Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

“STOIKIOMETRI”

DISUSUN OLEH :

NAMA : RUTH CESSAMINAR GULTOM

NIM :

JURUSAN : BIOLOGI

KELAS : PSPB D’23

DOSEN PENGAMPU : Dra. Anna Juniar,M.Si.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK
REPORT”. Tugas ini dibuat utnuk memenuhi salah satu tagihan tugas mata kuliah yaitu
“KIMIA UMUM”. Saya sangat berharap critical book report ini dapat berguna bagi saya dan
mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah ini.
Tugas critical book report ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita semua khususnya dalam materi Stoikiometri sehingga dapat kita
implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Saya menyadari bahwa tugas critical
book report ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan
kekurangan dari pembuatan Critical Book Report (CBR) ini.
Semoga critical book report sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
bagi orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di waktu yang akan datang. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Medan, 02 Oktober 2023

Ruth Cessaminar Gultom

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan................................................................................................ 1
1.4 Identitas Buku ................................................................................. 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
2.1Ringkasan Buku Utama...................................................................... 3
2.2 Ringkasan Buku Kedua (Pembanding)............................................. 7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Isi Buku........................................................................ 9
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku ............................................... 9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................ 10
4.2 Saran.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR

Untuk mengetahui informasi dari sebuah buku kita dapat memperolehnya dengan
melakukan kegiatan mengkritik sebuah buku. Dengan mengkritik sebuah buku, pembaca
dapat memperoleh informasi penting tidaknya buku tersebut untuk dibaca dengan berbagai
keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut. Mengkritik sebuah buku berarti
menyampaikan informasi mengenai ketetapan buku bagi pembaca. Di dalamnya disajikan
berbagai ulasan mengenai buku yang dikritik dari berbagai segi sudut pandang. Ulasan ini
dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat
dijadikan acuan bagi kepentingannya.

Selain itu mengkritik buku juga dapat menambah wawasan ilmu kita dan mengasah
otak kita untuk berpikir secara kritis dalam menilai sebuah buku yang dijadikan sebagai buku
kritikan. Dalam hal ini, buku yang dikritik adalah buku Sulastri dan Yusnidar tentang
Stoikiometri. Dengan mengkritik buku ini dengan cara membandingkan kedua buku maka
kita dapat mengetahui buku mana yang layak untuk dijadikan buku referensi yang menambah
pengetahuan kita tentang kimia stoikiometri atau sebagai pedoman buku pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana isi dari kedua buku tersebut?


2. Bagimana kelebihan dan kekurangan pada buku utama?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pada buku kedua?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami isi dari kedua buku.


2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada buku utama.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada buku kedua.

4
1.4 Identitas Buku
Judul Buku 1 : KIMIA DASAR 1
No. ISBN : 978-602-5679-02
Penulis : Dr. Sulastri,M.Si. dan Ratu Fazlia Rahmayani, S.Pd.,M.Sc.
Penerbit : Syiah Kuala University Press
Tahun Terbit : 2017
Edisi : pertama
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia
Kota Terbit : Darussalam-Banda Aceh

Judul Buku 2 : KIMIA DASAR


No. ISBN : 978-602-52823-5-5
Penulis : Dr. Yusnidar Yusuf. M.Si.
Penerbit : Edu Center Indonesia
Tahun Terbit : 2018
Edisi : pertama
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia
Kota Terbit : Jakarta

5
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB IV “STOIKIOMETRI”

A. Uraian Materi
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu ”stoicheon” artinya unsur, dan
”metrei” artinya mengukur. Jadi, stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur.
Pengertian unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel-pertikel atom, ion, molekul atau
elektron yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia.
Stoikiometri menyangkut cara (perhitungan kimia) untuk menimbang dan menghitung
zat-zat kimia. Dengan kata lain stoikiometri adalah perhitungan kimia yang
menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi kimia.
a. Menyertakan Persamaan Reaksi Kimia
Dalam menyetarakan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
cara langsung, cara matematika, dan cara setengah reaksi atau bilangan oksidasi.
Untuk menyetarakan persamaan reaksi yang biasa dan mudah dapat dilakukan
dengan cara langsung, sedang untuk reaksi yang rumit dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu persamaan eliminasi dan substitusi dengan cara permisalan
masingmasing koefisien dengan huruf, juga dapat disetarakan dengan cara
setengah reaksi.

b. Hukum-Hukum Dasar Kimia


Hasil dari penelitian dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah, telah
melahirkan beberapa hukum dasar yang akan dibahas berikut.
a) Hukum Kekekalan Massa
Lahirnya hukum kekekalan massa diawali oleh Eisntein yang menyatakan
bahwa massa dapat diubah menjadi energi. Berdasarkan hal tersebut lavoisier
melakukan penyelidikan untuk mempelajari apakah perubahan materi juga
disertai dengan perubahan massa? Sampai akhirnya ia menemukan bahwa
Jumlah zat sebelum reaksi sama dengan jumlah zat sesudah reaksi atau
pada reaksi kimia, massa zat pereaksi sama dengan massa hasil reaksi.
Contoh :
2 gram hidrogen beraksi dengan 16 gram oksigen membentuk 18 gram air
(H2O).

b) Hukum Perbandingan Tetap


Berdasarkan data percobaan di laboratorium Proust menemukan bahwa
massa unsur-unsur yang membentuk suatu senyawa itu selalu tetap. Dalam
bahasa lainnya dapat dikatakan bahwa:

6
Pada suatu reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu
zat lain massa yang tetap atau suatu senyawa selalu terdiri atas unsur-unsur
yang sama dengan perbandingan yang tetap.
Pernyataan yang dinyatakan oleh proust itu dikenal sebagai hukum
perbandingan tetap. Akan tetapi hukum ini tidak berlaku untuk senyawa yang
non-stoikhiometris, misalnya besi (II) oksida, dengan rumus senyawa FeO.
Pada senyawa ini persen berat oksigen bergantung pada teknik pembuatannya.

c) Hukum Perbandingan Berganda


Senyawa yang paling sederhana biasanya dibentuk dari penggabungan dua
unsur tunggal (senyawa biner), dimana tiap unsur menyumbang satu atomnya
masing-masing. Tetapi banyak juga dijumpai dua macam unsur dapat
bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa dengan komposisi
tertentu. Contohnya pembakaran unsur nitrogen oleh oksigen pada kondisi
yang berbeda-beda dapat mebentuk senyawa yang berbeda-beda pula, bisa
sebagai NO, NO2, NO3, N2O dan N2O3.Dari hasil penyelidikan dalton
diketahui bahwa:
Jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka
perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur lain
yang tertentu massanya, merupakan bilangan bulat dan sederhana.

d) Hukum Perbandingan Volume


Gay Lussac merupakan seorang pakar kimia yang berasal dari Perancis. Ia
melakukan penelitian untuk mengukur volume gas-gas yang bereaksi pada
suhu dan tekanan tetap. Pada percobaannya ia memvariasikan volume dari
salah satu gas ynag dipergunakan sementara yang lainnya dikondisikan berada
dalam volume yang tetap. Dari hasil penyelidikannya ia menemukan bahwa;
Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gasgas hasil reaksi yang diukur
pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana.

e) Hukum Perbandingan Timbal Balik


Jeremias Benjamin Richter (1762-1807) adalah ahli kimia Perancis
termasuk sebagai orang yang pertama kali meletakkan prinsip-prinsip dasar
stoikiometri. Dari hasil penelitiannya yang teliti, ia menemukan bahwa:
Jika dua unsur A dan B masing-masing bereaksi dengan unsur C yang
massanya sama membentuk AC dan BC, maka perbandingan massa A dan
massa B dalam membentuk AB adalah sama dengan perbandingan massa A
dan massa B ketika membentuk AC dan BC atau kelipatan dari
perbandingan ini.

f) Hipotesis Avogadro
Amadeo Avogadro merupakan pakar kimia yang berasal dari Italia.
Berdasarkan fakta yang ditemukan oleh Gay-Lussac pada tahun 1811 ia

7
mengajukan hipotesis barunya saat itu. Hipotesis Avogadro dikenal dengan
nama “teori molekul”. Hipotesis Avogado menyatakan bahwa:
Gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan sama,
yang mengandung jumlah molekul yang sama.
Hipotesis ini didasarkan pada sejumlah material yang berasal dari jenis
gas yang sama dengan volume yang berbeda dan pada material gas yang
volumenya sama tetapi jenis gasnya berbeda.
n gas I = n gas II
Menurut Avogadro, 1 volume gas hidrogen akan mengandung jumlah
molekul sama banyak dengan 1 volume gas klorin. Jika perbandingan antara
keduanya 1:1, penjelasan Avogadro untuk reaksi pembentukan gas hidrogen
klorida bila mengikuti hukum dikemukan gay Lussac adalah sebagai berikut.

