Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

OBSERVASI DAN WAWANCARA KARANG TARUNA


RW 07 DI DESA CIBIRU WETAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kuliah lapangan

Oleh
KELOMPOK 4 KELAS II A PEKERJAAN SOSIAL
Rae Nisa Agni 18.04.221
Inna Justitia Pratiwi 18.04.222
Agustin Indriyani 18.04.231
Evi Meliyana 18.04.235
Nahar Azharrul Zain 18.04.251
Sa'dan Endow Saloko 18.04.253
Nopy Khaisa 18.04.266
Farhan Legina Hidayat 18.04.277

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DIPLOMA IV


POLIKTEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Observasi dan Wawancara Karang Taruna RW
07 Desa Cibiru Wetan Kabupaten Bandung tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi laporan kegiatan Kuliah
Lapangan Mahasiswa Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung 2019 dengan
tujuan memberikan pembelajaran mandiri dan pengaplikasian mata kuliah
yang telah dipelajari dalam semester tiga oleh mahasiswa. Penulis menyadari
tanpa bantuan berbagai pihak maupun sumber bacaan yang membantu penulis,
laporan ini sulit diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan terhormat :
1. Bapak Ibu dosen pembimbing kuliah lapangan
2. Ibu- ibu PKK Desa Cibiru Wetan, yang telah membantu kami untuk
menghubungkan dengan pihak Karang Taruna RW 07 Desa Cibiru
Wetan
3. Kang Ade selaku Ketua Karang Taruna RW 07 Desa Cibiru Wetan
yang telah memberikan informasi yang sangat objektif
4. Beberapa pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah bersedia menjadi narasumber penyuluhan
5. Rekan-rekan kelas 2A Pekerjaan Sosial yang saling mengingatkan agar
laporan ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar dapat menjadi laporan yang lebih baik di kemudian hari.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, 22 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I GAMBARAN UMUM PROFIL DESA CIBIRU WETAN................................1
1.1 Letak Geografis Desa Cibiru Wetan...............................................................1
1.2 Kondisi Sosiografis Desa Cibiru Wetan..........................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM KARANG TARUNA....................................................3
2.1 Pengertian Karang Taruna...................................................................................3
2.2 Kedudukan, Fungsi, dan Tugas Karang Taruna.................................................3
BAB III HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA..................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Observasi dan Wawancara..................................................6
3.2 Narasumber............................................................................................................6
3.3 Implementasi Mata Kuliah dalam Kuliah Lapangan..........................................6
BAB IV REFLEKSI HASIL KULIAH LAPANGAN.................................................21
BAB V PENUTUP..........................................................................................................22
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................22
5.2 Rekomendasi...................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24
LAMPIRAN...................................................................................................................25
BAB I

GAMBARAN UMUM PROFIL DESA CIBIRU WETAN

1.1 Letak Geografis Desa Cibiru Wetan


Desa Cibiru Wetan ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Cileunyi
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Desa Cibiru Wetan di sebelah Utara
berbatasan dengan Perhutani, di sebelat Timur brbatasan dengan Desa
Cinunuk, sebelah Selatan berbatasan denagn Desa Cibiru Hilir, dan di sebelah
Barat berbatasan dengan Kelurahan Pasir Biru Kota Bandung.
Desa Cibiru Wetan ini memiliki luas wilayah 325 Ha yang terdiri dari
5.208 keluarga. Jumlah penduduk Desa Cibiru Wetan sebanyak 18.129 dengan
jumlah penduduk laki- laki sebanyak 9.202 dan penduduk perempuan sejumlah
8.927.
Desa Cibiru Wetan terdiri dari lima dusun. Jumlah Rukun Warga di
seluruh Dusun sebanyak 19 RW. Dusun I terdiri dari empat RW yaitu RW 01
Cikoneng, RW 02 Cikoneng, RW 03 Cikoneng, dan RW 18 Cikoneng
Babakan. Dusun II terdiri dari empat RW yaitu RW 04 Pamubusan, RW 05
Jadaria, RW 06 Cibangkonol, dan RW 19 Cibangkonol. Dusun III terdiri dari
RW 07 Cibiru Tonggoh, RW 08 Babakan Biru, dan RW 15 Cibiru Raya.
Dusun IV terdiri dari RW 09 Kudang, RW 10 Sindanggreret, RW 11
Warunggede, RW 17 Cibiru Asri. Dusun V terdiri dari RW 12 Lio
Warunggede, RW 13 Cibiru Indah, RW 14 Cibiru Indah, dan RW 16 Cibiru
Iindah.
Terdapat beberapa lembaga desa yang mendukung kegiatan pemberdayaan
dan pengembangan masyarakat dari berbagai bidang, Desa Cibiru Wetan.
Lembaga tersebut antara lain, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD),Tim Penggerak PKK Desa, Karang
Taruna, Kader Peduli TB (TB CARE), Kelompok Wanita Tani, Rehabilitasi
Berbasis Masyarakat (RBM), Pusat Kesejahteraan Sosial (PUSKESOS),
IKADK, dan Paralegal Desa.
1.2 Kondisi Sosiografis Desa Cibiru Wetan
Warga Desa Cibiru Wetan ini rata- rata merupakan masyarkat dengan
Budaya Sunda dan berbahasa sunda dalam berinteraksi sehari- hari. Dari hasil
observasi kami selama kami melaksanakan kegiatan kuliah lapangan di Desa
Cibiru Wetan ini, kami mengamati masyarakat Desa Cibiru Wetan ini memiliki
kepribadian yang ramah, dan hangat dalam menerima tamu dari luar desa.
Interaksi antar warga pun juga terjadi secara intens dan baik, saling gotong
royong, dan membantu, serta memiliki kekerabtan yang tinggi antar warga.
Untuk kepercayaan masyarakat Cibiru Wetan mayoritas beragama muslim.
Dengan kegiatan- kegiatan yang sangat aktif yairu dalam satu minggu sekali
dilaksanakannya kegiatan pengajian rutin, dan rata- rata masyarakat Desa
Cibiru Wetan ini memiliki kepribadian yang agamis. Informasi ini diperkuat
dengan keterangan dari Ketua Karang Taruna RW 07 Desa Cibiru Wetan,
bahwa sejak kecil, anak- anak sudah dididik untuk mengaji dan belajar agama
sebagai pondasi dalam menjalankan pondasi kehidupan.
BAB II

