Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH LOKASI DAN PENGETAHUAN TERHADAP

KURANGNYA MINAT MASYARAKAT MENABUNG DI


BANK SYARIAH (STUDI PADA MASYARAKAT DI DESA
CARIMA KABUPATEN BONE)

Dosen Pengampu: Muhlis, S.E.,M.E

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi


Penelitian Perbankan Syariah Semester 6

Oleh:
IMA AMALIA MADLI
NIM: 90500119049

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penelitian..................................................................................
D. Manfaat Penelitian................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................

A. Landasan Teori.....................................................................................
B. Penelitian Terdahulu.............................................................................
C. Kerangka Pikir………………………………………………………..
D. Hipotesis...............................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN................................................................

A. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................


B. Jenis dan Sumber Data..........................................................................
C. Populasi Dan Sampel............................................................................
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran.....................................................
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................
F. Teknik Analisis Data............................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………


Tabel 2.3 Skala Likert ……………...............………………………….
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Pikir...........................……………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan suatu lembaga intermediasi yang sangat penting bagi

kelancaran perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, sistem perbankan

syariah di Indonesia tidak hanya beroperasi dengan prinsip konvensional

saja, tetapi juga beroperasi pada prinsip-prinsip syariah pada saat yang

sama, yang biasa disebut sebagai sistem perbankan ganda.

Perbankan konvensional menjalankan sistemnya dengan sistem suku

bunga (interest rate), sedangkan perbankan syariah menjalankan

sistemnya berdasarkan syariah. Upaya untuk menciptakan sistem ini

didasarkan pada larangan Islam memungut atau meminjam dengan bunga

atau yang disebut riba, serta melarang investasi pada bisnis yang tergolong

haram, dimana hal tersebut tidak bisa dijamin oleh sistem perbankan
konvensional.

Industri perbankan syariah di Indonesia berkembang pesat. Sejak

berlakunya UU Perbankan Syariah pada tahun 2008 hingga 2022, industri

perbankan syariah mengalami perkembangan yang signifikan. Berdasarkan

data statistik pada tahun 2022, terdapat 1.943 kantor BUS (Bank Umum

Syariah), 390 kantor UUS (Unit Usaha Syariah) dan 626 kantor BPRS. 1

Keberadaan perbankan syariah di Indonesia bertujuan untuk

mewadahi penduduk di negara Indonesia yang hampir seluruh

penduduknya beragama Islam. Dengan adanya bank tersebut diharapkan

1
Otoritas Jasa Keuangan: Statistik Perbankan Syariah , (OJK.2021).
tidak adanya kerancuan dalam proses bermuamalah bagi para pemeluk

agama Islam, sehingga mereka terjaga dari sistem bunga yang termasuk

perbuatan riba akibat tidak adanya suatu wadah yang melayani mereka

dalam bidang muamalah yang bersifat Islami.

Dinamika fatwa DSN-MUI, sebagai lembaga yang berwenang

mengeluarkan fatwa, telah menghasilkan 140 fatwa terkait keuangan dan

perbankan dengan prinsip syariah. Total asset keuangan syariah telah

mencapai Rp. 1.802,82 triliun atau 9,89 persen total asset keuangan

nasional. Tahun 2021 diterapkan merger bank syariah BUMN, yaitu PT

Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Mandiri Syariah (BSM) dan PT

Bank BNI Syariah (BNIS).2

Berkembangnya perbankan syariah tentu saja terjadi berdasarkan

pemahaman masyarakat tentang lembaga keuangan syariah itu sendiri,

dimulai dengan akad jenis kontrak yang digunakan dalam transaksi,

prosedur terjalinnya penyaluran atau kerjasama dana antar lembaga

keuangan syariah dengan pelanggannya. Tentu saja, pemahaman

masyarakat yang kuat berasal dari sosialisasi yang sering dilakukan, baik

dari lembaga keuangan syariah sendiri atau praktisi, maupun akademisi

yang kini telah gencar-gencarnya menyuarakan atau bersosialisasi tentang

lembaga keuangan syariah.

Oleh karena itu, upaya-upaya dalam menyosialisasikannya secara

berkala, atau secara terus menerus, baik itu yang dilakukan oleh praktisi,

maupun akademisi, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang

lembaga keuangan syariah. Bukan hanya itu saja yang akan mereka

dapatkan, melainkan masyarakat juga akan memahami keuntungan yang

2
Wahyudin Darmalaksana, Filsafat dan Politik Hukum Islam Perbankan Syariah
(Bandung: CV. Sentra Publikasi Indonesia, 2022)
didapatkan ketika melakukan transaksi di lembaga keuangan syariah. Hal

tersebut, tentu saja mengakibatkan perkembangan lembaga keuangan

syariah terus saja mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya, yang

sebabkan oleh pemahaman dan minat masyarakat terhadap lembaga

keuangan syariah.

Hasil survei lapangan di Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone yang

terdiri dari 19 desa dan 1 kelurahan, tepatnya di Desa Carima dimana tidak

ada satu pun yang memiliki lokasi dan jaringan kantor bank syariah, hal ini

berbeda dengan bank konvensional seperti bank BRI yang jaringan

kantornya ada di setiap kecamatan. Kurangnya jaringan kantor bank

syariah serta lokasi bank syariah yang jauh dari pemukiman masyarakat,

menjadikan masyarakat lebih memilih bank konvensional karena lebih

dekat dan mudah untuk diakses. Hal tersebut menjadi salah satu faktor

kurangnya minat masyarakat menggunakan produk Bank Syariah.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Bone,

jumlah penduduk di Desa Carima sebanyak 916 jiwa. Maka dilakukan

pengumpulan data melalui kuesioner oleh beberapa masyarakat Desa

Carima yang memenuhi kriteria, dimana dari sejumlah orang yang disurvei

hanya beberapa orang yang memahami tentang bank syariah namun itu

pun hanya sekedar tahu dan tidak menggunakan produk Bank Syariah,

kebanyakan diantaranya masih menggunakan jasa bank konvensional.

