ENTERPRENEURSHIP
Dosen Pengampu :
H. SYAFRILIANDI. NST
Disusun Oleh :
KELOMPOK III
1. CACA KHAIRUL. M
2. M. AZIS SAPUTRA
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
hidayah-NYA, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengembangkan Bisnis
Keluarga” ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah enterpreneurship di program
studi bimbingan konseling STAI DARUL ULUM SAROLANGUN. Selanjutnya, kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Syafriliandi. Nst selaku dosen pengampu mata
kuliah enterpreneurship dan kepada pihak lainnya.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan – kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis keluarga merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian
anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Family business juga
merupakan salah satu jalan untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga, akan
tetapi terkadang juga kebanyakan orang mengambil family business ini sebagai salah
satu lembah kehancuran rumah tangga. Akan tetapi kalau dicermati dengan baik dan bisa
mamanej dengan efektif dan efesien, maka hubungan rumah tangga akan terjalin dengan
rasa kasih sayang dan penuh ketenteraman, bersama orang yang kita kasihi. Dalam
Family business yang terlibat di dalamnya juga, tidak serta merta akan meninggalkan
tanggung jawab yang telah dipikulnya sesuai dengan kaidah.
Terkadang banyak orang yang meninggalkan keluarganya sendiri, karena sudah
tergoda dengan racun duniawi; yakni berbisnis, yang tidak pernah mengenal batas dan
waktu, sehingga keluarga dilantarkan dengan begitu saja tanpa memikirkan
konsekuensinya baik dirinya sendiri dan keluarganya. Oleh sebab itu, dalam berbisnis
dan sudah menjalin suatu hubungan keluarga paling tidak dapat mengimbangi anatara
keluarga dan bisnis, sehingga dalam membina rumah tangga dapat bersifat continue dan
menjadi panutan rumah tangga yang Sakinah, Mawahdah, Warahmah dan Taqwa semoga
nantinya kita termasuk orang-orang yang bertaqwa. Aaminn
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian family business
2. Mengetahui bisnis keluarga itu sesuatu lembaga yang unik
3. Dapat mengetahui budaya-budaya dalam bisnis keluarga
4. Dapat menjelaskan dan mengetahui ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga
5. Dapat menjelaskan mekanisme family business
6. Paradigma baru dalam menjalani bisnis keluarga
7. Mengetahui keuntungan dalam menjalani family business
8. Mengetahui kendala-kendala dan akibat dalam menjalani family business
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
(Lansberg, 1999) menunjukkan rendahnya “survival rate” perusahaan keluarga.Data
menunjukkan, hanya 30% perusahaan keluarga di seluruh dunia yang mampu bertahan
sampai generasi kedua.Artinya, 70% perusahaan keluarga gagal untuk meraih sukses di
tangan generasi kedua.Salah satu faktor utama rendahnya survival rate ini terletak pada
lemahnya perencanaan suksesi. Fakta lainnya menunjukkan, 20% perusahaan keluarga di
Amerika Serikat (AS) yang mampu bertahan melampaui 60 tahun pada keluarga yang
sama. Kenyataan juga menunjukkan, di negara maju seperti AS, hanya 28% dari
perusahaan keluarga yang mempunyai rencana suksesi dengan hati-hati, sedangkan yang
lain hanya menyiapkan warisan.
Bagaimana di Indonesia? Dari hasil survei The Jakarta Consulting Group,
perusahaan-perusahaan keluarga di Indonesia ternyata belum semuanya menyiapkan
penerus melalui perencanaan suksesi untuk memimpin perusahaan. Responden yang
telah menyiapkan penerus melalui perencanaan suksesi sebanyak 67,8% sedangkan yang
lain (32,2%) tidak atau belum menyiapkannya. Managing Partner The Jakarta Consulting
Group, AB Susanto mengatakan, salah satu masalah yang muncul pada pergantian antar
generasi atau multigenerasi adalah tidak adanya keinginan generasi lama untuk berbagi
kekuasaan dengan generasi penerus. Menurut Susanto, suksesi yang efektif dalam
perusahaan keluarga yaitu merencanakan sedini mungkin dengan melibatkan anggota
keluarga. Artinya, pendiri harus mulai mengambil dua langkah ke belakang (to take two
steps back) agar generasi penerus dan para profesional bisa mengambil satu langkah ke
depan. “Founder (pendiri) dianggap sebagai tokoh yang wibawanya besar, tahu semua
koneksi, dan bila ia mengambil satu langkah yang lain tidak berani maju. Apabila ini
tidak dilakukan oleh founder, regenerasi tidak akan berjalan.
