Oleh:
LILIANA RIFTI
2017.05.1.0064
Oleh :
LILIANA RIFTI
2017.05.1.0064
i
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
HALAMAN MOTTO
vi
ABSTRAK
Badan usaha milik desa yang maju dalam pengelolaan memerlukan perhatian atas
dukungan serta keikutsertaan masing-masing stakeholders yang terlibat. Peranan
stakeholders dalam pengelolaan BUMDes “Sumber Rejeki” Desa Jiwan Kabupaten
Madiun sangat diperlukan agar perkembangan BUMDes dapat berjalan secara
efektif serta efesien. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identfikasi serta
mengetahui peranan dari masing-masing stakeholders yang terlibat berdasarkan
nilai tingkatan “pengaruh” dan tingkatan “kepentingan” stakeholders. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
yaitu stakeholders yang terlibat ada stakeholders primer terdiri DPMD Kabupaten
Madiun, Ketua BUMDes “Sumber Rejeki”, masyarakat Desa Jiwan, stakeholders
Kunci terdiri dari Kepala Desa Jiwan, sedangkan stakeholders sekunder terdiri dari
Bank BRI Unit Jiwan dan BPR Polatama Kusuma. Kelompok yang memiliki nilai
pengaruh dan kepentingan yang tinggi terdapat pada pihak keyplayers yaitu Kepala
Desa Jiwan dan Ketua Bumdes “Sumber Rejeki”. Peranan masing-masing
stakeholders yang dimiliki antara lain menjadi koordinator, implementor, policy
creator dan fasilitator. Yang kurang melaksanakan peranan pengelolaan BUMDes
“Sumber Rejeki” terdapat pada pihak DPMD Kabupaten Madiun.
Kata Kunci: Pengaruh dan kepentingan, Stakeholders, BUMDes
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim,
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Supartono, M., CIQaR selaku Rektor Universitas
Hang Tuah Surabaya.
2. Bapak Dr. Edi Suhardono, S.E., M. AP., CIQnR selaku Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hang Tuah Surabaya.
3. Bapak M. Husni Tamrin, S.AP., M.KP selaku Ketua Program Studi
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hang Tuah Surabaya.
4. Bapak Dr. Arfah, S. IP., M. Si selaku dosen wali yang dengan tulus dan
ikhlas dalam membimbing dan memberikan ilmunya.
5. Bapak M. Husni Tamrin, S.AP., M.KP selaku dosen pembimbing yang
dengan tulus dan ikhlas memberikan waktu dan perhatiannya dalam
membimbing untuk penyelesaian penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Budi Rianto, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan motivasi pada
skripsi ini.
7. Ibu Lunariana Lubis, ST., M. AP selaku dosen penguji skripsi yang
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan motivasi
pada skripsi ini.
ix
8. Segenap dosen pengajar Program Studi Administrasi Publik atas ilmu
dan pengetahuan yang diberikan.
9. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta, adik-adik saya tercinta
beserta seluruh keluarga besar saya yang telah memberikan perhatian,
dukungan moral maupun material serta semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada Bapak Widayanto selaku Kepala Desa Jiwan yang telah
membantu dalam memberikan informasi dan data dalam penyusunan
skripsi ini.
11. Kepada Bapak Suryono selaku Ketua BUMDes “Sumber Rejeki” Desa
Jiwan yang telah membantu dalam memberikan informasi dan data
dalam penyusunan skripsi ini.
12. Kepada Bapak Almsjkuri selaku Ketua Unit Usaha Jasa BUMDes
“Sumber Rejeki” Desa Jiwan yang telah membantu dalam memberikan
informasi dan data dalam penyusunan skripsi ini.
13. Kepada Bapak Legowo selaku Kepala Unit Bank BRI Jiwan yang telah
membantu dalam memberikan informasi dan data dalam penyusunan
skripsi ini.
14. Teman-teman angkatan 2017 yang telah memberikan dukungan moral
15. Almamaterku tercinta Universitas Hang Tuah Surabaya.
Penyusunan skripsi ini telah dibuat dengan sebaik mungkin, namun tentu
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan
pembaca
Liliana Rifti
x
DAFTAR ISI
xi
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 50
3.6. Teknik Keabsahan Data ....................................................................... 53
3.7. Teknik Analisis Data............................................................................ 54
3.8. Instrumen Penelitian ............................................................................ 60
BAB IV TEMUAN & ANALISA ........................................................................ 63
4.1. Gambaran Umum Lokasi ..................................................................... 63
4.1.1. Bandan Usaha Milik Desa “Sumber Rejeki” Desa Jiwan ........ 63
4.1.2. Visi dan Misi BUMDes “Sumber Rejeki” Desa Jiwan ............ 67
4.1.3. Struktur Organisasi BUMDes “Sumber Rejeki” Desa Jiwan .. 68
4.2. Temuan dan Analisa............................................................................. 71
4.2.1. Keadaan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) di Badan
Usaha Milik Desa “Sumber Rejeki” Desa Jiwan ..................... 71
4.2.2. Pemetaan Pemangku Kepentingan (Stakeholders) Badan
Usaha Milik Desa “sumber Rejeki” ......................................... 73
4.2.3. Peranan pemangku kepentingan (Stakeholders) Badan
Usaha Milik Desa “Sumber Rejeki” ........................................ 81
4.3. Relevansi dengan Penelitian Terdahulu ............................................... 87
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era baru ini, desa digunakan sebagai mata pencaharian masyarakat
masyarakat desa akan kesejahteraan bagi lingkungan desa sendiri. Pada tahun
Indonesia ini memiliki 83.381 desa. Dari tercatatnya jumlah desa tersebut,
dalam hal membangun desa yang lebih baik serta dapat meningkatkan taraf
Badan usaha milik desa dapat dikatakan sebuah lembaga sosial yang
berisikan bahwa “badan usaha yang sebagian besar modalnya dari desa, hal
tersebut adanya partisipasi langsung atau eksklusif dari properti desa yang
dipisahkan guna untuk usaha Badan Usaha Milik Desa, seperti halnya
masyarakat desa”.
