Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“Karakteristik Kewiraswastaan”

OLEH

KELOMPOK 6

1. MICHAELIS DIANA ANGGRIANI


2. ENDANG D. LAURE
3. AGATHA PUTRI DIANA SARI
4. APRILIA E. BAUNSELE
5. INTAN P. I. L. SELAN
6. MARIA DEBYANTI DALLO
7. MARIA YOSEFINA TOBU
8. MARIA SUSANTI HERIN
9. ERLIN Y. E. N. KLAKIK
10. YOHANES P. R. BEDAN

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang membahas tentang
Karakteristik Kewiraswastaan.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis pun sering menemukan berbagai


kesulitan. Sebagai makhluk sosial, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
yang dengan kerendahan hati bersedia membantu penulis. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan limpah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini baik secara material maupun nonmaterial.

Penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, penulis mengharapkan adanya kritikan, saran, dan tanggapan dari para
pembaca yang bersifat membangun bagi makalah ini agar dapat berguna bagi kita
semua.

Kupang, April 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 3

1.2 Rumusan Masalah3

1.3 Tujuan Penulisan 3

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kewiraswastaan 5

2.2 Faktor Dalam Kewiraswastaan .....7

2.3 Hambatan Dalam Kewiraswastaan………………....................................10

2.4 Solusi Dalam Kewiraswastaan..................................................................11

BAB III. PENUTUP

3 .1 Kesimpulan 14

3.2 Saran..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..…15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu alasan berlangsungnya aktivitas ekonomi adalah terjadinya


ketidakseimbangan. Dalam hal lapangan kerja, ketidakseimbangan tersebut
juga terjadi. Di satu sisi, pertumbuhan ekonomi yang pesat memerlukan
penambahan tenaga kerja untuk mengelolanya. Di sisi lain, keahlian dan
spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan belum tentu dapat dipenuhi oleh
orang yang membutuhkan pekerjaan. Dengan pertambahan penduduk dunia
pada umumnya atau di suatu negara khususnya, laju pertambahan jumlah
tenaga kerja yang tersedia seringkali melampaui jumlah lapangan pekerjaan
yang tersedia. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja sendiri nampaknya
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat di tawar lagi. Dalam hal inilah,
wiraswasta merupakan alternatif penyelesaian. Pentingnya peran wiraswasta
ditunjukkan dengan semakin luasnya distribusi peran wiraswasta di semua
aspek kehidupan. Di negara berkembang kewiraswastaan bahkan merupakan
tiang penyangga dunia usaha dan industri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik dalam kewiraswastaan ?
2. Apa saja factor yang mendukung dan menghambat kewiraswastaan ?
3. Apa saja hambatan yang dihadapi oleh wiraswasta ?
4. Bagaimana mengatasi hambatan yang terjadi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik dalam kewiraswastaan ?
2. Untuk mengetahui factor yang mendukung dan menghambat
kewiraswastaan ?

3
3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh wiraswasta ?
4. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan yang terjadi ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Wiraswasta


Wiraswasta adalah orang yang memiliki sebuah usaha dan dapat
menghasilkan atau memproduksi sesuatu yang dapat berguna bagi diri
sendiri dan orang lain. Makna dari wiraswasta dapat lebih dipahami dari
pengalaman seorang pengusaha yang bernama Rangga Umara, yaitu
pemilik dan sekaligus pendiri usaha Pecel Lele Lela (Wahyudi, 2012:107).
Dikatakan bahwa Rangga Umara awalnya mendirikan usaha tersebut,
dikarenakan banyak teman kerjanya yang di PHK dan ia pun merasa
khawatir akan di PHK juga. Oleh karena itu, ia mencoba untuk mendirikan
usaha Pecel Lele Lela dan mengajak teman-temannya yang telah di PHK
untuk bekerja di usaha barunya. Alhasil usahanya tersebut membuahkan
kesuksesan, bahkan ia juga dapat memperkerjakan lebih banyak orang.
Hal inilah yang dinamakan wiraswasta yang memiliki usaha yang dapat
menghasilkan sesuatu yang berguna baginya dan orang lain. Maka,
manfaat bila memiliki karakter wiraswasta ialah sebagai berikut.
1. Memiliki usaha sendiri yang dapat menghasilkan keuntungan.
2. Menjadi pemimpin dan bukan pesuruh atau pekerja.
3. Menciptakan lapangan pekerjaan.
4. Usaha dapat diwariskan kepada keturunan.
5. Memiliki pahala yang besar, karena dapat membantu orang yang butuh
pekerjaan.

