Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROFIL WIRAUSAHA DAN PENGEMBANGAN WAWASAN JENIS

BIDANG USAHA

NAMA : Wahyu Firmansyah


NIM : 5191121009
MK : Kewirausahaan

TUGAS RUTIN 7

1
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang  berjudul “Profil Wirausaha Dan
Pengembangan Jenis Bidang Usaha”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Kewirausahaan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan penulisan selanjutnya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI
.

KATA PENGANTAR  ……………………………………………………….……. i
DAFTAR ISI     ………………………………………………………………….….ii
BAB I.  PENDAHULUAN ………………………………………………….…….iii
1,1 Latar Belakang Maslah…………………………………………………………..
1.2 Manfaat Penulisan Makalah………………………………………………..…....

BAB II. PEMBAHASAN


I. PROFIL WIRAUSAHA
I.    Pengertianya  ……………………………………………………….….. ……. ..1
1.1    Macam- macam wirausaha ………………………………….………. ..…….. 2
1.2 Profil wirausahaan ……………………………………………………………...3
1.3 Jenis Profil Wirausaha  ……………………………………………………….. 4

II. PENGEMBANGAN WAWASAN JENIS BIDANG USAHA


2.1 Pengertian pengembangan usaha  …………………………………… …….…..4
2.2 Tingkatan dalam pengembangan usaha ………………………….……….….... 5
2.3 Unsur unsur dalam mengembangkan usaha …………………………….….…. 6
2.4 Aspek aspek yang diperhatikan dalam mengembangkan usaha……..……...… .7
2.5 Analisa masalah dan solusi dalam mengembangkan usaha………………..….. 9
2.6 Hal Hal yang Perlu di Perhatikan Sebelum Mengembangkan Usaha……….....10

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan …………………………………… ………………………...……11
3.2 Saran …………………………………… …………………………………….11

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………..12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat.  Sekarang ini kita
dituntut untuk dapat mengembangkan usaha , supaya usaha kita dapat maju dan besar serta
menjadi pengusaha yang sukses. Definisi pengembangan usaha itu sendiri adalah terdiri dari
sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk  mengembangkan dan
mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan
usaha yang pada awalnya  dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit .

Banyak hambatan – hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja
yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk , dan sebagainya . Tetapi hambatan-
hambatan  itu semua dapat diatasi  dengan cara mengembankan dan menerapkan strategi
pengembangan usaha yang baik .  Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang
banyak atau tenaga kerja yang terampil , tetapi juga harus dibarengi dengan niat dari diri kita
sendiri. Dengan niat yang sungguh – sungguh kita bisa mengembangkan usaha kita menjadi lebih
besar. Jika tidak mengembangkan usaha dengan sungguh – sungguh maka sebaliknya usaha akan
kita akan bangkrut. Cara lain yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dengan
baik adalah dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada pengusaha
( wirausaha) seperti memberi pelatihan workshop tentang pengembangan usaha , dan sebagainya.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang  lebih kepada pengusaha
terhadap pengembangan usaha yang baik.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini , yaitu :

1.Untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang pengembangan usaha.

2.Untuk mengetahui bagaimana cara untuk  mengembangkan usaha dengan baik .

3. Untuk mengetahui hal – hal apa saja yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha .

4
BAB II
PEMBAHASAN

I. PROFIL WIRAUSAHA
            Wirausaha adalah Orang / kelompok yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau
mengolah bahan baku baru

1.1  Beberapa macam-macam profil  wirausaha:

1. Woman Entrepreneur/ Wirausahawan Perempuan.


            Banyak wanita yang terjun dalam bidang bisnis dengan alasan mau menekuni bidang
seperti ingin memperlihatkan kemampuan kinerjanya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi
terhadap pekerjaannya.

2. Minority Entrepreneur/ Wirausahawan minoritas.


            Kaum minoritas terutama di negara kita Indonesia kurang memiliki kesempatan kerja di
bidang pemerintahan. Mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari.
Para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka
juga giat mengembangkan bisnis.

3. Immigrant Entrepreneurs/ Wirausahawan imigran


            Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit memperoleh pekerjaan
formal. Mereka lebih leluasa mencari pekerjaan yang bersifat non formal yang dimulai dari
berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.

4. Part Time Entrepreneurs/ Wirausahawan paruh waktu


            Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time merupakan pintu gerbang
untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part time tidak mengorbankan pekerjaan di
bidang lain misalnya seseorang pegawai mencoba mengembangkan hobinya untuk berdagang

5
atau mengembangkan suatu hobi yang menarik. Apabila bisnis ini lebih maju, pegawai itu
berhenti dari pegawai dan beralih profesi kebisnis yang disenangi yang merupakan hobinya.

