MAKALAH
Pembimbing
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya selama penyusunan makalah ini. Sehingga makalah
dengan judul " PENGARUH ETIKA BISNIS DAN BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP
GOOD CORPORATE GOVERNMENT (GCG) ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas besar mata kuliah kewirausahaan dan etika bisnis di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi, Universitas Mercu Buana. Dengan
terselesaikannya makalah ini, maka dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
1. Bapak Dr. Sudjono, M.Acc. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu
dengan baik.
2. Semua pendidik dan dosen Universitas Mercu Buana yang telah memberikan tambahan
3. Kedua orang tuaku, atas semua jasa yang tak ternilai harganya yang telah diberikan, atas
kerja keras, binaan, dukungan, dan didikan selama ini dan menjadi pelita semangat dalam
4. Teman-teman Akuntansi yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dan
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………..……………………2
Daftar Isi………………………………………………………………………………….………3
Bab I Pendahuluan……………...……………………………………………………….………4
1.1 Latar Belakang……………………………………………….……….……………….………4
1.2 Batasan Masalah………………………………………………...…………………….………4
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….………5
1.4 Tujuan ………………………………………………………………….…………….………5
1.5 Manfaat……………………………………………………………………………….………5
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan lingkungan semakin turbulen, tingkat persaingan semakin ketat dan tajam,
bahkan semakin tidak menentu arah perubahanya. Secara eksplisit turbulen dalam sistem ekonomi
dapat menciptakan berbagai ancaman yang dapat melemahkan daya saing perusahahaan , atau
bahkan bisa tersingkir dalam dalam sebuah persaingan. Untuk tetap bertahan dalam persaiangan
perusahaan harus mempunyai sebuah ciri khas dan dapat memberikan kenyamanan kepada
konsumen dengan cara menerapkan Etika dalam kegiatan binisnya. Penciptaan etika yang baik
berawal dari budaya yang kuat dan baik dari perusahaan tersebut Inti dari kehidupan organisasi
ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini, budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras,
etnis, dan latar belakang individu. Melainkan budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah
organisasi. Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini
mungkin mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat produktivitas. Budaya organisasi
juga mencakup simbol (tindakan, rutinitas, percakapan, dst.) dan makna-makna yang dilekatkan
orang pada simbol- simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang
penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya di lingkungan instansi perusahaan
4
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang dan judul penelitian. maka yang menjadi pokok
permasalah adalah: "Bagaimana pengaruh etika bisnis dan budaya perusahaan terhadap good
1.4 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh etika bisnis dan budaya
1.5 Manfaat
a. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh etika
b. Bagi stakeholders (Mahasiswa, dosen, karyawan, orang tua mahasiwa dan Alumni)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran mengenai kinerja
perusahaan dan melihat bagaimana penerapan Good Corporate Governance (GCG) sehingga
c. Bagi Universitas
Membantu memberikan gambaran tentang bagaimana kinerja perusahaan dalam hal ini
penerapan Good Corporate Governance (GCG) sehingga dapat digunakan sebagai bahan
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Etika Bisnis
Komitmen perusahaan pada lingkungan sosial merupakan suatu hal yang menarik
untuk dikaji, terpenting etika bisnis dan komitmen pada lingkungan social. Etika bisnis
diartikan sebagai pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan normalitas yang berlaku secara universal dan
secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan normalitas ini menjunjung maksud dan
target kegiatan bisnis, (Muslich, 1998). Tekad etika bisnis adalah menyerukan pemahaman
adab para eksekutor bisnis untuk mengimplementasikan good business dan tidak melasungkan
monkey business atau dirty business. Etika bisnis menganjurkan para eksekutor bisnis
melahirkan citra baik dan tata laksana bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu cocok untuk
dihadiri oleh semua orang yang yakin adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini
serempak menolak citra baik dunia bisnis menjadi aktivitas yang keruh, licik, dan
penipuan. Kegiatan bisnis memiliki keterlibatan etika, dan oleh karenanya membawa serta
Menurut Handayani, 2019. Dalam jurnal pedoman perilaku dalam etika bisnis,
merupakan acuan mutlak dalam kegiatan berusahaan. Aktivitas usaha mampu memahami dan
mengintreprestasikan yang dimaksud etika. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri dari
rekan kerja.
6
Etika Bisnis Dalam Kehidupan
berwirausaha yang bermoral dan ramah dalam kehidupan sehingga aktivitas bisnis menjadi
nyaman karena saling menghormati. Norma berbisnis diaplikasikan pada sikap aktivitas
berkantor, aksi menghadapi rekan - rekan bisnis, dan aktivitas dimana kita terhimpun dalam
organisasi. Dalam bentuk 3 S, Senyum Salam Sapa. Etika bisnis melekat pada tata krama,
A. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah sebuah kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta
diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan
kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan. Untuk mencapai sukses dalam bekerja
individu yang bersangkutan perlu belajar bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatannya.
