Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REPORT

IKATAN KIMIA DAN TEORI GEOMETRI MOLEKUL

KELOMPOK 2

Fitthriyah Atika (4193331033)

Hanna Maria Siahaan (4193331041)

Ledy Pratiwi (4192431004)

Muhammad Farhansyah (4191131029)

Rahmi Maulidza (4191131006)

KELAS : Kimia Dik B 2019

MATA KULIAH : Kapita Selekta

DOSEN PENGAMPU : DEWI SYAFRIANI, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas critical book report (CBR) mengenai
“Ikatan Kimia dan Teori Geometri Molekul” tepat pada waktunya. Makalah ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan
sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.

Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai
tepat pada waktunya.Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
karena pengetahuan yang kami miliki cukup terbatas.Oleh karena itu, kami berharap kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih.

Medan, 10 September 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Report .......................................... 1


B. Tujuan Penulisan Critical Book Report ...................................................... 1
C. Manfaat Critical Book Report ..................................................................... 1
D. Identitas Buku yang Direview .................................................................... 1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU .................................................................................... 3

A. Buku Utama ............................................................................................... 3


B. Buku Pembanding ...................................................................................... 12

BAB III PEMBAHASAN BUKU ..................................................................................... 24

A. Kelebihan Buku ......................................................................................... 24


B. Kekurangan Buku ...................................................................................... 24

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 25

A. Kesimpilan ................................................................................................. 25
B. Saran .......................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical book report merupakan suatu tugas dimana mahasiswa dituntut untuk
mengkritik dan mengulas isi buku dari kedua buku yang berbeda dengan sub bab materi
yang sama. Dalam membuat critical book report diperlukan ulasan terhadap isi buku,
ditinjau dari berbagai segi ulasan yang dilakukan didasarkan pada argumentasi dan
bukti yang dipertanggung jawabkan. Untuk mengulas sebuah buku kita dapat
memperolehnya melalui membaca terlebih dahulu sub bab materi yangakan dikritik.

Dalam makalah ini akan diulas mengenai materi sistem periodik unsur dan
struktur atom. Mengingat betapa urgensinya materi tersebut dalam pembelajaran kimia
didalam dunia pendidikan maka materi ini terus dikaji dan dipelajari oleh siswa maupun
guru. Mempertimbangkan faktor SPU dan struktur atom merupakan materi paling dasar
untuk mengenal lebih jauh pmbelajaran kimia.

2. Tujuan penulisan CBR


a) Untuk mengulas Kembali materi Sistem Periodik Unsur dan struktur atom
b) Untuk membandingkan kelebihan Buku dengan buku sejenisnya
c) Untuk mengetahui kelemahan diantara kedua buku

3. Manfaat CBR
a) Untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Kapita Selekta
b) Untuk mengetahui keunggulan diantara kedua buku
c) Untuk mengetahui kekurangan diantara kedua buku

4. Identitas Buku
A. Identitas Buku Utama

Nama Buku : Pengantar Kimia

Pengarang Buku : Yashito Takeuchi

Tahun Terbit : 2006

Penerbit : Iwanami Publishing Company

ISBN :-

Jumlah Halaman : 262

B. Identitas Buku Pembanding

Nama Buku : Kimia Dasar

1
Pengarang Buku : Ratulani Juwita, M. Pd.

Tahun Terbit : 2017

Penerbit : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

PGRI Sumatera Barat

ISBN :-

Jumlah Halaman : 174

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Buku Utama
1. Ikatan Kimia
a. Teori Ikatan Kimia Sebelum Abad 20
 Afinitas Elektron
Teori atom adalah premis untuk konsep ikatan kimia. Namun, teori
afinitas lebih disukai kimiawan abad 18 mungkin dapat dianggap
sebagai asal teori ikatan kimia modern, walaupun afinitas kimia
merupakan teori reaksi kimia. Dasar teori afinitas adalah konsep “like
attract like“, sesama manarik sesama. Kimiawan Perancis Étienne
François Geoffroy (1672-1731) membuat tabel dengan enambelas jenis
zat didaftarkan dalam urutan afinitasnya pada zat lain. Sekitar
pertengahan abad 19, kimiawan mencari cara untuk mengukur afinitas
kimia dengan kuantititatif. Kimiawan Denmark Hans Peter Jargen
Julius Thomsen (1826-1909) dan kimiawan Pernacis Pierre Eugene
Marcelin Berthelot (1827-1907) menggunakan kalor yang dihasilkan
dalam reaksi sebagai ukuran afinitas kimia. Namun, ada beberapa
reaksi yang endoterm, walaupun sebagian besar reaksi eksoterm.
Kemudian menjadi jelas, tidak ada hubungan yang sederhana antara
kalor yang dihasilkan dalam reaksi dan afinitas kimia.
 Dualisme Elektro Kimia
Dualisme elektrokimia adalah teori ikatan kimia rasional yang
pertama, dan teori ini diusulkan oleh Davy, Berzelius dkk di
pertengahan pertama abad 19. Dasar teori Berzelius adalah sebagai
berikut: atom berbagai unsur bermuatan positif atau negatif dalam
jumlah yang berbeda, dan muatan ini adalah gaya dorong pembentukan
zat. Misalnya, tembaga bermuatan listrik positif dan oksigen
bermuatan negatif. Tembaga oksida terbentuk dengan kombinasi kedua
unsur tersebut masih sedikit positif. Hal ini yang menyebabkan
umumnya oksida logam yang agak positif dan air yang agak negatif
bereaksi satu sama lain menghasilkan hidroksida. Penemuan bahwa
elektrolisis oksida logam alkali menghasilkan logam dan oksigen
dengan baik dijelaskan dengan dualisme elektrokimia.
 Teori Valensi
Kimiawan Jerman Stradouity Friedrich August Kekulé (1829-1896)
dan kimiawan Inggris Archibald Scott Couper (1831-1892)
mengelaborasikan teori kedua menjadi teori valensi. Kekulé
menganggap bahwa satu atom karbon memiliki empat satuan afinitas
(dalam terminologi modern, valensi) dan menggunakan satuan afinitas
ini dengan empat atom hidrogen membentuk CH4 atau berkombinasi
dengan dua atom oksigen membentuk CO2. Ia juga menyarankan

3
kemungkinan atom karbon dapat berkombinasi dengan atom karbon
lain, menggunakan satu dari empat valensinya, dan setiap atom karbon
dapat berkombinasi dengan atom lain termasuk atom karbon, dengan
menggunakan tiga valensi sisanya.

b. Teori Ikatan Kimia Berdasarkan Teori Bohr


 Ikatan Ionik
Kimiawan Jerman Albrecht Kossel (1853-1927) menganggap
kestabilan gas mulia disebabkan konfigurasi elektronnya yang penuh
(yakni, konfigurasi elektron di kulit terluarnya, kulit valensi, terisi
penuh). Ia berusaha memperluas interpretasinya ke atom lain. Atom
selain gas mulia cenderung mendapatkan muatan listrik (elektron) dari
luar atau memberikan muatan listrik ke luar, bergantung apakah jumlah
elektron di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebihbanyak dari atom gas
mulia yang terdekat dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron,
atom tersebut akan menjadi kation yang memiliki jumlah elektron yang
sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila atom mendapatkan
elektron, atom tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah
elektron yang sama dengan atom gas mulia terdekatnya. Ia
menyimpulkan bahwa gaya dorong pembentukan ikatan kimia adalah
gaya elektrostatik antara kation dan anion. Ikatan kimia yang dibentuk
disebut dengan ikatan ionik.
 Ikatan Kovalen
Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis
(1875-1946) dan Irving Langmuir (1881-1957), secara independen
menjelaskan apa yang tidak terjelaskan oleh teori teori Kossel dengan
memperluasnya untuk molekul non polar. Titik krusial teori mereka
adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai cara untuk
mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh elektron. Penggunaan
bersama pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan kovalen.
 Ikatan Koordinat
Dengan menggabungkan teori valensi dengan teori ikatan ion dan
kovalen, hampir semua ikatan kimia yang diketahui di awal abad 20
dapat dipahami. Namun, menjelasng akhir abad 19, beberapa
senyawa yang telah dilaporkan tidak dapat dijelaskan dengan teori
Kekulé dan Couper. Bila teori Kekulé dan Couper digunakan untuk
mengintepretasikan struktur garam luteo, senyawa yang mengandung
kation logam dan aminua dengan rumus rasional Co(NH3)6Cl3, maka
struktur singular Struktur semacam ini tidak dapat diterima bagi
kimiawan Swiss Alfred Werner (1866-1919). Ia mengusulkan bahwa
beberapa unsur termasuk kobal memiliki valensi tambahan, selain
valensi yang didefinisikan oleh Kekulé dan Couper, yang oleh Werner
disebut dengan valensi utama. Menuru Werner, atom kobalt dalam

4
garam luteo berkombinasi dengan tiga anion khlorida dengan valensi
utamanya (trivalen) dan enam amonia dengan valensi tambahannya
(heksavalen) membentuk suatu oktahedron dengan atom kobaltnya di
pusat. Setelah melalui debat panjang, kebenaran teori Werner diterima
umum, dan diteumkan bahwa
banyak senyawa lain yang memiliki valensi tambahan. Dalam
senyawa-senyawa ini, atomnya (atau ionnya) yang memerankan
peranan kobalt disebut dengan atom pusat, dan molekul yang
memerankan seperti amonia disebut dengan ligan. Sifat sebenarnya
dari valensi tambahan ini diungkapkan oleh kimiawan Inggris Nevil
Vincent Sidgewick (1873-1952). Ia mengusulkan sejenis ikatan
kovalen dengan pasangan elektron yang hanya disediakan oleh salah
satu atom, yakni ikatan koordinat.

c. Teori Kuantum Ikatan Kimia


 Metode Heitler dari London
Mereka menghitung energi sistem sebagai fungsi jarak antar atom dan
mendapatkan bahwa ada lembah dalam yang berkaitan dengan energi
minimum yang diamati dalam percobaan (yakni pada jarak ikatan)
tidak dihasilkan. Mereka mengambil pendekatan lain: mereka
menganggap sistem dengan elektron yang posisinya dipertukarkan, dan
menghitung ulang dengan asumsi bahwa dua sistem harus
menyumbang sama pada pembentukan ikatan. Mereka mendapatkan
kemungkinan pembentukan ikatan meningkat, dan hasil yang sama
dengan hasil percobaan diperoleh.

 Pendekatan Ikatan Valensi


Premis metoda VB adalah molekul dapat diungkapkan dengan fungsi-
fungsi gelombang atom yang menyusun molekul. Bila dua elektron
digunakan bersama oleh dua inti atom, dan spin kedua elektronnya
antiparalel, ikatan yang stabil akan terbentuk.
 Pendekatan Orbital Molekul
Orbital ini melingkupi seluruh molekul, dan disebut dengan fungsi
orbital molekul, atau secara singkat orbital molekul. Seperti juga,
orbital satu elektron untuk atom disebut dengan fungsi orbital atom
5
atau secara singkat orbital atom. Metoda untuk memberikan
pendekatan orbital molekul dengan melakukan kombinasi linear orbital
atom disebut dengan kombinasi linear orbital atom.

d. Jenis Ikatan Kimia Lain


 Ikatan Logam
Setelah penemuan elektron, daya hantar logam yang tinggi dijelaskan
dengan menggunakan model elektron bebas, yakni ide bahwa logam
kaya akan elektron yang bebas bergerak dalam logam. Namun, hal ini
tidak lebih dari model. Dengan kemajuan mekanika kuantum, sekitar
tahun 1930, teori MO yang mirip dengan yang digunakan dalam
molekul hidrogen digunakan untuk masalah kristal logam. Elektron
dalam kristal logam dimiliki oleh orbital-orbital dengan nilai energi
diskontinyu, dan situasinya mirip dengan elektron yang mengelilingi
inti atom. Namun, dengan meingkatnya jumlah orbital atom yang
berinteraksi banyak, celah energi dari teori MO menjadi lebih sempit,
dan akhirnya perbedaan antar tingkat-tingkat energi menjadi dapat
diabaikan. Akibatnya banyak tingkat energi akan bergabung
membentuk pita energi dengan lebar tertentu. Teori ini disebut dengan
teori pita.

 Ikatan Hidrogen
Sangat tingginya titik didih dan titik leleh air juga merupakan masalah
yang sangat menarik. Di awal tahun 1930-an, ditunjukkan bahwa dua
atom oksigen membentk ikatan yang mengapit hidrogen seperti dalam
kasus HF. Kemudian diketahui bahwa ikatan jenis ini umum
didapatkan dan disebut dengan ikatan hidrogen.Ikatan hidrogen dengan
mudah terbentuk bila atom hidroegen terikat pada atom elektronegatif
seperti oksigen atau nitrogen. Fakta bahwa beberapa senyawa organik
dengan gugus hidroksi –OH atau gugus amino –NH2 relatif lebih larut
dalam air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen dengan
molekul air. Dimerisasi asam karboksilat seperti asama asetat
CH3COOH juga merupakan contoh yang sangat baik adanya ikatan
hidrogen.

6
 Ikatan Van der Waals
Gaya dorong pembentukan ikatan hidrogen adalah distribusi muatan
yang tak seragam dalam molekul, atau polaritas molekul (dipol
permanen). Polaritas molekul adalah sebab agregasi molekul menjadi
cair atau padat. Namun, molekul non polar semacam metana CH4,
hidrogen H2 atau He (molekul monoatomik) dapat juga dicairkan, dan
pada suhu yang sangat rendah, mungkin juga dipadatkan. Hal ini
berarti bahwa ada gaya agreagasi antar molekul-molekul ini.. Gaya
semacam ini disebut dengan gaya antarmolekul.

2. Bentuk Molekul
Bentuk Molekul
Samapai di sini, penyusun zat diungkapkan dalam rumus dengan simbol
unsur dan ikatan dalam dua dimensi. Konsep atom karbon asimetri di SMA juga
mungkin dibahas, walau biasanya jarang mendalam. Umumnya, struktur molekul
dianggap datar. Kini kita akan membahas, bahwa struktur zat dapat dianggap
obyek tiga dimensi, dan molekul planar adalah kekecualian. Lebih lanjut, faktor-
faktor yang menentukan struktur tiga dimensi zat akan dipelajari. Bab ini akan
membahas beberapa senyawa anorganik dan organik khas sebagai contoh. Penting
untuk mempelajari stereokimia untuk memahami masalah penting dalam kimia
modern, khususnya untuk mengetahui hubungan struktur dan fungsi molekul.
A. Struktur molekul sederhana
Ikatan ionik diberntuk oleh tarkan elekrostatik antara kation dan anion.
Karena medan listrik suatu ion bersimetri bola, ikatan ion tidak memiliki
karakter arah. Sebaliknya, ikatan kovalen dibentuk dengan tumpang tindih
orbital atom. Karena tumpang tindih sedemikian sehingga orbital atom dapat
mencapai tumpang tindih maksimum, ikatan kovalen pasti bersifat terarah.
Jadi bentuk molekul ditentukan oleh sudut dua ikatan, yang kemudian
ditentukan oleh orbital atom yang terlibat dalam ikatan. Paparan di atas
adalah pembahasan umum struktur molekul. Struktur molekul sederhana dapat
disimpulkan dari pertimbangan sterekimia sederhana yang akan dijelaskan di
bab ini.
1. Teori tolakan pasangan elektron valensi
Di tahuan 1940, Sidgwick mengusulkan teori yang disebut dengan Teori
tolakan pasangan elektron valensi [valence shell electron pair repulsion
(VSEPR)], yang karena sifat kualitatifnya sangat mudah dipahami. Teorinya

7
sangat cocok untuk mempredksi struktur senyawa berjenis XYm. Menurut
teori ini, jumlah pasangan elektron menentukan penyusunan pasangan-
pasangan elektron di sekitar atom pusat molekul. Terdapat gaya tolak
elektrostatik antara dua pasangan elektron yang cenderung menolak orbital
atom sejauh mungkin satu sama lain. Karena pasangan elektron menempati
orbital atom, pasangan elektron bebas juga mempunyai dampak yang sama
dengan pasangan elektron ikatan. Dengan kata lain, pasangan elektron bebas
dan pasangan elektron ikatan juga tolak menolak sejauh mungkin.

Menurut teori VSEPR, dua pasangan elektron yang dimiliki atom pusat
divalen akan terpisah sejauh mungkin bila sudut ikatannya 180°. Dengan kata
lain, molekulnya akan memiliki struktur linear. Faktanya, berilium khlorida
BeCl2, dengan atom pusat divalen, adalah molekul linear . Seperti akan
didiskusikan kemudian, beberapa senyawa seperti karbon dioksida O=C=O
dan alena H2C=C=CH2 juga linear seolah memiliki atom pusat divalen. Bila
teori VSEPR berlaku juga untuk senyawa dengan atom pusat trivalen seperti
boron trikhlorida BCl3, sudut ikatan ∠Cl-B-Cl akan bernilai 120° dengan
emapt atom itu berada dalam bidang yang sama. Struktur trigonal planar juga
diamati di timah khlorida, SnCl3. Catat juga bahwa struktur segitiga juga
diamati di etilena H2C=CH2, ion nitrat NO3 – dan sulfur dioksida SO2.

Teori karbon tetrahedral diusulkan oleh kimiawan Belanda Jacobus


Henricus van't Hoff (18521911) dan kimiawan Perancis Joseph Achille Le
Bel (1847-1930), yang menyempurnakan teorinya hampir pada saat yang
bersamaan. Kesimpulan yang sama juga dapat secara otomatis didapatkan dari
teori VSEPR. Misalnya untuk metana, struktur yang akan memiliki tolakan
antar pasangan elektron yang minimal didapatkan untuk geometri tetrahedron
dengan sudut 109,5°, yang jelas lebih besar dari bujur sangakar yang bersudut
90°. Menariknya ion amonium NH4+ dengan atom nitrogen sebagai atom
pusat juga tetrahedral seperti metana. Bila pasangan elektron bebas juga
dihitung, atom nitrogen dari amonia NH3 dan atom oksigen dalam air H2O
juga dapat dianggap tetravalen. Namun di molekul-molekul ini tidak didapat
tetrahedral sempurna, sudut ikatan ∠H- NH adalah 106° dan ∠H-O-H adalah
104,5°. Fakta ini menyarankan hubungan kualitatif berikut.

Kekuatan relatif tolakan

Pasangan elektron bebas (PEB)-PEB > PEB- Pasangan elektron ikatan (PEI)> PEI-PEI
Beberapa ion poliatomik semacam SO42– dan SO32– juga memiliki struktur tetrahedral.

Struktur senyawa dengan atom pusat memiliki valensi lebih besar dari
empat juga dapat dijelaskan dengan teori VSEPR. Senyawa pentavalen
memiliki struktur trigonal bipiramidal. Senyawa khas jenis ini adalah fosfor

8
pentakhlorida PCl5. Senyawa dengan atom pusat heksavalen berstruktur
oktahedral, yang identik dengan bujur sangkar bipiramid. Contoh yang baik
adalah belerang heksafluorida SF6. Dalam kasus senyawa heptavalen,
situasinya sama dan strukturnya adalah pentagonal bipiramid.
Ketika menggunakan teori ini, dalam senyawa yang strukturnya
ditentukan pasangan elektron bebas harus diikutsertakan sebagai bagian
pasangan elekron yang menentukan struktur. Misalnya untuk IF5 dan ICl4 hal
ini sangat penting. Di Gambar 4.1 ditunjukkan beberapa struktur senyawa
khas.

Gambar 4.1 Struktur beberapa senyawa anorganik khas: (a) linear BeCl2; (b) segitiga
BCl3; (c) segitiga bipiramid PCl5; (d) oktahedron SF6.

Latihan Prediksi struktur berdasarkan teori VSEPR

Prediksikan struktur spesi kimia berikut dengan teori VSEPR: (a) SO2, (b) SO3 (c ) SO42–

Jawab: (a) segitiga, (b) piramidal , (c ) tetrahedral

1. Hibridisasi orbital atom


Diharapkan bahwa berilium khlorida BeCl2 dan timah (II) khlorida SnCl2 akan memiliki
struktur yang mirip karena memiliki rumus molekul yang mirip. Namun, ternyata senyawa
pertama berstruktur linear sedang yang kedua bengkok. Hal ini dapat dijelaskan dengan
perbedaan orbital atom yang digunakan. Bila elektron-elektron mengisi orbital atom
mengikuti prinsip Aufbau, elektron akan mengisi orbital atom yang berenergi terendah. Dua
elektron diizinkan mengisi satu orbital. Menurut prinsip Pauli, tidak ada elektron yang
memiliki satu set bilangan kuantum yang tepat sama (Bab 2.4 (d)). Masalah yang timbul
adalah akan diletakkan di mana elektron ke-empat atom karbon. Telah ditetapkan bahwa
konfigurasi elektron terendah atom adalah konfigurasi dengan jumlah elektron tak
berpasangan maksimum dan masih tetap diizinkan oleh aturan Pauli dalam set orbital
dengan energi yang sama (dalam kasus karbon adalah tiga orbital 2p). Dalam kasus ini
awalnya semua elektron akan memiliki bilangan kuantum spin yang sama (yakni, +1/2 atau
–1/2) (Gambar 4.2).

9
Gambar 4.2 Konfigurasi elektron atom; dari hidrogen samapai neon.
Orbital secara berangsur diisi dengan cara seperti yang dibahas di bawah ini.
Berilium adalah atom dengan dua elektron valensi dan konfigurasi elektron (1s22s2). Agar
berilium membentuk ikatan sebagai atom divalen, orbital 2s dan 2p harus membentuk
pasangan orbital terhibridisasi sp. Karena kedua orbital hibrida sp membentuk sudut ikatan
180°, BeCl2 dengan demikian linear.

Mirip dengan itu, boron yang memiliki tiga elektron valensi dan konfigurasi elektron
1s 2s 2p1; atau secara sederhana ditulis 1s22s22p. Untuk membentuk ikatan dengan valensi
2 2

tiga, konfigurasi elektronnya harus (1s22s2px2py). Satu orbital 2s dan dua orbital 2p akan
membentuk orbital terhibridisasi sp2. Karena sudut ikatan antara dua orbital hibrida sp2
adalah 120°, BCl3 berstruktur segitiga.

Dalam kasus senyawa karbon, strukturnya dijelaskan dengan mengasumsikan empat


orbital sp3 ekuivalen terbentuk dari satu orbital 2s dan tiga orbital 2p. Atom karbon memiliki
empat elektron valensi, dan konfigurasi elektronnya adalah 1s22s22p2, dan untuk membentuk
atom tetravalen, konfigurasi elektronnya harus berubah menjadi (1s22s2px2py2pz). Dengan
hibridisasi, empat orbital hibrida sp3 yang ekuivalen akan terbentuk. Sudut ikatan yang
dibuat oleh dua orbital hibrida sp3 adalah 109,5° (sudut tetrahedral). Inilah alasan mengapa
metana berstruktur tetrahedral.

Untuk kasus senyawa nitrogen, amonia NH3 misalnya, empat dari lima elektron
valensi atom nitrogen akan menempati empat orbital hibrida sp3 seperti ditunjukkan di
Gambar 4.3. Satu elektron valensi yang tersisa akan menempati satu orbital hibrida yang
telah diisi satu elektron. Jadi spin elektron kedua ini harus berlawanan dengan spin elekron
pertama. Akibatnya atom nitrogen akan trivalen dengan satu pasangan elektron bebas.

10
Gambar 4.3 Hibridisasi orbital atom karbon dan nitrogen.
Dalam kasus fosfor, ada dua kasus. Dalam satu kasus atom fosfornya trivalen dengan satu
pasang elektron bebas seperti nitrogen, dan di satu kasus lain fosfornya pentavalen dengan
orbital hibrida dsp3. Fosfor pentavalen memiliki struktur trigonal bipiramidal. Ion kompleks
dengan ion nikel atau kobal sebagai atom pusat berkoordinasi enam dengan struktur
oktahedral.

Sebagaimana didiskusikan di atas, baik teori VSEPR maupun hibridisasi orbital atom
akan memberikan kesimpulan struktur molekul dan ion yang sama. Walaupun teoriVSEPR
hanya bergantung pada tolakan antar pasangan elektron, dan teori hibridisasi memberikan
justifikasi teoritisnya

B. Struktur senyawa karbon

a. Keisomeran karena atom karbon asimetrik, keisomeran optik

Sebelum ada teori valensi, kimiawan/fisiologis Perancis Louis Pasteur (1822-1895)


telah mengenali pengaruh struktur molekul individual pada sifat gabungan molekul. Ia
berhasil memisahkan asam rasemat tartarat (sebenarnya garam natrium amonium) menjadi
(+) dan (-) berdasarkan arah muka hemihedral kristalnya (1848).

Kedua senyawa memiliki sifat fisika (misalnya titik leleh) dan kimia yang sama,
tetapi ada perbedaan dalam sifat optik dalam larutan masing-masing senyawa. Keduanya
memutar bidang polarisasi cahaya, dengan kata lain mempunyai keaktifan optik. Rotasi
jenis kedua senyawa, yang mengkur kekuatan rotasi kedua senyawa, memiliki nilai absolut
yang sama, namun tandanya berlawanan. Karena molekul berada bebas dalam larutan,
perbedaan ini tidak dapat dijelaskan karena perbedaan struktur kristal. Sayangnya waktu itu,
walaupun teori atom sudah ada, teori valensi belum ada. Dengan kondisi seperti ini Pasteur
tidak dapat menjelaskan penemuannya.

Di tahun 1860-an, kimiawan Jerman Johannes Adolf Wislicenus (1835-1902)


menemukan bahwa dua jenis asam laktat yang diketahui waktu itu keduanya adalah asam α-
11
hidroksipropanoat CH3CH(OH)COOH, bukan asam β- hidroksipropanoat
HOCH2CH2COOH. Ia lebih lanjut menyarankan bahwa konsep baru untuk stereoisomer
harus dibuat untuk menjelaskna fenomena ini. Konse baru ini menyatakan bahwa kedua
senyawa yang memiliki rumus struktur yang sama dalam dua dimensu dapat menjadi
stereoisomer bila susunan atom-atomnya di ruang berbeda.

Di tahun 1874, van’t Hoff dan Le Bel secara independen mengusulkan teori atom
karbon tetrahedral. Menurut teori ini, kedua asam laktat yang dapat digambarkan di Gambar
4.4. Salah satu asam laktat adalah bayangan cermin asam laktat satunya. Dengan kata lain,
hubungan kedua senyawa seperti hubungan tangan kanan dan tangan kiri, dan oleh karena
itu disebut dengan antipoda atau enantiomer. Berkat teori van’t Hoff dan Le Bel, bidang
kimia baru, stereokimia, berkembang dengan cepat

B. Buku Pembanding
1. Ikatan Kimia
A. PENYAJIAN MATERI
1. Lambang Titik Lewis

Lambang Lewis terdiri dari lambang unsur dan titik-titk yang setiap
titikuva menggambarkan setian elektron valensi dari atom-atom wisur.
Lambang titik Lewis untuk beberapa unsur dan gas mulia diperlihatkan pada
Gambar 7.1. jumlah elektron valensi dalam setiap atom, kecuali Helium,
sama dengan nomor golongan dari unsur tersebut. Contoh: atom Li termasuk
golongan IA dan memiliki 1 elektron valensi yang digambarkan dengan satu
titik, atom Be unsur golongan IIA memiliki 2 elektron valensi (dua titik) dst.

2. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama
sepasang electron atau lebih. Senyawa kovalen adalah senyawa yang hanya
mengandung ikatan kovalen. Ikatan kovalen dalam atom-atom berelektron
banyak hanya melibatkan electron valensi. Contoh: ikatan pada molekul
fluorin, F2 (9F Z=9). Konfigurasi electron F adalah 1s2 2s2 2p5. Electron pada

12
orbital 1s tidak terlibat dalam pembentukan ikatan karena tingkat energinya
rendah, maka electron valensi yang dimiliki F (electron pada orbital 2s dan
2p) artinya F mempunyai 7 elektron valensi sehingga mempunyai 7 titik.
Sesuai dengan letak golongan atom F berada pada golongan VIIA. Ada satu
electron yang tidak berpasangan, sehingga pembentukan molekul F2 adalah:

Perhatikan hanya dua elektron valensi yang terlibat dalam


pembentukan F₂. Pasangan electron valensi yang tidak terlibat dalam
pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas.

Struktur yang digunakan untuk menggambarkan senyawa kovalen F₂


disebut struktur Lewis. Struktur lewis adalah penggambaran ikatan kovalen
vang menggunakan lambang titik Lewis di mana pasangan elektron ikatan
dinyatakan dengan satu garis atau sepasang titik yang diletakkan di antara
kedua atom dan pasangan elektron bebas dinyatakan dengan titik-titk pada
masing-masing atom.

Catatan:: hanya elektron valensi yang ditunjukkan pada struktur Lewis.

Atom-atom dapat membentuk berbagai jenis ikatan kovalen yang berbeda.


Dua atom yang berikatan melalui sepasang electron disebut ikatan tunggal. Dalam
beberapa senyawa, atom-atom berikatan dengan ikatan rangkap, yaitu ikatan yang
terbentuk jika dua atom menggunakan dua atau lebih pasangan electron secara
bersama-sama. Ikatan antara dua atom yang menggunakan bersama dua pasang
electron disebut ikatan rangkap dua. Contoh: ikatan rangkap dua terdapat dalam
molekul karbon dioksida (CO₂) dan etilena (C₂H4):

Ikatan rangkap tiga terbentuk jika dua atom menggunakan bersama tiga pasang
electron, seperti dalam molekul N₂:

Molekul asetilena (C₂H₂) juga mengandung ikatan rangkap tiga, yaitu pada ikatan
antara dua atom karbon:

13
3. Penulisan Rumus Lewis
Rumus Lewis menggunakan titik cukup sulit untuk senyawa-senyawa
beratom banyak (poliatom), tetapi dapat disederhanakn dengan cara garis.
Dalam cara ini, dua (sepasang) electron dilambangkan dengan satu garis (-),
sehingga atom dalam senyawa harus mempunyai empat garis, kecuali H satu
garis. Langkah-langkah cara ini sebagai berikut:
a. Jumlahkan semua electron valensi atom dalam senyawa
b. Tentukan jumlah garis dengan membagi dua jumlah electron itu
c. Letakkan atom-atom secara berdekatan sesuai dengan struktur molekulnya
d. Beri garis tiap atom sehingga jumlah masing-masing empat, dan jika perlu
beri dua atau tiga garis antara dua atom
e. Jumlah semua garis harus sesuai dengan yang dihitung pada b.
4. Muatan Formal
Muatan formal suatu atom adalah jumlah elektron valensi dalam atom
bebas dikurangi dengan jumlah elektron yang dimiliki oleh atom tersebut di
dalam struktur Lewis.
Untuk menentukan jumlah electron atom dalam struktur Lewis, kita
gunakan aturan berikut:
Semua electron nonikatan dalam atom tersebut dinyatakan milik atom itu
Kita membagi ikatan antara atom tersebut dengan atom lain dan
menyatakan separuh electron ikatannya sebagai milik atom tersebut
5. Konsep Resonansi
Struktur Resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Lewis
untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya
menggunakan satu struktur Lewis.

Contoh struktur Lewis Ozon (03):

Berdasarkan struktur di atas, ikatan O - O dalam O3 diperkirakan akan lebih


panjang dari pada ikatan O══O. karena ikatan rangkap dua telah diketahui lebih
pendek dibandingkan ikatan tunggal. Tetapi data percobaan menunjukkan bahwa
panjang kedua ikatan oksigen dengan oksigen adalah sama panjang (128 pm).
Masalah ini diatasi dengan menggunakan kedua struktur Lewis untuk menyatakan
molekul ozon:

14
Kedua struktur itu masing-masing disebut sebagai struktur resonansi. Tanda panah
dua arah menyatakan bahwa struktur-struktur yang diberikan merupakan struktur
resonansi. Istilah Resonansi berarti penggunaan dua atau lebih struktur Lewis untuk
menggambarkan molekul tertentu.

Contoh lain dari resonansi adalah ion karbonat:

6. Teori Tolokan Pasangan Elektron Valensi


Setelah Lewis berhasil menggambarkan electron valensi dalam
senyawa kovalen, timbul upaya untuk meramalkan struktur molekul senyawa
ini. Struktur senyawa kovalen sangat ditentukan oleh bentuk electron valensi
atom pusatnya. Bentuk itu dipengaruhi oleh jumlah pasangan elektronnya,
baik yang terikat maupun yang bebas.
Menurut Gillespie dan Nyholm, pasangan electron valensi atom
mempunyai gaya tolak menolak (Gaya Coulomb) karena electron bermuatan
negatif. Berdasarkan itu, mereka mengemukakan suatu gagasan yang disebut
teori tolakan pasangan electron valensi (VSEPR= valence shell electron
repulsion). Karena tolakan. pasangan akan menempati ruang sesuai dengan
jenisnya, apakah pasangan bebas, atau pasangan terikat dalam bentuk ikatan
tunggal. rangkap dua, atau rangkap tiga. Contohnya SO₂:

Dalam SO₂, atom pusat S mempunyai sepasang electron bebas,


sepasang electron dalam ikatan tunggal dan dua pasang dalam ikatan rangkap
dua. Jumlah atom atau substituent yang terikat pada atom pusat disebut
bilangan koordinasi (BK). Jadi, atom S mempunyai BK = 2 dan satu pasangan
bebas (PB).

Dari jumlah BK dan PB atom pusat dapat diramalkan struktur molekul senyawa
dengan teori VSEPR, berdasarkan aturan:

15
Pasangan electron cenderung meminimumkan gaya tolakan sesamanya. Atom
pusat yang tidak mempunyai pasangan bebas (PB) mempunyai bentuk ideal
sesuai dengan BK-nya (Tabel 7.1)
 BK dua adalah liniear
 BK tiga adalah segitiga
 BK empat adalah tetrahedron
 BK lima adalah trigonal bipiramid
 BK enam adalah octahedron

Langkah-langkah dalam meramalkan struktur molekul adalah:


 Menuliskan rumus Lewis molekul
 Mengjitung jumlah BK dan PB atom pusat dan jumlah ini disebut kelompok
pasangan
 Menentukan tipe senyawa sesuai dengan kelompok pasangan (sesuai aturan
pada Tabel 7.1)

Tabel 7.1 Susunan Pasangan Elektron disekitar Atom Pusat (A) dalam suatu Molekul
dan Geometri Beberapa Molekul dan Ion Sederhana yang Atom Pusatnya tidak
Memliki Pasangan Elektron Bebas

16
17
18
2. Bentuk Geometri Molekul
A. PENGERTIAN GEOMETRI MOLEKUL
Molekul adalah kumpulan 2 atom atau bahkan lebih yang ada di dalam
suatu susunan tertentu yang terikat oleh gaya kimia. Molekul tersebut akan
membentuk suatu susunan ruang-ruang atom yang dikenal dengan Geometri
Molekul. Geometri Molekul tersebut dipengaruhi oleh pasangan elektron
terikat (PEI), pasangan elektron bebas (PEB), dan domain elektron. Untuk
mengetahui PEI, PEB, dan domain elektron, dimana kamu harus bisa
menggambarkan struktur lewis pada suatu senyawa. Struktur lewis adalah
struktur yang menggambarkan bagaimana keadaan elektron-elektron valensi
atom-atom saling berpasangan dan saling berikatan secara kovalen. Di dalam
struktur lewis terdapat PEI dan PEB. Pasangan elektron terikat (PEI) adalah
pasangan elektron yang terikat antara atom pusat dengan atom lain secara
kovalen. Sedangkan Pasangan elektron bebas (PEB) adalah pasangan elektron
bebas pada atom pusat yang tidak terikat dengan atom lain, dan domain
elektron adalah total dari pasangan elektron terikat dan bebas. Setiap pasangan
elektron (ikatan rangkap 2 atau rangkap 3) akan bernilai satu domain.

B. PENJELASAN GEOMETRI MOLEKUL


Geometri molekul berhubungan dengan orientasi spesifik atom-atom yang
saling berikatan satu dengan yang lainnya. Sudut-sudut ikatan antar atom

19
tergantung dari kekuatan seluruh bagian molekul. Analisis distribusi elektron
pada suatu orbital dapat digunakan untuk determinasi geometri molekul. Ada
banyak teknik instrumental untuk mengetahui geometri molekul, di antaranya
adalah kristalografi sinar X. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui
dimana posisi atom dalam sebuah molekul. Bahkan versi lanjutan dari teknik
dapat untuk mengetahui struktur yang sangat rumit seperti DNA, RNA, protein
dan enzim. Gemometri molekul sangat erat kaitannya dengan reaktivitas,
polaritas, fase material, warna, sifat magnet (paramagnetik dan diamagnetik), dan
aktivitas biologi.

C. JENIS-JENIS STRUKTUR MOLEKUL

Molekul sederhana mempunyai struktur dan bentuk molekul sebagai berikut:

1. LINIER
Pada model linier, atom-atom terhubung pada sebuah garis lurus. Sudut ikatan yang
terbentuk adalah 180°. Sudut ikatan yang terbentuk adalah antara atom-atom yang
saling berdekatan. Contoh molekul linier adalah karbondioksida (CO2).

2. TRIGONAL PLANAR

Seperti namanya, molekul ini membentuk sebuah segitiga sama sisi. Sudut yang
terbentuk adalah 120°. Contoh molekul trigonal planar adalah boron trifluorida (BF3).

3. BENGKOK
Bentuk bengkok suatu molekul mempunyai sudut tidak sama dengan 180°. Contoh
dari molekul bengkok adalah air (H2O).

4. TETRAHEDRAL

20
Tetra berarti empat, sedangkan hedral berarti sisi. Jadi molekul tetrahedral
mempunyai empat sisi muka. Sudut yang terbentuk adalah 109,47°. Contoh molekul
tetrahedral adalah metana (CH4).

5. OKTAHEDRAL
Okta berarti delapan, sedangkan hedral berarti sisi. Jadi molekul tetrahedral
mempunyai delapan sisi muka. Sudut yang terbentuk adalah 90°. Contoh molekul
tetrahedral adalah belerang heksafluorida (SF6).

6. PIRAMIDA
Bentuk molekul ini mirip dengan piramida (limas segi empat). Contoh molekul
piramida adalah amonia (NH3).

A. Teori domain electron

Teori domain elektron adalah suatu cara untuk meramalkan geometri molekul
berdsarkan teori tolak menolak elektron pada kulit luar atom pusat. Teori ini
menyempurnakan teori VSEPR ( Valence Shell Electron Pair Repulsion, biasa di
baca vesper). Domain elektron berarti daerah yang ada elektronnya. Jumlah
domainnya dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Setiap elektron ikatan baik tunggal / rangkap merupakan satu domain.


2 Setiap pasangan elektron bebas dihitung satu domain.

21
Teman-teman masih ingat kan gimana cara menggunakan struktur lewis? Contohnya
H2O, jumlah domain elektronnya ada 4, yaitu 2 pasang elektron ikatan (PEI) dan 2
pasang elektron bebas (PEB), masing masing pasangan tunggal . Kalau CO2 jumlah
domain elektronnya ada 2. Yaitu 2 PEI dan tidak ada PEB. Tetapi pasangan rangkap
dua.Coba teman-teman tentukan jumlah domain elektron NH3 dan XeF4!
Prinsip-prinsip dasar dari teori domain elektron adalah :
1. Antardomain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak menolak, sehingga
domain elektron akan mengatur diri (membentuk formasi) sedekimian rupa hingga
tolak menolak jadi minimum. Berikut ialah gambarnya

2. PEB lebih besar gaya tolak menolaknya dibanding dengan PEI.Hal itu erjadi
karena peb hanya terikat pada satu atom sehingga geraknya leluasa.Urutan gaya tolak
menolak nya begini ; PEB-PEB > PEI -PEB > PEI-PEI. Akibat dari bedanya besar
gaya tolak menolak adalah mengecilnya sudut pei karena desakan dari peb. Jadi
jarak pei itu deketan sedangkan peb itu jauh-jauhan. Demikian juga domain yang
terdiri dari dua atau tiga pasang domain elektron lebih besar gaya tolak menolaknya
daripada yang punya satu domain.
3. Bentuk molekul hanya ditentukan pasangan elektron terikat.Jadi nanti kalau udah
ditentuin peb dan pei, peb nya abaikan aja, bentuknya kamu tentuin denga atom pusat
dan pei saja.

B. Merumuskan tipe molekul.


Tipe molekl adlah suatu notasi atau lambang yang menyatakan
jumlah domain di sekitar atom pusat suatu molekul, baik peb dan peinya.
Lambangnya :
1. Atom pusat dinyatakan dengan lambang A

22
2. PEI dinyatakan dengan X
3. PEB dinyatakan dengan E.
Contohnya AX5E, artinya atom pusat dengan domain pei 5 dan domain
peb 1.
Tipe molekul dapat ditentukan sebagai berikut:
I. Senyawa biner berikatan tunggal

Jika atom pusat berikatan tunggal maka setiap ikatan menggunakan satu
elektron dari atom pusat. (rangkap 1 struktur lewisnya). Cara mencari peb nya
adalah E = (EV – X) /2. E adalah peb, EV adalah elektron valensi atom pusat
dan X adalah jumlah domain pei.
Contoh : CH4.
Pertama kita harus mengetahui jumlah valensi atom pusatnya yaitu C adalah
4. Lalu pei nya diketahui ada 4 dari ikatannya dengan atom H. Setelah itu kita
bisa tau pebnya dengan rumus tadi yaitu 4 -4/2 = 0 jadi CH4 tidak unya peb.
Tipe molekul AX4. Bentuk ruangnya bagaimana?? seperti ditabel CH4 adalah
tetrahedral. Coba teman-teman cari tipe molekul dari BF3, SF4, NCL3 dan
IF3 !!

II. Senyawa biner berikatan rangkap atau kovalen koordinasi.

Kalau ikatan tunggal akan menggunakan satu elektron dari atom pusat,
rangkap menggunakan dua. Ingat kembali pengertian kovalen koordinasi
kalau belum mengerti ya? cara mencari pebnya dengan rumus E = (EV –
X’)/2 dengan EV elektron valensi, X’ jumlah elektron yg digunakan atom
pusat.
Contoh : SO3. Pusatnya adalah sulfur. pertama kita cari jumlah valensi
atom pusat yaitu 6, karena pei ada 3 (yaitu O3) maka, jumlah elektron yang
digunakan atom pusat adalah 3 x 2 = 6. (dua didapat dari pengertian awal ya!)
sehingga E = 6-6/2 =0. tidak punya peb, tipe molekul AX3, bentuknya
segitiga planar.
Contoh kedua POCl3. Atom pusatnya adalah P. Kenapa begitu?? karena P
nya di awal. jumlah domain ikatan ada 4 yaitu dengan 1 O dan 3 Cl, tetapi
kita hnya mencari jumlah elektron yg digunakan berarti O = 1×2 = 2 e dan CL
=3×1 = 3. ( O dikali 2 karena diberi 2 elektron oleh P, sedangkan Cl
memberi 1 dan P memberi satu elektron juga, paham kan??) sehingga di dapat
5 .
kita pakai rumus E = 5-5/2=0 berarti gapunya peb. Tipe molekul AX4 dan
bentuknya tetrahedral.

23
BAB III
PEMBAHASAN ISI BUKU
A. KELEBIHAN BUKU
1. BUKU UTAMA
Buku ini sudah membahas cukup lengkap materi kimia tentang Ikatan kimia
dan Teori orbital molekul, dalam buku ini juga terdapat gambar yang dapat
memudahkan pembaca dalam memahami materinya. Menggunakan bahasa
yang mudah dipahami.
2. BUKU PEMBANDING
Buku ini memiliki gambar-gambar yang ditampilkan untuk menjelaskan
materi yang di bahas, sehingga pembaca tidak bingung mengenai gambar
yang dimaksud didalam teori. Buku ini memiliki rangkuman materi di akhir
bab pembahasannya serta memiliki soal untuk di bahas agar pembaca dapat
berlatih menjawab soal. Buku ini juga memiliki desain sampul yang menarik
dan bagus.
B. KEKURANGAN BUKU
1. BUKU UTAMA
Cover pada buku ini kurang menarik dan tidak menggunakan warna yang
cerah sehingga pembaca kurang tertarik pada saat melihat covernya, gambar –
gambar yang ada pada buku tidak menggunakan warna yang terang sehingga
beberapa gambarnya kurang jelas.
2. BUKU PEMBANDING
Buku ini kurang menjelaskan suatu materi secara rinci dan jelas sehingga
pembaca perlu mengulang-ulang dalam membacanya agar pembaca dapat
memahami maksud penulis.

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan kajian yang telah dilakukan antara buku utama dan buku pembanding buku
tersebut sama – sama memiliki materi kajian yang sudah cukup lengkap dan jelas hanya
terdapat sedikit perbedaan yaitu pada buku utama gambarnya kurang jelas karena tidak
menggunakan warna yang terang dan gambar yang kurang jelas dan pada buku pembanding
kurang menjelaskan secara detail materinya. Buku utama dan buku pembanding memiliki
banyak kesamaan baik dari segi defenisi, dan penggunaan kalimat serta bahasa yang sudah
cukup jelas. Setelah kami membaca kedua buku tersebut buku yang lebih mudah dipahami
adalah materi dari buku pembanding daripada buku utama.

B. Saran

Saran kami semoga kedepannya kedua buku ini dapat lebih baik agar lebih mudah
dipahami dengan menggunakan metode – metode yang baru , untuk buku utama saran kami
agar penjelasannya disertai gambar dan covernya dibuat dengan berwarna dan lebih menarik
lagi. Untuk buku pembanding 1 saran kami agar kedepannya agar lebih menambah materi
atau membahas materi lebih detail lagi. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kami dan juga khususnya bagi para pembaca.

25
DAFTAR PUSTAKA

Juwita, Ratulani. 2017. Kimia Dasar. Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat.

Takeuvchi, Y. 2016. Pengantar Kimia. Tokyo : Iwanami Publishing Company.

26

Anda mungkin juga menyukai