ii
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga bahan ajar kimia untuk SMK kejuruan dalam bentuk modul
tentang materi Ikatan Kim dapat selesai tepat pada waktunya.
Modul ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah Kimia SMK yang diberikan oleh ibu Dr.
Antuni Wiyarsi, M.Sc. sebagai pelengkap tugas akhir dari matakuliah tersebut. Modul Ikatan
Kimia ini berfokus pada peserta didik SMK yang mana mata pelajaran kimia dijadikan sebagai
matapelajaran pendukung. Pembuatan modul ini selain untuk memenuhi tugas, bisa juga
dimanfaatkan dalam berbagi ilmu oleh pembaca.
Di dalam modul ini berisikan materi ikatan kimia yang pada umumnya terdapat pada buku
kimia SMA seperti materi kestabilan atom, ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan logam, dan interaksi
intramolekul. Hanya saja didalam modul ini penyusun memberikan materi lebih lengkap dan
memfokuskan pada materi tertentu yang mungkin nanti dapat membantu dan mendukung pada
matapelajaran kejuruan yang bersangkutan.
Penyusun menyadari bahawa dalam pengembangan bahan ajar modul ini masih banyak
kekurangan baik media, isi maupun penulisannya. Oleh sebab itu, pengembang sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan modul ini. Semoga
dengan selesainya pengembangan produk modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Penyusun
iii
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
DAFTAR ISI
iv
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
PENDAHULUAN
IKATAN KIMIA
Mengklasifikasi
ikatan kimia dan
ikatan ion
berdasarkan sifat
fisis senyawa,
dan proses
pembentukannya
materi
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
vi
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
INSTRUKSI
1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti,
karena dalam skema modul akan tampak kedudukan modul yang sedang
Anda pelajari ini di antara modul-modul lainnya.
2. Pahami setiap materi yang akan menunjang penguasaan Anda dengan
membaca secara teliti. Kerjakan tes formatif dan evaluasi sebagai sarana
latihan Anda.
3. Jawablah tes formatif dengan jawaban singkat dan jelas, serta kerjakan
sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini.
4. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan jika dirasa
vii
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
PENGANTAR
Kenyataaan di alalm menunjukkan bahwa ada unsur yang berada dalam keadaam bebas,
da nada pula yang berada dalam bentuk persenyyawaan. Mengapa ada unsur yang dapat berada
dalam keadaan bebas? Tetapi, mengapa pula ada yang saling bergabung menjadi persenyawaan?
Mengapa unsur logam dapat bergabung dengan non logam, tetapi unsur logam ssatu tidak
bersenyawa dengan logam yang lain, padahal untuk yang non logam, sangat banyak contoh-
contoh senyawa yang berasal dari sesame non logam? Semua pernyataan itu merupakan masalah-
masalah yang jawabannya terdapat dalam kajian ikatan kimia.
Kestabilan Unsur
Di alam, atom yang dijumpai pada keadaan stabil hanyalah atom-atom dari unsur gas
mulia. Menurut Walter Kossel dan Gilbert Lewis hal tersebut dapat terjadi karena pada dasarnya
yang menentukan sifat suatu unsur adalah bagaimana elektron-elektron dalam atom suatu unsur
tersusun. Susunan elektron dari suatu unsur dapat diihat dari konfigurasi elektronnya, berikut ini
merupakan tabel yang berisikan konfigurasi elektron dari atom unsur-unsur gas mulia:
Nomor
Periode Unsur K L M N O P
atom
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8
Tabel 1. Konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa elektron valensi dari unsur-unsur gas mulia
adalah 8 elektron, kecuali helium yang memiliki 2 elektron valensi. Pada kenyataannya di alam
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
unsur-unsur gas mulia ini terdapat dalam keadaan stabil, oleh karena itu Walter Kossel dan Gilbert
Lewis menyatakan bahwa unsur-unsur akan ada pada keadaan stabil saat konfigurasi elektronnya
mengikuti konfigurasi elektron dari unsur-unsur gas mulia. Hal tersebut kemudian dikenal dengan
kaidah duplet untuk konfigurasi elektron dengan 2 elektron valensi dan kaidah oktet untuk
konfigurasi elektron dengan 8 elektron valensi. Unsur selain gas mulia mulia mencapai kestabilan
dengan cara melepas elektron valensi, menangkap elektron valensi atau menggunakan bersama
elektron valensi untuk membentuk pasangan elektron agar konfigurasi elektronnya mengikuti
konfigurasi elektron gas mulia. Berikut ini merupakan uraian yang lebih lengkap mengenai kaidah
duplet dan kaidah oktet.
1. Kaidah Duplet
Kaidah duplet adalah kecenderungan unsur-unsur memiliki konfigurasi elektron dengan 2
elektron pada kulit terluar (elektron valensi) sehingga konfigurasi elektronnya mengikuti
konfigurasi elektron gas Helium. Unsur yang mempunyai nomor atom kecil dari Hidrogen sampai
dengan Boron (H, Li, Be dan B ) akan mengikuti kaidah duplet. Untuk lebih jelasnya simak tabel
mengenai konfigurasi elektron unsur yang mengikuti kaidah duplet berikut:
Kofigurasi Elektron
Unsur Melepas Menerima
elektron valensi
1H 1 1 - 1
3Li 21 1 1 -
4Be 22 2 2 -
5B 23 3 3 -
Tabel 2. Konfigurasi elektron unsur-unsur yang mengikuti kaidah duplet
Unsur Li, Be dan B masing-masing melepaskan elektron valensi/elektron kulit terluarnya
agar konfigurasi elektronnya mengikuti konfigurasi elektron gas Helium. Sedangkan Hidrogen
akan menerima 1 elektron agar konfigurasi elektronnya mengikuti konfigurasi elektron gas
Helium.