1
2
keempat adanya prinsip “prioritas sumber daya lokal”, dan yang kelima
memerintahkan sebuah desa dapat membangun badan usaha milik desa yang
dimana hal tersebut dilaksanakan oleh desa dan/atau kerjasama antar desa”.
pendirian Badan Usaha Milik Desa ini sangat berguna sekali dalam hal untuk
pendirian Badan Usaha Milik Desa ini diperlukannya semacam inisiatif dari
sejak tahun 2015-2017 potensi desa dalam hal pembangunan Badan Usaha
Milik Desa telah berkembang pesat setiap tahunnya. pada tahun 2015, jumlah
Bumdes yang telah terdata sebanyak 874 Unit yang sudah terbentuk. Pada
BUMDes yang sudah terbentuk sebanyak 1.424 Unit. pada tahun 2017,
tercatat jumlah BUMDes dengan sebanyak 3.159 Unit. pada tahun 2018
sampai dengan 2019 target adanya unit bumdes baru yaitu berjumlah ± 4.000
Pada pembentukan Badan Usaha Milik Desa yang sudah di bentuk atau
di bangun pada di setiap desa yang ada di Indonesia, BUMDes sendiri tidak
terlepas dalam hal pengkategorian atau klasifikasi dari setiap Badan Usaha
Milik Desa yang sudah dilaksanakan di setiap desa. yang dimana dalam
yaitu yang pertama kategori Badan Usaha Milik Desa “pemula”, yang kedua
Badan Usaha Milik Desa “maju” . Hal ini dapat dilihat pad gambar 1.1 tentang
“Klasifikasi Badan Usaha Milik Desa di Jawa Timur pada tahun 2021”
4
16%
48%
36%
Sumber: data diolah oleh penulis (berdasarkan Sistem Aplikasi Pendapatan Desa-Data
Desa Center. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur)
Pada gambar 1.1 bahwa persentase klasifikasi Badan Usaha Milik Desa
persentase tinggi yaitu 48% memiliki besaran sekitar 3.072 (tiga ribu tujuh
tingkatan persentase cukup tinggi yaitu 36% memiliki besaran sekitar 2.034
besaran sekitar 1.014 (seribu empat belas). Pada Data Desa Center (DDC)
dengan jumlah Badan Usaha Milik Desa sebanyak 198 yang terbentuk, dan
jumlah BUMDes yang aktif tercatat ada 66 (enam puluh enam), serta
persentase BUMDes yang aktif pada tahun 2022 sebesar 33,33% (sumber:
jumlah terbentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi 204 yang
2%
Maju
47% Berkembang
51%
Pemula
Gambar 1.2 Kategori Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kabupaten Madiun
Sumber : data diolah oleh penulis Jumlah BUMDes Kabupaten Madiun berdasarkan Data
Desa Center DPMD Provinsi Jawa Timur 2022
Pada gambar 1.2 bahwa data kategori jumlah Badan Usaha Milik Desa
dimana BUMDes yang masuk kategori maju ini dapat dikatakan BUMDes
6
sebesar 51% dengan jumlah ada 105 Unit yang sudah terbentuk. Sedangkan
tersebut masuk dalam kategori bumdes yang “Maju”. Unit- unit BUMDes
sumber rejeki Desa Jiwan memiliki 3(tiga) jenis unit yang sudah berjalan,
yaitu dari unit pujasera, penyewaan kios, coffee shop serta nantinya ada
pembangunan waterboom. Omset dari salah satu unit usaha di BUMDes jiwan
pada unit usaha pujasera seiap tahunnya mengalami kenaikan omset atau
rejeki Desa Jiwan merupakan salah satu BUMDes yang dapat dicontoh oleh
7
Bumdes lainnya yang ada di Kabupaten Madiun. Seperti halnya ada pada
Bumdes desa purworejo yang dimana dari pihak pengurus bumdesa serta
study bunding pada bumdes sumber rejeki Desa Jiwan yang digunakan dalam
Keorganisasisan ini sangat penting dalam Bumdes yang dimana bumdes harus
peralihan atau alterasi yang ada. Pada Bumdes Sumber Rejeki ini kurang
memiliki aturan hukum yang jelas, adanya pergantian pengurus bumdes yang
dengan alasan imbalan yang didapat dalam pekerjaan tidak cukup kuat untuk
yang terjalin dalam setiap prosesnya. Menurut (Prabowo et al., 2015) dalam
hibah atau akses modal, diadakannya sebuah pendampingan secara teknis dan
tersebut.
Desa sendiri menyatakan bahwa dari pihak Pemerintah Daerah belum adanya
Sumber Rejeki Desa Jiwan. Dan dari pihak anggota BUMDes yang lainnya
berubah atau juga berkembang setelah seorang peneliti memasuki bidang atau
belakang yang sudah tertera atau yang sudah dijelaskan, untuk mempermudah
Badan Usaha Milik Desa “Sumber Rejeki” Desa Jiwan Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun,
10
administrasi publik.
sebuah desa,
yang sama.
11
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, peneliti mengulas tentang teori-teori dan definisi yang berlaku
untuk peneliti. Yang dimaksudkan adalah guna dapat melihat sebuah kenyataan
yang terjadi, sudahkah sesuai dengan sebuah argumentasi teoritis atau tidak, dan
konsep peneliti. Suatu teori yang digunakan sebagai pijakan, terlebih khususnya
11
12
kepentingan nilainya tinggi dan pada nilai prioritas juga tinggi. Beda
rendah, namun pada nilai kekuatan itu tinggi dalam hal pengembangan
pengaruh dan kepentingan yang jelas berbeda-beda. Oleh karena itu dalam
stakeholders dari Bryson yang terdiri atas contest setter, players, subject,
crowd.
(dua) tingkatan yaitu crowd dan key players. Adanya identifikasi dan
(2020)
Wana Makmur.