5. Home Based Entrepreneur/ Wirausahawan di Rumah


Banyak ibu-ibu yang memulai kegiatan bisnis rumah tangga, misalnya ibu-ibu pandai
membuat kue atau aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko di sekitar tempat tinggalnya.
Usaha tersebut makin lama makin maju. Juga usaha catering yang dimulai dari rumah tangga
yang hobi memasak, kemudian usaha tersebut berkembang melayani pesanan untuk pesta.

6. Family Owned Business/ Bisnis Keluarga,


Suatu bisnis yang melbatkan dua atau lebih angggota keluarga yang mengendalikan keuangan
perusahaan.
Sebuah keluarga membuka berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin usaha keluarga yang telah
dirintis oleh bapaknya, setelah maju dibuka cabang baru yang dikelola oleh ibu. Kedua
perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain yang mungkin jenis usaha berbeda atau
lokasinya berbeda. Usaha ini dikembangkan dan dikelola oleh anak-anaknya.

7. Copreneurs
adalah pasangan kewirausahaan yang bekerja sama sebagai co-pemilik bisnis mereka,
pembagian pekerjaan didasarkan atas keahlian masing-masing orang sekaligus
pertanggungjawaban produk/ divisi.

6
1.2 Adapun profil wirausahawan sebagai berikut :
1. Mengejar Prestasi
   Wirausahawan bercirikan senantiasa menginginkan prestasi prima. Untuk  itu mereka lebih
memili bekerja dengan pakar ketika menghadapi problema dan cendrung untuk berfikir cermat
serta berfokus pada visi jangka panjang tentang bisnis.
  Berani Mengambil Resiko
   Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan memperhitungkan
besar kecilnya resiko. Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin
dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan.
2. Mampu Memecahkan Masalah
   Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh secara alami dan pada
umumnya lebih cepat mengidentifikasikan permasalahan yang perlu diatasi.
3. Rendah Hati
    Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambing-lambang keberhasilan yang di luar
dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun dipuji orang,namun mereka menolak apabila
pujian yang ditujukan kepada mereka.
4.Bersemangat
    Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan berbadan sehat. Mereka mampu
bekerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan orang lain ketika merintis usaha.
5. Memiliki Rasa Percaya Diri
    Wirausahawan adalah orang yang memilki percaya diri yang sangat tinggi dan tidak
meragukan kecakapan dan kemampuannya. Mereka berfikir bahwa tindakan mereka akan
mampu mengubah kejadian dan percaya bahwa mereka adalah pemimpin bagi mnereka sendiri.
6. Mencari Kepuasaan Diri
   Karena Wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk mewujudkan prestasi diri, mereka
sering kali kurang berminat tehadap struktur organisasi. Mereka mengabaikan aktivitas
manjemen organisasi tradisional sehingga pada umunya mereka mengalami kesulitan dengan
waktu kerja apabila bekerja untuk suatu perusahaan.

7
1.3 Jenis-jenis Profil Wirausaha
            
1.Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis
usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan
Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
            Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah) 3.
Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha
yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

1.3 PROFIL DAN SEBARAN USAHA KECIL


   
Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia.;
a. Definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1
milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
paling banyak Rp 200 juta (Sudisman & Sari, 1996: 5).      
b. Menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan
industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasrakan jumlah pekerjanya,
yaitu:
                        1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang,
                        2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang,
                        3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang,
                        4) industri besar dengan pekerja100orang atau lebih(BPS,1999:250).      

8
 Kendati beberapa definisi mengenai usaha kecil namun agaknya usaha kecil mempunyai
karakteristik yang hampir seragam,yaitu:

 1.Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan
industri kecil dikelola oleh perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola
perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.

 2.Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka
cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain
seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.

 3.Sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum.

 4. dilihat menurut golongan industri tampak bahwa hampir sepertiga bagian dari seluruh industri
kecil bergerak pada kelompok usaha industri makanan, minuman,dsb.

II.PENGEMBANGAN WAWASAN JENIS BIDANG USAHA

2.1 Pengertian Pengembangan Usaha


            Pengembangan usaha adalah ” Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang
pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha,
tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan
usaha “ .
Sedangkan untuk usaha yang berskala besar dan mapan , terutama di bidang teknologi
industri yang terkait “Pengembangan usaha” istilah yang sering mengacu pada pengaturan dan
mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain, perusahaan pihak ketiga.
Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian , teknologi atau kekayaan
intelektual untuk memperluas kapasitas mereka untuk mengidentifikasi, meneliti, menganalisis
dan membawa ke pasar bisnis baru dan produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada
implementasi dari rencana bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, dll.