Terkait hasil pengumpulan data ditemukan beberapa permasalahan

diantaranya dikarenakan masih rendahnya pemahaman masyarakat

terhadap Bank Syariah, hal itu dikarenakan minimnya sosialisasi pihak

perbankan syariah terhadap masyarakat pedesaan. Selain masalah

pemahaman, lokasi juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan


kurangnya minat masyarakat menggunakan produk perbankan syariah ,

sebagaimana dilihat dari lokasi lembaga keuangan syariah yang sangat

jauh sehingga masyarakat menjadi sulit untuk menjangkau bank syariah

tersebut. Hal itu membuat mereka lebih memilih menggunakan produk

perbankan konvensional dikarenakan ia lebih mudah dijangkau.

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Lokasi dan Pengetahuan Terhadap

Kurangnya Minat Masyarakat Menabung Di Bank Syariah (Studi

Kasus Di Desa Carima Kabupaten Bone)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gagasan diatas maka dalam penelitian ini penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah lokasi berpengaruh terhadap kurangnya minat masyarakat Desa

Carima Kabupaten Bone menabung di Bank syariah?

2. Apakah pengetahuan berpengaruh terhadap kurangnya minat

masyarakat Desa Carima Kabupaten Bone menabung di Bank syariah?

3. Apakah lokasi dan pengetahuan secara simultan berpengaruh terhadap

kurangnya minat masyarakat Desa Carima Kabupaten Bone menabung

di Bank syariah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah:

1. Untuk mengetahui apakah lokasi berpengaruh terhadap kurangnya

minat masyarakat Desa Carima Kabupaten Bone menabung di Bank

syariah.
2. Untuk mengetahui apakah pengetahuan berpengaruh terhadap

kurangnya minat masyarakat Desa Carima Kabupaten Bone menabung

di Bank syariah

3. Untuk mengetahui apakah lokasi dan pengetahuan secara simultan

dapat berpengaruh terhadap kurangnya minat masyarakat Desa Carima

Kabupaten Bone menabung di Bank syariah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat teoritis

Diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap

ilmu pengetahuan atau dapat mendaur ulang pemahaman kita tentang

nilai-nilai perbankan syariah.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bentuk untuk melatih berfikir ilmiah dengan berdasar pada disiplin

ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.

b. Bagi kalangan akademik dan pembaca, penelitian ini kiranya dapat

menambah referensi ilmu pengetahuan terkait segala faktor yang

menyebabkan masyarakat kurang berminat menabung di Bank

syariah.

c. Bagi objek penelitian, diharapkan masyarakat mendapatkan

pengetahuan yang lebih tentang perbankan syariah, agar mereka

tertarik menggunakan produk perbankan syariah sehingga

masyarakat beralih dari nasabah bank konvensional menjadi nasabah

bank syariah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank syariah

a. Pengertian bank syariah

Menurut UU No. 7 tahun 1992 yang direvisi dengan UU

Perbankan No. 10 Tahun 1998 mendefinisikan bank syariah adalah

lembaga keuangan yang pengoperasiannya dengan sistem bagi

hasil.3

Dalam UU No.21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah

mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank

syariah. Perbankan syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut

bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan,

mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam


melaksanakan kegiatan usahanya.

Sedangkan bank Syariah adalah bank yang menjalankan

kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prisnsip syariah dan

menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum

Syariah), UUS (Unit Usaha Syariah) dan BPRS (Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan

bank syariah adalah lembaga keuangan yang seluruh aturan dan

transaksinya mengikuti 4
prinsip-prinsip syariah. Maka dalam
3
Mohamad Ainun Najib, “Penguatan Prinsip Syariah Pada Produk Bank Syariah.” Jurnal
Jurisprudence 7.1 (2017) hal. 15-28.
4
operasional bank syariah sangat ditentukan oleh prinsip-prinsip

syariah, tidak boleh sedikit pun ada produknya yang bertentangan

dengan syariah.

Bank syariah tidak pernah meminjamkan uang tetapi menjual

barang kepada nasabah dengan memberikan fasilitas untuk mencicil

harga barang; atau bank syariah menyewakan barang kepada

nasabah dalam jangka waktu yang ditentukan. Tegasnya, nasabah

tidak pernah memperoleh dana berupa pinjaman dari bank syariah,

tetapi memperoleh barang yang dibutuhkannya dari bank syariah.5

b. Produk bank syariah

Produk-produk bank syariah sebagai lembaga intermediasi

keuangan yang menjalankan kegiatan penghimpunan dana,

penyaluran dana, dan jasa transaksi keuangan yakni sebagai berikut:

1) Penghimpun dana

Produk penghimpunan dana pada bank syariah bisa

diwujudkan dalam bentuk simpanan yang wujudnya berupa giro

dan tabungan, berdasarkan akad-akad yang tidak melanggar

prinsip syariah. Sedangkan dalam bentuk investasi wujudnya

berupa deposito yang juga menggunakan akad yang tidak

melanggar prinsip syariah, yakni dengan menggunakan prinsip

wadi’ah dan mudharabah.

Produk-produk penghimpunan dana bank syariah digunakan

untuk mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan

perekonomian secara adil sehingga keuntungannya bisa

dirasakan semua pihak.

5
Nasruddin Umar dan Fathurrahman Djamil, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia,
2014), hal. 176.
Tujuan mobilisasi dana sangatlah penting karena Islam

dengan tegas mengutuk penimbunan tabungan dan menguntuk

penggunaan sumber dana secara produktif untuk mencapai

tujuan sosial ekonomi Islam. Bank syariah melakukannya tidak

menggunakan prinsip bunga (riba), melainkan prinsip-prinsip

yang sesuai syariat Islam yakni terutama wadi’ah dan

mudharabah.6

a) Al-Wadi‟ah (simpanan)

Al-Wadiah adalah titipan atau simpanan pada Bank

Syariah. Prinsipnya merupakan titipan murni dari satu pihak

ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum yang

harus dijaga dan dikembalikan kapan saja bila penitip

menghendaki. Penerima simpanan disebut yad al-amanah

yang artinya tangan amanah. Si penyimpan tidak

bertanggung jawab jika terjadi kerusakan dan kehilangan

pada titipan selama itu bukan karena kelalaian atau

kecerobohan pihak penerima dalam memelihara barang

titipan. Akad wadi‟ah terbagi atas dua, yaitu wadi’ah yad

amanah, dan wadi’ah yad dhamanah.

b) Al- Mudharabah

Al-mudharabah ialah akad kerja sama antar 2 pihak,

dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal

sementara pihak lain menjadi pengelola. Keuntungannya

dibagi berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan. Jika

terjadi kerugian, maka ditanggung oleh pemilik modal

selama kerugian itu bukan kelalaian si pengelola. Jika


6
Ascarya, Produk dan Akad Bank Syariah, Edisi Pertama cet. 4 (Jakarta: Rajawali Pers)
kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, maka si

pengelolalah yang bertanggungjawab.

Dalam dunia perbankan al-mudharabah biasanya

digunakan pada produk pembiayaan atau pendanaan

misalnya, pembiayaan modal kerja. Pengaplikasian prinsip

mudharabah ini adalah nasabah bertindak sebagai pemilik

dana (shahibul maal) dan bank sebagai pengelola dana

(mudharib). Dana tersebut dipergunakan bank untuk

melakukan murabaha dan ijarah. Kemudian hasilnya akan

dibagi oleh nasabah dengan pihak bank sesuai dengan nisbah

yang telah disepakati di awal. Prinsip mudharabah ini

diaplikasikan pada produk tabungan dan deposito.

2) Penyaluran Dana

Secara garis besar produk pembiayaan yang dilakukan oleh

bank syariah terbagi dalam 4 kategori yakni:

a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli

(1) Bai‟ al-Murabahah

Bai‟ al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli

pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang

telah disepakati. Dalam hal ini penjual harus

memberitahukan harga pokok terlebih dahulu ditambah

keuntungan yang diinginkannya. Dalam dunia perbankan

kegiatan Bai‟ al- Murabahah pada pembiayaan produk

barang-barang investasi baik dalam negeri maupun luar

negeri seperti Letter of credit atau lebih dikenal dengan

nama L/C.
(2) Bai‟ as-Salam

Bai‟ as-Salam ialah pembelian barang yang

diberikan kemudian hari, sedangkan pembayaran

dilakukan di awal. Prinsip yang harus dianut yakni harus

diketahui terlebih dulu kualitas, jenis, dan jumlah barang

dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk uang.

(3) Bai’ al-Istihna’

Bai’ al-Istihna’ yaitu kontrak penjualan antara

pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah

pihak terlebih dahulu harus saling menyetujui atau sepakat

tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga

bisa dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran

bisa dilakukan di awal atau dicicil atau di belakang.

b. Pembiayaan dengan bagi hasil

Bagi hasil adalah suatu bentuk skema pembiayaan

alternatif, yang sangat berbeda dengan bunga. Sesuai dengan

namanya, skema ini berupa pembagian atas hasil usaha yang

dibiayai dengan pembiayaan. Dalam kontrak bagi hasil, harus

dirancang suatu pola bagi hasil yang optimal, yakni yang bisa

mendorong entrepreneur (debitur) untuk melakukan usaha

terbaiknya dan bisa menekan terjadinya falsifikasi.

3) Produk Jasa Perbankan

Produk jasa perbankan terdiri dari:

a) Al-Wakalah

Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau

pendelegasian atau pemberian kekuasaan dari satu pihak


kepada pihak lain. Kekuasaan ini dilakukan sesuai dengan

yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.

b) Al-Kafalah

Kafalah adalah jaminan yang diberikan penanggung

kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua

atas yang ditanggung. 7


Bisa juga dimaknai sebagai

pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain.

Dalam dunia perbankan bisa dilakukan dalam hal

pembiayaan dengan jaminan seseorang

c) Al-Hawalah

Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang

berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

c. Karakteristik bank syariah

Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas

transaksi syariah harus memenuhi karakteristik dan persyaratan

sebagai berikut:

1) Transaksi hanya akan dilakukan berdasarkan prinsip saling

paham dan saling ridha

2) Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal

dan thayyib

3) Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur

nilai, bukan sebagai komoditas

4) Tidak mengandung unsur riba

5) Tidak mengandung unsur kezaliman

6) Tidak mengandung unsur maysir


7
Zakaria, Endang, and Hikmah Dwi Astuti. "Kafalah Penanggungan pada Konsep Fikih
dan Aplikasinya dalam Ekonomi Syariah." At Taajir: Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Keuangan
Syariah 4.1 (2022): 35-43.
7) Tidak mengandung unsur gharar

8) Tidak mengandung unsur haram

9) Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of

money)

10) Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasyi),

maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar)

11) Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap

(risywah).

2. Lokasi

a. Pengertian lokasi

Lokasi adalah tempat dimana perusahaan harus bermarkas dan

melakukan kegiatannya. Lokasi merupakan tempat dimana

diperjualbelikannya produk perbankan dan pusat pengendalian

bank.

Bank yang terletak dalam lokasi strategis memudahkan

nasabah dalam berurusan dengan bank. Menentukan lokasi adalah

tugas penting bagi pemasar, karena keputusan yang salah bisa

mengakibatkan kegagalan. Lokasi kantor mempengaruhi minat

nasabah untuk melakukan transaksi.

Pemilihan lokasi yang baik, merupakan keputusan yang sangat

penting. Pertama, karena keputusan lokasi memiliki dampak yang

permanen dengan jangka panjang, apakah lokasi tersebut telah

dibeli atau disewa. Kedua, lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan

usaha dimasa mendatang. Lokasi yang dipilih harus bisa

mengalami pertumbuhan ekonomi sehingga usahanya bisa

bertahan. Ketiga, apabila nilai lokasi memburuk karena perubahan


lingkungan yang bisa terjadi setiap waktu, mungkin saja usaha

tersebut dipindahkan atau ditutup.

b. Faktor penentuan lokasi

Dalam memilih lokasi untuk menjalankan suatu usaha, para

pengusaha/pelaku usaha perlu mempertimbangkan beberapa faktor,

diantaranya:

1) Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau

2) Visibilitas yaitu kemudahan untuk dilihat

3) Tempat parkir yang luas dan nyaman

4) Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang

ditawarkan

5) Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis

6) Peraturan pemerintah

c. Indikator lokasi

Lokasi menurut Aprih Santoso, Sri Yuni Widowati dapat

didefinisikan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan atau

usaha sehari-hari. Indikator dari variabel lokasi adalah sebagai

berikut:

1) Keterjangkauan

2) Kelancaran

3) Kedekatan dengan kediamannya.

Indikator lokasi menurut Fandy Tjiptono (dalam

Kuswatiningsih, 2016: 15) yaitu sebagai berikut:

1) Akses, misalnya lokasi yang sering dilalui atau mudah

dijangkau sarana transportasi.


2) Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dilihat dengan jelas

dari jarak pandang normal.

3) Lalu lintas (traffic), yaitu menyangkut dua pertimbangan

utama:

a) Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan

peluang besar terhadap pembelian, yaitu keputusan

pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan,

dan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bias juga jadi

peluang.

4) Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk

kendaraan roda dua maupun roda empat

5) Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila

ada perluasan dikemudian hari.

6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk

yang ditawarkan. Sebagai contoh, restoran atau rumah makan

berdekatan dengan daerah pondokan, asrama, kampus, sekolah,

perkantoran, dan sebagainya.

7) Persaingan (lokasi pesaing). Sebagai contoh, dalam

menentukan lokasi restoran perlu dipertimbangkan apakah di

jalan atau daerah yang sama terdapat restoran lainnya.

8) Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang

rumah makan berlokasi terlalu berdekatan dengan pemukiman

penduduk atau tempat beribadah.

3. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan

berarti segala sesuatu yang diketahui; kepandaian: atau segala

sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).8

Menurut Pudjawidjana, pengetahuan adalah reaksi dari

manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan

melalui objek dengan indra dan pengetahuan merupakan hasil yang

terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek

tertentu. Sedangkan menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah

hasil dari tahu dan ini setelah atau yang melakukan penginderaan

terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga.9

Dari beberapa definisi pengetahuan di atas dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang

diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu.

Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat,

mendengar, merasakan, dan berfikir yang menjadi dasar manusia

dalam bersikap dan bertindak.

b. Sumber- sumber pengetahuan

Pada dasarnya manusia menggunakan dua cara dalam

memperoleh pengetahuan yang benar, pertama melalui rasio dan

kedua melalui pengalaman. Paham yang pertama disebut sebagai

8
Depdiknas. (2008).KBBI Daring. Diakses 20 Oktober 2013, dari Pusat Bahasa
9
, Jujun S. Suriasumanti, .Ilmu Dalam Perspektif, ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2006), hal 35
rasionalisme sedangkan paham yang kedua disebut dengan

empirisme.10

Rasionalisme adalah suatu pemahaman yang menjadi pikiran

sebagai sumber utama pengetahuan dan pemegang kekuasaan

terakhir bagi penentu kebenaran.

Sedangkan empirisme adalah paham yang mengatakan bahwa

pengalaman indrawi adalah satu-hanya sumber dan penjamin

kepastian kebenaran.

c. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam 5

tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk

mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2) Memahami (Comprehension)

Yaitu memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap

objek tersebut, tidak sekedar bisa menyebutkan, tetapi orang

tersebut harus bisa menginterpretasikan secara benar tentang

objek yang dketahui tersebut.

3) Aplikasi (Application)

10
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan, 2010), hal. 50.
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud bisa menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.

4) Analisis (Analisys)

Analisis ialah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahui.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis

dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

pengalaman, pendidikan, keyakinan, penghasilan, sosial,

lingkungan, dan sebagainya.

4. Minat

a. Pengertian minat

Definisi minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2007:744), minat ialah kecenderungan hati, gairah atau keinginan

yang tinggi terhadap sesuatu.


H.C. Witherington menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran

seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi

mengandung sangkut paut dengan dirinya..11

Sementara Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa minat

merupakan sikap jiwa seseorang yang tertuju pada suatu objek

tertentu ketiga jiwanya (kognisi, konasi dan emosi) dan dalam

hubungan itu unsur perasaan yang terkuat. Minat mengandung

unsur-unsur yang terdiri dari kognisi (mengenal), emosi (perasaan),

dan konasi (kehendak). Unsur kognisi, dalam arti minat itu

didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang

dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi karena dalam partisipasi

atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (perasaan

senang) sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua

unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan

hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang

diselenggarakan oleh sekolah.

Minat muncul dari dalam diri individu karena tertarik pada

suatu hal dan hal tersebut rasa berguna atau bermanfaat bagi

kebutuhan hidupnya. Minat dapat juga diartikan sebagai dorongan

atau daya penggerak. Minat menggerakkan seseorang untuk

melakukan suatu hal, termasuk dalam hal memilih.

Minat sebenarnya bersifat subyektif karena masing-masing

orang dapat membeda-bedakan minatnya. Minat erat sekali

11
Yayat Suharyat, "Hubungan antara sikap, minat dan perilaku manusia." (Jurnal region:
2009): hal. 9.
hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau

tidak tertarik, senang atau tidak senang.12

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa minat adalah kecenderungan hati untuk memperhatikan

suatu hal atau aktivitas dimana aktivitas tersebut secara terus

menerus diperhatikan dan dilakukan tanpa adanya paksaan dari

orang lain dimana hal tersebut disertai rasa senang.

b. Ciri- ciri minat

Menurut Slameto bahwa ciri seseorang mempunyai minat

terdiri atas sebagai berikut:

1) Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada

yang lain.

2) Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar

terhadap subjek tersebut.

3) Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

aktivitas.

c. Macam-macam Minat

Menurut Shaleh dan Wahab (2004), minat dapat dibagi

menjadi tiga macam (berdasarkan timbulnya, berdasarkan arahnya,

dan cara mengungkapkannya) yaitu sebagai berikut:

1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat

primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang

timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh.

12
Anna Rufaidah, "Pengaruh intelegensi dan minat siswa terhadap putusan pemilihan
jurusan,” (Faktor: Jurnal Ilmiah Kependidikan: 2015).
Sedangkan minat kultural atau minat sosial adalah minat yang

timbul karena proses belajar.

2) Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat

intrinsik dan ekstrinsik. Minat intrinsik adalah minat yang

langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri. Minat

ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir

dari kegiatan tersebut.

3) Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat dibedakan

menjadi empat yaitu:

a) Expressed interst; minat yang diungkapkan dengan cara

meminta kepada subyek untuk menyatakan kegiatan

yang disenangi maupun tidak, dari jawabannya dapat

diketahui minatnya

b) Manifest interest; minat yang diungkapkan dengan

melakukan pengamatan langsung

c) Tested interest; minat yang diungkapkan dengan cara

menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif

d) Inventoried interest; minat yang diungkapkan dengan

menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan.

d. Faktor- faktor yang mempengaruhi minat

Faktor minat mempunyai peranan yang sangat penting, minat

individu terhadap suatu objek, pekerjaan, orang, benda, dan

persoalan yang berkenaan dengan dirinya timbul karena ada faktor

yang mempengaruhinya pada objek yang diamati.


Agus Sujanto menyebutkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi minat ada 2, yakni faktor internal dan faktor

eksternal:

1) Faktor internal

Adapun faktor yang tergolong dalam faktor internal,

yaitu :

a) Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang

mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu guna mencapai tujuan.

b) Sikap adalah adanya kecenderungan dalam subjek untuk

menerima, menolak suatu objek yang berharga baik atau

tidak baik.

c) Permainan adalah merupakan suatu permasalahan tenaga

psikis yang tertuju pada suatu subjek semakin intensif

perhatiannya.

d) Pengalaman suatu proses pengenalan lingkungan fisik yang

nyata baik dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya

dengan menggunakan organ-organ indra.

e) Tanggapan adalah banyaknya yang tinggal dalam ingatan

setelah itu melakukan pengamatan.

f) Persepsi merupakan proses untuk mengingat atau

mengidentifikasikan sesuatu, biasanya dipakai dalam

persepsi rasa, bila benda yang kita ingat atau yang kita

identifikasikan adalah objek yang mempengaruhi oleh

persepsi, karena merupakan tanggapan secara langsung

terhadap suatu objek atau rangsangan.


2) Faktor eksternal

Dengan teknik pengungkapan yang cukup berbeda, Crow

and Crow mengungkapkan bahwa ada tiga faktor yang menjadi

timbulnya minat, antara lain yaitu:13

a) Dorongan dari dalam diri individu

Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan

membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut

ilmu, melakukan penelitian dan lain-lain.

b) Motif sosial

Motif sosial ini dapat menjadi faktor yang

membangkitkan minat untuk melakukan sesuatu aktivitas

tertentu.

c) Faktor emosional

Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.

Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan

menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan

memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut. Sebaliknya

suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal

tersebut.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu didasarkan pada penelitian-penelitian yang telah ada

sebelumnya dengan perkembangan dari beberapa variabel dan metode yang

digunakan pada penelitian tersebut yang dapat dikaji dari skripsi, tesis

maupun jurnal. Penelitian ini mengacu dari beberapa penelitian terdahulu,

diantaranya sebagai berikut :

13
Abd. Rahman Shaleh, op.cit., h.265-266
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti, Metode
No. Tahun, Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1. Hazmi, L. Lokasi, Kuantitatif. Hasil penelitian
“Pengaruh Lokasi Pengetahuan, menunjukkan faktor
Dan Pengetahuan dan Minat lokasi memiliki
Terhadap Minat pengaruh positif dan
Masyarakat Muslim signifikansi terhadap
Untuk minat menjadi nasabah
Menggunakan di perbankan syariah
Produk-produk sebesar 37,2% dan
Bank Syariah,” hasil penelitian
(2019). menunjukkan bahwa
pengetahuan
berpengaruh positif
dan tidak signifikansi
terhadap minat
menjadi nasabah di
perbankan syariah
sebesar 1,2%
2. Rahma Bellani Religiusitas, Kuantitatif. Hasil penelitian ini
Oktavindria, et al., Kepercayaan, menunjukkan bahwa
“Pengaruh Pengetahuan, religiositas, keyakinan,
religiusitas, Lokasi dan pengetahuan, dan
kepercayaan, Minat. lokasi terhadap bunga
pengetahuan, dan tabungan di Bank
lokasi terhadap syariah secara parsial
minat masyarakat maupun
menabung di Bank simultan. Secara
Syariah”, simultan variabel
Bachelor's Thesis. religiositas, keyakinan,
Jakarta: Fakultas pengetahuan, dan
Ekonomi dan Bisnis lokasi berpengaruh
UIN Syarif signifikan terhadap
Hidayatullah minat masyarakat
Jakarta, (2017). menabung pada bank
syariah pada tingkat
signifikansi kurang
dari 0,05 atau 5%
3. Anwalina Hulul Pengetahuan, Kuantitatif. Hasil penelitian
Fatmiati, Lokasi, menunjukkan bahwa
“Pengaruh Promosi dan secara simultan
Pengetahuan, Minat. variabel pengetahuan,
Lokasi Dan lokasi dan promosi
Promosi Terhadap mempunyai pengaruh
Kurangnya Minat yang signifikan
Masyarakat Muslim terhadap kurangnya
Mengambil minat masyarakat
Pembiayaan Pada muslim sebesar 0,000
Bank Syariah Di < 0,05
Kecamatan Wara
Utara Kota
Palopo”. Diss.
Institut Agama
Islam Negeri
Palopo, (2019).
4. Romdhoni, Abdul Pengetahuan, Kuantitatif. Berdasarkan uji T,
Haris. "Pengaruh Kualitas variabel pengetahuan
Pengetahuan, Pelayanan, dan religiusitas
Kualitas Pelayanan, Produk, berpengaruh terhadap
Produk, dan Religius, minat nasabah
Religiusitas Dan Minat. menggunakan produk
terhadap Minat tabungan. Sedangkan
Nasabah untuk variabel kualitas
Menggunakan pelayanan dan produk
Produk Simpanan tidak berpengaruh
pada Lembaga terhadap minat
Keuangan Mikro nasabah dengan
Syariah.", (2018). menggunakan produk
simpanan. Berdasarkan
uji F menunjukkan
bahwa pengetahuan,
kualitas pelayanan,
produk, dan
religiusitas secara
simultan berpengaruh
terhadap minat
nasabah untuk
menggunakan produk
tabungan di BMT
Amanah Ummah
Gumpang Kartasura
Sukoharjo.
5. Rizqa Ramadhaning Lokasi, Kuantitatif. Hasil penelitian
Tyas, dkk. Kualitas menunjukkan bahwa
“Pengaruh Lokasi Pelayanan, variabel yang
dan Kualitas dan berpengaruh paling
Pelayanan terhadap Keputusan dominan adalah
Keputusan Nasabah Nasabah. variabel emphaty
untuk Menabung di ditunjukkan dengan
BMT Sumber Mulia nilai signifikansinya
Tuntang,” (2012). yang paling signifikan
yaitu (0,000). Hal ini
berarti kesediaan
karyawan dan
pengelola BMT
Sumber Mulia untuk
lebih peduli dengan
memberikan
pemahaman dan
perhatian kepada
nasabah menyebabkan
nasabah mau untuk
menabung.
Sumber: Penulis, 2022.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir merupakan penjelasan sementara penelitian terhadap

