Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PENDAHULUAN dan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN ANAK DEWASA

Disusun oleh:

KELOMPOK VI
KELAS 2-A

1) Riska Putri Widiyanti (201501011)


2) Eka Aprilia Rohmatul Umma (201501012)
3) Irda Agustin (201501013)
4) Wahyu Suhartini (201501014)
5) Fr achva Dhani (201501015

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2016

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayah-nya penulis telah
menyelesaikan makalah dengan judul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Anak Dewasa” makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
jiwa I program studi S1 ilmu keperawatan stikes bina sehat ppni mojokerto.
Dalam makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik dalam materi maupun moral. Sehingga pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat.
1) Faisal Ibnu Selaku dosen Komunitas I yang telah membimbing penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
2) Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang turut
membantu menyediakan fasilitas belajar serta arahan-arahan yang telah diberikan.
3) Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta semua keluarga yang
telah mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas kepada penulis sehingga
terselesainya makalah ini.
4) Rekan-rekan mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah membantu
terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan dan perbaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama bagi pembaca,
penulis dan mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
Mojokerto, 03 Mei 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul........................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Keluarga......................................................................... 3
2.2 Ciri Struktur Keluarga ................................................................. 3
2.3 Tipe Keluarga............................................................................... 4
2.4 Kelompok Keluarga..................................................................... 5
2.5 Tujuan Dasar Keluarga ............................................................... 6
2.6 Peran dan Fungsi Keluarga.......................................................... 7
2.7 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan.......................................... 9
2.8 Tahapan Perkembangan Keluarga............................................... 9
2.9 Keluarga Sebagai Sistem............................................................. 12
2.10 Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem..................................... 12
2.11 Devinisi Dewasa Awal............................................................... 12
2.12 Tugas Perkembangan Dewasa Awal.......................................... 13
2.13 Masalah Kesehatan pada tahap Keluarga Dewasa Awal........... 13
2.14 Funsi Perawat pada Dewasa Awal............................................. 14
2.15 Tugas Kesehatan Keluarga pada Dewasa Awal......................... 14
2.16 Karakteristik Keluarga pada Dewasa Awal.............................. 14

BAB 3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian.................................................................................... 15
3.1.1 Identitas.............................................................................. 15
3.1.2 Pengkajian Lingkungan ..................................................... 16

iv
3.1.3 Latar Belakang Budaya/ Kebiasaan Keluarga..................... 16
3.1.4 Status Sosial Ekonomi......................................................... 17
3.1.5 Tingkt Perkembangan dan Riwayat Keluarga..................... 17
3.1.6 Aktivitas ............................................................................. 17
3.1.7 Struktur Keluarga................................................................ 18
3.1.8 Fungsi Keluarga.................................................................. 18
3.1.9 Stress dan Koping Keluarga................................................ 21
3.1.10 Pemeriksaan Fisik............................................................. 21
3.1.11 Harapan Keluarga.............................................................. 21
3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 21
3.3 Penyusunan Prioritas ................................................................... 23
3.4 NCP.............................................................................................. 25
3.5 Implementasi ............................................................................... 25
3.6 Evaluasi........................................................................................ 26

BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN


4.1 Trigercase........................................................................................ 28
4.2 Pengkajian........................................................................................ 29
4.2.1 Identitas.................................................................................. 29
4.2.2 Komposisi Keluarga............................................................... 29
4.2.3 Genogram............................................................................... 30
4.2.4 Type Keluarga........................................................................ 31
4.2.5 Suku Bangsa........................................................................... 31
4.2.6 Agama.................................................................................... 31
4.2.7 Status Sosial Ekonomi............................................................ 31
4.2.8 Riwayat dan Tahap Keluarga................................................. 32
4.2.9 Pengkajian Lingkungan.......................................................... 34
4.2.10 Struktur Keluarga................................................................. 36
4.2.11 Fungsi Keluarga................................................................... 37
4.2.12 Stres dan Koping Keluarga.................................................. 40
v
4.2.13 Pemenuhan Gizi................................................................... 40
4.2.14 Pemeriksaan Fisik................................................................ 41
4.2.15 Harapan Keluarga................................................................. 42
4.3 Analisa Data..................................................................................... 43
4.4 Diagnosa Keperawatan.................................................................... 45
4.5 NCP (Nursing Care Planning)......................................................... 49

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 52
5.2 Saran............................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ), Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga. Keluarga seperti pada individu , mengalami
perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap tahap perkembangan memiliki
tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing termasuk tugas yang perlu diselesaikan
sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya dengan sukses.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dan dalam karakter
dan sikap perubahan perkembangan berdasarkan karakter awal yang membantu
membentuk perilaku dan karakteristik selanjutnya. Perkembangan setiap orang,
bagaimanapun, merupakan sebuah proses yang unik (Haber et al,1992). perubahan itu
dialami oleh dewasa awal termasuk prose salami maturasi dan sosialisasi. Dewasa awal
melewati periode pergantian stabilitas dan perubahan. Selama masa periode stabilitas,
mereka membuat beberapa pilihan dan membangun struktur di sekeliling mereka. Dalam
periode perubahan, mereka mengefaluasi kembali pilihan ini dan mempertimbangkan
alternative baru (Erickson,1968,1982).
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan sampai
akhir 30-an(Edelman N magle,1994). Dewasa awal kira 26% dari populasi. Selama masa
dewasa awal idividu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan
karier dalam memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap
sendiri. Dewasa awal ini aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi
menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar bahwa perubahan
dalam kemampuan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam
kehidupan. Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai dengan
anak pertama meninggalkan tumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak panjang, tergantung

1
pada beberapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dati SMA dan perguruna tinggi. Fase
ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan
dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika sebuah keluarga
tersebut berubaah dari sebuah rumah tangga dengan anak-anak ke sebuah rumah tangga
yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri. Tujuan utama keluarga adalah
reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan
anak-anak yang dewasa ke dalam kehidupan yang sendiri (duvall, 1977). Selama tahap
ini pasangan tersebut mengambil peran kakek-nenek perubahan lainnya dalam peran
maupun dalam citra diri mereka.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut
1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga Dewasa Awal
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada
keluarga Dewasa Awal.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga Dewasa Awal.

1.3. Tujuan
1.3.1 Manfaat Bagi kelompok
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok tentang
asuhan keperawatan keluarga Dewasa Awal.

1.3.2 Manfaat Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang


asuhan keperawatan keluarga Dewasa Awal.

