Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA ANALISIS DASAR

STOIKIOMETRI LARUTAN

Disusun Oleh : 1. Adinda Lara Sati (040-0081)


2. Ananda Choirunisyah ( 040-0087 )
3. Muhammad Akbar Febrianto (040-0005)
Kelas : 1KB
Kelompok : 4
Jurusan : D3 Teknik Kimia
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah dengan judul STOIKIOMETRI LARUTAN. Karya tulis ilmiah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen maka disusunlah karya tulis ilmiah ini.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis
ini diharapkan bias bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan. Dalam
menyusun makalah ini, saya banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam
menyusun karya tulis ini saya telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk
membuat karya tulis yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan saya berharap semoga karya
ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, 19 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………....
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN……………………………………………...
2.1 Pengertian Stoikiometri Larutan…………………………………………..
2.2 Konsep Mol dan Massa Molar.......................................................................
2.3 Rumus Empiris dan Rumus Molekuler........................................................
2.4 Dasar Stoikiometri Larutan………………………………………………...
2.5 Menulis dan Menyetarakan Persamaan Reaksi Kimia...............................
2.6 Persamaan ION……………………………………………………………...
2.7 Sifat Berbagai Macam Zat………………………………………………….
2.8 Jenis Zat Pereaksi…………………………………………………………...
2.9 Berbagai Jenis Reaksi Dalam Larutan Elektrolit…………………………
2.10 Stoikiometri Reaksi Dalam Larutan……………………………………...
2.11 Titrasi Asam Basa………………………………………………………….
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...
1. Kesimpulan……………………………………………………………….
2. Saran………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kata stokiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya
unsur dan metron yang berarti mengukur. Setiap senyawa kimia memiliki
komposisi tertentu. Sehingga, untuk membuat suatu senyawa melalui
reaksi kimia, harus diperhitungkan campuran bahan-bahan dalam
perbandingan tertentu. Hal inilah yang menjadi pembahasan dalam
makalah ini. Hal-hal yang akan dibahas yaitu tentang perbandingan
unsur-unsur dalam senyawa, serta perbandingan zat-zat dalam reaksi
kimia. Hal yang pertama kita sebut stoikiometri senyawa, sedangkan
yang kedua kita sebut stoikiometri reaksi. Jadi, stoikiometri berarti
perhitungan kimia. Konsep-konsep yang mendasari perhitungan kimia
adalah massa atom relatif, rumus kimia, persamaan reaksi, dan konsep
mol. Oleh karena itu, sebelum masuk ke dalam perhitungan kimia, akan
dibahas berbagai konsep tersebut.

1.2Rumusan Masalah
(1) Bagaimana perhitungan dengan menggunakan konsep mol?
(2) Bagaimana cara menentukan rumus molekul dan empiris suatu senyawa?
(3) Bagaimana langkah-langkah dalam menuliskan persamaan reaksi?

1.3 Tujuan Penulisan


(1) Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikiometri).
(2) Mampu mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan
organiksederhana serta persamaan reaksinya.
(3) Mampu membuktikan dan mengomunikasikan berlakunya hukum-
hukumdasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol
dalammenyelesaikan perhitungan kimia.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stoikiometri Larutan


Stoikiometri Larutan adalah perhitungan kimia untuk reaksi yang berlangsung
dalam larutan. Pada stoikiometri larutan, di antara zat-zat yang terlibat reaksi,
sebagian atau seluruhnya berada dalam bentuk larutan.  Soal-soal yang
menyangkut bagian ini dapat diselesaikan dengan cara hitungan kimia
sederhana yang menyangkut kuantitas antara suatu komponen dengan
komponen lain dalam suatu reaksi. Langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah :
 Menulis persamaan reaksi
 Menyetarakan koefisien reaksi
 Memahami bahwa perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol. Karena zat yang terlibat dalam reaksi berada dalam
bentu larutan, maka mol larutan dapat dinyatakan sebagai:
n=V.M
Keterangan:
n = jumlah mol
V = volume (liter)
M = molaritas larutan

2.2 Konsep Mol dan Massa Molar


Dalam sistem SI, satu mol didefinisikan sebagai jumlah dari materi yang terdiri
dari entitas-entitas (atom-atom, molekul-molekul, atau partikel-partikel lainnya)
sejumlah jumlah atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12. Nilai
jumlah atom tersebut adalah 6,022×1023 yang disebut bilangan Avogadro, NA.
2.3 Rumus Empiris dan Rumus Molekuler
Rumus empiris merupakan rasio bilangan bulat paling sederhana dari jumlah
mol dari masing-masing unsur dalam suatu senyawa. Rumus molekuler
merupakan jumlah mol sebenarnya dari masing-masing unsur dalam 1 mol
senyawa. Rumus molekuler bisa saja identik dengan rumus empiris ataupun
merupakan kelipatan bilangan bulat dari rumus empiris. Sebagai contoh, asam
fosfat (H3PO4) memiliki rumus molekuler dan rumus empiris yang identik.
rumus molekuler ≡ (rumus empiris)n
}rumus molekuler = n× }rumus empiris, n = 1, 2, 3,

2.4 Dasar Stoikiometri Larutan


Volum molar, Vm, didefinisikan sebagai volum dari 1 mol entitas (atom, ion,
molekul, unit formula) dari materi. Satuan dari volum molar (Vm) adalah L/mol.
Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada tekanan dan temperatur tertentu dan
tetap, volum gas secara langsung berbanding lurus terhadap jumlah gas.
2.5 Menulis dan Menyetarakan Persamaan Reaksi Kimia
Persamaan reaksi kimia adalah pernyataan yang ditulis dengan rumus molekuler
yang memberikan informasi identitas dan kuantitas zat-zat yang terlibat dalam
suatu perubahan kimia ataupun fisika. Dalam persamaan reaksi, dikenal
koefisien reaksi, yaitu bilangan yang berada di sebelah kiri rumus molekuler
untuk mengalikan semua atom dalam rumus molekuler tersebut. Perbandingan
koefisien-koefisien reaksi dapat diinterpretasi sebagai perbandingan mol zat-zat
dalam reaksi. Pada setiap reaktan dan produk, dituliskan wujud zatnya (s
(padat), l (cair), g (gas), atau aq (larutan dengan pelarut air)) dalam tanda
kurung di sebelah kanan rumus molekuler masing-masing.Contoh persamaan
reaksi kimia setara:

2.6 Persamaan ION


Suatu cara pemaparan reaksi kimia yang melibatkan larutan elektrolit
disebut persamaan ion. Dalam persamaan ion, zat elektrolit kuat dituliskan
sebagai ion-ionnya yang terpisah, sedangkan elektrolit lemah, gas, dan zat padat
tetap ditulis sebagai molekul atau senyawa netral tak terionkan.
contoh soal
Tulislah reaksi rumus dan reaksi ion untuk reaksi ;
karbon dioksida dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan natrium
karbonat dan air.
Jawab :
CO2(g) + NaOH(aq) Na2CO3(aq) + H2O(l) (belum setara)
CO2(g) + 2NaOH(aq) Na2CO3(aq) + H2O(l) (setara)
Keterangan : NaOH dan Na2CO3 tergolong elektrolit kuat, maka ;
Persamaan ion lengkap :
CO2(g) + 2Na+(aq) + 2OH-(aq) 2Na+(aq) +CO32-(aq) + H2O(l)
Persamaan ion bersih :
CO2(g) + 2OH-(aq) CO32-(aq) + H2O(l)
2.7 Sifat Berbagai Macam Zat
Ada tidaknya reaksi dapat diketahui melalui pengamatan. Namun demikian, jika
mengetahui sifat-sifat zat yang dicampurkan, kita dapat menentukan terjadi-
tidaknya reaksi. Untuk dapat meramalkan reaksi dalam larutan elektrolit, perlu
pemahaman tentang berbagai hal berikut :
1. Jenis zat yang direaksikan
2. Kelarutan elektrolit
3. Kekuatan elektrolit
4. Senyawa-senyawa hipotesis
5. Deret keaktifan logam

2.8 Jenis Zat Pereaksi


a. Asam
Asam adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion H+ dan ion sisa asam.
contoh :
HCl dan H2SO4 yang mengion sebagai berikut :
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
b. Basa
Basa adalah zat-zat yang dalam air menghasilkan ion OH- dan suatu kation
logam.
contoh :
NaOH dan Ca(OH)2
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH-(aq)
c. Oksida Basa dan Oksida Asam
Senyawa yang tersusun dari suatu unsur dengan oksigen disebut oksida.
Bergantung pada jenis unsurnya (logam atau nonlogam), oksida dapat
dibedakan atas oksida logam dan oksida nonlogam. Oksida logam yang bersifat
basa disebut oksida basa. Oksida nonlogam yang bersifat asam disebut oksida
asam.
• Oksida Basa
Oksida basa tergolong senyawa ion, terdiri dari kation logam dan anion oksida
(O2-).
contoh :
Na2O dan CaO
Na2O mengandung ion Na+ dan O2-, sedangkan CaO terdiri dari ion Ca2+
dan O2-
 Oksida Asam
Oksida asam merupakan senyawa molekul dan dapat bereaksi dengan air
membentuk asam.
Oksida Rumus
Asam Asam
SO2 H2SO3
SO3 H2SO4

2.9 Berbagai Jenis Reaksi Dalam Larutan Elektrolit


1. Reaksi-Reaksi Asam-Basa
a. Reaksi Asam dengan Basa
ASAM + BASA GARAM + AIR
b. Reaksi Oksida Basa dengan Asam
OKSIDA BASA + ASAM GARAM + AIR
c. Reaksi Oksida Asam dengan Basa
OKSIDA ASAM + BASA GARAM + AIR
d. Reaksi Amonia dengan Asam
NH3 + ASAM GARAM AMONIUM
2. Reaksi Pergantian (Dekomposisi) Rangkap
Reaksi pergantian (dekomposisi) rangkap dapat dirumuskan sebagai berikut :
AB + CD AD + CB
Senyawa AB dan CD dapat berupa asam, basa atau garam. Reaksi dapat
berlangsung apabila AD atau CB atau keduanya memenuhi paling tidak satu
dari kriteria berikut :
1. sukar larut dalam air
2. merupakan senyawa yang tidak stabil
3. merupakan elektrolit yang lebih lemah dari AB atau CD

2.10 Stoikiometri Reaksi Dalam Larutan


1. Hitungan Stoikiometri Sederhana
mol = massa (gram) M = mol
Mr v (liter)
2. Hitungan Stoikiometri dengan Pereaksi Pembatas
Jika zat-zat yang direaksikan tidak ekivalen, maka salah satu dari zat itu
akan habis lebih dahulu. Zat yang habis lebih dahulu itu kita sebut pereaksi
pembatas.
contoh soal :
Hitunglah massa endapan yang terbentuk dari reaksi 50ml timbel(II) nitrat
0.1M dengan 50ml KI 0.1M (Pb = 207 ; I = 127)
jawab :
· Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) PbI2(s) + 2KNO3(aq)
menentukan pereaksi pembatas
jumlah mol Pb(NO3)2 = 50ml x 0.1M
= 5 mmol
jumlah mol KI = 50ml x 0.1M
= 5 mmol
mol Pb(NO3)2 = 5/1 = 5
koefisien Pb(NO3)2
mol KI = 5/2 = 2.5
koefisien KI
pereaksi pembatas adalah KI karena hasil pembagi KI lebih kecil
· Jumlah mol PbI2 (endapan) yang terbentuk dibandingkan dengan jumlah
mol pereaksi pembatas.
Mol PbI2 = ½ x mol KI
= ½ x 5 mmol
= 2.5 mmol
massa PbI2 = 2.5 mmol x 461 gr/mol
= 1152.5 mg
= 1.1525 gram
3. Hitungan Stoikiometri yang Melibatkan Campuran
Jika suatu campuran direaksikan, maka masing-masing komponen
mempunyai persamaan reaksi sendiri. Pada umumnya hitungan yang
melibatkan campuran diselesaikan dengan pemisalan.
contoh soal :
Sebanyak 5.1 gram campuran CaO – Ca(OH)2 memerlukan 150ml HCl 1M.
Tentukanlah susunan campuran tersebut.
jawab :
CaO(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) …………………………………………... (1)
Ca(OH)2(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + 2H2O(l) …………………………………… (2)
misalkan massa CaO = x gram
dan massa Ca(OH)2 = (5.1 – x), maka
mol CaO = x gr
56 gr/mol
mol Ca(OH)2 = (5.1 – x)
74 gr/mol
mol HCl = 0.15 liter x 1M
= 0.15 mol.
mol HCl untuk reaksi (1) = 2 x mol CaO
= 2 x x/56 mol
= x/28 mol
mol HCl untuk reaksi (2) = 2 x mol Ca(OH)2
= 2 x (5.1 – x) mol
74
= (5.1 – x) mol
37
Persamaan : x + (5.1 – x) = 0.15
28 37
37x + 142.8 -28x = 155.4
9x = 12.6
x = 1.4
Jadi, susunan campuran adalah :
CaO = x gram = 1.4 gram
Ca(OH)2 = (5.1 – x) gram = 3.7 gram
2.11 Titrasi Asam Basa
Reaksi penetralan asam-basa dapat digunakan untuk menentukan kadar
(konsentrasi) berbagai jenis larutan, khususnya yang terkait dengan reaksi
asam-basa. Proses penetapan kadar larutan dengan cara ini disebut titrasi
asam-basa.
Sejumlah tertentu larutan asam dengan volume trtentu dititrasi dengan
larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya menggunakan indikator
sebagai penunjuk titik akhir titrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan
bantuan indikator (tepat habis bereaksi). Titrasi dihentikan tepat pada saat
indikator menunjukkan perubahan warna, saat indikator menunjukkan
perubahan warna disebut titik akhir titrasi.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Hukum kekekalan massa, hokum perbandingan tetap, dan hokum
kelipatan berganda adalah hukum-hukum dasar kimia.
b. Penyetaraan persamaan reaksi dilakukan dengan memberi koefisien yang
tepat dengan tidak mengubah indeks senyawa.
c. Satu mol setiap zat mengandung partikel sejumlah tetapan Avogadro (L),
yaitu 6,023 x 10 23. Massa zat bergantung pada jumlah molnya, dimana
massa = mol × Ar/Mr . Volume molar gas tidak bergantung pada
jenisnya, tetapi pada jumlah mol, suhu, dan tekanan pengukuran, dimana
V = mol × V m. Pada STP Vm = 22,4 liter/mol.
d. Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris, jika massa molekul
relatif (Mr) senyawa diketahui. Rumus empiris senyawa dapat ditentukan,
jika kadar unsur-unsurnya diketahui.
e. Konsentrasi suatu senyawa dalam larutan atau kemolaran larutan
dinyatakan dengan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.

2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/stoikiometri/
https://sites.google.com/site/tiffanyaulia09/home/materi-kimia-sma/kelas-
xi/bab-3-laju-reaksi/bab-4-kesetimbangan/bab-5-larutan-asam-bas/bab-6-
stoikiometri-larutan
https://yuniseka.wordpress.com/bahan-ajar-kimia/kimia-kelas-xi/semester-
ii/stoikiometri-larutan/

Anda mungkin juga menyukai