Anda di halaman 1dari 107

TINJAUAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

DALAM MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA SUKARAJA


BARU KECAMATAN INDRALAYA SELATAN
KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu


Kesejahteraan Sosial

Disusun Oleh :
SUHARDI AGUNG JAYA
NPM 03.17.079

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(STISIPOL) CANDRADIMUKA
PALEMBANG
2021

i
ii
ii
iii
iii
iv
iv
vv
ABSTRAK

Desa Sukaraja Baru Merupakan Desa yang berada di Kecamatan Indralaya


Selatan Kabupaten Ogan Ilir. Semenjak wabah pandemi COVID-19 yang
berlangsung sejak awal tahun 2020 pemerintah telah melakukan beragam upaya
dalam mencegah penyebaran virus ini. Beberapa upaya yang telah dilakukan
pemerintah antara lain Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Kebijakan tersebut mendorong masyarakat
untuk menyesuaikan perilaku sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan
oleh pemerintah. Selain itu pandemi COVID-19 telah merubah tatanan kehidupan
masyarakat, dimana aspek kehidupan masyarakat berubah secara cepat.
Ketidakpastian, kebingungan, dan keadaan darurat yang diakibatkan oleh virus
corona dapat menjadi stressor bagi banyak orang.

Pembatasan ruang-ruang publik, social distancing (menjaga jarak)


berimbas luas kepada segala aspek kehidupan, terutama dalam bidang ekonomi,
dimana dengan adanya pembatasan keluar rumah, mengharuskan warga untuk
berdiam diri di rumah, sedangkan ada sebagian penduduk yang bekerja sebagai
pedagangyang mewajibkan mereka dalam mencari nafkah berpindah-pindah
lokasi pasar / kalangan. Akibat penerapan social distancing banyak warga yang
menganggur. Begitu pula dengan warga yang menggantungkan hidup dari
pekerjaan bermain musik, juru tata rias, dan pengisi acara di pesta pernikahan.
Saat ini akibat penerapan protokol kesehatan, banyak dari warga masyarakat yang
tidak menyelenggarakan acara dengan mengundang jasa-jasa mereka, hal ini
memberikan efek secara langsung, kepada para warga, ditengah-tengah pandemi
virus covid-19 ini, banyak warga yang akhirnya menjadi buruh tani, atau bekerja
di sektor informal lainnya, demi bertahan hidup.

Kata Kunci: Kehidupan Sosial ekonomi, Pandemi Covid-19.

vi
ABSTRACT

Sukaraja Baru Village is a village located in South Indralaya District,


Ogan Ilir Regency. Since the outbreak of the COVID-19 pandemic, which has
been ongoing since early 2020, the government has made various efforts to
prevent the spread of this virus. Several efforts have been made by the
government, including the Large-Scale Social Restriction Policy (PSBB) and the
Adaptation of New Habits (IMR). The policy encourages people to adjust their
behavior in accordance with the health protocols set by the government. In
addition, the COVID-19 pandemic has changed the order of people's lives, where
aspects of people's lives are changing rapidly. The uncertainty, confusion, and
emergency caused by the coronavirus can be a stressor for many people.
Restrictions on public spaces, social distancing (maintaining distance)
have a broad impact on all aspects of life, especially in the economic field, where
the restrictions on going out of the house require residents to stay at home, while
there are some residents who work as traders who require them to stay at home.
earn a living moving around the market location / circle. Due to the
implementation of social distancing, many residents are unemployed. Likewise,
residents who depend on their jobs playing music, make-up artists, and
performers at weddings. Currently due to the implementation of health protocols,
many of the community members do not organize events by inviting their services,
this has a direct effect, to the residents, in the midst of this covid-19 virus
pandemic, many residents who end up becoming farm laborers , or work in other
informal sectors, in order to survive.

Keywords: Socio-economic life, Covid-19 pandemic.

vii
Motto dan Persembahan

Waktu di ibaratkan pedang, jika kau terlena,

maka ia akan menikammu dengan kesedihan dan penyesalan.

Kupersembahkan Karya Tulis ini Kepada:

Kedua Orang Tua Tersayang

Saudaraku

Teman-Teman Seperjuangan

Orang-orang Yang Telah Berjasa Kepadaku

viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Suhardi Agung jaya, dilahirkan di Indralaya,

Sukaraja Baru pada tanggal 14 Sepetember 1999, anak pertama dari tiga

bersaudara pasangan dari Bapak Halim dan Ibu Susilawati Penulis dibesarkan

dan lahir di Kabupaten Ogan Ilir , dengan mengenyam Sekolah Dasar Negeri

Indralaya Selatan tamat tahun 2011 Kemudian dilanjutkan ke MTS Negeri

Tanjung Raja, selanjutnya pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan di

SMAN 1 Indralaya Selatan dan menamatkan sekolah tahun 2017. Pada tahun

2017 Penulis melanjutkan pendidikan jenjang S.1. di STISIPOL Candradimuka

Palembang, dengan program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Saat ini penulis aktif bekerja sebagai staf di Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) dan aktif di berbagai kegiatan organisasi dan

kemasyarakatan. Demikianlah daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenar-

benarnya untuk dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Palembang, Juni 2021


Yang Membuat Pernyataan

(Suhardi Agung Jaya)


NPM 03.17.079

ix
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim, Alhamdulilahirobbil Alamin dengan

memanjatkan segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan segala

rahmat dan karunianya dengan memberikan kesehatan maka hamba dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya

mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. waktu,

pikiran dan tenaga yang tidak terukur diberikan-Nya sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Terselesainya skripsi ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri,

melainkan berkat dukungan yang penulis peroleh dari berbagai pihak. Oleh karena

itulah, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih dan rasa hormat yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Hj. Lishapsari Prihartini, M. Si, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka Palembang.

2. Dr. Lisdiana, M.Si, Wakil Ketua I Bidang Akademik.

3. Ibu Indah Pusnita, S.Sos, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan

Sosial Candradimuka Palembang.

4. Bapak Drs. Ong Berlian, MM. Sebagai Pembimbing.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah

menyumbangkan ilmunya kepada penulis.

6. Teman-teman seperjuangan seluruh angkatan

7. Seluruh staf akademik dan pegawai jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

yang telah banyak membantu penulis demi lancarnya studi penulis.

x
8. Semua keluargaku yang telah member bantuan moril dan materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak sempat

disebutkan namanya satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas doa

dan bantuannya. Semoga segala bantuan dan keikhlasannya mendapat

balasan disisi-Nya. Amin.

Palembang, Juni 2021

Penulis,

Suhardi Agung Jaya

xi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7


2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 7
2.1.1 Konsep Sosial Ekonomi ................................................................... 7
2.1.2 Pengertian Sosial Ekonomi .............................................................. 10
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Menentukan Sosial Ekonomi .......................... 10
2.2 Konsep Kondisi Sosial Ekonomi ............................................................... 16

xii
2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 22


3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 22
3.2 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 23
3.3 Definisi Konsep ........................................................................................ 23
3.4 Fokus Penelitian ........................................................................................ 24
3.5 Key Informan/Informan ............................................................................. 24
3.6 Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 25
3.7 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 26
3.8 Teknik Analisa Data .................................................................................. 28
3.9 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 29
3.10 Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................... 30

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ......................................... 31


4.1 Letak dan Luas Wilayah ............................................................................ 31
4.2 Pendidikan Masyarakat Desa Sukaraja Baru ............................................. 32
4.3 Perekonomian Masyarakat Desa Sukaraja Baru ........................................ 35
4.4 Kondisi Keagamaan Desa Sukaraja Baru .................................................. 37
4.5 Struktur Pemerintahan Desa Sukaraja Baru .............................................. 38
4.5.1 Kepala Desa ...................................................................................... 39
4.5.2 Sekretaris Desa ................................................................................. 43
4.5.3 Urusan Keuangan ............................................................................. 46
4.5.4 Urusan Perencanaan ......................................................................... 47
4.5.5 Pelaksana Kewilayahan .................................................................... 48
4.5.6 Kepala Dusun memiliki uraian tugas jabatan ................................. 49
4.5.7 Pelaksana Teknis .............................................................................. 50
4.5.8 Seksi Kesejahteraan .......................................................................... 51
4.5.9 Seksi Pelayanan ................................................................................ 52
4.5 Tata Kerja .................................................................................................. 53
4.6 Visi Desa Sukaraja Baru ........................................................................... 54
4.7 Misi Desa Sukaraja Baru ........................................................................... 54

xiii
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 56
5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................... 56
5.1.1 Pendapatan ........................................................................................ 57
5.1.2 Pemenuhan Kebutuhan Pangan ........................................................ 61
5.1.3 Aktivitas Ekonomi ............................................................................ 64
5.1.4 Kondisi Sosial ................................................................................... 67
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 73
6.1. Kesimpulan ................................................................................................. 73
6.2. Saran ............................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 20
Tabel 3.1 Informan Penelitian .......................................................................... 25
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian .............................................................................. 29
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .............................. 33
Tabel 4.2 Sarana Infrastruktur Pendidikan ....................................................... 34
Tabel 4.3 Profesi Penduduk .............................................................................. 36
Tabel 5.1 Karakteristik Informan ..................................................................... 56

xv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ......................................................... 19
Gambar 4.1 Foto Gedung Sarana Pendidikan Desa Sukaraja Baru .................. 34
Gambar 4.3 Perekonomian Masyarakat Desa Sukaraja Baru ........................... 35
Gambar 4.2 Foto Suasana Pasar Kalangan di Desa Sukaraja Baru .................. 35
Gambar 4.3 Foto Sarana Tempat Ibadah Masyarakat Desa Sukaraja Baru ..... 38
Gambar 4.4 Kondisi Keagamaan Desa Sukaraja Baru ..................................... 38
Gambar 4.5 Foto Kantor Kepala Desa Sukaraja Baru ......................................
Gambar 5.1 Foto Sesi Wawancara Bersama Bapak Edy ................................. 60
Gambar 5.2 Sesi Wawancara Bersama Bapak Redo ........................................ 66
Gambar 5.3 Foto Sesi Wawancara Bersama bapak Hadison ............................ 69

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. SK Pembimbing

3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Balasan Dari Tempat Penelitian

5. Kartu Bimbingan

6. Sertifikat

 OPDIK

 Lembaga Bahasa

 Komputer

 KKN/KKL

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa sebagai komunitas kecil yang terikat pada lokalitas tertentu baik

sebagai tempat tinggal dan juga dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat

desa bergantung kepada pertanian (Rahardjo, 2010 : 28). Pengertian dari

masyarakat itu sendiri adalah sekumpulan manusia yang saling “berhubungan”

atau dengan istilah ilmiah yaitu saling “berinteraksi” sehingga dalam masyarakat

tersebut akan terdapat kesepakatan-kesepakatan yang telah ditentukan untuk bisa

ditaati dan dilaksanakan oleh setiap anggota masyarkat tersebut. Kesepakatan-

kesepakatan yang sudah ada dalam masyarakat kemudian mendarah daging pada

setiap warganya, sehingga membedakan antara masyarakat yang satu dengan yang

lain (Soerjono Soekanto, 2006 : 22).

Masyarakat itu sendiri mempunyai dua sifat yaitu ada masyarakat yang

bersifat terbuka yang bisa menerima perubahan-perubahan yang terjadi dan

menggabungkan dengan kebudayaan yang sudah ada, dan masyarakat yang besifat

tertutup yang mana dalam masyarakat ini cenderung sulit untuk menerima

perubahan-perubahan yang terjadi karena mereka tidak terbiasa melakukan

sesuatu yang mereka tidak pahami dan yang tidak biasa mereka jalankan selama

ini, masyarakat ini biasanya pada masyarakat yang masih tradisional dan biasanya

tinggal di daerah pedesaan atau pegunungan.

1
2

Masyarakat yang tinggal di suatu daerah atau desa yang terpencil pasti

akan mengalami suatu perubahan, baik itu secara cepat atau lambat, besar atau

kecil, yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki, tergantung dari berbagai

faktor yang ada di sekitar lingkungan desa atau daerah tersebut.

Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi dengan berbagai macam cara

dan faktor yang melandasinya. Perubahan sosial terbagi menjadi dua, yang

bersifat terencana dan ada perubahan sosial yang bersifat tidak terencana,

Perubahan yang direncanakan adalah suatu perubahan sosial budaya yang terjadi

sepenuhnya atas kehendak (bisa perkiraan atau perencanaan) para pihak yang

disebut agent of change.

Perubahan yang tidak direncanakan adalah perubahan sosial budaya yang

terjadi di luar kehendak dan juga pengawasan dari masyarakat. Perubahan sosial

ini tidak diinginkan namun masyarakat juga tak bisa menghindari hal tersebut.

Adapun contoh perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah bencana

tsunami yang terjadi di Aceh tahun tahun 2004 atau bencana tsunami Palu tahun

2018. Dua bencana ini jelas tidak terencana, tidak dikehendaki, berlangsung cepat

dan mengubah tatanan kehidupan sosial masyarakat di lokasi bencana terjadi.

Desa Sukaraja Baru Merupakan Desa yang berada di Kecamatan Indralaya

Selatan Kabupaten Ogan Ilir. Semenjak wabah pandemi COVID-19 yang

berlangsung sejak awal tahun 2020 pemerintah telah melakukan beragam upaya

dalam mencegah penyebaran virus ini. Beberapa upaya yang telah dilakukan

pemerintah antara lain Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan

Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Kebijakan tersebut mendorong masyarakat


3

untuk menyesuaikan perilaku sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan

oleh pemerintah.

Selain itu pandemi COVID-19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat,

dimana aspek kehidupan masyarakat berubah secara cepat. Ketidakpastian,

kebingungan, dan keadaan darurat yang diakibatkan oleh virus corona dapat

menjadi stressor bagi banyak orang. Pembatasan ruang-ruang publik, social

distancing (menjaga jarak) berimbas luas kepada segala aspek kehidupan,

terutama dalam bidang ekonomi, dimana dengan adanya pembatasan keluar

rumah, mengharuskan warga untuk berdiam diri di rumah, sedangkan ada

sebagian penduduk yang bekerja sebagai pedagangyang mewajibkan mereka

dalam mencari nafkah berpindah-pindah lokasi pasar / kalangan. Akibat

penerapan social distancing banyak warga yang menganggur. Begitu pula dengan

warga yang menggantungkan hidup dari pekerjaan bermain musik, juru tata rias,

dan pengisi acara di pesta pernikahan. Saat ini akibat penerapan protokol

kesehatan, banyak dari warga masyarakat yang tidak menyelenggarakan acara

dengan mengundang jasa-jasa mereka, hal ini memberikan efek secara langsung,

kepada para warga, ditengah-tengah pandemi virus covid-19 ini, banyak warga

yang akhirnya menjadi buruh tani, atau bekerja di sektor informal lainnya, demi

bertahan hidup.

Ketidakpastian dalam mengetahui kapan wabah akan berakhir membuat

banyak golongan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah bingung

memikirkan nasib mereka. Kehidupan yang berjalan seperti biasa tanpa adanya
4

mata pencaharian membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

Keberadaan virus Corona yang mengancam setiap orang berpeluang menjadi

stressor bagi sebagian besar orang, dan dampaknya bisa jadi sama parahnya

dengan dampak yang ditimbulkan jika terinfeksi virus corona itu sendiri (Taylor,

2019).

Pandemi COVID-19 telah merubah berbagai aspek dalam keseharian

masyarakat tak terkecuali di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indaralaya Selatan

Kabupaten Ogan Ilir. Kecemasan dan rasa tidak aman yang dialami sebagian

besar masyarakat, khususnya berimbas dalam segi kehidupan sosial dan

perekonomian agar tetap bisa bertahan hidup di tengah-tengah pandemi.Dari

uraian latar belakang diatas, maka penulis memilih judul yaitu “Tinjauan kondisi

sosial ekonomi masyarakat dalam masa pandemi covid-19 di Desa Sukaraja Baru

Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasikan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

a. Pandemi Covid 19 telah memberikan perubahan yang cukup signifkan

terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Sukaraja Baru

Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir

b. Penerapan Protokol kesehatan dan pembatasan aktivitas warga,

memberikan efek terhadap kehidupan masyarakat secara luas.


5

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, maka rumusan permasalahan

adalah:

Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam masa pandemi COVID

19 di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir?.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

Kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam masa pandemi covid-19 di desa

Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir.

1.5. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis.

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah uraian yang

bersifat teoritis pada kajian ilmu bidang kesejahteraan sosial.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

kepada berbagai pihak, khususnya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

dalam memberikan solusi terhadap kehidupan perekonomian warga menghadapi

wabah Pandemi Covid 19. Diharapkan Pemerintah Daerah dan desa segera

melakukan refourcing dan realokasi anggaran, khususnya program-program yang


6

ditujukan bagi perlindungan dan pencegahan dampak covid-19 bagi masyarakat di

Desa Sukaraja Baru, termasuk penyiapan skema jaring pengaman sosial.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Konsep Sosial Ekonomi

A. Pengertian sosial

Kata sosial berasal dari kata “socious” yang artinya kawan, teman.

Manusia lahir dengan kapasitas yang ia miliki kemudian memulai hidup saling

berkawan dan saling membina kesetiakawanan. Karena manusia hidup bersama

didalam kelompok atau hidup berkelompok dan satu sama lain saling

membutuhkan maka manusia sering disebut sebagai makhluk sosial

(Sumarnonugroho, 1982:3).Kata sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan

dengan masyarakat(Suharso,2005).

Konsep sosiologi manusia sering disebut dengan makhluk sosial yang

artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari oranglain,

sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang berkenaan dengan

masyarakat (Waluya, 2007: 85-86). Pengertian sosial dalam KBBI (2001)

menunjuk pada sifat-sifat kemasyarakatan (seperti suka menolong, menderma dan

sebagainya). Sedangkan pada departemen sosial menunjuk pada suatu acuan yang

digunakan dalam berinteraksi antar individu dalam konteks masyarakat maupun

komunitas. Sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol

berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan dan berfungsi untuk mengatur

tindakan-tindakan yang dimunculkanoleh individu-individu sebagai anggota

7
8

masyarakat. Sehingga demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang

individu berarti terhadaphak dan kewajiban dari masing-masing individu yang

saling berfungsi satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa

diharapkan berbuat baik terhadap sesamanya. Hal ini berdasarkan pandangan

bahwa manusia suci itu bagi manusia yang lain.

Rasa kebersamaan manusia sebagai anggota persekutuan kehidupan

membawa kepada suatu pandangan akan solidaritas sosial dimana ia semestinya

merasa ikut menderita bila pihak lain yang ada dilingkungannya mengalami

penderitaan. Dalam keberadaan dengan lingkungan sekitarnya, terdapat relasi

timbal balik yang amat erat. Pada relasi timbal balik ini menentukan dan

ditentukan hakekat kemanusiaannya. Jadi dapat dikatakan bahwa pribadi manusia

hanya dapat berkembang apabila ia berada dalam kelompok sosial. Didalam

kelompok sosial manusia mengalami proses yang disebut sosialisasi.

Koentjaraningrat (dalam Sumarnonugroho, 1982:2) menyebutkan pengertian

sosialisasi sebagai “...seluruh proses, bila seorang individu itu dari masa kanak-

kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal dan menyesuaikan

diri dengan individu individu yang hidup dalam masyarakat sekitarnya”.

B. Pengertian Ekonomi

Istilah Ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu

“Oikos”yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Jadi secara

harafiah, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang

paling sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan


9

masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga

seringdiartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari. Sedangkan menurut KBBI (2001), kata ekonomi berarti ilmu yang

mengenai asasasas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta

kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan). Gilarso

(2004:15) mengatakan bahwa ilmu ekonomi berhubungan dengan usaha manusia

untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan

sumber daya yang terbatas. P.A. Samuelson (dalam Gilarso, 2004) menyebutkan

ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih

beberapa alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditi

untuk kemudian menyalurkannya (baik saat ini maupun dimasa depan) kepada

berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat. M. Manulang

(dalam Sari dkk, 2007) menyebutkan bahwa ekonomi merupakan ilmu yang

mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran

(kemakmuran suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya,

baik barang-barang maupun jasa).

Dengan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ekonomi

adalah usaha manusia dalam mengatur rumah tangganya untuk memenuhi

kebutuhan hidup dengan menggunakan maupun memanfaatkan ketersediaan

sumber daya yang ada.


10

2.1.2. Pengertian Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok

masyarakat yang ditemtukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta

pendapatan (Astrawan, 2014). Dalam pembahasannya, sosial dan ekonomi

seringmenjadi objek pembahasan yang berbeda. Menurut Santrock (2007:282),

status sosial ekonomi sebagai pengelompokan orang-orang berdasarkan kesamaan

karakteristik pekerjaan dan pendidikan ekonomi. Status sosial menunjukkan

ketidaksetaraan tertentu. Koentjaraningrat (1981) menyebutkan bahwa kondisi

sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial

dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat.

Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus

dipenuhi oleh si pembawa status. Sosial ekonomi berhubungan dengan keadaan-

keadaan dimanamanusia itu hidup, kemungkinan-kemungkinan perkembangan

materi dan batas-batasnya yang tidak bisa diikuti manusia. Penduduk dan

kepadatan penduduk, konsumsi dan produksi pangan, perumahan, sandang,

kesehatan dan penyakit, sumber-sumber kekuatan dan pada tingkat dasarnya

faktor-faktor ini berkembang tidak menentu dan sangat drastis mempengaruhi

kondisi-kondisi dimana manusia itu harus hidup (Ahmad, 1992).

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Menentukan Sosial Ekonomi

Penelitian yang dilakukan oleh Poniman, S.Sos (2015) dalam menentukan

sosial ekonomi seseorang mencakup beberapa faktor diantaranya tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat


11

tinggal, pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari

komunitasnya.Sedangkan menurut Wirutomo (2012) faktor yang dapat

menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang dalam

masyarakat yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

b. Jenis Pekerjaan

c. Tingkat Pendapatan

d. Keadaan Rumah Tangga

e. Tempat Tinggal

f. Kepemilikan Kekayaan

g. Jabatan dalam Organisasi

h. Aktivitas ekonomi

Dalam hal ini, uraiannya dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu

tingkat pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan tempat tinggal.

1. Tingkat Pendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pendidikan diupayakan untuk

mewujudkan individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya dengan bekal

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktifitas dan usaha untuk

meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya,

yaitu rohani (fikiran, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan

keterampilan-keterampilan).
12

UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 juga menjelaskan pendidikan bertujuan untuk

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan

diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur

pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah

(pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan

sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Dalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua dilihat dari jenjang

pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh orang tua anak. Selain itu,

pendidikan informal yang pernah diikuti berupa kursus dan lain-lain. Karena

tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan pendapatan

serta status sosial ekonomi yang akan diperoleh. Semakin tinggi jenjang

pendidikan yang didapat maka semakin tinggi juga status sosial ekonomi yang

disandang. Berdasarkan tingkat pendidikan, UU no. 20 tahun 2003

menggolongkan dalam tida bagian yaitu rendah, menengah dan tinggi: a.

Pendidikan rendah yaitu pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau

bentuk lain yang sederajat. b. Pendidikan Menengah merupakan pendidikan


13

lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah

Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat. c.

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah

yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan

doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat

berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.

2. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah semua hasil suatu pekerjaan yang yang diterima

oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam

bentuk uang dan barang. Menurut Sumardi dalam Yerikho (dalam Poniman,2015)

mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang ditempuh. Dengan pendidikan yang

tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar.

Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan menadapat pekerjaan

dengan pendapatan yang kecil. Menurut Gustiyana (2003), pendapatan dapat

dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan usaha tani dan pendapatan rumah tangga.

Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total.

Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha

tani ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usaha tani.

Pendapatan usaha tani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya

produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim tanam.
14

Pendapatan luar usaha tani adalah pendapatan yang diperoleh sebagai akibat

melakukan kegiatan diluar usaha tani seperti berdagang, mengojek, dan lain-

lain.Siagian (2012:69-72), Pendapatan sosial ekonomi orang tua dapat

merumuskan indikator kemiskinan yang representatif. Keyakinan tersebut muncul

karena pendapatan merupakan variabel yang secara langsung mempengaruhi

apakah seseorang atau sekelompok orang akan mampu atau tidak mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapak hidup secara layak sebagai manusia

yang memiliki harkat dan martabat

Berdasarkan dari pendapatan keluarga, BPS (2012) membagi kedalam tiga

golongan yaitu tinggi, menengah dan rendah :

a. Golongan Rendah,

Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu masyarakat yang menerima

pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang

minimal seperti sandang, pangan dan tempat tinggal yang berpenghasilan kurang

dari Rp. 1.500.000 per bulan.

b. Golongan Menengah,

Golongan masyarakat berpenghasilan sedang yaitu masyarakat yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup dan mampu menikmati jenjang pendidikan namun

belum memiliki kesempatan dalam menabung maupun berinvestasi yang

berpenghasilan antara Rp. 1.500.000 sampai Rp. 2.500.000 per bulan.

c. Golongan Tinggi,

Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu masyarakat yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan jangaka pendek maupun jangka


15

panjang tanpa ada rasa khawatir. Menjadikan pendidikan bukan sebagai acuan

kehidupan, menjadikan budaya dalam keluarga untuk menjaga martabat, yaitu

yang berpenghasilan diatas Rp. 2.500.000.

3. Pemilikan Kekayaan

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kepemilikan barang berharga yang

memiliki nilai tinggi dalam suatu rumah tangga seperti halnya uang, perhiasan,

barang-barang yang bernilai jual tinggi serta kepemilikan lahan sebagai investasi

kekayaan dan kendaraan pribadi.

Berdasarkan pemilikan kekayaan. Status sosial ekonomi dapat dibedakan

menjadi (Adi, 2004):

a. Golongan rendah, memiliki harta dan simpanan uang senilai kurang dari Rp.

5.000.000

b. Golongan menengah, memiliki harta dan simpanan uang senilai Rp. 5.000.000

s/d Rp. 15.000.000

c. Golongan tinggi, memiliki harta dan simpanan uang senilai lebih dari Rp.

15.000.000

4. Tempat tinggal

Secara umum, rumah dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau

bernaung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan, matahari,dll). Serta

merupakan tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Namun, pengertian rumah juga dapat ditinjau lebih jauh secara fisik

dan psikologis.
16

a. Status rumah yang ditempati, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara

atau ikut oranglain umumnya merupakan keluarga dengan sosial ekonomi rendah.

b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa permanen, kayu dan bambu. Keluarga

yang keadaan sosial ekonominya tinggi pada umumnya menempati rumah

permanen, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah

kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati, pada

umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

Melalui ukuran tingkat sosial ekonomi, seorang individu dapat ditentukan

tingkat kemiskinannya, faktor-faktor penyebab kemiskinan dan indikatornya serta

perencanaan program pengentasannya. Semakin rendah tingkat sosial ekonomi

seseorang, maka semakin besar pula tingkat kemungkinan seseorang tersebut

dikatakan “miskin”. Faktor lainnya yaitu pembangunan di setiap daerah, program-

program pemerintah daerah setempat untuk masyarakat dan implementasi

program pemerintah tersebut. Menurut Wirutomo(2012), dari awal kemerdekaan

sampai era reformasi kesenjangan antar provinsi masih terlihat dalam hal-hal yang

diukur dari tingkat harapan hidup, tingkat pendidikan, pembangunan serta

pendapatan. Dalam hal pembangunan sosial ekonomi yang tidak merata

menyebabkan tingkat kemiskinan yang masih tinggi khususnya di Indonesia.

2.2. Konsep Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja (2000) adalah keadaan

atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Manaso Malo (2001)


17

juga memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, Merupakan suatu

kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi

tertentu dalam sosial masyarakat.

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang yang

diatur sosial dan merupakan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial

masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula dengan posisi tertentu dalam

struktur sosial masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat

hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status (Dewi, 2009). Sosial

ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat

yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan

(Wayan, 2014). Soerjono Soekanto (2009: 208) menyatakan bahwa, Ukuran atau

kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota

masyarakat ke dalam suatu lapisan sosial adalah sebagai berikut:

(1). Ukuran kekayaan, Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak

termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada

bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya

mempergunakan pakaian serta bahan, pekerjaan orang tua, penghasilan dan

seterusnya,

(2) Ukuran kekuasaan, Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang

mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan,

(3). Ukuran kehormatan, Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari

ukuran-ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan

dihormati, mendapat tempat teratas. Ukuran semacam ini, banyak dijumpai pada
18

masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau

mereka yang pernah berjasa. Misalnya aktivitas sosial di lingkungan masyarakat,

(4). Ukuran ilmu pengetahuan, Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh

masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Melly G Tan dalam

Hendratmoko 2012 (Novita Sulistyorini,2014), bahwa kedudukan sosial ekonomi

mencakup 3 (tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat

diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James

Grant dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial

ekonomi dititik beratkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, dan

air yang sehat serta didukung oleh pekerjaan yang layak. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan

seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya, sehingga dapat

menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan

mengenai keberhasilan menjalankan usaha dan berhasilmencukupinya (Novita

Sulistyorini,2014).
19

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Tinjauan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dalam


Masa Pandemi Covid-19 di Desa Sukaraja Baru
Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir

UU Nomor6Tahun 2014 Tentang Desa

Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja (2000)


adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam
masyarakat sekelilingnya.

Manaso Malo (2001) juga memberikan batasan tentang


kondisi sosial ekonomi yaitu, Merupakan suatu
kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan
seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat.

a. Tingkat Pendapatan
b. Pemenuhan Kebutuhan Pangan
d. Aktivitas Ekonomi
e. Kondisi Sosial

Diharapkan Pemerintah Daerah dan desa segera melakukan


refourcing dan realokasi anggaran, khususnya program-program
yang ditujukan bagi perlindungan dan pencegahan dampak
covid-19 bagi masyarakat di Desa Sukaraja Baru, termasuk
penyiapan skema jaring pengaman sosial.
20

2.3. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu

No. Judul Nama Peneliti Hasil Metode

Penelitian / Tahun Penelitian Penelitian

1. Analisis Basrowi dan Mengetahui Deskriptif Kualitatif


Kondisi Sosial Siti Juariyah / gambaran
Ekonomi dan Tahun 2010 kondisi
Tingkat kehidupan
Pendidikan sosial ekonomi,
Masyarakat tingkat
Desa pendidikan, dan
Srigading, kecenderungan
Kecamatan kondisi sosial
Labuhan ekonomi
Maringgai, dengan tingkat
Kabupaten pendidikan
Lampung masyarakat
Timur. Desa Srigading
Kecamatan
Labuhan
Maringgai,
Kabupaten
Lampung
Timur.
2. Kondisi Nurlaila / Mengetahui Deskriptif Kualitatif
Sosial Tahun 2020 kondisi sosial
Ekonomi ekonomi
dan Budaya masyarakat
Masyarakat desa wisata
Desa Bobanehena
Wisata Kabupaten
Bobanehena Halmahera
Kabupaten Barat. Kondisi
Halmahera sosial ekonomi
Barat. masyarakat
dilihat dari
aspek
pekerjaan,
pendapatan, dan
kondisi budaya
21

masyarakat
dilihat dari
aspek tingkat
pendidikan dan
adat atau trdisi
masyarakat.
3. Kehidupan Andi Saribulan, Suami Deskriptif-Kualitatif
Sosial 2015 dihadapkan
Ekonomi pada kondisi
Keluarga kehidupan yang
Tenaga sangat berbeda
Kerja dibanding pada
Wanita saat isterinya
(Studi bekerja menjadi
Kasus Pada Tenaga Kerja
lima Wanita,
Keluarga dianggap
Yang berbeda karena
Berdomili sebelum
di Polewali isterinya
Mandar) bekerja mereka
hanya berperan
sebagai kepala
keluarga saja
yang pada
umumnya
bertugas
mencari nafkah
semampunya,
membimbing
dan
memberikan
perlindungan
kepada keluarga
akan tetapi
mereka mau
tidak mau harus
berperan ganda
sebagai kepala
keluarga
sekaligus
sebagai ibu
rumah tangga.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode analitis.

Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4) mengemukakan bahwa penelitian

kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”.

Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik,

memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara

induktif, lebih mementingkan proses dari pada hasil penelitian yang dilakukan

disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian .

Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah berkaitan

dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan

kondisi masa sekarang. Metode deskriptif adalah sebagai berikut: Metode

deskrptif adalah satu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

subjek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa

sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran

atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Sugiyono (2005:15) menjelaskan tentang pengertian penelitian kualitatif sebagai

berikut: Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

22
23

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive

dan snowball, teknik penggabungan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.

Metode ini cocok dalam penelitian ini karena penelitian ini berusaha mencari

gambaran satu kelompok manusia untuk mencapai tujuan kelompok tersebut,

sehingga fenomena kelompok tersebut dapat terungkap secara jelas dan akurat.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya Selatan,

Kabupaten Ogan Ilir.

3.3. Definisi Konsep

Kondisi Sosial Ekonomi Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau

kedudukan yang yang diatur sosial dan merupakan seseorang dalam posisi

tertentu dalam struktur sosial masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula

dengan posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat, pemberian posisi ini

disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh

pembawa status.

Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit

koronavirus 2019 (Bahasa Inggris: Coronavirus disease 2019, disingkat COVID-

19) di seluruh dunia untuk semua Negara. Penyakit ini disebabkan oleh korona
24

virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali

dideteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan

ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada

tanggal 11 Maret 2020 hingga 14 November 2020, lebih dari 53.281.350 orang

kasus telah dilaporkan lebih dari 219 negara dan wilayah seluruh dunia,

mengakibatkan lebih dari 1.301.021 orang meninggal dunia dan lebih dari

34.394.214 orang sembuh.

3.4. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dijelaskan sebagai berikut:

(1) Tingkat Pendidikan

(2) Tingkat Pendapatan

(3) Pemilikan Kekayaan

(4) Kondisi Tempat Tinggal

3.5. Key Informan/Informan

Key Informan/Informan

Jenis sumber data berupa manusia yang dalam penelitian kualitatif dikenal

sebagai informan. Peneliti didalam memilih narasumber harus bisa memahami

posisi dan beragam peran dengan kemungkinan akses informasi yang dimilikinya

sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Informan yang dimaksud

dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:


25

Tabel 3.1.

Informan Penelitian

No. Informan Penelitian Jumlah

1. Kepala Desa 1 Orang

2. Kepala Dusun 1 Orang

3. Tokoh Masyarakat 1 Orang

4. Warga masyarakat 4 Orang

Sumber : Observasi Peneliti

3.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode

analitis.sumber data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder.Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian

adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan dua sumber data yaitu :

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian

ini adalah masyarakatyang berada di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Tanjung

Batu Kabupaten Ogan Ilir

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun

dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini, dokumentasi dan

wawancara merupakan sumber data sekunder.


26

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan

berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya data dapat dikumpulkan pada setting

alamiah (natural setting). Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan

data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,

maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi

(pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan keempatnya

Sugiyono (2015:137). Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan

pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik

pengumpulan data menggunakan triangulasi/gabungan. Triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan

data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara

serempak.
27

Adapun teknik pengumpulan data yang direncanakan untuk digunakan di

lapangan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung.Merupakan suatu bentuk komunikasi atau percakapan untuk

memperoleh informasi. Peneliti akan secara langsung melakukan

wawancara dengan Informan, yaitu orang yang dianggap paham dan

mengetahui masalah yang akan diteliti dengan menggunakan daftar

pertanyaan mendalam. Informan terpilih

2. Observasi Langsung

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung di lapangan

yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu

penelitian.Observasi ini menbantu peneliti dalam menganalisa keadaan

yang sebenarnya.

3. Dokumentasi / Studi Pustaka

Teknik ini merupakan cara pengumpulan data dan dokumen yang

berhubungan dengan masalah yang telah diteliti. Teknik ini digunakan

untuk menunjang data primer atau data utama yang diperoleh langsung

dari informan.Teknik ini membantu peneliti dalam menelusuri

pembahasan melalui tulisan-tulisan yang pernah ada tentang peranan

petani perempuan dalam meningkatkan sosial ekonomi keluarga.


28

3.8. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai macam sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya penuh.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan

data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau

menjadi hipotesis. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak

sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di

lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) dalam (Sugiyono, 2015:245)

menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,

sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan

selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data.”

Analisis data data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian,

karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil observasi,

wawancara, studi literatur dan dokumentasi dilapangan untuk selanjutnya

dideskripsikan dalam bentuk laporan. Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan melalui tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi Miles dan

Huberman (1992) dalam Sugiyono (2015:246). Analisis data kualitatif

merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan menerus. Masalah reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan


29

analisis yang saling susul menyusul. Tiga jenis kegiatan utama analisis data

merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak diantara

empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak

bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan

untuk lebih memperjelas alur kegiatan analisis data penelitian tersebut.

3.9. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian dilakukan selama 5 bulan kalender sesuai dengan jadwal

dibawah ini:

Tabel 3.2.

Jadwal Penelitian

Bulan Maret April Mei Juni Juli


2020 2020 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Minggu
Pembuatan x x
Proposal X x X x
Konsultasi
Proposal
Ujian X
Proposal
Penelitian X x x X x x
Konsultasi x x X x x
Skripsi
Ujian X
Skripsi
30

3.10. Sistematika Penulisan Skripsi

a. Bab I Pendahuluan

Bagian ini berisi uraian mengenai : 1) Latar belakang masalah, 2)

Identifikasi masalah, 3) Rumusan masalah, 4) Tujuan penelitian, 5) Manfaat

penelitian.

b. Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi penjelasan tentang landasan teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu, bab ini juga berisi

tentang tinjauan pustaka yang merupakan hasil kajian yang berisikan bukti-bukti

dari hasil-hasil penelitian terdahulu atau orang lain.

c. Bab III Metodologi Penelitian

Menjelaskan tentang pemilihan metode/jenis penelitian yang digunakan,

penetapan lokasi penelitian yang diambil, definisi konsep, fokus penelitian,

informan, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

jadwal penelitian dan sistematika penulisan proposal skripsi.


BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak dan Luas Wilayah

Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya Selatan, pada saat terbentuknya

merupakan hasil pemekaran Desa Sukaraja, yang selanjutnya menjadi dua desa,

yakni Desa Sukaraja Baru dan Desa Sukaraja Lama. Kedua desa ini pada awalnya

masuk dalam wilayah Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Ogan Komering Ilir

(OKI), seiring dengan adanya pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ilir dan

terbentuknya Kabupaten Ogan Ilir, maka Desa Sukaraja Baru dan Desa Sukaraja

Lama termasuk dalam wilayah Kecamatan Indralaya Selatan.

Desa Sukaraja Baru terletak kira-kira 6 km dari Ibu Kota Kecamatan. Desa

Sukaraja Baru mempunyai 4 batas wilayah desa sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sukaraja lama

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tanjung Dayang Selatan

Sebelah Barat berbatsan dengan Desa Kerinjing

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mandi Angin dan Desa Tanjung

Luas Wilayah Desa Sukaraja Baru 593 Ha

Luas Wilayah .Perkebunan 195 Ha

Luas Wilayah Pertanian 135 Ha

31
32

4.2. Pendidikan Masyarakat Desa Sukaraja Baru

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

Pendidikan juga menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia

untuk pembangunan bangsa, dan menumbuhkan kesadaran akan bahaya

keterbelakangan pendidikan. Karena tujuan dalam menempuh pendidikan adalah

untuk memberikan suatu pengetahuan agar dapat mencerdaskan bangsa, sehingga

anak-anak bangsa mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi

pembangunan bangsa di berbagai bidang di masa depan.

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sukaraja Baru digolongkan menjadi

dua macam yaitu tingkat pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pada

pendidikan formal jumlah masyarakat yang lulusan pendidikan formal berjumlah

846 orang dengan perincian sebagai berikut, jumlah masyarakat yang

berpendidikan sampai tamat Sekolah Dasar berjumlah 81 orang, jumlah

masyarakat yang berpendidikan sampai tamat Sekolah Menengah Pertama

berjumlah 230 orang, jumlah masyarakat yang berpendidikan sampai tamat

Sekolah Menengah Atas berjumlah 416 orang, jumlah masyarakat yang

berpendidikan sampai tamat Akademi/D1-D3/ Sarjana/S-1-S3 berjumlah 137

orang.
33

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. SD 81 orang

2. SMP 230 orang.

3. SMA 416 orang

4. Diploma (D1- 137 orang

D4)/Sarjana

Jumlah 846 orang

Sumber: Data Monografi Desa Sukaraja Baru, Tahun 2020

Dari data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat Desa

Sukaraja Baru berpendidikan akhir SMA/SLTA yang jumlahnya mencapai 416

orang.Dari banyaknya masyarakat yang berpendidikan akhir SMA/SLTA maka

masyarakat Desa Sukaraja Baru tergolong yang mempunya SDM yang cukup

baik. Selain pendidikan formal, masyarakat Desa Sukaraja Baru juga ada yang

berpendidikan non formal seperti mengaji diniyah dan TPQ/TPA yang teberada

pada 2 gedung di wilayah desa dengan jumlah murid sebanyak 225 orang.

Secara infrastruktur pendidikan Desa Sukaraja Baru bisa dikatakan cukup

memadai, baik sarana pendidikan formal maupun non formal. Di Desa Sukaraja

Baru terdapat sarana pendidikan formal terdiri dari gedung PAUD sebanyak satu

unit, gedung Taman Kanak-Kanak sebanyak tiga unit, gedung SD sebanyak dua

unit, gedung SMP sebanyak satu unit.


34

Tabel 4.2

Sarana Infrastruktur Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Unit)

1. PAUD 1

2. TK 3

3. SD 2

4. SMP 1

Sumber: Data Monografi Desa Sukaraja Baru, Tahun 2020

4.1. Foto Gedung Sarana Pendidikan Desa Sukaraja Baru

(Sumber : Dokumetasi Peneliti)


35

4.3. Perekonomian Masyarakat Desa Sukaraja Baru

Masyarakat Desa Sukaraja Baru mayoritas pendapatan utamanya adalah

sebagai petani karet.Petani karet berjumlah sebanyak 483 orang. Selain itu

terdapat berbagai profesi lainnya, diantaranya Pegawai Negri Sipil (PNS) yang

tercatat sebanyak 43 orang, TNI/POLRI tercatat sebanyak 85 orang. Pelaku usaha

wirausaha/wiraswasta tercatat sebanyak 35 orang, pedagang tercatat sebanyak 85

orang. Tukang tercatat sebanyak 47 orang, guru sebanyak 17 orang, nelayan

sebanyak 15 jiwa. Profesi buruh tani 85 jiwa, petani penjual bibit berjumlah

sebanyak 355 orang, dan pengangguran berjumlah 426 orang.

4.2. FotoSuasana Pasar Kalangan di Desa Sukaraja Baru

Tabel 4.3

(Sumber : Dokumentasi Peneliti)


36

Tabel 4.3.

Profesi Penduduk

No. Profesi Pekerjaan Jumlah

1. Petani 483

2. Wiraswasta 35

3. Pedagang 85

4. Buruh kasar 87

5. PNS 43

6. TNI/Polri 85

7. Tukang 47

8. Nelayan 15

9. Guru 17

10. Buruh Tani 85

11. Petani Penjual Bibit 355

Tanaman

12. Pengangguran 426

Sumber: Data Monografi Desa Sukaraja Baru, Tahun 2020

Berdasarkan tabel penjelasan diatas dengan banyaknya masyarakat Desa

Sukaraja Baru yang bekerja sebagai buruh tani dan petani, keadaan perekonomian

desa bisa dikatakan menengah kebawah.Hal ini dapat diketahui peneliti dari hasil

wawancara dengan Bapak Kardiman (56 tahun) yang bekerja sebagai staff

KAUR Pemerintahan Desa Sukaraja Baru dan juga sebagai petani. Rata-rata
37

anggaran yang dibutuhkan untuk belanja sehari adalah Rp. 35.000,-, dengan

Harmi H (35 tahun) yang bekerja sebagai petani rata-rata anggaran yang

dibutuhkan untuk belanja sehari-hari adalah Rp. 40.000,-, dengan Slamet (36

tahun) yang bekerja sebagai petani. Dari hasil wawancara dengan beberapa

masyarakat Desa Sukaraja Baru, dapat diprediksi bahwa pengeluaran sehari-hari

masyarakat untuk anggaran belanja tergolong masyarakat yang mempunyai

kebutuhan konsumtif rendah, itu belum pengeluaran yang tak terduga.

4.4, Kondisi Keagamaan Desa Sukaraja Baru

Penduduk Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten

Ogan Ilir mayoritas beragama Islam, tercatat sebanyak 1.401 orang pemeluk

agama Islam. Di Desa Sukaraja Baru terdapat sarana untuk beribadah diantaranya

adalah Masjid sebanyak 1 buah yang tersebar di 4 Dusun, dan

Mushala/Langgar/Surau yang total mempunyai 1 buah. Geliat keagamaan di Desa

Sukaraja Baru sangat maju dengan adanya 4 kelompok Majelis Ta’lim yang

mempunyai 462 anggota, sedangkan untuk Remaja Masjid mempunyai 5

kelompok dengan total 432 anggota. Jika ditinjau dari segi keagamaan maka dapat

disimpulkan bahwa penduduk Desa Sukaraja Baru Kabupaten Ogan Ilir mayoritas

beragama Islam dan sebagian besar mengikuti ormas Nahdlatul Ulama.Hal ini

terbukti dengan antusiasnya mereka mengikuti berbagai aktifitas keagamaan baik

berupa kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan sehingga syiar Islam di

Desa Sukaraja Baru menjadi dinamis.


38

4.3. Foto Sarana Tempat Ibadah Masyarakat Desa Sukaraja Baru

Sumber : Dokumentasi Peneliti

4.5. Struktur Pemerintahan Desa Sukaraja Baru

Berikut penjelasan tentang struktur pemerintahan di Desa Sukaraja Baru

Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas dan Jabatan.

4.4. Foto Kantor Kepala Desa Sukaraja Baru

Sumber : Dokumentasi Peneliti


39

4.5.1. Kepala Desa

 Kepala Desa berkedudukan sebagai kepala pemerintahan desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat dan

Perangkat Desa.

 Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat

desa.

 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa

memiliki fungsi sebagai berikut :

1. menyelenggarakan pemerintahan desa seperti tata praja pemerintahan,

penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan

ketentraman dan ketertiban, melaksanakan upaya perlindungan masyarakat,

administrasi kependudukan dan penataan serta pengelolaan wilayah.

2. melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana pedesaan

dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.

3. pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban

masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan dan

ketenagakerjaan.

4. pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat

di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan

keluarga, pemuda, olah raga dan karang taruna.

5. menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga

lainnya.
40

 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa

memiliki uraian tugas jabatan sebagai berikut :

1. menyusun program kerja dan rencana kegiatan tahunan desa mengacu

kegiatan tahun sebelumnya sebagai bahan acuan pelaksanaan kegiatan;

2. merumuskan kebijakan operasional berdasarkan ketentuan perundangan yang

berlaku sesuai kewenangan;

3. membagi tugas kepada Sekretaris Desa dan Kepala Seksi untuk kelancaran

tugas;

4. melaksanakan administrasi umum, pemerintahan, pembangunan,

kependudukan, protokol, hubungan masyarakat, tata laksana, sarana

prasarana, perlengkapan, inventaris, keuangan, kepegawaian, kearsipan,

perjalanan dinas dan rumah tangga desa;

5. membina ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan masyarakat, umat

beragama sesuai kebijakan Pemerintah;

6. melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan diwilayah kerja desa;

7. membina lembaga kemasyarakatan desa yang ada di wilayahnya;

8. melaksanakan administrasi pemerintahan dan pembangunan, pelayanan

kepada masyarakat, administrasi kependudukan, Kartu Tanda Penduduk

(KTP), Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Pindah Penduduk, Surat

Keterangan Pindah Sementara, Surat Keterangan Nikah, Surat Kematian,

Surat Keterangan Tidak Mampu, Surat Keterangan Catatan Kepolisian


41

(SKCK), Surat Keterangan domisili, Surat Keterangan Ahli Waris,

Administrasi Pertanahan dan surat lain sesuai kewenangan;

9. menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan administrasi pemilu, pemungutan

Pajak Bumi Bangunan, retribusi daerah, pajak daerah dan pajak lain untuk

peningkatkan pendapatan daerah;

10. memfasilitasi pembinaan pasar desa, ekonomi masyarakat, pedagang kaki

lima, pedagang asongan, toko, kios, warung, restoran, hotel, losmen yang ada

diwilayah kerja desa;

11. memfasilitasi penyelenggaraan pemilihan umum, pemilihan presiden,

pemilihan kepala daerah demi tegaknya demokrasi pemerintahan;

12. membina Lembaga Kemasyarakatan Desa, lembaga kemasyarakatan untuk

membantu penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;

13. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam perencanaan,

pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;

14. membina ketentraman dan ketertiban masyarakat;

15. memberikan rekomendasi pelayanan perijinan;

16. mengkoordinasikan pelayanan peningkatan kebersihan, lingkungan,

penghijauan, pendidikan dan kebudayaan, olah raga, seni dan kesehatan

lingkungan;

17. mengevaluasi hasil kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan

dan kemasyaraktan untuk peningkatan disiplin dan kinerja aparatur yang lebih

baik;

18. menyusun Dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa);


42

19. mengoordinasikan fasilitasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan dan pajak

daerah/retribusi lain untuk peningkatan pendapatan pemerintah;

20. melaksanakan pengamanan barang inventaris, tanah bondo desa, gedung

pertemuan/balai desa, kantor Desa dan benda lain milik pemerintah desa

dengan membukukan dan mencatat dalam buku inventaris;

21. menandatangani naskah-naskah dinas untuk kepentingan pelayanan kepada

masyarakat;

22. melaksanakan pembinaan usaha peningkatan peran serta, partisipasi

masyarakat dan meningkat swadaya gotong royong masyarakat untuk

mendukung kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta lingkungan

kemasyarakatan;

23. mengupayakan pembangunan, menata tempat dan tata ruang desa sesuai

kewenangan yang diberikan;

24. membina kehidupan umat beragama wilayah kerja desa;

25. memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan untuk pengambilan

keputusan/kebijakan;

26. menyusun telaah staf berkaitan dengan bidang tugas Kepala Desa;

27. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada staf agar pelaksanaan

tugas dapat berjalan efektif, efisien sesuai program kerja dan peningkatan etos

kerja staf;

28. menyusun penetapan indikator kinerja kegiatan dan laporan keuangan, yang

terdiri dari realisasi anggaran, penyusunan neraca, arus kas dan catatan atas

hasil laporan keuangan desa; dan


43

29. melaksankan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang

tugasnya.

4.5.2. Sekretaris Desa

 Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa yang dibantu oleh unsur staf

sekretariat yang bertugas membantu Sekretaris Desa dalam bidang

administrasi pemerintahan.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris

Desa mempunyai fungsi :

1. melaksanakan urusan ketatausahaan seperti penataan naskah, administrasi

surat menyurat, arsip dan ekspedisi.

2. melakukan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,

penyediaan sarana prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas dan pelayanan umum.

3. melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,

administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi

administrasi keuangan dan administrasi penghasilan Kepala Desa, perangkat

desa, BPD dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

4. melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka

pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan

laporan.
44

 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Sekretaris

Desa memiliki uraian tugas jabatan sebagai berikut :

1. mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan program kerja

pemerintahan desa;

2. mengkoordinasikan pelaksana teknis dan pelaksana kewilayahan;

3. mengkoordinasikan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan

pemerintahan desa;

4. menyelenggarakan kesekretariatan desa;

5. mengkoordinasikan buku administrasi desa;

6. memberikan pelayanan teknis administrasi kepada seluruh satuan

organisasi pemerintah desa;

7. melaksanakan urusan rumah tangga, dan perawatan sarana dan prasarana

fisik pemerintah Desa; dan

8. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Paragraf 2

Urusan Tata Usaha dan Umum

Pasal 11

 Urusan Tata Usaha dan Umum sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (2)

huruf a merupakan unsur staf Sekretariat Desa yang bertugas membantu

Sekretaris Desa dalam urusan ketatausahaan, rumah tangga, dan

perlengkapan.
45

 Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum memiliki fungsi seperti melaksanakan

fungsi ketatausahaan seperti tata naskah, surat menyurat, arsip, ekspedisi,

penataan administrasi aparat pemerintah desa, penyediaan prasarana kantor,

penyiapan rapat, inventarisasi dan pengadministrasian aset dan kekayaan desa,

perjalanan dinas dan pelayanan umum.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala

Urusan Urusan Tata Usaha dan Umum memiliki uraian tugas jabatan :

1. melakukan administrasi urusan surat menyurat;

2. melaksanakan pengelolaan barang inventaris dan kekayaan Desa;

3. melaksanakan administrasi Aparat pemerintah desa;

4. melaksanakan administrasi Tanah Kas Desa;

5. pengelolaan arsip Pemerintah Desa;

6. melaksanakan pengelolaan perpustakaan Desa;

7. mempersiapkan sarana rapat/pertemuan, upacara resmi dan lain-lain

kegiatan Pemerintah Desa;

8. mengumpulkan bahan dan menyusun laporan Pemerintah Desa;

9. melaksanakan pengelolaan administrasi monografi desa;

10. melaksanakan pembinaan administrasi BPD;

11. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan umum yang diberikan

oleh Kepala Desa atau Sekretaris Desa; dan

12. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.


46

4.5.3. Urusan Keuangan

 Urusan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b,

merupakan unsur staf Sekretariat Desa yang membantu tugas Sekretaris Desa

dalam urusan administrasi keuangan.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala

Keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan keuangan seperti

pengurusan administrasi keuangan, adminisrasi sumber-sumber pendapatan

dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan dan administrasi

penghasilan aparat pemerintah desa, BPD dan lembaga pemerintahan desa

lainnya.

 Kepala Urusan Keuangan memiliki uraian tugas jabatan:

1. menyiapkan bahan penyusunan anggaran, perubahan dan perhitungan APB

Desa;

2. menerima, menyimpan, mengeluarkan atas persetujuan dan seizin Kepala

Desa, membukukan dan mempertanggung-jawabkan keuangan Desa;

3. mengendalikan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

4. mengelola dan membina administrasi keuangan desa;

5. menggali sumber pendapatan desa;

6. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan keuangan yang diberikan oleh

Kepala Desa atau Sekretaris Desa; dan

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.


47

4.5.4. Urusan Perencanaan

 Urusan Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c,

merupakan unsur Sekretariat Desa yang membantu tugas Sekretaris Desa di

bidang perencanaan, pengendalian dan pelaporan program pemerintahan,

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat

Desa.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala

Urusan Perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan urusan perencanaan

seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa,

menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan

monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan.

 Kepala Urusan Perencanaan memiliki uraian tugas jabatan:

1. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan perencanaan kerja

pemerintahan desa;

2. melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan perencanaan kerja

pemerintahan desa secara rutin dan/atau berkala;

3. menyusun pelaporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun

anggaran dan akhir masa jabatan;

4. melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa;

5. menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa;

6. menyusun Rencana Kerja Pemerintahan Desa;


48

7. melakukan tugas-tugas kedinasan di luar urusan perencanaan yang diberikan

oleh Kepala Desa atau Sekretaris Desa; dan

8. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

4.5.5. Pelaksana Kewilayahan

 Pelaksana kewilayahan berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Desa dan di bidang administrasi dikoordinasikan oleh

Sekretaris Desa.

 Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala Desa sebagai

satuan tugas kewilayahan.

 Tugas kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,

pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa.

 Pelaksana kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

oleh Kepala Dusun yang jumlahnya ditentukan secara proporsional antara

pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dengan kemampuan keuangan desa

dan memperhatikan luas wilayah kerja, karakteristik, geografis, kepadatan

penduduk serta sarana prasarana penunjang tugas.

 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala

Dusun memiliki fungsi :

1. pembinaan ketrentaman dan Ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, mobilitas kependudukan dan penataan dan pengelolaan

wilayah.
49

2. mengawasi pelaksanaan pembangunan wilayahnya.

3. melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

4. melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

4.5.6 Kepala Dusun memiliki uraian tugas jabatan :

 membantu pelaksanaan tugas Kepala Desa dalam bidang pemerintahan,

pembangunan, kemasyarakatan, kebudayaan, ketentraman, ketertiban dan

perlindungan masyarakat; melaksanakan Peraturan Desa, Peraturan Kepala

Desa dan Keputusan Kepala Desa;

 membantu Kepala Desa dalam kegiatan pembinaan dan kerukunan warga;

1. membantu Kepala Desa dalam melakukan penyuluhan program

Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Daerah; dan

melaksanakan dan melaporkan tugas lain yang diberikan atasan.

4.5.7. Pelaksana Teknis

Seksi Pemerintahan

 Seksi Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)

huruf a, merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas

Kepala Desa di bidang pemerintahan, keamanan, ketertiban dan

perlindungan masyarakat.
50

 Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan

manajemen tata praja pemerintahan, menyusun rancangan peraturan

desa, peraturan dan keputusan Kepala Desa, pembinaan masalah

pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan

wilayah, serta pendataan dan pengelolaan profil desa.

 Kepala Seksi Pemerintahan memiliki uraian tugas jabatan:

 merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi administrasi

Peraturan Desa, Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa;

 melaksanakan pembinaan administrasi pertanahan;

 melaksanakan pembinaan administrasi Tanah di Desa;

 melaksanakan pengelolaan administrasi kependudukan;

 melaksanakan pembinaan sosial politik;

 memfasilitasi kerjasama Pemerintah Desa;

 melaksanakan pengelolaan administrasi profil desa; dan

 melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

4.5.8. Seksi Kesejahteraan

 Seksi Kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b,

merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas Kepala Desa di

bidang kesejahteraan.
51

 Kepala Seksi Kesejahteraan mempunyai fungsi Melaksanakan pembangunan

sarana prasarana pedesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan

tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi,

politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olah raga dan

karang taruna.

 Kepala Seksi Kesejahteraan memiliki uraian tugas jabatan:

1. merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan bidang

pembangunan;

2. mengelola sarana dan prasarana perekonomian masyarakat desa dan sumber-

sumber pendapatan desa;

3. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai bidang

tugasnya;

4. mengembangkan sarana prasarana pemukiman warga;

5. membantu pelaksanaan bimbingan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK), Karang Taruna, Pramuka dan organisasi kemasyarakatan

lainnya;

6. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup;

dan

7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.


52

4.5.9. Seksi Pelayanan

 Seksi Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf c,

merupakan unsur pelaksana teknis yang membantu tugas Kepala Desa di

bidang agama, pembinaan kemasyarakatan dan kesejahteraan rakyat.

 Kepala Seksi Pelayanan mempunyai fungsi melaksanakan penyuluhan dan

motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan

upaya partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya masyarakat,

keagamaan dan ketenagakerjaan.

 Kepala Seksi Pelayanan memiliki uraian tugas jabatan :

1. merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan

pembinaan mental spiritual, keagamaan, nikah, talak, cerai dan rujuk, sosial,

pendidikan, kebudayaan, olah raga, kepemudaan, kesehatan masyarakat,

kesejahteraan keluarga, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan

bidang ketenagakerjaan;

2. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat

sesuai bidang tugasnya;

3. membina kegiatan keagamaan yang ada di desa;

4. melaksanakan pembinaan administrasi lembaga kemasyarakatan desa;

5. membantu pengumpulan dan penyaluran bantuan terhadap korban bencana;

6. mengoordinasikan kegiatan pelayanan satu pintu; dan

7. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa


53

4.6. Tata Kerja

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa bertanggung jawab memimpin

dan mengoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan

serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

Berikut Daftar Nama-Nama Perangkat Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya

Selatan.

Kepala Desa : Candra Wahyudi

Sekretaris Desa : Alamsyah

Kasi Pemerintahan : Wahyuliansyah

Kasi Kesejahteraan dan Pelayanan : M.Teguh

Kepala Urusan Perencanaan : Novendra

Kepala Urusan Umum : Yunita

Kepala Urusan Keuangan : Parida

Kepala Dusun

Dusun Satu : Muzawir

Dusun Dua : Hamdi

Dusun Tiga : Febri Yuda

Dusun Empat : Amri

Nama-nama anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


54

Ketua : Ali Imran

Wakil Ketua : Asan

Sekretaris : Idrus Syafi , S.Pd.I

Anggota : Ishak

Brama Kumbara

Mahidin

Supriyadi

Robinson

Erkom“

4.7. Visi Desa Sukaraja Baru

“Bersama-sama meningkatkan pembangunan desa, untuk pembangunan

dan perubahan desa yang lebih baik lagi”.

4.8. Misi Desa Sukaraja Baru

1. Melanjutkan pembangunan desa (infrastruktur) dengan semangat

meningkatkan kualitas pembangunan dari yang kurang baik

menjadi yang lebih baik

2. Pemerataan pembangunan infrastruktur disemua Dusun di Desa

Sukaraja Baru

3. Pengadaan lapangan olah raga seperti lapangan volley untuk

kegiatan olah raga masyarakat Desa Sukaraja Baru


55

4. Pengadaan transportasi umum untuk masyarakat Desa Sukaraja

Baru (mobil operasional desa)

5. Peningkatan program/kegiatan untuk lansia, ibu hamil, remaja baik

lewat kegiatan posyandu maupun kegiatan lainnya demi mencegah

terjadinya stunting di Desa Sukaraja Baru

6. Menciptakan kondisi masyarakat yang cerdas, aman, tertib serta

guyub rukun dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpegang

teguh pada aturan yang berlaku.

7. Menyediakan ruang bagi masyarakat yang memberi saran, kritik

demi kemajuan Desa Sukaraja Baru.

8. Sedekah bumi tanpa memungut biaya.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil empat subjek penelitian dengan

maksud agar lebih mengetahui secara mendalam berkenaan dengan permasalahan

yang di teliti. Penelitian ini merupakan studi yang pengambilan subjek utama

penelitiannya berdasarkan pada masalah-masalah yang menjadi objek penelitian.

Melalui perkembangan ini, peneliti berfokus mengambil empat kepala keluarga

yang menjadi warga Desa Sukaraja Baru yang hidup dan menetap lebih dari 20

tahun lebih. Adapun karakteristik dari ketiga keluarga tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 5.1

Karakteristik Informan

No. Nama Usia (Tahun) Jenjang Pendidikan

1. Slamet 36 SMP

2. Hadison 48 SD

3. Redo 29 SMA

4. Edy 31 SMA

Dalam Penelitian diperoleh hasil mengenai tinjauan kondisi sosial

ekonomi masyarakat dalam masa pandemi covid-19 di Desa Sukaraja Baru

Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir, yaitu bagaimana dengan

56
57

tingkat pendapatan, keadaan rumah tangga, dan aktivitas ekonomi berikut

penjelasannya :

5.1.1 Pendapatan

Masyarakat Desa Sukaraja Baru merupakan masyarakat yang memiliki

mata pencaharian yang beragam. Pada dasarnya pendapatan keluarga petani di

Desa Sukaraja Baru berasal dari berbagai sumber, kondisi ini terjadi karena

masing-masing anggota rumah tangga mempunyai lebih dari satu jenis pekerjaan

baik sebagai pekerjaan tetap maupun pekerjaan pengganti. Konkretnya

penghasilan warga di Desa Sukaraja Baru sebagian besar bersumber pada:

1) Usaha penjualan bibit tanaman

2) Pemilik kebun karet dan sawah yang luas

3) Buruh tani

4) Pedagang

5) Peternak

Hubungan pendapatan dengan kesejahteraan masyarakat menurut Mosher,

hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah pendapatan, sebab beberapa

aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat pendapatan.

Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki,

terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi besarnya pendapatan

rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan semakin

berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan pendapatan dan

peningkatan tersebut tidak merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut
58

sejahtera. Sebaliknya, apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat

merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera. Sementara

itu, baik distribusi pendapatan maupun kekayaan sangat berpengaruh terhadap

kesejahteraan masyarakat.

Pada Teori Keynes, konsumsi yang dilakukan oleh satu orang dalam

perekonomian akan menjadi pendapatan untuk orang lain pada perekonomian

yang sama. Sehingga apabila seorang membelanjakan uangnya, ia membantu

meningkatkan pendapatan orang lain. Siklus ini terus berlanjut dan membuat

perekonomian dapat berjalan secara normal. Ketika Great Depression melanda,

masyarakat secara alami bereaksi dengan menahan belanja dan cenderung

menimbun uangnya. Hal ini berdasarkan Teori Keynes akan mengakibatkan

berhentinya siklus perputaran uang dan selanjutnya membuat perekonomian

lumpuh. Keluarga pada umumnya terdiri dari seorang kepala keluarga dan

beberapa orang anggotanya (Jhingan, 2013:133). Ukuran pendapatan yang

digunakan untuk tingkat kesejahteraan keluarga adalah pendapatan rumah tangga

yang diperoleh dari bekerja. Tiap anggota keluarga berusia kerja dirumah tangga

akan terdorong bekerja untuk kesejahteraan keluarganya. Beberapa hasil studi

menunjukkan bahwa anggota keluarga seperti istri dan anak-anak adalah

penyumbang dalam berbagai kegiatan baik dalam pekerjaan rumah tangga

maupun mencari nafkah.

Dalam masa pandemi covid-19 ini hasil yang mereka peroleh sebagai

petani dapat dikatakan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari. Dikarenakan rendahnya harga jual karet dan produktivitas petani yang
59

semakin merosot atau menurun, akibatnya banyak warga yang yang semakin

terpuruk keadaan hidupnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Slamet.(36

tahun)

“Yo dek semenjak pandemi covid ini semakin teraso


nian, dak tahu bener apo idak,.. kabarnyo kato toke
distribusi karet macet ke pabrik..oleh kareno pabrik
belum nak menerima getah dari petani..laju kami melok
jugo macet,jerinyo dalam segi ekonomi.”

“Ya dik semenjak pandemic covid semakin terasa


sekali, tidak tahu benar atau tidak…, kabarnya kata
tauke distribusi karet macet ke pabrik..oleh karena
pabrik belum mau menerima getah dari petani..Lalu
kami ikut jugamacet, terutama dalam segi ekonomi..”

Berdasarkan dari penjelasan dari Bapak Slamet (36 tahun) selanjutnya

disebut sebagai informan pertama dalam penelitian ini menjelaskan bahwa

pendapatan keluarganya merosot dalam masa pandemic corona seperti saat

sekarang. Slamet merupakan petani karet yang bekerja sebagai petani karet, dan

hanya memilki sebidang kebun penghasilannya saat ini dirasa kurang mencukupi

untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Pendapatan merupakan suatu unsur penting dalam perekonomian yang

berperan meningkatkan derajat hidup orang banyak melalui kegiatan produksi

barang dan jasa. Besarnya pendapatan seseorang tergantung dari jenis

pekerjaannya. Pendapatan adalah segala sesuatu yang didapat dari hasil usaha

baik berupa uang ataupun barang.

Menurut Samuelson (1992) pendapatan merupakan jumlah seluruh uang

yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.

Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari
60

kekayaan seperti sewa dan dividen, serta pembayaran transfer atau penerimaan

dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran.

Dampak dari pandemi corona seperti saat ini, warga masyarakat di Desa

Sukaraja Baru juga turut merasakan imbasnya, banyak dari petani bibit yang saat

ini usahanya merugi, dikarenakan rendahnya daya beli konsumen, keadaan seperti

saat ini tentu saja berimbas kepada tingkat pendapatan yang semakin

berkurang.Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Edy (31 tahun) sebagai petani

bibit berikut penjelasannya.

“Sudah setahun ini kami ni lah krisis dek..oleh kerno nyo


uwong-uwong yang beli bibit ni sudah semakin berkurang..
ngandelin pendapatan dari bibit ini..men sekarang dak pacak
diandelin lagi…tapi tetep nak betahan, kalau nak ngubah
gawe..gawe apo..kami cuma pacak digawe inilah…”

“Sudah setahun ini kami ini sudah krisis dik, oleh karena nya
orang-orang yang beli bibit ini sudah semakin berkurang,
mengandalkan pendapatan dari bibit ini kalau sekarang tidak
bisa di andalkan lagi…, tapi tetap harus bertahan, kalau mau
merubah kerja, kerja apa..kami cuma bisa kerja ini lah…”

5.1. Foto Sesi Wawancara Bersama Bapak Edy

(Sumber Dokumentasi Peneliti)


61

Berdasarkan wawancara terhadap dua orang subjek penelitian dan

pengamatan langsung ke Desa Sukaraja Baru, saat ini pendapatan masyarakat di

Desa Sukaraja Baru mengalami penurunan dan kemerosotan, dengan adanya

pandemi corona yang membatasi mobilisasi warga dari luar daerah dan ketatnya

PSBB, mengakibatkan sepinya konsumen untuk membeli bibit tanaman para

petani bibit di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya Selatan.

5.1.2. Pemenuhan Kebutuhan Pangan

Kebutuhan pokok yang mendasar bagi setiap manusia terdiri dari

kebutuhan sandang, pangan dan papan. Pada zaman yang modern ini kebutuhan

manusia semakin beragam. Hal tersebut tercermin pada tingkat kebutuhan

masyarakat yang semakin beragam dan semakin meningkat, sehingga

mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam hal menentukan mana kebutuhan

primer dan mana kebutuhan sekunder. Namun, dari sekian banyak kebutuhan

manusia, kebutuhan pangan, sandang, dan papan masih menjadi kebutuhan pokok

yang mesti selalu menempati urutan atas dalam hal permintaan kebutuhan

masyarakat (Suryana : 2008).

Pangan merupakan suatu kebutuhan dasar utama bagi manusia untuk

dapat mempertahankan hidup, oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap

orang pada setiap waktu merupakan hak azazi yang harus dipenuhi (Ismet, 2007;

Suryana, 2008).Sebagai kebutuhan dasar dan hak azazi manusia, pangan

mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa dan negara.
62

Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhannya

dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi suatu negara. Berbagai gejolak sosial

dan politik dapat terjadi jika ketahanan pangan terganggu, yang pada akhirnya

dapat membahayakan stabilitas nasional (Ismet, 2007). Berdasar kenyataan

tersebut masalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk khusunya

di Desa Sukaraja Baru saat ini menjadi sasaran utama. Saat ini dengan wabah

pandemi covid yang melanda seluruh negeri menyebabkan imbas tingginya angka

pengangguran yang berdampak pada meningkatnya jumlah orang miskin baru

(Omisbar) dalam hal ini pemerintah desa juga giat mendata warga desa yang

kepala keluarga mereka menganggur. Hal ini seperti di ungkapkan Bapak Soleh

(45 tahun) sebagai Kasi Pemerintahan.

“Untuk warga di Desa Sukaraja Baru mengalami


juga efek dari wabah Pandemi Corona, dimana
tingkat pendapatan menurun dan stabilitas ekonomi
agak terganggu, maka dari itu kita data dan kita
berikan bantuan dari pemerintah, berupa
Rp.600.000 tiap bulan nya”.

Hal senada diungkapkan oleh Redo (29 Tahun) sebagai buruh tani di kebun karet

yang mendapatkan program bantuan pemerintah berupa uang untuk membeli

sembako dan kebutuhan pangan dikarenakan termasuk dalam kategori warga

masyarakat miskin baru (omisbar).

“..Kalu keluargo aku dek., masuk dalam daftar


keluarga penerima bantuan duit enam ratus ribu
sebulan.., itu kato pak kades jangan dibelikan hp
atau elektronik, belikanlah beras dan kebutuhan
lainnyo untuk makan, alhamdulilah dek..berkat
bantuan itu terbantu keluargo kami untuk beli
kebutuhan sehari-hari..”
63

“..Kalau keluarga saya dik, masuk dalam keluarga


penerima bantuan uang enam ratus ribu sebulan..itu
kata pak kades jangan dibelikan hp atau elektronik,
belikanlah beras dan kebutuhan lainnya untuk
makan, alhamdulilah dik..bekat bantuan ini terbantu
keluarga kami untuk beli kebutuhan sehari-hari..”

Dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan, bukan hanya sebatas pada

sesuatu yang dianggap mudah namun memiliki pengaruh besar terhadap

pertahanan keamanan desa. Pertahanan pangan merupakan salah satu hal yang

mendukung terutama dalam mengurangi angka kriminalitas yang meningkat,

karena tingginya angka pengangguran. Selanjutnya peneliti juga melakukan

pengamatan mengenai stabilitas pemenuhan kebutuhan pangan terhadap tiga

subjek penelitian. Informan subjek penelitian menyatakan pendapat yang sama

tentang pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari. Umumnya saat penghasilan

atau upah dari menyadap karet, uangnya diutamakan untuk membeli beras dan

lauk pauk Biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan (lauk pauk

dan beras) sehari-hari sekitar Rp.35.000 sampai dengan Rp. 50..000. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Hadison (48 tahun ) berikut ini :

“Yang paling penting dek, zaman susah cak ini ari yang paling
utama nak beli beras, biaya makan sehari-hari, tiga kali sehari
…pagi, siang, samo malam biso makan, per hari, kalau kito
hemat-hemat kan bekisar 30 ribuan ontok sayur dan beli beras,
yang penting biso cukup makan ontok keluarga…”

“Yang paling penting dik, zaman susah seperti ini yang paling
utama mau beli beras, biaya makan sehari-hari, tiga kali
sehari.. pagi, siang, sama malam bisa makan, per hari, kalau
64

kita hemat-hematkan berkisar 30 ribuan untuk sayur dan beli


beras, yang penting bisa cukup makan untuk keluarga…”

Bapak Edy (31) juga mengungkapkan :


Alhamdulilah.. hasil kito walaupun pontang panting seret cak
ini ni , hasil yang ado..sedikit banyak lah biso beli beras ontok
keluarga biaya makan..minum..sehari-hari, kagek dulu mikir
nak beli yang lain..yang penting beras cokop.

Alhamdulilah,..hasil kita walaupun pontang panting seret


seperti ini, hasil yang ada sedikit banyak lah bisa beli beras
untuk keluarga biaya makan minum sehari-hari, nanti dulu
minuman beli yang lain yang penting beras cukup.

5.1.3. Aktivitas Ekonomi

Aktivitas ekonomi adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia

dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Selain itu, aktivitas ekonomi juga

dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan manusia untuk mencapai suatu

tingkatan kesejahteraan atau kemakmuran dalam hidup.Penyebaran virus Corona

yang telah meluas ke berbagai belahan dunia membawa dampak pada

perekonomian Indonesia, baik dari sisi perdagangan, investasi dan

pariwisata.Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menerbitkan Peraturan

Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) dalam rangka mempermudah dan mempercepat

penanganan covid-19 ini. Yang mana pembatasan tersebut meliputi meliburkan

sekolah-sekolah, kampus-kampus, tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan,

pembatasan di tempat/fasilitas umum, pembatasan sosial budaya, pembatasan


65

moda transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya yang dapat menyebabkan

timbulnya keramaian/perkumpulan. Hal demikian itu dilakukan semata-mata

bukan untuk membatasi ruang gerak dari berbagai yang berkepentingan,

melainkan metode jitu dalam memutus rantai penyebaran covid-19 ini. Kebijakan

tersebut meningkatkan resiko sektor industri menghadapi gangguan signifikan

dari sisi rantai pasok, tenaga kerja, kesinambungan bisnis hingga arus kas usaha

mereka.

Dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19 di Desa Sukaraja

Baru juga memberlakukan jam malam dalam penerapannya. Pemerintah Desa

Sukaraja Baru mewajibkan setiap orang di harapkan untuk mengurangi

beraktivitas di luar rumah, termasuk aktivitas usaha berdagang maupun hiburan,

ataupun aktivitas sosial lainnya, sejak pukul 21.00 sampai 04.00 WIB.

Keadaan ini membuat masyarakat Desa Sukaraja Baru yang sebagian

profesinya bergerak di sektor informal pedagang warung makanan juga

mengalami kebingungan karena minimnya pemasukan keuangan dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini diungkapkan oleh pemilik warung makanan Redo (29 Tahun)

yang juga sebagai pemilik kedai warung makanan dirumahnya mengalami

kesulitan, karena dagangan makanannya berkurang pembeli karena

diberlakukanya penerapan pengurangan aktivitas di malam hari.

“…Ay…sepi dek..sepi nian..lah ampir setahun ini sepi


uwong-uwong mampir ke warung kopi aku..biasonyo
kalau malam mak ini rame pelanggan bedatangan,
apolagi misalnyo menjelang subuh..rame kan mobil-
mobil sopir truk numpang ngopi dari arah
Indralaya..tapi cak mano sekarang jauh
berkurang..limopuluh persen pendapatan berkurang…”
66

“…ay…sepi dik..sepi nian..lah..hampir setahun ini sepi


orang-orang mampir ke warung kopi saya boiasanya
kalau malam seperti ini ramai pelanggan berdatangan,
apalagi misalnya menjelang subuh ramai kan mobil-
mobil supir truk numpang ngopi dari arah
Indralaya..tapi bagaimana sekarang jauh berkurang lima
puluh persen pendapatan berkurang..”

Hal senada juga diungkapkan oleh Harmi (35 tahun) sebagai kaur Pemerintahan

Desa Sukaraja Baru, beliau mengungkapkan saat ini di masa pandemi corona

aktivitas perekonomian di desa berkurang jauh, akibat penerapan pembatasan

kerumunan masa, maka untuk kegiatan pasar kalangan di batasi seminggu hanya

satu kali, yang sebelumnya biasanya dua kali, kemudian untuk menggelar demo

atau event kegiatan seperti pameran motor, ataupun produk-produk saat ini waktu

kegiatan juga dibatasi, tidak boleh sering-sering melaksanakan kegiatan yang

dapat memancing massa masyarakat untuk berkumpul dan berkerumun.

5.2. Sesi Wawancara Bersama Bapak Redo

Sumber : Dokumentasi Peneliti


67

Dampak dari itu semua terlihat lesunya roda perputaran perekonomian

masyarakat. Hal ini tidak dapat di pungkiri, mengingat selama ini bila ada

kegiatan atau even-even pameran masyarakat di Desa Sukaraja Baru juga

merasakan dampak positif seperti meningkatnya juga pendapatan. Banyak

produk-produk seperti kelempang, kue-kue, produk kerajinan hiasan dinding,

bunga-bunga hias lokal desa yang dibeli oleh pendatang atau wisatawan, Berikut

petikan wawancara dengan Bapak Harmi.

“ …Ya..benar..dek.. pandemi corona ini telah membawa


pengaruh dengan pembatasan kerumunan..keadaan ini
menurut saya dilema, disatu sisi masyarakat banyak yang
menggantungkan hidupnya dari berdagang cinderamata,
oleh-oleh lokal seperti kelempang tunu, ikan asin, bunga
hias, dan lainnya.. tapi semenjak corona ini event-event
pameran dan pagelaran di larang, banyak produk masyarakat
desa yang tidak dibeli….jadi menurunnya aktivitas
perekonomian juga.

5.1.4. Kondisi Sosial

Pemerintah berusaha dengan tegas untuk mencegah penyebaran virus

corona adalah mengurangi mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat lain

dan tidak berkumpul di keramaian.. Untuk mengantisipasi hal ini, yang terbaik

adalah menghindari apa yang disebut “social distancing”, yaitu, menghindari

pertemuan massal dan menjaga jarak 2 meter / sekitar satu jenis (empat benjolan,

enam kaki) dari yang lain memutuskan. Ini berarti bahwa metode ini mengurangi

penyebaran penyakit yang ditularkan dari orang ke orang.

Sederhananya, metode ini mengharuskan kita untuk menjaga jarak agar

tidak ada virus atau patogen yang dapat menyebar dari orang ke orang.
68

Pemerintah tidak melakukan penguncian karena mempertimbangkan dampaknya

terhadap Indonesia, karena sebagian besar pekerja Indonesia berada di sektor

informal daripada sektor formal. Namun walaupun tidak terjadi penguncian (lock

down) pembatasan pertemuan masssal juga berpengaruh terhadap kehidupan

sosial, khususnya di Desa Sukaraja Baru.Sebagai makhluk sosial, manusia

senantiasa diharapkan berbuat baik terhadap sesamanya. Hal ini berdasarkan

pandangan bahwa manusia suci itu bagi manusia yang lain.

Rasa kebersamaan manusia sebagai anggota persekutuan kehidupan

membawa kepada suatu pandangan akan solidaritas sosial dimana ia semestinya

merasa ikut menderita bila pihak lain yang ada dilingkungannya mengalami

penderitaan. Dalam keberadaan dengan lingkungan sekitarnya, terdapat relasi

timbal balik yang amat erat. Pada relasi timbal balik ini menentukan dan

ditentukan hakekat kemanusiaannya. Jadi dapat dikatakan bahwa pribadi manusia

hanya dapat berkembang apabila ia berada dalam kelompok sosial. Didalam

kelompok sosial manusia mengalami proses yang disebut sosialisasi.

Koentjaraningrat (dalam Sumarnonugroho, 1982:2) menyebutkan pengertian

sosialisasi sebagai “...seluruh proses, bila seorang individu itu dari masa kanak-

kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal dan menyesuaikan

diri dengan individu individu yang hidup dalam masyarakat sekitarnya”. Dampak

dari pandemic corona yang musti menjaga jarak dan menhindari kerumunan, juga

memberikan efek kedalam kehidupan sosial di Desa Sukaraja Baru, pertemuan-

pertemuan seperti kegiatan sedekah dusun acara bersih-bersih desa secara

bersama-sama sambil berdoa, dan berkunjung silaturahmi antar tetangga mulai


69

tahun kemarin ditiadakan, karena untuk menghidari semakin menyebarnya virus

corona, sesuai instruksi dari kepala desa, dan musti di patuhi oleh warga di Desa

Sukaraja Baru. Berikut petikan wawancara dengan Bapak Hadison..

“Nah untuk gawe pecak sedekah dusun mulak taun kemaren lah
dilarang,sebab ditakutkan nambah banyak warga yang bekerumun
penuh bekumpul, pecak kegiatan kumpul dilapangan sambil
be’doa samo-samo sambil masing-masing kito gegawaan
makanan ajak keluargo, tahun ini cokop duduk dirumah bae..doa
masing-masing..kito ikuti anjuran pemerintah, supaya doson kito
jugo memutus rantai covid”

“Nah untuk kegiatan seperti sedekah desa mulai tahun kemarin


lah di larang, sebab dikhawatirkan nambah banyak warrga yang
berkerumun penuh kerkumpul, seperti kegiatan kumpul di
lapangan sambil berdoa sama-sama sambil masing-masing kita
membawa makanan ajak keluarga, tahun ini cukup duduk
dirumah saja..doa masing-masing..kita ikuti anjuran pemerintah,
supaya desa kita juga memutus rantai covid”

5.3. Foto Sesi Wawancara Bersama bapak Hadison

Sumber ; Dokumentasi Peneliti

Pandemi COVID-19 telah merubah berbagai aspek dalam keseharian

masyarakat tak terkecuali di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indaralaya Selatan


70

Kabupaten Ogan Ilir. Kecemasan dan rasa tidak aman yang dialami sebagian

besar masyarakat, khususnya berimbas dalam segi kehidupan sosial dan

perekonomian agar tetap bisa bertahan hidup di tengah-tengah

pandemi.Pembatasan ruang-ruang publik, social distancing (menjaga jarak)

berimbas luas kepada segala aspek kehidupan, terutama dalam bidang ekonomi,

dimana dengan adanya pembatasan keluar rumah, mengharuskan warga untuk

berdiam diri di rumah. Hal ini diungkapkan juga oleh Bapak Edy sebagai subjek

penelitian, ia mengatakan.

“Bener itu karena di dusun kami ini ado warga yang keno
covid, dio musti isolasi mandiri dulu.. takutnya kagek menular
ke kito, nah untuk warga jugo di wajibkan ado pemberlakuan
jugo untuk jam malam, apolagi budak-budak yang galak
nongkrong penuh-penuh di bale-bale tu, mak ini ari dak boleh
dulu kumpul-kumpulan

“Bener itu karena di dusun kami ini ada warga yang kena
covid, dia musti isolasi mandiri dulu.. takutnya nanti
menularke kita, nah untuk warga juga diwajibkan ada
pemberlakuan juga jam malam, apalagi anak-anak yang suka
nongkrong ramai-ramai dib alai-balai, sekarang ini dak boleh
dulu berkumpul.

sedangkan ada sebagian penduduk yang bekerja sebagai pedagang yang

mewajibkan mereka dalam mencari nafkah berpindah-pindah lokasi pasar /

kalangan. Akibat penerapan social distancing banyak warga yang menganggur.