15
kelembagaan masyarakat
melalui sebuah pendampingan
➢ Masyarakat berperan
mengelola pelestarian
KHDTK
4. Nurhuda Candra 2020 - Deskriptif Kualitatif ➢ Stakeholders yang terlibat ada • Teori • Fokus
“Analisis Stakeholder - Teori stakeholders 3 jenis, yaitu primer, sekunder • Metode penelitian
Pengelolaan Sumber oleh Reed et al., dan kunci penelitian • Lokus
Daya Hutan di 2009 ➢ Pemerintah desa memiliki penelitian
Kabupaten Jember” pengaruh besar pada
pengelolaan sumber daya
hutan
➢ Kerjasama dari pihak KPH
dan LMDH yang dilakukan
berjalan dengan baik
➢ Keberhasilan pengelolaan
terdapat pada kategori
stakeholder yaitu key playes
dan subject
Sumber : data diolah oleh penulis(2022)
19
Pada tabel 2.1 menunjukkan bahwa penelitian yang ditulis oleh peneliti,
terdahulu yaitu dari segi metode penelitian yang sama-sama menggunakan metode
peneliti dengan penelitian terdahulu, yaitu dari segi penggunaan teori. Dari
penelitian terdahulu yang sudah tercantum pada tabel 2.1 ada 2 (dua) penelitian
terdahulu yang teorinya hanya memiliki 2 variabel yang dimuat dalam penelitian
mereka. Sedangkan 1 (satu) jurnal memiliki varibabel yang sama namun berbeda
nama teori yang digunakan dengan penulis. tetapi ada 1 (satu) penelitian terdahulu
yang teorinya sama dengan penulis, yakni teori Reed et al (2009). adapun
perbedaan yang lainnya terdapat pada pemilihan lokasi penelitian, hal tersebut
Milik Desa “Sumber Rejeki” Desa Jiwan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.
20
manajemen.
bertingkah;
birokrasi
21
meliputi:
saja;
organisasi swasta;
24
sebagainya;
lain sebagainya.
Tabel 2.2
Identifikasi Stakeholders
Atribut Definisi Dasar
Kekuasaan Relasi antar aktor yang • Paksaan
satu aktor dapat meminta • Kegunaan
aktor yang lainnya untuk • Normatif
melakukan sesuatu tanpa
adanya bantahan
Legitimasi Sebuah persepsi umum • Individual
tentang suatu tindakan • Organisasi
seseorang yang pantas, • Sosial
diharapkan dan tepat
sesuatu dengan sistem,
norma, nilai dan
kepercayaan
26
bagian yaitu:
keputusan tersebut
yaitu;
sebuah keputusan.
30
yang rendah.
program
yang dijalani.
terdapat pada sub bab 2.3 tabel penelitian terdahulu yang digunakan
Kabupaten Madiun
sosial.
sendiri.
34
dikembangkan nantinya.
dasar;
(Village Policy);
36
lainnya)
Milik Desa.
lain-lainnya;
dan agrobisnis.
masyarakat desa.
(solidaritas).
terdapat pada pasal 78, pasal 79, pasal 80, pasal 81;
Desa
tinggal tersebut.
administratif;
desa.
dalam penelitian tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1
43
BUMDES
Sumber Rejeki Desa Jiwan
Matriks tingkat
Identifikasi Pengkategorian “pengaruh” dan
Stakeholders Stakeholders “kepentingan”
stakholderss
Peranan Stakeholder
BUMDes “Sumber Rejeki”
Desa Jiwan
memperjelas sebuah konsep pertama. Hal ini penulis pada intinya memilih
METODE PENELITIAN
yang diketahui terlebih dahulu. Metode penelitian ini dapat disebut sebagai
metode kegiatan ilmiah yang berupa penelitian yang dilakukan secara cermat
penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk
45
46
yang dimana peneliti adalah sebagai Key Instrument, pengumpulan data yang
dilakukan secara triangulasi, analisis data kualitatif, dan hasil penelitian akan
terkait dalam peristiwa tertentu dan sistematis. Hal tersebut, peneliti akan
2017) pada penelitian kualitatif dalam hal penetapan fokus penelitian akan
secara pasti pada waktu peneliti sudah berada di lapangan penelitian. Dengan
kata lain walau sudah dapat menentukan rumusan masalah yang cukup baik,
bisa dapat terjadi situasi di lapangan yang tidak memungkinkan peneliti untuk
membatasi ruang lingkup sebuah penelitian, jika tidak dapat fokus pada
penelitian yang dibuat maka peneliti akan terjebak dengan sejumlah besaran
yang telah dibuat oleh peneliti sesuai dengan masalah yang ada di lapangan
bagian: key players, subject, context setter, serta crowd. Pemetaan ini
segi:
kelompok stakeholders,
lokasi penelitian berarti subyek dan tujuan penelitian yang telah ditentukan
dikarenakan BUMDes “Sumber Rejeki” Desa Jiwan ini memiliki potensi desa
perkembangan bagi Badan Usaha Milik Desa “ Sumber Rejeki” Desa Jiwan.
Pada penelitian kualitatif dalam hal pengambilan data secara umum ada
menentukan sebuah identitas spesial yang memiliki tujuan riset guna dapat
menanggapi sebuah kasus riset atau dapat disebut juga metode sampling yang
riset atau dapat disebut juga metode sampling yang diperoleh secara
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa “Sumber Rejeki” Desa Jiwan yang
nantinya akan menentukan beberapa informan yang akan ditindak lanjuti pada
informan lainnya. Maka dari beberapa informan yang sudah ada digunakan
Tabel 3.1
Daftar Informan-Informan Penelitian
No. Informan Keterangan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah daerah
1.
Desa (DPMD) Kabupaten Madiun
Kepala Desa Jiwan Pemerintah Desa/
2.
Penasihat BUMDes
Ketua Badan Usaha Milik Desa Ketua BUMDes
3.
“Sumber Rejeki”
Pimpinan PT. Bank Rakyat Indonesia Swasta
4.
(BRI) Unit Jiwan
5. Pimpinan PT. BPR Polatama Kusuma Swasta
Sumber : data diolah oleh penulis, 2022
50
Pada Penelitian ini, data yang didapatkan berasal dari 2 (dua) data,
1. Data Primer
diperoleh langsung dari lokasi penelitian yaitu di Desa Jiwan. Data primer
serta digunakan oleh lembaga (Ruslan, 2013). Data primer juga disebut
dengan data yang diperoleh lang dari subjek yang berupa wawancara
2. Data Sekunder
dibuat oleh pihak ketiga) atau digunakan oleh organisasi selain pengolah
sekunder inu pertama kali diperoleh oleh seorang di luar peneliti, dan
peneliti yang telah didapat tidak akan memenuhi standar data yang ditetapkan.
Penelitian ini mengumpulkan beberapa data yang dimana melalui dari proses
dokumentasi (pengarsipan).
1. Observasi
peneliti dapat mengamati lebih dalam lagi hal apa saja yang belum
diketahui oleh orang lain, dengan observasi tidak perlu menggunakan data
peneliti untuk lebih mengamati dan mempelajari data yang diterima oleh
52
terjadi di lapangan.
2. Wawancara
3. Dokumentasi
digunakan untuk identifikasi yang akurat dari data yang relevan tentang
penelitian. Maka dari itu perlunya ada pengujian keabsahan data dan menguji
yaitu:
3. Dependability (Reliabilitas)
4. Confirmability (Objektivitas)
yang berbeda serta menggunakan waktu yang berbeda juga. Triangulasi ada
sumber penelitian.
54
kredibel.
Analisis data merupakan langkah dan bagian yang sangat penting dari
yang lebih mendalam tentang proses penelitian. Data yang diperoleh oleh
penyelidikan lapangan akan ditulis atau dicatat oleh peneliti. Dengan kata
dalam mengolah data, peneliti menggunakan model analisis data milik Miles
analisis data kualitatif bersifat interaktif dan berjalan terus menerus sampai
selesai, sehingga data menjadi jenuh. Analisa data tersebut terdiri dari
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.2
Model Analisis menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2017)
Sumber: data diolah oleh penulis, 2022
1. Pengumpulan Data
2. Penyajian Data
untuk lebih mengatur data yang disajikan, sehingga temuan peneliti dapat
3. Reduksi Data
catatan lapangan. Data yang diperoleh dari lapangan cukup sangat besar
penting, dan menemukan pola dan tema. Dengan demikian, data yang
57
dengan teman atau orang lain yang mereka anggao ahli. Melalui diskusi-
4. Penarikan kesimpulan
Proses penalaran ini menganalisis data yang ada, menemukan makna dan
awal yang masih bersifat sementara akan berubah jika tidak ditemukan
dan tingkat kepentingan ini didapat dari hasil wawancara yang dilakukan
wawancara tersebut nantinya diolah ke dalam bentuk nilai atau skor yang
Tabel 3.2
gambar 3.3
60
2. Panduan Wawancara
dasar penelitian itu sendiri (Moleong, 2017). Para ahli menyarankan agar
diawal diskusi dan pertanyaan yang dianggap kurang penting nanti akan
3. Catatan Lapangan
lapangan ini hanya berguna sebagai alat yang diantaranya dapat dilihat,
PEMBAHASAN
4.1.1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Sumber Rejeki ”Desa Jiwan
yang dimana lembaga tersebut dikelola oleh pihak Maysrakat desa dan
berikut:
63
64
2015 tentang Desa dan Peraturan Desa Jiwan Nomor 7 Tahun 2017
bahwa modal awal Badan Usaha Milik Desa berasal dari dana
Unit usaha yang sampai saat ini masih berjalan. Seperti halnya:
a. Pujasera
tentunya tiada pungutan biaya yang seperti biaya listrik, wifi, air,
b. Coffe Shop
seperihalnya yang sampai saat ini berjalan yaitu pasar malam yang
Di unit usaha pujasera seta unit usaha coffee shop yang mengelola
untuk saat ini memiliki ±40 masyarakat Desa Jiwan yang bekerja di
pekerjaan baru bagi masyarakat Desa Jiwan. Untuk saat ini anggaran
dana yang didapat sebagian dari Dana Desa (DDS) tahun Anggaran
4.1.2. Visi dan Misi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Sumber
yang jelas
asli desa
68
masyarakat desa
Desa Jiwan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Hal tersebut dapat dilihat dari gambar
4.4:
69
a. Penasehat BUMDes
kepengurusan
musyawarah bersama.
b. Ketua BUMDes
BUMDes
perlu dijalankan
c. Sekretaris BUMDes
keuangan
71
operasional BUMDes
d. Bendahara BUMDes
dipertanggung jawabkan
keputusan;
pengambilan keputusan
Tabel 4.1
KELOMPOK STAKEHOLDERS
Stakeholders
Stakeholder Primer Stakeholders Sekunders
Kunci
Madiun Kusuma
• Kepala Badan
Usaha Milik
Desa Jiwan
• Masyarakat
Desa Jiwan
Stakeholders Kunci yang terdiri dari Kepala Desa Jiwan. Yang ketiga
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Nilai Tingkatangan “Pengaruh” Pemangku
Kepentingan (Stakeholders)
Nilai
No Stakeholders Total Keterangan
P1 P2 P3 P4 P5
1. Kepala Desa P1: penetapan,
Jiwan persetujuan,
penjagaan,
fasilitator
P2: pengadaan
musyawarah,
mengontrol
P3: laporan,
sumberdaya,
aturan
5 3 5 3 3 19
organisasi,
sarana
P4: tenaga kerja
lapangan,
pembimbing
P5: pengadaan
kegiatan,
pengadahan
tempat/lahan
baru
2. Kepala BUMDes P1: penjagaan,
“Sumber Rejeki” persetujuan,
pembangunan
fasilitas
5 4 5 3 2 19 P2: peningkatan
kegiatan,
mengontrol,
perbaikan
fasilitas
75
P3: laporan,
aturan
organisasi,
sumberdaya
P4: tenaga kerja
lapangan,
pembimbing
P5:pengadaan
kegiatan
3. Dinas P1: fasilitator,
Pemberdayaan penetapan
Masyarakat dan persetujuan
Desa (DPMD) P2: mengontrol,
Kabupaten pengadaan
Madiun 3 3 2 3 1 12 musyawarah
P3: peraturan
hukum
P4: pelatihan,
pembinaan
P5: tidak ada
4. Bank Rakyat P1: penyedia
Indonesia (BRI) data, penyedia
Unit Jiwan alat program
P2: pemantauan
program
3 2 2 2 2 11
P3: finansial
P4: peminjaman
dana
P5: pengadaan
kegiatan
5. PT. Bank P1: tidak ada
Perkreditan P2: tidak ada
Rakyat (BPR) P3: finansial
Polatama Kusuma 1 1 2 2 2 8 P4: peminjaman
dana
P5: pengadaan
kegiatan
6. Masyarakat Desa P1: penjagaan
Jiwan P2:
pengembangan
kegiatan
P3: Sumber daya
2 2 2 2 2 10
Manusia
P4: tenaga kerja
lapangan
P5: pemanfaatan
kegiatan
Sumber: data diolah oleh penulis (2022)
76
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Nilai Tingkat “Kepetingan” Pemangku
Kepentingan (Stakeholders)
Nilai
No Stakeholders Total Keterangan
K1 K2 K3 K4 K5
1. Kepala Desa Jiwan K1: penyusunan,
pengontrolan,
penilaian,
penerapan
K2: perawatan
wilayah,
pelatihan
pemberdayaan
5 3 3 1 5 17 K3:
menghasilkan
lapangan kerja,
memajukan
perekonomian
desa,
K4: tidak ada
K5: > 20% pada
tupoksi
2. Kepala BUMDes K1: penyusunan,
“Sumber Rejeki” pegontrolan,
penerapan,
penilaian
K2: perawatan
5 4 4 1 5 19
wilayah,
pembukuan,
perbaikan
K3: sumber
penghasilan,
77
mengahasilkan
lapangan kerja,
memajukan
perekonomian
desa
K4: tidak ada
K5: > 20% pada
tupoksi
3. Dinas Pemberdayaan K1:
Masyarakat dan Desa perancangan,
(DPMD) Kabupaten penilaian
Madiun K2: pelatihan
K3: memajukan
4 2 3 1 4 14 perekonomian
desa, membuka
peluang
K4: tidak ada
K5: 16-20%
pada tupoksi
4. Bank Rakyat K1: tidak ada
Indonesia (BRI) Unit K2: Event
Jiwan K3: promosi
program,
1 2 3 1 1 8
peminjaman
modal
K4: tidak ada
K5: tidak ada
5. PT. Bank Perkreditan K1: tidak ada
Rakyat (BPR) K2: Event
Polatama Kusuma K3: promosi,
1 2 3 1 1 8 peminjaman
modal
K4: tidak ada
K5: tidak ada
6. Masyarakat Desa K1: pelaksanaan
Jiwan K2: perawatan
wilayah,
memanfaatkan
fasilitas
K3: memajukan
2 3 2 5 1 13
perekonomian
desa
K4: 100%
sebagai sumber
penghasilan
K5: tidak ada
Sumber: data diolah oleh penulis, 2022
78
Rejeki” Desa Jiwan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.5
25
SUBJECT KEY PLAYERS
22,5
DPMD Ketua BUMDes
20 Kab. Madiun Jiwan
17,5
Masyarakat
15
Interest
kelola BUMDes.
tersebut.
berjalan.
81
Tabel 4.5
Peranan Stakeholders dalam pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa “Sumber Rejeki” Desa Jiwan
Stakeholders Peran
Kegiatan Stakeholders
Primer Stakeholders
Ketua Badan - Koordinator 1. melakukan pengarahan
Usaha Milik - implementor terhadap semua anggota
Desa “Sumber BUMDes
Rejeki” 2. melakukan pengawasan
setiap kegiatan
BUMDes
3. melakukan pelaporan
perihal perkembangan
dan pembukuan
pemasukan/pengeluaran
(keuangan) BUMDes ke
pihak Pemerintah Desa
pengembangan
BUMDes
4. Melakukan evaluasi
perihal perkembangan
kegiatan BUMDes
5. Melakukan sosialisasi
mengatakan:
84
bulannya.
peranan yang dipegang oleh kepala desa jiwan ini sangat baik
yang dilakukan oleh pihak Bank BRI Unit Jiwan terkait dengan
Jiwan.
guna sebagai tolah ukur mengenai relevan tidaknya penelitian yang saat ini
bahan referensi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut
88
Tabel 4.6 Matriks Relevansi Penelitian Terdahulu Analisis Stakeholders dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) “Sumber Rejeki” Desa Jiwan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun
2. Ni’mah A. Hidayah, ➢ Mengidentifikasi stakeholders dengan • Fokus penelitian • Lokus penelitian yang
dkk. “Analisis Peran 2 indikator yaitu stakeholders primer pengidentifikasian dilakukan penelitain ini berbda
Stakeholder Dalam dan sekunder dan melakukan dengan penulis. Penulis
Pengembangan Wisata ➢ Menggunakan model peranan pemetaan meneliti di BUMDes Desa
Talang Air stakeholders dalam pengembangan stakeholders Jiwan Kecamatan Jiwan
Peninggalan Kolonial Pariwisata dengan adanya 3 indikator • Metode penelitian Kabupaten Madiun
Belanda di Kelurahan yaitu masyarakat, pemerintahan, serta yang digunakan • Teori yang digunakan
Pajaresuk Kabupaten swasta. yaitu deskriptif penelitian ini berbeda dengan
Pringsewu.” ➢ Peranan stakeholders memiliki kualitatif penulis. Penelitian ini
pengaruh yang penting dalam menggunakan teori
pengembangan wisata talang air. stakeholders dari Townsley,
➢ Pihak-pihak stakeholders yang terlibat 1998
dilakukan pemetaan matrix
stakeholders yang meliputi tingkat
kepedulian dan tingkat kepuasan
(Bryson dalam Hardiansyah, 2012)
3. Abd. Kadir Wakka. ➢ Stakeholders dalam pengelolaan • Metode penelitian • Teori yang digunakan berbeda
“Analisis Stakeholders KHDTK terdapat 2 kelompok yang digunakan dengan penulis. Teori yang
Pengelolaan Kawasan stakeholders, yaitu primer dan penelitian ini digunakan dalam penelitianini
Hutan Dengan Tujuan sekunder kualitatif yaitu dari Townsley (1998)
Khusus (KHDTK) ➢ Stakeholders yang terlibat ada 6 pihak, • Fokus penelitian • Lokus penelitian yang
Mengkendek, dari pihak pemerintah, masyarakat dalam penelitian ini dilakukan berbeda dengan
Kabupaten Tana serta lembaga yaitu sama-sama penulis. Penelitian yang
mengidentifikasi dilakukan penulis berada di
90
Toraja, Provinsi ➢ Pemetaan stakeholders yang serta melakukan Desa Jiwan Kecamatan Jiwab
Sulawesi Selatan” dilakukan dikategorikan menjadi 2 pemetaan dari Kabupaten Madiun
yaitu key player dan Crowd masing-masing
➢ Adanya sebuah kolaborasi antar stakeholder
stakeholders guna mengurangi
permasalahan seperti sarana dan
prasarana, serta SDM.
➢ Pihak pemerintah berperan sebagai
penyusunan rencana, strategi
pengelolaan, membantu
merehabilitasi melalui sebuah
program, melakukan pengawasan dan
pengamanan dalam pengelolaan
KHDTK
➢ Pihak lembaga berperan sebagai
peningkatan kapasitas kelembagaan
masyarakat melalui sebuah
pendampingan
➢ Masyarakat berperan mengelola
pelestarian KHDTK
4. Nurhuda Candra ➢ Stakeholders yang terlibat ada 3 jenis, • Teori yang gunakan • Fokus penelitian dan penelitian
“Analisis Stakeholder yaitu primer, sekunder dan kunci yaitu teori ini melaukan pengidentifikasi,
Pengelolaan Sumber stakeholders dari pemetaan serta mengehatuhi
Reed et al., 2009
91
Daya Hutan di ➢ Pemerintah desa memiliki pengaruh • Metode penelitian hubungan antar stakeholders
Kabupaten Jember” besar pada pengelolaan sumber daya yang dilakukan yang terlibat
hutan menggunakan • Lokus penelitian yang
➢ Kerjasama dari pihak KPH dan metode deskriptif dilakukan berbeda dengan
LMDH yang dilakukan berjalan kualitatif penulis. Dalam penelitian ini
dengan baik penulis meneliti di BUMDes
➢ Keberhasilan pengelolaan terdapat Desa Jiwan Kecamatan Jiwan
pada kategori stakeholder yaitu key Kabupaten Madiun
playes dan subject
Sumber: data diolah oleh penulis, 2022
92
Pada tabel 4.6 yang telah penulis susun tersebut, dapat diketahui bahwa ada
satu artikel penelitian yang memiliki keterkaitan secara signifikan dari segi
teori namun berbeda dala fenomena penelitian yang dilakukan oleh penulis
saat ini. Penelitian oleh Nuhurda Candra pada tahun 2020 dengan judul
Badan Usaha Milik Desa sumber rejeki Desa Jiwan Kecamatan Jiwan
Kabupaten Madiun.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Jiwan, dan masyarakat Desa Jiwan. Stakeholders kunci yaitu Kepala Desa
Jiwan. Stakeholders sekunder yaitu Bank BRI Unit Jiwan dan Bank BPR
Polatama Kusuma.
Fasilitator dan implementor. Untuk peranan Kepala Desa Jiwan dan Ketua
93
94
5.2. Saran
yaitu:
Jiwan.
95
96
INTERVIEW GUIDE
B. Tingkat Pengaruh
penguasaan tersebut?
BUMDes “Sumber Rejeki” Desa Jiwan? Apa saja bentuk bantuan tersebut?
97
98
C. Tingkat Kepentimgan
Peneliti: usaha yang dimilik oleh BUMDes itu apa saja ya pak?
Informan: untuk saat ini yang 95% unit usaha pujasera, dan yang lain itu ada
persewaan, ada pembiyaan karyawan pujasera, ada juga pembangunan waterboom
yang dimana dana terebut kita ambil dari omset pujasera
Peneliti: stuktur organisasi bumdesnya itu siapa saja ya pak?
Informan: kalau pengurusnya di BUMDes dari semenjak 2017 itu sering gonta-
ganti dikarenakan menjadi pengurus BUMDes itu tidak dari awal belum ada yang
digaji. Maka dari itu sejak awal pembentukan struktur kita mencari calon pengurus
BUMDes yang bener-bener menerima kalau dirinya belum bisa kita gaji. Karena
pada BUMDes lain dimana yang tidak berjalan dengan baik itu salah satu faktornya
perihal tidak ada gaji pada pengurus.
Peneliti: jadi dalam pengelolaan BUMDes Jiwan, apakah dari pihak pemerintah
desa saja yang lebih sering melakukan pengelolaan BUMDesnya?
Informan: secara teknik dilapangan ada, kalau ketua bumdesnya seniri juga aktif,
dikarenkan di bumdes Jiwan sudah memiliki fungsi 2 manajer operasional dan
manajer keuangan.
Peneliti: dalam pengelolaan BUMDes ini apakah ada bantuan dana dari pihak
pemerintah daerah?
Informan: belum ada, sementara ini pengelolaan bumdes menggunakan adana
APBDes kita sendiri. Jadi hal tersebut menjadikan kita semangat dalam melakukan
pengelolaan atau perkembangn BUMDes tidak dengan adanya bantuan dari pihak
pemerintah daerah ataupu dari pihak pemerintah provinsi pun bisa melakukan
dengan baik. Dan tidak seperti desa-desa yang lain memiliki bantuan anggaran-
anggran dari pihak pemerintah Kabupaten. Walaupun secara keuntungan
pendapatan diapat dikatakan lumayan, karena masih fokus untuk mengembangkan
unit-unit usahanya.
Peneliti: peran kepala desa dalam pengelolaan BUMDesa ini apa ya pak?
