Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

KIMIA DASAR

“STOIKIOMETRI”

Dosen Mata Kuliah :

Baiq Repika Nurul Furqon, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Ida Sofiana (2108060017)

2. Rindiani (2108060018)

3. Siti Patimah (2108060019)

4. Rita Dwi Ariyantika (2108060020)

5. M.Rizaldi Rais (2108060021)

6. Ramlah (2108060022)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

NUSA TENGGARA BARAT


2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi

petunjuk, bimbingan dan arahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik. Makalah ini disusun dalam memenuhi tugas Kimia Dasar.

Makalah ini tersusun dari berbagai sumber reverensi baik dari media cetak

maupun internet. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses

pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah yang sudah penulis kerjakan masih sangat

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik, saran serta pendapat dari Ibu Baiq Repika

Nurul Furqon, M.Si yang bersifat membangun selalu penulis harapkan dengan tujuan supaya

tugas-tugas yang selanjutnya dapat penulis kerjakan dengan lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada Ibu Baiq Repika Nurul Furqon,

M.Si yang telah memberi bimbingan dan arahan hingga tersusunnya makalah ini. Apabila ada

salah kata penulis ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga apa yang ditulis

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 18 September 2021

Pemakalah
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN STOIKIOMETRI.......................................................................2

A. Hukum-Hukum Dasar Kimia...................................................................................2


B. Jenis-Jenis Stoikiometri...........................................................................................6
C. Massa Atom Relatif Dan Massa Molekul Relatif....................................................7
D. Stoikiometri Dalam Larutan....................................................................................13

BAB III PENUTUP.............................................................................................................17

A. Kesimpulan..............................................................................................................17
B. Saran........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18
ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwa air adalah salah satu senyawa paling sederhana dan
paling dijumpai serta paling penting. Bangsa Yunani kuno menganggap air adalah salah satu
dari empat unsur penyusun segala sesuatu (disamping, tanah, udara, dan air). Bagian terkecil
dari air adalah molekul air.

Stoikiometri berhubungan dengan hubungan kuantitatif antar unsur dalam satu senyawa
dan antar zat dalam suatu reaksi. Istilah otu berasal dari Yunani, yaitu dari kata Stoucheion,
yang berarti unsur dan metrain yang berarti mengukur. Dasar dari semua hitungan
stoikiometri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul. Oleh karena itu,
stoikiometri akan dimulai dengan membahas upaya para ahli dalam penentuan massa atom
dan massa molekul.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Hukum-Hukum Dasar Kimia?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Stoikiometri?
3. Bagaimana Konsep Massa Atom Relatif (Ar)?
4. Bagaimana Kosep Molekul Relatif (Mr)?
5. Bagaimana Stoikiometri Dalam Larutan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dasar-dasar kimia
2. Mengetahui lebih mendalam tentang stoikiometri yang kita temukan dalam
kehidupan
1

BAB II

PEMBAHASAN STOIKIOMETRI

A. Hukum-Hukum Dasar Kimia

Ilmu kimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang mempelajari materi yang
meliputi susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi.
Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan hasil reaksi telah melahirkan hukum-hukum
dasar kimia yang menunjukkan hubungan kuantitatif atau yang disebut stoikiometri.
Stoikiometri berasal dari bahas Yunani, yaitu stoicheon yeng berarti unsur dan metrain yang
berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut
hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Hukum-hukum kimia dasar tersebut
adalah hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda,
dan hukum perbandingan volume. Hukum-hukum kimia dasar itu merupakan pijakan kita
dalam mempelajari dan mengembangkan kimia selanjutnya.

1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Hukum kekekalan massa merupakan pedoman untuk menyetarakan reaksi, sehingga


dalam suatu persamaan reaksi diperoleh jumlah atom-atom zat yang bereaksi sama dengan
jumlah atom-atom zat hasil reaksi.

Persamaan reaksi harus disetarakan dengan cara menuliskan koefisien di depan rumus
zat dan zat hasil reaksinya. Penulisan persamaan reaksi harus menyatakan hubungan
kuantitatif antara zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi.

Hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia pertama kali dikemukakan oleh Antonie
Laurent Lavoisier (1743-1794), yaitu :

“Dalam setiap reaksi kimia jumlah massa zat-zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi
adalah sama”.

Contoh Soal:
Diketahui sebuah reaksi antara gas nitrogen dan hidrogen sebagai berikut.

N2(g) + 3H2(g) = 2NH3(g)

Gas nitrogen dengan massa 10gram bereaksi sempurna dengan gas hidrogen dengan massa
sejumlah X. Reaksi tersebut kemudian menghasilkan amonia dengan massa 18gram.
Berapakah massa gas hidrogen pada awal reaksi?

Pembahasan:

N2(g) + 3H2(g) = 2NH3(g)

Massa N2 + Massa H2 = Massa NH3


10gram + X = 18 gram
X = 18gram – 10gram
X = 8gram.
Jadi, massa gas hidrogen pada awal reaksi adalah sejumlah 8 gram.

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Hukum perbandingan tetap merupakan pembuatan tiap senyawa kimia memiliki


komposisi dengan perbandingan (rasio) bahan-bahan penyusun yang tetap.

Hukum perbandingan tetap dikemukakan oleh Joseph Proust pada tahun 1799, yaitu:

“Perbandingan massa unsur-unsur pembentuk senyawa selalu tetap, sekali pun dibuat
dengan cara yang berbeda”.

Contoh Soal :

Diketahui, besi (Fe) dan belerang (S) yang menyusun senyawa besi sulfida (FeS)
memiliki perbandingan massa sebanyak 7:4. Diperlukan 28gram besi (Fe) untuk menyusun
senyawa besi sulfida (FeS) tanpa ada sisa reaktan, maka hitunglah massa belerang (S) yang
diperlukan?.

Pembahasan :

Massa belerang (S) = (Belerang (S) : Besi (Fe)) x Massa besi (Fe)
Massa (S) = (4:7) x 28 gram
Massa (S) = 4 x 4 gram
3
Massa (S) = 16gram.

Jadi, massa belerang yang diperlukan untuk menyusun senyawa besi sulfida (FeS)
tersebut adalah 16gram.

3. Hukum Perbandingan Berganda ( Hukum Dalton )

Hukum perbandingan berganda dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1804,
yaitu:

“ Apabila dua unsur dapat membentuk atau menyusun lebih dari satu senyawa, maka
perbandingan massa dari unsur yang satu dalam senyawa-senyawanya tersebut merupakan
bilangan bulat sederhana jika massa unsur yang lainnya dibuat tetap”.

Contoh Soal :

Dua buah senyawa oksida nitrogen (NxOy) yang tersusun atas unsur oksigen dan
nitrogen dengan komposisi sebagai berikut :

Senyawa Massa Nitrogen (gr) Massa Oksigen (gr)


I 28 16
II 28 48
Tentukan perbandingan anatara massa oksigen pada senyawa I dan II!.

Pembahasan :

Untuk menentukan perbandingan massa oksigen pada kedua senyawa tersebut, cukup
melihat massa oksigen yang diketahui. Karena massa nitrogennya sudah sama.
Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut :

Massa oksigen I : Massa oksigen II

16gr : 48gr
1 : 3
Jadi, perbandingan massa oksigen pada senyawa I dan II adalah 1:3.
4

4. Hukum Perbandingan Volume ( Hukum Gay Lussac )

Hukum perbandingan volume dikemukakan oleh Joseph Louis Gay Lussac (1788-
1850), yaitu :

“Volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi, bila diukur pada suhu dan
tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan yang bulat dan sederhana”.

Contoh Soal :

Tentukan banyaknya volume gas hidrogen yang bereaksi dengan 16liter gas oksigen
dan menghasilkan uap air.

Pembahasan :

Untuk menentukan perbandingan volume harus mencari perbandingan koefisien gas


dalam reaksi.

H2O(g) + O2(g) → H2O(g) (setarakan reaksi)


2H2 + O2 → 2H20 (setara)
Dari reaksi di atas, didapat perbandingan koefisien :
2 (hidrogen) : 1 (oksigen) : 2 (uap air)
Jika gas oksigen 16liter, maka volume hidrogen yang diperlukan
Volume H = Koefisien H/ Koefisien O x Volume O
= 2/1 x 16liter
= 32liter gas hidrogen.
5. Bilangan Avogadro

Bilangan avogadro adalah jumlah partikel yang menyatakan 1 mol suatu zat. Nilainya
sebesar 6,02 x 1023/mol.

Bilangan avogadro dikemukakan oleh Lorenzo Romano Amedeo Carlo Avogadro,


yaitu:

“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan
mengandung jumlah partikel yang sama pula”.
5
Rumus : V/n = Konstan
V1/n1 = V2/n2
Keterangan :
V = Volume gas (m3)
n = Banyaknya mol di dalam suatu gas (mol)

Contoh Soal :

Pada tekanan dan suhu yang sama, diketahui sebuah persamaan reaksi seperti berikut :

N2(g) + 3H2(g) = 2NH3(g)

Tentukan berapa perbandingan jumlah volume gas yang terlibat dalam reaksi tersebut!.

Pembahasan :

a). N2(g) + 3H2(g) = 2NH3(g)

nN2 : nH2 = nNH3

2 : 3 = 2

b). Dikarenakan perbandingan jumlah volume dam mol suatu gas pada tekanan dan suhu
yang sama bersifat sama pula, maka

VN2 : VH2 = VNH3

2 : 3 = 2

Jadi, perbandingan jumlah volume gas yang terlibat dalam reaksi tersebut sama dengan
perbandingan jumlah molnya.

B. Jenis-Jenis Stoikiometri
1. Stoikiometri Reaksi

Stoikiometri reaksi adalah membahas tentang hubungan kuantitatif antara zat yang
terlibat dalam suatu reaksi. Stoikiometri reaksi sering digunakan untuk menyetarakan
persamaan reaksi.
6

2. Stoikiometri Komposisi

Stoikiometri komposisi adalah membahas tentang hubungan kuantitatif massa atau


jumlah zat antar unsur dalam suatu senyawa. Dalam penerapannya, stoikiometri ini sering
digunakan untuk menggambarkan jumlah zat nitrogen dan hidrogen yang bergabung
menjadi amonia kompleks (NH3).

3. Stoikiometri Gas

Stoikiometri gas adalah jenis stoikiometri yang berkaitan dengan reaksi kimia yang
melibatkan gas, dimana gas pada suhu, tekanan dan volume tertentu dianggap sebagai
gas ideal.

C. Massa Atom Relatif Dan Massa Molekul Relatif


1. Massa Atom Relatif (Ar)

Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata suatu atom unsur
terhadap 1/12 massa satu atom isotop C-12. Isotop atom 12 sma (1 sma = 1,6605655 x 10-23).
Secara matematis, rumus massa atom relatif adalah sebagai berikut.

Massaatom rata−rata X
Ar X = 1
massa atomC−12
12

Contoh Soal :

Jika diketahui massa 1 atom oksigen adalah 2,70 x 10-23 g. Berapakah massa atom relatif atom
O jika massa atom karbon adalah 1,99 x 10-23 g?

Pembahasan :

Massa 1atom O
Ar O = 1
massa1 atom C−12
12
2,70 x 10−23
= 1 x 1,99 x 10−23
12 ¿
¿
= 16,283
Besarnya harga Ar juga ditentukan oleh harga rata-rata isotop tersebut. Sebagai
contoh, di alam terdapat 35Cl dan 37Cl dengan perbandingan 75% dan 25% maka Ar Cl :

Ar Cl = (75% x 35 ) + (25% x 37)


Ar Cl = 26,25 + 9,25
Ar Cl = 35,5
Ar merupakan angka perbandingan sehingga tidak memiliki satuan.

2. Massa Molekul Relatif (Mr)

Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata satu molekul
senyawa terhadap 1/12 massa satu atom isotop C-12.
Secara matematis, untuk mencari massa molekul relatif (Mr) adalah sebagai berikut.

Massa satu molekul X


Mr X = 1
x massa 1atom C−12
12

Contoh Soal :

Hitunglah nilai yang terkandung dalam massa molekul relatif (Mr) dari senyawa Ca(OH)2 (Ar
Ca=40, O=16, H=1)?.

Pembahasan :

Dari 1 molekul Ca(OH)2, mengandung :

 1 atom Ca
 2 atom O
 2 atom H

Dengan demikian dapat mencari Mr Ca(OH)2 dengan menjumlahkan masing-masing Ar


atom tersebut :

Mr Ca(OH)2 = (1 x Ar Ca) + (2 x Ar O) + (2 x Ar H)

Mr Ca(OH02 = (1 x 40) + (2 x 16) + (2 x 1)

Mr Ca(OH)2 = 40 + 32 + 2
Mr Ca(OH)2 = 74

3. Rumus Empiris Dan Rumus Molekul


A. Rumus Empiris

Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan jumlah atom unsur yang
membentuk suatu senyawa. Rumus empiris dari suatu senyawa dicari perbandingan mol yang
paling sederhana atau bisa dikatakan perbandingan mol yang tidak dapat disederhanakan lagi.
Contoh : Senyawa Asam Karbonat dilambangkan dengan rumus kimia C6H8O6 terdiri dari 6
atom karbon, 8 atom hidrogen dan 6 atom oksigen. Perbandingan jumlah atom dari masing-
masing unsur adalah C : H : O = 6 : 8 : 6. Perbandingan ini dapat disederhanakan lagi, yaitu
dibagi dengan 2 sehingga dapat perbandingan baru C : H : O = 3 : 4 : 3. Perbandingannya
sudah tidak dapat disederhanakan lagi. Dengan demikian, rumus empirisnya adalah : C3H4O3.

B. Rumus Molekul

Rumus molekul adalah rumus menyatakan jumlah atom unsur yang sesungguhnya
dari suatu senyawa. Rumus molekul menyatakan n kelipatan dari rumus empiris. Contoh :
Jika diketahui rumus empiris suatu senyawa C3H4O3 dan massa molekul relatif adalah 176.
Jawab: Rumus Empiris : C3H4O3 , Mr C3H4O3 =88 , Mr Molekul = 176.
n =Mr Molekul/ Mr C3H4O3 , n =176 /88 , n =2. Jadi rumus molekulnya (C3H4O3 ) = C6H8O6.

4. Molaritas

Molaritas adalah salah satu ukuran kelarutan yang menyatakan jumlah mol suatu
zat per volume larutan. Molaritas ini dilambangkan dengan huruf “M” dengan satuannya
molar atau M yang setara dengan mol/liter.

n
Rumus : M =
V

Keterangan :
M : molaritas zat (mol / liter atau molar)
n : mol suatu zat ( mol )
V : volume larutan ( L )

Untuk mendapatkan nilai mol, menghitungnya terlebih dahulu. Caranya dengan membagi
antara gram dengan massa molekul relatif zat.

gram
Rumus : n =
Mr

Keterangan :
n : mol suatu zat ( mol )
gram : massa suatu zat ( g )
Mr : massa molekul relatif suatu zat ( gram/mol )

Contoh Soal :

Suatu larutan urea (Co(NH2)2) berukuran 0,25liter dilarutkan dalam air sebanyak 3gram.
Massa molekul relatifnya sebesar 60gram/mol. Hitunglah molaritas dari zat tersebut!.

Pembahasan :

 Pertama, cari dulu nilai mol dari urea.


gram 3 gr
n= = = 0,05 mol
Mr 60 gr /mol
 Setelah diketahui molnya, lalu cari molaritas larutan urea.
n 0.05 mol
M= = = 0,2molar
V 0,25liter

5. Persamaan Reaksi Kimia

Reaksi kimia adalah reaksi perubahan dari zat pereaksi (reaktan) menjadi zat hasil
reaksi (produk). Reaksi kimia terdiri dari reaksi pembakaran, pembentukan, penguraian dan
penetralan. Reaksi-reaksi tersebut dipengaruhi oleh jenis reaktan maupun produknya.
Persamaan hubungan kuantitatif antara reaktan dan produk disebut sebagai persamaan reaksi.
Contoh : N2 + 3H2 → 2NH3

Berdasarkan persamaan diatas, diperoleh keterangan berikut :


 Reaktan ( zat yang bereaksi ) = N2 dan H2
 Produk ( zat hasil reaksi ) = NH3
 Koefisien reaksi = 1 didepan NH2, 3 didepan H2, dan 2 didepan NH3.
 Indeks reaksi = 2 disebelah kanan bawah N, 2 disebelah kanan bawah H, dan 3
disebelah kanan bawah NH.

10

6. Penyetaraan Reaksi Kimia

Suatu reaksi kimia dikatakan setara jika jumlah atom zat pereaksi ( reaktan ) sama
dengan jumlah atom zat hasil reaksi ( produk ). Penyetaraan reaksi dapat dilakukan dengan
menyamakan jumlah atom antara reaktan dan produk, contohnya sebagai berikut.

H2 + O2 → H2O

 Atom H dibagian reaktan dan produk sudah sama, yaitu berjumlah 2.


 Atom O dibagian reaktan berjumlah 2, tetapi di bagian produk hanya berjumlah 1.

Hasil Penyetaraan :

2H2 + O2 → 2H2O

 Atom H dibagian reaktan dan produk sudah sama, yaitu berjumlah 4.


 Atom O dibagian reaktan dan produk sudah sama, yaitu berjumlah 2.

7. Persentase Massa Unsur

Senyawa kimia identik dengan rumus-rumus kimia yang dinyatakan dengan unsur-
unsur tertentu, setiap unsur memiliki massa berbeda-beda. Untuk menghitung persentase
massa unsur, gunakan persamaan berikut :

jumla h atom unsur x Ar unsur


% massa penyusun = × 100%
Mr senyawa

Contoh Soal :
Diketahui massa atom relatif ( Ar ) dari H = 1, C = 2, O = 16. Tentukan persentase massa
unsur C dalam senyawa glukosa ( C6H12O6)!

Pembahasan :

 Mencari massa molekul relatif ( Mr ) dari glukosa.


Mr C6H12O6 = (6 x Ar C) + (12 x Ar H) + (6 x Ar O)
= ( 6 x 12 ) + ( 12 x 1 ) + ( 6 x 16 )
= 180
11
 Tentukan persentase massa unsur C dalam glukosa.

6 x Ar C
% massa unsur C = × 100%
Mr C 6 H 12 O 6
6 x 12
= × 100%
180
= 40%
Jadi, persentase massa unsur C di dalam glukosa adalah 40%.

8. Volume Molar Gas

Volume molar menunjukkan volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu.
Pada kondisi standar ( suhu 0°C dan tekanan 1 atm), volume molar gas bernilai 22,4L. Secara
sistematis, dirumuskan sebagai berikut :

Volume ( STP ) = mol x 22,4L

Contoh Soal :

Tentukan volume dari 2 mol O2 pada kondisi STP!

Pembahasan :

Pada kondisi STP ( standar ), volume molar gas O2 dirumuskan sebagai berikut.

Volume O2 ( STP ) = mol O2 x 22,4L

= 2 x 22,4L

= 44,8L
Jadi, volume molar O2 pada kondisi STP adalah 44,8L.

9. Persamaan Gas Ideal

Persamaan gas ideal adalah persamaan yang mempersentasikan hubungan antara


tekanan dan volume suatu gas dengan temperatur dan jumlah mol gas itu sendiri.

P.V = n. R . T

12
Keterangan:
P : tekanan gas ( atm )
V : volume gas ( L )
n : mol gas ( mol )
R : 0,082L atm/mol K
T : suhu mutlak (K)

Contoh Soal :

Hitung volume 14 gram gas nitrogen yang memiliki temperatur 25 celcius dengan tekanan
0,75 atm.

Diketahui :
P = 0,75 atm
m = 14 gram
Mr Nitrogen = 28 T
= 25 + 273 = 298K

Pembahasan :

 Menentukan Jumlah Mol Gas Nitrogen


Jumlah mol gas nitrogen dihitung dengan rumus berikut.

m
n=
Mr

14
n= = 0,5 mol
28
 Mencari Volume Gas Ideal Nitrogen
P.V = n . R . T
nRT
V=
P
( 0,5 mol ) x ( 0,082 L atm mol−1 K−1 ) x ( 298 )
V=
0,75 atm
V = 16,3liter
Jadi, volume gas ideal nitrogen adalah 16,3liter.

D. Stoikiometri Dalam Larutan


 Larutan adalah campuran homogen dari zat terlarut dan zat pelarut.

13

 Zat terlarut mempunyai jumlah lebih sedikit dari zat pelarut.


 Banyak zat yang terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dalam konsentrasi.

1. Pereaksi Pembatas

Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang terdapat dalam jumlah relatif kecil (dalam
hubungan stoikiometrisnya). Pereaksi pembatas akan lebih habis bereaksi, sedang pereaksi-
pereaksi yang lain akan meninggalkan sisa.

Contoh Soal :

Jika 8gram metana dibakar dengan 16gram gas oksigen menurut reaksi berikut ini.

CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g)

Tentukan senyawa yang menjadi pereaksi pembatas! (Ar C = 12, O = 16, dan H = 1)

Pembahasan :

 Setarakan reaksi terlebih dahulu dengan mengubah angka koefisien masing-masing


unsur sehingga jumlah unsur kanan dan kiri sama, dengan cara berikut.

CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g)

 Mencari mol dari masing-masing senyawa yang diketahui massanya dengan


persamaan :
gram
n=
Mr
 Massa molekul relatif CH4
Mr CH4 = 12 + ( 4 x 1 ) = 16
 Jumlah Mol CH4

gram 8 gr
Mol CH4 = = = 0,5 mol
Mr 16 gr /mol
 Massa molekul relatif O2
Mr O2 = 2 x 16 = 32
gram 16 gr
 Jumlah mol O2 = = = 0,5 mol
Mr 32 gr /mol

14
 Selanjutnya, bagi mol reaktan dengan koefisien masing – masing. Koefisien dilihat
dari persamaan reaksi yang sudah setara, yaitu, terlihat bahwa koefisien CH4 = 1 dan
koefisien O2 = 2, sehingga diperoleh :
0,5
 CH4 = = 0,5
1
0,5
 O2 = = 0,25
2
 Dari hasil perhitungan diatas, nilai yang lebih kecil adalah 0,25 sehingga yang
menjadi pereaksi pembatasnya adalah O2.

2. Fraksi Mol

Fraksi mol adalah pernyataan konsentrasi suatu larutan yang menyatakan


perbandingan jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mil total komponen larutan ( jumlah
mol pelarut + jumlah mol zat terlarut ).

 Rumus fraksi mol zat pelarut


X p = np / n p + nt
 Rumus fraksi mol zat terlarut
Xt = nt / np + nt
Keterangan :
 np = mol zat pelarut
 nt = mol zat terlarut
 Xp = fraksi mol pelarut
 Xt = fraksi mol terlarut
Jumlah fraksi mol pelarut dan terlarut adalah 1 : XP + Xt = 1
Atau secara umum fraksi mol dapat dirumuskan sebagai berikut :
mol zat pelarut n1
X= =
mol pelarut n 1+ n 2

Contoh Soal :

Sebuah larutan terdiri dari 3 mol zat A, 3 mol zat B, dan 4 mol zat C. Hitung fraksi mol dari
masing-masing zat tersebut!.

15

Pembahasan :

nA 3
XA = = = 0,3
nA+ nB+nC 3+3+4

nB 3
XB = = = 0,3
nA+ nB+nC 3+3+4

nC 4
XC = = = 0,4
nA+ nB+nC 3+3+4

XA + XB + XC = 1
16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian materi diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

 Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat


yang terlibat dalam reaksi.
 Hukum- Hukum Dasar Kimia yaitu :
 Hukum kekekalan massa ( Hukum Proust )
 Hukum perbandingan tetap ( Hukum Proust )
 Hukum perbandingan berganda ( Hukum Dalton )
 Hukum perbandingan volume ( Hukum Gay Lussac )
 Hukum Avogadro
 Jenis- Jenis Stoikiometri
 Stoikiometri Reaksi
 Stoikiometri Komposisi
 Stoikiometri Gas
 Rumus molekul dan rumus empiris suatu senyawa ada kalanya sama, tetapi
kebanyakan tidak sama.
 Jika suatu zat diketahui molnya, maka zat lain pada persamaan reaksi dapat dicari
dengan cara membandingkan koefisien.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga bisa menambah wawasan bagi pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA
 Brady, E.J. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara.
 Chang, Raymond . 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.
 Keenan, C. 1999. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
 Ompu, Marlan . 2002. Kimia SPMB. Bandung : Yrama Widya.
 Syukri, S . 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB.
 http : //www.google.co.id/stoikiometri ( diakses pada tanggal 20 september 2021 )
18

Anda mungkin juga menyukai