Anda di halaman 1dari 138

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA TERHADAP

PROGRAM GERAKAN KEMBALI BERSEKOLAH


DI DESA MALIMONGENG KECAMTAN
SALOMEKKO

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)

Oleh:
RIDWAN
NIM. 180303009
Pembimbing:

1. Dr. Muh. Anis, M. Hum


2. Muhammad Rifai, SE., MM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS)


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2022
i
ii
iii
ABSTRAK

Ridwan, Analisis Pengelolaan Dana Desa Terhadap


Program Gerakan Kembali Bersekolah Di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone, Skrpsi, Sinjai,
Program Studi ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan
Hukum Islam, Instutut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan
Dana Desa Terhadao Progran Gerakan Kembali Bersekolah di
Desa Malimongeng Kecamatan Salomekko kabupaten Bone.
Dan faktor penghambat dan pendukung Program Gerakan
Kembali Bersekolah Di Desa Malimongeng Kecamatan
Salomekko
Jenis penelitian ini adalah naturalistic dengan
pendekatan kualitatif, subjek dari penelitian ini adalah Progran
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko, objek penelitian ini adalah Analisis
Pengelolaan Dana Desa di Desa Malimongeng Kecamatan
Salomekko. Adapun adapun teknik pengempulan data yaitu
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, dan teknis
analisis datanya adalah menggunakan colektion data, redukasi
data, model data, dan verikasi data.

iv
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analisis
Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program Gerakan Kembali
Bersekolah di Desa Malimongeng Kecamatan Salomekko
yaitu: 1). Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program Gerakan
Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng Kecamatan
Salomekko, perencanaa, sikap pelaksana dan tanggung jawab.
2). faktor penghambat Program Gerakan Kembali Bersekolah
di Desa Malimongeng Kecamatan Salomekkoyaitu,
sumberdaya manusia, jumlah dana yang dikeluarkannya,
sedangkan faktor pendukung Program Gerakan Kembali
Bersekolah Di Desa Malimongeng Kacamatan Salomekko
yaitu, komunikasi dan struktur birokrasi.

Kata Kunci: Pengelolaan Dana Desa dan Gerakan Kembali


Bersekolah

v
vi
vii
KATA PENGANTAR
‫بســم هللا الر حمن الر حيم‬
‫الحمد هلل رب العلمين والصالة و السالم عللى اشرف االنبياء والمر سلين سيد‬
‫محمد نا وعلئ اله واصحا بِ ِه أما بعد‬

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan


rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang
telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama
penulisan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih
dan penghargaan kepada:
1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik,
membesarkan, dan mendukung Studi Penulis.
2. Dr. Firdaus, M.Ag., Selaku Rektor IAI
Muhammadiyah Sinjai;
3. Dr. Ismail, M.Pd., Selaku Wakil Rektor I IAI
Muhammadiyah sinjai;
4. Dr. Rahmatullah, S.Sos.I.,M.A, Selaku Wakil Rektor II
IAI Muhammadiyah Sinjai;
5. Dr. Muh. Anis, M.Hum, Selaku Wakil Rektor III IAI
Muhammadiyah Sinjai;
6. Abd. Muhaimin Nabir, S,E., M.Ak, Selaku Pimpinan
pada Tingkatan Fakultas;
7. Salam, S.E., MM. Selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Syariah;

viii
8. Dr. Muh. Anis, M.Hum. Selaku Pembimbing I dan
Muhammad Rifai, S.E., MM. Selaku Pembimbing II;
9. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan mengajar
selama studi di Institut Agama Islam Muhammadiyah
Sinjai;
10. Seluruh Pegawai dan Jajaran IAI Muhammadiyah
Sinjai yang telah membantu kelancaran Akademik;
11. Kepala dan Staf Perpustakaan Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai.
12. Teman-teman Mahasiswa IAI Muhammadiyah Sinjai
dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan dukungan moral sehingga
penulis selesai studi.
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai pihak
tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT,
dan semoga karya Ilmiah ini bagi siapa saja yang membacanya.
Aamiin.
Sinjai, 13 Februari 2022

Ridwan
NIM. 180303009

ix
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN JUDUL............................................................... i
HALAMAN PERYATAAN .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................. iii
ABSTRAK ........................................................................... iv
ABSTRAC ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................ viii
DAFTAR ISI ...........................................................................x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................1


A. Latar Belakang Masalah ............................................1
B. Batasan Masalah ......................................................10
C. Rumusan Masalah ....................................................11
D. Tujuan Penelitian .....................................................11
E. Manfaat Penelitian ...................................................12

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................13


A. Kajian Pustaka...........................................................13
B. Hasil penelitian yang relevan ....................................37
BAB III METODE PENELITIAN ....................................52
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...............................52
B. Definisi Operasional .................................................53
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................54
x
D. Subjek dan Objek Penelitian .....................................54
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................54
F. Instrumen Penelitian .................................................56
G. Keabsahan Data.........................................................56
H. Teknik Analisis Data .................................................57
BAB V HASIL PENELTIAN ............................................60
A. Gambaran umum Lokasi Penelitian .........................60
B. Hasil Dan Pembahasan .............................................79
BAB V PENUTUP ..............................................................95
A. Kesimpulan ..............................................................95
B. Saran .........................................................................96
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................100

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan desa secara yuridis formal diakui


dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004(-tahun-
2014-tentang-pemerintahan-daerah-pdf, 2013)
(Placeholder1) tentang pemerintahan daerah dan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
desa.(Edukasi.com2018/07/uu-undag-undannomor-6-
tahun-2014.html, 2014) Berdasarkan ketentuan tersebut
desa diartikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif desa
merupakan bentuk pemerintahan terkecil yang dipimpin
oleh Kepala desa dari sebuah pemilihan rakyat secara
langsung melalui pemilihan umum atau biasa disebut
dengan PILKADES. Dalam menjalankan suatu
pemerintahan di desa, Kepala Desa dibantu oleh staf-staf
desanya. Staf-staf desa ini menjalankan pekerjaannya

1
2

sesuai dengan jabatan masing-masing, antara lain:


sekretariss desa, kepala urusan umum, kepala urusan
pembangunan, kepala urusan keuangan, kepala urusan
pemerintaha, kepala urusan kesejahteraan rakyat dan kasun
(Kepala Dusun).
Pemerintah berusaha mengatur, mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat,
tentunya diperlukan pendapatan agar dapat tercapai tujuan
dalam pembangunan dan kesejahteraan desa. Salah satu
sumber pendapatan desa yang dapat berfungsi sebagai
sumber kegiatan operasional desa dan untuk pemberdayaan
masyarakat adalah Alokasi Dana Desa atau disebut juga
dengan dana ADD. Menurut Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang desa, Alokasi Dana Desa paling
sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima
kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah setelahdikurangi Dana Alokasi
Khusus.(Http://www.berkas.edukasi.com/2018/07/uu-
undang-undang-nomor-6-tahun-2014.html, n.d.)
Penggunaaan Anggaran Alokasi Dana Desa adalah
sebesar 30% untuk belanja aparatur dan operasional
3

pemerintahan desa, sebesar 70% untuk biaya


pemberdayaan masyarakat. Dengan diterimanya dana bagi
desa tersebut, pemerintahan desa harus siap dan mampu
dalam mengelola keuangan desa berdasarkan asas
transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan
tertib dan disiplin anggaran sesuai dengan Permendagri
No.37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa.
Masyarakat akhirnya dapat menilai kinerja
pemerintah desa secara langsung, jika kinerja pemerintah
desa baik maka masyarakat akan memberikan apresiasi
yang baik, namun apabila hasil pengelolaan keuangan desa
tidak diungkapkan kepada masyarakat maka pengelolaan
keuangan desa tidak dapat diketahui oleh masyarakat
sehingga pemerintah desa belum menunjukkan transparansi
dan akuntabilitasnya pada masyarakat umum.(Ramadhan
& Riza, 2014)
Penyelenggaraan pemerintahan desa di jelaskan
merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan
pemerintahan, sehingga desa memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Pada
4

sisi mekanisme pendanaan pemerintah desa, proses yang


dikerjakan adalah bagaimana desa mengelola asset sumber
daya alam secara bijaksana dan berkelanjutan. Penguatan
basis ekonomi rakyat yang bersumber pada asset desa
merupakan pilihan menuju kemandirian. Pilihan tersebut
juga di ambil untuk menciptakan ruang bagi peran
masyarakat dalam proses pembangunan.(Nurman, 2015)
Tujuan pembangunan desa meliputi; pertama, tujuan
ekonomi meningkatkan produktivitas di daerah pedesaan
dalam rangka mengurangi kemiskinan di daerah pedesaan.
Kedua, tujuan sosial diarahkan kepada pemerataan
kesejahteraan penduduk desa. Ketiga, tujuan kultural
dalam arti meningkatkan kualitas hidup pada umumnya
dari masyarakat pedesaan. Keempat, tujuan kebijakan
menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi
masyarakat desa secara maksimal dalam menunjang usaha-
usaha pembangunan serta dalam memanfaatkan dan
mengembangkan hasil-hasil pembangunan.(Nurman, 2015)
Pembangunan desa perlu diarahkan pada terwujudnya desa
yang mandiri, yaitu desa yang warganya mempunyai
semangat untuk membangun yang tinggi, yang mempunyai
5

kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan desanya,


menyusun rencana untuk memecahkan permasalahan serta
melaksanakan rencana tersebut dengan seefisien dan
seefektif mungkin, dengan pertama-tama bertumpu pada
sumber daya dan dana yang berasal dari masyarakat desa,
dan mampu menjaga kelangsungan proses
pembangunan.(Moeljarto & Tjokrowinoto, 2012)
Arah pemberdayaan masyarakat desa yang paling
efektif adalah dengan melibatkan masyarakat dan unsur
pemerintahan yang memang mempunyai kebijakan
pembangunan yang lebih reaktif memberikan prioritas
kebutuhan masyarakat desa dalam alokasi anggaran
sehingga mereka mampu untuk memanfaatkan potensi
yang dimiliki daerah masing-masing.
Satu dari rentetan program pemberdayaan itu
adalah pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) yang
merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk
menyelenggarakan Otonomi Desa agar tumbuh dan
berkembang mengikuti pertumbuhan desa itu sendiri
berdasarkan keanekaragaman, partisipatif, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Alokasi
6

dana desa diberikan oleh pemerintah pusat yang diperoleh


dari dana perimbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang diterima oleh kabupaten/kota dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 10%. Dana
tersebut kemudian dapat digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat. Jumlah nominal yang akan
diberikan kepada masing-masing desa akan berbeda
tergantung dari geografis desa, jumlah penduduk, serta
jumlah angka kematian. Alokasi dana sebesar 10% yang
diterima oleh desa akan menyebabkan peningkatan
terhadap pendapatan desa.
Dana desa adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, dan pemberdayaan masyarakat. (Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Tentang
7

Desa).(Http://www.slideshare.net/zulfikri21/ndang-
undang-no-6-tahun-201-tentang-desa, 2014) Penggunaan
dana desa berdasarkan Pasa 25 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 247 Tahun 2015, yaitu: Dana desa
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat yang pelaksanaannya
diutamakan secara swakelola dengan menggunakan sumber
daya/ bahan baku lokal, dan diupayakan dengan lebih
banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat.
Ketentuan pasal tersebut mengamanatkan kepada
pemerintah kabupaten untuk mengalokasikan dana
perimbangan yang diterima kabupaten kepada desa-desa
dengan memperhatikan prinsip keadilan dan menjamin
adanya pemerataan. Di dalam Islam dikemukakan prinsip-
prinsip tentang pemerintah, sebagaimana perintah Allah
mengenai Ulil Amri (penguasa), seperti difirmankan dalam
surat An-Nisa/4:59 yang berbunyi:

‫س ْو َل َواُو ِلى‬ َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اَ ِط ْيعُوا ه‬


َّ ‫ّٰللا َواَ ِط ْيعُوا‬
ُ ‫الر‬
‫س ْو ِل‬ ُ ‫الر‬ ِ ‫يءٍ فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى ه‬
َّ ‫ّٰللا َو‬ ْ ‫ش‬ َ ‫ي‬ َْ
ْ ِ‫اْل ْم ِر ِم ْن ُك ْۚ ْم فَا ِْن تَنَازَ ْعت ُ ْم ف‬
‫س ُن تَأْ ِوي ًْل‬
َ ْ‫اْل ِخ ِۗ ِر ٰذلِكَ َخي ٌْر َّواَح‬
ٰ ْ ‫اّٰلل َو ْال َي ْو ِم‬
ِ ‫ا ِْن ُك ْنت ُ ْم تُؤْ ِمنُ ْونَ ِب ه‬
8

Terjemahan:
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri
(pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian,
jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya. (surat An-
Nisa/4:59)
Dengan adanya dana desa tersebut, maka
pemerintah desa dituntut untuk mengelola dana desa
dengan efektif dan akuntabel. Efektif yang dimaksud
adalah sejauh mana target (kuantitas, kualitas dan waktu)
yang telah dicapai oleh pemerintah desa dalam
pemanfaatan dana desa. Sedangkan akuntabel yang
dimaksud adalah tingkat transparansi dari keberhasilan
atau kegagalan yang telah dicapai oleh pemerintah desa
dalam pemanfaatan dana desa.
9

Berdasarkan latat belakang diatas maka penulis


tertarik untuk mengetahui dan melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Pengelolaan Dana Desa Terhadap
Program Gerakan Kembali Bersekolah di Desa
Mallimongeng Kecamatan Salomekko ” Berdasarkan hasil
observasi diketahui beberapa jumlah anak yangoutus
sekolah di Desa Malimongeng, penulis ditampilkan
sebagai berikut.

Table 1.1

Jumlah anak putus sekolah per Dusun Desa Malimongeng

No Nama Dusun Jenis Jumlah


Kelamin
Laki-Laki Perempuan
1 Dusun Cilellang 9 6 15
2 Dusun Bakkoe 8 2 10
3 DusunAwakkenre 3 3 6
Timur
4 DusunAwakkenre 21 8 29
Barat
TOTAL 41 19 60
Sumber: kantor Desa Malimongeng, 2018

Masalah tersebut menarik untuk diteliti guna


mengetahui strategi Kepala Desadalam mewujudkan
10

Program yaitu Gerakan Kembali Bersekolah (GKB).alasan


penulis memili lokasi Desa Malimongeng Karena di Desa
tersebut memiliki Program yang relevan dengan Judul
penelitian yaitu sebuah Program yang mampu
mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian di Desa Malimongeng”.

Alasan penulis memili judul ini tentang analisis


pengelolaan dana desa terhadap program gerakan kembali
bersekolah karna berdasarkan observasi awal bahwa
program tersebut diketahui bahwa program
tersebutprogram dari pemerintah kabupaten.

B. Batasan Masalah

Agar permasalahan dapat fokus dan mencapai apa


yang diharapkan, maka penulis menetapkan batasan-
batasan dalam penelitian. Adapun Batasan masalah yaitu:
Analisis Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko.
C. Rumusan Masalah
11

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka


rumusan masalah yang ingin dirumuskan adalah:
1. Bagaimana Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko?
2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk Mengetahui dan Menganalisa Analisis
Pengelolaan Dana Desa Terhadap Gerakan Kembali
Bersekolah di Desa Mallimongeng Kecamatan
Salomekko.
2. Untuk Mengetahui dan Menganalisa Analisis faktor
pendukung dan penghambat Program Gerakan Kembali
Bersekolah di Desa Malimongeng Kecamatan
Salomekko?

E. Manfaat Penelitian
12

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat


bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis, antara lain:
1. Manfaat teoritis yaitu Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah wawasan tentang konsep Pengelolaan
Dana Desa Terhadap Gerakan Kembali Bersekolah di
Desa Mallimongeng Kecamatan Salomekko..
2. Manfaat praktis yaitu :
a. Untuk Peneiti: Memenuhi syarat menyusun Skripsi,
Untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi
pada Program Studi Perbankan Syariah di Institut
Agama Islam Muhammadiyah Sinjai.
b. Untuk Instituti : Diharapkan hasil penelitian ini
menjadi salah satu referensi untuk penelitian
selanjutnya.
c. Untuk Lokasi : Diharapkan hasil penelitian ini
menjadi informasi penting bagi pihak-ihak yang
membutuhkan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Konsep Tentanng Pengelolaan Dana Desa

a. Konsep Desa
Secara etimologi kata Desa berasal dari
bahasa Sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah
asal, atau tanah kelahiran. Dariperspektif geografis,
Desa atau village diartikan sebagai “a groups
ofhauses or shops in a country area, smaller than a
town”. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk mengurus rumah
tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat
istiadat yang diakui dalam pemerintahan nasional
dan berada di daerah Kabupaten.
Desa dalam pengertian umum adalah
sebagai suatu gejala yang bersifat universal, terdapat
dimana pun di dunia ini, sebagai suatu komunitas
kecil, yang terikat pada lokalitas tertentu baik
sebagai tempat tinggal (secara menetap) maupun bagi
pemenuhan kebutuhannya, dan yang terutama yang
tergantung pada sektor pertanian. Pengertian Desa

13
14

secara umum lebih sering dikaitkan dengan Pertanian


adalah setiap pemukiman para petani (peasants).
Sebenarnya, faktor pertanian bukanlah ciri yang
harus melekat pada setiap desa. Ciri utama yang
terlekat pada setiap desa adalah fungsinya sebagai
tempat tinggal (menetap) dari suatu kelompok
masyarakat yang relatif kecil, sementara itu menurut
Raharjo bahwa Sekitar 65 persen dari total penduduk
indonesia (220 juta jiwa), yaitu sebanyak 143 juta
bermukim di daerah pedesaan, yang mempunyai
mata pencaharian utama pada sektor pertanian dalam
arti luas (meliputi sub-sub sektor tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kehutanan).(Pengantar Sosiologi Perdesaan Dan
Pertanian, 1999) Koentjaraningrat memberikan
pengertian tentang desa melalui pemilahan
pengertian komunitas dalam dua jenis, yaitu
komunitas besar (seperti: kota, negara bagian,
negara) dan komunitas kecil (seperti: band, desa,
rukun tetangga dan sebagainya) Dalam hal ini
Koentjaraningrat mendefinisikan desa sebagai
15

komunitas kecil yang menetap tetap di suatu


tempat.(H, 2012)
Koentjaraningrat tidak memberikan
penegasan bahwa komunitas desa secara khusus
tergantung pada sektor pertanian. Dengan kata lain
artinya bahwa masyarakat desa sebagai sebuah
komunitas kecil itu dapat saja memiliki ciri-ciri
aktivitas ekonomi yang beragam, tidak di sektor
pertanian saja. Selanjutnya, menurut Landis seorang
sarjana sosiologi perdesaan dari Amerika Serikat,
mengemukakan definisi tentang Desa dengan cara
membuat tiga pemilahan berdasarkan pada tujuan
analisis yaituUntuk tujuan analisis statistik, Desa
didefinisikan sebagai suatu lingkungan yang
penduduknya kurang dari 2500 orang, Untuk tujuan
analisa sosial-psikologi, desa didefinisikan sebagai
suatu lingkungan yang penduduknya memiliki
hubungan yang akrab dan serba informal diantara
sesama warganya. Sedangkan untuk tujuan analisa
ekonomi, Desa didefinisikan sebagai suatu
16

lingkungan yang penduduknya tergantung kepada


pertanian.(H, 2012)
Desa menurut Widjaja dalam bukunya yang
berjudul Otonomi Desa menyatakan bahwa Desa
adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul
yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam
mengenai Pemerintahan Desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat.(Widjaja, 2004)
Desa menurut Undang-Undang nomor 6 tahun
2014 tentang Desa mengartikan bahwa Desa adalah
desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
17

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara


Kesatuan Republik Indonesia.
Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat
dengan memperhatikan asal-usul Desa dan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat. pembentukan
Desa dapat berupa penggabungan beberapa Desa,
atau bagian Desa yang bersandingan, atau pemekaran
dari satu Desa menjadi dua Desa atau lebih, atau
pembentukan Desa di luar Desa yang telah ada.
Pembentukan Desa tidak semata-mata sesuai dengan
keinginan perangkat Desa yang berwenang mengatur
keseluruhan kegiatan di Desa, seperti halnya dengan
pembentukan atau pendirian organisasi baru,
pembentukan Desa pun harus memenuhi aturan-
aturan yang ada, berikut landasan hukum
pembentukan Desa adalah Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa dan diatur lebih lanjut
dalam PP No 43 tahun 2014 yang telah direvisi
menjadi PP No 47 tahun 2015 tentang peraturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014.
18

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


pembetukan Desa harus memenuhi syarat sebagai
berikut:(Uu No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, 2014)
1. Batas usia Desa induk paling sedikit 5 (lima)
tahun terhitung sejak pembentukan;
2. Jumlah penduduk sebagaimana diatur pada pasal
8 ayat (3);
3. Wilayah kerja yang memiliki akses transportasi
antar wilayah;
4. Sosial budaya yang dapat menciptakan
kerukunan hidup bermasyarakat sesuai dengan
adat istiadat Desa;
5. Memiliki potensi yang meliputi sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
ekonomi pendukung;
6. Batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam
bentuk peta Desa yang telah ditetapkan dalam
peraturan Bupati/Walikota;
7. Sarana dan prasarana bagi Pemerintahan Desa
dan pelayanan publik dan tersedianya dana
operasional, penghasilan tetap,dan tunjangan
19

lainnya bagi perangkat Pemerintah Desa sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Landasan hukum yang menjadi latar belakang
pembentukan suatu Desa, ada hal lain yang harus
dilengkapi juga yaitu unsur-unsur Desa. Dalam hal
ini, yang dimaksud dengan unsur-unsur Desa adalah
komponen komponen pembentuk Desa sebagai
satuan ketatanegaraan. Komponen- komponen
tersebut adalah :
1. Wilayah Desa, merupakan wilayah yang menjadi
bagian dari wilayah kecamatan
2. Penduduk atau masyarakat Desa, yaitu mereka
yang bertempat tinggal di Desa selama beberapa
waktu secara berturut-turut.
3. Pemerintahan, adalah suatu system tentang
pemerintah sendiri dalam arti dipilih sendiri oleh
penduduk desa yang nantinya akan bertanggung
jawab kepada rakyat Desa.
4. Otonomi, adalah sebagai pengatur dan pengurus
rumah tangga sendiri.
20

Desa memiliki wewenang sesuai dengan yang


tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
tentang desa:
1. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
2. kewenangan lokal berskala Desa;
3. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota; dan
4. kewenangan lain yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Landasan dan unsur-unsur Pemerintah Desa
merupakan salah satu beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh pemerintah Desa dalam
penyelenggaraan pemerintahannya, keseluruhan
merupakan aturan atau dasar ideal pelaksanaan
pemerintahan Desa. Otonomi daerah yang diterapkan
membantu pemerintah Desa dalam melakukan
improvisasi kinerja dan program-program yang telah
di tentukan bisa dijalankan dengan maksimal.
21

Otonomi tersebut memberi peranan seutuhnya pada


pemerintah Desa dalam mengatur rumah tangga
sendiri dengan tetap berpegang teguh pada kearifan
lokal yang dimiliki masyarakat tersebut, karena
masyarakat adalah unsur yang paling mendasar
terciptanya Desa yang merupakan pemerintahan yang
paling terkecil.
b. Pemerintah Desa
Pengertian pemerintah atau pemerintahan
adalah proses, cara, perbuatan memerintah yang
berdasarkan Demokrasi, Gubernur memegang
tampuk didaerah tingkat I, segala urusan yang
dilakukan oleh Negara dalam menyelenggarakan
kesejahteraan masyarakat dan kepentingan Negara.
Pemerintah Desa merupakan bagian dari
pemerintah nasional, yang penyelenggaraanya
ditujukan kepada Desa. Pemerintahan Desa adalah
suatu proses dimana usaha-usaha masyarakat Desa
yang bersangkutan dipadukan dengan usaha-usaha
pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
22

Disamping kewenangan dan hak yang


dimiliki Kepala Desa, dalam konteks Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
pemerintah Desa adalah kepala Desa yang dibantu
oleh perangkat Desa lainnya dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan
tugasnya. Pada pasal 26 ayat (2) menyatakan, bahwa
dalam melaksanakan tugas Kepala Desa
berwenang:(Uu No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
2014)
1. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
2. Mengangkat dan memberhentikan perangkat
Desa;
3. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan
dan Aset Desa;
4. Menetapkan Peraturan Desa;
5. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa;
6. Membina kehidupan masyarakat Desa;
7. Membina ketenteraman dan ketertiban
masyarakat Desa;
23

8. Membina dan meningkatkan perekonomian Desa


serta mengintegrasikannya agar mencapai
perekonomian skala produktif untuk sebesar-
besarnya kemakmuran masyarakat Desa;
9. Mengembangkan sumber pendapatan Desa;
10. Mengusulkan dan menerima pelimpahan
sebagian kekayaan negara guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa;
11. Mengembangkan kehidupan sosial budaya
masyarakat Desa;
12. Memanfaatkan teknologi tepat guna;
13. Mengoordinasikan pembangunan Desa secara
partisipatif;
14. Mewakili Desa didalam dan diluar pengadilan
atau menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
15. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
24

Berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh


Kepala Desa, maka secara hukum memiliki tanggung
jawab yang besar, oleh karena itu untuk efektif harus
ada pendelegasian kewenangan kepada para
pembantunya atau memberikan mandat. Oleh karena
itu dalam melaksanakan kewenangan Kepala Desa
diberikan sebagaimana ditegaskan pada pasal 26 ayat
(3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, yaitu :
Dalam melaksanakan tugas Kepala Desa berhak:
1. Mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja
Pemerintah Desa;
2. Mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan
Desa;
3. Menerima penghasilan tetap setiap bulan,
tunjangan, dan penerimaan lainnya yang sah, serta
mendapat jaminan kesehatan;
4. Mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan
yang dilaksanakan;
5. Memberikan mandat pelaksanaan tugas dan
kewajiban lainnya kepada perangkat Desa.(Uu No.
6 Tahun 2014 Tentang Desa, 2014)
25

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


pada pasal 26 ayat (4) dalam melaksanakan tugas
Kepala Desa berkewajiban:(Uu No. 6 Tahun 2014
Tentang Desa, 2014)
1. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika;
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
3. Memelihara ketenteraman dan ketertiban
masyarakat Desa;
4. Menaati dan menegakkan peraturan perundang-
undangan;
5. Melaksanakan kehidupan demokrasi dan
berkeadilan gender;
6. Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa
yang akuntabel, transparan, profesional, efektif
dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi,
korupsi, dan nepotisme;
26

