Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG RIBA TERHADAP MINAT

MENABUNG DI BANK SYARIAH PADA MASYARAKAT KELURAHAN

LAWANGAN DAYA RT.008 RW.003 PAMEKASAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

NITA SOFIA HANDAYANI


NIM. 18383022134

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan Nikmat-Nya. Yang telah memperkenankan penulis
dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia
dengan warisan petunjuk untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam
pembuatan tugas proposal penelitian ini, akan membahas penelitian yang berjudul
tentang “Pengaruh Pengetahuan Tentang Riba Terhadap Minat Menabung Di
Bank Syariah Pada Masyarakat kelurahan Lawangan Daya RT.008 RW.003
Pamekasan”

Proposal skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk
memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Program Studi Perbankan Syariah. Selanjutnya, terima kasih penulis
ucapkan kepada semua yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Bapak Dr. H. Saiful Hadi, M.Pdi selaku Rektor IAIN Madura


2. Bapak Dr. H. Zainal Abidin, M.E.I selaku Dekan Fakultas Ekonomi dn
Bisnis Islam IAIN Madura
3. Bapak Khotibul Umam, M.E.I selaku selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah..
4. Ibu Uly Mabruroh Halida, M.E, selaku dosen pembimbing yang telah
memberkan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi.
5. Seluruh Dosen IAIN Madura yang telah tulus dan ikhlas mendidik dan
menyalurkan ilmunya selama ini.
6. Seluruh staff akademik dan pegawai perpustakaa yang telah memberikan
pelayanan terbaik
7. Masyarakat Kelurahan Lawangan Daya yang telah membantu penulis
dalam mengumpulkan data penelitian.

ii
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Kusmunandar dan Ibu Sulisyati kalian
adalah support system terbaik, serta keluarga besar, Mator Sakalangkong
atas doa dan dukungannya.
9. Seseorang paling spesial di hidup saya yang selalu memberikan semangat
dan motivasi sehingga skripsi ini bisa terselesaikan
10. Sahabatku yang telah memotivasi dan berbagi ilmu bersama,serta
mendoakan hingga sejauh ini, semoga ilmu yang kita dapat barokah Amin.

Pamekasan, 06 Februari 2023


Penulis,

NITA SOFIA HANDAYANI


NIM. 18383022134

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
A. Judul Proposal Skripsi ...................................................................................1
B. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
C. Rumusan Masalah .........................................................................................6
D. Tujuan Penelitian...........................................................................................6
E. Asumsi Penelitian..........................................................................................6
F. Hipotesis Penelitian .......................................................................................7
G. Kegunaan Penelitian......................................................................................7
H. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................8
I. Definisi Istilah ...............................................................................................8
J. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................................10
K. Landasan Teori ............................................................................................15
1. Pengetahuan.............................................................................................15
2. Riba..........................................................................................................19
3. Minat........................................................................................................25
4. Bank Syariah ...........................................................................................28
L. Metode Penelitian........................................................................................41
1. Rancangan Penelitian ..............................................................................41
2. Populasi dan Sampel................................................................................42
3. Sumber Data ............................................................................................44
4. Instrumen Penelitian ................................................................................44
5. Pengumpulan Data...................................................................................46
6. Analisis Data ...........................................................................................47
M. Daftar Rujukan ........................................................................................50

iv
A. Judul Proposal Skripsi
Pengaruh Pengetahuan Tentang Riba Terhadap Minat Menabung Di
Bank Syariah Pada Masyarakat kelurahan Lawangan Daya RT.008
RW.003 Pamekasan

B. Latar Belakang Masalah


Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki kegiatan untuk
menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut
kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.1 perkembangan era
digital, masyarkat indonesia memilih percaya terhadap lembaga keuangan
perbankan untuk membantu mengelola keuangan rumah tangga seperti
menabung di bank. Di Indonesia lembaga keuangan terbagi menjadi, bank
sentral, Bank Perkreditan Rakyat dan bank umum, sedangkan transaksional
mayarakat kalangan bawah, menengah dan kalangan atas yang sering
dijadikan transaksi adalah bank konvenisonal dan bank syariah. Perbedaan
secara umum keduanya adalah bank konvensional mengandung unsur riba
sedangkan bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil sesuai dengan al-
quran dan hadits.2
Pengetahuan terhadap lembaga keuangan tempat menabung dana
merupakan hal utama bagi pemilik dana. hadirnya lembaga keuangan syariah
merupakan solusi agar terhindar dari praktik riba. Serupa dengan bank
konvensional, bank syariah mengandalkan dana pihak ketiga sebagai sumber
dana utama. Namun, konsep bunga atau biaya yang dibebankan oleh pemberi
pinjaman kepada peminjam dilarang dalam al-qur’an dan al-hadits.3
Muhammad Ayub, dalam bukunya yang berjudul, Understanding Islamic
Finance, mengungkapkan bahwa konsep keuangan yang berbasis bunga telah
menimbulkan ketidakadilan dan sistem keuangan yang berbasis bunga
merupaka penghalang terbesar bagi tercapainya keadilan yang merata.4 Untuk

1
Cindhy Audina Putribasutami, pengaruh layanan, lokasi, pengetahuan, dan social terhadap
keputusan menabung di ponorogo. 2018,
2
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: KENCANA, 2009), hlm.35-36.
3
Sri Rahayu Hijrah Hati,The antecedents of Muslim customers’ intention to invest in an Islamic
bank’s term deposits: evidence from a Muslimmajority country
4
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syairah: Produk-Produk Dan Aspek-Aspek Hukumnya (Cet I:
Jakarta: Kencana, 2014), 155

1
itu konsep keuangan yang dalam hubungan ini, perbankan syariah merupakan
pengganti dari sistem perbankan konvensional. 5
Menurut jumhur ulama, prinsip utama dalam riba adalah penambahan,
yaitu penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil. Dengan
riba biasanya pemodal menjadi semakin kaya dan peminjam menjadi semakin
miskin. Sekiranya riba dibenarkan, orang kaya akan menindas orang miskin
dengan cara ini.6
Hal tersebut membuat hancurnya solidaritas sosial masyarakat karena
tidak adanya rasa peduli dan saling tolong menolong sehingga menyebabkan
perpecahan serta akan menambah kesengsaraan bagi orang yang
membutuhkan dana pinjaman.7 Dalil yang menegaskan larangan praktik riba
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”8
Sedangkan larangan riba dalam salah satu hadits: “Dari Jabir ra berkata,
bahwa Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan riba, orang yang
memberikannya, penulisnya dan dua saksinya, dan beliau berkata, mereka
semua adalah sama. (HR. Muslim). Pelaknatan Rasulullah SAW terhadap para
pelaku riba menggambarkan betapa mungkarrnya perbuatan riba, mengingat
Rasulullah SAW tidak pernah melaknat suatu keburukan, akan tetapi
keburukan tersebut membawa kemudaratan yang luar biasa. Baik dalam skala
individu bagi para pelakunya maupun masyarakat secara luas. Oleh karenanya,
setiap muslim wajib menghindarkan diri dari praktik riba dalam segenap aspek
kehidupannya dengan konsep keuangan berbasis syariah melalui perbankan
syariah.
Perbankan syariah atau yang biasa disebut Islamic Banking atau interest
fee banking, yaitu suatu sistem perbankan dalam pelaksanaan operasional
tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir), dan
ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar).9 Kebanyakan ulama, sepakat
bahwa bunga bank adalah riba, oleh karena itulah hukumnya haram. Berbagai

5
Ibid,, 31
6
Fauziah, W. L. (2021). Dampak Riba mendatangkan Kebinasaan: Sebuah Tinjaun Hadis. Jurnal
Riset Agama, 1(1), 197-208.
7
Ibid.,
8
Departemen Agama R.I, Al-Quran dan Terjemahnya, Surabaya, Karya Agung, 2002, 75.
9
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Cet I: Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 157

2
forum ulama internasional mengeluarkan adanya keputusan berupa fatwa
pengharaman bunga bank.10
Fatwa MUI tentang keharaman bunga bank, Ijtima Ulama Komisaris
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Indonesia menetapkan fatwa bahwa
bank, asuransi, pasar modal, pegadaian, koperasi dan lembaga keuangan
lainnya maupun individu yang melakukan praktik pembungaan adalah
haram.11
Ainun Najib (2017) dalam penelitiannya menyebutkan tujuan di rintisnya
perbankan syariah sebagai bentuk transformasi ekonomi berdasarkan prinsip
syariah. Prinsip yang diusung oleh bank syariah yaitu larangan riba dalam
bentuk transaksi apapun, melakukan aktivitas usaha dan perdagangan dengan
perolehan keuntungan yang sah dan memberikan zakat.12
Namun tidak lepas dari itu semua, yang menjadi masalah utama bagi
perbankan syariah saat ini yaitu bagaimana caranya membuat strategi agar
pangsa pasar semakin luas dan masyarakat umum percaya dan berminat untuk
bertransaksi terhadap bank syariah. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut
maka perbankan syariah sudah semestinya memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi masyarakat agar berminat untuk bertransaksi dengan
bank syariah. Salah satu faktor yang dapat menarik minat masyarakat yaitu
dengan memberikan informasi yang cukup kepada masyarakat terkait bank
syariah. Dengan informasi yang diberikan tersebut maka akan muncul
pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah.
Rendahnya pangsa pasar perbankan syariah saat ini dikarenakan persepsi
masyarakat yang masih menganggap bahwa perbankan syariah sama dengan
perbankan konvensional yang beranggapan bahwa produk yang ditawarkan
sama sama mengandung bunga. Hal ini berdampak besar untuk
keberlangsungan operasional bank syariah, sehingga masyarakat sampai saat

10
Abdul Haris, Muhammad Tho’in dan Agung Wahyudi, Sistem Ekonomi Perbanka n
Berlandaskan Bunga, Analisis Perdebatan Bunga Bank Termasuk Riba Atau Tidak,’’ Jurnal
Akuntansi dan Pajak 13, no. 01 (2012): 26
11
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syairah: Produk-Produk Dan Aspek-Aspek Hukumnya (Cet I:
Jakarta: Kencana, 2014), 118-119
12
Ainun Najib, Muhammad, pengetahuan prinsip syariah pada produk bank syariah, 2017

3
ini masih enggan untuk bertransaksi dengan perbankan syariah seperti halnya
menabung.13
Menabung merupakan salah satu strategi bagi banyak orang untuk
memenuhi kebutuhannya dimasa mendatang. Saat ini masih banyak di
lingkungan masyarakat yang belum memahami betul pentingnya menabung
untuk masa depan karena pada dasarnya menabung diawali denga munculnya
keinginan tersendiri dari masing-masing individu. Sebelum menabung, setiap
orang harus paham apa manfaat dan tujuan menabung. Dari pengetahuan
tentang manfaat dan tujuan menabung tersebut maka masyarakat pada
umumnya akan berpikir secara logis dengan mengumpulkan informasi-
informasi cara menabung yang aman dan menguntungkan. Kemudian
masyarakat akan menilai dan mempertimbangkan jenis tabungan yang sesuai
dengan keinginan mereka sendiri. Secara umum masyarakat tidak
berkeinginan jika aset yang mereka tabung malah merugikan dirinya seperti
adanya unsur riba, namun karena kurangnya pengetahuan sehingga membuat
mereka tetap memilih menabung di bank konvensional.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Emmang (2016) menyimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat tidak berminat untuk
menabung di bank syariah salahsatu di antaranya yaitu faktor pengetahuan.
Pengetahuan menjadi salahsatu dari sekian faktor-faktor yang berpengaruh
positif signifikan terhadap kurangnya minat masyarakat menabung di bank
syariah. Pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah merupakan hal yang
sangat penting, mengingat bahwa masyarakat akan memilih menabung atau
menginvestasikan asetnya terhadap lembaga yang menurutnya mudah untuk
diketahui dan dipahami. Pengetahuan yang dimaskud yakni meliputi
pengetahuan tentang riba, bagi hasil, jenis tabungan, bonus, dan sebagainya.
juga pengetahuan tentang manfaat produk, dan konsep dasar dalam bank
syariah.14
Peneliti berkeinginan untuk meneliti faktor pengetahuan masyarakat
Kelurahan Lawangan Daya RT.008 RW.003 Kabuputaen Pamekasan yang

13
Siregar, dkk. 2020. Persepsi Masyarakat terhadap Bank Syariah. Medan: Puspantara.hlm
14
Emmang, Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kurangnya Minat Masyarakat Menabung di
Bank Syariah (Studi pada Masyarakat di Kecamatan Rappocini Kota Makassar)

4
belum memahami konsep riba khususnya terhadap minat menabung di
lembaga keuangan syariah. Hal yang menjadi alasan peneliti untuk memilihi
variabel tersebut yaitu setelah melakukan observasi awal di lingkungan sekitar
dan sempat melakukan diskusi bersama Bpk Sugeng selaku rukun tetangga
(tokoh masyarakat) sebagai objek observasi awal yang peneliti dapatkan
masyarakat belum percaya terhadap bank syariah dan konsep dasar bank
syariah, seperti prinsip riba yang beranggapan bahwa di bank syariah sedikit
banyak masih melaksanakan perilaku riba, rendahnya pengetahuan tentang
pentingnya menabung di bank syariah, perbedaan dan keuntungan menabung
di perbankan syariah.
Penyebab terjadinya permasalahan tersebut adalah belum memadainya
tingkat pemahaman atau pengetahuan serta tingkat kesadaran masyarakat
mengenai sistem dan prinsip perbankan syariah. Kurang memadainya
pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan peran bank akan menghambat
bank dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik
dimasa depan.15 Selain faktor pengetahuan tentang perbankan syariah, faktor
pembeda antara riba dan bagi hasil juga menjadi masalah terbesar
dimasyarakat. Walaupun telah banyak dalil dan fatwa yang mengatakan
bahwa riba itu haram, namun masih saja banyak yang tidak menghiraukannya.
Padahal alasan utama berdirinya perbankan syariah di Indonesia yaitu, adanya
pandangan bahwa bunga pada bank konvensional hukumnya haram dari segi
ekonomi dimana penyerahan risiko dibebankan pada salah satu pihak dan ini
dinilai melanggar nilai keadilan. Penilaian itu juga diperkuat oleh fatwa MUI
yang menyatakan bahwa bunga bank sama dengan riba dan hukumnya haram
dalam syariah islam.16
Selain faktor persepsi yang beranggapan bahwa perbankan syariah sama
dengan perbankan konvensional, masyarakat lawangan daya dalam mengelola
dananya belum mengetahui produk dan keuntungan yang ditawarkan oleh
lembaga keuangan syariah apabila menitipkan/menabung pada lembaga

15
6Sulastri, Pengaruh Edukasi, Komitmen Keislaman, dan Pelayanan Terhadap Keputusan
Menjadi Nasabah DI PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan(Tesis, Program Pascasarjana
UIN Sumatra Utara, Medan) hlm.26.
16

5
keuangan syariah. Produk yang ditawarkan perbankan syariah secara umum
belum sepenuhnya tersampaikan kepada masyarakat lawangan daya, hanya
terbatas mengetahui adanya bank syariah. Terlebih fasilitas yang didapat oleh
masyarakat cenderung lebih memilih bank konvensional. Sehingga peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan
Tentang Riba Terhadap Minat Menabung Di Bank Syariah Pada
Masyarakat kelurahan Lawangan Daya RT.008 RW.003 Pamekasan”.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
peneltian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengetahuan tentang riba berpengaruh terhadap minat menabung
di bank syariah?
2. Seberapa besar pengaruh pengetahuan tentang riba terhadap minat
menabung di bank syariah?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah pengetahuan tentang riba berpengaruh
signifikan terhadap minat menabung di bank syariah.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan tentang riba
terhadap minat menabung di bank syariah.

E. Asumsi Penelitian
Asumsi atau anggapan dasar ini merupakan suatu gambaran sangkaan,
perkiraan, satu pendapat atau kesimpulan sementara, atau suatu teori
sementara yang belum dibuktikan.17 dengan kata lain asumsi penelitian adalah
anggapan menurut si peneliti yang bersifat subjektifitas. Asumsi atau
anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya
diterima oleh penyelidik.18 Adapun asumsi atau postulat dalam penelitian ini
adalah dengan Pengetahuan Tentang Riba diasumsikan akan memberikan

17
STAIN Pamekasan, Penulisan Karya Ilmiah, (Pamekasan: STAIN Pers, 2011), hlm. 12
18
Suharsimi, A, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik 2006, hlm 65

6
pengaruh terhadap Minat Menabung Di Bank Syariah Pada Masyarakat
Kelurahan Lawangan Daya RT.008 RW.003 Pamekasan.Hipotesis Penelitian

F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis sangat penting bagi kami sebagai pedoman dalam pengumpulan
data, menganalisis data sehingga hasil penelitian mempunyai objektifitas.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. 19
Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus dibuktikan melalui
penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan, diikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang
diperoleh dari pengumpulan data.20 Jadi, hipotesis dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah peneliti, belum jawaban empiris.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pengetahuan tentang riba
dan minat menabung, secara teoritis dapat diasumsikan pengetahuan tentang
riba berpengaruh terhadap minat menabung masyrakat, oleh karena itu dapat
diambil hipotesis sebagai berikut:
Ha : pengetahuan tentang riba berpengaruh terhadap minat menabung
Ho : pengetahuan tentang riba tidak berpengaruh terhadap minat menabung

G. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kegunaan atau manfaat yang Empirik baik secara Teoritis maupun Praktis.
1. Kegunaan Teoritis
a. Diharapkan dalam penelitian ini adalah munculnya pengetahuan baru
atau dukungan terhadap pengetahuan sebelumnya yang berkisar pada
masalah atau variabel yang menjadi objek penelitian ini, yaitu
Pengaruh Pengetahuan Tentang Riba Terhadap Minat Menabung Di
Bank Syariah Pada Masyarakat Kelurahan Lawangan Daya RT.008
RW.003 Pamekasan.
b. Sebagai bahan tambahan bacaan bagi pembaca untuk perpustakaan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.

19
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi R & D, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 70.
20
Agung, Anak Agung Putu, dan Anak Agung, Metodologi Penelitian Bisnis,(Universitas : 2012),
hlm. 27.

7
c. Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang riba terhadap minat
menabung yang dapat digunakan dalam perusahaan jasa. Perbankan
Syariah khususnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini digunakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Strata Satu (S.1)
pada program studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.
b. Sebagai pijakan dan Referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan pengetahun masyarakat tentang riba yang
dapat digunakan dalam suatu perusahaan jasa.
c. Sebagai bahan pertimbangan bank syariah untuk mengiklankan dirinya
ke masyarakat. Atau untuk program Corporate Sosial Responsibility
(CSR) Bank Syariah mau mengedukasi masyarakat

H. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian pada dasarnya akan menjelaskan batasan
tentang variabel dalam penelitian ini, populasi atau subjek penelitian, dan
lokasi penelitian.21 Berdasarkan hal tersebut maka ruang lingkup dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel dalam penelitian ini ada dua varibel yaitu variabel Pengetahuan
Tentang Riba sebagai variabel bebas (independent variabel) dan variabel
Minat Menabung Di Bank Syariah (dependent variabel).
2. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan deskriptif.
3. dalam penelitian ini yaitu Masyarakat Kelurahan Lawangan Daya RT.008
RW.003 Pamekasan.
4. Penelitian ini berlokasi di Jl. Lawangan Daya, RT.008 RW.003, Kelurahan
Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan

I. Definisi Istilah
Definisi istilah digunakan untuk menghindari perbedaan pengertian
terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga hal yang

21
STAIN Pamekasan, Penulisan Karya Ilmiah, (Pamekasan: STAIN Pers, 2011), hlm. 12.

8
dimaksudkan menjadi jelas. Definisi istilah dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang dimiliki seseorang yang
diperoleh sebagian besar melalui mata dan telinga. Pengetahuan informasi
yang diperoleh seseorang baik dari pengalaman atau sejak lahir yang
menjadikan seseorang tahu akan sesuatu. Pengetahuan merupakan tingkat
dasar dari aspek-aspek pengetahuan. Pengetahuan terbagi menjadi tiga
bagian, Analytical Thinking (AT ), Conceptual Thinking (CT), Expertise
(EXP)22 .
Jadi pegetahuan adalah sesuatu yang diperoleh baik dari alamiah proses
belajar ataupun pengalam diri dan orang lain yang belum pernah kita alami
sehingga menjadikan kita tahu baik itu hal positif ataupun negatif.
2. Riba (usury) adalah melebihkan keuntungan (harta) dari salah satu pihak
dalam transaksi jual beli atau pertukaran barang yang sejenis tanpa
memberikan imbalan terhadap kelebihan itu (riba fadl), atau pembayaran
hutang yang harus dilunasi oleh orang yang berhutang lebih besar dari
pada jumlah pinjamannya sebagai imbalan terhadap tenggang waktu yang
23
lewat (riba nasi’ah).
Jadi riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat
pengembalian berdasarkan presentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok
yang dibebankan kepada peminjam. Bunga atau tambahan yang diambil
atas adanya suatu utang piutang antara dua pihak atau lebih yang telah
diperjanjikan pada saat awal dimulainya perjanjian.
3. Minat secara terminology, menurut Muhibbin Syah adalah kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.24
Jadi minat merupakan keinginan yang timbul baik dari diri sendiri
ataupun pengaruh orang lain secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu.

22
Asih, Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Inisiatif Dan Orientasi Pembelajaran
Serta Kemampuan Penyesuaiain, Jurnal Ekonomi dan Bisnis 18, no. 1 (2017), hlm. 96-105.
23
Naja Daeng, Dosa Riba Notaris, (Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hlm. 118.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), cet. Ke-6, hlm. 136.

9
J. Kajian Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu merupakan beberapa hasil penelitian yang
pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Hal ini dimaksudkan untuk
menggali informasi tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian
ini sehingga penelitian ini diharapkan tidak terjadi pengulangan atau duplikasi.
Selain itu, penelitian terdahulu dapat dijadikan referensi dan acuan bagi
penulis untuk melakukan penelitian ini sehingga terjadi penelitian yang saling
terkait.
Kajian penelitian terdahulu adalah untuk memberikan kerangka kajian
empiris dari kerangka kajian teoritis bagi permasalahan dan konteks
penelitian, sebagai dasar untuk mengadakan pendekatan terhadap masalah
yang dihadapi, serta digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah.
Diantaranya penelitian terdahulu yang terkait dengan masalah penelitian ini
adalah:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Afriani Nur Hasanah dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Tentang Perbankan Syariah Terhadap
Minat Menabung Di Bank Syariah” (Studi Pada Masyarakat Desa Pagar
Puding Kecamatan Tebu Ulu) tahun 2021, dengan metode penelitian
lapangan (field research) atau disebut dengan metode kuantitatif dan
pendekatan deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat tentang perbankan syariah berpengaruh
signifikan terhadap minat menabung dibank syariah. Sebesar 56,6%
berdasarkan bertamabahnya minat dan prefensial masyarakat dan 12,8%
masyarakat sudah menabung di bank syariah sedangkan sisanya karena
faktor lain.25
b. Penelitian yang dilakukan oleh Laras Cantika Dewi dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Terhadap Minat Menabung Di Bank
Syariah” (Studi Pada Masyarakat Jorong Piliang Kecamatan Lima Kaum
Kabupaten Tanah Datar) tahun 2021, dengan penelitian lapangan (field
research) atau disebut dengan metode kuantitatif, pendekatan deskriptif,

25
Afriani Nur Hasanah, Pengaruh Pengetahuan Masyarakat tentang perbankan syariah terhadap
minat Menabung di Bank Syariah (studi pada Masyarakat Desa Pagar Puding Kecama tan Tebo
Ulu), Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2021.

10
dan menggunakan metode kuesioner (angket). Menerangkan bahwasanya
pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap minat menabung dibank
syariah, pengetahuan masyarakat berpengaruh terhadap minat menabung
26
sebesar 26% dan sisanya sebesar 73,4% dipengaruhi faktor lain
c. Penelitian yang dilakukan oleh Anggie Nurmalasari dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap Minat Menabung
Mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2016 IAIN Ponorogo Di Bank
BRI Syariah KCP Ponorogo pada tahun 2019, dengan metode lapangan
(field research) atau disebut dengan metode kuantitatif, pendekatan
deskriptif, dan menggunakan metode kuesioner (angket). Terdapat
pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara pengetahuan dan
motivasi terhadap minat menabung mahasiswa perbankan syariah
angkatan 2016 IAIN Ponorogo di bank BRI Syariah KCP Ponorogo,
dengan nilai signifikan sebesar 0,000 kurang dari 0,05 dengan
pengetahuan dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap minat menabung nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu 41,694
lebih besar dari 3,27 dan koefisien determinasi (R Square) sebesar 56,2%
sisanya yaitu 43,8% dipengaruhi variabel lain. 27
d. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Yesika Wijayati dengan judul
“Pengaruh Persepsi Dan Pengetahun Terhadap Minat Menabung Di Bank
Syariah Pada Masyarakat Dukuh Krajan Pulosari Jamban Ponorogo” pada
tahun 2019, dengan metode lapangan (field research) atau disebut dengan
metode kuantitatif, pendekatan deskriptif, dan menggunakan metode
kuesioner (angket). Menerangkan bahwa persepsi masyarakat tentang
perbankan syariah (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
menabung di bank syariah (Y). Sedangkan pengetahuan masyarakat

26
Laras Cantika Dewi, Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Terhadap Minat Menabung di Bank
Syariah (Studi Pada Masyarakat Jorong Piliang Kecamatan Lima Kaum Kabupaten Tanah Data r),
Skripsi Institut agama Islam Negeri Batu sangkar, 2021.
27
Anggie Nurmalasari, Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap Minat Menabung
Mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2016 Iain Ponorogo Di Bank Bri Syariah Kcp Ponorogo,
(Skripsi Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2019).

11
tentang perbankan syariah (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat menabung di bank syariah (Y). 28
e. Penelitian yang dilakukan oleh Hayah Masrurah Nurfan dengan judul
“Pengaruh Persepsi, Pengetahuan, Dan Religiusitas Terhadap Minat
Menabung Siswa Pada Bank Syariah Mandiri” (Studi pada SMA IT Al-
Fityan Gowa) pada tahun 2021, dengan metode penelitian lapangan (field
research) atau disebut dengan metode kuantitatif, sedangkan pendekatan
yang digunakan pada penelitian ini yaitu penedekatan asosiatif yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi, pengetahuan dan religiusitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung di Bank
Syariah Mandiri.29
Tabel 1.1
Kajian Penelitian Terdahulu
No Nama Persamaan Perbedaan
Penulis/Judul
1. Afriani Nur Hasanah Variabel yang akan Jenis pengumpulan data
(2021) diteliti yaitu pada penelitian terdahulu
“Pengaruh pengetahuan dan metode interview
Pengetahuan minat menabung (wawancara) sedangkan
Masyarakat Tentang Analisis yang penelitian yang akan
Perbankan Syariah digunakan yaitu dilakukan saat ini
Terhadap Minat menggunakan menggunakan metode
Menabung Di Bank analisis regresi kuesioner (angket).
Syariah” (Studi pada linear sederhana Lokasi penelitian berlokasi
Masyarakat Desa Jenis penelitian di Kelurahan Lawangan
Pagar Puding yang digunakan Daya RT.008 RW.003
Kecamatan Tebu yaitu penelitian Pamekasan dan mayoritas
Ulu) kuantitatif dan penduduk beragama islam
pendekatan serta terdapat pesantren.
deskriptif
Objek yang diteliti
yaitu masyarakat

2. Laras Cantika Dewi Variabel yang akan Lokasi penelitian berlokasi

28
Eva Yasika Wijayanti, Pengaruh Persepsi Dan Pengetahuan Terhadap Minat Menabung Di Bank
Syariah Pada Masyarakat Dukuh Krajan Pulosari Jambon Ponorogo, (Skripsi Institut Agama Islam
Negeri Ponorogo, 2019).
29
Hayah, Masrurah Nurfan, Pengaruh Persepsi, Pengetahuan, Dan Religiusitas Terhadap Minat
Menabung Siswa Pada Bank Syariah Mandiri (Studi pada SMA IT Al-Fityan Gowa), Skripsi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2021.

12
(2021) diteliti yaitu di Kelurahan Lawangan
“Pengaruh pengetahuan dan Daya RT.008 RW.003
Pengetahuan minat menabung Pamekasan dan mayoritas
Masyarakat Analisis yang penduduk beragama islam
Terhadap Minat digunakan yaitu serta terdapat pesantren.
Menabung Di Bank menggunakan
Syariah” (Studi pada analisis regresi
Masyarakat Jorong linear sederhana
Piliang Kecamatan Jenis penelitian
Lima Kaum yang digunakan
Kabupaten Tanah yaitu penelitian
Datar) kuantitatif dan
pendekatan
deskriptif
Jenis pengumpulan
data sama-sama
menggunakan
metode kuesioner
(angket)
Objek yang diteliti
yaitu Masyarakat
3. Anggie Nurmalasari Variabel yang akan Variabel X yang akan
(2019) diteliti yaitu diteliti yaitu pada penelitian
“Pengaruh pengetahuan dan terdahulu terdapat 2 (dua)
Pengetahuan Dan minat menabung variabel, sedangkan pada
Motivasi Terhadap Analisis yang penelitian yang akan
Minat Menabung digunakan yaitu dilakukan saat ini hanya
Mahasiswa menggunakan menggunakan 1 (satu)
Perbankan Syariah analisis regresi variabel saja Lokasi
Angkatan 2016 IAIN linear sederhana penelitian yaitu penelitian
Ponorogo Di Bank Jenis penelitian terdahulu berlokasi di
BRI Syariah KCP yang digunakan Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo” yaitu penelitian (IAIN) Ponorogo dan
kuantitatif dan penelitian yang akan
pendekatan dilakukan saat ini berlokasi
deskriptif di Kelurahan Lawangan
Jenis pengumpulan Daya RT.008 RW.003
data sama-sama Pamekasan
menggunakan Objek yang akan diteliti
metode kuesioner yakni penelitian terdahulu
(angket) objeknya adalah Mahasiswa
Perbankan Syariah
Angkatan 2016 IAIN
Ponorogo dan penelitian
yang akan dilakukan saat ini
objeknya adalah Masyarakat
Analisis data yang
digunakan yaitu pada

13
penelitian terdahulu
menggunakan analisis linear
berganda, sedangkan pada
penelitian yang akan
dilakukan saat ini
menggunakan analisis linear
sederhana
4. Eva Yesika Wijayati Variabel yang akan Variabel X yang akan
(2019) diteliti yaitu diteliti yaitu pada penelitian
“Pengaruh Persepsi pengetahuan dan terdahulu terdapat 2 (dua)
Dan Pengetahuan minat menabung variabel, sedangkan pada
Terhadap Minat Jenis penelitian penelitian yang akan
Menabung Di Bank yang digunakan dilakukan saat ini hanya
Syariah Pada yaitu penelitian menggunakan 1 (satu)
masyarakat Dukuh kuantitatif dan variabel saja
Krajan Pulosari pendekatan Lokasi penelitian yaitu
Jamban Ponorogo” deskriptif penelitian terdahulu
Jenis pengumpulan berlokasi di Dukuh Krajan
data sama-sama Pulosari Jamban Ponorogo
menggunakan dan penelitian yang akan
metode kuesioner dilakukan saat ini berlokasi
(angket) di Kelurahan Lawangan
Objek yang diteliti Daya RT.008 RW.003
yaitu masyarakat Pamekasan
Analisis data yang
digunakan yaitu pada
penelitian terdahulu
menggunakan analisis linear
berganda, sedangkan pada
penelitian yang akan
dilakukan saat ini
menggunakan analisis linear
sederhana
5. Hayah Masrurah Variabel yang akan Variabel X yang akan
Nurfan diteliti yaitu diteliti yaitu pada penelitian
(2021) pengetahuan dan terdahulu terdapat 3 (tiga)
“Pengaruh Persepsi, minat menabung variabel, sedangkan pada
Pengetahuan, Dan Jenis penelitian penelitian yang akan
Religiusitas yang digunakan dilakukan saat ini hanya
Terhadap Minat yaitu penelitian menggunakan 1 (satu)
Menabung Siswa kuantitatif variabel saja
Pada Bank Syariah Jenis pengumpulan Lokasi penelitian yaitu
Mandiri” (Studi pada data sama-sama penelitian terdahulu
SMA IT Al-Fityan menggunakan berlokasi di SMA IT Al-
Gowa) metode kuesioner Fityan Gowa dan penelitian
(angket) yang akan dilakukan saat ini
berlokasi di Kelurahan
Lawangan Daya RT.008

14
RW.003 Pamekasan
Analisis data yang
digunakan yaitu pada
penelitian terdahulu
menggunakan analisis linear
berganda, sedangkan pada
penelitian yang akan
dilakukan saat ini
menggunakan analisis linear
sederhana
Objek yang akan diteliti
yakni penelitian terdahulu
objeknya adalah Siswa
SMA IT Al-Fityan Gowa
dan penelitian yang akan
dilakukan saat ini objeknya
adalah Masyarakat
Sumber: Afriani Nur Hasanah (2021), Laras Cantika Dewi (2019), Anggie Nurmalasari (2019),
Eva Yesika Wijayati (2021), Hayah Masrurah Nurfan (20 19).

K. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di
artikan sebagai segala hal yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu
yang berkaitan dengan mata pelajaran. Pengetahuan adalah apa yang
diketahui atau hasil pekerjaan tahu, pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
dari kenal, sadar,insaf, mengerti, dan pandai30 Pengetahuan yaitu output
yang diperoleh dari alat indera pendengaran, penglihatan, penciuman, raba
dan rasa terhadap suatu objek. Pengetahuan tersebut muncul melalui
proses penginderaan sehingga manusia dengan beberapa indera yang
dimilikinya akan memperoleh pengetahuan atas suatu objek tertentu. 31
Pengetahuan merupakan suatu informasi yang telah diproses dan
diorganisasikan agar mendapatkan suatu pemahaman, pembelajaran dan
pengalaman atas suatu hal sehingga dapat diinterpretasikan pada masalah
tertentu. Pengetahuan ini dapat diperoleh ketika manusia menggunakan

30
Kimberly Adams dan A.A Waskito, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia. (Jakarta: Wahyumedia,
2016), 119.
31
Cindhy Audina Putribasutami, Pengaruh Pelayanan, Lokasi, Pengetahuan, Dan Sosial Terhadap
Keputusan Menabung Di Ponorogo, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 6 (3), 157-172. 2018

15
akalnya untuk mengumpulkan informasi tentang suatu peristiwa tertentu
yang sebelumnya belum pernah dirasakan.32
Pengetahuan terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:33
1) Analytical Thinking (AT) adalah kemampuan memahami situasi
dengan merincinya menjadi bagian-bagian kecil, atau melihat
implikasi sebuah situasi secara rinci. Pada intinya, kompetensi ini
memungkinkan seseorang berpikir secara analitis atau sistematis
terhadap sesuatu yang kompleks.
2) Conceptual Thinking (CT) adalah memahami sebuah situasi atau
masalah dengan menempatkan settiap bagian menjadi satu kesatuan
untuk mendapatkan gambar yang lebih besar. Termasuk kemampuan
dengan mengidentifikasi pola atau hubungan antar situasi yang tidak
secara jelas terkait, mengidentifikasi isu mendasar atau kunci dalam
situasi yang kompleks. Conceptual Thinking bersifat kreatif,
konseptual, atau induktif.
3) Expertise (EXP) termasuk pengetahuan terkait pada pekerjaan (bisa
teknikal, professional, atau manajerial), dan juga motivasi untuk
memperluas, memanfaatkan, dan mendistribusikan pengetahuan
tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan diartikan sebagai
segala sesuatu yang diketahui namun belum disusun secara sistematik dan
belum diuji kebenarannya dalam metode ilmiyah dan belum dinyatakan
valid dan shahih. Jadi Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang
dimiliki seseorang yang diperoleh sebagian besar melalui mata dan telinga,
pengetahuan informasi yang diperoleh seseorang baik dari pengalaman
atau sejak lahir yang menjadikan seseorang tahu akan sesuatu,
pengetahuan merupakan tingkat dasar dari aspek-aspek pengetahuan
pengetahuan merupakan alat untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia,

32
Maskur & Saidah, Pengetahuan perbankan syariah dan pengaruhnya terhadap minat menabung
santri dan guru. Islaminomic, Vol. 7 (2), 37-45. 2016
33
Asih, Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Inisiatif Dan Orientasi Pembelajaran
Serta Kemampuan Penyesuaiain, Jurnal Ekonomi dan Bisnis 18, no. 1 (2017), hlm. 96-105.

16
salahsatunya dengan tidak boleh berat sebelah dan harus berperilaku adil.
Sebagaimana firman Allah dalam (QS. Al-Qashas [28] : 77),34

              

                

”dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
b. Tingkat Pengetahuan
Terdapat lima tingkatan di dalam domain kognitif, yaitu:35
1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai ingatan akan materi yang telah
didapat dan dipelajari sebelumnya. Pengetahuan berarti mengingat
kembali sesuatu dari semua materi yang diterima. Oleh sebab itu
pengetahuan disebut sebagai tingkat pemahaman yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension) Memahami atau paham diartikan sebagai
kemampuan untuk menjelaskan dengan benar mengenai objek yang
telah diketahui dan dapat memaparkan materi tersebut sesuai dengan
apa yang didapatkan. Sehingga seseorang dikatakan paham terhadap
objek atau materi yang telah didapatkan apabila dapat menjelaskan,
menyimpulkan, dan menyebutkan objek yang dihadapi.
3) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang dalam
mendalami materi yang telah didapat dan menyimpulkannya dalam
sebuah pendapat. Kemampuan analisis dapat dilihat langsung dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan, dan mengelompokkan.
4) Sintesis (Shyntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian dari pengetahuannya menjadi suatu
hal-hal yang baru. Jadi, sintesis juga diartikan sebagai kemampuan

34
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1998)
35
Wawan, dan Dewi, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia,
(Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), hlm. 13.

