Anda di halaman 1dari 49

PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI HOME


INDUSTRY DI DESA LUBUK KARET KECAMATAN BETUNG
KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :
ROBY YOBIANSYAH
NPM 03.18.064

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(STISIPOL) CANDRADIMUKA
PALEMBANG
2022
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9


2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Peranan ......................................................................... 9
2.1.2 Konsep Sosial Ekonomi .................................................................. 15
2.1.3 Pengertian Sosial Ekonomi ............................................................ 18
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Menentukan Sosial Ekonomi ........................ 18
2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 28
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 32


3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 32
3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 33
3.3 Definisi Konsep ........................................................................................ 33
3.4 Fokus Penelitian ........................................................................................ 36
3.5 Key Informan/Informan ............................................................................ 36
3.6 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 37

ii
3.7 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 38
3.8 Teknik Analisa Data ................................................................................. 40
3.9 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 41
3.10 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................... 42

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mendahulukan segala puji bagi Allah SWT yang selalu

melimpahkan segala rahmat dan karunianya dengan memberikan kesehatan maka

hamba dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kemudahan. Tanpa

pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan

baik. waktu, pikiran dan tenaga yang tidak terukur diberikan-Nya sehingga proposal

skripsi ini dapat diselesaikan.

Terselesainya proposal skripsi ini bukan semata-mata karena usaha penulis

sendiri, melainkan berkat dukungan yang penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh

karena itulah, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih dan rasa hormat

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Lishapsari Prihartini, M. Si, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka Palembang.

2. Dr. Lisdiana, M.Si, Wakil Ketua I Bidang Akademik.

3. Ibu Indah Pusnita, S.Sos, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan

Sosial Candradimuka Palembang.

4. Ibu Dita Mayreista, S.H., M.H Sebagai Pembimbing.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah

menyumbangkan ilmunya kepada penulis.

6. Teman-teman seangkatan

7. Seluruh staf akademik dan pegawai jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

yang telah banyak membantu penulis demi lancarnya studi penulis.

iv
8. Semua keluargaku yang telah member bantuan moril dan materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak sempat disebutkan

namanya, penulis ucapkan terimakasih atas doa dan bantuannya. Semoga

segala bantuan dan keikhlasannya mendapat balasan disisi-Nya. Amin.

Palembang, Agustus 2022


Penulis,

Roby Yobiansyah

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah tangga merupakan sekelompok orang yang mendiami sebagian atau

seluruh bangunan fisik dan umumnya tinggal bersama serta kepengurusan

kebutuhan sehari-hari dikelola secara bersama-sama. Jumlah anggota keluarga

merupakan total dari anggotanya yang terdiri dari suami,istri,anak, orang tua,

mertua, dan lainnya yang tinggal dalam satu rumah.

Kegiatan usaha tani didalam rumah tangga akan melibatkan peran anggota

rumah tangga dalam menjalankan usaha taninya. Kerjasama antara anggota rumah

tangga tersebut berfungsi untuk mengoptimalkan hasil usaha tani serta memenuhi

kebutuhan rumah tangga. Seorang ayah dan ibu memiliki peran yang kuat di dalam

rumah tangga, mereka sebagai pengambil keputusan yang berkaitan dengan

kebutuhan rumah tangga.

Pembagian peran antara suami dan istri masih disesuaikan dengan norma

yang berlaku dimasyarakat. Pada umumnya peran perempuan lebih rendah

dibandingkan peran laki-laki. Peran dalam member nafkah rumah tangga yang

mengambil inisiatif erat kaitannya dengan ayah. Di pihak lain tingkah laku seperti

pengasuhan anak dan memasak makanan adalah peran ibu. Pemahaman umum

bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam proses pembangunan terutama

ditentukan oleh peran mereka. Salah satu pemikiran yang dapat dikemukakan

bahwa peran dalam konteks rumah tangga adalah pengalokasian sumber daya yang

ada antara lain dimaksudkan untuk memaksimalkan pendapatan. Pembagian tugas

1
2

dalam kegiatan usaha tani untuk rumah tangga petani dilaksanakan agar kebutuhan

dalam rumah tangga terpenuhi dan kegiatan usaha tani nya tidak terbengkalai. Ayah

akan membagi waktunya untuk melakukan kegiatan usaha tani dan di luar sektor

pertanian, karena untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ayah sebagai tulang

punggung keluarga yang menopang kehidupan rumah tangganya berbeda dengan

seorang ibu. Ibu waktunya lebih tercurah untuk kegiatan usaha tani dan mengurus

rumah tangga (domestik).

Untuk pemilik lahan sempit seorang ibu cenderung bekerja sebagai buruh

tani. Pada saat persemaian dan pengolahan dan pada saat musim tanam. Pada

musim ini peran ayah lebih besar untuk kegiatan persemaian dan pengolahan lahan,

sehingga alokasi waktu ayah dalam kegiatan ini lebih besar dibandingkan seorang

ibu. Namun ketika saat pemeliharaan, ayah cenderung menjadi buruh tani,hal itu

dikarenakan kegiatan pemeliharaan dapat dilakukakan oleh seorang ibu. Karena

bukan merupakan pekerjaan yang berat. Lagi pula kegiatan pemeliharaan

tergantung pada keadaan lahan itu sendiri, penyiangan dilakukan ketika

pertumbuhan gulma mulai muncul dilahan.

Variasi dalam curhan waktu untuk kegiatan rumah tangga terhadap

pekerjaan rumah tangga dan pendapatan yang diterima dari bekerja (Bhatty, 2001).

Oleh karena itulah pekerja wanita dari lapisan bawah cenderung menggunakan

waktunya untuk mencari nafkah lebih banyak dibandingkan dengan pekerja wanita

dari lapisan atas yang berpenghasilan tinggi. Hal ini dikarenakan pada keluarga

miskin, satu-satunya sumber ekonomi yang dapat diandalkan adalah tenaga


3

manusia (human resources). Maka dari itu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya,

mereka harus bekerja lebih lama untuk meningkatkan pendapatanya.

