Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ENTERPRENEURSHIP

“MENGEMBANGKAN BISNIS KELUARGA”

Dosen Pengampu :
H. SYAFRILIANDI. NST

Disusun Oleh :
KELOMPOK III

1. CACA KHAIRUL. M
2. M. AZIS SAPUTRA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUL ULUM SAROLANGUN
TAHUN AKADEMIK
2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
hidayah-NYA, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengembangkan Bisnis
Keluarga” ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah enterpreneurship di program
studi bimbingan konseling STAI DARUL ULUM SAROLANGUN. Selanjutnya, kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak H. Syafriliandi. Nst selaku dosen pengampu mata
kuliah enterpreneurship dan kepada pihak lainnya.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan – kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sarolangun, Oktober 2023

Pemakalah

Kelompok III

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bisnis Keluarga ...................................................................... 2
B. Family Business (Bisnis keluarga) Sebuah Lembaga Yang Unik ............ 5
C. Budaya Bisnis Keluarga ........................................................................... 5
D. Ciri-ciri Khusus Manajemen Perusahaan Keluarga (Family Business) . . . 6
E. Mekanisme Bisnis Keluarga ..................................................................... 7
F. Paradigma Baru Dalam Menjalani Bisnis Keluarga ................................. 7
G. Keuntungan Menjalani Bisnis Keluarga ................................................... 8
H. Kendala Menjalani Bisnis Keluarga ......................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis keluarga merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian
anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Family business juga
merupakan salah satu jalan untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga, akan
tetapi terkadang juga kebanyakan orang mengambil family business ini sebagai salah
satu lembah kehancuran rumah tangga. Akan tetapi kalau dicermati dengan baik dan bisa
mamanej dengan efektif dan efesien, maka hubungan rumah tangga akan terjalin dengan
rasa kasih sayang dan penuh ketenteraman, bersama orang yang kita kasihi. Dalam
Family business yang terlibat di dalamnya juga, tidak serta merta akan meninggalkan
tanggung jawab yang telah dipikulnya sesuai dengan kaidah.
Terkadang banyak orang yang meninggalkan keluarganya sendiri, karena sudah
tergoda dengan racun duniawi; yakni berbisnis, yang tidak pernah mengenal batas dan
waktu, sehingga keluarga dilantarkan dengan begitu saja tanpa memikirkan
konsekuensinya baik dirinya sendiri dan keluarganya. Oleh sebab itu, dalam berbisnis
dan sudah menjalin suatu hubungan keluarga paling tidak dapat mengimbangi anatara
keluarga dan bisnis, sehingga dalam membina rumah tangga dapat bersifat continue dan
menjadi panutan rumah tangga yang Sakinah, Mawahdah, Warahmah dan Taqwa semoga
nantinya kita termasuk orang-orang yang bertaqwa. Aaminn

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian family business
2. Mengetahui bisnis keluarga itu sesuatu lembaga yang unik
3. Dapat mengetahui budaya-budaya dalam bisnis keluarga
4. Dapat menjelaskan dan mengetahui ciri-ciri khusus manajemen perusahaan keluarga
5. Dapat menjelaskan mekanisme family business
6. Paradigma baru dalam menjalani bisnis keluarga
7. Mengetahui keuntungan dalam menjalani family business
8. Mengetahui kendala-kendala dan akibat dalam menjalani family business

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis Keluarga


Perusahaan keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan
dijalankan oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga atau dikelola oleh anggota-
anggota keluarganya.Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua pekerja dalam
perusahaan harus merupakan anggota keluarga. Banyak perusahaan keluarga, terutama
perusahaan-perusahaan kecil, memperkerjakan orang lain untuk menempati posisi
rendahan, sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh orang dari dalam
keluarga pemilik perusahaan. Misalnya saja pemilik perusahaan adalah bapaknya,
direkturnya anak pertama, dan wakil direkturnya anak kedua.
Dalam terminologi bisnis, perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam.
1. Family owned enterprise (FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi
dikelola oleh profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya
berperan sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan.
Perusahaan seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula dikelola
oleh keluarga yang mendirikannya.
2. Family business enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh
keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi
kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan keluarga inilah yang
banyak terdapat di Indonesia.
Batasan lain tentang perusahaan diberikan oleh John L. Ward dan Craig E.
Arnoff. Menurutnya, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri
dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan.Sedangkan
menurut Robert G. Donnelley dalam bukunya “The Family Business” suatu organisasi
dinamakan perusahaan keluargaapabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi
dalamkeluarga itu dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Banyak contoh perusahaan yang dibangun selama puluhan tahun oleh generasi
pertama ambruk dalam hitungan cepat lantaran kecerobohan yang dilakukan generasi
kedua atau ketiga.Harus diakui, suksesi sering menimbulkan masalah yang dipicu oleh
persoalan non-teknis dan adanya muatan emosi dalam pelaksanaannya.Ini karena
perusahaan keluarga tidak secara formal dan sistematis mengelola persoalan suksesi.Tak
heran jika akhirnya kurang terkelola dengan baik.Survei yang dilakukan di seluruh dunia

2
(Lansberg, 1999) menunjukkan rendahnya “survival rate” perusahaan keluarga.Data
menunjukkan, hanya 30% perusahaan keluarga di seluruh dunia yang mampu bertahan
sampai generasi kedua.Artinya, 70% perusahaan keluarga gagal untuk meraih sukses di
tangan generasi kedua.Salah satu faktor utama rendahnya survival rate ini terletak pada
lemahnya perencanaan suksesi. Fakta lainnya menunjukkan, 20% perusahaan keluarga di
Amerika Serikat (AS) yang mampu bertahan melampaui 60 tahun pada keluarga yang
sama. Kenyataan juga menunjukkan, di negara maju seperti AS, hanya 28% dari
perusahaan keluarga yang mempunyai rencana suksesi dengan hati-hati, sedangkan yang
lain hanya menyiapkan warisan.
Bagaimana di Indonesia? Dari hasil survei The Jakarta Consulting Group,
perusahaan-perusahaan keluarga di Indonesia ternyata belum semuanya menyiapkan
penerus melalui perencanaan suksesi untuk memimpin perusahaan. Responden yang
telah menyiapkan penerus melalui perencanaan suksesi sebanyak 67,8% sedangkan yang
lain (32,2%) tidak atau belum menyiapkannya. Managing Partner The Jakarta Consulting
Group, AB Susanto mengatakan, salah satu masalah yang muncul pada pergantian antar
generasi atau multigenerasi adalah tidak adanya keinginan generasi lama untuk berbagi
kekuasaan dengan generasi penerus. Menurut Susanto, suksesi yang efektif dalam
perusahaan keluarga yaitu merencanakan sedini mungkin dengan melibatkan anggota
keluarga. Artinya, pendiri harus mulai mengambil dua langkah ke belakang (to take two
steps back) agar generasi penerus dan para profesional bisa mengambil satu langkah ke
depan. “Founder (pendiri) dianggap sebagai tokoh yang wibawanya besar, tahu semua
koneksi, dan bila ia mengambil satu langkah yang lain tidak berani maju. Apabila ini
tidak dilakukan oleh founder, regenerasi tidak akan berjalan.
Di lingkup bisnis kecantikan, nama Martha Tilaar dikenal sebagai salah satu
pengusaha yang sukses. Di usianya yang tidak bisa dikatakan muda, CEO Martha Tilaar
Group ini mulai mewariskan kerajaan bisnisnya kepada putrinya, Wulan Tilaar. Dalam
seminar “Coaching Leadership: Turning Good Into Great Leaders” yang diselenggarakan
PPM Manajemen, Wulan menceritakan kapan ia menerima kepercayaan dari ibunya
untuk mengurusi sebagian anak perusahaan Martha Tilaar. Ia mengakui, sejak kecil sang
ibu telah mempersiapkan dirinya untuk menggantikan posisi tersebut suatu saat kelak.
Wulan kecil sudah akrab dengan usaha yang digeluti sang ibu. Setiap hari sepulang
sekolah, ia pasti melihat orang- orang sedang belajar make up, menata rambut, dan
aktivitas lainnya di salon milik ibunya. Bahkan, kala itu, ibunya selalu membiasakan
Wulan datang ke acara-acara yang bersifat formal dan bertemu dengan orang-orang

3
dibisnis kecantikan.“Saya termasuk anak yang penurut.Jadi kalau ibu mengajak jalan,
pasti saya ikut,” kenang anak ketiga dari empat bersaudara ini. Setelah beranjak dewasa,
Wulan bersama anggota keluarga lainnya sempat menjaga stand Martha Tilaar di Pekan
Raya Jakarta (PRJ). Semua itu dilakukan bukan karena terpaksa, tapi dengan kesenangan
untuk membantu usaha keluarga.
Setelah menempuh pendidikan SMA di Santa Theresia, Jakarta, Wulan
memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang graphic design di College of
Mount St. Joseph-Cincinnati, Amerika Serikat. Tak puas dengan pendidikan sarjana,
wanita kelahiran Jakarta, 13Juli 1977, ini meneruskan ke Boston University, mengambil
bidang periklanan-komunikasi massa. Setelah merampungkan pendidikannya di Boston,
Wulan mulai terjun di bisnis keluarga secara profesional pada tahun 2005. Kali pertama
masuk ke perusahaan milik ibunya, ia tak langsung mendapat kepercayaan untuk
memegang kendali. Awalnya Wulan dimasukkan ke art department (departemen seni)
yang sesuai bidang kuliahnya.Merasa kurang tantangan, Wulan memutuskan untuk
mengurusi dan bertanggung jawab di Martha Tilaar Salon & Day Spa dan Puspita
Martha International Beauty School.Sejak itulah Wulan belajar banyak hal sekaligus
melakukan pembenahan agar perusahaan yang ditanganinya semakin baik. Setelah empat
tahun menjadi Deputy General Manager yang membawahi empat anak perusahaan, yakni
Martha Tilaar Salon & Day Spa, Puspita Martha International Beauty School, Cipta
Busana Martha Tilaar, dan Art & Beauty Martha Tilaar, Wulan merencanakan untuk
memperkenalkan tradisi dan kecantikan wanita Indonesia kepada dunia
internasional.“Mimpi saya adalah membawa perusahaan go international. Seperti
Shisedo yang asli buatan Jepang bisa dikenal di seluruh dunia. Untuk target jangka
pendek, kami ingin menguasai market Asia meski produk kami sekarang sudah beredar
di kawasan Asia, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura,” tuturnya
bersemangat. Wulan menyadari, kunci sukses perusahaan terletak pada sumber daya
manusia yang berkualitas dan komitmen dari pemilik untuk mempertahankan
bisnis.“Selama ini kami konsisten dan memegang komitmen terhadap apa yang kami
jalani.Kami mencoba kreatif untuk menampilkan sesuatu yang unik dan berbeda dengan
produk lain,” katanya.Wulan mengungkapkan, ibunya memegang teguh prinsip disiplin,
jujur, inovasi, tekun, dan ulet atau disingkat DJITU.”Ibu adalah superwomen – pekerja
keras dansangat ulet.Sementara ini saya belum sampai pada titik itu. Saya masih
menjalankan proses ke arah sana,” katanya berterus terang. Ia mengakui, sang ibu masih
ikut mengurusi perusahaan meski tak sebesar dulu. Boleh dikata, sebagian besar

4
kebijakan dan pengelolaan perusahaan sudah diserahkan kepada anak-anak.Kendati
Wulan sudah didaulat sebagai pengganti Martha Tilaar di masa mendatang, hal itu tak
menyebabkan pertentangan antarsaudara kandung yang terlibat diperusahaan
ini.Menurutnya, baik kakak, adik, serta dua saudara lainnya sudah memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing di perusahaan.Di luar tanggung jawabnya memimpin
perusahaan, Wulan tak melupakan perannya sebagai ibu sekaligus istri.Ia mengatakan,
selalu meluangkan waktu untuk kedua anaknya, Anjani Anatolia Widarto dan Atira
Aurealia Widarto.

B. Family Business (Bisnis keluarga) Sebuah Lembaga Yang Unik


Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengankepemilikannya atau keterlibatan
lainnya dari duaorang atau lebih anggota keluarganya yang samadalam kehidupan dan
fungsi bisnisnya lingkup danluas keterlibatan tersebut bervariasi dalam
beberapaperusahaan. Dalam sebuah restoran kecil misalnyaseorang istri atau suami dapat
bekerja sebagaiseorang pemilik dan manajer sementara yang lainmemegang pembukuan
dan anak-anak dapat bekerjadi dapur atau sebagai pelayan. Keterkaitan keluarga dan
bisnisadalah institusiyang terpisah dengan anggota, tujuan dan nilainyamasing-
masing.Mereka menjadi satu (saling terkait) didalam perusahaan keluarga, bagi banyak
orang duainstitusi yang saling terkait ini adalah bagian yang palingpenting dalam
hidup.Keluarga dan bisnis munculdengan alasan mendasar yang berbeda.Fungsi
pokokkeluarga berhubungan dengan perhatian dan pendidikananggota keluarga,
sedangkan bisnis berkaitan denganproduksi dan pendistribusian barang dan atau
jasa.Tujuan keluarga adalah pengembangan penuh yangmungkin dilakukan tiap anggota
keluarga yang berkaitandengan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya,
sertapembagian kesempatan dan penghargaan yang samauntuk setiap anggota.
Sedangkan, tujuan bisnis adalahkeuntungan dan ketahanan hidup.

C. Budaya Bisnis Keluarga


Pola-pola budaya Budaya perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan
keyakinan yang berbeda-beda, pengamatan menyeluruh pada keyakinan dan perilaku
tersebut akan memperlihatkan berbagai pola budaya sehingga membantu di dalam
menjelaskan cara berfungsinya suatu perusahaan. Anggota organisasi cenderung
mengadopsi pandangan umum mengenai luasnya usaha atau bahkan pengorbanan yang
seharusnya diberikan kepada pelayanan konsumen dan kualitas produk.Menurut W Gibb

5
Dyer konfigurasi budaya adalah pola bisnis paternalistic, pola keluarga patriakal, dan
dewan direksi yang disetujui (pola pemerintah).Ini semata-mata berarti bahwa hubungan
keluarga lebih penting daari pada keahlian professional yang pendirinya merupakan
kepala suku yang tidak diperdebatkan, sehingga dewan secara otomatis mendukung
keputusan pemilik.

D. Ciri-ciri Khusus Manajemen Perusahaan Keluarga (Family Business)


Penyimpangan dari praktik manajemen yang baik hanyaakan melemahkan
perusahaan, sehingga berpengaruhpada kepentingan perusahaan dan keluarga.
Sejumlahpraktik terbaik telah diperkenalkan oleh Jhon. L. Ward,spesialis pencatat dalam
bisnis keluarga dan professorternama pada Loyola university Chicago. Bebarapa
praktiktersebut adalah :
1. Menciptakan pemikiran dan pemahamanstrategi baru
2. Rekrut dan pertahankan manajernonkeluarga yang baik
3. Ciptakan organisasi yang fleksibel daninovatif
4. Ciptakan dan lindungi modal
5. Siapkan pengganti tampuk kepemimpinan
6. Eksploitasi kelebihan yang unik darikepemilikan keluarga.
Karyawan non-keluarga dalam family businessPara karyawan yang bukan
nonkeluarga masihdipengaruhi oleh pertimbangan keluarga dalam beberapa kasus,
kesempatan mereka untuk promosisemakin sempit dengan hadirnya anggota keluarga
yangmemiliki jalur dalam.Pembatasan gerak karyawannonkeluarga tergantung pada
jumlah anggota keluargayang aktif di dalam bisnis dan jumlah posisi manajerialatau
professional bisnis yang dapat diduduki olehkaryawan nonkeluaarga.Itu juga tergantung
dari padabesarnya kompetensi yang diminta oleh pemillik didalam manajemen
perusahaan dan memeliharaketerbukaan didalamnya pengamatannya untukmenghindari
masalah di masa mendatang.
1. Retret keluarga
Retret keluarga adalah pertemuan anggota keluarga,biasanya di lokasi yang
jauh untuk mendiskusikanmasalah bisnis keluarga.Sebuah usaha untukmenciptakan
suasana informal.Retret biasanya berlangsung dua hari dandiselenggarakan di
tempat yang jauh sehingga anda tidakakan tergoda untuk ke kantor (para menantu
juga harusdiundang). Duduk bersama dan membicarakan masalahbisnis mungkin
tampak menakutkan bagi beberapaanggota keluarga.