GAMBARAN UMUM KARANG TARUNA

2.1 Pengertian Karang Taruna


Menurut Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2013 tentang Pemberdayaan Karang Taruna pada Bab 1 Pasal 1 menjelaskan
Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana
pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas
dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat
terutama generasi muda di wilayah desa atau kelurahan atau nama lain yang
sejenis terutama bergerak di bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

2.2 Kedudukan, Fungsi, dan Tugas Karang Taruna


Karang Taruna berkedudukan di desa atau kelurahan atau nama lain
yang sejenis di dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karang Taruna memiliki tugas bersama-sama dengan Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota,dan masyarakat untuk
menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan menyelenggarakan
kesejahteraan sosial.
Karang Taruna bertujuan untuk mewujudkan :
1) Pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota masyarakat yang
berkualitas, terampil, cerdas, inovatif, berkarakter serta memiliki
kesadaran dan tanggung jawab sosial dalam mencegah, menangkal,
menanggulangi, dan mengantisipasi berbagai masalah kesejahteraan
sosial, khususnya generasi muda;
2) kualitas kesejahteraan sosial setiap anggota masyarakat terutama
generasi muda di desa atau kelurahan atau nama lain yang
sejenis secara terpadu, terarah, menyeluruh serta berkelanjutan;
3) pengembangan usaha menuju kemandirian setiap anggota
masyarakat terutama generasi muda; dan
4) pengembangan kemitraan yang menjamin peningkatan kemampuan
dan potensi generasi muda secara terarah dan berkesinambungan.
Dalam melaksanakan tugas Karang Taruna mempunyai fungsi:
1) Mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya
generasi.muda;
2) Menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi sosial,
perlindungan sosial, jaminan sosial, dan pemberdayaan sosial,
serta diklat setiap anggota masyarakat terutama generasi muda;
3) Meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif;
4) Menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kesadaran dan
tanggung jawab sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi
muda untuk berperan secara aktif dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial;
5) Menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan lokal; dan
6) Memelihara dan memperkuat semangat kebangsaan, Bhineka
Tunggal Ika, dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam melaksanakan fungsi tersebut, karang taruna di RW 07 ini memiliki
kegiatan-kegiatan yang mencerminkan fungsi dari karang taruna sendiri.
Misalnya, dalam mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial khususnya
generasi muda, karang taruna ini memiliki nilai dan norma dalam bermasyarakat
yang mencegah terjadinya penyimpangan sosial, dimana karang taruna ini
menekankan pada kebaikan dalam berperilaku serta menekankan anggotanya
untuk menjaga nama baik dari karang taruna ini sendiri, dan masalah
kesejahteraaan sosial dimana karang taruna ini melakukan pemberdayaan kepada
masyarakat khususnya para pemuda dengan memberikan keterampilan-
keterampilan kepada pemuda yang kiranya belum bekerja atau belum memiliki
penghasilan khususnya untuk dirinya senidri. Salah satu anggota dari karang
taruna ini memiliki usaha di bidang konveksi dan sablon, orang tersebut
memberdayakan para pemuda di RW 07 ini dengan cara meberikan kesempatan
para pemuda ini untuk bisa membantu dalam proses produksi. Setelah itu, mereka
mendapat upah yamg sesuai dengan kerja mereka. Ini bisa meningkatkan ekonomi
produktif dari masyarakat khususnya para pemuda yang belum mendapatkan
penghasilan.
Kemudian dalam menumbuhkan tanggungjawab sosial anggota diperkuat
dengan anggota karang taruna diharapkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan
yang ada di masyarakat. Dengan bermasyarakat, tentunya menjalin silaturahmi
dengan anggota masyarakat menjadi suatu hal yang harus dilakukan untuk
membangun kedekatan emosional dengan masyarakat serta kepedulian satu sama
lain.
Selanjutnya dalam fungsi menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara
kearifan lokal dengan mereka masih melestarikan kebudayaan daerah. Kegiatan
karang taruna berorientasi pada keesenian dan keagamaan. Misalnya dengan
adanya kegiatan fun colour yang menggunakan musik daerah sebagai
pengiringnya. Fun colour adalah kegiatan tahunan yang berisi perang tepung
warna antara masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk hiburan dalam rangkaian
acara perayaan HUT Republik Indonesia. Fun colour ini sebagai acara puncak
dari peringatan HUT RI. Kemudiann kegiatan keagamaan itu sendiri dengan
adanya pengajian rutin yang dilaksanakan pada hari Senin malam. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kerohanian bagi pemeluk agama Islam. Selain itu,
kegiatan ini juga sebagai wadah karang taruna untuk melakukan pertemuan
rutinnya setiap minggu.
Dalam fungsi Memelihara dan memperkuat semangat kebangsaan,
Bhineka Tunggal Ika, dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dilakukan dengan adanya kegiatan untuk memperingati HUT Republik Indonesia
sebagai rasa semangat kebangsaan kepada NKRI, serta menjunjung tinggi
kebersamaan dalam perbedaan didalam kehidupan bermasyarakat
BAB III

HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

3.1 Waktu dan Tempat Observasi dan Wawancara


Hari, Tanggal :Jumat, 22 November 2019
Tempat :RW 07, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat
3.2 Narasumber
Nama : Ade
Jabatan : Ketua Karang Taruna RW 07 Desa Cibiru Wetan
3.3 Implementasi Mata Kuliah dalam Kuliah Lapangan

3.3.1 Metode Praktik Pekerjaan Sosial

Salah satu materi yang kita pelajari dalam mata kuliah Metode Praktik
Pekerjaan Sosial yaitu asesmen. Asesmen merupakan pengumpulan, penggalian,
organisasi dan analisis informasi dari informasi yang relevan yang digunakan
dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keadaan maslaah dan
apa yang dilakukan terhadapnya.(Cournoyer, 2005, Irvy, 1992).

Dalam hal ini kelompok kami memraktikkan asesmen tersebut dengan


peggalian informasi secara mandiri terlebih dahulu mengenai pengetahuan garis
besar karang taruna. Informasi primer yang kami dapatkan ini digunakan sebagai
bekal awal kami dalam menentukan instrument wawancara dan bekal pengetahuan
kami dalam melakukan wawancara terhadap narasumber.

a. Implementasi Mata Kuliah Metode Praktik Pekerjaan Sosial oleh


Karang Taruna RW 07 Desa Cibiru Wetan

Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah


dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa atau kelurahan atau nama lain
yang sejenis terutama bergerak di bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
(Permensos No 23 Tahun 2013).

Salah satu tugas karang taruna yaitu pengembangan kemitraan yang


menjamin peningkatan kemampuan dan potensi generasi muda secara terarah dan
berkesinambungan. Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara kelompok
kami, salah satu kegiatan Karang Taruna RW 07 Desa Cibiru Wetan adalah
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh anggota karang
taruna. Sebelum menentukan pelaksanaan pelatihan tersebut, pengurus karang
taruna melaksanakan analisis potensi yang dimiliki oleh anggota karang taruna
dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh karang taruna. Pelatiahan- pelatihan yang
dilaksanakan antara lain Pelatihan Ilmu Teknologi, Pelatihan Pembuatan Bola
Kaki, dan Pelatihan Barista yang dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan.
Sebelum memutuskan untuk melakanakan kegiatan tersebut pengurus karang
taruna melakukan penggalian mengenai kebutuhan anggota, dimana hasilnya yaitu
terdapat beberapa anggota karang taruna yang memiliki potensi dalam dunia ilmu
teknologi, akan tetapi mereka belum mendapatkan wadah untuk mengembangkan
kemampuannya tersebut. Maka dari itu, pengurus mengadakan pelatihan ilmu
teknologi yang pelatihan tersebut diisi oleh anggota Karang Taruna RW 07 Desa
Cibiru Wetan yang menguasai bidang ilmu teknologi.

Dalam pelatihan tersebut metode yang digunakan yaitu metode group


work. Pelatihan ini dilaksanakan secara berkelompok yaitu kelompok Karang
Taruna RW 07 Desa Cibiru Wetan.

3.3.2 Teori Pekerjaan Sosial

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kami terhadap Karang Taruna


RW 07 Desa Cibiru Wetan mengenai Teori Pekerjaan Sosial telah menganalisis
point sebagai berikut;
1. Kaitkan dengan Teori/ konsep Pemberdayaan:
Menurut Ife (1995:61-64), pemberdayaan memuat dua pengertian kunci,
yakni kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan disini diartikan bukan
hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan
atau penguasaan klien atas;
 Pilihan-pillihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup: kemampuan
dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat
tinggal, pekerjaan.
 Pendefinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras
dengan aspirasi dan keinginannya.
 Ide gagasan: kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan
gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.
 Lembaga-lembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan dan
mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga
kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan.
 Sumber-sumber: kemampuan memobilisaasi sumber-sumber formal,
informal dan kemasyarakatan.
 Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola
mekanisme produksi, distribusi dan pertukarang barang serta jasa.
 Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses kelahiran,
perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.
Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
a. Apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah mengacu kepada konsep
pemberdayaan itu sendiri?
Berdasarkan hasil wawancara kami, Karang Taruna Mekar Biru RW 07
Cibiru Wetan mempunyai beberapa kegiatan diantaranya ada berbagai
kegiatan dalam bidang-bidang yaitu:
1. Informasi dan Teknologi (IT)
Karang Taruna Mekar Biru RW 07 Cibiru Wetan mengadakan
kegiatan pelatihan (IT) berdasarkan pada kebutuhan masyarakat
terutama untuk kaum remaja dan pemuda dimana pada masa saat ini
atau era Revolusi Industri 4.0 yang mengutamakan percepatan
informasi dan teknologi, pendidikan dan pelatihan Informasi dan
Teknologi ini dimatik atau dipandu oleh ahli Informasi dan Teknologi
(IT). Hal ini menurut kelompok kami sesuai dengan Konsep/ Teori
Pemberdayaan.
Karang Taruna Mekar Biru RW 07 Cibiru Wetan mengadakan
kegiatan pelatihan (IT) berdasarkan pada kebutuhan masyarakat
terutama untuk kaum remaja dan pemuda saat ini. Lebih diminati oleh
pemuda, dimana pemuda saat ini tidak sabar terkait dengan percepatan
informasi dan teknologi.

