Disusun oleh:
KELOMPOK VI
KELAS 2-A
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan hidayah-nya penulis telah
menyelesaikan makalah dengan judul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Anak Dewasa” makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
jiwa I program studi S1 ilmu keperawatan stikes bina sehat ppni mojokerto.
Dalam makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik dalam materi maupun moral. Sehingga pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat.
1) Faisal Ibnu Selaku dosen Komunitas I yang telah membimbing penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
2) Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang turut
membantu menyediakan fasilitas belajar serta arahan-arahan yang telah diberikan.
3) Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta semua keluarga yang
telah mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas kepada penulis sehingga
terselesainya makalah ini.
4) Rekan-rekan mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah membantu
terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan dan perbaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama bagi pembaca,
penulis dan mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
Mojokerto, 03 Mei 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul........................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Keluarga......................................................................... 3
2.2 Ciri Struktur Keluarga ................................................................. 3
2.3 Tipe Keluarga............................................................................... 4
2.4 Kelompok Keluarga..................................................................... 5
2.5 Tujuan Dasar Keluarga ............................................................... 6
2.6 Peran dan Fungsi Keluarga.......................................................... 7
2.7 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan.......................................... 9
2.8 Tahapan Perkembangan Keluarga............................................... 9
2.9 Keluarga Sebagai Sistem............................................................. 12
2.10 Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem..................................... 12
2.11 Devinisi Dewasa Awal............................................................... 12
2.12 Tugas Perkembangan Dewasa Awal.......................................... 13
2.13 Masalah Kesehatan pada tahap Keluarga Dewasa Awal........... 13
2.14 Funsi Perawat pada Dewasa Awal............................................. 14
2.15 Tugas Kesehatan Keluarga pada Dewasa Awal......................... 14
2.16 Karakteristik Keluarga pada Dewasa Awal.............................. 14
iv
3.1.3 Latar Belakang Budaya/ Kebiasaan Keluarga..................... 16
3.1.4 Status Sosial Ekonomi......................................................... 17
3.1.5 Tingkt Perkembangan dan Riwayat Keluarga..................... 17
3.1.6 Aktivitas ............................................................................. 17
3.1.7 Struktur Keluarga................................................................ 18
3.1.8 Fungsi Keluarga.................................................................. 18
3.1.9 Stress dan Koping Keluarga................................................ 21
3.1.10 Pemeriksaan Fisik............................................................. 21
3.1.11 Harapan Keluarga.............................................................. 21
3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 21
3.3 Penyusunan Prioritas ................................................................... 23
3.4 NCP.............................................................................................. 25
3.5 Implementasi ............................................................................... 25
3.6 Evaluasi........................................................................................ 26
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 52
5.2 Saran............................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ), Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga. Keluarga seperti pada individu , mengalami
perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap tahap perkembangan memiliki
tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing termasuk tugas yang perlu diselesaikan
sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya dengan sukses.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dan dalam karakter
dan sikap perubahan perkembangan berdasarkan karakter awal yang membantu
membentuk perilaku dan karakteristik selanjutnya. Perkembangan setiap orang,
bagaimanapun, merupakan sebuah proses yang unik (Haber et al,1992). perubahan itu
dialami oleh dewasa awal termasuk prose salami maturasi dan sosialisasi. Dewasa awal
melewati periode pergantian stabilitas dan perubahan. Selama masa periode stabilitas,
mereka membuat beberapa pilihan dan membangun struktur di sekeliling mereka. Dalam
periode perubahan, mereka mengefaluasi kembali pilihan ini dan mempertimbangkan
alternative baru (Erickson,1968,1982).
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan sampai
akhir 30-an(Edelman N magle,1994). Dewasa awal kira 26% dari populasi. Selama masa
dewasa awal idividu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan
karier dalam memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap
sendiri. Dewasa awal ini aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi
menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar bahwa perubahan
dalam kemampuan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam
kehidupan. Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai dengan
anak pertama meninggalkan tumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak panjang, tergantung
1
pada beberapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dati SMA dan perguruna tinggi. Fase
ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan
dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika sebuah keluarga
tersebut berubaah dari sebuah rumah tangga dengan anak-anak ke sebuah rumah tangga
yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri. Tujuan utama keluarga adalah
reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan
anak-anak yang dewasa ke dalam kehidupan yang sendiri (duvall, 1977). Selama tahap
ini pasangan tersebut mengambil peran kakek-nenek perubahan lainnya dalam peran
maupun dalam citra diri mereka.