2. Kaidah Oktet
Kaidah Oktet adalah kecenderungan unsur-unsur memiliki konfigurasi elektron dengan 8
elektron pada kulit terluar (elektron valensi) sehingga konfigurasi elektronnya mengikuti
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Konfigurasi Elektron
Unsur Melepas Menerima
elektron valensi
11Na 281 1 1 -
12Mg 282 2 2 -
13Al 283 3 3 -
14Si 284 4 - 4
15P 285 5 - 3
16S 286 6 - 2
17Cl 287 7 - 1
Tabel 3. Konfigurasi elektron unsur-unsur yang mengikuti kaidah duplet
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa unsur-unsur yang memiliki elektron valensi
berjumlah 1, 2, dan 3 cenderung melepaskan elektron valensinya untuk mencapai konfigurasi
elektron seperti gas mulia terdekat (mengikuti kaidah oktet). Misalnya unsur Natrium (1 elektron
valensi), Magnesium (2 elektron valensi), dan Aluminium ( 3 elektron valensi) cenderung
melepaskan elektron valensinya sehingga memiliki konfigurasi elektron seperti gas Neon pada
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
golongan gas mulia. Berbeda dengan sebelumnya, untuk unsur-unsur yang memiliki elektron
valensi berjumlah 4, 5, 6, dan 7 cenderung menerima elektron agar mencapai konfigurasi elektron
seperti gas mulia terdekat (mengikuti kaidah oktet). Misalnya unsur Silikon (4 elektron valensi),
Posphor (5 elektron valensi), Sulfur (6 elektron valensi) dan Klorin (7 elektron valensi) cenderung
menerima elektron sehingga memiliki konfigurasi elektron seperti gas Argon pada golongan gas
mulia.
3. Struktur Lewis
Pada keterangan sebelumnya telah disampaikan bahwa pada kenyataan di alam hanya
unsur-unsur gas mulia yang ada pada keadaan stabil sehingga hanya gas mulia yang ditemukan
dalam keadaan bebas di alam. Untuk unsur lain selain gas mulia tidak ditemukan dalam bentuk
bebas dialam melainkan dalam bentuk senyawanya. Unsur-unsur dapat membentuk senyawa
dengan cara membentuk ikatan kimia dengan unsur-unsur lain. Untuk menjelaskan cara
penyusunan elektron dalam ikatan kimia, maka Gilbert .N. Lewis memperkenalkan metode
sederhana yang menggambarkan elektron valensi disebut lambang Lewis.
Penggambaran lambang Lewis harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Berikut ini merupakan contoh penulisan struktur lewis unsur-unsur periode 2 golongan utama:
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
A. Ikatan ion
Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat gaya tarik listrik (gaya Coulomb) antara
ion positif dengan ion negatif. Ikatan ini terjadi karena karena ada gaya tarik menarik antara ion
positif (kation) dan ion negatif (anion), pada ikatan ini juga terjadi serah terima elektron. Ikatan
ini terjadi pada unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dengan unsur yang memiliki afinitas
elektron yang besar. Hal ini terjadi karena pada unsur yang memiliki energi ionisasi rendah
elektron akan mudah lepas sehingga akan terbentuk ion positif atau disebut juga kation. Pada unsur
yang memiliki afinitas elektron besar akan cenderung untuk menangkap elektron sehingga akan
terbentuk ion negatif atau disebut anion. Kation dan anion ini yang akan tarik-menarik kemudian
membentuk ikatan yang disebut sebagai ikatan ion. Ikatan ion juga dikenal sebagai ikatan
elektrovalen atau ikatan heteropolar. Senyawa yang terbentuk dari ikatan ion dikenal dengan
senyawa ionik.
A. Pembentukan ikatan ion
Pada pembentukan ikatan ion diawali dengan pembentukan ion positif (kation) dan ion negatif
(anion) kemudian diikuti dengan tarik-menarik antara kedua ion tersebut membentuk suatu
ikatan ion. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai pembentukan ikatan ion:
1. Pembentukan ion positif (kation)
Ion positif (kation) terbentuk karena suatu unsur melepaskan elektron. Unsur yang
cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam (unsur elektropositif) yang memiliki
energi ionisasi yang rendah. Unsur golongan IA cenderung melepaskan 1 elektron
valensi, unsur golongan IIA cenderung melepaskan 2 elektron valensi, dan unsur
golongan IIIA cenderung melepaskan 3 elektron valensi. Berikut ini merupakan contoh
pembentukan ion positif (kation) Na+ dan Mg2+:
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
positif dan ion-ion negatif. Molekul air yang meyusup akan melemahkan gaya tarik-
menarik elestrostatis antara ion positif dan ion negatif sehingga, dan akhirnya akan
terpisah. Misalnya pada larutan NaCl molekul air akan menyusup dan mengelilingi ion
Na+ dan ion Cl- sehingga gaya elektrostatis akan melemah dan terpisah.
Gambar 5. Molekul air yang mengelilingi ion Na+ dan ion Cl- pada larutan NaCl
7. Dapat menghantarkan arus listrik
Pada keadaan padat senyawa ionik tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-
ionnya tidak dapat bergerak. Pada keadaan cair dan larutan senyawa ion dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ionnya dapat bergerak dengan bebas, hal ini terjadi
karena jika ion positif dan negatif bebas bergerak dapat membawa muatan listrik.
Mari
berlatih!
1. Unsur X dengan konfigurasi elektron 2, 8, 8, 1 dapat membentuk ikatan ion dengan unsur
yang konfigurasi elektronnya ....
A. 2, 8, 1
B. 2, 8, 2
C. 2, 8, 7
D. 2, 8
E. 2
2. Atom Na dengan nomor atom 11 dapat membentuk ion....
A. +1
B. 1
C. +2
D. 2
E. +3
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil dapat dilakukan dengan cara:
i. menangkap elektron menjadi ion positif
ii. serah terima elektron
iii. melepas elektron menjadi ion negatif
iv. penggunaan bersama pasangan elektron
Cara yang benar adalah ....
A. i dan ii
B. ii dan iv
C. i dan iii
D. iii dan iv
E. ii dan iii
4. Peristiwa perpindahan elektron berlangsung pada pembentukan senyawa...
A. HCl
B. H2O
C. CH4
D. KCl
E. NH3
5. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil dapat dilakukan dengan cara maka suatu
unsur dengan nomor atom 12 dapat membentuk ikatan ion dengan unsur bernomor atom ....
A. 3
B. 18
C. 11
D. 20
E. 17
6. Berikut ini yang bukan merupakan senyawa ion adaah...
A. NaCl
B. KI
C. MgCl
D. MgO
E. HCl
7. Ikatan paling ionik dapat terbentuk antara pasangan unsur ....
A. K dan F
B. Li dan C
C. Na dan Cl
D. Na dan Br
E. K dan S
8. Berikut sifat-sifat senyawa ionik, kecuali ....
A. larut dalam air
B. lunak dan rapuh
C. larutannya dapat menghantarkan listrik
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
10
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara
bersama-sama oleh dua atom. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin
menangkap elektron (sesama atom non logam). Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu
molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus
Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis.
Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang
elektron (setiap atom memberikan satu elektron untuk digunakan bersama). Pemakaian bersama
pasangan elektron pada ikatan kovalen dapat digambarkan melalui struktur Lewis. Perlu diketahui
Ikatan kovalen dapat terbentuk antara:
11
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Dan struktur ikatan kovalen tunggal yang terbentuk diatas dapat dituliskan sebagai berikut:
12
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Ikatan dengan dua pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan
dengan dua garis). Ikatan dengan tiga pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap tiga
(dilambangkan dengan tiga garis).
O2 digunakan untuk
pembakaran/oksidator seperti
dalam pembakaran bahan bakar
pada mesin kendaraan ringan
13
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Ciri dari ikatan kovalen koordinasi adalah pasangan elektron bebas dari salah satu atom
yang dipakai secara bersama-sama, seperti pada contoh senyawa HNO3 berikut ini. Tanda panah (
) menunjukkan pemakaian elektron dari atom N yang digunakan secara bersama oleh atom N
dan O.
Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dan atom nonlogam lainnya dengan cara
pemakaian elektron bersama sehingga setiap atom yang terlibat memenuhi kaidah oktet/duplet.
Akan tetapi, aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus kimia
senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi.
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut:
14
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
SbCl5.
Momen Dipol ( )
Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.
Dirumuskan :
keterangan :
r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)
15
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Senyawa HCl memiliki arah momen dipole ke kanan (Cl) menandakan Cl memiliki
kelektronegatifan yang besar sehingga pasangan electron lebih tertarik ke Cl.
Perbedaan keelektronegatifan atom H dan atom F cukup besar yaitu sekitar 1,9 hal
ini mengakibatkan pasangan electron ikatan lebih tertarik ke taom F. Senyawa-senyawa
lain yang bersifat kovalen polar dan memiliki perbedaan keelektronegatifan seperti pada
tabel berikut.
16
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
HF 1,9
HCl 0,9
HBr 0,7
HI 0,4
17
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Mari Mencoba
Untuk menyelidiki sifat polar dan non polar dari suatu senyawa dapat dilakukan percobaan di
bawah ini!
18
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Nah cobalah kalian tentukan larutan lain yang sering digunakan dalam mesin kendaraan ringan
dan indentifikasi termasuk golongan manakah larutan tersebut!
Mari
berlatih!
1. Ikatan rangkap dapat terjadi pada senyawa kovalen berikut kecuali pada...
A. O2
B. CO2
C. C2H2
D. CH4
E. N2
2. Senyawa yang mengandung ikatan kovalen polar adalah...
A. BCl3
B. CH4
C. H2O
D. CCl4
E. CO2
19
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
3. Hidrogen dapat membentuk senyawa kovalen polar dengan unsur golongan halogen.
Berikut ini yang paling polar adalah . . . .
A. HF
B. HCl
C. HBr
D. HI
E. HAt
4. Pasangan berikut ini merupakan senyawa kovalen adalah..
A. NaBr dan MgBr2
B. NaCl dan HF
C. HCl dan H2O
D. CaCl2 dan MgO
E. P2O5 dan Al2O3
5. Gas karbon dioksida yang dibutuhkan tumbuhan hijau untuk berfotosintesis terdiri atas satu
atom karbon dan 2 atom oksigen. Keduanya berikatan secara...
A. Ionik
B. kovalen tunggal
C. kovalen rangkap
D. kovalen koordinasi
E. hidrogen
6. Senyawa kovalen dapat terbentuk antara unsur-unsur dengan nomor atom...
A. 11 dengan 3
B. 8 dengan 11
C. 8 dengan 16
D. 11 dengan 17
E. 12 dengan 8
7. Pasangan senyawa-senyawa berikut yang berikatan kovalen adalah ....
A. Na2O dan MgCl2
B. Na2O dan H2O
C. H2O dan MgCl2
D. NH3 dan MgCl2
E. NH3 dan H2O
18. Diketahui konfigurasi beberapa unsur sebagai berikut:
P:2
Q : 2, 4
R : 2, 8, 2
20
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
S : 2, 8, 7
T : 2, 8, 8, 1
Ikatan kovalen dapat terbentuk antara...
A. P dan Q
B. P dan R
C. Q dan R
D. Q dan S
E. S dan T
19. Senyawa berikut yang mempunyai ikatan kovalen koordinasi adalah...
A. NH3
B. CO2
C. CH4
D. C2H4
E. H2O
20. Molekul yang memiliki ikatan kovalen rangkap tiga adalah...
A. CO2
B. H2
C. O2
D. N2
E. NH3
1. Jelaskan pengertian ikatan kovalen tunggal, rangakap dua, rangkap tiga dan koordinasi, berikan contoh
dan manfaatnya!
2. Sebutkan beberapa senyawa polar dan nonpolar yang dipakai dalam mesin kendaraan ringan!
3. Gambarkan struktur Lewis dan tentukan jenis ikatan kovalen yang terbentuk pada senyawa senyawa
berikut:
a. H2S c. SiO2 e. C2H4 g. PCl3 i. C2H5OH
a. HBr b. FBr c. N2 d. HF
5. H2SO4 digunakan sebagai larutan elektrolit di dalam accu, gambarkan struktur lewisnya dan
ikatan apa saja yang ada di dalam senyawa tersebut, jelaskan!
21
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Ikatan Logam
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat penghantar listrik dan panas yang
baik, serta mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi, kuat atau keras namun mudah
dibentuk misalnya dapat ditempa (malleable) dan direnggangkan (ductile). Atom logam
mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion
positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong)
sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain.
A. Peran awan elektron dalam hantaran listrik logam
Awan elektron yang terbentuk berasal dari semua elektron valensi atom-atom logam yang
ada. Hal ini disebabkan oleh tumpang tindih (ovelap) orbital valensi dari atom-atom logam (orbital
valensi = orbital elektron valensi berada). Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya
dapat berpindah ke orbital valensi atom tetangganya. Hal inilah yang menyebabkan elektron-
elektron valensi akan terdelokalisasi pada semua atom yang terdapat pada logam membentuk awan
atau lautan elektron yang bersifat mobile atau dapat bergerak.
Berdasarkan gambar awan elektorn diatas struktur yang demikian dapat digunakan untuk
menjelaskan sifat-sifat khas logam seperti daya hantar listrik, daya tempa dan kuat tarik. Akibat
awan elektron valensinya yang mudah mengalir maka logam juga bersifat sebagai konduktor yang
baik. Penyebaran dan pergerakan elektron valensi yang cukup besar membuat logam ketika
ditempa atau ditarik hanya mengalami pergeseran pada atom-atom penyusunnya sedangkan ikatan
yang terbentuk tetap.
22
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Jadi, menurut teori awan elektron di atas ikatan logam didefinisikan sebagai gaya
tarik antara muatan positif dari ion-ion logam (kation logam) dengan muatan negatif
yang terbentuk dari elektron-elektron valensi dari atom-atom logam. Jadi logam yang
memiliki elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan positif
yang lebih besar dan awan elektron dengan jumlah elektron yang lebih banyak atau lebih
rapat. Hal ini menyebabkan logam memiliki ikatan yang lebih kuat dibanding logam yang
tersusun dari atom-atom logam dengan jumlah elektron valensi lebih sedikit.
Misalnya logam magnesium yang memiliki 2 elektron valensi. Berdasarkan model
awan elektron, logam magnesium dapat dianggap terdiri dari ion Mg2+ yang tersusun secara
teratur, berulang dan disekitarnya terdapat awan atau lautan elektron yang dibentuk dari
elektron valensi magnesium, seperti pada Gambar.
Dari gambar menjelaskan mengapa logam dapat ditempa ataupun direntangkan, karena
pada logam semua atom sejenis sehingga atom-atom yang bergeser saat diberi tekanan seolah-
23
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
olah tetap pada kedudukan yang sama. Keadaan ini berbeda dengan ikatan ionik. Dalam kristal
ionik, gaya pengikatnya adalah gaya tarik antar ion yang bermuatan positif dengan ion yang
bermuatan negatif. Sehingga ketika kristal ionik diberi tekanan akan terjadi pergeseran ion
positif dan negatif yang dapat menyebabkan ion positif berdekatan dengan ion positif dan ion
negatif dengan ion negatif. Keadaan ini mengakibatkan terjadi gaya tolak antar ion-ion sejenis
sehingga kristal ionik menjadi retak kemudian pecah.
2. Mempunyai titik didih dan titik lebur yang tinggi.
Titik didih dan titik lebur logam berkaitan langsung dengan kekuatan ikatan logamnya.
Titik didih dan titik lebur logam makin tinggi bila ikatan logam yang dimiliki makin kuat.
Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh ukuran kation dan jari-jari. Pada sistem periodik
unsur, pada satu golongan dari atas ke bawah, ukuran kation logam dan jari-jari atom logam
makin besar. Semakin besar ukuran kation dan jari-jari atom, makin tinggi titik didih dan titik
lebur logam sehingga ikatan logam yang dimiliki makin kuat. Hal ini dapat dilihat pada tabel
titik didih dan titik lebur logam alkali.
Logam Jari-jari Kation Ukuran Titik lebur Titik didih
atom logam Kation (oC) (oC)
logam (pm) logam (pm)
Li 157 Li+ 106 180 1330
Na 191 Na+ 132 97,8 892
K 235 K+ 165 63,7 774
Rb 250 Rb+ 175 38,9 688
Cs 272 Cs+ 188 29,7 690
24
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
4. Mengkilap
Permukaan logam yang bersih dan halus akan memberikan kilap atau kilau
(luster)tertentu. Kilau logam berbeda dengan kilau unsur nonlogam. Kilau logam dapat
dipandang dari segala sudut sedangkan kilau nonlogam hanya dipandang dari sudut
tertentu. Bila cagaya tampak jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron valensi
mudah bergerak terebut akan tereksitasi.
Eksitasi elektron yaitu perpindahan
elektron dari keadaan dasar (tingkat energi
terendah) menuju ke keadaan yang lebih tinggi
(tingkat energi lebih tinggi). Elektron yang
tereksitasi dapat kembali ke keadaan dasar dengan
memantulkan energi dalam bentuk radiasi Gambar Logam
elektromagnetik. Energi yang dipancarkan inilah Aluminium
yang menyebabkan logam tampak berkilau.
Beberapa contoh logam dalam bidang teknik:
a. Aluminium (Al): pengangkutan kendaraan bermotor, kapal terbang, kapal laut;
pembungkusan tin aluminium, keranjang aluminium; peralatan rumah tangga perkakas,
peralatan dapur; pembinaan: tingkap, pintu, sisian, dawai binaan, industri elektronik;
serbuk aluminiumdigunakan dalam cat.
b. Timah (Sn): pelapis lembaran baja lunak (pelat timah), industri pengawetan.
c. Timbal (Pb): untuk solder, perlatan elektrolisis, elektroda, listrik bertegangan kabel
tinggi untuk menccegah difusi air dalam kabel; peralatan permesinan (berupa amalgam,
25
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
misal kuningan), sebagai aditif bahan bakar (TEL) untuk mengurangi knock pada
mesin.
d. Tembaga (Cu): untuk membuat suku cadang bagian listrik, radio penerangan dan
elektronik lainnya, paduan logam untuk perhiasan.
e. Besi (Fe): sebagai alas mesin, meja perata, mesin bubut, blok silinder, kerja pelat, rantai
jangkar, kait keran,mur, sekrup, pipa, gergaji, tap, stempel.
MATERI PENDUKUNG
26
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
peserta didik kompetensi keahlian teknik kendaaan ringan dalam memilih cara yang tepat
dalam pengelasan dan pematrian sesuai dengan karakteristik logam-logamnya.
1. Pengelasan
Menurut Duetch Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan
logam atau paduan logam yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Las merupakan
sambungan setempat dan untuk mendapatkan keadaan lumer atau cair dipergunakan energi
panas. Dari keterangan tersebut mengelas adalah menyatukan dua bagian logam atau lebih
dengan mengadakan ikatan metalurgi dibawah pengaruh panas. Untuk mendapatkan ikatan
metalurgi ada banyak cara dilakukan, yakni :
a. Logam yang disambung dipanasi sampai pada suhu tertentu yang terletak dibawah atau
diatas sedikit titik lebur, kemudian logam yang disatukan dengan cara ditekan atau dipukul
(las Tekan).
b. Logam yang disambung bersama-sama dengan bahan tambah (apabila diperlukan)
dicairkan (las busur cair).
c. Bahan tambah dicairkan kemudian diletakkan pada logam yang disambung (pada
Pematrian).
27
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Faktor yang mempengaruhi kualitas las pada pengelasan ini adalah posisi
mengelas, bentuk kampuh sambungan, kecepatan mengelas, brander las yang dipakai
(untuk las gas), ukuran elektrode (las Busur).
c. Pengaruh Panas
Akibat pengaruh panas terjadi ekspansi dan pemuaian, sehingga menimbulkan
tegangan-tegangan skunder yang tidak diinginkan. Pada proses pendinginan logam lasan
yang meleleh/cair akan menjalani proses pembekuan. Selama pembekuan akan terjadi
reaksi pemisahan (retak), terbentuk lobang halus, serta terbentuknya oksida-oksida. Reaksi
pemisahan ada beberapa macam yakni : (1) pemisahan makro, yaitu : terjadinya perubahan
pada garis lebur menuju ke garis sumbu las, (2) pemisahan gelombang, yaitu : terputusnya
gelombang manik las, dan (3) pemisahan mikro, yaitu : terjadinya perubahan komponen
dalam satu pijar atau bagian dari satu pilar.