2. Kesenian dan Olah raga


Karang Taruna Mekar Biru RW 07 Cibiru Wetan mempunyai
kegiatan kesenian yaitu musik, dimana anggota karang taruna Mekar
iru RW 07 mempunyai grup musik sendiri dengan memainkan alat-alat
musik. Beberapa 5 tahun kebelakang sangat sering dilakukan ketika
alat-alat masih tersedia, namun pada beberapa tahun belakang ini
jarang dilakukan dikarenakan alat musik yang tersedia tidak seperti
dulu. Beberapa tahun belakang ini tetap diadakan pelatihan dengan ahli
yang tersedia, dikarenakan para pemuda atau remaja banyak yang minat
terhadap musik ini.
Untuk olah raga sendiri Karang Taruna Mekar Biru RW 07
Cibiru Wetan mempunyai kegiatan sepak bola.
Dari lingkup kesenian di Desa Cibiru Wetan terdapat kesenian
musik dimana partisipasinya melibatkan anggota Karang Taruna,
seperti diikuti oleh Karang Taruna Mekar Biru di RW 07 dan kegiatan
olah raga futsal melibatkan anggota Karang Taruna saja.
3. Keagamaan
Karang Taruna Mekar Biru RW 07 Cibiru Wetan mempunyai
kegiatan keagamaan. Untuk wilayah RW 07 mayoritas warganya
beragama islam. Kegiatan keagamaannya meliputi tahun baru Islam,
Maulid Nabi, dan Isra Mijraj. Pengajian Karang Taruna RW 07
dilaksanakan pada selasa malam, kecuali Selasa Kliwon tidak diadakan
pengajian. Pengajian dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan spiritual
dari anggota Karang Taruna Mekar Biru RW 07.
Karang Taruna di Desa Cibiru Wetan yang mayoritas beragama
Islam mempuyai kegiatan Peringatan Hari Besar Islam, seperti Isra
Mijraj, maulid nabi, tahun baru hijriah. Dalam mengundang
penceramah karang taruna bermusyawarah dengan anggota Dewan
Kemakmuran Masjid (DKM), tokoh masyarakat, Ketua RT dan Ketua
RW. Karena kriteria penceramah setiap kalangan berbeda-beda dalam
menyikapinya.

4. Sosial
Untuk lingkup sosial Karang Taruna Mekar Biru RW 07 Cibiru
Wetan mempunyai kegiatan membantu Kepala Desa untuk kegiatan
yang diadakan Desa. Karang Taruna Mekar Biru RW 07 juga pernah
mengikuti pendidikan dan pelatihan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang diadakan di Soreang, kemudian hasil dari pendidikan
dan pelatihan diimplementasikan atau diterapkan pada masyarakat RW
07. Pernah juga Karang Taruna sebagai pelaksana dalam Khitanan
massal, dan penyedia lapak untuk bazar dimana perlapaknya dihargai
Rp5000,00-
Karang Taruna Mekar Biru RW 07 juga pernah mengikuti
pendidikan dan pelatihan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
yang diadakan di Soreang, kemudian hasil dari pendidikan dan
pelatihan diimplementasikan atau diterapkan pada masyarakat RW 07.
Masyarakat dan Ibu PKK berpartisipasi dalam kegiatan ini.

3.3.3 Sistem Pelayanan Sosial


Unsur-Unsur Sistem Pelayanan Sosial

A. Landasan Hukum
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI No 23 TAHUN 2013 tentang
pemberdayaan Karang Taruna, dijelaskan bahwa Karang Taruna memiliki
tujuan, kedudukan tugas, fungsi, keorganisasian, keanggotaan, kepengurusan,
mekanisme kerja, dan program kerja. Dalam Karang Taruna Di RW 07 ini
tidak memiliki peraturan yang tertulis, hanya saja lebih ke nilai-nilai yang ada
di masyarakat seperti kebiasaan masyarakat-masyarakat setempat dan
keharusan untuk tetap menjaga nama baik.
B. Sasaran
Sasaran Karang Taruna ini adalah warga di RW 07 Desa Cibiru Wetan
C. Azas dan Tujuan
Keimanan, terbukti dengan adanya kegiatan Karang Taruna yang yang
berkaitan dengan keagamaan
Manfaat, adanya Karang Taruna ini memiliki manfaat untuk dapat membantu
dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat
Adil dan merata, ketika terdapat pendatang baru yang datang, para anggota
Karang Taruna tersebut menerima dengan baik tanpa membeda-bedakan
Kesetiakawanan, antara satu anggota dengan yang lainnya memiliki rasa
memiliki dan saling membantu satu sama lain ketika ada yang membutuhkan
bantuan
Kemandirian, menjadikan Karang Taruna untuk menadiri tidak tergantung
dengan orang lain
Tujuan : tujuan dari Karang Taruna di RW 07 ini yaitu mengembangkan dan
memberdayakan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
para pemuda desa, dan untuk mengaktifkan serta mengakrabkan para pemuda
yang ada di desa tersebut
D. Fungsi
Fungsi yang terdapat dalam Karang Taruna ini yaitu fungsi pengembangan,
dimana kelompok ini digunakan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat
E. Pendekatan
Agama, banyak diadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
keagamaan
Ekonomi, banyak diadakan kegiatan yang akan menyejahterakan
perekonomian masyarakat
Budaya, banyak diadakan kegiatan berupa kebudayaan atau kesenian
F. Program/Kegiatan
Kegiatan yang terdapat di Karang Taruna RW 07 seperti pengajian setiap hari
malam selasa, pernah diadakan sunatan masal, kegiatan tahuanan peringan
hari besar nasional seperti HUT RI dan hari besar keagamaan, kegiatan
ucapan syukur atas berlimpahnya air atas pengahkiran musim kemarau
G. Metode/Teknik
Metode yang digunakan yaitu Social Group Work, atau dengan bentuk
kelompok sosial
H. Organisme Pelaksaaan/Tim Kerja Pelaksanaan
Karang Taruna dilakukan oleh masyrakat RW 07 dengan rantang 13 tahun
sampai 30 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dan dengan
agama yang beranekaragam. Tidak hanya itu, dalam Karang Taruna ini
terdapat anggota yang tidak asal dari Desa Cibiru Wetan, ada juga yang dari
pendatang.
I. Dana/Anggaran/Sumber Biaya
Sumber dana yang digunakan dalam pelaksaan kegiatan Karang Taruna
melalui pencarian donatur dan iuran warga
J. Sarana dan Prasarana
Sarana yang dimiliki Karang Taruna hanya kesekretariatan saja yang terdapat
di RW tersebut, dan tempat itupun jadi satu dengan ibu-ibu PKK, sehingga
para anggota Karang Taruna lebih sering berkumpul di Masjid yang berada di
RW tersebut.

3.3.4 Komunikasi Dan Relasi Pekerjaan Sosial


Berdasarkan observasi dan wawancara kami terhadap Karang Taruna RW
07 Desa Cibiru Wetan mengenai Komunikasi dan Relasi. Ketika kami melakukan
wawancara kami telah melakukan:
1. Persiapan (Geeting Ready)
a. Mampu membangun relasi yang efektif dengan narasumber (Karang
Taruna) yang kami tunjukan dengan pembicaraan awal atau disebut
dengan smalltalk sehingga sasaran mampu terbawa menuju proses
wawancara
b. Kami bisa membayangkan kemungkinan pemikiran Karang Taruna
seperti kegiatan seperti adanya kegiatan pengajian rutin tiga kali dalam
setiap minggu.
c. Ketika kami melakukan observasi dan wawancara kami berusaha
memunculkan empati kepada masyarakat sekitar
2. Memulai (Geeting Started)
a. Kami menjelaskan maksud dan tujuan kami mewawancarai narasumber
secara jelas dan langsung. Bahwasannya kami disini akan melakukan
observasi dan wawancara kepada Karang Taruna khususnya Karang
Taruna RW 07
b. Kami memberikan pertanyaan-pertanyaan dimana pertanyaan tersebut
mendorong narasumber untuk menjawab sesuai pertanyaan yang
diajukan. Seperti, ketika kami menanyakan kegiatan apa saja yang
dilakukan Karang Taruna dan narasumber menjawab secara detail apa
yang menjadi jawaban pertanyaan kami
3. Mengajuakan Pertanyaan (Asking Question)
a. Kami mengajukan pertanyaan secara efektif dan runtutsesuai instrumen
yang telah kami buat seperti kami menyanyakan pertanyaan satu-persatu
secara bergantian. Kita tidak mengulang pertanyaan yang telah diaajukan
yang membuat pertanyaan itu menjadi rancu.
b. Dalam pertanyaan kami, kami sebisa mungkin tidak menanyakan satu
pertanyaan secara terus menerus yang bisa membuat narasumber
tersinggung
4. Mendengarkan aktif (Active Listening)
Selain kami mengajukan pertannyaan guna menjadi wawancara yang
efektif kami juga perlu menjadi pendengar yang baik dimana kami
mendengar dengan seksama, memperhatikan pesan-pesan verbal dan non
verbal dari narasumber, meminta klarifikasi terhadap pernyataan narasumber
yang kurang dimengerti, ketika kami mendengarkan dengan baik maka kami
tidak akan mengulang pertanyaan yang suda ditanyakan oleh teman atau
rekan lain.
5. Menampilkan empati, keasliaan dan kehangatan
Selagi kami mengajukan pertanyaan kami juga membangun adanya
empati dalam proses wawancara, mengklarifikasi keasliaan suatu hal dari apa
yang menjadi pernyataan narasumber, dan memberikan suasana hangat yang
memberi kesan nyaman supaya wawancara tidak terasa kaku.
6. Pengakhiran (Bringing Things to a Close)
a. Kami menetapkan batasan waktu terhadap wawancara kami agar
narasumber dapat melakukan kegiatannya.
b. Ketika proses wawancara sudah berakhir kami memberi pernyataan
kepada narasumber bahwa kami akan mengakhiri wawancara tersebut.
c. Ketika wawancara sudah berada pada akhir wawancara kami
mengevaluasi atau mengecek kembali bahwa jawaban atas setiap
pertanyaan itu memang benar.