1.3. Tujuan
1.3.1 Manfaat Bagi kelompok
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok tentang
asuhan keperawatan keluarga Dewasa Awal.
2
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
3
2.3 Tipe Keluarga
Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe
keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non normative.
Sussman(1974),Macklin(1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau
orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier
keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-anaknya
sudah berpisah.
4
2.4 Kelompok Keluarga
. Kelompok keluarga di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar:
1. PRASEJATERA,
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,
sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah
satu /lebih indikator Keluarga Sejahtera tahap I.
2. KELUARGA SEJAHTERA (KS I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat
sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan,
lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan..
3. KELUARGA SEJAHTERA II
Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama,
makan 2 kali sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem),
daging/ telur minimal 1 kali seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2
per orang, Sehat 3 bulan terakhir, Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya
penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun
bersekolah, Anak hidup 2 /lebih . keluarga masih pus saat ini berkontrasepsi.
4. KELUARGA SEJAHTERA III
Indikator: Belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama,
pakaian berbeda tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota
melaksanakan ibadah, daging/telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru
dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8 m2 perorang, anggota keluarga sehat dalam
3 bulan terakhir.
5. KELUARGA SEJAHTERA TAHAP III PLUS,
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial, pengembangan,
kontribusi pada masyarakat, indikator Keluarga Sejahtera III + (ditambah),
memberikan sumbangan.
5
2.5 Tujuan Dasar Keluarga:
Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki
pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individu-individu yang dapat
menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi sebagai buffer
atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua
harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga
serta menyiapkan peran anggotanya menerima peran di masyarakat(supriadi, 1999)
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut kebutuhan
fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai anggota masyarakat(supriadi,1999).
Saat ini banyak kelompok-kelompok yang memiliki fungsi perantara, namun
keluarga tetap menjadi yang paling penting, karena keluargalah yang memperhatikan
secara total segi-segi kehidupan anggotanya. Prioritas tertinggi yang menjadi perhatian
keluarga adalah kesejahteraan anggotanya, kelompok lain seperti teman kerja, teman
sekolah,majelis dan LSM tidak menaruh perhatian secara keseluruhan hidup individu,
mereka sebatas satu segi seperti kerjasama, persahabatan, keterlibatan dalam urusan
sekolah atau pengajian atau produktivitas dan prestasi di sekolah(supriadi,1999)
Keluarga telah lama dipandang sebagai konteks yang paling vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan yyang sehat. Keluarga memiliki pengaruh penting
terhadap pembentukan identitas dan konsep diri individu-individu yang menjadi
anggotanya(Supriadi,2009)
6
5. keluarga kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
sanak saudara baik dari pihak suami dan istri.
2.6 Peran dan Fungi Keluarga
2.3.1 Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peran ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai
pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
7
2) Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3) Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
8
2.7 Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004):
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenalkeadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami anggotakeluarga. Perubahan sekecil apapun
yang dialami anggota keluargasecara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau
keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas inimerupakan upaya
keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yangtepat sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untukmenentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan olehkeluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangiataubahkan teratasi.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
9
2. Keluarga Dengan anak baru lahir
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi keluarga baru
c. Interaksi keluarga,
d. Hubungan Seksual
10
d. Persiapan perubahan Sistem peran
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah
yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan
dari dan oleh anak –anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
a. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
b. pertahankan keintiman pasangan
c. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
d. penataan kembali peran orangtua
11
2.9 Keluarga sebagai system
Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial
yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu.
1. Sistem terbuka, sistem yang punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan
lingk. Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi
perhatian pada lingk. Sekitar
Tahap ini di mulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah . Lamanya tahap ini bergantung pada
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua. Tahap ini terjadi pada usia kira-kira laki-laki 40 – 45 tahun,
perempuan 35-40 tahun.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap
berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan anaknya
yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk
12
lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan
membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. orang tua akan merasa kehilangan
peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal
serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas kerja,
meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memelihara hubungan dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan .
3. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua .
4. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga .
6. Berperan suami istri , kakek ,dan nenek .
7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya .
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik (1988) serta Duval dan Miller
(1985). Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini meliputi hal-hal berikut:
1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang di
dapatkan melalui perkawinan anak-anak
2. Melanjutkan untuk memperbaruhi dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
3. Membantu orang tua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami maupun istri .
2.13 Masalah Kesehatan Pada Tahap Keluarga dengan Anak Dewasa (Pelepasan)
Masalah utama kesehatan pada tahap ini, meliputi masalah komunikasi kaum
dewasa muda dengan orang tua mereka, masalah-masalah transisi peran bagi suami istri,
masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan munculnya
kondisi kesehatan tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan darah tinggi. Keluarga
berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah manupouse
13
dikalangan wanita umum terjadi. Efek-efek yang dikaitkan dengan kebiasaan minum,
merokok yang lama dan praktek diet semakin lebih jelas. Terakhir, perlunya strategi
promosi kesehatan dan “gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga
yang dewasa.
Tugas kesehatan keluarga menurut Nasrul effendy, 1998, hal 42, adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.
14
j. Respek terhadap privasi
BAB 3
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
3.1. Pengkajian
3.1.1 Identitas
A. Identitas keluarga
yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga.
15
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.
16
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan
faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
3.1.6 Aktiftas
17
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
b. Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
18
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah
stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak
untukberkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang
perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan
sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang
dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
19
2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan
untuk perawatan.
3) Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan
memadai.
4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan
yang diperlukan
5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam
keluarga
6) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
7) Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
8) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
9) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).
10) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya perawatan
dan pencegahan.
d. Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
20
3.1.9 Stress dan Koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
5) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
21
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan
koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
2. Resiko (ancaman kesehatan)
3. Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga :
Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
Contoh:
a. Perilaku kesehatan berisiko berhubungan dengan stressor yang banyak
22
3.3. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi
bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka
terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
NO. KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
Ancaman kesehatan 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 1
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka Tertinggi
23
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut :
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
2. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan
dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
4. Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga .
24
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. Tujuan jangka menengah.
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
3.5. Implementasi
25
a. Mendemonstrasikan cara perawatan
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
26
3. Analisa
Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan
terkait dengan diagnosa keperawatan.
4. Planning
Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir.
27
BAB 4
TINJAUAN KASUS
Tn.G(42th) adalah suami dari Ny.T(38 th) yang mempunyai dua anak laki-laki.
Tn.G bekerja sebagai karyawan pabrik kertas di PT. Tjiwi, sedangkan istrinya sebagai
ibu rumah tangga. Anak pertama An.N (26th) sudah menikah 1 tahun yang lalu dan
sekarang tinggal dirumah istrinya. Sedangkan anak kedua, An.P (17th) masih duduk di
bangku kelas 3 SMA. An. N(anak 1) mempunyai usaha sendiri yaitu berdagang bakso, si
anak berjualan didepan rumah tempat istrinya tinggal (rumah mertua).
Penghasilan Tn.G sebagai karyawan pabrik kertas di PT.Tjiwi adalah Rp.
1200.000/bulan, sedangkan penghasilan An.N ± Rp. 1.000.000/bulan. Dari hasil bekerja
Tn.G memberikan hasilnya kepada istrinya sebesar Rp.500.000 untuk keperluan makan
sehari-hari dan untuk biaya sekolah anaknya dan sisanya ditabung di bank. An.N
biasanya juga memberikan hasil dari penghasilannya berjualan kepada Ny.T ±
Rp.200.000/bulan untuk menambah biaya kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Dalam keluarga Tn.G salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.T istri menderita
penyakit Hipertensi. Ny.T mengeluh pusing, sakit kepala, nyeri pada leher bagian
belakang serta tengkuk terasa pegal. Tn.G mengatakan kalau istrinya emosinya sering
meningkat, terkadang marah-marah sendiri walau dengan stressor yang ringan. Dari hasil
pemeriksaan TTV didapatkan TD: 180/130 mmHg, RR: 18x/mnt, Nadi : 82x/mnt, S:
36,6oC,
2 tahun yang lalu Ny.T pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit
yang sama yaitu hipertensi dan dulu ibu Ny.T juga memiliki riwayat penyakit yang sama.
Pada saat Ny.T sakit sekarang keluarga Tn.G hanya membiarkan saja di rumah karena
menurutnya masih bisa di tangani dirumah dan hanya membelikan obat di apotek untuk
mengatasi sakit kepala dan pegal yang dialami, dan keluarga merawat Ny.T sendiri
dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi
aktifitas sehari-hari Ny.T.
28
Keluarga Tn.G termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan,
meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat
berbahaya dan keluarga Tn.G juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.T meskipun
pernah ada riwayat MRS karena Hipertensi sebelumnya.
Tn. G mengatakan bahwa dari pihak keluarga istrinya, ibu dari Ny. T mengalami
hipertensi juga. Kondisi Ny. T semakin parah ketika terlalu mengalami pikiran yang
berat. Apalagi setelah anak pertamanya yang menikah 1 tahun yang lalu kemudian
tinggal bersama pihak keluarga istri. Selain itu Ny. T merasa terganggu dengan
pusingnya sehingga jarang melakukan aktivitas untuk membersihkan rumah sehingga
rumahnya tampak kotor, tampak banyak baju bergantungan, banyak penataan barang
yang tidak teratur di dapur, dan lantai rumah kurang bersih.
29
3. An.N L 26 Th Anak SMA Wiraswasta Sehat
4. An.P L 17 Th Anak SMA Pelajar Sehat
4.2.3 Genogram
Tn.G Ny.T
An.N An. P
N
Keterangan :
: Laki-laki masih hidup
: Meninggal
: Hubungan
30
4.2.4 Type Keluarga
- Penghasilan
o Penghasilan Tn. G sekitar Rp 1200.000/bulan.
o Penghasilan An.N ± Rp. 1.000.000/bulan
31
- Upaya Lain
o Tidak ada upaya lain untuk mendukung penghasilan keluarga
32
c. Riwayat kesehatan keluarga Inti
- Riwayat Kesehatan keluarga saat ini
Semua anggota keluarga dalam keadaan sehat, kecuali Ny. T menderita
hipertensi,
33
3. An.N hanya mnderita penyakit batuk pilek biasa, tidak ada riwayat sakit
yang parah.
4. An.P 2 tahun lalu pernah dirawat di Rs karena demam Thypoid.
Karakteristik Rumah
- Luas rumah : 48 m2 (4 m x 12 m)
- Type rumah : Permanen, dinding rumah terbuat dari semen, lantai rumah
terbuat dari keramik, terdapat teras rumah didepan ada teras rumah .
- Kepemilikan : Milik pribadi,dibuktikan dengan surat tanah atas nama
kepemilikan Tn.G.
- Jumlah dan ratio kamar/ruangan: Terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1
ruang keluarga yang digunakan sebagai tempat nonton TV, 1 ruang tempat ibadah,
1 kamar mandi, 1 ruang dapur.
- Ventilasi/candela : ventilasi cukup, cendela ada di setiap ruangan.
- Pemanfaatan ruangan : Setiap ruangan tertata dengan baik: bagian depan
ada ruang tamu, bagian tengah terdapat tempat istirahat bersama keluarga/ tempat
nonton TV, tempat tidur, tempat ibadah, bagian belakang ada dapur dan kamar
mandi.
- Septic tank : ada
- Letak : belakang rumah dengan jarak 4 meter
- Sumber air minum : Sumber air minum menggunakan sumur, letak sumur
dibelakang rumah, jaraknyaberdekatan 1 m dari rumah.
- Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi yang didalamnya terdapat WC juga.
- Sampah : Tempat pembuangan sampah terletak dibelakang rumah dan jika
sudah menumpuk sampah akan dibakar oleh Tn.G, Jarak tempat sampah dengan
rumah sekitar 2 meter.
Limbah RT : Letak limbah RT jauh dari kediaman rumahnya, jaraknya ± 17 meter
dari rumahnya.
34
- Kebersihan lingkungan: Rumahnya tampak kotor selama Ny.T sakit. Tampak
banyak baju bergantungan, penataan peralatan dapur kurang teratur, lantai rumah
tampak kotor tidak disapu.
Teras Rumah
S
R. Tamu
- Aturan/kesepakatan:
Terdapat peraturan yang dibuat oleh kepala RT yang sudah disepakati oleh
warga didesanya, yaitu setiap 1 bulan sekali diadakan gotong royong bersama
untuk membersihkan limbah sampah dan limbah sungai didesa tersebut.
- Budaya:
Mayoritas warga yang tinggal di desa tersebut menganut budaya jawa,
sehingga tidak ada pertengkaran yang dikarenakan adanya perbedaan budaya.
35
b. Mobilitas Geografis Keluarga:
Keluarga Tn.G sudah menempati rumah yang ditempatinya saat ini sejak
berumah tangga sampai sekarang. Anak pertama Tn.G yang sudah menikah
tinggal dirumah istrinya, tetapi tidak tinggal di lingkungan Ds.Mojoanyar, tapi
masih di lingkungan mojokerto.
36
b. Struktur Kekuatan Keluarga:
Di dalam aktifitas sehari – hari keluarga saling perhatian dan merasakan bahwa
mengatasi masalah menjadi tanggung jawab bersama dalam keluarga.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
1. Tn G sebagai kepala rumah tangga yang bertugas memberi nafkah keluarga.
2. Ny.T sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala keperluan suami dan
anaknya.
3. An.N sebagai anak pertama yang sudah menikah dan membantu
perekonomian keluarganya.
4. An.P sebagai anak kedua yang masih duduk di bangku SMA.
a. Fungsi afektif
Menurut Tn. G, Ny T adalah tipe orang yang sangat penyayang terhadap
anak-anaknya serta suaminya.
b. Fungsi sosialisasi
- Kerukunan hidup dalam keluarga:
Dalam keseharian keluarga Tn G dan Ny T beserta anaknya yang
kedua hidup dengan rukun dan damai tanpa ada perselisihan, jika pun ada
permasalahan pasti diselesaikan bersama dengan segera.
37
membantu keluarganya untuk kebutuhan perekonomian keluarganya dan tiap
minggu selalu mengunjungi rumahnya.
38
- Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat:
Ketidakpahaman Tn.G beserta keluarga terhadap penyakit hipertensi yang dialami
Ny.T saat ini membuatnya hanya berfikir kalau gejala yang dialami hanya karena
kelelahan sehingga hanya membelikan obat di apotek saja.
- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Tn G dan anaknya merasa kurang memahami gejala suatu penyakit dan
mungkin yang bisa dilakukan adalah memnyuruh Ny.T istirahat yang cukup serta
dikompres jika suhu tubuh meningkat dan membelikan obat di apotek untuk
mengurangi gejala yang timbul.
- Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Walaupun tidak terlalu paham mengenai kesehatan secara
mendetail,masalah kebersihan lingkungan rumah tidak pernah luput dari perhatian
keluarga terutama Ny.T sebagai ibu rumah tangga. Namun saat Ny.T sakit
kebersihan lingkungannya kurang terurus dengan bersih.
- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Keluarga Ny.G mampu untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
lingkungannya khususnya puskemas terdekat, namun karena ketidaktahuan
keluarga tentang penyakit, sehingga jika tidak ada gejala yang menunjukkan
keparahan penyakit, keluarga tidak menggunakan fasilitas kesehatan tersebut,
hanya jika sudah ada gejala yang parah baru dibawanya ke puskesmas atau
Rumah sakit.
d. Fungsi reproduksi
- Perencanaan jumlah anak:
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka
sudah bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik. Ny.T saat ini
memakai akseptor pil KB. Selama melahirkan mulai anak pertama sampai anak
terakhir tidak menagalami gangguan berarti. Tidak ada masalah dalam masalah
seksual sama bapak walaupun Tn. G sering keluar pergi bekerja.
39
e. Fungsi ekonomi
- Upaya pemenuhan sandang pangan:
Keluarga Tn. G sebagai tulang punggung keluarga menggunakan
penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan setiap
hari. Jika ada sisa keuangan, maka disisahkan untuk menabung dan berobat Ny.T.
40
4.2.14 Pemeriksaan fisik
a. Identitas
Nama : Ny. T
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini :
Keluarga mengatakan, Ny. T mengeluh pusing yang amat berat serta mual dan
tengkuk terasa pegal sejak 2 hari lalu.
- Riwayat Penyakit Sebelumnya
2 tahun lalu klien mengalami hipertensi sampai pingsan dan dirawat di Rumah
Sakit.
- Tanda-tanda vital:
- TD : 180/130mmHg
- RR : 18x/ mnt
- Nadi : 82x/ mnt
- Suhu : 36,6°C
- BB : 58 Kg
41
- System Gastrointestinal (GI Tract)
Inspeksi : Simetris, umbilicus masuk ke dalam, tidak ada bekas operasi,
tidak terlihat pembuluh darah.
Auskultasi : Bising usus (+) 25x/mnt
Perkusi : Timpani
Palpasi : Hepar lien tidak teraba, gastritis (-), apendisitis (-)
- System Persyarafan
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4,5,6
- System Muskuloskeletal
Inspeksi : Bentuk tangan dan kaki simetris
Palpasi : Tidak ada odem
Akral : Dingin
Turgor Kulit : Baik
Kekuatan otot : 5 5
5 5
- System Genitalia
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada massa
42
4.3. Analisa Data
43
karena kelelahan dan keluarga hanya
membelikan obat analgesic di apotek
saja untuk mengurangi sakit kepala
dan pegal yang dirasakan Ny.T tapi
bukan untuk mengatasi hipertensinya
karena keluarga tidak tahu dan Ny. T
dirawat sendiri oleh keluarga dirumah
dengan pengetahuan seadanya.
DO :
- Usia Ny.T 38 tahun
- Pendidikan Tn.G SMP dan Pendidikan
Ny.T SD
- Saat ini Ny.T dirawat dirumah
- TTV :
TD : 180/130mmHg
RR : 18x/ mnt
Nadi : 82x/ mnt
Suhu : 36,6°C
3. DS : Ketidakmampuan Resiko terjadinya
Ny.T mengatakan merasa terganggu keluarga dalam penyakit yang
dengan pusingnya sehingga jarang memelihara berhubungan dengan
melakukan aktivitas untuk lingkungan rumah lingkungan
membersihkan rumah. yang dapat
DO : mempengaruhi
Rumahnya tampak kotor, tampak kesehatan
banyak baju bergantungan, banyak
penataan barang yang tidak teratur di
dapur, dan lantai rumah kurang bersih.
44
a. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.T b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit hipertensi
b. Hipertensi b.d kurang pengetahuan tentang karakteristik penyakit dan perawatan penyakit
pada penderita
c. Resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan lingkungan b.d ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan.
a.Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.T b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit hipertensi.
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1= 1 Ny.T mengeluh pusing,
- Aktual/tidaksehat( 3) sakit kepala, nyeri pada
- Ancaman (2) leher bagian belakang
- Krisis (1) serta tengkuk terasa
pegal.
2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2x 2 = 1 Saat Ny.T mengeluh
yang dapat diubah sakit Tn.G membelikan
- Mudah (2) obat untuk mengatasi
- Sebagian (1) nyerinya saja tapi bukan
- Tidak dapat (0) obat untuk hipertensi
karena Tn.G tidak tahu
kalau Ny.T mengalami
hipertensi.
3 Potensial Masalah Dapat 1 1 1/3 x 1=1/3 Keluarga dan Ny.T tidak
Dicegah paham mengenai
- Tinggi (3) pencegahan hipertensi.
- Cukup (2)
- Rendah (1)
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1=1 Karena keluarga tidak
- Segera ditangani (2) mengetahui kalau sakit
- Tak perlu segera yang dirasakan Ny.T
45
ditangani (1) adalah gejala hipertensi
- Tak dirasakan (0) dan keluarga hanya
mengatasi rasa sakit dari
gejala yang timbul saja,
jadi hipertensi belum
teratasi dan
kemungkinan akan
terjadi komplikasi yang
lebih berbahaya lagi.
Total Skor 3 10/3
b. Hipertensi b.d kurang pengetahuan tentang karakteristik penyakit dan perawatan
penyakit pada penderita
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 =1 Ny.T mengeluh
- Aktual/tidak sehat 3 pusing hebat, pegal,
- Ancaman 2 TD:180/130 mmHg
- Krisis 1
2. Kemungkinan masalah 0 2 0/2x 2=0 Ny.T bertanya kenapa
yang dapat diubah gejala sakit yang
- Mudah 2 timbul tidak kunjung
- Sebagian 1 sembuh dari kemarin,
- Tidak dapat 0 menunjukkan bahwa
Ny.T tidak memahami
karakteristik dan
perawatan hipertensi.
3 Potensial Masalah Dapat 1 1 1/3 x 1=1/3 Keluarga tidak
Dicegah memahami
- Tinggi 3 karakteristik
- Cukup 2 pencegahan penyakit
- Rendah 1 yang dialami Ny.T
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1=1 Karena kurang
46
- Segera ditangani 2 pengetahuan dan
- Tak perlu segera perawatan hipertensi,
ditangani 1 kemungkinan Ny.T
- Tak dirasakan 0 akan mengalmi
komplikasi penyakit
yang lebih parah.
Total Skor 3 7/3
47
- Rendah 1 lebih bersih.
4. Menonjolnya Masalah 2 1 2/2 x 1=1 Rumahnya tampak
- Segera ditangani 2 kotor, tampak banyak
- Tak perlu segera baju bergantungan,
ditangani 1 banyak penataan
- Tak dirasakan 0 barang yang tidak
teratur di dapur, dan
lantai rumah kurang
bersih dan
kemungkinan akan
banyak kuman yang
tinggal dirumah dan
mnyebabkan penyakit.
Total Skor 3 19/6
48
4.5. NCP (Nursing Care Planing)
a. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny.T b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal karakteristik penyakit hipertensi.
49
TUJUAN KRITERIA HASIL NCP
- Tujuan umum: - Tekanan darah 1. Observasi TTV
Setelah dilakukan klien normal 2. Kaji pengetahuan keluarga
tindakan diharapkan - Gejala hipertensi tentang Hipertensi
tekanan darah klien berkurang/hilang. 3. Kontrak dengan keluarga
kembali normal. - TTV normal : 4. Pertemuan dengan keluarga
TD : 120/80mmhg dan menjelaskan pada
- Tujuan khusus: N : 60-80x/mnt keluarga tentang pengertian,
Keluarga mengerti - Klien dan tanda dan gejala, tindakan
tatalaksana yang keluarga paham dan yang harus dilakukan bila
harus dilakukan mengerti jika nanti kondisi hipertensi Ny. T
ketika Ny.T Ny.T mengalami kambuh
mengalami gejala seperti 5. Anjurkan pada klien untuk
kekambuhan dirasakan sekarang, diet tinggi garam, olahraga
hipertensi. keluarga bisa setidaknya berjalan dipagi
merawat Ny.T hari.
dengan pengetahuan 6. Anjurkan keluarga klien
yang sudah untuk membelikan obat
diberikan. penurun tekanan darah
seperti golongan diuretic,
golongan betabloker,
golongan penghambat
konversi rennin angitensin.
7. Beri pujian terhadap
kemampuan keluarga
memahami materi yang
diberikan
8. Berikan kesempatan
keluarga untuk menanyakan
penjelasan yang telah
didiskusikan
50
diberikan
51
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
rumah.
Tahap Perkembangan Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan), merupakan tahapan
yang di mulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah . Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak –
anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
e. perluas jaringan Keluarga dari keluarga inti ke extended
f. pertahankan keintiman pasangan
g. membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
h. penataan kembali peran orangtua
5.2 Saran
Saat keluarga memasuki tahap ini, orang tua pasti akan merasakan kehilangan
karena anak pertama meninggalkan rumah, untuk itu saran yang kami berikan adalah
saat anak memasuki masa remaja orang tua harus benar-benar bisa mendidik
anaknya untuk bisa mandiri dan mempersiapkan diri kalau suatu saat anaknya sudah
dewasa nanti pasti mereka akan meninggalkan orang tua dan membentuk keluarga
baru. Untuk selanjutkan membentuk keluarga inti menjadi keluarga besar nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
52
Ali Zaidin. 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga . EGC. Jakarta.
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu: Yogyakarta
53