Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH ETIKA BISNIS DAN BUDAYA PERUSAHAAN

TERHADAP GOOD CORPORATE GOVERNMENT (GCG)

MAKALAH

Andini Fatika Herina


55521110051

Pembimbing

Dr. Sudjono, M.Acc.

PROGRAM STUDI AKUNTASI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya selama penyusunan makalah ini. Sehingga makalah

dengan judul " PENGARUH ETIKA BISNIS DAN BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP

GOOD CORPORATE GOVERNMENT (GCG) ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan

makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas besar mata kuliah kewirausahaan dan etika bisnis di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi, Universitas Mercu Buana. Dengan

terselesaikannya makalah ini, maka dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sudjono, M.Acc. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu

untuk memberikan bimbingan serta arahannya, sehingga terselesaikannya makalahi ini

dengan baik.

2. Semua pendidik dan dosen Universitas Mercu Buana yang telah memberikan tambahan

ilmu dan wawasan bagi penulis.

3. Kedua orang tuaku, atas semua jasa yang tak ternilai harganya yang telah diberikan, atas

kerja keras, binaan, dukungan, dan didikan selama ini dan menjadi pelita semangat dalam

setiap langkah penulis.

4. Teman-teman Akuntansi yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dan

kebersamaan selama ini

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………..……………………2
Daftar Isi………………………………………………………………………………….………3
Bab I Pendahuluan……………...……………………………………………………….………4
1.1 Latar Belakang……………………………………………….……….……………….………4
1.2 Batasan Masalah………………………………………………...…………………….………4
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….………5
1.4 Tujuan ………………………………………………………………….…………….………5
1.5 Manfaat……………………………………………………………………………….………5

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………….……………………….………6


2.1.1 Grand Theory……………………………………………………………………….………6
2.1.2 Middle Theory……………………………………………………..……………….………7
2.1.3 Operational Theory ……………………………………………………………..…………10
2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu ……………….…………………………………….………12
2.3. Hipotesis ……………………………………………...…………………………….………13

BAB III PEMBAHASAN ………………………….………………………………….………15


3.1. Penerapan ………………………………………………….……………………….………15
3.2 Pembahasan ………………………………………………...……………………….…...…15

BAB IV PENUTUP ……………………………………...…………………………….………17


4.1. Kesimpulan………………………………...……………………………………….………17
4.2. Saran……………………………………………….……………………………….………17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perubahan lingkungan semakin turbulen, tingkat persaingan semakin ketat dan tajam,

bahkan semakin tidak menentu arah perubahanya. Secara eksplisit turbulen dalam sistem ekonomi

dapat menciptakan berbagai ancaman yang dapat melemahkan daya saing perusahahaan , atau

bahkan bisa tersingkir dalam dalam sebuah persaingan. Untuk tetap bertahan dalam persaiangan

perusahaan harus mempunyai sebuah ciri khas dan dapat memberikan kenyamanan kepada

konsumen dengan cara menerapkan Etika dalam kegiatan binisnya. Penciptaan etika yang baik

berawal dari budaya yang kuat dan baik dari perusahaan tersebut Inti dari kehidupan organisasi

ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini, budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras,

etnis, dan latar belakang individu. Melainkan budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah

organisasi. Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini

mungkin mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat produktivitas. Budaya organisasi

juga mencakup simbol (tindakan, rutinitas, percakapan, dst.) dan makna-makna yang dilekatkan

orang pada simbol- simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang

terjadi antar karyawan dan pihak manajemen.

1.2 Batasan Masalah


Batasan masalah agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka

penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya di lingkungan instansi perusahaan

tempat peneliti bekerja yaitu PT Penerbit Erlangga.

4
1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang dan judul penelitian. maka yang menjadi pokok

permasalah adalah: "Bagaimana pengaruh etika bisnis dan budaya perusahaan terhadap good

corporate governance (GCG) pada instansi tempat peneliti bekerja?"

1.4 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh etika bisnis dan budaya

perusahaan terhadap good corporate governance (GCG).

1.5 Manfaat

a. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh etika

bisnis dan budaya perusahaan terhadap good corporate governance (GCG).

b. Bagi stakeholders (Mahasiswa, dosen, karyawan, orang tua mahasiwa dan Alumni)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran mengenai kinerja

perusahaan dan melihat bagaimana penerapan Good Corporate Governance (GCG) sehingga

dapat membantu dalam melihat perkembangan perusahaan.

c. Bagi Universitas

Membantu memberikan gambaran tentang bagaimana kinerja perusahaan dalam hal ini

penerapan Good Corporate Governance (GCG) sehingga dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan keputusan di masa mendatang.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory

2.1.1 Grand Theory

A. Etika Bisnis

Komitmen perusahaan pada lingkungan sosial merupakan suatu hal yang menarik

untuk dikaji, terpenting etika bisnis dan komitmen pada lingkungan social. Etika bisnis

diartikan sebagai pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis

yang memperhatikan norma dan normalitas yang berlaku secara universal dan

secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan normalitas ini menjunjung maksud dan

target kegiatan bisnis, (Muslich, 1998). Tekad etika bisnis adalah menyerukan pemahaman

adab para eksekutor bisnis untuk mengimplementasikan good business dan tidak melasungkan

monkey business atau dirty business. Etika bisnis menganjurkan para eksekutor bisnis

melahirkan citra baik dan tata laksana bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu cocok untuk

dihadiri oleh semua orang yang yakin adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini

serempak menolak citra baik dunia bisnis menjadi aktivitas yang keruh, licik, dan

penipuan. Kegiatan bisnis memiliki keterlibatan etika, dan oleh karenanya membawa serta

komitmen etika bagi eksekutornya.

Menurut Handayani, 2019. Dalam jurnal pedoman perilaku dalam etika bisnis,

merupakan acuan mutlak dalam kegiatan berusahaan. Aktivitas usaha mampu memahami dan

mengintreprestasikan yang dimaksud etika. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dari

rekan kerja.

6
Etika Bisnis Dalam Kehidupan

Melaksanakan bisnis dengan etiket artinya mengimplementasikan sistem cara

berwirausaha yang bermoral dan ramah dalam kehidupan sehingga aktivitas bisnis menjadi

nyaman karena saling menghormati. Norma berbisnis diaplikasikan pada sikap aktivitas

berkantor, aksi menghadapi rekan - rekan bisnis, dan aktivitas dimana kita terhimpun dalam

organisasi. Dalam bentuk 3 S, Senyum Salam Sapa. Etika bisnis melekat pada tata krama,

hubungan sosial, hak dan tanggungan, hakikat dan norma.

2.1.2 Middle Toery

A. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah sebuah kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta

diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan

kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan. Untuk mencapai sukses dalam bekerja

individu yang bersangkutan perlu belajar bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatannya.

Biasanya diberikan training untuk merestrukturisasikan cara berpikir mereka diajarkan untuk

berpikir dan bertindak seperti yang dikehendaki perusahaan. Budaya perusahaan memberikan

ketegasan dan mencerminkan spesifikasi suatu perusahaan sehingga berbeda dengan perusahaan

lain. Budaya perusahaan melingkupi seluruh pola perilaku anggota perusahaan dan menjadi

pegangan bagi setiap individu dalam berinteraksi, baik di dalam ruang lingkup internal maupun

ketika berinteraksi dengan lingkungan eksternal.

B. Fungsi Budaya Perusahaan

1. Budaya memberikan nuansa identitas bagi karyawan.

2. Budaya membantu menimbulkan komitmen karyawan terhadap sesuatu yang lebih besar

dari pada diri mereka sendiri.

7
3. Budaya menambah stabilitas prusahaan sebagai suatu sistem sosial.

4. Budaya adalah kerangka referensi bagi karyawan agar digunakan untuk menerima berbagai

kegiatan organisasional adn juga sebagai pedoman bagi prilaku yang tepat.

C. Keuntungan Memiliki Budaya Perusahaan Yang Kuat

1. Budaya perusahaan sangat menentukan etika kerja. Caranya banbyak perusahaan memberi

hadiah kepada karyawawn yang tidak pernah terlambat sampai setahun penuh hari kerja.

Dari budaya ini munculallah perilaku dan mental sikap disiplin.

2. Budaya perusahaan memberi arah pengembangan bisnis. Adanya evaluasi terhadap visi,

misi, struktur, maka budaya perusahaan mendukung terhadap kejelasan arah

pengembangan bisnis.

3. Budaya perusahaan mamapu meningkatkan produktivitas dan kreativiitas. Budaya yang

dinamis, kreatif, memberikan jaminan tumbuhnya kreativiitas pada saemua level, maka

para pegawainya tidak akan terjebak dalam aktivitas rutin.

4. Budaya perusahaan mengembangkan kualitas barang dan jasa. Bila ada komitmen, sistem

nilai, maka gerak organisasi dalam menekankan masalah mutu akan trjaga baik.

5. Budaya perusahaan memotivasi pegawai mencapai prestasi tinggi pertumbuhan dan

perkembangan perusahaan menjadi tanggung jawab bersama.

Budaya perusahaan di pengaruhi oleh kepemimpinan, lokasi keberadaan perusahaan, latar

belakang karyawan, model manajemen yang diterapkan dan lain lain.

Budaya organisasi yang kuat dapat dipergunakan untuk melancarkan strategi membantu

perusahaan menarik dan mempertahankan para karyawan berbakat yang langka. Budaya organisasi

adalah seperangkat asumsi, kepercayaan, nilai-nilai dan persepsi yang dimiliki seluruh

8
keanggotaan kelompok dan suatu organisasi yang membentuk, memengaruhi sikap dan perilaku

kelompok yang bersangkutan, Hofstede, (2005). Budaya organisasi yang positif akan memacu

organisasi ke arah yang lebih baik. Sebaliknya, budaya organisasi yang negatif akan memberi

dampak yang negatif bagi organisasi. Sehingga budaya organisasi yang baik maka penerapan

Corporate Governance dalam organisasi juga baik. Implementasi corpotare governance tanpa

perubahan budaya perusahaan tidak lebih dari sekedar compliance (kepatuhan) terhadap regulasi

dan asesoris yang tidak berguna. Sebaliknya, upaya mengubah corpotare culture hampir tidak

mungkin berjalan jika corpotare governance tidak diterapkan dalam corporate system corporasi

(FCGI, 2003:210).

Atas dasar kondisi tertentu budaya organisasi sangat membantu dalam memperbaiki dan

memberikan daya saing. Awadh & Saad, (2013). Dengan budaya organisasi yang lebih terbuka

dan etis, semakin kinerja karyawan semakin positif, cenderung untuk berkomitmen untuk

tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga menghasilkan lingkungan yang lebih jujur. John

Graham (2014). hubungan positif antara budaya organisasi dan kinerja perusahaan (Torvald, svein

and Einar, 2005; Ken W Parry & sarah B. Protor Thomson, 2003) Mintz (2006) mengemukakan

bahwa lingkungan budaya memiliki dampak yang lebih besar pada sensitivitas etika seseorang

daripada penegakan aturan berperilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IDV, MAS, UAI,

dan tiga variabel kontrol, termasuk Log (GDP per kapita), common-law dummy, dan Market-to-

Book Ratio, memiliki kekuatan yang signifikan dalam memprediksi skor CG bagi perusahaan-

perusahaan di negara lain. Chan & Cheung (2012). Budaya organisasi memiliki lebih banyak

pengaruh pada kinerja organisasi dengan mempengaruhi psikologis masing-masing pegawai,

kelompok kerja dan bahkan seluruh organisasi. Pirson dan Lawrence, (2010).H2 : Budaya

Organisasi memiliki pengaruh positif terhadap corporate governance

9
2.1.3 Operational Theory

A. Good Corporate Governance (GCG)

Tata kelola perusahaan yang baik adalah suatu mode dan susunan yang digunakan oleh

bagian perusahaan untuk menambah kesuksesan wirausaha dan komitmen perusahaan untuk

melahirkan nilai kepemilikan saham dalam waktu cukup panjang dengan tetap mengamati

kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan tatanan dan norma etika. Perangkat perusahaan

adalah RUPS, Komisaris, Direksi, Pemilik Modal. Selagi stakeholders adalah pihak yang

menguasai ketertarikan dengan BUMN, baik serentak maupun tidak serentak yaitu pemegang

saham, komisaris, pengurus perusahaan dan karyawan, pemerintahan, jassa permodalan, dan

bagian lainnya.

Dua pendapat yang mendasarterkait taat kelola perusahaan adalah stewardship theory dan

agency theory, (Chinn, 2000; Shaw, 2003.). Stewardship theory dalam bentuk asumsi makna

menyinggung kepribadian manusia yakni manusia yang semestinya dapat dipercaya,ber

tanggung jawab, moralitas kejujuran terhadap bagian lain. Hal ini tertuang ikatan fidusia yang

diharapkan pemilik saham. Stewardship theory menilai pengelola sebagian dapat dipercaya

untuk melaksanakan sebaik mungkin untuk kepentingan umum maupun stakeholder .

Agency theory dipublikasikan oleh Michael Johnson, menilai bahwa pengelolah

perusahaan sebagai “agents” bagi para pemilik saham, berperan dengan kesadaran untuk

keperluan sendiri, tidak sebagai bagian yang cerdik dan bijaksana serta adil terhadap pemilik

saham. Dalam progres selanjutnya, agency theory mendapat timbalbalik lebih luas karena dinilai

lebih menerapkan realita yang ada.

10
Sesuai Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengartikan Corporate

Governance adalah serangkaian hukum yang mengikat antara pemilik, pengelola perusahaan,

pendukung, pemerintah, pelaksana serta para pemilik ketertarikan pihak dalam dan pihak luar

lainnya yang berhubungan dengan hak dan komitmen, disebut juga suatu pola pengendalian

perusahaan. Corporate Governance bertujuan untuk menghasilkan manfaat bagi semua pihak yang

berhubungan (stakeholders). World Bank mengartikan GCG adalah sekumpulan hukum, norma

dan pedoman yang wajib dipatuhi untuk mendorong kemampuan perusahaan bekerja dengan cara

efisien, menumbuhkan nilai perekonomian jangka panjang berkesinambungan bagi para pemilik

saham maupun masyarakat sekitar secara utuh.

Konsep ini relatif maju sejak tahun 1990an, Sementara mode good corporate governance

dikenalkan di Inggris pada Tahun 1992. Negara yang maju tergabung dalam organisasi OECD

(Negara berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara) melaksanakan pada Tahun 1999.

Prinsip-prinsip Corporate Governance yang sering digunakan adalah menumt Forum for

Corporate Governance in Indonesia (FCGI), meliputi:

1) Transparency

Keterbukaan baik terhadap prosedur, mekanisme dan praktek serta hasil pengawasan yang

dilakukan. Hal ini terkait erat dengan sistem komunikasi dan pelaporan yang menjamin

pengungkapan (disclosure) implementasi prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan dan kinerja

perusahaan, serta informasi-informasi penting lainnya kepada shareholders dan stakeholders

secara memadai, akurat dan tepat waktu.

11
2) Accountability

Perusahaan menguraikan peran dan tanggung jawab setiap Komisaris, direktur dan Manajer

Senior dengan jelas, beserta ukuran pencapainnya. Prinsip ini terkait erat dengan proses

pengukuran kinerja, pengawasan dan pelaporan.

3) Responsibility

Setiap individu dalam perusahaan harus bertanggung jawab atas segala tindakannya, terutama

yang berkenaan dengan peranan dan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Prinsip ini erat

kaitannya dengan manajemen risiko-risiko yang dihadapi perusahan dengan tujuan untuk

melindungi bahkan meningkatkan nilai atau kepentingan stakeholders dan pemegang saham.

4) Independency

Para Komisaris, Direktur, ataupun Manajer Senior dalam melaksanakan peran dan tanggung

jawabnya harus bebas dari segala bentuk benturan kepentingan yang berpotensi untuk muncul.

Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara

independen, bebas dari segala bentuk tekanan dari pihak lain, sehingga dapat dipastikan bahwa

keputusan itu dibuat semata-mata demi kepentingan perusahaan.

5) Fairness

Dapat diartikan sebagai perlakuan yang adil dan berimbang kepada para pemegang saham

ataupun stakeholders yang terkait (equitable treatment).

2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu untuk

menghindari kesamaan dengan penelitian lain. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti

mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu.

a. CisiliaPrilestari (2007)

12
Penelitian tentang Good Corporate Governance terhadap perbankkan telah banyak dikaji

oleh peneliti terdahulu misalnya: dengan judul ”Analisis Implementasi Good Corporate

Governance Pada PT Semen Gresik Tbk.”. Menggunakan Pendekatan Kualitatif dengan

penekatansingle case study.Hasil yang diperoleh Bahwa secara umum Implementasi Good

Corporate Governance pada Semen Gresik sudah cukup baik.Walaupun secara khusus ada hal

yang perlu diperbaiki seperti dalam hal transparansi, independensi dan belum terintegrasinya

sistem manajemen risiko dalam perusahaan.

b. AdityaNugraha (2009)

Penelitian yang dilakukan oleh AdityaNugraha (2009), dengan judul ”Penerapan GCG pada

PDAM Surabaya (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya), dalam

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah

PT PDAM telah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance cukup baik.Walaupun

belum sempurna. Tetapi PDAM kota Surabaya berusaha lebih baik lagi dengan menerapkan dan

melaksanakan Good Corporate Governance. Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang

adalah objek penelitian dari keempat penelitian adalah pada BUMN sedangkan pada penelitian

sekarang dilakukan di Bank Umum Syariah.

2.3 Hipotesis

Ada dua hipotesis yang akan penulis lakukan yaitu hipotesis simultan dan hipotesis parsial.

Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis

penelitian sebagai berikut :

a. Hipotesis Simultan :

13
“Terdapat Pengaruh Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan terhadap Pelaksaan Prinsip-prinsip

Good Corporate Governance”.

b. Hipotesis Parsial :

1. Terdapat Pengaruh Etika bisnis terhadap Pelaksaan Prinsip-prinsip Good Corporate

Governance.

2. Terdapat Pengaruh Budaya perusahaan terhadap Pelaksaan Prinsip-prinsip Good Corporate

Governance.

14
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau

merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan

main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.

Budaya perusahaan yang baik merupakan inti dari Good Corporate Governance (Moeljono,

2005:74). Budaya yang baik adalah budaya yang sesuai dan di kembangkan dari nilainilai yang

ada di dalam para warganya. Dengan kata lain, agar prinsip-prinsip Good Corporate Governance

diterapkan dalam perusahaan maka diperlukan adanya suatu sistem nilai yang menjadi pondasi

agar semua warga perusahaan bersedia komit dengan Good Corporate Governance . Untuk

membangun budaya perusahaan yang baik maka diperlukan budaya kerja organisasi yang unggul

dan mampu mengangkat kekuatan kekuatan dalam perusahaan yang tersembunyi untuk

meningkatkan daya saingnya. Sistem nilai tersebut merupakan budaya perusahaan yang akan

memotivasi setiap individu dalam perusahaan untuk menerapkan prinsip prinsip Good Corporate

Governance secara sadar.

3.2 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh keterangan tingkat capaian responden terhadap

kuesioner penelitian untuk masing-masing variabel. Rata-rata skor jawaban responden untuk

variabel pelaksanaan prinsip prinsip GCG adalah 3,55 dengan tingkat capaian responden sebesar

71,07% dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan pelaksanaan

prinsip good corporate governance di instansi tempat penulis bekerja dikategorikan baik. Rata-rata

15
skor jawaban responden untuk variabel etika bisnis adalah 3,59 dengan tingkat capaian responden

sebesar 71,84% dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan

penerapan etika bisnis dikategorikan baik. Rata-rata skor jawaban responden untuk variabel etika

bisnis adalah 3,65 dengan tingkat capaian responden sebesar 72,96% dan termasuk kategori baik.

Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan budaya perusahaan dikategorikan baik.

Setelah dilakukan analisa untuk mengetahui signifikansi pengaruh Etika bisnis dan Budaya

Perusahaan terhadap Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada

perusahaan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t dan uji F. Dapat disimpulkan bahwa variabel

etika bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate

governance pada perusahaan. Nilai thitung untuk variabel kemandirian belajar sebesar 6,791 dan

Sig sebesar 0,000, sedangkan nilai ttabel sebesar 1,667. Dari hasil tersebut dapat diketahui thitung

(6,791) > ttabel (1,667) dan 6LJ artinya Ho2 ditolak Ha2 diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa secara parsial atau individu variabel budaya perusahaan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate governance pada perusahaan. nilai

Fhitung sebesar 79,717 dan Sig sebesar 0,000. Dengan Ftabel sebesar 3,978, maka diketahui nilai

Fhitung (79.717) > dari Ftabel (3,978) dan Sig (0,000) < Alpha (0,05) artinya H03 ditolak dan Ha3

diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara simultan etika bisnis dan budaya perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate governance pada

perusahaan.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas maka dapat diambil kesimpulan Variabel

etika bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate

governance pada PT Penerbit Erlangga, Variabel budaya berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pelaksanaan prinsip good corporate governance pada perusahaan, etika bisnis dan budaya

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate

governance. Berkenaan dengan temuan penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran

yaitu: Pihak perusahaan, disarankan untuk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya

pelaksanaan prinsipprinsip Good Corporate Governance dalam meningkatkan kepercayaan

costumer terhadap perusahaan. Pelaksanaan prinsip GCG dalam perusahaan dapat berjalan jika

semua elemen dalam perusahaan saling bekerjasama. Untuk meningkatkan kerjasama semua

elemen perusahaan maka perusahaan harus memperhatikan etika berbisnis yang baik, agar semua

yang terlibat dalam proses perusahaan bisa merasa diuntungkan. Selanjutnya, perusahaan harus

menanamkan budaya yang baik terhadap karyawan dalam bekerja, agar keberlangsungan

perusahaan terjamin, Variabel GCG, pelaksanaan GCG merupakan salah satu faktor yang dapat

menentukan kualitas suatu perusahaan. Baik buruknya pelaksanaan GCG akan mempergaruhi

kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Prinsip GCG harus selalu diterapkan oleh setiap

komponen perusahaan. Pelaksanaan GCG akan berjalan baik jika di dorong oleh kondisi etika

bisnis yang dimiliki perusahaan. Selain itu, budaya perusahaan juga akan mementukan kelanjutan

pelaksanaan prinsip GCG dalam setiap proses yang dilakukan oleh setiap komponen perusahaan.

Penelitian Selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti

17
selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang

ingin meneliti tentang pelaksanaan prinsip GCG pada temapat yang sama disarankan

mengaitkannya dengan variabel, yang lain dari etika bisnis dan budaya perusahaan.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/29958-ID-pengaruh-etika-bisnis-dan-budaya-
perusahaan-terhadap-pelaksanaan-prinsip-good-co.pdf

http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/4257/05bab2_Dwi%20Pinta%20Laras
saty_10080010083_skr_2016.pdf?sequence=5&isAllowed=y

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/22499/03311036%20Siti%20Muthmainah%
20Cahyani%20Syifani.pdf?sequence=1

file:///Users/andinifitakaherina/Downloads/188-Article%20Text-445-1-10-20200510%20(1).pdf

19

Anda mungkin juga menyukai