Anda di halaman 1dari 51

MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

ii

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga bahan ajar kimia untuk SMK kejuruan dalam bentuk modul
tentang materi Ikatan Kim dapat selesai tepat pada waktunya.

Modul ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah Kimia SMK yang diberikan oleh ibu Dr.
Antuni Wiyarsi, M.Sc. sebagai pelengkap tugas akhir dari matakuliah tersebut. Modul Ikatan
Kimia ini berfokus pada peserta didik SMK yang mana mata pelajaran kimia dijadikan sebagai
matapelajaran pendukung. Pembuatan modul ini selain untuk memenuhi tugas, bisa juga
dimanfaatkan dalam berbagi ilmu oleh pembaca.

Di dalam modul ini berisikan materi ikatan kimia yang pada umumnya terdapat pada buku
kimia SMA seperti materi kestabilan atom, ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan logam, dan interaksi
intramolekul. Hanya saja didalam modul ini penyusun memberikan materi lebih lengkap dan
memfokuskan pada materi tertentu yang mungkin nanti dapat membantu dan mendukung pada
matapelajaran kejuruan yang bersangkutan.

Penyusun menyadari bahawa dalam pengembangan bahan ajar modul ini masih banyak
kekurangan baik media, isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, pengembang sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan modul ini. Semoga
dengan selesainya pengembangan produk modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Yogyakarta, Juni 2017

Penyusun

iii

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ iii


Daftar Isi ................................................................................................................................. iv
Pendahuluan ............................................................................................................................ v
Tujuan Pembelajaran .............................................................................................................. vi
Intruksi dan paparan ................................................................................................................ vii
Ikatan Kimia............................................................................................................................ 1
Kestabilan Unsur ....................................................................................................... 1
1. Kaidah Duplet......................................................................................................... 2
2. Kaidah Oktet........................................................................................................... 2
3. Struktur Lewis ........................................................................................................ 4
Ikatan Ion .................................................................................................................... 5
A. Pembentukan Ikatan Ion ............................................................................................. 5
1. Pembentukan Ion Positif (kation) ......................................................................... 5
2. Pembentukan Ion Negatif (kation) ........................................................................ 6
3. Pembentukan Ikatan Ion ....................................................................................... 6
B. Sifat Senyawa Ion ....................................................................................................... 7
Evaluasi .................................................................................................................. 8
Ikatan Kovalen .......................................................................................................... 11
A. Ikatan Kovalen Tunggal ............................................................................................... 11
B. Ikatan Kovalen rangkap................................................................................................ 12
C. Ikatan Kovalen Koordinat ............................................................................................ 13
D. Penyimpangan Aturan Oktet ........................................................................................ 14
E. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar ............................................................................. 15
1. Ikatan Kovalen Polar .............................................................................................. 16
2. Ikatan Kovalen Nonpolar ....................................................................................... 17
F. Perbedaan Antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen ......................................... 19
Evaluasi .............................................................................................................................. 19
Ikatan Logam ............................................................................................................ 22
A. Peran Awan Elektron Dalam Hantaran Listrik Logam ............................................... 22
B. Sifat Fisis Logam ........................................................................................................ 23
Materi Pendukung ....................................................................................................... 26
Interaksi Antarmolekul ............................................................................................... 34
A. Gaya Van der Waals ................................................................................................... 35
B. Gaya London ............................................................................................................... 36
C. Ikatan Hidrogen .......................................................................................................... 36
Evaluasi ............................................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 43

iv

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

PENDAHULUAN

IKATAN KIMIA

Mengklasifikasi
ikatan kimia dan
ikatan ion
berdasarkan sifat
fisis senyawa,
dan proses
pembentukannya
materi

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : X /Gasal
Materi Pokok : Ikatan Kimia
Tujuan pembelajaran pada kegiatan ini ialah agar Peserta didik dapat :
1 Menjelaskan karakteristik unsur yang stabil berdasarkan konfigurasi elektron unsur
tersebut.
2 Menjelaskan pengertian kaidah duplet berkaitan dengan kestabilan suatu unsur.
3 Menjelaskan pengertian kaidah oktet berkaitan dengan kestabilan suatu unsur.
4 Menuliskan struktur lewis suatu atom berdasarkan kaidah yang benar.
5 Menuliskan struktur lewis suatu senyawa berdasarkan kaidah yang benar.
6 Menjelaskan pengertian ikatan ion berdasarkan cara pembentukan ikatan.
7 Menuliskan contoh senyawa yang memiliki ikatan ion dengan tepat.
8 Menjelaskan sifat-sifat dari senyawa ion meliputi sifat fikika dan sifat kimia.
9 Menjelaskan pengertian ikatan kovalen berdasarkan cara pembentukan ikatan.
10 Membedakan ikatan kovalen tunggal, rangkap dan koordinasi berdasarkan cara
pembentukan ikatan.
11 Melakukan percobaan untuk menentukan karakteristik senyawa kovalen polar dan
nonpolar berdasarkan sifat fisikanya.
12 Menuliskan contoh senyawa kovalen polar dan nonpolar berdasarkan karakteristiknya.
13 Menjelaskan pengertian ikatan logam berdasarkan cara pembentukan ikatan.
14 Menjelaskan sifat ikatan logam sehubungan dengan karaketiristik logam yang dapat
ditempa.
15 Menjelaskan karakteristik logam dan aplikasinya dalam mesin kendaraan ringan
16 Menjelaskan pengertian interaksi antarmolekul meliputi gaya van der waals, gaya dipol-
dipol dan gaya london berdasarkan interaksi yang terjadi.
17 Memberikan contoh interaksi antarmolekul meliputi gaya van der waals, gaya dipol-dipol
dan gaya london yang terjadi pada suatu senyawa.
18 Menjelaskan pengertian ikatan hidrogen berdasarkan interaksi yang terjadi.
19 Menujukkan contoh ikatan hidrogen yang terjadi antarmolekul suatu senyawa.
20 Memberikan contoh senyawa yang dapat membentuk ikatan hidrogen berdasarkan data
keelektronegatifannya.
21 Menjelaskan pengaruh adanya ikatan hidrogen terhadap sifat fisis suatu zat meliputi titik
didih.

vi

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

INSTRUKSI

1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti,
karena dalam skema modul akan tampak kedudukan modul yang sedang
Anda pelajari ini di antara modul-modul lainnya.
2. Pahami setiap materi yang akan menunjang penguasaan Anda dengan
membaca secara teliti. Kerjakan tes formatif dan evaluasi sebagai sarana
latihan Anda.
3. Jawablah tes formatif dengan jawaban singkat dan jelas, serta kerjakan
sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini.
4. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan jika dirasa

perlu konsultasikan dengan guru/instrukturt.

Integrasi kimia dengan konteks kejuruan:


Kompetensi keahlian Teknik Kendaraaan Ringan berhubungan dengan zat-zat kimia
terutama cairan maupun logam, suatu cairan ataupun logam memiliki ikatan kimia
didalamnya sehingga materi ikatan kimia diperlukan pada jurusan tersebut untuk mendukung
pembelajaran pada kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan.
Manfaat:
Dengan mempelajari ikatan kimia peserta didik dapat mengetahui jenis-jenis logam
sehingga mengerti bagaimana cara untuk memilih rangka kendaraan yang baik, melakukan
pengelasan dan pematrian sesuai dengan karakteristik masing-masing logam dapat
memahami berbagai logam yang digunakan dalam kerangkan kendaraan, termasuk
mengetahui kebermanfaatan ilmu kimia dalam mempelajari komponen-komponen yang
digunakan dalam mesin kendaraan ringan.

vii

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

PENGANTAR

Kenyataaan di alalm menunjukkan bahwa ada unsur yang berada dalam keadaam bebas,
da nada pula yang berada dalam bentuk persenyyawaan. Mengapa ada unsur yang dapat berada
dalam keadaan bebas? Tetapi, mengapa pula ada yang saling bergabung menjadi persenyawaan?
Mengapa unsur logam dapat bergabung dengan non logam, tetapi unsur logam ssatu tidak
bersenyawa dengan logam yang lain, padahal untuk yang non logam, sangat banyak contoh-
contoh senyawa yang berasal dari sesame non logam? Semua pernyataan itu merupakan masalah-
masalah yang jawabannya terdapat dalam kajian ikatan kimia.

Kestabilan Unsur
Di alam, atom yang dijumpai pada keadaan stabil hanyalah atom-atom dari unsur gas
mulia. Menurut Walter Kossel dan Gilbert Lewis hal tersebut dapat terjadi karena pada dasarnya
yang menentukan sifat suatu unsur adalah bagaimana elektron-elektron dalam atom suatu unsur
tersusun. Susunan elektron dari suatu unsur dapat diihat dari konfigurasi elektronnya, berikut ini
merupakan tabel yang berisikan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur gas mulia:
Nomor
Periode Unsur K L M N O P
atom
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8
Tabel 1. Konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa elektron valensi dari unsur-unsur gas mulia
adalah 8 elektron, kecuali helium yang memiliki 2 elektron valensi. Pada kenyataannya di alam

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

unsur-unsur gas mulia ini terdapat dalam keadaan stabil, oleh karena itu Walter Kossel dan Gilbert
Lewis menyatakan bahwa unsur-unsur akan ada pada keadaan stabil saat konfigurasi elektronnya
mengikuti konfigurasi elektron dari unsur-unsur gas mulia. Hal tersebut kemudian dikenal dengan
kaidah duplet untuk konfigurasi elektron dengan 2 elektron valensi dan kaidah oktet untuk
konfigurasi elektron dengan 8 elektron valensi. Unsur selain gas mulia mulia mencapai kestabilan
dengan cara melepas elektron valensi, menangkap elektron valensi atau menggunakan bersama
elektron valensi untuk membentuk pasangan elektron agar konfigurasi elektronnya mengikuti
konfigurasi elektron gas mulia. Berikut ini merupakan uraian yang lebih lengkap mengenai kaidah
duplet dan kaidah oktet.
1. Kaidah Duplet
Kaidah duplet adalah kecenderungan unsur-unsur memiliki konfigurasi elektron dengan 2
elektron pada kulit terluar (elektron valensi) sehingga konfigurasi elektronnya mengikuti
konfigurasi elektron gas Helium. Unsur yang mempunyai nomor atom kecil dari Hidrogen sampai
dengan Boron (H, Li, Be dan B ) akan mengikuti kaidah duplet. Untuk lebih jelasnya simak tabel
mengenai konfigurasi elektron unsur yang mengikuti kaidah duplet berikut:
Kofigurasi Elektron
Unsur Melepas Menerima
elektron valensi
1H 1 1 - 1
3Li 21 1 1 -
4Be 22 2 2 -
5B 23 3 3 -
Tabel 2. Konfigurasi elektron unsur-unsur yang mengikuti kaidah duplet
Unsur Li, Be dan B masing-masing melepaskan elektron valensi/elektron kulit terluarnya
agar konfigurasi elektronnya mengikuti konfigurasi elektron gas Helium. Sedangkan Hidrogen
akan menerima 1 elektron agar konfigurasi elektronnya mengikuti konfigurasi elektron gas
Helium.
2. Kaidah Oktet
Kaidah Oktet adalah kecenderungan unsur-unsur memiliki konfigurasi elektron dengan 8
elektron pada kulit terluar (elektron valensi) sehingga konfigurasi elektronnya mengikuti

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

konfigurasi elektron gas mulia. Hal tersebut diakukan


(1875 - 1946)
dengan cara melepas elektron valensi, menangkap
elektron valensi. Konfigurasi elektron beberapa unsur
yang mengikuti kaidah oktet dapat dilihat pada tebel
berikut:

Konfigurasi Elektron
Unsur Melepas Menerima
elektron valensi
11Na 281 1 1 -
12Mg 282 2 2 -
13Al 283 3 3 -
14Si 284 4 - 4
15P 285 5 - 3
16S 286 6 - 2
17Cl 287 7 - 1
Tabel 3. Konfigurasi elektron unsur-unsur yang mengikuti kaidah duplet
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa unsur-unsur yang memiliki elektron valensi
berjumlah 1, 2, dan 3 cenderung melepaskan elektron valensinya untuk mencapai konfigurasi
elektron seperti gas mulia terdekat (mengikuti kaidah oktet). Misalnya unsur Natrium (1 elektron
valensi), Magnesium (2 elektron valensi), dan Aluminium ( 3 elektron valensi) cenderung
melepaskan elektron valensinya sehingga memiliki konfigurasi elektron seperti gas Neon pada

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

golongan gas mulia. Berbeda dengan sebelumnya, untuk unsur-unsur yang memiliki elektron
valensi berjumlah 4, 5, 6, dan 7 cenderung menerima elektron agar mencapai konfigurasi elektron
seperti gas mulia terdekat (mengikuti kaidah oktet). Misalnya unsur Silikon (4 elektron valensi),
Posphor (5 elektron valensi), Sulfur (6 elektron valensi) dan Klorin (7 elektron valensi) cenderung
menerima elektron sehingga memiliki konfigurasi elektron seperti gas Argon pada golongan gas
mulia.

3. Struktur Lewis
Pada keterangan sebelumnya telah disampaikan bahwa pada kenyataan di alam hanya
unsur-unsur gas mulia yang ada pada keadaan stabil sehingga hanya gas mulia yang ditemukan
dalam keadaan bebas di alam. Untuk unsur lain selain gas mulia tidak ditemukan dalam bentuk
bebas dialam melainkan dalam bentuk senyawanya. Unsur-unsur dapat membentuk senyawa
dengan cara membentuk ikatan kimia dengan unsur-unsur lain. Untuk menjelaskan cara
penyusunan elektron dalam ikatan kimia, maka Gilbert .N. Lewis memperkenalkan metode
sederhana yang menggambarkan elektron valensi disebut lambang Lewis.
Penggambaran lambang Lewis harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Elektron valensi digambarkan dengan tanda dot ().


2. Elektron yang terletak pada kulit yang lebih dalam tidak
digambarkan.
3. Empat elektron pertama ditulis sebagai titik atau silang, satu per
satu di keempat sisi suatu unsur.
4. Titik atau silang berikutnya dipasangkan dengan titik yang sudah
ada.

Berikut ini merupakan contoh penulisan struktur lewis unsur-unsur periode 2 golongan utama:

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

A. Ikatan ion
Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat gaya tarik listrik (gaya Coulomb) antara
ion positif dengan ion negatif. Ikatan ini terjadi karena karena ada gaya tarik menarik antara ion
positif (kation) dan ion negatif (anion), pada ikatan ini juga terjadi serah terima elektron. Ikatan
ini terjadi pada unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dengan unsur yang memiliki afinitas
elektron yang besar. Hal ini terjadi karena pada unsur yang memiliki energi ionisasi rendah
elektron akan mudah lepas sehingga akan terbentuk ion positif atau disebut juga kation. Pada unsur
yang memiliki afinitas elektron besar akan cenderung untuk menangkap elektron sehingga akan
terbentuk ion negatif atau disebut anion. Kation dan anion ini yang akan tarik-menarik kemudian
membentuk ikatan yang disebut sebagai ikatan ion. Ikatan ion juga dikenal sebagai ikatan
elektrovalen atau ikatan heteropolar. Senyawa yang terbentuk dari ikatan ion dikenal dengan
senyawa ionik.
A. Pembentukan ikatan ion
Pada pembentukan ikatan ion diawali dengan pembentukan ion positif (kation) dan ion negatif
(anion) kemudian diikuti dengan tarik-menarik antara kedua ion tersebut membentuk suatu
ikatan ion. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai pembentukan ikatan ion:
1. Pembentukan ion positif (kation)
Ion positif (kation) terbentuk karena suatu unsur melepaskan elektron. Unsur yang
cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam (unsur elektropositif) yang memiliki
energi ionisasi yang rendah. Unsur golongan IA cenderung melepaskan 1 elektron
valensi, unsur golongan IIA cenderung melepaskan 2 elektron valensi, dan unsur
golongan IIIA cenderung melepaskan 3 elektron valensi. Berikut ini merupakan contoh
pembentukan ion positif (kation) Na+ dan Mg2+:

Gambar 2. Pembentukan ion positif Na+ dan Mg2+

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

2. Pembentukan ion negatif (anion)


Ion negatif terbentuk karena suatu unsur menerima elektron. Unsur yang cenderung
menerima elektron adalah unsur nonlogam (unsur elektronegatif) yang memiliki afinitas
elektron yang besar. Unsur nonlogam golongan utama cenderung menerima elektron sesuai
dengan kekurangannya agar memiliki konfigurasi seperti gas mulia. Misalnya pada unsur
golongan VA cenderung menerima 3 elektron valensi, unsur golongan VIA cenderung
menerima 2 elektron valensi, dan unsur golongan VIIA cenderung menerima 1 elektron
valensi. Berikut ini merupakan contoh pembentukan ion negatif (anion) Cl- :

Gambar 3. Pembentukan ion negatif Cl-


3. Pembentukan ikatan ion
Setelah terbentuk ion positif dan ion negatif maka akan terjadi tarik menarik dengan gaya
elektrostatis antara ion positif dan ion negatif yang telah terbentuk. Selanjutnya akan
terbentuk ikatan ion yang menjadikan unsur tersebut membentuk suatu senyawa netral,
jumlah ion positif dan ion negatif dari senyawa yang terbentuk sedemikian rupa sehingga
akan terbentuk senyawa yang netral. Berikut ini merupakan contoh pembentukan
senyawa ion NaCl dimana pada senyawa tersebut Natrium akan melepaskan 1 elektron
valensi membentuk ion Na+ sedangkan Klorin akan menangkap 1 elektron valensi dari
Natrium dan membentuk ion negatif Cl-, lalu kedua ion tersebut membentuk senyawa
NaCl yang netral.

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Gambar 4. Pembentukan senyawa ion NaCl


B. Sifat Senyawa ion
4. Kristal keras namun rapuh
Kristal senyawa ion memiliki sifat yang keras namun juga rapuh, sifat rapuh ini
disebabkan karena pada saat senyawa ion dipukul maka akan terjadi pergeseran posisi ion
positif dan ion negatif. Hal ini berakibat pada ion yang memiliki muatan yang sama dan
bertemu akan saling tolak menolak, akibatnya senyawa ion ini memiliki sifat yang rapuh.
Untuk lebih jelasnya silahkan simak gambar berikut:

Gambar 4. Kristal ion yang pecah akibat pukulan


5. Memiliki titik leleh dan titik lebur yang tinggi
Senyawa ion memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena besarnya gaya
elektrostatis yang ada pada ikatan ion pada senyawa ion
Senyawa Ion Titik leleh (C)
NaF 990
NaCl 801
NaBr 755
NaI 651
MgCl2 714
CaCl2 774
SrCl2 870
BaCl2 995
Tabel 5. Titik didih beberapa senyawa ion
6. Mudah larut dalam air
Senyawa ion sangat mudah larut dalam air, hal ini terjadi karena pada saat kristal senyawa
ion dilarutkan dalam air maka molekul-molekul air akan menyusup diantara ion-ion

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

positif dan ion-ion negatif. Molekul air yang meyusup akan melemahkan gaya tarik-
menarik elestrostatis antara ion positif dan ion negatif sehingga, dan akhirnya akan
terpisah. Misalnya pada larutan NaCl molekul air akan menyusup dan mengelilingi ion
Na+ dan ion Cl- sehingga gaya elektrostatis akan melemah dan terpisah.

Gambar 5. Molekul air yang mengelilingi ion Na+ dan ion Cl- pada larutan NaCl
7. Dapat menghantarkan arus listrik
Pada keadaan padat senyawa ionik tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-
ionnya tidak dapat bergerak. Pada keadaan cair dan larutan senyawa ion dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya dapat bergerak dengan bebas, hal ini terjadi
karena jika ion positif dan negatif bebas bergerak dapat membawa muatan listrik.

Mari
berlatih!

1. Unsur X dengan konfigurasi elektron 2, 8, 8, 1 dapat membentuk ikatan ion dengan unsur
yang konfigurasi elektronnya ....
A. 2, 8, 1
B. 2, 8, 2
C. 2, 8, 7
D. 2, 8
E. 2
2. Atom Na dengan nomor atom 11 dapat membentuk ion....
A. +1
B. 1
C. +2
D. 2
E. +3

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil dapat dilakukan dengan cara:
i. menangkap elektron menjadi ion positif
ii. serah terima elektron
iii. melepas elektron menjadi ion negatif
iv. penggunaan bersama pasangan elektron
Cara yang benar adalah ....
A. i dan ii
B. ii dan iv
C. i dan iii
D. iii dan iv
E. ii dan iii
4. Peristiwa perpindahan elektron berlangsung pada pembentukan senyawa...
A. HCl
B. H2O
C. CH4
D. KCl
E. NH3
5. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil dapat dilakukan dengan cara maka suatu
unsur dengan nomor atom 12 dapat membentuk ikatan ion dengan unsur bernomor atom ....
A. 3
B. 18
C. 11
D. 20
E. 17
6. Berikut ini yang bukan merupakan senyawa ion adaah...
A. NaCl
B. KI
C. MgCl
D. MgO
E. HCl
7. Ikatan paling ionik dapat terbentuk antara pasangan unsur ....
A. K dan F
B. Li dan C
C. Na dan Cl
D. Na dan Br
E. K dan S
8. Berikut sifat-sifat senyawa ionik, kecuali ....
A. larut dalam air
B. lunak dan rapuh
C. larutannya dapat menghantarkan listrik

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

D. lelehannya dapat menghantarkan listrik


E. titik leleh tinggi
9. Unsur 11X bereaksi dengan 8Y membentuk senyawa dengan suatu ikatan kimia, jenis ikatan
kimia dan rumus kimia senyawa tersebut secara berturut-turut adalah....
A. Ionik dan XY
B. Kovalen dan XY2
C. Ionik dan X2Y
D. Kovalen dan XY
E. Kovalen dan X2Y
10. Diketahui unsur P, Q, R, S dan T dengan nomor atom berturut-turut 11, 13, 15, 16 dan 17.
Unsur yang paling mudah menangkap elektron yaitu.
A. P
B. Q
C. R
D. S
E. T

1. Bagaimanakah unsur-unsur berikut mencapai kestabilan...


a. 12 Mg
b. 17 Cl
c. 15 P
d. 8 O
2. Tuliskan Struktur Lewis dari senyawa NH3 dan CO2
3. Unsur 19 X dan 35 Y membentuk senyawa. Jelaskan:
a. jenis ikatan yang terjadi
b. rumus senyawa yang terbentuk
4. Mengapa unsur logam dan unsur nonlogam yang bergabung membentuk senyawa ion?
5. Jelaskan bagaimana terbentuknya ikatan pada senyawa KF dan AlCl3

10

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

IKATAN KOVALEN

A. Ikatan Kovalen Tunggal

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin
menangkap elektron (sesama atom non logam). Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu
molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus
Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis.

Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang
elektron (setiap atom memberikan satu elektron untuk digunakan bersama). Pemakaian bersama
pasangan elektron pada ikatan kovalen dapat digambarkan melalui struktur Lewis. Perlu diketahui
Ikatan kovalen dapat terbentuk antara:

Perhatikan beberapa contoh berikut:

a. Atom non logam dengan atom non logam yang lain.

b. Atom non logam yang sejenis.

1. Ikatan kovalen tunggal pada molekul CH4

Atom C memiliki konfigurasi elektron 2 4 , sehingga elektron valensinya 4. Adapun


konfigurasi elektron atom H adalah 1 sehingga elektron valensinya adalah 1. Jadi, dapat
digambarkan struktur Lewis berikut:

11

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Untuk mencapai kestabilannya, atom C cenderung menerima 4 elektron, sedangkan atom


H cenderung menerima 1 elektron. Atom C dapat berikatan dengan atom H dengan cara pemakaian
elektron bersama sehingga 1 atom.

Dan struktur ikatan kovalen tunggal yang terbentuk diatas dapat dituliskan sebagai berikut:

2. Ikatan kovalen tunggal pada molekul H2


Atom H memiliki konfigurasi elektron 1 sehingga elektron valensinya 1. Untuk mencapai
kestabilannya, atom H cenderung menerima 1 elektron. Jika 2 atom H saling berikatan, setiap atom
H menyumbangkan 1 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan
bersama jumlahnya 2.

3. Ikatan kovalen tunggal pada molekul HCl

B. Ikatan kovalen rangkap


Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak saja dapat memiliki ikatan
melalui sepasang elektron tetapi juga dapat 2 atau 3 pasang.

12

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Ikatan dengan dua pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan
dengan dua garis). Ikatan dengan tiga pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap tiga
(dilambangkan dengan tiga garis).

Perhatikan contoh berikut:

1. Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul O2

Atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron valensinya 6. Untuk mencapai


kestabilannya, atom O cenderung menerima 2 elektron. Jika 2 atom O saling berikatan, setiap atom
O harus menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan
bersama jumlahnya 4.

O2 digunakan untuk
pembakaran/oksidator seperti
dalam pembakaran bahan bakar
pada mesin kendaraan ringan

2. Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul CO2

3.Ikatan kovalen rangkap tiga pada molekul N2


Atom N memiliki konfigurasi elektron 2 5 sehingga elektron valensinya 5. Untuk mencapai
kestabilannya, atom N cenderung menerima 3 elektron. Jika 2 atom N saling berikatan, setiap atom
N harus menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan
bersama berjumlah 6.

C. Ikatan Kovalen Koordinat


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian pasangan elektron
bersama yang berasal dari salah satu atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Contoh
senyawa yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO3, NH4Cl, SO3, dan H2SO4.

13

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Ciri dari ikatan kovalen koordinasi adalah pasangan elektron bebas dari salah satu atom
yang dipakai secara bersama-sama, seperti pada contoh senyawa HNO3 berikut ini. Tanda panah (
) menunjukkan pemakaian elektron dari atom N yang digunakan secara bersama oleh atom N
dan O.

D. Penyimpangan Aturan Oktet

Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dan atom nonlogam lainnya dengan cara
pemakaian elektron bersama sehingga setiap atom yang terlibat memenuhi kaidah oktet/duplet.
Akan tetapi, aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus kimia
senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi.

Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut:

1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.


Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam
kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum
mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3.

2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil.


Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17.

14

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.


Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8
elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa
contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan

SbCl5.

E. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar


Kepolaran atau pengkutuban dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan yang disebabkan
distribusi (penyebaran) elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung tertarik pada salah satu
atom. Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Kepolaran dapat
diketahui dari arah momen dipol. Momen dipole ini yang menyebabkan pengkutupan (muatan).

Momen Dipol ( )

Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.

Dirumuskan :

=Qxr ; 1D = 3,33 x 10-30 C.m

keterangan :

= momen dipol, satuannya debye (D)

Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)

r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

15

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Senyawa HCl memiliki arah momen dipole ke kanan (Cl) menandakan Cl memiliki
kelektronegatifan yang besar sehingga pasangan electron lebih tertarik ke Cl.

1. Ikatan Kovalen Polar


Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi
pengutuban muatan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan ikatan kovalen polar. Pada ikatan
kovalen polar, distribusi elektron pada dua atom yang berikatan tidak merata. Artinya,
salah satu atom lebih kuat menarik elektron ke arahnya (atom yang lebih elektronegatif),
sehingga pada atom itu terkumpul elektron dan terbentuk kutub negatif, sedangkan atom
yang elektronnya tertarik membentuk kutub positif, serta bentuk molekulnya asimetris atau
tidak simetris.
Contoh: Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen
digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban
atau polarisasi muatan.

Perbedaan keelektronegatifan atom H dan atom F cukup besar yaitu sekitar 1,9 hal
ini mengakibatkan pasangan electron ikatan lebih tertarik ke taom F. Senyawa-senyawa
lain yang bersifat kovalen polar dan memiliki perbedaan keelektronegatifan seperti pada
tabel berikut.

16

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Senyawa Perbedaan keelektronegatifan

HF 1,9

HCl 0,9

HBr 0,7

HI 0,4

Tabel 3.3 Perbedaan keelektronegatifan senyawa

2. Ikatan Kovalen Nonpolar


Pada ikatan kovalen nonpolar, distribusi elektron pada kedua atom yang saling
berikatan merata. Artinya, tarikan elektron dari tiap tiap atom sama besar (harga
keelektronegatifan sama), sehingga tidak membentuk polarisasi muatan serta bentuk
molekul akan menjadi simetris.Contoh: Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron
dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh
karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).

Pada industri ban , belerang sering digunakan untuk


vulkanisasi karet yang berkaitan agar ban bertambah
ketegangannya serta kekuatannya. Belerang tersebut
didapatkan dari gas SO2, bagaimana struktur lewisnya
dan ikatan apa yang terdapat dari gas tersebut,
gambarlah!

17

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Mari Mencoba

Untuk menyelidiki sifat polar dan non polar dari suatu senyawa dapat dilakukan percobaan di
bawah ini!

a. Alat dan Bahan

No. Alat & Bahan


1 Buret
2 Panggaris Plastik
3 Kain
4 Gelas Kimia
5 Air
6 Bensin
7 Alkohol
8 HCl
9 CH3COOH
Skema Rangkaian Percobaan
b. Prosedur Kerja

1) Susun buret dan gelas kimia


2) Masukkan cairan ke dalam buret secara bergantian
3) Putar ujung buret, sehingga cairan keluar
4) Gosok penggaris ke kain agar penggaris menjadi bermuatan
5) Dekatkan penggaris yang bermuatan ke cairan yang keluar
6) Amati yang terjadi
7) Catat dalam table hasil pengamatan dan simpulkan hasil percobaan
Mengapa bias demikian?

c. Catat tabel hasil pengamatan

Cairan Bermuatan (polar) Tidak Bermuatan (nonpolar)


Air
Bensin
HCl
Alkohol
CH3COOH

18

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Nah cobalah kalian tentukan larutan lain yang sering digunakan dalam mesin kendaraan ringan
dan indentifikasi termasuk golongan manakah larutan tersebut!

F. Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen


No Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen
1 Titik didih Tinggi Rendah
2 Titik leleh Tinggi Rendah
3 Wujud Padat pada suhu kamar Padat,cair,gas pada suhu kamar
4 Daya hantar listrik Padat = isolator Padat = isolator
Lelehan = konduktor Lelehan = isolator
Larutan = konduktor Larutan = ada yang konduktor
5 Kelarutan dalam air Umumnya larut Umumnya tidak larut
6 Kelarutan dalam
Tidak larut Larut
trikloroetana (CHCl3)

Mari
berlatih!

1. Ikatan rangkap dapat terjadi pada senyawa kovalen berikut kecuali pada...
A. O2
B. CO2
C. C2H2
D. CH4
E. N2
2. Senyawa yang mengandung ikatan kovalen polar adalah...
A. BCl3
B. CH4
C. H2O
D. CCl4
E. CO2

19

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

3. Hidrogen dapat membentuk senyawa kovalen polar dengan unsur golongan halogen.
Berikut ini yang paling polar adalah . . . .
A. HF
B. HCl
C. HBr
D. HI
E. HAt
4. Pasangan berikut ini merupakan senyawa kovalen adalah..
A. NaBr dan MgBr2
B. NaCl dan HF
C. HCl dan H2O
D. CaCl2 dan MgO
E. P2O5 dan Al2O3
5. Gas karbon dioksida yang dibutuhkan tumbuhan hijau untuk berfotosintesis terdiri atas satu
atom karbon dan 2 atom oksigen. Keduanya berikatan secara...
A. Ionik
B. kovalen tunggal
C. kovalen rangkap
D. kovalen koordinasi
E. hidrogen
6. Senyawa kovalen dapat terbentuk antara unsur-unsur dengan nomor atom...
A. 11 dengan 3
B. 8 dengan 11
C. 8 dengan 16
D. 11 dengan 17
E. 12 dengan 8
7. Pasangan senyawa-senyawa berikut yang berikatan kovalen adalah ....
A. Na2O dan MgCl2
B. Na2O dan H2O
C. H2O dan MgCl2
D. NH3 dan MgCl2
E. NH3 dan H2O
18. Diketahui konfigurasi beberapa unsur sebagai berikut:
P:2
Q : 2, 4
R : 2, 8, 2

20

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

S : 2, 8, 7
T : 2, 8, 8, 1
Ikatan kovalen dapat terbentuk antara...

A. P dan Q
B. P dan R
C. Q dan R
D. Q dan S
E. S dan T
19. Senyawa berikut yang mempunyai ikatan kovalen koordinasi adalah...
A. NH3
B. CO2
C. CH4
D. C2H4
E. H2O
20. Molekul yang memiliki ikatan kovalen rangkap tiga adalah...
A. CO2
B. H2
C. O2
D. N2
E. NH3

1. Jelaskan pengertian ikatan kovalen tunggal, rangakap dua, rangkap tiga dan koordinasi, berikan contoh
dan manfaatnya!
2. Sebutkan beberapa senyawa polar dan nonpolar yang dipakai dalam mesin kendaraan ringan!
3. Gambarkan struktur Lewis dan tentukan jenis ikatan kovalen yang terbentuk pada senyawa senyawa
berikut:
a. H2S c. SiO2 e. C2H4 g. PCl3 i. C2H5OH

b. CS2 d. C2H6 f. C2H2 h. NH3 j. H2CO3


4. Urutkan tingkat kepolaran dari molekul-molekul berikut:

a. HBr b. FBr c. N2 d. HF
5. H2SO4 digunakan sebagai larutan elektrolit di dalam accu, gambarkan struktur lewisnya dan
ikatan apa saja yang ada di dalam senyawa tersebut, jelaskan!

21

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Ikatan Logam
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat penghantar listrik dan panas yang
baik, serta mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi, kuat atau keras namun mudah
dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable) dan direnggangkan (ductile). Atom logam
mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion
positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain.
A. Peran awan elektron dalam hantaran listrik logam
Awan elektron yang terbentuk berasal dari semua elektron valensi atom-atom logam yang
ada. Hal ini disebabkan oleh tumpang tindih (ovelap) orbital valensi dari atom-atom logam (orbital
valensi = orbital elektron valensi berada). Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya
dapat berpindah ke orbital valensi atom tetangganya. Hal inilah yang menyebabkan elektron-
elektron valensi akan terdelokalisasi pada semua atom yang terdapat pada logam membentuk awan
atau lautan elektron yang bersifat mobile atau dapat bergerak.

Gambar Ion logam dalam awan elektron

Berdasarkan gambar awan elektorn diatas struktur yang demikian dapat digunakan untuk
menjelaskan sifat-sifat khas logam seperti daya hantar listrik, daya tempa dan kuat tarik. Akibat
awan elektron valensinya yang mudah mengalir maka logam juga bersifat sebagai konduktor yang
baik. Penyebaran dan pergerakan elektron valensi yang cukup besar membuat logam ketika
ditempa atau ditarik hanya mengalami pergeseran pada atom-atom penyusunnya sedangkan ikatan
yang terbentuk tetap.

22

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Jadi, menurut teori awan elektron di atas ikatan logam didefinisikan sebagai gaya
tarik antara muatan positif dari ion-ion logam (kation logam) dengan muatan negatif
yang terbentuk dari elektron-elektron valensi dari atom-atom logam. Jadi logam yang
memiliki elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan positif
yang lebih besar dan awan elektron dengan jumlah elektron yang lebih banyak atau lebih
rapat. Hal ini menyebabkan logam memiliki ikatan yang lebih kuat dibanding logam yang
tersusun dari atom-atom logam dengan jumlah elektron valensi lebih sedikit.
Misalnya logam magnesium yang memiliki 2 elektron valensi. Berdasarkan model
awan elektron, logam magnesium dapat dianggap terdiri dari ion Mg2+ yang tersusun secara
teratur, berulang dan disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron yang dibentuk dari
elektron valensi magnesium, seperti pada Gambar.

B. Sifat fisis logam


1. Dapat ditempa, direntangkan, tidak rapuh dan dapat dibengkokkan
Logam dapat ditempa, direntangkan, tidak rapuh dan dapat dibengkokkan, karena atom-
atom logam tersusun secara teratur dan rapat sehingga ketika diberi tekanan atom-atom
tersebut dapat tergelincir di atas lapisan atom yang lain seperti yang ditunjukan pada
Gambar:

Dari gambar menjelaskan mengapa logam dapat ditempa ataupun direntangkan, karena
pada logam semua atom sejenis sehingga atom-atom yang bergeser saat diberi tekanan seolah-

23

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

olah tetap pada kedudukan yang sama. Keadaan ini berbeda dengan ikatan ionik. Dalam kristal
ionik, gaya pengikatnya adalah gaya tarik antar ion yang bermuatan positif dengan ion yang
bermuatan negatif. Sehingga ketika kristal ionik diberi tekanan akan terjadi pergeseran ion
positif dan negatif yang dapat menyebabkan ion positif berdekatan dengan ion positif dan ion
negatif dengan ion negatif. Keadaan ini mengakibatkan terjadi gaya tolak antar ion-ion sejenis
sehingga kristal ionik menjadi retak kemudian pecah.
2. Mempunyai titik didih dan titik lebur yang tinggi.
Titik didih dan titik lebur logam berkaitan langsung dengan kekuatan ikatan logamnya.
Titik didih dan titik lebur logam makin tinggi bila ikatan logam yang dimiliki makin kuat.
Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh ukuran kation dan jari-jari. Pada sistem periodik
unsur, pada satu golongan dari atas ke bawah, ukuran kation logam dan jari-jari atom logam
makin besar. Semakin besar ukuran kation dan jari-jari atom, makin tinggi titik didih dan titik
lebur logam sehingga ikatan logam yang dimiliki makin kuat. Hal ini dapat dilihat pada tabel
titik didih dan titik lebur logam alkali.
Logam Jari-jari Kation Ukuran Titik lebur Titik didih
atom logam Kation (oC) (oC)
logam (pm) logam (pm)
Li 157 Li+ 106 180 1330
Na 191 Na+ 132 97,8 892
K 235 K+ 165 63,7 774
Rb 250 Rb+ 175 38,9 688
Cs 272 Cs+ 188 29,7 690

3. Menghantarkan panas dan listrik


Hal ini disebabkan karena adanya elektron-elektron yang mudah bergerak bebas
sehingga apabila bagian tertentu dipanaskan atau diberi sumber arus maka electron tersebut
akan bergerak cepat mengalirkan panas/listrik ke elektron yang lain

24

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

4. Mengkilap
Permukaan logam yang bersih dan halus akan memberikan kilap atau kilau
(luster)tertentu. Kilau logam berbeda dengan kilau unsur nonlogam. Kilau logam dapat
dipandang dari segala sudut sedangkan kilau nonlogam hanya dipandang dari sudut
tertentu. Bila cagaya tampak jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron valensi
mudah bergerak terebut akan tereksitasi.
Eksitasi elektron yaitu perpindahan
elektron dari keadaan dasar (tingkat energi
terendah) menuju ke keadaan yang lebih tinggi
(tingkat energi lebih tinggi). Elektron yang
tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar dengan
memantulkan energi dalam bentuk radiasi Gambar Logam
elektromagnetik. Energi yang dipancarkan inilah Aluminium
yang menyebabkan logam tampak berkilau.
Beberapa contoh logam dalam bidang teknik:
a. Aluminium (Al): pengangkutan kendaraan bermotor, kapal terbang, kapal laut;
pembungkusan tin aluminium, keranjang aluminium; peralatan rumah tangga perkakas,
peralatan dapur; pembinaan: tingkap, pintu, sisian, dawai binaan, industri elektronik;
serbuk aluminiumdigunakan dalam cat.
b. Timah (Sn): pelapis lembaran baja lunak (pelat timah), industri pengawetan.
c. Timbal (Pb): untuk solder, perlatan elektrolisis, elektroda, listrik bertegangan kabel
tinggi untuk menccegah difusi air dalam kabel; peralatan permesinan (berupa amalgam,

25

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

misal kuningan), sebagai aditif bahan bakar (TEL) untuk mengurangi knock pada
mesin.
d. Tembaga (Cu): untuk membuat suku cadang bagian listrik, radio penerangan dan
elektronik lainnya, paduan logam untuk perhiasan.
e. Besi (Fe): sebagai alas mesin, meja perata, mesin bubut, blok silinder, kerja pelat, rantai
jangkar, kait keran,mur, sekrup, pipa, gergaji, tap, stempel.
MATERI PENDUKUNG

Kompetensi keahlian teknik kendaaan ringan sangat berhubungan dengan adanya


logam-logam yang digunakan pada kendaraan bermotor, banyak komponen pada kendaraan
bermotor yang terbuat dari logam yang harus dibuat dengan cara pengelasan ataupun dengan
cara pematrian namun ada kalanya suatu komponen-komponen kendaraan yang berbahan
logam tersebut mengalami kerusakan sehingga harus diperbaiki dengan cara pengelasan atau
dengan cara pematrian agar komponen tersebut dapat digunakan kembali sehingga kendaraan
dapat berjalan dengan semestinya. Pengelasan dan pematrian ini memiliki cara masing-
masing sesuai dengan fungsi maupun sifat-sifat dari logam yang akan dilas dan dipatri.
Maksudnya, logam dengan karakteristik tertentu dilakukan pengelasan dengan cara tertentu
pula begitu juga dengan pematrian.

Pengelasan dan Pematrian


Kompetensi keahlian teknik kendaaan ringan sangat berhubungan dengan adanya
logam-logam yang digunakan pada kendaraan bermotor, banyak komponen pada kendaraan
bermotor yang terbuat dari logam yang harus dibuat dengan cara pengelasan ataupun dengan
cara pematrian namun ada kalanya suatu komponen-komponen kendaraan yang berbahan
logam tersebut mengalami kerusakan sehingga harus diperbaiki dengan cara pengelasan atau
dengan cara pematrian agar komponen tersebut dapat digunakan kembali sehingga kendaraan
dapat berjalan dengan semestinya. Pengelasan dan pematrian ini memiliki cara masing-masing
sesuai dengan fungsi maupun sifat-sifat dari logam yang akan dilas dan dipatri. Maksudnya,
logam dengan karakteristik tertentu dilakukan pengelasan dengan cara tertentu pula begitu juga
dengan pematrian. Oleh karena itu diharapkan materi ini membantu peserta didik terutama

26

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

peserta didik kompetensi keahlian teknik kendaaan ringan dalam memilih cara yang tepat
dalam pengelasan dan pematrian sesuai dengan karakteristik logam-logamnya.

1. Pengelasan
Menurut Duetch Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan
logam atau paduan logam yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Las merupakan
sambungan setempat dan untuk mendapatkan keadaan lumer atau cair dipergunakan energi
panas. Dari keterangan tersebut mengelas adalah menyatukan dua bagian logam atau lebih
dengan mengadakan ikatan metalurgi dibawah pengaruh panas. Untuk mendapatkan ikatan
metalurgi ada banyak cara dilakukan, yakni :
a. Logam yang disambung dipanasi sampai pada suhu tertentu yang terletak dibawah atau
diatas sedikit titik lebur, kemudian logam yang disatukan dengan cara ditekan atau dipukul
(las Tekan).
b. Logam yang disambung bersama-sama dengan bahan tambah (apabila diperlukan)
dicairkan (las busur cair).
c. Bahan tambah dicairkan kemudian diletakkan pada logam yang disambung (pada
Pematrian).

Keuntungan penggunaan las yaitu:


a. Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.
b. Waktu pengerjaan sambungan las relatif lebih cepat.
c. Bahan lebih hemat.
d. Konstruksi lebih ringan.
e. Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).

Kualitas Hasil Pengelasan


Kualitas hasil pengelasan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : Teknik Pengelasan,
bahan logam yang disambung, pengaruh panas serat jenis kampuh yang tepat.
a. Teknik Pengelasan

27

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Faktor yang mempengaruhi kualitas las pada pengelasan ini adalah posisi
mengelas, bentuk kampuh sambungan, kecepatan mengelas, brander las yang dipakai
(untuk las gas), ukuran elektrode (las Busur).

b. Bahan logam yang disambung


Logam yang dipanasi sampai keadaan lumer/meleleh, maka pada proses
pendinginan kembali akan terjadi perubahan sifat elastisitas logam, jika didinginkan secara
perlahan logam akan menjadi kenyal dan jika didinginkan mendadak (dengan cepat) logam
akan menjadi getas. Logam yang dipanasi tersebut akan mengalami perubahan komposisi
kimia yang terkandung, trutama unsur karbon (C). Logam yang meleleh pada temperatur
tinggi akan lebih banyak mengandung gas dari pada logam yang meleleh pada temperatur
rendah, dan berakibat logam menjadi keropos. Untuk menghindari keropos tersebut maka
sewaktu pengelasan perlu diberi bahan fluks (bahan pelindung). Perlu diketahui pula
bahwa logam yang disambung diusahakan mempunyai titik lebur yang sama, sehingga
proses penyambungannya menjadi sempurna.

c. Pengaruh Panas
Akibat pengaruh panas terjadi ekspansi dan pemuaian, sehingga menimbulkan
tegangan-tegangan skunder yang tidak diinginkan. Pada proses pendinginan logam lasan
yang meleleh/cair akan menjalani proses pembekuan. Selama pembekuan akan terjadi
reaksi pemisahan (retak), terbentuk lobang halus, serta terbentuknya oksida-oksida. Reaksi
pemisahan ada beberapa macam yakni : (1) pemisahan makro, yaitu : terjadinya perubahan
pada garis lebur menuju ke garis sumbu las, (2) pemisahan gelombang, yaitu : terputusnya
gelombang manik las, dan (3) pemisahan mikro, yaitu : terjadinya perubahan komponen
dalam satu pijar atau bagian dari satu pilar.

Prosedur pengelasan harus direncanakan terlebih dahulu seperti perlunya diketahui


beberapa jenis logam dan jenis pengelasan yang biasa dipakai.
a. Pengelasan Besi
i. Klasifikasi

28

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Logam besi yang biasa digunakan yaitu besi yang bermuatan +3 (Fe+3). Besi ini
berikatan secara kimia membentuk ikatan logam yang terjadi karena adanya prinsip
awan elektron. Pada pengelasan besi ini mengandung baham lain selain besi karena
bahan logam besi biasanya mengandung karbon 0 s.d 4,5% dan dibagi dalam tiga
golongan yaitu : besi (kadar CO : 0 0,008%), baja (kadar CO : 0,008 2,0%), dan besi
cor (kadar CO 2,0 4,5%). Dalam besi kandungan karbon dan unsur paduan sangat
rendah, karena itu besi tidak dapat dikeraskan dengan pendinginan celup. Besi tempa
adalah besi yang mengandung terak silikat antara 2 4%, besi ingot adalah besi yang
murni. Keduanya adalah besi dengan kadar karbon rendah yang diproses secara khusus
untuk penggunaan tertentu.

ii. Jenis las yang dipakai


Pengelasan besi tempa: Las Busur Elektrode Terbungkus dengan suhu rendah.
Pengelasan besi ingot : las Busur Elektrode Terbungkus dengan suhu tinggi.

b. Pengelasan Baja Karbon


i. Klasifikasi
Baja karbon : paduan besi dan karbon dengan sedikit Si, Mn, P, S dan Cu sehingga
pada baja karbon yang terdiri dari beberapa unsur logam akan membentuk ikatan logam
dimana baja karbon bersifat kuat atau tidak rapuh terhadap tekanan yang tinggi (40.000
Psi) karena atom-atom logam tersusun secara teratur dan rapat sehingga ketika diberi
tekanan atom-atom seolah-olah tetap pada kedudukan yang sama. Baja karbon sifatnya
tergantung dari kadar karbonnya, sehingga dibedakan menjadi baja karbon tinggi
(kadar karbon 0,45 1,70%) dan baja karbon rendah (kadar karbon kurang dari 0,30%).

ii. Jenis las yang dipakai


Baja karbon rendah : baja yang mudah dilas sehingga dapat dipakai semua teknik
pengelasan. Hasil pengelasannya sangat tergantung dari kesempurnaan langkah
persiapan.
Baja karbon tinggi : baja karbon tinggi ini memiliki sifat yang tahan terhadap suhu
yang sangat tinggi namun memiliki keuletan yang rendah, karena mudah menjadi keras

29

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

dan hidrogen difusi menyebabkan baja karbon tinggi peka terhadap retak las. Oleh
karena itu perlu dilakukan pemanasan mula. Baja ini dapat dilas dengan las busur, tetapi
pemilihan elektrode harus tepat.

c. Pengelasan Baja Cor


i. Klasifikasi :
Lihat tabel berikut untuk mengetahui paduan baja cor dan penggunaannya :
Jenis baja cor Unsur paduan
Tahan aus 0,40<C dengan tambahan Cr, Al, Ni-Cr atau Cr-V-Mn.
Tahan karat Cr, Ni atau Cu
Tahan suhu tinggi Cr, W, Mo atau Ti
Dari tabel terbut terlihat bahwa baja cor terdiri dari besi (Fe) dengan unsur paduan
logam lainnya sehingga akan membentuk ikatan logam dimana baja cor bersifat sama
seperti pada baja karbon yang memiliki sifat kuat atau tidak rapuh terhadap tekanan
yang tinggi karena atom-atom logam tersusun secara teratur dan rapat sehingga ketika
diberi tekanan atom-atom seolah-olah tetap pada kedudukan yang sama.

ii. Jenis las yang dipakai


Jenis las yang dapat dipakai: seperti pengelasan baja karbon atau baja campuran rendah
dengan komposisi kimia yang sama. Cara yang banyak dipakai adalah penggunaan las
busur lindung, sedangkan untuk sambungan sederhana dapat dipakai las busur rendam.

d. Pengelasan Besi Cor


i. Klasifikasi Besi Cor
Besi cor adalah paduan besi-karbon dengan kadar C lebih rendah dari 2% dengan
tambahan unsur lain seperti Si, Mn, P, S dan lain sebagainya sehingga memebentuk
ikatan logam. Dalam penggunaan tertentu masih ditambah lagi dengan Ni, Cr, dan Mo.
Kekuatan besi cor pada umumnya lebih rendah dari baja cor, pada tipe tertentu
kekuatannya sama baja cor.

ii. Sifat mampu las Besi Cor

30

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Sifat mampu las besi cor dibandingkan dengan las besi dan baja lainnya lebih rendah.
Penyebabnya : (1). Bila terjadi pendinginan yang cepat akan terbentuk besi cor putih
yang keras, getas dan mudah patah. (2). Persenyawaan gas CO dari besi cor dan O2
atmosfir las membentuk gas CO yang menyebabkan lubang halus. (3). Tegangan sisa
pada sudut, rusuk dan tempat perubahan tebal menyebabkan besi cor mudah retak. (4).
Bila dipanaskan lama, grafit besi cor menjadi kasar dan besi cor banyak berisi pasir dan
berongga. Elektroda tidak mudah sesuai dengan induknya, sehingga terjadi lubang-
lubang halus.

iii. Cara Pengelasan Besi Cor


Cara pengelasan besi cor dapat dilihat pada tabel berikut :

Tanpa pemansan mula (las


dingin)
Las busur logam terlindung Pemanasan mula suhu rendah

Las gas Pemanasan mula suhu tinggi

Las suhu kamar Brasing


Proses pengelasan
Las elektrik
Las busur karbon

Las busur gas


mulia

Tujuan dari pemanasan mula disini adalah agar tidak terjadi pendinginan cepat, sehingga
tidak mudah retak.

2. Pematrian
Pematrian ialah suatu cara penyambungan bahan logam di bawah pengaruh penyaluran
panas dengan pertolongan imbuhan logam atau campuran logam yang mudah melebur
(patri) yang titik leburnya berada di bawah titik lebur bahan dasar yang akan
disambungkan.

31

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Bagian yang akan disambungkan di sini tidak ikut melebur melainkan hanya terjaring oleh
patri yang meleleh. Sambungan terjadi akibat lekatan erat (ikatan) patri pada bidang
pematrian dan tidak dapat dilepaskan tanpa perusakan.
Pematrian dapat dipertimbangkan untuk diterapkan pada kasus berikut :
a. Sebagai pengganti pengelasan, jika perubahan wujud susunan struktur yang akan
terjadi akibat suhu pengelasan yang tinggi pula halnya dengan pengisutanan dan
pengoyakan benda kerja, sama sekali harus dihindarkan.
a. Sebagai penyambungan logam yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja
dengan kuningan, tembaga, dan logam keras lainnya.
b. Sebagai penyambungan benda kerja yang sangat kecil, sangat tipis atau bentuknya
istimewa dan tebalnya amat berbeda (tebal hingga 3 mm).
c. Sebagai pekerjaan perbaikan bagian yang sangat peka terhadap panas, misalnya
perkakas.
d. Jika pada kekuatan yang memadai, pematrian lebih murah dibandingkan dengan
pengelasan. Ia menghasilkan kecepatan kerja yang lebih besar, biaya pemanasan
yang lebih sedikit, dan kebanyakan tidak memerlukan penggarapan lanjutan.
e. Jika tampak sambungan yang indah dan kerutan yang kecil pada penyambungan
dengan patri memegang peranan yang menentukan.
f. Untuk pengedapan (sambungan wadah, retak-retak dan lain-lain.
Proses pengikatan di dalam Pematrian hanya berlangsung pada permukaan bahan
dasar yang akan digabungkan. Perbedaannya dengan pengelasan ialah bahwa bidang
Pematrian tidak dilelehkan. Terhadap ini disalurkan sedemikian banyak energi panas
sehingga patri mulai meleleh, menjaring bidangbidang Pematrian, merambat, masuk ke
dalam celah Pematrian dengan efek pori-pori (celah kapilar, celah isap), mengeras di sana
dan mengikat diri dengan bahan dasar. Ikatan ini ditimbulkan oleh tiga proses fisikalis yang
secara tersendiri atau bersama-sama memberikan pengaruhnya.

Pematrian Keras Logam Berat


a. Pengertian
Pematrian keras diterapkan apabila ikatan harus kokoh dan tahan suhu tinggi. Suatu
jalur sambungan patri keras yang baik dapat dilenturkan dan dimartil. Pada pematrian

32

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

keras juga berlaku, bahwa kekuatan jalur sambungan patri, terutama berpangkal pada
pembentukan paduan antara patri dan logam dasar, pada pemilihan patri yang paling
cocok dan untuk pematrian celah, pada pembentukan sebuah celah sempit dan bagian yang
disuaikan satu sama lain dengan baik Penerapannya juga pada kasus yang menimbulkan
kesulitan besar bila dilakukan pengelasan atau, yang atas dasar alasan konstruktif, sama
sekali tidak memungkinkan pengelasan.

b. Cara Pematrian
Pematrian keras dapat dipertimbangkan metode pematrian berikut: pematrian api,
pematrian benam, pematrian kubangan garam, pematrian tungku, pematrian imbas dan
pematrian tahanan listrik. Bergantung pada cara kerja, pengerjaan dapat dilakukan dengan
patri yang ditaruhkan atau dimasukkan, atau dengan peIt yang disepuh patri.

c. Bahan yang dapat dipatri


Hampir semua logam yang titik leburnya di atas 500 C dapat dipatri dengan patri
keras yang cocok. Contohnya: baja, besi tuang, tuangan temper, tembaga, kuningan,
perunggu, tombak (paduan tembaga-seng), perak baru (paduan perak-nikel tembaga),
nikel, paduan nikel, logam ringan, logam keras. Logam mulia, misalnya, hanya dapat
dipatri keras.
Tegangan panas pada pematrian keras. Akibat suhu kerja yang tinggi, terjadi (terutama
pada pematrian api) pemanasan setempat bahan dasar. Pendinginan yang berlangsung
cepat setelah ini mengakibatkan tegangan panas di dalam bagian yang dipatri. Untuk
mencegah tegangan ini, maka bagian baja yang dipatri keras harus didinginkan secara
lambat-lambat atau baja yang kadar campurannya tinggi, setelahnya harus diberi suatu
perlakuan panas. Walaupun demikian penyebaran tegangan dan suhu pada pematrian
keras tetap jauh lebih merata dibandingkan dengan pada pengelasan

33

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Lihat tabel dibawah ini merupakan paduan baja cor dan penggunaannya dengan paduan
unsur tertentu :
Jenis baja cor Unsur paduan
Tahan aus 0,40<C dengan tambahan
Cr, Al, Ni-Cr atau Cr-V-
Mn.
Tahan karat Cr, Ni atau Cu
Tahan suhu tinggi Cr, W, Mo atau Ti

Gambar paduan logam (alloy)

Coba sebutkan, beberapa logam yang sering


digunakan dalam perakitan mesin kendaraan ringan, mengapa menggunakan logam tersebut?

Interaksi antarmolekul
Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di antara molekul-molekul yang menimbulkan tarikan
antarmolekul dengan berbagai tingkat kekuatan. Pada suhu tertentu, kekuatan tarikan antarmolekul
menentukan wujud zat, yaitu gas, cair, atau padat. Kekuatan gaya antarmolekul lebih lemah
dibandingkan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan kimia dan gaya antarmolekul memiliki
perbedaan. Ikatan kimia merupakan gaya tarik menarik di antara atom-atom yang berikatan,
sedangkan gaya antarmolekul merupakan gaya tarik menarik di antara molekul (perhatikan
Gambar).

Ada tiga jenis gaya antarmolekul, yaitu gaya dipol-dipol, gaya London, dan ikatan hidrogen. Gaya
dipol-dipol dan gaya London dapat dianggap sebagai satu jenis gaya, yaitu gaya van der Waals.

34

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

A. Gaya Van der Waals (Gaya tarik dipol-dipol)


Gaya Van der Waals adalah gaya yang terjadi di antara molekul-molekul yang
memiliki sebaran muatan tidak homogen, yakni molekul-molekul dipol atau molekul polar.
Molekul-molekul polar memiliki dua kutub muatan yang berlawanan. Oleh karena itu, di
antara molekul-molekulnya akan terjadi antaraksi yang disebabkan kedua kutub muatan
yang dimilikinya.
Pada antaraksi dipol-dipol, ujung-ujung parsial positif suatu molekul mengadakan
tarikan dengan ujung-ujung parsial negatif dari molekul lain yang mengakibatkan orientasi
molekul-molekul yang tidak sejajar karena sebenarnya molekul selalu bergerak dan
bertumbukan/tabrakan.
Catatan:
Molekul/atom/zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol). Keadaan ini
disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K (-2730C)
Untuk jelasnya, bisa dilihat pada gambar berikut:

Gaya Van der Waals diperlihatkan dengan garis merah (putus-putus). Kekuatan gaya tarik
antara dipol ini biasanya lebih lemah dari kekuatan ikatan ionik atau kovalen (kekuatannya
hanya 1% dari ikatan). Kekuatannya juga akan berkurang dengan cepat bila jarak antar
dipol makin besar. Jadi gaya Van der Waaals suatu molekul akan lebih kuat pada fase padat
dibanding cair dan gas.

35

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

B. Gaya London
Gaya London atau gaya dipol sesaat/terimbas adalah gaya tarik-menarik dipol yang terjadi
pada molekul non-polar dan/atau berwujud gas. Gaya London terjadi akibat terbentuknya dipol
sesaat, dan memiliki daya tarik-menarik yang lemah, karena hanya terjadi sesaat. Contoh: gaya
antar molekul O2

Gaya London tidak hanya berlaku untuk molekul nonpolar, tetapi juga dapat terjadi pada
molekul polar. Molekul-molekul polar yang massa molekul relatifnya besar lebih efektif ditarik
satu sama lain daripada molekul kecil. Kekuatan gaya London dipengaruhi oleh ukuran, bentuk
molekul, dan kemudahan distorsi dari awan elektron. Sentuhan di antara atom atau molekul dengan
luas permukaan sentuhan besar menghasilkan peluang lebih besar membentuk dipol sementara
dibandingkan bidang sentuh yang relatif kecil. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh
molekul, semakin besar peluang terjadinya dipol sementara.

C. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terjadi antara atom hidrogen dengan atom unsur
lain yang memiliki elektronegativitas tinggi, seperti F, O, dan N pada molekul yang berbeda.
Gambaran ikatan hidrogen dapat dilihat pada gambar berikut:

36

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Semakin tinggi skala keelektronegatifan atom yang mengikat atom hidrogen, semakin
besar peluangnya untuk membentuk ikatan hidrogen.
Contoh:
Belerang dan oksigen memiliki keelektronegatifan S = 2,5 dan O = 3,5. Oleh karena
keelektronegatifan atom oksigen lebih tinggi maka peluang terjadinya ikatan hidrogen sangat
besar. Hal ini terbukti dengan tingginya titik leleh dan titik didih H2O dibandingkan H2S. Dengan
hadirnya ikatan hidrogen dalam suatu senyawa menimbulkan pengaruh terhadap sifat-sifat fisik
senyawa tersebut, seperti ditunjukkan oleh senyawa hidrida nonlogam pada Tabel berikut:

Sifat-sifat NH3 PH3 H2 O H2 S HF HCl


Kepolaran Polar Polar Polar Polar Polar Polar
Wujud Gas Gas Cair Cair Asap Gas
Massa molekul 17,03 34,0 18,02 34,06 20,01 36,46
Titik leleh (oC) -75 -134 0,0 -85,6 -83,0 -114
Titik didih (oC) -33 -87,5 100,0 -60,5 19,5 -84,9
Kalor lebur
5,52 1,13 6,02 2,38 4,56 1,99
(kJ/mol)
Kalor uap (kJ/mol) 23,3 24,6 40,7 18,7 25,6 16,1

Tabel tersebut menunjukkan sifat-sifat fisik senyawa hidrida periode ke- 2 dan periode ke-
3 dalam tabel periodik. Periode ke-2, yaitu NH3, H2O, dan HF, sedangkan periode ke-3, yaitu PH3,
H2S, dan HCl. Pasangan seperti NH3PH3; H2OH2S; dan HFHCl berasal dari golongan yang
37

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

sama dalam tabel periodik. Dari pasangan tersebut, NH3, H2O, dan HF memiliki massa molekul
lebih kecil, tetapi memiliki titik leleh dan titik didih lebih tinggi dibandingkan senyawa yang
segolongan (lihat grafik dibawah ini)

Hal ini menunjukkan adanya ikatan hidrogen pada molekul NH3, H2O, dan HF, sedangkan
pada molekul hidrida di bawahnya tidak terjadi ikatan hidrogen.Ada dua macam ikatan hidrogen,
yaitu ikatan hidrogen antarmolekul (intermolecule) dan ikatan hidrogen dalam molekul itu sendiri
(intramolecule) (perhatikan dibawah). Ikatan hidrogen antarmolekul adalah ikatan antara dua atau
lebih molekul, baik molekul yang sama maupun molekul berbeda. Misalnya, antarmolekul H2O,
NH3, CH3CH2OH, HF, atau SiF4. Ikatan hidrogen dalam molekul adalah ikatan antara dua gugus
atom dalam suatu molekul, misalnya dalam asam benzoat.

38

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

TAHUKAH KAMU?
Ketika susu ditetesi beberapa tetes pewarna pada suatu titik kemudian ke dalamnya
dimasukkan cotton bud/tusuk gigi yang telah diolesi sabun cuci piring maka pewarna akan
menyebar menjauhi cotton bud tersebut. Untuk lebih lengkapnya simak gambar berikut:
Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Ternyata hal tersebut dapat terjadi karena ikatan ion antar
molekul air terputus sementara oleh ion Na+ dari soda kaustik
yang berasal dari sabun. Karena hal ini hanya bersifat
sementara maka ketika tusuk gigi/cotton bud diangkat maka
pewarna akan kembali kepada keadaan semula
Ion Na+ akan Mari berfikir sejenak!
memutus ikatan
hidrogen yang
-
terjadi antara O dan
H+ dari molekul H2O, hal ini dapat terjadi karena ion
Na+ yang memiliki muatan positif dapat berinteraksi
dengan muatan negatif O-.

Coba jika percobaan disamping


sampel air kalian gantikan dengan
larutan yang lain, bagaimana
hasilnya?

39

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Mari
berlatih!

1. Berikut ini dampak ikatan logam terhadap sifat fisis logam, kecuali....
A. Logam dapat menghantar panas/listrik
B. Logam dapat ditempa
C. Logam mempunyai titik didih dan titik lebur tinggi
D. Logam mempunyai titik didih dan titik lebur rendah
E. Logam mengkilap
2. Logam dapat ditempa, tidak rapuh dan dapat dibengkokkan disebabkan oleh adanya.
A. Atom-atom logam tersusun secara teratur dan renggang
B. Atom-atom logam tersusun secara teratur dan rapat
C. Atom-atom logam tersusun secara acak dan renggang
D. Ukuran kation pada jari-jari atom sangat kecil
E. Ukuran anionik pada jari-jari atom sangat besar
3. Gaya yang terjadi di antara molekul-molekul yang memiliki sebaran muatan tidak homogen
disebut.
A. Ikatan kovalen
B. Ikatan kovalen koordinasi
C. Gaya Van der Waals
D. Gaya london
E. Ikatan hidrogen
4. Gaya tarik-menarik dipol yang terjadi pada molekul non-polar disebut.
A. Ikatan kovalen
B. Ikatan kovalen koordinasi
C. Gaya Van der Waals
D. Gaya london
E. Ikatan hidrogen
5. Senyawa senyawa berikut yang mepunyai gaya london paling besar adalah.
A. n - heptana
B. 2-metil pentana
C. 2-metil heksana
D. 3-metil heksana
E. 2,2-dimetil pentana
6. Pernyataan yang tepat mengenai perbandingan kekuatan gaya Van Der Waals dengan ikatan
hidrogen yaitu . . . . .

40

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

A. Gaya Van Der Waals = Ikatan Hidrogen


B. Gaya Van Der Waals < Ikatan Hidrogen
C. Gaya Van Der Waals > Ikatan Hidrogen
D. Gaya Van Der Waals dan Ikatan Hidrogen tidak dapat diukur
E. Gaya Van Der Waals tidak dapat dibandingkan dengan Ikatan Hidrogen
7. Polarisabilitas paling mudah terjadi pada molekul yang memiliki . . . . .
A. Massa molekul relative kecil dan bentuk molekulnya panjang (lonjong)
B. Massa molekul relatifnya besar dan bentuk molekulnya panjang (lonjong)
C. Massa molekul relatifnya besar dan bentuk molekulnya simetris
D. Massa molekul relatifnya kecil dan bentuk molekulnya simetris
E. Semakin rendah titik didih dan titik lelehnya
8. Perhatikan tabel berikut!
Golongan Golongan Golongan Golongan
IVA VA VIA VIIA
CH4 -164 NH3 -33 H2O 100 HF 20
SiH4 -112 PH3 -87 H2S -61 HCl -85
GeH4 -90 AsH3 -55 H2Se -41 HBr -67
SnH4 -52 SbH3 -18 H2Te -2 HI -35

Pada tabel tersebut terjadinya penyimpangan keteraturan titik didih pada unsur-unsur yang
terletak di golongan VA, VIA, dan VIIA disebabkan oleh adanya .
A. Ikatan ion
B. Ikatan kovalen
C. Ikatan logam
D. Ikatan hidrogen
E. Ikatan semipolar
9. Perhatikan tabel titik didih unsure-unsur yang terletak pada golongan VA berikut

NH3 -33
PH3 -87
AsH3 -55
SbH3 -18
Tingginya titik didih pada NH3 tersebut disebabkan oleh .
A. NH3 memiliki Mr yang paling besar
B. Terdapat ikatan hidrogen (H-N)
C. NH3 mudah terbakar
D. Memiliki ikatan ion
E. Mudah larut dalam air
10. Titik didih etanol lebih tinggi daripada titik didih propana walaupun keduanya memiliki Mr
yang hampir sama. Hal tersebut disebabkan oleh .
A. Etanol lebih mudah terbakar daripada propana

41

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

B. Propana lebih mudah terbakar daripada etanol


C. Etanol bersifat ionik sedangakan propana bersifat polar
D. Propana memiliki ikatan hidrogen sedangkan etanol tidak memiliki ikatan hidrogen
E. Etanol memiliki ikatan hidrogen sedangkan propana tidak memiliki ikatan hidrogen

1. Bahan logam mempunyai beberapa keistimewaan sebagai pembuatan rbodi kendaraan


dibandingkan dengan bahan lain. Jelaskan beberapa keistimewaan tersebut!
2. Sebutkan bahan logam untuk bodi kendaraan dan jenisnya!
3. Apabila seseoran membeli dua mobil sekaligus, mobil pertama bermerk Toyota Avanza
sedangkan yang kedua bermerk Toyota Kijang Innova. Jelaskan apa perbedaan kedua moil
tersebut dilihat dari
a. Chassis dan bahan
b. fungsi
4. Sebutkan komponen-komponen penting engine!
5. Sebutkan bahan yang bagus digunakan dalam pembuatan torak/piston! Jelaskan!
6. Jelaskan klasifikasi dan cara pengelasan yang sesuai pada besi!
7. Sebutkan 3 contoh kasus yang dapat diterapkan untuk proses pematrian!
8. Sebutkan bahan yang dapat dipatri pada pematrian keras logam berat!
9. Sebutkan pelumas/cairan pembersih pada kendaraan yang anda ketahui beserta fungsinya!
10. Sebutkan kandungan utama yang terdapat dalam pelumas/caian pembersih! Gambarkan
strukturnya serta analisis ikatan kimia apa yang terjadi pada struktur bahan tersebut!

42

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

Blog Rama Whindu Putra (2011, 20 November). Uji Kepolaran Senyawa. Diperoleh 7 Juni 2017
pukul 14.00, dari http://mestargroup.blogspot.co.id/2011/11/uji-kepolaran-senyawa.html

Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Pribad, O.S. 2015. Proses Pembuatan Bodi Pada Mobil Listrik Menggunakan Bahan Komposit.
Semarang: Fakultas Teknik UNNES.

Ramadhan, Iqbal. 2014. Makalah Peranan Ikatan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari. Diperoleh
7 Juni 2017 pukul 13.56, dari
https://iqbalramadhan33.wordpress.com/2014/07/22/peranan-ikatan-kimia-dalam-
kehidupan-sehari-hari/

Salirawati, Das., dkk. 2007. Belajar Kimia Secara menarik untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT
Gramedia Widiasara Indonesia.

Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Tim Fakultas Teknik Uny. 2004. Melakukan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan
dengan Panas dan Pemanasan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti Mulyani.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

43

MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK

44
14303241007 14303244009 14303241015
MODUL

Anda mungkin juga menyukai