gejala yang menjadi objek permasalahan dalam melakukan penelitian. Berikut

adalah kerangka pikir mengenai pengaruh lokasi dan pengetahuan terhadap

kurangnya minat masyarakat Desa Carima Kabupaten Bone menabung di

Bank syariah.
Gambar 3.1. Kerangka pikir

Lokasi (X₁)

Kurangnya minat masyarakat


menabung (Y)

Pengetahuan (X₂)

Sumber: Penulis, 2022.

D. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. H1 : Diduga bahwa lokasi (X1) berpengaruh secara positif terhadap

kurangnya minat masyarakat menabung di Bank syariah (Y).

2. H2 : Diduga bahwa pengetahuan (X2) berpengaruh secara positif terhadap

kurangnya minat masyarakat menabung di Bank syariah (Y).

3. H3 : Diduga bahwa lokasi (X1) dan pengetahuan (X2) berpengaruh

simultan terhadap kurangnya minat masyarakat menabung di Bank syariah

(Y).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Carima, Kecamatan Kahu, Kabupaten

Bone, yang dilaksanakan minimal 2 bulan, mulai bulan April sampai Mei

tahun 2022.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti

menggunakan jenis pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah

penelitian yang pemecahan masalahnya didominasi oleh peran statistik.

Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan

mengidentifikasi hubungan antarvariabel. Hubungan antarvariabel

bersifat hipotesis. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

pengaruh lokasi dan pengetahuan terhadap kurangnya minat masyarakat


Desa Carima menabung di Bank syariah.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung yang berasal

dari objek penelitian. Sedangkan dalam penelitian ini, objek

penelitian yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Carima

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Data primer ini didapatkan dari

hasil pengisian kuesioner oleh beberapa masyarakat di Desa Carima

Kabupaten Bone.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitian. Data

sekunder yang dipakai dalam penulisan ini adalah data-data yang

berasal dari buku-buku, jurnal, penelitian yang terkait dengan tema,

internet maupun dari makalah-makalah atau dari sumber lainnya

yang berkaitan dengan judul penelitian tersebut.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan himpunan semesta yang terdiri atas subyek atau

obyek dengan kualitas dan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti

untuk dipelajari lalu ditarik sebuah kesimpulan dari penelitian tersebut.

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan peneliti adalah seluruh

masyarakat Desa Carima yang berjumlah 916 jiwa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dari suatu kriteria.

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel

nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Responden yang dipilih sebagai sampel adalah memenuhi kriteria

sebagai berikut : (1) masyarakat Desa Carima Kecamatan Kahu, (2)

beragama islam, (3) berusia 17 tahun ke atas.

Maka dalam penelitian ini, besarnya sampel ditetapkan dengan

rumus Slovin. Adapun rumusnya sebagai berikut:


N
n=
1+N (e)2

Di mana :

n = Besaran sampel

N = Besaran populasi

e = Derajat kebebasan (tingkat kesalahan) 10%

Diketahui: N = 916

e = 10%

Maka:
916
n=
1+ 916 (10%)2
916
n=
1+ 916 (0,1)2
916
n=
1+ 916 (0,01)
916
n=
1+ 9,16
916
n=
10,16
n = 90,15 → dibulatkan menjadi 90 jiwa

Berdasarkan perhitungan rumus slovin di dapatkan sejumlah sampel

90 orang di Desa Carima Kecamatn Kahu Kabupaten Bone dengan

penarikan sampel menggunakan purposive sampling.


D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

a. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah:

X₁ = Lokasi

X₂ = Pengetahuan

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel dependen adalah:

Y = Kurangnya Minat Masyarakat Menabung

2. Skala Pengukuran

Menurut (Sugiyono, 2017) pengukuran variabel merupakan skala

pengukuran yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam pengukuran dan mendapatkan data

kuantitatif. Variabel diukur menggunakan skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

dalam memberikan tanggapan terhadap pernyataan atau masalah yang

diberikan kepada yang bersangkutan dalam suatu riset tertentu.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel penelitian yang

akan diukur dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat diukur.


