BISNIS KELUARGA
Dosen Pengampu :
Agus Joko Susanto, SKM., M.KKK.
Kelompok 1 :
PRODI DIPLOMA – IV
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Maha Penyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik- baiknya.
Laporan proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penilaian tugas dari Bapak Agus
Joko Susanto, SKM., M.KKK. pada mata kuliah Kewirausahaan yang berjudul “Bisnis Keluarga”
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah
kami buat mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan kata yang kurang berkenan.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Agar bisnis dapat terus tumbuh dan berlanjut terdapat banyak aspek
dan faktor yang harus diperhatikan, di antaranya regenerasi oleh penerusnya
dan profesionalisasi manajemennya. Model Perkembangan Tiga Dimensi
memiliki perangkat yang lebih lengkap untuk memotret perkembangan sebuah
bisnis keluarga, sehingga dapat memastikan bahwa tahapan itu dapat
ditemukan dan ditentukan dengan tingkat kepastian yang memadai..
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pola-Pola Budaya
Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang berbeda-beda.
Budaya perusahaan akan menjelaskan cara berfungsinya suatu perusahaan. W.Gibb
Dyer dalam Longenecker (2001), telah mengidentifikasi suatu tatanan pola budaya yang
6
mempergunakan tiga fase perusahaan keluarga yaitu; bisnis sesungguhnya, keluarga dan
pemerintah. Pola bisnis, pola keluarga dan pola pemerintah membentuk konfigurasi
budaya secara keseluruhan sebagai budaya perusahaan keluarga.
Contoh pola bisnis adalah sistem keyakinan dan perilaku perusahaan yang berkaitan
dengan kualitas produk yang dihasilkan. Pimpinan memberikan pengertian kepada
seluruh karyawan agar selalu menjaga kualitas produk dan menjaga hubungan baik
dengan konsumen. Karyawan memandang hal ini sebagai nilai-nilai budaya bisnis.
Melalui keputusan dan praktek perusahaan yang menempatkan prioritas utama pada
pelayanan konsumen, pimpinan bisnis keluarga dapat membangun pola bisnis
berdasarkan komitmen yang kuat untuk memproduksi produk yang berkualitas tinggi.
Contoh Budaya Bisnis Keluarga :
Sukses Berkat Filosofi Bambu
Kita semua tahu dan melihat bahwa sebagian besar warga keturunan etnis Tionghoa
pandai dalam menjalankan usaha bisnisnya. Dan bila mereka berkecimpung dalam dunia
pendidikan sebagian besar mendapat prestasi yang bagus, seperti menjadi juara dalam
ajang lomba sains internasional. Bagaimana hal itu bisa terjadi? cap sukses yang
ditujukan kepada mereka memang cukup beralasan, walaupun hal tersebut tidak dapat
digeneralisasi. Bila kita mengenal ajaran budaya leluhur mereka yaitu ajaran
Konfusionis bahwa “orang yang terhormat adalah orang yang terpelajar” maka bila
dikaitkan dengan bisnis yang dijalankan mereka mempraktekkannya untuk hidup
berdisiplin.
Bisnis keluarga etnis Tionghoa yang sukses tidak terlepas dari prinsip berdagang
yang diterapkan sejak mereka masih kecil. Sejak anak-anak mereka terbiasa terlibat
dalam usaha keluarga, contohnya membantu orang tua menjadi kasir di toko, sehingga
naluri bisnis sudah terlihat sejak kecil.
Keluarga etnis Tionghoa juga menerapkan filosofi bambu. Bambu adalah pohon
yang memiliki daya tahan hidup tinggi karena mampu bertahan dalam 4 musim berbeda
dan mudah tumbuh di mana saja. Inti dari filosofi ini diterapkan dalam budaya bisnis
mereka dengan kedisiplinan, kemampuan bersosialisasi, serta kreativitas yang tinggi.
Maka tidak mengherankan bahwa bisnis keluarga yang dirintis dari bawah akhirnya akan
sukses.
Tentunya dari keturunan etnis manapun dapat mengambil contoh serta menerapkan
budaya dan filosofi bisnis tersebut.
7
2.4 Peran Keluarga dan Hubungannya
a. Peran Keluarga Terhadap Bisnis
Membahas family business selalu saja menarik, karena sangat dominannya
peran perusahaan keluarga ini dalam dunia bisnis. Di negara semaju AS saja, 90
persen dari 15 juta perusahaannya merupakan family business. Dan kalau Anda
menganggap perusahaan keluarga adalah perusahaan kecil, Anda akan terkecoh.
Bayangkan sepertiga dari 500 perusahaan yang masuk dalam daftar Majalah
Fortune. Bahkan family business telah menyumbang empat puluh persen GNP AS.
Berdasarkan survei Universitas Monash, 71 persen family business di Australia
dipegang oleh generasi pertama, generasi kedua memegang 20 persen dan sisanya
oleh generasi berikutnya. Sedangkan dari sisi kesejahteraan, survei ini juga
menunjukkan bahwa family business merupakan penopang ekonomi Australia.
Apa artinya ? Walaupun bisnis keluarga mempunyai peran yang besar sebagai
penopang ekonomi di AS maupun Australia, keberlangsungan bisnis keluaraga
merupakan tanda tanya besar.
Suksesi memang merupakan penyakit utama bisnis keluarga. Coba tengok
survei yang dilakukan oleh Gallup : hanya 28 persen dari family business di AS
yang benar-benar mempunyai perencanaan suksesi. Lainnya melakukan suksesnya
lebih karena terpaksa karena tidak menemukan alternatif lain. Kenyataan lain
menunjukkan hanya 7 persen family business yang mempunyai penasehat
profesional.
Family Business memang selalu menarik perhatian, karena selalu saja ada fakta
baru untuk dibahas. Misalnya pa perbedaan antara Family-owned Enterprise dan
Family Business ? Meskipun sama-sama dimiliki oleh keluarga, Family-owned
Enterprise bisa dijalankan baik oleh anggota keluarga maupun professional,
sementara Family Business dimanajemeni sebagian besar oleh anggota keluarga
yang memegang posisi kunci dalam organisasi.
Struktur family business seperti apa yang sebaiknya dipilih ? Sole
Proprietorship, General Partnership, Limited Partnership, atau
Corporation ? Secara baku tidak ada bentuk terbaik, karena kebutuhan setiap
perusahaan bersifat khas. Sehingga untuk memilih jenis struktur yang.akan
diterapkan harus disesuaikan terlebih dahulu antara sasaran bisnis dan tipe
struktur bisnis. Jika bisnis yang digeluti beresiko tinggi, akan lebih penting
untuk membatasi liabilitasnya. Selain itu bagaimana peluang mendapatkan
8
modal dan derajat fleksibilitas perggantian bentuk juga perlu
dipertimbangkan.
9
dijalankan. Keluarga dengan visi memandang bisnis sebagai sumber dividen dan
kekayaan tidak akan memandang bisnis dengan cara yang sama sebagaimana
keluarga dengan visi menginvestasikan ulang keuntungannya buat memperkuat
posisi strategis. Visi ini juga akan mengubah kerangka berpikir keluarga dari “apa
yang bisa saya dapatkan” menjadi “bagaimana saya dapat memberikan kontribusi”.
Strategi partisipasi bagi keluarga dimaksudkan untuk mempersiapkan anggota
keluarga berpartisipasi dalam bisnis keluarga sebagai eksekutif, pemilik, direksi dan
sebagainya. Perumusan strategi ini juga mempersiapkan anggota keluarga untuk
mempelajari keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan, serta memastikan adanya
sumber daya kepemimpinan dalam bisnis keluarga itu. Strategi partisipasi ini juga
merupakan langkah yang penuh tantangan mengingat perencanaannya melibatkan
emosi, perbedaan talenta dan motivasi, serta hubungan keluarga. Berbeda dari
perencanaan bisnis yang melibatkan logika dan hanya jangka pendek, perencanaan
strategi perusahaan melibatkan emosi dan permanen untuk jangka panjang. Selain
itu, keluarga biasanya menghindari – bukan menghadapi dan mengatasi – isu
sensitif seperti suksesi kepemimpinan puncak, kepemilikan dan sebagainya.
Kendati demikian, perencanaan ini sangat krusial untuk membangun
profesionalisme dalam interaksi seiring jumlah keluarga dan masalah bisnis yang
makin kompleks.
Mendesain strategi bisnis yang selaras dengan visi keluarga akan memastikan
semua orang memperoleh gambaran masa depan perusahaan dan sumber daya yang
dibutuhkan. Perencanaan keuangan yang bagus akan memastikan bisnis mereka
memperoleh komitmen dari keluarga pemiliknya untuk mengeksploitasi potensi
pasar yang muncul. Pada saat Godiva – perusahaan cokelat premium – akan dijual,
keluarga pemilik Ulkers (perusahaan pembuat cokelat dan biskuit di Turki) bersatu
padu untuk mengalahkan tawaran global lainnya, karena keluarga ini menyadari
nilai strategis dari akuisisi tersebut.
15
a. Manajemen Estafet
Suksesi merupakan hal yang sangat krusial dalam mempertahankan kelanggengan
perusahaan keluarga. Paul Karofsky menemukan bahwa ratarata umur perusahaan
keluarga hanya 24 tahun. Suksesi sering diartikan sebagai peralihan pimpinan puncak
saja. Suksesi kepemimpinan menjangkau berbagai lapisan manajerial.
b. Pola Suksesi Manajemen Puncak
□ Planned Succestion
Perencanaan suksesi yang terfokus pada calon yang telah dipersiapkan untuk
menduduki posisi kunci.
□ Informal Planned Succesion
Perencanaan suksesi yang lebih mengarah pada pemberian pengalaman dengan
cara memberikan posisi di bawah “orang nomor satu” dan secara langsung menerima
perintah dan petunjuk dari orang tersebut.
□ Unplanned Succesion
Peralihan pimpinan puncak kepada penerusnya berdasarkan keputusan pemilik
dengan mengutamakan pertimbangan-pertimbangan pribadi.
c. Perencanaan Suksesi
Perencanaan suksesi merupakan sesuatu yang pelik dan membuat pendiri enggan
untuk melakukannya. Keengganan pendiri, disebabkan karena :
• Kekhawatiran akan matinya perusahaan
2. Tahap pengenalan, tahap dua ini orang tua mengenalkan anaknya pada orang-
orang tertentu yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan
perusahaan dan aspek bisnis lainnya, misalnya pihak bank sebagai pemberi
modal.
4. Tahap pelaksanaan fungsi, dimulai ketika seorang pengganti potensial telah menjadi
karyawan tetap.
6. Tahap pergantian awal, dalam tahap ini pengganti orang tua disebut presiden
atau general manager bisnis. Di dalam perusahaan ia bertindak sebagai kepala
bisnis, namun orang tua masih berperan di belakang layar.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bisnis Keluarga yaitu sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan dijalankan oleh
sebuah anggota atau beberapa keluarga. Bisnis keluarga adalah sebuah bisnis yang dimiliki dan
dikelola oleh satu atau lebih orang yang masih satu keluarga, secara terminologi, dapat
digolongkan menjadi (1) family owned dan (2) family business enterprize. Karakteristik yang
terdapat dalam bisnis keluarga menimbulkan beberapa keunggulan dan kelemahan dalam
pengelolaan bisnis keluarga. Pengelolaan bisnis keluarga mempunyai tiga aspek yaitu business
management, family management, dan ownership management. Konflik yang membayangi
bisnis keluarga, dimulai dengan ketidakaktifan generasi pendahalu dalam bisnis keluarga atau
kematian generasi pendahulu, yang mengakibatkan beberapa masalah.
3.3 Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentukanya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://binus.ac.id/malang/2018/08/kekuatan-bisnis-
keluarga/#:~:text=Keterlibatan%20anggota%20keluarga%20dalam%20perusahaan,adany
a%20rasa%20memiliki%20perusahaan%20tersebut.
http://web-
suplemen.ut.ac.id/ekma4111/ekma4111a/kaitan_keluarga_dan_bisnis.htm#:~:text=Keluarga%20d
an%20bisnis%20adalah%20dua,dan%20distribusi%20barang%20atau%20jasa.
http://web-suplemen.ut.ac.id/ekma4111/ekma4111a/budaya_bisnis_keluarga.htm
http://swa.co.id/business-strategy/selaraskan-harmoni-keluarga-dengankesuksesan-bisnis
http://www.ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 2753:bisnis-
keluarga-turun-temurun-edit-mar&catid=69:makalahkewirausahaan&Itemid=69 ( diunduh pada
29/9/2013 jam 09.00) http://www.jakartaconsulting.com/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma4111/ekma4111a/budaya_bisnis_kel uarga.htm
http://blog.ub.ac.id/abidatul/files/2013/10/Bisnis-Keluarga-2.pdf
http://materikuliahmanajemenbisnis.blogspot.com/2016/09/bisnis-keluarga-bisnis-family.html
19