanah Jambo Aye
Kabupaten Aceh Utara.
2. Informan Utama
Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung ke dalam
interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan
utama ialah masyarakat setempat dalam membangun peran kelompok tani
sawah.
3. Informan Tambahan
Informan tambahan merupakan orang yang dapat memberikan
informasi tambahan sebangai pelengkap analisis dan pembahasan dalam
penelitian kualitatif. Informan tambahan juga memberikan informasi yang
tidak di berikan oleh informan utama atau informan kunci. Dalam
penelitiaan ini yang menjadi informan tambahan ialah masyrakat tani
sawah .
3.4 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
penelitian terkait. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua
jenis sumber data yaitu sebangi berikut :
1. Data primer
12

Data prime yaitu sumber data yang langsung memberikan data


kepada pengumpil data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung
dari sumber utama atau tempat objek penelitian dilakukan (Sugiyono,
2018). Data primen terdiri dari observasi dan wawancara.
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewar
Dokumen. Dalam penelitian ini yang berkaitan dengan topik penelitian (
Sugiyono, 2018).
3.5 Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategi dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatakan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik observasi,
tehnik wawancara, dan tehnik dokumentasi.
1. Obvervasi
Obvervasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu kumpulan, dengan di sertai pencatatan-pencatatan kedalam
atau prilaku objek sasaran. observasi dalam penelitian ini dilakukan dalam
peran klompok tani sawah
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan pertama dua orang untuk
mentukar informasi dan ide menlalui tanyak jawab, sehingga dapat
dikonstrusikan makna dalam suatu topik tertentu. Jadi dengan wawancara,
maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini
tidak bias di temukan menlalui observasi. Dengan melakukan wawancara,
penelitian dapat memproleh data yang lebih banyak sehinggan peneliti
dapat memahami budaya menlalui bahasa dan ekspresi yang di
wawancarai.
Tujuan dari wawancara adalah untuk menemukan permasalahan
lebih terbuka, dimana pihak yang di ajak wawancara di mintak pendapat,
13

dan ide-idenya wawancara yang lebih mengarahkan pembicara, tidak


mengajukan persoalan berdasarkan arah pmbicaraan dalam penelitian.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tak berstruktur, yaitu wawancara yang bedas, di mana peneliti
tidak menggunakan pendoman wawancara yang telah tersusun secara
sisstematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam penelitian ini
peneliti memiliki tanyak jawab pada narasumber yakni, peran kelompok
tani sawah Kecamatan Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara.
Penelitian memiliki beberapa narasumbe tersebut dikarenaka mereka
mampu memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dan
peneliti merasa bahwa informasi tersebut sudah cukup untuk melengkapi
penelian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu hal yang dikakukan oleh peneliti
guna mempergunakan data dari berdagai hasil media cetak membehas
mengenai narasuber yang akan diteliti buku-buku yang relevan, peraturan-
peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, datayang relevan penelitian
(riduwan,2015). Dalam penelitian ini studi dokumentasi melalui jurnal
atau tulisan ilmiah, selain itu peneliti juga memproleh data menlalui
foto/gambar dan menggunakan alat dokumentasi seperti rekaman dan
foto/gambar menggunkan hamdphone.
3.6 Teknik Analisi Data
Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapang, dan dokumentasi dengan
cara mengorgasasikan data kedalam kategori, menjabarkan yang penting dan yang
akan dipelajari, membuat kesimpulan sehiggan mudah di pahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.
Adapun tahap kegiatan analis data dalam penelitian ini yaitu;
1. Rekduksi Data ( Data reduction)
Menreduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok,
mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema polanya, dengan
demikian data yang telah direkdusikan akan memberikan gambaran
14

yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk melakukan


pengumpulan data selanjutnya, Reduksi data dilakukan dengan
memilih dan menyelesaikan setiap data yang masuk dari hasil
observasi, wawancara, dan Dokumentasi, kemudian mengolah dan
menfokuskan semua data agar lebih bermakna.
2. Penyanjian data (Data Display)
Kajian data adalah proses penyusunan informasi secara sistematik
dalam rangka memproleh kesimpulan sebagai penemuan
penelitian. Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan
bagipeneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bangian-
bangian tertentu dari penelitian.
3. Penarikan kesimpulan dan verifkasi ( conclusion drawing
verificantion)
Penerikan kesimpulan dan verifkasi yaitu hasil penelitian yang
menjawab fokuspenelitian berdasarkan analisis data. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.analisis
data dalam penelitian yang dilakukan setelah data terkumpul dan
diseleksi.
DAFTAR PUSAKA

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur, 2002. Petunjuk


Pengembangan, Bimbingan Penyuluhan dan Kelembagaan Kelompok
Tani. Samarinda
Dirjen Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Timur. 1993. Petunjuk
Pelaksanaan Pembinaan Kelompok tani. Kalimantan Timur.
GBHN, Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1993, Cetakan. Kedua, Penerbit Pustaka
Pelajar, Yogyakarta
Husaini dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta : PT
Indonesia, (Bandung)
Hernanto, Fadoli. 1995. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.
James A. dan Champion Dean J. (Penerjemah ; E.Koswara dkk.) (1992). Metode
dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung : PT Eresco. Centra, John A
Kartasapoetra, A.G 1994. Teknologi penyuluhan pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian University Press.
Surakarta
Pitijo.S. 2006. Budidaya padi sawah tabela. Penebar Swadaya. Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Nomor
168/Per/SM.170/J/11/11 Tanggal 18 November 2011 tentang Petunnjuk
Pelaksanaan Penilaian Kemampuan Kelompok Tani.
Soedijanto D. 1996. Keefektifan Kelompok Tani Dalam Meningkatkan Produksi
Hasil Pertanian. Disertasi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Soekanto. 2002 .Teori Peranan. Bumi Aksara, Jakarta.
Sugeng. HR. 1989. Bercocok Tanam padi. Rineka Ilmu.Agromedia pustaka.
Jakarta
Sutopo. 2004.Teknologi Benih. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wahyuni, Sri,. 2003. Kinerja Kelompok Tani Dalam Sistem Usahatani Padi dan
Metode Pemberdayaannya. Jurnal Litbang Pertanian. Bogor

15

Anda mungkin juga menyukai