6
2. Dewan keluarga
Retret keluarga dapat membuka jalan terciptanya dewankeluarga, yang di
dalamnya nanti anggota keluargabertemu untuk mendiskusikan nilai-nilai kebijakan
danarah mendatang perusahaan, secara garis besar dewankeluarga adalah
sekumpulan anggota keluarga yang terorganisasi yang berkumpul secara periodic
untuk mendiskusikan masalah keluarga yang berhubungan dengan bisnis.

E. Mekanisme Bisnis Keluarga


Dunia bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaanyang amat curam.
Jelas, dalam sebuah keluarga kepentingankeluarga akan mengalahkan kepentingan-
kepentingan yang lain.Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional.Masalah
terpenting dalam keberlanjutan bisnis keluarga adalahmasalah suksesi.Suksesi memang
bukan satu-satunya penentukelanggengan bisnis keluarga.Tapi, mau tidak mau
generasipendahulu harus memberikan tongkat estafet perusahaankepada generasi
berikutnya.Suksesi tidak hanya berarti padatingkat pimpinan dan managerial saja,
termasuk padakebijakan-kebijakan perusahaan.
Terdapat tujuh langkah dalam melakukan suksesi perusahaankeluarga:
1. Mengevaluasi struktur kepemilikan; mengembangkangambaran struktur yang
diharapkan setelah suksesi
2. Mengevaluasi keinginan keluarga
3. Mengembangkan prosespemilihan
4. Melatih dan memonitoring penerus masa depan
5. Melakukan aktivitas team building dari keluarga
6. Menciptakandewan direksi yang efektif
7. Memasukkan peneruspada saat yang tepat, yaitu ketika pendiri berusia 50 tahun
danpenerus berusia 30 tahun.

F. Paradigma Baru Dalam Menjalani Bisnis Keluarga


Dengan adanya perubahan pasar dan persaingan, muncul lima paradigma baru
dalam lingkungan intern bisnis keluarga, diantara yaitu :
1. Pertama, karyawan merupakan generasi baru yang berbeda dengan pendiri
perusahaan. Yang perlu diperhatikan oleh pengelola bisnis keluarga, karyawan yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi (karyawan tingkat atas) mengharapkan adanya

7
transparasi. Dan, karyawan tingkat bawah memiliki keberanian untuk melakukan
tuntutan-tuntutan.
2. Kedua, meningkatnya isu-isu yang berkaitan dengan perburuhan, pemogokan, dan
lain-lain.
3. Ketiga, tingkat profesionalitas keluarga sudah mulai meningkat.
4. Keempat, tuntutan adanya kompensasi yang adil dan sama (fair and equiptable
compensation) baik melalui sistem kompensasi yang dikaitkan dengan kompetisi,
kinerja, ataupun kontribusi.
5. kelima, yang terakhir, lebih transparannya sistem organisasi