2
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Definisi Keluarga

Menurut Suprajitno (2004 dalam Friedman, 1998) mendefinisikan bahwa


keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga.
Menurut Suprajitno (2004 dalam Sayekti, 1994) mendefinisikan keluarga adalah
suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya.
Ketiga pengertian mempunyai persamaan bahwa dalam keluarga terdapat ikatan
perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan
peran masing-masing serta keterikatan emosional.

2.2 Ciri Struktur Keluarga


Ciri-ciri struktur keluarga
1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain
2. Ada keterbatasan,
3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

3
2.3 Tipe Keluarga
Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe
keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non normative.
Sussman(1974),Macklin(1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau
orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier
keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-anaknya
sudah berpisah.

2. Keluarga Non Tradisional (modern)


a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai
pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy
dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.

4
2.4 Kelompok Keluarga
.     Kelompok keluarga  di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar:
1. PRASEJATERA,
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,
sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga  belum dapat memenuhi salah
satu /lebih indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA  SEJAHTERA (KS I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat
sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,
lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan..
3. KELUARGA  SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama,
makan 2 kali sehari,  pakaian berbeda,  lantai bukan tanah,  kesehatan (idem),
daging/ telur minimal 1 kali seminggu,  Pakaian baru setahun sekali,  Luas lantai 8m2
per orang,  Sehat 3 bulan terakhir,  Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya
penghasilan tetap,  Umur 10,  60 tahun dapat baca tulis,  Umur 7-15 tahun
bersekolah,  Anak hidup 2 /lebih . keluarga  masih pus saat ini berkontrasepsi.
4. KELUARGA  SEJAHTERA III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat,  ibadah sesuai agama,
pakaian berbeda tiap keperluan,  lantai bukan tanah,  kesehatan idem,  anggota
melaksanakan ibadah,  daging/telur seminggu sekali,  memperoleh pakaian baru
dalam satu tahun terakhir,  luas lantai 8 m2 perorang,  anggota keluarga  sehat dalam
3 bulan terakhir.
5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS,
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan,
kontribusi pada masyarakat,  indikator Keluarga Sejahtera III + (ditambah),
memberikan sumbangan.

5
2.5 Tujuan Dasar Keluarga:
Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki
pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang dapat
menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi sebagai buffer
atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua
harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga
serta menyiapkan peran anggotanya menerima peran di masyarakat(supriadi, 1999)
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut kebutuhan
fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota masyarakat(supriadi,1999).
Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara, namun
keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang memperhatikan
secara total segi-segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi yang menjadi perhatian
keluarga adalah kesejahteraan anggotanya, kelompok lain seperti teman kerja, teman
sekolah,majelis dan LSM tidak menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu,
mereka sebatas satu segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam urusan
sekolah atau pengajian atau produktivitas dan prestasi di sekolah(supriadi,1999)
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh penting
terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu yang menjadi
anggotanya(Supriadi,2009)

Struktur keluarga  (ikatan darah) :


1. Patrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah.
2. Matrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi ,
dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu.
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah istri.
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah suami.

6
5. keluarga  kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga  dan
sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
2.6 Peran dan Fungi Keluarga
2.3.1 Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai
pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.3.2 Fungsi Keluarga


Beberapa fungsi keluarga dalam konsep keluarga yaitu diantaranya, adalah
sebagai berikut:
1) Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

7
2) Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4) Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

5) Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

8
2.7 Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenalkeadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami anggotakeluarga. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluargasecara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau
keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas inimerupakan upaya
keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yangtepat sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untukmenentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan olehkeluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangiataubahkan teratasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

2.8 Tahapan Perkembangan Keluarga Sesuai Dengan  Tahap Perkembangan  (Duval)


(Sociologikal Perspektive) 

1. Keluarga baru menikah/pemula


Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim.
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok sosial.
d. Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),
mendiskusikan rencana punya anak.

9
2. Keluarga Dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi keluarga baru
c. Interaksi keluarga,
d. Hubungan Seksual

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah


Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Mempertahankan hubungan yangsehat keluarga internal dan luar.
d. Pembagian tanggung jawab.
e. Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak

4. Keluarga dengan anak usia sekolah


Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja
a. Membantu sosialisasi anak dg lingk luar.
b. Mempertahankan keintiman     pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama
enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur
19 atau 20 tahun.
a. Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
b. Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga
c. Komunikasi  terbuka : hindari, debat,  permusuhan.

10
d. Persiapan perubahan Sistem peran
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah
yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan
dari dan oleh anak –anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
a. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
b. pertahankan keintiman pasangan
c. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. penataan kembali peran orangtua

7. Keluarga usia pertengahan


Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saa t
pensiun atau kematian salah satu pasangan.
a. pertahankan kesehatan Individu dan pasangan usia pertengahan
b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
c. meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia tua


Dimulaidengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya
meninggal.
a. Pertahankan suasana saling menyenangkan.
b. Adapatasi perubahan: kehilangan pasangan keluarga.
c. Pertahankan keakraban pasangan dan melakukan life review masa lalu

11
2.9 Keluarga sebagai system
Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial
yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu.

Alasan keuarga sebagaisistem :


1. Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
2. Saling berhubungan dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masyarakat Sebabagai suprasistem
Komponen sistem keluarga
1. Input: anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, lingkungan, budaya, agama
2. Proses: proses pelaksanaan fungsi keluarga
3. Out put: hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesehatan.
4. Feedback: pengontrol perilaku keluarga

2.10 Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem

1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan
lingk. Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi
perhatian pada lingk. Sekitar

2.11 Devinisi Dewasa Awal

Tahap ini di mulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah . Lamanya tahap ini bergantung pada
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua. Tahap ini terjadi pada usia kira-kira laki-laki 40 – 45 tahun,
perempuan 35-40 tahun.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap
berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan anaknya
yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk

12
lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan
membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. orang tua akan merasa kehilangan
peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal
serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas kerja,
meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memelihara hubungan dengan anak.

2.12 Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan .
3. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua .
4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga .
6. Berperan suami istri , kakek ,dan nenek .
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya .

Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik (1988) serta Duval dan Miller
(1985). Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini meliputi hal-hal berikut:
1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang di
dapatkan melalui perkawinan anak-anak
2. Melanjutkan untuk memperbaruhi dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
3. Membantu orang tua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami maupun istri .

2.13 Masalah Kesehatan Pada Tahap Keluarga dengan Anak Dewasa (Pelepasan)

Masalah utama kesehatan pada tahap ini, meliputi masalah komunikasi kaum
dewasa muda dengan orang tua mereka, masalah-masalah transisi peran bagi suami istri,
masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan munculnya
kondisi kesehatan tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah tinggi. Keluarga
berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah manupouse
13
dikalangan wanita umum terjadi. Efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasaan minum,
merokok yang lama dan praktek diet semakin lebih jelas. Terakhir, perlunya strategi
promosi kesehatan dan “gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga
yang dewasa.

2.14 Fungsi Perawat pada Tahap Keluarga Anak Dewasa


Fungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pemberi konsultasi penyakit-
penyakit yang dapat timbul. Misalnya penyakit kronis atau faktor – faktor predisposisi
seperti kolestrol tinggi,obesitas, hipertensi, menopause, serta peningkatan kesehatan dan
pola hidup sehat yang juga perlu diperhatian.

2.15 Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.

2.16 Karakteristik Keluarga Sehat

a. Ada komunikasi, sharing pengalaman


b. Pendidikan terarah
c. Saling memperkuat dan mendukung
d. Mengembangkan sifat saling percaya
e. Ada rasa bermain dan humor
f. Ada keseimbangan dalam berinteraksi
g. Suasana saling tanggung jawab dan saling membantu
h. Mengajarkan baik buruk, benar salah
i. Patuh pada tradisi yang baik dan ajaran agama

14
j. Respek terhadap privasi
BAB 3
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

3.1. Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang


perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga  yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-
hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).

3.1.1 Identitas
A. Identitas  keluarga  
yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan  tipe keluarga.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga  saat ini
perkembangan keluarga  ditentukan dengan anak tertua dari keluarga  inti.
b. Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga  serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga  inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber

15
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga  serta pengalaman-
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga  sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  dari pihak suami
dan istri.

3.1.2 Pengkajian Lingkungan


a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga  untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga  yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga  adalah jumlah anggota
keluarga  yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga  untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga  dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.

3.1.3 Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga


a. Kebiasaan makan

16
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga  didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan
faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.

3.1.4 Status Sosial Ekonomi


a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga  dalam mengenal
suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir  dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga
dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga  yang sakit
salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga  dalam merawat anggota
keluarga  yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga .

3.1.5 Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga


Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga  mulai lahir hingga saat
ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga
yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat
mengakibatkan kecemasan.

3.1.6 Aktiftas

17
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.

3.1.7 Struktur keluarga


a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik
diman usaha mengajak pasien dan keluarga  untuk bertukar pikiran dan perasaan.
Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal,
empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c. Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga  menerima dan konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga  puas
atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat
diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan
dalam keluarga .

3.1.8 Fungsi keluarga


a. Fungsi afektif
Keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga  itu sendiri.

b. Fungsi sosialisasi.
Keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota keluarga  dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga  tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga

18
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah
stress.

c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak
untukberkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga  melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga  adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengenal masalah kesehatan, yang
perlu  dikaji adalah sejauhmana  keluarga  memahami fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga  terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1) Sejauhmana kemampuan keluarga  mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga  merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
4) Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga  mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6) Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga  kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga  mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga  merawat anggota keluarga
yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan
sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1) Apakah keluarga  mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.

19
2) Apakah keluarga  mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan
untuk perawatan.
3) Keterampilan keluarga  mengenai macam perawatan yang diperlukan
memadai.
4) Apakah keluarga  mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan
yang diperlukan
5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam
keluarga
6) Apakah keluarga  kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
7) Apakah keluarga  mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
8) Apakah keluarga  sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga  akan fasilitas tersebut.
9) Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).
10) Bagaimana falsafah hidup keluarga  berkaitan dengan upaya perawatan
dan pencegahan.

d. Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.

e. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :
a) Sejauhmana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b) Sejauhmana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .

20
3.1.9 Stress dan Koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga  yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga  yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga  berespon terhadap
situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga  bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
5) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga  bila menghadapi
permasalahan

3.1.10 Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Yaitu menggunakan metode Head-to-Toe, persistem, maupun B1-B6.

3.1.11 Harapan keluarga


Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga  terhadap
petugas kesehatan yang ada.

3.2. Diagnosa keperawatan


Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat

21
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan
koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga  dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga  terdiri dari :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2. Resiko (ancaman kesehatan)
3. Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga  :
Diagnosa Keperawatan keluarga  Aktual
Contoh:
a. Perilaku kesehatan berisiko berhubungan dengan stressor yang banyak

Diagnosa Keperawatan keluarga  Resiko (ancaman)


Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah
kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak
adekuat, dan sebagainya.
Contoh:
a. Resti ketakutan orang tua berhubungan dengan perpisahan dengan anaknya.

Diagnosa Keperawatan keluarga  Sejahtera/Potensial


Suatu keadaan dimana keluarga  dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga  dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial
(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.
Contoh:
a. Ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan status kesehatan anggota

22
3.3. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi
bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka
terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga  :
NO. KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
      Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
      Ancaman kesehatan 2 1

      Keadaan sejahtera 1


2 Kemungkinan masalah dapat diubah
      Mudah 2
      Sebagian 1 2

      Tidak dapat 0


3 Potensi masalah untuk dicegah
      Tinggi 3
      Sedang 2 1

      Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 1
  Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
Skor
_____________  x  Bobot
Angka Tertinggi

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

23
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
2. Sumber daya keluarga  dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan
dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat  dalam
memperbaiki masalah.
4. Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga .

4.   Menyusun tujuan


Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan
alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.

24
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. Tujuan jangka menengah.
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan

3.4. NCP (Nursing Care Planning)

Perencanaan keperawatan keluarga  terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup


tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan
standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

3.5. Implementasi

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga  berdasarkan perencanaan


mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga  mencakup hal-hal dibawah ini ;

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga  mengenai masalah dan


kebutuhan kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2. Menstimulasi keluarga  untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan


cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga  yang sakit


dengan cara :

25
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga  melakukan perawatan

4. Membantu keluarga  untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan


menjadi sehat, dengan cara ;
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

5. Memotivasi keluarga  untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada


dengan cara :
a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b. Membantu keluarga  menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
3.6. Evaluasi

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk


menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam
satu kali kunjungan ke keluarga . Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga .
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
1. Subjektif
Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga  secara subjektif setelah
dilakukan intervensikeperawatan.  Misal : keluarga  mengatakan ke
khawatiran tentang suatu persoalan telah berkuran.
2. Objektif
Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan. Misal : keluarga tampak lebih harmonis.

26
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan
terkait dengan diagnosa keperawatan.
4. Planning
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir.

27
BAB 4
TINJAUAN KASUS

4.1. Triger Case

Tn.G(42th) adalah suami dari Ny.T(38 th) yang mempunyai dua anak laki-laki.
Tn.G bekerja sebagai karyawan pabrik kertas di PT. Tjiwi, sedangkan istrinya sebagai
ibu rumah tangga. Anak pertama An.N (26th) sudah menikah 1 tahun yang lalu dan
sekarang tinggal dirumah istrinya. Sedangkan anak kedua, An.P (17th) masih duduk di
bangku kelas 3 SMA. An. N(anak 1) mempunyai usaha sendiri yaitu berdagang bakso, si
anak berjualan didepan rumah tempat istrinya tinggal (rumah mertua).
Penghasilan Tn.G sebagai karyawan pabrik kertas di PT.Tjiwi adalah Rp.
1200.000/bulan, sedangkan penghasilan An.N ± Rp. 1.000.000/bulan. Dari hasil bekerja
Tn.G memberikan hasilnya kepada istrinya sebesar Rp.500.000 untuk keperluan makan
sehari-hari dan untuk biaya sekolah anaknya dan sisanya ditabung di bank. An.N
biasanya juga memberikan hasil dari penghasilannya berjualan kepada Ny.T ±
Rp.200.000/bulan untuk menambah biaya kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Dalam keluarga Tn.G salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.T istri menderita
penyakit Hipertensi. Ny.T mengeluh pusing, sakit kepala, nyeri pada leher bagian
belakang serta tengkuk terasa pegal. Tn.G mengatakan kalau istrinya emosinya sering
meningkat, terkadang marah-marah sendiri walau dengan stressor yang ringan. Dari hasil
pemeriksaan TTV didapatkan TD: 180/130 mmHg, RR: 18x/mnt, Nadi : 82x/mnt, S:
36,6oC,
2 tahun yang lalu Ny.T pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit
yang sama yaitu hipertensi dan dulu ibu Ny.T juga memiliki riwayat penyakit yang sama.
Pada saat Ny.T sakit sekarang keluarga Tn.G hanya membiarkan saja di rumah karena
menurutnya masih bisa di tangani dirumah dan hanya membelikan obat di apotek untuk
mengatasi sakit kepala dan pegal yang dialami, dan keluarga merawat Ny.T sendiri
dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi
aktifitas sehari-hari Ny.T.

28
Keluarga Tn.G termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan,
meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat
berbahaya dan keluarga Tn.G juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.T meskipun
pernah ada riwayat MRS karena  Hipertensi sebelumnya.
Tn. G mengatakan bahwa dari pihak keluarga istrinya, ibu dari Ny. T mengalami
hipertensi juga. Kondisi Ny. T semakin parah ketika terlalu mengalami pikiran yang
berat. Apalagi setelah anak pertamanya yang menikah 1 tahun yang lalu kemudian
tinggal bersama pihak keluarga istri. Selain itu Ny. T merasa terganggu dengan
pusingnya sehingga jarang melakukan aktivitas untuk membersihkan rumah sehingga
rumahnya tampak kotor, tampak banyak baju bergantungan, banyak penataan barang
yang tidak teratur di dapur, dan lantai rumah kurang bersih.

4.2. Pengkajian Kasus


4.2.1 Identitas Klien
Pengkajian dilakukan pada (hari, tanggal, bulan, tahun) jam .......
Nama : Ny.T
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Jawa
Alamat : Ds. Mojoanyar, Mojokerto

4.2.2 Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Usia Hubungan Pendidikan Pekerjaan Status


Kela Kesehatan
min
1. Tn.G L 42 Th Suami SMP Karyawan Pabrik Sehat
2. Ny.T P 38 Th Istri SD Ibu Rumah Sakit
Tangga (Hipertensi)

29
3. An.N L 26 Th Anak SMA Wiraswasta Sehat
4. An.P L 17 Th Anak SMA Pelajar Sehat

4.2.3 Genogram

Tn.G Ny.T

An.N An. P
N

Keterangan :
: Laki-laki masih hidup

: Perempuan masih hidup

: Meninggal

: Hubungan

:Anggota keluarga yang sakit

: Tinggal satu rumah

30
4.2.4 Type Keluarga

- Jenis tipe keluarga


Jenis type keluarga Tn.G adalah type keluarga inti atau nuclear family yang
terdiri dari suami, istri dan dua anak.

- Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut


Tidak ada masalah pada tipe keluarga ini. Keluarga sudah merencanakan untuk
KB setelah kelahiran anak kedua.

4.2.5 Suku Bangsa

- Asal suku bangsa


Tn G dan istrinya adalah sama-sama berasal dari suku jawa.

- Budaya yang berhubungan dengan kesehatan


Keluarga mengatakan tidak ada yang bertentangan dalam budaya suku bangsa jawa
yang bertentangan ataupun bertolak belakang dengan kesehatan

4.2.6 Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


Agama yang dianut keluarga Tn. G adalah islam

4.2.7 Status sosial ekonomi Keluarga

- Anggota Keluarga yang mencari nafkah


o Tn G ( kepala keluarga ) bekerja sebagai karyawan pabrik kertas di
PT.Tjiwi dan An.N berwirausaha berdagang bakso dirumah istrinya.

- Penghasilan
o Penghasilan Tn. G sekitar Rp 1200.000/bulan.
o Penghasilan An.N ± Rp. 1.000.000/bulan

31
- Upaya Lain
o Tidak ada upaya lain untuk mendukung penghasilan keluarga

- Harta benda yang dimiliki


o Tn G mempunyai alat transportasi pribadi (sepeda motor) untuk
kebutuhan keluarganya, dan perabotan rumah yang cukup memadai.

- Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan


o Pengeluaran tiap bulannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga
sekitar Rp.1000.000 ini untuk membayar rekening listrik, belanja
bahan makanan sebulan, biaya sekolah anak, dan uang saku buat anak
tiap harinya. Dan jika terdapat sisa uang, biasanya dimasukkan dalam
tabungan.

- Aktivitas rekreasi keluarga


o Keluarga Tn G jarang melakukan rekreasi hanya saat waktu liburan
kerja, dimanfaatkan bersama keluaganya untuk kumpul keluarga dan
menonton TV bersama.

4.2.8 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini adalah


Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap keluarga dengan anak
dewasa (pelepasan), karena anak pertama (26th) sudah menikah dan meninggalkan
rumah. Sedangkan anak kedua (17th) masih duduk dibangku sekolah 3 SMA.
b. Tahap Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah :
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
- Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya

32
c. Riwayat kesehatan keluarga Inti
- Riwayat Kesehatan keluarga saat ini
Semua anggota keluarga dalam keadaan sehat, kecuali Ny. T menderita
hipertensi,

- Riwayat Penyakit Keturunan


Keluarga mengatakan, dari pihak orang tua Ny. T, Alm.ibunya dulu
mempunyai riwayat hipertensi juga bahkan sampai stroke. Dari pihak Tn.G
ayahnya punya riwayat kolesterol.

- Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga


Keadaan Imunisasi
BB Masalah Tindakan yang telah
No Nama Umur Kesehatan (BCG/POLIO/DPT/
(Kg) Kesehatan dilakukan
HB/CAMPAK
1. Tn.G 42 th 70 Sehat Lengkap -
2 Ny.T 38 th 58 Sakit Gg. Rasa Membantu mengatasi
(Hipertensi) Lengkap nyaman nyeri Ny.S dengan hanya
nyeri membelikan obat analgesic
3. An.N 27 th 52 Sehat Lengkap -
di apotek.
Sehat
4. An P 17 th 45 Lengkap -

- Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Pelayanan Kesehatan yang digunakan oleh Tn.G ini adalah apotek,
puskesmas, dan rumah sakit.

- Riwayat keluarga sebelumnya


1. Tn.G dulu pernah mengalami sakit maag, tapi sekarang tidak pernah
kambuh lagi karena pola makannya teratur.
2. Ny.T 2 tahun lalu juga mengalami hipertensi yang mengakibatkan pingsan
dan didirawat Rumah sakit.

33
3. An.N hanya mnderita penyakit batuk pilek biasa, tidak ada riwayat sakit
yang parah.
4. An.P 2 tahun lalu pernah dirawat di Rs karena demam Thypoid.

4.2.9 Pengkajian Lingkungan

Karakteristik Rumah
- Luas rumah : 48 m2 (4 m x 12 m)
- Type rumah : Permanen, dinding rumah terbuat dari semen, lantai rumah
terbuat dari keramik, terdapat teras rumah didepan ada teras rumah .
- Kepemilikan : Milik pribadi,dibuktikan dengan surat tanah atas nama
kepemilikan Tn.G.
- Jumlah dan ratio kamar/ruangan: Terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1
ruang keluarga yang digunakan sebagai tempat nonton TV, 1 ruang tempat ibadah,
1 kamar mandi, 1 ruang dapur.
- Ventilasi/candela : ventilasi cukup, cendela ada di setiap ruangan.
- Pemanfaatan ruangan : Setiap ruangan tertata dengan baik: bagian depan
ada ruang tamu, bagian tengah terdapat tempat istirahat bersama keluarga/ tempat
nonton TV, tempat tidur, tempat ibadah, bagian belakang ada dapur dan kamar
mandi.
- Septic tank : ada
- Letak : belakang rumah dengan jarak 4 meter
- Sumber air minum : Sumber air minum menggunakan sumur, letak sumur
dibelakang rumah, jaraknyaberdekatan 1 m dari rumah.
- Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi yang didalamnya terdapat WC juga.
- Sampah : Tempat pembuangan sampah terletak dibelakang rumah dan jika
sudah menumpuk sampah akan dibakar oleh Tn.G, Jarak tempat sampah dengan
rumah sekitar 2 meter.
Limbah RT : Letak limbah RT jauh dari kediaman rumahnya, jaraknya ± 17 meter
dari rumahnya.

34
- Kebersihan lingkungan: Rumahnya tampak kotor selama Ny.T sakit. Tampak
banyak baju bergantungan, penataan peralatan dapur kurang teratur, lantai rumah
tampak kotor tidak disapu.

Denah Rumah Keluarga Tn.G

Teras Rumah
S
R. Tamu

Tempat Istirahat Bersama Kamar Tidur


Keluarga T B

Kamar Tidur Tempat


Ibadah
U
Dapur Kamar
Mandi

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


- Kebiasaan:
Keluarga Tn.G hidup dilingkungan pedesaan, rasa persaudaraan antar
sesama warga cukup baik, sebagian besar dari tetangga di lingkungan tempat
tinggal Tn.G adalah penduduk asli jawa yang datang dari berbagai daerah.
Interaksi antar warga banyak dilakukan pada sore dan malam hari, dikarenakan
pada siang hari banyak tetangga yang sibuk bekerja.

- Aturan/kesepakatan:
Terdapat peraturan yang dibuat oleh kepala RT yang sudah disepakati oleh
warga didesanya, yaitu setiap 1 bulan sekali diadakan gotong royong bersama
untuk membersihkan limbah sampah dan limbah sungai didesa tersebut.

- Budaya:
Mayoritas warga yang tinggal di desa tersebut menganut budaya jawa,
sehingga tidak ada pertengkaran yang dikarenakan adanya perbedaan budaya.

35
b. Mobilitas Geografis Keluarga:
Keluarga Tn.G sudah menempati rumah yang ditempatinya saat ini sejak
berumah tangga sampai sekarang. Anak pertama Tn.G yang sudah menikah
tinggal dirumah istrinya, tetapi tidak tinggal di lingkungan Ds.Mojoanyar, tapi
masih di lingkungan mojokerto.

c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


- Keluarga Ny.T mengatakan setiap hari raya/ ada kepentingan keluarga, semua
keluarga berkumpul.
- Tn.G biasanya berkumpul dengan warga/tetangga disekitarnya setiap hari kamis
di musholla saat ba’da maghrib untuk yaasinan bersama.
- Ny.T mengikuti rutinitas pengajian rutin pada hari minggu yang bergantian
dirumah tiap tiap anggota PKK .

d. System Pendudukung Keluarga


Keluarga Tn.G ada empat orang, terdiri atas suami, istri, dan dua orang
anak. Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan, meliputi : sarana kamar mandi,
tempat tidur yang nyaman, sumber air bersih, sepeda motor sebagai sarana
transportasi.

4.2.10 Struktur Keluarga

a. Pola/cara Komunikasi Keluarga :


Antar anggota keluarga Tn G terbina hubungan yang harmonis, dalam
menghadapi suatu permasalahan, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum
memutuskan suatu permasalahan, ibu dan anak-anaknya biasa memberikan alternatif
pemikiran bagaimana untuk memutuskan masalah, tapi biasanya yang paling sering
mengambil keputusan adalah anak tertua (pertama).

36
b. Struktur Kekuatan Keluarga:
Di dalam aktifitas sehari – hari keluarga saling perhatian dan merasakan bahwa
mengatasi masalah menjadi tanggung jawab bersama dalam keluarga.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
1. Tn G sebagai kepala rumah tangga yang bertugas memberi nafkah keluarga.
2. Ny.T sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala keperluan suami dan
anaknya.
3. An.N sebagai anak pertama yang sudah menikah dan membantu
perekonomian keluarganya.
4. An.P sebagai anak kedua yang masih duduk di bangku SMA.

d. Nilai dan Norma Keluarga :


Sebagai bagian dari masyarakat jawa yang beragama islam, keluarga Tn. G
memiliki nilai-nilai yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, istri
terhadap suami, serta saling tolong menolong dalam masyarakat.

4.2.11 Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif
Menurut Tn. G, Ny T adalah tipe orang yang sangat penyayang terhadap
anak-anaknya serta suaminya.
b. Fungsi sosialisasi
- Kerukunan hidup dalam keluarga:
Dalam keseharian keluarga Tn G dan Ny T beserta anaknya yang
kedua hidup dengan rukun dan damai tanpa ada perselisihan, jika pun ada
permasalahan pasti diselesaikan bersama dengan segera.

- Interaksi dan hubungan dalam keluarga:


Masing-masing anggota keluarga pola interaksinya bagus, saling
bekerjasama satu sama lain, hal ini juga ditunjukkan oleh hubungan antara
keluarga Tn.G dengan anak pertamanya yang sudah menikah yang masih

37
membantu keluarganya untuk kebutuhan perekonomian keluarganya dan tiap
minggu selalu mengunjungi rumahnya.

- Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:


Dalam hal ini setiap anggota keluarga diberikan kebebasan dalam
berpendapat dan mengutarakannya,tapi dalam pengambil keputusan
sepenuhnya diserahkan kepada Tn. G selaku kepala keluarga

- Kegiatan keluarga waktu senggang:


Dalam hal ini Tn.G kurang banyak berperan karena kesibukan dalam
pekerjaannya, peran ini lebih banyak ditunjukkan Ny T sebagai Ibu Rumah
Tangga yang selalu berada di rumah untuk mengurus rumah dan anaknya yang
masih sekolah. Jika ada waktu senggang biasanya dihabiskan dengan kumpul
dan nonton TV bersama di rumah.

- Partisipasi dalam kegiatan social:


Tn. G biasanya ikut bersosialisasi gotong royong bersama untuk
membersihkan limbah sampah dan limbah sungai didesa tersebut setiap satu
bulan sekali.

c. Fungsi perawatan kesehatan


- Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya
Tn.G ketika melihat istrinya (Ny T) mengeluh pusing, sakit kepala serta
tengkuk terasa pegal. Tn G beranggapan jika pusing dan pegal yang dialami
istrinya hanya pusing biasa dan karena kelelahan saja, sehingga Tn. G hanya
membelikan obat analdesic di apotek untuk mengatasi pusing dan pegal yang
dialami Ny.T, keluarga tidak berfikir kalau gejala yang dialami Ny.T merupakan
gejala penyakit yang sama yang pernah dialami Ny.T 2 tahun lalu.

38
- Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Ketidakpahaman Tn.G beserta keluarga terhadap penyakit hipertensi yang dialami
Ny.T saat ini membuatnya hanya berfikir kalau gejala yang dialami hanya karena
kelelahan sehingga hanya membelikan obat di apotek saja.
- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Tn G dan anaknya merasa kurang memahami gejala suatu penyakit dan
mungkin yang bisa dilakukan adalah memnyuruh Ny.T istirahat yang cukup serta
dikompres jika suhu tubuh meningkat dan membelikan obat di apotek untuk
mengurangi gejala yang timbul.
- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Walaupun tidak terlalu paham mengenai kesehatan secara
mendetail,masalah kebersihan lingkungan rumah tidak pernah luput dari perhatian
keluarga terutama Ny.T sebagai ibu rumah tangga. Namun saat Ny.T sakit
kebersihan lingkungannya kurang terurus dengan bersih.
- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Keluarga Ny.G mampu untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
lingkungannya khususnya puskemas terdekat, namun karena ketidaktahuan
keluarga tentang penyakit, sehingga jika tidak ada gejala yang menunjukkan
keparahan penyakit, keluarga tidak menggunakan fasilitas kesehatan tersebut,
hanya jika sudah ada gejala yang parah baru dibawanya ke puskesmas atau
Rumah sakit.

d. Fungsi reproduksi
- Perencanaan jumlah anak:
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka
sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik. Ny.T saat ini
memakai akseptor pil KB. Selama melahirkan mulai anak pertama sampai anak
terakhir tidak menagalami gangguan berarti. Tidak ada masalah dalam masalah
seksual sama bapak walaupun Tn. G sering keluar pergi bekerja.

39
e. Fungsi ekonomi
- Upaya pemenuhan sandang pangan:
Keluarga Tn. G sebagai tulang punggung keluarga menggunakan
penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap
hari. Jika ada sisa keuangan, maka disisahkan untuk menabung dan berobat Ny.T.

- Pemanfaatan sumber di msyarakat


Tidak ada sumber pemanfaatan ekonomi yang tersedia di masyarakat

4.2.12 Stress Dan Koping Keluarga

a. Stressor Jangka Pendek dan panjang


- Stressor jangka pendek : Tidak ada masalah yang dialami oleh keluarga
Tn.G saat ini, keluarga juga kurang memahami karakteristik penyakit yang
dialami Ny.T hanya saja saat Ny.T mengeluh sakit kepala/pusing Tn.G agak
khawatir.
- Stressor jangka panjang : Tidak ada.
b. Respon keluarga terhadap stressor
Membelikan obat analgesic di apotek
c. Strategi Koping
Berdoa agar Ny.T cepat sembuh dan merawat Ny.T dirumah dengan pengetahuan
seadanya.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan.

4.2.13 Pemenuhan gizi

Keluarga Tn.G tampak sehat dan pemenuhan gizinya cukup baik.

40
4.2.14 Pemeriksaan fisik

a. Identitas
Nama : Ny. T
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini :
Keluarga mengatakan, Ny. T mengeluh pusing yang amat berat serta mual dan
tengkuk terasa pegal sejak 2 hari lalu.
- Riwayat Penyakit Sebelumnya
2 tahun lalu klien mengalami hipertensi sampai pingsan dan dirawat di Rumah
Sakit.
- Tanda-tanda vital:
- TD : 180/130mmHg
- RR : 18x/ mnt
- Nadi : 82x/ mnt
- Suhu : 36,6°C
- BB : 58 Kg

- System Cardio Vascular


Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : PMI teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1,S2 bunyi tunggal
- System Respirasi
Inspeksi : Dada simetris, tidak terlihat penggunaan otot bantu nafas
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : wheezing (-), ronchi (-)

41
- System Gastrointestinal (GI Tract)
Inspeksi : Simetris, umbilicus masuk ke dalam, tidak ada bekas operasi,
tidak terlihat pembuluh darah.
Auskultasi : Bising usus (+) 25x/mnt
Perkusi : Timpani
Palpasi : Hepar lien tidak teraba, gastritis (-), apendisitis (-)

- System Persyarafan
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4,5,6

- System Muskuloskeletal
Inspeksi : Bentuk tangan dan kaki simetris
Palpasi : Tidak ada odem
Akral : Dingin
Turgor Kulit : Baik
Kekuatan otot : 5 5
5 5
- System Genitalia
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada massa

4.2.15 Harapan Keluarga

- Terhadap masalah kesehatannya:


Keluarga berharap sakit Ny.T bisa segera sembuh.

- Terhadap petugas kesehatan yang ada:


Dengan adanya petugas kesehatan yang datang kerumahnya, keluarga berharap
petugas bias membantu mengatasi kesehatan Ny.T

42
4.3. Analisa Data

No. Data Etiologi Problem


1. DS: Ketidakmampuan Gangguan rasa
- Ny.T mengeluh pusing, sakit kepala, keluarga mengenal nyaman nyeri
nyeri pada leher bagian belakang karakteristik penyakit
serta tengkuk terasa pegal. hipertensi
- Skala nyeri 5
- Keluarga mengatakan saat Ny.T
mengeluh nyeri, keluarga
beranggapan bahwa nyeri yang
dialami merupakan nyeri biasa yang
timbul karena kecapekan.
DO:
- Ny.T tampak menyeringai karena
nyeri.
- TTV :
 TD : 180/130mmHg
 RR : 18x/ mnt
 Nadi : 82x/ mnt
 Suhu : 36,6°C
2. DS: Kurang pengetahuan Hipertensi
- Tn.G mengatakan bahwa istrinya tentang karakteristik
mengalami pusing yang amat berat penyakit dan
dan tengkuk terasa pegal sejak 2 hari perawatan penyakit
lalu.
- Ny.T bertanya mengapa dari kemarin
gejala yang dialami tidak kunjung
membaik.
- Keluarga berfikir kalau sakit kepala
dan nyeri yang dialami oleh Ny.T
hanya sakit biasa yang disebabkan

43
karena kelelahan dan keluarga hanya
membelikan obat analgesic di apotek
saja untuk mengurangi sakit kepala
dan pegal yang dirasakan Ny.T tapi
bukan untuk mengatasi hipertensinya
karena keluarga tidak tahu dan Ny. T
dirawat sendiri oleh keluarga dirumah
dengan pengetahuan seadanya.

DO :
- Usia Ny.T 38 tahun
- Pendidikan Tn.G SMP dan Pendidikan
Ny.T SD
- Saat ini Ny.T dirawat dirumah
- TTV :
 TD : 180/130mmHg
 RR : 18x/ mnt
 Nadi : 82x/ mnt
 Suhu : 36,6°C
3. DS : Ketidakmampuan Resiko terjadinya
Ny.T mengatakan merasa terganggu keluarga dalam penyakit yang
dengan pusingnya sehingga jarang memelihara berhubungan dengan
melakukan aktivitas untuk lingkungan rumah lingkungan
membersihkan rumah. yang dapat
DO : mempengaruhi
Rumahnya tampak kotor, tampak kesehatan
banyak baju bergantungan, banyak
penataan barang yang tidak teratur di
dapur, dan lantai rumah kurang bersih.

4.4. Diagnosa Keperawatan

44
a. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.T b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit hipertensi
b. Hipertensi b.d kurang pengetahuan tentang karakteristik penyakit dan perawatan penyakit
pada penderita
c. Resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan lingkungan b.d ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Skoring Perioritas Masalah

a.Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.T b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit hipertensi.
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1= 1 Ny.T mengeluh pusing,
- Aktual/tidaksehat( 3) sakit kepala, nyeri pada
- Ancaman (2) leher bagian belakang
- Krisis (1) serta tengkuk terasa
pegal.
2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2x 2 = 1 Saat Ny.T mengeluh
yang dapat diubah sakit Tn.G membelikan
- Mudah (2) obat untuk mengatasi
- Sebagian (1) nyerinya saja tapi bukan
- Tidak dapat (0) obat untuk hipertensi
karena Tn.G tidak tahu
kalau Ny.T mengalami
hipertensi.
3 Potensial Masalah Dapat 1 1 1/3 x 1=1/3 Keluarga dan Ny.T tidak
Dicegah paham mengenai
- Tinggi (3) pencegahan hipertensi.
- Cukup (2)
- Rendah (1)
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1=1 Karena keluarga tidak
- Segera ditangani (2) mengetahui kalau sakit
- Tak perlu segera yang dirasakan Ny.T

45
ditangani (1) adalah gejala hipertensi
- Tak dirasakan (0) dan keluarga hanya
mengatasi rasa sakit dari
gejala yang timbul saja,
jadi hipertensi belum
teratasi dan
kemungkinan akan
terjadi komplikasi yang
lebih berbahaya lagi.
Total Skor 3        10/3

b.   Hipertensi b.d kurang pengetahuan tentang karakteristik penyakit dan perawatan
penyakit pada penderita
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 =1 Ny.T mengeluh
- Aktual/tidak sehat 3 pusing hebat, pegal,
- Ancaman 2 TD:180/130 mmHg
- Krisis 1
2. Kemungkinan masalah 0 2 0/2x 2=0 Ny.T bertanya kenapa
yang dapat diubah gejala sakit yang
- Mudah 2 timbul tidak kunjung
- Sebagian 1 sembuh dari kemarin,
- Tidak dapat 0 menunjukkan bahwa
Ny.T tidak memahami
karakteristik dan
perawatan hipertensi.
3 Potensial Masalah Dapat 1 1 1/3 x 1=1/3 Keluarga tidak
Dicegah memahami
- Tinggi 3 karakteristik
- Cukup 2 pencegahan penyakit
- Rendah 1 yang dialami Ny.T
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1=1 Karena kurang

46
- Segera ditangani 2 pengetahuan dan
- Tak perlu segera perawatan hipertensi,
ditangani 1 kemungkinan Ny.T
- Tak dirasakan 0 akan mengalmi
komplikasi penyakit
yang lebih parah.
Total Skor 3        7/3

c.Resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan lingkungan b.d ketidakmampuan


keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 =1 Ny.T mengatakan
- Aktual 3 merasa terganggu
- Ancaman 2 dengan pusingnya
- Krisis 1 sehingga jarang
melakukan aktivitas
untuk membersihkan
rumah.

2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2x 2= ½ Jika Ny.T tidak


yang dapat diubah merasa terganggu
- Mudah 2 dengan pusing yang
- Sebagian 1 berat yang dialaminya
- Tidak dapat 0 kemungkinan Ny.T
akan bisa
membersihkan
rumanya.
3 Potensial Masalah Dapat 2 1 2/3 x 1=2/3 Jika pusing Ny.T bisa
Dicegah diatasi dan bisa
- Tinggi 3 membersihkan rumah,
- Cukup 2 rumah bisa menjadi

47
- Rendah 1 lebih bersih.
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1=1 Rumahnya tampak
- Segera ditangani 2 kotor, tampak banyak
- Tak perlu segera baju bergantungan,
ditangani 1 banyak penataan
- Tak dirasakan 0 barang yang tidak
teratur di dapur, dan
lantai rumah kurang
bersih dan
kemungkinan akan
banyak kuman yang
tinggal dirumah dan
mnyebabkan penyakit.
Total Skor 3        19/6

48
4.5. NCP (Nursing Care Planing)
a. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.T b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal karakteristik penyakit hipertensi.

TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


- Tujuan umum: - Klien tidak nyeri 1. Kaji skala nyeri klien.
Setelah dilakukan lagi. 2. Observasi TTV
tindakan - Klien dan keluarga 3. Kaji pengetahuan klien dan
diharapkan nyeri mengerti karakteristik keluarga tentang karakteristik
yang dialami klien nyeri yang disebabkan nyeri yang dialaminya, yang
berkurang/hilang. karena hipertensi. dulu juga pernah dirasakan
- TTV dalam batas Ny.T 2 tahun lalu.
- Tujuan khusus: normal: 4. Beri penjelasan pada klien dan
Diharapkan klien TD : 120/80mmhg keluarga tentang karakteristik
dan keluarga N : 60-80x/mnt nyeri yang dirasakan klien.
dapat mengerti RR :16-20x/mnt 5. Anjurkan keluarga untuk tetap
kalau nyeri yang S : 36oC memberikan obat analgesic jika
dialami oleh nyeri timbul.
Ny.T bukan 6. Ajarkan keluarga klien teknik
merupakan nyeri distraksi relaksasi pada klien
biasa tapi nyeri jika nyeri kambuh.
yang disebabkan 7. Beri pujian pada keluarga klien.
oleh karena 8. Evaluasi kembali pengetahuan
hipertensi. klien dan keluarga.

b. Hipertensi b.d kurang pengetahuan tentang karakteristik penyakit dan perawatan


penyakit pada pada penderita.

49
TUJUAN KRITERIA HASIL NCP
- Tujuan umum: - Tekanan darah 1. Observasi TTV
Setelah dilakukan klien normal 2. Kaji pengetahuan keluarga
tindakan diharapkan - Gejala hipertensi tentang Hipertensi
tekanan darah klien berkurang/hilang. 3. Kontrak dengan keluarga
kembali normal. - TTV normal : 4. Pertemuan dengan keluarga
TD : 120/80mmhg dan menjelaskan pada
- Tujuan khusus: N : 60-80x/mnt keluarga tentang pengertian,
Keluarga mengerti - Klien dan tanda dan gejala, tindakan
tatalaksana yang keluarga paham dan yang harus dilakukan bila
harus dilakukan mengerti jika nanti kondisi hipertensi Ny. T
ketika Ny.T Ny.T mengalami kambuh
mengalami gejala seperti 5. Anjurkan pada klien untuk
kekambuhan dirasakan sekarang, diet tinggi garam, olahraga
hipertensi. keluarga bisa setidaknya berjalan dipagi
merawat Ny.T hari.
dengan pengetahuan 6. Anjurkan keluarga klien
yang sudah untuk membelikan obat
diberikan. penurun tekanan darah
seperti golongan diuretic,
golongan betabloker,
golongan penghambat
konversi rennin angitensin.
7. Beri pujian terhadap
kemampuan keluarga
memahami materi yang
diberikan
8. Berikan kesempatan
keluarga untuk menanyakan
penjelasan yang telah
didiskusikan

9. Evaluasi secara singkat


terhadap topic yang

50
diberikan

c. Resiko penularan penyakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengatasi


lingkungan rumah yang dekat dekat pembuangan sampah

TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


- Tujuan umum: - Keluarga dapat 1. Kontrak dengan keluarga
Setelah dilakukan menyebutkan 2. Pertemuan dengan keluarga
kunjungan keluarga beberapa syarat rumah untuk menjelaskan kepada
diharapkan sehat keluarga tentang syarat rumah
keluarga mampu - Keluarga dapat yang sehat.
memelihara menyebutkan kembali 3. Jelaskan kepada keluarga
lingkungan dampak dari tentang hal-hal yang dapat
rumahnya lingkungan rumah terjadi akibat rumah yang
yang tidak sehat. kurang sehat (lembab, kurang
- Tujuan Khusus : - Keluarga dapat sinar Matahari, perabotan yang
Mampu merapikan baju yang tidak teratur)
memelihara bergantungan 4. Diskusikan dengan keluarga
lingkungan rumah - Keluarga dapat tentang pembagian tugas dalam
menjadi membersihkan menjaga kebersihan rumah.
lingkungan rumah lingkungan rumah 5. Anjurkan kepada keluarga
yang sehat. secara teratur untuk memiliki tempat
tersendiri untuk baju kotor agar
tidak bergantungan dimana-
mana.
6. Anjurkan kepada keluarga
untuk tetap menjaga kebersihan
lingkungan rumah.
7. Beri pujian untuk tindakan yang
tepat
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki
ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi,
punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

51
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
rumah.
Tahap Perkembangan Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan), merupakan tahapan
yang di mulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah . Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak –
anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
e. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
f. pertahankan keintiman pasangan
g. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
h. penataan kembali peran orangtua

5.2 Saran
Saat keluarga memasuki tahap ini, orang tua pasti akan merasakan kehilangan
karena anak pertama meninggalkan rumah, untuk itu saran yang kami berikan adalah
saat anak memasuki masa remaja orang tua harus benar-benar bisa mendidik
anaknya untuk bisa mandiri dan mempersiapkan diri kalau suatu saat anaknya sudah
dewasa nanti pasti mereka akan meninggalkan orang tua dan membentuk keluarga
baru. Untuk selanjutkan membentuk keluarga inti menjadi keluarga besar nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit I,dkk.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi Buku 2.


Jakarta : Salemba Medika.

52
Ali Zaidin. 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga . EGC. Jakarta.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu: Yogyakarta

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga(aplikasi dalam praktik).EGC:Jakarta.

Elizabeth, Anderson.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan


Praktik.EGC:Jakarta.

Friedman, Marylinn M.1978.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.EGC:Jakarta.

Supriadi.2009.Keperawatan Keluarga. Bandung.

53

Anda mungkin juga menyukai