Gas hidrogen Gas klorin Gas hydrogen klorida


1 volume 1 volume 2 volume
n n 2n
1 molekul 1 molekul 2 molekul
Bila mengacu pada gagasan Gay Lussac dapat dimaknai bahwa satu
molekul hidrogen klorida dihasilkan dari setengah atom hidrogen dan
setengah atom klorin. Bila seperti itu, gagasan tersebut sudah menyalahi teori
atom Dalton, yang menyebutkan bahwa atom merupakan bagian terkecil dari
suatu unsur yang tidak dapat dibelahbelah lagi.
Berdasarkan hal itu, Avogadro menyatakan bahwa bagian terkecil dari
suatu materi itu tidak selalu merupakan atom tunggal, tetapi dapat juga
merupakan kumpulan atom yang dinamakan dengan molekul. Pada reaksi
antara gas hidrogen dan gas klorin menghasilkan dua buah molekul hidogen
klorida. Bermakna bahwa molekul hidrogen dan moleku klorin terdiri dari dua
buah atom sejenis. Dengan penejlasan ini, hipoteis molekul dari avogadro
dapat diterima, dan dikenal sebagai teori molekul. Satu molekul apa saja
mengandung sebanyak 6,02 x 1023 jumlah partikel.

g) Hukum Boyle
Pada suhu tetap hasil kali tekanan dan volume suatu gas selalu tetap.
P1V1 = P2V2 atau P V = Konstan
dimana : P = tekanan (atm), V = volume (liter)
Hukum Boyle hanya berlaku dalam kondisi 1. suhu gas tetap; 2. gas berada
dalam ruang tertutup; 3. tidak terjadi reaksi kimia; 4. tidak terjadi perubahan
wujud gas.

h) Hukum Boyle-Gaylussac
Hasil kali tekanan dan volume dibagi suhu mutlak pada suatu gas selalu tetap.
Hukum ini dapat digunakan untuk menghitung volume gas di luar keadaan
standar yang dinyatakan dengan rumus:

8
P1 V 1 P2 V 2
=
T1 T2
i) Hukum Dalton Tentang Tekanan Persial
Dalton menyelidik tentang kelembaban dan udara basah, yakni
campuran udara dengan uap air. Ia menemukan hubungan dengan
menganggap masing-masing gas dalam campuran berperilaku independen satu
sama lain.Tekanan total dari campuran berbagai macam gas sama dengan
jumlah tekanan parsial dari gas-gas yang saling bercampur tersebut.
PTotal = P1 + P2 + P3
Persamaan Gas Ideal :
PV = n R T
Persamaan Dalton menggambarkan bahwa dalam campuran gas
masing-masing komponen memberikan tekanan yang independen satu sama
lain. Walaupun ada beberapa gas dalam wadah yang sama, tekanan yang
diberikan masing-masing tidak dipengaruhi oleh kehadiran gas lain.
Bila fraksi molar gas A, xA, dalam campuran xA = nA/(nA + nB), maka pA
dapat juga dinyatakan dengan xA.
pA = [nA/(nA + nB)]P
Dengan kata lain, tekanan parsial setiap komponen gas adalah hasil
kali fraksi mol, xA, dan tekanan total P. Tekanan uap jenuh (atau dengan
singkat disebut tekanan jenuh) air disefinisikan sebagai tekanan parsial
maksimum yang dapat diberikan oleh uap air pada temperatur tertentu dalam
campuran air dan uap air. Bila terdapat lebih banyak uap air, semua air tidak
dapat bertahan di uap dan sebagian akan mengembun.