Seseorang dikatakan memiliki karakter wiraswasta, bila:

1. Memiliki kepercayaan diri yang merupakan landasan kuat untuk


meningkatkan karsa dan karya seseorang(Jumaedi, 2012).

5
2. Memiliki kreativitas tinggi yang berarti mempunyai kemampuan untuk
berfikir sesuatu hal yang baru dan berbeda(Fauzan & Nuryana, 2014).
3. Memiliki keahlian di beberapa bidang.
4. Memiliki pengetahuan dalam dunia usaha/ industri.
5. Dapat melihat kebutuhan pasar.
6. Memiliki tekad dan kemauan yang kuat.
7. Tekun dan tidak mudah menyerah.
8. Suka tantangan.
9. Pandai bergaul.
10. Memiliki karakter sebagai pemimpin(Darmina Pratiwi Barus, 2017).

Karakteristik Wiraswasta Menurut para ahli


1. Suhadi(1985).
Suhadi mengemukakan karakteristik wiraswasta ialah percaya pada
kemampuan diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan baik,
berpandangan luas jauh kedepan, mempunyai keuletan mental, lincah
dalam berusaha, berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil
resiko, berguru kepada pengalaman.
2. Suhamawijaya(1980)
Ia menerangkan bahwa seorang wiraswasta adalah seorang pengusaha
yang dengan kemampuannya untuk memikul resiko dan meningkatkan
efisiensi serta keahlian mengurus, dapat menerobos berbagai
persaingan, merebut kesempatan baru dan rumus baru sesuai dengan
tertib hukum serta norma-norma masyarakat lingkungannya untuk
memberikan darma baktinya berupa pengadaan, penyediaan, dan
penjualan barang-barang dan jasa, demi semakin meningkatnya
kemajuan masyarakat.
2.2 Faktor Dalam Kewiraswastaan
2.2.1 Faktor Yang Mendorong

6
1. Faktor Manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang utama dalam


pencapaian keberhasilan usaha karena manusia yang
mempunyai ide dan rencana usaha, manusia juga yang akan
mewujudkannya. Di sini diperlukan manusia yang beretos
kerja tinggi, rajin, optimis, dan pantang menyerah.

2. Faktor Keuangan

Faktor keuangan merupakan faktor penunjang keberhasilan


usaha. Karena setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan
modal usaha serta pemenuhan segala pengeluaran untuk
kepentingan operasi produksi seperti pembelian bahan
baku, bahan pembantu, gaji pegawai, promosi, dan biaya
distribusi. Dalam hal ini, diperlukan disiplin yang ketat
dalam penggunaan dana sehingga segala kegiatan keuangan
harus dicatat dan dibukukan secara rapi, teliti, dan terus -
menerus

3. Faktor Organisasi

Dengan adanya faktor organisasi, segala sumber daya akan


masuk pada suatu pola sehingga orang-orang di dalamnya
akan dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan
bidang tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan
organisasi.

4. Faktor Perencanaan

Perencanaan usaha berfungsi menentukan dan merumuskan


tujuan usaha yang diharapkan. Dengan perencanaan yang

7
matang maka kegiatan usaha yang dilaksanakan dapat
terkendali, terukur dan terhindar dari kesalahan.

5. Faktor Pengelolaan Usaha

Pengelolaan usaha yang baik, akan membantu tercapainya


keberhasilan bidang usaha. Pengelolaan usaha akan
mencakup banyak hal di antaranya masalah penggunaan
dana perusahaan. Pengelolaan usaha yang baik selalu
berhubungan dengan pelaksanaan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendaliannya.

6. Faktor Pemasaran,

Pemasaran dapat menentukan mati hidupnya perusahaan,


akan tetapi kegiatan yang lainnya tidak boleh diabaikan.
Pentingnya pemasaran bagi perusahaan adalah dapat
menentukan mengalirnya barang-barang dan jasa ke tangan
konsumen secara tepat dan cepat.

2.2.2 Faktor Yang Menghambat

Selain keberhasilan, seorang wiraswasta juga dibayangi oleh


potensi kegagalan. Keberhasilan atau kegagalan berwiraswasta
sangat tergantung pada kemampuan pribadi.

1. Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan


pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

8
2. Kurang berpengalaman.

Pengalaman sangat dibutuhkan baik dalam kemampuan


teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan
mengintegrasikan perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.

Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang


paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran
kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan
menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,


sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang


menentukan keberhasilan usaha. Lokasi usaha yang kurang
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan.

Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas.


Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan

9
peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan
tidak efektif.

7. Sikap yang kurang bersungguh-sungguh

Sikap yang setengah-setengah  terhadap usaha akan


mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan
gagal. dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya
gagal lebih besar(Kimlzuka & Taniguchi, 1986).

2.3 Hambatan Dalam Kewiraswastaan


2.3.1 Individu
1. Kesulitan Modal
Pemasalahan klasik yang dihadapi para wiraswasta baik
pemula maupun berpengalaman sekalipun, kekurangan
modal usaha ketika usaha sedang berjalan..
2. Takut Mengambil Resiko
Akibat terlalu banyak pikiran mengakibatkan ketakutan
akan kegagalan dan akhirnya kita jadi takut mengambil
resiko untuk dunia kewiraswastaan. Sebenarnya apapun
yang kita lakukan selalu memiliki resikonya tersendiri. Jika
kita benar-benar ingin berwiraswasta, tidak baik untuk
selalu ada di zona aman, kita harus melawan ketakutan kita
dan menghadapi apapun itu yang terjadi sebagai proses
pembelajaran.
3. Salah Perancanaan dan Salah Analisis
Sebelum memulai usaha, sangat dianjurkan untuk
melakukan perencanaan sebelumnya dan analisa usaha
secara matang terlebih dahulu. Tapi seringkali pengusaha
pemula menganggap remeh hal ini sehingga banyak yang

10
terlewatkan dan akhirnya malah kewalahan ketika sesuatu
buruk terjadi dalam proses.
4. Rasa Malas, Kurang Semangat, dan Kurang Percaya Diri
Berikutnya ialah rasa malas, kurang semangat, dan kurang
percaya diri. Hal-hal seperti ini akan turut menjadi
penghambat dalam dunia kewiraswastaan karena akan
mematikan daya juang dan kreativitas wiraswasta untuk
berkarya.
2.3.2 Keluarga

Tidak ada Dukungan Keluarga

Dukungan sangat dibutuhkan setiap orang agar tetap semangat


terlebih dari orang-orang terdekat seperti keluarga. Hambatan
yang sering dialami oleh wiraswasta ialah kurangnya dukungan
keluarga karena berbagai alasan tertentu dimana hal ini dapat
turut mematahkan semangat yang ada.
2.3.3 Masyarakat
Hubungan Yang Kurang Harmonis
Relasi dalam kehidupan social sangatlah penting karena pada
dasarnya manusia ialah makhluk social yang saling
membutuhkan satu sama lain. Apabila terdapat kesenjangan
atau ketidakharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat maka
dapat turut menjadi hambatan bagi mental seseorang.

2.4 Solusi Terhadap Hambatan Dalam Kewiraswastaan


1. Meminjam modal kepada Bank
Hal ini dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan modal.
Dengan mengikuti alur peminjaman dan menyetujui kesepakatan

11
yang ada, maka seorang wiraswasta bisa mendapatkan dana
tambahan yang dapat digunakan sebagai modal usaha.
2. Self Efficacy

Menurut Ormrod (2008:20) self efficacy adalah penilaian


seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan
perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
menurut Laura (2010:152) self efficacy adalah keyakinan
seseorang sehingga dapat menguasai suatu situasi dan
menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa self efficacy
adalah keyakinan seorang individu terhadap kemampuannya untuk
mengatur dan melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien
sehingga dapat mencapai suatu tujuan dimana individu yakin
mampu untuk menghadapi segala tantangan dan mampu
memprediksi seberapa besar usaha yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan tersebut(Kurniawan et al., 2016).
Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri
ialah :
a.Berdoa sebelum memulai segala sesuatu.
b. Perbanyak berlatih/belajar hingga merasa cukup
c.Berhenti membandingkan diri dengan orang lain.
d. Selalu berpikir positif
3. Minta Dukungan dan Persetujuan Keluarga

Menurut Ahmadi (2003:177) keluarga adalah bentuk masyarakat


kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh suatu
keturunan, yakni kesatuan kecil dari bentuk-bentuk kesatuan
masyarakat. Menurut Soelaeman dalam Djamarah (2004:16)
keluarga secara psikologi adalah sekumpulan orang yang hidup

12
bersama dalam satu tempat tinggal yang masing-masing anggota
merasakan adanya pertautan batin sehingga saling berpengaruh,
saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri.
Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang utama dan
pertama dalam pembentukan kepribadian seorang anak, Karena
kehidupan seorang anak sebagian besar terjadi dalam sebuah
lingkungan keluarga(Kurniawan et al., 2016).

4. Berusaha membangun relasi yang baik dengan semua pihak


Hal ini agar dapat saling melengkapi dan saling bekerjasama jika
sewaktu-waktu dibutuhkan. Membangun relasi sederhana misalnya
dengan saling memberikan dukungan.

BAB III
PENUTUP

13
3.1 Kesimpulan
Wiraswasta adalah orang yang memiliki sebuah usaha dan dapat
menghasilkan atau memproduksi sesuatu yang dapat berguna bagi diri
sendiri dan orang lain. Menjadi wiraswasta harus memiliki berbagai
karakteristik yang bersifat membangun di dalam dirinya. Di dalam dunia
kewiraswastaan pun terdapat berbagai hambatan baik dari diri sendiri,
keluarga, maupun lingkungan sekitar. Hal ini pun harus segera diatasi agar
tidak menghambat perkembangan usaha yang dilakukan.
3.2 Saran
Untuk menjadi wiraswasta yang baik, disarankan agar mampu
menerapkan karakteristik wiraswasta yang kuat di dalam diri. Selain itu,
harus mampu mempelajari hambatan yang ada agar dapat dilakukan
pemecahan atas masalah-masalah yang dihadapi sehingga tidak
mengalami kerugian.

DAFTAR PUSTAKA

14
Darmina Pratiwi Barus. (2017). Menumbuhkan karakter Masyarakat Indonesia
Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean. 212–220.
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ELIC/article/view/1233

Fauzan, F., & Nuryana, I. (2014). Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Terhadap
Kepuasan Pelanggan Warung Bebek H. Slamet Di Kota Malang. Jurnal
Ekonomi MODERNISASI, 10(1), 38. https://doi.org/10.21067/jem.v10i1.774

Jumaedi, H. (2012). Hubungan Karakteristik Wirausaha Terhadap Keberhasilan


USAha (Studi Kasus Pada Pengusaha Kecil Di Pekalongan). HUBUNGAN
KARAKTERISTIK WIRAUSAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA (Studi
Kasus Pada Pengusaha Kecil Di Pekalongan), 11(21), 13–19.
https://doi.org/10.17509/manajerial.v11i2.2171

Kimlzuka, N., & Taniguchi, M. (1986). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢


者における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. 34(10), 1986.

Kurniawan, A., Khafid, M., & Pujiati, A. (2016). Pengaruh Lingkungan Keluarga,
Motivasi, dan Kepribadian Terhadap Minat Wirausaha Melalui SELF
EFFICACY. Journal of Economic Education, 5(1), 100–109.

15

Anda mungkin juga menyukai