PERCOBAAN 5
Disusun Oleh:
Percobaan 5 ini berjudul “Tingkat Kelarutan Zat Padat dalam Berbagai Pelarut”
yang bertujuan untuk menentukan secara kualitatif kelarutan zat padat di dalam
berbagai pelarut. Metode yang digunakan adalah zat terlarut (solute) yang
dilarutkan pada berbagai jenis pelarut (solvent) dalam jangka waktu tertentu.
Prinsip yang digunakan adalah like dissolve like, yaitu sebuah prinsip dimana
suatu pelarut akan cenderung melarutkan senyawa yang memiliki tingkat
kepolaran yang sama. Dalam percobaan ini, hal yang dilakukan adalah melarutkan
kristal NaCl, CaCl2, dan NiCl2 ke dalam berbagai jenis pelarut, yaitu akuades,
etanol, kloroform, HCl, dan NH4OH. Hasil yang didapatkan adalah kristal NaCl
dapat larut dalam akuades, HCl, dan NH4OH, serta larut sebagian dalam etanol
dan tidak larut dalam kloroform. Kristal CaCl2 dapat larut dalam akuades, HCl,
dan NH4OH, serta tidak larut dalam etanol dan kloroform. Kristal NiCl2 dapat
larut dalam semua pelarut, yaitu akuades, etanol, kloroform, HCl, dan NH4OH.
Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa tingkat kelarutan suatu zat padat dalam
pelarut bergantung pada sifat kepolarannya dan sifat alamiah lainnya.
I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1. Menentukan secara kualitatif kelarutan zat padat di dalam berbagai
pelarut.
(Keenan, 1986)
(Amarin, 2015)
II.9. Kepolaran
Kepolaran merupakan suatu peristiwa dimana suatu molekul
zat tertentu membentuk suatu kutub sementara yang dinamakan
dipol yang dapat menyebabkan gaya tolak-menilak atau gaya Tarik-
menarik antaratom dalam senyawa tersebut. Dipengaruhi oleh
beberapa factor, seperti sudut ikatan, pasangan electron bebas, dan
bentuk molekul (Khafidzin, 2020).
II.10.Macam-macam Pelarut
1. Pelarut Polar
Pelarut polar adalah sebuah pelarut yang mempunyai kutub
muatan sehingga dapat dengan mudah melarutkan senyawa
polar. Contohnya adalah air dan etanol.
2. Pelarut Non Polar
Pelarut non polar adalah sebuah pelarut yang tidak
mempunyai kutub muatan sehingga dapat dengan mudah
melarutkan senyawa non polar. Contohnya adalah minyak.
II.11.Padatan Ionik
Padatan ionic merupakan sebuah kristal dari senyawa elektrolit
yang akan terionisasi apabila dilarutkan. Umumnya terbentuk ketika
perbedaan keelektronegatifan antara dua atom dalam suatu molekul
lebih besar dari 2.0 (Nasrudin dan Samik, 2016).
II.12.Gaya Intermolekular
Gaya intermolekul merupakan gaya ikatan elektromagnetik
antarmolekul yang lebih lemah dibandingkan dengan gaya
intramolecular karena untuk dapat memutusnya tidak perlu energi
yang terlalu besar. Jenisnya ada gaya dipol-dipol, gaya dipol khusus:
ikatan hydrogen, gaya disperse/London, dan gaya Van-der Waals
(Departemen Kimia, 2020).
II.13.Analisis Bahan
II.13.1. NiCl2
3. Warna : Kuning-oranye.
4. Bentuk : Serbuk.
(Merckmilipore, 2012)
II.13.2. NaCl
3. Warna : Putih.
4. Bentuk : Kristal.
(Perry, 2008)
II.13.3. CaCl2
3. Warna : Putih.
4. Bentuk : Padat.
(SmartLab, 2019)
II.13.4. Etanol
3. BEM : 46 gram/mol.
4. Densitas : 0.789 gram/mL.
7. Bentuk : Cair.
2. Mudah terbakar.
II.13.5. Kloroform
2. Bentuk : Cairan.
3. Warna : Bening.
II.13.6. HCl
Memiliki sifat fisika, seperti:
2. Komposisi : 99%.
5. Bentuk : Cair.
(Perry, 2008)
(Ullman, 1989)
II.13.7. NH4OH
(SmartLab, 2017)
II.13.8. Aquades
Memiliki sifat fisika, seperti:
5. Bentuk : Cair.
1. Memiliki pH 7 (netral).
3. Tidak beracun.
(Petrucci, 2008)
III. METODE PENELITIAN
3.1. Alat
- Tabung reaksi - Neraca analitik
- Rak tabung reaksi - Cawan gelas
- Pengaduk kaca - Stopwatch
3.2. Bahan
- Akuades - Larutan ammonium hidroksida encer
- Etanol - Kristal NaCl
- Kloroform - Kristal CaCl2
- Larutan HCl 2 N - Kristal NiCl2
3.3. Gambar Alat dan Bahan
3.3.1. Gambar Alat
Larutan Ammonium
Larutan HCl 2 N Kristal NaCl
Hidroksida Encer
Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi
Hasil
Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi
Hasil
3.4.3. Zat Terlarut CaCl2
Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi Tabung Reaksi
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
Solvent
NaCl CaCl2 NiCl2
Solute
Tidak berwarna Putih keruh Hijau bening
(cenderung keruh) t = 27 s t = 20 s
Aquadest
t = 33 s Larut Larut
Larut
Tidak berwarna Terbentuk endapan Hijau bening
(cenderung keruh) CaCl2 t = 33 s
Etanol
t=- t=- Larut
Larut sebagian Tidak larut
Terbentuk endapan Terbentuk endapan Terbentuk 2
NaCl CaCl2 lapisan:
t=- t=- - Atas = hijau
Kloroform
Tidak larut Tidak larut - Bawah = bening
t = 51 s
Larut
Tidak berwarna Tidak Hijau
(cenderung keruh) berwarna/bening t = 15 s
HCl
t = 38 s t = 35 s Larut
Larut Larut
Tidak berwarna Putih keruh Biru
(cenderung keruh) t=5s t = 10 s
NH4OH
t=3s Larut Larut
Larut
V. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Tingkat Kelarutan Zat
Padat dalam Berbagai Pelarut” yang bertujuan untuk menentukan secara
kualitatif kelarutan zat padat di dalam berbagai pelarut. Metode yang
digunakan adalah zat terlarut (solute) yang dilarutkan pada berbagai jenis
pelarut (solvent) dalam jangka waktu tertentu sehingga didapatkan
perbandingan tingkat kelarutan zat terlarut yang digunakan dalam berbagai
jenis pelarut (Petrucci, 1985). Prinsip yang digunakan adalah like dissolve
like yang merupakan sebuah prinsip dimana suatu pelarut akan cenderung
melarutkan senyawa yang memiliki tingkat kepolaran yang sama, yaitu
pelarut polar melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar melarutkan
senyawa non polar (Suryani, dkk., 2015). Alat yang digunakan adalah
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pengaduk kaca, neraca analitik, cawan
gelas, dan stopwatch. Bahan yang digunakan adalah zat terlarut yang
berupa kristal NaCl, kristal CaCl2, dan kristal NiCl2, dan pelarut yang
berupa akuades, etanol, kloroform, HCl, dan NH4OH.
(Chang, 2004)
(Chang, 2004)
(Chang, 2004)
(Petrucci, 2008)
(Petrucci, 2008)
(Keenan, 1986)
(Keenan, 1986)
Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa etanol hanya dapat
melarutkan NiCl2 dan melarutkan sebagian dari NaCl serta tidak
dapat melarutkan CaCl2. Namun dari literatur yang ada, CaCl2 juga
larut dalam etanol. Dan dapat disimpulkan bahwa etanol merupakan
pelarut yang kurang baik untuk zat padat garam.
(Petrucci, 2008)
(Petrucci, 2008)
(Svehla, 1990)
(Keenan, 1990)
(Keenan, 1990)
(Keenan, 1990)
Dari hasil yang diperoleh, diketahui bahwa HCl dapat
melarutkan NaCl, CaCl2, dan NiCl2 dikarenakan memiliki tingkat
kepolaran yang sama yang juga sesuai dengan literatur yang ada.
Dapat disimpulkan bahwa HCl merupakan pelarut yang baik untuk
zat padat garam.
(Svehla, 1985)
(Svehla, 1985)
(Svehla, 1985)
VI.1. Kesimpulan
VI.2. Saran
Erwin, dkk. 2016. Uji Elektron dan Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar.
Makassar: SMA 07 Makassar.
Kirk, R.E. and Othmer, D.F. 1998. Encyclopedia of Chemical Technology, Vol. 7.
New York: The Inter Science Encyclopedia, Inc.
Perry, R.H. 2008. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 8th Edition. NY, USA:
McGraw-Hill Companies, Inc.
Petrucci, R.H. 1985. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat,
Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, R.H. 2008. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern, Edisi Keempat, Jilid
3. Jakarta: Erlangga.
Prakash, S., dkk. 2000. Advance Inorganic Chemistry, Vol. II. New Delhi, India:
S. Chand anda Company LTD.
Sudarmadji, S., dkk. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberti.
Suryani, D., dkk. 2012. Ikatan Ionik. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Suryani, N. C., dkk. 2015. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Kandungan Total
Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Matoa (Pometia
pinnata). Bali: Universitas Udayana.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro,
bagian II. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
vii