Biasanya diberikan training untuk merestrukturisasikan cara berpikir mereka diajarkan untuk
berpikir dan bertindak seperti yang dikehendaki perusahaan. Budaya perusahaan memberikan
ketegasan dan mencerminkan spesifikasi suatu perusahaan sehingga berbeda dengan perusahaan
lain. Budaya perusahaan melingkupi seluruh pola perilaku anggota perusahaan dan menjadi
pegangan bagi setiap individu dalam berinteraksi, baik di dalam ruang lingkup internal maupun
2. Budaya membantu menimbulkan komitmen karyawan terhadap sesuatu yang lebih besar
7
3. Budaya menambah stabilitas prusahaan sebagai suatu sistem sosial.
4. Budaya adalah kerangka referensi bagi karyawan agar digunakan untuk menerima berbagai
kegiatan organisasional adn juga sebagai pedoman bagi prilaku yang tepat.
1. Budaya perusahaan sangat menentukan etika kerja. Caranya banbyak perusahaan memberi
hadiah kepada karyawawn yang tidak pernah terlambat sampai setahun penuh hari kerja.
2. Budaya perusahaan memberi arah pengembangan bisnis. Adanya evaluasi terhadap visi,
pengembangan bisnis.
dinamis, kreatif, memberikan jaminan tumbuhnya kreativiitas pada saemua level, maka
4. Budaya perusahaan mengembangkan kualitas barang dan jasa. Bila ada komitmen, sistem
nilai, maka gerak organisasi dalam menekankan masalah mutu akan trjaga baik.
Budaya organisasi yang kuat dapat dipergunakan untuk melancarkan strategi membantu
perusahaan menarik dan mempertahankan para karyawan berbakat yang langka. Budaya organisasi
adalah seperangkat asumsi, kepercayaan, nilai-nilai dan persepsi yang dimiliki seluruh
8
keanggotaan kelompok dan suatu organisasi yang membentuk, memengaruhi sikap dan perilaku
kelompok yang bersangkutan, Hofstede, (2005). Budaya organisasi yang positif akan memacu
organisasi ke arah yang lebih baik. Sebaliknya, budaya organisasi yang negatif akan memberi
dampak yang negatif bagi organisasi. Sehingga budaya organisasi yang baik maka penerapan
Corporate Governance dalam organisasi juga baik. Implementasi corpotare governance tanpa
perubahan budaya perusahaan tidak lebih dari sekedar compliance (kepatuhan) terhadap regulasi
dan asesoris yang tidak berguna. Sebaliknya, upaya mengubah corpotare culture hampir tidak
mungkin berjalan jika corpotare governance tidak diterapkan dalam corporate system corporasi
(FCGI, 2003:210).
Atas dasar kondisi tertentu budaya organisasi sangat membantu dalam memperbaiki dan
memberikan daya saing. Awadh & Saad, (2013). Dengan budaya organisasi yang lebih terbuka
dan etis, semakin kinerja karyawan semakin positif, cenderung untuk berkomitmen untuk
tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga menghasilkan lingkungan yang lebih jujur. John
Graham (2014). hubungan positif antara budaya organisasi dan kinerja perusahaan (Torvald, svein
and Einar, 2005; Ken W Parry & sarah B. Protor Thomson, 2003) Mintz (2006) mengemukakan
bahwa lingkungan budaya memiliki dampak yang lebih besar pada sensitivitas etika seseorang
daripada penegakan aturan berperilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IDV, MAS, UAI,
dan tiga variabel kontrol, termasuk Log (GDP per kapita), common-law dummy, dan Market-to-
Book Ratio, memiliki kekuatan yang signifikan dalam memprediksi skor CG bagi perusahaan-
perusahaan di negara lain. Chan & Cheung (2012). Budaya organisasi memiliki lebih banyak
kelompok kerja dan bahkan seluruh organisasi. Pirson dan Lawrence, (2010).H2 : Budaya
9
2.1.3 Operational Theory
Tata kelola perusahaan yang baik adalah suatu mode dan susunan yang digunakan oleh
bagian perusahaan untuk menambah kesuksesan wirausaha dan komitmen perusahaan untuk
melahirkan nilai kepemilikan saham dalam waktu cukup panjang dengan tetap mengamati
kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan tatanan dan norma etika. Perangkat perusahaan
adalah RUPS, Komisaris, Direksi, Pemilik Modal. Selagi stakeholders adalah pihak yang
menguasai ketertarikan dengan BUMN, baik serentak maupun tidak serentak yaitu pemegang
saham, komisaris, pengurus perusahaan dan karyawan, pemerintahan, jassa permodalan, dan
bagian lainnya.
Dua pendapat yang mendasarterkait taat kelola perusahaan adalah stewardship theory dan
agency theory, (Chinn, 2000; Shaw, 2003.). Stewardship theory dalam bentuk asumsi makna
tanggung jawab, moralitas kejujuran terhadap bagian lain. Hal ini tertuang ikatan fidusia yang
diharapkan pemilik saham. Stewardship theory menilai pengelola sebagian dapat dipercaya
perusahaan sebagai “agents” bagi para pemilik saham, berperan dengan kesadaran untuk
keperluan sendiri, tidak sebagai bagian yang cerdik dan bijaksana serta adil terhadap pemilik
saham. Dalam progres selanjutnya, agency theory mendapat timbalbalik lebih luas karena dinilai
10
Sesuai Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengartikan Corporate
Governance adalah serangkaian hukum yang mengikat antara pemilik, pengelola perusahaan,
pendukung, pemerintah, pelaksana serta para pemilik ketertarikan pihak dalam dan pihak luar
lainnya yang berhubungan dengan hak dan komitmen, disebut juga suatu pola pengendalian
perusahaan. Corporate Governance bertujuan untuk menghasilkan manfaat bagi semua pihak yang
berhubungan (stakeholders). World Bank mengartikan GCG adalah sekumpulan hukum, norma
dan pedoman yang wajib dipatuhi untuk mendorong kemampuan perusahaan bekerja dengan cara
efisien, menumbuhkan nilai perekonomian jangka panjang berkesinambungan bagi para pemilik
Konsep ini relatif maju sejak tahun 1990an, Sementara mode good corporate governance
dikenalkan di Inggris pada Tahun 1992. Negara yang maju tergabung dalam organisasi OECD
(Negara berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara) melaksanakan pada Tahun 1999.
Prinsip-prinsip Corporate Governance yang sering digunakan adalah menumt Forum for
1) Transparency
Keterbukaan baik terhadap prosedur, mekanisme dan praktek serta hasil pengawasan yang
dilakukan. Hal ini terkait erat dengan sistem komunikasi dan pelaporan yang menjamin
11
2) Accountability
Perusahaan menguraikan peran dan tanggung jawab setiap Komisaris, direktur dan Manajer
Senior dengan jelas, beserta ukuran pencapainnya. Prinsip ini terkait erat dengan proses
3) Responsibility
Setiap individu dalam perusahaan harus bertanggung jawab atas segala tindakannya, terutama
yang berkenaan dengan peranan dan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Prinsip ini erat
kaitannya dengan manajemen risiko-risiko yang dihadapi perusahan dengan tujuan untuk
melindungi bahkan meningkatkan nilai atau kepentingan stakeholders dan pemegang saham.
4) Independency
Para Komisaris, Direktur, ataupun Manajer Senior dalam melaksanakan peran dan tanggung
jawabnya harus bebas dari segala bentuk benturan kepentingan yang berpotensi untuk muncul.
Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara
independen, bebas dari segala bentuk tekanan dari pihak lain, sehingga dapat dipastikan bahwa
5) Fairness
Dapat diartikan sebagai perlakuan yang adil dan berimbang kepada para pemegang saham
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu untuk
menghindari kesamaan dengan penelitian lain. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti
a. CisiliaPrilestari (2007)
12
Penelitian tentang Good Corporate Governance terhadap perbankkan telah banyak dikaji
oleh peneliti terdahulu misalnya: dengan judul ”Analisis Implementasi Good Corporate
penekatansingle case study.Hasil yang diperoleh Bahwa secara umum Implementasi Good
Corporate Governance pada Semen Gresik sudah cukup baik.Walaupun secara khusus ada hal
yang perlu diperbaiki seperti dalam hal transparansi, independensi dan belum terintegrasinya
b. AdityaNugraha (2009)
Penelitian yang dilakukan oleh AdityaNugraha (2009), dengan judul ”Penerapan GCG pada
PDAM Surabaya (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya), dalam
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah
belum sempurna. Tetapi PDAM kota Surabaya berusaha lebih baik lagi dengan menerapkan dan
adalah objek penelitian dari keempat penelitian adalah pada BUMN sedangkan pada penelitian
2.3 Hipotesis
Ada dua hipotesis yang akan penulis lakukan yaitu hipotesis simultan dan hipotesis parsial.
Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis
a. Hipotesis Simultan :
13
“Terdapat Pengaruh Etika Bisnis dan Budaya Perusahaan terhadap Pelaksaan Prinsip-prinsip
b. Hipotesis Parsial :
Governance.
Governance.
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan
Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau
merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan
main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.
Budaya perusahaan yang baik merupakan inti dari Good Corporate Governance (Moeljono,
2005:74). Budaya yang baik adalah budaya yang sesuai dan di kembangkan dari nilainilai yang
ada di dalam para warganya. Dengan kata lain, agar prinsip-prinsip Good Corporate Governance
diterapkan dalam perusahaan maka diperlukan adanya suatu sistem nilai yang menjadi pondasi
agar semua warga perusahaan bersedia komit dengan Good Corporate Governance . Untuk
membangun budaya perusahaan yang baik maka diperlukan budaya kerja organisasi yang unggul
dan mampu mengangkat kekuatan kekuatan dalam perusahaan yang tersembunyi untuk
meningkatkan daya saingnya. Sistem nilai tersebut merupakan budaya perusahaan yang akan
memotivasi setiap individu dalam perusahaan untuk menerapkan prinsip prinsip Good Corporate
kuesioner penelitian untuk masing-masing variabel. Rata-rata skor jawaban responden untuk
variabel pelaksanaan prinsip prinsip GCG adalah 3,55 dengan tingkat capaian responden sebesar
71,07% dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan pelaksanaan
prinsip good corporate governance di instansi tempat penulis bekerja dikategorikan baik. Rata-rata
15
skor jawaban responden untuk variabel etika bisnis adalah 3,59 dengan tingkat capaian responden
sebesar 71,84% dan termasuk kategori baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan
penerapan etika bisnis dikategorikan baik. Rata-rata skor jawaban responden untuk variabel etika
bisnis adalah 3,65 dengan tingkat capaian responden sebesar 72,96% dan termasuk kategori baik.
Hal ini dapat dimaknai bahwa secara keseluruhan budaya perusahaan dikategorikan baik.
Setelah dilakukan analisa untuk mengetahui signifikansi pengaruh Etika bisnis dan Budaya
perusahaan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t dan uji F. Dapat disimpulkan bahwa variabel
etika bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate
governance pada perusahaan. Nilai thitung untuk variabel kemandirian belajar sebesar 6,791 dan
Sig sebesar 0,000, sedangkan nilai ttabel sebesar 1,667. Dari hasil tersebut dapat diketahui thitung
(6,791) > ttabel (1,667) dan 6LJ artinya Ho2 ditolak Ha2 diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa secara parsial atau individu variabel budaya perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate governance pada perusahaan. nilai
Fhitung sebesar 79,717 dan Sig sebesar 0,000. Dengan Ftabel sebesar 3,978, maka diketahui nilai
Fhitung (79.717) > dari Ftabel (3,978) dan Sig (0,000) < Alpha (0,05) artinya H03 ditolak dan Ha3
diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara simultan etika bisnis dan budaya perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate governance pada
perusahaan.
16
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas maka dapat diambil kesimpulan Variabel
etika bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate
governance pada PT Penerbit Erlangga, Variabel budaya berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pelaksanaan prinsip good corporate governance pada perusahaan, etika bisnis dan budaya
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaksanaan prinsip good corporate
governance. Berkenaan dengan temuan penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran
costumer terhadap perusahaan. Pelaksanaan prinsip GCG dalam perusahaan dapat berjalan jika
semua elemen dalam perusahaan saling bekerjasama. Untuk meningkatkan kerjasama semua
elemen perusahaan maka perusahaan harus memperhatikan etika berbisnis yang baik, agar semua
yang terlibat dalam proses perusahaan bisa merasa diuntungkan. Selanjutnya, perusahaan harus
menanamkan budaya yang baik terhadap karyawan dalam bekerja, agar keberlangsungan
perusahaan terjamin, Variabel GCG, pelaksanaan GCG merupakan salah satu faktor yang dapat
menentukan kualitas suatu perusahaan. Baik buruknya pelaksanaan GCG akan mempergaruhi
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Prinsip GCG harus selalu diterapkan oleh setiap
komponen perusahaan. Pelaksanaan GCG akan berjalan baik jika di dorong oleh kondisi etika
bisnis yang dimiliki perusahaan. Selain itu, budaya perusahaan juga akan mementukan kelanjutan
pelaksanaan prinsip GCG dalam setiap proses yang dilakukan oleh setiap komponen perusahaan.
Penelitian Selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti
17
selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang
ingin meneliti tentang pelaksanaan prinsip GCG pada temapat yang sama disarankan
mengaitkannya dengan variabel, yang lain dari etika bisnis dan budaya perusahaan.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/29958-ID-pengaruh-etika-bisnis-dan-budaya-
perusahaan-terhadap-pelaksanaan-prinsip-good-co.pdf
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/4257/05bab2_Dwi%20Pinta%20Laras
saty_10080010083_skr_2016.pdf?sequence=5&isAllowed=y
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/22499/03311036%20Siti%20Muthmainah%
20Cahyani%20Syifani.pdf?sequence=1
file:///Users/andinifitakaherina/Downloads/188-Article%20Text-445-1-10-20200510%20(1).pdf
19