Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan Tugas
Program Sosial Anak Terlantar, Lansia Terlantar, Pekerja migran Bermasalah Sosial,
Komunitas Adat Terpencil, dan Kelompok Minoritas yang dapat selesai seperti
waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya tugas ini tentunya tidak lepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Drs. Suradi, M. Si dosen mata kuliah Kebijakan, Perencanaan dan Program Sosial
Manusia Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebijakan, Perencanaan dan
Program Sosial Manusia .
Tak ada gading yang tak retak penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-
makalah selanjutnya.
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
GAMBARAN UMUM..........................................................................................................1
1.1 Gambaran Umum Anak Terlantar......................................................................1
1.2 Gambaran Umum Lansia Terlantar...................................................................1
1.3 Gambaran Umum Kelompok Minoritas..................................................................2
1.4 Gambaran Umum Pekerja Migran Bemasalah..................................................2
1.5 Gambaran Umum Kelompok Adat Terpencil.....................................................3
BAB II....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................4
2.1 Anak Terlantar......................................................................................................4
2.2 Lansia Terlantar....................................................................................................7
2.3 Kelompok Minoritas...........................................................................................11
2.4 Pekerja Migran Bermasalah...............................................................................13
2.5 Komunitas Adat Terpencil.................................................................................16
BAB III................................................................................................................................22
PENUTUP............................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................22
ii
iii
BAB I
GAMBARAN UMUM
Lansia terlantar adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih karena
faktor-faktor tertentutidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara
jasmani, rohani, maupun sosialnya. Lansia terlantar adalah mereka yang tidak
memiliki sanak saudara, atau punya sanak saudara tapi tidak mau mengurusinya.
iii
iv
Ada juga dalam UU No. 13/ 1998 dinyatakan bahwa ada dua kelompok Lanjut
Usia (Lansia) yaitu:
a) Lanjut Usia Potensial, adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan atau kegiatanyang dapat menghasilkan barang dan atau jasa.
b) Lanjut Usia tidak Potensial, adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari
nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Kriteria :
- tidak dominan dengan ciri khas, suku bangsa, agama atau bahasa tertentu
yang berbeda dari mayoritas penduduk
- Mempunyai perilaku menyimpang
1.4 Gambaran Umum Pekerja Migran Bemasalah
iv
v
v
vi
BAB II
PEMBAHASAN
vi
vii
vii
viii
Perlindungan Anak serta Respon Kasus atas permasalahan kasus anak. Dan disini
terdapat Komponen PKSA dibagi menjadi 5 komponen utama program yaitu:
Salah satu dari implementasi Program Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar pada
tahun 2012, unit pelayanan teknis di bawah kementerian sosial yang mempunyai
tugas memberikan bimbingan pelayanan yang bersifat kuratif, rehabilitatif, dan
promotif bagi anak terlantar ,yaitu PSAA Alyatama Jambi merubah nama program
pelayanan sosial anak asuh Hartanti yang telah dirintis sejak tahun 2007 menjadi
Pelayanan kesejahteraan Sosial anak berbasis keluarga atau Pesona Surga .
viii
ix
Program ini juga memberikan spektrum jangkauan yang lebih luas. Selain itu
layanan ini memberikan penguatan dasar pada fungsi keluarga yg sebelumnya
kurang memperoleh perhatian & mengubah cara pandang masyarakat dari panti
alternatif pertama sebagai tempat pengasuhan anak menjadi alternatif terakhir ketika
keluarga mengalami kendala dlm pengasuhan.
ix
x
x
11
Melalui Program pemberian asistensi sosia lkepada LKS yang memberikan pelayanan
kepada lanjut usia diharapkan agar LKS terhindar dari resiko social sehingga dapat
meningkatkan dan mengembangkan pelayanannya secara berkesinambungan.
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi petugas dan para pihak terkait dalam melaksanakan
pemberian asistensi sosial Lanjut Usia melalui LKS.
Tujuan
1) Tersedianya pedoman kerja bagi para petugas dan para pihak terkait dalam
melaksanakan kegiatan.
2) Memberikan gambaran tentang proses pelaksanaan Asistensi Sosial melalui Lembaga
Kesejahteraan Sosial(LKS).
3) Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan Asistensi Sosial Lanjut Usia
Melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial(LKS).
1) Lanjut Usia 60 tahun keatas dalam katagori lanjut usia tidak berdaya dalam
mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
12
2) Mempunyai identitas yang jelas dan terdaftar sebagai binaan di LKS lanjut usia
dan terdaftar di Dinas Sosial setempat.
d. Mekanisme dan Prosedur Pengajuan Dana
Asistensi Mekanisme Pengajuan usulan LKS penerima Asisitensi Sosial Lanjut Usia
disampaikan secara berjenjang oleh LKS, Dinas/ Instansi Sosial Kabupaten/Kota dan
Dinas Sosial Provinsi kepada Kementerian Sosial Cq. Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut
Usia, dengan tahapan sebagai berikut:
Penyelenggaraan dana asistensi social bagi PMKS Lanjut Usia melalui LKS merupakan
upaya Pemerintah dalam membantu memberikan tambahan pemenuhan kebutuhan dasar
bagi lanjut usia melalui LKS. Dalam hal ini program sangat bagus di gerakan namun
dalam pemerataan program belum semua daerah di Indonesia mendapat program ASLUT
13
sehingga perlu ada sosialisasi serta penyaluran bantuan kepada lansia terutama di daerah
terpencil.
Loka Bina karya adalah salah satu sarana pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
penyandang masalah kesejahteraan sosial khususnya penyandang cacat melalui
penyelenggaraan kegiatan bimbingan sosial dan ketrampilan kerja agar mereka dapat
melaksanakanan fungsi sosialnya bagi terwujudnya kesamaan kesempatan dalam
segala aspek kehidupan dan penghidupan dalam masyarakat.
b. Tujuan
c. Tugas
Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada penyandang
cacat
Menfasilitasi usaha kesejahteraan social
14
d. Fungsi
e. Sasaran
Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial khususnya penyandang cacat yang
meliputi cacat mental ringan, cacat rungu wicara, cacat tubuh dan netra
khusus low.
Vision : Usia antara 17 40 Th
Keluarga penyandang cacat
Masyarakat ( Masyarakat sekitar LBK/Keluarga Orsos dan dunia usaha)
f. Mekanisme Pelayanan
1) Rekuitmen ( Pendekatan awal ,Motivasi ,Seleksi )
2) Assemen (Pencandran terhadap penca untuk mengetahui kemampuan fisik,
sosial, Psikologis, ketrampilan, minat dan bakat )
3) Bimbingan mental dan sosial
Ketrampilan Jahit
Bordir
Pertukangan kayu
Las
Anyam – anyaman
Kerajinan kulit
Sablon
Batik
SDM Penanggung Jawab
15
KLK/BLK Setempat
Dinas/Bagian di kab/kota yang mengangani permasalahan sosial khususnya
penyandang cacat
Dinas Tenaga Kerja setempat
Dinas Perindustrian setempat
Puskesmas Setempat
Kecamatan setempat
Tenaga Ahli/Swasta
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 27 ayat (2), Pasal 28 D ayat (1) dan ayat (2), Pasal
28 E ayat (1) dan dan ayat (2), dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
2.4.2 Program Pekerja Migran Bermasalah
a. Latar Belakang
Program dan kegiatan bantuan sosial disusun berdasarkan kebijakan yang telah
dibuat sebagai salah satu bagian yang memberi atah terhadap terwujufnya Rencana
Stategis ( renstra ). Oleh karena itu, maka lingkup program disesuaikan dengan
jangkauan tujuan yang ingin dicapai dalam Renstra tersebut. Program dan kegiatan
itu meliputi :
b. Tujuan :
1) Program pengembangan sistem informasi dan advokasi pekerja migran
bermasalah
Program ini bertujuan untuk memberikan kesadaran terhadap calon
pekrja migran, pekerja migran , keluarga, komunitas dan semua pihak terkait
permaslahan mpekerja migran tentang ketersedian sistem sumber dan potensi
untuk menangani masalah. Program ini telah terstruktur dalam sejumlah
kegiatan, baik secara informatif maupun advokatif.
2) Program perlindungan sosial pekerja migran
17
c. Sasaran
Sasaran dari program tersebut adalah Pekerja Migran Bermasalah Soial (PMBS).
d. Mekanisme :
f. Komentar Kelompok
Keterpencilan membuat sebagian masyarakat Indonesia sampai saat ini masih ada
yang menjalani kehidupan sangat memprihatinkan. Mereka mendiami tempat- tempat
yang secara geografis relatif sulit dijangkau. Sebagian dari mereka tidak memiliki
tempat tinggal tetap, hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain atau
nomaden dan menjalani kehidupan yang hanya terbatas pada pemenuhan hidup
sehari-hari.
b. Tujuan
Berdasarkan tujuan tersebut maka ada empat aspek yang saling terkait satu sama
lainnya, meliputi :
1) Aspek fisik : segala hal yang menyangkut kebutuhan fisik/ jasmani seperti
pangan, sandang, papan dan lingkungan.
2) Aspek mental (rohani) : seperti pengetahuan, pendidikan, kesehatan dan
interaksi dengan masyarakat luas.
3) Aspek sosial : meliputi pengenalan tentang perlindungan yang optimal terhadap
hak-hak yang melekat pada KAT, meningkatnya interaksi dan komunikasi antar
warga KAT, terciptanya jaringan kerja, berkembangnya pranata sosial yang
diarahkan unutk pengembangan kelembagaan masyarakat komunikasi antar
warga KAT, terciptanya jaringan kerja, berkembangnya pranata sosial yang
diarahkan untuk pengembangan kelembagaan masyarakat agar mampu
mengaktualisasikan diri dan maengartikulasikan kepentingan dan kebutuhan
KAT tersebut.
4) Aspek ekonomi : meliputi penguatan ekonomi KAT yang disesuaikan dengan
potensi dan kebiasaan yang sudah ada untuk dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat secara umum sehingga disamping
memberdayakan warga KAT juga mencegah terjadinya eksploitasi terhadap
warga KAT tersebut.
Sedangkan menurut Permensos No. 12 Tahun 2015 pada pasal 2 dan 3 yaitu :
Pasal 2
Pasal 3
c. Mekanisme Program
d. Sasaran
Sasaran dari program Pemberdayaan Sosial Komunitas Adat Terpencil adalah
seluruh anggota masyarakat komunitas adat terpencil yang ada di Indonesia.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
i