Informan: hampir setiap hari kita melakukan pengontrolan dalam kegiatan usaha-
usaha BUMDes, yang dimulai dari pagi sampai malam. Dan perangkat desa sendiri
juga saya suruh untuk melakukan pemantauan kegaiatan Bumdes disana.
Peneliti: apakah dalam pengelolaan unit-unit bumdes jiwan ini semua masyarakat
jiwan?
99
100
Informan: karena bumdes ini dibiayai dari APBDes Desa Jiwan, jadi semua yang
terlibat itu harus memiliki KTP Desa Jiwan, jadi kita tidak menggunakan
masyarakat selain jiwan dalam pengembangan pujaseranya.
Peneliti: apakah ada manfaat dari pengelolaan BUMDes ini?
Informan: ya yang jelas, kita BUMDes di jiwan ini mempunyai 2 target, yang
pertama meningkatkan perekonomian masyarakat, yang kedua membuat konsep
pemberdayaan masyarakat. Jadi kita meningkatkan ekonomi desa jiwan hanya
masyarakat Jiwan yang dapat melakukan pembangunan unit usaha-usaha baru.
Peneliti: untuk tupoksi kepala desa pada pengelolaan BUMDes? Kira-kira berapa
persen?
Informan: untuk saat ini sudah berkurang dikarenkan bumdes sudah memiliki 2
manager yang dimana sudah sesuai tupoksi bumdes tersebut. Tapi untuk saat ini
belum bisa dikarenakan orang-orangnya masih baru menjalankan hal tersebut. Jadi
harapan kita kedepan, pengurusan BUMDes ini bisa menjadi mandiri.
Peneliti: bagaimana keterkaitan pemerintah yang lain dalam pengelolaan
BUMDes?
Informan: belum ada mbak, masalah pelaporan keuangan saja pembuatan
aplikasinya saja mencari dan membeli sendiri.
Informan: dulu pernah diikutkan lomba, tapi dari pihak bumdes sendiri tidak mau,
dikarenkan pembangunan BUMDes di Desa Jiwan ini bukan untuk lomba
fungsinya yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat desa jiwan. Kalaupun kita
iku perlombaan tersebut keuntungan finansial yang dkita dapat tidak ada. Dan
dalam hal perlombaan desa brilian juga membutuhkan modal yang banyak, dan
kalau kita tidak menang kan rugi juga mbak. Kita kembali ke fokus yang pertama
tadi itu pembangunan BUMDes ini ingi memajukan perekonomian BUMDes dan
melakukan pemerdayaan bagi masyarakat Desa Jiwan.
Peneliti: stakeholders siapa saja yang paling berperan dalam pengelolaan
BUMDes?
Informan: dari pihak pemerintah desa sendiri yang paling berperan dalam
pengelolaan BUMDes Desa Jiwan.
UnitUsaha)
Peneliti: untuk unit usaha dalam BUMDes Jiwan ini apa saja ya pak?
Informan: Pujasera, persewaan kios, coffe shop, masa pembangunan waterboom
(wahana rekreasi)
Peneliti: untuk pengelolaan BUMDes sendiri, pihak stakeholder yang ikut serta
dalam pengelolaan ini siapa saja pak?
Informan: BRI, BPR Polatama Kusuma, Imago Maju Hardware, PT. Djarum, PT.
Gudang Garam, PT. Pos Jiwan, Bank Daerah Madiun.
Peneliti: apakah pihak dinas juga ikut mengelola BUMDes Jiwan?
Informan: kalau dari pihak dinas belum pernah ikut mengelola BUMDesnya.
Selama ini yang mengelola masih dikelola oleh pemerintah Desa sendiri. Ada salah
satu dinas yaitu dari pihak DPMD Kabupaten Madiun yang sering mengunjungi
BUMDes Jiwan, tetapi kunjungan tersebut berupa peminjaman tempat untuk acara
DPMD seperti halnya pembinaan-pembinaan desa. adanya kunjungan dari Dinas
Pariwisata yang hanya sekali dalam rangka mewawancarai kepala desa perihak
Desa Jiwan
Informan: untuk stakeholders yang lainnya ya mbak, yang paling berperan di
BUMDes Jiwan ini yaitu dari BRI mbak. Tahun 2021 lalu, BRI mengadakan
kerjasama dengan KEMENDES untuk mengadakan acara desa BRILIan yang
dimana kegiatan tersebut mengarah pada kemajuan BUMDes yang secara rasional.
Sudah beberapa kali pihak BUMDes diikutsertakan perihal lomba-lomba. Namun
dari pihak pemerintah desa tidak mengikuti lomba-loba tersebut dikarenakan pihak
BUMDes cuman ingin mencari pendapatan untuk memberdayakan ekonomi
masyarakat desa. bilamana kita pihak BUMDes mengikuti lomba-lomba yang
diadakan, pemasukan tidak ada malah pengeluaran yang banyak.
Peneliti: bagaimana kelayakan masing-masing stakeholders dalam pengelolaan
BUMDes Jiwan?
Informan: menurut saya pribadi, belum maksimal.
Peneliti: bagaimana kondisi kompensasi stakeholders dalam pengelolaan
BUMDes? Seperti halnya kompensasi perihal pemberian gaji, ataupun sebuah
reward
Informan: ada pembagian hasilnya.
Peneliti: bagaimana kondisi kekuatan organisasi stakeholders dalam pengelolaan
BUMDes?
Informan: semua berjalan dengan baik, dari segi anggran ataupun yang lainnya
Peneliti:bagaimana bentuk keterlibatan dari masing-masing stakeholders yang
terlibat dalam pengelolaan BUMDes?
Informan: kurang berjalan dengan baik. Belum ada pertemuan organisasi BUMDes
secara berkala
Peneliti: bagaimanakah upaya stakeholder dalam pengelolaan BUMDes? Seperti
halnya perlindungan, pengamanan kawasan BUMDes
Informan: tentunya harus mendapatkan dukungan dari pihak masyarakat sebelum
terbentuknya BUMDes ini
102
Informan: tidak ada dana yang keluar dari Dinas, tetapi adanya dana dari
pemerintah daerah kab. Madiun. melalui sebuah mekanisme Musrenbang soal
rencana pembangunan.
Peneliti: apakah ada kegiatan atau acara yang diselenggarakan langsung oleh
DPMD dalam pengelolaan Bumdes Desa Jiwan?
Informan: ada, jadi sebagai fungsi pembina pemerintah daerah kab. madiun. setiap
tahun melakukan pembinaan anggaran. dari dinas tetap mengeluarkan anggaran
untuk menjalankan kegiatan itu, maka dibuatlah Mailstone. yang pertama
dikeluarkan dari kelembagaannya, yang kedua SDM Pengelola Bumdes tersebut,
yang ketiga dikuatkan lagi dari sisi tata kelola usaha. nah dari ketiga ini kita
jabarkan lagi dan kita benarkan lagi segala peratuturan, rencana program, laporan
dan lain sebagainya.
Peneliti: bagaimana rencana/ harapan kedepannya untuk mengelola Bumdes Desa
Jiwan?
Informan: pemerintah daerah akan membuka pintu seluas-luasnya bagi pihak
manapun yang ikut bekerjasama dalam mengembangkan Bumdes. ini juga
merupakan sebuah kegiatan rutin tahunan pembinaan melalui Bimtek dan evaluasi
pada setiap Bumdes dibantu dengan tenaga ahli dari Kementerian Desa.
Peneliti: saya sebelumnya mendapatkan info dari bapak masjkuri bahwa BPR
Polatama Kusuma ini turut serta dalam pengelolaan BUMDes sumber rejeki.
Menurut bapat apakah itu benar?
Informan: kalau bahasanya ikut mengelola itu sih tidak mbak, dikarenkan dari pihak
kami cuman mensupport bilamana bumdes mengadakan acara apa gitu, nah kita
bantu juga ikut serta mengadakan event-event diacara bumdes tersebut. Dulu kita
juga sudah 2 kali memberikan seragam untuk karyawan bumdesnya itu berupa kaos.
Dulu juga pas acara lomba bonsai tingkat nasional itu kita juga ikut dalam
memeriahkan acara tersebut. Hal tersebut juga merupakan sarana promosi bagi
pihak kita sendiri juga yang dimana dari kita juga mendapat nasabah baru.
Peneliti: sejak kapan keterlibatan BPR Polatama Kusama pada bumdes?
Informan: sejak berdiri bumdes sumber rejeki, sekitar tahun 2016.an mbak.
Peneliti: jadi dari pihak BPR ini tidak keterkaitan langsung ya pak dalam
pengelolaan bumdesnya?
Informan: iya enggak mbak, kan bumdes tersebut yang mengelola hanya pihak
bumdes sendiri. Baik dari pihak luar itu tidak ikut serta juga dalam pengelolaan
bumdes sumber rejeki. Pernah dulu dua kali bumdes mebutuhkan sebuah dana dan
kita juga ikut support, istilahnya dana operasional bumdes dulu itu kita juga
membantu. Yang dimana awal-awal pengembangan bumdes itu membutuhkan dana
yang banyak jadi kita juga ikut serta membantu dalam pengdaan dana tersebut.
104
Namun kreditnya itu tidak diatasnakaman organisasi bumdesnya, tetapi dari pihak
ketua bumdesnya, dan nggak berjalan lama ditutup. Yah seperti litulah kerjasama
kita pada bumdes
Peneliti: bagimana rencana/harapan bapak dalam pengelolaan bumdes untuk
kedepannya?
Informan: yah itu, dibagian kasirnya yang dipujasera itu sebaiknya dibuat 2 kasir.
Soalnya kalo lagi padat-padatnya pengunjung yang datang di pujasera itu atriannya
kalau pakai satu kasir itu terlalu panjang.
Peneliti : sejak kapan bank BRI terlibat dalam kerjasama pengelolaan Bumdes
Jiwan?
Informan : sejak thn 2019 ban BRI bekerjasama dengan Bumdes Jiwan kurang lebih
hampir 3 tahun terhitung hingga saat ini.
Peneliti : apa bentuk peran bank BRI dalam pengelolaan bumdes desa Jiwan?
Informan : kalau bentuk hubungannya yaitu ada pembinaan dari Desa binaan dan
Bumdes binaan yang mensupport dalam hal manajemen. contohnya melayani
dalam hal transaksi seperti transaksi perbankan, pembukuan yang memudahkan
pihak BUMDes dalam pelaporan keuangan ke pihak yang terkait.
Peneliti : apakah ada manfaat yang didapat dari kerjasama pengelolaan dengan
Bumdes Jiwan?
Informan : untuk manfaatnya sangatlah banyak. kerjasama ini juga saling
menguntungkan khususnya dalam hal ekosistem Desa seperti adanya sistem
simpan pinjam, modal usaha untuk masyarakat. yang intinya dalam hal ekonomi
sangat bermanfaat bagi masyarakat desa
Peneliti : apakah ada tupoksi Bank BRI terkait kerjasama pengelolaan Bumdes
Jiwan?
Informan : tugasnya dari awal adalah menjadi pembina agar Bumdes berkembang
dengan baik secara bisnis.
Peneliti:
Selama adanya kerjasama ini berlangsung, apakah ada hambatan yang dialami?
Informan : BUMDes Jiwan sendiri dari sisi kelembagaan belum jelas. Jadi pada saat
melakukan peminjaman sebuah dana, pihak BUMDes menggunakan sistem pinjam
perorangan.
LAMPIRAN 3
105
106
• Pelatihan
BUMDes
• Pembinaan
• Peminjaman dana
Kekuatan • Pemanfaatan
Kompensasi kegiatan BUMDes
dalam • Pengadaan
5. pengelolaan kegiatan BUMdes 5 4 3 2 1
BUMDes • Pengadaan lahan
baru
• lainnya
Sumber :data diolah oleh penulis, 2022
LAMPIRAN 4
Wawancara bersama Ketua BUMDes dan Ketua Unit Usaha Jasa BUMDes
"Sumber Rejeki" Des Jiwan
108
109
LAMPIRAN 5
Kartu Bimbingan
111
LAMPIRAN 6
Turnitin Skripsi