Begitu pula dengan warga yang menggantungkan hidup dari pekerjaan bermain

musik, juru tata rias, dan pengisi acara di pesta pernikahan. Saat ini akibat

penerapan protokol kesehatan, banyak dari warga masyarakat yang tidak

menyelenggarakan acara dengan mengundang jasa-jasa mereka, hal ini

memberikan efek secara langsung, kepada para warga, ditengah-tengah pandemi


71

virus covid-19 ini, banyak warga yang akhirnya menjadi buruh tani, atau bekerja

di sektor informal lainnya, demi bertahan hidup. Seperti yang diungkapkan oleh

Bapak Slamet berikut ini, yang mengatakan akibat pandemi corona kegiatan

sosial juga ikut terkena imbasnya, dimana ketika menggelar hajatan tidak

diperkenankan mengundang orang banyak, yang dikawatirkan menimbulkan

kerumunan.

“Saat ini kami warga dihimbau kalu dak perlu igo, dem
jangan nak menggelar-gelar pesta,orgen apolagi nak
kumpulan wong banyak-banyak tu, sebab tu bahayo
pandemi ini, kalu nak jugo menggelar pesta, kami dak
pulo ngundang banyak igo keluargo, paling tetanggo deket
di kiri kanan ini, kagek kalu menggelar pesta melanggar
prokes, kito di kenoke sangsi dari petugas prokes”

“Saat ini kami warga dihimbau kalau tidak terlalu perlu


jangan menggelar pesta, orgen, apalagi mau kumpulan
orang banyak-banyak, sebab itu bahaya pandemi ini, kalau
mau juga menggelar pesta, kami tidak pula mengundang
terlalu banyak keluarga, paling tetangga dekat kiri kanan
ini, kalau menggelar pesta melanggar prokes, kita
dikenkan sangsi dari petugas prokes”

Kehidupan sosial mempunyai arti yaitu manusia sebagai makhluk hidup

mempunyai naluri senantiasa hidup bersama dalam lingkungannya, sedangkan

yang dimaksud dengan kehidupan ekonomi yaitu manusia mempunyai kebutuhan

dasar yang harus dipenuhi guna kelangsungan hidupnya (Gilarso, 1987:18),

kehidupan manusia dilengkapi dengan kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi

yang berupa perumahan, pakaian, pendapatan, pangan, kesejahteraan, sarana dan

prasarana sosial, serta masih banyak yang lainnya. Manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya harus melakukan aktifitas ekonomi yang meliputi berbagai

bidang yang berhubungan langsung denga alam seperti pertanian, pertambangan,


72

dan perikanan. Aktivitas kehidupan ekonomi yang tidak berhubungan dengan

alam seperti pembuatan pakaian, kendaraan, transportasi, bank dan

sebagainyaSaat ini rasa kebersamaan manusia sebagai anggota persekutuan

kehidupan mulai terasa dibatasi dengan lingkungan sekitarnya, hubungan relasi

yang erat menjadi merenggang akibat pandemi covid.. Pada relasi timbal balik

dalam suatu pertemanan ataupun perkumpulan menentukan dan ditentukan

hakekat kemanusiaannya. Jadi dapat dikatakan bahwa pribadi manusia hanya

dapat berkembang apabila ia berada dalam kelompok sosial. Didalam kelompok

sosial manusia. Namun untiuk saat ini pembatasan-pematasan pertemuan secara

berkerumun dihimbau untuk tidak dilakukan untuk mencegah penularan pandemi

covid meluas.Kehidupan sosial ekonomi adalah kehidupan sosial yang

menunjukkan pada objeknya yaitu masyarakat yang menunjukkan pada kegiatan

untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang

kesejahteraan dalam lingkup pekerjaan. Sosial ekonomi merupakan pertanda yang

menunjukkan kegiatan ekonomi secara sosial dalam sistem kemasyarakatan,

dimana keadaan masyarakat dalam hidupnya baik menyangkut taraf hidup, ilmu

pengetahuan, hubungan sosial dan tingkat ekonominya. Perubahan sosial ekonomi

juga termasuk didalamnya perubahan sikap, perilaku, dan pola pikir masyarakat

untuk mencapai suatu arah yang lebih baik. Begitupun yang menjadi keinginan

dari warga Desa Sukaraja Baru dan keluarganya mereka berharap pandemic covid

19 ini segera berakhir, dan membawa perubahan kehidupan sosial yang lebih baik

lagi.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan dari hasil penelitian dan observasi peneliti yang

dilakukan di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya Selatan

masalah utama yang muncul dalam masa pandemi corona saat ini

adalah masalah rendahnya atau minimya tingkat pendapatan,

sehingga secara langsung maupun tidak langsung juga telah

berimbas terhadap melemahnya segala segi-segi penghidupan dan

aktivitas ekonomi warga Desa sukaraja Baru tersebut.saat ini

pendapatan masyarakat di Desa Sukaraja Baru mengalami

penurunan dan kemerosotan, dengan adanya pandemi corona yang

membatasi mobilisasi warga dari luar daerah dan ketatnya PSBB,

mengakibatkan sepinya konsumen untuk membeli bibit tanaman

para petani bibit di Desa Sukaraja Baru Kecamatan Indralaya

Selatan.Para petani juga mengalami goncangan pada saat ini

kehidupan perekonomian para pedagang, warga masyarakat yang

mengandalkan kehidupan mereka dari usaha berjualan oleh-oleh

souvenir dan makanan khas di sepanjang jalan desa yang sering di

lalui oleh kendaraan dari dan dalam luar provinsi di Desa Sukaraja

73
74

Baru mengalami penurunan yang sangat drastis, turunnya

permintaan pasar dan lemahnya daya beli masyarakat, akibat

penerapan protokol kesehatan “social distancing”, menyebabkan

keterpurukan bagi warga masyarakat.

2. Pandemi COVID-19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat,

dimana aspek kehidupan masyarakat berubah secara cepat.

Ketidakpastian, kebingungan, dan keadaan darurat yang

diakibatkan oleh virus corona dapat menjadi stressor bagi banyak

orang. Pembatasan ruang-ruang publik, social distancing (menjaga

jarak) berimbas luas kepada segala aspek kehidupan, terutama

dalam bidang ekonomi, dimana dengan adanya pembatasan keluar

rumah, mengharuskan warga untuk berdiam diri di rumah,

sedangkan ada sebagian penduduk yang bekerja sebagai pedagang

yang mewajibkan mereka dalam mencari nafkah berpindah-pindah

lokasi pasar / kalangan. Akibat penerapan social distancing banyak

warga yang menganggur. Begitu pula dengan warga yang

menggantungkan hidup dari pekerjaan bermain musik, juru tata

rias, dan pengisi acara di pesta pernikahan. Saat ini akibat

penerapan protokol kesehatan, banyak dari warga masyarakat yang

tidak menyelenggarakan acara dengan mengundang jasa-jasa

mereka, hal ini memberikan efek secara langsung, kepada para

warga, ditengah-tengah pandemi virus covid-19 ini, banyak warga


75

yang akhirnya menjadi buruh tani, atau bekerja di sektor informal

lainnya, demi bertahan hidup.

6.2. Saran

1. Pandemi COVID-19 telah merubah berbagai aspek dalam

keseharian masyarakat tak terkecuali di Desa Sukaraja Baru

Kecamatan Indaralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir kita.

Kecemasan dan rasa tidak aman yang dialami sebagian besar

masyarakat, khusunya imbasnya dalam segi kehidupan sosial dan

perekonomian agar tetap bisa bertahan hidup di tengah-tengah

pandemi.Diharapkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

dapat memberikan solusi terhadap kehidupan perekonomian warga

menghadapi wabah Pandemi Covid 19,

2. Diperlukan kajian lebih lanjut untuk mengkaji lebih dalam lagi

terhadap permasalahan-permasalahan sosial dalam penanganan

pandemic covid-19 tersebut, khususnya ada solusi dari pemerintah

setempat dalam memberikan edukasi dan bimbingan serta bantuan

yang besifat material ataupun non-material kepada warga

masyarakat Desa Sukaraja Baru.

3. Perlu dibentuknya Forum Bersama yang bertitik tolak pada pada

sustainable yang meliputi unsur pemerintah, warga masyarakat,

petugas kesehatan, tokoh masyarakat Pemerintah Desa Sukaraja

Baru, sehingga forum ini dapat dijadikan media sosialisasi dan


76

komunikasi yang kontinyu dalam rangka menciptakan kehidupan

yang sehat, selaras, serasi dan seimbang antara manusia dan

lingkungan sekitarnya.
77

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2002. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Tebu di Desa Negara Batin
Sungkai Selatan. Unila. Bandar Lampung

Abdulyani. 2013. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara

Basrowi, Juriah. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading.Jurnal Ekonomi dan Pendidikan.

Bilas, R, A, 1984. Teori Ekonomi Mikro. Terjemahan dari Microeconomic


Theory oleh Djoerban Wahid. Jakarta : Erlangga.

Bungin, Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana


Prenada Media Group

Bungin Burhan, 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana

Creswell, John. W. (2013). Reseach Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,


dan Mixed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dharmawan, A. (1986). Aspek-aspek Dalam Sosiologi Industri, Bandung: Rineka


Cipta

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia, Jakarta: Erlangga

Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinya), (Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama, 1994), Hal. 3

Effendi, Tadjoeddin N, dan Manning, Cris. (1991). Urbanisasi, Penngangguran


dan Sektor Informal di Kota, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Hassan, S. (2011). Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Kanisius Lauer, Robert, H


(1989). Prespektif Tentang Perubahan Sosial, Jakarta: PT MeltonPutra

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Antropologi. Jakarta Rineka Cipta.

Mutakin, Awan, kamil Pasya. (2004). Geografi Budaya, Bandung: Buana


Nusantara

Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia (Dalam Persfektif


Pembangunan), Jakarta: PT Raja Grapindo Persada
78

Meleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

Ritze George, Teori Sosiologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012

Reksoprayitno, soediyono,. 2009, Ekonomi Makro, Yogyakarta : Badan Penerbit


Fakultas Ekonomi ( BPFE ) UGM.

Sanapiah, Faisal. (2010). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT


Rajagrafindo Persada

Setiadi, Elly. M dan Usman Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta
dan Gejala Pemasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemacahanya,
Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Tim, C. I. (2020, Juli 1). Studi: Orang Indonesia Alami Kecemasan Tinggi saat
Pandemi. Retrieved from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200630152630-260-
519095/studi-orang-indonesia-alami-kecemasan-tinggi-saat-pandemi

Tim, D. N. (2020, April 21). Jokowi Larang Mudik Lebaran di Tengah Wabah
Corona. Retrieved from detiknews: https://news.detik.com/foto-news/d-
4985198/jokowi-larang-mudik-lebarandi-tengah-wabah-corona.

Tuwah, M. (2016). Resiliensi dan Kebahagiaan Dalam Perspektif Psikologi


Positif. el-Ghiroh.

Wardani, I. S. (2020). 24 Perusahaan di Sukoharjo Terpukul Covid-19, 5.170


Karyawan Kena PHK dan Dirumahkan. Solopos.com. Retrieved
Desember 31, 2020, from https://www.solopos.com/24-perusahaan-di-
sukoharjo-terpukul-covid-19-5-170-karyawankena-phk-dan-dirumahkan-
1065866
79

PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan

1. Nama:

2. Alamat:

3. Usia:

4. Status:

5. Jumlah anggota keluarga:

II. Kegiatan / Pekerjaan Informan

1. Jenis pekerjaan sekarang dibidang apa?

2. Jumlah jam bekerja?

3. Jam berapa anda mulai bekerja?

4. Jam berapa berakhir kerja anda?

5. Berapa penghasilan?

6. Apakah penghasilan anda cukup untuk biaya kehidupan keluarga?

7. Apa harapan anda terhadap pekerjaan anda?

8. Bagaiman Kondisi Ekonomi anda?

9. Bagaimana kondisi sosial, anda?

III. Bantuan Sosial

1. Apakah anda menerima bantuan PKH?

2. Apakah anda menerima bantuan dari Pandemi Covid?


80

3. Apakah rumah anda layak?

4. Apakah ada bantuan dari pihak lain, selain pemerintah ?


81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Anda mungkin juga menyukai