Anda di halaman 1dari 36

IKATAN KOVALEN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas : Principia Kimia
Dosen Pembimbing :Sri Mulyani, M, Pd.

disusun oleh:

Nur Aisyah Borotan (1808076007)


Rindi Aningsih (1808076022)
Aldi Imam Sholikhin (1808076040)
Tilas Lestari (1808076039)
Siti Mustika Asih (1808076055)
Asfiyatus Sundusiyah (1808076046)
Khofifah Nurul Aini (1808076065)
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG

2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan Makalah.....................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Sejarah Ikatan Kovalen Menurut Para Ahli....................................................3
1. Teori menurut Walther Ludwig Julius Kossel................................................3
2. Teori menurut Sir Edward Frankland.............................................................5
3. Teori menurut Kekule.....................................................................................9
4. 4 Archibald Scott Couper (1831-1892)........................................................12
5. Jöns Jacob Berzelius.....................................................................................12
6. Joseph-Achille Le Bel...................................................................................16
B. Teori Klasik Ikatan-Ikatan Kimia.....................................................................17
1. Ikatan Kovalen..............................................................................................17
2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua.......................................................................18
3. Ikatan Kovalen Rangkap 3............................................................................19
4. Ikatan Pi (Π)..................................................................................................21
5. Ikatan Sigma (ikatan σ).................................................................................22
C. Penerapan Ikatan-Ikatan Kimia Dalam Kehidupan..........................................23
1. Elektroda super kapasitor..............................................................................23
2. SCI: deskriptor berbasis kepadatan yang kuat dan andal untuk menentukan
multipel pesanan obligasi kovalen.......................................................................23
3. Semikonduktor organik.................................................................................25
4. Perakitan peptide ampfiphile yang dapat diprogram melalui konversi
obligasi nonkovalen ke kovalen...........................................................................25

i
5. Berlakunya Besi (III) trimesat (Fe-BTC) Untuk Meningkatkan Lignin
Pemisahan dari Pulp dan Kertas air limbah.........................................................25
6. Pengembangan Substrat Transparan Baru Yang Dilapisi Oleh Nanotube
Karbon Melalui Ikatan Kovalen...........................................................................28
BAB III........................................................................................................................30
KESIMPULAN...........................................................................................................30
KESIMPULAN........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya unsur-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas (kecuali
pada suhu tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok-kelompok atom yang disebut
sebagai molekul. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa secara energi, kelompok-
kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibanding unsur-
unsur dalam keadaan bebas.

Atom-atom tidak ditemukan dalam keadaan bebas kecuali pada temperatur


tinggi.Kenyataan terdapat spesi poliatomik yang stabil dalam bentuk unsur atau
senyawa, atom-atom itu harus membentuk kelompok atom atau molekul yang
mempunyai energi yang lebih rendah daripada atom-atom yang terpisah. Atom-atom
yang telah membentuk molekul ini mempunyai sifat yang berbeda dengan atomatom
dalam keadaan trepisah dan pada tiap molekul terdapat gaya tarik menarik antar atom
yang disebut dengan ikatan kimia.

Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara
bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat keti dakmampuan
salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom
non logam). Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas
elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom
non logam berikatan maka ikatan yang
terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya
terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan
kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai
dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He
berjumlah 2 elektron).

Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak senyawa yang dapat


terbentuk di alam semesta ini? Mengapa atom-atom tersebut dapat saling berikatan
satu dengan yang lain? Apakah setiap atom pasti dapat berikatan dengan atom-atom

1
lain? Apakah ikatan antaratom dalam senyawa – senyawa di alam ini semuanya
sama? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan – pertanyaan tersebut.Maka dari
itu kita harus mempelajari Ikatan kimia ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah ikatan kimia dari berbagai ahli kimia internasional ?
2. Bagaimana teori klasik ikatan-ikatan kimia ?
3. Bagaimana penerapan ikatan-ikatan kimia dalam kehidupan ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui sejarah ikatan kimia dari berbagai ahli kimia internasional.
2. Untuk mengetahui teori klasik ikatan-ikatan kimia.
3. Untuk mengetahui penerapan ikatan-ikatan kimia dalam kehidupan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Ikatan Kovalen Menurut Para Ahli


1. Teori menurut Walther Ludwig Julius Kossel
Walther Ludwig Julius Kossel (4 Januari 1888 - 22 Mei 1956) adalah
seorang fisikawan Jerman yang dikenal karena teorinya tentang ikatan kimia
(ikatan ion / aturan oktet), hukum perpindahan atom Sommerfeld-Kossel dari
spektrum atom, model Kossel-Stranski untuk pertumbuhan kristal , dan efek
Kossel. Walther adalah putra Albrecht Kossel yang memenangkan Hadiah
Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1910. Kossel lahir di
Berlin, dan mulai belajar di Universitas Heidelberg pada tahun 1906, tetapi
berada di Universitas Berlin pada tahun 1907 dan 1908. Pada tahun 1910, ia
menjadi asisten Philipp Lenard, yang juga penasihat tesisnya. Kossel
dianugerahi gelar Ph.D. pada tahun 1910, dan ia tetap sebagai asisten untuk
Leonard hingga 1913.
Pada tahun 1913, tahun di mana Niels Bohr memperkenalkan model atom
Bohr, Kossel pergi ke Universitas Munich sebagai asisten Arnold
Sommerfeld, di mana ia melakukan Habilitasi. Di bawah Sommerfeld,
Munich adalah pusat teoretis untuk teori atom yang sedang berkembang,
terutama dari interpretasi spektrum atom. Pada tahun 1916, Kossel
mengajukan teorinya tentang ikatan kimia ionik (aturan oktet), juga
dikembangkan secara independen pada tahun yang sama oleh Gilbert N.
Lewis.
Teori Walther Ludwig Julius Kossel dengan judul Studi Tentang
Senyawa Aromat yang menunjukkan Teori atomicity dari unsur-unsur,
dan terutama pengetahuan tentang karbon sebagai unsur tetratomik2, telah
memungkinkan dalam beberapa tahun terakhir dengan cara yang sangat
memuaskan penjelasan konstitusi atomistik dari banyak senyawa karbon,
terutama yang saya sebut badan berlemak. Sampai sekarang; Sejauh yang
saya tahu, tidak ada yang mencoba menerapkan pandangan ini pada
senyawa aromatik. Ketika saya mengembangkan pandangan saya tentang
sifat karbon tetratomik tujuh tahun yang lalu, saya menunjukkan dalam
sebuah catatan bahwa saya sudah membentuk pendapat tentang hal ini,
tetapi saya tidak menganggapnya cocok untuk mengembangkan ide lebih
lanjut. Sebagian besar ahli kimia yang sejak itu menulis tentang

3
pertanyaan-pertanyaan teoretis telah meninggalkan subjek ini tidak
tersentuh; beberapa menyatakan secara langsung bahwa komposisi
senyawa aromatik tidak dapat dijelaskan oleh teori atomicity; yang lain
berasumsi keberadaan kelompok heksatomik yang dibentuk oleh enam
atom karbon, tetapi mereka tidak mencoba menemukan metode
kombinasi atom karbon ini, atau untuk memberikan penjelasan tentang
kondisi di mana kelompok ini dapat mengikat enam atom monatomik.
Untuk memberikan penjelasan tentang konstitusi atomistik senyawa
aromatik, perlu untuk mempertimbangkan fakta-fakta berikut:
a.Semua senyawa aromatik, bahkan yang paling sederhana, secara
proporsional lebih kaya karbon daripada senyawa analog di kelas
tubuh berlemak.
b.Di antara senyawa aromatik, seperti halnya dalam tubuh berlemak,
ada banyak zat homolog, yaitu mereka yang perbedaan
komposisinya dapat dinyatakan oleh n CH2.
c.Senyawa aromatik paling sederhana mengandung setidaknya enam
atom karbon.
Semua produk perubahan dari zat aromatik menunjukkan
kesamaan keluarga tertentu, mereka secara kolektif termasuk dalam
kelompok "senyawa aromatik." Dalam reaksi yang lebih dalam, memang
benar, satu bagian karbon sering dihilangkan, tetapi produk utamanya
mengandung setidaknya enam atom karbon (benzena, kuinon, kloranil,
asam karbol, asam hidroksifenat, asam pikrat, dll.). Dekomposisi berhenti
dengan pembentukan produk-produk ini jika penghancuran total gugus
organik tidak terjadi.
Fakta-fakta ini jelas mengarah pada kesimpulan bahwa dalam
semua zat aromatik ada terkandung satu dan kelompok atom yang sama,
atau, jika Anda inginkan, inti bersama yang terdiri dari enam atom
karbon. Di dalam nukleus ini atom-atom karbon tentu saja dalam
kombinasi dekat atau dalam susunan yang lebih kompak. Untuk nukleus
ini, maka, lebih banyak atom karbon dapat menambahkan dan, memang,
dengan cara yang sama dan menurut hukum yang sama seperti dalam
kasus tubuh berlemak. Selanjutnya diperlukan untuk memberikan
penjelasan tentang konstitusi atom inti ini. Sekarang ini dapat dilakukan
dengan sangat mudah dengan hipotesis berikut, yang, pada pandangan
yang sekarang diterima secara umum bahwa karbon adalah tetratomik,
menjelaskan dengan cara yang begitu sederhana sehingga pengembangan

4
lebih lanjut hampir tidak diperlukan. Jika banyak atom karbon dapat
bersatu satu sama lain, maka dapat juga terjadi bahwa satu unit afinitas
dari satu atom dapat mengikat satu unit afinitas dari atom tetangga.
Seperti yang telah saya tunjukkan sebelumnya, ini menjelaskan homologi
dan secara umum konstitusi tubuh berlemak. Sekarang dapat diasumsikan
lebih lanjut bahwa banyak atom karbon dengan demikian saling terkait,
bahwa mereka selalu terikat melalui dua unit afinitas; dapat juga
diasumsikan bahwa penyatuan terjadi secara bergantian melalui yang
pertama dan kemudian dua unit afinitas.
Dari rantai tertutup ini sekarang ikuti semua zat yang biasanya
disebut senyawa aromatik. Rantai terbuka terjadi pada kuinon, dalam
chloranil, dan pada beberapa zat yang memiliki kaitan erat dengan
keduanya. Saya meninggalkan tubuh ini di sini tanpa pertimbangan lebih
lanjut; mereka mudah dijelaskan secara proporsional. Dapat dilihat bahwa
mereka berdiri dekat dengan zat aromatik, tetapi mereka masih tidak
dapat benar-benar dihitung dengan kelompok zat aromatik. Dalam semua
zat aromatik dapat diasumsikan sebagai inti umum; itu adalah rantai
tertutup C6A6 (di mana A berarti afinitas tak jenuh atau unit afinitas).
Enam unit afinitas inti ini dapat dijenuhkan oleh enam elemen
monatomik. Mereka juga dapat semua, atau setidaknya sebagian, jenuh
oleh afinitas unsur poliatomik, tetapi yang terakhir ini kemudian harus
bergabung dengan atom lain, sehingga satu atau lebih rantai samping
diproduksi, yang selanjutnya dapat diperpanjang dengan menghubungkan
diri mereka sendiri. dengan elemen lain. Suatu saturasi dari dua unit
afinitas dari nukleus oleh atom elemen di-atomik atau saturasi dari tiga
unit afinitas oleh atom dari elemen triatom tidak mungkin dalam teori.
Senyawa dari rumus molekul C6H4O, C6H4S, C6H3N dengan demikian
tidak terpikirkan; jika tubuh komposisi ini ada, dan jika teorinya benar,
rumus dari dua yang pertama harus dua kali lipat, yang dari tiga kali lipat.
2. Teori menurut Sir Edward Frankland
Sir Edward Frankland, KCB, FRS, FRSE (18 Januari 1825 - 9
Agustus 1899) adalah seorang ahli kimia Inggris.Dia adalah salah satu
pencetus kimia organologam dan memperkenalkan konsep
menggabungkan kekuatan atau valensi. Seorang ahli dalam kualitas dan
analisis air, ia adalah anggota komisi kerajaan kedua tentang pencemaran
sungai, dan mempelajari kualitas air di London selama beberapa dekade.
Dia juga mempelajari api bercahaya dan efek tekanan atmosfer pada gas

5
yang dinyalakan, dan merupakan salah satu penemu helium. Dari usia 3
hingga 8 Edward hidup dan dididik di Manchester, Churchtown, dan
Claughton. Pada tahun 1833, keluarga pindah ke Lancaster 6 dan ia
hadir sekolah swasta James Wallasey, tempat ia pertama kali tertarik pada
bidang kimia, khususnya, membaca karya Joseph Priestley yang dipinjam
dari Perpustakaan Institut Mekanika.
Pada usia 12 tahun , Edward pindah ke Lancaster Grammar School
(kemudian Lancaster Royal Grammar School), yang juga mendidik
ilmuwan William Whewell dan Sir Richard Owen. Menurut Frankland
sendiri, minatnya dalam bidang kimia semakin meningkat. "Saya sudah
sangat tertarik pada bidang kimia" .Sebenarnya Frankland ingin menjadi
seorang dokter, tetapi biaya pelatihan "benar-benar mahal". Jadi satu-
satunya pintu masuk baginya adalah "pintu belakang yaitu dengan
menjadi seorang apoteker"
Pada tahun 1840, Edward bekerja sebagai asisten apoteker yang
sedang magang untuk Stephen Ross, seorang apoteker Lancaster. dan
tugasnya termasuk "pekerjaan mortir dan alu", memukul dan mencampur
bahan kimia dalam jumlah besar untuk membuat persiapan obat seperti
salep. Selama bagian terakhir dari magang enam tahunnya, Frankland
juga menghadiri Lancaster Mechanics 'Institute (kemudian menjadi The
Storey, menghadiri kelas-kelas di laboratorium pondok sementara yang
disediakan untuk murid lokal dan remaja putra lainnya oleh seorang
dokter setempat, James Johnson. Yang lain dalam lingkaran muda itu
adalah penulis ilmiah Robert) Galloway (juga magang untuk Ross) dan
ahli anatomi William Turner. Dengan dukungan dan dorongan dari
Johnson, Frankland memperoleh, pada tahun 1845, sebuah tempat di
laboratorium Westminster Lyon Playfair, 1st Baron Playfair. Sementara
di sana, Frankland hadir pada Materi kuliah Playfair, pada akhirnya ia
lulus ujian satu-satunya yang tertulis yang pernah ia duduki. Pada
Agustus 1847 Frankland menerima jabatan sebagai guru sains di sekolah
asrama (Queenwood College) di Hampshire, tetapi pada musim panas
berikutnya ia memilih untuk kembali ke Jerman untuk menjadi
mahasiswa penuh waktu di Universitas Marburg. Robert Bunsen adalah
seorang guru yang berpengaruh di Marburg pada saat itu, dan reputasi
Bunsen adalah salah satu daya tarik utama bagi Frankland. Tahun
berikutnya Frankland menerima undangan untuk pindah ke laboratorium
Justus von Liebig di Giessen. Pada tahap ini Frankland sudah memiliki

6
agenda penelitian sendiri dan telah menerbitkan beberapa penelitian asli
dalam bidang kimia.
Pada Januari 1850, Lyon Playfair mengungkapkan niatnya untuk
mengundurkan diri dari jabatan profesor di Putney College for Civil
Engineers di London dan mengatur agar Frankland menjadi
penggantinya. Oleh karena itu Frankland tiba-tiba menghentikan studinya
di Jerman dan kembali untuk mengambil posisi Playfair di Inggris.
Setahun kemudian Frankland menjadi profesor kimia di sekolah yang
baru didirikan yang sekarang dikenal sebagai Universitas Manchester.
Pada 1857 ia menjadi dosen kimia di Rumah Sakit St Bartholomew,
London, dan pada 1863 profesor kimia di Royal Institution, London.
Selama dua dekade Frankland juga memiliki peran mengajar di Royal
School of Mines di London; dan ia mengajar secara singkat (dari 1859
hingga 1861) di Royal India Military College di Addiscombe,
Surrey.Edward Frankland terpilih sebagai Fellow dari Royal Society pada
tahun 1853 dan dianugerahi Royal Medal Society pada tahun 1857 dan
Medali Copley pada tahun 1894. Ia diangkat menjadi Komandan Knight
dari Ordo Pemandian pada tahun 1897. Putranya Percy Frankland juga
ahli kimia terkenal dan anggota Royal Society.
Berikut ini adalah penelitian yang pernah dilakukan :
Teori menurut Sir Edward Frankland dengan judul
Aksi Timah atas Iodida Etil
Ketika iodida etil dan logam timah terpapar pada aksi panas atau
cahaya, timah tersebut secara bertahap larut dalam cairan halus, yang
akhirnya membeku menjadi massa kristal yang hampir tidak berwarna.
Reaksi ini paling mudah dipengaruhi oleh aksi cahaya, kelebihan kertas
timah, dipotong menjadi slip sempit, digunakan: tabung tertutup yang
mengandung bahan-bahan ini harus diletakkan di dekat fokus reflektor
parabola besar, suhu dicegah, jika perlu , dari naik terlalu tinggi dengan
merendamnya dalam air atau dalam larutan sulfat dari tembaga.
Sinar matahari yang tidak terkonsentrasi, atau bahkan cahaya
siang yang tersebar, cukup memadai untuk menentukan pembentukan
tubuh kristal; tetapi paparan beberapa minggu, atau bahkan berbulan-
bulan, akan diperlukan untuk penyelesaian perubahan, yang dipengaruhi
oleh penggunaan reflektor dalam beberapa hari sinar matahari yang cerah.
Cairan tersebut secara bertahap mengasumsikan warna kuning
kekuningan, tetapi pemadatannya dicegah selama mungkin pada akhir

7
operasi, dengan membiarkan suhu naik 20 ° atau 30 ° C di atas atmosfer;
dengan demikian hampir seluruh iodida etil menjadi tidak terikat dengan
timah.
Ketika panas alih-alih cahaya digunakan untuk mempengaruhi
kombinasi, tabung tidak boleh berdiameter lebih dari setengah inci, dan
untuk menghindari risiko ledakan, tidak boleh lebih dari seperempat diisi
dengan bahan: kombinasi terjadi pada sekitar 180 ° C. Badan panas
karena itu jauh kurang nyaman daripada cahaya dalam produksi reaksi ini,
yang juga tidak pernah begitu lengkap seperti ketika agen terakhir
digunakan; Saya telah memuaskan diri saya sendiri, Namun, hasilnya
sama dalam kedua kasus.

Teori yang kedua


Sulphide of Stanethylium
Ketika hidrogen belerang dilewatkan melalui larutan asam dari
garam stanethylium, endapan berwarna krem jatuh, yang tidak larut
dalam asam encer dan amonia, tetapi larut dalam asam klorida pekat,
larutan alkali tetap, dan alkali sulfida; dari larutannya dalam alkali tetap
dan alkali sulfida, ia diulang kembali, tidak berubah, pada penambahan
asam. Saya tidak membuat analisis tentang tubuh ini, tetapi tidak ada
keraguan bahwa formulanya adalah C4H5SnS, dan itu dihasilkan oleh
reaksi berikut: C4H5SnO + HS = C4H5SnS + HO.