Akhirnya sub indikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk

membuat suatu pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Untuk

setiap pilihan jawaban diberi skor, skor tersebut seperti dibawah ini:

Tabel 2.3 Skala Likert


Simbol Keterangan Skor

SS Sangat setuju 5

S Setuju 4

R Kurang setuju 3

TS Tidak setuju 2

STS Sangat tidak setuju 1

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan

langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang akan

diteliti, agar diperoleh hasil yang relevan.

2. Kuesioner

Metode kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diserahkan kepada

responden.

Teknik ini merupakan bentuk alat pengumpulan data dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan. Dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada

responden, peneliti dapat mengumpulkan data yang relevan dengan tujuan

penelitian yang memiliki tingkat reliabilitas dan validitas yang tinggi.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu proses

analisis terhadap data-data yang berbentuk angka dengan cara perhitungan

secara statistik untuk mengukur kurangnya minat masyarakat Desa Carima

menabung di Bank syariah dengan menggunakan SPSS sebagai alat ukurnya.

1. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi

informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan

mudah dipahami. Untuk menguji data dalam penelitian ini digunakan

analisis sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Suatu instrument penelitian yang valid mempunyai validitas yang

tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki

validitas yang rendah. Uji validitas yang dibahas dalam buku ini adalah

validitas item kuesioner. Validitas item digunakan untuk mengukur apa

yang ingin diukur. Untuk penentuan apakah suatu item layak digunakan

atau tidak, caranya dengan melakukan uji signifikan kuesioner korelasi

pada taraf signifikansi 0.05 yang artinya signifikan dianggap valid jika

berkolerasi signifikan terhadap skor total item.

1) Jika r hitung > r tabel, maka dikatakan valid

2) Jika r hitung < r tabel, maka dikatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur kuisioner yang

merupakan indikator-indikator dari variabel. Setelah dilakukan uji

validitas dan semua item sudah valid maka dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban responden

terhadap pernyataan adalah stabil atau konsisten dari waktu ke waktu.

Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan teknik Alpha

Cronbach untuk mengukur suatu tes sikap dan perilaku dengan fasilitas

SPSS. Apabila suatu nilai Alpha Cronbach yang dihasilkan adalah >

0,60 maka alat ukur yang digunakan dianggap reliabel atau dapat

dipercaya dan sebaliknya jika nilai Alpha Cronbach yang dihasilkan <

0,6 menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan tidak reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menganalisis asumsi-asumsi dasar

yang harus dipenuhi dalam penggunaan regresi. Penelitian ini

menggunakan tiga pengujian asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji

multikolinearitas dan uji heteroskidastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu populasi

berdistribusi normal atau tidak.14 Sebuah data yang baik adalah

berdistribusi normal. Untuk menguji normal tidaknya yaitu dengan

menggunakan grafik, jika titik-titik yang menyebar pada diagonal

mengikuti arah garis maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

d. Uji Multikolinieritas

Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

terdapat problem multikolinieritas (multiko). Koefisien korelasi antar

variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasi kuat

maka terjadi problem multiko.

e. Uji Heteroskedastisitas
14
Ricki Yuliardi dan Zuli Nuraeni, Statistika Penelitian..., hlm.113
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual atas

suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variannya tetap, maka

model regresi tersebut berada pada kondisi homoskadensitas.

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah regresi linear untuk

menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variable independen yg

jumlahnya lebih dari dua. Analisis regresi linear berganda digunakan

dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh

variable pengetahuan (X1), lokasi (X2) secara parsial maupun simultan

terhadap kurangnya minat masyarakat (Y).

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a+ b ₁ X ₁+b ₂ X ₂+e

Keterangan:

X1 = Nilai Variabel independen (lokasi)

X2 = Nilai variabel independen (pengetahuan)

Y = Nilai yang diperidiksikan (kurangnya minat masyarakat

menggunakan bank syariah)

A = Nilai konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi yang berhubugan dengan variabel

X1 (lokasi) dan X2 (pengetahuan)

e = Standar error

4. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang

dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan


yang wajar dan oleh karenanya diterima, atau hipotesis tersebut tidak wajar

dan oleh karena itu harus ditolak.15

a. Uji T (Uji Parsial)

Uji hipotesis dilakukan dengan uji T yaitu untuk mengetahui

variabel independen yang diteliti secara parsial mempunyai pengaruh

yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Pada penelitian

untuk menguji hipotesis bahwa terdapat pengaruh signifikan antara lokasi

(X₁) dan pengetahuan (X₂) terhadap kurangnya minat masyarakat

menabung di Bank syariah (Y).

Dimana jika, Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan jika

signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.

b. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk menentukan signifikan atau tidaknya suatu

variabel bebas secara bersama-sama (simultan) dalam mempengaruhi

variabel terikatnya.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh

yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen.

2) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang

signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.

Pada uji ini dilakukan uji satu sisi dengan tingkat signifikan (α) =

5% untuk mendapatkan nilai F tabel. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka

Ho ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima.

c. Uji Koefisien Determinasi (R² ¿


15
Ricki Yuliardi dan Zuli Nuraeni, Statistika Penelitian..., 82.
Koefisien determinasi dari hasil regresi berganda menunjukkan

seberapa besar variable dependen (lokasi dan pengetahuan) di pengaruhi

oleh variable independen (kurangnya minat masyarakat menabung).

Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau

variasi suatu variable bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada

variable yang lain.

Nilai koefisien ini antara 0 dan 1 jika hasil lebih mendekati angka 0

berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variable amat terbatas atau lemah. Tapi jika hasil mendekati 1

berarti variable-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen.


DAFTAR PUSTAKA

Anwalina Hulul Fatmiati, A. N. W. A. L. I. N. A. (2019). Pengaruh Pengetahuan,


Lokasi Dan Promosi Terhadap Kurangnya Minat Masyarakat Muslim
Mengambil Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Kecamatan Wara Utara
Kota Palopo (Doctoral Dissertation, Institut Agama Islam Negeri
Palopo).