9
  2.2 Tingkatan Dalam Pengembangan Usaha
Jadi, pengembangan usaha memiliki tingkat yang berbeda. Level atau tingkatan tersebut menjadi
produk, komersial dan korporasi.
Berikut ini akan dijelaskan tentang  tingkatan – tingkatan  yang ada pada pengembangan usaha
yaitu :

1.   Tingkat Produk .


Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi
baru. Meskipun tingkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan.
Tingkat perkembangan usaha  dibagi menjadi satu kategori yaitu : Perkembangan incremental .

a. Perkembangan Incremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi yang ada


platform atau teknologi, sementara pengembangan mengganggu atau terputus-putus benar-benar 
hal baru yang dikembangkan dari awal.

Misalnya dari pembangunan berkelanjutan adalah tambahan ekstensi untuk produk yang
sudah ada seperti baru baru ini untuk sampo, kamera digital dengan pixel 5MIO untuk ponsel
anda.
Dalam kedua kasus platform ponsel, shampo dan mobile tetap sama.

2.  Tingkat Komersial .


Dalam contoh bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial berarti prospeksi murni .
Ini berarti berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru.  Dengan    demikian pekerjaan ini
memerlukan individu secara psikologis yang kuat dan yang sangat didorong mampu menangani
banyak masalah.
Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial  adalah saluran  atau    setup organisasi
penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra , agen  seperti, distributor,
pemegang lisensi,franchisee, atau cabang anda sendiri nasional atau internasional.
Dan  terakhir tingkat pengembangan usaha komersial adalah tingkat  rantai    nilai.
Pada  pengembangan rantai nilai tingkat usaha adalah tentang mengembangkan penawaran
produk secara keseluruhan.
Anda akan menemukan jenis pengembangan usaha /  bisnis di perusahaan – perusahaan
teknologi yang telah  mengembangkan platform yang harus diintegrasikan atau  dikombinasikan
dengan teknologi lain atau platform untuk membentuk seluruh produk.  Sebuah seluruh  produk
umumnya terdiri dari beberapa teknologi untuk membuatnya menjadi hidup.

10
Sebuah teknologi pada umumnya tidak dikembangkan oleh satu perusahaan tapi bersumber dari
orang lain yang bertujuan untuk menghemat waktu dalam proses usaha .

3.  Tingkat Korporasi .


Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi
tertentu Kita memasuki bidang pengembangan bisnis perusahaan . Fokusnya adalah bukan pada
produk maupun komersial tingkat tetapi pada korporasi tingkatan usaha.

2.3 Unsur – Unsur Dalam mengembangkan Usaha


Adapun unsur – unsur penting dalam mengembangkan usaha ada 2 yaitu :

1. Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :

1.Adanya niat dari si pengusaha  / wirausaha  untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih
besar.
2.Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak barang yang harus diproduksi ,
cara apa yang harus digunakan untuk  mengembangkan barang / produk , dan lain – lain.
3.Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan dan pengeluaran produk .

2. Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :

1.   Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

2. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti meminjam dari luar.

3.   Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk usaha .

2.4 Aspek – Aspek Yang Diperhatikan Dalam Mengembangkan Usaha


Pengembangan usaha yang terdiri dari aspek strategi , manajemen pemasaran, dan penjualan,
seperti :
1.Aspek strategi contohnya :
1. Meneliti jenis usaha baru dengan penekanan pada mengidentifikasi kesenjangan (yang ada
dan / atau diharapkan) oleh konsumen .
2.Menciptakan pasar baru .Menciptakan produk baru dengan karakteristik yang menarik
konsumen.

11
2.Aspek manajemen pemasaran contohnya :
1. Menembus dan menguasai pangsa pasar .
2. Mengolah situasi / peluang  pasar yang ada dengan teliti.
3. Memasarkan produk dengan jaringan yang luas  seperti impor produk ke luar negeri.
4. Membuat strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen membeli produk kita ,
seperti memasang iklan , brosur, dan lain-lain.
3.Aspek penjualan contohnya :
5. Memberikan saran tentang perancangan dan menegakkan kebijakan penjualan dan
proses tindak lanjut penjualan .
6. Banyak volume produk yang akan dijual.
7. Tingkat keamanan dalam proses penjualan barang.
8. Menjual produk dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang baik.
=> Kategori Produk Baru
Kategori produk yang baru serta mengapa dilakukan pengembangn usaha, adalah :
1)    Benar – benar baru
Adalah produk yang benar-benar hasil inovasi dan baru bagi perusahaan serta
menciptakan pasar yang benar-benar baru.

2)    Lini produk baru


Adalah produk yang bagi perusahaan tetapi tidak bagi pasar karena sudah ada produk
serupa di pasar.

3)   Tambahan untuk lini produk yang sudah ada


Merupakan tambahan atau supplement item atau varian dari produk-produk lini dari
suatu perusahaan yang ada. Produk ini dapat merupakan agak baru bagi perusahaan  maupun
bagi pelanggan dari produk yang sudah ada. Atau juga dalam upaya untuk memperluas segmen
pasar dari produk yang ada.

4)    Perbaikan atau revisi dari produk yang ada


Jenis produk baru yang merupakan perbaikan atau memperbaiki kinerja sehingga
memeprbaiki kinerjanya sehingga memperbaiki persepsi pelanggan, dari produk lamanya. Lebih
merupakan hal baru bagi perusahaan termasuk akibat dari generasi teknologi baru  bagi suatu
produk, dan biasanya di persepsi sama dengan produk lama yang digantinya.
5)    Reposisi
Adalah produk lama yang ditargetkan untuk aplikasi baru dan segmen pasar baru.
6)    Penurunan biaya
Merupakan modifikasi produk dengan kinerja yang sama tetapi dengan biaya yang lebih  rendah

12
2.5  Analisa Masalah Dan Solusi Dalam Mengembankan Usaha

1.         Faktor kurangnya permodalan.


Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit
usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah
merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal
dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau
lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis
yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi

2.Kesulitan dalam pemasaran produk .


Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpana prodik di gudana
atau over produk. Sehingga tidak ada pemasukkan bagi si pengusaha.

3.Persaingan usaha yang semakin ketat .


Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan
pengusaha lainnya , hal ini jika tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan
mengalami gagal produk .

4. Kesulitan bahan baku .


Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses pengembangan
usaha . Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan
kegitan usahanya.
5.         Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli.  
                                                
Adapun solusinya adalah:

1.  Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam tetapi bisa juga dari luar seperti dari pinjaman
bank , hibah , dan sebagainya.

2.  Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam
negeri saja tetapi jika bisa diekspor ke luar negeri. Dengan begitu produk kita akan lebih mudah
dikenal oleh masyarakat .

3.  Menerapkan strategi usaha diantaranya seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti
menerapkan strategi penjualan contonhnya membuat diversikiasi produk , menemukan produk
baru dan sebagainya.

4.   Membuat lokasi usaha dengan mempertimbangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku
untuk mengembangkan usaha atau dengan kata lain memilih lokasi yang strategis dalam usaha.

5.   Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di
perusahaan anda , dengan demikian anda bisa mendapatkan tenaga yang benar – benar ahli
dibidangnya .

13
2.6 Hal Hal yang Perlu di Perhatikan Sebelum Mengembangkan Usaha
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita menggarap usaha :
1.      Minat seseorang, misalnya dalam bidang industri atau perdagangan.
2.      Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum.
3.      Relasi, teman atau keluarga yang sudah menekuni usaha yang sama atau usaha yang akan
dikerjakan ada relevansi.
Untuk mengetahui banyaknya yang bisa di masuki oleh wirausaha baru, kita dapat
melihat hubungan dalam bentuk cilcular flow antara Rumah Tangga Produsen (RTP) dan Rumah
Tangga Konsumen (RTK).
Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap kemajuan RTK.
Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya belinyapun akan meningkat. Apabila daya beli
masyarakat meningkat maka hasil produksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerja sama
RTP dan RTK ini berjalan sepanjang masa dalam bentuk cilcular flow yang saling menunjang
kemajuan. Sebagai orang yang kreatif, calon-calon wirausaha akan melihat banyak peluang
usaha yang dapat diciptakan.

14
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

            Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan
untuk membuat usaha dan mengembangkan usahanya dengan menggunakan kemampuan dan
pengalaman yang mereka miliki. Selain dari itu, dengan melihat peluang yang ada dan
menggunakannya dengan sebaik mungkin dan disertai dengan usaha yang maksimal. Maka akan
mendapatkan hasil yang baik. Selain dari peluang, kemampuan, dan pengalaman. Masalah yang
sering dihapai dalam berwirausaha yaitu distribusi. Banyak sekali cara yang dapat digunakan
untuk memproduksi barang. Distribusi dapat dilakukan yaitu dengan cara perdagangan besar,
grosir dan pedagang eceran.Dan perlu pemahaman yang luas dalam pengembangan usaha agar
tidak kalah bersaing dengan dunia pasar.

3.2 Saran
             Bagi para pengusaha sebaiknya mengembangkan usaha dengan melihat banyak faktor
dan aspek yang menguntungkan sehingga pengusaha dapat menangani resiko usaha dengan
mudah. Mengembangkan usaha dengan cara yang sekreatif mungkin supaya konsumen akan
kembali  membeli produk Anda lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Dennis (1982), "Small Industry in Developing Countries", World Development,


November.
Harianto, Farid (1996), "Study on Subcontracting in Indonesian Domestic Firms", dalam Mari
Pangestu (ed.), Small-Scale Business Development and Competition Policy, CSIS, Jakarta.
Prof. Dr. MA’SUD MACHFOEDZ, M.B.A :”Kewirausahaan, metode, manajemen, dan
implementasinya”  guru besar Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai