Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN INOVASI

KULIAH KERJA NYATA TIM II TAHUN 2023

DESA SIGENTONG
KECAMATAN WARUREJA
KABUPATEN TEGAL

Oleh:
Ahmad Rasyid Ivan Farid 12020120190076
Anjaly Khansarifda Adrian 22020120140074
Arifah Ufiana Nadhira 40011420650131
Bernadeta Karina Putri Widiantari 14020120130053
Leony Putria Rahmaningrum 24030120140148
Muhammad Iqbal Hizbullah 11000120130407
Muhammad Irsyad Arkan 21070120140141
Nada Arifa Amardin 13020120190034

PUSAT PELAYANAN KULIAH KERJA NYATA (P2KKN)


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
1. LATAR BELAKANG
Desa Sigentong merupakan desa yang terletak di Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal,
Provinsi Jawa Tengah. Menurut peta monografi, Desa Sigentong memiliki satu pedukuhan,
yaitu Dukuh Taban. Desa Sigentong sendiri terdiri dari 4 RW dan 15 RT dan memiliki wilayah
seluas 341,73 km dengan jumlah penduduk sebanyak 4260 jiwa. Sebagian besar wilayah Desa
Sigentong didominasi oleh persawahan, sehingga potensi yang paling menonjol adalah bagian
pertanian. Hal ini juga didukung melalui data yang menunjukkan bahwa profesi yang paling
banyak ditekuni oleh warga Sigentong adalah di sektor pertanian atau perkebunan.
Saat ini, Desa Sigentong memiliki beberapa permasalahan. Permasalahan pertama dan
yang merupakan masalah terbesar yang sedang dihadapi oleh Desa Sigentong adalah
pengolahan limbah sampah yang kurang optimal dan kesadaran akan sanitasi air. Karena,
menurut Kepala Desa Sigentong, jarak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terbilang jauh dan
memiliki kapasitas berlebih, warga Desa Sigentong lebih memilih untuk mengolah sampah
mereka melalui pembakaran di wilayah rumah masing-masing. Ditambah lagi, sebagian besar
warga Sigentong memiliki penghasilan melalui bertani atau sektor pertanian, limbah yang
dihasilkan sebagian besar dihasilkan dari sektor tersebut. Adapun limbah lain dihasilkan
melalui limbah rumah tangga atau limbah domestik.
Selain itu, menurut data posyandu Desa Sigentong, angka stunting di desa ini juga masih
terbilang cukup tinggi. Secara rutin, Desa Sigentong memberikan makanan bantuan bagi warga
yang kurang mampu dan berpotensi terkena stunting. Di Desa Sigentong sendiri, tercatat ada
xx keluarga yang masih menerima makanan bantuan dari pemerintah.
Kesadaran akan sanitasi air di Desa Sigentong juga menjadi masalah yang masih menjadi
tantangan bagi perangkat Desa Sigentong. Masih banyaknya warga lokal yang menggunakan
air sungai cacaban untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus) tentunya menjadi perhatian perangkat
desa akan sanitasi air yang digunakan. Sosialisasi ODF sudah pernah diupayakan, tetapi masih
belum efektif untuk meningkatkan kesadaran warga akan hal ini. Apabila hal ini terus
berlanjut, maka air Sungai Cacaban akan terus tercemar.
Selain pengolahan limbah sampah, stunting, dan kurangnya kesadaran akan sanitasi air,
Sigentong juga memiliki masalah di bidang pendidikan. Kesadaran Masyarakat Desa
Sigentong akan pentingnya pendidikan lanjutan juga masih cukup rendah. Menurut situs resmi
Desa Sigentong, terdapat 268 penduduk dengan rentang usia 15-19 tahun. Walaupun rata-rata
warga Desa Sigentong menempuh 12 tahun pendidikan formal, masih sedikit dari mereka yang
mau melanjutkan pendidikannya ke pendidikan lanjutan karena kurangnya sosialisasi akan
pentingnya pendidikan lanjutan. Sebagian besar warga Sigentong masih lebih memilih untuk
langsung bekerja atau menikah.
Melihat permasalahan-permasalahan yang tertera di atas, kami memutuskan untuk mencari
solusi dari permasalahan terbesar dan yang menjadi permasalahan utama di Desa Sigentong,
yaitu pengolahan limbah di Desa Sigentong. Pengolahan sampah yang tidak tepat dapat
menjurus menuju masalah lain. Sampah yang dibuang ke sungai akan mencemari air sungai,
warga yang masih aktif menggunakan air sungai yang tercemar akan berpotensi untuk
mendapatkan infeksi dari bakteri yang dibawa dari sampah yang mencemari sungai. Infeksi
yang terjadi dapat mempengaruhi kesehatan penggunanya, salah satunya proses pencernaan.
Terganggunya proses pencernaan dapat menimbulkan lambatnya proses penyerapan gizi dari
makanan yang telah dikonsumsi dan apabila terus berlanjut maka akan berpotensi
menimbulkan gejala gizi buruk (stunting). Untuk menyelesaikan masalah tersebut, kami
memutuskan untuk mencari cara yang paling mudah dilakukan dari rumah, sehingga
pengaplikasiannya akan lebih mudah terlaksana. Oleh karena itu, judul program unggulan
pertama kami adalah “Pengolahan Limbah Organik Desa Sigentong melalui Fermentasi
Limbah Rumah Tangga”. Pupuk dapat dibuat dengan mudah dan dikomersialkan nantinya.

2. MAKSUD DAN TUJUAN INOVASI


Inovasi Pengolahan Limbah Organik Desa Sigentong melalui Fermentasi Limbah Rumah
Tangga memiliki tiga tujuan utama, diantaranya:
1) Untuk memberikan inovasi dalam pengolahan sampah organik di Desa Sigentong
dengan memperhatikan jantung perekonomian desa (sektor pertanian).
Seperti yang tertera di bagian latar belakang, diketahui bahwa Desa Sigentong
mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian dari bertani atau berkebun. Selain
menyelesaikan permasalahan yang menjadi perhatian utama di Desa Sigentong,
dukungan untuk penggerak perekonomian desa juga perlu dipertimbangkan. Terobosan
baru untuk mengolah limbah organik yang dihasilkan oleh warga, terutama dapat
dilakukan di rumah sendiri dan dimulai dari rumah sendiri dapat menjadi jalan keluar
untuk memulai merubah alur pengolahan limbah di Desa Sigentong yang cenderung
masih menggunakan cara yang kurang tepat dalam mengolah limbah masing-masing.
2) Menumbuhkan kesadaran akan pengolahan sampah yang tepat di Desa
Sigentong.
Mengubah suatu kebiasaan yang sudah tertanam di pola hidup suatu masyarakat
bukanlah suatu hal yang mudah. Namun, suatu kebiasaan yang buruk tidak bisa
dilanjutkan secara terus menerus. Oleh karena itu, dengan adanya pengolahan limbah
rumah tangga menjadi pupuk cair organik sedikitnya dapat mulai menumbuhkan
kesadaran pada tiap individu di Desa Sigentong. Warga Desa Sigentong dapat
mengubah pola pengolahan sampah dimulai dari sampah yang dapat dengan mudah
ditemukan di rumah masing-masing. Selain itu, sedikitnya warga Desa Sigentong dapat
mulai memilah-milah mana yang merupakan sampah organik dan mana yang
merupakan sampah anorganik.
3) Dihasilkannya produk akhir yang dapat mendukung jantung perekonomian
Desa Sigentong.
Produk akhir yang merupakan pupuk cair organik bertujuan untuk mendukung
perekonomian Desa Sigentong. Bukan hanya produk yang dihasilkan dapat langsung
digunakan sebagai pupuk untuk bertani dan berkebun, namun juga dapat
dikomersilkan. Pupuk yang telah dibuat dapat dikemas menggunakan botol plastik
bekas, kemudian dijual dengan harga yang sudah ditentukan. Selain mendapatkan
keuntungan, penggunaan kembali botol plastik sebagai wadah untuk pupuk juga dapat
terlaksana.

3. MANFAAT INOVASI
Manfaat yang diharapkan dari adanya inovasi dari kami adalah:
a. Bagi Universitas
Berikut merupakan manfaat pembuatan produk inovasi bagi Universitas selama
Kuliah Kerja Nyata (KKN):

1. Peningkatan Reputasi Universitas: Produk inovasi yang sukses dapat


mendapatkan perhatian dari media dan masyarakat luas. Ini dapat
meningkatkan citra positif universitas sebagai lembaga pendidikan yang
berkontribusi pada solusi masalah sosial dan perkembangan masyarakat.
2. Peningkatan Hubungan dengan Masyarakat: Produk inovasi yang
bermanfaat bagi masyarakat dapat memperkuat hubungan antara universitas
dan komunitas lokal. Ini menciptakan kesempatan kolaborasi yang lebih
erat antara perguruan tinggi dan masyarakat.
3. Kontribusi terhadap Pembangunan Lokal: Produk inovasi yang
difokuskan pada masalah-masalah lokal dapat memberikan kontribusi nyata
terhadap pembangunan daerah tersebut. Universitas dapat menjadi mitra
yang berharga dalam upaya pembangunan berkelanjutan.
4. Peningkatan Riset dan Inovasi: Proses menciptakan produk inovasi
melibatkan penelitian, eksperimen, dan penerapan konsep-konsep baru. Hal
ini dapat mendorong budaya riset dan inovasi di kalangan staf dan
mahasiswa.
5. Pengenalan terhadap Potensi Wirausaha: Produk inovasi yang memiliki
potensi pasar dapat menjadi pijakan bagi program-program kewirausahaan
di universitas. Ini dapat mendorong mahasiswa untuk mengembangkan ide-
ide bisnis mereka sendiri.
6. Pengembangan Hubungan Industri: Produk inovasi yang relevan dengan
industri dapat memperkuat hubungan antara universitas dan sektor industri.
Hal ini bisa menghasilkan kesempatan kolaborasi lebih lanjut, termasuk
magang, penelitian bersama, atau pengembangan produk komersial.

Secara keseluruhan, produk inovasi yang dihasilkan selama KKN dapat


memberikan dampak positif yang luas bagi universitas, baik dalam hal reputasi,
kontribusi terhadap masyarakat, pengembangan hubungan, dan pengenalan potensi
riset dan inovasi.

b. Bagi Mahasiswa
Berikut merupakan manfaat pembuatan produk inovasi bagi mahasiswa selama
Kuliah Kerja Nyata (KKN):
1. Penerapan Teori dalam Praktik: Mahasiswa memiliki kesempatan untuk
menerapkan pengetahuan teoritis yang mereka pelajari di dalam kelas ke
dalam proyek nyata. Ini membantu memperdalam pemahaman mereka
tentang konsep-konsep akademis dan bagaimana mengaplikasikannya
dalam konteks kehidupan nyata.
2. Pengembangan Keterampilan Praktis: Melalui pembuatan produk
inovasi, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan praktis seperti
desain produk, pemrograman, manajemen proyek, analisis pasar, dan lain-
lain. Keterampilan ini sangat berharga untuk persiapan karier di masa
depan.
3. Kolaborasi Tim: Pembuatan produk inovasi sering melibatkan kerja dalam
tim. Ini membantu mahasiswa belajar bagaimana berkolaborasi dengan
anggota tim yang memiliki latar belakang dan keahlian yang berbeda, mirip
dengan situasi di dunia kerja sebenarnya.
4. Pengalaman Lapangan: KKN memungkinkan mahasiswa untuk
berinteraksi langsung dengan masyarakat dan masalah-masalah nyata. Ini
memberi mereka wawasan tentang tantangan yang dihadapi oleh
komunitas, serta peluang untuk merancang solusi yang sesuai dan
berdampak positif.
5. Koneksi dengan Industri/Instansi: Proyek inovasi yang berfokus pada
kebutuhan masyarakat sering kali menarik perhatian industri, lembaga
pemerintah, atau organisasi non-profit. Ini dapat membuka pintu bagi
mahasiswa untuk membangun hubungan yang berharga dengan para
pemangku kepentingan dan memperluas jaringan profesional mereka.
6. Pengembangan Kreativitas: Membuat produk inovasi mengharuskan
mahasiswa berpikir kreatif dalam mengatasi masalah yang kompleks. Ini
mengembangkan kemampuan berpikir lateral dan solusi-solusi yang kreatif.
7. Kontribusi Positif pada Masyarakat: Produk inovasi yang berhasil dapat
memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, seperti memecahkan masalah
sosial atau meningkatkan kualitas hidup. Ini memberi mahasiswa perasaan
pencapaian dan dampak positif.
8. Pengenalan terhadap Proses Inovasi: Mahasiswa dapat memahami
proses bagaimana ide dikembangkan menjadi produk nyata, termasuk tahap
perencanaan, desain, pengembangan, dan peluncuran. Pengalaman ini
sangat berharga jika mereka tertarik pada kewirausahaan atau karier di
industri kreatif.
Secara keseluruhan, pembuatan produk inovasi selama KKN memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan tumbuh dalam berbagai aspek, dari
keterampilan teknis hingga kemampuan interpersonal. Ini adalah pengalaman yang
dapat membekali mereka dengan kualifikasi dan persiapan yang lebih baik untuk
tantangan di dunia nyata setelah menyelesaikan pendidikan mereka.

c. Bagi Masyarakat
Berikut merupakan manfaat pembuatan produk inovasi bagi Masyarakat selama
Kuliah Kerja Nyata (KKN):

1. Solusi Masalah Sosial: Produk inovasi seringkali dirancang untuk


mengatasi masalah-masalah sosial atau kebutuhan masyarakat. Ini dapat
mencakup solusi untuk kesehatan, pendidikan, lingkungan, pemberdayaan
ekonomi, dan banyak lagi.
2. Peningkatan Kualitas Hidup: Produk inovasi yang memecahkan masalah
nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dapat secara langsung
meningkatkan kualitas hidup mereka. Contohnya, produk kesehatan atau
teknologi yang membantu dalam kegiatan sehari-hari.
3. Pemberdayaan Masyarakat: Produk inovasi yang memberdayakan
masyarakat, seperti pelatihan keterampilan, platform ekonomi berbagi, atau
program pemberdayaan perempuan, dapat membantu masyarakat meraih
keberlanjutan dan kemandirian.
4. Pengurangan Dampak Lingkungan Negatif: Produk inovasi yang
berfokus pada pengurangan dampak lingkungan, seperti teknologi ramah
lingkungan atau solusi daur ulang, dapat membantu melindungi lingkungan
dan bumi untuk generasi mendatang.
5. Inspirasi dan Pemajuan: Produk inovasi dapat menginspirasi orang untuk
berpikir lebih kreatif, berani, dan berkontribusi pada masyarakat. Mereka
juga dapat mendorong kemajuan di berbagai bidang.

Secara keseluruhan, produk inovasi yang dihasilkan selama KKN memiliki potensi untuk

membawa perubahan positif yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Produk-produk

tersebut dapat mengatasi masalah, meningkatkan kualitas hidup, dan merangsang

pertumbuhan ekonomi serta perkembangan berkelanjutan.

4. KEUNGGULAN INOVASI
Pupuk organik cair memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pupuk
anorganik (kimia) atau pupuk organik padat. Berikut adalah beberapa keunggulan utama
pupuk organik cair:

1. Penyerapan Nutrisi yang Lebih Baik: Pupuk organik cair umumnya lebih mudah
diserap oleh tanaman karena nutrisi dalam bentuk cair lebih mudah diambil oleh akar
tanaman dibandingkan dengan nutrisi padat.
2. Peningkatan Struktur Tanah: Pupuk organik cair mengandung bahan organik yang
dapat membantu meningkatkan struktur tanah, menjaga kelembaban, dan mempromosikan
aktivitas mikroba yang bermanfaat bagi kesehatan tanah.
Kandungan Mikroba yang Tinggi: Pupuk organik cair sering mengandung mikroba yang
bermanfaat seperti bakteri dan jamur. Mikroba ini membantu meningkatkan aktivitas
biologis dalam tanah, membantu mencerna bahan organik, dan meningkatkan ketersediaan
nutrisi.
3. Mengurangi Risiko Pencemaran Tanah dan Air: Pupuk organik cair biasanya
memiliki risiko lebih rendah untuk mencemari tanah dan sumber air dibandingkan dengan
pupuk kimia. Mereka cenderung tidak meninggalkan residu berbahaya yang dapat
mencemari lingkungan.
4. Peningkatan Kesuburan Tanah Secara Bertahap: Pupuk organik cair mengandung
nutrisi dalam bentuk yang lebih alami dan bertahap dilepaskan ke tanah seiring waktu. Ini
membantu menghindari efek puncak pertumbuhan tanaman yang sering terjadi dengan
pupuk kimia.
5. Ramah Lingkungan: Pupuk organik cair diproduksi dengan menggunakan bahan-
bahan alami dan sering kali merupakan produk sampingan dari proses organik seperti
kompos atau limbah pertanian. Ini mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dukungan bagi Pertumbuhan Mikroba Tanah: Pupuk organik cair dapat memberikan
nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba tanah, yang pada gilirannya membantu
meningkatkan kesehatan tanah dan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit: Beberapa jenis pupuk organik cair dapat
mengandung senyawa yang memiliki efek merugikan terhadap hama dan penyakit
tanaman. Meskipun bukan pengganti pengendalian hama dan penyakit yang lengkap, ini
dapat membantu dalam pengelolaan tanaman.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan pupuk organik cair juga memiliki
beberapa pertimbangan. Mereka cenderung memiliki kandungan nutrisi yang lebih rendah
dibandingkan dengan pupuk kimia, sehingga mungkin memerlukan aplikasi lebih sering.
Selain itu, kualitas pupuk organik cair dapat bervariasi tergantung pada metode produksi
dan bahan baku yang digunakan. Penting untuk memilih produk yang berkualitas dan
sesuai dengan kebutuhan tanaman dan tanah Anda.

5. ASPEK INOVASI
a. Alat dan Bahan
- Sampah organik (sisa limbah rumah tangga, seperti sayur dan kulit buah-buahan)
- Bakteri (EM4)
- Gula
- Air
- Ember 25kg/ 20 liter
- Plastik Cor Bening
- Tali Ban
- Batang Kayu
- Botol bekas 600ml
- Gayung kecil
- Corong
- Penyaring
b. Komposisi Bahan
- 10ml Bakteri EM4 (satu tutup botol)
- 2-3 sendok makan gula
- Air 18 Liter
c. Metode Pembuatan Produk
- Mengumpulkan sampah rumah tangga (organik)
- Mencacah sampah organik
- Memasukan sampah organik kedalam ember
- Memasukan Bakteri EM4 sebanyak 10ml
- Memasukan gula sebanyak 2-3 sendok
- Memasukan 18 liter air
- Mengaduk campuran pupuk hingga rata menggunakan batang kayu
- Menutup ember campuran pupuk menggunakan plastik dan taliban (pastikan
kencang dan tidak ada kebocoran)
- Diamkan campuran pupuk selama 3 hari kedepan (fase fermentasi)
- Setelah 3 hari (Fase fermentasi) lakukan pengadukan rutin selama 15 hari
kedepan.
- Setelah pengadukan selesai, pupuk dapat digunakan.
6. PEMBIAYAAN
No Bahan Baku Satuan Harga Biaya
Produksi
1 Sampah Organik kg - -
2 Bakteri (EM4) liter 21.000,00 210,00
3 Penyaring buah 25.000,00 25.000,00
4 Label lembar 4.000,00 4.000,00
5 Corong buah 3.000,00 3.000,00
6 Plastik Cor lembar 4.000,00 4.000,00
7 Gayung buah 5.000,00 5.000,00
8 Golok buah 50.000,00 50.000,00
9 Gunting buah 12.000,00 12.000,00
10 Gula kg 15.000,00 600,00
11 Ember liter 47.000,00 47.000,00
12 Tali Ban meter 2.000,00 2.000,00
13 Batang Kayu buah 2.250,00 2.250,00
14 Botol 600 ml buah 5.000,00 5.000,00
195.250,00 160.060,00
Untuk bahan baku sampah nominal Rp. 0,- karena bahan baku sampah yang digunakan
merupakan sampah yang dihasilkan sendiri dan tidak perlu membeli.
Harga Jual Modal + Laba
= 160.060,00 + 24.009,00
= 184.069,00 : 33
Harga Jual = 5.577,85
Jadi, total biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan sekali produksi satu botol pupuk organik
cair adalah sebesar Rp 5.577,85.
7. PENERAPAN
Penerapan inovasi (pupuk organik cair) ditujukan kepada pada warga yang memiliki
pekerjaan sebagai petani dan juga budidaya tanaman. Peluang inovasi timbul ketika melihat
mayoritas dari warga Desa Sigentong yang bekerja sebagai petani dan juga melihat banyaknya
sampah yang tidak diolah secara terpisah. Sehingga timbulah sebuah usulan untuk mengolah
sampah yang dapat digunakan dalam bidang pertanian. Penerapan produk dapat lebih optimal
apabila ditunjang dengan beberapa keadaan berikut:
1. Masyarakat sudah mengerti dalam memilah sampah organik dan anorganik.
Sehingga, dapat mempercepat proses pengolahan pupuk tanpa harus memilah
terlebih dahulu.
2. Supplier alat dan bahan yang mudah dijangkau. Sehingga tidak ada waktu yang
terbuang untuk membeli alat dan bahan.
3. Pemahaman akan pembuatan pupuk organik cair yang sudah matang. Sehingga,
apabila terjadi skenario dimana salah satu bahan tidak didapat. Dapat dengan cepat
mendapatkan solusi bahan pengganti.
Manfaat sosial: produk Inovasi ini (Pupuk organik cair) memanfaatkan sampah rumah tangga
sehingga dapat digunakan dalam pertanian. Sehingga sampah organik yang dibuang dapat
diminimalisir.
Manfaat ekonomi: produk ini juga dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang dapat
menunjang perekonomian di bidang pertanian. Luasnya lahan pertanian dan tingginya angka
petani di Desa Sigentong membuat penggunaan pupuk sebagai penunjang kesuburan tanaman
(padi,jagung,dll) menjadi tinggi. Oleh karena itu, tingginya demand dan rendahnya supply
menjadikan siapapun yang menjadikan pupuk organik cair menjadi market leader di Desa
Sigentong.
8. KENDALA INOVASI
- Terbatasnya ketersediaan bibit EM4 di daerah Sigentong
- Kurangnya ketersediaan alat dan bahan di daerah Sigentong
- Waktu fermentasi yang memakan waktu cukup lama
- Kurangnya proses penyaringan saat penempatan produk
9. PELUANG PENGEMBANGAN
Produk pupuk organik cair dari limbah rumah tangga merupakan inisiatif yang berpotensi
memberikan manfaat terhadap lingkungan dan ekonomi. Selain dapat mengurangi limbah
sampah rumah tangga, pupuk organik cair dapat menyuburkan tanaman. Berikut
merupakan poin-poin peluang pengembangan:
1. Edukasi dan kesadaran masyarakat: peluang untuk memperluas edukasi
terhadap masyarakat akan pengolahan sampah organik yang dapat memberikan
dampak positif bagi warga desa. Pengolahan limbah tersebut juga dapat
mengurangi limbah rumah tangga serta bahan dan alat yang mudah untuk
ditemukan dapat meningkatkan antusias dan kesadaran masyarakat sehingga dapat
mendorong minat warga dalam mengurangi sampah.
2. Inovasi Bahan Baku: Pengembangan pupuk organik cair dapat dimulai dari
penelitian bahan baku yang lebih bervariasi dan efisien. Mengidentifikasi sumber-
sumber baru untuk limbah pertanian, limbah pabrik pangan, dan bahan organik
lainnya dapat mengurangi biaya produksi dan menciptakan produk yang lebih
beragam.
3. Pengembangan Formula Nutrisi: Riset lebih lanjut dapat dilakukan untuk
mengembangkan formula nutrisi yang lebih kaya dan seimbang. Penggunaan
bahan-bahan organik tertentu dapat meningkatkan kandungan unsur hara tertentu,
sehingga pupuk organik cair dapat dioptimalkan untuk berbagai jenis tanaman.
4. Teknologi Fermentasi: Pengembangan teknologi fermentasi yang lebih efisien
dan cepat akan memungkinkan produksi pupuk organik cair dengan waktu
produksi yang lebih singkat. Ini akan membantu memenuhi permintaan pasar
yang terus meningkat.
5. Pemasaran dan Edukasi: Peluang ini berkaitan dengan pemasaran yang lebih
baik dan upaya edukasi kepada petani. Kampanye pemasaran yang kuat, baik
melalui platform digital maupun acara pertanian, dapat meningkatkan kesadaran
akan manfaat pupuk organik cair dan cara penggunaannya.
6. Kemasan Ramah Lingkungan: Pertimbangan terhadap kemasan yang ramah
lingkungan dapat menjadi nilai tambah bagi produk. Pengembangan kemasan
yang dapat terurai atau daur ulang akan mendukung citra produk yang peduli
lingkungan.
7. Pengembangan Produk Terkait: Peluang ini mencakup pengembangan produk
terkait seperti pestisida organik, enhancer mikroba tanah, atau produk-produk lain
yang dapat meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk organik cair.

Anda mungkin juga menyukai