G. Keuntungan Menjalani Bisnis Keluarga


Memulai usaha kecil bersama keluarga – dengan suami, anak, atau sanak saudara
bisa membantu untuk urusan kepercayaan dan cara yang bagus untuk mengajak semua
anggota keluarga untuk bersama-sama demi keamanan generasi selanjutnya. Keuntungan
utama dari menjalankan bisnis dengan keluargaadalah adanya kepercayaan yang tidak
didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada keluarga. Karena adanya kepercayaan
dan hubungan keluarga inilah, anggota keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak
membutuhkan kontrak legal dan permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan.
Keuntungan lain adalah, terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki
kecenderungan untuk tetap bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini disebabkan karena
setiap anggota memiliki pemahaman yang lebih terhadap anggota keluarga yang lain, dan
memiliki argumen, kerja sama, dan pengalaman negatif bersama-sama. Terlepas dari
semua keuntungan memiliki bisnis keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Mencampuradukkan bisnis dengan urusan pribadi dan keluarga bisa berdampak
buruk pada hubungan keluarga. Pastikan anda membuat batasan-batasan yang jelas
tentang dimana dan kapan anda bisa berbicara tentang bisnis.
2. Pastikan bahwa komunikasi tidak menjadi halangan. Adakanlah pertemuan rutin
untuk membahas perkembangan dan perbedaanpendapat.
3. Perlakukan bisnis keluarga sebagaimana mestinya. Masalah yang sering terjadi
dalam bisnis keluarga adalah terlalu berfokus pada ‘keluarga’ daripada bisnis.
4. Pastikan bahwa setiap orang memiliki peran yang jelas. Ini akan membantu untuk
menumbuhkan lingkungan bisnis.
5. Anggota keluarga yang berada di dalam bisnis harusdiperlakukan secara adil.
6. Berusahalah untuk mengembangkan rencana pergantian.

8
7. Jika anak anda akan bergabung dalam bisnis, usahakan agarmereka mendapat
pengalaman di luar bisnis keluarga selama3-5 tahun sebelum mereka bergabung. Hal
ini akanmember mereka perspektif atau pandangan yang berharga tentangbagaimana
bisnis seharusnya dijalankan di luar setting keluarga.

H. Kendala Menjalani Bisnis Keluarga


Dari masalah-masalah yang sering muncul dalam bisnis keluarga,terutama
masalah profesionalisme, akhirnya muncul mitos,“generasi pertama membangun,
generasi kedua menikmati, dangenerasi ketiga menghancurkan”.Dan, masalah
kepemimpinandalam perusahaan keluarga, masalah konflik yang sering terjadidalam
bisnis keluarga, suksesi, kompetensi, dan budaya dalamperusahaan keluarga sebagai
tawaran paradigma baru dalambisnis keluarga. Semua ini tidak lain sebagai counter
attackterhadap mitos: “generasi pertama membangun, generasi keduamenikmati, dan
generasi ketiga menghancurkan”.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada dua macam bisnis keluarga, dalam arti umum Bisnis Keluarga adalah bisnis
yang dijalankan bersama oleh keluarga,ada yang dalam pengelolaannya di kerjakan
sendiri oleh anggota keluarga, ada juga yang dalam pengelolaanya diluar anggota
keluarga, jadi anggota keluarganya tersebut hanya sebagai pemilik. Dunia bisnis dan
dunia keluarga adalah dua hal yang sangat berbeda jauh, dalam dunia bisnis semua
kegiatan dilakukan dengan profesional, sedangkan dalam dunia keluarga yaitu dimana
sekumpulan orang yang memiliki hubungan kekerabatan melakukan bisnis, dan bisnis
yang dijalankannya relative bisnis yang kecil, tapi bisa berkembang dengan sendirinya
jika pengelolaannya dilakukan secara profesional. Banyak hambatan dan kelebihan
dalam bisnis keluarga ini, tapi seiring dengan perkembangan zaman, maka banyak
paradigma baru mengenai bisnis keluarga ini.

B. Saran
Dalam makalah ini banyak kelebihan dan kekurangan dalam isi materi maupun
masih kurang dari apa yang seharusnya. Maka kami mohon sarannya agar kedepannya
dalam penulisan dan penyusunan makalah ini lebih baik lagi dan lebih bermutu lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ferry Martin, Mengembangakan Usaha Kecil Dengan Memanfaatkan Berbagai Bentuk


Jaringan Kerja Ekonomi, (Jakarat: PT. Grafindo Persada) 2000.
Longenecker, G. Juustin, dkk, Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil, (Jakarta: PT.
Salemba Emban Patria) 2001.
Yusufsaefulberlian.wordpress.com/2012/04/04/mengenal-perusahaan-keluarga-strategi-
pengembangannya/ diakses 21 Desember 2014
Ni-ta.blogspot.com/2011/07/tugas-makalah-kewirausahaan.html?m=1 diakses 21 Desember
2014
Dvdscs.blogspot.in/2013/10/makalah-manajemen-usaha-kecil-family.html?m=1 diakses 21
Desember 214

11

Anda mungkin juga menyukai