B. Perspektif Nilai Karakter


Setelah anda mempelajari beberapa hukum dasar kimia yang ada pada bab 4
ini. Tahukah anda bagaimana proses perkembangan pengetahuan pada zaman dulu
sebelum ada peralatan informasi komunikasi canggih seperti sekarang ini? Ilmu
pengetahun itu berkembnag karena ilmuwan mendedikasikan dirinya untuk
mengembangkan ilmu untuk kepentingan ilmu itu sendiri dan mengembangkan ilmu
untuk membantu mengatasi permasalahan dalam kehidupan. Perlembangan ilmu itu
dari satu wilayah, misalnya Romawi kuno sampai kepada filsosof di belahan Negara
lain melalui komunitas. Komunitas untuk desimiansi ilmu telah lazim dilakukan oleh
filosof sejak zaman dahulu. Sebagai contoh Plato memperkenalkan gagasannya
melalui Republic of Plato. Phytagoras menyebarluaskan teorinya melalui Pythagoras
Society. Para ilmuwan dan filosof zaman dulu aktif menuliskan gagasannya, itu
menjadi warisan ilmu bagi kita sekarang. Oleh karenanya, biasakanlah selalu untuk
menuliskan gagasan, buah piker dan karya, karena dengan tulisan itu ilmu
berkembang.

9
2.2 RINGKASAN BUKU KEDUA (PEMBANDING)

BAB VI “STOIKIOMETRI”

A. Pengertian
Stoikiometri di dalam ilmu kimia, (kadang disebut stoikiometri reaksi agar
membedakannya dari stoikiometri komposisi) ialah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia . Kata
ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen) dan metriā (ukuran).

B. Bilangan Avogadro
Bilangan Avogadro (lambang: L, atau NA), juga dinamakan sebagai tetapan
Avogadro atau konstanta Avogadro, adalah banyaknya "entitas" (biasanya atom atau
molekul) dalam satu mol, yang merupakan jumlah atom karbon-12 dalam 12 gram
(0,012 kilogram) karbon-12 dalam keadaan dasarnya. Perkiraan terbaik terakhir untuk
angka ini adalah 6,02 x 1023 / mol

C. Massa Atom Relatif Dan Massa Molekul Relatif


a. Massa Atom
Nilai massa atom relatif diperoleh dengan membandingkan massa suatu atom
dengan massa atom yang lain. Sebagai pembanding (patokan ditetapkan sebesar
1
dari massa satu atom C-12. Jadi, massa atom relatif (simbol:Ar).
12
massa 1 atomunsur X
Ar X =
1
massa 1 atom C−12
12
b. Massa Atom Relatif
Nilai masa molekul (symbol : Mr). Merupakan perbandingan masa molekul zat
1
dengan massa 1 atom C-12.
12
massa 1 molekul zat x
Mr zat X=
1
massa atom C−12
12
Masa molekul relative suatu zat = jumlah massa atom relatife atom atom
penyusun molekul zat tersebut.

D. Konsep Mol
Untuk menyatakan jumlah penyusun suatu zat, dipergunakan suatu satuan
jumlah zat yaitu mol. Satu mol zat ialah sejumlah zat yang mengandung 6.0225× 10 23
butir partikel (sejumlah bilangan avogrado). Jadi, bilangan avogrado merupakan
“factor penghubung A” antara jumlah mol zat dengan jumlah partikel yang
dikandung zat.
jumlah partikel jumlah partikel
jumlah mol= =
bilangan avogadro 6,0025 x 10
23

10
E. Rumus Molekul Dan Rumus Empiris
a. Rumus Molekul
Suatu rumus yang menyatakan tidak hanya jumlah relative atomatom dari
setiap elemen, tetapi juga menunjukkan jumlah actual atom setiap unsur penyusun
dalam suatu molekul senyawa. Misalnya, kita kenal benzene mempunyai rumus
molekul C6H6. Artinya benzene tersusun dari 6 buah atom C dan 6 buah atom H.
b. Rumus Empiris
Rumus empiris atau rumus sederhana menyatakan perbandingan mol unsur-
unsur dalam suatu senyawa. Untuk menentukan rumus empiris, diperlukan
perbandingan mol atau unsu-unsur penyusun. Rumus empiris diperoleh dari
pengukuran hasil pecrobaan % susunan senyawa. Misalnya, pada senyawa
benzena, dengan rumus molekul C6H6 mempunyai rumus empiris (CH)n karena
perbandingan mol antara C dan H adalah 6:6 atau bila disederhanakan = 1:1.
Artinya dari rumus empiris tersebut dapat diperoleh senyawa lain dengan
mengubah factor n, misalnya :
(CH)2 =C2H2.

F. Penentuan Reaksi Pembatas


Suatu reaksi kimia seringkali berlangsung dalam keadaan zat-zat pereaksinya
mempunyai jumlah yang berlebih. Sebagian dari pereaksi yang berlebih tetap berada
dalam campuran sampai reaksi berakhir. Pereaksi yang habis bereaksi disebut
pereaksi pembatas, pereaksi ini keseluruhannya habis bereaksi.

G. Hasil Teoritis, Hasil Nyata, Dan Persen Hasil


Jumlah hasil reaksi yang dihitung dari sejumlah pereaksi yang ada dari awal
reaksi dilakukan disebut hasil teoritis suatu reaksi. Jumlah hasil yang secara nyata
dihasilkan dalam sebuah reaksi kimia disebut hasil nyata. Persen hasil merupakan
perbandingan hasil nyata dengan hasil teoritis. Ada reaksi yang hasilnya hampir sama
dengan hasil teorits dan reaksi tersebut dikatakan bereaksi secara kuantitatif. Pada
reaksi-reaksi senyawa organik, kebanyakan hasil reaksi (hasil nyata) lebih kecil
dibandingkan hasil teoritis. Hal ini karena reaksi tidak berjalan sempurna, ada reaksi-
reaksi saingan yang dapat mengurangi hasil reaksi atau dapat juga terjadi kehilangan
zat selama penanganan.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku


Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu ”stoicheon” artinya unsur, dan
”metrei” artinya mengukur. Jadi, stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur.
Pengertian unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel-pertikel atom, ion, molekul atau
elektron yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia.
Stoikiometri menyangkut cara (perhitungan kimia) untuk menimbang dan menghitung
zat-zat kimia. Dengan kata lain stoikiometri adalah perhitungan kimia yang
menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi kimia.
Hasil dari penelitian dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah, telah
melahirkan beberapa hukum dasar yang akan dibahas berikut.
a. Hukum Kekekalan Massa
b. Hukum Perbandingan
c. Hukum Perbandingan Berganda
d. Hukum Perbandingan Volume
e. Hukum Perbandingan Timbal Balik
f. Hipotesis Avogadro
g. Hukum Boyle
h. Hukum Boyle-Gaylussac
i. Hukum Dalton tentang Tekanan Parsial

3.2 Kelebihan dan Kekurangan


a. Buku Utama
 Kelebihan : Tampilan buku depan berwarna cerah dan menunjukka ilustrasi
mengenai kimia yang dilengkapi dengan judul buku, nama pengarang, serta
penerbit pada sampulnya. Kualitas kertas bagus sehingga mudah dibaca. Dan
pada buku ini penjelasannya sangat lengkap dan disertai dengan contoh-
contoh soal sehingga yang membaca mudah memahaminya,

 Kekurangan: Dari segi fisik buku kimia ini memiliki kelemahan pada
ketebalan halaman. Ketebalan pada halaman membuat buku ini menjadi
sedikit berat ketika harus dibawa-bawa.

b. Buku Kedua
 Kelebihan: Materi yang terdapat dalam buku ini lengkap karena disertai
dengan contoh soal, kalimat yang digunakan sangat efektif dan mudah
dipahami, chapter per chapter sangat ditata dengan rapi.

 Kekurangan : Dalam buku ini penjelasan tentang materi stikiometri sangat


sedikit, subchapter yang dibahas tentang stikiometri juga sangat sedikit, tidak
terlalu banyak menggunakan istilah dan sedikit menggunakan rumus/lambang.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian materi diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

 Stoikiometri ialah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia .
 Konsep mol digunakan untuk menentukan rumus kimia suatu senyawa, baik rumus
empiris maupun rumus molekul.
 Koefisien reaksi: perbandingan mol seluruh zat yang ada pada persamaan reaksi, baik
reaksi ruas kiri maupun hasil di ruas kanan.
 Hukum Avogadro: pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang bervolume sama
akan memiliki mol yang sama.

4.2 Saran

Secara keseluruhan buku-buku ini memiliki banyak keunggulan daripada kelemahan.


Namun alangkah baiknya kelemahan-kelemahan dari buku ini harus ditutupi agar menjadi
sempurna sehingga menarik minat pembaca untuk membacanya. Secara keseluruhan buku
ini memaparkan materi secara jelas dan dari bab awal hingga selanjutnya sangat
berkaitan,bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami dan dimengerti oleh
pembacanya. Dan semoga kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggung-jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sulastri & Ratu F.R. 2017. KIMIA DASAR I. Darussalam-Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.

Yusnidar. 2018. KIMIA DASAR. Jakarta: Edu Center Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai