Devis Saputra - 23030122120029 - P5
Devis Saputra - 23030122120029 - P5
PERCOBAAN V
“TINGKAT KELARUTAN ZAT PADAT DALAM BERBAGAI PELARUT”
Disusun Oleh :
I. Tujuan Percobaan
I.1 Menentukan secara kualitatif kelarutan zat padat di dalam berbagai pelarut.
Campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih yang
mempunyai komposisi berbeda dapat dikatakan larutan. Zat yang
terdapat dalam jumlah sedikit dalam suatu larutan dapat dikatakan
zat terlarut dan zat yang terdapat dalam jumlah banyak dalam suatu
larutan disebut pelarut (Utami et al., 2009). Berdasarkan
kelarutannya, larutan dibedakan menjadi 3 yaitu larutan tak jenuh,
larutan jenuh, dan larutan lewat jenuh dengan penjelasan sebagai
berikut:
(Utami et al.,
2009)
II.2. Kelarutan
(Daintith, 2008)
Sifat Pelarut
Kelarutan akan terjadi dalam skala besar jika molekul zat terlarut
mempunyai struktur dan sifat kelistrikan yang sama dengan
pelarut.
Pengaruh Suhu
Pengaruh Tekanan
Pengaruh pH
Hasil kali kelarutan atau Ksp adalah hasil kali konsentrasi molar
ion-ion dalam larutan jenuh yang dipangkatkan dengan koefisien
(Brady, 2000). Ketika suatu zat padat dilarutkan dalam suatu
larutan, ada beberapa kondisi yang mungkin terjadi, yaitu larutan
tak jenuh, larutan jenuh, dan larutan lewat jenuh. Konsentrasi ion
atau Qc yang tidak sesuai dengan kondisi kesetimbangan
digunakan untuk memperkirakan akan terbentuknya endapan atau
tidak. Qc sama dengan Ksp, namun bedanya Qc menyatakan
konsentrasi ion dalam keadaan tidak setimbang, sedangkan Ksp
menyatakan konsentrasi ion dalam keadaan setimbang. Berikut
kemungkinan hubungan antara Qc dan Ksp:
AmBn mA + nB
n+ m+
(Nurissalam, 2012)
Hibridisasi sp
Hibridisasi sp2
Hibridisasi pada BF3 sebagai berikut
Diagram orbital B adalah
Diagram orbital B tereksitasi
Pencampuran orbital 2s dan dua orbital 2p menghasilkan
tiga orbital hibrida sp2
Ketiga orbital sp2 ini terletak pada bidang yang sama ,dan
membentuk sudut 120° antara satu dengan yang
lainnya.Setiap ikatan BF terbentuk dari tumpang tindih
orbital hibrida sp2 boron dan orbital 2p fluorin.
Hibridisasi sp3
Molekul CH4 memiliki bentuk molekul tetrahedral
Diagram orbital C adalah
Diagram orbital C tereksitasi
Hibridisasi sp3d
Molekul PCl5 memiliki bentuk molekul bipiramida trigonal
Diagram orbital P adalah
Diagram orbital P tereksitasi
II.9. Kepolaran
Kelarutan suatu senyawa ditentukan oleh kepolarannya.Hal
ini sesuai dengan prinsip kelarutan (like dissolve like) yakni
pelarut polar akan melarutkan senyawa polar,demikian juga
sebaliknya pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa
nonpolar.(Arsa dan Achmad, 2020)
(Mudzakir, 2000)
II.13.2. Etanol
a. Sifat Fisik
- Berbentuk cair
- Tidak berwarna
- Berbau seperti alkohol
- Titik lebur -144 oC pada 1.013,25 hPa
- Densitas 0,790-0,793 g/cm3
(MSDS, 2022)
b. Sifat Kimia
- pH 7,0 pada 10g/l pada 20oC
- Uap dapat membentuk campuran mudah-
meledak dengan udara
(MSDS, 2022)
II.13.3. Kloroform
a. Sifat Fisik
- Bentuk Cair
- Tidak berwarna
- Bau manis
- Titik didih 60,5-61,5 oC
- Densitas 1,492 g/mL pada 25 °C
(Msds, 2021)
b. Sifat Kimia
- Stabil pada kondisi penyimpanan yang
disarankan
- Tidak diklasifikasikan sebagai mudah
meledak
- Dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai
(undecomposed) pada tekanan normal
(Msds, 2021)
II.13.4. HCl 2N
a. Sifat Fisik
- Bentuk Cair
- Titik lebur kira-kira -32 °C
- Titik didih/rentang didih 121 °C pada 1.013
hPa
- Densitas kira-kira1,03 g/cm3 pada 20 °C
(MSDS,
2019a)
b. Sifat Kimia
- pH < 1 pada 20 °C
- Dapat korosif terhadap logam
- Menghasilkan gas atau uap yang berbahaya
jika mengalami kontak dengan: Logam
(MSDS,
2019a)
(MSDS, 2021a)
b. Sifat Kimia
- pH pada 20 °C alkali kuat
- Dapat korosif terhadap logam
- Larutan Amonia tidak mudah terbakar, tetapi
dapat membentuk campuran amonia/udara
yang dapat terbakar dengan penggasan.
(MSDS, 2021a)
II.13.6. NiCl2
a. Sifat Fisik
- Bentuk padat
- Warna hijau
- Tak berbau
- Densitas 1,92 g/cm³
(MSDS, 2017)
b. Sifat Kimia
- Melepaskan air kristal jika dipanaskan
- pH kira-kira 4,9 pada 100 g/l 20 °C
- Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan :
Logam basa
(MSDS, 2017)
II.13.7. CaCl2
a. Sifat Fisik
- Bentuk padat
- Warna putih
- Densitas 2,15 g/cm3 pada 20 °C
(SmartLab, 2019)
b. Sifat Kimia
- pH kira-kira 8 - 10 pada 100 g/l 20 °C
- tidak mudah terbakar
- proses disolusi exothermic dengan air
(SmartLab, 2019)
II.13.8. NaCl
a. Sifat Fisik
- Bentuk padat
- Warna putih
- Titik didih 1.461 °C pada 1.013 hPa
- Titik lebur 801 °C
(MSDS, 2019b)
b. Sifat Kimia
- pH 4,5 - 7,0 pada 100 g/l 20 °C
- Beresiko meledak: Logam basa
- Reaksi eksotermik dengan : Litium
(MSDS, 2019b)
III. Metodelogi Percobaan
III.1. Alat dan Bahan
1. Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Neraca analitik
Cawan gelas
Stopwatch
Batang pengaduk
2. Bahan
Aquadest
Etanol
Kloroform
HCl 2N
Ammonium Hidroksida
NiCl2
CaCl2
Nacl
III.2. Gambar Alat
Tabung reaksi
Cawan gelas
Neraca analitik
- Penggojogan
- Pengamatan
Hasil
Hasil
- Penggojogan
- Pengamatan
Hasil
IV. Hipotesis
Zat terlarut
NaCl CaCl2 NiCl2
Pelarut
Larut (48,25 s)
Larut (21 s); Larut (40s) ;
Aquadest ; menjadi
Bening hijau kebiruan
keruh
Larut (2m 12s)
Larut sebagian ;
HCl ; kuning Larut ; berasap
kuning
bening
Larut (26s) ;
Tidak larut ; Larut (3m 9s) ; berwarna ungu ;
NH4OH
keruh keruh berbau
menyengat
Larut sebagian
Larut sebagian
(2m 4s) ; bening Larut (1m 58s) ;
Etanol (2m 12s) ;
dan menyisakan hijau bening
agak keruh
endapan
VI.1.Pelarut Aquadest
Begitu pula NiCl2 dan CaCl2 juga merupakan padatan ionik yang
mempunyai polaritas yang sama, sehingga mampu larut dalam air.
CaCl₂+2H₂O→Ca(OH)₂+2HCl
NiCl ₂+ H ₂O →∋ ( OH ) ₂+ HCl
+
ROH + ROH ROH 2 + RO-
(Juwita, 2017)
+
NaCl (s) Na (aq) + HCl (aq)
2+
CaCl2 (s) Ca (aq) + 2Cl- (aq)
2+
NiCl2 (s) Ni (aq) + 2HCl (aq)
(Juwita, 2017)
+
NaCl (s) Na (aq) + HCl (aq)
(Juwita, 2017)
2+
CaCl2 (s) Ca (aq) + 2Cl- (aq)
(Juwita, 2017)
2+
NiCl2 (s) Ni (aq) + 2HCl (aq)
(Juwita, 2017)
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah NaCl dan CaCl 2
larut sebagian dalam etanol, sedangkan NiCl2 dapat larut dalam etanol.
Dengan waktu NiCl2 1 menit 58 detik larutan berwarna hijau bening,
CaCl2 dengan waktu 2 menit 12 detik larutan keruh, NaCl 2 menit 4
detik larutan bening dan menyisakan endapan. Perubahan warna
larutan setelah penambahan NiCl2 disebabkan oleh terbentuknya
reaksi kompleks. Jadi tingkat kelarutan NaCl, CaCl2 dan NiCl2 dalam
pelarut etanol adalah: NiCl2 > CaCl2 > NaCl.
2+
NiCl2 + CHCl3 Ni + 2CHCl
NaCl + CHCl3
CaCl2 + CHCl3
NaCl + CHCl3
CaCl2 + CHCl3
2+
NiCl2 + CHCl3 Ni + 2CHCl
NiCl2(s) + 2H+(aq) Ni 2+
(aq) + 2HCl(aq)
VI.5.3
Ade, D. I. P., Wijaya, M., dan Putri, S. E. 2016. Pengaruh Katalis Asam Klorida
dan Media Natrium Klorida Terhadap Sintetik Polieugenol dari Minyak
Cengkeh ( Syzygium aromaticum ). J. Chem., 17(1), 33–44.
Arsa, A. K., dan Achmad, Z. 2020. EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI
RIMPANG TEMU IRENG (Curcuma aeruginosa Roxb) DENGAN
PELARUT ETANOL DAN N-HEKSANA. J. Teknol. Technoscientia, 13(1),
83–94.
Dan, S., Organoleptik, S., Pisang, P., Musa, M., dan Aa, A. 2023. EFEKTIVITAS
KONSENTRASI KALSIUM KLORIDA ( Cacl2 ) TERHADAP UMUR. 1(1),
9–16.
Hakim, A. R., dan Saputri, R. 2020. Narrative Review: Optimasi Etanol sebagai
Pelarut Senyawa Flavonoid dan Fenolik. J. Surya Med., 6(1), 177–180.
Handayani, I. A., Haris, A., dan Widodo, D. S. 2018. Synthesis of ZnO/NiO Thin
Film on Fluorine-doped Tin Oxide (FTO) by Two Step Electrodeposition as
Photoanode of a Solar Cell. J. Kim. Sains dan Apl., 21(3), 124–130.
hidayat fahrul, D. 2023. PENGARUH SUBSTITUSI NaCl DENGAN KCl, CaCl2
DAN PENAMBAHAN KETUMBAR (Coriandrum sativum L.) TERHADAP
KUALITAS ALBUMEN TELUR ASIN. 31–41.
Juwita, R. 2017. Kimia Dasar 1. Kim. Dasar Teor. dan Latih. Sekol. TINGGI
Kegur. DAN ILMU Pendidik. PGRI SUMATERA BARAT, 1–174.
Kimia, D., dan Fisika, D. 2015. Peningkatan Konduktivitas Litium Besi Fosfat
Melalui Penambahan Polianilina Terdopan Asam Sulfat. J. Mater. dan Energi
Indones., 05(01), 07–00.
Mariana, 2018. 2018. Validasi Metode Penetapan Kuantitatif Metanol dalam Urin
Menggunakan Gas Chromatography-Flame Ionization Detector. Indones. J.
Chem. Sci., 7(3), 277–284.
Msds. 2021. Lembar Data Keselamatan Bahan chloroform. PT. Pertamina, 1907,
1–9.
MSDS. 2017. Material Safety Data Sheet Nickel Chloride Hexahydrate. ACS
Reag. Chem., 1907, 1–11.
MSDS. 2019a. Lembar Data Keselamatan Bahan HYDROCHLORIC ACID 2.0 N
SOLUTION. Smart Lab, 0(1907), 1–6.
MSDS. 2019b. NaCl. Phase Equilibria Bin. Halides, 1907, 316–328.
MSDS. 2021a. Lembar data Keselamatan Bahan Ammonia Solution 25%.
SmartLab, 011, 1–10.
MSDS. 2021b. Lembar Data Keselamatan Bahan Aquades. Phase Equilibria Bin.
Halides, 1907, 3–4.
MSDS. 2022. Lembar Data Keselamatan etanol. 1907, 1–9.
Mudzakir, A. 2000. Struktur Padatan Anorganik. Kim. Anorg. 2, 1–71.
Nasirudin, N., Setiawan, I., dan Yani, A. 2016. Modul Guru Pembelajar
kurikulum. J. Educ., 2016.
Sholeh, M. I., Tindangen;, M., dan Nurhadi. 2022. Analisis Penerapan Analogi
dalam Pembelajaran Kimia. Semin. Nas. Pendidik. Profesi Guru, 105–111.
SmartLab. 2019. Calcium Chloride Anhydrous. Mater. Saf. Data Sheet, 10043-
52–4, 1–6.
Tominik, V. I. T., dan Haiti, M. 2020. LIMBAH AIR AC SEBAGAI PELARUT
MEDIA SABOURAUD DEXTROSE AGAR (SDA) PADA JAMUR
Candida Albicans. Masker Med., 8(1), 15–20.
Umarni, W. U. S., Uhendar, D. E. D. E. S., Ko, D. A. N. E., dan Adisantoso, P. R.
H. 2017. KLORIDA DALAM BEBERAPA MINYAK YANG DIPANASKAN.
4(2).
Vershinin, V., Forkosh, H., Ben-Lulu, M., Libman, A., dan Pappo, D. 2021.
Mechanistic Insights into the FeCl3-Catalyzed Oxidative Cross-Coupling of
Phenols with 2-Aminonaphthalenes. J. Org. Chem., 86(1), 79–90.
Wanta, K. C., Putra, F. D., Susanti, R. F., Gemilar, G. P., Astuti, W., Virdhian, S.,
dan Petrus, H. T. B. M. 2019. Pengaruh Derajat Keasaman (pH) dalam Proses
Presipitasi Hidroksida Selektif Ion Logam dari Larutan Ekstrak Spent
Catalyst. J. Rekayasa Proses, 13(2), 94.
LAMPIRAN
Lampiran Gambar