3.3.5 Pekerjaan Sosial Dalam Masyarakat Multikultur


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kelompok kami terhadap
Karang Taruna RW.07 Desa Cibiru Wetan terdapat beberapa hal yang termasuk
kedalam penerapan Masyarakat Multikultur, diantaranya anggota dari Karang
Taruna RW.07 Desa Cibiru Wetan terdiri dari berbagai macam usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan, suku dan agama yang beragam. Jenjang usia anggota
Karang Taruna RW.07 dimulai dari usia remaja yaitu 13 tahun sampai dengan
usia dewasa yaitu 30 tahun. Anggota Karang Taruna RW.07 juga didalamnya
terdiri dari berbagai macam status dan profesi, dimulai dari pelajar, mahasiswa,
dan pekerja, pekerjaan tersebut diantaranya sebagai pengusaha, pekerja swasta,
dan lain-lain.
Karang Taruna RW.07 Desa Cibiru Wetan tidak membeda-bedakan
anggota yang merupakan penduduk asli dengan penduduk pendatang. Selama
mereka adalah warga dari desa Cibiru Wetan, semua mendapatkan hak dan
memiliki kewajiban yang sama. Mereka juga tidak membeda-bedakan perlakuan
kepada penduduk asli maupun penduduk pendatang, mereka dapat hidup bersama
tanpa adanya diskriminasi satu sama lain
Konflik sosial yang pernah terjadi di Karang Taruna RW.07 yang
diceritakan oleh narasumber adalah ada seorang warga pendatang yang kurang
berpartisipasi kepada karang taruna, warga tersebut memiliki sebuah
toko,kemudian ada preman yang berasal dari daerah lain datang untuk memalak
tokonya dengan alasan keamanan. Warga pendatang tersebut meminta
perlindungan kepada karang taruna agar dia membantu untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan memberikan sejumlah amplop yang berisikan uang.
Ketua dari karang taruna tersebut menolak amplop tersebut, tetapi akan tetap
membantunya dengan syarat dia dapat ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
Karang Taruna RW.07 tersebut.
Kemudian implementasi dari multikultur bagi kelompok kami adalah,
anggota dari kelompok kami terdiri dari latar belakang budaya yang berbeda,
yaitu budaya sunda dan jawa. Semua anggota menghargai dan mentoleransi latar
belakang budaya masing-masing tanpa adanya sikap membeda-bedakan satu sama
lain. Dalam berkomunikasi, kelompok kami tidak hanya menggunakan bahasa
daerahnya masing-masing seperti bahasa sunda dan jawa tetapi kelompok kami
juga menggunakan Bahasa Indonesia agar sesama anggota kelompok dapat
mengerti dan juga berdiskusi satu sama lain.
Kemudian dalam berinteraksi dengan masyarakat di Desa Cibiru Wetan
ini, kelompok kami sangat menghargai unsur-unsur budaya yang ada di desa ini.
Dalam berkomunikasi, mayoritas penduduk di Desa Cibiru Wetan menggunakan
bahasa Sunda, namun pada saat kami mewawancarai narasumber, narasumber
menggunakan bahasa Indonesia agar dimengerti oleh anggota kelompok kami.
Sesekali, narasumber pun menggunakan bahasa Sunda yang mana kurang
dimengerti oleh anggota kelompok yang tidak berasal dari daerah sunda, sehingga
anggota kami yang mengerti bahasa Sunda menerjemahkan perkataan dari
narasumber menggunakan bahasa Indonesia agar dimengerti oleh anggota
kelompok kami yang lain.

3.3.6 Nilai Etika dan Ham dalam Pekerjaan Sosial

Penerapan Nilai Etika

Berdasarkan observasi dan wawancara kelompok kami terhadap Karang


Taruna RW 07 mengenai nilai, etika dan Hak Asasi Manusia, Karang Taruna RW
07 dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya berdasarkan pada nilai etika yang
tumbuh dan berkembang di Desa Cibiru Wetan. Nilai etika yang berkembang di
karang taruna ini diantaranya yaitu menjaga kesopanan terhadap sesama,
menyudahi kegiatan pada saat datang waktu magrib, tidak menimbulkan keributan
dan menjaga ketertiban lingkungan masyarakat desa, tidak ragu untuk memulai
suatu kegiatan, serta saling menghormati baik antar anggota karang taruna
maupun dengan masyarakat umum lainnya, serta menyambut dengan terbuka
siapapun untuk berperan aktif dalam kegiatan dan tanpa paksaan.

Dalam melakukan observasi dan wawancara, kelompok kami semampu


mungkin menerapkan nilai dan etika pekerjaan sosial dalam kegiatan, diantaranya
memperhatikan kesopanan dalam berbicara dan bersikap, adanya kesediaan
narasumber dalam wawancara secara sukarela, memperlakukan narasumber secara
setara, tidak adanya diskriminasi jenis kelamin, ras, agama, warna kulit, dan lain
sebagainya.

Penerapan Hak Asasi Manusia

Dalam pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Karang Taruna RW 07, dapat


dilihat dengan adanya penerapan Hak untuk hidup yaitu berhak hidup tenteram,
aman, damai, bahagia dan sejahtera, yang diimplementasikan dengan adanya
larangan menimbulkan keributan dan ikut menjaga ketertiban lingkungan
sehingga menciptakan hidup yang aman dan tertib. Adanya penerapan hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat dengan adanya penyuluhan tentang
keamanan pangan serta adanya kegiatan pengobatan gratis.

Penerapan hak pengembangan diri di Karang Taruna RW 07 ini dapat


dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan dalam rangkat pengembangan minat dan
bakat seperti belajar keorganisasian, kegiatan kesenian upacara adat, kegiatan
pelatihan produksi bola, kegiatan keagamaan untuk meningkatkan kualitas
keimanan masyarakat dan anggota, pelatihan mengenai IT, dan pelatihan barista
yang akan dilaksanakan mulai Bulan Desember ini. Berbagai kegiatan dan
pelatihan tersebut merupakan salah satu upaya dan sarana dalam mengembangkan
diri.