Secara umum wanita memiliki tiga fungsi utama yang sangat berkaitan

dengan kedudukan dan peran wanita. Yaitu fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi,

dan fungsi produksi. Fungsi reproduksi sering dihubungkan dengan hak dan

kewajiban sekaligus sebagai kelebihan dan kelemahan wanita. Fungsi sosialisasi

berkaitan erat dengan fungsi dan tanggung jawabnya dalam mempersiapkan anak-

anaknya masuk dalam pergaulan masyarakat luas, dimana pengasuhan dan

pendidikan boleh dilakukan oleh orang lain, tetapi tanggung jawabnya tetap terletak

pada seorang ibu.

Fungsi produksi berkaitan dengan fungsi ekonomis wanita / ibu. Sejalan

dengan kemajuan peningkatan kesempatan dan pendidikan memungkinkan seorang

perempuan/ibu tidak saja berperan secara ekonomis, secara tidak langsung tetapi

dapat langsung menerimabaik hasil berupa uang ataupun barang sebagai imbalan

dalam melakukan pekerjaan ekonomi.

Dalam satuan rumah tangga tenaga kerja keluarga terdiri dari para laki-laki

dan perempuan dewasa maupun anak-anak dan anggota keluarga yang lain yang

dianggap mampu melakukan jenis kegiatan. Antara laki-laki dan perempuan

tersebut terdapat jenis kegiatan yang berbeda-beda sehingga perlu di ketahui

bagaimana pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan.

Parisipasi perempuan dalam angkatan kerja termasuk tinggi tetapi

kebanyakan mereka bekerja sebagai petani, buruh tani, dan pedagang. Bahkan

wanita dari golongan pendapatan rendah bekerja merupakan peranan pokok atau
4

tambahan dan bukan merupakan alternatif (Singgarimbun, 2005) Di desa

tradisional nafkah pencarian terutama adalah bertani, maka para perempuan

membantu suami dalam bidang yang sama. Hal ini terjadi karena kesempatan dalam

kerja baru yang terbatas. Sebagian besar petani mengikuti pekerjaan suaminya.

Karena itulah maka pada umumnya di daerah-daerah pertanian perempuan bekerja

prosentasenya tergolong tinggi, (Pudjiwati,2001).

Menurut Siagian (2017) peran perempuan di pedesaan dibagi dalam dua

bagian

(1) sebagai istri atau ibu rumah tangga, dimana mereka melakukan pekerjaan rumah

tangga yang tidak menghasilkan pendapatan secara langsung tetapi tidak

memungkinkan anggota keluarga lain melakukan pekerjaan mencari nafkah,

(2) membantu untuk mencari nafkah dalam kehidupan keluarga sehari-hari dimana

biasanya perempuan di desa mendapingi suami bekerja untuk mencari nafkah.

Berdasarkan profil Desa Lubuk Karet, diperoleh gambaran bahwa jika

dilihat dari latar belakang sosial ekonomi masyarakat desa 49% adalah masyarakat

miskin yang tidak memiliki pekerjaan tetap, walaupun secara keseluruhan

masyarakat Desa Lubuk Karet memiliki lahan perkebunan karet, .namun lahan

tersebut hanya merupakan tanah warisan dari orang tuanya dengan luas yang sangat

kecil. Terlebih jika secara turun-temurun harus diwariskan lagi atau dibagi untuk

anak-anak dan cucunya. Hal ini di perparah namun anjloknya harga getah karet

yang telah lama sejak bertahun-tahun yang lalu membuat harga getah karet (latex)

sudah tidak realistis lagi dengan kebutuhan pokok, terutama dalam setahun
5

belakangan ini pada saat pandemi corona benar-benar turun signifikan, harga jual

getah karet, berkisar Rp. 4.000 hingga Rp.5.000 per kilo.

Dengan keadaan tersebut, banyak masyarakat di Desa Lubuk Karet yang

melakukan migrasi atau merantau ke daerah-daerah lain untuk bekerja mencari

penghidupan yang lebih baik. Adapun penduduk Desa Lubuk Karet sebagai

penerima raskin adalah 70 orang, penerima UKM 77 orang dan penerima

Jamkesmas 82 orang. Sebagian dari penduduk dalam kondisi kekurangan tetapi

tetap bertahan hidup dengan mengolah hasil pertanian atau perkebunan karet

disamping itu untuk mencukupi kebutuhan keluarga, para ibu rumah tangga di Desa

Lubuk Karet banyak melakukan kegiatan ekonomi yang mendatangkan pendapatan

income keluarga. Terlebih khusus para istri petani di Desa Lubuk Karet yang

menjadi fokus penelitian, mereka bukan hanya mengerjakan pekerjaan yang

berhubungan dengan tugas sebagai ibu rumah tangga atau istri saja, melainkan

mereka juga bekerja untuk mendapatkan pendapatan tambahan.

Dilihat dari jumlah penduduk yang ada di Desa Lubuk Karet tidak sedikit

perempuan yang melakukan kegiatan untuk membantu ekonomi keluarganya agar

dapat memenuhi kebutuhan, kebutuhan yang di maksudkan disini adalah kebutuhan

kehidupan sehari-hari yang bisa dianggap cukup tinggi karena dampak naiknya

sejumlah kebutuhan sehari-hari mulai dari tarif listrik, biaya untuk konsumsi dan

biaya untuk pedidikan dari anak-anak mereka dikarenakan pada saat ini dapat

dianggap bahwa biaya pendidikan anak-anak merupakan pengeluaran yang cukup

tinggi apalagi bila anak tersebut sedang menempuh pedidikan di perguruan tinggi

namun tidak diikuti dengan naiknya pendapatan keluarga.


