Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR DAN PERKEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kewirausahaan


Semester 4

Dosen Pengampu : Marlynda Happy Nurmalita Sari, S.ST., MKM

Disusun oleh :
1. Widya Nonik Rahayu (P1337424620001)
2. Fatimah Ika Susanti (P1337424620002)
3. Lisatun Inayah (P1337424620003)
4. Aulia Veny Nurrossidah (P1337424620004)

PRODI KEBIDANAN BLORA PROGRAM DIPLOMA TIGA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konsep Dasar dan Perkembangan Kewirausahaan” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah
kewirausahaan semester empat pada program studi Kebidanan. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan informasi mengenai konsep dasar dan perkembangan kewirausahaan.

Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Marlynda Happy Nurmalita Sari, S.ST., MKM selaku dosen pengampu mata kuliah
Kewirausahaan
2. Ibu Anjar Astuti, S.ST, M.Tr.Keb selaku dosen pembimbing akademik.
3. Rekan-rekan yang mengikuti mata perkuliahan Kewirausahaan.
4. Semua pihak yang ikut membantu dalam proses penyusunan makalah “Konsep Dasar
dan Perkembangan Kewirausahaan”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu
persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak
sepenuhnya sempurna baik pada penulisan maupun materi. Tetapi penyusun berharap tugas
ini dapat berguna bagi para pembacanya baik di masa sekarang maupun di masa mendatang
dan menjadi pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses pembuatannya. Kritik
dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Blora, 01 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

2.1 Konsep Kewirausahaan....................................................................................................6

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan.........................................................................................6

2.1.2 Karakteristik Kewirausahaan.....................................................................................6

2.1.3 Tujuan Kewirausahaan...............................................................................................6

2.1.4 Konsep Kewirausahaan..............................................................................................7

2.2 Pengertian Wirausaha dan Wiraswasta.............................................................................8

2.3 Perkembangan Dunia Usaha di Indonesia........................................................................9

2.4 Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia....................................................................9

2.5 Perkembangan dan Sejarah Usaha Kecil di Indonesia...................................................11

BAB III PENUTUP..................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13

3.2 Saran...............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangan Pandemi Covid-19 di dunia termasuk Indonesia belum terhenti.


Pandemi ini mengakibatkan lumpuhnya perekonomian, baik Indonesia maupun dunia.
Indonesia sebagai negara berkembang, dengan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM). Menurut penelitian, perekonomian Indonesia terpapar hingga 70%, yang
mengakibatkan karyawan di phk dan bangkrutnya beberapa sektor usaha. Dengan
keadaan yang seperti itu, dapat menimbulkan beberapa masalah salah satunya
meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada tahun 2020
minus 2,07% yang diiringi dengan peningkatan jumlah angka pengangguran sebanyak
2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur
menjadi sebesar 9,77 juta orang. Peningkatan jumlah pengangguran pun turut
membuat jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan.

Dari penjelasan diatas membuat beberapa orang di Indonesia memilih untuk


membuka lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada.
Dalam kondisi seperti sekarang ini, membuat peluang usaha menjadi minim atau kecil.
Oleh karena itu, setiap pengusaha harus memiliki pengetahuan agar bisa mengelola usaha
yang akan dikembangkannya nanti. Dengan kasus yang ada, penyusun tertarik untuk
membahas lebih lanjut tentang “Konsep Dasar dan Perkembangan Kewirausahaan” dalam
makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka ditentukanlah rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep kewirausahaan yang berkembang saat ini?


2. Apa yang dimaksud dengan wirausaha dan wiraswasta?
3. Bagaimana perkembangan dunia usaha di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan kewirausahaan di Indonesia?
5. Bagaimana perkembangan dan sejarah usaha kecil di Indonesia?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kewirausahaan

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan padanan dari kata entrepreneurship dalam bahasa


inggris. Kata entrepreneur berasal dari Bahasa Perancis yaitu entreprende (petualang,
pengambil risiko, kontraktor, pengusaha, dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam
diri yang dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup di masa mendatang. Kewirausahaan juga dapat diartikan
sebagai sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam usaha untuk memajukan
karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan
usahanya.

2.1.2 Karakteristik Kewirausahaan


1. Motif berprestasi tinggi
2. Selalu perspektif
3. Memiliki kreativitas tinggi
4. Memiliki perilaku inovatif tinggi
5. Selalu komitmen dalam pekerjaan, memiliki etos kerja dan tanggung jawab
6. Mandiri atau tidak ketergantungan
7. Berani mengambil resiko
8. Selalu mencari peluang
9. Memiliki jiwa kepemimpinan
10. Memiliki jiwa manajerial

2.1.3 Tujuan Kewirausahaan


1. Mendukung munculnya usaha-usaha kecil
2. Kesejahteraan masyarakat terangkat
3. Menumbuhkan semangat berinovasi
2.1.4 Konsep Kewirausahaan
1. Kelincahan

Kelincahan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengubah


arah dengan cepat dan tepat pada waktu ia bergerak tanpa kehilangan
keseimbangan, sehingga dapat beradaptasi dan bertahan dengan segala perubahan
zaman.

2. Daya tahan

Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas kerja


secara terus menerus. Banyak sekali sektor ekonomi gulung tikar di masa pandemi
ini. Imunitas pada diri pribadi, maupun perusahaan, terdampak oleh pandemi.

3. Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan


berkesinambungan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Seorang wirausaha, harus
memiliki kecepatan dalam berinovasi untuk melesat maju untuk menjawab
tantangan pasar dan secepat apa seorang wirausahawan mampu melaju melebihi
pesaingnya.

4. Kelenturan

Kelenturan adalah seseorang yang mampu menyesuaikan kehidupan


dimanapun tempatnya. Kelenturan menjadi salah satu faktor yang diperlukan
dalam beradaptasi. Seorang wirausahawan, diharapkan memiliki kemampuan
beradaptasi yang baik. Dimanapun tempatnya, mampu memaksimalkan potensi
ruang yang ada, untuk melakukan proses usaha, tanpa harus mengeluh dengan
kondisi tempat yang ada.

5. Kekuatan

Kekuatan yaitu suatu kemampuan kondisi fisik manusia yang diperlukan


dalam peningkatan prestasi belajar gerak. Kekuatan merupakan salah satu unsur
kondisi fisik yang sangat penting dalam merespon kegiatan kewirausahaan, karena
dapat membantu meningkatkan fungsi komponen-komponen seperti kecepatan,
kelincahan dan ketepatan.

2.2 Pengertian Wirausaha dan Wiraswasta

Kata wirausaha saat ini sudah sangat sering dijuluki dengan kata entrepreneurship,
ialah kata pada hakikatnya diambil dari bahasa Perancis “entreprende” yang memiliki arti
“memulai” atau “melaksanakan”. Adapun wirausaha maupun wiraswasta itu adalah
potongan dari kata Wira, Swasta dan Usaha.

2.2.1 Wirausaha
Berasal dari kata “wira” dan “usaha”. “Wira” berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Sedangkan
“Usaha” berarti perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan. Jadi, secara
etimologis/harfiah, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang melakukan
perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan.

Menurut para Ahli :


1. Menurut Joseph C. Schumpeter, wirausaha adalah orang yang mampu
menghancurkan keseimbangan pasar dan kemudian membentuk keseimbangan
pasar yang baru dan mengambil keuntungan atas perubahan tersebut.
2. Menurut Geoffrey G. Meredit, Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang
memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan kesempatan bisnis
mengumpulkan sumber sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna
memastikan kesuksesan.
2.2.2 Wiraswasta
“Wira” mempunyai makna, sifat yang gagah nan berani, dan luhur, “Swa”
ialah sendiri, “Sta” memiliki makna sebagai berdiri, sedangkan usaha memiliki
arti yang berhubungan dengan kegiatan yang produktif”. Berdasarkan asal dari
kata tersebut, wiraswasta pada awalnya merupakan julukan terhadap individu
maupun sekelompok orang yang mampu berdiri sendiri. Sedangkan di Indonesia
kata wiraswasta sering dimaknai untuk orang-orang yang bekerja secara mandiri
atau yang tidak bekerja untuk pemerintahan, misalnya para pengusaha,
pemborong, pedagang maupun orang-orang yang bekerja di berbagai perusahaan
swasta. Veny Mayasari, et.al., “wirausaha merupakan individu atau sekelompok
orang yang melaksanakan usaha sendiri dengan tujuan memenuhi kebutuhannya

2.3 Perkembangan Dunia Usaha di Indonesia

Pada saat ini, sesuai dengan rumusan UUD 1945 Pasal 33 tentang
perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Nasional. Pada ayat 4 dipertegas bahwa
perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, kemandirian, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional. Namun mengingat luasnya kehidupan ekonomi suatu negara, mulai dari
pengadaan bahan baku, pembuatan produk, transportasi, sampai distribusi dari
pabrik/produsen ke konsumen dari kota sampai ke seluruh pelosok Indonesia, maka
ruang gerak usaha dunia swasta masih terbuka luas.
Indonesia masih memerlukan ratusan ribu bahkan berjuta-juta pengusaha dan
perusahaan kecil. Di negara lain sejarah telah membuktikan bahwa negara modern
pun eksistensi atau kehidupan perusahaan kecil tetap terjamin. Keyakinan ini,
semakin berdasar ketika pembinaan perusahaan kecil sudah tercantum di rumusan
dalam pasal 14 UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil dan masyarakat melakukan
pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam bidang produksi dan pengolahan,
pemasaran, sumber daya manusia dan teknologi.

2.4 Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia

Seorang wirausaha atau wiraswasta harus melibatkan suatu peluang dan


memanfaatkannya untuk mencapai keuntungan bagi dirinya dan dunia sekelilingnya
serta kelanjutan usahanya. Wirausaha mampu mengambil resiko dengan mengadakan
pembaruan (innovation) dan harus pandai melihat ke depan dengan mengambil
pelajaran dari pengalaman di waktu yang lampau. Tetapi pada umumnya terdapat
faktor penghambat ataupun dorongan dalam berwirausaha, pertumbuhan wirausaha
dibagi menjadi tiga kategori besar yaitu :

1. Ukuran nilai sosiokultural yang berlaku di masyarakat. Ukuran baik dan buruk di
masyarakat
2. Kehidupan ekonomi seperti kebijakan pemerintah, praktik bisnis, dan struktur
pasar
3. Keadaan dunia pendidikan

Ketiga kategori tersebut bila diperinci maka cenderung ke arah hambatan ketimbang
dorongan.

2.4.1 Kerugian dari segi ekonomi di Indonesia hingga 1945


1. Monopoli kekuasaan di perusahaan Belanda.
2. Kedudukan Istimewa keturunan Cina di dunia usaha
3. Luas pasar yang terbatas
4. Kurang nya komunikasi
5. Kebijakan penjajah Belanda yang tidak mendorong lahirnya undang-undangan
dan ketentuan yang memberi dorongan munculnya para pengusaha dan
wirausaha dikalangan rakyat Indonesia.
2.4.2 Tantangan dan Hambatan
1. Tantangan dalam berwirausaha
a. Kurangnya pengetahuan. Pendidikan formal seseorang secara tidak
langsung akan mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang kewirausahaan.
Namun untuk mengatasi keterbatasan informasi dan merangsang
kreativitas, para wirausahawan dapat mengikuti berbagai pelatihan
kewirausahaan yang semakin sering diadakan. Kurangnya kesempatan
pelatihan akan berdampak pada kurangnya jaringan informasi untuk
pemasaran dan distribusi produksi.
b. Batasan budaya sampai saat ini masih banyak yang beranggapan bahwa
peran perempuan hanya sebatas dalam bidang keluarga yaitu mengurus
keluarga dan keluarga. Pandangan ini secara tidak langsung akan
membatasi pergerakan perempuan untuk bisa mulai bekerja dan membantu
keuangan keluarga.
c. Kreativitas yang terbatas. Kebanyakan pengusaha membuat semua
aksesoris yang digunakan dalam usahanya sama, agar tidak menimbulkan
kreativitas usaha. Jika terus berlanjut, mungkin negatif. Karena konsumen
akan bosan, tidak ada yang unik.
d. Pengaturan lokasi yang buruk. Waralaba yang mempertimbangkan strategi
lokasi biasanya hanya mengizinkan waralaba untuk mewakili jarak tertentu.
Namun, ada juga beberapa orang yang memiliki banyak waralaba
terkonsentrasi di satu tempat. Ini tidak bagus, karena pengusaha harus
bersaing dengan merek dan produk yang sama di tempat yang sama. Oleh
karena itu, sebelum memulai usaha, sebaiknya dilakukan pengecekan
apakah lingkungan sekitar sudah memadai.
2. Hambatan Sosial dalam berwirausaha
a. Anggapan masyarakat yang rendah terhadap kegiatan dunia usaha.
b. Sikap yang kompromistis dan kurang ambisius serta senang tergantung
c. Keluarga besar kerabat besar
d. Tidak berani mengambil resiko dan lebih suka akan hasil cepat
e. Nepotisme (mendahulukan perusahaan keluarga)
f. Feodalisme dan semangat priyayi

2.5 Perkembangan dan Sejarah Usaha Kecil di Indonesia

Sejak abad 18 wirausaha sudah diperkenalkan oleh richard Cantillon, seorang pria
peranakan Inggris-Perancis pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di
Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang
mengajarkan kewirausahaan atau Manajemen Usaha Kecil. Pada tahun 1980-an
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di
Indonesia, kewirausahaan baru dikenal pada akhir abad 20 atau sejak dahulu hingga
proklamasi 1945 dan berlanjut sampai 1990, konsentrasi kehidupan ekonominya
masih bertumpu pada sektor pertanian disamping minyak dan gas bumi. Kondisi ini
semakin jelas mengingat 80% rakyat indonesia tinggal di pedesaan dan hidup sebagai
petani atau nelayan bagi mereka yang tinggal di pantai. Sejalan dengan perkembangan
dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat pun
menjadi berkembang.
2.5.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UU RI 2008) yaitu:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-undang
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri 26 sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan memenuhi kriteria
2.5.2 Faktor yang menghambat dan mendukung Usaha
1. Faktor penghambat

Keberlanjutan usaha dipengaruhi langsung secara nyata peran persepsi pelaku


UMKM dan pemanfaatan sarana TIK. Indikator paling dominan adalah
persepsi pelaku usaha dalam memanfaatkan sarana TIK terhadap keberlanjutan
usaha

2. Faktor Pendukung
a. Masalah faktor internal antara lain kurangnya permodalan sumber daya
manusia (SDM) yang terbatas, lemahnya jaringan usaha dan penetrasi
pasar.
b. Masalah faktor eksternal antara lain iklim usaha masih belum sepenuhnya
kondusif. Masalah keterbatasan sarana dan prasarana usaha, sifat produk
dengan life time pendek
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pandemi ini mengakibatkan lumpuhnya perekonomian, sehingga mengakibatkan
peningkatan jumlah angka pengangguran dengan adanya berwirausaha dapat
meningkatkan perekonomian Indonesia. Sehingga warga Indonesia bisa menjadi
Entrepreneurship, Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu
yang ada dalam diri yang dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup di masa mendatang. Seorang wirausaha atau
wiraswasta harus melibatkan suatu peluang dan memanfaatkannya untuk mencapai
keuntungan bagi dirinya dan dunia sekelilingnya serta kelanjutan usahanya

3.2 Saran
Dari apa yang telah penyusun sampaikan dalam makalah ini, penyusun menyarankan
kepada pihak terkait (wirausaha) untuk bisa meningkatkan perekonomian negara dengan
menjadi wirausaha. Selain itu, penyusun juga mengharapkan adanya pengkajian ulang
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki penyusun.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Kesbi, F. G., Tari, A. R., Siagian, G., Jamilatun, S., Barroso, F. G., Sánchez-Muros,
M. J., Rincón, M. Á., Rodriguez-Rodriguez, M., Fabrikov, D., Morote, E., Guil-
Guerrero, J. L., Henry, M., Gasco, L., Piccolo, G., Fountoulaki, E., Omasaki, S. K.,
Janssen, K., Besson, M., … A.F. Falah, M. (2021). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan,
4(1), 1–2.
Atmaja, H. E., & ratnawati, shinta. (2018). Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk Meningkatkan Usaha Kecil Menengah. Jurnal Riset Ekonomi Manajemen
(REKOMEN), 2(1), 21–34. https://doi.org/10.31002/rn.v2i1.818
Kepemimpinan, P., Oleh, K., & Lembaga, P. (2021). Jurnal E-Bis ( Ekonomi-Bisnis ). 5(1),
157–171.
Kognisi, P. K., Risiko, P., Jenis, D. A. N., Bidori, F., Puspitowati, L. I. dan I., Wijaya, I. G.
B., Alifah, U., Artikel, I., Paedagoria, S. N., Anwar, I., Jamal, M. T., Saleem, I.,
Thoudam, P., Hassan, A., Anwar, I., Saleem, I., Islam, K. M. B., Hussain, S. A.,
Witcher, B. J., … alma. (2021).. Industry and Higher Education, 3(1), 1689–1699.
Mardia, dkk. (2021). Kewirausahaan. Makassar: Yayasan kita menulis.
MUHAMMAD RIZKI FADILLAH, dkk. (2021). Membentuk Masyarakat Wirausaha
Mandiri Dan Berjiwa Moderasi Beragama Di Desa Sei Merah Kecamatan Tanjung
Morawa. Al Amin: Jurnal Kajian Ilmu Dan Budaya Islam, 4(2), 276–284.
National, G., & Pillars, H. (n.d.). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健
康関連指標に関する共分散構造分析 Title.

Anda mungkin juga menyukai