Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas B
Ricki Adi Susanto 200110190130
Dimas Rizky Ariatama 200110200040
Rizki Awaludin 200110200144
Aisya Rizqi Fadhila 200110200207
Fuad Saliman 200110200352
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Organisasi
Sosial dan Kepemimpinan yang berjudul “Lembaga Sosial dan Organisasi Sosial”.
Makalah ini juga disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Organisasi
Sosial dan Kepemimpinan Program Studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran.
Makalah ini berisikan pembahasan mengenai materi Lembaga Sosial dan
Organisasi. Di dalamnya penulis mencoba untuk menjelaskan tentang materi Lembaga
Sosial dan Organisasi sosial dari sumber-sumber yang relevan. Sehingga diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Mochamad Ali Mauludin,
S.Pt., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah organisasi sosial dan kepemimpinan.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan
akhir ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Guna memenuhi kebutuhan anak beberapa ibu saat ini cenderung memilih untuk
bekerja, karena di satu sisi seorang wanita mencari nafkah untuk meringankan beban
suami serta guna memenuhi kebutuhan pribadi dan anakanaknya. Tujuan wanita
bekerja saat ini ialah tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi namun juga adanya
dorongan untuk menjadi wanita mandiri yang mampu membangun relasi lebih luas
baik dengan rekan kerja atau orang lain secara lebih luas (Schultheis, 2009).
Ibu yang bekerja dalam penelitian ini merupakan seorang ibu yang mendapatkan
penghasilan dari seseorang atau yang dapat disebut sebagai atasan, dimana ibu-ibu
tersebut memiliki kewajiban melaksanakan tugas tertentu yaitu menjadi karyawati
atau pekerja dan mempunyai jadwal tertentu sehingga memiliki waktu yang terbatas
untuk keluarga. Prestasi kerja yang baik harus ditunjukkan oleh seorang ibu yang
memutuskan untuk bekerja dimana komitmen dan tanggung jawab akan melekat
pada mereka yang memutuskan untuk bekerja (Rini, 2010). Pernyataan tersebut
didukung oleh Kartono (2007) bahwa menjalankan peran pekerja ibu harus bekerja
secara profesional sedangkan dalam menjalankan peran keibuan, ibu juga harus
mampu memenuhi kesejahteraan fisik dan psikis anaknya.
Konflik antara mengurus anak dan menyelesaikan tugas kantor biasanya akan
dialami oleh seorang ibu ketika mereka menjalankan dua peran sekaligus yaitu peran
keibuan dan peran sebagai pekerja atau karyawati (Kartono, 2007). Berdasarkan
fenomena-fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti menyimpulkan
bahwa beberapa ibu yang memutuskan untuk bekerja memiliki dasar dimana mereka
ingin memiliki pekerjaan sendiri seperti mampu meringankan beban suami dan dapat
menjadi wanita yang mandiri di dalam keluarga. Namum tidak dapat dipungkiri
bahwa, tidak semua ibu memutuskan untuk bekerja atau lebih cenderung menikmati
perannya sebagai ibu yang mengurus segala kebutuhan dirumah atau yang sering
disebut sebagai ibu rumah tangga atau ibu yang tidak bekerja.
Ibu yang tidak bekerja adalah suatu profesi mulia bagi setiap wanita. Mengurus
segala pekerjaan dan kebutuhan dirumah menjadi suatu kewajiban utama bagi
seorang ibu yang memutuskan untuk tidak menghabiskan banyak waktunya di luar
rumah. Menurut Kartini (1994) ibu rumah tangga yang tidak bekerja atau ibu yang
tidak bekerja merupakan wanita yang memiliki peran dalam bidang domestik yaitu
3
dimana wanita hanya melaksanakan pekerjaan rumah seperti mengurus dan melayani
suami, anak, memasak dan menjaga kerapihan serta keteraturan kondisi rumah.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang lembaga
sosial dan organisasi sosial.
4
BAB II
PAPARAN TEORI
bersama, dibutuhkan kesinambungan yang baik untuk dapat mencapai suatu tujuan
bersama. Dengan adanya organisasi sosial, tujuan akan cenderung lebih cepat tercapai.
Selain itu, organisasi sosial juga memberikan pengalaman dan relasi yang baik untuk
para anggota yang terbentuk dalam suatu visi dan misi bersama.
2.3 Peranan Lembaga Sosial dan Organisasi Sosial dalam Bidang Peternakan
Lembaga dan organisasi sosial memiliki andil yang cukup besar dalam
ekosistem bidang peternakan di Indonesia saat ini. Bila kita lihat dari kasus yang ada
di Indonesia pada saat ini, terjadi penyakit kuku dan mulut yang sedang mewabah
khususnya yang menyerang pada ternak sapi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Para peternak tentu sangat dirugikan mengingat ternak yang terserang wabah PMK
(penyakit mulut dan kuku) ini memiliki resiko kematian yang cukup tinggi apabila
lalai ditangani. Maka dari itu pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan yang berada didalam naungan Kementerian Pertanian melakukan
langkah objektif untuk menangani wabah PMK yang ada di Indonesia pada saat ini.
Pemerintah mulai mencari dan menciptakan vaksin yang dinyatakan sebagai suatu cara
untuk mengatasi dan mencegah wabah PMK ini.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan suatu
lembaga sosial yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada kasus PMK yang terjadi
pada saat ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah membantu
para peternak secara tidak langsung maupun secara langsung agar wabah PMK yang
ada di Indonesia pada saat ini tidak semakin memburuk dan berdampak terhadap
ternak terutama ternak sapi para peternak di Indonesia. Peranan Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai lembaga sosial sangat mempengaruhi
ekosistem peternakan yang ada di Indonesia pada saat ini sehingga wabah PMK yang
terjadi tidak terlalu signifikan berpengaruh terhadap output dari peternakan sapi yang
ada di Indonesia, seperti kelangkaan dan naiknya harga susu, daging, dan by product
dari peternakan sapi lainnya. Selain Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan masih terdapat lembaga dan organisosial lainnya yang berperan dalam industri
peternakan dari mulai hulu sampai hilir.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di tengah tengah masyarakat yang memiliki sistem norma atau aturan sudah ada
dalam lembaga sosial yang mengatur segala sesuatu dalam hidupnya masyarakat.
dalam lingkungan interaksi juga memiliki acuan yang bertindak sebagai aturan yang
berlaku di lingkungan masyrakat tersebut yang harus dipatuhi oleh semua orang. setiap
lembaga memiliki organisasi yang terbentuk didalamnya, disini peran organisasi
menentukan arah lembaga tersebut dimana lingkunagan individu memiliki tingkatan
didalamnya.
9
DAFTAR PUSTAKA