6

Dengan melihat data di atas dengan anjoloknya harga getah karet (latex)

mengakibatkan adanya permasalahan baru meningkatnya jumlah kebutuhan

sulitnya memenuhi pangan keluarga dikarenakan naiknya jumlah perekonomian

tidak diikuti dengan pertambahan jumlah lapangan pekerjaan yang ada hal tersebut

membuat perempuan di Desa Lubuk Karet ikut memenuhi kebutuhan keluarga

dengan bekerja di sektor baik formal maupun informal sehingga mendorong

perempuan untuk ikut andil dalam menopang pemenuhuhan kebutuhan keluarga,

maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan kajian dan menuangkannya dalam

penelitian yang berjudul “Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Peningkatan

Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industri di Desa Lubuk Karet Kecamatan

Betung Kabupaten Banyuasin”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifkasi masalah:

a. Harga getah karet (latex) yang terus anjlok mengakibatkan semakin

tergerusnya / berkurangnya income (pendapatan) ibu rumah tangga di Desa

Lubuk Karet

b. Pertambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan

yang ada mengakibatkan semakin banyak penduduk yang miskin

c. Masih rendahnya tingkat pendidikan terutama kaum perempuan dan ibu

rumah tangga

d. Kurangnya sarana dan prasarana


7

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan indentifikasi permasalahan diatas maka rumusan masalah yang

hendak dibahas adalah:

Bagaimana peran ibu rumah tangga dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga

melalui home industry di Desa Lubuk Karet Kecamatan Betung Kabupaten

Banyuasin.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan peran ibu rumah tangga dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga di Desa Lubuk Karet Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin.

1.5 Manfaat Penelitian

A. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah uraian yang

bersifat teoritis pada kajian ilmu bidang kesejahteraan sosial.

B. Manfaat Akademis

Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dan

rujukan mengenai peran ibu rumah tangga dalam peningkatan kesejahteraan

keluarga melalui home industry.


8

C. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

kepada berbagai pihak, khususnya kepada wanita- ibu rumah tangga petani dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan keluarga maupun hasil pendapatan tambahan

yang diperoleh tetap menggunakan perencanaan dengan program yang telah

disiapkan karena disadari bahwa dalam suatu rumah tangga pasti memiliki tujuan

hidup keluarga, yaitu sejahtera atau bahagia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Peranan

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang

menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal atau

peristiwa.

Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi,

psikologi dan antropologi yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi

maupun disiplin ilmu. Teori peran berbicara tentang istilah “peran” yang biasa

digunakan dalam dunia teater, dimana seorang aktor dala teater harus bermain

sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk

berprilaku secara tertentu.

Posisi seorang aktor dalam teater dinalogikan dengan posisi seseorang

dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan posisi. Peran diartikan pada

karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah

pentas drama, yang dalam konteks sosial peran diartikan sebagai suatu fungsi yang

dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial. Peran

seorang aktor adalah batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama-

sama berada dalam satu penampilan/ unjuk peran (role perfomance)

9
10

Menurut Soejono Soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi suatu

pengantar (2012:212), menjelaskan pengertian peranan merupakan aspek dinamis

kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.

Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu

pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung

pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan

tanpa peranan. Sebagaimana dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti.

Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola

pergaulan hidupnya.

Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya

bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat

kepadanya.

Peranan adalah suatu rangkaian prilaku yang teratur, yang ditimbulkan

karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.

Kepribadian seseorang barangkali juga amat mempengaruhi bagaimana peranan

harus dijalankan. Peranan timbul karena seseorang memahami bahwa ia bekerja

tidak sendirian. Mempunyai lingkungan, yang setiap saat diperlukan untuk

berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka macam, dan masing-masing akan

mempunyai lingkungan yang berlainan. Tetapi peranan yang harus dimainkan pada

hakekatnya tidak ada perbedaan Miftah Thoha (2012:10).

Menurut David Berry (2003:105), mendefenisikan peranan sebagai

harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial


11

tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan imbangan dari norma-norma sosial

dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-

norma didalam masyarakat.

Dalam peranan itu terdapat dua harapan yaitu harapan yang dimiliki oleh si

pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang yang menjalankan

peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa peran adalah prilaku yang ditunjukkan oleh seseorang karena

kewajibannya dari jabatan atau pekerjaannya.

Menurut Soejono Soekanto (2012:213) peranan mencakup dalam tiga hal yaitu :

1. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

Norma-norma tersebut secara sosial di kenal ada empat meliputi :

a) Cara (Usage); lebih menonjol di dalam hubungan antarindividu dalam

masyarakat. Suatu penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan

hukuman yang berat, akan tetapi hanya sekedar celaan dari individu yang

dihubunginya.

Kebiasaan (folkways), sebagai perbuatan yang berulang-ulang dalam

bentuk yang sama merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai

perbuatan tersebut.
12

c) Tata kelakuan (mores), merupakan cerminan sifat-sifat yang hidup dari

kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar

maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.

d) Adat istiadat (custom), merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat

integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat meningkatkan

kekuatan mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat. Soejono Soekanto

(2012:174).

2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, peranan adalah sesuatu yang

menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal atau

peristiwa.

Menurut Soejono Soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi suatu

pengantar (2012:212), menjelaskan pengertian peranan merupakan aspek dinamis

kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.

Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu

pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung

pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan

tanpa peranan. Sebagaimana dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti.

Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola


13

pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan

oleh masyarakat kepadanya.

Peranan adalah suatu rangkaian perilaku yang teratur, yang ditimbulkan

karena suatu jabatan tertentu, atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.

Kepribadian seseorang barangkali juga amat mempengaruhi bagaimana peranan

harus dijalankan. Peranan timbul karena seseorang memahami bahwa ia bekerja

tidak sendirian. Mempunyai lingkungan, yang setiap saat diperlukan untuk

berinteraksi. Lingkungan itu luas dan beraneka macam, dan masing-masing akan

mempunyai lingkungan yang berlainan. Tetapi peranan yang harus dimainkan pada

hakekatnya tidak ada perbedaan Miftah Thoha (2012:10).

Menurut David Berry (2003:105), mendefenisikan peranan sebagai

harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial

tertentu. Harapan-harapan tersebut merupakan imbangan dari norma-norma sosial

dan oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-

norma didalam masyarakat.

Dalam peranan itu terdapat dua harapan yaitu harapan yang dimiliki oleh si

pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang yang menjalankan

peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa peran adalah prilaku yang ditunjukkan oleh seseorang karena

kewajibannya dari jabatan atau pekerjaannya.

Menurut Soejono Soekanto (2012:213) peranan mencakup dalam tiga hal yaitu :
14

1. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

Norma-norma tersebut secara sosial di kenal ada empat meliputi :

a) Cara(Usage); lebih menonjol di dalam hubungan antarindividu dalam

masyarakat. Suatu penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan hukuman

yang berat, akan tetapi hanya sekedar celaan dari individu yang dihubunginya.

b) Kebiasaan (folkways), sebagai perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk

yang sama merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut.

c) Tata kelakuan (mores), merupakan cerminan sifat-sifat yang hidup dari

kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun

tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.

d) Adat istiadat (custom), merupakan tata kelakuan yang kekal serta kuat

integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat meningkatkan kekuatan

mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat. Soejono Soekanto (2012:174).

2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

peranan adalah suatu komplek penghargaan seseorang terhadap cara menentukan


15

sikap dan perbuatan dalam situasi tertentu berdasarkan atas kedudukan sosial

tertentu..

2.1.2 Konsep Sosial Ekonomi

A. Pengertian sosial

Kata sosial berasal dari kata “socious” yang artinya kawan, teman. Manusia

lahir dengan kapasitas yang ia miliki kemudian memulai hidup saling berkawan dan

saling membina kesetiakawanan. Karena manusia hidup bersama didalam

kelompok atau hidup berkelompok dan satu sama lain saling membutuhkan maka

manusia sering disebut sebagai makhluk sosial (Sumarnonugroho, 2002:3).Kata

sosial adalah segala sesuatu yang bSerkenaan dengan masyarakat(Suharso,2005).

Konsep sosiologi manusia sering disebut dengan makhluk sosial yang

artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari oranglain,

sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang berkenaan dengan masyarakat

(Waluya, 2007: 85-86). Pengertian sosial dalam KBBI (2001) menunjuk pada sifat-

sifat kemasyarakatan (seperti suka menolong, menderma dan sebagainya).

Sedangkan pada departemen sosial menunjuk pada suatu acuan yang

digunakan dalam berinteraksi antar individu dalam konteks masyarakat maupun

komunitas. Sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol

berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan dan berfungsi untuk mengatur

tindakan-tindakan yang dimunculkanoleh individu-individu sebagai anggota

masyarakat. Sehingga demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang

individu berarti terhadaphak dan kewajiban dari masing-masing individu yang


16

saling berfungsi satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa

diharapkan berbuat baik terhadap sesamanya. Hal ini berdasarkan pandangan

bahwa manusia suci itu bagi manusia yang lain.

Rasa kebersamaan manusia sebagai anggota persekutuan kehidupan

membawa kepada suatu pandangan akan solidaritas sosial dimana ia semestinya

merasa ikut menderita bila pihak lain yang ada dilingkungannya mengalami

penderitaan. Dalam keberadaan dengan lingkungan sekitarnya, terdapat relasi

timbal balik yang amat erat. Pada relasi timbal balik ini menentukan dan ditentukan

hakekat kemanusiaannya.

Jadi dapat dikatakan bahwa pribadi manusia hanya dapat berkembang

apabila ia berada dalam kelompok sosial. Didalam kelompok sosial manusia

mengalami proses yang disebut sosialisasi. Koentjaraningrat (dalam

Sumarnonugroho, 2002:2) menyebutkan pengertian sosialisasi sebagai “...seluruh

proses, bila seorang individu itu dari masa kanak-kanak sampai dewasa,

berkembang, berhubungan, mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu

individu yang hidup dalam masyarakat sekitarnya”.

B. Pengertian Ekonomi

Istilah Ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu

“Oikos”yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Jadi secara

harafiah, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang

paling sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan

masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga
17

seringdiartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

hari. Sedangkan menurut KBBI (2001), kata ekonomi berarti ilmu yang mengenai

asasasas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti

hal keuangan, perindustrian dan perdagangan).

Gilarso (2004:15) mengatakan bahwa ilmu ekonomi berhubungan dengan

usaha manusia untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan

hidupnya dengan sumber daya yang terbatas. P.A. Samuelson (dalam Gilarso,

2004) menyebutkan ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku orang dan

masyarakat dalam memilih beberapa alternatif penggunaan dalam rangka

memproduksi berbagai komoditi untuk kemudian menyalurkannya (baik saat ini

maupun dimasa depan) kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam

suatu masyarakat. M. Manulang (dalam Sari dkk, 2007) menyebutkan bahwa

ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk

mencapai kemakmuran (kemakmuran suatu keadaan dimana manusia dapat

memenuhi kebutuhannya, baik barang-barang maupun jasa).

Dengan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ekonomi

adalah usaha manusia dalam mengatur rumah tangganya untuk memenuhi

kebutuhan hidup dengan menggunakan maupun memanfaatkan ketersediaan

sumber daya yang ada.

2.1.3 Pengertian Sosial Ekonomi


18

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok

masyarakat yang ditemtukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta

pendapatan (Astrawan, 2014). Dalam pembahasannya, sosial dan ekonomi

seringmenjadi objek pembahasan yang berbeda. Menurut Santrock (2007:282),

status sosial ekonomi sebagai pengelompokan orang-orang berdasarkan kesamaan

karakteristik pekerjaan dan pendidikan ekonomi. Status sosial menunjukkan

ketidaksetaraan tertentu. Koentjaraningrat (2001) menyebutkan bahwa kondisi

sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan

menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat.

Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus

dipenuhi oleh si pembawa status. Sosial ekonomi berhubungan dengan keadaan-

keadaan dimanamanusia itu hidup, kemungkinan-kemungkinan perkembangan

materi dan batas-batasnya yang tidak bisa diikuti manusia. Penduduk dan kepadatan

penduduk, konsumsi dan produksi pangan, perumahan, sandang, kesehatan dan

penyakit, sumber-sumber kekuatan dan pada tingkat dasarnya faktor-faktor ini

berkembang tidak menentu dan sangat drastis mempengaruhi kondisi-kondisi

dimana manusia itu harus hidup (Ahmad, 2002).

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Menentukan Sosial Ekonomi

Penelitian yang dilakukan oleh Poniman, S.Sos (2015) dalam menentukan

sosial ekonomi seseorang mencakup beberapa faktor diantaranya tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal,

pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari


19

komunitasnya.Sedangkan menurut Wirutomo (2012) faktor yang dapat menentukan

tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

b. Jenis Pekerjaan

c. Tingkat Pendapatan

d. Keadaan Rumah Tangga

e. Tempat Tinggal

f. Kepemilikan Kekayaan

g. Jabatan dalam Organisasi

h. Aktivitas ekonomi

Dalam hal ini, uraiannya dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat

pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan tempat tinggal.

1. Tingkat Pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pendidikan diupayakan untuk

mewujudkan individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya dengan bekal

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktifitas dan usaha untuk meningkatkan

kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani

(fikiran, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-

keterampilan).

UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 juga menjelaskan pendidikan bertujuan untuk

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia


20

seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan”.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan diselenggarakan melalui jalur

pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah

(pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat

jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan sekolah pada dasarnya terdiri dari

pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi.

Dalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua dilihat dari jenjang

pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh orang tua anak. Selain itu,

pendidikan informal yang pernah diikuti berupa kursus dan lain-lain. Karena tingkat

pendidikan sangat berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan pendapatan serta status

sosial ekonomi yang akan diperoleh. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang

didapat maka semakin tinggi juga status sosial ekonomi yang disandang.

Berdasarkan tingkat pendidikan, UU no. 20 tahun 2003 menggolongkan dalam tida

bagian yaitu rendah, menengah dan tinggi: a. Pendidikan rendah yaitu pendidikan

yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. b. Pendidikan Menengah

merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah

berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah


21

Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk

lain yang sederajat. c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,

magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau

universitas.

2. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah semua hasil suatu pekerjaan yang yang diterima

oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam

bentuk uang dan barang. Menurut Sumardi dalam Yerikho (dalam Poniman,2015)

mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan yang ditempuh. Dengan pendidikan yang tinggi mereka

akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan

yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk

yang berpendidikan rendah akan menadapat pekerjaan dengan pendapatan yang

kecil. Menurut Gustiyana (2003), pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu

pendapatan usaha tani dan pendapatan rumah tangga.

Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total.

Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha tani

ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usaha tani.

Pendapatan usaha tani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya

produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim tanam.

Pendapatan luar usaha tani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat
22

melakukan kegiatan diluar usaha tani seperti berdagang, mengojek, dan lain-

lain.Siagian (2012:69-72). Pendapatan sosial ekonomi orang tua dapat

merumuskan indikator kemiskinan yang representatif. Keyakinan tersebut muncul

karena pendapatan merupakan variabel yang secara langsung mempengaruhi

apakah seseorang atau sekelompok orang akan mampu atau tidak mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapak hidup secara layak sebagai manusia

yang memiliki harkat dan martabat

Berdasarkan dari pendapatan keluarga, BPS (2012) membagi kedalam tiga

golongan yaitu tinggi, menengah dan rendah :

a. Golongan Rendah

Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu masyarakat yang menerima

pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang

minimal seperti sandang, pangan dan tempat tinggal yang berpenghasilan kurang

dari Rp. 1.500.000 per bulan.

b. Golongan Menengah

Golongan masyarakat berpenghasilan sedang yaitu masyarakat yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup dan mampu menikmati jenjang pendidikan namun

belum memiliki kesempatan dalam menabung maupun berinvestasi yang

berpenghasilan antara Rp. 1.500.000 sampai Rp. 2.500.000 per bulan.

c. Golongan Tinggi

Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu masyarakat yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan jangaka pendek maupun jangka

panjang tanpa ada rasa khawatir. Menjadikan pendidikan bukan sebagai acuan
23

kehidupan, menjadikan budaya dalam keluarga untuk menjaga martabat, yaitu yang

berpenghasilan diatas Rp. 2.500.000.

3. Pemilikan Kekayaan

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kepemilikan barang berharga yang

memiliki nilai tinggi dalam suatu rumah tangga seperti halnya uang, perhiasan,

barang-barang yang bernilai jual tinggi serta kepemilikan lahan sebagai investasi

kekayaan dan kendaraan pribadi.

Berdasarkan pemilikan kekayaan. Status sosial ekonomi dapat dibedakan

menjadi (Adi, 2004):

a. Golongan rendah, memiliki harta dan simpanan uang senilai kurang dari Rp.

5.000.000

b. Golongan menengah, memiliki harta dan simpanan uang senilai Rp. 5.000.000

s/d Rp. 15.000.000

c. Golongan tinggi, memiliki harta dan simpanan uang senilai lebih dari Rp.

15.000.000

4. Tempat tinggal

Secara umum, rumah dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau

bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan, matahari,dll). merupakan

tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, pengertian rumah juga dapat ditinjau lebih jauh secara fisik dan psikologis.

a. Status rumah yang ditempati, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara

atau ikut oranglain umumnya merupakan keluarga dengan sosial ekonomi rendah.
24

b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang

keadaan sosial ekonominya tinggi pada umumnya menempati rumah permanen,

sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah

menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati, pada

umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

Melalui ukuran tingkat sosial ekonomi, seorang individu dapat ditentukan

tingkat kemiskinannya, faktor-faktor penyebab kemiskinan dan indikatornya serta

perencanaan program pengentasannya. Semakin rendah tingkat sosial ekonomi

seseorang, maka semakin besar pula tingkat kemungkinan seseorang tersebut

dikatakan “miskin”. Faktor lainnya yaitu pembangunan di setiap daerah, program-

program pemerintah daerah setempat untuk masyarakat dan implementasi program

pemerintah tersebut.

Menurut Wirutomo (2012), dari awal kemerdekaan sampai era reformasi

kesenjangan antar provinsi masih terlihat dalam hal-hal yang diukur dari tingkat

harapan hidup, tingkat pendidikan, pembangunan serta pendapatan. Dalam hal

pembangunan sosial ekonomi yang tidak merata menyebabkan tingkat kemiskinan

yang masih tinggi khususnya di Indonesia.

Kedudukan wanita sebagai makhluk individu dan sosial, berarti wanita

mempunyai hak dan dapat menentukan kehendak menurut pribadinya. Sehubungan

dengan adanya perubahan tersebut, maka dalam beberapa hal wanita dibiarkan

bergerak di dalam masyarakat. Wanita lebih mengerti akan dirinya dan menyadari
25

perannya, bahwa dirinya mampu dan dapat bekerja dalam membantu kehidupan

rumah tangganya.

Peran wanita dalam keluarga merupakan peranan yang dilaksanakan

perempuan karena menduduki posisi dalam masyarakat. Peran wanita dalam

keluarga dengan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mengasuh

anak, melayani suami, merupakan suatu kegiatan produktif yang secara tidak

langsung menambah pendapatan keluarga.

Menurut Sayogyo (1983), keikutsertaan perempuan dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan keluarga serta memajukan daerah adalah merupakan

perwujudan dari perannya secara dinamis dari kedudukan dan status perempuan

dalam suatu sistem sosial tempat perempuan tersebut berada.

Sedangkan, Ihromi (1990) membedakanperanan dan kedudukan perempuan

atas dua bagian, yaitu:

(1) Peranan dan kedudukannya di dalam keluarga sebagai tenaga kerja domestik

labor yang berhubungan dengan masalahmasalah mengurus rumah tangga, dan

(2) Peranan dan kedudukannya di luar keluarga meliputi usaha untuk mencari

nafkah untuk memperoleh penghasilan keluarga serta jangkauan sosial terhadap

berbagai kegiatan di luar rumah tangga. Perbedaan peranan dan kedudukan tersebut

dapat dipakai sebagai indikator dalam kaitan tugas dan kewajiban dari para wanita

dalam kehidupan rumah tangganya. Hal ini ada tugas kerja yang bersifat domestik

dan tugas kerja yang bersifat kemasyarakatan.

Menurut Siagian (2001) peran perempuan di pedesaan dibagi dalam dua

bagian
26

(1) sebagai istri atau ibu rumah tangga, dimana mereka melakukan pekerjaan rumah

tangga yang tidak menghasilkan pendapatan secara langsung tetapi tidak

memungkinkan anggota keluarga lain melakukan pekerjaan mencari nafkah,

(2) membantu untuk mencari nafkah dalam kehidupan keluarga sehari-hari dimana

biasanya perempuan di desa mendapingi suami bekerja untuk mencari nafkah.

Tujuan hidup keluarga, yaitu kebahagian lahir dan batin yang dapat dicapai

dengan dilandasi kecintaan dari kedua belah pihak, ada toleransi, jujur dan terus

terang. Laki-laki dan perempuan sebagai makhluk terikat satu sama lain, karena itu

suami ini harus mempunyai keseragaman, untuk menghadapi masalah dalam

keluarga. Dalam menghadapi masalah dalam keluarga harus dipecahkan secara

musyawarah, dengan demikian akan tercapai suatu keluarga sejahtera.

Rahayu (1999), keluarga sejahtera yaitu keluarga yang mempunyai

kemakmuran materil, mental dan spiritual untuk mengembangkan kehidupan dan

penghidupan jasmani, rohani dan sosialnya. Karena itu perlu bagi wanita (ibu)

mempunyai tugas untuk membantu suami dengan pekerjaan lain yang sesuai

dengan kodrat wanita. Sedangkan pengertian kemakmuran mental yaitu lebih

menyangkut mengenai iman akhlak dan sikap terhadappengetahuan dan

penampilan dalam hidup.

Pembinaan mental/jiwa pada seseorang terjadi bersamaan dengan

pembinaan kepribadian. Dengan ini peranan ibu sangat penting. Ibu dalam

pembinaan sikap mental benar-benar menentukan, sebab ibulah yang paling banyak

bergaul dengan anak, terutama dalam tahun pertama dari pertumbuhan anak.
27

Dengan demikian kaum wanita atau ibu perlu mempunyai bekal pengetahuan

intelektual baik melalui pendidikan formal maupun informal.

Seorang ibu harus mempunyai keterampilan dalam berbagai cabang usaha,

guna menjadi seorang ibu yang ideal, saleh, cakap dan sehat. Pengertian

kemakmuran spiritual, dapat diartikan sebagai daya pembangkit semangat (yang

berkenaan dengan kemampuan rohani). Bagi ibu (wanita) perlu mendorong suami

serta anakanaknya untuk baik dan berprestasi. Seorang ibu harus tetap setia dan

mencintai anakanaknya dan menjadi pendorong untuk menunjang dalam

kehidupan.

Menurut Widyamartya (1978), wanita di zaman modern sangat diperlukan

untuk, perannya dalam melaksanakan dan mendorong lajunya perkembangan

pembangunan, baik dalam arti luas maupun pembangunan dalam arti sempit, yaitu

keluarga.

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Peran Ibu Rumah Tangga Dalam


Peningkatan Keejahteraan Keluarga
Melalui Home Industry di Desa Lubuk
Karet Kecamatan Betung Kabupaten
Banyuasin
28

Peranan Ibu Rumah Tangga membantu suami mencari nafkah


untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang,barang,jasa.

- Konsep Peranan
- Konsep Sosial Ekonomi

- kEkonomi
* Faktor Pendukung
Ibu Rumah Tangga a. Kepemilikan Lahan
Berpenghasilan rendah di Desa b.SDA yang melimpah
Lubuk Karet
* Faktor Penghambat
a.Harga getah karet yang anjlok
b.Rendahnya tingkat pendidikan

1. Pendapatan
2. Pemenuhan Kebutuhan Pangan
3. Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan
4. Pemenuhan Kebutuhan sandang dan papan
5. Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan

Diharapkan memberikan masukan kepada semua


pihak terkait dalam peningkatan penghasilan ibu
rumah tangga di Desa Lubuk Karet

2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu
29

No. Judul Penelitian Nama Peneliti Hasil Metode

/ Tahun Penelitian Penelitian

1. Peran perempuan Darmin Peran Deskriptif Kualitatif


dalam memenuhi Tuwu/2014 perempuan
ekonomi keluarga: desa yang
Dari peran bekerja di
domestik menuju kawasan dalam
sektor pubik. pariwisata
Pantai Batu
Gong sangat
besar dalam
mendukung
pemenuhan
ekonomi
keluarga.
Dalam
memenuhi
ekonomi
keluarga peran
perempuan
telah mengarah
kepada
persamaan
peran dengan
kaum laki-laki
2. Peran wanita Aswiyati/2016 Aktivitas kaum Deskriptif Kualitatif
dalam perempuan
menunjang dalam bidang
perekonomian ekonomi
rumah tangga mempunyai
keluarga petani relevansi yang
tradisional signifikan
untuk terhadap upaya
penanggulangan emansipasi
kemiskinan di perempuan
Desa Kuwil dala keluarga
Kecamatan petani di
Kalawat DesaKuwil
Kabupaten
Minahasa Utara
3. Peranan tenaga Ririn Peranan tenaga Deskriptif-Kualitatif
kerja wanita Marissa/2013 kerja wanita
dalam indusrti dalam kegiatan
sapu ijuk dan industri sapu
30

kontribusinya ijuk telah


terhadap memberikan
pendapatan kontribusi bagi
keluarga (Studi perekonomian
Kasus Desa keluarga
Medan
Sinembah
Kecamatan
Tanjung
Morawa,
Kabupaten Deli
Serdang)
4. Peran Perempuan Marti Sanrida Hasil Deskriptif-
Dalam Simanjuntak penelitian
Meningkatkan menunjukkan kualitatif
Kesejahteraan bahwa
Keluarga mayoritas
Studi Kasus pada pedagang yang
Perempuan ada di Pasar
Pedagang Sayuran Induk
di Pasar Induk Sidikalang
Sidikalang adalah
perempuan
yang telah
berkeluarga
dan sebagian
besar dari
perempuan
pedagang
tersebut
memiliki suami
yang tidak
memiliki
pekerjaan tetap
bahkan
pengangguran.
Dan
berdasarkan
hasil penelitian
yang telah
peneliti
lakukan dapat
disimpulkan
bahwa
perempuan
memiliki peran
31

yang dominan
dalam
membantu
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode analitis.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4) mengemukakan bahwa penelitian

kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”.

Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik,

memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara

induktif, lebih mementingkan proses dari pada hasil penelitian yang dilakukan

disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian .

Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah berkaitan

dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan

kondisi masa sekarang. Metode deskriptif adalah sebagai berikut: Metode deskrptif

adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu

kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sugiyono

(2005:15) menjelaskan tentang pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

32
33

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument

kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,

teknik penggabungan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.

Metode ini cocok dalam penelitian ini karena penelitian ini berusaha mencari

gambaran satu kelompok manusia untuk mencapai tujuan kelompok tersebut,

sehingga fenomena kelompok tersebut dapat terungkap secara jelas dan akurat.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Desa Lubuk Karet Kecamatan Betung,

Kabupaten Banyuasin.

3.3 Definisi Konsep

a. Peranan (role)

Merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Ketika seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang

tersebut telah menjalankan suatu peranan. Peranan dan kedudukan saling

tergantung satu sama lain. Tidak ada peranan tanpa kedudukan, demikian pula tidak

ada kedudukan tanpa peranan. Setiap orang mempunyai macam-maca peranan

sesuai dengan pola pergaulan hidupnya. Hal ini berarti bahwa peranan menentukan

apa yang diperbuatnya bagi masyarakat dan serta kesempatan apa yang diberikan

oleh masyarakat kepadanya. Peranan menjadi sangat penting karena mengatur


34

perilaku seseorang. Peranan dapat membuat seseorang menyesuaikan perilaku

sendiri dengan perilaku orang-orang dikelompoknya.

b. Petani

Adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara

melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan

memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan

untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun

menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi

industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus,

dan wol atau kapas untuk penenunan dan pembuatan pakaian.

Setiap orang bisa menjadi petani, baik itu mengolah lahan milik pribadi atau

mempekerjakan pekerja tani untuk mengolah lahan pemilik. Artinya, seseorang

disebut petani berdasarkan bidang pekerjaannya, bukan kepemilikan lahannya

(Wikipedia).

c. Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial

dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian

posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus

dimainkan oleh si pembawa status. (Sumardi, 2001: 21).

Menurut M. Sastropradja (2000) Kondisi sosial ekonomi adalah keadaan

atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Manaso Malo (2001)

juga memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, merupakan suatu
35

kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi

tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan

seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat ditandai adanya saling kenal mengenal antar

satu dengan yang lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan dan kekeluargaan.

Kehidupan sosial masyarakat desa terdiri dari interaksi sosial, nilai sosial,

dan tingkat pendidikan, sedangkan gambaran kehidupan ekonominya terdiri dari

kepemilikan rumah tempat tinggal, luas tanah garapan atau tanah yang dimiliki.

Mengenai kondisi sosial ekonomi, Yayuk Yuliati yang dikutip Zaenal Arifin

(2002) menjelaskan kondisi sosial ekonomi sebagai kaitan antara status sosial dan

kebiasaan hidup sehari-hari yang telah membudaya bagi individu atau kelompok,

di mana kebiasaan hidup yang membudaya ini biasanya disebut dengan culture

activity, kemudian ia juga menjelaskan pula bahwa dalam semua masyarakat di

dunia baik yang sederhana maupun yang kompleks, pola interaksi atau pergaulan

hidup antara individu menunjuk pada perbedaan kedudukan dan derajat atau status

kriteria dalam membedakan status pada masyarakat yang kecil biasanya sangat

sederhana, karena di samping jumlah warganya yang relatif sedikit, juga

orangorang yang dianggap tinggi statusnya tidak begitu banyak jumlah maupun

ragamnya.

Menurut pendapat Sajogyo (2001) dalam hubungan dengan pola berusaha

tani, perbedaan status seseorang dalam masyarakat ditentukan oleh pola

penguasaan lahan, modal, teknologi, dan luasnya lahan pemiliknya.


36

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Karakteristik petani perempuan (ibu rumah tangga) yang bekerja mencari

nafkah, khususnya untuk menunjang perekonomian keluarga petani

tradisional di Desa Lubuk Karet, Kecamatan Betung , Kabupaten Banyuasin.

2. Pola alokasi petani perempuan (ibu rumah tangga) petani tradisional pada

aktivitas pekerjaan mencari nafkah dan aktivitas pekerjaan rumah tangga.

3. Kontribusi pendapatan petani perempuan(ibu rumah tangga) pada aktivitas

pekerjaan mencari nafkah untuk menunjang pendapatan keluarga.

3.5 Key Informan/Informan

Jenis sumber data berupa manusia yang dalam penelitian kualitatif dikenal

sebagai informan. Peneliti didalam memilih narasumber harus bisa memahami

posisi dan beragam peran dengan kemungkinan akses informasi yang dimilikinya

sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Informan yang dimaksud

dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No. Informan Penelitian Jumlah

1. Kepala Desa 1 Orang


37

2. Staf Desa 3 Orang

5. Ibu Rumah Tangga 5 Orang

Jumlah 9 Orang

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode

analitis. sumber data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Sumber data yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

dua sumber data yaitu :

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini

adalah petani perempuan khusunya kaum ibu-ibu yang berada di Desa Lubuk Karet

Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun

dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi dan

wawancara merupakan sumber data sekunder.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan
38

berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada setting

alamiah (natural setting). Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan

data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview

(wawancara), dokumentasi dan gabungan keempatnya Sugiyono (2015:137).

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural

setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data

menggunakan triangulasi/gabungan. Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang

sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan

dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

Adapun teknik pengumpulan data yang direncanakan untuk digunakan di

lapangan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.Merupakan

suatu bentuk komunikasi atau percakapan untuk memperoleh informasi.

Peneliti akan secara langsung melakukan wawancara dengan Informan,

yaitu orang yang dianggap paham dan mengetahui masalah yang akan diteliti

dengan menggunakan daftar pertanyaan mendalam. Informan terpilih

2. Observasi Langsung
39

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung di lapangan yang

digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian.

Observasi ini menbantu peneliti dalam menganalisa keadaan yang

sebenarnya.

3. Dokumentasi / Studi Pustaka

Teknik ini merupakan cara pengumpulan data dan dokumen yang

berhubungan dengan masalah yang telah diteliti. Teknik ini digunakan untuk

menunjang data primer atau data utama yang diperoleh langsung dari

informan.Teknik ini membantu peneliti dalam menelusuri pembahasan

melalui tulisan-tulisan yang pernah ada tentang peranan petibu rumah

tangga dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi keluarga.

3.8 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai macam sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya penuh. Analisis

data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

yangdiperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi

hipotesis. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam

hal ini Nasution (1988) dalam (Sugiyono, 2015:245) menyatakan “Analisis telah

mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan


40

dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian

kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan

dengan pengumpulan data.”

Analisis data data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian,

karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil observasi,

wawancara, studi literatur dan dokumentasi dilapangan untuk selanjutnya

dideskripsikan dalam bentuk laporan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan

melalui tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi Miles dan Huberman (1992) dalam

Sugiyono (2015:246).

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan

menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Tiga jenis

kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus

siap bergerak diantara empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data,

selanjutnya bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan

penarikan kesimpulan untuk lebih memperjelas alur kegiatan analisis data

penelitian tersebut.

3.9 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian dilakukan selama 5 bulan kalender sesuai dengan tabel

dibawah ini:
41

Tabel 3.2

Jadwal Penelitian

Bulan Agustus September Oktober Nopember Desember


2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Minggu
Pembuatan x x
Proposal x X x x
Konsultasi
Proposal
Ujian X
Proposal
Penelitian X x x X X x
Konsultasi x x x X x
Skripsi
Ujian X
Skripsi

3.10 Sistematika Penulisan Skripsi

a. Bab I Pendahuluan

Bagian ini berisi uraian mengenai : 1) Latar belakang masalah, 2) Identifikasi

masalah, 3) Rumusan masalah, 4) Tujuan penelitian, 5) Manfaat penelitian.

b. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi penjelasan tentang landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu, bab ini juga berisi
42

tentang tinjauan pustaka yang merupakan hasil kajian yang berisikan bukti-bukti

dari hasil-hasil penelitian terdahulu atau orang lain.

c. Bab III Metodologi Penelitian

Menjelaskan tentang pemilihan metode/jenis penelitian yang digunakan,

penetapan lokasi penelitian yang diambil, definisi konsep, fokus penelitian,

informan, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

jadwal penelitian dan sistematika penulisan skripsi.


DAFTAR PUSTAKA

Burgin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.

Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatra Selatan, statistic Sumatra


Selatan2016.Palembang: Sumatra Selatan

Bungin Burhan, 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana

Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinya), (Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 3

Fandy Tjiptono,1997, Strategi Pemasaran penerbit: Andi offset, Edisi kedua,


cetakan pertama, Yogyakarta.

Mardalis, 1989.Metode penelitian, Jakarta: BumiAksara.

Mulyani, Hesti.1996, komprehensi Tuli Lanjut. Diktat Mata Kuliah Tulis. Lanjut
Semester 3. Fakukltas Bahasa Dan Sastra. UNY.

Muthahhari, 2015. Filsafat Perempuan Dalam Islam. UIN Sunan Kalijaga.

Moleong, L.J., 2006. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda karya
Bandung.

Miles dalam Bungin, 2015. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Norman. K Denzin dkk. 2009. Hanbook Of Qualitative Research. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Ritze George, Teori Sosiologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012

Reksoprayitno, soediyono,. 2009, Ekonomi Makro, Yogyakarta : Badan Penerbit


Fakultas Ekonomi ( BPFE ) UGM.

Purnama, Dadang H. 2004. Modul Ajar: Metode Penelitian Kualitatif. Universitas


Sriwijaya: Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori- Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), Hlm.215 24

Subagyo, Joko P. 2015. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta.
RinekaCipta.

43
44

Sugiyono, 2008.Metode Peneliian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung :Alfabeta

SUMBER LAINYA

Asri Wahyu Widia Astuti,2012, Peran Ibu Rumah Tangga Talam Meningkatkan
Kesejahteraaan Keluarga. Universitas Negeri Semarang.

Juwita Deca Ryanne. 2015, Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Melalui Home Industry Batik Di
DusunKarangkulon Desa Wukisari Kabupaten Boyolali Daerah
Istimewa Yogyakarta.UIN Syarif Hidayatullah.

Mirna.2016, Partisipasi Istri Nelayan Dalam Membantu Ekonomi Keluarga Di


Kelurahan Bontang Utara Kota Bontang. FISIP, Universitas
Mulawarman.

Nawangsih, Tinuk.2014, Peran Perempuan Pengrajin Batik Dalam Peningkatan


Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga. FKIP, Universitas Sebelas Maret

Manalu. 2013, Peran Perempuan Pengrajin Bambu Dalam Meningkatkan Ekonomi


Keluarga Dengan Memanfaatkan Potensi Sumber Daya Alam. FISIP,
Universitas Sumatra Utara

Anda mungkin juga menyukai