Di lingkup bisnis kecantikan, nama Martha Tilaar dikenal sebagai salah satu
pengusaha yang sukses. Di usianya yang tidak bisa dikatakan muda, CEO Martha Tilaar
Group ini mulai mewariskan kerajaan bisnisnya kepada putrinya, Wulan Tilaar. Dalam
seminar “Coaching Leadership: Turning Good Into Great Leaders” yang diselenggarakan
PPM Manajemen, Wulan menceritakan kapan ia menerima kepercayaan dari ibunya
untuk mengurusi sebagian anak perusahaan Martha Tilaar. Ia mengakui, sejak kecil sang
ibu telah mempersiapkan dirinya untuk menggantikan posisi tersebut suatu saat kelak.
Wulan kecil sudah akrab dengan usaha yang digeluti sang ibu. Setiap hari sepulang
sekolah, ia pasti melihat orang- orang sedang belajar make up, menata rambut, dan
aktivitas lainnya di salon milik ibunya. Bahkan, kala itu, ibunya selalu membiasakan
Wulan datang ke acara-acara yang bersifat formal dan bertemu dengan orang-orang
3
dibisnis kecantikan.“Saya termasuk anak yang penurut.Jadi kalau ibu mengajak jalan,
pasti saya ikut,” kenang anak ketiga dari empat bersaudara ini. Setelah beranjak dewasa,
Wulan bersama anggota keluarga lainnya sempat menjaga stand Martha Tilaar di Pekan
Raya Jakarta (PRJ). Semua itu dilakukan bukan karena terpaksa, tapi dengan kesenangan
untuk membantu usaha keluarga.
Setelah menempuh pendidikan SMA di Santa Theresia, Jakarta, Wulan
memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang graphic design di College of
Mount St. Joseph-Cincinnati, Amerika Serikat. Tak puas dengan pendidikan sarjana,
wanita kelahiran Jakarta, 13Juli 1977, ini meneruskan ke Boston University, mengambil
bidang periklanan-komunikasi massa. Setelah merampungkan pendidikannya di Boston,
Wulan mulai terjun di bisnis keluarga secara profesional pada tahun 2005. Kali pertama
masuk ke perusahaan milik ibunya, ia tak langsung mendapat kepercayaan untuk
memegang kendali. Awalnya Wulan dimasukkan ke art department (departemen seni)
yang sesuai bidang kuliahnya.Merasa kurang tantangan, Wulan memutuskan untuk
mengurusi dan bertanggung jawab di Martha Tilaar Salon & Day Spa dan Puspita
Martha International Beauty School.Sejak itulah Wulan belajar banyak hal sekaligus
melakukan pembenahan agar perusahaan yang ditanganinya semakin baik. Setelah empat
tahun menjadi Deputy General Manager yang membawahi empat anak perusahaan, yakni
Martha Tilaar Salon & Day Spa, Puspita Martha International Beauty School, Cipta
Busana Martha Tilaar, dan Art & Beauty Martha Tilaar, Wulan merencanakan untuk
memperkenalkan tradisi dan kecantikan wanita Indonesia kepada dunia
internasional.“Mimpi saya adalah membawa perusahaan go international. Seperti
Shisedo yang asli buatan Jepang bisa dikenal di seluruh dunia. Untuk target jangka
pendek, kami ingin menguasai market Asia meski produk kami sekarang sudah beredar
di kawasan Asia, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura,” tuturnya
bersemangat. Wulan menyadari, kunci sukses perusahaan terletak pada sumber daya
manusia yang berkualitas dan komitmen dari pemilik untuk mempertahankan
bisnis.“Selama ini kami konsisten dan memegang komitmen terhadap apa yang kami
jalani.Kami mencoba kreatif untuk menampilkan sesuatu yang unik dan berbeda dengan
produk lain,” katanya.Wulan mengungkapkan, ibunya memegang teguh prinsip disiplin,
jujur, inovasi, tekun, dan ulet atau disingkat DJITU.”Ibu adalah superwomen – pekerja
keras dansangat ulet.Sementara ini saya belum sampai pada titik itu. Saya masih
menjalankan proses ke arah sana,” katanya berterus terang. Ia mengakui, sang ibu masih
ikut mengurusi perusahaan meski tak sebesar dulu. Boleh dikata, sebagian besar
4
kebijakan dan pengelolaan perusahaan sudah diserahkan kepada anak-anak.Kendati
Wulan sudah didaulat sebagai pengganti Martha Tilaar di masa mendatang, hal itu tak
menyebabkan pertentangan antarsaudara kandung yang terlibat diperusahaan
ini.Menurutnya, baik kakak, adik, serta dua saudara lainnya sudah memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing di perusahaan.Di luar tanggung jawabnya memimpin
perusahaan, Wulan tak melupakan perannya sebagai ibu sekaligus istri.Ia mengatakan,
selalu meluangkan waktu untuk kedua anaknya, Anjani Anatolia Widarto dan Atira
Aurealia Widarto.
5
Dyer konfigurasi budaya adalah pola bisnis paternalistic, pola keluarga patriakal, dan
dewan direksi yang disetujui (pola pemerintah).Ini semata-mata berarti bahwa hubungan
keluarga lebih penting daari pada keahlian professional yang pendirinya merupakan
kepala suku yang tidak diperdebatkan, sehingga dewan secara otomatis mendukung
keputusan pemilik.
6
2. Dewan keluarga
Retret keluarga dapat membuka jalan terciptanya dewankeluarga, yang di
dalamnya nanti anggota keluargabertemu untuk mendiskusikan nilai-nilai kebijakan
danarah mendatang perusahaan, secara garis besar dewankeluarga adalah
sekumpulan anggota keluarga yang terorganisasi yang berkumpul secara periodic
untuk mendiskusikan masalah keluarga yang berhubungan dengan bisnis.
7
transparasi. Dan, karyawan tingkat bawah memiliki keberanian untuk melakukan
tuntutan-tuntutan.
2. Kedua, meningkatnya isu-isu yang berkaitan dengan perburuhan, pemogokan, dan
lain-lain.
3. Ketiga, tingkat profesionalitas keluarga sudah mulai meningkat.
4. Keempat, tuntutan adanya kompensasi yang adil dan sama (fair and equiptable
compensation) baik melalui sistem kompensasi yang dikaitkan dengan kompetisi,
kinerja, ataupun kontribusi.
5. kelima, yang terakhir, lebih transparannya sistem organisasi
8
7. Jika anak anda akan bergabung dalam bisnis, usahakan agarmereka mendapat
pengalaman di luar bisnis keluarga selama3-5 tahun sebelum mereka bergabung. Hal
ini akanmember mereka perspektif atau pandangan yang berharga tentangbagaimana
bisnis seharusnya dijalankan di luar setting keluarga.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada dua macam bisnis keluarga, dalam arti umum Bisnis Keluarga adalah bisnis
yang dijalankan bersama oleh keluarga,ada yang dalam pengelolaannya di kerjakan
sendiri oleh anggota keluarga, ada juga yang dalam pengelolaanya diluar anggota
keluarga, jadi anggota keluarganya tersebut hanya sebagai pemilik. Dunia bisnis dan
dunia keluarga adalah dua hal yang sangat berbeda jauh, dalam dunia bisnis semua
kegiatan dilakukan dengan profesional, sedangkan dalam dunia keluarga yaitu dimana
sekumpulan orang yang memiliki hubungan kekerabatan melakukan bisnis, dan bisnis
yang dijalankannya relative bisnis yang kecil, tapi bisa berkembang dengan sendirinya
jika pengelolaannya dilakukan secara profesional. Banyak hambatan dan kelebihan
dalam bisnis keluarga ini, tapi seiring dengan perkembangan zaman, maka banyak
paradigma baru mengenai bisnis keluarga ini.
B. Saran
Dalam makalah ini banyak kelebihan dan kekurangan dalam isi materi maupun
masih kurang dari apa yang seharusnya. Maka kami mohon sarannya agar kedepannya
dalam penulisan dan penyusunan makalah ini lebih baik lagi dan lebih bermutu lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11