Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah

“REALITAS WIRAUSAHA DI MASYARAKAT DAN


PROFIL USAHA KECIL DAN PEGEMBANGANNYA”

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN


DOSEN PENGAMPU : Drs. MUHAMMAD ARIF, M.Pd

OLEH: KELOMPOK 5

ELSAS KARUNIAWAN GINTING 3173131010


FEBRIANTI RONAULI MANALU 3181131018
FEBRI HOGAN 3183131040
MUHAMMAD HARY LUQMAN 3173331034
NURUL AINI 3173331038
SUSI PANJAITAN 3173131034
KELAS B.C 2017

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Realitas Wirausaha di Masyarakat dan Profil Usaha Kecil dan
Pengembangannya” ini tepat pada waktu yang telah di tetapkan. Kami juga
berterima kasih kepada pihak yang  telah  membantu kami dalam menyelesaikan
tugas ini. Tujuan atau maksud penulis dalam melakukan makalah ini yaitu untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewirausahaan. Penulisan ini juga
diharapkan dapat lebih memperdalam kajian ilmu tentang Wirausaha.
Makalah ini dapat selesai tidak terlepas dari bantuan dan dorongan atau
pun didikan yang ditelah diberikan kepada kami. Sehingga kami mengucapkan
terimakasih banyak kepada Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd., selaku dosen
pengampu kami, dan juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada teman
dan orangtua yang selalu memberikan support dan dorongan kepada kami dalam
membuat makalah ini.
Penulis berharap makalah yang telah kami lakukan ini semoga sangat
bermanfaat kepada kami dan semoga memberikan pengetahuan yang banyak
kepada kami dalam memahami materi tentang Wirausaha. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2020

Kelompok 5

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Realitas Wirausaha di Masyarakat................................................... 2
B. Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya.......................................3

BAB III PENUTUP.........................................................................................7


A. Kesimpulan ........................................................................................7
B. Saran....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu
usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang
harapkan dengan cara memproduksi, menjual dan menyewakan suatu produk
barang dan jasa. Dalam menjalankan suatu usaha (wirausaha) seseorang yang
ingin melakukan usaha harus memiliki : (1) harus memiliki skill atau
kemampuan untuk berwirausaha karena tanpa skill seorang wirausahawan
tidak akan mungkin bisa berwirausaha dan skill ini merupakan modal utama
yang harus dimiliki dalam berwirausaha, (2) apa bila seorang wirausahawan
telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad untuk berwirausaha
maka skill berwirausaha itu akan sia-sia tidak dapat disalurkan, (3) modal
merupakan aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan
menjalankan usaha disamping mempunyai skill dan tekad, (4) seorang
wirausahawan apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa
menentukan target dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan
tujuan tidak direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat
bertahan lama, (5) Lokasi merupakan aspek yang harus dimiliki karena sangat
menunjang dalam hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan
pertimbangan oleh konsumen mengenai wirausaha yang sedang dijalankan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana realitas wirausaha di lingkungan masyarakat ?
2. Bagaimana profil usaha kecil dan pengembangannya ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini ialah :
1. Mengetahui bagaimana realitas wirausaha di lingkungan masyarakat.
2. Mengetahui bagaimana profil usaha kecil dan pengembangannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Realitas Wirausaha di Masyarakat


Banyak orang yang melakukan usaha atau berwirausaha dengan
berbagai jenis produk, kegiatan dan bidang yang diusahakannya. Seseorang
menjalankan usahanya secara sendiri, mulai dari menyiapkan bahan baku,
proses pengolahan, dan memasarkannya merupakan realita wirausaha yang
banyak terjadi pada masyarakat kami. Realitas wirausaha ini dilaksanakan
didalam keluarga atau di lingkungan keluarga. Bahkan ada wirausahawan
melakukan usahanya hanya pemenuhan hobi saja sebagai usaha sampingannya.
Usaha-usaha kecil di lingkungan keluarga banyak terjadi di daerah
perkotaan atau pinggiran. Usaha yang dilakukan wirausahawan dengan
merintisnya dari rumah atau tempat tinggal. Ada juga wirausahawan
melakukan usaha bersama dengan beberapa orang anggota keluarga secara
turun-temurun. Jenis-jenis wirausahawan yang ada dalam realita kehidupan
masyarakat pada dasarnya sangat bervariasi. Menurut Zimmerer (1996),
pengelompokkan wirausahawan berdasarkan kepada profilnya menjadi 4 yaitu
sebagai berikut :
1. Wirausahawan setengah-waktu (entreprenuer part-time), yaitu
wirausahawan yang hanya setengah waktu melakukan usaha, dan biasanya
sebagai hobi saja. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan.
2. Usaha yang dirintis di rumah (hamoe-based new ventures), yaitu usaha
yang dirintis dari rumah atau tempat tinggal.
3. Usaha yang diusahakan oleh beberapa anggota keluarga (family-owned
business), yaitu usaha yang dilakukan atau dimiliki oleh beberapa anggota
keluarga secara turun-temurun.
4. Usaha kerja sama (copreneurs), yaitu usaha yang dilakukan oleh 2 orang
wirausahawan yang bekerja sama sebagai pemiliki dan menjalankan
usahanya bersama-sama.
Realita wirausahawan juga sering mengalami kegagalan karena
mengalami kesalahan dalam:

