Anda di halaman 1dari 129

PERAN PKK (PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN

KELUARGA) DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI


DESA PELAJAU KECAMATAN BANYUASIN III
KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Kesejahteraan Sosial

Disusun Oleh :

SOBIRIN

NPM 03.18.071

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(STISIPOL) CANDRADIMUKA
PALEMBANG
2022
ii
iii
iv
v
ABSTRAK

Perempuan Indonesia merupakan sumber daya manusia yang mempunyai


potensi dalam menentukan arah keberhasilan suatu pembangunan. Namun hingga
era teknologi informasi dan komunikasi saat ini peran perempuan terutama di desa
masih terkesan termarjinalkan. Perempuan yang mandiri juga kreatif, terampil
menciptakan sesuatu yang baru, mampu berpandangan realistik, kuat dalam
permasalahan, berani melakukan sesuatu serta dapat memegang kebenaran dan
berani memberikan kritik, dengan demikian mampu berdiri atas keyakinannya
walaupun tanpa bantuan orang lain. Perempuan yang tidak berdaya ini umumnya
termasuk dalam keluarga kurang mampu yang terlihat dari banyaknya masyarakat
di Desa Pelajau dengan jumlah 400 jiwa penduduknya mendapat program
bantuan langsung tunai dari pemerintah yang diperuntukkan bagi warga
masyarakat yang kurang mampu, serta berpendidikan rendah dengan masyarakat
yang pendidikan SD sederajat sebanyak 33,4% (1.516 jiwa) sehingga
masyarakatnya kurang memiliki keterampilan. Kondisi ini semakin tidak berdaya
akibat mereka tidak memiliki modal untuk usaha apalagi jaringan untuk
mengembangkan usaha ekonomi keluarganya. Untuk mendongkrak keterpurukan
keluarga-keluarga seperti ini sangat diperlukan adanya peran serta perempuan.
Para istri ini perlu diberdayakan untuk membantu suaminya dalam mencari nafkah
di keluarganya supaya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
Pemberdayaan perempuan dilakukan dalam upaya mengangkat status dan peran
perempuan dari ketidakmandirian secara ekonomi dengan memberikan
kemampuan atau kekuatan pada perempuan untuk dapat menjadi perempuan yang
mandiri dengan potensi yang ada pada diri mereka. : "Pemberdayaan dilakukan
melalui kegiatan membuat produk, latihan dan penyuluhan Dalam upaya
meningkatkan perekonomian perempuan diadakan juga arisan, simpan-pinjam,
tabungan. Partisipasi ibu-ibu yang mengikuti kegiatan PKK juga cukup besar
namun masih bersifat pasif.
Kata Kunci : Pemberdayaan, Perempuan, Partisipasi.

vi
ABSTRACT

Indonesian women are human resources who have the potential to


determine the direction of success of a development. However, until the current
era of information and communication technology, the role of women, especially
in villages, still seems marginalized. Independent women are also creative, skilled
at creating something new, able to have a realistic view, strong in problems, dare
to do something and can hold the truth and dare to give criticism, thus able to
stand up for their beliefs even without the help of others. These helpless women
are generally included in underprivileged families, which can be seen from the
large number of people in Pelajau Village with a population of 400 people
receiving a direct cash assistance program from the government which is
intended for underprivileged citizens, as well as low education with people who
have an equivalent elementary education as much as 33.4% (1,516 people) so that
the community lacks skills. This condition is increasingly helpless because they do
not have the capital for a business, let alone a network to develop their family's
economic business. To boost the downturn of families like this, it is very necessary
to have the participation of women. These wives need to be empowered to help
their husbands in earning a living for their families in order to increase the
family's economic income. Empowerment of women is carried out in an effort to
elevate the status and role of women from economic independence by giving
women the ability or strength to become independent women with the potential
that exists in themselves. : "Empowerment is carried out through product making
activities, training and counseling. In an effort to improve women's economy,
social gathering, savings and loans, savings are also held. The participation of
mothers who take part in PKK activities is also quite large but is still passive.

Keywords: Empowerment, Women, Participation.

vii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KESUKSESAN DIMULAI DARI DIRI SENDIRI

Kupersembahkan Karya Tulis Ini Kepada:

Kedua Orang Tuaku

Saudaraku

Orang-orang yang telah banyak berjasa kepadaku

viii
ix
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim, Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah menolong hamba-Nya dengan memberikan kesehatan maka

hamba dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kemudahan. Tanpa

pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan

baik. waktu, pikiran dan tenaga yang tidak terukur diberikan-Nya sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan.

Terselesainya skripsi ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri,

melainkan berkat dukungan yang penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh karena

itulah, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih dan rasa hormat yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Lishapsari Prihartini, M. Si, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka Palembang.

2. Dr. Lisdiana, M.Si, Wakil Ketua I Bidang Akademik.

3. Ibu Indah Pusnita, S.Sos., M.Si Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

Stisipol Candradimuka Palembang.

4. Bapak Drs. H. Ong Berlian M.M, sebagai dosen pembimbing

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah

menyumbangkan ilmunya kepada penulis.

6. Kepada kedua orang tuaku tercinta, ayahanda dan ibunda atas jasa,

pengorbanan dukungan baik moril maupun materi serta doa yang tiada

x
hentinya sejak penulis masih dalam kandungan hingga studi di jenjang

Universitas.

7. Teman-teman seperjuangan serta semua keluargaku yang telah memberi

bantuan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

skripsi ini.

Penulis sepenuhnya sadar dalam penulisan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan dan menjadi bahan pembelajaran bagi penulis untuk lebih giat dan

teliti dalam proses penulisan skripsi ini. Saran dan kritik membangun sangat

penulis harapkan untuk kelancaran dan kesempurnaan dari penulisan penelitian

ini.Akhir kata, mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan

dalam penyusunan penelitian ini. Besar harapan penulis penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.Aamiin.Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Palembang, Mei 2022


Penulis,

Sobirin

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN COVER ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACK ...................................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah................................................................................... 4
1.3. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.4. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7


2.1. Landasan Teori .......................................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Peran .............................................................................. 11
2.1.2. Pemberdayaan Perempuan ............................................................... 11
2.1.3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ......................................... 14
2.1.4. Peran PKK ...................................................................................... 18
2.2. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 27
2.3. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 28

xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 30
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 30
3.2. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 30
3.3. Definisi Konsep ......................................................................................... 31
3.4. Fokus Penelitian......................................................................................... 32
3.5. Key Informan/Informan ............................................................................. 33
3.6. Jenis dan Sumber Data............................................................................... 33
3.7. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34
3.8. Teknik Analisa Data .................................................................................. 36
3.9. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 37
3.10. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................... 38

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ......................................... 39

4.1 Letak dan Luas Wilayah ............................................................................. 39


4.2 Sarana Infrastruktur Desa ........................................................................... 45
4.3 Perekonomian Masyarakat Desa Petaling ................................................. 46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 97
6.1. Kesimpulan ................................................................................................. 97
6.2. Saran ............................................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 28


Tabel 3.1 Fokus Penelitian ................................................................................. 32
Tabel 3.2 Informan Penelitian............................................................................ 33
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ............................................................................... 37

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 27

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. SK Pembimbing

3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Balasan Dari Tempat Penelitian

5. Kartu Bimbingan

6. Sertifikat

 OPDIK

 Lembaga Bahasa

 Komputer

 KKN/KKL

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perempuan Indonesia merupakan sumber daya manusia yang mempunyai

potensi dalam menentukan arah keberhasilan suatu pembangunan. Namun hingga

era teknologi informasi dan komunikasi saat ini peran perempuan terutama di desa

masih terkesan termarjinalkan. Perempuan masih identik dengan pekerjaan

domestik seperti urusan dapur, sumur dan kasur. Pekerjaan perempuan hanya

terbatas pada mengurus rumah tangga seperti memasak didapur, mencuci dan

kegiatan rumah tangga lainnya. Masih terbatasnya peran perempuan ini terkait

dengan kondisi perempuan yang tidak berdaya dalam pendidikan, sosial, ekonomi

dimana sumber penghasilan hanya mengandalkan suami dan permasalahan

lainnya.

Pada dasarnya ketidakberdayaan manusia sebenarnya tidak muncul dengan

sendirinya tetapi ketidakberdayaan itu dipengaruhi oleh manusia itu sendiri,

budaya dan adanya sistem yang tidak berpihak kepada mereka. Perempuan yang

tidak mandiri (tidak berdaya) adalah mereka yang belum mengenal jati dirinya

dan segala kemampuan diri yang dimiliki. Sedangkan perempuan yang mandiri

adalah manusia yang mampu melihat potensi yang ada secara keseluruhan, baik

untuk pribadi maupun untuk orang lain.

1
2

Perempuan yang mandiri juga kreatif, terampil menciptakan sesuatu yang

baru, mampu berpandangan realistik, kuat dalam permasalahan, berani melakukan

sesuatu serta dapat memegang kebenaran dan berani memberikan kritik, dengan

demikian mampu berdiri atas keyakinannya walaupun tanpa bantuan orang lain.

Perempuan yang tidak berdaya ini umumnya termasuk dalam keluarga kurang

mampu yang terlihat dari banyaknya masyarakat di Desa Pelajau dengan jumlah

400 jiwa penduduknya mendapat program bantuan langsung tunai dari pemerintah

yang diperuntukkan bagi warga masyarakat yang kurang mampu, serta

berpendidikan rendah dengan masyarakat yang pendidikan SD sederajat sebanyak

33,4% (1.516 jiwa) sehingga masyarakatnya kurang memiliki keterampilan.

Kondisi ini semakin tidak berdaya akibat mereka tidak memiliki modal untuk

usaha apalagi jaringan untuk mengembangkan usaha ekonomi keluarganya. Untuk

mendongkrak keterpurukan keluarga-keluarga seperti ini sangat diperlukan

adanya peran serta perempuan. Para istri ini perlu diberdayakan untuk membantu

suaminya dalam mencari nafkah di keluarganya supaya dapat meningkatkan

pendapatan ekonomi keluarga. Pemberdayaan perempuan dilakukan dalam upaya

mengangkat status dan peran perempuan dari ketidakmandirian secara ekonomi

dengan memberikan kemampuan atau kekuatan pada perempuan untuk dapat

menjadi perempuan yang mandiri dengan potensi yang ada pada diri mereka.

Hakekat pemberdayaan perempuan ini sendiri yaitu peningkatan hak,

kewajiban, kedudukan kemampuan, peran, kesempatan, kemandirian, ketahanan

mental, dan spiritual perempuan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari

upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berbicara mengenai


3

pemberdayaan perempuan, terdapat beberapa kajian dan tulisan yang telah

dilakukan, seperti halnya kajian yang dilakukan oleh Putri Astini, "Peran PKK

dalam Pemberdayaan Ekonomi Perempuan melalui Kegiatan Home Industry di

Dusun Kaliwaru, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta".

Adapun temuan-temuan pemberdayaan perempuannya adalah: "Pemberdayaan

dilakukan melalui kegiatan membuat produk, latihan dan penyuluhan Dalam

upaya meningkatkan perekonomian perempuan diadakan juga arisan, simpan-

pinjam, tabungan, dan jimpitan beras. Partisipasi ibu-ibu yang mengikuti kegiatan

PKK juga cukup besar namun masih bersifat pasif. Lain halnya dengan kajian dari

Rosalia Indriyati Saptatiningsih "Pemberdayaan Perempuan Desa Untuk

Mengurangi Kerniskinan".

Hasil penelitian menunjukkan: "Pengentasan kemiskinan desa melalui

pemberdayaan perempuan ini dapat membawa perubahan kelompok perempuan

menjadi termotivasi untuk berkembang serta untuk mendapatkan penghasilan.

Dengan pemberdayaan ini perempuan desa mampu mengembangkan potensinya

untuk membentuk usaha ekonomi produktif berbasis lokal sehingga dapat

membentuk kemandirian masyarakat, serta dapat mengurangi kemiskinan." Begitu

juga dengan kajian Mulia Astuti, "Pemberdayaan Perempuan Miskin Berbasis

Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Melalui Pendekatan Sosial Enterpreneurship

(Studi Kasus di Daerah Tertinggal, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat)". Hasil

penelitian menunjukkan: "Model pemberdayaan perempuan miskin dengan

pemanfaatan sistem sumberdaya lokal untuk dapat mengentaskan mereka dari

kemiskinan, melalui pendekatan sosial entrepreneurship ini ternyata mampu


4

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perempuan miskin, dengan

menciptakan lapangan kerja baru bagi perempuan serta dengan memanfaatkan

potensi ikan lokal."

Dari beberapa penelitian, semuanya melakukan penelitian dengan

pembahasan yang sama yaitu mengenai pemberdayaan perempuan melalui sebuah

program dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup perempuan. Dalam

penelitian ini penulis menjadikan perempuan di Desa Pelajau Kecamatan

Banyuasin III sebagai objek penelitian dalam pemberdayaan perempuan untuk

meningkatkan taraf hidup keluarga. Berdasarkan uraian diatas maka penulis

tertarik untuk memilih judul “Peran PKK Dalam Pemberdayaan Perempuan di

Desa Pelajau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di identifikasikan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

a. Masih rendahnya pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan

kesejahteraan hidup keluarga di Desa Pelajau Kecamatan Banyuasin III

Kabupaten Banyuasin.

b. Kurangnya pembinaan kepada kaum perempuan di Desa Pelajau Kecamatan

Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.

1.3 Rumusan Masalah


5

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahnya yaitu:

Bagaimana peran PKK dalam pemberdayaan perempuan di Desa Pelajau

Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

informasi mengenai peran PKK dalam pemberdayaan perempuan di Desa Pelajau

Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, memperluas

pengetahuan dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan

terutama yang berhubungan sinergitas PKK, dalam meningkatkan

pemberdayaan perempuan.

c. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai peran PKK

dalam pemberdayaan perempuan.

d. Bermanfaat sebagai bahan informasi, juga untuk menambah literature atau

bahan informasi ilmiah.

e. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban atas masalah yang diteliti


6

b. Guna mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir kritis,

sekalipun untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu

yang diperoleh.

c. Sebagai bahan masukan serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang

terkait dengan masalah yang diteliti dan berguna bagi pihak yang berminat

pada masalah yang sama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Peran

Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status) apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka dia (actor) menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak dapat dipisah-

pisahkan karena yang satu tergantung dengan yang lain dan sebaliknya. Peranan

lebih banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu

proses. Jadi, tepatnya adalah bahwa seseorang (lembaga) menduduki suatu posisi

atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan (Soerjono

Soekanto, 2009). Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan

terhadap sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai

dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran (Soeharto, 2002;

Soekamto,1984).

“Menurut Miftah Thoha, peranan merupakan serangkaian perilaku yang

diharapkan dilakukan oleh seseorang, penghargaan semacam itu merupakan suatu

norma yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu peranan. Dalam bahasa

organisasi, peranan diperoleh dari uraian jabatan. Uraian jabatan merupakan

dokumen tertulis yang memuat persyaratan-persyaratan dan tanggung jawab atas

suatu pekerjaan. Hakikatnya peranan adalah perwujudan interaksi antara orang-

orang dalam organisasi. Dengan demikian banyak yang bisa dilakukan olehnya

7
8

untuk merencanakan intervensi kearah perubahan, perbaikan dan penyempurnaan

organisasi (Thoha,2003)”

Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan teori,

orientasi, maupun disiplin ilmu, selain dari psikologi, teori peran berawal dari dan

masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi (Sarwono, 2002). Menurut

Biddle dan Thomas (1966) teori peran terbagi menjadi empat golongan yaitu yang

menyangkut :

1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial;

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut;

3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku;

4. Kaitan antara orang dan perilaku.

Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor

yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan

teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun

kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini, seseorang

yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua,

wanita, dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai

dengan peran tersebut.

Seorang mengobati dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka ia

harus mengobati pasien yang datang kepadanya dan perilaku ditentukan oleh

peran sosialnya (Sarwono, 2002)” Seperti yang di jelaskan oleh Sarwono bahwa

seseorang atau sebuah organisasi yang mempunyai peran tertentu diharapkan agar

seseorang atau organisasi itu berperilaku sesuai dengan peran tersebut, lebih lanjut
9

dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah berarti sebagai pelayan publik dan

juga bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil

setiap warga demi kesejahterannya. Poerwadarminta menyebutkan peran dapat

diartikan sebagai perilaku yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok pada

suatu kondisi atau peristiwa tertentu, dimana perilaku yang dilakukan tersebut

merupakan suatu tindakan yang memang diharapkan dilakukan oleh individu yang

berkedudukan atau memiliki jabatan tertentu pada tatanan masyarakat

(Poerwadarminta, 1995:751)

Merton dalam Raho mengatakan, peran diartikan sebagai suatu bentuk dari

pola perilaku yang diharapkan ada oleh masyarakat kepada individu yang

menduduki atau memiliki jabatan tertentu (Raho, 2007:67) lima aspek penting

peran sebagai berikut :

a. Peran bersifat impersonal, posisi peran itu sendiri akan menentukan

harapannya, bukan individunya”

b. Peran berkaitan dengan perilaku kinerja (task behavior), perilaku yang

diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu”

c. Peran sulit dikendalikan (role clarity dan role ambiguity)”

d. d.Peran dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa

perubahan perilaku utama”

e. Peran dan pekerjaan (jobs) tidaklah sama, seseorang yang melakukan satu

pekerjaan bisa memainkan beberapa peran (Kanfer, 1987:197) (Airlangga,

2017).
10

Menurut Rivai (2006) peran dimaknai sebagai sebuah perilaku yang diatur

dan diharapkan dari seseorang didalam kedudukan atau posisi tertentu. Peran

merupakan aspek dinamis dari kedudukan seseorang yang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka seseorang tersebut telah

menjalankan suatu peran. Maksud dari definisi-definisi tersebut adalah pemerintah

mempunyai kuasa untuk menegakkan aturan didalam kehidupan bermasyarakat

sesuai dengan peraturan perundangan yaitu, meningkatkan partisipasi masyarakat

didalam mengatasi dan mengantisipasi permasalahan sosial untuk dapat

meningkatkan kualitas hidup.

Menurut Ali (2002) menyebutkan : Peranan merupakan perilaku yang

berlangsung atau sebuah tindakan yang berhubungan dengan kedudukan atau

posisi tertentu didalam struktur organisasi. Berbeda dengan Suhardono (1994)

yang mengatakan bahwa peran merupakan seperangkat patokan yang membatasi

perilaku yang harus dilakukan seseorang yang menduduki suatu posisi.

Menurut Soerjono Soekanto (1990) peranan meliputi norma yang

dihubungkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat, artinya adalah posisi

yang dimiliki seseorang tersebut seperti Kepala Desa yang merupakan

pemerintahan desa, dengan posisi tersebut pemerintahan desa akan lebih memiliki

wewenang untuk menegakkan peraturan-peraturan dalam kehidupan masyarakat

sesuai dengan undang-undang yang berlaku.” Sedangkan Soekanto (2003)

mengatakan peran mencakup tiga hal, antara lain:

a. Peran meliputi norma-norma ysng dihubungkan dengan posisi tertentu atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan


11

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

b. Peran merupakan suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial.

Menurut Paul. B . Harton dan Chester L. Hunt (1996), Peran adalah “

perilaku yang diharapkan dari seseorang atau kelompok orang yang memiliki

status tertentu”.

Lain halnya dengan David Berry (2003) yang mendefinisikan bahwa peran

merupakan harapan yang ditunjukan pada seseorang yang menempati status

kedudukan sosial tertentu. Harapan-harapan itu adalah imbangan dari nilai-nilai

sosial dan oleh karena itu bisa dikatakan bahwa peran ditentukan oleh nilai-nilai

yang ada didalam masyarakat.

2.1.2 Pemberdayaan Perempuan

Pengertian Pemberdayaan Perempuan Secara etimologis pemberdayaan

berasal dari kata dasar "daya" yang berarti "kemampuan". Berdasarkan dari

keterangan tersebut maka pemberdayaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh

orang atau organisasi dalam upaya untuk membuat berdaya saing. Pemberdayaan

dalam bahasa Indonesia merupakan ter emahan dari bahasa Inggris yaitu

"empowerment "yang berasal dari kata "power" yang berarti kekuatan.

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan


12

dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam beberapa

hal sebagai berikut : a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki

kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat,

melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan. b.

Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat

meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang

mereka perlukan. c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-

keputusan yang mempengaruhi mereka.

Sedangkan menurut Onny S. Prijono dan A.M.W Pranaka yang

menyatakan bahwa pemberdayaan merupakan proses kepada masyarakat agar

menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai atau

keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya dan pemberdayaan kemampuan

harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.

Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk

berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, dan mempengaruhi kejadian-kejadian

serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Sehingga dalam

prosesnya pemberdayaan menekankan bahwa orang yang memperoleh

keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup dapat mempengaruhi

kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

Dengan demikian, pemberdayaan merupakan sebuah proses dan tujuan.

Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan, Sedangkan Sebagai


13

tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

sebuah perubahan sosial. 4. Untuk meningkatkan kualitas hidup atau

kesejahteraan bagi perempuan dapat dilakukan dengan cara memberdayakan

kaum perempuan yang lemah dan menciptakan hubungan yang lebih adil, setara

antara laki-laki dan perempuan serta mengikutsertakan perempuan pada proses

pengambilan keputusan.

Pemberdayaan bagi kaum perempuan ini sangatlah penting karena

perempuan tidak hanya berperan mengurus rumah tangga, namun bisa berperan di

luar rumah seperti berorganisasi sama halnya seperti laki-laki. Pemberdayaan

kaum perempuan tidak lepas dari pengembangan diri perempuan tersebut.

Pengembangan diri kaum perempuan dianggap sebagai sifat dan perilaku aktif

dalam mengembangkan berbagai potensi yang ada pada perempuan. 5.

Pemberdayaan perempuan dapat dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan praktis,

yaitu dengan pendidikan, kesehatan, ekonomi baik perempuan maupun lakilaki

dan melalui pemenuhan kebutuhan strategi, yaitu dengan melibatkan perempuan

dalam kegiatan pembangunan.

Dengan demikian, pemberdayaan perempuan dapat dilihat dari posisi

dimana perempuan akan membaik hanya ketika perempuan dapat mandiri dan

mampu menguasai atas keputusan-keputusan yang berkaitan dengan

kehidupannya. Karena dengan adanya pemberdayaan perempuan ini sangat

mempengaruhi tingkat kualitas hidup seseorang terutama dalam bidang ekonomi

keluarga dan hal itu secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi kehidupan

sosialnya di masyarakat.
14

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikatakan bahwa pemberdayaan

perempuan merupakan upaya memperbaiki status dan peran perempuan dalam

kehidupannya dengan membantu perempuan dalam meningkatkan kemampuan

ilmu keterampilan yang dimiliki agar dapat menjadi perempuan yang mandiri,

mampu meringankan beban suami dalam memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya, dengan menjalankan usaha ekonomi.

2.1.3 Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

PKK sebagai gerakan pembangunan masyarakat bermula dari seminar

Home Economic di Bogor tahun 1957. Sebagai tindak lanjut dari seminar

tersebut, pada tahun 1961 panitia penyusunan tata susunan pelajaran pada

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kementerian Pendidikan bersama

kementerian-kementerian lainnya menyusun 10 segi kehidupan keluarga. Gerakan

PKK dimasyarakatkan berawal dari kepedulian istri gubernur Jawa Tengah pada

tahun 1967 (Ibu Isriati Moenadi) setelah melihat keadaan masyarakat yang

menderita busung lapar. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga

melalui 10 segi pokok keluarga dengan membentuk Tim Penggerak PKK di

semua tingkatan, yang keanggotaan timnya secara relawan dan terdiri dari

tokoh/pemuka masyarakat, para isteri kepala dinas/jawatan dan isteri kepala

daerah s.d tingkat desa dan kelurahan yang kegiatannya didukung dengan

anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Pada tanggal 27 Desember 1972 mendagri mengeluarkan surat kawat no.

Sus 3/6/12 kepada seluruh gubernur kdh tk. I Jawa Tengah dengan tembusan
15

gubernur kdh seluruh Indonesia, agar mengubah nama pendidikan kesejahteraan

keluarga menjadi pembinaan kesejahteraan keluarga. Sejak itu gerakan PKK

dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan nama Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK), dan tanggal 27 Desember ditetapkan sebagai "hari kesatuan

gerak PKK" yang diperingati pada setiap tahun. Dalam era reformasi dan

ditetapkannya TAP MPR no. IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999-2004, serta

pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan undang-undang no.22 tahun 1999 dan

undang-undang no.25 tahun 1999, tetapi PKK pusat tanggap dengan mengadakan

penyesuaian-penyesuaian yang disepakati dalam rakernaslub PKK tanggal 31

Oktober s.d 2 November 2000 di Bandung dan hasilnya merupakan dasar dalam

perumusan keputusan menteri dalam negeri dan otonomi daerah no. 53 tahun

2000, yang selanjutnya dijabarkan dalam pedoman umum gerakan Pemberdayaan

dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ini.

Hal yang mendasar antara lain adalah perubahan nama gerakan PKK dari

gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga menjadi gerakan Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,

selanjutnya di singkat PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan

masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk

masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju

dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan

lingkungan.
16

Pemberdayaan Keluarga adalah segala upaya bimbingan dan pembinaan

agar keluarga dapat hidup sehat sejahtera, maju dan mandiri. Kesejahteraan

Keluarga adalah kondisi tentang terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dari

setiap anggota keluarga secara material, sosial, mental dan spiritual sehingga

dapat hidup layak sebagai manusia yang bermanfaat. Keluarga adalah unit terkecil

dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri atau suami istri dan anaknya atau

ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang

dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup

spiritual dan meterial yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota, antar

keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

(TP.PKK) adalah mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, yang

berfungsi sebagai fasilisator, perencana, pelaksana, pengendali dan

penggerak pada masing-masing jenjang untuk terlaksananya program PKK.

Anggota Tim Penggerak PKK adalah warga masyarakat baik laki-laki maupun

perempuan, perorangan, bersifat sukarela, tidak mewakili organisasi, golongan,

partai politik, lembaga atau instansi, dan berfungsi sebagai perencana, pelaksana,

pengendali Gerakan PKK.

Kelompok PKK adalah kelompok-kelompok yang berada di bawah Tim

Penggerak PKK Desa/kelurahan yang dapat dibentuk berdasarkan kewilayahan

atau kegiatan. Kelompok DASAWISMA adalah kelompok yang terdiri atas 10-20
17

Kepala Keluarga (dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat),

diketuai oleh seorang yang dipilih di antara mereka, merupakan kelompok

potensial terdepan dalam pelaksanaan kegiatan PKK. Kader Umum adalah

mereka yang telah dilatih atau belum dilatih tetapi memahami, serta melaksanakan

10 Program Pokok PKK, yang mau dan mampu memberikan penyuluhan dan

menggerakan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan. Kader

Khusus adalah Kader Umum yang mendapat tambahan pengetahuan dan

ketrampilan tertentu, antara lain melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan

oleh PKK, lembaga, instansi pemerintah atau non pemerintah. Data tentang Kader

khusus dicantumkan dalam kolom data Pokja masing-masing.

Pelatih PKK adalah anggota Tim Penggerak PKK atau Kader yang telah

mengikuti pelatihan PKK dan Metodologi pelatihan, serta mendapatkan surat

keputusan sebagai Pelatih dan ketua Umum/Ketua Tim Penggerak PKK Daerah

yang bersangkutan. Pelindung Utama PKK adalah istri Presiden Republik

Indonesia, yang bertugas memberikan arahan, dukungan baik moril maupun

material untuk keberhasilan Gerakan PKK.Pelindung PKK adalah istri wakil

Presiden Republik Indonesia, yang bertugas memberikan arahan, dukungan baik

moril maupun materiil untuk keberhasilan Gerakan PKK.

Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK adalah unsur pendukung

pelaksanaan program PKK yang terdiri atas pimpinan instansi/lembaga yang

membidangi tugas-tugas pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga serta para

tokoh/pemuka masyarakat, lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan dengan


18

Keputusan Menteri Dalam Negeri, Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan kepala

Desa/lurah sesuai dengan jenjang keperintahan.

Penasehat PKK adalah tokoh/pemuka masyarakat yang karena keahlian,

pengetahuan dan pengalamannya mau membantu untuk keberhasilan pelaksanaan

Gerakan PKK, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

selaku Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK Pusat. Sedangkan Penasehat

di Propinsi, Kabupaten/Kota dapat diadakan sesuai keadaan dan kebutuhan,

diusulkan oleh ketuia Tim Penggerak PKK dan ditetapkan dengan Surat

Keputusan Gubernur, Bupati/Walikota selaku Ketua Dewan Penyantun Tim

Penggerak PKK yang bersangkutan.

2.1.4 Peran PKK

Menurut Wrihatnolo dan Nugroho yang dikutip dalam buku Kontribusi

Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga, pemberdayaan

pada dasarnya merupakan suatu proses yang dijalankan dengan kesadaran dan

partisipasi penuh dari para pihak untuk meningkatkan kapasitas masyarakat

sebagai sumber daya pembangunan agar mampu mengenali permasalahan yang

dihadapi dalam mengembangkan dan menolong diri menuju keadaan yang lebih

baik, mampu menggali dan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia untuk

kepentingan dan kelompoknha, serta mampu mengeksistensikan diri secara jelas

dengan mendapat manfaat darinya.


19

Menurut Pearse dan Stiefel dalam buku yang sama, dinyatakan bahwa

pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yakni primer dan sekunder.

Kecenderungan primer berarti proses pemberdayaan menekankan proses

memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan

kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Selanjutnya

kecenderungan sekunder melihat pemberdayaan sebagai proses menstimulasi,

mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau

keberdayaan untuk menentukan apa yang dipilihnya.

Menurut Jim Ife yang dikutip dari buku Zubaedi konsep pemberdayaan

memiliki hubungan erat dua konsep pokok yakni, konsep power (daya) dan

konsep disadvantaged (Ketimpangan). Pengertian pemberdayaan dapat dijelaskan

dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif pluralis, elitis,

strukturalis, dan post strukturalis.

Berdasarkan Keppres Nomor 134 Tahun 1999 Kementerian Pemberdayaan

Perempuan menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan pemerintah di

bidang pemberdayaan termasuk keluarga Berencana. b. Pengkoordinasian dan

peningkatan keterpaduan penyusunan rencana monitoring evaluasi terhadap

program pemberdayaan perempuan. c. Peningkatan prasenta masyarakat dibidang

pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. d.

Pengkoorinasian kegiatan isntansi pemerintah, swasta dan lembaga swadaya

masyarakat dalam rangka pemberdayaan perempuan. e. Pengkoordinasian

kegiatan operasional Badan Koordinasi Keluarga berencana Nasional. f.


20

Penyampaian laporan hasil evaluasi saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan

fungsinya kepada presiden.

Oleh karena itu visi dan misi pemberdayaan perempuan adalah: Visi:

Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, kesejahteraan dan perlindungan

anak dalam berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sedangkan

Misinya adalah : 1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan 2. Memajukan

tingkat keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik 3.

Menghapus segala bentuk kekerasan pada perempuan 4. Meningkatkan

kesejahteraan dan perlindungan anak 5. Meningkatkan pelaksanaan dan

memperkuat kelembagaan pengarus utamaan gender. 6. Meningkatkan partisipasi

masyarakat.

Sejalan dengan arah kebijakan pengarusutamaan gender maka sasaran

pembangunan pemberdayaan perempuan adalah: 1. Terwujudnya peningkatan

kualitas SDM perempuan kedudukan dan peranan perempuan termasuk dalam

perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan secara adil dan proposional di

berbagai bidang kehidupan. 2. Tercapainya peningkatan kualitas peranan

pengelolaan dan kemandirian organisasi perempuan dan komitmen masyarakat

dalam pemberdayaan perempuan. 3. Terwujudnya kesadaran, kepekaan dan

kepedulian gender seluruh masyarakat terutama perumus kebijakan pengambil

keputusan perencana dan penengak hukum di semua tingkatan dan segenap aspek

pembangunan. Tercapainya peningkatan kesetaraan kritis masyarakat tentang

perbedaan kebutuhan, minat aspirasi dan kepentingan perempuan. 4. Terwujudnya

pembangunan sektor yang berperspekif jender melalui upaya pengutamaan gender


21

yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi baik

ditingkat pusat maupun daerah.

Ima wati (2015:6) menjelaskan bahwa peranan PKK merupakan tindakan

yang dilakukan melalui berbagai macam kegiatan keterampilan yang banyak

dilakukan mulai dari hidup sehat, pendidikan keluarga yang dimulai dari terbawah

rumah tangga (RT) hingga Desa dan Kelurahan. Peran PKK sangat penting bagi

Pemerintahan karena merupakan penegak utama antara Negara dan perempuan.

PKK bahkan bertugas untuk sebagai mitra Pemerintah yang berperan dan

bertujuan sebagai pembantu pemerintah dalam usaha pembangunan. Bahkan

dalam struktur organisasi berada dibawah naungan Departemen Dalam Negeri ,

dan ketuanya di tingkat Desa adalah istri Kepala Desa.

Kesejahteraan keluarga menjadi tujuan utama PKK. Hal ini dikarenakan

keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang akan berpengaruh besar

terhadap kinerja pembangunan dalam mendukung program-program pemerintah

(Ima wati, 2015:3). Peranan PKK tersebut sejalan dengan visi dan misi PKK, dan

didukung dengan sepuluh program pokok yang dimiliki PKK, dan didukung

dengan sepuluh program pokok yang dimiliki PKK, kemudian lebih dikenal

sebagai “Sepuluh Program Pokok PKK”. Kesepuluh program pokok tersebut

adalah: (1) Penghayatan dan pengamalan Pancasila; (2) Gotong royong; (3)

Pangan; (4) Sandang; (5) Perumahan dan tata laksana rumah tangga; (6)

Pendidikan dan ketrampilan; (7) Kesehatan; (8) Pengembangan kehidupan

koperasi; (9) Kelestarian lingkungan hidup; (10) Perencanaan sehat.


22

Pemberdayaan perempuan dilakukan untuk menunjang dan mempercepat

tercapainya kualitas hidup dan mitra kesejajaran antara laki-laki dan perempuan

yang bergerak seluruh bidang atau sektor. Keberhasilan pemberdayaan perempuan

menjadi cita-cita semua orang. Namun untuk mengetahui keberhasilan sebuah

proses, dapat dilihat dari indikator pencapaian keberhasilannya. Adapun inikator

pemberdayaan perempuan (Melynda dalam Dhevyanti, 2015:27) adalah sebagai

berikut :

a. Adanya sarana yang memadai guna mendukung perempuan untuk

mmenempuh pendidikan semaksimal mungkin.

b. Adanya peningkatan partisipasi dan semangat kaum perempuan untuk

berusaha memperoleh dan mendapatkan pendidikan dan pengajaran bagi diri

mereka

c. Meningkatkan jumlah perempuan mencapai jenjang pendidikan tinggi,

sehingga dengan demikian, perempuan mempunyai peluang semakin besar

dalam mengembangkan karier sebagimana halnya laiki-laki.

d. Adanya peningkatan jumlah perempuan dalam lembaga legislatif, eksekutif

dan pemerintahan

e. Peningkatan keterlibatan aktifis perempuan dalam kampanye pemberdayaan

pendidikan terhadap perempuan . Namun lebih dari itu semua adalah

terciptanya pola pikir dan paradigma yang tidak ada perbedaan.

Perempuan juga harus dapat berperan aktif dalam beberapa kegiatan yang

memang proporsinya. Jikalau ini semua telah terealisasi, maka perempuan benar-

benar telah terberdayakan, melihat penjelasan diatas, dapat terlihat pemberdayaan


23

perempuan terbagi menjadi dua, yaitu kesejajaran gender dan pemberdayaan

perempuan dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan.

Pemberdayaan perempuan melalui kegiatan PKK dimaksudkan dilakukan

untuk menunjang dan mempercepat tercapainya kualitas hidup dan mitra

kesejajaran antara laki-laki dan perempuan yang bergerak seluruh bidang atau

sektor. Keberhasilan pemberdayaan perempuan menjadi cita-cita semua orang.

Namun untuk mengetahui keberhasilan sebuah proses, dapat dilihat dari indikator

pencapaian keberhasilannya. Adapun inikator pemberdyaan perempuan (Melynda

dalam Dhevyanti, 2015:27) adalah sebagai berikut :

a. Adanya sarana yang memadai guna mendukung perempuan untuk

mmenempuh pendidikan semaksimal mungkin.

b. Adanya peningkatan partisipasi dan semangat kaum perempuan untuk

berusaha memperoleh dan mendapatkan pendidikan dan pengajaran bagi diri

mereka

c. Meningkatkan jumlah perempuan mencapai jenjang pendidikan tinggi,

sehingga dengan demikian, perempuan mempunyai peluang semakin besar

dalam mengembangkan karier sebagimana halnya laiki-laki.

d. Adanya peningkatan jumlah perempuan dalam lembaga legislatif, eksekutif

dan pemerintahan

e. Peningkatan keterlibatan aktifis perempuan dalam kampanye pemberdayaan

pendidikan terhadap perempuan .


24

Namun lebih dari itu semua adalah terciptanya pola pikir dan paradigma

yang tidak ada perbedaan. Perempuan melalui kegiatan PKK juga harus dapat

berperan aktif dalam beberapa kegiatan yang memang proporsinya. Jikalau ini

semua telah terealisasi, maka perempuan benar-benar telah terberdayakan,

melihat penjelasan diatas, dapat terlihat peran PKK sebagai pemberdayaan

perempuan terbagi menjadi dua, yaitu kesejajaran gender dan pemberdayaan

perempuan dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan yakni:

1. Memfasilitasi

Memfasilitasi di sini dimaksudkan PKK diharuskan bisa lebih

memfasilitasi didalam hal sarana dan pra sarana, maupun hal materi, dan didalam

Hal Pembinaan (Pendidikan dan Pelatihan) PKK harus bisa lebih memberikan

Pembinaan serta Pendidikan dan Pelatihan yang memang sangat dibutuhkan.

Sebagai fasilitator, PKK memiliki peran dalam memfasilitasi pemberdayaan

perempuan untuk mencapai tujuan pengembangan perempuan yang mandiri dan

cerdas. .Sebagai fasilitator, PKK diharapkan akan sangat membantu untuk

kemajuan perempuan di Desa Pelajau diantarannya dengan cara mengadakan

pelatihan.

a. PKK Desa Pelajau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin harus

mampu memberikan kebutuhan yang diperlukan oleh Ibu-ibu, yaitu didalam

memberikan Motivasi bagi anggota dan Ibu-ibu masyarakat Desa Pelajau

diharapkan bagi Ketua PKK agar bisa memberikan dorongan atau rangsangan

yang lebih banyak lagi, pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kualitas

hidup perempuan.
25

2. Memberikan Edukasi

Strategi pemberdayaan melalui pelaksanaan program PKK bertujuan untuk

memberdayakan ibu-ibu anggota PKK sehingga dapat menambah dan

mengembangkan kemampuannya dalam mengelola keuangan keluarga dan bisa

memberi konstribusi tambahan terhadap ekonomi keluarganya sehingga tercipta

keluarga yang sejahtera. Anggota PKK sebagian besar adalah ibu rumah tangga

yang sehari-harinya hanya mengurusi keperluan rumah tangganya sehingga

banyak mempunyai waktu luang apabila pekerjaan rumah tangga sudah selesai

dilakukan.

Strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh PKK Desa Pelajau Kecamatan

Banyuasin III Kabupaten Banyuasin terdiri atas: mengasah potensi perempuan

melalui pelatihan keterampilan, mengembangkan industri rumah tangga atau

wirausaha dan mengembangkan kemampuan perempuan dalam mengelola

keuangan keluarga. Strategi pemberdayaan perempuan yang dimiliki PKK Desa

Pelajau adalah untuk memberi penguatan kepada para perempuan supaya

memiliki rasa kontrol terhadap diri yang dapat dikembangkan dan digunakan

individu selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi

kondisi yang terdapat dilingkungan yang berada disekitarnya, juga memiliki

kesadaran kritis, ketika individu sudah mempunyai kesadaran kritis pada dirinya

maka individu mampu memahami persoalan sosial mulai dari masalah yang ada

dimasyarakat masalah, identifikasi serta mampu menentukan unsur-unsur yang

mempengaruhinya, lalu individu tersebut merasa membutuhkan kegiatan yang

diberikan oleh PKK, untuk bisa keluar dari permasalahan tersebut, dan
26

mempunyai perilaku partisipatif, perilaku partisipatif dipengaruhi oleh kesadaran

kritis, kesadaran kritis yang ada pada diri akan membawa individu tersebut

melibatkan diri dalam kegiatan yang diberikan oleh PKK karena individu

tersebut merasa membutuhkan penguatan diri untuk keluar dari segala

permasalahan yang ada untuk menuju pada kesejahteraan keluarga.

3. Memberikan Pelatihan

Pada dsarnya pelatihanan pada anggota PKK sangat penting bagi ibu-ibu

anggota PKK untuk lebih menguasai dan lebih baik terhadap materi kegiatan

yang Pada orgasisasi seperti PKK pelatihan sering dilakukan sebagai upaya

meningkatkan keahlian dan keterampilan. Hal ini yang mendorong untuk

memfasilitasi pelatihan para anggota guna mendapatkan hasil kinerja yang baik,

efektif, dan efisien. Pada dasarnya pelatihan itu merupakan proses yang berlanjut

dan bukan proses sesaat saja. Munculnya kondisi-kondisi baru sangat mendorong

untuk menyusun program-program pelatihan.

Ranupandjo (2008:7-8), menerangkan bahwa “Pelatihan adalah suatu

kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan

aktivitas ekonomi latihan membantu seorang karyawan dalam memahami suatu

pengetahuan yang diperlukan oleh organisasi dalam suatu usaha mencapai

tujuannya.”

Dari uraian penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah

suatu proses dimana orang-orang mencapai tujuan organisasi dan merupakan

bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
27

meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu

yang relatif singkat dengan metode-metode tertentu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Peran PKK Dalam Pemberdayaan Perempuan Di Desa Pelajau Kecamatan Banyuasin


III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

Permen PPPA No.13 Tahun 2020 Tentang Perlindungan Anak Dan Pemberdayaan
UU Perempuan

Peran PKK

Sebagai Pemberdayaan Perempuan

1. Memfasilitasi
2. Memberikan Edukasi
3. Memberikan Pelatihan

Diharapkan adanya kemadirian terhadap perempuan dalam rangka


peningkatan kesejahteraan hidup keluarga di Desa Pelajau Kecamatan
Banyuasin III Kabupaten Banyuasin
28

2.3 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Metode
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1. Peran PKK dalam Dalam penelitian ini Deskiptif-
Pemberdayaan Ekonomi pemberdayaan yang Kualitatif
Perempuan melalui dilakukan untuk
Kegiatan Home Industry perempuan sudah cukup
di Dusun Kaliwaru, maksimal. Adapun
Kabupaten Gunung Kidul, temuan-temuan
Daerah Istimewa pemberdayaan
Yogyakarta". Putri Astini, perempuannya adalah
2018. pemberdayaan
dilakukan melalui
kegiatan membuat
produk, latihan dan
penyuluhan. Dalam
upaya meningkatkan
perekonomian
perempuan diadakan
juga arisan, simpan
pinjam, tabungan, dan
jimpitan beras.
Partisipasi ibu-ibu yang
mengikuti kegiatan
PKK juga cukup besar
namun masih bersifat
pasif
2. "Pemberdayaan Model pemberdayaan Deskriptif
29

Perempuan Miskin perempuan miskin Kualitatif


Berbasis Pemanfaatan dengan pemanfaatan
Sumberdaya Lokal sistem sumberdaya
Melalui Pendekatan Sosial lokal untuk dapat
Enterpreneurship (Studi mengentaskan mereka
Kasus di Daerah dari kemiskinan,
Tertinggal, Kabupaten melalui pendekatan
Pasaman, Sumatera sosial entrepreneurship
Barat)". Mulia Astuti, ini ternyata mampu
2019 meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan
perempuan miskin,
dengan menciptakan
lapangan kerja baru
bagi perempuan serta
dengan memanfaatkan
potensi ikan local
3. Peran PKK Dalam Upaya Peran dari PKK Deskriptif-
Pengembangan Kerajinan terletak pada peran Kualitatif
Kulit di Kabupaten penyediaan alat yaitu
Magetan berupa mesin jahit dan
(Hamami, 2016) pelatihan untuk
memudahkan pengrajin
didalam proses
produksi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode

analitis.Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4) mengemukakan bahwa

penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang

dapat diamati”. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara

holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data

secara induktif, lebih mementingkan proses dari pada hasil penelitian yang

dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian .

Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah berkaitan

dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan

kondisi masa sekarang. Metode deskriptif adalah sebagai berikut: Metode

deskrptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

subjek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa

sekarang.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Desa Pelajau Kecamatan Banyuasin III

Kabupaten Banyuasin.

30
31

3.3 Definisi Konsep

Definisi Konsep merupakan sebuah pengertian dari gejala yang menjadi

pokok perhatian. Devinisi Konsep bertujuan untuk memberikan gambaran yang

lebih jelas serta untuk menghindari kesalah pahaman penulisan istilah-istilah

penting antara konsep yang satu dengan yang lainnya sehubungan dengan pokok

masalah dalam penelitian ini, maka perlu diberikan konsep sebagai berikut :

1. Peran (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status) apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka dia (actor) menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak dapat dipisah-

pisahkan karena yang satu tergantung dengan yang lain dan sebaliknya.

Peranan lebih banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai

suatu proses. Jadi, tepatnya adalah bahwa seseorang (lembaga) menduduki

suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan

(Soerjono Soekanto, 2009).

2. Pemberdayaan merupakan proses kepada masyarakat agar menjadi berdaya,

mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai atau keberdayaan

untuk menentukan pilihan hidupnya dan pemberdayaan kemampuan harus

ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.

Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat

untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, dan mempengaruhi

kejadiankejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.

(Onny S. Prijono dan A.M.W Pranaka, 2011)


32

3. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, selanjutnya di

singkat PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang

tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat

menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan

mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan

lingkungan. (Wikipedia, 2021)

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Fokus Penelitian

No. Variabel Dimensi Indikator

1. Peran PKK Dalam - Memfasilitasi


Pemberdayaan Pemberdayaan - Memberikan
Perempuan di Desa Edukasi
Pelajau Kecamatan - Memberikan
Banyuasin III Pelatihan
Kabupaten Banyuasin
Sumatera Selatan

3.5. Key Informan/Informan

Jenis sumber data berupa manusia yang dalam penelitian kualitatif dikenal

sebagai informan. Peneliti didalam memilih nara sumber harus bisa memahami

posisi dan beragam peran dengan kemungkinan akses informasi yang dimilikinya
33

sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Informan yang dimaksud

dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Informan Penelitian

No. Informan Penelitian Jumlah

1. Ketua PKK 1 Orang

2. Kepala Desa 1 Orang

3. Anggota PKK 3 Orang

.Jumlah 5 Orang

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode

analitis.sumber data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Sumber data yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian

adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan dua sumber data yaitu :

a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

lapangan. Sumber data primer dapat berupa opini yang diambil dari

kelompok maupun individu. Untuk mendapatkan data primer ini penulis

melakukan wawancara kepada ketua PKK Desa Pelajau.

b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung melalui arsip, majalah ilmiah, peraturan perundang-undangan,

makalah, dokumen-dokumen dari pihak terkait, dan buku-buku yang


34

berkaitan dengan masalah penelitian mengenai Peran PKK Dalam

Pemberdayaan Masyarakat.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan

berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada setting

alamiah (natural setting). Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan

data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka

teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),

interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan keempatnya Sugiyono

(2015:137).

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural

setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan

data menggunakan triangulasi/gabungan.Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara

mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
35

Adapun teknik pengumpulan data yang direncanakan untuk digunakan di

lapangan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung.Merupakan suatu bentuk komunikasi atau percakapan untuk

memperoleh informasi. Peneliti akan secara langsung melakukan

wawancara dengan Informan, yaitu orang yang dianggap paham dan

mengetahui masalah yang akan diteliti dengan menggunakan daftar

pertanyaan mendalam. Informan terpilih

2. Observasi Langsung

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung di lapangan

yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu

penelitian.Observasi ini menbantu peneliti dalam menganalisa keadaan

yang sebenarnya.

3. Dokumentasi / Studi Pustaka

Teknik ini merupakan cara pengumpulan data dan dokumen yang

berhubungan dengan masalah yang telah diteliti. Teknik ini digunakan

untuk menunjang data primer atau data utama yang diperoleh langsung

dari informan.Teknik ini membantu peneliti dalam menelusuri

pembahasan melalui tulisan-tulisan yang pernah ada tentang peranaan

PKK dalam pemberdayaan kaum perempuan.


36

3.8 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai macam sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya penuh.Analisis

data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang

diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi

hipotesis.Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.Dalam

hal ini Nasution (1988) dalam (Sugiyono, 2015:245) menyatakan “Analisis telah

mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan

dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian

kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan

dengan pengumpulan data.”

Analisis data data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian,

karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil observasi,

wawancara, studi literatur dan dokumentasi dilapangan untuk selanjutnya

dideskripsikan dalam bentuk laporan.Analisis data dalam penelitian ini dilakukan

melalui tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi Miles dan Huberman (1992)

dalam Sugiyono (2015:246).

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan

menerus.Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan


37

merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Tiga jenis

kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti

harus siap bergerak diantara empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan

data, selanjutnya bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan

penarikan kesimpulan untuk lebih memperjelas alur kegiatan analisis data

penelitian tersebut.

3.9 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian dilakukan selama 5 bulan kalender sesuai dengan tabel

dibawah ini:

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Bulan Januari Februari Maret April Mei


2022 2022 2022 2022 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Minggu
Pembuatan x x
Proposal x X X X
Konsultasi
Proposal
Ujian X
Proposal
Penelitian X x x X X X
Konsultasi X x x x x
Skripsi
Ujian X
Skripsi
38

3.10 Sistematika Penulisan Skripsi

a. Bab I Pendahuluan

Bagian ini berisi uraian mengenai : 1) Latar belakang masalah, 2) Identifikasi

masalah, 3) Rumusan masalah, 4) Tujuan penelitian, 5) Manfaat penelitian.

b. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi penjelasan tentang landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu, bab ini juga berisi

tentang tinjauan pustaka yang merupakan hasil kajian yang berisikan bukti-

bukti dari hasil-hasil penelitian terdahulu atau orang lain.

c. Bab III Metodologi Penelitian

Menjelaskan tentang pemilihan metode/jenis penelitian yang digunakan,

penetapan lokasi penelitian yang diambil, definisi konsep, fokus penelitian,

informan, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data, jadwal penelitian dan sistematika penulisan skripsi.


BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Desa

Desa Pelajau merupakan desa yang terletak sangat dekat dengan ibu kota

Kecamatan Banyuasin III dan Ibu Kota Kabupaten Banyuasin dengan jumlah

penduduk sebanyak 1.437 jiwa dan mempunyai luas wilayah 3200 ha.

Dahulu kala Desa Pelajau bernama Talang Pelajau Ulu sebab saat itu

masyarakat hidup berkelompok-kelompok (bertalang-talang) dan disamping itu

juga ada sebatang pohon yang tumbuh dihulu batang hari. Pohon tersebut

dinamakan pohon pelajau. Mengingat pohon pelajau tersebut tumbuh

dihulubatang hari maka oleh H. Abdul Roni Talang Pelajau disebut Talang

Pelajau Ulu.

Pada tahun 1925 H, Abdul Roni mengajak masyarakat untuk merubah

Talang Pelajau Ulu menjadi Dusun Pelajau Ulu. Oleh karena gagasan H.Abdul

Roni menurut masyarakat cukup baik untuk diikuti, maka pada tahun tersebut

H.Abdul Roni langsung diangkat menjadi kerio dibantu oleh seorang pengawal

bernama Mubin dan mempunyai seorang ketip bernama M.Akhir.

Pada tahun 1939 pemerintahan dilanjutkan oleh Kerio Samsudin dengan

dibantu seorang pengawas bernama Mustopa dan mempunyai seorang ketip

bernama H.Sakri. Pada saat itulah Dusun Pelajau Ulu berubah menjadi Desa

39
40

Pelajau. Kemudian setelah masa jabatan Kerio Mustopa berakhir pada tahun 1956

pemerintahan dilanjutkan dengan Kerio M.Zen .

Kemudian pada tahun 1993 Desa Pelajau Ulu mengadakan kembali

pemilihan kepala desa yang terpilih pada saat itu adalah Samsurizal dengan

dibantu oleh seorang sekretaris bernama M.Nasir dan seorang kepala dusun

M.Yusuf Sahid.

Setelah masa jabatan Samsurizal berakhir pada tahun 2001 diadakan lagi

pemilihan kepala desa yang dipilih pada saat itu adalah Azhar Nahasan dibantu

oleh seorang sekretaris bernama Hasan Yahuad dan seorang kepala dusun

bernama M.Yusuf Sahid pada saat itu Desa Pelajau Ulu dirubah menjadi Desa

Pelajau saat sekarang ini.

4.1.2 Letak dan luas wilayah

Letak geografis Desa Pelajau terletak di Kecamatan Banyuasin III

Kabupaten Banyuasin. Desa Pelajau terletak kira-kira 0,19 km dari Ibu Kota

Kecamatan. Desa Pelajau mempunyai 4 batas wilayah desa sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukaraja

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pelajau Ilir

3. Sebelah barat berbatsan dengan Desa Tanjung Beringin

4. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Regan Agung

Total Desa Pelajau memiliki luas wilayah kira-kira 922 Ha.


41

Jarak dari Desa Pelajau ke Ibu Kota Kabupaten sekitar 7 km, lama

perjalanan yang dibutuhkan adalah sekitar 20 menit jika menggunakan kendaraan

bermotor. Jarak ke Ibu Kota Provinsi berjarak sekitar 90 km, lama perjalanan

yang dibutuhkan adalah 3 jam jika menggunakan kendaraan bermotor.

4.1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Keadaan Demografi Desa Pelajau jika dilihat dari jumlah penduduk.

Jumlah penduduknya pada tahun 2021 tercatat sebanyak 1.514 jiwa. Dengan

rincian jenis kelamin laki-laki sebanyak 737 jiwa dan jenis kelamin perempuan

sebanyak 777 jiwa, serta jumlah kepala keluarga 442 jiwa.

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk
Menurut Jenis Kelamin di Desa Pelajau
No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang)

1. Laki-laki 737

2. Perempuan 777

Sumber: Data Monografi Desa Pelajau, 2021

4.1.4 Jumlah Penduduk Desa Pelajau Menurut Kelompok Usia

Jumlah penduduk Desa Pelajau menurut kelompok usia adalah sebagai

berikut, jumlah penduduk usia 0-3 tahun berjumlah 31 orang, usia 04-05 tahun

berjumlah 61 orang, usia 19-21 tahun berjumlah 113 orang, usia 22- 55 tahun

berjumlah 857 orang, dan usia 55 tahun keatas berjumlah 135 orang.
42

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Desa Pelajau

Menurut Kelompok Usia

No. Kelompok Usia Jumlah (Jiwa)

(Tahun)

1. 0-3 31

2. 4-5 61

3. 6-12 163

4. 13-18 117

5. 19-21 113

6. 22-55 857

7. 55 Tahun keatas 135

Sumber: Data Monografi Desa Pelajau, 2021

4.1.5 Jumlah Usia Tenaga Kerja di Desa Timur

Jumlah penduduk Desa Pelajau menurut usia kelompok tenaga kerja

adalah sebagai berikut, jumlah penduduk usia 10-14 tahun berjumlah 25 orang,

usia 15-19 tahun berjumlah 119 orang, usia 20- 26 tahun berjumlah 267 orang,

usia 27-40 tahun berjumlah 522 orang, usia 41-56 tahun berjumlah 314 orang,

dan usia 57 tahun keatas berjumlah 111 orang.


43

Tabel 4.3
Jumlah Usia Tenaga Kerja Menurut Kelompok Umur
Di Desa Pelajau
No. Kelompok Usia Jumlah

Tenaga Kerja (Tahun)

1. 10 – 14 25

2. 15 – 19 119

3. 20 – 26 267

4. 27 – 40 522

5. 41 – 56 314

6. 57 + + 111

Sumber: Data Monografi Desa Pelajau, 2021

4.1.6 Pendidikan Masyarakat Desa Pelajau

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

Pendidikan juga menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia

untuk pembangunan bangsa, dan menumbuhkan kesadaran akan bahaya

keterbelakangan pendidikan. Karena tujuan dalam menempuh pendidikan adalah

untuk memberikan suatu pengetahuan agar dapat mencerdaskan bangsa, sehingga

anak-anak bangsa mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi

pembangunan bangsa di berbagai bidang di masa depan.

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pelajau digolongkan menjadi dua

macam yaitu tingkat pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pada

pendidikan formal jumlah masyarakat yang lulusan pendidikan formal berjumlah


44

850 orang dengan perincian sebagai berikut, jumlah masyarakat yang

berpendidikan sampai tamat Taman Kanak-Kanak berjumlah 110 orang, jumlah

masyarakat yang berpendidikan sampai tamat Sekolah Dasar berjumlah 460

orang, jumlah masyarakat yang berpendidikan sampai tamat Sekolah Menengah

Pertama berjumlah 145 orang, jumlah masyarakat yang berpendidikan sampai

tamat Sekolah Menengah Atas berjumlah 125 orang, jumlah masyarakat yang

berpendidikan sampai tamat Akademi/D1-D3 berjumlah 4 orang, dan jumlah

masyarakat yang berpendidikan sampai tamat Sarjana/S1-S3 berjumlah sebanyak

21 orang.

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 TK/ PAUD 110
2 SD 246
3 SMP 1145
4 SMA 1125
5 D1 / DIV 4
Sumber: Data Monografi Desa Pelajau, 2021

Dari data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat Desa Pelajau

berpendidikan akhir SMP yang jumlahnya mencapai 145 orang.Dari banyaknya

masyarakat yang berpendidikan akhir SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT)

maka masyarakat Desa Pelajau tergolong yang mempunya SDM yang cukup baik.

Selain pendidikan formal, masyarakat Desa Pelajau juga ada yang berpendidikan
45

non formal seperti mengaji diniyah dan TPQ/TPA yang tersebar pada 4 gedung di

wilayah desa dengan jumlah murid sebanyak 365 orang.

4.2 Sarana Infrastruktur Pendidikan Desa Pelajau

Sarana infrastruktur pendidikan Desa Pelajau bisa dikatakan sangat maju,

baik sarana pendidikan formal maupun non formal. Di Desa Pelajau terdapat

sarana pendidikan formal terdiri dari gedung sekolah Taman Kanak-Kanak /

PAUD sebanyak dua buah gedung, gedung SD sebanyak dua buah gedung,

gedung SMP sebanyak satu buah gedung, sedangkan untuk SMA sebanyak satu

buah gedung.

Foto 4.1

PUSTU Desa Pelajau

Sumber : Dokumentasi Peneliti


46

Tabel 4.5

Sarana Infrastruktur Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah


1 TK/ PAUD 2
2 SD 2
3 SMP 1
4 SMA 1
Sumber: Data Monografi Desa Pelajau, 2021

4.3 Perekonomian Masyarakat Desa Pelajau

Masyarakat Desa Pelajau mayoritas pendapatan utamanya adalah sebagai

petani karet .Petani karet berjumlah sebanyak 314 orang yang mana jumlah

tersebut masih kalah dibandingkan dengan jumlah buruh tani yang tercatat

sebanyak 556 orang. Masyarakat Desa Pelajau juga memiliki bermacam-macam

pekerjaan antara lain Pegawai Negri Sipil (PNS) yang tercatat sebanyak 7 orang,

karyawan swasta tercatat sebanyak 15 orang, wiraswasta/pedagang tercatat

sebanyak 27 orang,pertukangan tercatat sebanyak 3 orang, dan jasa tercatat

sebanyak 7 orang.

Tabel 4.6

Profesi Penduduk

No Profesi Jumlah (orang)


1 PNS 20
2 Pengsiunan 2
3 TNI/POLRI 1
47

4 Wiraswasta 58
5 Petani 1.056
6 Buruh Tani 25
7 Pemilik Ternak 32
8 Tukang Bangunan 19
9 Industri Kecil 6
10 Pedagang 50
11 Tukang Jahit 3
12 Bengkel 6
13 Bidan dan Perawat 7
14 Kerja tidak tetap, lain- 150
lain
Sumber: Data Monografi Desa Pelajau, 2021

Foto 4.2

Wawancara Dengan SEKDES

Sumber : Dokumentasi Peneliti


48

Dengan banyaknya masyarakat Desa Pelajau yang bekerja sebagai buruh

tani dan petani, keadaan perekonomian desa bisa dikatakan masyarakat menengah

kebawah. Hal ini dapat diketahui peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak (.49

tahun) yang bekerja sebagai staff KAUR Pemerintahan Desa Pelajau dan juga

sebagai petani. Rata-rata anggaran yang dibutuhkan untuk belanja sehari adalah

Rp. 35.000,- s.d. Rp.50.000, Sementara itu wawancara dengan Maysaroh (42

tahun) yang bekerja sebagai petani karet rata-rata anggaran yang dibutuhkan

untuk belanja sehari-hari adalah Rp. 40.000-, Dari hasil wawanara dengan

beberapa masyarakat Desa Pelajau, dapat diprediksi bahwa pengeluaran sehari-

hari masyarakat untuk anggaran belanja tergolong masyarakat yang mempunyai

kebutuhan konsumtif rendah, itu belum pengeluaran yang tak terduga.

4.4 Kondisi Sosial dan Budaya Desa Pelajau

Dalam kehidupan sosial, masyarakat Desa Pelajau dikenal sebagai

masyarakat yang guyub dan suka bermusyawarah.Baik masalah desa, masyarakat,

dan sebagainya.Seperti hal nya suasana pedesaan, masyarakat Desa Pelajau juga

memiliki sikap yang ramah, mempunyai solidaritas yang tinggi dan suka

bergotong royong. Hal ini terlihat dari aktifitas mereka dalam semua kegiatan

kemasyarakatan yang terdapat di Desa Pelajau baik dalam segi sosial seperti kerja

bakti, perbaikan jalan desa, makam, madrasah, maupun deri segi keagamaan

seperti menghadiri hajatan, perkawinan, ta’ziyah, dan lain-lain.Dalam aspek

budaya, masyarakat Desa Pelajau sangat menjunjung tinggi kearifan lokal.Hal ini

tercermin dalam kehidupan sehari-hari baik dalam berbagai acara seni dan budaya

keagamaan.
49

Karakteristik masyarakat di Desa Pelajau secara sosial dan budaya

tergolong desa yang memiliki rasa solidaritas sosial kemasyarakatannya tinggi,

baik itu masyarakat yang bekerja sebagai petani ataupun bukan. Mereka sama-

sama saling membantu, karena menurut mereka selama mereka masi tinggal di

desa yang sama maka tidak ada perbedaan bagi mereka. Bahkan mereka harus

saling membantu dan bergotong-royong antara satu dengan yang lainnya. Seperti

yang dikatakan Bapak Edi (38. thn) selaku divisi pemberdayaan masyarakat

mengatakan: “Warga di Desa Pelajau tergolong masyarakat yang taraf sosialnya

baik, karena kita sebagai masyarakat yang guyub harus memupukkan dalam diri

atau anak cucu kita untuk saling membantu dan saling percaya satu sama lain.

Seperti jika ada kerja bakti di Desa maka sebelumnya kita harus merapatkan

dahulu hari apa yang pantas untuk bekerja bakti agar semua warga bisa hadir

semua, biasanya kita lebih memilih hari minggu, karena pada hari itu semua orang

yang bekerja pasti libur. Begitu juga ketika ada tetangga yang ada hajatan,

tetangga yang lain akan turut membantu dengan sukarela. Bahkan ketika ada

tetangga yang sakit tetangga lain akan menjenguk dan mendoakan untuk

kesembuhannya. Apalagi kalau sudah ada yang meninggal pastinya mereka

melayat bersama-sama. Meskipun hidup di desa yang setiap orang memiliki

kesibukan yang berbeda pula, tapi jika sebagian besar masyarakat desa ini

memiliki rasa yang sama itu sudah menjadi keuntungan tersendiri bagi desa

terutama masyarakat desa ini.”

Masalah sosial kemasyarakatan memang sangat diperlukan didalam

kehidupan masyarakat, karena hidup ditengah-tengah masyarakat diperlukan


50

adanya kerukunan dan tanggung jawab bersama.Manusia pada dasarnya tidak

lepas dari kehidupan sosial, karena manusia tidak mampu untuk hidup secara

sendiri-sendiri atau pribadi. Terutama hidup di lingkungan pedesaan, kegiatan

partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam kelancaran pembangunan sosial

pada diri manusia secara pribadi dan nantinya akan dapat berkembang menjadi

kehidupan sosial kemyarakatan yang baik.

4.5 Kondisi Keagamaan Desa Pelajau

Penduduk Desa Pelajau Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir

mayoritas beragama Islam, tercatat sebanyak 100 persen penduduk memeluk

agama Islam. Di Desa Pelajau terdapat sarana untuk beribadah diantaranya adalah

Masjid sebanyak 1 buah yang tersebar di 3 Dusun, dan Mushala/Langgar/Surau

yang total mempunyai 1 buah. Geliat keagamaan di Desa Pelajau sangat maju

dengan adanya 4 kelompok Majelis Ta’lim yang mempunyai 478 anggota,

sedangkan untuk Remaja Masjid mempunyai 5 kelompok dengan total 575

anggota. Jika ditinjau dari segi keagamaan maka dapat disimpulkan bahwa

penduduk Desa Pelajau mayoritas beragama Islam dan sebagian besar mengikuti

ormas Nahdlatul Ulama. Hal ini terbukti dengan antusiasnya mereka mengikuti

berbagai aktifitas keagamaan baik berupa kegiatan harian, mingguan, bulanan,

dan tahunan sehingga syiar Islam di Desa Pelajau menjadi dinamis.

4.6 Struktur Pemerintahan Desa Pelajau

Berikut penjelasan tentang struktur pemerintahan di Desa Pelajau

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas dan Jabatan


51

4.6.1 Kepala Desa

 Kepala Desa berkedudukan sebagai kepala pemerintahan desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat dan

Perangkat Desa.

 Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat

desa.

 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa

memiliki fungsi sebagai berikut :

1. menyelenggarakan pemerintahan desa seperti tata praja pemerintahan,

penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan

ketentraman dan ketertiban, melaksanakan upaya perlindungan masyarakat,

administrasi kependudukan dan penataan serta pengelolaan wilayah.

2. melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana pedesaan

dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.

3. pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban

masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan dan

ketenagakerjaan.

4. pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat

di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan

keluarga, pemuda, olah raga dan karang taruna.


52

5. menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga

lainnya.

 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa

memiliki uraian tugas jabatan sebagai berikut :

1. menyusun program kerja dan rencana kegiatan tahunan desa mengacu

kegiatan tahun sebelumnya sebagai bahan acuan pelaksanaan kegiatan;

2. merumuskan kebijakan operasional berdasarkan ketentuan perundangan yang

berlaku sesuai kewenangan;

3. membagi tugas kepada Sekretaris Desa dan Kepala Seksi untuk kelancaran

tugas;

4. melaksanakan administrasi umum, pemerintahan, pembangunan,

kependudukan, protokol, hubungan masyarakat, tata laksana, sarana

prasarana, perlengkapan, inventaris, keuangan, kepegawaian, kearsipan,

perjalanan dinas dan rumah tangga desa;

5. membina ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan masyarakat, umat

beragama sesuai kebijakan Pemerintah;

6. melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan diwilayah kerja desa;

7. membina lembaga kemasyarakatan desa yang ada di wilayahnya;

8. melaksanakan administrasi pemerintahan dan pembangunan, pelayanan

kepada masyarakat, administrasi kependudukan, Kartu Tanda Penduduk

(KTP), Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Pindah Penduduk, Surat


53

Keterangan Pindah Sementara, Surat Keterangan Nikah, Surat Kematian,

Surat Keterangan Tidak Mampu, Surat Keterangan Catatan Kepolisian

(SKCK), Surat Keterangan domisili, Surat Keterangan Ahli Waris,

Administrasi Pertanahan dan surat lain sesuai kewenangan;

9. menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan administrasi pemilu, pemungutan

Pajak Bumi Bangunan, retribusi daerah, pajak daerah dan pajak lain untuk

peningkatkan pendapatan daerah;

10. memfasilitasi pembinaan pasar desa, ekonomi masyarakat, pedagang kaki

lima, pedagang asongan, toko, kios, warung, restoran, hotel, losmen yang ada

diwilayah kerja desa;

11. memfasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum, pemilihan presiden,

pemilihan kepala daerah demi tegaknya demokrasi pemerintahan;

12. membina Lembaga Kemasyarakatan Desa, lembaga kemasyarakatan untuk

membantu penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;

13. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam perencanaan,

pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;

14. membina ketentraman dan ketertiban masyarakat;

15. memberikan rekomendasi pelayanan perijinan;

16. mengkoordinasikan pelayanan peningkatan kebersihan, lingkungan,

penghijauan, pendidikan dan kebudayaan, olah raga, seni dan kesehatan

lingkungan;
54

17. mengevaluasi hasil kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan

dan kemasyaraktan untuk peningkatan disiplin dan kinerja aparatur yang lebih

baik;

18. menyusun Dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa);

19. mengoordinasikan fasilitasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan dan pajak

daerah/retribusi lain untuk peningkatan pendapatan pemerintah;

20. melaksanakan pengamanan barang inventaris, tanah bondo desa, gedung

pertemuan/balai desa, kantor Desa dan benda lain milik pemerintah desa

dengan membukukan dan mencatat dalam buku inventaris;

21. menandatangani naskah-naskah dinas untuk kepentingan pelayanan kepada

masyarakat;

22. melaksanakan pembinaan usaha peningkatan peran serta, partisipasi

masyarakat dan meningkat swadaya gotong royong masyarakat untuk

mendukung kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta lingkungan

kemasyarakatan;

23. mengupayakan pembangunan, menata tempat dan tata ruang desa sesuai

kewenangan yang diberikan;

24. membina kehidupan umat beragama wilayah kerja desa;

25. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan untuk pengambilan

keputusan/kebijakan;

26. menyusun telaah staf berkaitan dengan bidang tugas Kepala Desa;
55

27. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada staf agar pelaksanaan

tugas dapat berjalan efektif, efisien sesuai program kerja dan peningkatan etos

kerja staf;

28. menyusun penetapan indikator kinerja kegiatan dan laporan keuangan, yang

terdiri dari realisasi anggaran, penyusunan neraca, arus kas dan catatan atas

hasil laporan keuangan desa; dan

29. melaksankan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang

tugasnya.

4.6.2 Sekretaris Desa

 Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa yang dibantu oleh unsur staf

sekretariat yang bertugas membantu Sekretaris Desa dalam bidang

administrasi pemerintahan.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris

Desa mempunyai fungsi :

1. melaksanakan urusan ketatausahaan seperti penataan naskah, administrasi

surat menyurat, arsip dan ekspedisi.

2. melakukan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,

penyediaan sarana prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas dan pelayanan umum.

3. melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,

administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi


56

administrasi keuangan dan administrasi penghasilan Kepala Desa, perangkat

desa, BPD dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

4. melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka

pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan

laporan.

 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Sekretaris

Desa memiliki uraian tugas jabatan sebagai berikut :

1. mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan program kerja

pemerintahan desa;

2. mengkoordinasikan pelaksana teknis dan pelaksana kewilayahan;

3. mengkoordinasikan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan

pemerintahan desa;

4. menyelenggarakan kesekretariatan desa;

5. mengkoordinasikan buku administrasi desa;

6. memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan

organisasi pemerintah desa;

7. melaksanakan urusan rumah tangga, dan perawatan sarana dan prasarana

fisik pemerintah Desa; dan

8. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Paragraf 2

Urusan Tata Usaha dan Umum


57

Pasal 11

 Urusan Tata Usaha dan Umum sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (2)

huruf a merupakan unsur staf Sekretariat Desa yang bertugas membantu

Sekretaris Desa dalam urusan ketatausahaan, rumah tangga, dan

perlengkapan.

 Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum memiliki fungsi seperti melaksanakan

fungsi ketatausahaan seperti tata naskah, surat menyurat, arsip, ekspedisi,

penataan administrasi aparat pemerintah desa, penyediaan prasarana kantor,

penyiapan rapat, inventarisasi dan pengadministrasian aset dan kekayaan desa,

perjalanan dinas dan pelayanan umum.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala

Urusan Urusan Tata Usaha dan Umum memiliki uraian tugas jabatan :

1. melakukan administrasi urusan surat menyurat;

2. melaksanakan pengelolaan barang inventaris dan kekayaan Desa;

3. melaksanakan administrasi Aparat pemerintah desa;

4. melaksanakan administrasi Tanah Kas Desa;

5. pengelolaan arsip Pemerintah Desa;

6. melaksanakan pengelolaan perpustakaan Desa;

7. mempersiapkan sarana rapat/pertemuan, upacara resmi dan lain-lain

kegiatan Pemerintah Desa;

8. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan Pemerintah Desa;

9. melaksanakan pengelolaan administrasi monografi desa;

10. melaksanakan pembinaan administrasi BPD;


58

11. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan umum yang diberikan

oleh Kepala Desa atau Sekretaris Desa; dan

12. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

4.6.3 Urusan Keuangan

 Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b,

merupakan unsur staf Sekretariat Desa yang membantu tugas Sekretaris Desa

dalam urusan administrasi keuangan.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala

Keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan keuangan seperti

pengurusan administrasi keuangan, adminisrasi sumber-sumber pendapatan

dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan dan administrasi

penghasilan aparat pemerintah desa, BPD dan lembaga pemerintahan desa

lainnya.

 Kepala Urusan Keuangan memiliki uraian tugas jabatan:

1. menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan perhitungan APB

Desa;

2. menerima, menyimpan, mengeluarkan atas persetujuan dan seizin Kepala

Desa, membukukan dan mempertanggung-jawabkan keuangan Desa;

3. mengendalikan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

4. mengelola dan membina administrasi keuangan desa;


59

5. menggali sumber pendapatan desa;

6. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan keuangan yang diberikan oleh

Kepala Desa atau Sekretaris Desa; dan

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

4.6.4 Urusan Perencanaan

 Urusan Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c,

merupakan unsur Sekretariat Desa yang membantu tugas Sekretaris Desa di

bidang perencanaan, pengendalian dan pelaporan program pemerintahan,

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat

Desa.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala

Urusan Perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan urusan perencanaan

seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa,

menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan

monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan.

 Kepala Urusan Perencanaan memiliki uraian tugas jabatan:

1. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan perencanaan kerja

pemerintahan desa;

2. melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan kerja

pemerintahan desa secara rutin dan/atau berkala;

3. menyusun pelaporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun

anggaran dan akhir masa jabatan;


60

4. melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa;

5. menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa;

6. menyusun Rencana Kerja Pemerintahan Desa;

7. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan perencanaan yang diberikan

oleh Kepala Desa atau Sekretaris Desa; dan

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

4.6.5 Pelaksana Kewilayahan

 Pelaksana kewilayahan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Desa dan di bidang administrasi dikoordinasikan oleh

Sekretaris Desa.

 Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala Desa sebagai

satuan tugas kewilayahan.

 Tugas kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,

pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.

 Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

oleh Kepala Dusun yang jumlahnya ditentukan secara proporsional antara

pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dengan kemampuan keuangan desa

dan memperhatikan luas wilayah kerja, karakteristik, geografis, kepadatan

penduduk serta sarana prasarana penunjang tugas.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala

Dusun memiliki fungsi :


61

1. pembinaan ketrentaman dan Ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan

wilayah.

2. mengawasi pelaksanaan pembangunan wilayahnya.

3. melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

4. melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

4.6.6 Kepala Dusun memiliki uraian tugas jabatan :

 membantu pelaksanaan tugas Kepala Desa dalam bidang pemerintahan,

pembangunan, kemasyarakatan, kebudayaan, ketentraman, ketertiban dan

perlindungan masyarakat; melaksanakan Peraturan Desa, Peraturan Kepala

Desa dan Keputusan Kepala Desa;

 membantu Kepala Desa dalam kegiatan pembinaan dan kerukunan warga;

1. membantu Kepala Desa dalam melakukan penyuluhan program

Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Daerah; dan

melaksanakan dan melaporkan tugas lain yang diberikan atasan.

4.6.7 Pelaksana Teknis

Seksi Pemerintahan

 Seksi Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)

huruf a, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas


62

Kepala Desa di bidang pemerintahan, keamanan, ketertiban dan

perlindungan masyarakat.

 Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan

manajemen tata praja pemerintahan, menyusun rancangan peraturan

desa, peraturan dan keputusan Kepala Desa, pembinaan masalah

pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan

wilayah, serta pendataan dan pengelolaan profil desa.

 Kepala Seksi Pemerintahan memiliki uraian tugas jabatan:

 merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi administrasi

Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa;

 melaksanakan pembinaan administrasi pertanahan;

 melaksanakan pembinaan administrasi Tanah di Desa;

 melaksanakan pengelolaan administrasi kependudukan;

 melaksanakan pembinaan sosial politik;

 memfasilitasi kerjasama Pemerintah Desa;

 melaksanakan pengelolaan administrasi profil desa; dan

 melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

4.6.8 Seksi Kesejahteraan

 Seksi Kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b,

merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas Kepala Desa di

bidang kesejahteraan.
63

 Kepala Seksi Kesejahteraan mempunyai fungsi Melaksanakan pembangunan

sarana prasarana pedesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan

tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi,

politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olah raga dan

karang taruna.

 Kepala Seksi Kesejahteraan memiliki uraian tugas jabatan:

1. merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan bidang

pembangunan;

2. mengelola sarana dan prasarana perekonomian masyarakat desa dan sumber-

sumber pendapatan desa;

3. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang

tugasnya;

4. mengembangkan sarana prasarana pemukiman warga;

5. membantu pelaksanaan bimbingan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK), Karang Taruna, Pramuka dan organisasi kemasyarakatan

lainnya;

6. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup;

dan

7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.


64

4.6.9 Seksi Pelayanan

 Seksi Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c,

merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas Kepala Desa di

bidang agama, pembinaan kemasyarakatan dan kesejahteraan rakyat.

 Kepala Seksi Pelayanan mempunyai fungsi melaksanakan penyuluhan dan

motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan

upaya partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya masyarakat,

keagamaan dan ketenagakerjaan.

 Kepala Seksi Pelayanan memiliki uraian tugas jabatan :

1. merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan

pembinaan mental spiritual, keagamaan, nikah, talak, cerai dan rujuk, sosial,

pendidikan, kebudayaan, olah raga, kepemudaan, kesehatan masyarakat,

kesejahteraan keluarga, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan

bidang ketenagakerjaan;

2. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat

sesuai bidang tugasnya;

3. membina kegiatan keagamaan yang ada di desa;

4. melaksanakan pembinaan administrasi lembaga kemasyarakatan desa;

5. membantu pengumpulan dan penyaluran bantuan terhadap korban bencana;

6. mengoordinasikan kegiatan pelayanan satu pintu; dan

7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.


65

4.7 Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa bertanggung jawab memimpin

dan mengoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan

serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

Berikut Daftar Nama-Nama Perangkat Desa Pelajau Kecamatan Banyuasin III.

Kepala Desa : Yahya

Sekretaris Desa : Rizki Hidayat, STP

Kasi Pemerintahan : Ali Azhar

Kasi Pemberdayaan : Yanhar

Kepala Urusan Perencanaan : Fitri Novianita, Amd., Ak

Kepala Urusan Umum : Noviar Pradita

Kepala Urusan Keuangan : Muhtar, S.Sos I

Kepala Dusun

Dusun Satu : Ansori

Dusun Dua : Samsudin

Dusun Tiga : Kailani

Nama-nama anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Ketua : Novri Yandi, S.Kom

Wakil Ketua : Wiwin Asefta


66

Sekretaris : Aniar Helda, S.Pd.

Anggota : Misnayati

Topik Istora

Visi Desa Pelajau

“Mencapai Kemandirian Desa Tahun 2022”

4.8 Misi Desa Pelajau

o Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian

o Pengembangan agribisnis berbasis kelompok

o Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

o Meningkatkan pelayanan masyarakat

o Meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pembentukan umkm

o Meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan

ekonomi desa, pendidikan dan kesehatan.


BAB V

PEMBAHASAN

Sebagaimana yang telah dibahas dalam pendahuluan, PKK merupakan

organisasi mitra pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan keluarga

pada suatu lingkungan tertentu. Selain berfokus pada kesejahteraan keluarga,

organisasi PKK ini juga disebut sebagai salah satu wadah untuk memberdayakan

perempuan. Walapun organisasi PKK ini terbuka bagi semua kalangan, baik itu

perempuan ataupun laki-laki, namun keanggotaan atau kader dari PKK

didominasi oleh perempuan, mulai dari Tim Penggerak PKK pusat sampai

anggota Dasawisma. Selain itu, PKK juga melibatkan perempuan dalam berbagai

program pembangunan nasional, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi serta

pendidikan dimana seluruh program dijalankan oleh perempuan.

Pembangunan Nasional disini didefinisikan sebagai pembangunan

manusia seutuhnya, pembangunan masyarakat yang akan terwujud dengan

kesejahteraan keluarga melalui PKK Bab ini mendiskusikan temuan penelitian

dalam sub bahasan yaitu : (1) Keterlibatan Perempuan dalam PKK dan

Pengembangan Kesejahteraan, (2) Program PKK sebagai sarana peningkatan

akses terhadap pemberdayaan perempuan, (3) Kesadaran Kritis Perempuan dalam

Mengaktualisasikan diri di PKK (4) Partisipasi Perempuan dalam Kegiatan PKK

dan Lingkungan Masyarakat dan (5) Kemampuan Kontrol Perempuan dalam

PKK, Rumah Tangga dan Lingkungan Masyarakat. Penjelasannya adalah sebagai

berikut : 1. Keterlibatan Perempuan dalam PKK dan Pengembangan

67
68

Kesejahteraan Dalam dimensi kesejahteraan ini peneliti ingin melihat apakah

dengan menjadi anggota PKK mampu meningkatkan kesejahteraan para

anggotanya, terutama dari segi kesehatan dan upaya peningkatan kesejahteraan

ekonomi.

Pertama, dari segi kesehatan PKK secara umum sangat mendukung

program jaminan kesehatan dari BPJS. Selain mendukung program tersebut, PKK

juga mensosialisasikan para anggotanya dan masyarakat di lingkungannya untuk

memperhatikan kesehatan dan menggunakan asuransi jaminan kesehatan untuk

mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti penuturan ibu Sal (32 tahun)

selaku ketua PKK Desa Pelajau sebagai berikut :

“Ikut ya saya BPJS karena banyak manfaatnya juga


, sedia payung sebelum hujan yaaa, kan kalo di
PKK sini sendiri disarankan dan diberi penyuluhan
kesehatan, ya untuk ikut program BPJS gitu”
(Wawancara dengan informan Sal, pada 10 April
2022).

Hal tersebut dilakukan guna memberikan pemahaman pada para

perempuan yang menjadi kader PKK bahwa penting untuk memperhatikan

kesehatan mereka terlebih untuk memiliki jaminan kesehatan, Dalam hal ini

khususnya jaminan kesehatan BPJS. Maka dapat dilihat dengan menjadi anggota

PKK, para perempuan memiliki kesadaran tentang pentingnya untuk menjaga dan

memperhatikan kesehatan mereka. Seperti penuturan ibu Mar sebagai berikut :

“Dulu tidak ya sebelum masuk PKK, karena tidak


menganggap hal itu penting. Tidak memikirkan hal
terburuk atau jangka panjangnya lah. Tapi pas saya
gabung di PKK sih jadi nambah ilmunya, dikasih
69

wawasan kalo ada pentingnya sih punya asuransi


kesehatan gitu ya, terus bisa hemat banget juga biaya
nya juga kalo ada kebutuhan rumah sakit yang besar,
terus obat, bisa dicover juga, ya akhirnya saya make
BPJS dek. Jadi rutin berobat dan kontrol sih pas make
BPJS juga, sebelumnya idak karena mahal ya dokter”
(Wawancara dengan informan di kediaman ibu Mar,
pada 8 April 2022).

Selanjutnya, setelah menjadi anggota PKK dilihat dapat meningkatkan

pendapatan ekonomi para kadernya. Terdapat sedikit perubahan dari PKK yang

tadinya hanya berdasarkan pada pekerjaan sukarela yang tidak mendapatkan

bayaran dan dana operasional, kini para kader PKK mendapatkan bayaran dan

dana operasional setiap bulannya. Seperti penuturan ibu Yanti sebagai berikut :

“Kalo PKK dari jaman dulu itu kan sosial ya, tidak
ada gaji. Dulu saya jadi pemeriksa jentik itu ga ada
gajinya, ga kayak sekarang kan ada, kalo dulu
ngga. Kalo saya sih di posyandu, atau para kader
khusus lainny dapat bulanan 200 ribu.Yang jelas
kita kalo sudah mau masuk ke PKK yang kita
tanamkan ya jiwa sosial kita dulu,bukan materinya.
Karena kalo diukur dengan materi, ya nanti kita ga
akan bisa berjalan. Yang jelas ya jiwa sosial kita
yang harus kita tanam, tanpa pamrih dulu kita.”
(Wawancara dengan informan Yanti di
kediamannya , pada 12 April 2022).

Untuk kader khusus seperti kader khusus jumantik, posyandu dan

poslansia mendapatkan bayaran sebesar Rp.200.000,/bulan. Sedangkan untuk

dana operasional diberikan kepada seluruh kader dasawisma PKK terdapat

peningkatan jumlah dana operasional yang diberikan kepada para kader

dasawisma yang tadinya sebesar Rp.50.000.00/bulan menjadi

Rp.250.000,00/bulan. Seperti penuturan ibu Yanti sebagai berikut;


70

“Kalau dana operasional dasawisma itu sekarang


untuk tahun 2022 sudah ada peningkatan ya, yang
tadinya Rp.50.000/bulan sekarang jadi
Rp.25.000,/bulan. Ini juga baru disahkan bulan
desember kemarin.” (Wawancara pada 08 April
2022).

Penambahan anggaran tersebut dinyatakan dilakukan guna mendukung

program kesejahteraan keluarga yang juga telah disetujui oleh kepala desa.

Selanjutnya, kegiatan peningkatan pendapatan ekonomi juga berhasil

dilaksanakan melalui program upaya peningkatan pendapatan keluarga (UP2K)

yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan pelatihan keterampilan dan Pra-

koperasi.

Hadirnya program UP2K sangat dimanfaatkan dengan baik oleh para

kader PKK. Untuk kader yang memang ingin menambah penghasilan melalui

program UP2K, hasil dari kreasi keterampilan tersebut dapat disalurkan dan dijual

pada beberapa wadah seperti Pengembangan Kewirausahaan Terpadu atau PKT

Kecamatan Banyuasin III, bisa dijual di berbagai bazaar, melalui program bahkan

membuka peluang usaha pribadi. Seperti kegiatan pelatihan membuat keripik

yang dilakukan oleh ibu Heni, ditekuni dan dipasarkan melalui Kecamatan;

“…… Saya tiap hari jum’at jualan di Kecamatan, kan


ada ya pasar tani, nah saya biasa jualan makanan ringan
dan jajanan pasar juga ada bareng temen juga itu rutin
setiap minggu, jadi satu bulan empat kali. Lumayan dek
untungnya, sebenernya hasilnya ngga tentu, tapi yang
selalu itu pasti satu juta ada, karna ada banyak terima
pesanan juga” (Wawancara pada 10 April 2022).
71

Lanjut dengan pelatihan membuat kue yang diikuti oleh ibu Painem yang kini

beliau tekuni menjadi peluang usaha pribadi yang juga menambah penghasilan :

“Kalo saya sendiri ikut yang waktu itu Kepala Desa,


ada pelatihan bikin kue dari tepung ganyong dek, saya
tekunin itu pelatihannya gratis, dan sekarang itu udah
saya tekuni jadi usaha saya pribadi gitu. Alhamdulillah
sudah berkembang sekarang, awalnya bener-bener
merintis dari awal, akhirnya sekarang pokonya ada aja
yang pesen. Penghasilannya bersih sebulan bisa sampai
satu juta lah ” (Wawancara pada 11 April 2022).

Foto 5.1

Wawancara Dengan Ibu Painem

Sumber : Dokumentasi Peneliti


72

Berdasarkan penjelasan dari narasumber diatas, dapat dilihat bahwa

setelah setelah mengikuti PKK para anggotanya menjadi memiliki peningkatan

pendapatan ekonomi. Dalam hal ini para kader PKK juga didukung oleh suami

mereka untuk menjalankan kegiatan UP2K. Pihak suami merasa senang dengan

mulai tumbuhnya upaya kemandirian ekonomi para istri mereka setelah

bergabung menjadi anggota PKK. Seperti penuturan dari bapak Usman sebagai

berikut :

“Iya yang saya lihat emang setelah istri saya ikutan


PKK itu emang jadi ya berubah gitu ada kemajuan, dia
sekarang kan ada usaha jualan tepung ubi setiap jum’at,
nah dari situ emang mulai punya pemasukan sendiri.
(Wawancara pada 06 April 2022).

Begitu halnya dalam hal kesehatan, pada pihak suami menilai setelah

menjadi anggota PKK terdapat perubaham yang signifikan dari istri mereka,

misalnya lebih peduli terhadap kesehatan, baik kesehatan secara pribadi ataupun

kesehatan keluarga. Seperti penuturan bapak Candra sebagai berikut :

“Kalo soal kesehatan sebenernya emang selalu diskusi


berdua,cuma emang kalo sekarang ini lebih nambah
pengetahuan dan lebih peduli, bukannya kemarin-
kemarin ngga peduli, tapi ya semakin peduli.
Misalnya, sekarang lebih sering ngajak cek kesehatan,
terus jaga makan, gitu-gitu. Apalagi sekarang udah
punya BPJS juga jadi enak ya kalo ke dokter.”
Wawancara pada 06 April 2022)

Maka dari itu, dapat dilihat bahwa dengan mengikuti kegiatan UP2K

mampu meningkatkan bekal keterampilan yang mereka kembangkan menjadi

peluang usaha yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan ekonomi.


73

Kegiatan di dalam PKK pun kini juga diringankan dengan diberikannya biaya

operasional kepada setiap kader dasawisma.

Foto 5.2

Kegiatan Berkebun Anggota PKK

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Selain itu, kini para kader khusus PKK mendapatkan bayaran setiap

bulannya, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kemudian, dengan

pengetahuan tentang kesehatan yang dimiliki oleh para kader PKK dinilai mampu

meningkatkan kesadaran mereka akan kesehatan, baik untuk diri sendiri ataupun

terhadap keluarga mereka. Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa program


74

yang diberikan oleh PKK sudah responsive gender, dan pada dimensi

kesejahteraan bersifat positif, artinya manfaat program pembangunan dari PKK

sudah meningkatkan kesejahteraan dari segi kesehatan dan ekonomi dari kader

PKK.

2. Program PKK sebagai sarana peningkatan akses terhadap pemberdayaan

perempuan

Dalam dimensi Akses akan membahas bagaimana akses yang dimiliki para

anggota PKK kepada sumber daya, peningkatkan produktivitas serta bagaimana

PKK mampu menjadi sarana bagi para angotanya untuk meningkatkan

kemampuan diri mereka melalui program yang disediakan oleh PKK. Pada

dasarnya PKK memberikan kemudahan akses untuk bergabung menjadi anggota

PKK, baik perempuan ataupun laki-laki. Tidak ada aturan yang mengharuskan

siapa saja yang berhak untuk menjadi anggota PKK. Namun kini mayoritas dari

anggota PKK adalah perempuan dan jarang ditemui anggota laki-laki.

Selain itu, dalam rekrutmen anggota PKK juga sangat sederhana, tidak ada

persyaratan khusus untuk menjadi anggota PKK. Untuk menjadi anggota PKK

cukup mudah, mereka mengutamakan para generasi muda untuk menjadi anggota

PKK sebagai penerus kepengurusan PKK, selain itu syarat paling mendasar dan

utama adalah harus memiliki jiwa sosial tinggi. Selanjutnya, PKK juga membantu

meningkatkan produktifitas dan memberdayakan anggotanya. Dalam hal ini,

perempuan menjadi pelaksana sekaligus sasaran dari pemberdayaan itu sendiri.

Sebagian besar informan sebelum menjadi anggota PKK merupakan ibu rumah

tangga yang hanya fokus pada ranah domestik dan merasa dirinya kurang
75

produktif. Namun, setelah menjadi anggota PKK, mereka merasa menjadi lebih

produktif dan memiliki akses untuk mampu memberdayakan diri mereka. Seperti

penuturan dari ibu Sal sebagai berikut :

“… Jelas rasanya beda ketika saya hanya jadi ibu rumah


tangga saja, kesibukan bertambah, tanggung jawab
bertambah, tapi ya bonusnya banyak, dengan pkk yang
jelas dalam pergaulan bisa lebih luas,banyak kenal yang
bukan di lingkungan kita. Banyak kawan, dapet ilmu, ilmu
itu juga bisa kita pake ke kita sediri, ke keluarga juga.
Misalnya kayak Posyandu, yang kita ikut penyuluhan itu,
kan banyak penyuluhan-penyuluhan yang berguna untuk
kesehatan. Kan jadi tambah pengetahuan, banyak lah
sebenernya. Selain itu kita bisa menambah penghasilan
dengan membuat kue kue dari tepung ganyong. Ya gabung
di PKK memudahkan untuk tau banyak ilmu, bisa sharing
juga, bisa bantu orang bisa manfaat untuk orang”
(Wawancara dengan informan Sal di kediaman ibu Sal ,
pada 12 April 2022).

Foto 5.3

Pembuatan Kue Brownies Dari Tepung Ganyong

Sumber : Dokumentasi Peneliti


76

Produktivitas tersebut merupakan hasil dari keaktifan para kader PKK

dalam program kerja dan kegiatan yang ada dalam PKK. Adapun program-

program tersebut yang paling menonjol antara lain : UP2K (Upaya Peningkatan

Pendapatan Keluarga), Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Jumantik (Juru

Pemantau Jentik), serta pendataan warga melalui kelompok dasawisma.

Pertama, melalui program UP2K ini diharapkan mampu membantu para

kader PKK untuk memberdayakan diri dan meningkatkan pendapatan ekonomi

mereka dengan diadakannya berbagai pelatihan keterampilan guna meningkatkan

skill mereka. Selain itu, dalam program UP2K juga menyediakan wadah bagi

kader PKK yang ingin berkonsultasi terkait persoalan ekonomi dan

pengembangan bakat mereka. Seperti penuturan ibu Sal sebagai berikut :

“Kalo masalah ekonomi kan di POKJA II ada UP2K ya,


ada konsultasi juga, ada bimbingan juga, ditampung juga
oleh desa dan masalahnya. Tiap minggu itu kalo di
dasawisma ada pertemuannya sendiri yo, nah terus di PKK
itu tiap bulan tanggal dan waktunya tentatif gitu. Jadi ya
intinya PKK itu tugasnya membimbing dan membina
kelompok UP2K, memantau, mencarikan donator sama
penambahan modal kelompok juga. (Wawancara dengan
informan Sal pada 10 April 2022).

Tabel 5.1

Bentuk kegiatan Program UP2K

No. Program UP2K Bentuk Kegiatan


1. Pelatihan Pelatihan membuat tepung
Keterampilan dan kue, memasak, membuat
Seminar parsel, membuat kerajinan
tangan, menjahit, pelatihan
hidroponik, seminar
kewirausahaan, dan lain
sebagainya
2. Pra Koperasi Simpan atau Menabung
77

Berbagai pelatihan tersebut dijalankan dengan tujuan meningkatkan

keterampilan dan produktivitas perempuan. Pra Koperasi juga menjadi bagian dari

program UP2K. Disebut Pra Koperasi dikarenakan koperasi di PKK ini belum

berbadan hukum, karena beberapa alasan seperti penuturan ibu Dar sebagai

berikut:

“Jadi sudah ada Pra koperasi disini, kalo koperasi kan


sudah ada badan hukumnya ya, kita kan belum.
Kesulitannya kenapa sih saya tidak mau untuk berbadan
hukum? Karena ini kan anggotanya kebanyakan ibu-ibu
yang dari segi pemikiran belum modern dan pintar karena
dari kalangan bawah, kalo yang atas kita ngomongnya
enak, tapi kalo yang masih dibawah ini kan kedisiplinan
untuk ikut sebagai anggota koperasi tuh belum jadi masih
sedikit demi sedikit. Kita ada simpan pinjam, cuma
bentuknya masih pra koperasi karena belum kita sah kan
ke badan hukum”. (Wawancara pada 12 April 2022)

Anggota dari pra koperasi ini adalah seluruh kader dasawisma di PKK.

Sistem yang diterapkan dalam pra koperasi ini adalah para anggota pra koperasi

diwajibkan membayar iuran wajib sebesar Rp.10.000,00 setiap bulannya. Dalam

pra koperasi ini, para kader PKK hanya difasiltasi dengan kegiatan “simpan” atau

menabung saja. Namun Pra-koperasi ini dinilai sangat bermanfaat bagi anggota

PKK, misalnya pada kegiatan Simpan. Seperti penuturan ibu Heni sebagai

berikut:

“Ya saya manfaatin pra koperasi sebaik mungkin yaa


itung-itung bisa nabung pelan-pelan aja, kadang kalo
nabung sendiri ngga enak ya kadang kepake sendiri,
nabung di bank kadang males juga.” (Wawancara dengan
informan Heni di kediaman ibu Heni, pada 10 April
2022).
78

Dalam hal ini, hadirnya Pra-koperasi belum memberikan pengaruh yang

signifikan kepada para kadernya untuk membantu permasalahan ekonomi

misalnya seperti memberikan pinjaman modal usaha. Hal tersebut dikarenakan

para kader hanya bisa melakukan kegiatan simpan atau menabung namun tidak

dapat melakukan pinjaman. Maka dari itu, PKK disini belum memberikan akses

pinjaman modal atau uang bagi para kadernya.

Selanjutnya, kegiatan yang dilaksanakan dalam program Posyandu dan

Poslansia selalu disambut baik oleh masyarakat. Beberapa kegiatan yang

dilaksanakan dalam Posyandu dan Poslansia seperti penuturan ibu Heni adalah

sebagai berikut :

“…. Posyandu, KB, ada Poslansia,sosialisasi BPJS, Cek


kesehatan gratis, Pemenuhan Gizi, Imunisasi segala
macam, nah PKK bekerja sama juga sama puskesmas
dan kepala desa, untuk berkordinasi juga terkait jadwal
nya, misalnya kalo di puskes sini jadwal imunisasi itu
setiap hari senin, rabu dan jumat, tapi kalo yang lengkap
itu hari jumat ada suntik BCG dan MR, nah itu kita dapat
jadwal dari puskes, nah infonya kita sebarkan ke warga,
seperti itu kita sosialisasikan, terus seperti misalnya
pelayanan KB itu ada setiap hari di puskesmas tapi jam
kerja nya itu pagi, nah itu juga kita sosialisasi, jadi PKK
sangat membantu sosialisasi program pemerintah desa ke
masyarakat, bahkan kalo ada yang minta didampingi ya
didampingi. Terus kalo buat anak kemarin ada
pemberian obat cacing, itu sasarannya itu berdasarkan
data dari posyandu, jadi tidak asal kasih aja.”
(Wawancara, pada 10 April 2022).

Selain menjadi pelaksana kegiatan Posyandu dan Poslansia, para kader

PKK juga melakukan sosialisasi pada masyarakat untuk mengajak serta agar
79

masyarakat mengetahui jadwal dan tempat pelaksanaan dari kegiatan tersebut.

Terlihat bahwa memang para kader PKK secara rutin menjalankan kegiatannya,

dimana tentunya kegiatan pada bidang kesehatan ini membawa manfaat dan

dampak positif yang berarti bagi masyarakat. Salah satunya pada program

Jumantik, seperti penjelasan dari ibu Ponirah sebagai berikut :

“… ada Jumantik yang menekan angka DBD , ini kan


disini dibulan februari ini hanya ada satu kasus DBD,
sedangkan ya sebelumnya lebih dari satu lah, sebulan
pernah ada lima orang kena DBD segala macem, jadi
membantu lah ke pembangunan kesehatan masyarakat”
(Wawancara pada 11 April 2022).

Dari pernyataan tersebut dilihat dengan dilaksanakannya program PSN dan

Jumantik, dapat membantu menurunkan angka penyakit DBD di Desa Pelajau,

dimana hanya ditemukan satu kasus pada bulan Februari di tahun 2022 ini. Dalam

berbagai pelaksanaan program PKK tentunya juga dibantu dengan pendataan yang

dilakukan oleh kader dasawisma PKK, dimana data tersebut dihimpun dalam satu

sistem yaitu melalui Sistem Informasi Manajemen atau SIM PKK, dimana SIM

PKK digunakan para kader untuk menginput data yang telah terkumpul secara

manual, guna mempermudah pencarian data yang sudah ada. Data-data yang

dikumpulkan dapat berupa data keluarga, pendidikan, kehamilan, kematian,

kesehatan dan sebagainya. Seperti penjelasan ibu Yeni sebagai berikut :

“Mau liat info data warga bisa dilihat di SIM PKK, itu
gunanya untuk tahu data warga mulai dari pernikahan,
kematian, kehamilan, dan lain nya ya itu bisa dilihat
disitu. Data nya bisa dilihat dari tiap dasawisma kan
ngumpulin data ya, jadi dengan mudah bisa diketahui.
Selain itu ya jadi efisien dan efektif (Wawancara pada 15
April 2022)
80

Selain untuk mempermudah penghimpunan data warga, pendataan yang

dilakukan oleh para kader dasawisma dilakukan untuk membantu pemerintah desa

membuat program dan kebijakan yang sesuai dengan keadaan dan mengatasi

permasalahan yang ada di masyarakat. Para anggota PKK juga dimudahkan dalam

mengakses informasi terkait program yang akan dijalankan oleh PKK, dan apabila

ada yang ingin mengikuti program kegiatan tersebut sangat dimudahkan oleh

penyebaran informasi sistematik dan meluas. Selain itu akses informasi terkait

data-data PKK sangat transparan dan mudah diakses oleh para anggota PKK.

Seperti penjelasan dari ibu Sal sebagai berikut :

“Terbuka untuk siapa saja, dan jelas gitu, terjadwal, ada


tanggung jawab per program nya juga. misal senin jadwal
pengajian, selasa lomba kue kayak gitu sih terus ada
penangung jawabnya jadi ya sangat terbuka. Untuk segi
informasi juga bebas diakses sama seluruh anggota PKK ya,
ada SIM PKK, terus kalo ada berita apa kita langsung share
jadi semua perlu dan wajib tau, informasi harus merata”
(Wawancara dengan pada 10 April 2022).

Selain dimudahkan untuk mengakses program, para anggota PKK juga

mampu meminta program yang ingin mereka adakan, baik itu untuk diadakan

secara umum atau khusus bagi anggota PKK saja. Seperti keterangan ibu Mar

sebagai berikut :

“Gampang banget, cuma tinggal daftar aja. Masyarakat mau


pelatihan apa, kegiatan apa, terutama di kelompok PKK
RW, pengen kadernya atau warga sekitar minta pengen bisa
bikin kue, tinggal laporan saja ke kantor desa, nanti pihak
desa tinggal perpanjangan tangan ke kecamatan nanti
tinggal dijadwalkan aja. Jadi kita nyalurin nanti di
fasilitasi.” (Wawancara dengan informan pada 8 April
2022).
81

Selanjutnya, semua kegiatan PKK dijalankan secara sistematik dan terjadwal

setiap bulan, seperti pemaparan dari ibu Sal sebagai berikut :

“Semua kegiatan itu terjadwal setiap bulan,seperti Posyandu


dan PIK itu selalu diadakan setiap bulan pada minggu ke-3,
lalu Poslansia pada minggu ke-4, setiap minggu pagi itu ada
minggu bersih dimulai dari jam 7 pagi, Jumantik setiap satu
bulan sekali, kegiatan lainnya pun sama terjadwal, dan yaa
semua kegiatan tersebut dijalankan oleh kader PKK,
perempuan semua, bisa juga kalau yang memang ada mau
bantu walau bukan PKK juga boleh , kita juga kerja sama
dengan puskesmas dan pihak desa” (Wawancara, pada 12
April 2022).

Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan di

PKK turut memberikan implikasi dalam menunjang kapabilitas perempuan

sebagai agen penggerak pembangunan. Namun, dalam keterlibatan tersebut

perempuan tidak serta merta mengaktualisasikan diri secara maksimal, karena

berdasarkan hasil temuan di lapangan perempuan masih memiliki beban ganda.

Selain bekerja di PKK, perempuan juga diberikan tanggung jawab untuk

melaksanakan hampir seluruh pekerjaan domestik. Seperti penuturan ibu Heni

sebagai berikut :

“Alhamdulillah suami saya selalu ngedukung dan tidak


pernah ngelarang kegiatan saya di PKK, yang penting
urusan rumah tidak keganggu, contohnya anak dan lainnya
ya suami saya gak masalah” (Wawancara, pada 10 April
2022).

Sama halnya seperti penuturan ibu Mar sebagai berikut :

“Kalo soal anak, ya saya bawa anak. Tapi kalo misalnya


urgent banget ya pasti saya prioritaskan keluarga, PKK pun
pasti memberi toleransi. Pokonya sebisa mungkin kalo
masih bisa saya handle ya saya pasti dahulukan urusan PKK
82

dek, dan dilihat lebih urgent yang mana” (Wawancara pada


8 April 2022).

Dari penjelasan tersebut dilihat bahwa sebagai anggota dasawisma PKK

mereka memang didukung oleh suami untuk terlibat aktif di PKK, namun sebelum

itu mereka harus menyelesaikan pekerjaan domestik lebih dulu. Terlebih bagi

mereka yang memiliki anak balita harus sampai membawa anaknya ketika sedang

menjalankan kegiatan PKK. Namun disini terdapat perbedaan akses antara

anggota dasawisma PKK jika dibandingkan dengan pengurus PKK. Bahwa tidak

semua keterlibatan perempuan di PKK terhambat oleh urusan rumah tangga.

Terdapat beberapa kader yang mampu bernegosiasi dengan suami mereka terkait

kesibukan mereka di PKK. Seperti penuturan dari ibu Sal sebagai berikut :

“Terlebih suami saya juga bukan tipe yang dirumah harus


masak, harus ini itu gitu jadi kadang bergantian aja,
menyesuaikan aja,. Contohnya waktu kemarin saya ada
lomba berapa hari, saya ngga masak, dan dia ngerti gitu
kalo lagi sibuk, bilang “ya sudah kalo sibuk tidak usah
masak”. Karena suami kan juga tau kalo saya suka
berorganisasi jadi ya mendukung, dan masih dijalan yang
baik” (Wawancara pada 10 April 2022).

Dari pernyataan diatas dapat dilihat dalam pola relasi tersebut pihak suami

mendukung penuh kegiatan istri tanpa membebankan lagi tugas domestik. Sama

halnya dengan pernyataan dari informan Ibu Ponirah sebagai berikut:

“Alhamdulillah suami sangat mendukung kegiatan saya


di PKK, tugas-tugas rumah tangga sudah diurus ada
asisten rumah tangga, itu juga suami yang suruh pake
jasanya ketika saya mulai aktif di PKK ini, suami saya
untungnya juga mandiri, tidak bergantung sama saya,
kalau bisa dikerjakan sendiri, terlebih dan diajak
ngomong enak bisa buat kompromi” (Wawancara pada 8
April 2022).
83

Dari kedua pernyataan diatas, terdapat sebuah persamaan yaitu kader PKK

mampu bernegosiasi dengan suami terkait urusan rumah tangga sehingga akses

mereka untuk mengaktualisasi kan diri di PKK tidak terhambat. Dalam hal ini

terdapat perbedaan akses antara pengurus PKK dengan anggota dasawisma PKK.

Hal ini menunjukkan pemberdayaan perempuan dalam dimensi akses belum

merata.

Masih terdapat beberapa kader yang keaktivannya masih terhambat oleh

beban ganda. Berdasarkan pemaparan tersebut, PKK dapat diakses oleh siapa saja

baik laki-laki ataupun perempuan. Namun memang mayoritas anggota PKK kini

adalah perempuan. Para kader juga dilihat mampu mengaktualisasikan diri mereka

dengan menjalankann program PKK, namun tidak semua program PKK

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadernya seperti kebijakan Pra-

koperasi yang tidak memberikan akses pinjaman modal kepada para kader PKK.

Selanjutnya, dalam mengaktualisasikan diri mereka di PKK, masih terdapat kader

PKK yang terhambat oleh beban ganda Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa

pada dimensi akses bersifat netral, artinya PKK memang mampu menjadi wadah

para perempuan untuk mengaktualisasikan diri mereka, namun belum semua

anggotanya mampu mengakses PKK secara maksimal yang disebabkan oleh

persoalan domestik.

3. Kesadaran Kritis Perempuan dalam Mengaktualisasikan diri di PKK

Dimensi kesadaran kritis yang dimaksud adalah adanya kesadaran

ideologis bahwa tidak ada perbedaan bagi perempuan ataupun laki-laki untuk

memberdayakan diri mereka serta menolak adanya subordinasi terhadap


84

perempuan. Dalam temuan penelitian ini, keterlibatan perempuan dalam PKK

dilihat dari kesadaran kritis terbagi menjadi tiga yaitu 1). Perempuan yang

memang sudah memiliki kesadaran untuk memberdayakan diri mereka, 2).

Kesadaran kritis yang muncul setelah mereka bergabung menjadi anggota PKK

dan 3). Alasan perempuan untuk menjadi anggota PKK bukan didasari oleh

kesadaran kritis untuk memberdayakan diri mereka dalam proses menuju

kesetaraan dengan laki-laki.

Pertama, perempuan yang terlibat dalam kegiatan PKK merupakan

perempuan yang memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki potensi untuk

berpartisipasi dalam pembangunan dan perempuan yang memiliki kepedulian

dalam bidang sosial. Seperti penuturan ibu Yanti selaku salah satu orang yang

mengaktifkan dasawisma PKK sebagai berikut :

“Kemauan sendiri, tidak diajak siapa-siapa, bahkan


saya disini yang awalnya gerakin PKK ya saya ajak
ibu-ibu sini, saya kan awalnya dulu lihat desa lain
sudah pada ada PKK ya, udh pada aktif gitu warganya
pada kreatif dan sebagainya, saya kepengen dong,
disamping buat diri saya ya yaudah akhirnya saya
gerakkan warga sini saya ajak, saya suka ikutin ke ke
kecamatan. Alhamdulillah ya sekarang ini, pokoknya
biar ngerti apa itu PKK, biar aktif, biar produktif”
(Wawancara pada 15 April 2022).

Selanjutnya, mereka juga bergabung di PKK karena memang kesadaran

ideologis yang mereka miliki. Seperti menurut informan Ponirah, bahwa kini

budaya patriarki sudah tidak relevan lagi dan tugas perempuan tidak hanya

berfokus pada kegiatan domestik saja. Penuturannya adalah sebagai berikut :

“Yang jelas ingin sejahtera sebagai perempuan, jaman


dulu kan kalo perempuan itu hanya dapur sumur kasur,
saya pernah juga sih merasakan itu , kalo sekarang
85

kayaknya jaman udah berubah, dan saya coba juga


memanfaatkan itu aja, mumpung ada wadahnya, ada
kesempatannya untuk mengembangkan diri. Dapet
teman, dapat ilmu, dapat bisa mengembangkan usaha
juga itu sekiranya manfaat yang saya dapat. Menurut
saya tidak ada kata terlambat diusia saya sekarang.
Sempat suami saya tidak ngizinin saya, tapi saya cuek
aja tetep saya aktif di PKK. Kelamaan ketika saya mulai
ada hasil ya, mulai dari penghasilan, ada usaha juga,
pemikiran ya suami saya sekarang sudah tidak ada
larangan lagi. Saya sudah membuktikan bahwa saya
mampu jadi menurutnya sudah cukup.” (Wawancara
pada 11 April 2022)

Dari penjelasan tersebut dilihat bahwa Ibu Ponirah berhasil keluar dari

budaya patriarki yang selama ini mengukungnya. Walaupun sempat tidak

diizinkan oleh suaminya untuk aktif di PKK, namun beliau tetap berusaha

membuktikan bahwa ia mampu berdaya sebagai perempuan dan tidak terus-

menerus berada dalam budaya patriarki. Selain itu, terdapat juga kesadaran

ideologis perempuan yang tumbuh setelah mereka bergabung di PKK.

Selanjutnya, PKK tidak hanya menumbuhkan kesadaran untuk terlibat dalam

berbagai kegiatan sosial dan pembangunan, ternyata PKK juga turut serta

menumbuhkan kesadaran gender kepada para anggotanya. Pada awalnya beberapa

informan mengaku mengikuti kegiatan PKK hanya untuk menambah

produktivitas dengan aktif dalam berbagai kegiatan sosial, bukan berdasarkan

pada kesadaran ideologis dimana perempuan harus mampu memiliki hak berdaya

yang sama dengan laki-laki.

Seperti penuturan ibu Ely adalah sebagai berikut :

“Pada awalnya memang kan mau ikut PKK ini untuk


menambah produktivitas aja setelah saya berhenti
bekerja dan memang saya suka kegiatan-kegiatan sosial
seperti itu ya. Tapi kelamaan saya berpikir penting sih
86

perempuan sekarang itu untuk mau keluar dari rumah


mereka ya, dalam artian ngga hanya mengurusi pakaian
suami, nyuapin anak, seperti itulah kasarnya. Setidaknya
untuk mengasah potensi mereka, untuk berkembang.
Harusnya sebagai suami juga mendukung ya, saya suka
kesel juga kalo misalnya ada kader yang saya ajak ikut
buka stand di kecamatan, pasti jawabnya “nanti ya saya
tanya suami saya dulu”, pusing saya dengernya. Padahal
seharusnya dia bisa putuskan sendiri untuk hal-hal
seperti itu, kenapa semua harus atas persetujuan dan izin
suami” (Wawancara pada 11 April 2022).

Berdasarkan penjelasan informan tersebut, dilihat bahwa kesadaran kritis

perempuan muncul seiring mereka berproses di PKK, yang pada awalnya hanya

ingin mengisi waktu luang dan menambah produktivitas saja bertambah dengan

munculnya kesadaran bahwa perempuan memang harus memiliki kuasa atas diri

mereka sendiri dan mampu memberdayakannya. Namun, tidak semua kader

memiliki kesadaran kritis yang mendasari mereka untuk terlibat di PKK. Terdapat

beberapa dari mereka yang bergabung menjadi anggota PKK berdasarkan ajakan

orang lain. Seperti penuturan dari ibu Fani sebagai berikut :

“Awalnya bergabung di PKK ini sih karena diajak sama


teman-teman dasawisma sini sih, katanya enak buat
nambah ilmu, nambah kegiatan, terus denger-denger ada
uang nya juga jadi yaudah saya mau deh gabung di PKK,
kerja nya juga fleksibel. (Wawancara pada 16 April
2022).

Hal tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan di PKK hanya

sampai pada dimensi akses karena keikutsertaan mereka di PKK tidak didasarkan

atas adanya kesadaran kritis. Selanjutnya, dilihat juga keterlibatan mereka juga

didasari atas kepentingan ekonomi, yaitu bahwa dengan mengikuti PKK

diharapkan mereka akan memiliki tembahan penghasilan. Keadaan tersebut

memperlihatkan bahwa tidak semua perempuan memiliki kesadaran kritis dalam


87

keterlibatannya di PKK. Beberapa dari mereka terlibat karena memang memiliki

kesadaran untuk memberdayakan diri mereka, ada pula kesadaran kritis yang

tumbuh seiring dengan keterlibatan mereka di PKK, bahkan ada yang terlibat di

PKK tanpa memiliki kesadaran kritis. Selanjutnya dalam dimensi kesadaran kritis

menunjukkan bahwa kegiatan pemberdayaan perempuan melalui PKK ini bersifat

netral, artinya perempuan memang sudah terlibat dalam kegiatan pemberdayaan di

PKK, namun dalam mengikuti kegiatan tersebut tidak semua dari mereka

memiliki kesadaran kritis untuk memberdayakan diri.

4. Partisipasi Perempuan dalam Kegiatan PKK dan Lingkungan Masyarakat

Dimensi partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi beberapa

aspek antara lain keterlibatan perempuan dalam i kegiatan PKK, seperti keaktifan

dalam menjalankan program PKK sampai kegiatan pengelolaan PKK yang

meliputi proses penetapan kebutuhan, formulasi proyek, implementasi, monitoring

dan evaluasi. Selain itu, dilihat juga bagaimana pengaruh suami terhadap tingkat

partisipasi perempuan di PKK. Pada dasarnya PKK menuntut anggotanya untuk

aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan PKK, mulai dari kehadiran,

bertanggung jawab akan tugas pokok dan fungsi masing-masing kader, sampai

dalam proses penetapan kebutuhan, formulasi proyek, implementasi, monitoring

dan evaluasi. Dalam penelitian ini, dilihat bahwa para kader PKK selalu aktif

mengikuti kegiatan PKK sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Seperti

pemaparan ibu Ely sebagai berikut :

“Saya sih selalu ikut ya kegiatan-kegiatan PKK, terutama


yang menjadi tanggung jawab saya misalnya jumantik saya
88

selalu ikut. Kegiatan lainnya seperti pengajian misalnya, ada


lomba masak, kegiatan kerja bakti, latihan hadroh, terus kalau
misalnya ada acara desa saya juga selalu ikut” (Wawancara
pada 16 April 2022).

Selanjutnya, para kader juga terlibat pada setiap rapat yang dijalankan oleh

PKK sesuai penuturan ibu Sal sebagai berikut :

“Sering ikut ya, di RT, RW, Kecamatan, Musrembang


(Musyawarah Rembug Pembangunan) ikut semua, biasanya
yang dibahas apa aja yang di perlukan PKK di setiap tingkat,
apa yang mau ditingkatkan, apa aja yang kurang, evaluasi
gitu mba, atau mau mengajukan program kembali ya bisa
juga. Musrembang itu usulan dari RT atau RW, nanti diolah
ada bank data, langsung ke kecamatan, PKK nanti diundang
gitu nanti pasti dilibatkan” (Wawancara 10 April 2022).

Berdasarkan pemaparan tersebut dilihat bahwa kader PKK selalu terlibat

dalam kegiatan rapat PKK, mulai dari yang diadakan pada tingkat RT sampai

kecamatan. Agenda rapat yang dilaksanakan oleh PKK merupakan bagian dari

mekanisme pengelolaan PKK, dimana dalam rapat tersebut membahas banyak hal

mulai dari perencanaan program, implementasi sampai evaluasi. Seperti

pemaparan ibu Heny sebagai berikut:

“… Runutannya memang secara luas pasti melaksanakan.


Contohnya aja, penentuan masalah itu kan kita turun
langsung ke masyarakat, pasti mendata dan persoalan di
masyarakat ya, itu kita kumpulkan masalahnya apa aja,
lalu naik ke proses perencanaan, enaknya kita bikin
program apa, kegiatan apa, atau cara mengatasi
permasalahan tersebut gimana, kita saling kordinasi sama
pihak terkait, sampai pada tahap implementasi nya itu ya
kita anggota yang sosilisasi ke masyarakat, terus yang
mengajak masyarakat untuk aktif juga, kita juga sambil
monitoring ini kegiatan berjalan dengan baik atau tidak,
dijalankan atau tidak. Nah sampai diproses evaluasinya itu
kita rapatin nih, program pokja 1-4 kurangnya dimana, apa
yang harus ditambah segala macam, lanjut lagi pemaparan
89

di rembuk desa, nanti dievaluasi bersama. (Wawancara


pada 10 April 2022).

Berdasarkan penjelasan tersebut dilihat bahwa seluruh rangkaian proses

penentuan kebutuhan, sampai evaluasi memang merupakan sebuah mekanisme

yang dijalani dan melibatkan seluruh kader PKK termasuk seluruh anggota

dasawisma. Namun, dalam kegiatan rapat pada tingkat tim pengurus pusat PKK,

hanya melibatkan pengurus PKK saja. Seperti penuturan ibu Mar sebagai berikut :

“Engga, cuma ketua PKK , wakil sama Ibu Kades ya


kalau untuk yang di Tim PKK pusat sebagai perwakilan.
Hanya, kalo untuk di tingkat desa ya pasti boleh dan
wajib malah seluruh anggota PKK untuk ikut serta dalam
proses perumusan program, nyari tau masalah di wilayah
PKK kita apa, pemecahan masalahnya gimana, program
apa yang cocok atau gerakan apa yang cocok, gitu sih.
Jadi ya sebenernya tetap berpartisipasi lah ya, cuma beda
forum aja” (Wawancara dengan pada 8 September 2019).

Walaupun perempuan sudah aktif berpartisipasi dalam kegaiatn PKK,

namun dalam lingkup kehidupan masyarakat sekitar, nyatanya perempuan belum

mampu berpartisipasi aktif diluar kegiatan PKK serta belum mampu mengisi

posisi kunci yang ada di masyarakat. Sejauh ini, belum ada perempuan khususnya

kader PKK yang mengisi posisi penting dalam masyarakat misalnya seperti ketua

RT, ketua RW, ketua mushola dan lain sebagainya.

Menurut penuturan bapak MW selaku warga di Desa Pelajau yang juga

merupakan tokoh masyarakat disana, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada

larangan dan batasan untuk perempuan mengisi posisi-posisi tersebut dikarenakan

sifat maskulin yang melekat didalamnya.

Seperti penuturan bapak Mardi sebagai berikut :


90

“Sebenarnya sangat boleh, cuma kan memang sampai


saat ini belum ada yang mau, memang kan posisi seperti
ketua RT, RW dan sebagainya itu agak identik dengan
laki-laki gitu ya, jadi ya hampir ngga ada saya temui sih
perempuan terutama warga sini yang pernah menjadi
yang tadi saya sebutkan itu. Umumnya ya yang jadi RT
suaminya, perempuannya hanya jadi pendampingnya
saja, begitu juga dalam posisi RW, apalagi misalnya
ketua mushola itu ngga ada kayaknya ya yang
perempuan” (Wawancara pada 10 April 2022).

Selanjutnya, dalam kegiatan rapat atau forum yang diadakan oleh

masyarakat sekitar seperti rapat RT, rapat kegiatan perayaan hari-hari besar

keagamaan, rapat kegiatan perayaan hari besar nasional dan lainnya perempuan

khususnya para kader PKK jarang terlibat didalamnya. Mayoritas anggota dari

rapat tersebut adalah laki-laki dan perempuan yang bukan anggota PKK. Dalam

pelaksanaanya, kontrol dan pengambilan keputusan dipegang oleh laki-laki.

Seperti penuturan bapak Rengga sebagai berikut :

“Kalau untuk kegiatan rapat RT, RW, terus perayaan hari


besar keagamaan, hari besar nasional dan sebagainya itu
kan jarang ya ibu-ibu PKK itu ikut serta. Sejauh ini yang
hadir ya hanya bapak-bapak nya saja, jadi mereka ya
hanya diberi tahu hasil dari rapatnya itu seperti apa,
jalannya rapatnya seperti apa dan sebagainya. Belum
pernah lihat saya, kalau untuk kegiatan PKK ya memang
mereka aktif dalam agenda PKK nya itu saja. Biasanya ibu
PKK itu yang membantu sih kalau ada perayaan
kemerdekaan ya misalnya, suka bantu membuat tumpeng
nya, konsumsi dan segala macam sih” (Wawancara, pada
10 April 2022).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa kader PKK juga

tidak terlibat dalam forum-forum dalam masyarakat kecuali yang berhubungan

dengan PKK. Terlebih, dalam pelaksanaan kegiatan yang direncanakan tersebut


91

para kader PKK diperbantukan untuk mengurus konsumsi pada kegiatan acara

yang dilaksanakan.

Foto 5.4

Kegiatan Dasawisma PKK

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Berdasarkan penjelasan tersebut dilihat bahwa perempuan memang sudah

berpartisipasi dalam kegiatan PKK, namun mereka belum mampu bepartisipasi

diluar dari kegiatan PKK. Para perempuan masih memiliki hambatan untuk

berpartisipasi aktif dan menjadi posisi kunci di masyarkatan dimana mereka

sangat sulit untuk keluar dari keadaan tersebut. Maka pada dimensi partisipasi

bersifat netral, artinya perempuan memang sudah aktif berpartisipasi di PKK,

namun mereka belum mampu berpartisipasi aktif diluar kegiatan PKK.


92

5. Kemampuan Kontrol Perempuan dalam PKK, Rumah Tangga dan

Lingkungan Masyarakat

Dimensi Kontrol digunakan untuk melihat sejauh mana anggota PKK

memiliki kuasa dalam pengambilan keputusan, mengontrol serta kemampuan

perempuan dalam menyuarakan pendapat tidak hanya dalam lingkup PKK

melainkan juga pada ranah rumah tangga dan lingkungan masyarakat. Pada

umumnya seluruh kegiatan PKK berada dibawah kontrol dan pengawasan dari

PKK. Namun walaupun demikian, pada kader memiliki kesadaran untuk turut

serta mengontrol seluruh kegiatan PKK. Seperti pemaparan ibu Sal sebagai

berikut:

“Tapi ya semuanya wajib sih para kader PKK mengontrol


PKK. Dalam kegiatan apapun, kalau ada hal yang tidak beres
ya harus tetap kontrol, jadi jangan tutup mata gitu dan nyerahin
semua urusan kontrol ke ketua saja karena kan ini organisasi
bersama, ya saling memantau, kalo ada yang salah atau keluar
jalur ya diingiatkan. Kalo di dasawisma ya, dikontrol oleh
dasawisma ini udah selesai input data atau belum, kerjaan
mana yang belum selesai, kayak gitu.” (Wawancara pada 10
April 2022).

PKK juga memberikan kesempatan bagi para kadernya untuk

berpartisipasi dalam mekanisme pengambilan keputusan dalam berbagai forum

seperti rapat kerja, rapat kordinasi dan forum diskusi lainnya. Dalam forum

tersebut, para kader PKK diberikan kesempatan untuk bermusyawarah,

menyuarakan aspirasi dan mengambil suatu keputusan. Ketika mekanisme

tersebut berlangsung, pengambilan keputusan memang dilakukan oleh pemimpin

forum tersebut, namun keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan bersama

para anggota. Jadi, seluruh kader PKK sama-sama memiliki peran yang penting
93

dalam berjalannya proses diskusi dan pengambilan keputusan. Maka dari itu, para

kader PKK diharapkan untuk aktif menyuarakan pendapat dan aspirasi mereka

serta mengkritisi pendapat yang lainnya. Seperti pemaparan dari ibu Heny sebagai

berikut :

“Kalo pengambilan keputusan itu kan diketuk palu sama ketua


ya, tapi kita sebagai pastisipan memiliki kewajiban untuk
menyuarakan pendapat, mengkritisi pendapat, jangan hanya
diam aja dan terima aja. Kalo emang ga diterima pendapatnya,
oh yasudah namanya juga berpendapat mungkin ada yang lebih
baik, ngga ada sakit hati. Intinya sih mengontrol aja, karena
ketua ngga selamanya benar ya manusia juga namanya. Ketua
itu ngga otoriter sih, pokonya semua dikembalikan ke forum
intinya gitu, atas kesepakatan bersama, baru ditetapin sama
ketua pas semua udah setuju” (Wawancara pada 10 April
2022).

Dalam hal menyuarakan aspirasi, sebagian besar pendapat dan

permasalahan yang disampaikan adalah seputar bagaimana menyejahterakan

warga lingkungan sekitar mulai dari bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan.

Salah satu contoh pengalaman menyampaikan aspirasi yang disampaikan oleh ibu

Ely terkait masalah kesehatan perempuan yaitu sebagai berikut :

“.. Pernah saya suarakan aspirasi tentang kegiatan ya


contohnya , saya di rakor itu bulan lalu saya menyarankan
untuk adanya kader untuk kanker serviks. Maksudnya apa, jadi
kan 86 sejauh ini memang belum ada, dan masyarakat
kayaknya ngga terlalu perhatikan soal kanker serviks gitu,
padahal itu rawan dan bahaya sekali ya, padahal kan sudah
banyak perempuan yang meninggal karena penyakit tersebut,
kalo ngga salah saya baca ada tahun 2018 sekitar 500 ribu
kasus itu perempuan meninggal karna kanker serviks.
Makanya saya usulkan di forum untuk diadakan penyuluhan,
diadakan kader khusus untuk kanker serviks, untuk mengajak
para perempuan waspada dengan kesehatan sendiri, mau
kontrol penyakit, menjaga diri dari penyakit, apalagi dari
penyakit salah satunya yang paling mematikan tersebut. Nah
Alhamdulillah, akhirnya aspirasi saya membuahkan hasil ya,
ide saya diterima, yasudah sedang digagas itu program dan
94

kader khusus kanker serviks.” (Wawancara pada 12 April


2022).

Dari pemaparan tersebut dilihat bahwa kader PKK memang benar-benar

peduli terhadap masyarakat, dan konsisten dalam menjalankan tugas mereka.

Namun, dalam penelitian ini dilihat bahwa keterlibatan perempuan di PKK masih

berada dibawah dikontrol pihak suami. Berdasarkan hasil temuan lapangan

menunjukkan sebagian perempuan di PKK dalam keterlibatannya masih

bergantung pada izin suami dan dalam keterlibatannya perempuan juga diberikan

syarat yang telah ditentukan. Dalam hal ini, suami mengizinkan perempuan untuk

aktif berpartisipasi di PKK, dengan syarat mereka tetap mengutamakan pekerjaan

domestik, seperti mengurus anak, memasak dan membersihkan rumah. Hal ini

menunjukkan bahwa perempuan belum memiliki kuasa sepenuhnya untuk

mengubah posisi diri mereka. Tidak jauh berbeda dalam ranah domestik belum

semua kader sepenuhnya memiliki kontrol atau kuasa. Seperti misalnya dalam

pengambilan keputusan rumah tangga, pihak perempuan memang diberikan

kesempatan untuk mengutarakan pendapat dan keinginan mereka. Namun dalam

pengambilan keputusan sepenuhnya tetap diserahkan kepada pihak suami. Seperti

penuturan dari ibu Yanti sebagai berikut :

“Kalau misalnya dirumah sih mengutarakan pendapat ya


bebas-bebas aja sih, tapi balik lagi kalau saya sih keputusan
balik lagi ke suami. Misalnya kalau mau beli suatu barang
saya bilang dulu ke suami, mau pergi kemana-mana saya
biasakan izin, atau ada masalah keluarga tentang anak saya
tergantung suami, ya begitu sih saya nurut suami aja dari dulu
diajarkan begitu sama orang tua” (Wawancara pada 15 April
2022).

Selanjutnya seperti penuturan ibu Ponirah sebagai berikut :


95

“Agak berbeda sih kalau dirumah ya saya sebisa mungkin sih


apapun tanya suami dulu sih, terutama misalnya soal uang
jajan anak, uang bulanan harus dipake untuk apa aja, terus
misalnya mau kedokter di rumah sakit mana, banyak ya
pokoknya apapun saya sih tanya dulu ke suami gitu”
(Wawancara 11 April 2022).

Pihak suami membenarkan bahwasannya istri mereka memang selalu

meminta izin atas apapun kegiatan yang hendak dilakukan, baik itu terkait urusan

di PKK ataupun urusan rumah tangga. Mereka memberikan pemahaman kepada

istri mereka untuk tetap selalu mematuhi keputusan suami. Seperti penuturan

bapak Sahrul sebagai berikut :

“Iya kan suami memang imam dalam rumah tangga dan istri
memang seharusnya mematuhi keputusan suami, saya selalu
tanamkan itu kepada istri dan anak saya. Walaupun istri saya
terbilang aktif dan vokal ya di PKK, saya selalu bilang jangan
sampai dengan apa yang sudah dia capai sekarang malah jadi
mengurangi rasa hormat ke suami. Menjadi apapun dia diluar
sana harus tetap patuh sama suami, pergi dan menjalankan
apapun atas izin suami. Karena apapun yang 88 dilakukan
istri adalah tanggung jawab suami” (pada 25 April 2022).

Berdasarkan pernyataan tersebut, dilihat bahwa dalam urusan rumah

tangga suami masih memegang kontrol penuh atas istri dan keluarga. Dalam hal

ini perempuan belum memiliki kapasitas untuk menentukan keinginan mereka

yang disebabka oleh masih adanya budaya patriarki yang diterapkan oleh suami

mereka disertai dengan tidak adanya kemampuan untuk bernegoisasi yang

menyebabkan pola relasi kuasa yang tidak seimbang antara suami dan istri.

Begitupun dalam lingkup masyarakat, perempuan juga tidak memiliki kontrol atau

kuasa dalam pengambilan keputusan dikarenakan posisi-posisi kunci dalam

masyarakat sepenuhnya. Hal tersebut dikarenakan seluruh posisi kontrol hanya

diisi oleh laki-laki, mulai dari ketua RT, ketua RW, ketua mushola, ketua karang
96

taruna dan sebagainya. Hal ini menyebabkan perempuan hanya menjadi pihak

yang menerima keputusan tanpa terlibat pada proses didalamnya.

Maka dari itu dalam dimensi kontrol bersifat netral, artinya para kader

PKK tidak sepenuhnya memiliki kuasa untuk merubah posisi diri mereka menjadi

setara dengan laki-laki. Pada kegatan PKK para kader memang dinilai sudah

memiliki kontrol yang baik, namun dalam ranah domestik dan lingkungan

masyarakat sekitar perempuan belum memiliki kontrol yang baik.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada umumnya perempuan akan lebih berdaya dan memiliki power ketika

mereka berada atau menjadi bagian dari suatu organisasi dibandingkan ketika

mereka bertindak secara individual.Sebuah organisasi juga dikatakan menjadi

salah satu wadah bagi perempuan untuk memberdayakan diri mereka. Konsep

Pemberdayaan Perempuan itu sendiri didefinisikan sebagai suatu upaya sistematik

dan terencana untuk melibatkan perempuan dalam berbagai program

pembangunan dengan memberikan kesempatan dan peran yang sama dengan laki-

laki untuk meningkatkan produktivitas, harkat dan martabat serta integritas

sebagai individu anggota masyarakat. Organisasi PKK merupakan salah satu

organisasi yang membuat perempuan memiliki kekuatan untuk berdaya.

Untuk melihat tingkat keberhasilan pemberdayaan perempuan melalui

PKK. Berdasarkan hasil temuan lapangan penelitian ini yang dianalisis setiap

dimensi tidak bergerak meningkat. Mulai dari dimensi kesejahteraan, akses,

kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol hanya dimensi kesejahteraan yang bersifat

positif. Sedangkan yang lainnya bersifat netral, artinya kegiatan pemberdayaan

perempuan yang dilaksanakan melalui PKK belum memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap pola relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan baik dalam

rumah tangga ataupun lingkungan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa proses

pemberdayaan perempuan melalui PKK dilihat menggunakan kelima dimensi

97
98

tersebut belum tercapai. Keadaan ini dipengaruhi beberapa faktor salah satunya

adalah budaya patriarki yang masih mempengaruhi kehidupan masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengajukan saran-saran

diantaranya yang pertama adalah Organisasi PKK beserta seluruh Tim Penggerak

PKK (TP PKK) perlunya melakukan peningkatan dan pelatihan sensitivitas

gender dengan tujuan menghilangkan budaya patriarki yang terlembaga di PKK

serta terus meningkatkan kinerja guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

melalui keluarga sebagai ujung tombak pembangunan.

Selanjutnya, kader dasawisma juga diharapkan untuk terus

memberdayakan diri mereka secara maksimal melalui PKK dan juga diharapkan

untuk terus berinovasi dalam membuat program dan kegiatan yang dapat

membantu menyejahterakan dan memberdayakan masyarakat. Kemudian

dibutuhkan partisipasi masyarakat untuk juga menjadi bagian dari PKK

,khususnya bagi generasi muda yang diharapkan mampu menjadi penerus

kepengurusan PKK. Selanjutnya, laki-laki juga diharapkan dapat menjadi bagian

dari organisasi PKK karena sesungguhnya organisasi PKK sangat terbuka bagi

perempuan ataupun laki-laki. Selain dibutuhkannya pertisipasi masyarakat untuk

menjadi bagian dari PKK, partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan yang

diselenggarkan PKK juga dinilai penting guna meningkatkan produktifitas

masyarakat. Yang terakhir, untuk menambah khazanah ilmu kesejahteraan sosial

gender terkait pemberdayaan perempuan, saran peneliti untuk peneliti selanjutnya


99

adalah meneliti organisasi-organisasi perempuan selain PKK untuk melihat

tingkat pemberdayaan perempuan menggunakan pendekatan gender lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2008. “Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat


Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat”. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.

Abdulsyani. 2013. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara

Ariani, Duti. 2013. “Pengaruh Kualitas Tenaga Kerja, Bantuan Modal Usaha dan
Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja UMKM di Jimbaran.”
Denpasar. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana.
Vol.2.No.2. Hal. 97-106

Bungin Burhan, 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Antropologi. Jakarta Rineka Cipta.

Mutakin, Awan, kamil Pasya. (2004). Geografi Budaya, Bandung: Buana


Nusantara

Meleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda


Karya

Miles, M. B. & Huberman, M. (1992).Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit


Universitas Indonesia

Ritzer George, Teori Sosiologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012

Riant Nugroho. 2008. Gender dan Strategi Pengarus-Utamanya Di Indonesia.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

R. Wrihatnolo Randy, Riant Nugroho Dwidjowijoto, 2007. Manajemen


Pemberdayaan, Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta. PT Elex Media Komputindo

Saptari, Ratna. 1997. Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial. Jakarta: PT.
Pustaka Utama Grafiti.

100
101

Soedarsono dan Gatut Murniatmo. 1986. Nilai Anak dan Wanita Dalam
Masyarakat Jawa. Yogyakarta: DepdikbudDirjen Kebudayaan
Pengkajian Proyek Penelitian Kebudayaan Nusantara Bagian Jawa

Soekanto Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo


Persada Soetomo. 2011. Pemeberdayaan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian


Strategis Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Revika
Aditama

Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogjakarta:


Gava Media Sugiyono. 2012. Metode Penilitian kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suparjan & Hempri Suyatno. (2003). Pengembangan Masyarakat dari
pembangunan Sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media

Zubaedi.2013.Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik.Jakarta: Kencana


Prenada Media Group

Jurnal Ima Wati, dkk.(Ed). 2015. PERANAN PKK DALAM MENINGKATKAN


PEMBERDAYAAN WANITA KELURAHAN ENDANG REJO
KECAMATAN SEPUTIH AGUNG.
Gufran, (Ed). 2015. Peranan Organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
Dalam Pengembangan Industri Kerajinan Rumah tangga Di desa Tanah
Putih Kec. SAPE Kab. BIMA. Program Studi Ilmu Administrasi
Negara STISIP Mbojo BIMA
Nur Ardliyana T, Oksiana Jatiningsih.(Ed). 2015. Strategi Pemberdayaan
Keluarga (PKK) dalam Pemberdayaan Perempuan di Kelurahan
Sukorame Kec. Gresik Kab. Gresik.UNESA
Supriyadi. 2016. Pemberdayaan Kader PKK melalui Kegiatan PKK di Desa
Banyusidi Kecamatan Magelang. SKRIPSI. Yogyakarta. Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Joan F Rantung,Jantje Mandey,Verry Y Londa. (Ed). 2015. Peranan
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (Pkk ) Dalam Menggerakkan
102

Partisipasi Masyarakat Desa( Suatu Studi Di Desa Ongkau I Kabupaten


Minahasa Selatan
Dhevyanti, 2015. Peran Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dalam
Meningkatkan Keterampilan Anggota Kota Semarang. Fakultas Ilmu
Sosial Studi Pendidikan Kewarganegaraan UNNES
Hariyana. 2012. Peranan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (Pkk ) Dalam
Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Desa( Suatu Studi Di Desa
Ongkau I Kabupaten Minahasa Selatan. SKRIPSI. DEPOK. Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Poltik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
DEPOK
Desi Arisandi. 2015. Peran Pkk Di Dalam Pemberdayaan Perempuan Di Desa
Muara Bengkal Ilir Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur.
Dalam e-jurnal Ilmu Pemerintahan, 3(4), 2015:1885-1899.
Radika Wahyu Setyoaji. 2012. Dampak Program Kelompok Pemberdayaan Dan
Kesejahteraan Keluarga (Pkk) Terhadap Peningkatan Pemberdayaan
Ekonomi Perempuan Di Dusun Sosoran Desa Candimulyo Kecamatan
Kedu Kabupaten Temanggung. Skripsi. Program Studi Pendidikan Luar
Sekolah Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Angelia E. Manembu. (Ed). 2015. Peranan Perempuan Dalam Pembangunan
Masyarakat Desa (Suatu Studi Di Desa Maumbi Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara)
Rita Pranawati dan Irfan Abubakar, Pemberdayaan Masyarakat untuk
Pembangunan Perdamaian, (Jakarta: Center for the Study of Religion
and Culture (CSRC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Cet. Ke-1, 2009), h.120.
PEDOMAN WAWANCARA/

PERTANYAAN PENELITIAN

I. Identitas Informan

1. Nama:

2. Alamat:

3. Usia:

4. Status:

5. Jumlah anggota keluarga:

II. Kegiatan / Pekerjaan Informan

1. Jenis pekerjaan sekarang dibidang apa?

2. Jumlah jam bekerja?

3. Jam berapa anda mulai bekerja?

4. Jam berapa berakhir kerja anda?

5. Berapa penghasilan?

6. Apakah penghasilan anda cukup untuk biaya kehidupan keluarga?

7. Apa harapan anda terhadap pekerjaan anda?

8. Bagaiman Kondisi Ekonomi anda?

9. Bagaimana kondisi sosial, anda?


III. Bantuan Sosial

1. Apakah anda menerima bantuan PKH?

2. Apakah anda menerima bantuan dari Pandemi Covid?

3. Apakah rumah anda layak?

4. Apakah ada bantuan dari pihak lain, selain pemerintah ?

IV. PKK

1. Apakah anda mengetahui PKK?

2. Apakah anda anggota PKK?

3. Bagaimana menurut anda peran PKK di Desa Pelajau dalam

pemberdayaan perempuan?

4. Apakah PKK telah memberikan pelatihan yang inovatif?

5. Menurut anda apakah PKK telah memberikan edukasi dan

pelatihan yang memuat perempuan menjadi mandiri ?

6. Pelatihan keterampilan apa yang anda dapatkan di PKK?

Anda mungkin juga menyukai