Sulfida stanethylium menyajikan penampilan bubuk berwarna


krem amorf, memiliki bau yang tajam dan sangat mual, menyerupai lobak
kuda yang membusuk: ketika dipanaskan, melebur, membusuk dan
membusuk, mengeluarkan uap dari bau yang tidak dapat dukung.
Dipanaskan dengan asam nitrat itu terurai dengan pembentukan peroksida
timah.
Teori yang ketiga
Klorida Stanethylium. (C4H5SnCl)
Garam ini paling baik dibuat dengan melarutkan oksida stanethylium
dalam asam hidroklorat encer: pada penguapan pada panas lembut atau di
atas asam sulfat dalam hampa udara, klorida mengkristal dalam jarum
yang tidak berwarna, isomorf dengan iodida, yang garamnya juga sangat
mirip dengan semua sifat-sifatnya; Namun itu lebih mudah menguap, dan

8
karena itu memancarkan bau yang lebih menyengat dan menjengkelkan
daripada iodida.

3. Teori menurut Kekule


Kekule awalnya belajar arsitektur, tetapi menjadi tertarik pada Kimia
ketika dia mendengar Liebig (dari kondensor ketenaran) memberikan
bukti dalam percobaan pembunuhan.Masa kreatifnya dimulai dengan
tinggal di London (1854-5) sebagai asisten J Stenhouse di Rumah Sakit St
Bartholomew's. Dari 1855-58 ia adalah Privatdozent (Dosen) di
Heidelberg, di mana ia berdebat dengan JF W von Baeyer (teori
regangan), dan kemudian berturut-turut menjadi profesor di Ghent (1858)
dan Bonn (1867). Kekule tampaknya bukan ahli kimia praktis yang baik
atau guru yang menginspirasi.Kontribusi utamanya untuk kimia adalah
teoretis dan spekulatif.
Pada saat ia memulai penelitiannya, sebagian besar ahli kimia berpikir
bahwa struktur molekul tidak dapat diketahui, karena reaksi akan
mengganggu struktur tersebut secara tak terduga. Kekule bercerita
tentang 'mimpi bangun' di bus London, di mana ia melihat atom-atom
mengelompokkan diri di ruang angkasa. Pada 1858 ia mendalilkan itu
atom karbon dapat bergabung satu sama lain untuk membentuk rantai
dengan panjang dan kompleksitas apa pun; valensi karbon selalu empat;
studi produk reaksi dapat memberikan informasi tentang struktur.
Kekule tidak mengembangkan teori strukturnya, dengan satu-satunya
pengecualian yang spektakuler dari solusinya terhadap masalah struktur
benzena (1865).Kekule tidak pernah menyelesaikan pekerjaan utamanya,
Lehrbuch der Organischen Chemie (1859 dan seterusnya), tetapi itu
berpengaruh dalam menyebarkan ide-idenya.Kekule menikah pertama
kali pada tahun 1862, tetapi istrinya meninggal saat melahirkan. Pada
tahun 1876 ia menikah lagi, dengan sedih, meskipun memiliki tiga anak
lagi meskipun pada tahun yang sama menderita serangan campak yang
mempengaruhi kesehatannya selama sisa hidupnya. Dia tidak
menghasilkan karya yang signifikan setelah sekitar 1876.[Diadaptasi dari
Farrar W. V., di Williams T., ed, Dictionary Kamus Biografi Ilmuwan ’,
HarperCollins 1994.]

9
4. Archibald Scott Couper (1831-1892)
Prinsip yang seharusnya memandu semua penelitian dalam setiap
kasus adalah sama. Itu adalah analisis sampai mustahil untuk mencapai
elemen yang lebih sederhana, dan mempelajari elemen-elemen ini dalam
semua sifat dan kekuatannya. Ketika semua sifat dan kekuatan unsur-
unsur individu diketahui, maka akan mungkin untuk mengetahui
konstitusi gabungan yang dihasilkan sintesisnya. Oleh karena itu
diperlukan dalam penelitian kimia, untuk memastikan berbagai kualitas
dan fungsi elemen yang berbeda.
a. Mempertimbangkan keseluruhan kimia sebagai satu.
b. Mempertimbangkan setiap kombinasi yang diketahui, dan
mempelajari karakter, fungsi, dan properti yang ditampilkan oleh
masing-masing elemen untuk dirinya sendiri, dalam setiap
kombinasi ini dalam semua kondisi dan aspek yang
berbeda. Dengan membandingkan tubuh yang berbeda di antara
mereka sendiri kita dapat melacak bagian yang dilakukan oleh
masing-masing elemen secara terpisah.
c. Untuk melacak prinsip-prinsip umum yang umum untuk semua
elemen, perhatikan sifat-sifat khusus masing-masing.
Metode ini pada dasarnya berbeda dari yang mana satu kelas
tubuh dipilih sebagai titik untuk pembatasan pandangan kita tentang sifat-
sifat yang lain - di mana hanya kualitas yang ditemukan di pertama harus
diukur ke yang lain.
Telah ditemukan bahwa ada satu fitur utama, satu properti
inheren, yang umum untuk semua elemen. Telah afinitas kimia dalam
denominasi. Ditemukan dalam dua aspek: (1) afinitas; (2) afinitas
derajat.Afinitas jenis adalah afinitas khusus yang dimanifestasikan di
antara unsur-unsur, satu untuk yang lain. Sebagai karbon untuk oksigen,
untuk klorin, untuk hidrogen.
Afinitas derajat adalah nilai, atau juga batas kombinasi, yang
ditampilkan oleh elemen. Misalnya, C2O2 dan C2O4 adalah derajat afinitas
karbon untuk oksigen. C2O2 dapat disebut derajat pertama, dan C2O4dapat
disebut derajat kedua, dan, sebagai tingkat yang lebih tinggi dari ini tidak
dikenal untuk karbon, afinitas tertinggi atau batas
penggabungannya. Afinitas derajat dalam suatu elemen mungkin hanya
memiliki satu tingkatan. Namun, mungkin memiliki dan umumnya
memiliki lebih dari satu. Di sini ada sifat inheren yang umum untuk

10
semua elemen, dengan menghilangkan karakter kimia dari suatu elemen
yang akan dihancurkan, dan berdasarkan mana elemen menemukan
tempatnya ditandai dalam tubuh yang kompleks.
Ini adalah properti yang diperlukan untuk membentuk dasar
suatu sistem. Kesesuaiannya untuk tujuan ini juga tidak akan terpengaruh
oleh penemuan bahwa unsur-unsur itu sendiri adalah tubuh komposit,
yang memandang ahli kimia mungkin tidak beralasan untuk
mengadopsi. Karena dalam kasus seperti itu, kebutuhan pasti akan tetap
ada untuk mengadopsi prinsip afinitas, atau sesuatu yang setidaknya
setara dengan itu, sebagai dasar dari penjelasan kombinasinya dengan
bahan kimia.
Kombinasi sekunder, yaitu, tubuh yang termasuk urutan kedua
dari keterlibatan, adalah, sebagaimana akan dipahami dari prinsip yang
membentuk dasar teori rasional, konsekuensi langsung dari sifat yang
melekat dari satu atau lebih sifat dari elemen yang membentuk pelengkap
karbon.Dalam contoh di depan kita, itu adalah sifat tertentu dari oksigen
yang merupakan penyebab dari kombinasi kedua. Sifat ini adalah afinitas
yang satu atom oksigen dalam kombinasi selalu berikan terhadap atom
oksigen lainnya juga dalam kombinasi.
Prinsip yang sama secara alami diharapkan untuk menampilkan
dirinya sendiri berkenaan dengan asam dan basa. Oksigen dari suatu unit
asam itu sendiri untuk oksigen air yang berbeda. Oksigen dari suatu basa
dengan prinsip yang sama memiliki afinitas terhadap oksigen air yang
berbeda secara listrik.
a. Bahwa oksigen dari air asam hanya dapat dikeluarkan oleh basa,
dan sebaliknya .
b. Harus diperhatikan bahwa bukan logam dari basa yang bertukar
tempat dengan hidrogen dari hidrat asam; karena jika itu yang
terjadi, afinitas oksigen dari logam, dan juga asam, akan lebih besar
untuk oksigen air daripada afinitas hidrogen untuk oksigen yang
sama. Tapi ini tidak benar. Yang sebaliknya adalah kebenaran. Jika
satu atom hidrogen ditarik dari hidrat asam atau dari hidrat oksida,
ia secara universal disertai oleh atom oksigen . Jadi, jelaslah bahwa
afinitas antara atom positif dan negatif dari oksigen lebih sedikit
daripada yang mengikat atom-atom ini dengan unsur yang
membentuk ikatan primer .

11
Konsekuensi dari kebenaran ini adalah, bahwa tidak mungkin
untuk menggandakan ekuivalen oksigen, jika ekuivalen kimianya
dipahami sebagai tidak bertentangan langsung dengan kebenaran kimia
atau fitur penting dalam sifat-sifat suatu elemen. Karbon berbeda
sepenuhnya dalam hal ini dari oksigen.
Tidak ada reaksi yang ditemukan di mana diketahui bahwa
2
C   dibagi menjadi dua bagian. Karena itu hanya konsekuensinya untuk
menulis, dengan Gerhardt, C 2 hanya sebagai C, kemudian dipahami
bahwa kesetaraan karbon adalah (12) dua belas..
Belerang dan selenium. menjadi benda yang menunjukkan
sifat yang mirip, bukan dengan karbon, tetapi dengan oksigen, akan perlu
untuk mempertahankan nilai ekuivalen yang secara umum telah
ditetapkan kepadanya.
Alasan yang sama sekali mirip dengan alasan yang membuat
saya menganggap 4 sebagai batas kekuatan penggabung karbon, membuat
saya menetapkan 5 sebagai batas kombinasi nitrogen. Tingkat pertama
kombinasi unsur ini bertemu dengan dalam amonia dan sama dengan 3.
Yang kedua, yang sama dengan 5, ditemukan, di antara senyawa kimia
lainnya, di klorida dan oksida amonium, serta dalam asam nitrat .
Dari sini dapat disimpulkan bahwa karbon dan nitrogen yang
digabungkan sedemikian rupa sehingga keduanya mencapai batas daya
gabungnya, akan membentuk suatu benda, yang afinitas bebasnya akan
diberikan untuk memperbaiki satu ekuivalen hidrogen atau unsur lain.
5. Jöns Jacob Berzelius
Menurut Jöns Jacob Berzelius (1779-1848) Fakta bahwa
tubuh-tubuh bergabung dalam proporsi yang pasti ketika kekuatan-
kekuatan lain tidak menentang penyatuan kembali mereka, menambah
pengamatan bahwa ketika dua tubuh, A dan B, bergabung dalam proporsi
yang berbeda, bagian tambahan dari satu selalu dikalikan dengan bilangan
bulat, 1, 2, 3, 4. Ketika kita merenungkan penyebab ini, pada mulanya
tampak jelas bahwa itu pasti bersifat mekanis; dan apa yang muncul
sebagai ide yang paling mungkin, dan paling sesuai dengan pengalaman
kami, adalah bahwa tubuh terdiri dari atom, atau molekul, yang
menggabungkan 1 dengan 1, 1 dengan 2, atau 3, 4. dan hukum proporsi
kimia tampaknya dihasilkan dari ini dengan kejelasan dan bukti, bahwa
tampaknya sangat tunggal bahwa ide yang begitu sederhana dan sangat

12
mungkin tidak hanya tidak diadopsi, tetapi bahkan tidak diusulkan
sebelum zaman kita.
Saya akan mulai dengan penjelasan singkat tentang teori sel
hidup, seperti yang saya bayangkan. Saya akan menggunakan kata atom
untuk menandakan sel-sel atau bagian terkecil dari tubuh. Ketika saya
mengatakan bagian terkecil, maksud saya bahwa mereka tidak dapat
dibagi menjadi bagian lain yang lebih kecil. Tampaknya juga diperlukan
bahwa ketika atom tubuh A, bergabung dengan satu atau lebih atom tubuh
B, untuk membentuk atom senyawa baru, atom A menyentuh setiap atom
B. Oleh karena itu senyawa atom terbentuk oleh penjabaran beberapa
atom elementer; seperti halnya agregat terbentuk oleh penjabaran atom
homogen yang berbeda. Tetapi perbedaannya adalah dalam hal ini, bahwa
dalam kasus pertama pelepasan listrik terjadi polaritas spesifik dari atom
heterogen, yang tidak dapat terjadi antara atom homogen.
Kita dapat membagi atom menjadi dua kelas: 1. Atom dasar: 2.
Atom majemuk. Atom senyawa terdiri dari tiga spesies berbeda; yaitu,
1.Atom terbentuk dari dua zat dasar yang disatukan. Kami akan
menyebutnya atom majemuk orde pertama. 2. Atom terdiri dari lebih dari
dua zat dasar: dan karena ini hanya ditemukan dalam tubuh organik, atau
tubuh yang diperoleh dari perusakan bahan organik, kita akan
menyebutnya atom organik. 3. Atom yang dibentuk oleh penyatuan dua
atau lebih atom majemuk, seperti, misalnya garam. Kami akan
menyebutnya atom majemuk orde kedua.
Sekarang saya akan memberikan penjelasan tentang kesulitan yang saya
bayangkan sebagai teori sel hidup :
a. Kesulitan-kesulitan ini adalah, keadaan bahwa ada benda-benda
yang mudah terbakar, besi, misalnya, yang menyatu hanya dengan
dua dosis oksigen, yang kedua hanya 11/2 kali lebih besar daripada
yang pertama.
b. Telah membuktikan bahwa ketika dua oksida bergabung, mereka
selalu bersatu dalam proporsi sedemikian rupa sehingga masing-
masing mengandung kuantitas oksigen yang sama, atau yang satu
mengandung kuantitas yang merupakan kelipatan dengan jumlah
keseluruhan oksigen yang lain. Hukum ini, meskipun dengan
sendirinya sesuai dengan teori sel hidup, mengakui, di satu sisi,
kombinasi tidak konsisten dengan teori itu; dan, di sisi lain, itu
mengecualikan kombinasi yang sangat sesuai dengan teori itu.

13
c. Kita telah melihat bahwa atom elementer tidak dapat bergabung
dengan lebih dari 12 atom elementer. Sifat anorganik belum
memberi kita benda apa pun yang tidak sesuai dengan anggapan ini:
tetapi di antara tubuh organik contoh seperti itu sangat sering.
Dalam studi tentang komposisi tubuh organik, pengetahuan kita
tentang hukum-hukum proporsi kimia, dan teori elektrokimia, suatu
hari akan mencapai tingkat kesempurnaan yang mampu diberikan
oleh akal manusia.
Fakta yang ditemukan oleh Gay-Lussac; yaitu, bahwa benda
ketika dalam keadaan gas bersatu baik dalam volume yang sama, atau 1
volume satu menggabungkan dengan 2, 3, & c. volume yang lain. Fakta
ini telah diverifikasi oleh beberapa ahli kimia terkemuka. Dari apa yang
kita ketahui sehubungan dengan proporsi yang pasti, berikut ini, bahwa
itu akan berlaku dengan semua benda dalam suhu dan tekanan di mana
mereka akan mengambil bentuk gas. Karenanya tidak ada perbedaan lain
antara teori atom dan teori volume, selain itu yang satu mewakili tubuh
dalam bentuk padat, yang lain dalam bentuk gas. Jelas, bahwa dalam satu
teori yang disebut atom, dalam teori yang lain volume.Dalam kondisi
pengetahuan kita saat ini.
Teori volume memiliki keuntungan karena didasarkan pada
fakta yang dibentuk dengan baik, sementara yang lain hanya memiliki
anggapan untuk fondasinya. Dalam teori volume, kita dapat menemukan
setengah volume untuk diri kita sendiri, sementara dalam teori atom,
setengah atom adalah sebuah absurditas.Di sisi lain, teori volume
memiliki kelemahan dari mana teori atom bebas; yaitu, keberadaan benda
majemuk, terutama yang bersifat organik, yang tidak dapat kita duga
pernah ada dalam bentuk gas.Untuk memperoleh bobot relatif dari
volume elementer yang dinyatakan dalam angka, yaitu, untuk
mendapatkan gravitasi spesifiknya dalam bentuk gas, kita harus memiliki
ukuran umum yang dengannya kita dapat membandingkannya. Kita dapat
memilih antara badan-badan dasar satu, berat volume yang harus
dilambangkan dengan persatuan; sama seperti air telah dipilih untuk
bersatu dalam menentukan gravitasi spesifik cairan dan padatan.
Hanya ada dua badan dasar yang memiliki kualitas yang
diperlukan untuk melayani sebagai unit kami.Ini adalah oksigen dan
hidrogen.Tetapi hidrogen memiliki kekurangan dari mana oksigen
bebas.Berat volume hidrogen sangat kecil, sehingga jika kita

14
menggunakannya sebagai unit kita, jumlah yang mewakili volume
beberapa logam menjadi sangat tidak nyaman. Selain itu, hidrogen lebih
jarang masuk ke dalam senyawa daripada oksigen
Pertanyaan yang harus kita selesaikan sekarang adalah, Apa
gravitasi spesifik semua benda elementer lainnya dalam bentuk gas,
dibandingkan dengan oksigen? Pertanyaan ini tidak mudah dijawab:
karena saat ini tidak ada benda lain selain oksigen dan hidrogen yang
dapat ditimbang dalam keadaan gas. Semua benda lainnya dikonversi
menjadi gas pada suhu tinggi sehingga tidak dalam kekuatan kita untuk
memastikan beratnya. Karena itu kita harus berusaha untuk menemukan
bobot volumenya dengan cara lain.
Eksperimen tampaknya membuktikan bahwa jika radikula
yang mudah terbakar bergabung dalam preferensi dengan 2 atau 3 volume
oksigen, ia juga bergabung dalam preferensi dengan 2 dari 3 volume
sulfur. Jika oksida yang dapat diverifikasi terdiri dari 1 volume radikula
dan 2 atau 3 volume oksigen; dan jika kita menetralkan oksida ini dengan
asam apa pun, maka dapat diduga bahwa kombinasi netral yang
dihasilkan harus mengandung 1 volume radikel oksida sebanyak volume
radikel asam sebagaimana oksida mengandung volume oksigen dan
akibatnya, bahwa berapa kali asam mengandung oksigen oksida akan
menjadi jumlah volume oksigen yang dikombinasikan dengan 1 volume
radikel asam. Komposisi beberapa sulfat; misalnya, sulfat besi (sulphas
ferrosus). Oksida hitam besi mengandung 1 volume logam dan 2 volume
oksigen. Oleh karena itu, dari apa yang telah dikatakan, bahwa oksida
hitam besi harus dinetralkan oleh sejumlah asam yang mengandung 2
volume sulfur untuk setiap volume besi: sehingga jumlah volume sulfur
dari asam dan oksigen dari pangkalan harus sama. Tetapi asam tersebut
mengandung oksigen tiga kali lebih banyak daripada basa; akibatnya,
terdiri dari 3 volume oksigen dan 1 volume belerang..
Pengamatan ini akan cukup untuk menentukan volume suatu
zat yang oksidanya memiliki sifat asam, atau benda elektro-negatif, jika
bukan karena banyak pengecualian yang ada pada aturan, beberapa
contoh yang sangat luar biasa dimana saya harus memiliki kesempatan
untuk memperhatikan di sekuelnya. Oleh karena itu selalu diperlukan,
untuk menemukan pengecualian itu, dan untuk memverifikasi berat
volume yang dicari untuk membandingkan hasil perhitungan sebelumnya
dengan tingkat oksidasi zat yang diketahui volumenya yang diinginkan.

15
Jika, misalnya, kami menemukan bahwa asam atau oksida-
elektronegatif dinetralkan oleh sejumlah basa atau elektro-positif oksida
yang mengandung 1/3 oksigen dalam asam, asam ini akan nampak
mengandung 3 volume oksigen. Tetapi jika di antara oksida radikula ini
kita menemukan satu yang mengandung setengah oksigen asam, jelas
bahwa kombinasi garam yang dimaksud adalah pengecualian, dan asam
harus mengandung 6 bukannya 3 volume oksigen. Saya merujuk, untuk
penjelasan lebih jauh tentang ini, pada apa yang akan saya katakan dalam
sekuel tentang arsenik dan kromium.
Pengamatan sebelumnya menjelaskan mengapa, ketika basa
yang dapat diverifikasi telah dikombinasikan dengan lebih banyak
oksigen, selalu membutuhkan tambahan volume asam untuk setiap
volume oksigen yang telah diserapnya. Karena alasan yang sama oksigen
tampaknya menentukan secara eksklusif komposisi tubuh meskipun tidak
ada keraguan bahwa setiap elemen berkontribusi sama terhadap
komposisi itu. Karena tidak satu pun dari percobaan kami, kecuali dari
kecelakaan, dan karena kesalahan kecil dalam hasil sering meningkat
dalam perhitungan.
6. Joseph-Achille Le Bel
Lahir 21 Januari 1847, Péchelbronn, Prancis — meninggal 6 Agustus
1930, Paris.ahli kimia Prancis yang penjelasannya tentang mengapa
beberapa senyawa organik memutar bidang cahaya terpolarisasi
membantu memajukan stereokimia. Ia dikenal sebagai salah seorang
pendiri stereokimia dan petrochemistry di perancis bersama Jacobus van't
Hoff. Joseph-achille le beljuga merupakan seorang ahli dalam bidang
fermentasi, kristalografi, biologi, kosmologi dan kimia minyak bumi.
Pada tahun 1908 ia terpilih sebagai anggota kehormatan masyarakat
kimia dan pada tahun 1924 di ia diberi patung medali emas di kesempatan
acara anniversary karbon asimetrik.
Joseph-achille le bel melakukan study perintis pada materi stereokimia.
Yang menunjukan struktur tetrahedral karbon dan menjelaskan fenomena
kiralitas.
Beberapa penelitiannya yaitu:
Stereochemistry or labor Omnia vicit improbus
Telah dikenal selama lebih dari 150 tahun yang lalubahwa kristal asimetrik
dari mineral tertentu, seperti tournaline dan kuarsa, memutar bidang
cahaya terpolarisasi dan kekuatan rotasi mineral ini akan hilang jika

16
kristalnya dilebur atau dilarutkan. Asimetri ini dipertahankan hanya
dalam bentuk Kristal dan mineral. Namun senyawa karbon tertentu
memutar bidang terpolarisasi dalam larutan. atau bahkan dalam keadaan
gas. dalam kasus-kasus ini, aktivitas optik adalah milik molekul-molekul
itu sendiri.

Le Bel belajar di École Polytechnique di Paris dan menjadi asisten A.-


J. Balard dan C.-A. Wurtz. Dia merasa bahwa sebuah molekul di mana
empat atom atau kelompok berbeda dihubungkan dengan atom karbon
akan ada dalam dua bentuk, gambar cermin yang tidak dapat
ditumpangkan. Salah satu dari pasangan akan menjadi tidak simetris dan
karenanya aktif secara optik. Dia menerbitkan ide-idenya secara
independen, tetapi hampir bersamaan dengan, ide-ide Jacobus van't Hoff
(1874). Dia juga memperkirakan dengan benar bahwa unsur-unsur lain
juga akan memunculkan senyawa aktif secara optik.
Aktifitas optic yaitu kemampuan suatu zat untuk
memutar bidang polarisasi dari berkas cahaya yang dilewatinya. (Dalam
cahaya terpolarisasi bidang, getaran medan listrik terbatas pada bidang
tunggal). Intensitas aktivitas optik dinyatakan dalam jumlah tertentu, yang
disebut rotasi spesifik, ditentukan oleh persamaan yang menghubungkan
sudut di mana bidang diputar, panjang jalur cahaya melalui sampel, dan
kepadatan sampel (atau konsentrasinya jika ada dalam larutan). Karena
rotasi spesifik tergantung pada suhu dan pada panjang gelombang cahaya,
jumlah ini juga harus ditentukan. Rotasi diberikan nilai positif jika searah
jarum jam sehubungan dengan pengamat yang menghadap sumber
cahaya, negatif jika berlawanan arah jarum jam. Zat dengan rotasi
spesifik positif digambarkan sebagai dextrorotatory dan dilambangkan
dengan awalan d atau (+); satu dengan rotasi spesifik negatif
adalah levorotatory, ditunjuk oleh awalan l atau (-).

B. Teori Klasik Ikatan-Ikatan Kimia


1. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena pemakaian
pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen
terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk
melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam). Ikatan kovalen
terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta

17
beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Atom non
logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non
logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara
mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang
dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian
bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron
pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Teori ikatan valensi menganggap bahwa elektron yang berperan dalam
pembentukan ikatan kimia ialah elektron valensi.Elektron valensi atau
elektron pada kulit terluar dari suatu atom dapat dilukiskan sebagai titik atau
garis yang mengelilingi simbol atom.Teknis penulisan ini dikenal dengan
Struktur Lewis karena G.N. Lewis sebagai pelopor dalam sistem penulisan
tersebut.
a) Struktur Lewis
Sebelum membahas struktur Lewis, konsep konfigurasi elektron,
elektron valensi harus dikuasai.Konsep ini sudah banyak dibahas dalam
kuliah kimia dasar mapun ikatan kimia. Elektron valensi golongan alkali,
alkali tanah serta blok p, sesuai dengan nomor golonganya.
Prinsip utama dalam penulisan struktur Lewis ialah kecenderungan
atom mencapai elektron valensi 2 (doblet ) atau delapan (oktet) mengikuti
struktur gas mulya yang terkenal stabil.

b) Resonansi dan Muatan Formal


Beberapa molekul dapat mempunyai lebih dari satu struktur
Lewis.Altenatif-alternatif struktur Lewis tersebut disebut struktur resonasi
dan molekul tersebut disebut hibrida resonansi (resonace hybrid).
Muatan formal dapat didefinisihkan sebagai muatan yang diberikan
kepada atom dalam suatu molekul atau ion dengan asumsi bahwa ikatan-
ikatannya merupakan ikatan kovalen murni. Muatan formal suatu atom
dapat ditentukan dengan rumus :
FC = ∑ elektron valensi - ∑ elektron bebas - ∑1/2 elektron ikatan
Dimana FC adalah muatan formal. Jumlah total muatan formal atom-
atom sama dengan muatan dari molekul/ionnya.

2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua


Ketika atom berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya
bagian terluarnya yang bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena itu,

18
untuk mempelajari ikatan kimia, kita hanya perlu membahas terutama
elektron valensi dari atom-atom yang terlibat. Sistem titik yang disusun oleh
Lewis digunakan untuk menggambarkan elektron valensi dari atom - atom
yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia dan untuk meyakinkan bahwa
jumlah total elektron yang terlibat tidak mengalami perubahan. Lambang titik
Lewis terdiri dari lambing unsure dan titik - titik yang setiap titiknya
menggambarkan setiap elektron valensi dari atom-atom unsur. Unsur-unsur
dalam satu golongan yang sama mempunyai konfigurasi elektron terluar yang
mirip sehingga memiliki lambing titik Lewis yang mirip. Logam transisi,
lantanida, dan aktinida mempunyai kulit dalam yang tidak terisi penuh,
sehingga secara umum lambing titik Lewis dari unsur-unsur ini tidak dapat
dituliskan secara sederhana (Chang, 2005).
Ikatan kovalen bisa berupa ikatan tunggal maupun ikatan rangkap baik
rangkap dua maupun rangkap tiga.Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan
kovalen yang melibatkan pengunaaan bersama lebih dari satu pasangan
elektron oleh dua atom yang berikatan.Jika menggunakan dua pasangan
elektron oleh dua atom yang berikatan. Jika menggunakan dua pasangan
elektron disebut ikatan kovalen rangkap dua, dan jika menggunakan tiga
pasangan elektron disebut ikatan kovalen rangkap tiga (nugroho, 2015).
Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2
pasang PEI.Contoh: O2,
O2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4)

3. Ikatan Kovalen Rangkap 3


Atom-atom tidak ditemukan dalam keadaan bebas kecuali pada
temperatur tinggi.Kenyataan terdapat spesi poliatomik yang stabil dalam
bentuk unsur atau senyawa, atom-atom itu harus membentuk kelompok atom
atau molekul yang mempunyai energi yang lebih rendah daripada atom-atom
yang terpisah. Atom-atom yang telah membentuk molekul ini mempunyai
sifat yang berbeda dengan atomatom dalam keadaan trepisah dan pada tiap
molekul terdapat gaya tarik menarik antar atom yang disebut dengan ikatan
kimia:

19
a) Definisi Ikatan Kimia
Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara
sebagai berikut :
a. Atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain
menerima elektron (serah terima elektron).
b. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-
masing atom yang berikatan.
c. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1
atom yang berikatan.

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian


kestabilan suatu unsur.Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan
kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.Salah 1
petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur
yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Maka dari itu,
dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi
elektron seperti pada unsur gas mulia. Unsur gas mulia mempunyai elektron
valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).
Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan
elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi
akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan
elektron (terjadi pada atom-atom non logam). Ikatan kovalen terbentuk dari
atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda
keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Atom non logam
cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam
berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara
mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang
dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian
bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron
pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Menurut Steven S. Zumdahl dan Donald J. DeCoste, ikatan kovalen
didefinisikan “the type of bonding we encounter in thehydrogen molecule and
in many other molecules whereelectrons and shared by nuclei is called
covalent bonding”.
Contoh :
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2.
Konfigurasi elektronnya :Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar

20
diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan
tambahan elektron sebanyak 3. Kedua atom N saling meminjamkan 3
elektronnya, sehingga kedua atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang
elektron secara bersama.

4. Ikatan Pi (Π)
Ikatan pi (ikatan π) adalah ikatan kimia kovalen yang dua cuping
orbital atom yang  berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping
orbital atom lainnya yang juga  berlektron tunggal. Hanya terdapat
satu bidang simpul dari orbital yang melewati dua inti atom.Huruf Yunani π
berasal dari nama orbital p karena simetri orbital ikatan pi adalah sama
dengan orbital p ketika dilihat dari sumbu ikatan. Orbital p biasanya terlibat
dalam ikatan sejenis ini. Orbital d juga dianggap terlibat dalam ikatan pi,
namun tidaklah seperlunya benar, walaupun konsep ikatan orbital d sesuai
dengan hipervalensi.
Ikatan pi biasanya lebih lemah dari ikatan sigma karena rapatan
elektronnya lebih  jauh dari inti atom yang bermuatan positif, sehingga
memerlukan lebih banyak energi. Dari sudut pandang mekanika kuantum,
kelemahan ikatan ini dijelaskan oleh ketumpangtindihan yang sangat sedikit
di antara orbital p oleh karena itu orientasinya yang  paralel. Walaupun ikatan
pi lebih lemah dari ikatan sigma, ikatan pi seringkali merupakan komponen
dari ikatan rangkap bersamaan dengan ikatan sigma. Kombinasi dari ikatan
sigma dan pi lebih kuat dari ikatan pi dan sigma yang berdiri sendiri.
Kekuatan ikatan yang bertambah dari ikatan rangkap diindikasikan oleh
banyak pengamatan, namun yang  paling menonjol adalah kontraksi panjang
ikatan. (Chang, 2004).
Selain ikatan sigma, sebuah pasangan atom yang dihubungkan dengan
ikatan rangkap dua memiliki satu ikatan pi dan ikatan rangkap tiga memiliki

21
dua ikatan pi.Ikatan  pi dihasilkan dari tumpang tindih orbital-orbital. Ikatan
pi memiliki sifat yang lebih baur  dari ikatan sigma. Elektron-elektron pada
ikatan pi kadang kala dirujuk sebagai elektron pi. Fragmen molekul yang
dihubungkan dengan ikatan pi tidak dapat diputar tanpa memutuskan ikatan pi
tersebut, karena perputaran akan merusak orientasi paralel dari orbital-orbital
p yang membentuk ikatan pi.
Elektron-elektron dalam ikatan pi bebas berpindah kemanapun dalam
daerah  berarsir ini dan bisa berpindah bebas dari belahan yang satu ke
belahan yang lain.Elektron  pi tidak sepenuhnya dikendalikan oleh inti karbon
seperti pada elektron dalam ikatan sigma, dan karena elektron pi terletak di
atas dan di bawah daerah kosong dari molekul, maka elektron-elektron ini
relatif terbuka untuk diserang oleh partikel lain. Ikatan pi tidak seperlunya
menghubungkan sepasang atom yang juga memiliki ikatan sigma. Pada
beberapa kompleks logam, interaksi pi antara atom logam dengan orbital
antiikat pi alkana dan alkena membentuk ikatan pi. Dalam beberapa kasus
ikatan rangkap banyak antara dua atom, tidak terdapat ikatan sigma
samasekali, yang ada hanyalah ikatan pi. Contohnya meliputi diferri
heksakarbonil (Fe2(CO)6), dikarbon (C2) dan  borana B2H2. Dalam
senyawa-senyawa ini, ikatan pusat hanya terdiri dari ikatan pi, dan agar
mencapai wilayah tumpang tindih yang maksimum,  panjang ikatan menjadi
lebih pendek dari yang diperkirakan.(Chang, 2004).
5. Ikatan Sigma (ikatan σ)
Dalam kimia, ikatansigma (ikatan σ) adalah sejenis ikatan
kimia kovalen yang paling kuat.Ikatan sigma dapat dijelaskan dengan jelas
untuk molekul diatomik menggunakan konsep grup simetri.Dalam pendekatan
formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di sumbu ikat.Dengan
definisi ini, bentuk ikatan sigma yang umum adalah s+s, p z+pz, s+pz, dan
dz2+dz2 (z ditentukan sebagai sumbu ikat). Teori kuantum juga mengatakan
bahwa orbital molekul (MO) yang bersimetri sama akan bercampur.
Konsekuensi dari percampuran molekul diatomik ini adalah fungsi gelombang
orbital molekul s+s dan pz+pz menyatu.Ruang lingkup percampuran ini
tergantung pada energi relatif dari MO yang bersimetri.
Untuk molekul homodiatomik.orbital σ yang berikatan tidak memiliki
bidang simpul di antara atom-atom yang berikatan. Antiikat atau orbital σ*
ditentukan dengan keberadaan sebuah bidang simpul antara dua atom yang
berikatan ini.Oleh karena ikatan sigma adalah jenis ikatan kovalen yang
paling kuat, elektron-elektron dalam ikatan ini kadang-kadang dirujuk sebagai

22
elektron sigma.Simbol σ adalah huruf Yunani untuk s. Ketika ikatan ini dilihat
dari atas, MO σ mirip dengan orbital atom s.

C. Penerapan Ikatan-Ikatan Kimia Dalam Kehidupan


1. Elektroda super kapasitor
Pada pembuatan super kapasitor, dimana muatan akan distribusi dengan pada
pada bagian dalam kapasitor. Hal ini dapat memperoleh tingkat efisiensi yang
sangat tinggi sekitar 95% disebabkan oleh bahan polimer anilin, yang dapat
menyimpan muatan begitu banyak sehingga tidak memerlukan banyak daya
yang terbuang,sehingga dapat digunakan lebih efisien dari pada kapasitor
biasa. Kekurangan dari kapasitor jenis ini adalah dimana pada saat bagian
preparasi yang begitu rumit dan memerlukan banyak biaya dari segi ekonomi
mungkin tidak terlalu efektif tapi dalam penyimpanan muatan sangat bisa
diandalkan.
2. SCI: deskriptor berbasis kepadatan yang kuat dan andal untuk
menentukan multipel pesanan obligasi kovalen
Penelitian ini adalah studi lanjutan dari penelitian kami
sebelumnya.Ketergantungan bentuk isosurface tanda tangan pada pilihan
metodologi dan perangkat dasar diselidiki secara sistematis.Efektivitas dan
kekokohannya dalam menentukan pesanan obligasi adalah disorot lagi dengan
lebih banyak contoh.Selain itu, menggunakan dimer molibdenum di
lingkungan yang berbeda.Dalam ruang hampa, terjepit di antara molekul, dan
dikemas dalam kandang C80, sebagai contoh ilustrasi, kami menunjukkan
bahwa, secara umum, kekuatan ikatan dan urutan ikatan adalah dua konsep
kimia yang berbeda.Untuk sistem yang mengandung logam transisi, itu tidak
selalu benar bahwa panjang ikatan logam-logam pendek sesuai dengan urutan
ikatan yang lebih besar.Disatukan, hasil ini harus memberikan tambahan bukti
meyakinkan yang menunjukkan bahwa indeks SCI adalah deskriptor berbasis
kepadatan yang kuat dan andal untuk akurat menentukan beberapa pesanan
ikatan kovalen.

Cara menggunakan kerapatan elektron dan jumlah yang terkait untuk


menghargai ikatan kimia dan reaktivitas molekuler masih merupakan tugas
yang belum terselesaikan . Ada dua yang sangat banyak pendekatan yang
berbeda pada subjek ini, satu melalui teori kerangka kerja yang dipelopori
oleh Parr dan rekan kerja, dan yang lainnya menggunakan fungsi kepadatan

23
sederhana. Yang pertama telah ditinjau secara luas di tempat lain. Beberapa
contoh terbaru tentang pendekatan yang terakhir termasuk kuantifikasi efek
sterik dan elektrofilisitas, nukleofilisitas, regioselektivitas, dan
stereoselektivitas. Karya ini milik pendekatan yang terakhir juga.

Baru-baru ini, kami mengusulkan untuk memanfaatkan energi


Pauli,kontribusi prinsip pengecualian Pauli untuk kinetik energi, sebagai
ukuran tatanan ikatan untuk kovalen ganda obligasi. Hipotesis kami adalah
bahwa di daerah di mana kuat interaksi kovalen ada, tolakan yang kuat berasal
dari prinsip penolakan Pauli harus ada, jadi kita bisa gunakan energi Pauli
untuk memprediksi urutan obligasi dengan andal untuk sistem dengan ikatan
kovalen ganda. Indeks, disebut SCI, yang merupakan singkatan dari interaksi
kovalen yang kuat, telah didefinisikan. Dalam pekerjaan itu, menggunakan
banyak contoh dari organik, sistem anorganik, dan organologam, kami
menunjukkan bahwa indeks SCI mampu mengidentifikasi dua kali lipat, tiga
kali lipat, empat kali lipat, empat kali lipat, dan bahkan pesanan obligasi yang
lebih tinggi. Ini adalah dilakukan melalui bentuk isosurface tanda tangan
antara dua atom ikatan. Sebagai contoh, kami menemukan bahwa bentuk
tanda tangan untuk kovalen ganda, tiga, dan empat kali lipat ikatan seperti
dumbbell, donat (torus), dan empat ketukan, masing-masing
.
Namun, ada beberapa masalah yang belum diklarifikasi dalam pekerjaan itu.
Kami memperhatikan bahwa ketergantungannya sangat besar ada pada pilihan
perkiraan fungsional dan basis ditetapkan untuk sistem yang mengandung
logam transisi. Kami belum, Namun, memeriksa ketergantungan dari
kerapatan elektron dari metode ab initio. Juga, saat menguji tanda tangan
perubahan bentuk isosurface sehubungan dengan peningkatan panjang ikatan,
kami mengamati suatu fenomena, di mana ikatan pesanan meningkat dengan
perpanjangan ikatan. Ini adalah berlawanan dengan intuisi. Dalam pekerjaan
ini, kami dengan cermat melihat ke dalam ini dan masalah lain lagi dan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara menggunakan
indeks SCI untuk memprediksi dengan andal banyak pesanan obligasi
kovalen.
Hipotesis kami adalah area dengan interaksi kovalen yang kuat harus
didominasi oleh korelasi elektron yang kuat berasal dari prinsip pengecualian
Pauli. Di lain kata-kata, di daerah di mana ada banyak ikatan kovalen, tolakan
kuat berasal dari prinsip tolakan Pauli harus ada. Dalam DFT, tolakan kuat ini

24
bisa diukur oleh energi Pauli, karena itu adalah kontribusi energik dari prinsip
ke energi kinetik. Ada kontribusi lain dari prinsip ke energi potensial, yaitu,
energi pertukaran-korelasi, tetapi besarnya adalah jauh lebih kecil. Untuk
mengubah energi Pauli menjadi kuantitas tanpa dimensi, kami mendefinisikan
fungsi lokal.

3. Semikonduktor organik
Fitur back-ikatan dengan komunikasi yang dikontrol elektron, intramolekul S-
π interaksi selektif dapat meningkatkan sifat elektronik tinggi tanpa efek
negativepada kinerja optik. Ini upaya pertama dengan memperkenalkan
interaksi S-π ke semikonduktor organik untuk selektif memodulasi sifat
elektronik merupakan langkah maju yang penting untuk pembangunan
performa tinggi bahan optoelektronik organik berdasarkan interaksi non-
ikatan intramolekul. Kekurangan dari semikonduktor organik dalam bahan
yang digunakan membutuhkan biaya yang lumayan tinggi dan alat yang
digunakan juga membutuhkan ketelitiian yang tinggi.
4. Perakitan peptide ampfiphile yang dapat diprogram melalui konversi obligasi
nonkovalen ke kovalen
Dalam strategi ini, pembentukan ikatan kovalen di antara molekul PA di ini
rakitan mengubah keseimbangan antara pembentukan ikatan hidogen dan
kompensasi dari interaksi elektrostatik repulsive, memungkinkan
perpanjangan serat yang tidak memungkin berenergi.
5. Berlakunya Besi (III) trimesat (Fe-BTC) Untuk Meningkatkan Lignin
Pemisahan dari Pulp dan Kertas air limbah
Penelitian ini menilai penerapan besi (III) trimesat (Fe-BTC) Sebagai
koagulan-flokulan untuk menghapus lignin dari pulp dan kertas (P & P) air
limbah. Pulp Thailand dan kertas (P & P) industri adalah konsumen air besar
karena proses produksi air intensif, dan karena itu juga menghasilkan
sejumlah besar air limbah. P & P pengolahan air limbah umumnya termasuk
pengobatan primer dan sekunder dengan menggunakan sistem pengolahan
biologis. Dalam beberapa kasus, adsorpsi karbon aktif dan koagulasi kimia
atau sedimentasi juga digunakan (Elwakeel & Guibal 2015; Fang et al 2017;..
Moetaz et al 2015). Namun, sejumlah besar senyawa anorganik dan organik
terlarut, logam berat, dan lignin tetap dalam limbah diperlakukan sistem
tersebut dan menghitamkan air.Lignin biasanya hadir dalam serat kayu putih,
bahan baku dari P & P industri..lignin alami tidak berwarna atau kuning
pucat, sedangkan lignin dalam lindi hitam Dari P & industri P adalah zat

25
berwarna (coklat atau coklat tua). Namun lignin sisa dalam limbah
menyebabkan pencemaran warna dalam lingkungan air.Warna di permukaan
air dapat mencegah sinar matahari menembus ke dalam kolom air, dan
mempengaruhi fotosintesis tanaman air dan dapat menyebabkan penipisan
oksigen terlarut.
Proses koagulasi-flokulasi adalah cara konvensional untuk menghilangkan
warna dan kekeruhan, dan telah terbukti mengungguli proses pengolahan air
limbah lainnya, meskipun menggunakan sederhana dan operasi ekonomi
untuk mencapai efisiensi removal yang tinggi. Proses ini melibatkan
pemisahan padatan dan cairan menggunakan garam logam (koagulan) untuk
menghancurkan partikel terlarut dan bahan polimer (flokulan) ke partikel
agregat (Ashrafi et al 2015;. Ciputra et al 2010;. Hamid et al 2018;. Lee et al
2014;. Teh et al 2016)..
Penelitian terbaru telah berfokus pada pengembangan bahan hybrid baru
untuk menggantikan koagulan flokulan, aluminium berbasis, besi, organik
berbasis konvensional (Lee et al. 2012).
Percobaan koagulasi-flokulasi yang dilakukan menggunakan alat uji jar
dilengkapi dengan enam pengaduk dayung (Velp Scientifica JLT 6, Italia)
pada suhu kamar (27 ° C + 1). PH sampel air limbah diatur dengan
menambahkan asam nitrat baik (HNO3) Atau natrium hidroksida (NaOH)
(RCILabscan). Protokol koagulasi mensyaratkan cepat pencampuran 150 rpm
selama 5 menit dalam gelas ml 500 dan menetap selama 30 menit. Pengaruh
faktor lingkungan, termasuk FBTC dosis, konsentrasi awal lignin, agitasi, dan
pH diselidiki.

26
Lignin penghapusan dari P & P air limbah pengobatan.Percobaan dengan P
nyata & P air limbah dilakukan untuk mengkonfirmasi efisiensi removal
lignin oleh Fe -BTC. Diperlakukan buangan air limbah dikumpulkan dari
kanal pembuangan P & P dan parameter air limbah. Lignin dan UV
Absorbansi pada 280 nm(UV280) Apakah dikurangi dengan Fe-BTColeh
62,5% dan 93,48%, masing-masing (Tabel 4). Fe-BTC berhasil dihapus
ligninbaik dari sintetik dan P & P air limbah.Lignin dan kepindahan warna
berada di kisaran 60-90%. Penelitian ini dicapai penghapusan lignin yang
lebih tinggi menggunakan Fe-BTCdari penelitian lain.
Hasil ini menggambarkan kinerja yang lebih baik dari Fe-BTC lebih koagulan
lain dan flokulan untuk menghapus lignin limbah Dari tanpa penambahan
bantuan flocculent. Selain itu, penting untuk dicatat efek yang Fe-BTC
memiliki pH, sebagai pembentukan ikatan antara Fe-BTC dan lignin
mengakibatkan pelepasan ion hidrogen (H+).Dalam semua percobaan yang
dilakukan, pH sampel diperlakukan di bawah 3.
Mekanisme usulan dari removal lignindengan Fe-BTC dalam proses
koagulasi-flokulasiFe-BTC dan lumpur lignin yang dikumpulkan dari proses
koagulasi-flokulasi dianalisis dengan FT-IR. Dibandingkan dengan segar Fe-
BTC, The Fe-O obligasi pada 569 cm-1 band di Fe- digunakanBTCtelah
menghilang (Gambar 8 (a)) (Klapiszewski et al. 2017b). ikatan Fe-O ini
diamati dalam lumpur lignin berasal dari sintetik dan P & P air limbah setelah
proses koagulasi-flokulasi (Gambar 8 (b)), menunjukkan bahwa molekul Fe
yang dirilis dari situs tak jenuh dari Fe-BTC dan kemudian membentuk ikatan
baru dengan O dalam kelompok metoksi dari lignin.
Oleh karena itu, interaksi antara Fe-BTCdan lignin dalam air limbah bisa
menjadi π-π susun (benzena cincin), yang konsisten dengan hasil yang
dilaporkan oleh Deng et al. (2011) dan Hasan dan Jhung (2015).Penjelasan ini
setuju baik dengan pembentukan ikatan FO di lumpur lignin. Selain itu,
mekanisme koagulasi dapat digunakan untuk adsorpsi-charge netralisasi
karena pH akhir adalah
Penghapusan lignin Dari air limbah menggunakan Fe-BTC sebagai koagulan
diselidiki dalam percobaan batch.BBd digunakan dalam desain eksperimen
untuk mendapatkan kondisi yang optimal untuk efisiensi removal lignin
tertinggi.Faktor-faktor yang berpengaruh dalam studi ini termasuk pH, jumlah
Fe-BTCdan konsentrasi lignin awal.Kuantitas Fe-BTC ditemukan menjadi

27
faktor yang paling signifikan untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi dari
penghapusan lignin.penghapusan lignin P nyata & P limbah konsisten dengan
hasil TIMAH dari sintetis lignin solusi. Kualitas lignin dan efisiensi
penghapusan warna Fe-BTC.
6. Pengembangan Substrat Transparan Baru Yang Dilapisi Oleh Nanotube
Karbon Melalui Ikatan Kovalen
karbon nanotube (CNT) telah menerima banyak perhatian karena sifat fisik
mereka yang unik dan berbagai aplikasinya di bidang elektronik, mekanik dan
biologis. Secara khusus, banyak aplikasi di bidang nanoteknologi telah
dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir.Untuk pembuatan CNT berbasis
bahan elektronik.
Ada banyak penyelidikan ke dalam aplikasi nanotube karbon karena sifat-
sifatnya yang berharga. poli-karboksilasi karbon nanotube multi-dinding
(CNTs) ditambatkan ke substrat kaca melalui ikatan kovalen. Dengan
menyebabkan reaksi karboksilasi menggunakan turunan peroksida, dan dapat
diamati banyak gugus karboksil pada permukaan CNT.karakterisasi turunan
CNTdiperoleh menggunakan spektroskopi Infrared dan Raman. CNT bereaksi
secara langsung dengan substrat kaca yang menyajikan gugus amino, dan
CNT yang ditambatkan tidak dihilangkan dari substrat dengan sonikasi,
menunjukkan pembentukan ikatan yang kuat antara CNT dan substrat.
Struktur nano dalam bentuk string individu melengkung diamati
menggunakan mikroskop elektron pemindaian dan mikroskop kekuatan atom.
Transparansi media lebih dari 97% di wilayah yang terlihat.modifikasi
permukaan menyebabkan substrat untuk pameran elektro-konduktivitas. Hasil
ini menunjukkan bahwa CNT bisa diaplikasikan sebagai bahan transparan
konduktif.
CNT multi-berdinding yang digunakan dalam penelitian ini 1-Ethyl-3- (3-
dimethylaminopropyl) carbodiimide.CNT dipanaskan pada 500 C dan dicuci
dengan HCl untuk pemurnian.Untuk mempersiapkan nanotube karbon yang
larut dalam air, kita menyerahkan CNT untuk reaksi poli-karboksilasi.CNT
yang tersebar di diklorobenzena dengan sonikasi, dan ditambahkan asam
suksinat kemudian peroksida untuk campuran dan campuran reaksi diaduk
pada 80 c.Ketika reaksi selesai, produk tersebut dicuci dengan
tetrahydroxyfuran diikuti oleh etanol, disaring dan kemudian dikeringkan
dalam dalam kondisi vakum. Untuk mengidentifikasi pengolahan reaksi
polycarboxylation, peneliti mengukur spektrum inframerah dari produk
dengan Fourier-transform Infrared diperoleh CNT poli-terkarboksilasi

28
terpecah menjadi benzena anhidrat Dengan reaksi amidasi, CNT dimodifikasi
yang ditambatkan ke substrat kaca permukaan yang disajikan amino
kelompok. Setelah reaksi, substrat kaca dicuci dengan tetrahidrofuran di
sonikasi.Transparansi substrat yang diperoleh ditentukan dengan UV-vis
spectrometer.morfologi diamati menggunakan mikroskop elektron scanning
dan mikroskop atom (Jumlah kelompok karboksil disajikan diperkirakan
dengan titrasi dengan larutan NaOH

29
BAB III
KESIMPULAN

1. Sejarah Ikatan Kovalen Menurut Para Ahli mengalami proses yang sangat
panjang dan terus berkembang pesat. Beberapa ahli kimia yang
berkontribusi dalam menunagkan ide dan pemikirannya mengenai teori
ikatan kimia antara lain:
a. Walther Ludwig Julius Kossel fisikawan Jerman yang dikenal karena
teorinya tentang ikatan kimia (ikatan ion / aturan oktet)
b. Sir Edward Frankland seorang ahli kimia Inggris. Beberapa teori
menurut Sir Edward Frankland diberi judul
1) Aksi Timah atas Iodida Etil
2) Sulphide of Stanethylium
3) Klorida Stanethylium. (C4H5SnCl)
c. Kekule atom karbon dapat bergabung satu sama lain untuk membentuk
rantai dengan panjang dan kompleksitas apa pun; valensi karbon selalu
empat; studi produk reaksi dapat memberikan informasi tentang
struktur.
d. Archibald Scott Coupermenyimpulkan bahwa karbon dan nitrogen yang
digabungkan sedemikian rupa sehingga keduanya mencapai batas daya
gabungnya, akan membentuk suatu benda, yang afinitas bebasnya akan
diberikan untuk memperbaiki satu ekuivalen hidrogen atau unsur lain.
e. Jöns Jacob Berzelius Pengamatan sebelumnya menjelaskan mengapa,
ketika basa yang dapat diverifikasi telah dikombinasikan dengan lebih
banyak oksigen, selalu membutuhkan tambahan volume asam untuk
setiap volume oksigen yang telah diserapnya
f. Joseph-Achille Le Belperintis pada materi stereokimia. Yang
menunjukan struktur tetrahedral karbon dan menjelaskan fenomena
kiralitas.
2. Teori Klasik Ikatan-Ikatan Kimia
a. Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena pemakaian
pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Jika menggunakan dua pasangan elektron disebut ikatan kovalen
rangkap dua Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang
memiliki 2 pasang PEI.Contoh: O2,

30
c. Ikatan Kovalen Rangkap 3
jika menggunakan tiga pasangan elektron disebut ikatan kovalen
rangkap tiga.
d. Ikatan pi (ikatan π)
adalah ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom yang
berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom
lainnya yang juga  berlektron tunggal
e. Ikatan sigma (ikatan σ)
adalah sejenis ikatan kimia kovalen yang paling kuat. Dalam
pendekatan formal ini, ikatan σ adalah simetris terhadap rotasi di
sumbu ikat.Dengan definisi ini, bentuk ikatan sigma yang umum
adalah s+s, pz+pz, s+pz, dan dz2+dz2 (z ditentukan sebagai sumbu ikat).
3. Penerapan Ikatan-Ikatan Kimia Dalam Kehidupan
a. Elektroda super kapasitor
b. SCI: deskriptor berbasis kepadatan yang kuat dan andal untuk
menentukan multipel pesanan obligasi kovalen
c. Semikonduktor organik
d. Perakitan peptide ampfiphile yang dapat diprogram melalui konversi
obligasi nonkovalen ke kovalen
e. Berlakunya Besi (III) trimesat (Fe-BTC) Untuk Meningkatkan
LigninPemisahan dari Pulp dan Kertas air limbah
f. Pengembangan Substrat Transparan Baru Yang Dilapisi Oleh Nanotube
Karbon Melalui Ikatan Kovalen

31
DAFTAR PUSTAKA

Abe,shigeaki. dkk.2011. Development of a novel transparent substrate coated by


carbon nanotubes through covalent bonding.Elsevier.147-151

Ashrafi, O., Yerushalmi, L. & Haghighat, F. 2015. Wastewater treatment in the pulp-
and paper industry: A review of treatment processes and the associated
greenhouse gas emission. Journal of Environmental Management 158: 146-
157.

C. Arbizzani, A.M. Marinangeli, M. Mastragostino, T. Hamaide, A. Guyot, Synth.


(1991)Ciputra, S., Antony, A., Phillips, R., Richardson, D. & Leslie, G.
2010. Comparison of treatment options for removal of recalcitrant dissolved
organic matter from papermill effluent. Chemosphere 81(1): 86-91.

Deng, Y., Feng, X., Zhou, M., Qian, Y., Yu, H. & Qiu, X. 2011. Investigation of
aggregation and assembly of alkali lignin using iodine as a probe.
Biomacromolecules 12(4):11161125. Elwakeel, K.Z. & Guibal, E. 2015.
Selective removal of Hg(II) from aqueous solution by functionalized
magnetic macromolecular hybrd material. Chemical Engineering Journal
281: 345-359.

Hameed, Y.T., Idris, A., Hussain, S.A., Abdullah, N., Man, H.C. & Suja, F. 2018. A
tannin-based agent for coagulation and flocculation of municipal wastewater
as a pretreatment for biofilm process. Journal of Cleaner Production 182: 198-
205.

Huang Ying , Liu lianghong, dkk. 2018. Jurnal of molecular modeling : SCL a robust
and reliable density based descriptor to determine multiple covalent Bond
orders.

32
Huanhuan Li, Ye Tao, dkk. 2020.Chemical Engineering Journal :Evoking non-
bonding S-π interaction by aryl phosphine sulfide for selectively enhanced
electronic property of organic semiconductors.

K. Jurewicz, S. Delpeux, V. Bertagna, F. Beguin, E. Frackowiak, Chem. Phys.


(2001)
K. Masao, N. Hideki, S. Takeshi, Makromol. Chem., Rapid Commun. (1987)

Lee, K.E., Morad, N., Teng, T.T. & Poh, B.T. 2012. Development, characterization
and theapplication of hybrid materials in coagulation/flocculation of
wastewater: A review.Chemical Engineering Journal 203: 370-386.

L.-Z. Fan, J. Maier, Electrochem. Commun. (2006)

M.D. Stoller, S. Park, Y. Zhu, J. An, R.S. Ruoff, Nano Lett. (2008)

Y. Xis, J.M. Wiesinger, A.G. MacDiarmid, Chem. Mater. 7 (1995)

33

Anda mungkin juga menyukai