7. Menjalin kerja sama dan koordinasi dengan


seluruh pemangku kepentingan di Desa;
8. Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan
Desa yang baik;
9. Mengelola Keuangan dan Aset Desa;
10. Melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Desa;
11. Menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;
12. Mengembangkan perekonomian masyarakat
Desa;
13. Membina dan melestarikan nilai sosial budaya
masyarakat Desa;
14. Memberdayakan masyarakat dan lembaga
kemasyarakatan di Desa;
15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan
melestarikan lingkungan hidup; dan
16. Memberikan informasi kepada masyarakat Desa.
c. Pengelolaan
Menurut Wardoyo memberikan definisi
sebagai berikut : pengelolaan adalah suatu rangkai
kegiatan yang berintikan
27

perencanaan,pengorganisasian pengerakan dan


pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya(Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1980) Sementara itu Menurut Harsoyo
Pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari
kata “kelola” mengandung arti serangkaian usaha
yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan
segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien
guna mencapai tujuan tertentu yang telah
direncanakan sebelumnya. (Harsoyo, 1977)
Pengelolaan dana sendiri dan dana eksternal
yang diperoleh dari lembaga lain dengan tujuan
untuk memaksimalkan keuntungan dengan tetap
memilihara kekukupan likuiditas dan keamanan
dalam melakukan investas (Ramadhani, S, 2020) i.
Uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu
rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan
yang bertujuan menggali dan memamfaatkan sumber
daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM)
28

yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan


organisasi yang telah ditentukan sedangkan Menurut
Nugroho Pengelolaan merupakan istilah yang dipakai
dalam ilmu manajemen. Secara etimologi istilah
pengelolaan berasal dari kata kelolah (to manage)
dan biasanya merujuk pada proses mengurus atau
menangani sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian pengelolaan lebih jauh diartikan sebagai
penyelenggaraan dan sebagainya. Jadi dapat penulis
simpulkan bahwa yang dimaksud dengan
pengelolaan adalah penyelenggaraan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengurus dan
mengatur.(Nugroho, 2003)
d. Alokasi Dana Desa (ADD)
Desa memiliki posisi yang sangat strategis,
sehingga di perlukan adanya perhatian yang
seimbang terhadap penyelenggaraan otonomi daerah.
Indikasi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah
ditandai dengan keberhasilan Pemerintah dalam
pelaksanaan otonomi Desa. Oleh karena itu upaya
untuk memperkuat Pemerintahan yang ada di Desa
29

merupakan langkah yang harus segera diwujudkan


baik pemerintah propinsi maupun oleh pemerintah
kabupaten. Menurut Widjaja H.A.W. Dalam rangka
meningkatkan pemberdyaan, kesejahteraan dan
pemerataan pembangunan yang ada di pedesaan
melalui dana Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten, propinsi dan pusat perlu
merealisasikan dalam APBD masing-masing sebesar
10% untuk Dana Alokasi Desa. Dengan
mengalokasikan Dana Alokasi Sebasar 10% ini
diharapkan kesejahteraan dan pemerataan
pembangunan di Desa dapat menjadi kenyataan.
Terciptanya pemerataan Pembangunan khusunya di
pedesaan.(Widjaja, 2004)
Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan
primbangan dana Pemerintah kabupaten/kota kepada
pemerintah Desa yang bersumber dari keuangan
Pemerintah Pusat dalam rangka Pemberdayaan
masyarakat. Wasistiono mengatakan bahwa Konsep
Tentang Dana perimbangan Desa sendiri bukan
merupakan suatu gagagsan ekonomi (semata),
30

melainkan suatu gagasan untuk memberikan


dukungan bagi pengembangan proses politik dan
proses reform di desa. Distruksi Politik dimasa lalu,
tentunya memerlukan suatu proses rehabilitasi yang
memadai. Sumber daya desa yang terkuras keluar,
perlu di kembalikan dari prinsip pemerataan yang
hilang, perlu pula segera diwujudkan agar tidak terus
menerus menjadi slogan politik. (wasisitiono, 2006)
Sebagai konsekuensi diberikannya Otonomi kepada
Desa maka diberikan pula Anggaran untuk
mengelola daerahnya yang disebut Alokasi Dana
Desa (ADD). Alokasi Dana Desa (ADD) adalah
Dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten
untuk Desa, yang bersumber dari bagian Dana
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang
diterima oleh Kabupaten.
Adapun tujuan dari Alokasi Dana Desa
(ADD) ini adalah untuk :
1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan
desa dalam melaksanakan pelayanan
31

pemerintahan, pembangunan, dan


kemasyarakatan sesuai kewenangannya.
2. Meningkatkan kemampuan lembaga
kemasyarakatan di desa dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan
secara partisipatif sesuai dengan potensi desa
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan,
kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha
bagi masyarakat desa;
4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong
masyarakat desa.
Pemerintah mengharapkan kebijakan Alokasi
Dana Desa (ADD) dapat mendukung pelaksanaan
pembangunan partisipatif berbasis masyarakat
dalam upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan
sekaligbus memelihara kesinambungan
pembangunan di tingkat desa. dengan adanya
Alokasi Dana Desa (ADD), Desa memiliki
kepastian pendanaan sehingga pembangunan dapat
terus dilaksanakan tanpa harus terlalu lama
32

menunggu datangnya dana bantuan dari pemerintah


pusat.
Alokasi Dana Desa (ADD) tersebut akan
mendorong terlaksananya otonomi Desa, Sekaligus
sebagai usaha pemberdayaan Pemerintah Desa dan
masyarakat Desa. Pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten sebagai fasilitator,
memfasilitasi masyarakat agar mampu menjalankan
fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD)
yang diterima.
Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan
wujud dari pemenuhan hak Desa untuk
menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan
berkembang mengikuti pertumbuhan dari Desa itu
sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi,
otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan
masyarakat. berdasarkan beberapa pernyataan
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Alokasi Dana Desa (ADD) adalah salah satu
pendapatan Desa yang diperolah melalui dari
33

perimbangan dari keuangan Pemrintah Pusat dan


Pemerintah Daerah Kabupaten sebesar 10% setelah
dikurangi belanja pegawai dan dana tersebut akan
digunakan oleh Pemerintah Desa dalam
melaksanakan pemerintahannya. (Wasisitono,
Sadu, Irwan Tahir, 2006)
e. Pengelolaan Keuangan Desa
Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun
2014 Pengelolaan keuangan desa adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan penatausahaan, pelaporan dan
pertanggung jawaban keuangan desa.(Peraturan
Mentri Dalam Negri Nomor 113 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Dana Desa, 2014)
1. Perencanaan
Perencanaan adalah pemerintah desa
menyusun perencanaan pembangunan sesuai
dengan kewenangannya dengan mengacu pada
perencanaan pembangunan Kabupaten atau
Kota, Pada prinsipnya perencanaan merupakan
suatu proses yang tidak mengenal akhirnya dan
34

untuk mencapai hasil yang memuaskan maka


harus mempertimbangkan kondisi diwaktu yang
akan datang. Perencanaan pada hakekatnya
adalah sebuah proses yang penting dan
menentukan keberhasilan suatu tindakan dengan
demikian, kunci keberhasilan dalam pengelolaan
atau manajemen tergantung dalam proses
perencanaannya untuk mensejahterakan
anggotanya, sementara itu Menurut Manila I.
GK. mengatakan bahwa Perencanaan merupakan
aktivitas menyusun hal-hal apa saja yang akan
dikerjakan atau dilakukan dimasa yang akan
datang, sekaligus bagaimana cara
melaksanakanya. Berdasarkan penjelasan
tentang konsep Perencanaan, maka Perencanaan
dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai
suatu cakupan tindakan atau kegiatan pelaku
pengelola Alokasi Dana Desa (ADD) dengan
maksud tujuan tertentu yakni untuk memecahkan
masalah yang ada.(mnila, I, 1996)
35

Dokumen perencanaan keuangan Desa


meliputi RPJM Desa dan RKP Desa yang
berpedoman kepada perencanaan pembangunan
Desa yang disusun berdasarkan hasil
kesepakatan dalam musyawarah Desa.
Musyawarah Desa dilaksanakan paling lambat
bulan Juni tahun anggaran berjalan. Penyusunan
RPJM Desa dan RKP Desa dilakukan secara
partisipatif dalam forum musyawarah
perencanaan pembangunan Desa yang
melibatkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dan unsur masyarakat Desa. RPJM Desa memuat
penjabaran visi dan misi Kepala Desa terpilih,
rencana penyelenggaraan pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat dan
arah kebijakan perencanaan pembangunan desa.
RPJM Desa mengacu pada RPJM
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan
kondisi obyektif Desa dan prioritas
pembangunan Kabupaten/Kota. RPJM Desa
36

ditetapkan dalam jangka waktu paling lama tiga


bulan terhitung sejak pelantikan Kepala Desa.
RKP Desa merupakan penjabaran dari RPJM
Desa untuk jangka waktu satu tahun. RKP Desa
memuat rencana penyelenggaraan pemerintahan
Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat
Desa. RKP Desa berisi evaluasi pelaksanaan
RKP Desa tahun sebelumnya, prioritas program,
kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh
Desa maupun melalui kerja sama antara
Desa/pihak ketiga serta kewenangan penugasan
dari tingkatan pemerintah yang lebih tinggi.
RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa
pada bulan Juli tahun berjalan dan ditetapkan
dengan peraturan desa paling lambat akhir bulan
September tahun berjalan. RKP Desa menjadi
dasar penetapan APBDesa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau biasa disebut dengan
penggerakkan Menurut Manila I. GK. adalah
37

aktivitas aktuasi, yang berarti setelah rencana


terbentuk manajer harus memimpin
menggerakkan para staf/bawahannya
berdasarkan pada rencana itu dengan maksud
untuk mewujudkan rencana.(mnila, I, 1996)
Pelaksanaan anggaran Desa yang sudah di
tetapkan sebelumnya timbul transaksi
penerimaan dan pengeluaran Desa. Semua
penerimaan dan pengeluaran Desa dalam rangka
pelaksanaan kewengan Desa dilaksanakann
melalui rekening kas Desa. Jika desa yang belum
memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya
maka pengaturanya di tetapkan oleh pemerintah
Kabupaten/ Kota. Semua penerimaan dan
pengeluaran Desa harus di dukung oleh bukti
yang lengkap dan sah. Jadi setelah melaksanakan
perencanaan maka langkah selanjutnya adalah
pengorganisasian, dalam hal ini harus jelas siapa
yang menjalankan dan yang dijalankan, agar
semuanya berjalan dengan lancar. Kemudian
Tahap pelaksanaan program intinya menunjuk
38

pada perubahan proses perencanaan pada tingkat


abstraksi yang lebih rendah.(mnila, I, 1996)
Penerapan kebijakan atau pemberian
pelayanan merupakan tujuan, sedangkan operasi
atau kegiatan-kegiatan untuk mencapainya
adalah alat pencapaian tujuan .Kepala Desa
adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan Desa yang dalam pelaksanaannya
dapat dikuasakan kepada perangkat Desa.
Perangkat desa terdiri atas sekretariat Desa,
pelaksana kewilayahan dan pelaksana teknis.
Perangkat Desa berkedudukan sebagai
unsur pembantu Kepala Desa. Sekretariat Desa
dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh
unsur staf sekretariat yang bertugas membantu
Kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan.
3. Penatausahaan
Penatausahaan merupakan Penerimaan dan
Pengeluaran yang wajib dilakukan oleh
Bendahara Desa. Kepala Desa dalam
39

melaksanakan Penatausahaan Keuangan Desa


harus menetapkan Bendahara Desa, penetapan
Bendahara Desa harus dilakukan sebelum di
mulainya tahun anggaran bersangkutan dan
berdasarkan keputusan Kepala Desa. Bendahara
adalah Perangkat Desa yang ditunjuk oleh
Kepala Desa untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, membayar, dan
mempertanggung jawabkan keuangan Desa
dalam rangka pelaksanaan APBDes.
Bendahara Desa wajib
mempertanggungjawabkan uang melalui
Laporan pertanggungjawaban, Laporan
Pertanggungjawaban disampaikan setiap bulanya
kepada kepala Desa dan paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya. Menurut Peraturan Bupati
Sinjai Nomor 51 tahun 2015 tentang pengelolaan
Keuangan Desa Laporan pertanggungjawaban
yang wajib dibuat oleh Bendahara Desa
adalah:(Peraturan Bupati Wajo Nomor 51 Tahun
2015, 2015)
40

1) Buku Kas Umum


Buku Kas Umum digunakan untuk
mencatat berbagai aktivitas yang menyangkut
penerimaan dan pengeluaran kas, baik secara
tunai dan kredit, digunakan juga untuk
mencatat mutasi perbankan atau kesalahan
dalam pembukuan. Buku Kas Umum dapat
dikatakan sebagai sumber dokumen transaksi.
2) Buku Kas Pembantu Pajak
Buku Pajak digunakan untuk membantu
buku kas umum, dalam rangka penerimaan
dan pengeluaran yang berhubungan dengan
pajak.
3) Buku Bank
Buku Bank digunakan untuk membantu
buku kas umum dalam rangka penerimaan
dan pengeluaran yang berhubungan dengan
uang Bank.
4) Pelaporan
Menurut Peraturan Bupati Sinjai nomor
2 tentang Petunjuk teknis Alokasi Dana Desa
41

tahun 2016 Bentuk Pelaporan atas kegiatan-


kegiatan dalam APBDesa mempunyai dua
tahap Pelaporan. Pertama, Laporan berkala
yaitu Laporan mengenai pelaksanaan
penggunaan Dana ADD yang dibuat secara
rutin setiap semester dan atau 6 Bulan sesuai
dengan tahapan pencairan dan pertanggung
jawaban yang berisi realisasi penerimaan
ADD dan belanja ADD. Kedua, Laporan
akhir dari penggunaan ADD mencangkup
pelaksanaan dan penyerapan dana, masalah
yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian
hasil akhir penggunaan ADD. Kedua laporan
ini dibuat oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa
dan Bendahara Desa.
5) Pertanggung Jawaban
Menurut Peraturan Bupati Sinjai nomor
2 tentang Petunjuk teknis Alokasi Dana Desa
tahun 2016 pertanggung jawaban terdiri dari
kepala desa menyampaikan laporan
pertanggung jawaban realisasi pelaksanaan
42

APBDesa Kepada Bupati/ Walikota melalui


Camat setiap akhir tahun anggaran kemudian
laporan pertanggung jawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), disampaikan paling
lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun
anggaran berkenaan dan bantuk laporan
tersebut terintegrasi dengan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Desa (LPPD).
2. Program Gerakan Kembali Bersekolah
a. Pengertian Program
Program merupakan pernyataan yang berisi
kesimpulan dari beberapa hara (Muhaimin, 2009)pan
atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait,
untuk mencapai suatu sasaran yang sama. Biasanya
suatu program mencakup seluruh kegiatan yang berada
dibawa unit asministrasi yang sama, atau sasaran-
sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi,
yang semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan
atau berurutan.(Muhaimin et al., 2009)
43

Menyebutkan bahwa program sering


dikaitkan dengan perencanaan, persiapan dan desain
atau rancangan. Desain berasal dari bahasa inggris yaitu
dari kata decine. Jadi desain dalam perspektif
pembelajaran adalah rencana pembelajaran. Rencana
pembelajaran disebut juga dengan program
pembelajaran.(Mudasir, 2012)
Program sebagai segala sesuatu yang
dilakukan seseorang dengan harapan akan
mendatangkan hasil atau pengaruh.(Tayipnapis, 2000)
Dengan demikian program dapat diartikan sebagai
serangkaian kegiatan yang direncanakan dengan
seksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung dalam
proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan banyak orang. Dalam
pengertian tersebut ada empat unsur pokok untuk dapat
dikategorikan sebagai program, yaitu:
1. Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan
seksama. Bukan asal rancangan tetapi rancangan
kegiatan yang disusun dengan pemikiran yang
cerdas dan cermat.
44

2. Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan


dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain, dengn kata
lain ada keterkaitan antar kegiatan sebelum dengan
kegiatan sesudahnya.
3. Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah
organisasi, baik organisasi formal maupun
organisasi non formal bukan kegiatan individual.
4. Kegiatan tersebut dalam implementasi atau
pelaksanaannya banyak orang, bukan kegiatan yang
dilakukan oleh perorangan tanpa ada kaitannya
dengan kegiatan orang lain.
b. Gerakan Kembali Bersekolah
Gerakan Kembali Bersekolah merupakan
implementasi dari SIPBM (Sistem Informasi
Pembangunan Berbasis Masyarakat), yang mana
berdasarkan data yang diperoleh dari SIPBM, dapat
diketahui jumlah anak usia sekolah yang tidak
bersekolah. Mereka yang teridentifikasi inikemudian
diajak kembali bersekolah dengan mekanisme yang
disepakati.
45

Menurut Nehru Sagena (2015), SIPBM


(Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat)
adalah prosedur pengumpulan data dari masyarakat
yang dilakukan oleh masyarakat dan dimanfaatkan
untuk masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui
permasalahan pembangunan diwilayahnya.
Adapun tahapan dalam program Gerakan
Kembali Bersekolah, yaitu:
1. Gerakan Kembali Bersekolah dimulai dengan
Launching dan pelatihan pendataan pada Februari
2014. Polres Mamuju bekerjasama dengan LSM
Yramayasan Karampuang dan dukungan dariel
UNICEF kemudian melatih para Babinkamtibmas
menjadi fasilitator program yang dibantu oleh
Kepala Cabang Diknas di wilayah Kabupaten
Mamuju dan Mamuju Tengah.
2. Melakukan pendataan anak tidak bersekolah yang
dikategorikan dalam DO (Drop Out), lulus tidak
lanjut, dan tidak pernah sekolah sama sekali.
3. Pengumpulan data dan analisa
4. Pengembalian anak kesekolah
46

5. Melibatkan program Corporate Social


Responsibility (CSR)
Program Gerakan Kembali Bersekolah,
adalah program yang dicetukan oleh menteri
pendidikan dan Kebudayaan Muhadjie Effendy
yang mencanangkan gerakan tersebut sebagai
upaya mengembalikan anak-anak putus sekolah ke
sekolah. Program ini adalah bentuk ikhtiar bersama
untuk mencari, merangkul dan mengajak anak usia
sekolah yang tidak bersekolah karena berbagai
alasan untuk kembali masuk kesekolah menengah
kejuruan. Sasaran program ini adalah anak
perempuan dan laki-laki berusia 15-21 tahun yang
pernah bersekolah dijenjang pendidikan menengah
atas, baik SMA/SMK/MA dan Sederajat, namun
tidak dapat melanjutkan pendidikan sampai tamat
karena berbagai alasan. Kedua, anak perempuan
dan laki-laki berusia 15-21 tahun yang memiliki
ijazah SMP/MTS dan Sederajat, namun tidak
pernah melanjutkan pendidikan kejenjang
pendidikan menengah.
47

c. Anak Putus Sekolah


Anak Putus Sekolah adalah keadaan dimana
anak mengalami keterlantaran karena sikap dan
perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatiab
yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak
tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan
pendidikan yang kayak.
Berdasarkan pengamatan anak yang putus
sekolah disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
ekonomi, minat anak yang kurang, perhatian orang tua
rendah, faktor budaya, fasilitas belajar kurang,
ketiadaan sekolah/sarana, dan cacat atau kelainan
jiwa.(Yuda & Kartika, 2010)
B. Penelitian yang Relevan
Dalam tinjauan pustaka ini, penulis akan
mendeskripsikan beberapa karya yang relevan dengan
judul yang penulis buat. Dari sini penulis akan
memaparkan beberapa kesimpulan skripsi yang dijadikan
sandaran teori dan sebagai perbandingan dalam mengupas
berbagai permasalahan dalam penelitian ini, sehingga
48

memperoleh hasil penemuan baru yang betul-betul otentik.


Diantaranya penulis paparkan sebagaiberikut:

1. Muh. Yusri R (2016) dalam penelitiaannya yang

berjudul “Analisis pengelolaan dana desa”. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu penelitian

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor teknologi, modal keja, dan pengalaman, secara

simultan berpengaruh signifikan dan berhubungan

positif terhadap peningkatan pendapatan t, namun

secara parsial hanya modal yang berpengaruh

signifikan, serta modal kerja berpengaruh dominan

terhadap peningkatan pendapatan petani rumput laut

di Desa Laikang Kecamatan Mangarabombang

Kabupaten Takalar.(R, 2016)

2. Muhammad Imran (2016) dalam penelitiannya yang

berjudul “manajemen pemerintahan”. Dalam

penelitian menggunakan penelitian yang bersifat

deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan


49

bahwa pemberdayaan masyarakat petani rumput laut

yang di lakukan oleh Pemerintah Kota melalui Dinas

Kelautan dan Perikanan sudah di upayakan, melalui

pelatihan, pendanaan, dan pemasaran. Dinas

Kelautan dan Perikanan sudah melakukan upaya

pemberdayaan di ketiga sisi tersebut, namun dalam

pelaksanaannya masih memiliki berbagai kendala

dan hambatan. Dimana pelatihan yang di lakukan

tidak secara kontinu dan belum dapat di rasakan oleh

seluruh petani rumput laut, pendanaan yang di

lakukan juga sudah cukup baik, hanya saja

terbatasnya anggaran dan juga banyak petani yang

belum terdata oleh Dinas membuat penyaluran

bantuan tersebut belum merata. Di segi pemasaran,

kurangnya pengawasan dari Dinas Kelautan dan

Perikanan membuat banyak rumput laut yang di

pasarkan kurang berkualitas. Belum adanya KUD

dan perusahaan lokal membuat para petani


50

bergantung pada pengumpul dalam menjual hasil

rumput lautnya. Dinas Kelautan dan Perikanan saat

ini terus berupaya agar semua permasalahan tersebut

dapat teratasi dan dukungan dari Pusat sangat penting

agar petani rumput laut di Kelurahan Pantai Amal

dapat di berdayakan secara merata.(Imran, 2016)

3. Wa Ode Sifatu (2020) dalam penelitiannya yang

berjudul “imlementari literasi bersekolah)”. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif

kualitatif. Hasil, petani berpedoman pada

pengetahuan leluhur melalui kondisi daun pepohonan

tertentu menentukan terjadinya perubahan iklim.

Terdapat dua jenis musim, yaitu musim penghujan

dan musim kemarau. Keduanya dapat mematikan

tanaman rumput laut. Petani mengatasinya dengan

memindahkan tanaman, yaitu: pada musim

penghujan dan terdapat banjir, tanaman dipindahkan

ke wilayah yang jauh dari muara sungai. Sedangkan


51

pada musim kemarau tanaman dipindahkan ke

wilayah muara sungai. Pengetahuan memindahkan

tanaman merupakan kearifan lokal yang berkembang

selama bertani rumput laut. Petani yang memiliki dua

wilayah sekaligus di muara dan jauh dari muara

biasanya tidak mengalami gagal panen terbantu oleh

kearifan lokalnya. Pemerintah perlu hadir untuk

pemilihan bibit, pencegahan penyakit tanaman,

mengawasi interval masa panen, pengelolaan

pascapanen, dan pemasaran hasil panen yang

memberdayakan.(Sifatu, 2020)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu penelitian penelitian lapangan (field
research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan di
lapangan atau lokasi penelitian disuatu tempat yang
dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala obyektif
di lokasi tersebut yang dilakukan juga untuk penyusunan
laporan ilmiah.(Fathoni, 2006)
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual
maupun kelompok. Penelitian ini bersifat Deskripsif
Analisis yaitu penulis menggambarkan permasalahan
yang ada secara objektif guna mendeskripsikan Analisis
Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program Gerakan
52
53

Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng Kecamatan


Salomekko, Kemudian menganalisa berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan dan
literature yang berkaitan dengan permasalahan tersebut
ditinjau dari fenomena yang terjadi
dilapangan.(Sukmadinata, 2005)
B. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan
masalah atau variabel yang dimaksud atau tentang apa yang
diukur/dibahas oleh variabel yang bersangkutan.(Firdaus &
Dkk, n.d.) Untuk menghindari kesalahpahaman ataupun
kekeliruan dalam memahami maka perlu ditegaskan
pengertian judul tersebut. Penelitian ini berfokus pada
pembahasan tentang Analisis Pengelolaan Dana Desa di
Desa Malimongeng Kecmatan Salomekko, Khususnya
dalam Program Gerakan Kembali Bersekolah di Desa
Malimongeng Kecamatan Salomekko.
54

C. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitian adalah Desa
Malimongeng, Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan peneliti dalam
penelitian ini adalah sejak tanggal dikeluarkannya izin
penelitian dalam kurung waktu 2 bulan lamanya.
D. Subjek Dan Objek Penelitian.
1. Subjek penelitian
Adapun Subjek penelitian ini adalah Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko.
2. Objek Penelitian
Adapun Objek penelitian ini adalah Analisis
Pengelolaan Dana Desa di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dapat diperoleh dengan adanya
metode pengumpulan data. Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
55

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung


antara peneliti dan responden. Wawancara dilakukan
secara langsung dengan bertatap muka antara responden
dengan pewawancara. Wawancara terstruktur digunakan
dalam rangka untuk mendapatkan penjelasan dari suatu
fenomena atau kejadian.(Diirnyati, 2013) Dalam teknik
pengumpulan data dengan menggunakan wawancara
penulis menentukan Narasumber sebanyak 10 orang.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik. Dokumen yang dihimpun
dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah.(Sukmadinata, 2005) Dokumen digunakan
untuk memperoleh data yang terkait tentang Analisis
Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program Gerakan
Kembali Bersekolah dan data lain yang berkaitan dengan
penelitian. Adapun alat dokumentasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu telepon seluler untuk
mengumpulkan data.
56

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data:
1. Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan untuk menjaring data
mengenai Analisis Pengelolaan Dana Desa Terhadap
Program Gerakan Kembali Bersekolah. Wawancara
dilakukan secara langsung dan bertatap muka antara
responden dan pewawancara.
2. Alat Dokumentasi
Alat rekam merupakan alat yang digunakan
peneliti untuk merekam suara dan gambar wawancara
yang sedang berlangsung antara peneliti dengan
informan, yang berupa recorder dan kamera terkait
dengan Analisis Pengelolaan Dana Desa Terhadap
Program Gerakan Kembali Bersekolah.
G. Keabsahan Data
Demi terjaminnya keakuratan data, maka peneliti
akan melakukan keabsahan data, adapun keabsahan data
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu
triangulasi. Triangulasi diartikan sebagian pengecekan data
57

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai


waktu. Triangulasi terbagai menjadi 3 yaitu:
1. Triangulasi sumber, untuk menguji kreadibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data
diperoleh dengan wawancara, lalu dicetak dengan
observasi, atau dokumentasi.
3. Triangulasi waktu, dalam rangka pengujian kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian
datanya.(Sugiyono, n.d.) Yang digunakan dalam menguji
keabsahan data triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
H. Teknik Analisis Data
Analis data pada penelitian kualitatif, dilakuan
melalui pengaturan data secara logis dan sistematis.
Penelitian kualitatif dilakukan sejak awal peneliti terjun
58

kelokasi penelitian hingga pada akhir penelitian


pengumpulan data. Adapun teknik analisis data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Collection Data
Melihat fenomena yang terjadi dilapangan
kemudian peneliti mengoleksi beberapa data yang
ditemukan dengan memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
atau polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Reduksi data (Data Reduction)
Didefinisikan sebagai proses pengolah data dari
lapangan dengan memilah dan memilih, dan
menyederhanakan data dengan merangkum yang
penting-penting sesuai dengan fokus masalah
penelitian.(Suharsaputra, 2012) Teknik analisis data
yang digunakan peneliti adalah Reduksi data karena
peneliti lebih menfokuskan pada hal-hal penting yang
berkaitan dengan Analisis Pengelolaan Dana Desa
Terhadap Program Gerakan Kembali Bersekolah.
3. Model data (Data Display)
Didefinisikan sebagai suatu kumpulan
informasi yang tersusun yang membolehkan
59

pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.


Sebagimana dengan reduksi data menciptakan dan
menggunakan model bukanlah sesuatu yang terpisah dari
analisis yang merupakan bagian dari analisis.(Sugiyono,
n.d.) Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Model data yakni menguraikan atau
mendeskripsikan Analisis Pengelolaan Dana Desa
Terhadap Program Gerakan Kembali Bersekolah.
4. Conclusion drawing/Verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan yang baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas,
dapat berupa hubungan klausal atau interaktif. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data
conclusion drawing/Verification karena peneliti
menemukan sesuatu yang baru dan mendeskripsikan
mengenai Analisis Pengelolaan Dana Desa Terhadap
Program Gerakan Kembali Bersekolah
BAB IV
PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Desa
Sejarah pada pembentuknya Desa Malimongeng
pada Awalnya merupakan komunitas pemukman
penduduk dengan jumlah jiwa yang masih sedikit,
tersebar ditepi atau didalam (Enclave) kawasan lahan
pertanian (usaha taninya ). Mata pencarian penduduk
pada umumnya bercocok tanam milik sendiri.
Karena sangat dipengaruhi oleh sejarah bebukitan
maka Desa Malimongeng yang kita lihat seperti
sekarang ini mempunyai ciri spesifik sebagai berikut;
a. Berkembang menjadi desa dengan tipologi desa
pertanian dan perladangan.
b. Interaksi yang sangat kuat antara masyarakat dengan
sumber daya pertanian/perladangan.
Desa Malimongeng merupakan salah satu Desa dari
8 (delapan) Desa 1 (satu) kelurahan yang ada di
Kecamatan salomekko Kabupaten Bone. Desa
Malimongeng terdi dari 4 (empat ) dusun yaitu
Dusun I BakkoE, Dusun II Cilellang, Dusun III
60
61

Awakkenre Timur dan Dusun IV Awakkenre Barat.


