Anda di halaman 1dari 7

Penyediaan Air Bersih

Nama : Janwar Daud Namo

NIM : 1807010372

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


492/MENKES/PER/IV/2010 TENTANG PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

 Air minum yang aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika,
mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
paramater tambahan. Parameter wajib sebagaimana dimaksud merupakan persyaratan
kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air
minum. Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan
pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan secara internal. Pengawasannya 
melalui inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air, pengujian kualitas air, analisis hasil
pemeriksaan laboratorium rekomendasi dan tindak lanjut.

 Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat dilakukan
pengawasan secara eksternal yakni pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP dan pengawasan
secara internal yakni pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air minum
untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat yang berlaku.
Menteri, Kepala BPOM, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Peraturan ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

 Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri dan Kepala BPOM dapat
memerintahkan produsen untuk menarik produk air minum dari peredaran atau
melarang pendistribusian air minum di wilayah tertentu yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini. Pemerintah atau pemerintah
daerah sesuai kewenangannya memberikan sanksi administratif kepada penyelenggara
air minum yang tidak memenuhi persyaratan kualitas air minum sebagaimana diatur
dalam Peraturan ini.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN
2017 TENTANG STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
PERSYARATAN KESEHATAN AIR UNTUK KEPERLUAN HIGIENE SANITASI,
KOLAM RENANG, SOLUS PER AQUA, DAN PEMANDIAN UMUM

 Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau nilai yang
dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau berdampak langsung
terhadap kesehatan masyarakat. Persyaratan Kesehatan adalah kriteria dan ketentuan
teknis kesehatan pada media lingkungan. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya berbeda dengan kualitas air minum. Kolam Renang adalah tempat dan
fasilitas umum berupa konstruksi kolam berisi air yang telah diolah yang dilengkapi
dengan fasilitas kenyamanan dan pengamanan baik yang terletak di dalam maupun di
luar bangunan yang digunakan untuk berenang, rekreasi, atau olahraga air lainnya.
Solus Per Aqua yang selanjutnya disingkat SPA adalah sarana air yang dapat
digunakan untuk terapi dengan karakteristik tertentu yang kualitasnya dapat diperoleh
dengan cara pengolahan maupun alami. Pemandian Umum adalah tempat dan
fasilitas umum dengan menggunakan air alam tanpa pengolahan terlebih dahulu yang
digunakan untuk kegiatan mandi, relaksasi, rekreasi, atau olahraga, dan dilengkapi
dengan fasilitas lainnya.
 Setiap Penyelenggara wajib menjamin kualitas Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
air untuk Kolam Renang, air untuk SPA, dan air untuk Pemandian Umum, yang
memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan.
Untuk menjaga kualitas Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, air untuk Kolam
Renang, air untuk SPA, dan air untuk Pemandian Umum memenuhi Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan, dilakukan pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal merupakan pengawasan yang dilakukan
oleh Penyelenggara melalui penilaian mandiri, pengambilan, dan pengujian sampel
air. Pengawasan eksternal dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan yang terlatih
pada dinas kesehatan kabupaten/kota, atau kantor kesehatan pelabuhan untuk
lingkungan wilayah kerjanya.
 Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi, dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini
sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. Dalam rangka
pembinaan dan pengawasan, Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi, dan kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai kewenangannya dapat memberikan sanksi
administratif kepada Penyelenggara selain Penyelenggara yang tidak menyediakan air
untuk kepentingan umum atau komersial yang tidak memenuhi Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri ini.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015
TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

 Air Minum adalah Air Minum Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan Air Minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih,
dan produktif. Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam
melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti
proses dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat.
 Tujuan SPAM untuk:
o tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum;
o terwujudnya pengelolaan dan pelayanan Air Minum yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau;
o tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN,
BUMD, UPT, UPTD, Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha; dan
o tercapainya penyelenggaraan Air Minum yang efektif dan efisien untuk
memperluas cakupan pelayanan Air Minum.
 Jenis SPAM
a. SPAM jaringan perpipaan, yang meliputi :
 unit air baku
 unit produksi
 unit distribusi
 unit pelayanan.
b. SPAM bukan jaringan perpipaan, terdiri atas
 sumur dangkal
 sumur pompa
 bak penampungan air hujan
 terminal air
 bangunan penangkap mata air

Penyelenggaraan SPAM berlandaskan :


a. Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM, terdiri atas
 Kebijakan dan Strategi Nasional Penyelenggaraan SPAM
Disusun dan ditetapkan oleh Menteri setiap 5 (lima) tahun sekali.
 Kebijakan dan Strategi Provinsi Penyelenggaraan SPAM
Disusun dan ditetapkan oleh gubernur setiap 5 (lima) tahun sekali.
 Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM
disusun dan ditetapkan oleh bupati/walikota setiap 5 (lima) tahun
sekali.
b. Rencana Induk SPAM, terdiri atas :
 Rencana Induk SPAM Lintas Provinsi
Disusun dan ditetapkan oleh Menteri.
 Rencana Induk SPAM Lintas Kabupaten/Kota
Disusun dan ditetapkan oleh gubernur.
 Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota.
Disusun dan ditetapkan oleh bupati/walikota.

Pengelolaan SPAM :

 operasi dan pemeliharaan


kegiatan ini mencakup program dan kegiatan rutin menjalankan,
mengamati, menghentikan, dan merawat sarana dan prasarana SPAM
untuk memastikan SPAM berfungsi secara optimal.
 Perbaikan
Kegiatan ini dilakukan terhadap komponen teknis yang kinerjanya
mengalami penurunan fungsi sehingga dapat berfungsi secara normal
kembali.
 pengembangan sumber daya manusia
kegiatan ini dilakukan melalui program peningkatan kinerja sumber
daya manusia untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang
kompeten di bidang Penyelenggaraan SPAM.
 pengembangan kelembagaan
kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan prinsip tata kelola kelembagaan
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai