Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

“KEEFEKTIFAN LKPD PADA MATERI FLUIDA STATIS”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur


Dalam Mata Kuliah Fisika SMA Berbasis Laboratorium

Dosen Pengampu:
Drs. Abubakar, M.Pd

NAMA MAHASISWA : ROHANI H LUMBANTORUAN


NIM : 4173121047
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, 2019
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
Tugas Akhir Mini Riset mata kuliah Fisika SMA Berbasis Laboratorium tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari
pemenuhan salah satu tugas kkni mata kuliah Fisika SMA Berbasis Laboratorium.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliah,


Bapak Drs. Abubakar, M.Pd. yang telah memberikan dukungan serta memberikan
kepercayaan kepada penulis. Dimana dengan adanya pemberian tugas ini penulis
dapat memahami dan memperdalam pengetahuan tentang penyusunan LKPD yang
baik dan benar. Terimakasih juga kepada orang tua yang telah membantu penulis
menyelesaikan tugas ini melalui doa dan materi yang penulis butuhkan. Dan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan dan kritik sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah Mini Riset ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan, untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tugas ini berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait LKPD PENENTUAN
MASSA JENIS ZAT CAIR MENGGUNAKAN PIPA U dan dapat diaplikasikan bagi
pembaca .

Medan, 21 November 2019

Penulis

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................19
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................................19
3.2 Subjek Penelitian.........................................................................................................19
3.3 Instrumen Penelitian.....................................................................................................19
3.4 Metode Penelitian.........................................................................................................19
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................20
3.6 Teknik Analisi Data.....................................................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................22
4.1 Hasil Validasi Bahan Ajar............................................................................................22
4.1.1. Validasi Ahli Media.............................................................................................22
4.1.2. Validasi Ahli Materi.............................................................................................24
4.2 Hasil Angket Respon Siswa.........................................................................................26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................28
5.1. Kesimpulan.................................................................................................................28
5.2. Saran...........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................30
LAMPIRAN...........................................................................................................................31

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2 Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan
SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).
3 Massa jenis suatu bahan pangan merupakan salah satu indikator yang secara
langsung maupun tidak langsung turut berperan dalam suatu proses
pengolahan pangan maupun mutu suatu produk. Berat jenis didefinisikan
sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air, harga
kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara
lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah;
akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif.

4 Sebuah benda memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air).  Satuan SI massa jenis adalah
kilogram per meter kubik (kg/m3).  Massa jenis berfungsi untuk menentukan
zat.  Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.  Dan suatu zat berapapun
massanya, berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Massa jenis air lebih besar daripada massa jenis minyak. Massa jenis air 1
gram/cm3 dan massa jenis minyak 0,8 gram/cm 3. Oleh karena itu, berapapun
banyaknya minyak yang dicampurkan ke dalam air maka minyak akan tetap di
atas.

5 Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan


hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang
dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang

3
berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatik pada dasar
tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari
perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
Hukum tekanan hidrostatik berbunyi ,”Tekanan hidrostatis pada sembarang
titik yang terletak pada bidang mendatar di dalam sejenis zat cair yang dalam
keadaan setimbang adalah sama”. Hukum hidrostatika berlaku pula pada pipa
U (bejana berhubungan) yang diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak
bercampur. Contoh penerapan hukum utama hidrostatik misalnya pada
penggunaan water pass.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah LKPD yang dikembangkan sudah efektif untuk digunakan di
SMA?

1.3 Tujuan

Tujuan dari mini riset ini adalah untuk menguji Keefektifan LKPD Pada
Materi Fluida Statis.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum sangat penting
mengingat bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu kita butuhkan dan
selalu kita gunakan dalam praktikum lanjutan atau dalam pengaplikasiannya
dalam penelitian (Bresnick, 2002). Massa jenis (density) suatu zat adalah
kuantitas konsentrasi zat dan dinyatakan dalam massa persatuan volume.
Nilai massa jenis suatu zat dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi
temperatur, kerapatan suatu zat semakin rendah karena molekul - molekul yang
saling berikatan akan terlepas. Kenaikan temperatur menyebabkan volume
suatu zat bertambah, sehingga massa jenis dan volume suatu zat memiliki
hubungan yang berbanding terbalik (Besari, 2005).
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitas (density)-
nya, didefinisikan sebagai massa persatuan volume. Bahan yang homogen seperti
es atau besi, memiliki densitas yang sama pada setiap bagiannya. Kita gunakan
huruf Yunani ρ (“rho”) untuk densitas. Jika sebuah bahan yang materialnya
homogen bermasa m memiliki volume v, densitasnya ρ adalah
m
ρ= (1)
v
keterangan:
ρ = massa jenis air (kg/m3);
m = massa benda (kg);
V = volume benda (m3)
Densitas suatu bahan, tidak sama pada setiap bagiannya; contohnya adalah
atmosfer bumi (yang seakin tinggi akan semakin kecil densitasnya) dal lautan
(yang semakin dalam akan semakin besar densitasnya). Untuk bahan-bahan ini
persamaan (1) memperlihatkan densitas rata-rata.. Secara umum, densitas bahan
tergantung pada faktor lingkungan suhu dan tekanan (Juliastuti, 2002).

5
Pipa U adalah pipa lengkung berbentuk
huruf U. Pipa ini termasuk bejana berhubungan.
Jika pipa U diisi dengan satu jenis zat cair, tinggi
permukaan zat cair pada pada kedua mulutnya
selalu sama. Tetapi, jika pipa U diisi dengan dua
zat cair yang tidak bercampur, tinggi permukaan
zat cair pada kedua mulut pipa berbeda. Bagaimana
hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair
dalam pipa U? Misalkan, massa jenis zat cair pertama adalah ρ 1 dan massa jenis
zat cair kedua adalah ρ2. Dan titik pertemuan kedua zat cair, kita buat garis
mendatar yang memotong kedua kaki pipa U. Misalkan, tinggi permukaan zat cair
pertama dari garis adalah h1 dan tinggi permukaan zat cair kedua dari garis adalah
h2. Zat cair prtama setinggi h1 melakukan tekanan yang sama besar dengan
tekanan zat cair kedua setinggi h2.
P1 = P2

Dengan menggunakan persamaan 2-1 diperoleh

ρ1 g h1 = ρ2 g h2

ρ1 h1 = ρ2 h2 (2-2)

Dengan menggunakan persamaan 2-2, kita dapat menentukan massa jenis


zat cair lain jika massa jenis salah satu zat cair dikaetahui. Harus diperhatikan
bahwa kedua zat cair yang dimasukkan dalam pipa U tidak boleh zat cair yang
bercampur, misalnya air dan alkohol. Kedua zat cair yang dimasukkan harus tidak
bercampur agar batasnya jelas. Dengan demikian, tinggi permukaan masing-
masing zat cair dapat diukur.

Definisi Operaional Variabel

a) Kedalaman zat cair (cm) adalah ketinngian zat cair, yang diukur dari
permukaan zat cair ke permukaan zat cair yang berada di dalam corong

6
b) Massa jenis zat cair adalah kerapatan massa dari zat cair yang dimasukkan
kedalam pipa U dan gelas kimia
c) Tekanan hidrostatik adalah besarnya tekanan yang disebabkan oleh tinggi
permukaan zat cair yang dicari berdasarkan rumus tekanan berbanding
lurus dengan massa jenisnya dan tinggi permukaan zat cair pada pipa U
dikali dengan percepatan gravitasi 9,80 
d) Tinggi permukaan zat cair (cm) adalah Selisih ketinggian zat cair pada
pipa U akibat dari tekanan yang diberikan. (Tim Dosen Fisika Dasar I,
2013)

Hukum pokok hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis


Zat cair dengan menggunakan pipa U. Hidrostatika dimanfaatkan antara lain
dalam mendesain bendungan, yaitu semakin ke bawah semakin tebal; serta dalam
pemasangan infus, ketinggian diatur sedemikian rupa sehingga tekanan zat cair
pada infus lebih besar daripada tekanan darah dalam tubuh (Esvandiari, 2006). Air
memiliki rapat jenis 1,00.103 kg/m3, atau 1,00 g/cm3. Rapat jenis sembarang
substansi yang dinyatakan dalam gram per centimeter kubik secara numerik sama
dengan specific gravity-nya; rapat jenis sembarang subsansi yang dinyatakan
dalam kilogram pe meter kubik sama dengan 103 kali specific gravity-nya
(Wihantoro etl al, 2005).
Minyak goreng selain digunakan dalam dunia industri juga digunakan
dalam rumah tangga sebagai media penghantar panas dalam pengolahan makanan
sehari-hari. Seiring dengan meningkatnya industri pengolahan makanan terutama
industri kecil dan rumah tangga, kebutuhan masyarakat akan minyak goreng juga
semakin meningkat. Namun demikian, industri-industri kecil ini seringkali tidak
mengontrol temperatur minyak yang digunakan dan membuangnya setelah
digunakan beberapa kali, sedangkan dalam industri rumh tangga minyak goreng
digunakan terus-menerus. Keadaan ini memberikan efek negatif terhadap kualitas
produk makanan, lingkungan, dan kesehatan manusia (Vera, 2005).
Minyak goreng sering kali dipakai untuk menggoreng secara berulang-
ulang, bahkan sampai warnanya coklat tua atau hitam dan kemudian dibuang.
Penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang sangat berbahaya bagi

7
kesehatan. Dalam penggunaannya, minyak goreng mengalami perubahan kimia
akibat oksidasi dan hidrolisis, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
minyak goreng tersebut. Untuk mengatasinya, limbah minyak goreng bekas
(jelantah) dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel ( Adhiatma et
al., 2012).

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu dan tempat pengumpulan data respon mahasiswa
Waktu : 15 November 2019
Tempat : Gedung 12.2.09 Universitas Negeri Medan

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah 10 orang Mahasiswa Fisika Dik D 2017

3.3 Instrumen Penelitian


Angket Respon Mahasiswa
Angket berisi pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk respon Siswa setelah
melihat LKPD yang telah dikembangkan. Angket tersebut merupakan penjabaran
dari kriteria-kriteria Keefektifan LKPD Pada Materi Fluida Statis dari pendapat
Mahasiswa.

3.4 Metode Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian Research
and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2013:407) metode penelitian dan
pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut. Pada penelitian ini, produk yang akan dihasilkan adalah LKPD Pada
Materi Fluida Statis.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


1. Menguji Keefektifan LKPD Pada Materi Fluida Statis dari pendapat
Mahasiswa, dikembangkan dengan validasi oleh respon berupa angket
yang diberikan pada Mahasiswa.
2. Dokumentasi berupa lembar hasil pengisian angket respon Mahasiswa
terhadap bahan ajar berupa modul yang dikembangkan, serta membuat
dokumentasi foto tentang kegiatan yang dilakukan.

9
3.6 Teknik Analisi Data
Hendryadi dan Suryani (2015) menyatakan telaah kualitatif dilakukan
dengan meminta pertimbangan para ahli, meliputi telaah aspek materi, konstruksi,
dan bahasa.Telaah kualitatif dilakukan berdasarkan validitas isi.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif kuantitatif, yaitu memaparkan hasil pengembangan produkyang
berupa LKPD setelah diimplementasikan, diuji tingkat Keefektifan produk. Data
yang telah diperoleh melalui angket oleh mahasiswa nilai kuantitatif akan diubah
menjadi nilai kualitatif.

Tabel 3.1. Aturan Pemberian Skor

Keterangan Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak Setuju) 2 3

STS (Sangat Tidak 1 4


Setuju)

Analisis deskriptif dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

jumlah frekuensi observasi


x 100 %
jumlah frekuensi harapan

Menurut Arikunto (2010:35), data kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil


perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara dijumlah, dibandingkan
dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh presentase. Hasil perhitungan
digunakan untuk menentukan kesimpuan atau kategori Keefektifan LKPD sesuai
aspek-aspek yang diteliti, berikut klasifikasi kelayakan yang dibagi rata sesuai
dengan 5 kategori pada skala likert. Pembagian rentang kategori Keefektifan
LKPD dapat dilihat pada tabel 3.1.
Kriteria kelayakan secara deskriktif

10
Kriteria Validitas Tingkat validitas

81,0 % - 100,0% Sangat efektif, dapat digunakan tanpa revisi

61,0% - 80,9% Cukup efektif, dapat digunakan namun perlu revisi

41,0% - 60,9% Kurang efektif, disarankan tidak digunakan karena perlu


revisi besar

21,0 – 40,9% Tidak efektif, tidak boleh dipergunakan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Keefektifan LKPD
Yang menjadi respon dalam uji keefektifan LKPD ini adalah 10 orang
Mahasiswa Fisika Dik D 2017

11
4.1.1. Uji Keefektifan Respon Mahasiswa
Angket kelayakan modul pembelajaran oleh ahli media berdasarkan
perhitungan skor menggunakan skala likert dengan rentang skor 1 sampai dengan
4 untuk 16 butir diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel hasil validasi media oleh dosen ahli disajikan pada Tabel 4.1.
berikut:

No. ASPEK KRITERIA Frekuensi Frekuensi


observasi Yang
Diharapkan

1. Kelayakan Materi fluida dinamis relevan 34 40


Isi tujuan pembelajaran pada
LKPD

Kelengkapan materi sesuai 35 40


dengan tingkat materi fluida
statis yang dibuat dalam
silabus

Materi cukup memenuhi 36 40


tuntutan kurikulum

Ilustrasi gambar yang 36 40


disajikan pada LKPD sesuai
dengan tingkat materi yang
disajikan

Materi yang disajikan sesuai 34 40


dengan kebenaran keilmuan
Materi fluida statis yang 35 40
disajikan sesuai
perkembangan mutakhir yang
harus dicapai
Materi yang disajikan sesuai 36 40
dengan kehidupan sehari-hari
2. Aspek Penyajian materi fluida statis 38 40
kebahasaan sesuai dengan kaidah EYD
Bahasa Indonesia yang baku

Bahasa yang digunakan 37 40


dalam penyajian materi fluida

12
statis dalam LKPD efektif
dan efesien

3. Aspek Pada materi fluida statis di 34 40


penyajian LKPD memiliki kejelasan
tujuan dan indikator pada

Penyajian materi logis dan 38 40


sistematis

Penyajian materi dapat 36 40


memotivasi siswa

Tampilan Kombinasi warna pada LKPD 36 40


dan Konten menarik

Kesesuaian warna tampilan 36 40


dan background pada LKPD
sangat sinkron

Tipe huruf yang digunakan 35 40


terlihat jelas dan terbaca pada
penyajian materi fluida statis
dalam LKPD

Desain gambar memberikan 35 40


kesan positif dan sesuai
dengan materi yang disajikan
sehingga mampu menarik
minat belajar

Jumlah 571 640

Keterangan:
- Frekuensi Observasi = Nilai frekuensi yang didapat
- Frekuensi Harapan = Nilai Frekuensi Maksimal Skala 5

Hasil penghitungan frekuensi observasi pada tabel 4.1 menunjukkan


persentesi 89 %, dengan menggunakan perhitungan:

jumlah frekuensi observasi


x 100 %
jumlah frekuensi harapan

13
571
x 100 %
640

Kriteria kelayakan secara deskriktif

Kriteria Validitas Tingkat validitas

81,0 % - 100,0% Sangat efektif, dapat digunakan tanpa revisi

61,0% - 80,9% Cukup efektif, dapat digunakan namun perlu revisi

41,0% - 60,9% Kurang efektif, disarankan tidak digunakan karena perlu


revisi besar

21,0 – 40,9% Tidak efektif, tidak boleh dipergunakan

Atau dapat dilihat pada skema dibawah ini

60%% 80% 100%


20% 40%
89%
Tidak kurang Cukup
efektif Sangat
efektif efektif
valid

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

14
DAFTAR PUSTAKA
Adhiatma, A. Anshory., et al. 2012. “The Enhancement of Waste Cooking Oil
Esterification Catalyzed by Sulfated Zirconia and Assisted by The
Addition of Silica Gel", Proceeding of 19th Regional Symposium on
Chemical Engineering, Bali.

Besari, Ismail. 2005. Kamus Fisika. Bandung: Pionir Jaya.


Bresnick, S. 2002. Intisari Fisika, Hipokrates. Jakarta: Erlangga.
Esvandiari. 2006. Smart Fisika. Jakarta: Puspa Swara.

15
Juliastuti, Endang. 2002. Fisika Universitas Jilid 1 (Edisi Kesepuluh). Jakarta:
Erlangga.
K. Sutiah., et al. 2008. “Studi Kualitas Minyak Goreng dengan Paameter
Viskositas dan Indeks Bias”. Jurnal Berkala Fisika. (11). 53-58.
Tim Dosen Fisika Dasar I. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar:
UNM.

Vera, K. 2005. Efek Temperatur pada Proses Chemisorpsi Katalis NZA dan H5-
NZA dalam proses Peningkatan Kualitas Jelantah dengan Reaktor Fluida
Fixed Bed. Skripsi. FMIPA UNEJ. Universitas Jember: tidak diterbitkan.
Wahyuni, S., et al. 2015. “Pengaruh Suhu Proses dan Lama Pengendapan
Terhadap Kualitas Biodesel dari Minyak Jelantah”. Jurnal Pillar of
Physics. (6). 33-40.
Wihantoro,. et al. 2005. Fisika Dasar Universitas. Purwokerto: Universitas
Jenderal Soedirman.

16

Anda mungkin juga menyukai