Desa Malimongeng adalah desa pertanian
Perladangan. Berikut gambaran tentang sejarah
perkembangan Desa Malimongeng kecamatan
Salomekko Kabupaten Bone.
2. Kondisi Umum Desa Malimongeng
a. Demografi
Pendududk desa malimongeng di Tahun 2016
( sumber data ) + 2.878 jiwa.terdiri dari laki-laki
1400 jiwa sedangkan perempuan 1447 jiwa. Seluruh
penduduk desa malimongeng terhimpun dalam
keluarga (rumah tangga ) dengan jumlah sebanyak
618 KK. Rata-rata anggota keluarga sebesar 5 jiwa.
Untuk lebih jelasnya penduduk Desa Malimongeng
dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 4.1
Jumlah penduduk berdasarkan Dusun dan Jenis Kelamin
Jenis Kelmin
Dusun Laki- Jumlah
Perempuan
Laki
Bakkoe 376 392 768
62

Cilellang 330 357 687


Awakkenre 287 313 600
Timur
Awakkenre 407 385 792
Barat
Jumlah 1.400 1.447 2.878
Sumber Data : system database Desa & Kelurahan Desa
Malimongeng,2017
Untuk lebih rinci mengenai pembagian penduduk
menurut Umur dapat dilihat pada table di bawah ini:
Table 4.2
Jumlah penduduk berdasarkan Umur
No Umur Dusun Dusun Dusun Dusun JML
Bakkoe Cilellang Awakkennre Awakkenre
Barat Timur
L P L P L P L P
1 0-4 22 29 29 31 33 33 25 22 224
2 5-9 35 54 32 26 50 42 28 21 288
3 10 -14 46 40 25 23 42 34 29 30 269
4 15 - 19 45 40 35 43 49 32 39 37 320
5 20 - 24 22 28 32 33 42 39 28 38 262
6 25 - 29 34 35 37 38 38 39 21 17 259
7 30 - 34 70 22 39 29 37 29 14 20 260
63

8 35 - 39 34 30 26 12 20 31 11 16 180
9 40 – 44 30 27 15 15 23 21 13 28 172
10 45 – 49 21 24 21 23 19 19 25 27 179
11 50 – 54 19 15 19 16 16 16 13 6 120
12 55 – 59 13 10 11 18 12 24 17 14 119
13 60 – 64 7 20 6 5 14 8 7 10 77
14 65 16 18 13 28 12 18 17 27 149
Keatas
TOTAL 414 392 340 340 407 385 287 313 2878
Sumber data : system database Desa & Kelurahan Desa
Malimoneng, 2017
Keadaan Penduduk Desa Malimoneng Kecamatan
Salomekko bedasarkan Ijasah terakhir yang dimiliki atau
pendidikan dapat dilihat pada table 3 di bawah ini
64

Table 4.3
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No Tingkat Dusun Dusun Dusun Dusun JML
Pendidikan Bakkoe Cilelang Awakkenre Awakkenre
Timur Barat
L P L P L P L P
1 SD sederajat 142 120 109 101 101 102 228 193 1096
2 SMP/sederajat 55 63 47 56 31 42 28 43 365
3 SMA/sederaja 49 54 42 42 35 43 28 30 323
t
4 Diploma 6 9 5 11 7 16 2 3 59
5 Sarjana (S1) 13 10 15 21 15 13 1 5 93
6 Sarjana (S2) 1 - 1 - - 1 - - 3
TOTAL 266 256 219 231 189 217 287 274 1939

Sumber Data : sistem database Desa & Kelurahan Desa


Malimongeng, 2017
Sementara itu penduduk yang masih dalam status
menempuh pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pada
tingkat perguruan tinggi sebanyak 1.923 orang, sedangkan
putus sekolah yang usia 7 s/d 24 tahun sebanyak 22orang.
Selanjutnya keadaan penduduk berdasarkan
pekerjaan/pencaharian dapat dilihat pada table 4 di bawah ini:
65

Table 4.4
Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan/mata
pencaharian
No Jenis Dusun Dusun Dusun Dusun
Pekerjaan Bakkoe Cilellan Awankenre Awankenre
g Barat Timur
1 Petani 41 63 189 120
2 Pedagang/Wi 93 62 12 49
raswasta
3 PNS/TNI/PO 4 13 2 13
LRI
4 Karyawan 15 7 7 10
Perush
Swasta
5 Nelayan 25 2 8 20
6 Tenagah 14 19 9 18
kontrak/sukar
ela
7 Buruh/Tenag 76 62 5 14
a Lepas
8 Pensiunan - - - 1
66

9 Aparat 7 9 1 -
pemerintahan
Non PNS
10 Belum/Tidak 253 271 309 186
Bekerja
TOTAL 528 508 542 431
Sumber data : sistem database Desa & kelurahan Desa
Malimongeng, Tahun 2017
Berdasarkan table 4 diatas, maka dapat kita ketahui
bahwa ada sebagian besar penduduk Desa Malimongeng
menggantungkan hidupnya sebagai petani, pedagang dan
nelayan.
Keadaan penduduk berdasarkan kepemilikan akte
kelahiran dapat dilihat pada table 5 berikut ini.
67

Table 4.5
Jumlah penduduk berdasarkan akte kelahiran dan
kartu keluarga
Dusun Kepemilikan Kepemilikan Akte Jumlah
Kartu Kelahiran
Keluarga
Ada Tidak Ada Tidak Ada
Ada
Bakkoe 163 8 647 121 939
Cilellang 148 6 552 135 841
Awakkenre 127 3 632 160 922
Barat
Awakener 156 7 399 201 763
Timur
Jamlah 594 24 2230 617 3.465
Sumber data : sistem database Desa Malimoneng, Tahun
2017
b. Kondisi Sosial
Untuk mengetahu kondisi gambaran kondisi social
masyarakat Desa Malimonenng, dapat dilihat melalui
aspek pendidikan, aspek kesehatan, aspek keamanan,
dan aspek ketertiban, aspek keagamaan, aspek kesenian,
68

dan olahraga serta kehidupan gotong royong masyarakat


yang merupakan chiri khas masyarakt desa yang tetap
tumbuh dan berkembang.
Kondisi Desa Malimongeng dari aspek pendidikan
dapat digambarkan sarana dan prasarana pendidikan
yang ada. Untuk menggambarkan kondisi tersebut dapat
dilihat pada table dibawah ini:
Table 4.6
Sarana Pendidikan Desa Malimongeng
Dusun Taman TK/R SD/MI SMP/ SM/SM
Paditun A MTS K/MA
gka
Bakkoe - - - - -
Cilellang - - 1 - -
Awankenre - 1 1 - -
Timur
Awankenre 1 - 1 - -
Barat
1 1 3 - -
Sumber data : sistem database Desa Malimongeng, Tahun 2017
69

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa


sarana pendidikan yang ada di Desa Malimongeng berjumlah 6
unit. Hal ini menunjukkan bahwa untuk melanjutkan kejenjang
SMP dan Seterusnya penduduk Desa Malimoneng harus
mencari sekolah diluar Desa. Kondisi sarana dan prasarana
sangat mumungkinkan untuk perkembangan daya manusia.
Table 4.7
Jumlah Putus Sekolah Usia 7 – 18 tahun
No Nama Dusun Jenis Kelami jumlah
Laki-laki perempuan
1 Bakkoe 9 6 15
2 Cilellang 8 2 10
3 Awankenre 3 3 6
timur
4 Awankenre 21 8 29
Barat
TOTAL 41 19 60
Sumber data : istem database Desa Malimongeng, 2017
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa
terdapat 60 anak usia 7 -18 tahun putus sekolah di Desa
Malimongeng dengan jumlah yang paing banyak berada
70

didusun awankenre Barat hal ini menujukkan bahwa angka


putus sekolah usia 7 – 18 tahun di Desa Malimongeng
tergolong masih tinggi dan perlu mendapatkan perhatian
khusus dari pemerintah.
Table 4.8
Pengelolala sarana dan Prasarana di Desa
malimongeng
Dusun Kader Kader Bidang Dukun
Posyandu Taman Desa/ Bayi
Paditungka Perawat
Bakkoe 2 - 1 -
Cilellang 2 - 1 -
Awankenre 2 - 1 -
Timur
Awankenre 2 4 1 -
Barat
8 4 4 -
Sumber data : sistem datanase Desa malimongeng, 2017
Berdasarkan table diatas, dapat masih perlu
meningkatkan sarana dan prasarana karena masih dibawah
standard an penduduk makin hari makin bertambah penduduk
dan pengguna sarana.
71

Kondisi aspek keamanan dan tata tertiban Desa


Malimongeng Kacamatan Salomekko Kabupaten Bone dapat
digambarkan Berdasarkan ketersediaan sarana dan Prasarana
poskamling, partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan
dan ketertiban lingkungan serta situasi dan kondisi keamanan
dan tertiban masyarakat. Desa Malimongeng memiliki
poskamling sebanyak 4 unit dan petugas keamanan sipil
(hansip ) sebanyak 8 orang.
Kondisi keuangan Desa Malimongeng , Desa
Malimongeng Kecamatan salomekko kabupaten Bone dapat
digambarkan berdasarkan saranan peribadatan yang ada,
pelaksanaan aktivitas keagamaan dan teleransi kehidupan
beragama. Sarana peribadatan yang ada Desa Malimongeng
yaitu masjid/mushollah sebanyak 6 unit penduduk Desa
Malimongeng seluruhnya beagama Islam. Pelaksanaan kegiatan
perayaan keagamaan seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha
dan peringatan hari-hari besar Agama Islam seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj serta ibadah bulan
Ramadhan seluruhnya. Hal ini adadalah sebagai bentuk kerja
sama yang baik antara masyarakat dengan lembaga – lembaga
keagamaan yang ada di Desa malimongeng, seperti Remaja
Mesjid, BKMT dan pantia hari-hari besar Islam.
72

Kondisi sarana dan fasilitas yang ada didesa


malimongeng, Desa Malimongeng Kecamatan salomekko
Kabupaten Bone masih perlu ditingkatkan karena penduduk
yang padat masih perlu peningkatan sarana, dan penting adalah
pembagunan sarana yang pada hakikatnya yang sangat
dibutuhkan untuk pengembangan pemuda.
c. Pembagian wilayah Desa dan struktur Organisasi
pemerintah Desa
Desa Malimongeng merupakan salah satu desa
dan kelurahan yang ada dikecamaan Salomekko yang
terletak + 4 ( empat ) Km dari Ibukota kecamatan dan +
64 ( enam puluh empat )km Ibukota dari Kabupaten
Bone. Wilayah Desa malimongeng dapat dicapai dengan
kendaraan roda dua dan roda empat.
Luas Desa Malimongeng sekitar 11.64 Km3.
Adapun batas-batas wilayah Desa Malimongeng sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara Perbatasan Desa mappatoba,
Kec. Salomekko
b. Sebelah Sealatan Perbatasan dengan Desa
Tarasu Kec. Kajuara
c. Sebelah Timur perbatasan dengan teluk Bone
73

d. Sebelah Barat Perbatasan dengan Desa


Lappabosse Kec. Kajuara

Desa Malimongeng memiliki iklim tropis


dengan dua musim. Yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Hal ini menjadi faktor utama yang menjadi
Desa Malimongeng sebagai daerah yang sangat
berpontensial pada bidang pertanian.

Secara administrative wilaya Desa Malimongeng


terdiri dar 4 (empat) dusun dan 8 RT yaitu Dusun
Bakkoe terdiri 2 (Dua) RT, Dusun Cilellang terdiri 2
(Dua) RT, Dusun Awankenre Timur Terdiri 2 (Dua)
RT,dan Dusun Awankenre Barat terdiri 2 (Dua)
RT.secara umum pengunaan Desa Malimongeng
sebagian besar lahan pertanian berupa persawahan dan
perkebunan, lokasi perumahan masyarakat, sarana dan
Prasarana pemerintahan, pendidikan, keagamaan,
perkuburan.

Di dalam menjalankan rodo pemerintahan desa,


pemerintah Desa tidak bisa kerja sendiri tetapi harus
bekerja sama denngan kelembagaan yang ada di Desa.
74

Kelembagaan Desa adalah keseluruhan lembaga yang


ada didesa yang bertugas dan berfungsi untuk
membantu dan mendukung penyelenggaraan
pemerintahan Desa. Kelembagaan yang ada didesa
yaitu:

a. Badan permusyawaratan Desa (BPD)


Adapun nama – nama anggota BPD
Malimongeng yaitu:
1. Ketua : Drs. Arifuddin M
2. Wakil Ketua : Andi Yatim Mappisabbi
3. Sekretaris : A. Maryam
4. Anggota : - Asri Bonong
- Sennawing
- Tarappe Basriadi
- A. Herman
b. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
c. Lembaga pemberdayaan masyrakat Desa (LPMD)
Adapun keadaan sarana dan Prasarana
pemerintahan yang yang ada di Desa Malimongeng
dapat digambarkan sebagaiberikut.
75

a. Kantor Desa sebagai kondisi belum selesai


pembagunan
b. BPD tidak mmiliki Kantor
c. PKK tidak memiliki Kantor
d. Kepala Dusun tidak memiliki Kantor
e. Mobile Masih kurang
3. Gambaran Umum Pemerintahan Desa malimongeng
Visis Dan Misi Desa Malimoneng, Kecamatan
Salomekko Kabupaten Bone adalah sebagai berikut:
a. Visi:
“Terwujudnya desa Malimongeng sebagai Desa yang
Berdaya Saing. Untuk Mencapai Masyarakat yang
Sehat, Cerdas dan lebih Sejahtera”
Dengan menjelaskan sebagai berikut:
a. Desa yany Berdaya Saing mengandung
pengertian bahwa masyrakat Desa
Malimongeng Mampu mengujudkan yang
sejaajar dan sederajat dengan Masyarakat Desa
lainyang lebih maju dengan mengandalkan
kepada kemampuan dan kekuatan sendiri yang
berbasis pada keunggulan local.
76

b. Adapun yang dimaksud mMasyarakat Yang


Sehaat adalah Masyarakat yang memiliki
ketangguhan jiwa dan raga yang sehat dan kuat.
c. Sedangkan yang dimaksud dengan Masyarakat
yang Cerdas adalah masyarakat yang mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) serta mampu Memanfaatkannya secara
cepat dan tepat, guna mengatasi setiap
permasalahan kehidupan pada umumnya.
d. Yang dimaksud masyarakat yang sejahtera
adalah bahwa secara diupayakan agar tercapai
kecukupan kebutuhan masyarakat secara lahir
dan batin (sandang, pangan, papan, agama,
pendidikan, kesehatan, rasa aman dan tentram).
b. Misi
1. Meningkatkan pembagunan infrastruktur yang
mendukung perekonomian desa, seperti jalan,
jembatang serta infrastruktur strategi lainnya.
2. Meningkatkan pembagunan dibidang kesehatan
untuk mendorong derajat kesehatan masyrakat
agar dapat bekerja lebih optimal dan memiliki
harapan hidup yang lebih pajang.
77

3. Meningkatkan pembagunan dibidang pendidikan


untuk mendorong peningkatan kualitas sumber
daya manusia agar memiliki kecerdasan dan daya
saing yang lebih baik
4. Meningkatkan pembagunan ekonomi dengan
mendorong semakin tumbuh dan berkembang
pembagunan dibidang pertanian dalam arti luas,
industry, perdagangan dan pariwisata.
5. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governace) berdasarkan demokratisasi,
transparansi, penegakan hukum, berkaadilan,
kesetaraan gender dan mengutamakan pelayanan
kepada masyrakat.
6. Mengupayakn pelastarian sumber daya alam
untuk memenuhi kebutuhan dan pemerataan
pembagunan guna meningkatkan perekonomian.

Table 4.9
Kondisi Aparat Pemerinta Desa Malimongeng
Tingkat
No Nama Jabatan
pendidikan
1 Asdar Kepala Desa SMA
2 Baharuddin, Sekretaris Desa S1
S.E.
78

3 A. Masalam Kaur umum dan S1


perencanaan
4 Muhammad Kaur keuangan SMA
Guntur
5 Renaldi Jamal, Kasih S1
S.M pemerintahan
6 A. Mashuri Kasi Kesra dan SMA
pelayanan
7 Muh. Nur, S. Kadus Bakkoe S1
Kep
8 Mustakim, Amd Kadus Cilellang S1
Kep
9 Mulkis, S.Pd Kadus Awankenre S1
timur
10 Bustang Efendi Kadus Awankenre SMA
Barat
Sumber data: sistem database desa malimongeng, 2017
79

B. Hasil dan pembahasan penelitian


1. Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program Gerakan
Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone.
Pemerintah Desa malimongeng mendorong
percepatan peningkatan Angka partisipasi Sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui
Program Gerakan Kembali Bersekolah. Pemerintah
Desa Maimonngeng mereplikasi Program GKB melalui
pembiayaan dengan APBDesa, melalui pendidikan,
anak-anak diasah dengan seperangkat pengetahuan
untuk memiliki kesadaran dan kemauan yang posisitif
dalam menemukan dan merumuskan tujuan untuk
dirinya dimasa-masa mendatang. Salah satu program
yang baik untuk diterapkan adalah program Gerakan
Kembali Bersekolah, hal ini sesuai dengan program
yang dijalankan oleh Kepala Desa Malimongeng.
a. Sikap Pelaksana
Sikap pelaksana yaitu sikap komitmen
pelaksana program Aparat pemerintah/
birokratterhadap kebijakan yang sudah ditetapkan.
80

Hasil wawancara dengan Asdar, selaku


Kepala Desa Malimongeng,menyatakan bahwa,
“Dalam melaksanakan program gerakan
kembali Bersekolah yaitu melakukan
pendekatan kepada anak dan orang
tuanya,dengan melakukan sosialisasi, tatap
muka atau bila dianggap perlu dilakukan
pendekatan langsung dengan pemberi arahan
dan motivasi untuk bersekola
kembali.”(Asdar, 2022)
Uraian diatas menunjukkan bahwa sikap
pelaksana dalam melakukan program Gerakan
Kembali Bersekola melalui pendekatan anak kepada
anak dan orang tuannya dengan memberi arahan dan
motivasi untuk bersekola kembali, selain itu
dilakukan pula sosialisasi pernyataan ini sesuai
dengan hasil wawancara dengan Baharuddi, selaku
Skretaris Desa malimongeng, bahwa;
“Melihat banyaknya dan semakin bertambah
angka anak putus sekolah atau anak yang
membutuhkan pendidikan oleh karena itu
kami dari pemerintah desa menganggap
Program Gerakan Kembali Bersekola perlu
untuk dilaksanakan, adapun pelaksanaanya
81

dengan melakukan sosialisasi kepada anak


yang bersangkutan dan orang tuanya”.(
Baharuddin, 2022)
Hasil wawancara dengan Bustang , selaku
Kepala Dusun Awankenre Barat Desa malimongeng,
mengungkapkan bahwa “Program Gerakan Kembali
Bersekolah merupakan program kerja yang sangat
baik karena dimana anak-anak yang putus sekolah
difasilitasi sehingga dapat kembali bersekolah”
(Bustang, 2022)
Ungkapan Bustang diatas menunjukkan
bahwa Program gerakan Kembali Bersekolah (GKB)
merupakan Program kerja Desa yang cukup baik
karena anak-anak putus sekolah difasilitasi untuk
dapat kembali bersekolah. Pernyataan ini sesui
dengan wawancara dengan Nurhayati, salah satu
masyarakat Desa malimongeng , yang menyatakan
bahwa: “Program Gerakan Kembali Bersekola sangat
bagus karena anak-anak yang berhenti bersekolah itu
dibujuk dan difasilitasi samai ia kembali bersekola”.
(Bustang, 2022).
82

Berdasarkan hasil wawancara penulis


simpulkan bahwa sikap pelaksana Pengelolaan Dana
Desa Terhadap Program gerakan Kembali
Bersekolah (GKB) dilaksana cukup baik yang amana
pemerinta Desa melakukan pendekatan kepada anak
dan orang tuanya untuk diberi arahan dan motifasi
agar bisa bersekola kembali, selain itu pemerinta
desa juga sosialisasi agar bisa diketahui masyarakat
banyak.
b. Perencanan
Perencanaan pengelolaan Dana Desa Program GKB
fisik dan non fisik dapat dilihat dari prosedur
perencanaannya yang melibatkan masyarakat dalam
perencanaan, dengan diberikannya wewenang kepada
masyarakat untuk memberikan ide, pemikiran untuk
menentukan pembangunan, seperti pembangunan
jalan, pembangunan perbaikan pagar, perbaikan
sarana dan prasarana, yang mengutamakan
kepentingan masyarakat terlebih dahulu untuk
pengelolaan dana desa dapat dilakukan dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti menjelaskan bahwa Strategi pengelolaan
83

penyaluran Dana Desa dengan perencanaan


pengelolaan dana, dilakukan melalui Musrembang
Desa dengan melibatkan seluruh elemen Masyarakat
mulai dari lembaga Masyarakat, tokoh Masyarakat
dan seluruh Masyarakat Desa. Musrembang desa
tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat agar
turut serta berpartisipasi dalam menyusun dan
menentukan rencana kegiatan pembangunan di desa.
Sehingga rencana kegiatan yang tertuang dalam
Daftar Usulan Rencana Kegiatan (DURK) yang di
hasilkan adalah gambaran dari harapan dan
kebutuhan seluruh Masyarakat setempat. Seperti
yang diungkapkan oleh Bapak Baharuddin, yang
bekerja sebagai BPD Desa Malimongeng sebagai
berikut:
”Dengan menggelar musyawarah langsung di Dusun-
Dusun atau biasa dikenal langsung dengan Musdus,
yang kemudian dilanjutkan dengan musyawarah
Desa untuk menentukan program Desa kedepan
(Baharuddin, 2022)”
84

Hal yang sama juga dikatakan oleh Bapak


Baharuddin, yang menjabat sebagai Sekretaris Desa
yang mengatakan bahwa:
“Musrembang Desa dalam proses musyawarah ada
setiap awal tahun anggaran kita lakukan untuk
penentuan dimana alokasi dana Desa untuk kita
salurkan sesuai dengan kebutuhan Masyarakat dan
sesuai dengan SDGs Desa (Baharuddin, 2022)”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat


disimpulkan bahwa dalam proses pengelolaan Dana
Desa melalui tahap perencanaan dengan melakukan
Musrembang Desa yang melibatkan Masyarakat
secara terbuka dengan begitu Masyarakat dapat
membeikan ide, gagasan dan harapan serta
kebutuhan seluruh Masyarakat.
c. Tanggung Jawaban
Laporan pengelolaan dana Desa Terhadap
Program Gerakan Kembali Bersekola di Desa
Malimoneng dilaporkan kepada Masyarakat dan
BPD untuk kemudian dapat di pertanggungjawabkan
hasil dari seluruh kegiatan pengelolaan dana Desa
85

Terhadap Program Gerakan Kembali Bersekola di


Desa Malimongeng. Dilihat dari penelitian
pertanggung jawaban pengelolaan dana Desa
Terhadap Program Gerakan Kembali Bersekolah di
Desa Malimongeng yang berdasarkan hasil dari
keseluruhan kegiatan pengelolaan dana Desa yang
kemudian dapat dipertanggung jawabkan oleh
pemerintah Desa kepada masyarakat dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak
Baharuddin, yang menjabat sebagai Sekretaris Desa,
menyatakan bahwa:
“Laporan pengelolaan dana Desa kita
laporkan kepada Masyarakat dan BPD untuk
kemudian di pertanggung jawabkan setiap
kegiatan pengelolaan dana Desa kepada
Masyarakat dan laporan pertanggung jawaban
dana desa juga ditampilkan dalam bentuk
banner di depan kantor Desa agar Masyarakat
dapat melihat langsung pencapaian program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa
Malimongeng (Baharudin, 2022)”
Berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak
Baharuddin, dapat disimpulkan bahwa salah satu
pengelolaan dana Desa yaitu adanya laporan dan
pertanggung jawaban dari seluruh hasil kegiatan
86

pengelolaan dana Desa yang sudah dilaporkan


kepada Masyarakat dan BPD untuk kemudian di
pertanggung jawabkan. Laporan pertanggung
jawaban juga ditampilkan dalam bentuk banner
sehingga Masyarakat dapat melihat pencapaian
langsung program Gerakaan Kembali Bersekolah.
2. Penghambat dan Pendukung Program Gerakan Kembali
Bersekolah di Desa Malimongeng Kecamatan
Salomekko.
a. Sumber Daya Manusia
Sember daya manusia adalah mereka yang
melasanakan pekerjaan, dimana keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan memerluan jumlah dan
kualitas sumber daya yang sesuai, memiliki wewenan
dan tanggung jawab yang jelas serta fasilitas yang
memadai.
Hasil wawancara dengan Asdar, selaku kepala Desa
Malimongeng, menyatakan bahwa:
“sumber daya manusia pelaksana Program
Gerakan Kembali Bersekola terdiri dari
kepala Desa, Perangkat desa, Kepala Dusun,
tokoh masyrakat sebagai TIM GKB di Desa
Malimongeng yang bertugas untuk
87

menangulagi masalah anak yang putus


sekolah”. (Asdar, 22 2022)
Uraian diatas menunjukkan bahwa sumber
daya memiliki dalam melaksanakan program terdiri
dari pemerinta Desa. Unsur Masyarakat dan TIM
GKB. Pernyataan ini hasil sesuai denagan
wawancara bapak Baharuddin, selaku Sekretaris
Desa Malimongeng, bahwa:
“sember daya manusia pelaksanaan Program
Gerakan Kembali Bersekola sudah cukup
terlaksana karena Program ini dijalankan atas
inisiatif dari kepala desa sehingga Program
ini telah dipikirkan dengan matang-matang
sebelum dijalankan, salah satu penguatan
Program adalah adanya tim GKB yang
khusus menganangi anak putus sekolah di
Desa malimongeng”. (wawancara: kamis, 21
2022)
Urain diatas bmenunjukkan bahwa sumber
daya manusia pelaksanaan Program Gerakan
Kembali Bersekolah (GKB) sudah terleksana dengan
baik karena dijalankan atas inisiatif dari kepala Desa
sehingga Program ini telah direncanakan sebelum
dijalankan, salah satu penguatan Program adalah
adanya tim GKB yang khusus menangani anak putus
sekolah di Desa malimongeng.
88

Hasil wawancara denga Bustang, salah satu


tokoh masyarakat Desa Malimongeng, menyatakan
bahwa:
“sumber daya pelaksanaan GKB sudah cukup
baik kareana kepala Desa telah membentuk
tim yang menanganinya selain itu setiap ada
pertemuan Kepala Desa selalu menyinggung
masalah perwujudan Program Gerakan
Kembali Bersekolah (GKB)
tersebut”(wawancara: sabtu, 23 2022).
Hasil wawancara dengan Bustang salah
seorang masyarakat Deas Malimongeng, yang
menyatakan bahwa:
“sumber daya yang memiliki pelaksanaan
Program GKB cukup baik karna Program
Tersebut Program yang memang menjadi
poritas kepala Desa, sedang untuk sumber
dana kami tidak mengetahuinya”
(wawancara: Minggu, 24 2022)
Berdasarkan observasi diketahui kondisi
sumbe daya Aparat pemerinta desa juga sebagai
pelaksana program Gerakan Kembali Bersekolah
(GKB) berdasarkan tingkat pendidikannya dapat
digambarkan pada table berikut ini:
Berdarkan hasil wawancara penulis
menyimpulkan bahwa sumber daya pelaksanan
89

Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program Gerakan


Kembali Bersekolah sudh cukup baik karna Program
GKB tersebut merupakan program Kepala Desa yang
tentunya telah direncanakan jauh sebelumnya,
adapun pelaksanaan Program terdiri dari Kepala
Desa yang dibantu oleh perangka dan aparat desa
yang telah memiliki kualifikasi pendidikan yang
cukup baik.
b. Komunikasi
Komunikasi dalam hal ini yang penting adalah kejelasan
dan konsistensi informasi karena suatu kebijakan akan
berimlikas pada banyak pihak, teruma komunikasi
antara aparat pemerintah birokrasi
yangmenyelenggarakan kebijakan.
Hasil wawancara dengan Baharuddin, selaku Sekretaris
Desa Malimongeng, menyatakan Bahwa:
“komunikasi yang dilakukan yaitu melakukan
kordinasi dengan pemerintah Desa mulai dari
tahaptahap pelaksana Program Gerakan Kembali
Bersekolah serta ekndala-kendala yang dihadapi
saat melaksanakan Program Gerakan Kembali
Bersekola GKB”. (wawancara: Jum’at, 22 Juli
2022)
90

Urain diatas menunjukkan bahwa komunikasi


diwujudkan melalui koordinasi dengan pemerintah Desa
melalui dari Tahapan-tahapan pelaksna sampai kendala-
kendala yang dihadapi dalam Program Gerakan
Kembali Bersekola. Pernyataan ini sesui dengan hasil
wawancara Bapak Baharuddin, selaku Sekretaris Desa
Malimongeng, bahwa:
“Komunikasi dalam mewujudkan Program
Gerakan Kembali Bersekola yang paling
seringng dilakukan adalah mengadakan rapat
atau pertemuan-pertemuan bersama unsur
masyarakat dan tim GKb membahas tentang
cara-cara mempelancar jalannya Program
Gerakan Kembali Bersekola GKB”.(Baharudin,
2022)
Hasil wawancara dengan bustang, selaku Kepala Dusun
Awankene Barat Desa Malimongeng, mengungkapkan
bahwa:
“Komunikasi yang dilakukan pemerintah Desa
adalah melakukan pertemuan untuk membahas
perwujudan Program Gerakan Kembali
Bersekola dan melakukan sosialisasi melalui
masjid dan papan pengemuman terkait Program
Gerakan Kembali Bersekola
tersebut”(wawancara:Jum’at 22 Juli 2022)
Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa
komunikasi yang dilakukan pemerintah Desa adalah
91

dengan melakukan pertemuan dengan pelaksana


Program Gerakan kembali Bersekola untu membahas
perwujudan Progam Gerakan Kembali Bersekola.
Hasil wawancara dengan Nurhayati, salah seorang
masyarakat Desa Malimongng, yang menyatakan
bahwa: “komunikasi dalam perwujudan Program
gerakan Kembali Bersekola telah dilakukan oleh
pemerintah Desa melalui Pertemuan bersama kepala
Desa, BPd, Polsek, Karamil dan unsur Masyarakat”.
(wawancara:Sabtu, 23 Juli 2022)
Berdasarkan hasil wawancara penulis menyimpulkan
bahwa komunikasi dalam pengelolaan dana Desa
Terhadap Program Gerakan Kembali Bersekola diwudk
an melalui Koordinasi dengan pemerintah daerah
melalui dari tahap-tahap pelaksanaan sampai kendala-
kendala yang dihadapi dalam Program Gerakan
Kembali Bersekola, selain itu guna melancarkan
pelaksana Program GKB pemerintah Desa mengadakan
pertemuan- pertemuan bersama BPD, Polsek, Karamil,
Tim GKB dan unsur Msyarakat.
c. Struktur birokrasi
92

Stuktur birokrasi dimana dimana harus


mewadahi proses kerja organisasi bersangkutan
dengan pada pengaruh lingkungan.
Hasil wawancara dengan Baharuddin, selaku
Sekretaris Desa Malimongeng, menyatakan bahwa:
“Dalam mewadahi Proses kerja sebelelumnya kami
mengadakan rapat sesama pelaksana kemudian
membagi divisi masing-masing sesuai kemampuan
yang mereka dimiliki”. (Baharuddin, 20220)
Uraian diatas menunjukkan bahwa strutur
biokrasi diwujudkan melalui kegiatan rapat sesama
pelaksana kemudian membagi divisi masing-masing
sesuai kemampuan yang mereka dimiliki pernyataan
ini sesui dengan hasi wawancara dengan Renaldi
Jamal, selaku kepala seksi pemerintah, bahwa;
“Struktur birokrsi sudah berjalansesuai
tugasnya masing-masing seperti Kepala Desa
sebagai pelaksana beserta perangkatnya,
Bappeda dan Dinas Pendidikan sebagai
Pembina, adapula tim pendukung seperti
Polsek, Karamil, dan unsur masyarat, dan
pelaksana lapangan”(Renaldi Jamal, 2022)
Hasil wawancara dengan Bustang, selaku
Kepala Dusun Awankenre Barat Desa Malimongeng,
93

mengungkapkan bahwa: Stuktur Biokrasi berjalan


sesuai tugasnya masing-masing seperti Kepala Desa,
kepala Urusan,Kepala Dusun, Rt dan RW se Desa
Malimongeng”(Bustang, 2022)
Penyataan diatas menunjukkan bahwa
pemerintah Desa dalam hasil ini Struktur Biograsi
berjalan sesuai tugasnya masing-masingseperti
Kepala Desa, Kepala Urusan, Kepala Dusun, RT dan
RW se Desa malimongeng yang semuanya berfungsi
sebagai pelaksana kegiatan.
Berdasarkan observasi diketahui Struktur
organisasi pemerintah Desa Malimongeng
berdasrkan perturan Desa Malimongeng nomor 04
Tahun 2016 tentang Organisasi pemerintah Desa
Malimongeng adalah sebagai berikut
Berdasarkan hasil wawancara penulis menyimpulkan
bahwa struktur birokrasi dalam pengelolaan Dana
Desa Terhadap Program Gerakan Kembali Bersekola
diwujudkan melalui kegiatan rapat sesama Kemudian
membagi revisi masing-masing sesuai kemampuan
mereka miliki, seperti kepala desa sebagai pelaksana,
beserta perangkatnya, Bappeda dan Dinas
94

Pendidikan sebagai pembina, adapula tim pendukung


seperti Kapolsek, Karami dan unsur masyarakat dan
pelaksana lapngan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti
mengenai analisis Pengelolaan Dana Desa Terhadap
Program Gerakan Kembali Bersekolah di Desa
Malimongeng Kecamatan Salomekko dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko yaitu: perencanaan
pengelolaan dana Desa, pelaksanaan dana Desa,
laporan dan pertanggungjawaban.
2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko yaitu: sumber daya manusia,
jumlah dana yang dikeluarkannya, sedangkan faktor
pendukung Program Gerakan Kembali Bersekolah di
Desa Malimongeng Kecamatan salomekko Yaitu,
komunikasi dan struktur birokrasi.

95
96

B. Saran
Disarankan Pemerintah Desa lebih transparan
dalam Pelaksanaan Program Kerjanya khususnya anggaran
yang digunakan sehingga masyarakat mengetahui dan
memiliki keinginan untuk mengujudkan Program Gerakan
Kembali Bersekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Nomor, U. U. (23). tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


Tahun 2011. Tentang Pajak Daerah.

Diirnyati, J. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan


Aplikasinya pada Pendidikan Usia Dini. Jakarta:
Kencana.

Edukasi.com2018/07/uu-undag-undannomor-6-tahun-
2014.html, H. berka. (2014). undang-undang nomor
6tahun 2014 tentang desa.

Fathoni, A. (2006). metode penelitian dan teknik penyusunan


skripsi. PT Rineka Cipta.

Firdaus, & Dkk. (n.d.). pedoman penulisan.

H, L. (2012). pengantar sosiologi desa dan pertanian. raja


grafindo.

Harsoyo, H. (1977). manejemen kinerja. persada.

Http://www.berkas.edukasi.com/2018/07/uu-undang-undang-
nomor-6-tahun-2014.html. (n.d.). undang-undang nomor 6
tahun 2014 tentang desa.

Http://www.slideshare.net/zulfikri21/ndang-undang-no-6-
tahun-201-tentang-desa. (2014). menurut undang-undang
nomor 6 tahun 2014 tentang desa.

Imran, M. (2016). iplementasi literasi bersekolah.

kamus besar bahasa indonesia. (1980). balai pustaka.

97
98

mnila, I, G. (1996). praktek manajemen pemerintahan


dalamnegri. PT Gramedia pustaka utama 1996.

Moeljarto, M & Tjokrowinoto, T. (2012). pembagunan dilema


dan tantangan. pustaka pelajar.

Mudasir, M. (2012). desain pembelajaran. stai nurul falah.

Muhaimin, S. A., & Prabowo, S. L. (2009). Manajemen


pendidikan. Jakarta: Kencana.

Nugroho, N. (2003). good governance. mandar maju.

Nurman, N. (2015). strategi pembagunan daerah. raja grafindo


persada.

pengantar sosiologi perdesaan dan pertanian. (1999). gadjah


mada university press.

peraturan bupati wajo nomor 51 tahun 2015. (2015).

peraturan mentri dalam negri nomor 113 tahun 2014 tentang


pengelolaan dana desa. (2014).

R,M. yusri. (2016). analisis faktor-faktor yang mempengarui


peningkatan pendapatan petani rumput laut didesa laikang
kecamatan mangarabombang kabupaten takalar. Sripsi
Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Ramadhan, R & Riza, R (2014). analisis perbandingan


penelolahan desa bansari dengan pengelolahan keuangan
desa menurut permendagri nomor 37 tahun 2007.
universitas jember.
99

Ramadani, S. (2020). Analisis Pengelolaan Dana Bumdes


Dalam Mendorong Potensi Pendapatan Asli Desa
Saotengah Kecamatan Tellulimpoe (Doctoral Dissertation,
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai).

Sifatu, wa ode. (2020). perilaku petani rumput laut dalam


menghadapi perubahan iklim. Jurnal Agrimanex, 1 no.,
39–47.

Sugiyono, S (n.d.). metode penelitian pendidikan.

Suharsaputra, U. (2012). metode penelitian kuantitatif,


kualitatif dan tindakan. pt refika aditama.

Sukmadinata, S. N. (2005). Metode penelitia. Bandung: PT


remaja rosdakarya.

Sukmadinata, S. N. (2005). Metode penelitia. Bandung: PT


remaja rosdakarya.

No, U. U. (6). tahun 2014 tentang Desa.

Widjaja, H. (2004). otonomi desa merupakanotonomiyang


bulat dan utuh. pt raja grafindo persada,2004.

Yuda, Y & Kartika, C. . (2010). penyebab anak putus sekolah


dan cara penanggulangannya.
Http//Www.Google.Com/Url.
LAMPIRAN

100
Lampiran 1

SCHEDULE PENELITIAN

No Bulan/Tahun Kegiatan
1 Juli 2021 Pengajuan Judul
2 Juli - September 2021 Pencarian referensi
3 September - Oktober Penyusunan proposal
2021 skripsi
4 Februari 2021 Bimbingan Proposal
5 Maret 2021 Pendaftaran ujian proposal
skripsi
6 Maret 2021 Ujian proposal
7 April 2022 Revisi proposal
8 Juni 2022 Penelitian
9 Juni- Juli 2022 Penyusunan skripsi
10 Juli 2022 Bimbingan skripsi
11 Juli-Agustus 2022 Ujian skripsi
Lampiran 2

KISIS-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA TERHADAP


PROGAM GERAKAN KEMBALI BERSEKOLAH DI
DESA MALIMONGENG KACAMATAN SALOMEKKO

No. Aspek yang Data Sumber Instrumen


diamati data
1 Analisis 1. Konsep Desa Dokumen Observasi
Pengelolaan 2. Melatar
Informasi Wawancara
Dana Desa belakangi
pengelolaan Dokumentasi
Dana desa
3. Pertanggung
jawaban pada
Pengelolaan
dana Desa
2 Program 1. Peningkatan Dokumen Observasi
Gerakan Gerakan
informasi Wawancara
Kembali Kembali
Bersekolah Bersekolah Dokumentasi
2. Faktor
Penghambat
pada gerakan
Kembali
Bersekolah
Lampiran 3

LEMBARAN OBSERVASI

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA TERHADAP


PROGAM GERAKAN KEMBALI BERSEKOLAH DI
DESA MALIMONGENG KACAMATAN SALOMEKKO

No. Asper yang diobservasi Ketarangan


Ya Tidak
1 Diadakan Gerakan
Kembali Bersekolah
diDesa Malimongeng √
Kecamatan salomekko
2 Didesa Malimongeng
Kecamatan Salomekko
berperan penting dalam √
Program Gerakan
kembali Bersekolah
3 Berdampak buruk pada
masyarakat desa
malimongeng Kec. √
Salomekko
4 Pengelolaan Dana Desa
Terhadap Program
Gerakan Kembali √
Bersekolah berjalan
dengan baik
Lampiran 4

LEMBAR WAWANCARA
PEDOMAN WAWANCARA

NAMA:

Tempat/Tanggal Lahir :

Hari/tanggal :

Pertanyaan:

1. Bagaimana sejarah terciptanya Program gerakan


Kembali Bersekolah di Desa Malimangeng? Tolong
jelaskan atas jawaban yang diberikan
2. Bagaimana Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomeko?
3. Sejak kapan program gerakan kembali bersekolah di
Desa Mallimongeng Kecamatan Salomekko di jalankan
?
4. Bagaimana Proses program gerakan kembali bersekolah
yang dijalankan oleh Desa Malimongeng Kecamatan
Salomekko ?
5. Apa saja kendala yang dialami sejak program gerakan
kembali bersekolah dijalankan ?
6. Bagaimana peran penting desa dalam program gerakan
kembali bersekolah di Desa Mallimongeng Kecamatan
Salomekko ?
7. Bagaimana dampak yang dihasilkan oleh program
gerakan kembali bersekolah di Desa Mallimongeng
Kecamatan Salomekko ?
8. Bagaimana usaha pemerintah desa dalam pengawalan
pengelolaan dana desa terhadap program gerakan
kembali bersekolah di Desa Mallimongeng Kecamatan
Salomekko ?
9. Apakah pengelolaan dana desa terhadap program
gerakan kembali bersekolah berjalan dengan baik ?
10. Berapa jumlah anak yang tidak bersekolah didesa
malimongeng?dan berapa jumlah anak yang sdah
dikembalikan bersekolah?
11. Apa saja kegiatan-kegiatan Program kerja yang
dilaksanakan guna mewujudkan program GKB di Desa
Malimongeng? Tolong beri alasan
12. Berapa besar biaya yang diperlukan dan dikeluarkan
dalam mewujudkan GKB di Desa Malimongeng?
13. Bgaimana upaya pemerintah desa dalam
mensosialisasikan Program GKB kepada masyarakat?
Tolong dijelaskan
14. Apakah ada standar oprasional dalam pelaksanaan
Program GKB di Desa Malimongeng? Jika ada, apa saja
standar operasional pelaksanaan Program GKB?
15. Apa saja kendala atau Penghambat yang dihadapi
pemerintah desa dalam melaksanakan Program Gerakan
Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng? Mohon
dijelaskan
16. Menurut bapak/ibu bagaimana komitmen yang
ditentukan dalam pelasanaan kebijakan Program
Gerakan Kembali Bersekolah sesui dengan tujuan yang
telah ditetapkan?
17. Menurut Bapak/Ibu apakah tingkat pendidikan
pelaksana Program Gerakan Kembali Bersekolah di
Desa Malimongeng sudah memunuhi syarat yang telah
ditetapkan?
18. Menurut Bapak?ibu apakah biaya pelaksanaan Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
sudah mencukupi?
19. Menurut Bapak?Ibu sumber daya manusia (SDM)
dalam Pelaksanaan Program Gerakan Kembali
Bersekolahsudah memenuhi standar? Tolong beri
alasannya
20. Menurut Bapak?Ibu apakah kompotensi yang dimiliki
pelasana Program Gerakan Kembali Bersekolah di Desa
Malimongeng sudah memenuhi syrat yang telah
ditetapkan?
Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Asdar

Jabatan : Kepala Desa

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Hari/Tanggal :

Pertanyaan:

1. Bagaimana sejarah terciptanya Program gerakan


Kembali Bersekolah di Desa Malimangeng? Tolong
jelaskan atas jawaban yang diberikan
Jawab : sejarah terciptanya Program Grakan Kembali
bersekolah Di Desa Malimongeng, yang pertama
perangkat dari visi-misi bapak Desa Malimaongeng di
periode pertama 2016-2021 itu salah satu visi-misinya
dalah terwujudnya Desa Malimongeng Desa Mandiri
untuk mencapai masyarakat yang sehat cerdas dan
sejahterah, tejuan yang cerdas harus dipole dari
pendidikan perangkat dari situ dihasilkanlah sebuah
program yaitu Program Gerakan Kembali Bersekolah
agar tercapai visi-misi Bapak Desa Malimongeng.
Kemudian berdasarkan data Desa Malimongeng banyak
anak-anak yang putus sekolah.
2. Bagaimana Pengelolaan Dana Desa Terhadap Program
Gerakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomeko?
Jawab : pengelolaan Dana Desa Terhadap Program
Geakan Kembali Bersekolah di Desa Malimongeng
Kecamatan Salomekko yang pertama pengelolaan Dana
desa itu harus ada di perencanaa, perencanaan itu terdiri
dari( RPJMDS) Rencana Pembagunan Jangka
Menengah Desa itu sifatnya 6 Tahun satu priode
kemudian diujudkan ke (RKPDS) Rencana Kerja
Pemerintah Desa yang sifatnya satu tahun kemudian ada
di (APBDS) Anggaran Pendapatan Belanja Desa
kemudian apa dibelanjakannya sesuai kebutuhan anak
sekolah itu.
3. Sejak kapan program gerakan kembali bersekolah di
Desa Mallimongeng Kecamatan Salomekko di jalankan
?
Jawab: Program Gerakan Kembali Bersekolah Ini kami
menjelankan sejak terpilihnya Desa Malimongeng di
Priode pertamanya 2016 dan itu baru melakukan
pendataan kemudian setelah data kami panggil anak2
yang putus sekolah ini kekantor
4. Bagaimana Proses program gerakan kembali bersekolah
yang dijalankan oleh Desa Malimongeng Kecamatan
Salomekko ?
Jawab : Proses Program yang dijalankan oleh Desa
Malimongeng yaitu masuk dalam perencanaan
kemudian melakukan pendataan da nada sistimnya
system pendataan desa dan kelurahan dan kita juga
melakukan pendataan secara manual menggerakan tim,
meman kami mebentuk tim kemarin tim penenganan
anak putus sekolah itu yang bergerak yang mendata.
Setelah kami mendata kita undang semua kekantor kita
Tanya alasannya kenapa tidak sekolah pada saat
bervariasi jawabannya ada karna memang tidak mau ada
yang perseolan ekonomi da nada jga menikah dibawah
umur.
5. Apa saja kendala yang dialami sejak program gerakan
kembali bersekolah dijalankan ?
Jawab : yang menjadi kendala utama adalah ketika
anak dan orang tuanya tidak ada keinginan anak
bersekolah dan kami memberikan motivasi utuk
pentingnya untuk bersekolah ternyata masih mau tidak
bersekolah karna lebih suka mencari uang kemudian
ada berapa anak kita masukin sekolah berhenti lagi
malas pergi kesekolah itulah kami datangi rumahnya
dan Alhamdulillah kembali lagi sekolah. Kendala
berikutnya dalah malah berkeluarga masih ada nan anak
diusia 18 tahun kebawah namun sdah berkeluar maka
kendala dalam program ini kurang lancar tetapi itu tidak
mengurangi motivasi kami selaku pemerintah desa
untuk selalu mengajan anak-anak kembali bersekolah.
Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Baharuddin S.E

Jabatan : sekretais desa

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Hari/Tanggal :

1. Bagaimana peran penting desa dalam program gerakan


kembali bersekolah di Desa Mallimongeng Kecamatan
Salomekko ?
Jawab : perang kami selaku pemerintah desa pertama
pemerintahan kami sudah memang masuk dalam misi-
visi kami bahwa salah satu tujuan kami adalah selai
pembagunan didesa adalah pembagunan manusia
sendiri secara otomatis kami berperang dalam untuk
membangun desa kemudian perang kami adalah
menganggarkan kegiatan-kegiatan yang mengajak anak-
anak bersekolah dan menganggarkan kegiatan-kegiatan
anak- anak yang kurang mampu.
2. Bagaimana dampak yang dihasilkan oleh program
gerakan kembali bersekolah di Desa Mallimongeng
Kecamatan Salomekko ?
Jawab: Dampaknya cukup siknifikan karna adanya
program ini sudah banyak anak-anak kembali
bersekolah baik formal maupun non formal dan perlu
digaris bawwahi juga akrna tidak semuanya anak-anak
bisa kami bawah dalam formal ada yang ke non formal
dan kami kerjama sama salah sati pkbm diBone itu
PKBM AL-asis
3. Bgaimana upaya pemerintah desa dalam
mensosialisasikan Program GKB kepada masyarakat?
Tolong dijelaskan
Jawab: upaya pemerintak desa Dalam mewadahi
Proses kerja sebelelumnya kami mengadakan rapat
sesama pelaksana kemudian membagi divisi masing-
masing sesuai kemampuan yang mereka dimiliki”
4. Menurut bapak/ibu bagaimana komitmen yang
ditentukan dalam pelasanaan kebijakan Program
Gerakan Kembali Bersekolah sesui dengan tujuan yang
telah ditetapkan?
Jawab: Dalam melaksanakan program gerakan kembali
Bersekolah yaitu melakukan pendekatan kepada anak
dan orang tuanya,dengan melakukan sosialisasi, tatap
muka atau bila dianggap perlu dilakukan pendekatan
langsung dengan pemberi arahan dan motivasi untuk
bersekola kembali
5. Menurut Bapak?Ibu sumber daya manusia (SDM)
dalam Pelaksanaan Program Gerakan Kembali
Bersekolahsudah memenuhi standar? Tolong beri
alasannya
Jawab: sumber daya manusia pelaksana Program
Gerakan Kembali Bersekola terdiri dari kepala Desa,
Perangkat desa, Kepala Dusun, tokoh masyrakat sebagai
TIM GKB di Desa Malimongeng yang bertugas untuk
menangulagi masalah anak yang putus sekolah
6. Menurut Bapak?Ibu apakah kompotensi yang dimiliki
pelasana Program Gerakan Kembali Bersekolah di Desa
Malimongeng sudah memenuhi syrat yang telah
ditetapkan?
Jawab :“Melihat banyaknya dan semakin bertambah
angka anak putus sekolah atau anak yang membutuhkan
pendidikan oleh karena itu kami dari pemerintah desa
menganggap Program Gerakan Kembali Bersekola
perlu untuk dilaksanakan, adapun pelaksanaanya
dengan melakukan sosialisasi kepada anak yang
bersangkutan dan orang tuanya”.
Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Bustang

Jabatan : Kepala Dusun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Hari/Tanggal : sabtu, 23 , 2022

1. Apakah ada standar oprasional dalam pelaksanaan


Program GKB di Desa Malimongeng?
Jawab: “Struktur birokrsi sudah berjalansesuai
tugasnya masing-masing seperti Kepala Desa
sebagai pelaksana beserta perangkatnya, Bappeda
dan Dinas Pendidikan sebagai Pembina, adapula tim
pendukung seperti Polsek, Karamil, dan unsur
masyarat, dan pelaksana lapangan
2. Menurut bapak/ibu bagaimana komitmen yang
ditentukan dalam pelasanaan kebijakan Program
Gerakan Kembali Bersekolah sesui dengan tujuan
yang telah ditetapkan?
Jawab: “Melihat banyaknya dan semakin
bertambah angka anak putus sekolah atau anak yang
membutuhkan pendidikan oleh karena itu kami dari
pemerintah desa menganggap Program Gerakan
Kembali Bersekola perlu untuk dilaksanakan,
adapun pelaksanaanya dengan melakukan sosialisasi
kepada anak yang bersangkutan dan orang tuanya”
3. Menurut Bapak?Ibu sumber daya manusia (SDM)
dalam Pelaksanaan Program Gerakan Kembali
Bersekolahsudah memenuhi standar? Tolong beri
alasannya
Jawab: “sumber daya pelaksanaan GKB sudah cukup
baik kareana kepala Desa telah membentuk tim yang
menanganinya selain itu setiap ada pertemuan Kepala Desa
selalu menyinggung masalah perwujudan Program Gerakan
Kembali Bersekolah (GKB) tersebut”(wawancara: sabtu, 23
2022).

4. Menurut Bapak?Ibu apakah kompotensi yang


dimiliki pelasana Program Gerakan Kembali
Bersekolah di Desa Malimongeng sudah memenuhi
syrat yang telah ditetapkan?
Jawab :“Melihat banyaknya dan semakin bertambah
angka anak putus sekolah atau anak yang membutuhkan
pendidikan oleh karena itu kami dari pemerintah desa
menganggap Program Gerakan Kembali Bersekola
perlu untuk dilaksanakan, adapun pelaksanaanya
dengan melakukan sosialisasi kepada anak yang
bersangkutan dan orang tuanya”.
Lampiran 8

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Nurhayati

Jabatan : Masyrakat

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Minggu / Agustus 24 / 2022

Pertanyaan :

1. Menurut bapak/ibu bagaimana komitmen yang


ditentukan dalam pelasanaan kebijakan Program
Gerakan Kembali Bersekolah sesui dengan tujuan yang
telah ditetapkan?
Jawab: Program Gerakan Kembali Bersekola sangat
bagus karena anak-anak yang berhenti bersekolah itu
dibujuk dan difasilitasi samai ia kembali bersekola”.
2. Menurut Bapak?Ibu apakah kompotensi yang dimiliki
pelasana Program Gerakan Kembali Bersekolah di Desa
Malimongeng sudah memenuhi syrat yang telah
ditetapkan?
Jawab :“Melihat banyaknya dan semakin bertambah
angka anak putus sekolah atau anak yang membutuhkan
pendidikan oleh karena itu kami dari pemerintah desa
menganggap Program Gerakan Kembali Bersekola
perlu untuk dilaksanakan, adapun pelaksanaanya
dengan melakukan sosialisasi kepada anak yang
bersangkutan dan orang tuanya”.
DOKUMENTASI
BIODATA PENULIS

Nama : RIDWAN
Nim : 180303009
Tempat, tgl/lhr : Sinjai, 12 Desember 2000Alamat
: Malimongeng Kecamatan Salomekko

Handphone : 085145176771
E-Mail : ridwan28421@gmail.com
Nama Orang Tua : Ayah : TIKE (Alm)
Ibu : ENNANG
Riwayat Pendidikan :
1. SD/Mi : SD Inpres 7/83 Malimongeng, Tamat Tahun
2012
2. SMP/Mts : SMP Negeri 1 Kajuara, Tamat Tahun 2015
3. SMU/Ma : SMK Negeri 1 Sinjai, Tamat Tahun 2018

Pengalaman Organisasi : -

Anda mungkin juga menyukai