Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah member petunjuk, bimbingan dan arahan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas KIMIA
KATAPENGANTAR………………………………....………………
…............................................….......….i
DAFTARISI……………………...……………........…………………
….............................................……........i
BAB
PENDAHULUAN...................................................................................
......1
A. Latar Belakang.......................................................................
………...............
................................................1
B. Rumusan
Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................
..................1
BAB II PEMBAHASAN
STOIKIOMETRI...........................................................2
A. Kesimpulan......................................
.……………..........................................14
B. Saran.............................................................
.……………..............................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................
.……………..........................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN STOIKIOMETRI
kimia dalam mengukur volume atau massa gas, cair dan padat yang
terjadi pada reaksi kimia. Oleh karena itu, massa reaktan dan hasil
reaksi dapat diukur dengan cermat. Hasil eksperimen tersebut
menyajikan fakta kepada pengamat dan menuntut mereka ke
perumusan hukum fundamental (dasar ) yang menguraikan sifat
kimia. Hukum dasar yang diperoleh dikenal dengan hukum
kekekalan massa, yaitu sebagai berikut.
’’Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka
perbandingan massaunsur yang satu, yang bersenyawa dengan
unsur lain yang tertentu massanya merupakan bilangan bulat dan
sederhana’’.
Model atom Dalton ini biasanya disebut sebagai model atom bola
billiard dimana warna bola billiard yang berbeda-beda merupakan
symbol atom unsur yang berbeda-beda.
Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga massa atom juga
terlalu kecil bila dinyatakan dengan satuan gram. Karena itu, para
ahli kimia menciptakan cara untuk mengukur massa suatu atom,
yaitu dengan massa atom relatif. Massa atom relatif (Ar) adalah
perbandingan massa rata-rata suatu atom dengan satu per dua belas
kali massa satu atom karbon-12.
7
Unit terkecil suatu zat dapat juga berupa molekul. Molekul disusun
oleh dua atau lebih atom-atom yang disatukan oleh ikatan kimia.
Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata
suatu molekul dengan satu per dua belas kali massa satu atom
karbon-12.
Mr AmBn = m x Ar A + n x Ar B
D. KONSEP MOL
KEMOLARAN
F. MOLALITAS
10
Salah satu kegiatan penting dalam ilmu kimia adalah
melakukan percobaan untuk mengidentifikasi zat. Ada dua
kegiatan dalam identifikasi zat, yakni analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk
menentukan jenis komponen penyusun zat. Sedangkan
analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan massa dari
setiap komponen penyusun zat. Dengan mengetahui jenis dan
massa dari setiap komponen penyusun zat, kita dapat
mengetahui komposisi zat tersebut. Komposisi zat dinyatakan
dalam persen massa (% massa). Perhitungan persen massa
berikut.
H. FRAKSI MOL
XA + XB = 1
11
BAB III
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH3. Jika
mempunyai Mr senyawa tersebut 30, tentukan rumus
molekul dari senyawa tersebut.
Pembahasan:
Menentukan rumus molekul
(Mr RE) = Mr senyawa
(12 x 1 + 1 x 3)n = 30
(15)n = 30
n = 30/15 = 2
Maka rumus molekul nya : (CH3)2 = C2H6
2. Cuka perdagangan mengandung cuka 25%. Berapa mL air
yang harus ditambahkan kedalam 100 mL cuka tersebut
agar mengandung 5%.
Pembahasan:
%1 . V1 = %2 . V2
25 . 100 = 5(100 + x)
2500 = 500 + 5x
5x = 2000
X = 400 mL
Pembahasan :
Jumlah mol NaOH = m / Mr = 10 / 40 = 0,25 mol
Jumlah grek NaOH = mol x b = 0,25 x 1 = 0,25 grek
4. Kemolaran dan normalitas 10 g NaOH (Mr. 40) yang
dilarutkan dalam air hingga volume 100 mL adalah...
Pembahasan:
12
Hitung terlebih dahulu mol NaOH:
NaOH = m / Mr = 10 / 40 = 0,25 mol
Molaritas (M) = n / V = 0,25 / 0,1 = 2,5 M
Normalitas (N) = M x b = 0,25 x 1 = 0,25 N
13
Pembahasan:
M = N/a = 0,2 / 2 = 0,1 M
Mol Ba(OH)2 = 3 L x 0,1 M = 0,3 mol
Massa Ba(OH)2 = 0,3 x 171 = 51,3 gram
9. Sebanyak 20 mL larutan HCl dititrasi oleh larutan NaOH 0,1
M dengan menggunakan indikator fenolftalein, Jika perubahan
warna indikator menjadi merah muda memerlukan 25 mL
larutan penetrasi, maka kemolaran larutan HCl adalah...
Pembahasan:
Normalitas larutan NaOH, Nb = Mb = 0,1 M
Va x Na = Vb x Nb
20 x Na = 25 x 0,1
Na = 0,125 N
Jadi kemolaran HCL = Na = 0,125 M
10. Terdapat 50 mL H2SO4 yang memiliki pH = 2. Jumlah
NaOH (Mr = 40) yang diperlukan untuk menetralkan larutan
tersebut adalah...
A. 5 mg
B. 10 mg
C. 15 mg
D. 20 mg
E. 25 mg
Pembahasan
pH larutan H2SO4 = 2, artinya [H+] = 10-2 M
H2SO4 (aq) ---. 2H+ (aq) + SO42- (aq)
[H2SO4] = 1/2 x [H+] = 1/2 x 10-2 M
Normalitas H2SO4 = M x a = 1/2 x 10-2 x 2 = 10-2 N
mgrek H2SO4 = volume x Normalitas = 50 x 10-2 = 0,5 mgrek
mgrek NaOH = jumlah mgrek H2SO4 = 0,5 mgrek
14
mmol NaOH = jumlah mgrek NaOH = 0,5 mmol.Massa NaOH
= mmol NaOH x Mr NaOH = 0,5 x 40 = 20 mJadi untuk
menetralkan larutan tersebut diperlukan 20 mg NaOH
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Brady, E.J. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti.
Jakarta : Erlangga.
Ompu, Marlan. 2002. Kimia SPMB. Bandung : Yrama Widya.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB.
http : //www.google.co,id/kinetika kimia (diakses tanggal 10
Oktober 2010).
Brady, E.J. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti.
Jakarta : Erlangga.
Ompu, Marlan. 2002. Kimia SPMB. Bandung : Yrama Widya.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB.
http : //www.google.co,id/stoikiometri (diakses tanggal 10
Oktober 2010).
Keenan, C. 1999. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.