Anda di halaman 1dari 19

KEWIRAUSAHAAN

“KESEMPATAN BISNIS KELUARGA”

DIBUAT OLEH:

KOMANG RATNA DEWI; 2117051022

DIAH AYU PRASTIYAH NINGSIH; 2117051024

PUTU CRYSTINA WULANDARI; 2117051045

NI NYOMAN AYU SURYANI; 2117051047

JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN AJARAN 2022/2023

SINGARAJA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah kelompok kami yang berjudul “Kesempatan Berwirausaha” dapat tersusun hingga
selesai. Dan juga tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada anggota
kelompok yang telah memberikan masukan materi dan juga solusi sehingga makalah ini bisa
selesai tepat pada waktunya. Dan juga harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun manambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin basih


banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini.

Singaraja,2 April 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................3

1.3 Tujuan ..................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................5

2.1 Kesempatan Bisnis Keluarga ..............................................................................................5

2.2 Kesempatan Franchise (Waralaba) ....................................................................................10

2.3 Langkah Langkah dalam Membeli Perusahaan .................................................................14

BAB III PENUTUP .................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................17

3.2 Saran ..................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1 Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang
2 mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam
3 menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai
4 resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan merupakan hasil dari suatu
5 disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, penerapan krativitas dan
6 inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Kewirausahaan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan juga cara memperoleh
peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan merupakan
hasil dari suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, penerapan kreatifitas
dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Pada kondisi saat ini
seorang wirausaha atau pengusaha sangat dibutuhkan di masyarakat, hal ini agar
menambah lapangan pekerjaan dan membantu pemerintah untuk mengurangi
pengangguran.
Family business merupakan salah satu cara awal yang digunakan untuk membangun suatu
usaha. Terciptanya usaha yang besar diawali dengan usaha kecil. Usaha kecil yang
dimaksud dapat terwujud dengan adanya peran keluarga. Dengan adanya hal tersebut
penulis membuat makalah ini dengan materi “Kesempatan Bisnis Keluarga” agar
pembaca bisa mengetahui lebih jauh tentang materi ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kesempatan bisnis keluarga meliputi bentuk bentuk bisnis keluarga,
mekanisme, ciri ciri manajemen bisnis keluarga, kekurangan, keuntungan dan kendala
kendala yang akan dihadapi dari menjalankan bisnis keluarga?
2. Bagaimana kesempatan bisnis keluarga dalam konsep franchise (waralaba),
kesempatan membeli bisnis yang sudah ada dan juga keuntungan dan kerugian dari
bisnis keluarga di dalam konsep ini?
3. Bagaimana kesempatan bisnis dalam menentukan bisnis yang akan dibeli dan juga
apa hal yang harus dipertimbangkan di dalam membeli sebuah perusahaan?

3
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami kesempatan bisnis dalam budaya bisnis keluarga,
bentuk bisnis keluarga, mekanisme, ciri ciri manajemen bisnis keluarga, kekurangan,
keuntungan serta kendala kendala yang harus dihadapi dalam menjalankan bisnis
keluarga.
2. Untuk memahami kesempatan bisnis keluarga di dalam konsep franchise (waralaba),
kesempatan membeli bisnis dan keuntungan serta kerugian dari bisnis keluarga
franchise ini.
3. Untuk mengetahui dan juga memahami kesempatan bisnis dalam menentukan bisnis
apa yang akan dibeli dan dipertimbangkan dalam membeli sebuah perusahaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KESEMPATAN BISNIS KELUARGA

Bisnis keluarga adalah bentuk bisnis di mana beberapa anggota keluarga tertarik
untuk memiliki atau mengoperasikan bisnis tersebut. Definisi lain dari perusahaan
diberikan oleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff (2002). Bisnis disebut bisnis
keluarga ketika terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengelola keuangan
bisnis. Sementara itu, menurut Robert G. Donnelley (2002) dalam bukunya The
Family Business, sebuah organisasi disebut bisnis keluarga ketika setidaknya dua
generasi terlibat dalam keluarga tersebut dan mereka mempengaruhi kebijakan
perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa bisnis keluarga adalah suatu bentuk bisnis
dimana beberapa anggota keluarga terlibat dalam memiliki atau mengoperasikan
bisnis tersebut.

2.1.1. Bentuk Bentuk Bisnis Keluarga

Efektivitas peran keluarga dalam bisnis ditunjukkan dalam tiga jenis bisnis keluarga
berikut ini. Tanda dari ketiga bentuk ini tidak sama. Dia;

a. Bisnis Keluarga (FOB). Dalam bentuk FOB, keluarga hanya sebagai


pemegang saham, pengelolaan perusahaan dipercayakan kepada manajer
profesional di luar lingkungan keluarga, dan kerabat lainnya tidak terlibat
dalam pengelolaan perusahaan.
b. Family Busines (FB). Di FB, keluarga bertindak sebagai pemegang saham dan
mengelola perusahaan, yaitu. keluarga pendiri memiliki dan mengendalikan
perusahaan.
c. Busines Family (BF). Bentuk bisnis keluarga BF sebagai wirausaha hanya
berfokus pada keluarga.

5
Saat memulai bisnis dengan keluarga atau pasangan suami istri, bentuk bisnis
keluarga harus ditentukan terlebih dahulu dengan jelas, yaitu. Family Busines
atau Busines Family. Kedua jenis perusahaan ini berbeda, FB lebih
memperhatikan profesionalisme pekerja atau keluarga berpengalaman yang
bekerja di perusahaan tersebut. Pada saat yang sama, BF menekankan ikatan
kekeluargaan. Walaupun perusahaan dijalankan oleh keluarga, perusahaan tetap
harus mengikuti prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Seiring pertumbuhan
dan perkembangan bisnis, tidak jarang bisnis keluarga “berubah bentuk” dari FB
menjadi FOB, misalnya: Grup Salim, Lippo, Grup Bakrie, Ciputra dan lain-lain.
Terlepas dari bentuk atau kelas bisnis keluarga yang dipilih, keluarga harus
mampu mengelola isu-isu umum tertentu seperti kepemimpinan, konflik, suksesi,
transparansi, persaingan, dan budaya perusahaan. Motif memulai bisnis keluarga
berbeda-beda, ada yang ingin menjadikan bisnis keluarga sebagai sumber
penghasilan utama, ada yang melakukannya sendiri, menyalurkan minat dan
hobinya, atau melanjutkan bisnis keluarga.

2.1.2. Mekanisme Bisnis Keluarga

Ada perbedaan yang sangat tajam antara dunia korporat dan dunia
keluarga. Bahwa dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga lebih penting
daripada kepentingan orang lain. Padahal, perusahaan membutuhkan sikap
profesional. Juga turut andil dalam penetapan harga atau pembagian keuntungan.
Perusahaan profesional mendasarkan gaji mereka pada nilai pasar dan kinerja
individu. Pada saat yang sama, keluarga membayar gaji sesuai kebutuhan.
Di sini kita melihat bagaimana keluarga memiliki standar yang tidak jelas.
Masalah terpenting yang membayangi bisnis keluarga adalah masalah warisan.
Warisan bukan satu-satunya faktor yang menentukan umur panjang bisnis
keluarga. Namun mau tidak mau, generasi sebelumnya harus mewariskan tongkat
estafet perusahaan kepada generasi berikutnya. Pemantauan tidak hanya berarti
manajemen puncak termasuk kebijakan perusahaan. Implementasi warisan bisnis
keluarga berlangsung dalam tujuh tahap:
a. Mengevaluasi struktur kepemimpinan
b. Mengembangkan gambar struktur yang diharapkan.

6
c. Menilai kebutuhan keluarga, mengembangkan proses seleksi, melatih dan
mendukung penerus masa depan.
d. Melakukan kegiatan membangun tim dalam keluarga
e. Menciptakan pemerintahan yang efektif.
f. Ketika pendiri berusia 50 tahun dan penggantinya berusia 30 tahun.

2.1.3. Manajemen Bisnis Keluarga

Kompleksitas hubungan bisnis keluarga membutuhkan manajemen terbuka, yaitu.


bimbingan profesional. Tata kelola perusahaan yang baik sangat penting untuk
keberhasilan bisnis apa pun. Manajemen bisnis keluarga yang baik ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut:

a. Merangsang pemikiran dan pemahaman tentang strategi bisnis baru.


b. Merekrut dan mempertahankan pemimpin non-keluarga yang baik.
c. Penciptaan organisasi yang fleksibel dan inovatif.
d. Akumulasi dan perlindungan modal.
e. Siapkan penerus.
Salah satu masalah paling umum saat memulai bisnis keluarga adalah menentukan
gaya berbisnis. Jika perusahaan masih kecil, manajemen keluarga masih bisa
digunakan. Tetapi semakin besar perusahaan, semakin banyak gaya manajemen
yang harus diubah, karena tidak lagi berfungsi ketika hanya anggota keluarga
yang berkuasa. Karakteristik negatif yang harus dihindari oleh bisnis keluarga
antara lain; kurangnya formalitas, pemisahan urusan bisnis swasta yang tidak jelas
dan kepemimpinan ganda. Keterikatan emosional juga harus dihindari. Dalam
bisnis keluarga, kejujuran, tekad, dan keserakahan mengarah pada perkembangan
yang baik. Kejujuran sangat penting bagi orang untuk percaya pada setiap kata
dan perbuatan. Keras kepala dapat memotivasi seseorang untuk maju daripada
gagal. Keserakahan mencegah seorang pengusaha untuk fokus mengembangkan
bisnisnya.
Manajemen keuangan bukan hanya manajemen kas. Manajemen keuangan adalah
cara perusahaan mengelola asetnya untuk menghasilkan laba dan menggunakan
7
sumber modal untuk membiayai operasinya. Meski menjalankan bisnis keluarga
itu mudah, prinsip pengelolaan keuangan juga harus diikuti.
Berikut adalah beberapa prinsip dasar pengelolaan keuangan bisnis keluarga:
a. Pisahkan uang pribadi dan uang bisnis.
Kesalahan paling umum yang dilakukan pemilik usaha kecil saat mengelola
keuangan mereka adalah mencampurkan uang perusahaan dan pribadi.
Mungkin karena perusahaannya masih kecil, menurut kami ada baiknya
mencampurkan uang bisnis dengan uang pribadi. Namun, kita sering kesulitan
memisahkan pengeluaran pribadi dan bisnis. Akibatnya, kebutuhan pribadi
lambat laun melemahkan keseimbangan keuangan perusahaan.
b. Merencanakan penggunaan uang
Sekalipun perusahaan memiliki modal lebih, perusahaan tetap harus
merencanakan penggunaan uang sebaik mungkin. Jangan memberikan uang
meskipun saldo terlalu tinggi. Selaraskan rencana pengeluaran dengan tujuan
pendapatan dan arus kas. Hentikan rencana investasi jika tidak meningkatkan
penjualan atau mengurangi biaya. Lakukan analisis "biaya manfaat" atau
"keuntungan dan kerugian" untuk memastikan bahwa bisnis tidak membuang-
buang uang dan menghasilkan laba yang menguntungkan.
c. Buat buku catatan keuangan.
Kesepakatan tidak dibuat langsung dari ingatan, tetapi dengan catatan yang
lengkap. Memiliki setidaknya satu buku besar yang melacak dana masuk dan
keluar. Melakukan rekonsiliasi saldo kas dengan catatan setiap hari. Tujuannya
adalah untuk mengontrol aliran uang dan memastikan tidak ada uang yang
dicuri. Selain itu, kami telah meningkatkan opsi manajemen kami untuk
melacak penjualan dan pengeluaran. Sama pentingnya untuk mencatat
kewajiban, persediaan, dan aset tetap perusahaan. Jika memungkinkan,
gunakan sistem komputerisasi untuk mempermudah proses pendaftaran. Dan
akan lebih baik lagi jika bisa menerapkan sistem akuntansi yang baik.
d. Perhitungan Laba yang Benar.
Perhitungan laba sama pentingnya dengan laba itu sendiri Bagian terpenting
dari perhitungan laba adalah perhitungan biaya. Sebagian besar pembayaran
dapat diverifikasi karena merupakan pembayaran tunai. Beberapa lainnya non

8
tunai, seperti amortisasi. Beberapa belum direalisasi tetapi harus disediakan
untuk rilis mendatang, seperti pajak dan bunga pinjaman.
e. Mengubah arus kas lebih cepat.
Jangan hanya fokus pada kemenangan. Manajemen keuangan juga mencakup
pengelolaan utang dagang, piutang, dan catatan inventaris perusahaan. Banyak
perusahaan memiliki masalah likuiditas meskipun akun mereka memiliki
angka biru.
f. Pelestarian aset, kewajiban dan ekuitas
Dari waktu ke waktu harus mengecek persediaan di gudang dan memastikan
semuanya sudah lengkap dan teratur. Tetapi sebelum kita bisa melakukan itu,
kita perlu memiliki tata kelola yang tepat untuk mengelola semua ini. Hal yang
sama berlaku untuk faktur dari pelanggan dan pemasok. jika tidak ingin faktur
macet atau pembayaran ganda ke pemasok karena dokumen rusak dan
memastikan bahwa aset bisnis Perusahaan dikelola dengan baik.
g. Dana laba untuk pengembangan usaha.
Salah satu tugas terpenting Treasury adalah menjaga kesinambungan bisnis
dengan mendorong dan mengarahkan investasi di area dengan imbal hasil
tinggi.

2.1.4. Keuntungan Bisnis Keluarga

Masalah yang terkait dengan bisnis keluarga dapat dengan mudah membuat kaum
muda berhenti berwirausaha. Untuk mempekerjakan anggota keluarga dalam bisnis
keluarga, banyak keuntungan dari kepemilikan keluarga harus diakui dan digunakan.
Manfaat berasal dari ikatan keluarga yang kuat, anggota keluarga tertarik pada
perusahaan karena ikatan keluar. Memulai usaha kecil-kecilan bersama keluarga,
pasangan, anak atau kerabat bisa menjadi tantangan yang unik. Di sisi lain, ini juga
sangat berguna dalam hal kepercayaan dan cara yang bagus untuk menyatukan
seluruh keluarga demi keselamatan generasi berikutnya. Keuntungan utama dari
bisnis keluarga adalah kepercayaan, yang tidak dapat diperoleh dari bisnis yang tidak
berorientasi keluarga. Karena hubungan saling percaya dan intim ini, anggota
keluarga dapat bekerja lebih keras dan menghindari kebutuhan akan kontrak formal
dan masalah karyawan lainnya. Keuntungan lainnya adalah terlepas dari semua
perjuangan, keluarga tetap bersama di masa-masa sulit. Ini karena setiap anggota

9
keluarga memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang anggota keluarga lainnya,
dan mereka berbagi pertengkaran, kerja sama, dan pengalaman negatif.

Dengan segala keunggulan bisnis keluarga, beberapa poin harus dipertimbangkan:


a. Mencampuradukkan bisnis dengan urusan pribadi dan keluarga dapat merusak
hubungan keluarga. Pastikan penetapan batasan yang jelas tentang di mana dan
kapan Anda dapat mendiskusikan berbagai hal.
b. Pastikan komunikasi tidak menjadi masalah. Bertemu secara teratur untuk
membahas perkembangan dan ketidaksepakatan.
c. Perlakukan bisnis keluarga sebagaimana mestinya. Masalah umum dengan
bisnis keluarga adalah mereka terlalu fokus pada "keluarga" daripada bisnis.
d. Pastikan setiap orang memiliki peran yang jelas. Ini berkontribusi pada
pertumbuhan lingkungan bisnis.
e. Anggota keluarga yang terlibat dalam usaha diperlakukan secara adil. Tidak
harus populer dalam bisnis. Gaji dan tunjangan yang memadai bisa menjadi
tempat yang baik untuk memulai.
f. Bekerja untuk mengembangkan rencana kompensasi. Siapa yang akan
mengambil alih perusahaan setelah pensiun? Misalnya, apakah itu anak
saudara laki-laki Anda atau anak Anda? Ini mengasumsikan bahwa Anda dan
saudara Anda memiliki kepentingan di perusahaan.
g. Jika anak bergabung dengan perusahaan, cobalah beri mereka pengalaman 3-5
tahun di luar bisnis keluarga sebelum bergabung. Ini memberi mereka
perspektif atau wawasan yang berharga tentang bagaimana bisnis harus
dijalankan di luar lingkungan keluarga.

2.1.5. Kendala Kendala dalam Menjalankan bisnis keluarga

Masalah-masalah yang biasa terjadi dalam bisnis keluarga, terutama masalah


profesional, dan menimbulkan mitos:

"Generasi pertama membangun, yang kedua menikmati dan yang ketiga


menghancurkan." Dan Family Business Leadership, isu-isu konflik yang sering
muncul dalam bisnis keluarga, tindak lanjut, pengetahuan dan budaya bisnis

10
keluarga menawarkan paradigma baru dalam bisnis keluarga. Semua ini tidak
lebih dari serangan balik terhadap mitos.

2.2. KESEMPATAN FRANCHISE (WARALABA)

Francise berasal dari Bahasa Prancis yang artinya haka tau kebebasan. Waralaba / Francise
adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan.
Adapun pengertian waralaba menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut pemerintah Indonesia, waralaba “adalah perikatan yang salah satu pihaknya
diberikan hak memanfaatkan dan/atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual
(HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam
rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa”.
b. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, waralaba adalah “suatu system pendistribusian
barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang
memberikan hak kepada individua tau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan
merek, nama, system, procedure, dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya
dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu”.
c. Menurut Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2007 tentang waralaba, pasal 1 ayat (1),
yaitu : “waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau
badan usaha terhadap system bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan
barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau
digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba”.
Jadi, kesimpulan pengertian dari waralaba/franchise adalah suatu hak yg diberikan kepada
seseorang untuk menggunakan nama usaha dan system perusahaan tersebut untuk melakukan
kegiatan operasional berupa penjualan barang atau jasa.

2.2.1. Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba


Dalam waralaba, terdapat posisi pemberi waralaba dan penerima waralaba dimana
pengertian dari masing-masing tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pemberi waralaba (franchisor) adalah “badan usaha atau perorangan yang
memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan

11
hak katas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas usaha yang
dimilikinya.
b. Penerima waralaba (franchisee) adalah “badan usaha atau perorangan yang
diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan
intelektual atau penemuan, atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.
Penerima waralaba (franchisor) dalam menjalankan usahanya memakai system usaha
yang diberikan oleh pemberi waralaba (franchisor) berdasarkan suatu perjanjian.
Perjanjian antara pemberi waralaba dan penerima waralaba berisi hak dan kewajiban
masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat. Asas kebebasan
berkontrak merupakan salah satu dasar yang harus dipatuhi oleh masing-masing pihak.

2.2.2. Kesempatan Membeli Bisnis yang Sudah Ada


Alasan beberapa orang mengapa memilih untuk membeli perusahaan yang sudah ada
dibandingkan dengan merintis usaha yang baru adalah risiko yang lebih rendah, lebih
mudah, dan memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang bisa ditawarkan.
Selain itu, membeli usaha yang sudah ada memiliki risiko yang lebih sedikit, karena
kemungkinan gagal yang lebih kecil, sedikit waktu dan juga tenaga yang diperlukan.
2.2.3. Keuntungan Membeli Perusahaan yang Sudah Ada
a. Perusahaan yang sudah sukses dapat terus sukses
Dengan membeli perusahaan yang sudah berkembang dengan harga yang baik maka
dapat meningkatkan kesuksesan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang sudah ada
tentunya sudah memiliki banyak pelanggan, dimana tugas dari pemilik adalah
mempertahankan pelanggan yang lama dan menarik pelanggan yang baru dengan
melakukan berbagai perubahan yang lebih baik untuk perusahaan.
b. Perusahaan yang sudah ada mungkin berada pada lokasi terbaik
Lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena merupakan asset
terbesar yang dimiliki perusahaan. Jika lokasi ini merupakan hal yang penting dan
tidak dapat digantikan maka hal yang paling tepat untuk dilakukan adalah membeli
perusahaan yang sudah ada dan bukannya membangun sendiri.
c. Karyawan dan pemasok sudah ada

12
Perusahaan yang sudah ada tentunya sudah memiliki karyawan yang berpengalaman,
yang bisa membantu pemilik yang baru dalam masa transisi. Selain karyawan,
tentuknya perusahaan yang sudah ada telah memiliki pemasok yang sudah dikenal
melalui jalinan hubungan baik sebelumnya.
d. Peralatan telah terpasang dan kapasitas produktif telah diketahui
Pada perusahaan yang sudah ada, calon pembeli harus mengecek terlebih dahulu
kondisi pabrik dan peralatan yang telah terpasang sebelum membeli perusahaan.
Karena dalam banyak kasus, wirausaha daoat membeli fasilitas fisik dan peralatan
pada harga di bawah harga pengganti.
e. Persediaan sudah tersedia dan fasilitas pembelian kredit sudah ada
Persediaan yang ada harus dalam jumlah yang pas, karena jika terlalu sedikit maka
perusahaan tidak bisa menghasilkan produk untuk memenuhi permintaan dari
pelanggan. Sedangkan jika jumlah persediaan dalam perusahaan terlalu banyak maka
hal tersebut dapat mengingat terlalu banyak modal, yang berarti meningkatkan biaya
dan mengurangi profibilitasnya.
f. Pemilik baru dapat langsung menjalankan perusahaannya
Pembeli perusahaan yang sudah ada tidak akan membuang banyak waktu karena di
hari pertama pemilik baru mengambil alih perusahaan, perusahaan tersebut sudah bisa
menjalankan kegiatan operasionalnya dan sudah bisa memperoleh keuntungan.
Dengan demikian, pemilik perusahaan memiliki banyak waktu untuk
mengembangkan usahanya.
g. Pemilik baru dapat memanfaatkan pengalaman pemilik sebelumnya
Pemilik baru dapat melihat bagaimana pemilik lama dalam menentukan keputusan
besar terutama pada biaya dan pendapatan, dan dapat belajar dari kesalahan yang
pernah terjadi dan prestasi yang sudah pernah diraih.
h. Pembiayaan lebih mudah
Menarik pembiayaan untuk membeli perusahaan yang telah ada sering kali lebih
mudah dibandingkan mencari uang untuk meluncurkan perusahaan dari nol.
i. Harga murah
Pemilik yang sekarang mungkin ingin sekali menjual secepatnya, sehingga mereka
menjual perusahaan ini dengan harga murah.

2.2.4. Kerugian Membeli Perusahaan yang Sudah Ada

13
a. Pemilik lama mungkin menciptakan citra buruk
Bisa saja pada saat pemilik perusahaan lama sedang menjalankan perusahaan yang
dijualnya telah membangun citra yang buruk terutama pada pelanggan, pemasok,
kreditur, atau karyawan sehingga memiliki kesan negative mengenai reputasi
perusahaan karena tindakan-tindakan yang tidak etis dari pemilik.
b. Karyawan yang diwariskan dari perusahaan mungkin tidak sesuai
Jika karyawan merupakan penyebab penting terjadinya permasalahan dalam
perusahaan, maka pilihan yang diambil oleh pemilik perusahaan adalah mem-PHK
mereka dan merekrut yang baru.
c. Lokasi perusahaan yang mungkin sudah tidak sesuai lagi
Lokasi berdirinya perusahaan merupakan hal penting yang bisa saja dulu dianggap
ideal namun sudah tidak berlaku lagi dengan berubahnya kecenderungan pasar dan
kependudukan. Calon pembeli harus selalu mengevaluasi pasar yang ada di daerah
sekitar perusahaan yang telah ada, selain juga kemungkinan pengembangannya.
d. Peralatan dan fasilitas mungkin sudah usang dan tidak efisien
Peralatan yang dimiliki harus di cek terlebih dahulu apakah masih memiliki manfaat
yang efisien atau tidak karena memperbarui peralatan dan fasilitas biasanya
memerlukan biaya yang cukup tinggi.
e. Perubahan dan inovasi sulit dilakukan
Melakukan perubahan yang membawa perusahaan baru dan meyakinkan para klien
lama untuk kembali dapat menjadi proses yang mahal, memakan waktu, dan
melelahkan. Seorang pembeli perusahaan harus mengetahyu usaha, waktu dan biaya
yang akan dibutuhkan untuk mengubah momentum negative suatu perusahaan yang
sedang dalam kesulitan. Sebelum suatu perusahaan dapat maju, perusahaan tersebut
harus berhenti melangkah mundur.
f. Persediaan mungkin sudah ketinggalan dan kadaluarsa
Pembeli yang cerdas lebih tau daripada sekedar percaya pada penilaian persediaan
yang ada di neraca perusahaan. Calon pembeli perusahaan harus menilai perusahaan
dengan harga pasar bukan dengan buku.
g. Piutang usaha nilainya mungkin lebih rendah daripada yang tertulis
Ketika pembeli mempertimbangkan membeli perusahaan yang telah ada,
penelitiannya memperlihatkan bahwa piutang usaha dengan volume besar telah
melampaui jatuh temponya.

14
h. Harga perusahaan mungkin terlalu mahal
Banyak orang yang membeli harga perusahaan lebih mahal dari harga sebenarnya,
yang dapat merusak kemampuan perusahaan mendapatkan laba dan menghasilkan
arus kas positif. Pertimbangan utama pembeli adalah memastikan bahwa pembelian
ini tidak menyebabkan kesehatan keuangan perusahaan di masa depan terganggu dan
kondisi arus kas tetap aman.

2.3. LANGKAH LANGKAH DALAM MEMBELI PERUSAHAAN

Untuk menghindari kesalahan yang sangat mahal wirausahawan harus mengikuti langkah-
langkah yang logis dan metodologis:

1. Analisis Keahlian, Kemampuan, dan Minat Anda untuk Menentukan Jenis Perusahaan
yang Anda Pertimbangkan
Langkah pertama dalam memilih perusahaan adalah melaksanakan pemeriksaan
terhadap diri sendiri untuk menentukan perusahaan yang ideal. Fokus utamanya
adalah untuk mengidentifikasi jenis perusahaan yang akan membuat anda paling
bahagia dan yang memiliki kemungkinan sukses tinggi. Semakin anda mengenal diri
anda sendiri semakin besar kemungkinan anda mendapatkan dan mengelola
perusahaan yang sukses.
2. Siapkan Daftar Calon yang Potensial
Pasar tersembunyi (hidden market) dari perusahaan yang mungkin akan dijual, tetapi
tidak diiklankan merupakan sumber yang sangat baik untuk menemukan perusahaan-
perusahaan bermutu tinggi. Saat ini ratusan broker perusahaan telah membuat situs-
situs web yang memberikan ribuan daftar perusahaan yang akan dijual dalam hampir
setiap industri sehingga memudahkan wirausahawan dalam mencari perusahaan yang
sempurna di seluruh negeri dari kenyamanan rumah mereka sendiri. Semakin banyak
peluang yang dapat dicari dan dievaluasi oleh para wirausahawan, semakin besar
kemungkinan untuk mendapatkan yang sesuai dengan kriteria mereka.
3. Selidikilah Calon-Calon Tersebut dan Evaluasi yang Terbaik
Pencarian biasanya menghabiskan waktu yang lama. Sampai kira- kira dua atau tiga
tahun.
4. Telaah Pilihan-Pilihan Keuangan

15
Memberikan nilai pada perusahaan yang sudah ada merupakan hal yang sulit bagi
calon wirausahawan. Tugas menantang berikutnya setelah terjadi kesepakatan adalah
pembiayaan pembelian itu.
5. Pastikan Peralihan yang Lancar
Sebaik apa pun perencanaan, akan ada kejutan-kejutan. Sebagai contoh pemilik baru
mungkin memiliki gagasan untuk mengubah perusahaan ini yang menyebabkan stress
dan kecemasan di antara karyawan dan pemilik lama. Dengan adanya emosi dan
ketidakpastian ini, masa peralihan selalu sulit dan membuat frustasi.
6. Mengevaluasi Perusahaan yang Sudah Ada (Proses Due Diligence)
Due diligence adalah proses penyelidikan mengenai detail perusahaan yang dijual
untuk menentukan berbagai kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman yang
dihadapi oleh perusahaan tersebut. Pembeli yang cerdik akan menyusun tim ahli
untuk membantunya menelaah peluang perusahaan yang potensial. Tim ini biasanya
terdiri dari banking, akuntan yang terbiasa dengan perusahaan tertentu, konsultan
hukum, dan mungkin konsultan perusahaan kecil atau broker. Pembeli yang
mengabaikan due diligence yang menyeluruh, pada dasarnya sedang mengundang
bahaya serius bagi dirinya sendiri.

Berikut ini adalah petanyaan-pertanyaan yang perlu dipertimbangkan:

1. Mengapa perusahaan ini dijual?


Setiap calon pembeli perusahaan harus menyelidiki sesungguhnya mengapa alasan
perusahaan ini dijual pemiliknya. Pembeli yang cerdik mengetahui bahwa kejutan
paling besar dan paling tidak menyenangkan dapat muncul dari luar laporan keuangan
perusahaan dan mungkin tidak pernah tampak dalam lembar kerja yang dirancang
untuk menganalisis posisi keuangan perusahaan. Pemasok, pelanggan, atau bahkan
pesaing mungkin akan mampu menjelaskan alasan penjualan perusahaan tersebut.
Dengan menggabungkan berbagai informasi ini dengan hasil analisis keuangan, calon
pembeli akan mampu mengembangkan gambaran yang lebih jelas mengenai nilai
yang lebih jelas dari perusahaan.
2. Bagaimana kondisi fisik perusahaan tersebut?
Calon pembeli mungkin perlu menyewa seorang profesional untuk memeriksa
komponen utama bangunan. Faktor-faktor penting lainnya yang perlu diperiksa adalah

16
piutang usaha, perjanjian sewa beli, catatan perusahaan aset tak berwujud, lokasi, dan
penampilan.
3. Apa potensi barang dan jasa perusahaan iini
Analisis pasar yang menyeluruh akan membantu pembeli mengembangkan sendiri
peramalan penjualan mengenai perusahaan tersebut. Calon pembeli harus memeriksa:
 Komponen utama bangunan (pipa, listrik, pemanas, pendingin).
 Persediaan perusahaan.
 Piutang usaha
 Perjanjian sewa beli.
 Catatan perusahaan.
 Aset tak berwujud.
 Lokasi dan penampilan.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Bisnis keluarga adalah bentuk bisnis di mana beberapa anggota keluarga tertarik
untuk memiliki atau mengoperasikan bisnis tersebut. Bisnis disebut bisnis keluarga ketika
terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengelola keuangan bisnis. Bentuk bisnis
keluarga dibagi menjadi 3 bagian yaitu Family owned business (FOB), Family Busines (FB),
dan Busines Family (BF). Kesempatan franchise (waralaba) adalah perikatan yang salah satu
pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan/atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual
(HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan
dan atau penjualan barang dan jasa. Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa family business
dapat dilakukan dengan cara melakukan franchise dan membeli perusahaan yang sudah ada.

17
3.2. SARAN

Dalam pembahasan kewirausahaan terutama family business diharapkan mampu


memanfaatkan kesempatan berwirausaha dengan baik serta mampu melakukan peningkatan
usaha sesuai dengan langkah dan kebijakan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Yasa, Putra. Hary Wiguna, Nandra. (2020). Kewirausahaan Theopreneurship (Teori Dan
Kita Menjadi Wirausaha). Depok: Rajawali

18

Anda mungkin juga menyukai