Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

KESEHATAN LINGKUNGAN DARURAT BENCANA

Michaelis Diana Anggriani

1807010012

1. Pengertian Bencana Alam

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyatakan


bahwa bencana merupakan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam
dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
oleh alam. Pada umumnya bencana alam terjadi karena adanya perubahan pada kondisi
alam baik secara perlahan maupun secara ekstrem.

2. Jenis Bencana Alam


a. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya
endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan tsunami.
b. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor
angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir
bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh
manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya
adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi
geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
c. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa,
contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai
permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk
bumi.

3. Pengaruh umum bencana alam terhadap :


a. Kesehatan
Dengan adanya bencana alam tentu saja dapat berpengaruh bagi kesehatan
masyarakat. Misalnya bencana gunung meletus akan mengakibatkan gangguan
penglihatan maupun gangguan pernapasan, bencana banjir dapat menyebabkan
gangguan pada kulit.
b. Kelaparan
Jika terjadi bencana alam, maka pasokan makanan akan berkurang, ekonomi pun
akan melemah, dan juga sumber produksi bahan makanan akan terganggu. Hal ini
dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka akan
makanan terjadinya kelaparan.
c. Perubahan Lingkungan
Dengan kejadian bencana alam, maka tentu saja dapat menurunkan kualitas
lingkungan. Lingkungan yang awalnya baik akan terpapar dengan akibat dari bencana
sehingga menurunkan kualitasnya. Misalnya, banjir dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air, gunung meletus dapat menyebabkan tercemarnya udara.
d. Psikologis Masyarakat (post traumatic stress disorder)
PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah
gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan
peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang
membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis. Bencana alam merupakan
kejadian yang tidak menyenangkan dan apabila seseorang mengingat kembali
kejadian tersebut maka akan berdampak pada kejiwaannya.

4. Masalah-masalah kesehatan umum pada saat bencana alam tanggap darurat


a. Menurunnya kualitas pelayanan kesehatan
pemberian pelayanan kesehatan pada kondisi bencana sering menemui banyak
kendala akibat rusaknya fasilitas kesehatan, tidak memadainya jumlah dan jenis obat
serta alat kesehatan, terbatasnya tenaga kesehatan dan dana operasional. Kondisi ini
tentunya dapat menimbulkan dampak lebih buruk bila tidak segera ditangani.
b. Munculnya penyakit-penyakit menular maupun tidak menular
Salah satu permasalahan kesebatan akibat bencana adalah meningkatnya potensi
kejadian penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Bahkan, tidak jarang
kejadian luar biasa (KLB) untuk beberapa penyakit menular tertentu, seperti KLB
diare dan disentri yang dipengaruhi lingkungan dan sanitasi yang memburuk akibat
bencana seperti banjir. Selain itu, infeksi saluran pemafasan akut (ISPA) merupakan
keluhan yang yang paling banyak diderita pengungsi sepuluh jenis penyakit bencana
letusan Gunung Merapi tahun 2010 di Kabupaten Sleman.
c. Terbatasnya persediaan pangan
Persediaan pangan yang tidak mencukupi juga merupakan awal dari proses terjadinya
penurunan derajat kesehatan yang dalam jangka panjang akan mempengaruhi secara
langsung tingkat pemenuhan kebutuhan gizi korban bencana.
d. Rendahnya sanitasi lingkungan karena ketersediaan air bersih yang terbatas.
Permasalahan kesehatan Iingkungan dan sanitasi juga sering dijumpai pada kondisi
bencana alam. Berbagai literatur menunjukkan bahwa sanitasi merupakan salah satu
kebutuhan vital pada tahap awal setelah tezjadinya bencana (The Sphere Project, 201
L; Tekeli-Yesil, 2006). Kondisi lingkungan yang tidak higienis, persediaan air yang
terbatas dan jamban yang tidak memadai, misalnya, seringkali menjadi penyebab
korban bencana lebih rentan untuk mengalarni kesakitan bahkan kematian akibat
penyakit tertentu seperi diare, leptospirosis, infeksi pada kulit/alergi dan lain
sebagainya.. Contoh lainnya adalah Genangan air yang ditimbulkan setalah terjadinya
bencana banjir atau wadah buatan manusia yang membentuk tempat perindukan
nyamuk Aedes Aegypti sehingga masyarakat bersiko untuk terkena DBD.
e. Terbatasnya tempat penampungan pengungsi sehingga risiko menularnya penyakit
terutama di area yang sangat padat
Pengungsian tempat tinggal (shelter) yang ada sering tidak memenuhi syarat
kesehatan sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan daya
tahan tubuh dan bila tidak segera ditanggulangi akan menimbulkan masalah di bidang
kesehatan.
Pengungsian dapat menyebabkan meningkatnya risiko relatif munculnya penyakit
menular melalui mekanisme sebagai berikut: terbebaninya sistem layanan kesehatan
dimana mereka mengungsi, tertularinya para pengungsi oleh penyakit endemis
dimana mereka mengungsi, para pengungsi memperkenalkan agen infeksi baru pada
lingkungan dimana mereka mengungsi. Selain itu, Kepadatan penduduk merupakan
faktor penting penularan penyakit terutama terkait dengan penularan melalui rute
penularan melalui pernapasan dan kontak langsung. Bencana alam menyebabkan
rusaknya rumah, yang berakibat meningkatnya kepadatan penduduk karena
terkumpul dalam kemah-kemah pengungsian.
f. Perubahan ekologi yang mendukung perkembangbiakan vektor.
Musim hujan yang tidak biasanya, disertai atau tanpa banjir, kemungkinan dapat
mempengaruhi kepadatan populasi vektor. Salah satu dampaknya adalah pertambahan
tempat perkembangbiakan nyamuk atau masuknya hewan pengerat di daerah banjir.
Banjir dan hujan yang deras menimbulkan banyak genangan air yang berakibat
meningkatnya jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk yang pada akhirnya dapat
menyebabkan outbreak penyakit. Karena menghilangkan genangan air adalah sesuatu
hal yang tidak mungkin maka perlu dilakukan program penyemprotan secara massal.
Beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam situasi darurat adalah leptospirosis dan
demam gigitan tikus (tikus), demam berdarah dan malaria (nyamuk), tifus (kutu,
pinjal pada hewan) dan pes (pinjal). Di daerah yang terkena banjir, tikus akan
meninggalkan tempat persembunyiannya untuk mencari tempat persembunyian yang
kering, sering di dalam rumah. Air banjir menyediakan kesempatan besar untuk
perkembangbiakan nyamuk. Limbah bangkai hewan dan limbah organik lainnya
menyediakan makanan bagi tikus dan vektor lain.

Anda mungkin juga menyukai