Ayu, F. (2020). Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kurangnya Minat


Menabung Masyarakat Di Bank Syariah (Studi Pada Masyarakat di
Kecamatan Ulujadi Kota Palu) (Doctoral Dissertation, Iain Palu).

Jumlah Penduduk Hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 Menurut Kecamatan dan
Jenis Kelamin (Jiwa), 2020. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone.
(2022).

Casvi, F. Z. Pengaruh Pengetahuan, Lingkungan Sosial, Dan Lokasi Bank Syariah


Terhadap Minat Menabung Santri Di Bank Syariah.

Darmalaksana, W. (2022). Filsafat dan Politik Hukum Islam Perbankan Syariah.

Depdiknas. (2008).Kbbi Daring. Diakses 20 Oktober 2013, Dari Pusat Bahasa.

Emmang, G. (2016). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kurangnya


Minat Masyarakat Menabung Di Bank Syariah (Studi Pada Masyarakat
Di Kecamatan Rappocini Kota Makassar) (Doctoral Dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Faradila Kusumaningtyas, O. (2021). Analisis Pengaruh Pengetahuan, Persepsi


Masyarakat, Religiusitas, Produk, Reputasi, Kualitas Pelayanan, Dan
Lokasi Bank Terhadap Minat Nasabah Dalam Memilih Menabung Pada
Bank Syariah (Studi Empiris Pada Bank Syariah Yang Terdapat Di
Kabupaten Boyolali) (Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Fitriana, D. (2020). Pengaruh Lokasi Dan Pengetahuan Nasabah Terhadap Minat


Menabung Pada BRI syariah Kc Kediri (Doctoral Dissertation, Iain
Ponorogo).

Hazmi, L. Pengaruh Lokasi Dan Pengetahuan Terhadap Minat Masyarakat


Muslim Untuk Menggunakan Produk-Produk Bank Syariah.
Iranati, R. B. O. (2017). Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan, Pengetahuan, Dan
Lokasi Terhadap Minat Masyarakat Menabung Di Bank Syariah.
(Bachelor's Thesis, Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta).

Irdayanti, I. (2019). Pengaruh Pengetahuan Dan Lokasi Terhadap Kurangnya


Minat Masyarakat Menggunakan Produk Perbankan Syariah (Studi
Masyarakat Desa Ladongi Kec. Malangke Kab. Luwu Utara) (Doctoral
Dissertation, Institut Agama Islam Negeri Palopo).

Kurniawati, A. (2021). Implikasi Kebijakan Pemerintah Terhadap Perkembangan


Perbankan Syariah.

Makhmudah, S. (2018). Hakikat Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Modern Dan


Islam.  Al-Murabbi: Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 4(2),
202-217.

Mulyaningtyas, I. F., Soesatyo, Y., & Sakti, N. C. (2020). Pengaruh Pengetahuan


Tentang Bank Syariah Dan Literasi Keuangan Terhadap Minat
Menabung Siswa Pada Bank Syariah Di Kelas Xi Ips Man 2 Kota
Malang.  Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan, 8(1), 53-66.

Najib, M. A. (2017). Penguatan Prinsip Syariah Pada Produk Bank


Syariah. Jurnal Jurisprudence, 7(1), 15-28.

Nurhayani, U. (2012). Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi


Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK), (Studi Empiris
Pada Perguruan Tinggi Swasta Medan). Jurnal Mediasi, 4(01), 59-67.

Otoritas Jasa Keuangan. (2021).: Statistik Perbankan Syariah - Juli 2021.

Riyan Pradesyah. Pengaruh Promosi Dan Pengetahuan Terhadap Minat


Masyarakat Melakukan Transaksi Di Bank Syariah (Studi Kasus Di Desa
Rahuning)

Romdhoni, A. H. (2018). Pengaruh Pengetahuan, Kualitas Pelayanan, Produk,


Dan Religiusitas Terhadap Minat Nasabah Untuk Menggunakan Produk
Simpanan Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam, 4(02), 136-147.

Rufaidah, A. (2015). Pengaruh Intelegensi dan Minat Siswa Terhadap Putusan


Pemilihan Jurusan. Faktor: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(2).

Saifudin, T. (2019). Pengaruh Promosi, Religiusitas, Dan Kepercayaan Terhadap


Minat Masyarakat Menabung Di Bank Syariah Dengan Pengetahuan
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Masyarakat Di Kota
Salatiga) (Doctoral Dissertation, Iain Salatiga).

Sari, A. R. (2016). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat


Masyarakat Muslim Menabung Di Bank Syariah. Skripsi Uin Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam.

Sari, A. R. (2016). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Minat


Masyarakat Muslim Menabung Di Bank Syariah (Studi Kasus
Masyarakat Muslim di Kabupaten Bantul, Yogyakarta). (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).

Suharyat, Y. (2009). Hubungan Antara Sikap, Minat dan Perilaku


Manusia. Jurnal Region, 1(3), 1-19.

Suriasumantri, J. S. (2006). Ilmu Dalam Perspektif. Yayasan Obor Indonesia.

Suriasumantri, J. S. (2010). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer.

Sutisna, I. (2020). Statistika Penelitian. Universitas Negeri Gorontalo, 1(1), 1-15.

Tyas, R. R., & Setiawan, A. (2012). Pengaruh Lokasi dan Kualitas Pelayanan
terhadap Keputusan Nasabah untuk Menabung di BMT Sumber Mulia
Tuntang. Muqtasid: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3(2), 277-
297.

Wilujeng, Sr (2013). Filsafat, Etika dan Ilmu: Upaya Memahami Hakikat Ilmu


dalam Konteks Keindonesiaan. Humanika , 17 (1).

Yuliardi, R., & Nuraeni, Z. (2017). Statistika Penelitian Plus Tutorial


SPSS. Yogyakarta: Innosain.

Zakaria, E., & Astuti, H. D. (2022). Kafalah Penanggungan pada Konsep Fikih
dan Aplikasinya dalam Ekonomi Syariah. At Taajir: Jurnal Ekonomi,
Bisnis Dan Keuangan Syariah, 4(1), 35-43.

Anda mungkin juga menyukai