Penerapan hak memperoleh keadilan di Karang Taruna 07 dapat dilihat


dari tidak adanya diskriminasi dalam keanggotaan karang taruna, yaitu dalam
perekrutan anggota karang taruna RW 07 tidak terdapat perekrutan secara khusus,
dimana pemuda RW 07 secara otomatis menjadi anggota karang taruna, yang
mana anggota aktif karang taruna RW 07 berkisar antara 13 sampai 30 tahun.
Baik masyarakat pribumi ataupun masyarakat pendatang memiliki hak yang sama
dalam berperan aktif dalam kegiatan kegiatan karang taruna.
Penerapan hak atas kebebasan pribadi di Karang Taruna RW 07 dapat
dilihat dengan adanya kebebasan berkumpul, berserikat dan mengeluarkan
pendapat. Para anggota karang taruna bebas berkumpul untuk membahas suatu
program atau kegiatan, melakukan kegiatan keagamaan, ataupun berkumpul
melaksanakan pelatihan pelatihan keterampilan tertentu. Anggota Karang Taruna
RW 07 juga memiliki hak untuk berpendapat dan mengajukan usul mengenai
suatu kegiatan atau program kepada Karang Taruna Desa yang selanjutnya akan
menjadi suatu pertimbangan.
Dalam penerapan berbagai Hak Asasi Manusia berdasarkan UU No 39
Tahun 1999 di Karang Taruna RW 07 di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan kegiatannya terdapat penerapan prinsip HAM yaitu:
 Universality
Implementasiannya pada Karang Taruna RW 07 yaitu semua masyarakat RW
07 memiliki hak untuk berperan aktif dan ikut serta dalam semua kegiatan
yang dilaksanakan Karang Taruna.
 Human dignity (Martabat Manusia)
Karang Taruna RW 07 dalam merekrut keanggotaan tanpa memperhatikan
perbedaan jenis kelamin, keyakinan, etnis, ras, bahasa, kemampuan atau kelas
sosial, semua pemuda RW 07 dapat menjadi anggota Karang Taruna. Setiap
anggota dihormati dan dihargai seluruh aspirasinya dalam kegiatan.
 Equality (Kesetaraan)
Penerapannya di Karang Taruna RW 07 yaitu dengan adanya persamaan dan
kesetaraan hak dalam berpartisipasi dalam kegiatan atau program karang
taruna.
 Non discrimination
Penerapannya yaitu dengan tidak adanya diskriminasi dalam perekrutan
anggota karang taruna RW 07.
 Indivisibility (Tak bisa dibagi-bagi)
Penerapannya di Karang Taruna RW 07 yaitu hak untuk mengeluarkan
pendapat, hak berkumpul, hak mengembangkan diri, hak keadilan dalam
melaksanakan kegiatan tertentu merupakan suatu hak yang inheren atau
menyatu daam harkat martabat manusia.
 Interrelated and interdependence ( Saling berkaitan dan bergantung)
Penerapannya di Karang Taruna RW 07 dapat dilihat ketika hak
mengeluarkan pendapat mengenai kebutuhan pelatihan tertentu tersalurkan,
maka hak untuk mengembangkan diri juga dapat terpenuhi.

3.3.7 Penyuluhan Sosial


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kelompok kami, Desa Cibiru
Wetan menerima penyuluhan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Pemerintah Kabupaten Bandung untuk anggota Karang Taruna agar dapat
memiliki pengetahuan mengenai keamanan pangan serta dapat
mengimplementasikan hal tersebut di dalam masyarakat Desa Cibiru Wetan.
Metode yang digunakan dalam penyuluhan yaitu menggunakan metode
penyuluhan kelompok, karena sasaran dari penyuluhan tersebut terdiri dari
anggota karang taruna. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penyuluhan yaitu
menggunakan teknik lisan dan tulisan. Dimana teknik lisan menggunakan media
seminar, sedangkan teknik tulisan menggunakan media banner. Narasumber dan
penyelenggara penyuluhan berasal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) Pemerintah Kabupaten Bandung. Dengan peserta penyuluhan yaitu
anggota Karang Taruna Desa Cibiru Wetan serta karang taruna desa lainnya.
Tempat dilaksanakannya penyuluhan bertempat di Soreang, Kabupaten Bandung.
Setelah menerima penyuluhan tersebut karang taruna mengimpletasikan di
dalam masyarakat. Dalam upaya mengimplementasikan hasil dari penyuluhan
mengenai keamanan pangan, karang taruna mengadakan penyuluhan kepada
masyarakat terutama kepada para pedagang kaki lima, dan sekolah-sekolah
1. Judul penyuluhan
Judul penyuluhan yang diselenggarakan dalam kegiatan penyuluhan yaitu
“Keamanan Pangan”
2. Metode, teknik, dan media penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan yaitu menggunakan metode
penyuluhan kelompok, karena sasaran dari penyuluhan tersebut terdiri dari
anggota karang taruna. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penyuluhan
yaitu menggunakan teknik lisan dan tulisan. Dimana teknik lisan
menggunakan media seminar, sedangkan teknik tulisan menggunakan media
banner.
3. Narasumber penyuluhan
Penyuluhan yang berjudul “keamanan pangan” diisi oleh narasumber yang
memiliki pengalaman dibidang kesehatanyang berasal dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM).
4. Penyelenggara penyuluhan
Kegiatan penyuluhan ini diselenggarakan oleh Badan Pengawa Obat dan
Makanan
5. Peserta penyuluhan
Peserta penyuluhan ini yaitu anggota Karang Taruna Desa Cibiru Wetan
6. Waktu dan tempat penyuluhan
Penyuluhan dengan judul “keamanan pangan” dilaksanakan di soreang.
Setelah menerima penyuluhan tersebut karang taruna mengimpletasikan di
dalam masyarakat. Dalam upaya mengimplementasikan hasil dari penyuluhan
mengenai keamanan pangan, karang taruna mengadakan penyuluhan kepada
masyarakat terutama kepada para pedagang kaki lima, dan sekolah-sekolah
1. Judul penyuluhan
Judul penyuluhan yang diselenggarakan dalam kegiatan penyuluhan yaitu
“Keamanan Pangan”
2. Metode, teknik, dan media penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan yaitu menggunakan metode
penyuluhan massal, dimana sasaran dari penyuluhan tersebut terdiri dari
seluruh masyarakat terutama pedagang. Sedangkan teknik yang digunakan
dalam penyuluhan yaitu menggunakan teknik lisan. Dimana teknik lisan
menggunakan media diskusi.
3. Narasumber penyuluhan
Penyuluhan yang berjudul “keamanan pangan” diisi oleh narasumber yang
telah memiliki pengetahuan dari pelatihan yang diberikan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan yaitu anggota Karang Taruna Desa Cibiru
Wetan.
4. Penyelenggara penyuluhan
Kegiatan penyuluhan ini diselenggarakan oleh Karang Taruna Desa Cibiru
Wetan
5. Peserta penyuluhan
Peserta penyuluhan ini yaitu seluruh masyarakat terutama pedagang kaki lima
(PKL), Pedagang di lingkungan sekolah
6. Waktu dan tempat penyuluhan
Penyuluhan dengan judul “keamanan pangan” dilaksanakan di sekitar
wilayah Desa Cibiru Wetan

BAB IV

REFLEKSI HASIL KULIAH LAPANGAN

1. Pengalaman praktik langsung berdasarkan mata kuliah dapat


mengimplementasikan materi ke praktik
2. Mengetahui kebragaman suatu daerah, uatu daerah ada keunikan dan
keberagaman. Dari suku, ras, agama. Perbedaan ini membuat huungan
semakin baik yaitu toleransi dan penerimaan
3. Dinamika kelompok: menyelesaikan masalah dengan bekerja bersama antar
anggota kelompok, ditekankan untuk saling kontribusi dan partisipasi dari hal
yang harus dihadapi.
4. Menambah pengetahuan mengenai struktur kelembagaan dalam desa
5. Persiapan dari panitia penyelenggara yaitu lembaga harus lebih disiapkan
lagi. Karena sangat berpengaruh dengan persiapan mahasiswa untuk terjun ke
masyarakat
6. Adanya buku panduan mengenai peraturan kuliah lapangan hingga
sistematika penyusunan laporan yang jelas supaya tidak ada kesenjangan
antara kelompok satu dengan yang lainny
7. Menambah pengalaman atas diadakannya kegiatan kuliah lapangan
8. Harus ada periapan yang baik dari desa mengenai lembaga-lemabaga yang
ada, jadi ketika kelompok yang satu dengan yang lainnya itu dapat berjalan
lebih efektif sesuai tugas yang didapat
9. Masyarkat yang ada didesa ini sudah sangat baik dalam menerima dan
menyambut kita
10. Dari kuliah lapangan ini kamu mendapatkan penguatan kopemtensi mengenai
mata kuliah yang telah kami pelajari semester ini dalam bentuk teori sehingga
disini kami dapat mengimplementasikannya

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam observasi ini kelompok kami megkaji atau mendalami
tentang karang taruna di Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kami memfokuskan di karang
taruna RW 07. Dimana dalam proses observasi ini kami mendapatkan
beberapa hal yang berkaitan dengan mata kuliah yang kami dapatkan di
semester 3 ini, diantaranya Metode Praktik Pekerjaan Sosial Generalis,
Penyuluhan Sosial, Nilai, Etika, dan HAM dalam Pekerjaan Sosial,
Komunikasi relasi pertolongan dalam pekerjaa sosial, Pekerjaan Sosial
dalam Masyarakat Multikultur, Teori Pekerjaan Sosial, dan Sistem
Pelayanan Sosial.
Karang taruna di Desa Cibiru Wetan khsusunya di RW 07 sudah
berjalan dengan baik dimana dengan adanya karang taruna ini dapat
memberdayakan masyarakat dan membantu pelaksanaan kegiatan dari
desa sendiri. Inovasi-inovasi dari pemuda ini memberikan andil yang besar
dalam perubahan sosial di masyarakat yang heterogen ini. Nilai dan norma
dalam masyarakat sangat dijunjung tinggi untuk dapat menghargai
perbedaan diantara masyarakat dan berusaha untuk dapat memberikan
pengaruh yang baik satu sama lain. Pemberdayaan yang dilakukan karang
taruna ini meberikan banyak manfaat kepada masyarakat diantaranya
dengan kegiatan pelatihan keterampilan, penyuluhan kepada masyarakat,
dan tidak lupa melestarikan kearifan lokal yang ada. Tidak hanya itu,
karang taruna ini menjunjung tinggi nilai kerohanian atau keagamaan
dalam bentuk kegiatan rutin keagamaan Islam, karena mayoritas penduduk
disini adalah beragama Islam.

5.2 Rekomendasi
Kegiatan-kegiatan dalam karang taruna RW 07 ini sudah berjalan
dengan baik, akan tetapi dalam keanggotaan atau keorganisasian perlu
ditingkatkan kembali agar dapat lebih maksimal dalam melaksanakan
perubahan di masyarakat. Peningkatan sumber daya manusia juga harus
diperhatikan dalam meningkatkan fungsi dan tujuan karang taruna.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013


tentang Pemberdayaan Karang Taruna.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai