Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KELARUTAN KOMPLEKS DAN PENGENDAPAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. DIO TRI NUGROHO (22.02.031)
2. DWI SELFI INTANNIA (22.02.032)
3. ELA PATRIANI (22.02.033)
4. FYO AFRIOLLA (22.02.034)
5. HARRY MUKTI (22.02.035)

Mata Kuliah :
KIMIA DASAR

Dosen Pengampu :
TRI OKTAVIANA HASIBUAN,S.Kep.,M.Kes

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN


STIKESMAS ABDI NUSA PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Alloh Swt. yang telah
memberikan banyak nikmat-Nya kepada kami,sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelarutan Kompleks dan Pengendapan”
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Kimia Dasar, yang meliputi nilai
tugas, nilai kelompok, nilai individu, dan nilai keaktifan.
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah
tersusun, namun lebih membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai
referensi.Yang semoga bisa memberi tambahan pengetahuan terkait dengan
kepentingan pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah tersebut.
Pembuatan makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu
mengumpulkan dan mengkaji materi terkait dari berbagai referensi.Tujuan
digunakannya metode pengumpulan data ini adalah agar makalah yang kami susun
dapat memberikan informasi yang akurat dan bisa dibuktikan. Penyampaian
pembandingan materi dari referensi yang satu dengan yang lainnya akan menyatu
dalam satu makalah kami. Sehingga tidak ada perombakan total dari sumber
aslinya.
Sebelumnya tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Tri Oktaviana
Hasibuan,S.Kep.,M.Kes. selaku Dosen mata kuliah “Kimia Dasar” yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini,serta semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini sampai dengan selesai.

Palembang , Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB 1 ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II .............................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Larutan dan Kelarutan ....................................................................... 2
2.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) .................................................................... 3
2.3 Faktor Kelarutan ................................................................................................ 4
2.4 Sifat dan Jenis Larutan ....................................................................................... 5
2.5 Hubungan Kelarutan (s) dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)........................ 6
2.6 Hubungan Pengendapan Dan Hasil Kali Kelarutan ............................................. 8
2.7 Aplikasi Konsep Kelarutan Kompleks Dan Pengendapan Dalam Kehidupan
Sehari-hari .......................................................................................................... 13
BAB III........................................................................................................................... 19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 19
3.2 Saran................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 20

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pelarutan dan pengendapan merupakan reaksi kimia yang umum terjadi di
sekitar kehidupan kita sehari-hari dan bahkan di dalam tubuh kita. Enamel gigi
yang komposisi utamanya adalah mineral hidroksiapatit [Ca5(PO4)3OH] dapat
mengalami pelarutan dalam medium bersifat asam yang secara lanjut akan
menyebabkan karies gigi.
Pengendapan garam-garam tertentu dalam ginjal akan menyebabkan
terbentuknya batu ginjal. Pengendapan CaCO 3 dari air tanah memegang
peranan penting dalam pembentukan stalaktit dan stalagmit. Selain itu, air laut
dengan konsentrasi ion-ion Ca2+ dan CO32− cukup tinggi turut berpengaruh
terhadap keberadaan terumbu karang yang tersusun dari CaCO3.
Oleh karena itu,konsep kelarutan dan pengendapam tidak terlepas dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud Larutan dan Kelarutan ?
1.2.2 Apa yang dimaksud Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) ?
1.2.3 Faktor apa saja yang mempengaruhi Kelarutan ?
1.2.4 Bagaimana Sifat dan Jenis Larutan ?
1.2.5 Bagaimana Hubungan Kelarutan (s) dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan ?
1.2.6 Apa Hubungan Pengendapan dan Hasil Kali Kelarutan ?
1.3 Tujuan
Untuk memahami konsep kelarutan kompleks sebagai salah satu kompetensi
pembealajaran bagi mahasiswa/i Teknologi Laboratorium Medik (TLM).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Larutan dan Kelarutan


Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat..Dalam sebuah larutan terdapat zat pelarut dan zat terlarut. Zat
terlarut (solut) adalah zat penyusun larutan yang mempunyai jumlah
lebih sedikit dalam sebuah larutan. Sedangkan zat
pelarut (solven) adalah zat yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan
dengan zat terlarut.Komposisi zat
terlaut dalam larutan dinyatakan
dengan konsentrasi larutan.
Sedangkan proses pencampuran zat
terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut sebagai pelarutan atau
solvasi. Terdapat sebuah solute dan
solven. Ketika kedua bahan tersebut
dicampur dan menyatu dalam wadah maka jadilah namanya larutan.
Kelarutan (s)
Pengertian dari kelarutan adalah jumlah maksimum suatu senyawa atau zat
yang dapat larut dalam sejumlah pelarut.
Kelarutan disimbolkan dengan s (solibility) dengan satuan mol/L atau biasa
menggunakan satuan molaritas M. Berikut rumusan kelarutan atau molaritas.
M = n/ V
dengan M adalah molaritas (mol/L), n adalah jumlah mol zat (mol), dan V
adalah volume larutan atau pelarut (L).

2
Kelarutan juga didefinisikan sebagai konsentrasi zat yang masih bisa larut
dalam sejumlah pelarut.
Senyawa kompleks
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam
pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron
bebasnya kepada ion logam pusat. Ion logam pusat merupakan ion unsur
transisi, yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari ligan. Donasi
pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen
koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi.
Banyaknya ikatan koordinasi dalam senyawa kompleks, antara ion pusat
dengan ligan disebut bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi dan struktur
senyawa kompleks beragam mulai dari bilangan koordinasi dua sampai dua
belas dengan stuktur linear, tetrahedral, segi empat planar, trigonal bipirimidal,
dan oktahedral. Umumnya senyawa kompleks memiliki bilangan koordinasi
enam dengan struktur umum oktahedral (Huhey, 1993).
Jadi,kelarutan kompleks dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat
atau senyawa kompleks yang tediri atas oleh ion-ion pengikatnya dalam suatu
pelarut.

2.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)


Suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut akan membentuk reaksi
kesetimbangan. Terjadinya kesetimbangan dipengaruhi oleh zat terlarut yang
tidak larut dan ion-ion zat terlarut.Berikut contoh tetapan kesetimbangan suatu
reaksi.

Sesuai dengan kaidah penulisan rumus kesetimbangan, hanya zat dalam


bentuk larutan (aq) dan gas (s) yang ditulis ke dalam rumus. Sehingga

3
diperoleh:Tetapan kesetimbangan larutan yang sukar larut tersebut dinamakan
sebagai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp).

KSP =[My+][Ax-]y

2.3 Faktor Kelarutan


Kelarutan suatu zat cair berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor kelarutan. Berikut beberapa faktor dari kelarutan.
1. Suhu
Tingkat suhu larutan mempengaruhi proses pelarutan zat terlarut. Pada suhu
yang lebih tinggi, zat terlarut akan mudah melarut dalam pelarut.
Hal tersebut terjadi karena partikel-partikel zat padat pada suhu yang lebih
tinggi akan bergerak lebih cepat, sehingga memungkinkan terjadinya
tumbukan yang lebih sering dan efektif.
2. Ukuran zat terlarut
Semakin kecil butiran zat terlarut, maka semakin mudah larut dalam pelarut.
Kecilnya butiran zat terlarut menyebabkan luas permukaan zat tersebut
semakin luas dan tersebar dalam suatu larutan.
Semakin luas permukaan zat, maka semakin banyak partikel yang saling
bertumbukan satu sama lain. Hal inilah yang menyebabkan proses pelarutan
berlangsung semakin cepat.
3. Volume pelarut
Besarnya jumlah volume pelarut mempengaruhi proses pelarutan zat. Hal ini
karena semakin banyak partikel zat pelarut yang bereaksi dengan zat terlarut.
Semakin banyak volume pelarut yang digunakan, maka akan semkain cepat
pula proses pelarutan zat terlarut.
4. Kecepatan pengadukan
Proses pelarutan akan semakin cepat jika ditambahkan dengan faktor
pengadukan.

4
Dengan mengaduk, maka partikel zat terlarut semakin bercampur dengan
pelarut sehingga reaksi pelarutan semakin cepat dibandingkan dengan
pelarutan tanpa pengadukan.

2.4 Sifat dan Jenis Larutan


Sifat fisik yang tampak pada larutan dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sifat Koligatif Larutan
Merupakan sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut
dalam suatu larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat pelarut.
Sifat koligatif setara dengan konsentrasi berbagai zat nonelektrolit dalam
larutan tanpa memperhatikan jenis atau sifat kimiawi dari konstituen.
Dalam menetapkan sifat koligatif larutan zat padat dalam cairan, zat padat
dianggap tidak menguap dan tekanan uap diatas larutan seluruhnya berasal
dari pelarut.
Beberapa yang termasuk dalam sifat koligatif larutan adalah tekanan
osmosis, penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih dan penurunan titik
beku.
2. Sifat Aditif
Dalam larutan, sifat aditif merupakan sifat larutan yang bergantung pada
atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat konstituen larutan.
Contoh dari sifat aditif larutan adalah berat molekul, yaitu jumlah massa
atom.
Massa komponen dari suatu larutan termasuk dalam sifat aditif, massa total
dari larutan adalah jumlah masing-masing komponen larutan yaitu zat
terlarut dan zat pelarut.
3. Sifat Konstitutif
Yaitu termasuk sifat larutan yang tergantung pada atom penyusun molekul
(pada jenis atom dan jumlah atom). Sifat konstitutif menunjukkan aturan
senyawa tunggal dan kelompok molekul dalam sistem.

5
Terdapat beberapa sifat fisik yang sebagian aditif dan konstitutif.
Diantaranya adalah pembiasan cahaya, sifat listrik, sifat permukaan dan antar
permukaan yang termasuk ke dalam sebagian konstitutif dan sebagian
lainnya aditif.
Jenis Larutan
1. Larutan Tak Jenuh
Pengertian dari larutan tak jenuh adalah larutan
yang mengandung zat terlarut kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Larutan
tak jenuh mengandung partikel yang tidak tepat
habis bereaksi dengan pereaki dengan kata lain masih bisa melarutkan zat.
Larutan dikatakan tak jenuh ketika nilai konsentrasi ion < Ksp. Pada larutan
tidak jenuh tidak terjadi adanya pengendapan zat terlarut.
2. Larutan Jenuh
Suatu larutan termasuk ke dalam larutan jenuh ketika terjadi kesetimbangan
antara zat terlarut dan zat pelarut. Pada larutan jenuh partikel-partikelnya
tepat bereaksi dengan pereaksi atau mengalami konsentrasi maksimal.
Larutan dikatakan jenuh apabila hasil konsentrasi ion sama dengan nilai Ksp.
Dalam kondisi kesetimbangan ini kecepatan zat terlarut dalam zat pelarut
sama dengan kecepatan mengendap. Artinya, konsentrasi zat dalam larutan
bernilai sama.
3. Larutan Sangat Jenuh
Yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan
dengan zat pelarut. Hal ini menyebabkan nilai hasil kali konsentrasi ion >
Ksp sehingga larutan lewat jenuh dan mengendap.

2.5 Hubungan Kelarutan (s) dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kelarutan dari suatu zat dapat berubah bergantung pada beberapa faktor.
Misalnya, kelarutan dari senyawa hidroksida seperti Mg(OH) 2, bergantung

6
pada pH larutan. Kelarutan zat juga dipengaruhi oleh konsentrasi ion-ion lain
dalam larutan, khususnya ion-ion senama. Dengan kata lain, nilai kelarutan
dari suatu zat terlarut akan berubah jika spesi lain dalam larutan berubah. Hal
ini berbeda dengan Ksp, nilai Ksp dari suatu zat terlarut selalu tetap pada setiap
temperatur yang spesifik. Untuk memahami hubungan s dan K sp, perhatikan
kesetimbangan kelarutan dalam larutan jenuh Ag2 CO3 berikut.
Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)
Konsentrasi ion Ag+ dan ion CO32− dalam larutan jenuh pada saat setimbang
dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag2CO3 sesuai
dengan stoikiometri perbandingan koefisien reaksi. Jika kelarutan
Ag2CO3 dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag+ sama dengan 2s dan
konsentrasi ion CO32− sama dengan s.
Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)

Dengan
demikian,
hubungan s dan
Ksp Ag2CO3
dapat dinyatakan sebagai berikut .

7
2.6 Hubungan Pengendapan Dan Hasil Kali Kelarutan
2.6.a Memprediksikan Pengendapan
Di dalam konsep kesetimbangan kimia dijelaskan koefisien reaksi (Q) yang
digunakan untuk menentukan arah berlangsungnya reaksi untuk mencapai
kesetimbangan. Dalam kesetimbangan kelarutan, nilai Q adalah hasil kali
konsentrasi molar ion-ion dalam larutan dengan asumsi zat terdisosiasi
sempurna. Perbandingan nilai Q dengan Ksp dapat digunakan untuk
memprediksikan terjadi atau tidaknya pengendapan, sebagaimana ketentuan
berikut.
 Jika Q < Ksp, larutan belum jenuh dan tidak terbentuk endapan.
 Jika Q = Ksp, larutan tepat jenuh, namun belum terbentuk endapan.
 Jika Q > Ksp, terbentuk endapan.

2.6.b Pengendapan dari Larutan


Hasil kali kelarutan (Ksp) juga digunakan untuk menentukan
pengendapan suatu elektrolit atau senyawa yang berasal dari
pencampuran dua senyawa yang larut. Hal ini dapat terjadi bila harga
Ksp lebih kecil dari perkalian ion-ion senyawa yang bersangkutan,
sebaliknya bila harga Ksp lebih besar dari perkalian ion-ion senyawa
yang bersangkutan tidak akan terjadi endapan.
Misalnya, 100 ml larutan Pb(NO3)2 0,002 M dicampur dengan
400 ml larutan Na2SO4 0,004 M. Ksp PbSO4 = 1 x 10-8 mol L-2.
Volume larutan setelah pencampuran adalah 500 ml, maka konsentrasi
ion Pb2+
= (100/500) x 0,002 mol/l = 0,0004 mol/l
Dan konsentrasi ion SO42-
= (400/500) x 0,04 mol/l = 0,032 mol/l
Sehingga [Pb2+][SO42-] = (0,0004 mol/l)( 0,032 mol/l)
= 12,8 x 10 -6 (mol/l)2

8
Karena harga Ksp PbSO4 < [Pb2+][SO42-], maka pencampuran 10 ml
larutan Pb(NO3)2 0,002 M dengan 400 ml larutan Na2SO4 0,04 M
akan membentuk endapan PbSO4. Secara umum dapat dikatakan
bahwa bila harga Ksp < hasil kali ion-ion akan terjadi endapan dan
sebaliknya bila harga Ksp > hasil kali ion-ion tidak akan terjadi
endapan.

2.6.c Pengaruh Ion Senama


Berdasarkan asas Le Châtelier, bila pada campuran yang berada
dalam kesetimbangan dinaikkan konsentrasi salah satu reaktannya maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan jumlah reaktan
tersebut. Jadi, kelarutan dari suatu senyawa ionik akan berkurang dengan
adanya zat terlarut lain yang memiliki ion senama. Sebagai contoh,
kelarutan AgCl dalam air murni akan lebih besar dibanding kelarutan
AgCl dalam larutan NaCl.
Pada kesetimbangan kelarutan AgCl dalam larutan NaCl akan
menyebabkan terbentuknya lebih banyak endapan AgCl jika dibanding
dengan dalam air murni. Garam NaCl merupakan elektrolit kuat yang
mudah terdisosiasi menjadi ion Na+ dan ion Cl−. Ion Cl− yang merupakan
ion senama jika konsentrasinya bertambah, maka akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan endapan AgCl. Akibatnya,
kelarutan AgCl
menjadi
berkurang.

9
Menurut Le Chaterlier, kesetimbangan akan bergeser sedemikian rupa,
sehingga pengaruh perubahan dapat dinetralkan. Misalnya, pada sistem
PbSO4(p) ↔ Pb2+(l) + SO42-(l), ditambahkan ion Pb2+ yang berasal dari
Pb(NO3)2. Akibatnya kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Pada
kesetimbangan baru akan terjadi endapan PbSO4 bertambah, konsentrasi
ion sulfat yang ada dalam larutan akan berkurang dan konsentrasi ion
Pb2+ akan bertambah. Gejala seperti ini disebut pengaruh ion senama.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kelarutan elektrolit atau senyawa
sukar larut akan berkurang bila elektrolit atau senyawa sukar larut
tersebut dilarutkan kedalam larutan yang berisi ion yang senama
dibandingkan dengan bila dilarutkan kedalam air murni.
Contoh soal:
Diketahui Ksp BaSO4 = 1 x 10-10 (mol/l)2. Hitung kelarutan barium sulfat
(BaSO4) dalam
a) Air murni
b) Larutan 0,1 M H2SO4
Penyelesaian:
a) Kelarutan BaSO4 dalam air murni, misal kelarutan BaSO4 adalah a,
maka:
BaSO4(p) ↔ Ba2+ + SO42-(l)
Ksp = [Ba2+] [SO42]
1 x 10-10 = a x a
a2 = 1 x 10-10 → a = 10-5
b) Kelarutan BaSO4 dalam larutan 0,1 M H2SO4
BaSO4(p) ↔ Ba2+ + SO42-(l)
Pada kesetimbangan terdapat tambahan 0,1 mol ion sulfat yang berasal
dari H2SO4 sehingga konsentrasi ion-ion dalam kesatimbangan menjadi:
[Ba2+] = a mol/l [SO42] = mol/l
Ksp = [Ba2+] [SO42]

10
1 x 10-10 = a (a + 0,1)
a = 1 x 10-9 mol/l
Jad, kelarutan BaSO4 dalam larutan 0,1 M H2SO4 asam sulfat adalah 1 x
10-9 mol/l.
berdasarkan contoh soal diatas, dapat ditunjukkan bahwa dengan
adanya ion senama kelarutan senyawa sukar larut semakin berkurang.

2.6.d Pengaruh pH terhadap Kelarutan


Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi
kelarutan dari berbagai jenis zat, terutama senyawa hidroksida dan
garam dari asam lemah yang sukar larut. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan kedua contoh berikut.
1. pH dan kelarutan senyawa hidroksida
Mg(OH)2(s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH−(aq) Ksp = 1,8 × 10−11
Larutan jenuh Mg(OH)2 memiliki pH = 10,52 dengan kelarutannya
1,7 × 10−4 mol/L.

Bila Mg(OH)2 dilarutkan dalam larutan buffer dengan pH = 9,0,


maka pOH = 5,0 dan [OH−] = 1,0 × 10−5, maka melalui perhitungan
persamaan tetapan kesetimbangan kelarutan Mg(OH) 2 diperoleh:

11
Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan buffer pH 9,0 adalah 0,18 mol/L.
Hal ini menunjukkan bahwa kelarutan Mg(OH)2 meningkat seiring
dengan penurunan pH larutan.
Secara umum, jika pH mengalami penurunan, maka kelarutan
senyawa hidroksida akan meningkat.

2. pH dan kelarutan garam dari asam lemah


Kelarutan PbF2 juga meningkat seiring bertambahnya keasaman
larutan. Hal ini dikarenakan anion F− bersifat basa (F− adalah basa
konjugasi dari asam lemah HF). Oleh karena itu, kesetimbangan
kelarutan PbF2 bergeser ke kanan berhubung konsentrasi
F− berkurang seiring protonasi membentuk HF.
PbF2(s) ⇌ Pb2+(aq) + 2F−(aq)
F−(aq) + H+(aq) ⇌ HF(aq)
Persamaan reaksi kesetimbangan keseluruhan untuk kedua reaksi
tersebut, yaitu:
PbF2(s) + 2H+(aq) ⇌ Pb2+(aq) + 2HF(aq)
Garam lainnya dengan anion seperti CO32−, PO43−, CN−, dan S2− juga
memiliki kecenderungan yang sama. Secara umum, jika pH
mengalami penurunan, maka kelarutan garam dari asam lemah akan
meningkat.

(studiobelajar, 2023) Kelarutan senyawa sukar larut akan


bertambah dengan penambahan pereaksi untuk membentuk ion
kompleks. Penambahan larutan pekat yang berisi ion senama yang
sesuai dengan senyawa sukar larut akan memperkecil kelarutan. Hal
ini tidak akan terjadi pada pembentukkan ion kompleks. Sebagai
contoh, penambahan larutan HCl pekat kedalam larutan jenuh PbCl2.
PbCl2(p) ↔ Pb2+(l) + 2Cl-(l)

12
Penambahan Cl- yang berasal dari larutan HCl akan mempengaruhi
kesetimbangan, yaitu kesetimbangan akan bergeser ke kanan, atau
kearah terbentuknya ion kompleks PbCl42-, dengan reaksi:
Pb2+(l) + 4Cl-(l) ↔ PbCl42-(l)

Dengan demikian, konsentrasi ion Pb2+ berkurang, karena bereaksi


dengan ion Cl- membentuk ion kompleks PbCl4 2+ dan perubahan
kesetimbangan dapat digambarkan dengan persamaan reaksi:
PbCl2(p) ↔ Pb2+(l) + 2Cl-(l)
↑↓
4Cl-(l) dari HCl
↑↓
PbCl42+(l)
Berdasarkan persamaan rekasi ini, pembentukkan ion kompleks akan
memperbesar kelarutan senyawa yang sukar larut.

2.7 Aplikasi Konsep Kelarutan Kompleks Dan Pengendapan Dalam


Kehidupan Sehari-hari
Aplikasi senyawa kompleks sangat beragam dan banyak sekali karena penelitian tentangsenyawa
kompleks terus berkembang dan perkembangannya sangat pesat sejalan dengan
perkembangan IPTEK. Dalam makalah ini diuraikan beberapa aplikasi senyawa kompleks
tersebut.
A.Aplikasi Dalam Bidang Kesehatan
Senyawa kompleks gadolinium-dietilentriaminpentaasetato (GdDTPA) secara
in vivotelah digunakan dalam bidang kesehatan sebagai senyawa pengontras
MRI untuk diagnose berbagai penyakit. Senyawa kompleks GdDTPA
memiliki kestabilan termodinamika (log KML>20) dan kestabilan kinetika
yang cukup tinggi (log Ksel > 7).Pengkhelatan gadolinium dengan ligan asam

13
dietilentriaminpentaasetat (DTPA) menghasilkansenyawa yang berguna
dalam bidang kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mereaksikangadolinium dengan ligan DTPA
melalui metode refluks. Kemudian untuk proses kristalisasiditambahkan
etanol sampai tepat jenuh. Senyawa yang terbentuk kemudian
dikarakterisasidengan spektrofotometer ultraviolet, spektrofotometer
inframerah dan Magnetic SusceptibilityBalance (MSB). Hasil analisis
spektrofotometer ultraviolet menunjukkan bahwa ligan DTPAmempunyai
serapan maksimum pada panjang gelombang 205,2 nm sedangkan pada
senyawaGdDTPA mempunyai serapan maksimum pada panjang gelombang
214,7 nm.Kemudian dari hasil perbandingan antara spektrum inframerah
ligan DTPA dengan spectrum inframerah senyawa kompleks GdDTPA terjadi
perubahan pada gugus-gugus penting, yaitu pada senyawa kompleks Gd
DTPA yang terbentuk, puncak gugus – OH karboksilat serta pitalebar pada
sidik jari hilang dan tergantikan dengan munculnya puncak yang tajam dari
gugus– OH dan pada daerah sidik jari muncul pita-pita tajam. Terjadinya
perubahan gugus-gugus penting ini dapat dijadikan petunjuk telah terjadi
ikatan kovalen koordinasi antara logam denganligan. Dari hasil perhitungan
dengan MSB, diperoleh harga momen magnet senyawa kompleksGdDTPA
adalah 8,069 BM yang menunjukkan bahwa senyawa yang terbentuk
bersifat paramagnetic.
B.Aplikasi Dalam Bidang Farmasi
Sintesis senyawa kompleks besi (II) dengan menggunakan ligan
turunan 1,10-Phenantrolin (phen) seperti 4,7-dimetil-phen (DMP). 3,4,7,8-
tetrametil-phen (TMP) dan 4,7-difenil-phen (DIP) menggunakan metode
substitusi ligan yang digunakan sebagai kandidatsenyawa obat pada terapi
penyakit tumor/kanker. Kompleks mixed-ligand disintesis denganreaksi
substitusi ligan dari tris-phenantrolin, [M(phen) 3]2- dengan memanfaatkan
sifatnya yanglabil terhadap proses rasemisasi.Senyawa kompleks besi (II)
turunan fenantrolin dapat berinteraksi secara non-kovalendengan DNA.

14
Disamping senyawa-senyawa turunan fenantrolin, senyawa lain yang
potensialsebagai photosensitizer dalam terapi PDT adalah senyawa-senyawa
turunan klorofil yang dapatdiekstrak dari tumbuhan yang kaya akan klorofil.
Kelebihan photosensitizer senyawa komplekslogam yaitu mempunyai
struktur dan bentuk geometri yang fixed, hal ini memberikankemudahan
dalam mendesain struktrur geometrinya dan atau menvariasi gugus-gugus
fungsisehingga diperoleh bentuk geometri yang tepat, dan dapat terinterkalasi
secara spesifik kedalam pasangan basa DNA.
C.Aplikasi Dalam Bidang Industri
Penentuan kesadahan air untuk menganalisa pembentukan kerak yang
terjadi padadinding pipa yang disebabkan endapan CaCO3. Metode yang
digunakan dalam analisis larutanEthyldiamine tetra acetic acid sebagai
larutan standarnya, untuk mengetahui titik akhir titrasidigunakan indikator
logam. Diantara indikator yang digunakan adalah Eriochrome Black
T.Eriochrome Black T sebagai indikator akan membentuk senyawa kompleks
seluruhnyadengan EDTA yang ditambahkan, dengan kata lain kapan
penambahan larutan EDTA mulai berlebih yang ditunjukkan
perubahan warna larutan merah menjadi biru. Reaksi ini berlangsung sempur
na pada pH 8-10.
Untuk mempertahankan larutan pH tersebut ditambahkanlarutan buffer
salmiak. Ca2+ dan Mg2+ akan membentuk senyawa kompleks warna
merahanggur, dengan EBT:
M2+ + EBT (M EBT)kompleks merah anggur
Perubahan semakin jelas bila pH semakin tinggi, namun pH yang tinggi
dapatmenyebabkan ion-ion kesadahan hilang dari larutan, karena terjadi
pengendapan Mg(OH)2 dan CaCO3.pada pH >9, CaCO3 sudah mulai
terbentuk.
D.Aplikasi Dalam Bidang Lingkungan
Proses biosintesis asam oksalat oleh jamur pembusuk coklat merupakan
proses fisiologisyang sangat penting bagi jamur, dimana jamur memberoleh

15
energi dengan mengoksidasikarbohidrat menjadi asam oksalat, seperti pada
persamaan:
C6H12O6 + 5O2 2(COOH)2+ 2CO2 + 4H2O
Dalam metabolisme biosintesis asam oksalat pada jamur
basidiomisetes, asetil-KoA yangdiperoleh dari oksidasi glukosa dikonversi
menjadi asam oksalat selanjutnya di disekresikan kelingkungann sintesis
asam oksalat dengan mengunakan inhibitor spesifik
menyebabkanterhambatnya pertumbuhan jamur untuk meminimalisir dalam
degradasi polutan.
E.Aplikasi Dalam Bidang Pertanian
Pemupukan memegang peranan yang penting dalam kegiatan budidaya
tebu, selain dapatmeningkatkan produksi biomassanya, pupuk juga dapat
meningkatkan keragaman dan kualitashasil yang diperoleh. Masalah utama
penggunaan pupuk N pada lahan pertanian adalahefisiensinya yang rendah
karena kelarutannya yang tinggi dan kemungkinan kehilangannyamelalui
penguapan, pelindian dan immobilisasi. Untuk itu telah dilakukan penelitian
peningkatanefisiensi pemupukan N dengan rekayasa kelat urea-humat pada
jenis tanah yang mempunyaitekstur kasar (Entisol) dengan menggunakan
tanaman tebu varietas PS 851 sebagai tanamanindikator.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelapisan urea dengan asam humat yang berasaldari
Gambut Kalimantan sebesar 1% menghasilkan pupuk urea yang lebih tidak
mudah larutdaripada yang dilapisi asam humat dari Rawa Pening. Dengan
pelepasan N yang lebih lambatdiharapkan keberadaan N di dalam tanah lebih
awet dan pemupukan menjadi lebih efisien.Pupuk urea-humat telah
diaplikasikan ke tanah Psamment (Entisol) yang kandungan pasirnyatinggi
(tekstur kasar) untuk mewakili jenis-jenis tanah yang biasa ditanami tebu
dengan teksturyang paling kasar. Respons tanaman tebu varietas PS 851
menunjukkan kinerja pertumbuhanyang lebih baik di tanah Vertisol.
Rekayasa kelat urea-humat secara fisik dan kimia terbukti
meningkatkan

16
efisiensi pemupukan N pada tanaman tebu. Penelitian ini memperlihatkan bah
wa memang efisiensi pemupukan N pada tanah Entisol dan Vertisol rendah, b
ahkan di Entisol lebih rendah (hanyasekitar 25 %). Aplikasi pupuk urea-
humat pada tanah Vertisol dan Entisol terbukti meningkatkanefisiensi
pemupukan N hingga 50 %. Di tanah Entisol bahkan efisiensi pemupukan
yang lebihtinggi dicapai pada dosis pupuk yang lebih rendah.

Kegunaan Reaksi Pengendapan


Reaksi pengendapan banyak digunakan dalam bidang kimia analitik untuk
mengidentifikasi keberadaan kation dan anion sebagai bagian dari garam dalam
analisa kuantitatif.
Keberadaan garam kation atau anion tertentu dapat diketahui dengan
menggunakan agen pengendap sehingga menghasilkan endapan jika hasilnya
positif dan endapan yang dihasilkan pun akan memiliki warna tertentu yang
khas untuk setiap jenis anion atau kation.
Teknik analisis ini banyak digunakan untuk mendeteksi keberadaan logam
berat dalam limbah cair atau dalam perairan tertentu. Selain itu, pengendapan
juga digunakan dalam desalinasi air laut atau untuk menghilangkan garam dari
air, untuk mengisolasi produk tertentu dan juga digunakan dalam pembuatan
pigmen warna.
Contoh aplikasi reaksi pengendapan ini adalah untuk menghilangkan ion
logam berat dalam suatu larutan berair. Sebagai contoh ion perak yang berada
dalam bentuk larutan garam yang larut dalam air seperti perak nitrat dapat
diendapkan dengan menggunakan agen pengendap yang mengandung ion
klorida seperti natrium klorida ataupun kalium klorida.
Demikian pula ion logam barium juga dapat diendapkan oleh ion sulfat, lalu
kalsium yang dapat diendapkan oleh oksalat. Reaksi pengendapan ini terjadi
secara spesifik dan selektif sehingga memudahkan kita dalam penggunaannya.

17
Namun beberapa jenis ion dapat mengalami pengendapan dengan bantuan
suhu sehingga terkadang juga dibutuhkan pengaturan tertentu dalam suhu
sistem sehingga memungkinkan garam hasil reaksi untuk mengendap.
Setelah terjadinya reaksi pengendapan, maka definisi ion logam berat
tersebut dapat dihilangkan melalui berbagai metode yaitu filtrasi, sentrifugasi,
atau dekantasi. Metode filtrasi merupakan teknik penyaringan menggunakan
suatu media saring sehingga zat padat atau endapan hasil reaksi akan tertinggal
dalam media penyaring dan terpisah dari larutannya.
Metode sentrifugasi adalah pemisahan dua fasa dengan melakukan
pemutaran dengan cepat sehingga endapan padat yang memiliki massa jenis
lebih besar dari larutan akan bergerak dengan cepat ke bagian dasar wadah
ketika pemutaran sehingga akan terpisah dari larutannya.
Sedangkan untuk metode dekantasi merupakan pemisahan secara sederhana
untuk memisahkan fasa padat dengan fasa larutan. Metode dekantasi ini
merupakan metode yang paling ekonomis dalam pemisahan hasil endapan.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat..Dalam sebuah larutan terdapat zat pelarut dan zat terlarut. Sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut sebagai pelarutan
atau solvasi. Kelarutan disimbolkan dengan s (solibility) dengan satuan mol/L atau
biasa menggunakan satuan molaritas M. Senyawa kompleks merupakan senyawa
yang tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang
menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Suatu zat
terlarut yang dilarutkan dalam pelarut akan membentuk reaksi
kesetimbangan.:Tetapan kesetimbangan larutan yang sukar larut dinamakan sebagai
tetapan hasil kali kelarutan (Ksp). Kelarutan suatu zat cair berbeda-beda,anatara
lain dipengaruhi oleh tingkat suhu , ukuran zat terlarut,volume pelarut,dan
kecepatan pengadukan.Larutan dibedakan menjadi larutan jenuh dan larutan tak
jenuh yang sekaligus mempengaruhi konsep pengendapan lautan. Dalam kondisi
kesetimbangan ini kecepatan zat terlarut dalam zat pelarut sama dengan kecepatan
mengendap.Hasil kali kelarutan (Ksp) juga digunakan untuk menentukan
pengendapan suatu elektrolit atau senyawa yang berasal dari pencampuran dua
senyawa yang larut.Kelarutan juga dipengaruhi oleh pH larutan.Konsep kelarutan
kompleks juga sangat berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan sehari-
hari.
3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan , demi kesempurnaan
makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

FELIZA, F. (2023). SENYAWA KOMPLEKS. diakses 30 April 2023, dari

ACADEMIA.COM:https://www.academia.edu/30491404/Makalah_Senyawa_Kom

pleks

Materia, M. D. (2020). Larutan dan Kelarutan: Pengertian, Sifat, Jenis dan

Faktornya. diakses pada 18 April, 2023, from saintif: https://saintif.com/larutan-

adalah/

PANGESTU, A. (2022, FEBRUARI 13). Pengertian Reaksi Pengendapan,

Kelarutan, Aplikasi dan Contohnya. diakses pada 29 April 2023, from

PAKARKIMIA.COM: https://www.pakarkimia.com/reaksi-pengendapan/

studiobelajar. (2023). diakses 18 April 2023, from kelarutan dan hasil kali

kelarutan/ksp: https://www.studiobelajar.com/kelarutan-dan-hasil-kali-kelarutan-

ksp/

WIKIPEDIA. (n.d.). KELARUTAN. diakses APRIL 2023, from WIKIPEDIA:

https://en.wikipedia.org/wiki/Solubility

WIKIPEDIA. (n.d.). KESETIMBANGAN KIMIA. diakses APRIL 2023, from

WIKIPEDIA: https://id.wikipedia.org/wiki/Kesetimbangan_kelarutan#Referensi

20

Anda mungkin juga menyukai