17
seseorang dalam mengembangkan sebuah inovasi dari inovasi-inovasi
sebelumnya.
5) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
seseorang dalam melakukan penilaian terhadap suatu objek yang
dicermati berdasarkan kriteria tertentu.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan tidak akan hadir dengan sendirinya. Ada beberapa
faktor yang membuat terbentuknya suatu pengetahuan seseorang. Faktor-
faktor tersebutlah yang akan mendorong seseorang yang tadinya hanya
tahu menjadi paham akan suatu objek dan dapat diaplikasikan dalam
kadaan yang sebenarnya. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
adalah:36
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
perkembangan menuju kea rah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan. Pendidikan diperlukan
untuk memperoleh informasi misalnya informasi dalam bidang
kesehatan, ekonomi, untuk meningkatkan kualitas hidup. Pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka paparan
informasi yang diterima semakin mudah untuk didapatkan.
b) Umur
semakin cukup umur maka kematangan dalam mendapatkan informasi
akan semakin menjadi lebih baik dan paparan informasi yang didapat
dari lingkungan sekitar maupun dari dunia maya akan bertambah.
2) Faktor Eksternal
a) Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan dapat mempengaruhi perkembangan, pola pikir, dan perilaku
manusia.

36
Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin, dan Supradi Rozikin, Promosi Kesehatan Sebuah
Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu 30, 2017), hlm.
30.

18
b) Sosial Budaya
Sistem budaya dan adat yang dianut oleh masyarakat juga dapat
mempengaruhi pola perilaku seseorang dan begitu pula dalam hal
mencari informasi.
c) Pekerjaan
Pekerjaan atau lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
2. Riba
1. Definisi Riba
Riba (usury) adalah melebihkan keuntungan (harta) dari salah satu
pihak dalam transaksi jual beli atau pertukaran barang yang sejenis tanpa
memberikan imbalan terhadap kelebihan itu (riba fadl), atau pembayaran
hutang yang harus dilunasi oleh orang yang berhutang lebih besar dari
pada jumlah pinjamannya sebagai imbalan terhadap tenggang waktu yang
lewat (riba nasi’ah).
Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman
saat pengembalian berdasarkan presentase tertentu dari jumlah pinjaman
pokok yang dibebankan kepada peminjam. 37 Riba juga diartikan sebagai
tambahan yang diambil atas adanya suatu utang piutang antara dua pihak
atau lebih yang telah diperjanjikan pada saat awal dimulainya perjanjian. 38
Jadi dapat disimpulkan bahwa riba (usury) adalah suatu sistem
yang menindas kemanusiaan dengan keji, menyengsarakan kehidupan
individu, masyarakat, Negara, dan bangsa, yang membuat hubungan antara
pemilik modal dan para buruh, baik dalam perdagangan maupun dalam
perindustrian selalu dalam suasana untung-untungan dan sengketa. Para
pemberi pinjaman berusaha keras mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya. Lalu merek memperkuat pinjamannya sehingga para pedagang
dan industriawan mau menambah suku bunga pinjamannya. 39

37
Naja Daeng, Dosa Riba Notaris, (Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hlm. 118.
38
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 11.
39
Qordhowi Yusuf, Haruskah Hidup Dengan Riba, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991), hlm. 74.

19
2. Macam-Macam Riba
Riba dikelompokan menjadi dua, yaitu riba utang piutang terdiri
dari riba qardh dan riba jahiliyah. Riba jual beli terbagi menjadi riba fadhl
dan riba nasi’ah.40
1) Riba Utang-Piutang
Riba Qardh adalah meminjamkan uang kepada seseorang dengan
syarat ada kelebihan atau keuntungan bagi pemberi utang.
2) Riba Jual-Beli
a) Riba Fadhl adalah pertukaran antar barang yang sejenis tetapi
kualitasnya berbeda. Barang tersebut dapat diperjual-belikan
dengan sistem barter asalkan memenuhi syarat yaitu transaksi harus
dilakukan secara tunai dan barangnya harus sama jumlah dan
takarannya, walau terjadi perbedaan mutu antara kedua barang.
b) Riba Nasi’ah adalah tambahan yang di syaratkan kepada yang
berutang dari orang yang mengutangkan sebagai imbalan
penundaan pembayaran utang. Riba jenis inilah yang terkenal di
zaman jahiliyah. Salah seorang dari mereka memberikan hartanya
untuk orang lain sampai waktu tertentu dengan syarat dia
mengambil tambahan tertentu dalam setiap bulannya sedangkan
modalnya tetap dan jika sudah jatuh tempo ia akan mengambil
modalnya, dan jika belum sanggup membayar, maka waktu dan
bunganya akan bertambah.
c) Riba Dain disebut juga dengan riba jahiliyah, sebab riba jenis
inilah yang terjadi pada jaman jahiliyah. Riba Dain ini terjadi
menjadi dua bentuk:41 pertama penambahan harta sebagai denda
dari penambahan tempo (bayar hutangnya atau tambah nominalnya
dengan mundurnya tempo). Kedua pinjaman dengan bunga yang
dipersyaratkan diawal akad.

40
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah Sistem Transaksi Dalam Fiqih Islam, hlm.
218.
41
Sri Sudarti, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Medan: Febi UIN-SU Press, 2018), hlm. 69.

20
3. Larangan Riba
Sudah jelas diketahui bahwa Islam melarang riba dan
memasukkannya dalam dosa besar. Tetapi Allah SWT dalam
mengharamkan riba menempuh metode secara gradual (step by step).42
Terkait dengan hal tersebut, terdapat beberapa dalil Islam yang melarang
sistem riba. Namun demikian Allah SWT menurunkan risalah larangan
praktik riba dengan menggunakan empat tahapan. 43
1) Riba tidak akan menambah kebaikan di sisi Allah SWT. Allah
berfirman:

                     

     


“Dan seseuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada
sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah oramg-orang yang melipat gandakan (pahala)”. (QS.
Ar-Ruum: 39).44
2) Allah telah menggambarkan siksa bagi orang yahudi yang suka
memakan riba. Allah SWT berfirman:

               

              

  


“Maka disebabkan kezaliman orang-orang yahudi, kami haramkan
atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang dari padanya, dank
arena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami

42
Wasilul Chair, Riba Dalam Perspektif Islam dan Sejarah, Iqtishadia, Vol. 1, No. 1, (Juni, 2014),
hlm. 106.
43
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktik Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007),
hlm. 2.
44
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Asy Syifa’, 1998), hlm.
326.

21
telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu
siksa yang pedih”. (QS. An-Nisa’: 160-161).45
3) Allah melarang memakan riba yang berlipat ganda. Allah SWT
berfirman:

              
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Ali Imran: 130).46
4) Ditekankan bahwa riba itu haram, dan dinyatakan sebagai perintah
terlarang bagi umat Islam. Allah memerintahkan kepada orang-orang
yang beriman agar meninggalkan sisa riba. Allah SWT berfirman:

                  

                

  

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan


tinggalkan sisa-sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-
orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya
akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan
riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak
pula dianiaya”. (QS. Al-Baqarah: 278-279).47
Larangan riba juga dapat ditemukan dalam hadist Rasulullah SAW.
Dalam hadist terdapat larangan riba bagi umat Islam. Beberapa hadist
diantaranya:48
1) Rasulullah SAW telah mengutuk, baik bagi pembayar maupun
penerima riba. (HR. Aun Ibn Hanifah yang meriwayatkan dari
ayahnya).
2) Rasulullah SAW mengutuk orang-orang yang menerima dan memberi
riba, orang yang mencatat urusan riba, dan menjadi saksi dan

45
Ibid, hlm. 82.
46
Ibid, hlm. 53.
47
Ibid, hlm. 37.
48
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 20.

22
selanjutnya beliau mengatakan bahwa mereka semauanya sama. (HR.
Abdullah Ibn Mas’ud).
3) Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah bersabda: “Riba itu
ada tujuh puluh dosa, yang paling ringan adalah seperti seseorang
menzinai ibu kandungnya sendiri”. (HR. Ibnu Majah, no. 2274. Al-
Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadist ini hasan).
4) Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi
wasallam, beliau bersabda: “Jauhilah tujuh (dosa) yang
membinasakan” mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah!
Apakah itu?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir,
membunuh jiwa yang Allah Haramkan kecuali dengan haq, memakan
riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang
berkemcambuk, menuduh zina gerhadap wanita-wanita merdeka yang
menjaga kehormatan yang beriman”. (HR. Al-Bukhari, no. 3456,
Muslim, no. 2669).
Dari ayat dan Hadist diatas, diketahui bahwa Allah dengan tegas
melarang praktik riba dan hukumnya haram. Hal ini termasuk dalam
kategori mengambil atau memperoleh harta dengan cara tidak benar.

4. Bahaya Riba
Riba sangat berbahaya bagi pelakunya baik dari Al-Qur’an maupun
Hadist Nabi, berbagai ancaman bahaya riba antara lain:49
1) Hilangnya keberkahan pada harta
Riba telah dilarang dalam islam sebab riba hanya menguntungkan salah
satu pihak dan merupakan kezaliman pada pihak lain, orang yang
beruntung berarti dia memerlukan bantuan agar masalahnya
terselesaikan, akan tetapi tambahan tersebut akan lebih memberatkan
bagi yang berutang.
2) Dibangkitkan dihari kiamat dalam keadaan gila
Orang-orang yang memakan riba tidak akan dapat berdiri dari kuburan
mereka kelak kecuali seperti berdirinya orang gila pada saat mengamuk

49
Muhammad Tho’in, Larangan Riba dalam Teks dan Konteks (Studi atas Hadist Riwayat Muslim
Tentang Pelaknatan Riba), jurnal, (Surakarta: STIE-AAS, 2016), hlm. 67.

23
dan kerasukan syaitan, yaitu mereka berdiri dengan posisi yang tidak
sewajarnya
3) Allah dan Rasulullah akan memerangi mereka, serta mereka dianggap
kafir.
Setiap perilaku riba adalah orang yang memerangi agamanya dan orang
yang memerangi agama Allah maka akan diperangi oleh Allah dan
Rasul selama dia tidak meninggalkannya.
4) Memakan riba lebih buruk dosanya dari pada perbuatan zina
Riba merupakan perbuatan dosa besar serta para ulama sepakat riba
adalah haram dan termasuk dosa besar. Alangkah baiknya bertaubat
sebelum terlambat sebab nikmat maksiat hanya sesaat namun akan
membawa celah didunia dan diakhirat.
5. Hikmah Diharamkannya Riba
Ketika islam memerintahkan umatnya untuk melaksanakan suatu
perkara, tentunya hal ini akan memberikan manfaat dan terdapat hikmah
yang baik bagi umat tersendiri. Demikian juga ketika islam melarang
umatnya melakukan suatu perkara tentu terdapat kemudharatan didalam
perkara tersebut. Diantara hikmah diharamkannya riba anatara lain:50
1) Menajaga agar seorang muslim tidak memakan harta orang lain dengan
cara yang bathil.
2) Mengarahkan seorang muslim supaya menginvestasikan hartanya pada
usaha yang bersih.
3) Menyumbat seluruh jalan yang membawa sorang muslim kepada
tindakab memusuhi dan menyusahkan saudaranya sesame muslim.
4) Menjauhkan seorang muslim dari perbuatan yang dapat membawanya
kepada kebinasaan.
Membuka pintu-pintu kebaikan dihadapan seorang muslim untuk
mempersiapkan bekal diakhirat kelak dengan meminjami saudaranya
sesame tanpa mengambil keuntungan, mengutangnya dan memberikan
kemudahan dalam membayarnya.

50
Muhammad Ghafur w, Memahami Bunga Dan Riba Ala Muslim Indonesia, hlm. 37.

24
3. Minat
a. Definisi Minat
Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena
sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya. Kebutuhan disini yaitu seperti
kebutuhan akan aktualisasi diri, kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif,
kebutuhan akan keamanan dan kebutuhan fisiologi. 51
Minat secara terminology, menurut Muhibbin Syah adalah
“kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu”.52 Sementara menurut Slameto minat adalah “suatu rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada
yang menyuruh”.53
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli psikologi
diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang
erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang (positif)
terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan
memberi kepuasaan kepadanya. Sesuatu itu dapat berupa aktifitas, orang,
pengalaman atau benda yang dapat dijadikan sebagai stimulasi atau
rangsangan yang memerlukan respon terarah.
Apabila sesuatu itu dianggapnya sesuai dengan kebutuhan atau
menyenangkan baginya maka sesuatu itu akan dilaksanakan. Namun
sebaliknya, apabila sesuatu itu tidak menyenangkan maka sesuatu itu akan
ditinggalkannya.
b. Unsur-Unsur Minat
1) Unsur kognisi (mengenal) dalam pengertian bahwa minat itu didahului
oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang disetujui oleh
minat tersebut.
2) Unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman itu
disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang).

51
Nigel C.Benson dan Simon Grove, Mengenal Psikologi For Beginnners, (Bandung: Mizan,
2000), cet. Ke-1. Hlm. 110.
52
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), cet. Ke-6, hlm. 136.
53
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT. Adi Mahasatya, 2002),
cet. Ke-4, hlm. 180.

25
3) Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur diatas
yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan
suatu kegiatan.
Dengan unsur-unsur yang dikandung oleh minat tersebut maka
minat dapa dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak demikian
maka minat tidak akan berarti apa-apa.54

c. Faktor Yang Mempengaruhi Minat


Minat seseorang tidak timbul dengan sendirinya, harus ada unsur
kebutuhan. Minat ada karena pengaruh dari beberapa faktor. Faktor-faktor
yang mempengaruhi munculnya minat adalah sebagai berikut:55
1) Faktor Diri Individu
Faktor diri individu merupakan minat yang berasal dari dalam individu
itu sendiri, misalnya berat badan, umur, jenis kelamin, pengalaman,
perasaan lampau dan kepribadian.
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan minat yang berasal dari luar individu,
misalnya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
3) Faktor Emosional
Faktor emosional merupakan minat yang berhubungan erat dengan
emosi, misalnya bila mendapatkan kesuksesan akan menimbulkan
perasaan senang dan hal tersebut akan memperkuat mibat terhadap
aktivitas tersebut, sebaliknya jika menghadapi sesuatu kegagalan akan
menghilangkan minat terhadap hal tersebut.
d. Indikator Minat
Setiap individu memiliki perbedaan dalam beberapa hal, misalnya
saja pada minatnya. Perbedaan itu dapat diketahui melalui gejala-gejala
yang ditampakkan oleh individu itu sendiri. Indikator minat antara lain:56
1) Minat Transaksional

54
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara wacana, 1993), cet. Ke-4,
hlm. 112.
55
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar (Dalam
Perspektif Islam), hlm. 263
56
Donni Juni, Perilaku Konsumen, (Bandung, Alfabeta, 2017), hlm. 168-169.

26
Minat transaksional merupakan kecenderungan konsumen untuk selalu
membeli produk (barang/jasa) yang dihasilkan perusahaan, ini
didasarkan atas kecenderungan yang tinggi terhadap perusahaan
tersebut.
2) Minat Referensial
Minat referensial merupakan kecenderungan konsumen untuk
mereferensikan produknya kepada orang lain. Minat tersebut muncul
setelah konsumen memiliki penngalaman dan pengetahuan informasi
tentang produk tersebut.
3) Minat Preferensial
Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan perilaku
konsumen yang memiliki preferensial utama terhadap produk-produk
tersebut.
4) Minat Eksploratif
Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan perilaku
konsumen yang selalu mencari informasi mengenai produk yang
diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif
dari produk tersebut.
e. Minat Menabung
Minat merupakan keinginan yang timbul dari diri sendiri tanpa ada
paksaan dari orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Minat merupakan
rasa suka (senang) dan tertarik pada suatu objek atau kegiatan yang
disenangi. Minat lebih dikenal sebagai keputusan pemakaian atau
pembelian jasa/produk tertentu. Keputusan pembelian merupakan suatu
proses pengambilan keputusan atas pembelian yang mencakup penentuan
apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan
tersebut diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yaitu kebutuhan dan
dana yang dimiliki.57
Menabung adalah menyimpan uang atau sebagian harta yang kita
miliki disuatu bank atau koperasi, menabung juga bisa diartikan sebagai
harta yang berupa uang yang telah tersimpan dan dapat diambil sewaktu-

57
Sofyan Assauri, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 85.

27
waktu.58 Menabung merupakan tindakan yang dianjurkan karena dengan
menabung berarti kita sudah mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal
yang tidak dinginkan.59
Minat menabung merupakan kecenderungan nasabah untuk
memilih suatu produk atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pemilihan untuk tingkat kemungkinan nasabah melakukan penyimpanan. 60
Minat menabung adalah situasi seseorang sebelum melakukan tindakan
yang dapat menjadi respon terhadap keinginan nasabah untuk melakukan
pencarian informasi pada produk tertentu atau kecenderungan nasabah
untuk memilih suatu produk tabungan yang nasabah rasa cocok sehingga
seseorang yang memiliki minat akan memperhatikan produk tersebut.

4. Bank Syariah
a. Definisi Bank Syariah
Bank berasal dari kata bangue (bahasa prancis) dan dari kata banco
(bahasa italia) yang berarti peti atau lemari atau bangku. Peti, lemari, atau
bangku menjelaskan fungsi dasar dari bank komersial, yaitu: Menyediakan
tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping function), serta
menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa
(transactionfunction).61
Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-
prinsip syariah islam. Didalam operasinya bank syariah mengikuti aturan
Al-Qur’an-Hadist dan regulasi dari perintah. Sesuai dengan perintah dan
larangan syariah, maka praktik-praktik yang mengandung unsur riba
dihindari, sedangkan yang diikuti adalah praktik-praktik bisnis yang
dilakukan di zaman Rasulullah. Perbedaan pokok antara bank bank syariah
dengan bank konvensional adalah adanya riba (bunga). Bagi bank syariah

58
Hutomo Rusdianto dan Chanafi Ibrahim, “Pengaruh Produk Bank Syariah Terhadap Minat
Menabung Dengan Persepsi Masyarakat Sebagai Variabel Moderating di Pati”, Equilibrium, IV 1
(2016), hlm. 43-61.
59
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 53.
60
Priansa, D.J, Prilaku Konsumen Dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm. 164.
61
M. Syafi’I Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alfabeta, 2006),
hlm. 2.

28
riba dilarang seadangkan jual beli dihalalkan. Ini berarti membayar dan
menerima bunga atas uang yang dipinjam atau dipinjamkan adalah
dilarang. Dalam operasionalnya, baik dalam kegiatan penghimpunan dana
dari masyarakat maupun dalam penyaluran dana kepada masyarakat, bank
syariah tidak memperhitungkan bunga tetapi berdasarkan prinsip jual beli
dan bagi hasil.62
Bank syariah terdiri dari dua kata yaitu Bank dan Syariah. Kata
Bank bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara
keuangan dari dua pihak, yaitu pihak berkelebihan dana dan pihak yang
kekurangan dana. Kata Syariah dalam versi Bank Syariah di Indonesia
adalah aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan
pihak lain untuk pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai
dengan hukum islam.63
Penggabungan kedua kata dimaksud, Menjadi “Bank Syariah”.
Bank Syariah adalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang
kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan
hukum islam.
Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa pengertian bank
syariah tidak jauh berbeda dengan pengertian bank pada umumnya.
Perbedaan diantara keduanya hanya terletak pada asas operasional, yang
digunakan bank syariah beroperasi berdasarkan asas bagi hasil dan bank
konvensional beroperasi berdasarkan sistem bunga. Bank syariah
beroperasi berdasarkan prinsip syariah atau prinsip agama Islam. Sesuai
dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba memberatkan,
maka bank syariah beropersi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas
bisnis atas dasar keseteraan dan keadilan.
Perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank
konvensional, antara lain: perbedaan falsafah, bank syariah tidak
melaksanakan sistem bunga melainkan sistem bagi hasil dalam
aktivitasnya sedangkan bank konvesional justru kebalikannya yaitu
62
Antonio, M.S.I, TY Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 56.
63
Anshori, A.G, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: UGM Press, 2018), hlm. 23.

29
merapkan sistem bunga, konsep pengelolaan dana nasabah, dalam sistem
bank syariah dana dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi.
Berbeda halnya dengan deposito bank Konvensional dimana deposito
adalah usaha membungakan uang. Kewajiban mengelola zakat merupakan
fungsi dan peran yang melekat pada bank syariah untuk memobilisasikan
dana-dana sosial seperti zakat, infak, dan zedekah. Artinya bank syariah
wajib mengelola zakat dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun,
mengadministrasikannya dan mendistribusikannya.

b. Peran Bank Syariah


Perkembangan perbankan syariah yang begitu pesat di Indonesia
patut diapresiasi. Perbankan syariah sebagai bagian dari Perbankan
Nasional telah menjadi motor baru penggerak perekonomian nasional.
Meskipun dari segi bangsa pasar masih kecil, namun keterlibatannya
ditengah masyarakat sudah terasa.
Peran Bank Syariah memajukan sector rill adalah nilai tambah.
Karena ada juga Bank Konvensional yang justru bermain disektor
keuangan disbanding sector rill. Dan ini juga belum tentu salah sepanjang
aturan yang ada membolehkannya. Namun, demikian, sector rill berjalan.64
Diantara peranan Bank Syariah (Bank Islam) adalah:
1) Memurnikan operasional Perbankan Syariah sehingga dapat lebih
meningkatkan kepercayaan masyarakat.
2) Meningkatkan kesadaran Syariah Umat Islam sehingga dapat
memperluas segmen dan bangsa pasar Perbankan Syariah.
3) Menjalin kerja sana dengan para ulama karena bagaimanapun peran
ulama, khususnya di Indonesia sangat dominan bagi kehidupan Umat
Islam.
c. Karakteristik Bank Syariah
Karakteristik dasar Bank Syariah adalah skemanya berupa profit
and loss sharing (PLS). Akad Mudharabah berbentuk kerjasama usaha
antar dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan

64
Hayati, S.R., Peran Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, (Jurnal
Indo-Islamika: 2014), hlm. 90.

30
seluruh modal, sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. Keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak dan bila
terjadi kerugian maka ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian pengelola. Sedangkan akad musyarakah merupakan
bentuk akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan. Berdasarkan definisi tersebut, ciri khusus dalam skema ini
memungkinkah Bank Syariah untuk meminjamkan dana dalam jangka
panjang dengan profil risiko dan tingkat imbal hasil yang tinggi. Namun
demikian, total pembiayaan Syariah dengan prinsip jual beli. 65
Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik dasar Perbankan
Syariah, prinsip Syariah terbukti mampu bertahan dan memiliki kinerja
yang lebih serta konsisten dalam menjalankan fungsi intermediasinya. 66
d. Prinsip Sistem Operasional Bank Syariah
Bagi Bank Syariah prinsip-prinsip yang menjadi dasar dalam
menjalankan kegiatan usahanya, baik dalam menghimpun maupun
menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat, tidak lain adalah prinsip-
prinsip yang sesuai dengan ketentuan Syariah Islam. Prinsip tersebut
sangat mendasar bagi bank syariah karena inilah yang menjadi asas bagi
Bank Syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya, disamping prinsip
demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian sebagaimana dinyatakan
dalam Pasal 2 UU No.21 Tahun 2008. Dalam hal ini primsip-prinsip yang
diterapkan tidak mengandung unsur-unsur seperti maisir (perjudian),
gharar (spekulasi), dan riba (bunga). Prinsip-prinsip tersebut menurut
ketentuan UU Perbankan dan Peraturan Bank Indonesia terdiri dari:
wadi’ah, mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah, ijarah wa iqtina’,
ijarah muntahiyah bit-Tamlik, istishna’, salam, qardh, wakalah, hawalah,
kafalah, rahn, dan sharf.

65
Prasetyo, W., Pembiayaan Prinsip Bagi Hasil, Prinsip Jual Beli dan Prinsip Sewa Terhadap
falah Laba, (Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2011), hlm. 87.
66
Lewis, M.K., & Algaoud, L,M., Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik, dan Prospek, (Serambi
Ilmu Semesta: 2013), hlm. 77.

31
Inilah prinsip-prinsip operasional yang menjadi dasar Bank Syariah
dalam melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Adapun sistem operasional Bank Syariah dalam menjalankan
kegiatan usahanya tersebut akan diuraikan berikut ini:
1) Sistem Penghimpunan Dana (Fanding)
Sebagaimana Bank Konvensional, Bank Syariah pun dalam hal
melakukan penghimpunan dana dari masyarakat (nasabah) juga
menggunakan fasilitas dalam bentuk simpanan, atau yang sering disebut
dengan rekening atau account. Jenis-jenis simpanan tersebut antara lain
seperti giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito. Pada Bank
Syariah fasilitas simpanan tersebut, baik yang berupa giro. Tabungan
maupun deposito, semuanya diterapkan dengan prinsip wadi’ah dan/atau
prinsip mudharabah. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 36 huruf (a)
Peraturan Bank Indonesia No.6/24/PBI/2004.
2) Sistem Penyaluran Dana (Lending)
Dalam hal melakukan penyaluran dana kepada masyarakat, secara
garis besar Bank Syariah menggunakan empat kelompok prinsip
operasional Bank Syariah, yaitu:
a) Prinsip Jual Beli (Bai’)
Adapun akad-akad yang digunakan dalam penyaluran dana dengan
prinsip jual beli (bai’) ini meliputi: Bai’ al-Murabahah, Bai’ as-
Salam, dan Bai’ al-Istishna’.
b) Prinsip Sewa Menyewa (Ijarah)
Selain prinsip jual beli, sistem penyaluran dana atau pembiayaan di
Bank Syariah juga dilakukan dengan prinsip sewa menyewa atau
yang disebut dengan Ijarah. Ijarah merupakan suatu akad sewa
menyewa barang yang terjadi antara pihak Bank dengan pihak
nasabah sebagai penyewa, dimana setelah sewa berakhir barang
sewaan tersebut akan dikembalikan kepada pihak Bank. 67
c) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah dan Mudharabah)

67
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. (Yogyakarta: Teras, 2014), hal.2

32
Akad-akad yang digunakan dalam penyaluran dana dengan prinsip
bagi hasil meliputi akad musyarakah dan akad mudharabah.
Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan. Akad mudharabah ini dilakukan oleh dua pihak, pihak
pertama selaku pemilik dana (shahibul al-mal) yang menyediakan
seluruh modal. Keuntungan usaha yang yang didapat dari akad
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak dalam bentuk nisbah (presentase).
d) Prinsip Pinjam-Pinjam
Walaupun lembaga keuangan seperti Bank Syariah merupakan
intuisi komersial yang senantiasa berorientasi pada keuntungan,
namun lembaga tersebut tetap mengembang peranan sosial dalam
membantu kelompok masyarakat miskin atau kaum dhuafa.
Adapun fasilitas pembiayaan yang dapat digunakan dalam hal ini
adalah dengan penyaluran dana melalui prinsip al-qardh, yakni
suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa
nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada bank
pada waktu yang telah disepakati.
3) Sistem Pelayanan Jasa-Jasa Perbankan Lainnya
Selain dari jenis-jenis pembiayaan utama sebagaimana diuraikan
diatas, Perbankan Syariah juga menyelenggarakan pelayanan jasa-jasa
perbankan lainnya, dari pelayanan jasa tersebut Bank Syariah memperoleh
upah atau fee sebagaimana dilakukan pada Perbankan Konvensional
lainnya. Namun, dalam penyelenggaraan pelayanan jasa-jasa tersebut di
Bank Syariah tetap dengan prinsip bebas dari unsur riba, maisir
(perjudian) dan gharar (ketidakpastian). Adapun jenis-jenis pelayanan jasa

33
yang lazim diselenggarakan oleh Perbankan Syariah antara lain Kafalah,
Hawalah, Wakalah, Rahn.68
e. Akad Bank Syariah
Berbagai jenis akad yang diterapkan oleh Bank Syariah dapat
dibagi kedalam enam kelompok pola, yaitu:
1) Akad Pola Titipam (wadi’ah) ada dua, yaitu Wadi’ah yad Amanah
Secara umum Wadi’ah adalah titipan murni dari pihak penitip
(mawaddi’) yang mempunyai barang atau asset kepada pihak
penyimpan (mustawda’) yang diberi amanah atau kepercayaan, baik
individu maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus
dijaga dari kerusakan, kerugian, dan keutuhannya, dan dikembalikan
kapan saja penyimpan menghendaki. Titipan Wadi’ah yad Dhamanah
Yang berarti bahwa pihak penyimpan bertanggung jawab atas segala
kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang atau asset titipan.
2) Akad Pola Pinjaman
Salah satunya akad berbentuk pinjaman yang diterapkan dalam
Perbankan Syariah adalah Qardh dan turunnya Qardhul Hasan. Pinjaman
Qardh merupakan pinjaman kebajikan atau lunak tanpa imbalan, biasanya
untuk pembelian barang-barang fungible (yaitu barang yang dapat
diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya). Objek
pinjaman qardh biasanya adalah uang atau alat tukar lainnya.69
3) Akad Pola Bagi Hasil
Akad bank syariah yang utama dan paling penting disepakati oleh
para ulama adalah akad dengan pola bagi hasil dengan prinsip mudharabah
dan musyarakah.
4) Akad Pola Jual Beli
Jual beli (buyu’,jamak dari bai’) atau perdagangan atau perniagaa
atau trading. Secara terminology FIkh Islam berarti tukar menukar harta

68
Risal , T., & Alexander, A., Pengaruh Persepsi Bagi hasil, Promosi, dan Kualitas Pelayanan
Terhadap MInat Penggunaan jasa Perbankan Syariah Tabungan Mudharabah Pada Mahasiwa
Universitas Potensi Utama, (Jurnal Samudera Ekonomika, 2019), hlm. 54.
69
Maskur & Saidah, Konsep Dan Implementasi Akad Qardhul Hasan Pada Perbankan Syariah Dan
Manfaatnya. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 3 No. 2 Juli 2019 Halaman 148

34
atas dasar saling ridha (rela), atau memindahkan kepemilikan dengan
imbalan pada sesuatu yang diizinkan.
5) Akad Pola Sewa
Transaksi non bagi hasil selain yang berpola jual beli adalah
transaksi berpola sewa atau ijarah. Ijarah adalah akad yang dilakukan atas
dasar suatu manfaat dengan imbalan jasa.
6) Akad Pola Lainnya
Selain pola-pola yang telah dijelaskan, masih ada jenis akad lain
yang bisa digunakan Perbankan Syariah, yaitu a). wakalah atau biasa
disebut perwakilan adalah pelimpahan kekuasaan oleh pihak (muwakil)
kepada pihak lain (wakil) dalm hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas
jasanya, maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari
pemberi amanah. b) kafalah adalah jaminan, beban, atau tanggungan yang
diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makful). Secara singkat
kafalah berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang kepada orang lain
dengan imbalan, kafalah merupakan bentuk kegiatan sosial yang
disyariahkan oleh Al-Qur’an dan Hadist. c) Hawalah, adalah pengalihan
utang piutang dari orang yang berhutang piutang kepada orang lain yang
wajib menanggung atau menerimanya. d) Rahn adalah pelimpahan
kekuasaan oleh suatu pihak kepada pihak lain (Bank) dalam hal-hal yang
boleh diwakilkan. Atas jasanya, maka penerima kekuasaan dapat
menerima imbalan tertentu dari pemberi amanah. e) Sharf adalah
perjanjian jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Transaksi jual beli
mata uang asing (valuta asing) dapat dilakukan baik dengan sesama mata
uang yang sejenis, misalnya rupiah dengan rupiah ataupun yang tidak
sejenis, misalnya rupiah dengan dollar atau sebaliknya.70
Istilah lain yang digunakan untuk sebutan Bank Islam adalah Bank
Syariah. Secara akademik, istilah Islam dan Syariah memang mempunyai
pengertian yang berbeda. Namun, secara teknis untuk penyebutan Bank
Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama.

70
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. (Yogyakarta: Teras, 2014), hal.14

35
Besarnya gerakan terhadap diskusi bunga yang dianggap sebagai
riba menjadi sebuah gerakan besar untuk menciptakan sebuah model
lembaga keuangan yang tentunya sesuai dengan prinsip Islam. Hal ini
merupakan landasan sekaligus alasan mendasar untuk segera dibentuknya
Bank Islam. Menurut ensiklopedia Islam, Bank Islam adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip –prinsip Syariat Islam.71
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata
cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara islam,
yakni mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist.
Sedangkan mualamat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun
perorangan dengan masyarakat.
Perwata Atmaja dan M. Syafii Antonio mendefinisikan Bank Islam
adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-
ketentuan Al-qur’an dan Hadist.72
f. Tujuan Perbankan Syariah
1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam,
khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan agar
terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis usaha atau perdagangan lain
yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha
tersebut selain dilarang dalam islam, juga telah menimbulkan dampak
negative terhadap kehidupan ekonomi umat.
2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi, dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang
membutuhkan dana.
3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka
peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin,

71
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm.25.
72
Yunaldi Wendra, Perjanjian Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil (Syirkahiprofit Sharing) I
Bank Syariah, 2007, hlm. 89.

36
yang diarahkan kepada kegiatan usaha produktif, menuju terciptanya
kemandirian usaha.
4) Untuk membantu menanggulangi masalah kemiskinan yang ada pada
umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang
berkembang. Upaya Bank Islam didalam menuntaskan kemiskinan ini
berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan diri
siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan perdagangan
perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan
modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.
5) Untuk menjaga kestabilan ekonomi pemerintahan. Dengan aktivitas-
aktivitas Bank Islam yang diterapkan mampu menghindarkan inflasi
akibat penerapan sistem bunga, menghindarkan persaingan yang tidak
sehat antara lembaga keuangan, khususnya bank dan menanggulangi
kemandirian lembaga keuangan, khususnya dari pengaruh gejolak
moneter baik dari dalam maupun luar negeri.
6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap Bank non
Islam (konvensional) yang menyebabkan uamt Islam berada dibawah
kekuasaan Bank, sehingga umat Islam tidak bisa melaksanakan ajaran
agamanya secara penuh, terutama dibidang kegiatan bisnis dan
perekonomian.73
g. Karakteristik Dasar Bank Syariah
Aktivitas keuangan dan perbankan dapat dipandang sebagai
wahana bagi masyarakat modern, untuk membawa mereka kepada dua
ajaran pokok Al-qur’an yaitu:
1) Prinsip At-Ta’awun, yaitu prinsip saling membantu dan bekerjasama
antara anggota masyarakat untuk kebaikan, bukan untuk kemaksiatan
atau kemungkaran. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-
Maidah ayat 2:

                   

                  

73
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm.67.

37
                

             
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan
haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan
binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-
orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, Maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.

2) Prinsip Al-Ikhtinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya


menganggur, karena tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat
bagi masyarakat umum. Sebagaimana fiman Allah Swt dalam surat
An-Nisa ayat 29:

               

           

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha penyayang kepadamu”.
Bank Syariah memiliki daya tarik tersendiri dalam mengarahkan
dana kepada masyarakat karena Bank Syariah tidak memberikan imbalan
berupa bunga kepada penyimpan dana. Daya tarik Bank Syariah bagi
penyandang dana (Shohibul Mal) adalah bila Bank dapat memberikan
kembalian yang memadai. Pada Bank Konvensional, kepentingan
penyandang dana adalah diperolehnya imbalan berupa bunga simpanan
yang tinggi, sedangkan kepentingan pemegang saham adalah diperolehnya
spred yang optimal antara sikap bunga simpanan dan suku bunga

38
pinjaman. Dilain pihak kepentingan pemakai dana adalah baiaya yang
lebih murah berupa tingkat bunga yang rendah.74
Pada Bank Syariah kepentingan pemyandang dana, pemegang
saham, dan pemakai dana yang dapat diharmoniskan karena dengan sistem
bagi hasil. Kepentingan dengan pihak ketiga tersebut paralel yaitu
memperoleh bagi hasil sesuai dengan keadaan yang benar-benar terjadi.
Untuk itu manajeman Bank akan berusaha mengoptimalkan keuntungan
pemakai dana.75

h. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional


Bank Syariah memiliki kesamaan dengan Bank Konvensional
selain sebagai lembaga intermediasi, antara bank syariah dan bank
konvensional juga sama-sama mencari keuntungan dan pelayanan
masyarakat dalam lalu lintas keuangan. Dari persamaan-persamaan
tersebut, keduanya juga memiliki banyak perbedaan baik dalam sistem
balas jasa antara bank dengan nasabah atau dalam citranya di masyarakat.
Berikut tabel tentang beberapa yang menjadi perbedaan antara Bank
Syariah dan Bank Konvensional ;

Tabel 1.2 : Perbedaan Bank Syariah dan Konvesional

No Bank Syariah Bank Konvensional


1. Investasi hanya untuk proyek dan Investasi tidak
produk yang halal serta mempertimbangkan halal atau
menguntungkan. haram asalkan proyek yang
dibiayai menguntungkan.
2. Perjanjian dibuat dalam bentuk akad Perjanjian menggunakan hukum
sesuai dengan bentuk Syariat Islam. positif.
3. Return yang dibayar atau diterima Return baik yang dibayar kepada
berasal dari bagi hasil atau nasabah penyimpan. Dana return
pendapatan lainnya berdasarkan yang diterima dari nasabah berupa
prinsip Syariah. bunga.

4. Orientasi pembiayaan, tidak hanya Orientasi pembiayaan, untuk


untuk keuntungan akan tetapi juga memperoleh keuntungan atas

74 74
Siswanti, Pengaruh Pembiayaan Murabahah-Mudharabah dan Musyarakah Terhadap
Rehabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, Jurusan Akuntansi, (Gorontalo: Universitas
Negeri Gorontalo, 2015), hlm. 55.
75
Ibid, hlm. 56.

39
falah oriented, yaitu berorientasi dana yang dipinjamkan.
pada kesejahteraan masyarakat.
5. Hubungan antara Bank dan nasabah Hubungan antara Bank dan
adalah mitra. nasabah adalah kreditur dan
debitur.
6. Dewan pengawas terdiri dari BI, Dewan pengawas terdiri dari BI,
Bapepam, Komisaris, dan Dewan Bapepam, dan Komisaris.
Pengawas Syariah (DPS).
7. Penyelesaian sengketa diupayakan Penyelesaian sengketa melalui
diselesaikan secara musyawarah peradilan negeri setempat.
antara Bank dan nasabah melalui
peradilan agama.

Sumber: Perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional (sholahuddin 2016)

i. Keistimewaan Bank Islam


1) Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang
saham, pengelola bank dan nasabah. Kuatnya ikatan emosional
keagamaan ini akan menimbulkan akibat-akibat kebersamaan dalam
menghadapi resiko usaha membagi keuntungan secara jujur dan adil,
semua pihak yang terlibat dalam bank islam akan memiliki tanggung
jawab usaha yang sama sesuai dengan ajaran agamanya, sehingga
semua pihak akan menerima perolehannya dengan ikhlas.
2) Diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga akan
menimbulkan akibat-akibat yang positif. Akibat-akibat itu adalah:
a) Cost pust inflation, yaitu akibat penerapan sistem bunga pada Bank
Konvensional dapat dihilangkan, sehingga Bank Islam diharapkan
mampu menjadi pendukung kebijakan moneter yang handal.
b) Memungkinkah persaingan antar Bank Islam berjalan secara wajar,
karena keberhasilan Bank Islam ditentukan oleh fungsi edukatif Bank
didalam membina nasabah dengan kejujuran, keuletan dan
profesionalisme, akibatnya Bank Islam akan lebih mandiri dari
pengaruh gejolak moneter baik dalam maupun luar negeri.
3) Didalam Bank Islam, tersedia fasilitas kredit kebaikan (Al-Qhardhul
Hasan) yang diberikan secara cuma-Cuma. Nasabah hanya
berkewajiban menanggung biaya material, biaya notaris, dan biaya
kelayakan.

40
4) Keistemawaan yang paling menonjol dari Bank Islam adalah yang
melekat pada konsep (build in copcept) dengan berorientasi pada
kebersamaan dalam hal:
a) Mendorong kegiatan investasi kdan menghambat simpanan yang
tidak produktif melalui sistem operasi profit and loss sharing
sebagai pengganti bunga, baikyang diterapkan kepada nasabah al-
mudharabah dan al-musyarakah, maupun yang diterapkan kepada
Banknya sendiri.
b) Memerangi kemiskinan dengan membina golongan ekonomi lemah
dan tertindas melalui bantuan hibah yang diarahkan oleh Bank
secara produktif.
c) Mengembangkan produksi, menggalakkan perdagangan dan
memperluas kesempatan kerja melalaui kredit pemilik barang atau
peralatan modal dengan pembayaran tangguh (al-murabahah) dan
pembayaran cicilan (al-bai’u bithaman ajil) yang disalurkan kepada
pengusaha prudusen, pengusaha, pedagang perantara, dan
konsumen dari barang yang dihasilkan pengusaha produsen.
d) Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan kerugian
(profit an loss sharing) baik yang diberitahukan kepada banknya
sendiri, mudharib atau pemegang amanah maupun kepada
peminjam dalam operasi mudharabah dan musyarakah.
e) Keistimewaaan lain Bank Islam adalah dengan menerapkan sistem
bagi hasil berarti tidak memberikan baiaya diluar kemampuan
nasabah dan akan terjamin adanya keterbukaan.
5) Adanya Kenyataan bahwa dalam kehidupan ekonomi masyarakat
modern cenderung menimbulkan pengeksploitasikan kelompok kuat
(kuat ekonomi plus politik) terhadap kelompok lemah. 76

L. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian kadang disebut dengan istilah setting
penelitian. Selain itu dalam penelitian dimana variabel didalamnya dua
76
Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), hlm. 27.

41
atau lebih, rancangan penelitian biasanya dituangkan dalam bentuk
kerangka berfikir. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir dirancang
dengan tujuan untuk menggambarkan arah dan atu rentetan proses
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagaimana gambar berikut:

Pengetahuan tentang Riba (X) Minat Menabung (Y)


1. Hukum tentang Riba 1. Minat Transaksional
2. Macam-macam Riba 2. Minat Referensial
3. Jenis barang/jasa Riba 3. Minat Preferensial
4. Larangan RIba 4. Minat Eksploratif

Gambar 1.1 : Kerangka Pemikiran


Berdasarkan Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Variabel bebas
(independent variabel X) yang dalam penelitian ini adalah pengetahuan
tentang riba yang terdiri dari hukum tentang riba, macam-macam riba,
jenis barang/jasa riba, larangan riba, baik secara bersama-sama (simultan)
atau secara sendiri-sendiri (parsial) akan mempengaruhi Minat Menabung
(Y) dengan indikator minat transaksional, minat referensial, minat
prefensial dan minat ekloratif Pada Masyarakat Kelurahan Lawangan
Daya RT.008 RW.003 Pamekasan.

2. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi atau universe adalah seluruh obyek atau seluruh individu
atau gejala atau keseluruhan gejala atau seluruh kejadian atau seluruh
unit yang diteliti. Populasi biasanya sangat besar dan sangat luas maka
kerap kali tidak mungkin untuk meneliti seluruh populasi itu.
Selanjutnya disebutkan bahwa populasi didefinisikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selain itu, dikemukakan juga

42
bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah keseluruhan unit
77
analisis yaitu objek yang akan diteliti.
Berdasarkan definisi dari populasi diatas maka populasi dalam
penelitian ini adalah Masyarakat Kelurahan Lawangan Daya RT.008
RW.003 Pamekasan yang pernah menabung dan yang tidak pernah
menabung di Bank Syariah. Untuk mempermudah pengambilan
populasi peneliti menggunakan data dari Kelurahan Lawangan Daya
khususnya RT 008 RW 003 dengan kriteria usia minimal 17 tahun
sampai dengan usia penisun, karena untuk pembuatan rekening
simpanan harus mempunyai KTP dan merupakan usia produktif untuk
melakukan Simpanan, termasuk simpanan Haji.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Yang selanjutnya disebutkan jika mengatakan
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
78
populasi itu sendiri.
Apabila jumlah populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil semua
sebagi sampel, apabila lebih dari 100 bisa diambil 10 atau 15% dari
jumlah populasi. Guna untuk menjaga efektifitas, efisiensi dan
keterjangkauan dalam proses penelitian, baik dari segi waktu, dana,
dan lain sebagainya maka dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel (teknik sampling).
Berdasarkan uraian diatas maka teknik sampling dalam penelitian
ini adalah non probability sampling. Non probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel,
dimana dalam penelitian ini dengan menggunakan sampling kuota.

77
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, (Cet.VI:
Bandung: CV.Alvabeta,2008), 117.
78
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &I,
(Cet..XIII: Bandung: CV Alvabeta, 2011), 81.

43
Sampling kuota merupakan teknik menentukan sampel dari suatu
populasi sampai jumlah (kuota) yang diinginkan oleh peneliti. Guna
untuk kepentingan dan keterjangkauan penelitian maka sampel dalam
penelitian ini ditentukan sebesar 40 orang yang akan dijadikan
responden.

3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama. Dalam penelitian ini, sumber data
primer diperoleh secara langsung dari subjek penelitian yaitu para
responden, melalui jawaban pengisian kuisioner yang dibagikan
kepada masyarakat Kelurahan Lawangan Daya RT.008 RW.003
Pamekasan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari
sumber pertama dan telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis.
Data sekunder biasanya berupa data statistik hasil penelitian dari buku
laporan survey, majalah/surat kabar, dokumentasi maupun arsip-arsip
resmi. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa
buku, jurnal-jurnal ilmiah serta sumber lain yang berkaitan dengan
penelitian ini.

4. Instrumen Penelitian
Kualitas penelitian salah satunya ditentukan oleh instrument yang
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data yang selanjutnya disebut
dengan isntrumen penelitian. Instrument penelitian merupakan alat bantu
bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrument data sangat
menentukan kualitas data yang dikumpulkan oleh peneliti.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti dalam melakukan prosedur
pengumpulan data dalan penelitian ini menggunakan kuisioner (angket)
untuk mendapatkan data primer. Kuisioner (angket) merupakan teknik

44
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
79
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Menurut “Selo Soemardjan” kuisioner (angket) merupakan daftar
yang berisikan sejumlah pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu
bidang. Kuisioner dapat dipahami sebagai sejumlah daftar pertanyaan atau
pernyataan tertulis untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari
responden.
Tipe kuisioner dilihat dari cara menjawabnya dapat dikelompokkan
menjadi dua anatra lain:
a) Kuisioner terbuka, artinya responden diberi kesempatan untuk
menjawab sesuai dengan kalimatnya sendiri.
b) Kuisioner tertutup, pada kuisioner tertutup jawaban sudah disediakan
oleh peneliti.
Dalam penelitian ini, jenis angket yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan
memberikan cheklist () dan rating scale, dan juga didalam angket tersebut
telah tersedia jawaban-jawaban sehingga responden mudah untuk memilih
dan menjawab dengan memberi tanda cheklist. Penelitian ini
menggunakan skala Likert untuk mengetahui sikap responden. Skala
Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Tabel 1.3 : Gradasi dan Skor Instrumen Skala Likert
Gradasi Jawaban Simbol Skor
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Ragu R 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1

79
Husein Umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen (Jakarta: PT. Gramed ia Pustaka Utama,
2000), 170.

45
Tabel 1.4 : Pedoman Kuisioner
Variabel Indikator No. Item
hukum tentang riba 1,2
Pengetahuan tentang Macam-macam riba 3,4
Riba (X) Jenis barang/jasa riba 5,6
Larangan riba 7,8
Minat Transaksional 9,10
Minat Referensial 11,12
Minat Menabung (Y)
Minat Preferensial 13,14
Minat Eksploratif 15,16
5. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan informasi kuantitatif yang sumber datanya diperoleh
dari responden baik berupa data primer (melalui kuesioner atau data hasil
wawancara, data ini perlu diolah lagi) dan data sekunder (dari buku,
artikel, dokumen dan sebagainya, data ini tidak perlu diolah).80 Dalam
penelitian ini, penulis memperoleh data dari buku, dan artikel serta peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a) Metode Observasi, data primer seperti karakteristik seorang individu
juga dapat digambarkan dengan melakukan observasi atau
pengamatan. Istilah observasi mengacu pada prosedur objektif yang
digunakan untuk mencatat subjek yang sedang diteliti. Metode
observasi, misalnya, dapat digunakan untuk menjaring informasi
mengenai bagaimana siswa bersikap dan berinteraksi satu sama lain di
sekolah. Untuk itu, peneliti dapat menggunakan instrumen penelitian
yang berupa pedoman observasi atau dapat juga berupa suatu ceklis.
b) Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang
banyak digunakan dalam penelitian bidang sosial termasuk kesehatan.
Metode ini mungkin merupakan metode penelitian yang paling sering
digunakan dalam ilmu sosial. Dalam hal ini, subjek penelitian

80
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami).
(Yogyakarta: Pustaka Baru Pres, 2014), 73-74.

46
dianggap sebagai responden atau informan. Metode survei dapat
digunakan untuk menjaring informasi mengenai opini, sikap, pilihan,
dan persepsi orang atau subjek yang diteliti. Dengan melakukan survei,
misalnya, kita dapat mengumpulkan informasi tentang motivasi belajar
mahasiswa atau motivasi mengajar para dosen, dan sebagainya. Untuk
keperluan itu, peneliti dapat menggunakan kuesioner atau melakukan
wawancara untuk mengumpulkan data yang diperlukan. 81
c) Adapun jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak
terstruktur. Merupakan tekhnik wawancara di mana pada saat
melakukan wawancara, pewawancara tidak menggunakan daftar
pertanyaan atau daftar isian sebagai pedoman yang tegas. Sehingga
dalam wawancara ini pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak
sistematis, melompat-lompat dari suatu peristiwa/topik ke
82
peristiwa/topik yang lain tanpa berkaitan

6. Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan
menggunakan metode:
a) Uji Validitas
Uji validitas yaitu kemampuan dari indikator-indikator untuk
mengukur tingkat keakuratan sebuah konsep. Maksudnya apakah
konsep tersebut yang telah dibangun tersebut sudah valid atau belum. 83
Validitas instrumen sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena
validitas juga merupakan ukuran mutu dan kebermaknaan suatu
penelitian. Validitas mencerminkan ukuran kejituan instrumen
penelitian untuk mengukur dan menggali fakta yang tersembunyi.
Suatu penelitian tidak akan mempunyai arti apa-apa jika alat ukurnya

81
Asmaul Husna dan Budi Surya, Metodologi Penelitian dan Statistik, (Cet. I; Jakarta Selatan:
Kementria Kesehatan Repubkil Indonesia, 2017), 124.
82
Surahman, Muchamad Rachmat dan Sudibyo Supardi, (Cet. I; Jakarta Selatan: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016),149
83
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi Dengan Metode, R & D Edisi Revisi (
Cet XVII: Bandung: Alfabeta, 2009), 101.

47
tidak valid, karena instrumen tersebut mungkin mengumpulkan data
yang berbeda dengan yang kita kehendaki. 84
b) Uji Reliabilitas
Setelah pengujian instrumen validitas, maka dilanjutkan pengujian
instrumen reliabilitas. Reliabilitas juga berasal dari bahasa Inggris
reliability yang berarti kemantapan suatu alat ukur. Jika alat ukur
tersebut digunakan untuk melakukan untuk melakukan pengukuran
secara berulang kali maka alat tersebut tetap memberikan hasil yang
sama. Namun perlu diingat bahwa kondisi saat pengukuran tidak
berubah. Dengan menguraikan aplikasi SPSS, pengujian tingkat
reliabilitas sebuah kuesioner dapat dilihat pada nilai Cronbach Alpha ≥
0,60.85
c) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian pada variabel penelitian dengan
model regresi, apakah dalam variabel dan model regresinya terjadi
kesalahan atau penyakit. Berikut ini macam-macam uji asumsi klasik:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi
normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak
begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar
statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka
sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan
sebagai sampel besar.86
2) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas atau Kolinearitas Ganda Multicollinearity adalah
adanya hubungan linear antara peubah bebas X dalam Model
Regresi Ganda. Jika hubungan linear antar peubah bebas X dalam
Model Regresi Ganda adalah korelasi sempurna maka peubah-

84
Husna, Metodologi, 144.
85
Ibid., 146
86
Agus Tri Basuki, Penggunaan SPSS Dalam Statistik, (Edisi Revisi, Yogyakarta: Danisa M edia,
2015), 65.

48
peubah tersebut berkolinearitas ganda sempurna perfect
multicollinearity. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat
melalui nilai Variance Inflation Factors (VIF) Kriteria
pengujiannya yaitu apabila nilai VIF < 10 maka tidak terdapat
mutikolinearitas diantara variabel independent, dan sebaliknya,
Pada tabel ditunjukkan nilai VIF seluruhnya > 10, sehingga asumsi
model tersebut mengandung multikolinieritas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan cara meregresikan nilai
absolute residual dengan variabel – variabel independent dalam
model.87
4) Uji Hipotesis (Uji T)
Uji hipotesis dilakukan dengan uji T yaitu untuk mengetahui
variabel independen yang diteliti secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.88
Pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variabel-variabel dependen. Adapun caranya yaitu dengan
melakukan perbandingan antara thitung > ttabel pada tingkat
kepercayaan 95%, thitung<ttabel (α = 0,1) dengan kaidah-kaidah
sebagai berikut:
a. Jika thitung > ttabel, maka variabel independen yang diamati
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika thitung < ttabel, maka variabel independen yang diamati
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen.
d) Analisis regresi linier sederhana
nalisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara
satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis

87
Ibid., 98-100
88
Dwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS (Cet. I; Yogyakarta:
GAVA MEDIA, 2013), 50.

49
regresi sederhana dapat digunakan untuk mengetahui arah dari
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, apakah
memiliki hubungan positif atau negatif serta untuk memprediksi nilai
dari variabel terikat apabila nilai variabel bebas mengalami kenaikan
ataupun penurunan. Pada regresi sederhana biasanya data yang
digunakan memiliki skala interval atau rasio.
Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Variabel dependen (variabel terikat)
X = Variabel independent (variabel bebas)
a = Konstanta (nilai dari Y apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (pengaruh positif atau negatif)

M. Daftar Rujukan
Abdul Haris, dkk, Sistem Ekonomi Perbankan Berlandaskan Bunga,
Analisis Perdebatan Bunga Bank Termasuk Riba Atau Tidak,’’ Jurnal Akuntansi
dan Pajak 13, no. 01 (2012)

Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara


wacana, 1993), cet. Ke-4,

Afriani Nur Hasanah, Pengaruh Pengetahuan Masyarakat tentang


perbankan syariah terhadap minat Menabung di Bank Syariah (studi pada
Masyarakat Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu), Skripsi Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2021

Agung, Metodologi Penelitian Bisnis,(Universitas : 2012),

Agus Tri Basuki, Penggunaan SPSS Dalam Statistik, (Edisi Revisi,


Yogyakarta: Danisa Media, 2015)

Ainun Najib, Muhammad, pengetahuan prinsip syariah pada produk bank


syariah, 2017

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:


KENCANA, 2009)

50
Anggie Nurmalasari, Pengaruh Pengetahuan Dan Motivasi Terhadap
Minat Menabung Mahasiswa Perbankan Syariah Angkatan 2016 Iain Ponorogo Di
Bank Bri Syariah Kcp Ponorogo, (Skripsi Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,
2019).

Anshori, A.G, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: UGM Press,


2018),

Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,


2011),

Asih, Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui Inisiatif Dan


Orientasi Pembelajaran Serta Kemampuan Penyesuaiain, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis 18, no. 1 (2017)

Asmaul Husna dan Budi Surya, Metodologi Penelitian dan Statistik, (Cet.
I; Jakarta Selatan: Kementria Kesehatan Repubkil Indonesia, 2017)

Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. (Yogyakarta:


Teras, 2014)

Cindhy Audina Putribasutami, pengaruh layanan, lokasi, pengetahuan, dan


social terhadap keputusan menabung di ponorogo. 2018

Cindhy Audina Putribasutami, Pengaruh Pelayanan, Lokasi, Pengetahuan,


Dan Sosial Terhadap Keputusan Menabung Di Ponorogo, Jurnal Ilmu
Manajemen, Vol. 6 (3) 2018

Departemen Agama R.I, Al-Quran dan Terjemahnya, Surabaya, Karya


Agung, 2002

Donni Juni, Perilaku Konsumen, (Bandung, Alfabeta, 2017),

Dwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS


(Cet. I; Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2013), 50.

Emmang, Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kurangnya Minat


Masyarakat Menabung di Bank Syariah (Studi pada Masyarakat di Kecamatan
Rappocini Kota Makassar)

51
Eva Yasika Wijayanti, Pengaruh Persepsi Dan Pengetahuan Terhadap
Minat Menabung Di Bank Syariah Pada Masyarakat Dukuh Krajan Pulosari
Jambon Ponorogo, (Skripsi Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2019).

Fauziah, W. L. (2021). Dampak Riba mendatangkan Kebinasaan: Sebuah


Tinjaun Hadis. Jurnal Riset Agama, 1

Hayah, Masrurah Nurfan, Pengaruh Persepsi, Pengetahuan, Dan


Religiusitas Terhadap Minat Menabung Siswa Pada Bank Syariah Mandiri (Studi
pada SMA IT Al-Fityan Gowa), Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2021.

Hayati, S.R., Peran Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Indonesia, (Jurnal Indo-Islamika: 2014),

Husein Umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen (Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama, 2000),

Hutomo Rusdianto dan Chanafi Ibrahim, “Pengaruh Produk Bank Syariah


Terhadap Minat Menabung Dengan Persepsi Masyarakat Sebagai Variabel
Moderating di Pati”, Equilibrium, IV 1 (2016),

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011)

Kimberly Adams dan A.A Waskito, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia.


(Jakarta: Wahyumedia, 2016)

Laras Cantika Dewi, Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Terhadap Minat


Menabung di Bank Syariah (Studi Pada Masyarakat Jorong Piliang Kecamatan
Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar), Skripsi Institut agama Islam Negeri Batu
sangkar, 2021.

Lewis, M.K., & Algaoud, L,M., Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik, dan
Prospek, (Serambi Ilmu Semesta: 2013),

M. Syafi’I Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta:


Pustaka Alfabeta, 2006),

52
Maskur & Saidah, Konsep Dan Implementasi Akad Qardhul Hasan Pada
Perbankan Syariah Dan Manfaatnya. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.
3 No. 2 Juli 2019

Maskur & Saidah, Pengetahuan perbankan syariah dan pengaruhnya


terhadap minat menabung santri dan guru. Islaminomic, Vol. 7 (2). 2016

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2001),

Muhammad Tho’in, Larangan Riba dalam Teks dan Konteks (Studi atas
Hadist Riwayat Muslim Tentang Pelaknatan Riba), jurnal, (Surakarta: STIE-AAS,
2016),

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,


(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), cet. Ke-6

Naja Daeng, Dosa Riba Notaris, (Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia,
2019)

Nigel C.Benson dan Simon Grove, Mengenal Psikologi For Beginnners,


(Bandung: Mizan, 2000), cet. Ke-1

Prasetyo, W., Pembiayaan Prinsip Bagi Hasil, Prinsip Jual Beli dan Prinsip
Sewa Terhadap falah Laba, (Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2011),

Priansa, D.J, Prilaku Konsumen Dalam Persaingan Bisnis Kontemporer,


(Bandung: Alfabeta, 2017),

Qordhowi Yusuf, Haruskah Hidup Dengan Riba, (Jakarta: Gema Insani


Press, 1991),

Risal , T., & Alexander, A., Pengaruh Persepsi Bagi hasil, Promosi, dan
Kualitas Pelayanan Terhadap MInat Penggunaan jasa Perbankan Syariah
Tabungan Mudharabah Pada Mahasiwa Universitas Potensi Utama, (Jurnal
Samudera Ekonomika, 2019),

Siregar, dkk. Persepsi Masyarakat terhadap Bank Syariah. Medan:


Puspantara.2020

53
Siswanti, Pengaruh Pembiayaan Murabahah-Mudharabah dan Musyarakah
Terhadap Rehabilitas Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, Jurusan Akuntansi,
(Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo, 2015),

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT.


Adi Mahasatya, 2002), cet. Ke-4,

Sofyan Assauri, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema


Insani, 2001),

Sri Rahayu Hijrah Hati,The antecedents of Muslim customers’ intention to


invest in an Islamic bank’s term deposits: evidence from a Muslimmajority
country

Sri Sudarti, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Medan: Febi UIN-SU Press,


2018),

STAIN Pamekasan, Penulisan Karya Ilmiah, (Pamekasan: STAIN Pers,


2011)

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi Dengan Metode, R


& D Edisi Revisi ( Cet XVII: Bandung: Alfabeta, 2009),

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R &I, (Cet..XIII: Bandung: CV Alvabeta, 2011),

Suharsimi, A, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik 2006,

Sulastri, Pengaruh Edukasi, Komitmen Keislaman, dan Pelayanan


Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah DI PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang
Medan (Tesis, Program Pascasarjana UIN Sumatra Utara, Medan)

Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,


2012),

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktik Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta:


Zikrul Hakim, 2007),

Surahman, Muchamad Rachmat dan Sudibyo Supardi, (Cet. I; Jakarta


Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)

54
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syairah: Produk-Produk Dan Aspek-
Aspek Hukumnya (Cet I: Jakarta: Kencana, 2014)

V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Lengkap, Praktis, dan


Mudah Dipahami). (Yogyakarta: Pustaka Baru Pres, 2014),

Wahit Iqbal Mubarak,dkk. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses


Belajar Mengajar Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu 30, 2017)

Wasilul Chair, Riba Dalam Perspektif Islam dan Sejarah, Iqtishadia, Vol.
1, No. 1, (Juni, 2014),

Wawan, dan Dewi, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan


Perilaku Manusia, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011)

Yunaldi Wendra, Perjanjian Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil


(Syirkahiprofit Sharing) Bank Syariah, 2007,

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Cet I: Jakarta: Sinar Grafika,


2008)

55

Anda mungkin juga menyukai