28
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Logam besi yang biasa digunakan yaitu besi yang bermuatan +3 (Fe+3). Besi ini
berikatan secara kimia membentuk ikatan logam yang terjadi karena adanya prinsip
awan elektron. Pada pengelasan besi ini mengandung baham lain selain besi karena
bahan logam besi biasanya mengandung karbon 0 s.d 4,5% dan dibagi dalam tiga
golongan yaitu : besi (kadar CO : 0 0,008%), baja (kadar CO : 0,008 2,0%), dan besi
cor (kadar CO 2,0 4,5%). Dalam besi kandungan karbon dan unsur paduan sangat
rendah, karena itu besi tidak dapat dikeraskan dengan pendinginan celup. Besi tempa
adalah besi yang mengandung terak silikat antara 2 4%, besi ingot adalah besi yang
murni. Keduanya adalah besi dengan kadar karbon rendah yang diproses secara khusus
untuk penggunaan tertentu.
29
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
dan hidrogen difusi menyebabkan baja karbon tinggi peka terhadap retak las. Oleh
karena itu perlu dilakukan pemanasan mula. Baja ini dapat dilas dengan las busur, tetapi
pemilihan elektrode harus tepat.
30
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Sifat mampu las besi cor dibandingkan dengan las besi dan baja lainnya lebih rendah.
Penyebabnya : (1). Bila terjadi pendinginan yang cepat akan terbentuk besi cor putih
yang keras, getas dan mudah patah. (2). Persenyawaan gas CO dari besi cor dan O2
atmosfir las membentuk gas CO yang menyebabkan lubang halus. (3). Tegangan sisa
pada sudut, rusuk dan tempat perubahan tebal menyebabkan besi cor mudah retak. (4).
Bila dipanaskan lama, grafit besi cor menjadi kasar dan besi cor banyak berisi pasir dan
berongga. Elektroda tidak mudah sesuai dengan induknya, sehingga terjadi lubang-
lubang halus.
Tujuan dari pemanasan mula disini adalah agar tidak terjadi pendinginan cepat, sehingga
tidak mudah retak.
2. Pematrian
Pematrian ialah suatu cara penyambungan bahan logam di bawah pengaruh penyaluran
panas dengan pertolongan imbuhan logam atau campuran logam yang mudah melebur
(patri) yang titik leburnya berada di bawah titik lebur bahan dasar yang akan
disambungkan.
31
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Bagian yang akan disambungkan di sini tidak ikut melebur melainkan hanya terjaring oleh
patri yang meleleh. Sambungan terjadi akibat lekatan erat (ikatan) patri pada bidang
pematrian dan tidak dapat dilepaskan tanpa perusakan.
Pematrian dapat dipertimbangkan untuk diterapkan pada kasus berikut :
a. Sebagai pengganti pengelasan, jika perubahan wujud susunan struktur yang akan
terjadi akibat suhu pengelasan yang tinggi pula halnya dengan pengisutanan dan
pengoyakan benda kerja, sama sekali harus dihindarkan.
a. Sebagai penyambungan logam yang titik leburnya sangat berbeda, misalnya baja
dengan kuningan, tembaga, dan logam keras lainnya.
b. Sebagai penyambungan benda kerja yang sangat kecil, sangat tipis atau bentuknya
istimewa dan tebalnya amat berbeda (tebal hingga 3 mm).
c. Sebagai pekerjaan perbaikan bagian yang sangat peka terhadap panas, misalnya
perkakas.
d. Jika pada kekuatan yang memadai, pematrian lebih murah dibandingkan dengan
pengelasan. Ia menghasilkan kecepatan kerja yang lebih besar, biaya pemanasan
yang lebih sedikit, dan kebanyakan tidak memerlukan penggarapan lanjutan.
e. Jika tampak sambungan yang indah dan kerutan yang kecil pada penyambungan
dengan patri memegang peranan yang menentukan.
f. Untuk pengedapan (sambungan wadah, retak-retak dan lain-lain.
Proses pengikatan di dalam Pematrian hanya berlangsung pada permukaan bahan
dasar yang akan digabungkan. Perbedaannya dengan pengelasan ialah bahwa bidang
Pematrian tidak dilelehkan. Terhadap ini disalurkan sedemikian banyak energi panas
sehingga patri mulai meleleh, menjaring bidangbidang Pematrian, merambat, masuk ke
dalam celah Pematrian dengan efek pori-pori (celah kapilar, celah isap), mengeras di sana
dan mengikat diri dengan bahan dasar. Ikatan ini ditimbulkan oleh tiga proses fisikalis yang
secara tersendiri atau bersama-sama memberikan pengaruhnya.
32
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
keras juga berlaku, bahwa kekuatan jalur sambungan patri, terutama berpangkal pada
pembentukan paduan antara patri dan logam dasar, pada pemilihan patri yang paling
cocok dan untuk pematrian celah, pada pembentukan sebuah celah sempit dan bagian yang
disuaikan satu sama lain dengan baik Penerapannya juga pada kasus yang menimbulkan
kesulitan besar bila dilakukan pengelasan atau, yang atas dasar alasan konstruktif, sama
sekali tidak memungkinkan pengelasan.
b. Cara Pematrian
Pematrian keras dapat dipertimbangkan metode pematrian berikut: pematrian api,
pematrian benam, pematrian kubangan garam, pematrian tungku, pematrian imbas dan
pematrian tahanan listrik. Bergantung pada cara kerja, pengerjaan dapat dilakukan dengan
patri yang ditaruhkan atau dimasukkan, atau dengan peIt yang disepuh patri.
33
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Lihat tabel dibawah ini merupakan paduan baja cor dan penggunaannya dengan paduan
unsur tertentu :
Jenis baja cor Unsur paduan
Tahan aus 0,40<C dengan tambahan
Cr, Al, Ni-Cr atau Cr-V-
Mn.
Tahan karat Cr, Ni atau Cu
Tahan suhu tinggi Cr, W, Mo atau Ti
Interaksi antarmolekul
Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di antara molekul-molekul yang menimbulkan tarikan
antarmolekul dengan berbagai tingkat kekuatan. Pada suhu tertentu, kekuatan tarikan antarmolekul
menentukan wujud zat, yaitu gas, cair, atau padat. Kekuatan gaya antarmolekul lebih lemah
dibandingkan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan kimia dan gaya antarmolekul memiliki
perbedaan. Ikatan kimia merupakan gaya tarik menarik di antara atom-atom yang berikatan,
sedangkan gaya antarmolekul merupakan gaya tarik menarik di antara molekul (perhatikan
Gambar).
Ada tiga jenis gaya antarmolekul, yaitu gaya dipol-dipol, gaya London, dan ikatan hidrogen. Gaya
dipol-dipol dan gaya London dapat dianggap sebagai satu jenis gaya, yaitu gaya van der Waals.
34
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Gaya Van der Waals diperlihatkan dengan garis merah (putus-putus). Kekuatan gaya tarik
antara dipol ini biasanya lebih lemah dari kekuatan ikatan ionik atau kovalen (kekuatannya
hanya 1% dari ikatan). Kekuatannya juga akan berkurang dengan cepat bila jarak antar
dipol makin besar. Jadi gaya Van der Waaals suatu molekul akan lebih kuat pada fase padat
dibanding cair dan gas.
35
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
B. Gaya London
Gaya London atau gaya dipol sesaat/terimbas adalah gaya tarik-menarik dipol yang terjadi
pada molekul non-polar dan/atau berwujud gas. Gaya London terjadi akibat terbentuknya dipol
sesaat, dan memiliki daya tarik-menarik yang lemah, karena hanya terjadi sesaat. Contoh: gaya
antar molekul O2
Gaya London tidak hanya berlaku untuk molekul nonpolar, tetapi juga dapat terjadi pada
molekul polar. Molekul-molekul polar yang massa molekul relatifnya besar lebih efektif ditarik
satu sama lain daripada molekul kecil. Kekuatan gaya London dipengaruhi oleh ukuran, bentuk
molekul, dan kemudahan distorsi dari awan elektron. Sentuhan di antara atom atau molekul dengan
luas permukaan sentuhan besar menghasilkan peluang lebih besar membentuk dipol sementara
dibandingkan bidang sentuh yang relatif kecil. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh
molekul, semakin besar peluang terjadinya dipol sementara.
C. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terjadi antara atom hidrogen dengan atom unsur
lain yang memiliki elektronegativitas tinggi, seperti F, O, dan N pada molekul yang berbeda.
Gambaran ikatan hidrogen dapat dilihat pada gambar berikut:
36
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Semakin tinggi skala keelektronegatifan atom yang mengikat atom hidrogen, semakin
besar peluangnya untuk membentuk ikatan hidrogen.
Contoh:
Belerang dan oksigen memiliki keelektronegatifan S = 2,5 dan O = 3,5. Oleh karena
keelektronegatifan atom oksigen lebih tinggi maka peluang terjadinya ikatan hidrogen sangat
besar. Hal ini terbukti dengan tingginya titik leleh dan titik didih H2O dibandingkan H2S. Dengan
hadirnya ikatan hidrogen dalam suatu senyawa menimbulkan pengaruh terhadap sifat-sifat fisik
senyawa tersebut, seperti ditunjukkan oleh senyawa hidrida nonlogam pada Tabel berikut:
Tabel tersebut menunjukkan sifat-sifat fisik senyawa hidrida periode ke- 2 dan periode ke-
3 dalam tabel periodik. Periode ke-2, yaitu NH3, H2O, dan HF, sedangkan periode ke-3, yaitu PH3,
H2S, dan HCl. Pasangan seperti NH3PH3; H2OH2S; dan HFHCl berasal dari golongan yang
37
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
sama dalam tabel periodik. Dari pasangan tersebut, NH3, H2O, dan HF memiliki massa molekul
lebih kecil, tetapi memiliki titik leleh dan titik didih lebih tinggi dibandingkan senyawa yang
segolongan (lihat grafik dibawah ini)
Hal ini menunjukkan adanya ikatan hidrogen pada molekul NH3, H2O, dan HF, sedangkan
pada molekul hidrida di bawahnya tidak terjadi ikatan hidrogen.Ada dua macam ikatan hidrogen,
yaitu ikatan hidrogen antarmolekul (intermolecule) dan ikatan hidrogen dalam molekul itu sendiri
(intramolecule) (perhatikan dibawah). Ikatan hidrogen antarmolekul adalah ikatan antara dua atau
lebih molekul, baik molekul yang sama maupun molekul berbeda. Misalnya, antarmolekul H2O,
NH3, CH3CH2OH, HF, atau SiF4. Ikatan hidrogen dalam molekul adalah ikatan antara dua gugus
atom dalam suatu molekul, misalnya dalam asam benzoat.
38
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
TAHUKAH KAMU?
Ketika susu ditetesi beberapa tetes pewarna pada suatu titik kemudian ke dalamnya
dimasukkan cotton bud/tusuk gigi yang telah diolesi sabun cuci piring maka pewarna akan
menyebar menjauhi cotton bud tersebut. Untuk lebih lengkapnya simak gambar berikut:
Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Ternyata hal tersebut dapat terjadi karena ikatan ion antar
molekul air terputus sementara oleh ion Na+ dari soda kaustik
yang berasal dari sabun. Karena hal ini hanya bersifat
sementara maka ketika tusuk gigi/cotton bud diangkat maka
pewarna akan kembali kepada keadaan semula
Ion Na+ akan Mari berfikir sejenak!
memutus ikatan
hidrogen yang
-
terjadi antara O dan
H+ dari molekul H2O, hal ini dapat terjadi karena ion
Na+ yang memiliki muatan positif dapat berinteraksi
dengan muatan negatif O-.
39
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Mari
berlatih!
1. Berikut ini dampak ikatan logam terhadap sifat fisis logam, kecuali....
A. Logam dapat menghantar panas/listrik
B. Logam dapat ditempa
C. Logam mempunyai titik didih dan titik lebur tinggi
D. Logam mempunyai titik didih dan titik lebur rendah
E. Logam mengkilap
2. Logam dapat ditempa, tidak rapuh dan dapat dibengkokkan disebabkan oleh adanya.
A. Atom-atom logam tersusun secara teratur dan renggang
B. Atom-atom logam tersusun secara teratur dan rapat
C. Atom-atom logam tersusun secara acak dan renggang
D. Ukuran kation pada jari-jari atom sangat kecil
E. Ukuran anionik pada jari-jari atom sangat besar
3. Gaya yang terjadi di antara molekul-molekul yang memiliki sebaran muatan tidak homogen
disebut.
A. Ikatan kovalen
B. Ikatan kovalen koordinasi
C. Gaya Van der Waals
D. Gaya london
E. Ikatan hidrogen
4. Gaya tarik-menarik dipol yang terjadi pada molekul non-polar disebut.
A. Ikatan kovalen
B. Ikatan kovalen koordinasi
C. Gaya Van der Waals
D. Gaya london
E. Ikatan hidrogen
5. Senyawa senyawa berikut yang mepunyai gaya london paling besar adalah.
A. n - heptana
B. 2-metil pentana
C. 2-metil heksana
D. 3-metil heksana
E. 2,2-dimetil pentana
6. Pernyataan yang tepat mengenai perbandingan kekuatan gaya Van Der Waals dengan ikatan
hidrogen yaitu . . . . .
40
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Pada tabel tersebut terjadinya penyimpangan keteraturan titik didih pada unsur-unsur yang
terletak di golongan VA, VIA, dan VIIA disebabkan oleh adanya .
A. Ikatan ion
B. Ikatan kovalen
C. Ikatan logam
D. Ikatan hidrogen
E. Ikatan semipolar
9. Perhatikan tabel titik didih unsure-unsur yang terletak pada golongan VA berikut
NH3 -33
PH3 -87
AsH3 -55
SbH3 -18
Tingginya titik didih pada NH3 tersebut disebabkan oleh .
A. NH3 memiliki Mr yang paling besar
B. Terdapat ikatan hidrogen (H-N)
C. NH3 mudah terbakar
D. Memiliki ikatan ion
E. Mudah larut dalam air
10. Titik didih etanol lebih tinggi daripada titik didih propana walaupun keduanya memiliki Mr
yang hampir sama. Hal tersebut disebabkan oleh .
A. Etanol lebih mudah terbakar daripada propana
41
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
42
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
Blog Rama Whindu Putra (2011, 20 November). Uji Kepolaran Senyawa. Diperoleh 7 Juni 2017
pukul 14.00, dari http://mestargroup.blogspot.co.id/2011/11/uji-kepolaran-senyawa.html
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Pribad, O.S. 2015. Proses Pembuatan Bodi Pada Mobil Listrik Menggunakan Bahan Komposit.
Semarang: Fakultas Teknik UNNES.
Ramadhan, Iqbal. 2014. Makalah Peranan Ikatan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari. Diperoleh
7 Juni 2017 pukul 13.56, dari
https://iqbalramadhan33.wordpress.com/2014/07/22/peranan-ikatan-kimia-dalam-
kehidupan-sehari-hari/
Salirawati, Das., dkk. 2007. Belajar Kimia Secara menarik untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT
Gramedia Widiasara Indonesia.
Tim Fakultas Teknik Uny. 2004. Melakukan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan
dengan Panas dan Pemanasan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan Bakti Mulyani.
2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
43
MODUL
MODUL IKATAN KIMIA KIMIA SMK
44
14303241007 14303244009 14303241015
MODUL