2
a. Pengelolaan uang
b. Pengelolaan usaha dan manajemen
c. Kompetensi
d. Kredit perbanka
e. Membidik atau mencari peluang pasar
f. Administrasi usaha dan hokum

Wirausaha itu selain dapat menghasilakn perubahan tetapi dapat juga


membuat sesuatu yang berbeda. Para pengusaha yang menjalankan usaha di
lingkungan keluarha, sebagai usaha kecil banyak muncul dan eksis dalam
berusaha di masyarakat di masyarakat kami.

B. Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya


Batasan terhadap usaha kecil hingga saat ini masih berbeda-beda,
pembatasan yang dibuat para ahli, instansi, ataupun pengatur kebijakan
bergantung kepada fokus permasalahannya masing-masing.
Apabila dilihat dari perangkat dan pemikiran manajemen, bahwa
kontrol atau pengawasan pada usaha kecil biasanya dalam bentuk informal.
Apabiła hanya terdapat beberapa karyawan dalam suatu usaha, deskripsi
bekerjaan dan segala aturan lebih baik dibuat secara tidak tertulis sebab
wirwusahawan akan mudah mengontrol usahanya. Banyak wirausahawan yang
cenderung menggunakan manajemen mikro dalam menjalankan usahanya.
Dalam Undang-Undang Nomor 9/1995 tentang Usaha Kecil, pada pasal
5 disebutkan beberapa criteria usaha kecil antara łain:
 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-
Sedangkan Biro Pusat Statistik Indonesia (1988) mendefinisikan usaha
kecil dengan ukuran tenaga kerja, yaitu 5 (lima) orang dengan 19 (Sembilan
belas) orang yang terdiri atas (termasuk) pekerja kasar yang dibayar, pekerja
pemiliki, dan pekerja keluarga. Perusahaan atau industry yang memiliki tenaga
kerja kurng dari 5 (lima) orang diklasifikasikan sebagai industry rumah tangga.

3
Dalam klasifikasi yang lain menurut Stanley dan More (1970) dalam
Suryana (2013) usaha industri kecil adalah industri yang menyerap tenaga kerja
1 - 9 orang termasuk industri kerajinan rumah tangga. Industrikecil menyerap
tenaga kerja 10 - 49 orang, industri sedang menyerap 50 - 99 orang, dan
industri besar menyerap lebih dari 100 orang tenaga kerja.
Selain ciri dan kritria yang telah dikemukakan, pada hakikatnyausaha
kecil itu memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri. Beberapa kekuatan
usaha aatau industri kecil adalah:
1. Memiliki kebebasan untuk bertindak. Apabila terjadi perubahan,
misalnya perubaban produk, teknologi, dan mesin baru, maka usaha kecil
bisa bertindak dengan cepat untuk dapat beradaptasi dengan keadaan yang
berubah tersebut. Sementara, pada perusahaan besar,tindakan cepat itu sulit
dilakukan.
2. Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja, dan pemasaran produk
usaha kccil pada umumnya menggunakan sumber-sumber yang bersifat
local.
3. Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya
lainnyadiperoleh dari local, perusahaan kecil tidak rentan terhadap
fluktuasibahan baku import. Bahkan apabila bahan baku import dirasa
sangatmahal sebagai akibat dari tingginya nilai mata uang asing,
kenaikannilai mata uang asing itu dapat dijadikan peluang oleh perusahaan
kecil yang menggunakan bahan baku lokal, dengan memproduksi barang-
barang untuk keperluan eksport.
Kelemahan usaha kecil dapat dikategorikan pada 2 (dua) aspek yaitu
sebagai berikut ini:
1. Aspek kelemahan struktural. Kelemahan ini merupakan kelemahan
dalam struktur perusahaan, misalnya dalam bidang manajemen dan
organisasi, pengendalian mutu, pengadopsian dan penguasaanteknologi,
kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja masih lokal, dan terbatasnya
akses pasar. Dengan demikian, kelemahan strktural adalah kelemahan

4
usaha kecil dalam manajemen, organisasi, teknologi, sumberdaya, dan
pasar.
2. Aspek kelemahan kultural. Kelemahan ini adalah kelemahan dalam
budaya perusahaan yang kurang mencerminkan perusahan sebagai
"corporate cultur". Kelemahan kultural berdampak terhadap terjadinya
kelemahan structural. Kelemaham kultural mengakibatkan kurangnya akses
informasi dan lemahmya berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses
permodalan, pemasaran, dan bahan baku, misalnya: informasi peluang dan
cara memasarkan produk, informasi untuk mendapatkan bahan baku yang
baik, informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain,
kualitan, ataupun kemasannya, dan lain-lain.
Berbagai hasil studi dan penelitian terhadap usaha-usaha kecil telah
banyak dilakukan oleh para calon sarjana, magister, dan doktor pada
bidangnya. Kesemuanya merekomendasikan tentang perlunya tahapandaiam
upaya pengembangan usaha-usaha kecil dimaksud. Lambing (2000) dalam
Susryana (2013) mengidentifikasi 6 (enam) tahap pengenmbanganbisnis usaha
kecil yaitu:
1. Tahap konsepsi
2. Tahap survival
3. Tahap stabilisasi
4. Tahap orientasi pertumbuhan
5. Tahap pertumbuhan yang cepat
6. Tahap kematangan.
Dalam setiap tahap tersebut gaya kepemimpinan wirausahawan dan
keterampilan yang diperlukan cenderung berubah. Ada keterampilan yang
sangat diperlukan oleh pemiliki perusahaan dalam rangka mengembangkan
perusahaannya, yaitu manajemen personal dan keuangan.
Para ahli ekonomi dan manajemen modern banyak mengemukakan
pendapat tentang cara meraih keberhasilan usaha-usaha kecil dalam
mempertahankan eksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsep strategi
bersaing dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung
pada kemampuan internal pengusahanya. Menurut Suryana (2013) secara

5
internal perusahaan perlu memiliki: (1) kompetensi khususyang dicari dari
integrasi fungsional, (2) kemampuan internal, (3) kompetensi inti, (4) rahasia
wirausahawan yaitu kreatifitas dan inovasi, (5)
fokus strategi, dan (6) tantangan eksternal sebagai teori dinamis. Oleh karena
itu, untuk pengembangan usaha agar mampu bersaing maka perusahaan harus
memiliki hal-hal berikut:
1. Kompetensi khusus,
2. Kemampuan internal,
3. Kompetensi inti,
4. Kreativitas dan keiovasian,
5. Fokus strategi, dan
6. Teori dinamis.
Pengembangan terhadap usaha dan pengusaha usaha-usaha kecil
seharusnya ditargetkan untuk melatih mereka pada ke 6 (enam) aspek
dinas.Pihak yang berkepntingan terhadap pengembangan usaha kecil ini di
Indonesia dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari materi yang telah
dibahas yaitu sebagai berikut:
1. Realitas Usaha yang ada di masyarakat yaitu seperti orang yang
melakukan usaha atau berwirausaha dengan berbagai jenis produk,
kegiatan dan bidang yang diusahakannya. Seseorang tersebut menjalankan
usahanya secara sendiri, mulai dari menyiapkan bahan baku, proses
pengolahan, dan memasarkannya.
2. Batasan terhadap usaha kecil hingga saat ini masih berbeda-beda,
pembatasan yang dibuat para ahli, instansi, ataupun pengatur kebijakan
bergantung kepada fokus permasalahannya masing-masing. Apabila
dilihat dari perangkat dan pemikiran manajemen, bahwa kontrol atau
pengawasan pada usaha kecil biasanya dalam bentuk informal. Apabiła
hanya terdapat beberapa karyawan dalam suatu usaha, deskripsi bekerjaan
dan segala aturan lebih baik dibuat secara tidak tertulis sebab
wirwusahawan akan mudah mengontrol usahanya. Banyak wirausahawan
yang cenderung menggunakan manajemen mikro dalam menjalankan
usahanya.
B. Saran
Saran yang kami berikan yaitu agar mahasiswa geografi maupun
pembaca dapat memahami materi yang telah kami buat yaitu tentang Realitas
Wirausaha di Masyarakat dan Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya. Kami
juga menyarankan agar mahasiswa maupun pembaca melalui penjelasan materi
tersebut dapat memulai berwurausaha disekitar tempat tinggalnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhammad. 2020. Pendidikan Kewirausahaan. Medan: Universitas Negeri


Medan

Anda mungkin juga menyukai